Hari 2 - Anc Terintegrasi - Romlah.ppt

  • Uploaded by: Riana
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hari 2 - Anc Terintegrasi - Romlah.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 4,626
  • Pages: 68
PELAYANAN ANTENATAL (ANC) TERINTEGRASI

Siti Romlah, M.KM Sie Humas PP IBI Disampaikan pada: TOT Midwifery Update Jakarta, 14 Desember 2015

1

TUJUAN SESI ANC TERINTEGRASI Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:  Melakukan pelayanan antenatal terintegrasi, komprehensif dan berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.  Melakukan deteksi dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.  Memanfaatkan buku KIA dalam pelayanan antenatal terintegrasi  Memahami pentingnya P4K ( Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dan Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang berlaku

SISTEMATIKA 1

Analisis Situasi Kesehatan Ibu dan Bayi

2 Hasil Kajian Kualitas Pelayanan Antenatal 3

Kebijakan Peningkatan Kesehatan Ibu

4

Pelayanan Antenatal (ANC) Terintegrasi / Terpadu

5

Peran Bidan dan Pengelola KIA dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Antenatal

6

Penutup 3

ANALISA SITUASI KESEHATAN IBU DAN BAYI

MDG 5 - TARGET 5A: THREE-QUARTERS REDUCTION OF THE MATERNAL MORTALITY RATIO, FROM 1990 TO 2015,

TARGET 5B: UNIVERSAL ACCESS TO REPRODUCTIVE HEALTH, ACHIEVEMENT BY 2015

5

DI INDONESIA KITA...

seminggu 213 ibu meninggal

sehari

30 ibu meninggal

Setiap jam 1 ibu meninggal SP 2010

Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi AKI

AKB Target and Capaian

Target and Capaian

80

68 60 57

Target RPJMN 46

40 32

35

34

24 23

20

Capaian

Target MDGs

0 1991

1995

1999

2003

2007

2012

2014

Source : IDHS

2015

7

PENYEBAB KEMATIAN IBU TAHUN 2014

Nasional

PENYEBAB KEMATIAN PADA NEONATAL, 2014 Penyebab Kematian 0-6 hari

Penyebab Kematian 7-28 hari

20 TERTINGGI PENYEBAB KEMATIAN IBU NO URUTAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

CODE ICD 10

O72 O15 O10O13,O16 O14 O99.4 O00-O08 O98.0 O85 O99.5 O46 O99.8 O90.3 O32 O88 O36 O63 O42 O44 O45 O21

PENYEBAB KEMATIAN

N

%

Perdarahan Post partum Eclampsia Hypertension and Oedem disorder

1533 1222

20.4 16.2

694

9.2

Pre-eclampsia Diseases of circulatory system Abortion outcome (abortion, KET, Mola Hidatidosa) Tuberculosis Puerperal sepsis Diseases of Respiratory System Antepartum Haemorrhage Other specific diseases & condition Cardiomyopaty in puerperium Malpresentasion of fetus Obstetric embolism Suspect fetal problems Long Labour Premature ruptur membran Placenta previa Premature separation of placenta(abruptio placenta) Excessive vomiting in pregnancy

535 480 311 307 222 196 174 167 126 108 82 80 77 74 72 75 66

7.1 6.4 4.1 4.1 2.9 2.6 2.3 2.2 1.7 1.4 1.1 1.1 1 1 1 1 0.9

Sumber : Hasil Kajian determinan kematian maternal di 5 region, Litbangkes, 2012

GRAFIK K1 & K4 TAHUN 2014

STATUS KESEHATAN PEREMPUAN ASFR 48% KEK pada WUS 15-19 thn: 38.5% (hamil); 46.6% (tdk hamil)

KDRT 280.710

TFR 2.6

Anemia 23,9% Ca serviks 12,8%

IRT banyak dilaporkan menderita AIDS: 6.539 kasus

Pendidikan rendah Status gizi dan

AKI 346/100.000 KH

Kanker payudara 28,7%

Ibu Hamil dengan HIV 2061

Persentase AIDS terbanyak pd usia produktif 30-39 thn (42%) & 20-29 thn (36.9%), lbh bnyk pd perempuan (68%)

Ketidaksetaraan gender:

diskriminasi, subordinasi, rentan mengalami kekerasan, peran ganda

kesehatan rendah Faktor budaya Sosial ekonomi Ketidakberdayaan rendah perempuan dlm mengambil Kondisi geografis keputusan

Kurangnya akses ke pelayanan kesehatan

HASIL KAJIAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DI FASILITAS KESEHATAN BERDASARKAN PENILAIAN TERHADAP TENAGA KESEHATAN

Kualitas pelayanan kesehatan ibu di fasyankes (RS, Puskesmas, BPM) secara umum masih rendah Kemenkes, WHO & HOGSI, 2012

14

PIT POGI XXI - TAHUN 2014

KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL ( H A S I L E VA LUA S I KUA L I TA S P E L AYA N A N A N C D I FA S I L I TA S P E L AYA N A N P R I M E R TA H U N 2 0 1 4 ) 90

81.3 76.8

80 70

75.4

75

68.3 62.9

67.4

60.3

58

60 50 40

31.7 30

22.3 18.8

20 10 0

• 5 T : BB-TB, TD, TFU, TT, Fe • 7T : BB-TB, TD, TFU, TT, Fe, Konseling, Lab

Yang dianalisa hanya 9T, tidak termasuk tatalaksana pada 10T

Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik, 2014

PEMERIKSAAN HAEMOGLOBINH 250

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

218

200

178

150

81,7 %

ALASAN TIDAK MELAKUKAN PEMERIKSAAN HAEMOGLOBIN

100

70 64.1

50

60 0 Pemeriksan haemoglobin pada ibu hamil

Total responden

50

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH PROTEIN URIN, DAN RAPID TEST HIV (n=218) 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0

30

171 137

40

78,4%

20.5 20

62,8% 66

30,7%

10 2.6

2.6

5.1

5.1

0 Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Golongan protein urin Rapid Test HIV Darah

Alat tidak tersedia

Reagen tidak Reagen tidak Penggunaan Tenaga ada karena ada karena alat tidak laboratorium sulit didapat harganya praktis tidak ada mahal

Lainnya

KENDALA DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE .... Baru 20% Puskesmas yang menyiapkan sarana & prasarana Pelayanan ANC sesuai standar 160

150 140 120 100 80 60 40 20 0

68,8 %

Kendala Dalam Pelayanan ANC Kurangnya tempat memadai Peralatan (ANC kit) tidak lengkap (rusak) Obat-obat dasar tidak lengkap

n 82 102 76

% 37,6 46,8 34,9

Transportasi ke rumah ibu hamil sulit (mahal)

39

17,9

Pengetahuan/keterampilan memberikan pelayanan ANC kurang Fasilitas rujukan jauh Sulit untuk konsultasi bila diperlukan Pengetahuan/keterampilan kasus komplikasi ibu hamil kurang Obat-obatan emergensi tidak ada Perlengkapan penanganan komplikasi tidak ada

47

21,6

40 29 59

18,3 13,3 27,1

65 73

29,8 33,5

Masyarakat kurang mendukung bila perlu rujukan Keterbatasan dana masyarakat bila ada komplikasi

54 84

24,8 38,5

PENGETAHUAN KONSEP ANTENATAL CARE (1) : Jumlah No

PERTANYAAN

n

%

1

Empat pilar safe moterhood

570

67

2

Upaya penapisan Asuhan Antenatal berdasarkan bukti penelitian (evidence based)

537

63,1

3

748

87,9

4

Waktu kunjungan pertama K1 yang ideal Gangguan dalam pertumbuhan janin

430

50,5

5

Kenaikan tekanan darah pada ibu hamil yang harus diwaspadai

273

32,1

6

Standar pengukuran LILA untuk skreening KEK pada ibu Hamil Waktu yang tepat untuk mengukur TFU pada ibu hamil dengan pita ukur Frekuensi DJJ yang menunjukkan adanya tanda gawat janin, sehingga janin perlu dirujuk dari fasyankes primer ke fasyankes sekunder Status imunisasi perlindungan terhadap infeksi tetanus dan status imunisasi Long Life

486 349 458

57,1 41 53,8

87 805 43

10,2 94,6 5,1

296

34,8

224

26,3

238

28

264

31

7 8 9 10 11 12

Jumlah tablet zat besi minimal yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan pada setiap ibu hamil Tehnik pemeriksaan HIV yang harus dilakukan pada ibu hamil di daerah terkosentrasi HIV dan ibu hamil risiko tinggi terinfeksi HIV

13 14

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil Penanganan kelainan yang ditemukan pada ibu hamil yang harus ditangani sesuai standar dan kewenangannya

15

Stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster)

PENGETAHUAN KONSEP ANTENATAL CARE (2) Jumlah No 16

Pertanyaan

n

%

604

71

17

Usia kehamilan seorang ibu hamil untuk mengkuti kelas ibu hamil Tanda bahaya yang harus diwaspadai oleh ibu hamil

815

95,8

18

Indikator akses pelayanan ANC

47

5,5

19

Indikator penerapan standar kualitas pelayanan ANC terkini

496

58,3

20

Jenis pelayanan yang diakomodir dalam pelayanan ANC berkualitas

21 22 23 24 25

Pemahaman HPHT dan usia gestasi Perkiraan tinggi TFU Perkiraan TBJ Taksiran partus ibu hamil Pelayanan yang seharusnya didapatkan ibu hamil

720 398 273 347 808 465

84,6 46,8 32,1 40,8 94,9 54,6

Rata-rata 12,7 (50,8%)

Median 13

Maksimum 20

PERBANDINGAN 5 T ANTARA HASIL RISKESDAS 2010 DAN STUDI ANC (%)

100 89.6

90

81.6

88.4

86.1

81.1

80 70

74.1 68.2

66.7

66.2

66.2

60 50

48.5

Studi Ini

40

RKD 2010

28.6

30 20 10

0 Memeriksa tinggi Memeriksa berat badan ibu badan ibu

Memeriksa tekanan darah

Tinggi Fundus

Tablet zat besi Imunisasi tetanus minimal 90 tablet toxoid (TT) sesuai selama kehamilan status imunisasi

PERBANDINGAN KETERSEDIAAN PERALATAN ANTARA HASIL RIFASKES 2011 DAN STUDI ANC (%)

120 97.8

100

95.5 89.5

84.4

89.2

85.4

80

76

73.8

95

91 86

85.3 76

66.3

61 60 41.4 40

Rifaskes 2011 Studi ANC

24.5 19.8

20

0

Tensimeter berfungsi baik

Manset anak

Stetoskop Stetoskop janin (Laennec)

Doppler

Timbangan dewasa dan pengukur tinggi badan

Timbangan bayi dan pengukur panjang bayi

meteran

Korentang dan tempatnya

KESIMPULAN HASIL EVALUASI KUALITAS PELAYANAN ANC TAHUN 2014

 Pada faktor proses pelayanan ANC didapati baru 18,8 % bidan yang memberikan pelayanan ANC sesuai standar (9 T)  Pada faktor input pelayanan ANC terkendala pada pemahaman bidan tentang konsep pelayanan ANC yang masih rendah (50,8%), ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana, dan peralatan yang belum memadai (baru 20% FKTP yang menyiapkan fasilitas, sarana, prasarana, dan peralatan pelayanan ANC sesuai standar).

ISU AKTUAL  Data K1, K4 dan Pn sudah baik, tetapi jumlah kematian ibu masih tinggi  Masih tingginya jumlah kematian ibu, dengan penyebab utamanya masih perdarahan, eklampsia, tetapi masih perlu mendapatkan perhatian untuk lain-lain (Jantung, DM, malaria,TB dll)  Masih banyak ibu hamil yang mempunyai masalah gizi (anemia dan KEK)  Indonesia merupakan daerah endemis malaria tinggi (80 % Kab/Kota Endemis Malaria) dimana Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan  Meningkatnya kasus IMS/Sifilis, HIV-AIDS pada ibu hamil.  Makin meningkatnya jumlah ibu hamil dengan Hepatitis B

KEBIJAKAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU

CONTINUUM OF CARE

• • •

IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS • Kesehatan reproduksi • Konseling gizi HIV/AIDS dan NAPZA • Tablet Fe • Konseling Kespro

P4K Buku KIA ANC terpadu Kelas Ibu APN RTK Kemitraan Bidan Dukun • KB PP • PONED/ PONEK • • • • • • •

• ASI eksklusif • Imunisasi dasar lengkap • Pemberian makan • Timbang • Vit A • MTBS

• • • •

SDIDTK Imunisasi Gizi Kolaborasi PAUD, BKB, dan Posyandu • Deteksi dan Simulasi kognitif

• UKS • Imunisasi anak sekolah • Penjaring an anak usia sekolah • PMT

• Kesehatan reproduksi • Konseling • gizi HIV/AIDS • dan NAPZA • Tablet Fe • Konseling Kespro • PKRT

• Posyandu Lansia KB bagi PUS • Peningkatan Kualitas Hidup PKRT Mandiri Deteksi PM • Perlambatan dan PTM Proses Kesehatan OR Degeneratif dan kerja Brain Healty Life Style

28

SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019 NO

INDIKATOR

2014

2019

A

MENINGKATNYA DERAJAT KES IBU DAN ANAK

1

Menurunnya AKI per 100.000 kelahiran

346

306

2

Menurunnya AKB per 1.000 kelahiran hidup

32

24

TARGET TAHUN NO

INDIKATOR

BASELINE 2014

2015

2016

2017

2018

2019

1

Cakupan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Pf)

70 %

75 %

80 %

85 %

90 %

95 %

2

Cakupan Pelayanan Antenatal (K4)

70 %

72 %

74 %

76 %

78 %

80 % 29

KEBERLANGSUNGAN PROGRAM INDONESIA SEHAT

Paradigma Sehat Program • Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan • Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan • Pemberdayaan masyarakat

Penguatan Yankes Program • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis risiko kesehatan (health risk)

JKN Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali Biaya • Sasaran: PBI & Non PBI Tanda kepesertaan KIS

KERANGKA STRATEGI RAN KESEHATAN IBU 2016 - 2030

KEGIATAN UNGGULAN DALAM PENURUNAN AKI DAN AKB 2015 – 2019 REVITALISASI UKS • • • •

Penguatan Kelembagaan TP UKS Penjaringan kesehatan siswa & pemeriksaan berkala Penggunaan Rapor Kesehatan Penguatan SDM Puskesmas

REVITALISASI/REPOSISI POSYANDU •Penguatan Kelembagaan POKJANAL •Transformasi Buku KIA – KMS •Penguatan Kader Pos Yandu •PMT Balita – Pelayanan Kes di PAUD

PENUNDAAN USIA PERKAWINAN • • •

Penambahan Puskesmas PKPR Pemberian Tablet Tambah Darah Pendidikan Kespro di Sekolah

JAMINAN MUTU KN LENGKAP • • • •

KONSELING PRA NIKAH •GP2SP –pekerja perempuan •Pemberian Imunisasi dan TTD •Konseling KB Pra marital •Konseling Gizi Seimbang

Konseling ASI eksklusif Pelayanan KB pasca persalinan Pemberian MP ASI Immunisasi BCG dan Hep B



JAMINAN MUTU ANC TERPADU

• •

Rumah tunggu kelahiran PERSALINAN DI FASKES



Konseling IMD & KB Pasca Persalinan Penyediaan Buku KIA



30

UPAYA PRIORITAS DALAM PENURUNAN AKI TAHUN 2015-2019 Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal

Pemantapan Pelaksanaan Pelayanan Antenatal sesuai standar termasuk Antenatal Terpadu

Peningkatan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan

Peningkatan pelayanan pencegahan komplikasi kebidanan

Pemantapan APN

Penguatan pelaksanaan PONED

MAK III

Pelayanan KB berkualitas

Peningkatan Pelaksanaan KB Pasca Salin

Peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu responsif gender

Penguatan Manajemen Program Kesehatan Ibu

PWS KIA

PKRT

PONEK AMP

Peningkatan pemanfaatan Buku KIA

Pengembangan Kemitraan Bidan Dukun

P4K MKJP

Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Rumah Tunggu

Penguatan Sistem Rujukan

Kespro situasi bencana

Sufas

33

DUKUNGAN KERJASAMA UNIT UTAMA JAMINAN MUTU ANC TERPADU 1. 2.

1. 2. 3. 1.

2.

PEMENUHAN TENAGA 1 Bidan D3/Desa, 1 Perawat Kes Mas/5 rb pddk, 1 Pormkes/5 rb pddk, 1 Dokter fungsional/Pusk. Pelatihan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Kelas Ibu Hamil, P4K

PENETAPAN LOKUS KERJASAMA

Dukungan Operasional Puskesmas melalui BOK

1. 2.

3.

1.

Penyediaan Sarana UKBM. Insentif untuk Nakes di DTPK dari Daerah Pelaksanaan SPM Jaminan Pembiayaan ANC untuk semua Ibu Hamil Monitoring Terpadu sesuai dengan kewenangan dan Tusi

PEMENUHAN SARANA (Permenkes 75/2014) dan Poli Kebidanan, VK di RS PELATIHAN MANAJEMEN PUSKEMAS PUSKESMAS Terakreditasi KETERSEDIAAN vaksin, TTD, dan BHP lain Choldchain, kartu suhu Reagen utk tes HIV/IMS Alat Deteksi Risiko Ibu Hamil

2. 3. 4.

1.

1. 2. 3. 4.

SP2TP dan Family Folder SIM RS (??) SMS Gateway PWS KIA

2.

12 PENELITIAN untuk Lingkup Program GIKIA termasuk kualitas pelayanan di Puskesmas/RS PENGEMBANGAN pencatatan terpadu dan KNOWLEDGE MANAGEMENT

PELAYANAN ANTENATAL TERINTEGRASI (TERPADU)

STANDAR PELAYANAN ANTENATAL 1 2 3 4 5

Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan Ukur Tekanan Darah Nilai Status Gizi (ukur LiLA) (ukur) Tinggi Fundus Uteri Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin

6 Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT) 7 Pemberian Tablet Besi (90 Tablet selama kehamilan) 8 Test Lab Sederhana (Gol Darah, Hb, Glukoprotein Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HBsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC ) 9 Tata Laksana Kasus 10 Temu Wicara (Konseling) termasuk P4K serta KB PP

PELAYANAN ANTENATAL TERINTEGRASI / TERPADU Pelayanan antenatal terintegrasi / terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya

       

Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Anemia dan KEK) Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK) Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA) Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISK dalam kehamilan Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK/CSE) Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC) Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU Masalah • Ibu Hamil

ANC

• Ibu hamil berisiko • Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan • Ibu Hamil dengan masalah gizi • Ibu Hamil dengan PTM • Ibu Hamil dengan IMS • Ibu Hamil dengan HIV AIDS • Ibu Hamil dengan malaria • Ibu Hamil dengan TB • Ibu Hamil dengan Hepatitis* • Ibu Hamil dengan masalah Kejiwaan*

• Penanganan lebih lanjut sesuai masalah

Rujuk

Ibu Hamil sehat • Persalinan Aman

Note : Walaupun dirujuk, bidan penanggung jawab wilayah tetap melakukan pemantauan * : dalam proses penjajagan

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN IMUNISASI  Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status imunisasi TT ibu hamil, apabila diperlukan, diberikan imunisasi pada saat pelayanan antenatal Tujuan :  Untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir  Melengkapi status imunisasi TT

PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN GIZI  Pencegahan dan penatalaksanaan Anemia pada Kehamilan  Skrining anemi melalui pemeriksaan Hb darah pada ANC K1  Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, dimulai pada Trimester-1 kehamilan  Pemeriksaan Hb darah ulang pada Trimester-3 kehamilan  Kurang Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan  Pengukuran LiLA pada ANC K1 -- > Bumil KEK  Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil KEK

INT EG RASI H IV- A IDS ( PPIA ) DA L AM PEL AYANAN A N T ENATAL T ERPA DU

1

2

3

4 1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi

2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan HIV 3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya 4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi & keluarganya Sudah ada Surat Edaran Menteri Kesehatan No.GK/MENKES/001/I/2013, tentang Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) 1. Daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi: tes HIV dan sifilis dilakukan untuk semua ibu hamil bersamaan dgn pem rutin lainnya pada layanan antenatal terpadu, di setiap kunjungan, mulai K1 hingga menjelang persalinan. 2. Daerah epidemi rendah: tes HIV dan sifilis dilakukan untuk ibu hamil dengan indikasi adanya perilaku berisiko, keluhan/gejala IMS atau infeksi oportunistik (khususnya TBC), bersama pem rutin lainnya pada layanan antenatal terpadu, di setiap kunjungan mulai K1 hingga menjelang persalinan.

TES HIV UNTUK SIAPA SAJA?  Berdasarkan Indikator Klinik

Kehamilan Diagnosis atau riwayat infeksi menular seksual atau parenteral (mis. HBV, HCV, sifilis, herpes genitalis, gonorrhea, chlamydia, trichomonas) Infeksi /TB aktif; Bekas tusukan jarum suntik yang mengindikasikan Tanda atau gejala yang mengarah pada infeksi HIV atau sindrom retroviral akut

PEMERIKSAAN LABORATORIUM HIV Diagnosis HIV (Tes Antibodi/Antigen)  Enzyme Immunoassays (EIAs/ELISA)  Tes Cepat (Rapid Tes)  Western Blot (WB)

Diagnosis awal untuk bayi (< 18 bulan)  Antigen p24  Nucleic acid test DNA /RNA (kualitatif)

Menginisiasi dan memantau ARV  CD4  Viral Load (HIV RNA kuantitatif)

STRATEGI I

A1 A1 positif

Lapor reaktif

A1 negatif

Lapor sebagai “Non-reaktif”

STRATEGI II A2 A1 pos A2 pos

A1 pos A2 neg

Ulangi A1&A2 A1 pos A2 pos

Lapor sebagai “reaktif”

Lapor sebagai “Indeterm”

A1 pos A2 neg

A1 neg A2 neg

Lapor sebagai “Non-reaktif”

STRATEGI III A3 A1 pos A2 pos A3 pos

Lapor sebagai “reaktif”

A1 pos A2 pos

A1 pos A2 neg

A1 pos A2 neg

A3 neg

A3 pos

A3 neg

Lapor sebagai “Indeterm”

Risti Anggap indeterm

Risiko renda Anggap neg

P RINSIP PEMBERIAN ARV SELAMA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN SETELAH MELAHIRKAN Wanita hamil dg HIV (+) dtg saat inpartu,dan belum pernah mendapatkan ARV sesuai kesepakatan Panel ahli tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Bila Ibu akan menyusui  diberikan ARV 2. Bila Ibu tidak akan menyusui  mengikuti syarat eligibilitas untuk terapi ARV ODHA Dewasa 3. Pengobatan pencegahan kotrimoksasol (PPK) pada ibu hamil hanya diberikan apabila ibu hamil berada pada stadium klinis 2, 3 atau 4 atau CD4 < 200 (sesuai panduan). PPK tersebut diberikan selama 2 minggu, dilanjutkan dengan terapi ARV. Bila kondisi klinis baik atau CD4 > 200 , maka ibu hamil dapat langsung diberikan ARV.

BAGAN ALUR PEMBERIAN ARV Perempuan HIV Tidak Hamil

Hamil

Terapi Sesuai Kriteria ART Dewasa

Mulai Terapi ARV sedini mungkin, tanpa memandang umur kehamilan, stadium klinis dan jumlah CD4

PEMBERIAN ARV PADA IBU HAMIL No

Situasi Klinis

Rekomendasi Pengobatan (untuk Ibu)

1. ODHA dengan indikasi ART dan kemungkinan hamil atau sedang hamil

AZT + 3TC + NVP , atau TDF + 3TC(or FTC) + NVP AZT + 3TC + EVF, atau TDF + 3TC(or FTC) + EVF

2. ODHA sedang menggunakan ART dan kemudian hamil 3. ODHA hamil .

Lanjutkan dgn ARV yg sama selama dan sesudah persalinan segera mulai terapi ARV sedini mungkin tanpa memandang usia kehamilan, stadium klinis dan jumlah CD4 Paduan sesuai dengan butir 1

5. ODHA hamil dengan tuberkulosis aktif

OAT yg sesuai tetap diberikan Paduan untuk ibu Bila pengobatan mulai trimester II dan III: AZT (d4T) + 3TC + EFV

6

Bumil dalam masa persalinan dan tidak diketahui status HIV

Tawarkan tes dalam masa persalinan; atau tes setelah persalinan. Jika hasil tes reaktif maka dapat diberikan : Paduan pada butir 1

7

ODHA datang pada masa persalinan dan belum mendapat ART

Paduan pada butir 1

Nama Generik

Singkatan

Zidovudin

AZT, ZDV

NucleosideReverse TranscriptaseInhibitor (NRTI) Lamivudin NucleosideReverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) Stavudin NucleosideReverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) Didanosin

3TC

Nama Dagang Retrovir, Zidovex, Reviral Epivir, Lamivox, Hiviral

Sediaan Kapsul/tablet 300mg; Kapsul100mg Tablet 150 mg; Larutan0 mg/mL; Tablet 150 mg

Zerit, Stavex

Kapsul 30 mg, 40 mg

Videx

Tablet kunyah: 100 mg

d4T

ddI

Nevirapin

NVP

Viramune,Nevirex

Tablet 200 mg

Efavirens

EFV

Stocrin,Efavir

Tablet 600 mg

Protease Inhibitor (PI) Lopinavir/ritonavir

LPV/r

Alluvia, Kaletra

Tablet 200 mg Lopinavir / 50 mg ritonavir

Protease Inhibitor (PI) Saquinavir AZT dan 3TC

Koformulasi AZT, 3TC dan NVP

SQV

Tablet 200 mg, 500 mg Combivir, Zidovex-L, Duviral ZidovexLN Triviral

Mazami Enterprise © 2009

AZT 300 mg + 3TC 150 mg AZT 300 mg + 3TC 150 mg+NVP 200 mg AZT 300 mg + 3TC 150 mg+NVP 200 mg

KEAMANAN OBAT ARV UNTUK IBU HAMIL DAN BAYINYA Obat antiretroviral memiliki efek samping yang dapat mengganggu dan menimbulkan gejala pada pasien. Efek samping ini dapat membuat kepatuhan berobat (adherens) menurun dan menyebabkan tujuan pengobatan tidak tercapai. Obat ARV juga memiliki potensi toksisitas dan teratogenik terhadap janin dan ibunya. Namun dari rejimen yang dipilih telah diteliti memiliki efek samping minimal atau tidak ada sama sekali. Obat ARV dapat digunakan selama kehamilan

TOKSISITAS DAN KONTRA-INDIKASI REJIMEN ANTIRETROVIRAL (ARV) 1. 2.

3. 4. 5.

6. 7. 8.

Efek samping tersering dari AZT, AZT dan 3TC: mual, sakit kepala, mialgia, insomnia dan biasanya berkurang jika tetap diberika Kontra indikasi AZT, AZT dan 3TC: alergi obat, kadar hemoglobin di bawah 7g/dL, netropenia (<750 sel/mm3), disfungsi hepar atau ginjal yang berat Efek toksik pada ibu hamil jarang namun berbahaya : asidosis laktat, hepatic steatosis , pankreati tis, toksisitas mitokondria lain. Toksisitas jangka pendek pada bayi (AZT) yang penting: anemi (makin lama pajanan makin berat anemi dan reversibel) Efek samping terbesar dari NVP: hepatotoksik dan ruam kulit. Jumlah CD4 > 250: risiko untuk hepatotoksik adalah 10 kali daripada CD4 yg rendah. Kontra indikasi NVP: alergi terhadap NVP. Pada janin: jika pajanan lama dapat menyebabkan toksisitas hematologi termasuk netropeni , hepatotoksik , ruam kulit Efavirens dapat diberikan pada usia kehamilan trimester I, karena belum terbukti menyebabkan efek teratogenik (WHO dan Panel Ahli tahun 2013)

Prinsip Pemberian ARV :

1. Dibawah pengawasan dokter 2. Jelaskan efek samping yang dapat terjadi 3. Pada masa nifas, ARV dilanjutkan untuk meningkatkan kualitas hidup ibu 4. sebaiknya ada pendamping minum ARV, karena tingkat kepatuhan sangat menentukan efektivitas hasil penggunaan ARV Memulai terapi ARV perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Pemberian ARV pada Ibu hamil HIV (+) diberikan sedini mungkin sejak diketahui terinfeksi HIV (kesepakatan Panel ahli tahun 2013). 2. Bila terdapat infeksi oportunistik, maka obati terlebih dahulu infeksi oportunistiknya. 3. Persiapkan klien/pasien secara fisik dan mental untuk menjalani terapi (dilakukan dengan konseling pra ART, penyiapan PMO)

NUTRISI BAYI YANG BELUM DIKETAHUI STATUS HIV-NYA Pedoman lama 1.

Ai r s u s u i b u / ASI a d a l a h a s u p a n ya n g p a l i n g b a i k u n t u k b a yi Pa d a o r a n g d e n g an H I V d a n AI D S ( O d h a), m a k a t e r d apat r i s i ko t r a nsm isi H I V m e l a l u i ASI ( 5 - 2 0% ). Pa d a Od h a t i d a k d i a n j urka n u n t u k m e m b e ri kan ASI , b i l a p e m b e ri an s u s u f o r m ula m e m e n uh i s ya r a t AFASS, ya i t u :

2.

3.

    

Acceptable (Dapat diterima) Feasible (Layak), Affordable (Terjangkau) Sustainable (Berkelanjutan) Safe (Aman)

Pedoman baru 1. 2.

3. 4.

Didahului konseling terkait risiko penularan HIV sejak sebelum persalinan Pengambilan keputusan oleh ibu/keluarga setelah konseling lengkap → harus didukung Pilihan harus antara ASI saja atau susu formula saja Sangat tidak dianjurkan pemberian ASI bersama susu formula (menyusui campur/mixed feeding)

5.

Bila syarat AFASS tidak dapat dipenuhi maka dianjurkan kepada ibu dengan HIV untuk menyusui eksklusif atau memilih alternatif pemberian ASI. 6. Bila ibu memilih menyusui eksklusif, hentikan sesegera mungkin apabila syarat AFASS sudah terpenuhi

5.

ibu boleh memberikan susu formula bagi bayinya yang HIV atau tidak diketahui status HIVnya jika seluruh syarat AFASS terpenuhi (affordable, feasible, acceptable, sustainable, safe) 6. Bila syarat AFASS terpenuhi maka ASI dihentikan dan diberikan susu formula dengan penyiapan yang baik

7.

8.

Sangat tidak dianjurkan menyusui campur, karena memiliki risiko penularan virus HIV pada bayi yang tertinggi. Hal ini disebabkan pemberian susu formula yang merupakan benda asing dapat menimbulkan perubahan mukosa dinding usus yang mempermudah masuknya HIV yang ada dalam ASI ke peredaran darah. Pilihan apapun yang diambil oleh seorang ibu harus didukung.

7.

8.

Penghentian ASI dilakukan secara total (sehingga tidak mixed feeding). Mastitis dicegah dengan memerah ASI secara bertahap tanpa diberikan pada bayi Usia 6 bulan AFASS belum terpenuhi: ASI diperah dan dipanaskan (heat treated) dan diberikan dengan gelas kaca atau gelas/botol plastik no 5. Usia 12 bulan ASI harus dihentikan dan mendapat makanan keluarga

TANDA AFASS TERPENUHI  Jaminan atas akses air bersih dan sanitasi yang baik  Ibu (atau pengasuh) sepenuhnya mampu menyediakan susu formula secara cukup /adekuat untuk mendukung tumbuh kembang anak  Ibu (atau pengasuh) mampu menyiapkan susu formula dengan bersih dan dengan frekuensi yang cukup, sehingga aman dan terhindar dari diare dan malnutrisi  Ibu (atau pengasuh) dapat memenuhi kebutuhan susu formula secara eksklusif/terus -menerus sampai bayi berusia 6 bulan  Keluarga mampu memberikan dukungan; dan  Ibu (atau pengasuh) dapat mengakses pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi bayinya.

 Skrining IMS-Sifilis/ISK bagi ibu hamil pada tiap kunjungan ANC melalui anamnese terarah yang dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang (bila sarana tersedia) bila diperlukan  Terapi pada ibu hamil dan bayi yang positif IMS-Sifilis/ISK

Untuk daerah endemis malaria, pada kunjungan 1 ANC semua ibu hamil dilakukan : 1. Pemberian Kelambu berinsektisida 2. Skrining darah malaria (RDT/ mikroskopis) 3. Pemberian terapi pada ibu hamil positif malaria

PERAN BIDAN DAN PENGELOLA KIA DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL

The Role of Midwives Role of Midwives - ANC

Based on profession/care provider

Source: Basic Health Survey 2013

Based on health facilities

Emi

61

PERAN ORGANISASI PROFESI IBI 1. Memantau dan memastikan anggota IBI melakukan pelayanan antenatal sesuai standar 2. Melakukan peningkatan kapasitas dan pembinaan terhadap anggotanya dalam melakukan pelayanan kesehatan ibu

PERAN PENGELOLA KIA 1. Membuat mapping sasaran ibu hamil di daerah intervensi 2. Memastikan tersedianya logistik untuk mendukung pelaksanaan pelayanan (alat pemeriksaan pelayanan antenatal termasuk pemeriksaan laboratorium (alat dan reagen), obat-obatan, vaksin dan PMT Bumil KEK 3. Memantau dan memastikan pelayanan dilaksanakan termasuk upaya pencegahan, skrining untuk deteksi dini dan tatalaksana 4. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan antenatal terpadu, untuk evaluasi dan bahan perencanaan dengan menggunaka F-6, dengan berkoordinasi dengan pengelola program malaria

PERAN

PENUTUP

1. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pelayanan antenatal meliputi alat pemeriksaan pelayanan antenatal termasuk alat pemeriksaan laboratorium, reagen (alat deteksi risiko ibu hamil), obat, vaksin dan PMT bumil KEK termasuk buku dan pedoman 2. Meningkatkan kapasitas petugas dalam melakukan pelayanan antenatal melalui : - pelatihan dan orientasi - fasilitasi dan bimbingan teknis 3. Meningkatkan pemantauan kepatuhan pelaksanaan standar, melalui penguatan pelaksanaan superfisi fasilitatif 4. Meningkatkan koordinasi dengan lintas program terkait dalam upaya peningkatan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu melalui pertemuan dan Rakor 5. Penguatan pelaksanaan PWS KIA termasuk pencatatan dan pelaporan

PROFESIONALISME BIDAN SANGAT DIBUTUHKAN

-

SEBAGAI KONSELOR - SEBAGAI PEMBERI LAYANAN ANTENATAL - SEBAGAI ENTERPREUNER

APA YANG HARUS DILAKUKAN ?

Kenali, Cintai, Peduli, dan berkontribusi untuk peningkatan kualitas pelayanan antenatal di Indonesia

Jadilah agen perubahan!

John F Kennedy (1961)

All of this will not be finished in the first 100 days. Nor will it be finished in the first 1,000 days, not in the life of your Administration, nor even perhaps in our lifetime on this planet. But let us begin. Semua ini tidak akan selesai dalam 100 hari pertama. Dan tidak akan selesai dalam 1.000 hari pertama, tidak dalam administrasi kehidupan kita, atau bahkan mungkin sepanjang hidup kita di planet ini...... Tapi mari kita mulai !

Siti Romlah, MKM Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 No. 4 – 9. Jakarta 12950 Gedung B Lantai 4, Ruang 410. Hp : 081514690887, 081288365410 E mail: [email protected] * [email protected]

Related Documents

Anc
October 2019 50
2.anc Protocol Final
October 2019 16
Anc Guidelines
May 2020 34
Rangkaian Terintegrasi
November 2019 21

More Documents from ""

Penyebaran Islam Diind.docx
November 2019 40
Pas.docx
November 2019 51
Dots Sec.docx
November 2019 46
1.docx
November 2019 50
Bab Iv (autosaved).docx
November 2019 46