Handout Asuhan Pada Bayi Usia 6 Hari.docx

  • Uploaded by: manda
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Handout Asuhan Pada Bayi Usia 6 Hari.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,627
  • Pages: 14
HANDOUT

Mata Kuliah

: Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita

Kode Mata Kuliah

: Bd.

Topik

: Pemeriksaan Fisik Bayi usia 6 Hari

Waktu

: T=40’

Dosen

: Syita Lutfiati Amd.Keb

Objektif Perilaku Siswa (OPS) 1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat mendeskripsikan defini pemeriksaan fisik bayi baru lahir usia 6 hari secara baik dan benar sesuai dengan penjelasan yang diberikan.

Referensi 1. JNPKKR. Asuhan Persalinan Normal, revisi 5: 2008. 2. Fitramaya. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: 2010. 3. Erlangga. Asuhan Kebidanan Persalinandan Bayi Baru Lahir. Jakarta: 2009.

MATERI ASUHAN PADA BAYI USIA 6 HARI

A. PENGUMPULAN DATA 1. Pengkajian fisik bayi baru lahir Pemeriksaan fisik BBL untuk memeriksa dan menemukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sebagai dasar untuk pemeriksaan selanjutnya. Yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik: a.

Gunakan tempat yang hangat dan kering untuk pemeriksaan

b.

Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan dan gunakan sarung tangan, bertindak lembut pada saat menangani bayi.

c.

Lihat, dengarkandan rasakan masing-masing daerah yang diperiksa (kepala sampai jari kaki)

d.

Jika ditemukan faktor resiko/ penyulit mencari bantuan lebih lanjut jika diperlukan.

e.

Rekam/ catat hasil pengamatan dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan lebih lanjut.

Pemeriksaan fisik pada BBL a. Keadaan umum Ukuran keseluruhan, Kepala, badan, ekstermitas, tonus otot, tingkat aktivitas, warna kulit dan bibir, tangis bayi. b. Tanda-tanda vital Suhu tubuh, nadi, dan pernafasan Bayi Baru Lahir bervariasi dalam respons terhadap lingkungan. 1) Suhu tubuh Hipotalamus bayi belum sempurna sehingga suhu belum stabil terutama terpapar dingin. Bayi mempertahankan suhu tubuh dengan sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi pernafasan dan aktifitasnya. Kisaran suhu 36-37ºc, diperlukan nutrisi dan pargerakan yang cukup, sehingga tidak dianjurkan pembedongan yang terlalu kuat (Myles, Cetakan 14, 2009). Pada saat lahir suhu tubuh bayi kira-kira sama dengan suhu tubuh ibunya. Suhu tubuh normal 36, 5 º - 37,2 º C (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 :hal. 14) 2) Nadi Denyut nadi BBL adalah 120-160 permenit. Tabel 6.1 Frekuensi denyut jantung/ nadi normal pada bayi dan anak (permenit) Istirahat

Umur

Istirahat (tidur)

Aktif/ demam

100-180

80-160

Sampai 220

100-220

80-200

Sampai 220

80-150

70-120

Sampai 200

2 tahun-10 tahun 70-110

60-90

Sampai 200

> 10 tahun

50-90

Sampai 200

(bangun)

BBL 1

minggu-3

bulan 4 bulan-2 tahun

55-90

(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008. www.infobunda.com). 3) Pernafasan. Pernafasan pada BBL tidak teratur kedalaman, kecepatan, dan iramanya serta bervariasi dari 30-60 kali permenit. Tabel 6.2 Frekuensi pernafasan normal per menit

Umur

Range/ rata-rata

Waktu tidur

Neonatus

30-60

35

1 bulan-1 tahun

30-60

30

1-2 tahun

25-50

25

3-4 tahun

20-30

22

5-9 tahun

15-30

18

10 tahun/ lebih

15-30

15

(Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008. www.infobunda.com). 4) Tekanan darah Tekanan darah pada BBL sulit untuk diukur secara akurat dengan menggunakan sfigmomanometer konvensional, bila menggunakan manset selebar 1 inci (2,5 cm), tekanan sistolik rata-rata adalah 80-60/ 45-40 mmHg pada saat lahir 100/ 50 mmHg sampai hari ke sepuluh (Doenges, M, E, 2001: 219). c. Berat badan Letakkan handuk hangat langsung ditimbang dan set ke nol sebelum menimbang bayi telanjang. Berat badan biasanya diukur dalam kilogram (kg). Berat Badan normal 2500-4000 kg (Chapman, 2006 : 392). d. Panjang badan Diukur dari puncak kepala sampai ke tumit, nilai 45-53 cm(PusdiknakesWHO- JHPIEGO, 2003 : 24). Jokinen (2002) menganjurkan, berdasar pada rekomendasi dari the joint working party on child health (Hall & Elliman, 2002) bahwa garis dasar pengukuran panjang badan masih penting untuk pengajian pertumbuhan dan kesehatan bayi di masa mendatang. Jokinen (2002) juga mencatat bahwa pengukuran ini bisa tidak akurat dan mengatakan penggunaan metode yang paling umum, dengan pita mengukur dari puncak kepala ke telapak kaki dengan tungkai sedikit ekstensi, terbukti jauh dari variabel (Wilshin et al, 1999). e. Kepala Meraba adanya molase, sutura, ubun-ubun, kaput, hematoma, dan trauma kelahiran.Lingkar kepala ini dilakukan dengan meletakkan pita melingkar pada

lingkar oksipito-frontal. Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran. Kisaran normal untuk bayi aterm adalah 32-37 cm (Baston & Durward, 2001). Bayi baru lahir bisa memiliki bentuk kepala yang tidak teratur saat lahir, ada molase (tumpang tindih tulang tengkorak) dan kaput suksadaneum (edema kulit kepala), pembengkakan besar kadang merah marun warnanya dikenal sebagai sephalhematoma (efusi darah dibawah periosteum tulang kranial) tidak terjadi saat lahir tetapi dapat terjadi beberapa jam/ hari setelah kelahiran (Chapman, 2006 : 395). Wajah: Penampilan dan kesimetrisan wajah dapat menunjukkan berbagai sindrom seperti sindrom Edward, Down, atau Turner. f. Telinga Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala. g. Mata Periksa apakah lengkap ada lensa mata,pupil mengecil bila ada rangsang cahaya,jarak antar mata 3cm. Selain itu perlu diperhatikan adanya perlengketan, katarak, perdarahan sub konjungtiva dan lokasinya. Mata harus bersih dari cairan dan peradangan, yang bila terjadi dalam 24 jam sejak kelahiran harus diselidiki karena dapat disebabkan oleh infeksi gonokokus yang dapat menyebabkan kebutaan. h. Hidung dan mulut Memeriksa adanya sumbing bibir, sumbing langitan, gigi kongenital dan lidah menonjol, refleks hisap dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu. Untuk memeriksa mulut bayi, bidan harus memasukkan jari bersarung tangan, bersih, baru dipasang, guna memeriksa langit-langit mulut bayi untuk meraba adanya sumbing palatum. i. Leher Pembengkakan dan benjolan. j. Dada Memeriksa bentuk, lokasi puting, pola respirasi (bunyi nafas, bunyi jantung). Lingkar dada, diukur dari dada kedaerah punggung kembali ke dada melalui puting susu, nilai 32-34 cm. Lingkar Lengan Atas, nilai 10-11cm. k. Sistem syaraf Adanya refleks moro, lakukan rangsangan dengan suara keras, yaitu pemeriksaan bertepuk tangan (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 15). Pada

saat lahir otot bayi lembut dan lentur. Otot-otot tersebut memiliki tonus, kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang. Sistem persyarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum terintegrasi secara sempurna (Doenges, M, E, 2001 : 223). l. Perut Memeriksa bentuk, keeratan klem tali pusat, perdarahan tali pusat, benjolan. m. Kelamin Untuk bayi laki-laki memeriksa adanya ukuran, letak dan adanya pigmentasi, testis dalam skrotum, penis berlubang pada ujung (Pusdiknakes-WHOJHPIEGO, 2003 : 17). Pada anak lelaki testis dalam skrotum dan sudah turun kebawah,meatus uretra bermuara diujung penis. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi ukuran, letak, dan adanya pigmentasi (Myles, Cetakan 14, 2009). Pada perempuan labia mayora menutupi minora,himen dan klitoris dapat tampak membesar (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 17). n. Tungkai dan kaki Harus simetris, pergetakan normal, hitung jari tangan dan kaki, memeriksa lipatan telapak tangan, jari tumpang tindih. o. Anus Catat dan dokumentasi setiap keluaran mekonium serta selalu bahwa bayi memiliki anus dan letaknya benar. p. Kulit Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, memar, dan setiap trauma kelahiran. 2. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir Variasi yang sering ditemukan pada Bayi Baru Lahir : a. Caput suksedaneum Pengumpulan cairan di bawah kulit kepala yang biasa terjadi pada persalinan lama dan sulit. Caput dapat melewati garis sutura, lain halnya pada cephal hematoma yaitu cairan tidak melewati batas sutura. cairan ini di serap kembali dalam waktu 12 jam atau beberapa hari setelah lahir. b. Molase Suatu keadaan yang paling bertumpukan satu sama lain sebagai upaya untuk memfasilitasi pergerakan kepala selama melalui jalan lahir pada proses persalinan yang menyebabkan kepala bayi tidak simetris. c. Bercak mongol

Pigmentasi yang datar dan berwarna gelap di daerah pinggang bawah dan bokong yang di temukan pada saat lahir pada beberapa bayi, yang akan menghilang secara perlahan-lahan selama tahun kedua kehidupan. d. Hemangioma Tanda lahir ini terdiri atas 2 jenis : 1) Nevus Flammeus ialah daerah kapilernyang tidak menonjol, berbatas tegas, berwarna merah-ungu yang tidak bertambah ukurannya, bisa menghilanh atau memudar warnanya. 2) Nevus vaskulosus ialah kapiler yang baru terbentuk dan membesar pada kulit (lapisan dermis dan subdermis) yang tumbuh beberapa bulan, kemudian mengkerut dan menghilang. e. Psendomenarrhe Cairan mukus kental berwarna keputihan dari bayi baru lahir perempuan selama minggu pertama kehidupan. Ini disebabkan oleh terhentinya pengaruh hormon ibu. f. Akriosianosis Warna biru pada tangan dan kaki yang mungkin timbul pada 2 hingga 4 jam pertama setelah lahir akibat sirkulasi perifer yang buruk. Jika sirkulasi sentral memedai, suplai darah akan segera kembali dengan cepat kebagian ekstermitas setelah kulit ditekan dengan jari. g. Milia Sumbatan pada kelenjar sebasea, tampak sebagian bercak putih menonjol pada muka, terutama di daerah hidung. (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 17)

B. MEMBUAT RENCANA ASUHAN BAYI 2-6 HARI a. Minum/ kebutuhan dasar Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikkan Berat badan yang optimum, berbeda-beda oleh sebab pemberian cairan hendaknya on demand (sesuai keinginan bayi). b. BAB Pada hari pertama dan ketiga tinja berwarna hijau tua (mekonium), hari ke empat dan lima tinja berwarna coklat kehijauan dan tergantung dengan susu yang diminum. Bayi yang minum ASI berwarna kuning dan lembek, bayi yang minum

PASI tinja berwarna kuning ke abu-abuan dengan sedikit bau menusuk. Frekuensi 18 kali sehari. c. BAK Sistem ginjal terbentuk sejak masa janin tetapi kemampuan setelah lahir masih terbatas, kemampuan mensekresi obat dan memekat atau mengencerkan urin belum sempurna. Urin pertama dihasilkan dalam 24 jam pertama serta meningkat seiring asupan cairan. Yang perlu diperhatikan/dicatat : kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya, warna. Frekuensi minimal bayi berkemih 6-10 kali/ hari. d. Tidur/ istirahat Keadaan tidur tenang, bayi jarang bergerak dan pernafasan lambat serta teratur. Keadaan tidur REM, bayi bernafas tidak teratur dan menangis atau membuat ekspresi wajah lainnya. Gerakan mata yang cepat dapat terlihat melalui kelopak mata. Keadaan istirahat bayi: 1) Keadaan sadar-aktif, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang aktif, dengan ekspresi tenang atau meringis pada wajahnya. 2) Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tetapi relaks, matanya terbuka dan terfokus, dan bayi mungkin memperlihatkan ekspresi mimik wajah. 3) Keadaan transisional, bayi mengalami dari satu keadaan sadar lainnya. Lama tidur BBL antara 16-20 jam sehari dengan masing-masing periode antara 1,5 jam-5/ 6 jam (Doenges, M, E, 2001 : 219). Tahapan istirahat bayi: (a) Tidur dan Bangun Semenjak aktif pernapasan bayi tetap terjaga dan reaktif terhadap rangsang dalam jangka waktu 1jam lalu relaks dan tidur. Lama tidur pertama berlangsung berapa menit hingga berapa jam. Selama masa itu terjadi akumulasi sekret di orofaring yang menyebabkan tersedak atau muntah (b) Tahap Tidur 1) Tidur Dalam Mata tertutup, nafas teratur, tidak ada pergerakan bola mata, respon stimulus

lambat. Gerakan tersentak dapat terjadi disela tidur.

2) Tidur Dangkal Pergerakan mata yang cepat teramati pada kelopak yang

tertutup.

Pernapasan tidak teratur, respon mengisap terjadi intermiten, respon pada stimulus cepat.

(c) Tahap Terjaga 1) Tahap mengantuk : mata bayi membuka, menutup, bayi dapat tersenyum, gerakan halus dan bervariasi. 2) Tahap terjaga tenang : tanggap terhadap stimulus visual dan auditorik 3) Tahap terjaga aktif : aktif dan reaktif terhadap sekeliling 4) Tahap menangis aktif : bayi menangis keras. (Myles, Cetakan 14, 2009) e. Kebersihan kulit Dilapisi oleh vernik caseosa yang berfungsi melindungi bayi didalam dan diluar uteri serta menghilang dalam beberapa jam setelah lahir. Tipis, halus dan mudah trauma akibat gesekan atau trauma. PH BBL 6,4 dan turun 4,9 setelah 3-4hr. Lanugo menutupi kulit terutama bahu, lengan atas, paha. Tampak tanda khas etnik tertentu, misal mongolia terdapat daerah lebar berwarna biru kehitaman pada sakrum. Kuku terbentuk sempurna, terkadang lebih panjang. Rambut telah sempurna, tulang kartilago telinga telah terbentuk. Mandi/kebersihan kulit dengan memandikan pada saat umur 6-24 jam saat suhu tubuh stabil. Setelah itu lihat keadaan umum (suhu) normal. f. Keamanan 1) Jangan sekali-kali meninggalkan bayi sendirian dikursi, meja, tempat tidur. 2) Hindari pemberian apapun, kecuali ASI Ekslusif. 3) Hindari penggunaan bantal pada belakang kepala bayi dan tempat tidur karena bantal dapat menutupi muka bayi. 4) Menjauhi orang-orang yang menderita infeksi. 5) Menjauhi lingkungan yang banyak asap dan orang merokok. 6) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bayi. (Pusdiknakes-WHOJHPIEGO, 2003 : 23) g. Tanda-tanda bahaya Bayi Baru Lahir 1) Kehangatan : terlalu panas (> 38 ºC) atau terlalu dingin (< 36 ºC ). 2) Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat. 3) Pemberian makanan : hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek sering, hijau tua ada lendir atau darah pada tinja. 4) Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah. 5) Infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit. 6) Tinja/ kemih : tidak berkemih dalam 3 hari, tidak BAB dalam 24 jam.

7) Aktivitas : menggigil, atau tangis yang tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang. 8) Pernafasan : sulit atau lebih dari 60 kali per menit (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 24) Tanda – tanda Bahaya Bayi Baru Lahir menurut Abdul Bari Saefudin (2002 ; hal. 139) yaitu : 1) Sulit minum 2) Sianosis sentral (lidah biru) 3) Perut kembung 4) Merintih 5) Perdarahan 6) Sangat kuning 7) Berat badan lahir < 1500 kg h. Penyuluhan sebelum bayi pulang 1) Perawatan BBL sehari-hari 2) Imunisasi 3) Tanda-tanda bahaya 4) Pencegahan infeksi 5) ASI Eksklusif Alasan mengapa bayi menangis : 1. Lapar. Tangisan karena lapar biasanya terus menerus, iramanya teratur, lama kelamaan bertambah keras. Check juga kapan terakhir anda memberi makan/susu kepada bayi. Jika bayi belum disusui (ASI) setelah 1-2 jam atau dengan susu formula sekitar 2 jam maka mungkin bayi anda menangis karena lapar. 2. Minta Ganti Popok. Bayi juga dapat merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, baik itu terasa kotor atau basah pada popoknya dan mereka belum dapat menyatakan ketidaknyaman itu pada kita sehingga mereka hanya menangis. Tangisannya mirip seperti tangisan lapar tapi anda dapat mencek kapan terakhir anda memberikan susu. Pada beberapa bayi tidak menangis meskipun basah atau kotor. Perlunya bagi orang tua untuk mengecek popok si kecil secara berkala, umumnya setelah waktu minum. 3. Kedinginan. Bayi baru lahir merasa senang bila dibungkus dengan kain sehingga menjadi hangat. Karena mereka terbiasa dengan kehangatan dan kenyamanan sewaktu mereka dalam rahim ibunya. Sehingga sewaktu anda membuka baju bayi anda untuk dimandikan atau diganti popok, bayi akan menangis sebagai penyataan

kehilangan rasa hangat dan nyaman. Tangisan terdengar seperti rintihan. Tapi setelah anda memberikan baju atau selimut bayi akan berhenti menangis. Juga jangan terlalu membungkus rapat atau memberikan baju yang berlebihan karena bayi juga dapat merasa kepanasan. 4. Minta digendong dan dipeluk. Bayi sangat senang melihat wajah orang tuanya mendengar suara, detak jantung dan mencium bau tubuh ibu (terutama bau dari air susu ibu). Mereka senang untuk dipeluk setelah selesai disusui, dimandikan atau digantikan

popoknya,

dan

yakinlah

bayi

anda

akan

tertidur

dalam

pelukan/gendongan anda. Jadi bayipun menangis untuk menarik perhatian anda. 5. Kelelahan. Beberapa bayi yang tidak terbiasa dengan lingkungan baru akan menangis ketika mereka merasa lelah, dan biasanya bayi yang belum tidur sejenak, maka akan lebih mudah rewel, dan akna mulai menangis dengan gangguan kecil saja. Kita dapat menilai kalau bayi kelelahan dengan melihat bayi mengusap-usap matanya atau telinganya. Anda dapat menghindari hal ini dengan selalu memberikan waktu rutin dimana bayi mempunyai waktu untuk istirahat. 6. Stimulus yang berlebihan. Tidak semua bayi dapat beradaptasi dengan mudah pada lingkungan barunya. Jika bayi berada di tempat baru dengan banyak wajah-wajah baru, yang ingin mengendongnya bergantian, bagi bayi dapat menjadi sangat tidak menyenangkan dan tidak nyaman. Bayi akan menangis karena stimulasi yang berlebihan. Dalam situasi seperti ini tenangkan sikecil, gendong, ajak ketempat yang agak sepi, cobalah untuk membatasi jumlah orang yang akan mengendong bayi anda. 7. Bosan. Jangan pikir bayi hanya menangis karena lapar dan basah popok. Bayi anda juga dapat merasa bosan dengan rutin yang ada. Cobalah bawa bayi anda berkeliling dengan tempat duduknya bawalah kemana anda pergi, ikutkan dalam aktivitas anda. Bayi senang melihat warna-warni jadi bila bayi sudah cukup kuat untuk tengkurap anda dapat meletakkan mainan atau buku dengan gambar yang menarik. 8. Tangisan karena sakit. Tangisan karena bayi anda kesakitan berbeda dengan tangisan karena lapar, bayi menangis dengan keras, menahan nafas sebentar karena rasa tak enaknya, dan sekali-kali menangis dengan nada yang tinggi. Percayalah terhadap naluri anda ketika bayi menangis tidak dengan seharusnya. Anda dapat membawa ke dokter untuk memastikanya. 9. Kolik. Kolik dimana bayi menangis dalam 3 jam sehari atau 3 hari perminggu. Jika bayi menangis dalam kesakitan, mukaya menjadi kemerahan, perutnya tegang,

menarik kakinya, dan mengepalkan tangannya, kemungkinan terjadi kolik pada bayi anda. Sekitar 1 dari 5 bayi mengalami kolik tapi biasanya berakhir setelah bayi berusia 3 bulan. Menenangkan bayi yang sedang kolik tidak mudah, karena bayi sedang kesakitan cobalah untuk meringankan kesakitannya dengan memngendong dan mengayunkan perlahan, nyanyikan lagu yang lembut, usaplah punggung atau perutnya. Bila berlanjut bawalah ke dokter secepatnya. i. Apapun yang anda lakukan ingatlah bahwa bayi anda menangis karena inilah satusatunya cara komunikasi yang dapat dilakukannya, jadi jangan menjadikan anda putus asa. Bayi anda hanya ingin berbicara pada anda melalui tangisannya (Dr.Suririnah-www.InfoIbu.com).

Keluhan Ibu Sehubungan dengan Pemberian ASI Eklusif Efek ASI bagi Feses Bayi Tabel pola buang air kecil (BAK) dan karakteristik tinja pada bayi baru lahir cukup bulan. Usia Bayi

Jumlah

Minimum Bentuk & Warna BAB

BAK Hari 1 (lahir)

1

Kental, hitam, lengket, spt aspal

Hari ke-2

2

Kental, hitam, lengket, spt aspal

Hari ke-3

3

Kuning kehijauan

Hari

ke-4

(saat

ASI

dibuat 5-6

Kuning kehijauan

banyak) Hari ke-5

5-6

Kuning kental, terlihat “berbiji”

Hari ke-6

5-6

Kuning kental, terlihat “berbiji”

Hari ke-7

5-6

Kuning kental, terlihat “berbiji”

Awalnya mungkin disangka “diare” tetapi seiring bertambahnya usia, bayi baru lahir memiliki pola BAB yang bervariasi. Umumnya bayi akan buang air besar kurang lebih 25 kali sehari hingga ia berusia sekitar 6-8 minggu. Tinjanya akan berbentuk sama seperti sebelumnya, cair lunak seperti bubur. Warnanya pun bervariasi dari kuning hingga kuning kehijauan. Karena bayi terkesan sering BAB, maka tidak jarang banyak ayah atau ibu yang khawatir bayinya diare. Bahkan beberapa bayi ASI akan BAB setiap kali selesai menyusu. Apalagi pola ini tidak ditemukan pada bayi yang mendapatkan susu

formula ataupun campuran susu formula-ASI. Hal ini juga yang membuat banyak orangtua ragu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena takut bayinya terkena “diare”. Sebenarnya kondisi tersebut diatas normal sekali terjadi. Dan bukanlah pertanda bayi mengalami diare. Salah satu manfaat ASI dari ribuan manfaat lainnya adalah ASI akan berfungsi sebagai laksatif atau obat urus-urus. Di awal bayi baru lahir hingga usia bayi 6-7 minggu, ASI akan membersihkan sistem pencernaan bayi saat ia masih di dalam rahim ibu. Kemudian ASI akan melapisi sel-sel usus halus yang masih terbuka dengan antibodi dari ASI, sehingga terlindung dari resiko alergi dan gangguan pencernaan. Tidak hanya itu saat bayi BAB, maka bilirubin yang tidak terpakai dalam tubuh akan dibuang melalui tinja. Ini berarti fungsi hati yang masih belum sempurna akan terbantu dengan baik dan resiko kuning pada bayi akan terminimalisir. Inilah mengapa bayi ASI akan sering BAB. Agar ibu tidak bingung, ibu juga perlu memahami bagaimana tanda diare pada bayi.

Feses bayi usia >6 minggu. Saat bayi memasuki usia sekitar > 6 minggu, pola dari BAB akan berubah. Jika tadinya bayi ASI sering BAB, maka ia akan jarang BAB. Frekuensi BAB tiap bayi ASI pun bervariatif. Ada yang 2 atau 3 hari sekali. Bahkan ada yang hingga 12 hari atau lebih tidak BAB. Jika tadinya orang tua khawatir akan bayinya yang sering BAB, maka beberapa minggu kemudian kekhawatiran sebaliknya terjadi. Banyak sekali orangtua yang takut anaknya mengalami sembelit (konstipasi) . Kondisi tersebut juga normal terjadi. Di usia ini, bayi ASI akan jarang BAB. Hal ini disebabkan ASI diserap sempurna oleh tubuh bayi. Karena diserap sempurna, maka tidak akan ada ampas yang dibuang dalam bentuk tinja. Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi) . Lain halnya bila bayi mengalami sembelit, tinjanya akan keras padat, agak kering dan sulit dikeluarkan. Jika hal ini terjadi, ibu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter anak. Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan

rangsangan agar bisa BAB, tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan. Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan. Pola BAB yang jarang pada bayi ASI akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas, konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan makanan yang masuk.

Warna-warni Tinja Bayi ASI Bukan hanya pola BAB dari bayi ASI yang dipertanyakan. Warna dari tinja bayi yang berwarna warni seringkali juga membingungkan dan membuat banyak ayah ibu ragu dan khawatir akan bayinya. Agar tidak tersesat di jalan, mari kita kenali bersama warna dari tinja bayi ASI. 1. Hitam lengket dan seperti aspal. Tinja ini disebut mekonium yang akan keluar saat BAB pertama bayi baru lahir. 2. Kuning kehijauan atau kuning kecoklatan. Lunak seperti bubur. Kadang seperti berbiji. Begitu ASI matang keluar (ASI yang keluar setelah kolostrum, sekitar hari ke4 pasca bayi lahir), maka tinja bayi akan berwarna kekuningan. Warna kuning ini disebabkan oleh bilirubin yang tak terpakai. 3. Kuning dan sedikit warna merah darah. Jika sesekali terjadi, maka hal ini bukanlah sebuah alarm. Perhatikan apakah puting payudara mengalami lecet atau anus bayi terluka ataupun bayi mengalami sembelit. Apabila selalu dan sering ditemukan darah dalam tinja, maka konsultasikan pada dokter. 4. Tinja berwarna hitam dan keras padat diiringi sembelit. Umumnya disebabkan pemberian suplemen zat besi yang jelas tidak diperlukan oleh bayi ASI. Zat besi dalam ASI lebih mudah diserap oleh tubuh dan jumlahnya cukup untuk bayi. Sehingga pemberian suplemen zat besi tidak dibutuhkan untuk bayi ASI. 5. Kehijauan. Umumnya disebabkan oleh makanan yang ibu konsumsi. Dapat juga disebabkan oleh asupan ASI yang tidak seimbang, yaitu bayi relatif hanya mendapatkan asupan ASI awal (foremilk) daripada ASI akhir (hindmilk). Terutama

jika tinja bayi sering sekali berwarna hijau. Karena itu berikan ASI di satu payudara hingga bayi selesai menyusu ataupun payudara terasa kosong. Dengan memahami pola BAB dan karakteristik dari tinja bayi, berbagai keraguan dan ketakutan yang ada dalam pemberian ASI eksklusif dapat kita hindari dan ibu menjadi tenang. Semakin ibu tenang dalam memberikan ASI eksklusif, semakin lancar juga hormon oksitosin bekerja untuk memproduksi ASI.

Related Documents


More Documents from "LPPL LOMBOK"