Halaman 163-169 (anggit).docx

  • Uploaded by: Rulla Luqiana Mazid
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Halaman 163-169 (anggit).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,654
  • Pages: 9
Halaman 163

Juga dengan memberikan salam pada klien dengan menyebut namanya,menunjukan kesadaran tentang perubahan yang terjadipada klien,menghargai klien sebagai manusia seutuhnya hak dan tenggung jawab atas dirinya sendiri sebagai individu merupakan bentuk dari pemberian penguatan positif yang mampu mengunggah semanagt klien. Penghargaan dalam pelayanan keperawatan tidak berbentuk materi,akan tetapi berbentuk dorongan psikologis atau inmaterial untuk memacu lebih baik lagi. penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien dalam arti kata jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi mendaptkan pujian atau persetujuan atas perbuatannya. Perlu mengatakan “apabila klien mencapai sesuatu yang nyata,maka perawat dapat mengatakan demikian.” Contoh : -

“ selamat pagi ibu sri.” Atau “assalamu’alaikum” “saya perhatikan ibu sudah menyisir rambut ibu.” “saya hari ini tampak senang sekali melihat ibu sudah mulai latihan gerak “

Dalam ajaran islam,memberikan salam dan penghargaan menggambarkan akhlak terpuji karena berarti mendoakan orang lain memperoleh rahmat dari Allah swt. Salam menunjukan perawat peduli terhadap orang lain dengan bersikap ramah dan akrab.

Menawarnakn diri Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Menawarkan diri merupakan kegiatan utuk memberikan respons agarseseorang menyadari perilakunya yang merugikan baik dirinya sendiri maupun orang lain tanpa ada rasa bermusuhan. Contoh teknik komunikasi ininharus dilakukan tampa pamrih. Contoh : “ saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”

Mebrikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan Berikan kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicraan. Biarkan klien yang merasa ragu ragu dan tidak pasti tentang perasaannya dalam interasi ini. Perawat dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membaca pembicaraan. Contoh :

-

“ adakah sesuatu yang ingin anda bicarakan “ “ apakah yang sedang saudara pikirkan “ “ dari mana anda ingin mulai pembicaraan ini “

Halaman 164

Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan Teknik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan yang mengidikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Contoh : -

“.........teruskan .... ! “.........dan kemudian .....?” “ceritana kepada saya tentang itu .... “

Menempatkan kejadian secara teratur akan memnolong perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif

Kelajutan dari suatu kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif. Perawat akan dapat menentukan pola kesukaan interpersonal dan memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien dalam memenuhi kebutuhannya. Contoh : -

“ apabila yang terjadi sebelum dan sesudah?” “kapan kejadian tersebut terjadi ?“

Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya

Apabila perawat ingin menerti klien,maka ia harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien . ketika menceritakan pengalamannya, perawat harus waspada akan timbulnya gejala ansietas Contoh : -

“ ceritakan kepada saya begaimana perasaan saudara ketika akan dioprasi.” Apa yang sedang terjadi ?”

Refleksi Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukaan dan menerima ide serta perasaanya sebagai dirinya sendiri. Dengan mengembalikan pikiran pikiran dan perasaan itu kepada dirinya sendiri,klien akan berusaha untuk menilai apa yang sedang ia pikirkan,justru dia sendiri yang menilai dan bukan orang lain.

Halaman 165

Menurut stuart dan sundeen (1995), teknik refleksi digunakan untuk mengembalikan ide,perasaan,dan pertanyaan kepada klien. Sedangkan menurut schultz dan videbeck (1998),refleksi merupakan tindakan mengembalikan pikiran dan perasaan klein. Hal itu terjadi karena adanya kebimbangan atau keraguan dalam diri klien. Teknik refleksi yang dilakukan perawat bukan untuk menilai pikiran dan perasaan klien,akan tetapi perawat mengembaliakn lagi pikiran dan perasaan yang merupakan bagian dari diri sendiri sehingga klien dan perasaan yang merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga upaya untuk mengevalusaikan dan menimbang-nimbang keputusan yang akan di ambil. Contoh : K : “apakah menurutmu saya harus mengatakan nya kepada dokter ?” P : “apakah menurut anda,anda harus mengatakannya ?” K : “ suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi saya bahkan tidak menelpon saya,kalau dia datang saya tidak ingin berbicara dengannya .” P : “ ini menyebabkan anda marah .”

Kesimpulan : kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan,karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampua tetapi dalam dimensi nilai,waktu,dan ruang yang turut mengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutik bagi klien dan juga kepuasaan bagi perawat. Hal yang cukup penting diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor penujang yang sangat berpengaruh dalam mengembankan kemampuan hubunganterapeutik.

PONSEP DASAR KOMUNIKASI TERAPEUTIK Komunikasi berorientasi pada proses pencepatan kesembuhan

Setiap pesan komunikasi mempunyai tujuan atau makna tertentu dimana dari makna yang berarti tersebut perawat dapat mempredisikan bagaimana cara berkomunikasi. Klien yang merasa diajak mendiskusikan masalah kesehatan yang dihadapinya,akan

Halaman 166

Merasa terayomi dan merasa mendapat perhatian yang penuh dari perawat sehingga bisa menurunkan kecemasan akibat penyakit yang diderita. Komunikasi terjadi antara perawat dan klien merupakan komunikasi yang mengarah pada penemuan masalah keperawatan melalui pengkajian sampai pada evalusai dari hasil tindakan keperawatan. Oleh karena itu, perawat harus menghindarkan dari dari kebntuan komunikasi terapeutik antara lain resistens tranferens,kontratransferens,dan pengalaman batas.

Komuniaksi terstruktur dan direncanakan Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanaakn sampai pada tindakan komunikasi yang betul betul disengaja. Untuk itu dibutuhkan strategi pelaksanaan komunikasi yang baik. Strategi pelaksanaan komunikasi ini menurunkan dan memberkan petunjuk,serta mengarhkan perkataan apa saya yang akan disampaikan pada klien. Apa yang akan disampaikan sebelum sesudah terekam pada ruang penyimpanan di otak. Hal ini mengindari bias saat berkomunikasi.

Komuniaksi terjadi dalam konteks topik,ruang,dan waktu Saat berkomuniaksi perawat harus memilih topik yang dibutuhkan klien sesuai dengan keluhan yang dirasakan atau masalah klien. Perlu diperhatikan bahwa klien itu unik karena perbedaannya. Menghadapi klien satu dengan yang lainnya tentunya tidak sama,baik topik maupun cara berhubungan atau berkomunikasi sehingga perawat harus memperhatiakn dari sisi dimensi isi dan hubungan. Perawat harus memprediksi dan menentukan isi pesan apa yang akan disampaikan. Disamping itu,pesan komunikasi yang dikirim oleh pihak komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal juga harus disesuaikan. Perawat harus membuat kontrak pertemuan dengan klien terutama kapan dan dimana pertemuan tersebut dilaksanakan sehingga diharapkan komunikasi yang berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan dan topik yang akan dibicarakan atau disampaikna sesuai dengan tempat yang telah disepakati. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan

Halaman 167

(lanjutan diatas) Klien terhadap perawatan dan akan meningkatkan hubungan saling percaya antara klien dan perawat.

Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman klien

Tingkat retensi atas pengetahuan yang diterima komunikasi memberikan gambaran seberapa jauh pesan yang disampaikan diterima dan dipahami oleh peserta komunikasi. Harapan kerangka pengalaman kedua belah pihak memiliki kemiripan yaitu agar tujuan penyampaian pesan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu,seseorang yang akan menyampaikan pesan perlu melihat hal hal berikut ini. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Latar belakang budaya Basaha Agama Tingkat pendidikan Kemampuan kognitif Termasuk didalamnya kondisi psikologis dari lawan bicara

Hal tersebut dilakukan dalam rangka menyelaraskan dan menyeimbangkan kebutuhan akan pesan dengan demikian memberikan tolak ukur kapasitas pesan yang akan disampaikan. Dalam proses komunikasi,perawat harus melihat kondisi emosional dari klien atau perawat sehingga dalam berkomuniaksi perawat harus mampu menempatkan diri dalan berintraksi. Jika kita tersenyum,maka kita dapat mempredisikan bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman. Jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

Komunikasi memerlukan keterlibatan maksimal dari klien dan keluarga

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh llatar belakang budaya,nilai,adat,pengalaman,dan pendidikan. Sisi internal seperti lingkungan keluarha dan lingkungan dimana dia bersosialisasi memengaruhi begaimana dia melakukan tindkan komunikasi. Dalam proses komunikasi antara perawat dan klien atau keluarga akan menjadi proses tranformasi ada diskusi yang saling mengisi dan menerima untuk itu perawat

Halaman 168

(melanjutkan diatas ) Harus memperhatiakn latar belakanv yang dipunyai klien atau keluarga tersebut agar pesan yang disampaikan mampu memberikan efek terapeutik bagi klien/keluarga. Harapan dari instruksi yang kapasitas dan kemampuan dari klien dan keluarga. Harapan dari intruksi yang mengikat tersebut adalah suppaya klien mengikuti pesan tersebut,karena pesan itu memang harus diikuti oleh keluarga atau klien dalam mempercepat proses penyembuhan. Untuk itu perawat harus menampilkan kesungguhan dari perawat dimana pesan verbal sesuai pesan nonverbal atay pesan yang disampaikan sesuai dengan ke butuhan klien.

Keluhan utama sebagai pijakan pertama dalam komunikasi Keakuratan perawat untuk menentukan sikap dan klien tergantung pada pernyataan klien atas keluhan yang disampaikan. Keluhan yang sangan dirasakan merupakan kata kata yang pertama terucap dari klien,dengan harapan keluhan itu yang didahulungan untuk diselesaikan. Perawat dengan tanggap melakukan penelusuran atas keluhan yang disampaikan dengan mengaitkan data tambahan melalui rujukan rujukan yang telah dipelajari sebelum menentukan sikap dan tindakan tersebut. Keluhan utama tersebut merupakan kata kunci dalam menggali masalah keperawatan. Konsep triple N (nanda NIC dan NOC) merupakan aplikasi bagaimana pentingnya keluhan utama dalam menentukan keluhan utama dalam menentukan diagnosa keperawatan,rencana tindakan,dan kriteria evaluasi yang dilaksanakan bersama sama untuk memperoleh gambaran yang signifikan dalam pelaksanaan proses keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan melakukan tindakan keperawatan perlu kiranya untuk melihat pengelompokan tindakan kriteria hasil yang dijadikan rujukan dalam menentukan rencana tindakan keperawatan.

TAHAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK Tahap pra-intreraksi Tahap ini dusebut juga tahap apersepsi dimana perawat menggali lebih dahulu kemampuan yang dimiliki sebelum kontrak/berhubungan dengan klien termasuk

Halaman 169

(melanjutkan yang diatas) Kondisi kecemasan yang menyelimuti dari perawat sehingga terdapat dua unsur yang perlu dipersiapkan dan dipelajari pada tahap praintrekasi yaitu unsur dari sendiri dan unsur dari klien. Hal hal yang dipelajari dari diri sendiri adalah sebagi berikut. 1. Pengetahuan yang dimiliki yang terkait dengan penyakit dan masalah klien Pengetahuan yang dimiliki perawat akan kondisi dipakai sebagi bakal dalam berintaksi sehingga ketika perawat belum menguasai penyakit dan keluhan klien,maka perawat perlu belajar dulu atau diskusikan dengan teman sejawat,atasan,maupun dengan yang lainnya. 2. Kecemasan dan kekelutan diri Kecemasan yang dialami seseorang dapat mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Konsentrasi menjadi pecah,tidak mampu memfocuskan diri pada pembicaraan yang aktual serta tidak mampu mengendalikan diri. Perawat harus mampu membedakan masalah dan menjalankan profesi. Harapan perawat terhadap klien disesuaikan dengan harapan klien itu sendri,dengan demikian,harapan yang akan ditentukan sesuai denegan tujuan tindakan keperawatan yang memenuhi kriteria nursing outcome clasification. 3. Analisis kekuatan diri Dalam diri seseorang terdapat kelebihan dan kekurangan. Sebelum kontak dengan klien,perawat perlu menganalisis kelemahan dan menggunakan kekuatannya untuk berinteraksi dengan klien. Kesadaraan untuk mengakui kelemahan menumbuhkan minat untuk mencari alternatif koping dalam mengatasi permasalahannya sendiri. Analisis

Related Documents


More Documents from ""