Metlit Kel.2 Plagiat.docx

  • Uploaded by: Rulla Luqiana Mazid
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Metlit Kel.2 Plagiat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,709
  • Pages: 21
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Makalah Plagiarisme” Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Metodelogi Penelitian. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Plagiarisme. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita.

Bandung, 21 Maret 2019

Penyusun

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i BAB I ........................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 1.1

Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2

Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3

Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II ...................................................................................................................................... 3 TUNJAUAN TEORI ............................................................................................................... 3 2.1 Definisi............................................................................................................................ 3 Macam-macam Plagiat ....................................................................................................... 3 Tindakan-Tindakan plagiat ............................................................................................... 3 2.2 Tekhnik Pencegahan Plagiat ........................................................................................... 4 2.3

Citation (Mengutip) .................................................................................................. 7

2.4 Pharaprase (Parafrase) ................................................................................................. 10 2.5 References ..................................................................................................................... 11 2.6 Pengutipan Sumber Pustaka .......................................................................................... 14 BAB III................................................................................................................................... 17 PENUTUP.............................................................................................................................. 17 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 17 3.2 Saran ............................................................................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 19

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Praktik plagiat tidaklah menjadi hal asing lagi, apalagi di kalangan mahasiswa yang hampir setiap hari mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Tak terkecuali pula, mahasiswa informatika sering mendapat tugas untuk membuat program aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Dalam pengerjaan tugas tersebut, praktik plagiat tak terelakkan lagi untuk dilakukan mengingat waktu pengerjaan tugas yang terbatas dan tidak adanya motivasi untuk berusaha menyelesaikan tugas dengan kemampuan sebdiri. Praktik plagiat dilakukan dengan cara tukar-menukar kode program (source code) yang telah berhasil. Mahasiswa yang memplagiat dapat dengan mudah menyalin atau mengganti kode program yang telah didapatkan secara cepat dengan menggunakan fitur-fitur yang disediakan oleh komputer. Untuk mengatasi praktik plagiat, tidaklah cukup hanya mengingatkan kepada mahasiswa bahwa tindakan plagiat tidak baik dilakukan. Pendeteksian praktik plagiat merupakan solusi yang sebaiknya dilakukan sehingga tindakan curang tersebut dapat diminimalisasi. Plagiatisme adalah ketidakjujuran dalam menghasilkan karya tulis karena menggunakan karya dan fikiran orang lain seolah-olah menjadi karya dan fikirannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Judul atau tema dari buku kecil ini terdiri dari dua

bagian,

yaitu:

pertama, mengenali

plagiatisme dan

kedua, permasalahan

plagiatisme di perguruan tinggi yang dianggap menjadi tantangan bagi lembaga perguruan tinggi, dosen, maupun mahasiswanya. Isue sentral yang dipertanyakan, apakah

plagiatisme

memang

belum

dikenali;

dan

mengapa

perlu

dikenali. Pengamatan dan kesimpulan penulis sekian lama berada di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia mengesankan bahwa memang plagiatisme atau plagiat itu belum benar-benar dikenali atau setidak-tidaknya baru dikenali secara samar-

1

samar, instant atau “kulitnya saja” baik oleh kalangan dosen lebih-lebih oleh kalangan

mahasiswa. Selanjutnya,

pertanyaan

menyangkut

permasalahan

plagiatisme. Penulis berpendapat, setidak-tidaknya pada kondisi sekarang ini permasalahan itu masih menjadi peristiwa keseharian bahkan menjadi hal yang rutin terjadi atau tingkat kejadiannya (incident) cukup tinggi. Memang tertutup-tutupi oleh label kelembagaan perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah, tapi ibarat gunung es yang hanya terlihat puncaknya saja padahal volume di bawah permukaan air sangatlah besar.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Mahasiswa mampu : a. Menjelaskan konsep Plagiatisme mulai dari pengertian,jenis –jenis,Tindakan, cara mengatasi plagiatisme b. Memahami jenis-jenis Tindakan Plagiat yang ada c. Memahami cara mengatasi Plagiatisme

2

BAB II TUNJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Echols dan Shadily menterjemahkan plagiarism sebagai penjiplakan, plagiat.Pelakunya disebut penjiplak, plagiator (plagiarist). Brotowidjoyo menjelaskan bahwa Plagiarism ialah hasil pembajakan atau pencuplikan berupa penggunaan fakta, penjelasan, ungkapan, dan kalimat orang lain secara tidak sah. Hasil pembajakan, penculikan, dan penggunaan fakta, ungkapan, dan sebagainya yang tidak sah tersebut disebut plagiat Macam-macam Plagiat 

Word-for-word plagiarism : menyalin setiap kata secara langsung tanpa diubah sedikitpun.



Plagiarism of the form of a source : menyalin dan atau menulis ulang kodekode program tanpa mengubah struktur dan jalannya program.



Plagiarism of authorship: mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karya sendiri dengan cara mencantumkan nama sendiri menggantikan nama pengarang sebenarnya.

Tindakan-Tindakan plagiat a.

Menggunakan atau mengambil teks, data atau gagasan orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap;

b.

Menyajikan struktur, atau tubuh utama gagasan yang diambil dari sumber pihak ketiga sebagai gagasan atau karya sendiri bahkan meskipun referensi pada penulis lain dicantumkan;

3

c.

Mengambil materi audio atau visual orang lain, atau materi test, sofware dan kode program tanpa menyebut sumber dan menampilkannya seolaholah sebagai karyanya sendiri;

d.

Tidak menunjukkan secara jelas dalam teks, misalnya dengan tanda kutipan atau penggunaan lay-out tertentu, bahwa kutipan literal atau yang mendekati literal dimasukkan dalam sebuah karya, bahkan meskipun rujukan yang benar terhadap sumber sudah dimasukkan;\

e.

Memparafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) isi dari teks orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumber;

f.

Menggunakan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya, atau menggunakan teks yang mirip dengan teks yang pernah dikumpulkan sebelumnya untuk tugas sebuah mata kuliah;

g.

Mengambil karya sesama mahasiswa dan menjadikannya sebagai karya sendiri

h.

Mengumpulkan paper yang dibuat dengan cara membeli atau membayar orang lain untuk membuatnya.

2.2 Tekhnik Pencegahan Plagiat Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya plagiarisme pada karya tulis, antara lain sebagai berikut. a. Kejujuran pada diri seorang penulis. Kejujuran merupakan dasar untuk menegakkan kebenaran, termasuk menegakkan dan membangun kebenaran ilmiah sangat diperlukan kejujuran. Kejujuran merupakan nilai nurani (lubuk hati yang paling dalam) yang hakekatnya tidak bisa dibuat-buat, tetapi bisa ditempa melalui pendidikan moral atau mental, kemudian diperkaya dengan ilmu pengetahuan. Suatu kejujuran yang hakiki hanya diketahui secara pasti oleh diri sendiri dan oleh Allah, sedangkan orang lain hanya bisa mengetahui ekspresi dari kejujurannya itu.

4

Hanya diri sendiri dan Allah yang benar-benar tahu bahwa materi yang dikemukakan dalam bentuk kalimat ataupun data pada karya tulisnya itu asli milik dirinya atau bersumber dari karya tulis orang lain. Kadang-kadang seorang penulis ingin mengemukakan kalimat (konsep, teori, ataupun pernyataan) serta data (baik gambar maupun angka) yang bersumber dari tulisan orang lain, namun tidak tahu cara merujuk sumber secara benar. Di sinilah diperlukan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tata tulis; membuat kalimat yang benar, mengutip kalimat baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung, mengutip gambar dan/atau angka, dan lain sebagainya. b. Pengakuan terhadap karya orang lain. Pengakuan terhadap karya orang lain yang dijadikan bahan pustaka merupakan salah satu tindakan jujur seorang penulis karena hal ini merupakan salah satu faktor yang memengaruhi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengakuan terhadap karya orang lain dapat terekspresikan pada cara pengutipan kalimat dan data yang dituangkan dalam isi tulisan, cara penulisan daftar pustaka, dan pada kata pengantar maupun sanwacana. Meningkatkan peran pendidik dalam mencegah plagiarisme. Pendidik dalam segala tingkatan institusi pendidikan memiliki kewajiban membimbing anak didiknya dalam segala aspek pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulumnya.

Seorang pendidik yang diberi tugas pimpinan untuk

membimbing anak didiknya dalam penulisan karya tulis ilmiah atau skripsi harus menjalankan peranannya secara baik dan penuh tanggungjawab. Peranan seorang pembimbing sangat banyak, antara lain: a. Memberi ide penelitian atau karya tulis ilmiah ketika siswa yang dibimbingnya tidak mempunyai ide yang sesuai dengan bidangnya b. Memberikan arahan tentang garis besar atau kerangka isi karya tulis ilmiah yang akan dibuat

5

c. Membimbing tata cara penulisan dan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, d. Membimbing cara pengolahan dan penyajian data yang akan dituliskan dalam karya tulis ilmiahnya, e. Memberikan arahan tentang interpretasi serta pembahasan data yang telah diperoleh, f. Membaca secara teliti semua yang dituliskan bimbingannya dalam karya tulis ilmiah, g. Memberikan masukkan atau koreksi terhadap segala kekurangan yang dijumpai pada karya tulis bimbingannya mencakup kaidah penulisan kalimat, cara merujuk suatu sumber pustaka, dan kaidah keilmuan, h. Memberikan teladan atau contoh yang baik dan benar berkaitan dengan pembuatan karya tulis ilmiah. Jika peran pendidik dijalankan dengan baik, maka plagiarisme dapat berkurang. Hal ini secara langsung dapat mendorong terciptanya kejujuran ilmiah untuk memperoleh kebenaran ilmiah. Pendidik harus menjadi teladan atau contoh yang baik dan benar, jangan sampai pendidik sendiri yang justru menjadi plagiator (orang yang melakukan plagiarisme). Masalah seperti ini sangat mungkin terjadi karena menyangkut moral individu seseorang. Misalnya, pembimbing skripsi yang menulis karya tulis ilmiah persis isinya dengan isi sebuah skripsi mahasiswa bimbingannya mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan tanpa mecantumkan nama penulis skripsi dalam jurnal ilmiah (publikasi resmi). Ada ketentuan bagaimana cara merujuk data dari sebuah skripsi atau beberapa buah skripsi bimbingannya untuk ditulis kembali menjadi sebuah tulisan. Pendidik harus lebih mengetahui tentang ketentuan yang dimaksud agar mahasiswa bimbingannya bisa terdidik dengan lebih baik lagi.

6

1. Meningkatkan peran pemeriksa karya tulis ilmiah dalam mencegah plagiarisme. Pemeriksa karya tulis ilmiah bertugas untuk memeriksa kelayakan karya tulis dalam berbagai aspek, misalnya: kelayakan bidang ilmu (baik relevansi bidang ilmu maupun mutu isinya), kelayakan format, dan kebahasaan termasuk kaidah pengutipan yang benar. Pemeriksa karya tulis ilmiah harus benar-benar memeriksa/membaca karya tulis ilmiah yang ditugasi kepadanya, baik karya tulis ilmiah untuk kenaikan pangkat para guru, para dosen, para peneliti, maupun untuk dipublikasi. Pemeriksaan yang dilakukan secara cermat namun tidak bermaksud menghambat karir seseorang sangat efektif dalam mencegah terjadinya plagiarisme pada karya tulis ilmiah. Pada bagian ini, keteladanan juga sangat diperlukan terutama bagi para pemeriksa karya tulis ilmiah agar plagiarisme tidak terjadi pada paper, kertas kerja, makalah seminar (proseding seminar), makalah workshop, ataupun pada makalah jurnal/buletin. 2. Menyebarkan informasi hasil penelitian dan karya tulis lainnya melalui publikasi dalam jurnal ataupun buletin ilmiah. Publikasi

tersebut

dimaksudkan

untuk

menyebarluaskan

informasi

perkembangan IPTEKS melalui karya tulis ilmiah agar memperkaya kasanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat, agar bisa dijadikan bahan pustaka bagi para peneliti dan akademisi, agar bisa dilakukan kajian/penelitian lebih lanjut oleh ilmuwan yang memiliki minat bidang ilmu yang sama. Jika para pembaca mengerti maksud dan tujuan publikasi karya tulis ilmiah.

2.3 Citation (Mengutip) Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang atau ucapan seorang ahli dalam bidang yang sedang ditulis. Fungsi kutipan adalah sebagai landasan teori, sebagai penjelas, dan sebagai penguat pendapat yang dikemukakan penulis.

7

Jenis kutipan 1. Kutipan Langsung Kutipan Langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam susunan aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun. Bahan yang dikutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda baca, dan sebagainya. Contoh Kutipan Langsung: Agus mengatakan, “perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan” (Sudibyo, 2002 : 184). ……………………………… 2. Kutipan Tak Langsung : Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali maksud penulis dengan kata-katanya sendiri. Yang dikutip adalah pokok-pokok pikiran, atau ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan kemudian dinyatakan dengan bahasa sendiri. Walaupun yang dikutip berasal dari bahasa asing, namun tetap dinyatakan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Contoh Kutipan Tidak Langsung : Sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi, jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain (Sudibyo, 2001 : 12). Selain itu Joni menyataka bahwa …………………………………………. Cara penulisan Kutipan 

Di depan

8

Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ……… 

Di tengah Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan: “Kalimat efektif dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan perhatian, dan keringkasan.”



Di Akhir Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat sehingga

terjadi

efesiensi

dan

tingkat

keterpakaian

yang

tinggi

(Meisel 1976:125) Aturan Penulisan Kutipan a. Penulis satu Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama seseorang) Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa ……………. b. Penulis dua Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua. Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan Frenstrom (1978:23) menghasilkan ………… c.

Penulis lebih dari dua Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti dengan singkatan dkk . Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel dkk, 1976:125)

9

d. Pengutipan lebih dari satu karangan Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari berbagai sumber yang menguraikan hal yang sama (mengandung suatu pengertian yang sama). Di dalam hal yang seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan tanda titik koma (;) Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Delvin (1987:34); Asidie dan Hermawan (1989:76); dan Basuki (2004:90) bahwa……. e.

Sitasi dari Sitasi Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpakasa, misalnya publikasi aslinya sulit sekali untuk ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu hendaknya mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing. Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh Heri (1990:87) bahwa ……….. Lain halnya dinyatakan oleh Henry (1999); Herni (2000) bahwa ………..

2.4 Pharaprase (Parafrase) Secara umum melakukan parafrase berarti anda mengambil ide atau gagasan orang lain, dan kemudian mengungkapkannya dengan kalimat atau katakata sendiri. Secara khusus parafrase mengandung tiga pengertian a.

Mengungkapkan ide atau informasi esensial dari orang lain dan menyajikannya dalam bentuk baru.

b.

Salah satu cara yang absah (ketika disertai dengan dokumentasi yang akurat) untuk meminjam dari atau menggunakan sebuah sumber.

c.

Sebuah pernyataan kembali yang lebih rinci dibandingkan dengan rangkuman, dengan memusatkan perhatian pada ide atau gagasan tunggal yang penting secara ringkas.

Kemampuan melakukan parafrase merupakan ketrampilan yang sangat penting karena parafrase adalah lebih baik dibandingkan dengan mengutip

10

informasi dari penggalan kalimat yang tidak terlalu istimewa, disamping membantu mahasiswa mengontrol kecenderungan untuk terlalu banyak mengutip serta membantu dalam menata proses mental dalam melakukannya. Secara umum ada sejumlah tahap yang dapat diikuti untuk melakukan parafrase secara efektif: a.

Baca dan baca kembali bagian kalimat dari sumber asli yang hendak dikutip agar anda sungguh-sungguh memahami artinya

b.

Kesampingkan bagian kalimat dari sumber asli di atas, dan tulislah kalimat atau kata-kata sendiri dalam sebuah kartu catatan.

c.

Buatlah catatan ringkas di bawah parafrase yang anda buat untuk mengingatkan anda kelak bagaimana anda telah membayangkan materi yang anda pergunakan sebagai bahan untuk dikutip. Di atas kartu catatan, tulislah kata-kata kunci atau prase untuk menunjukkan pokok masalah dari parafrase anda.

d.

Periksa kembali susunan kalimat yang anda buat dengan susunan kalimat aslinya untuk memastikan bahwa versi dari susunan kalimat yang anda buat secara akurat mengungkapkan semua informasi penting dalam sebuah bentuk yang baru.

e.

Pergunakan tanda kutipan untuk mengidentifikasi istilah atau ungkapan yang unik yang sudah anda pinjam atau anda ambil secara persis dari sumber tersebut.

f.

Jangan lupa mencatat asal sumber (termasuk halaman) dalam kartu catatan anda sehingga anda dapat menyebutkannya secara mudah jika anda memutuskan untuk memasukkannya ke dalam tulisan anda.

2.5 References Penulisan referensi berdasarkan EYD umumnya digunakan untuk melengkapi karya tulis yang dibuat dalam bahasa Indonesia dan dipublikasikan di Indonesia.

11

Sedangkan acuan penulisan lainnya biasanya digunakan pada penulisan referensi untuk karya tulis yang hendak dipublikasikan secara internasional, misalnya pada jurnal internasional. Referensi yang sering digunakan yakni acuan penulisan referensi sesuai EYD dan acuan penulisan referensi berdasarkan APA.

Acuan Penulisan Referensi Sesuai Format Indonesia Dalam pedoman umum ejaan Indonesia yang disempurnakan tahun 2009, disebutkan acuan penulisan daftar pustaka yang cukup terbatas. Pada EYD ini hanya disebutkan bahwa dalam daftar pustaka susunan penulisan nama dibalik dan menggunakan tanda koma untuk memisahkan nama yang dibalik tersebut. Untuk referensi berupa buku, maka format penulisannya sebagai berikut:

• Referensi buku Nama belakang penulis, nama depan penulis. Tahun terbit buku. Judul buku yang ditulis dengan huruf miring. Tempat terbit buku: Nama penerbit buku. Contohnya: Kelana, Sekar. 2003. Dasar-Dasar Jurnalistik. Jakarta: Serambi Media. • Referensi buku dengan editor dan keterangan jilid buku Nama belakang penulis, Nama depan penulis (Ed.) Tahun terbit. Judul buku ditulis dengan huruf miring. Keterangan jilid buku. Tempat terbit buku: Nama penerbit. Contohnya: Ramadhani, Indah (Ed.) 2003. Belajar Mengetik Cepat. Jilid 1. Yogyakarta: Creative Media. Pada penulisan daftar pustaka sesuai EYD ini, tanda titik digunakan di antara nama penulis, judul yang tidak diakhiri dengan tanda seru atau tanda tanya, serta tempat

penerbitan

buku.

12

Acuan Penulisan Referensi Berdasarkan APA Berbeda dengan acuan penulisan daftar pustaka menurut EYD, aturan penulisan referensi berdasarkan APA sedikit lebih rumit dan dijelaskan dengan terperinci. Berikut ini panduan menulis referensi berdasarkan APA.

• Referensi berupa buku Nama belakang pengarang, inisial. (tahun penerbitan di dalam kurung). Judul buku ditulis dengan huruf miring (Edisi buku bila edisinya lebih dari satu di dalam kurung). Tempat diterbitkan: Penerbit. Contoh: Ramadhani, I. (2003). Menapak Jejak Menoreh. Yogyakarta: Media Press. Sebagai catatan, judul buku dituliskan dengan huruf kapital sesuai dengan tata cara penulisan kalimat. Bila penulis sebuah buku lebih dari enam orang, maka nama penulis selanjutnya menggunakan nama pengganti et al. Sementara itu jika buku ditulis dengan editor, maka penulisannya dilengkapi dengan (ed.) atau (eds.) bila lebih dari satu editor . Contoh: Iman, T. (ed). (2004) Menulis Artikel di Koran. Jakarta: Agung Media.

• Referensi berupa artikel jurnal Nama Belakang Penulis, Inisial. (tahun penerbitan dalam kurung). Judul artikel. Judul Jurnal ditulis dengan huruf miring, Nomor volume – jika ada (Nomor issue/ terbit dalam kurung), nomor halaman awal dan akhir dari artikel. Seperti halnya pada penulisan judul buku, huruf kapital pada penulisan judul artikel mengikuti standar penulisan kalimat. Sedangkan huruf kapital pada penulisan judul jurnal mengikuti standar penulisan judul. Contoh: Minati, A. (2011). Kemajemukan Budaya Jawa: Suatu Pendahuluan. Antropologi Indonesia 56, 13-20.

13

• Referensi dari majalah Nama belakang penulis, Inisial. (Tahun terbit majalah, tanggal dan bulat terbit makalah). Judul artikel. Nama majalah ditulis dengan huruf miring, nomor majalan, halaman. Contohnya: Utami, A (2005, 23-28 Agustus). Menulis Dengan Hati. Horizontal, No. 31, 45-47. • Referensi dari surat kabar Nama belakang penulis, Inisial. Judul artikel. (Tahun, tanggal dan bulan terbit surat kabar). Nama surat kabar ditulis dengan huruf miring, halaman surat kabar. Contohnya: Wulan, G. Wanita dan Karir. (2003, 25 Agustus). Wanita, 12. Demikianlah penulisan daftar pustaka berdasarkan acuan format EYD dan berdasarkan APA. Pengetahuan mengenai penulisan lainnya bisa diperoleh di situs Penulispro.com. Situs ini berisi informasi yang melimpah berupa artikel-artikel seputar dunia penulisan. Di situs ini, Anda bisa mendapatkan acuan penulisan fiksi dan nonfiksi serta acuan penulisan lainnya seperti panduan menulis referensi dan kelengkapan naskah lainnya. 2.6 Pengutipan Sumber Pustaka Dalam penyusunan suatu Karya Tulis Ilmiah (KTI), Daftar Pustaka dan Lampiran merupakan pelengkap wajib. Disebut pelengkap karena Daftar Pustaka tidak termasuk dalam isi utama KTI, demikian juga dengan Lampiran. Namun, penulisan Daftar Pustaka dan Lampiran brsifat. Daftar Pustaka bersifat wajib, karena terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan menuliskan Daftar Pustaka, yaitu terhindar dari tuduhan penjiplakan (plagiarism), menghargai penulis sebelumnya, dan memfasilitasi pembaca yang ingin mengetahui sumber referensi secara detail. Percantuman Lampiran dalam suatu KTI atau atau penelitian pada umumnya juga bersifat wajib. Sifat wajib ini diperoleh karena

14

ada kalanya kita kurang rinci dalam menarasikan suatu objek dalam KTI, sehingga untuk memperjelas pembaca maka objek tersebut harus dicantumkan dalam Lampiran. Berdasarkan beberapa hal di atas, untuk dapat menuliskan Daftar Pustaka dan Lampiran dengan baik, perlu kiranya mehasiswa dibekali dengan pengetahuan tentang penulisan Daftar Pustaka dan Lampiran. Pengetahuan ini nantinya dapat diaplikasikan ketika mahasiswa menyusun proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) . I.

Buku, KTI, Skripsi, Thesis, Disertasi, atau Prosiding Seminar Format dasar untuk menuliskan Daftar Pustaka berdasarkan sumber buku, KTI, Skripsi, Thesis, Disertasi, atau Prosiding Seminar dapat dituliskan sebagai berikut. Nama Pengarang. Tahun Terbit, Judul Utama: Judul Tambahan. Edisi. Kota Terbit, Negara: Penerbit. Untuk menuliskan nama pengarang diawali dengan nama belakang, kemudian diikuti dengan tanda koma dan inisial nama depan dan nama tengah. Judul utama maupun judul tambahan dicetak miring (italic). Jika buku yang dikutip masih dalam satu Negara, maka tidak perlu dicantumkan Negara asal tulisan tersebut diterbitkan. Jika banyak pengarang lebih dari satu namun kurang dari atau sama dengan lima, maka nama pengarang tersebut dapat dituliskan semua dalam Daftar Pustaka. Namun jika nama pengarang lebih dari atau sama dengan enam, cukup dengan menuliskan nama pengarang utama diikuti dengan tanda koma dan tulisan “dkk” atau “et.al”. Sebuah buku yang tidak tercantum nama pengarangnya, juga dapat dituliskan dalam Daftar Pustaka, yaitu mengganti nama pengarang kemudian menuliskan judul buku dicetak miring. Demikan juga untuk buku hanya tercantum nama organisasi yang menulis atau nama editor buku. Untuk KTI, skripsi, thesis, atau disertasi, setelah percantuman judul sesuai dengan formal dasar, ditambahkan tulisan “(KTI, Skripsi, tesis, atau

15

disertasi tidak diterbitkan)”. Jika sumber diperoleh dari prosiding, tanggal bulan tahun pelaksanaan seminar, dan halaman tempat artikel yang dikutip dalam prosiding tersebut. Tulisan data-data tersebut dicetak miring (italic) . Dengan demikian, jika sumber tulisan dari prosiding seminar, maka yang dicetak miring bukan judul artikelnya, namun data- data mengenai prosiding. Jika dipeoleh secara online, maka wajib dituliskan alamat web dan kapan alamat web tersebut diakses.

16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Plagiatisme adalah penggunaan ide; kata-kata, kalimat atau kata-kata kunci; uraian, ungkapan atau penjelasan; fakta termasuk data dan informasi milik orang lain dalam suatu karya tulis tanpa mengemukakan sumbernya secara lengkap sesuai dengan tata-cara yang berlaku — yang dikategorikan pemalsuan, termasuk menganti identitas karya tulis orang lain seolah-olah menjadi karyanya — yang dikategorikan pembajakan. Hasil plagiatisme disebut plagiat dan pelakunya disebut plagiator. ·

Plagiatisme masih merupakan hal yang belum benar-benar dikenali atau

setidak-tidaknya baru dikenali secara samar-samar, instant atau “kulitnya saja” baik oleh kalangan dosen lebih-lebih oleh kalangan mahasiswa. Fenomena permasalahan itu masih menjadi peristiwa keseharian bahkan menjadi hal yang rutin terjadi atau tingkat kejadiannya (incident) cukup tinggi. Karena itu pemahaman yang mendalam tentang plagiatisme ini masih perlu terus menerus diinternalisasikan di lingkungan perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa. ·

Perilaku plagiator atau plagiarist (gemar menjiplak/ menyontek) sengaja atau

tidak sengaja menjadi dominan karena kegagalan dalam transformasi metoda pendidikan, yang seharusnya semakin tinggi jenjang pendidikan semakin berkembang ke arah metoda-metoda yang improvisatif, kreatif, inovatif atau analitis dan sintesis sesuai dengan prinsip pembelajaran (learning principle). Di sisi lain sangsi atau punishment yang dijatuhkan pada yang melanggar etika akademik dan ilmiah sangatlah longgar, mudah memberi maaf (permissive) bahkan nyaris tidak ada. Karena itu metoda pembelajaran pada pendidikan tinggi (higher education) harus lebih dibobotkan kepada daya analisa dan sintesa serta penerapan sangsi-sangsi akademik yang tegas harus menjadi bagian integral dalam metoda pembelajaran.

17

·

Kemampuan untuk menghidar dari plagiatisme atau “perilaku anti

plagiatisme” tidak cukup diberikan sebatas pemberian pengetahuan (cognitive), akan tetapi harus dilatih sepanjang proses pendidikan sehingga menjadi keterampilan sesuai kaidah psychomotoric sehingga melahirkan perilaku (behavior) sesuai kaidah affective. Karena itu membangun “perilaku anti plagiatisme” harus menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan. 3.2 Saran Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi

juga

telah

menyoroti

secara

khusus

perihal

pemberantasan

plagiatisme. Karena itu perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah harus memiliki sistem, mekanisme, dan prosedur untuk mengenali dan menangkal plagiatisme serta menghukum para plagiator dengan sangsi akademis yang tegas yang diatur dalam kode etik ilmiah.

18

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1993. Borang Akreditasi Program Studi, Jenjang S1. BAN-PT, Depdiknas. Kristanto, Vigih Hery. 2018. Metodologi Penelitian : Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Deepublish Firdaus . 2018. Aplikasi Metodologi Penelitian.Yogyakrta:Deepublish

19

Related Documents

Metlit
October 2019 40
Tugas Metlit
April 2020 25
Metlit 4
October 2019 33
Metlit Mklh
May 2020 31
Silabus Metlit Fix A
May 2020 27
Metlit Lengkap.docx
April 2020 34

More Documents from "Rosa Dwi Putri"