HAK ASASI MANUSIA Disusun untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan Dosen pengampu : Di’amah Fitriyah, M.Pd
Disusun Oleh :
Okta Vionita Arya Nur Fauzi M. Pahmi Hidayat Ninin Ponika Iis Nurkholisoh
181410163 181410170 181410185 181410196 181410199
EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada saat ini keadilan selalu digaungkan oleh hampir semua orang, mereka menuntut adanya keadilan. Hal itu dikarenakan maraknya pelanggaran HAM di Indonesia dan penyalah gunaan Undang-Undang tentang HAM yang dilakukan oleh para penguasa, sehingga rakyat kecil tidak mendapatkan haknya sebagai manusia. Rendahnya tingkat ekonomi menyulitkan mereka untuk menuntut haknya, karena hukum dapat dibeli dengan uang, dan para penegak hukum tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Namun, bukan hanya di Indonesia pelanggaran Hak Asasi Manusia terjadi, bahkan diseluruh dunia banyak hak-hak yang dimiliki manusia dirampas oleh penguasa Negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia kita sebagai manusia harus saling menghargai perbedaan yang ada, terutama perbedaan agama. Karena, Negara Indonesia adalah negara ber – agama, yang artinya di dalamnya terdapat berbagai macam agama, bukan dari satu agama saja. Oleh karena itu, menghargai perbedaan menjadi hal yang sangat penting di dan negara Indonesia. Seluruh agama di Indonesia pun mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan, terutama di dalam agama Islam. karena mayoritas penduduk Indonesia adalah pemeluk agama islam.
B. Rumusan Masalah 1. Pengertian dan karakter dasar HAM 2. Perkembangan HAM dalam konteks global dan nasional 3. Bentuk-bentuk HAM dan pelanggarannya 4. Membedakan nilai universal dan lokal HAM 5. Prinsip-prinsip kesetaraan gender 6. Konsep islam tentang HAM
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan Karakter Dasar HAM J. Milton dalam bukunya secara etimologis, hak asasi manusia terbentuk dari tiga suku kata : hak, asasi, dan manusia. Dua kata pertama, hak dan asasi berasal dari bahasa arab, sementara kata manusia adalah kata dlam bahasa manusia. Kata haqq adalah bentuk tunggal dari kata huququ. Kata hak diambil dari akar kata haqqa, yahiqqu, haqqaan artinya benar, nyata, pasti, tetap, dan wajib. Berdasarkan pengertian tersebut, haqq adalah kewenangan atau kewajiban untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.1 Adapun kata assay berasal dari akar kata assa, yausu, asasaan artinya membangun, mendirikan, dan meletakan. Kata asasi diadopsi kedalam bahasa Indonesia yang berarti bersifat dasar atau pokok. Hak Asasi Manusia secara terminologis diartikan sebagai hak-hak dasar atau hakhak pokok yang dibawa manusia sejak lahir, sebagai anugerah atau karunia dari Allah Yang Maha Kuasa. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia sematamata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.2
1 Majda el muhtaj, Dimensi-dimensi HAM, (Jakarta: RajaGrafindo, 2013), hal. 17. 2 Habib Shulton Asnawi, “Legal Policy of Constitutional Court Decision No. 36/PUU-X/2012 to Restore The Country’s Souvereignty and the Protection of Human Rights’’. Jurnal Konstitusi. Vol. 13. No. 2, 2016, hal. 305
B. Perkembangan HAM dalam Konteks global dan Nasional Para ahli HAM menyatakan bahwa sejarah perkembangan HAM bermula dari kawasan wa jauh Eropa. Sebagian menyatakan bahsebelum peradaban Eropa muncul, HAM telah populer pada masa kejayaan islam.3 Beriku perkembangan yang menggambarkan pertumbuhan kesadaran HAM pada masyarakat Barat. Pertama, lahirnya Perjanjian Agung (Magna Charta) di Inggris pada 15 Juni 1215, sebagai bagian dari pemberontakan para baron terhadap Raja John, perjanjian ini membatasi kekuasaan absolut para penguasa atau raja-raja. Kekuasaan absolut raja, seperti menciptakan hukum tetapi tidak terikat dengan peraturan yang mereka buat, menjadi dibatasi
3ng A. Abaedillah & Abdul Rozak, Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani,