Global Warming.docx

  • Uploaded by: azlam
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Global Warming.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,667
  • Pages: 8
GLOBAL WARMING

SEBAB

RUMAH

1. Penggunaan listrik yang melebihi batas 2. Halaman Rumah Tanpa pepohonan 3. Rumah Kaca

LINGKUNGAN

1. Bahan Bakar Kendaraan 2. Polusi asap dari industry pabrik 3. Pembakaran Hutan dan illegal loging

ALAM

1.Usia Bumi yang sudah tua 2. bocornya lapisan ozon

KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. Minimnya ruang terbuka hijau 2. Jumlah kendaraan teus tambah

DAMPAK

1. Mencairnya Es di Kutub 2. Meningkatnya Level Permukaan Laut 3. Perubahan Iklim yang Makin Ekstrim 4. Gelombang Panas yang Makin Meningkat 5. Habisnya Gletser sebagai Sumber Air Bersih 6. Hutan Amazon diprediksi Akan Berubah Menjadi Gurun 7. Great Barrier Reef Lenyap Dalam 20 Tahun 8. Gurun Sahara Akan Menghijau 9. Angin Topan Bertiup Lebih Dahsyat 10. Populasi Hewan-hewan Menyusut 11. Diprediksi Kota London Tenggelam Pada Tahun 2100 12. Indonesia Kehilangan Ribuan Pulaunya 13. Global Warming Akan Memicu Teroris 14. Pegunungan Alpen Mencair 15. Tenggelamnya Kepulauan Maldiva

PENGENDALIAN

1. Program Menanam Pohon 2. Kurangi bangunan rumah kaca 3. Cerdas dalam berkendara 4. Hemat listrik 5. Saluran ventilasi rumah yang cukup 6. Stop Ilegal Loging 7. Kurangi penggunaan AC 8. Penggunaan cahaya matahari di maksimalkan 9. Hemat penggunaan kertas 10. Kurangilah penggunaan kertas 11. Kurangilah konsumsi daging 12. Hindari makan makanan fast food

A. Pengertian Iklim Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS). Iklim meliputi statistik suhu , kelembaban, tekanan udara, angin, curah hujan, jumlah partikel atmosfer dan meteorologi pengukuran unsur di dalam wilayah tertentu dalam waktu relatif lama. Iklim dapat dibandingkan dengan cuaca , yang merupakan kondisi sekarang dari unsur-unsur dan variasi mereka selama masa pendek. Sebuah iklim daerah yang dihasilkan oleh sistem iklim, yang memiliki lima komponen: atmosfer , hidrosfer , kriosfer , permukaan tanah, dan biosfer. Iklim lokasi dipengaruhi oleh nya lintang , medan , dan ketinggian , serta dekat badan air dan arus mereka. Iklim dapat diklasifikasikan sesuai dengan rata-rata dan kisaran khas variabel yang berbeda, paling sering suhu dan curah hujan. Skema klasifikasi yang paling umum digunakan pada awalnya dikembangkan oleh Wladimir Koppen . Iklim (dar iYunani KunoKlima,yang berartikemiringan) umumnya didefinisikan sebagai cuaca rata-rata dalam jangka panjang. Periode rata-rata standar 30 tahun,tetapi periode lainnya dapat digunakan tergantung pada tujuan.Iklim juga mencakup statistik lainnya dari rata-rata, seperti besaran sehari-hari atau tahun ke tahun variasi.Para Panel Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim(IPCC) daftar istilah definisi adalah: Iklim dalam arti sempit biasanya didefinisikan sebagai "cuaca rata-rata," atau lebih ketat, sebagai deskripsi statistik dalam hal mean dan variabilitas dalam jumlah yang relevan selama periode mulai dari bulan ke ribuan atau jutaan tahun.Periode klasik adalah 30 tahun, seperti yang didefinisikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).Jumlah ini yang paling sering permukaan variabel seperti suhu, curah hujan angin, dan.Iklim dalam arti lebih luas adalah negara, termasuk deskripsi statistik, dari sistem iklim B. Pengertian Global Warming Pemanasan global atau pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 + 0,180C (1,33 + 0,320F) selama ratusan tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke 20". Faktor kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik termasuk semua akademik sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi masih terbanyak beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang

dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh Proyek IPCC meunjukan suhu permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,40C (2,0 – 11,50F) antara tahun 2020 dan 2140. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengeani emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang. Serta model-model sensitifitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagaian besar penelitian terfokus pada periode sehingga tahun 2000. Pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 1000 tahun. Walaupun tingkat emisi gas rumah kaca tidak stabil ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan. Meningkatnya suhu global diperkitakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain, seperti naiknyapermukaan air laut, meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lainnya adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan. C. Penyebab Global Warming 1. Penyebab Dari Rumah a. Penggunaan Listrik yang Melebihi Batas Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan merupakan prilaku manusia bijak. Semua orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh setiap individu. Tapi, ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang. Akibatnya, hal ini sebagai penyumbang pemanasan global terjadi. Himbauan atau kampanye hemat listrik (save energy) sudah banyak di lakukan, tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam pemakaian listrik. b. Halaman Rumah Tanpa Pepohonan Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan menetralkan suhu udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa mengatasi suhu panas yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya setiap rumah mau menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak dilakukan oleh banyak rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang lebih memilih membangun gedung daripada menanam pepohonan hijau. Kalau setiap pekarangan atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang namanya pemanasan global itu terjadi. c. Rumah Kaca Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah atau gedung dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca memantulkan cahaya ke udara, bukan menyerap sinar matahari. Jika satu atau dua rumah saja maka tidak terlalu berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah, gedung -gedung pencakar langit pun memakai konsep bangunan kaca. Jika yang terjadi demikian, maka pemanasan global adalah “prestasi” yang di hasilkan dari banyak rumah dan gedung yang bermodelkan kaca. Atmosfer bumi terdiri atas bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”.Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara

kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat. Dengan begitu, tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. 2. Penyebab Dari Lingkungan a. Bahan Bakan Kendaraan Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia, juga bisa memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara yang di hasilkan. Kita ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengurangan. Pengguna sepeda motor dari tahun ketahun terus meningkat penggunanya. Begitu juga dengan pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara sepeda motor dan mobil yang lama tidak di musnahkan atau tetap di biarkan beredar. b. Polusi asap dari industri Pabrik Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja. c. Pembakaran Hutan dan ilegal loging Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah berapa berkurang akibat pembakaran hutan dan ilegal loging?Sumber mangatakan bahwa sekitar 50 % pemanasan global disebabkan oleh CO2, dimana emisi CO2 disebabkan oleh penggunaan bahan bakarfosil dan kerusakan/pembakaran hutan.Hutan banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan juga bisa mereduksi suhu panas bumi yang cendrung meningkat.Tapi apa yang terjadi jika hutan sebagai warisan nenek moyang di bakar dan di tebang (baca: di curi) oleh oknum yang tidak bertanggung jawab? 3. Penyebab Dari Alam a. Usia Bumi Yang sudah tua Planet bumi yang sudah mencapai usia lebih 4,6 miliar tahun menjadi penyebab juga. Artinya sudah sangat tua. Ibarat manusia saat sudah tua juga banyak penyakit yang mudah menyerang. Begitu juga bumi. Penyakit yang diderita bumi hari ini adalah pemanasan global dan hujan asam serta banyak lagi yang lain. b. Bocornya Lapisan Ozon Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi, karena ada laipsan ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu jika memang lapisan ozon memang masih normal. Yang terjadi sekarang ini adalah lapisan ozon sudah menipis bahkan ada yang bilang sudah bocor.

Sebuah sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan pemantauan menggunakan instrumen Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan Meteor 3, kerusakan ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai lubang ozon di kedua kutub bumi 4. Penyebab Dari Kebijakan Pemerintah Pemerintah bisa mencegah atau minimal mengurangi terjadinya pemanasan global khususnya di Indonesia pada kota-kota besar. Pemerintah mempunyai kekuatan yang bisa membuat regulasi– regulasi. Tapi apa yang terjadi sekarang ini dengan program pemerintah dalam mengatasi masalah pemanasan global ? Di bawah ini beberapa fakta yang terjadi : a. Minimnya ruang terbuka hijau Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang terbuka hijau. Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali kita menemukannya. Walau sekarang ada beberapa kota seperti Bandung dan Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka hal itu bisa di jadikan contoh bagi kota-kota lain. b. Jumlah kendaraan terus bertambah Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat sikap dari pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor. Misal dengan keluarnya kendaraan terbaru, maka kendaraan tahun lama bisa di cabut atau di daur ulang atau apalah. Yang penting jumlah kendaraan bermotor bisa berkurang, bukan malah bertambah. Yang terjadi saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun tidak di barengi dengan infrasrtuktur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang berdampak kepada pemanasan global terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.

D. Dampak Global Warming 1. Mencairnya Es di Kutub Pemanasan global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton per tahun. Volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun sebelumnya! Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh. 2. Meningkatnya Level Permukaan Laut Mencairnya es di Kutub Utara dan Kutub Selatan berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair, level permukaan laut akan naik

sampai dengan 7 meter! Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.. 3. Perubahan Iklim yang Makin Ekstrim Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan makin lama makin kuat. Kamu tentu menyadari betapa panasnya suhu di sekitar kamu belakangan ini. Kamu juga dapat melihat betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Kamu juga dapat mencermati kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah tertentu di Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai. 4. Gelombang Panas yang Makin Meningkat Pemanasan global mengakibatkan gelombang panas menjadi makin sering terjadi dan makin kuat. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata. Melalui pengamatan dan dari apa yang kamu rasakan sehari-harinya, kamu dapat juga merasakan betapa panasnya suhu di sekitar kita. 5. Habisnya Gletser sebagai Sumber Air Bersih Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang mengkhawatirkan. NASA mencatat bahwa rentang tahun 1960 hingga 2005, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 m3. 6. Hutan Amazon diprediksi Akan Berubah Menjadi Gurun Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Tetapi pemanasan global dan penggundulan hutan membalikkan fungsi hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30 - 60 persen hutan menjadi padang rumput kering. Proyeksi- proyeksi menunjukkan hutan ini bisa lenyap menjelang tahun 2050. 7. Great Barrier Reef Lenyap Dalam 20 Tahun Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam 20 tahun akan menenggelamkan gugusan karang ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti di Australian Institute of Marine Science mengatakan pada The Times: "Tidak ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi atau lebih. Sekali karbon dioksida ( CO2 ) menyentuh level seperti yang diprediksi antara tahun 2030 dan 2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini sudah kritis dan beginilah kenyataanya." 8. Gurun Sahara Akan Menghijau

Para ilmuwan melihat tanda-tanda bahwa gurun Sahara dan wilayah di sekitarnya menghijau akibat makin meningkatnya curah hujan. Hujan ini mampu merevitalisasi wilayah gersangnya sehingga menarik komunitas petani. Kecenderungan menyusutnya gurun ini dijelaskan oleh model - model iklim, yang memprediksi kembalinya ke kondisi yang merubah Sahara menjadi padang rumput subur seperti sekitar 12 ribu tahun yang lalu. 9. Angin Topan Bertiup Lebih Dahsyat Belum bisa dipastikan apakah Global Warming bertanggung jawab atas terjadinya badai Katrina. Tetapi ada indikasi-indikasi bahwa Global Warming akan menciptakan badai-badai berkategori 5. Kekuatan badai dimulai dari adanya air hangat dan model-model ramalan menunjukkan badai di masa depan akan menjadi lebih dahsyat seiring dengan naiknya temperatur lautan. Global Warming juga membuat badaibadai itu lebih destruktif dengan naiknya permukaan laut yang memicu banjir yang lebih besar di wilayah pesisir. 10. Populasi Hewan-hewan Menyusut Studi baru menyebutkan bahwa bahwa spesies-spesies hewan mengalami penyusutan rata-rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya dalam 30 tahun terakhir. Penelitian awal terhadap domba menduga bahwa musim dingin yang lebih pendek dan ringan membuat domba-domba itu tidak menambah berat badannya untuk bertahan hidup pada tahun pertama hidupnya. Faktor seperti ini dapat juga mempengaruhi populasi ikan. Para peneliti menyebutkan perubahan iklim ini bisa mengganggu rantairantai makanan, dimana predator di puncak rantai makanan yang paling terpengaruhi karena menyusutnya mangsa. 11. Diprediksi Kota London Tenggelam Pada Tahun 2100 Tidak hanya karang dan pulau - pulau landai yang terancam global warming. Faktanya sebuah ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di wilayah pantai yang beresiko tenggelam di bawah air akibat naiknya permukaan laut. Lusinan kota-kota dunia termasuk London dan New York bisa saja lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini, menurut penelitian yang menyebutkan global warming akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya. London termasuk kota besar yang beresiko tinggi seperti digambarkan dalam sebuah film tahun 2007 berjudul "Flood". Menurut para ahli kota ini akan tenggelam tidak sampai 100 tahun lagi. 12. Indonesia Kehilangan Ribuan Pulaunya Akibat Global Warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia mungkin akan hilang sebelum yahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain yang merusak lingkungan. Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.500 pulaupulau di wilayahnya. 13. Global Warming Akan Memicu Teroris

Global Warming bisa menciptakan kondisi ketidakstabilan di negara - negara miskin, sehingga memicu terjadinya migrasi dan menjadi tempat subur berkembangnya terorisme. Kondisi negara yang tidak stabil akibat iklim yang keras dan tidak menentu menyebabkan banyak orang meninggalkan negaranya dan karena tekanan beberapa di antaranya bisa melakukan tindak terorisme. Belum lagi masalah akibat penolakan dari negara yang didatangi para imigran ini. 14. Pegunungan Alpen Mencair Tahun - tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah-wilayah rendah, menyusutnya volume glacier (sungai es), dan juga meningkatnya cairnya wilayah es beku. Hal ini berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim dingin. Diprediksi glacier-glacier itu akan hilang antara tahun 2030 dan 2050. Itali dan Swiss telah memutuskan untuk menggambar ulang batas-batas wilayah mereka akibat berkurangnya glacier-glacier di Alpine dan menyapu tanda batas-batas wilayah dua negara itu. 15. Tenggelamnya Kepulauan Maldiva Wilayah kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan ditenggelamkan oleh lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan berita buruk bagi para penghuninya dan juga bagi dunia pariwisata yang mengandalkan pantai - pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para peneliti memberi waktu tidak lebih dari seratus tahun sebelum kepulauan ini bebar - benar lenyap ditelan samudera.

http://www.rijalhabibulloh.com/2015/05/makalah-pemanasan-global-global-warming.html

Related Documents


More Documents from "Ronielyn Casulla"

Profil 2016.docx
December 2019 15
Global Warming.docx
December 2019 19
Konsep Cqi.pptx
December 2019 15
Paparan Ppk Blud.pdf
December 2019 19
Global Warming.docx
December 2019 23