Gempa Bumi Dan Komposisi Al Qur'an

  • Uploaded by: Atmonadi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gempa Bumi Dan Komposisi Al Qur'an as PDF for free.

More details

  • Words: 5,375
  • Pages: 26
Risalah Fakta dan Data Gempa Bumi Di Indonesia sejak tahun 2000-2006 Dalam Kajian Numerik Dan Komposisi Al Qur’an Status : final Revised on : 23/07/2006 22:43:36 Judul : Sangkan Paraning Dumadi Subyek: Risalah sejarah pengetahuan manusia

Risalah Mawas Diri Atmnd (114912) “Hak Penciptaaan Hanya Milik Allah semata “ Distribusikan secara bebas untuk kepentingan Umat Manusia 2005-2057 adalah era tegaknya Cahaya Pemurnian Tauhid untuk kepentingan komersial (hardcopy) atau cetak kontak [email protected]

Fakta dan Data Gempa Bumi Di Indonesia sejak tahun 2000-2006 Dalam Kajian Numerik Dan Komposisi Al Qur’an By 114912@623 jam 2:15, hari ke 6 bulan ke 7 thn 2006

Ada yang menarik ketika saya mencoba melakukan analisis numerik dari datadata gempa bumi di Indonesia yang tercatat oleh USGS sejak tahun 2000 tahun yang lalu sampai bulan Juli tahun 2006. Dengan memperhitungkan jumlah gempa yang terjadi dengan Magnitude 6 dan diatasnya, USGS mencatat adanya 26 kali gempa di Indonesia di tambah 1 gempa terakhir yang berpusat di Selat Sunda yang terjadi pada tanggal 19-7-2006 jam 17:57 WIB. Lihat tabel 1.

sumber data: http://www.usgs.gov , bagian gempa bumi http://earthquake.usgs.gov/eqcenter/

Iseng-iseng saya melakukan kalkulasi akumulatif dari Magnitude Gempa, akumulasi tanggal kejadian, akumulasi bulan kejadian, akumulasi tahun,

frekuensi gempa setiap tahun, dan akumulasi dari perbandingan tanggal dan bulan kejadian. Hasilnya menunjukkan suatu gambaran bagaimana Pesan-pesan Tuhan telah dinyatakan di dalam al-Qur’an dengan nilai-nilai yang muncul mengikuti suatu aturan tertentu yang baku, khas, dan tentu saja bisa dijabarkan secara generik dan bertingkat-tingkat yang menunjukkan adanya suatu pola dasar khas yang telah diinformasikan ratusan tahun yang lalu melalui Nabi Muhammad SAW yaitu Firman-firman Tuhan yang menjelaskan tentang kondisi perubahan sistemik dan dinamik di Planet Bumi yang akan mempengaruhi semua penghuninya.

Untuk menguraikan data tersebut, saya lakukan beberapa tahap.

Magnitude Gempa

Tahap pertama adalah mengakumulasikan nilai seperti disebutkan diatas selama periode 2000 sampai 2006 yaitu gempa sore hari tanggal 19-7-2006 jam 17:57 yang lalu. Perhatikan bagaimana jam kejadian di tanggal 19-7-2006 berkaitan dengan suatu konsep dasar tauhid yaitu 17 dan 57 dengan jumlah total 74 yang kelak akan berkaitan dengan

Kromosom ke-11 kita yang mengalami suatu

proses paksaan yang menimbulkan genetic drift akibat Letusan Kaldera Toba di Pulau Sumatra yang ditaksir oleh para ahli genetik dan geolog terjadi pada sekitar 71 sampai 75 ribu tahun yang lalu!

Dengan mengambil patokan data USGS yang terekam beberapa menit setelah kejadian di hari itu juga, maka diperoleh bahwa jumlah akumulatif Magtitude Gempa Bumi yang terjadi di Indonesia sejak tanggal 4 bulan 6 2006 sampai tanggal

19-7-2006

adalah

192.30

dengan

jumlah

total

gempa

yang

magnitudenya 6.00 keatas sebanyak 27 kali. Yang menarik perhatian saya dengan komposisi jumlah akumulatif 27 kali gempa yang magnitudenya 6 keatas adalah bilangan 192.30 dan 27.

Pertama, bilangan 192 adalah suatu bilangan yang merupakan nilai gematrik atau al-Jumal dari kata yang tersusun dari 6 (enam) huruf Arab Mim, Wawu, Mim, Nun, Wawu, Nun atau MWMNWM dengan nilai numerik masing-masing 40, 6, 40, 50, 6, dan 50 dengan jumlah total 192 (sebagai rujukan lihat tabel al-Jumal huruf Arab di apendiks). Mu’minun secara harfiah berarti “Orang-orang yang beriman” yang dijadikan sebagai nama surat di dalam al-Qur’an yaitu surat ke-23 dengan jumlah ayat 118. Dengan menyisipkan huruf Alif (nilai 1) dan Laam (nilai 30), penyebutannya menjadi AL-MU’MINUN dengan jumlah total 31+192=223.

Nilai 223 ini berkaitan dengan lafaz Kemahabesaran Yang dinisbahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai Allah (66) yaitu lafaz ”Alif Kaf Ba dan Ra” atau AKBAR. Jadi, apa yang telah terjadi dengan banyaknya gempa selama kurun 2000-2006, yaitu sampai bulan Juli tanggal 19 jam 17:57, sebenarnya suatu bukti nyata bagaimana Kekuasaan Allah muncul di permukaan untuk mengingatkan manusia Indonesia Secara Khusus dan Umat Manusia secara umum dan global bahwa sejatinya manusia itu adalah Orang-orang Yang Beriman yang ruhnya pernah menyaksikan ke-Esa-an Tuhan (QS 7:172) dan “Allah Maha Besar atau Allahu Akbar” (66+223=289=17X17=172).

Penampilan Kemahabesaran Allah itu sebenarnya menyembunyikan makna khusus Allah sebagai al-Rahiim, Yang Maha Mengampuni. Nilai al-Jumal atau Gematrik 6 huruf Alif(1), Laam(30), Ra(200), Ha(8), Ya(10) dan Mim(40) yang dibaca dengan lidah manusia yang beriman menjadi Al-Rahiim adalah 289. Jadi, Allaah al-Rahiim (dengan nilai total 66+289=355) menyembunyikan arti sebagai Allah yang dulu pernah disaksikan ruh manusia di alam penyaksian berupaya secara langsung dengan menunjukkan KEKUASAANNYA sebagai al-Rahmaan untuk

menyadarkan

kembali

manusia

agar

kembali

kepada-Nya

dan

menauhidkan-Nya dengan benar dan murni, tidak dengan neko-neko yang menyesatkan akal pikiran dan hati manusia.

Pesan-pesan-Nya telah jelas bahwa dengan munculnya Kekuasaan Allah sebagai al-Rahmaan, maka Al-Rahiim sebagai ampunan mengiringi sebagai suatu anugerah dan hidayah yang semestinya menyadarkan manusia akan realitas dirinya yang lemah dan mesti HANYA BERSANDAR KEPADA ALLAH SEMATA, bukan kepada makhluk. Karena kalau manusia bersandar kepada selain

Allah

atau

GHAIRULLAAH

ancamannya

akan

semakin

terasa

menyesakkan dada manusia dan manusia pun akhirnya muncul sebagai makhluk yang dihinakan Allah, baik dihinakan di hadapan Allah langsung, juga dihinakan di hadapan makhluk lainnya karena kebodohannya MENYEKUTUKAN

TUHAN YANG MAHA ESA. Manusia yang menyekutukan Tuhan pun akhirnya terpenjara di dalam penjara GHAIRULLAH yang gelap, summum bukmum umyun sebagai Kiamat Ruhani yang mengawali munculnya Kiamat Fisikal.

Nilai akumulasi magtitude ini dikalikan dengan bilangan 100 sebagai patokan satuan ratusan yang merupakan nilai al-Jumal huruf QAAF dalam huruf hijaiah dan merupakan huruf ke-1 dari ayat ke-1 surat QS 50 atau surat Qaaf. Hasilnya 192.30 menjadi 19230. Untuk menguraikan bilangan 5 dijit ini maka dilakukan 2 cara yaitu membaginya dengan komposisi 3 dijit dan 2 dijit, dan membaginya dengan komposisi 2 dijit dan 3 dijit, atau komposisi 32 dan 23 dengan jumlah total 55 (lihat maksud penomoran QS 55).

Pembagian pertama yaitu 32 merujuk kepada konsep pencahayaan dibawah naungan matahari. Atau konsep Jimba yang tidak lain kelak akan berhubungan dengan proses FOTOSINTESIS dengan ungkapan wahyu MALAIKAT JIBRIL atau Jim Ba Ra Laam alias 32 dan 230 atau 262 aau 262/2=131 yang merupakan lafaz ASLIM (QS 2:131) .

Sedangkan konsep 23 tidak lain berkaitan dengan susunan kode genetik manusia yang berjumlah 23 pasang atau 2x23=46 sebagai susunan 223 atau “Alif Kaf Ba dan Ra alias AKBAR”. Susunan 32 akan menghasilkan bilangan 192 yang merupakan nilai dari lafaz MUKMINUN yaitu nama dari QS 23 dalam alQur’an dengan 118 ayat, dengan bilangan kedua 30 sebagai nilai numerik huruf LAAM yang mewakili simbolisme alam semesta manusia secara individual atauyang tercitarakan oleh akal pikiran dnahati seseorang secara individual. Secara bersama-sama adalah alam semesat jamak alias AL-‘AALAMIIN yang dicitrakan secara bersama oleh manusia dengan bilangan dan abjad yang saat ini telah dikembalikan ke fondasi dasarnya yaitu dijital alias bit alias simbol Tauhid 10-01.

Bilangan 30 disebutkan sebagai suatu kodefikasi khusus dalam al-Qur’an yang menjelaskan bagaimana manusia mencitrakan realitas kehidupan secara LOGARITMIS DAN BIORITMIS yaitu firman ALIF-LAAM-MIM dengan nilai numerik 271 dan diungkapkan sebagai Thaasin (69) dalam Qs 27:1, selain itu tercantum juga sebagai QS 29:1 dimana kodefikasi 29:1 merupakan penguraian

bilangan 30 dengan “illaa khamsi” Nabi NUH a.s yaitu -1 sebagai asumsi dasar kepada Yang Maha Ghaib yang ungkapannya dinyatakan sebagai UMUR nabi Nuh 1000 tahun dikurangi 50 tahun atau 950 tahun (QS 29:14).

1000 tahun merupakan asumsi dasar sistem bilangan kita yang kelak dinyatakan secara terbalik oleh penganut Siwa-Budha menjadi 1/1000=0.001 sebagai NIR WUK TANPA JALI alias AJISAKA. Maka di QS 29 dengan sebutan al-Ankabut, alam semesta memang mirip jaring laba-laba yang rapuh , khususnya di Planet Bumi yang kulit-kulit buminya bergerak setiap waktu dengan laju 6,7 mm per tahun. Kerapuhan sistemik ini akan semakin menakutkan bila manusia tidak mengakui ke-Esa-an Tuhan karena tidak ada pegangan yang jelas ketika peristiwa besar terjadi mengancam kehidupannya.Maka jaring laba-laba pun semakin rapuh saja seperti difirmankan di QS 29:41.

Dengan komposisi 23 atau komposisi setengah kromosom diperoleh bilangan 19 dan 230. Bilangan 19 adalah jumlah huruf kalimat Basmalah yang lahiriah dengan nilai numerik jumlahnya 786, sedangkan 230 adalah firman yang menyatakan terikatnya pengetahuan Tuhan di alam relatif yaitu saat manusia mulai berpikir logis dengan sebutan Hamim, Ain Sin Qaaf. Hamim dengan nilai numerik 48 adalah ukuran panjang dari setiap satuan sel genetis di Kromosom ke-11 yang mempengaruhi kepribadian manusia dan diturunkan dari pihak Ibu, sedangkan Ain Sin Qoof adalah penegasan bagaimana Pengetahuan Tuhan terdiferensiasikan dan dipahami manusia dengan Akal pikiran yang Murni namun terikat oleh Waktu yaitu Alif Laam Ra dengan nilai 231. Tambahan bilangan 1 ini secara simbolik menyatakan titik tolak ilmu pengetahuan rasional manusia di alam relatif sebagai suatu KONTINUUM KESADARAN-RUANG-WAKTU BUKAN SEKEDAR RUANG-WAKTU SEMATA seperti dipahami oleh filsafat materialisme tetapi, ada suatu KONTINUUM KESADARAN-RUANG-WAKTU yang RALATIF dan MAYA yang dapat dipahami dengan menggunakan sistem desimal dan abjad/a;fabet dan turunannya dengan basis nilai Mutlak -1 atau |-1| = 1.

Jumlah bilangan 192 dan 30 maupun 19 dan 230 harus disertai dengan bilangan sempurna yang menyatakan titik tolak penguraian bagaimana sistem bilangan manusia berkembang dari 1,2, dan 3. Bilangan 6 sebagai nilai Huruf WAWU adalah simbolisme MATAHARI sebagai simbol KELAHIRAN SANG WAKTU atau al-Ashr (Qs 103:1 denagn 6 huruf). Maka jumlahnya menajdi 192+30+6=228, bagi 2 diperoleh 228/2=114 sebagai kodefikasi an-Naas alias manusia sebagai suatu kelompok. 19+230+6=255 yang tidak lain adalah kode dasar cahaya tampak, yang juga mewakili pengertian sepasang tangan dan kaki dengan masing-masing lengan mempunyai 5 jari atau simbol X sebagai tanda lahirnya kesadaran manusia yang mulai berpikir.

Faktorisasi 255 adalah 5X51 yang kelak berhubungan dengan jumlah neuron di otak yangberjumlah 50, yang dapat dioptimalkan bagi manusia supaya cara berpikirnya semakin cerdas. Dengan penguraan anailitik numerik diatas maka jumlah besar magnitude gempa yang terjadi selama 27 kali di Indonesia dari kurun 2000 sampai 2006 berkaitan dengan suatu tahap-tahap penguraian Kekuasaan

Tuhan

dengan

maksud-maksud

yang

berkaitan

dengan

PENYADARAN KEMBALI MANUSIA INDONESIA untuk kembali ke fitrah asalnya yang aslinya MENYAKSIKAN KE-ESA-AN TUHAN setelah lama terbelenggu tipu daya hawa nafsu yang tidak terkendali karena PAKU TAUHIDNYA TELAH DICOPOT TANPA SADAR SEHINGGA JIWA-JIWA MANUSIA INDONESIA TELAH LAMA MENJELMA JADI KELOMPOK VAMPIRE PENGHISAP DARAH, KUNTILANAK, KOLONG WEWE DAN SUNDEL BOLONG.

Bilangan 27 adalah bilangan yang menyatakan bagaimana sistem huruf Arab hijaiah kompatibel dengan sistem alfabet Yunani yang berjumlah 26. Satu huruf yang tak dipindahkan adalah huruf ALIF yang menjadi simbol Penegak dan Penggerak segala perubahan sebagai simbolisme KE-ESA-AN TUHAN, PRIMAL MONAD YANG GHAIB YANG MUNCUL DARI ASUMSI MUTLAK ADA DAN

MESTI HARUS ADA YAITU DIA, ALLAH, SEBAGAI AL-GHAIBI yang manifestasinya justru GHAAI-BIIN (QS 7:7) kalau manusia sadar diri untuk menerima Pengetahuan Tuhan dengan lurus dan murni berupa asma-asma, sifat-sifat, Perbuatan dan Inti Dzat-Nya yang ada dimana-mana, termasuk di diri kita sendiri sebagai makhluk yang mengemban amanat untuk menampung Pengetahuan Tuhan dan mesti mengaktualkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan akhlak yang mulia, karena dari kemuliaan akhlak manusia kemuliaan Tuhan Tampil Nyata, itulah yang disebut sebagai Akhlak Muhammad dengan rujukan al-Qur’an sebagai Kitab Wahyu, Firman-firman Tuhan yang disampaikan melalui akal pikiran dan hati Nabi Muhammad SAW.

Dalam QS 27:1 yang merupakan pra artikulasi Alif-Laam-Mim-Raa (271) dalam QS 13:1, Kekuasaan Tuhan dinyatakan sebagai THAASIN dengan simbol numerik yang sekarang kita tulis 69. Thaasin adalah simbolisme dinamis gerak dan perubahan dalam kontinuum kesadaran-ruang-waktu yang kelak terpahami oleh manusia dengan bantuan Shamadiyyah Dzat Allah yang wujud menjadi kemampuan

logis

rasional

manusia

untuk

memahami

fenomena

EKSPONENSIAL-LOGARITMIS-BIORITMIS sebagai ciri Penampilan Kekuasaan Allah di alam semesta yang maya.

Kemampuan logis rasional manusia yang murni disebut sebagai Alif-Laam-Raa atau 231 sebagai simbolisme Akal Awal yang kadarnya sama bagi semua manusia dan mampu dioptimumkan dengan metoda IQRA yang benar dan PENYUCIAN JIWA supaya Wa Nafsi manusia yang bisa jadi jahat dan tercela dan bisa jadi taqwa dapat dikendalikan, bukan dimusnahkan tapi dikendalikan dengan tujuan-tujuan ketaqwaan yang mengarahkan manusia untuk kembali kepada Allah dan sampai kepada Allah dengan benar mengikuti SHIRATHAAL MUSTAQIIM dengan menyaksikan ulang dan mengaktualkan JAMAL DAN JALAL ALLAH. SURGA yang disegerakan akan tampil di alam maya ini ketika JAMAL DAN JALAL ALLAH dengan benar ditampilkan oleh Umat Manusia karena manusia adalah VARIABEL DOMINAN di alam semestanya, dan

NERAKA yang disegerakan juga akan tampil di dunia karena KEBODOHAN SISTEMIK MANUSIA YANG DIBIARKAN MERAJALELA, tanpa pengarahan dan ajaran yang benar, dan tanpa kesadaran untuk melihat kepada diri sendiri yang kelak akan mati untuk kemudian menghadapi AZIIZUL HAKIIM.

Dari penguraian bilangan 192 dan 27 sebagai koefisien suatu persamaan katakan saja Persamaan MUHAMMAD, maka komposisi al-Qur’an yang terdiri dari 114 surat dengan 6236 ayat sebenarnya menjelaskan keadaan sistemik di Planet Bumi sebagai SATU-SATUNYA PLANET YANG SEJAUH INI KITA KETAHUI BERPENGHUNI UMAT MANUSIA atau berpenghuni makhluk Allah yang cerdas yang mengemban amanat Tuhan YANG MAHA ESA sebagai Allah, Rabbul ‘Aalamiin, Pencipta, Pemelihara dan Pendidik semua Makhluk-Nya. Persamaan Muhammad itu secara umum dapat dituliskan sebagai:

Y = 27 ln X – 192 Nilai Y adalah nilai yang dihasilkan dari variasi logaritma natural X yang tidak lain adalah NOMOR SURAT AL-QUR’AN dengan penulisan dari 18 sampai 133, jadi nilai X dituliskan sebagai 18<X<133 atau dari 19 sampai dengan 133, atau dari 133-19=114. Nilai 114 merupakan batas optimum makhluk ciptaan yang dinyatakan Allah sebagai manusia atau An-Naas dengan potensi was-wasnya yang sangat labil dan perlu dikendalikan dengan pedoman yang benar. Waswashil konnas manusia adalah rasa khawatir dari bergejolaknya wa nafsi yang liar, induk kebodohan dan amarah yang ada dalam diri semua manusia karena efek sampingan ketika Ruh Amrinaa ditiupkan ke dalam jasad yang materialistik melalui suatu proses penciptaan yang mencerminkan rahmat dan kasih sayang Tuhan yaitu CINTA ILAHI yang maujud dalam diri manusia sebagai CINTA KASIH kepada semua makhluk ciptaan Tuhan. Dalam bahasa modern, was-was dan nafsu adalah KALOR PANAS tubuh yang muncul dari gesekan-gesekan atomis jasad. Ruh Amrinaa sendiri muncul sebagai makhluk dengan perintah

atau dengan kode-kode tauhid atau kode biner yang sekarang kita sebut sebagai DNA dengan kode genetis 10101010…

An-Naas atau Manusia secara umum dengan potensi baik dan buruk yang sama, dan was-was yang selalu menghantuinya adalahmakhluk yang sebenarnya dipenuhi

dengan

Rahmat

dan

kasih

sayang

Tuhan.

Namun

karena

ketidakmampuannyamengendalikan hawa nafsu sebagai musuh besarnya, ia akan terjerembab sebagai makhluk yang sejelk-jeleknya makhluk ciptaan Tuhan atau sebagai ASFAALA SAFILIIN yang melihat realitas dengan kebutaan mata hatinya yang summum bukmum dan umyun.

Namun, dengan berserah diri, atau dengan tertunduk dihadapan Tuhan yaitu illaa khamsi -1, maka ia akan tampil sebagai cahaya fajar yang akan menjadi panduan dan cermin bagi manusia lainnya sehingga dari kemuliaan akhlak yang ditampilkannya

akan

muncul

generasi

manusia

beriman

yang

utuh.

Kodefikasinya kemudian dinyatakan sebagai 114-1=113 sebagai simbolisme alFalaq, hukum asal Tuhan berupa pembelahan inti sel atau fusi nuklir yang menjadi dasar-dasar ilmu teknik fisika nuklir dan ilmu genetika. Maka, bagi manusia yang sadar dan kembali kepada Allah dengan memanfaatkan asma alRahiim-Nya ia akan menjadi simbol kesempurnaan yang aslinya dinyatakan secara

transenden

dan

matematis

sebagai

3.1415929203539823008849557522124…Kesempurnaan

355/113=pi=

manusia

sebagai

simbolisme bilangan irrasional pi adalah kesempurnaan dari surat al-Fatihah dengan susunan 141 huruf sebagai awal dan akhir kisah Cinta Tuhan kepada semua makhluk-Nya. Dan semua kisah itu ternyata berawal di BUMI INDONESIA.

Dengan ungkapan yang lebih membumi di Indonesia, para Bapak Bangsa Indonesia kemudian merumuskannya secara simbolik sebagai dasar-dasar negara kesatuan, sebagai dasar-dasar PERAHU NABI NUH yang wujud menjadi ALIF, NUN, DAL, NUN, SIN, DAN YA ATAU INDONESIA DENGAN NILAI AL-

JUMAL 175 YANG DISEBUT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA dimana butir-butir sila dari Pancasilanya mencerminkan kandungan dan hikmah

Indonesia The Heart Of Allah, digital art by atmnd “background Peta Satelit Bawah Laut Planet Bumi” (sumber : Walter H.F Smith & David T. Sandwell, SIO 26 September 1996 dari http://www.atlan.org)

al-Qur’an sebagai Induk Kitab Wahyu semua agama. Logonya disebut sebagai GARUDA, BURUNG BESAR sebagai simbol PENGEMBARA SPIRITUAL yang menjadi pengayom dan pemberi petunjuk, yang telah dikenal sejak ribuan tahun

yang lalu, telah dikenal di Mesir Purba dengan simbol Burung Elang, zaman Nabi Muhammad SAW muncul sebagai THAIRAN ABABIL, dalam buku sastra Arab yang berjudul Musyawarah Burung dikenal sebagai SIMURG, telah dikenal oleh Bangsa Cina sebagai PHOENIX, digunakan Aleksander The great sebagai Elang Perkasa yang memandu gerakannya menguasai Bumi ratusan tahun yang lalu, digunakan AS menjadi HAWK, umat Hindu dan kaum gnosis dunia Timur mengenalnya sebagai Garuda. Jumlah tameng dilengkapi dengan 5 sila dasar dan bulu sayap GARUDA ada 17x2 sebagai simbolisme format Ubudiyyah Umat Islam, bulu ekornya ada 8 sebagai simbolisme YIN-YANG dan juga simbol Bintang waluku dan simbol huruf HA Arab yaitu CERMIN, bulu lehernya ada 45 sebagai simbolisme trigger maghfirah yang bisa menjadi pengendali arah mau kemana GARUDA INDONESIA AKAN TERBANG. 45 bulu leher diartikulasikan dari QS 20:1 yaitu THAA DAN HA atau 9x5=45. MAKA PANCASILA MERUPAKAN INTI DARI SEMUA AJARAN TAUHID DAN KEPERCAYAAN DENGAN BASIS TUHAN YANG MAHA ESA dimana soko gurunya sebenarnya merujuk kepada UMAT ISLAM. Namun, apa jadinya kalau Umat Islam Indonesia

ini

ternyata

terpedaya

dan

terjerumus

kebodohan

dan

kesombongan? GARUDA INDONESIA PUN AKHIRNYA MALAH TERKENA VIRUS H5N1 yang mematikan yang obatnya sebenarnya sangat mudah saja yaitu Rahmat dan Kasih Sayang yang tersembunyi dalam kalimat Induk Kitab Wahyu yaitu 19 huruf BISMILLAHIRRAHMAANIROHIIM. Kalau Umat Islam tidak bisa mengaktualkan kalimat Basmalah maka yang muncul memang akhirnya Bencana-bencana sebagai tanda kemurkaan Tuhan Yang Maha Esa karena umat yang diayominya nampak semakin bebal. Sejak tahun 2000 yang lalu, di Bumi Indonesia Allah memang nampaknya lagi Bete .

Tanggal

Dari jumlah akumulasi tanggal kejaidan gempa, diperoleh bilangan 3 dijit yaitu 432 yang merupakan bayangan dari bilangan 234. Bagi peneliti al-Qur’an

bilangan 234 tidak asing lagi karena merupakan bilangan yang menyatakan jumlah kata MAGHFIRAH disebutkan di dalam al-Qur’an.

Bulan

Dari jumlah akumulasi bulan kejadian gempa diperoleh nilai akumulatif 149 yang dapat dipartisikan sebagai bilangan 100 dan bilangan 49. Bilangan 49 tidak lain adalah nilai kuadrat dari bilangan 7 atau 7x7=49. dari sisi geometris, nilai ini berkaitan dengan kostruksi sepasang sarang tawon dengan grid berjumlah 49 atau suatu kontsruksi MuThaa (mim dan Thaa).

Frekuensi Gempa Per Tahun

Dari frekuensi gempa setiap tahun sejak tahun 2000 sampai 2006 diperoleh jumlah akumulatif 27 kali dengan frekuensi

1,2,1,7,10, dan 6. Tahun 2005

merupakan tahun dengan jumlah gempa dengan skala magtitude 6 ke atas paling banyak yaitu 10 kejadian. Bilangan 27 adalah bilangan yang merupakan jumlah huruf Arab tanpa Alif, atau 27 huruf yang transferable ke sistem huruf alfabet (26 huruf), huruf Alif adalah huruf yang tidak diterjemahkan ke sistem alfabet yang mewakili keyakinan Mutlak Benar yaitu Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang terekam dalam dialog al-Qur’an di QS 7:172. Jadi, dengan frekuensi gempa seperti itu, pesan-pesan Tuhan sudah jelas berhubungan dengan

perjanjian

pra-eksistensi

manusia

“Bukankah

Aku

Tuhanmu?”.

Masalahnya, tinggal bagaimana kita menyahutnya apakah dengan “Ya atau Tidak”.

Tahun

Jumlah akumulatif bilangan tahun dari 2000 sampai 2006 dengan jumlah total 27 kejadian adalah bilangan 5 dijit 54121. Untuk menguraikan bilangan ini, kita harus membagi 5 dijit bilangan itu dengan komposisi 2 dan 3 dijit atau komposisi

setengah kromosom kita yaitu 23. hasilnya adalah bilangan 54 dan 121. Bilangan 54 berhubungan dengan konfigurasi jari tangan kita yaitu kiri 5 dan kanan 5. Namun, posisinya ibu jari tangan kanan harus dilipat sebagai simbol BERSERAH DIRI MEMOHON AMPUNAN DAN TAUBAT. Maka bilangan 54 adalah posisi kita MEMOHON AMPUNAN DAN TAUBAT, POSISI MUNAJAT AL-MUKMIN. Bilangan 121 tidak lain adalah nilai lafaz dari kata AL-MALIK yang difirmankan dalam QS 1:4 DENGAN 11 HURUF sebagai , “MAALIKI YAUMID DIIN”.

Jumlah bilangan 54 dan 121 adalah 181 sebagai hasil dari komposisi 2 dan 3 dijit atau komposisi manusia sebagai hamba dengan 23 kromosom. Bilangan ini menyatakan suatu konsep tasbih dimana yang diciptakan dan Pencipta saling berhadapan seperti layaknya manusia bercermin yang dialognya dinyatakan sebagai QS 7:172. Posisi 181 adalah posisi seorang hamba di hadapan Tuhannya yang Maha Perkasa sehingga ungkapannya kemudian menyatakan puja

dan

puji

bagi

Allah

yang

telah

menurunkan

Kekuasaan

dan

PengetahuanNya secara langsung berupa cobaan-cobaan yang berkaitan erat dengan kondisi manusia dan lingkungan hidupnya. Maka dalam ayat yang kodefikasinya ditulis QS 18:1 difirmankan-Nya suatu ungkapan bagi hambaNya dengan 41 huruf untuk memuji Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah Pengetahuan-Nya yang nyata dan benar ”Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan al-Qur’an kepada hamba-Nya, dan Dia tidak mejadikan padanya penyimpangan” (QS 18:1). Dan ketahuilah, “…Dia menghitung segala sesuatu satu demi satu (QS 72:28)”(dengan arti lebih modern sebagai terpaketkan atau terkuantifikasikan dimana segala peristiwa atau kejadian akan muncul sesuai dengan potensi, qadar, kesadaran, ruang dan waktunya, jadi TIDAK ADA KEBETULAN); The God is The Mathematician.

Perbandingan Tanggal Terhadap Bulan Kejadian

Perbandingan tanggal dan bulan kejadian menunjukkan suatu variasi yang polanya sebenarnya terlihat acak seperti halnya variasi magnitude. Namun

jumlah akumulatifnya menunjukkan suatu arti yang menarik yang berkaitan dengan awal mula munculnya cahaya Pengetahuan Tuhan. Hal ini menegaskan bahwa suatu kejadian di manapun tempatnya secara langsung memberikan pelajaran kepada manusia untuk memahami karakteristik sistem kehidupannya. Jumlah akumulatifnya bernilai 140.40. Dengan menggunakan teori awal mula cahaya tampil maka nilai ini identik dengan 1/140.40=0.007122 sebagai syarat minimal dimana celah sempit setebal 0.007122 satuan mulai muncul atau mulai robek menampilkan Cahaya Pengetahuan Tuhan.

Dalam skala milimeter maka nilai ini adalah 7 mm yang nilainya nampaknya mendekati nilai persegeren pelat tektonik rata-rata di pulau Jawa sebesar 6,7 mm atau selisihnya sekitar 0,3 mm. Nilai selisih ini tidak lain adalah residu dari pemotongan 3 dijit ketika digunakan asumsi bilangan 1000 sebagai ungkapan lahirnya Sang Waktu (Qs 103, asal kodefikasinya 10 pangkat 3 alias seribu), atau tabir Kegaiban Allah yang tersingkap atau terbuka dengan simbol huruf ke 28 yaitu GHAIN.

Dengan dikalikan bilangan 100 maka 140.40 menjadi bilangan 5 dijit 14040. Penguraian yang dilakukan adalah peguraian dengan merujuk kepada bilangan 32 sebagai simbolisme pengaruh sinar mentari atau simbol Jimbaralaam alias Jibril. Maka diperoleh bilangan 140+40=180, ditambah dengan 6 diperoleh 186 yang habis dibagi dengan bilangan prima 31 atau 31x6=186. jadi terdapat suatu kaidah numerik kalau 180 ditambah 6 dibagi 6 akan menghasilkan bilangan prima 31 sebagai bilangan prima yang erat kaitannya dengan cara kita memahami hukum-hukum Tuhan yang muncul di alam indeawi yaitu hukum pemantulan cahaya, dan cara kita menguraikan konsep dasar pengetahuan dari bilangan imajiner akar 2 yang terurai menjadi 3, dengan 31 dijit bilangan dibelakangnya. Jumlah total 31 dijit bilangan akar 2 setelah 3,…adalah 129 yang menyatakan tetapnya keyakinan Tauhid dalam Qs 9:192. Dari pengertian demikian, bilangan 192 sebagai bilangan akumulatif magnitude gempa yang diungkapkan menjadi AL-MUKMINUN dan bilangan 129 sebagai sebutan

tetapnya Tauhid nabi Muhammad SAW satu sama lain berhubungan dan secara erat menyatakan bagaimana hubungan-hubungan di suatu sistem kehidupan muncul antara manusia dan lingkungan hidupnya, manusia dengan Tuhannya, dan manusia dengan manusia lainnya yang mengemban amanat untuk menjadi cermin bagi manusia lainnya supaya meneruskan cahaya tauhid dengan CINTA ILAHI BUKAN CINTA BIRAHI.

Kesimpulan

Penguraian dekomposisi dijit suatu bilangan dengan 2 dan 3 atau 3 dan 2 sebenarnya satu sama lain menjelaskan bagaimana proses pesan-pesan Tuhan muncul dengan berbagai fenomena, dalam hal ini khususnya cahaya dan medan gravitasi bumi sebagai suatu ikatan Rahmatan lil ‘Aalamin yang satu sama lain saling berhubungan. Model grafis dari susunan 2323 atau sebaliknya tidak lain adalah model susunan suatu batu bata yang disusun berselang seling. Ini adalah model idealisasi dari teori lempeng tektonik, atau model sambungan dan interaksinya yang terjadi di Planet Bumi, yang dulu dikenal oleh Nabi Muhammad SAW saat memperhatikan susunan batu bata Ka’bah.

Dengan susunan 23,32, 23, dan 32 (magnitude, tahun, tgl/tahun) dan faktor pengali 100x100=10000 diperoleh komposisi bilangan 23,32, 23,32=110 alias Pertolongan Allah yaitu Qs 110, sedangkan dengan nilai numeriknya diperoleh

192+30+19+230+181+180=832

,

dan

2,3,3

=8

dengan

besar

nilai

27+149+432=605, jumlah totalnya adalah 832+605=1437.

Kalau nilai 1437 dikurangi dengan nilai -1000 dari illaa khamsi Nabi NUH sebagai tanda berserah diri di hadapan Tuhan Yang Esa, maka diperoleh nilai 14371000=437. Nilai ini berkaitan erat dengan Kromosom ke-11 yang mempunyai suatu ukuran genetis sepanjang 11 satuan dengan masing-masing satuan berjumlah 48 dijit kode. Manusia yang normal dan sehat umumnya mempunyai K-1 antara 4 sampai 7. Posisi optimum K-11 pada panjang posisi 4 sampai 7 atau posisi 47 adalah posisi Kromosom Muhammad al-Insaan al-Kamil yaitu QS 47 surat Muhammad dengan jumlah ayat 38, jumlah ayat ini tidak lain adalah 28 hruuf dan sistem desimal 0123456789 sebagai posisi SHIBGHATALLAAHI atau Celupan Pengetahuan Tauhid (QS 2:138). Maka 437 sejatinya adalah penulisan kode Kepribadian Muhammad sebagai manusia sempurna yang bersaksi pertama kali di hadapan Tuhan Yang Maha Esa (QS 7:172) dengan nilai yang universal dimana komposisi genetik K-11 nya adalah 3x48=144 alias 12x12 alias sehari semalam selama 24 jam alias 12x12 huruf tauhid :

“LAA ILAAHAA ILAAA ALLAH, MUHAMMADURASULULLAH”

Kalau kita kaji lebih jauh dimana bilangan 1/140.40=0.007122 dikalikan dengan bilangan

100x100

yang

digunakan

pada

pembulatan

magnitude

dan

perbandingan tanggal per bulan akan diperoleh bilangan 71.224412. Bilangan 71 dengan 6 dijit dibelakangnya dapat diuraikan dengan mengambil asumsi 1000000 sebagai produk penguraian bilangan 6 sebagai pangkat dengan basis sistemik desimal atau 10. Penggunaan pangkat 6 ini secara matematis dijabarkan dalam suatu persamaan imajiner :

-2=X6+3X2

Persamaan

diatas

adalah

Persamaan

REALITAS

THE

MATRIX

yang

menyembunyikan rahasia penciptaan manusia yang memiliki kesadaran dan mampu berpikir, sehingga persamaan diatas bisa dikatakan sebagai persamaan Al Qur’an.

Gema modern persamaan ini diajukan oleh ahli fisika partikel asal California Insitute of Technology As yaitu Richard Feynman sebagai persamaan imajiner tanpa solusi. Namun sejatinya solusi persamaan yang dimaksud TELAH diuraikan oleh Nabi Muhammad SAW menjadi suatu kompososisi Kitab Wahyu dengan jumlah ayat yang mencerminkan arti The Matrix sebagai Mimpi 1001 Satu Malam yaitu rumus al-Qur’an:

1001x1x2x3+23x10=6236 ayat 623 adalah nilai lafaz JKRT atau JAKARTA, sedangkan pasangannya adalah 632 sebagai BLTR atau BLITAR, poros pengetahuan yang membelah Pulau Jawa sebagai asal usul ADAM dan HAWA yang mampu BICARA setelah LEDAKAN PURBA KALDERA PURBA 74000 TAHUN YANG LALU. MISING LINK ASAL USUL UMAT MANUSIA MEMANG ADA DI PULAU JAWA yang diungkapkan Rasululalh sebagai AL-AM’A.

Hasil penguraian bilangan 71.224412 dengan basis 2 bilangan atau biner adalah susunan 2,2,2,2 atau 8 dijit bilangan:

71,22,44,12 atau dengan menggunakan kaidah pengelompokkan Allah sebagai AL Malik, diperoleh pengelompokkan 121 sebagai bilangan 71, 22+44, dan 12 yaitu 71, 66 dan 12. 71 adalah nilai numerik Alif-‘Ain yang menjadi nomor surat NUH atau QS 71, 66 adalah nilai numerik lafaz ALLAH, dan 12 adalah jumlah huruf LAA ILAAHA ILAAA ALLAAH dengan nilai numerik 12 huruf 165=33x5. Dari jumlah 66+165 diperoleh 231 sebagai ALIF LAAM RA yang menyatakan artikulasi wujudnya Shamadiyyah Dzat Allah

kepada makhluk dengan

keterbatasan yang dimilikinya yaitu akal pikiran yang jernih, Sedangkan 71 adalah tetapnya cahaya Pengetahuan Allah dalam hati dengan ‘Ainul Yaqin. Kalau dijumlahkan diperoleh 71+231=302=2x151 sebagai tetapnya Allah sebagai Al-Muthaain yang harus dipercaya dan dipatuhi karena pengetahuannya mencakup yang pasti dan yang tidak pasti, yang nyata dan yang ghaib.

Semoga pengetahuan ini bisa lebih menyadarkan kita sebagai Bangsa Indonesia dan sebagai Anak Cucu Adam dan Hawa yang berakal pikiran dan mempunyai hati yang jernih. Kabar ini disampaikan oleh “Muthaain Tsamma Amiin” Qs 18:21 yang dulu pernah mengajarkan al-Qur’an kepada Ahmad-Muhammad.

CATATAN TAMBAHAN:

Pada koordinat 0,19 LS dan 123,38 BT, Tanggal 23-7-2006, jam 15:22 sehari setelah tulisan ini dibuat (namun belum dipublikasikan) gempa baru melanda wilayah Teluk Tomini, Minahasa, Sulawesi Selatan dengan skala 6,6 SR. Dengan mengggunakan data tambahan ini maka total sampai 23-7-2006 terjadi 28 gempa dengan kekuatan 6 sampai 10 SR. Tabel baru yang disusun mengalami perubahan karena jumlah akumulasi SR menjadi 198.90 , akumulasi tanggal 455, bulan 156, tahun 56127, frekuensi total 28 gempa, tanggal per bulan 143,69.

Posisi lintang dan bujur gempa terakhir (23-7-2006) menyatakan titik tolak pengungkapan dan kelahiran Pengetahuan Tuhan kembali setelah Warisan Nabi Yang

Ummi

disia-siakan

oleh

Bangsa

Indonesia

yaitu

0,19x100=19,

123,38x100=12338, dengan dekomposisi 2, 3, 2 sebagai dekomposisi Pelat Tektonik (batu Batu Ka’bah) 232 yaitu 19 huruf Basmalah, 123 sebagai Black Hole atau Nun(50), Zai(7), Lam(30), Wawu(6), Lam(30) = 57+66=123 atau NUZULUL, dan 38 sebagai Shibghatallaahi yaitu 28 huruf hijaiah + 10 bilangan 0123456789 yang merupakan WAHYU-WAHYU ELEMENTER (basis sistem ilmu pengetahuan).

Komposisi dijit menjadi 32, 3, 3, 32, 2, dan 32 dengan jumlah total 104 yang merupakan komposisi pembalik fase (titik balik perubahan, sebagai puncak peringatan sampai ketentuan selanjutnya dinyatakan…). Komposisi bilangannya menjadi 198+90=288, 455, 156, 561, 27, 28, 28, 143, 69 dengan jumlah total 1726, faktor pengali

100 pada bagian akumulasi magnitude dan 100 pada

perbandingan tanggal/bulan atau 100x100=10000 (104). Jumlah totalnya menjadi 104+1726+10000=11830,

dengan

dekomposisi

3

dan

2

dijit

diperoleh

118+30=148

dengan

dekomposisi

2

dan

3

dijit

diperoleh

sedangkan

11+830=841, jadi antara komposisi 32 dan 23 (23 dan 32 adalah dekomposisi bilangan nomor surat al-Rahmaan (QS 55)) satu sama lain menghasilkan bilangan yang saling bercermin yaitu 148 dan 841, 148 adalah jumlah nilai huruf dari lafaz “Alif(1), Laam(30), Ha(8), Mim(40), Dal(4), Lam(30), Lam(30), ha(5)” dengan jumlah total 148 yang dibaca “Alhamdulillaahi” (QS 1:2). Sedangkan 841 sebagai bayangan dari 148 sebenarnya rahasia dari yang memuji Tuhan sebagai Rabbul ‘Alamiin (nilai 433) dengan berserah diri dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang tidak lain adalah 84+1=85=17x5=175 yaitu lafaz Alif, Nun, Dal,

Nun,

Sin,

Ya

atau

INDONESIA

(175).

Maka

dengan

pujian

“ALHAMDULILAAHI RABBUL ‘AALAMIN” yang dinyatakan dengan Gempa 6,6 SR alias pesan dari 66 alias Alif, Laam, Laam, ha atau ALLAH maka Allah sendiri nampaknya sedang memberikan suatu pesan supaya Bangsa Indonesia diharuskan untuk hanya memuja dan memuji Allah semata sebagai Rabbul ‘Aalamin, Yang Mencipta, memelihara dan mendidik semua makhluk-Nya. Dari itu jumlah 148+433=591 sebagai puja dan puji kepada Allah adalah bayangan dari 165 sebagai nilai 12 huruf tauhid “LAA ILAAHA ILLAA ALLAAH” DAN PUJIAN YANG HARUS DINYATAKAN ADALAH PUJIAN 24 JAM (24 AYAT Qs 59)

ALIAS

12X12

HURUF

(LAA

ILAAHA

ILAA

ALLAAH,

MUHAMMADURRASULULLAH) YANG URAIANNYA TEREKAM DI QS 59:1 yaitu :

“SABBAHA LILLAAHI MAA FIS SAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI WA HUWAL ‘AZIIZUL HAKIIM” (Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di

langit dan apa yang ada di bumi, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana)”

Dan kelanjutannya di QS 59:22 sampai QS 59:24:

HUWALLAAHUL LADZII LAA ILLAAHA ILLAA HUWA ‘AALIMUL GHAIBI WASY SYAHAADATI HUWAR RAHMAANUR RAHIIM (QS 59:22, Dialah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia, Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)

HUWALLAAHUL LADZII LAA ILAAHA ILLA HUWAL MALIKUL QUDDUUSUS SALAAMUL MU’MINUL MUHAIMINUL ‘AZIIZUL JABBAARUL MUTAKABBIRU SUBHAABALLAAHI ‘AMMAA YUSYRIKUUN (QS 59:23, Dialah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Penguasa,Mahasuci, Maha Sejahtera, Maha Pemberi Keamanan, Maha Memelihara, Maha Perkasa, Maha Kuasa, yang memeiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari pada pa yang mereka persekutukan)

HUWALLAAHUL KHAALIQUL BAARI-UL MUSHAWWIRU LAHUL ASMAA-UL HUSNA YUSABBIHU LAHUU MAA FIS SAMAAWAATI WAL ARDHI WA HUWAL ‘AZIIZUL HAKIIM (QS 59:24, Dialah Allah Yang Maha Pencipta, Maha Mengadakan, Maha Membentuk, bagi-Nyalah nama-nama yang baik, bertasbihlah kepada-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana)

(Petunjuk implementasi : Dengungkan tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir dengan format maghfirah Rabbul ‘Aalamin yaitu 4x33 setelah shalat 5 waktu, dan gunakan QS 59:1, 59:22-24 sebagai doa Anda sebanyak mungkin setelah shalat 5 waktu dan dimanapun Anda berada)

LAMPIRAN :

Data Asli dari situs http://www.usgs.gov untuk wilayah Indonesia

Indonesia • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

1938 02 01 - Banda Sea, Indonesia - Magnitude 8.5 2000 06 04 - Southern Sumatera, Indonesia - Magnitude 7.9 2002 10 10 - Irian Jaya, Indonesia - Magnitude 7.6 2002 11 02 - Northern Sumatera, Indonesia - Magnitude 7.5 2003 05 26 - Halmahera, Indonesia - Magnitude 7.0 2004 01 28 - Seram, Indonesia - Magnitude 6.7 2004 02 05 - Irian Jaya, Indonesia - Magnitude 7.0 2004 02 07 - Irian Jaya, Indonesia - Magnitude 7.3 2004 07 25 - Southern Sumatra, Indonesia - Magnitude 7.3 2004 11 11 - Kepulauan Alor, Indonesia - Magnitude 7.5 2004 11 26 - Papua, Indonesia - Magnitude 7.1 2004 12 26 - Sumatra-Andaman Islands - Magnitude 9.1 2005 01 01 - Off the West Coast of Northern Sumatra - Magnitude 6.6 2005 02 19 - Sulawesi, Indonesia - Magnitude 6.5 2005 02 26 - Simeulue, Indonesia - Magnitude 6.8 2005 03 02 - Banda Sea - Magnitude 7.1 2005 03 28 - Northern Sumatra, Indonesia - Magnitude 8.6 2005 04 10 - Kepulauan Mentawai Region, Indonesia - Magnitude 6.7 2005 05 14 - Nias Region, Indonesia - Magnitude 6.8 2005 05 19 - Nias Region, Indonesia - Magnitude 6.9 2005 07 05 - Nias Region, Indonesia - Magnitude 6.7 2005 11 19 - Simeulue, Indonesia - Magnitude 6.5 2006 01 27 - Banda Sea - Magnitude 7.6 2006 03 14 - Seram, Indonesia - Magnitude 6.7 2006 05 16 - Nias Region, Indonesia - Magnitude 6.8 2006 05 26 - Java, Indonesia - Magnitude 6.3 2006 07 17 - South of Java, Indonesia - Magnitude 7.7

Data Tambahan 2006 07 19 – Selat Sunda, Indoensia –Magnitude 6.0 (dari BMG Indoensia 6,2 ) 2006 07 23-Teluk Tomini,Minahasa, Sulawesi Utara – Magnitude 6,6

Skala Richer

30.00

Tanggal

Bulan

Tgl/Bulan

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

20 06

20 06

20 05

20 05

20 05

20 05

20 05

20 04

20 04

20 04

20 04

20 02

20 00

0.00

Grafik Plot historis gempa bumi di Indonesia

The Matrix Planet Bumi dalam Konstruksi Dodecahedron

Tabel al-Jumal Huruf Arab yang dijadikan rujukan untuk menghitung nilai gematrik huruf atau suatu kata

Related Documents


More Documents from "javiar ramadhan"