Garudaku Tangguh Edisi Pdf.pdf

  • Uploaded by: Miswari Usman Banta Leman
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Garudaku Tangguh Edisi Pdf.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 93,205
  • Pages: 346
M I S W A R I 1

Buku ini mewakili keresahan dengan

bahasa

frustatif

tapi

mengandung harapaan yang lebih baik di masa depan. Terkadang bahasa

cinta

itu

tidak

bersifat

gombalisme tapi bisa berupa kritik, sindiran, sentilan, bahkan marah. Tulisan ini bukan basa basi.

PRESS 2

3

M I SWAR I

PRESS 4

Penulis: Miswari Editor: Sunano Lay out: Yazid Qulbuddin Desain Cover: Muhammad Halim Backgrund Cover Depan: Gambar Cover Majalah Gatra Edisi 6 Mei 2006 Background Cover Belakang: Aksi Menolak RUU intelijen di Depan Gedung DPR-RI Juni 2011 Cet. I: September, 2011 5

Penerbit: Pelajar islam Indonesia (PII) Press Jl. Menteng Raya No. 58 Jakarta Pusat Telp./Fax. (021) 3153572 ISBN: 9-786029-942026 Dilarang memperbanyak sebagian maupun keseluruhan isi buku tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.

6

Terimakasih

Alhamdulillah, Radhitubilllahi Rabba wabi Islamidina wabi Muhammadinnabiyya wa Rasula.

Sahabat, buku yang sedang berada di tangan Sahabat ini adalah kumpulan tulisan yang penulis selesaikan dalam kurun waktu setahun yakni pertengahan September 2O1O sampai pertengahan September tahun berikutnya, 2011. Beberapa tulisan dalam buku ini adalah tulisan tugas kuliah penulis selama satu semester kuliah Konsenterasi Pemikiran Islam di Program Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh; juga kumpulan kesan yang penulis tangkap selama kuliah. Karena itu, kepada semua dosen penulis di IAIN penulis haturkan banyak terimakasih utamanya kepada Prof. Dr. Hasbi Amiruddin, MA dan Dr. Syamsul Rizal. Sebagian lain adalah tulisan tugas kuliah selama satu semester di Postgraduate Islamic Phylosophy, The Islamic College Jakarta-Universitas Paramadina; juga kumpulan kesan selama kuliah juga penulis sajikan. Sebab itulah penulis sangat berterimakasih pada semua dosen penulis di sana, utamanya Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara dan Dr. Musin Labib. Bagian lain tulisan di dalam buku ini juga adalah kumpulan kesan yang sempat penulis catat setiap seminar baik Nasional maupun Internasional di Banda Aceh, Padang, Bandung dan Jakarta. Selain itu hasil diskusi-diskusi penulis dengan sahabat-sahabat PII (Pelajar Islam Indonesia) saat penulis masih di Pengurus Wilayah PII Aceh juga ikut penulis sajikan. Karenanya, penulis mengucapkan banyak terima kasih pada sahabat-sahabat PW PII Aceh utamanya sahabat Ahmad Yanis dan sahabat Sufyan Suri. Tulisan-tulisan dari buku ini juga banyak diinspirasikan oleh diskusi-diskusi dengan sahabat-sahabat PB PII utamanya 7

sahabat Muhammad Ridha dan Ahmad Ramdani. Kepada mereka berdua penulis ucapkan terimakasih. Terimakasih juga buat teman-teman GPI, HMI dan teman-teman OKP lainnya. Diskusi-diskusi dengan kalian begitu mencerahkan dan membangun. Kepada sahabat PII se-Tanah Air penulis ucapkan terimakasih. Mereka adalah sumber inspirasi, semangat dan gagasan yang tidak pernah pupus. Keluarga penulis juga tidak ketinggalan karena tanpa dorongan dan dukungan dari mereka mustahil buku ini terselesaikan. Perlu ditekankan buku ini bukan representasi dari pemikiran kaderkader PII, bukan pula IAIN maupun The Islamic College. Buku ini murni gagasan dan pemikiran penulis pribadi meski banyak sumber dan sebab yang menginspirasi dan memberikan gagasan. Bila pembaca menemukan inkonsistensi antar tulisan, mohon dimaklumi karena penulis masih dalam tahap pencarian. Penulis menyerahkan pada sidang pembaca untuk mempertimbangkan gagasan-gagasan yang tertera dalam buku ini. Diambil bila setuju dan pembaca sangat berhak untuk tidak sepakat. Penulis meminta maaf sebesar-besarnya karena hanya mampu mencantumkan referensi ala kadarnya. Kepada sidang pembaca buku ini penulis persembahkan. Semoga ada manfaat dan gagasan yang dapat diambil setelah membaca kumpulan tulisan yang penulis kumpulkan..

Billahitaufiq wal Hidayah.

Kota Juang, Bireuen, Aceh, 12 September 2O11

8

Pengantar

Isu terorisme yang diselesaikan dengan proyek deradikisasi malah membuat masyarakat membuang falsafah hidupnya. Cana ini nantinya malah akan merugikan bangsa sendiri karena masyarakat telah kehilangan idealisme. Terorisme seharusnya diatasi dengan pendekatan penegakan hukum yang baik serta menghilangkan kesenjangan sosial. Hasil survey memang menunjukkan tindak teror bukan masalah ekonomi namun persoalan idealisme. Persoalan ini karena setiap kebijakan negara ditetapkan menurut keperntingan segelintir orang yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Hedonisme lahir karena masyarakat tidak punya prinsip hidup. Persoalan ini akan bertambah besar seiring masyarakat semakin kehilangan idealisme dan filosofi hidup. Pemerintah bukanlah sebuah lembaga yang penuh dosa sehingga harus melulu dijadikan penyebab permasalahan bangsa. Namun setiap pergantian rezim selalu memasukkan oknum-oknum yang korup kedalam sistem sehingga menyebabkan kecurangan kolektif terhadap kepentingan rakyat secara keseluruhan. Korupsi maupun kecurangan lain oleh para pemangku kebijakan negara salahsatunya muncul karena kepanikan terhadap kondisi bangsa sehingga mereka buru-menyelamatkan pribadi dan kelompoknya begitu ada kesempatan. Organisasi kepemudaan seperti Pelajar Islam Indonesia (PII) tidak lagi mampu berbuat banyak. Para alumni PII malah bukan memberikan strategi yang baik dalam menghadapi persoalan ummat namun mereka sibuk menyudutkan para kader aktiv dan menganggap mereka tidak memiliki kualitas dan kuantitas sebaik mereka dulu. Mereka lupa bahwa zaman mereka menjadi aktivis berbeda dengan kondisi yang kita hadapi sekarang. Kritik mereka malah menyebabkan semangat para aktivis kendur. Bahkan, para kaden muda ikut-ikutan mengkritik organisasinya seolah-olah mereka 9

pengamat. Kader sekarang jadi tidak punya rasa memiliki ternyadap organisasinya. Selayaknya kita mempertanyakan kembali kritik para alumni itu. Kenapa para alumni sekarang begitu tidak berguna bagi organisasi yang telah membesarkannya. Persoalan yang dihadapi PII bukanlah masalah pribadi PII sendiri, ini adalah persoalan bangsa secara kolektif. Persoalannya adalah kita mengalami degradasi bersama. Semua organisasi yang idealis memang selalu disudutkan. Kecuali organisasi yang mau menunduk pada oknum pengambil kebijakan negara saja yang dibiarkan eksis, eksis untuk menyuarakan kepentingan para pejabajt yang korup itu. Berkurangnya kualitas, kuantitas seta pengaruh panyak OKP untuk menyuarakan kepentingan masyarakat adalah juga karena kekeliruan kita menyikapi sebuah isu. Sebabnya adalah rezim pemerintah yang sangat licik dalam mengelabui rakyat melalui media massa yang hampir seluruhnya mereka kuasai. OKP yang tulus menyuarakan kepentingan rakyat dianggap sebagai penyuara kepentingan pribadi. Sementara kebijakan-kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat berikan apresiasi. Inilah salahsatu model politik pencitraan yang dimainkan rezim. Keliru kiranya membanding-bandingkan PII hari ini dengan PII di masa lalu. Dulu PII punya musuh yang jelas, dengan kondisi masyarakat yang idealis, sehingga perjuangan PII selalu mendapatkan apresiasi. Sekarang musuh kita seperti setan, mereka ada namun tidak terlihat. Musuh sekarang halus dan rumit. Misalkan pornografi, kapitalisme. Musuh seperti itu tidak terlalu mengena bila dilawan dengan aksi-aksi turun ke jalan saja. Kita juga perlu menghadapi itu dengan cara ikut senta dalam pembahasan UU dalam lobi-lobi politik. Kalaupu kita dapat ikut serta peran itupun tidak strategis karena setiap UU itu adalah proyek pesanan untuk kepentingan sekolompok kalangan yang punya uang. Kita perlu menyiasati sebuah strategi baru dengan melibatkan seluruh eselon PII agar kita dapat mengatasi berbagai persoalan ummat. Komunikasi yang inter antar pengurus, antar eselon dan antar OKP yang belum masuk lingkarang penguasa perlu terus-menerus digalakkan. 10

Orasi-orasi di jalanan atau di ruang tertentu memang dapat menggerakkan emosi rakyat. Namun ini akan tidak berguna ketika emosi itu tidak dibarengi strategi jitu untuk melawan rezim yang korup ini. Kita dan masyarakat banyak terus-menerus jadi korban. Aneka produk impor terus saja digalakkan pemerintah Tren gaya hidup hedonis selalu disuarakan. Rakyat jadi terjebak. Miskinnya filsafat telah menyebabkan ketidak seimbangan dengan produksi. Akibatnya kita menjadi materialis. Materi yang kita miliki menjadi sarana yang semakin meresahkan. Sumberdaya dimiliki akhirnya kita gunakan sebagai untuk kesenangan semu, miskin nilai. Problematika ini akan lebih parah ketika anak-anak muda yang semuanya tertarik untuk belajar di jurusan-jurusan yang bisa langsung mendapatkan kerja. Ini juga bentuk kepanikan. Manusia yang lahir dari gejala demikian tidak dapat melakukan perubahan tapi hanya menyerahkan diri pada sistem kacau ini. Kepanikan muncul akibat kita telah meninggalkan idiologi. Idiologi ditinggalkan karena telah mengalami krisis. Idiologi memang sifatnya sakral namun harus terus-menerus terus digerakkan supaya dapat terus memberika jawaban atas berbagai macam persoalan yang dihadapi pengikutnya. Idiologi perlu ditafsirkan ukang supaya selalu integral dengan realitas. Idiologi harus mampu membawa pengikutnya terlepas dari kungkungan zaman. Pengikutnya harus mampu dihantarkan pada pola tatanan hidup baru yang lebih baik. Fanatisme kebangsaan tidak mampu mengantarkan kita pada persatuan. Fanatisme itu hanya akan melahirkan kepanikan kolektif bila kita sedang di bawah dan menyebabkan arogansi bila berada di atas. Tuhan menyadarkan kita lahir dari suku tertentu. Identitas kesukuan kita itu perlu dirawat dengan membangun toleransi dengan saudara lain suku. Keliru bila ada penguasa yang berusaha mengaburkan identitas kesukuan suatu bangsa (seperti yang dilakukan Sukarno atas orang Melayu) atau berusaha mematikan ras dengan proyek transmigrasi (proyek Suharto). Legitimasi Pancasila kaya dengan simbol namun sama sekali tidak mampu menggerakkan. Kenapa Pancasila gagal menjadi nilai yang mampu memperbaiki bangsa. Lihatlah mereka yang selalu menyematkan lambang di dala (pejabat) dan yang paling sering mengikuti pelatihan penataran 11

Pancasila adalah yang paling suka korupsi, menyengsarakan rakyat. Semakin mereka dekat dengan Pancasila semakin mereka pragmatis.Secara teks Pancasila mampu memberi ispirasi, tetapi secara ruh kenapa tak mampu menggerakkan? Pragmatisme adalah bentuk lain dari frustasi sosial. Kita mengakui manusia punya filosofi hidup, punya idealisme tapi karena ketika di suatu negara tidak mengapresiasi atau bahkan mendeskriminasinya maka masyarakat semakin frustasi. Akibat dari deskriminiasi ini bagi kalangan masyarakat yang tidak punya pengaruh uang maupu kekuasaan frustasinya apresiasikan melalui terorisme dan separatisme. Bagi yang punya kekuasaan akan mewujudkan frustasinya dengan korupsi. Pelajar sendiri dididik untuk bersikap realistik melalui sistem pendidikan materialisme. Di lembaga pendidikan keterampilah menjadi hal utama dan pembentukan karekter dianggap tidak penting. Ini artinya di masa depan tingkat frustasi bangsa semakin besar. Terorisme, separatisme dan korupsi juga semakin parah. Buku ini mewakili keresahan dengan bahasa frustatif tapi mengandung harapaan yang lebih baik di masa depan. Terkadang bahasa cinta itu tidak bersifat gombalisme tapi bisa berupa kritik, sindiran, sentilan, bahkan marah. Meski tampak emosional, tulisan ini bukan basa basi.

Muhammad Ridha Mantan Ketua Umum PII Yogyakarta Ketua Umum Pengurus Besar PII 2O10-2012

12

Daftar Isi (Edisi Cetak)

Terimakasih

……..

Sambutan

……….

Daftar Isi

…………………..

v vii xi

Menafsirkan Kembali Rene Descartes …1 "Wanita Mana yang Mau Dimadu" …3 Menekan Angka Sepeda Motor …6 Hapuskan Dominasi AS di Indonesia …7 Ulama, Terorisme dan Perang Ekonomi 10 Arah Brigade PII: Refleksi Hari Lahir Brigade PII Ke-63 12 Perang Ekonomi: Cina-AS Memperebutkan Indonesia …21 Melawan Pragmatisme, Menuju Indonesia Masa Depan …..24 The Ultimate Creations …..28 AS Segera Gulung Tikar ………..30 Islam Kosmopolitan: Studi Kritis atas Pemikiran Abdurrahman Wahid …32 Sekularisasi Islam …..34 St. Paul dalam Masalah Besar …. 35 Tawaran Islam ……..37 Indonesia sebagai Negara Maju: Konstruksi Islam Indonesia ..39 Garudaku Tangguh: Konstruksi Islam Indonesia …44 Bangun The Ultimate Creations ……………..47 The Ultimate Creations: Dari Berhala hingga Teologi …48 Mari Dukung UN ……..51 UU Anti Pornografi: Hanya Melarang Bugil dan Sembiring Harus Dimeja Hijaukan ………53 Kita tidak Butuh MUI ……55 Yogya, Jangan Jadikan Rajamu Singa Ompong ….57 Manusia menurut Sigmun Freud …………58 Manusia menurut Seyyed Hossein Nasr ……..60 Manusia Menurut Kahlil Gibran …………..62 Manusia Menurut Friedrick Nietzshe …………66 Manusia Menurut Muhamnmad Iqbal dalam "Javid Nama'‟ …70 Manusia Menurut Muhammad Iqbal dalam "The Reconstruction of Religious Trough in Islam" ………..73 Janji ……….76 13

Darah ……….77 Bank "Syariah": Semua Babi Terlihat Seperti Sedang Tersenyum …………………… 78 Allah SWT membenarkan kita memakan segala yang Aduh Buyung, Inilah Demokrasi untuk Indonesia …….80 Allah SWT dituduh Menggauli Maryam! …83 Pribumisasi dan Sekularisasi: Islam Mulai Dari Kamar Mandi hingga Politik Laur Negeri …………84 Dajjal …………………88 Komitmen Ke-pelajar-an Pelajar Islam Indonesia (PII) ..92 Komitmen Ke-islam-an Pelajar Islam Indonesia (PII) ….95 Komitmen Ke-indonesia-an Pelajar Islam Indonesia (PII) ….98 “Kacang Polong di Tangga Spiritual” ….101 Pesut ……………..102 Pelajar Pemimpin 103 Bank sebagai Penyebab Pembunuhan ……………104 Sistem Pengelolaan Negara: Muhammad Ridha …………105 Membangun Karakter Bangsa: Akbar Tanjung …………106 Penyair dan Nabi Kita ………….108 Kaderisasi Bangsa: Dadan Dania …………..109 Objektifikasi Objektif …….111 Every Member of Brigade PII a Prince ………..112 Korporasi dan Negara Demokrasi ………….113 Banjir Penguasa, Krisis Pemimpin ……………..115 Antara Negosiasi dan Harga Mati: Perbandingan Pemikiran Islam antara Muhammad Ridha dan Ahmad Ramdani …………116 Bukan Hanya Salah Pemerintah ……………….122 Peran Pelajar Dalam Menjaga Integritas Bangsa…….125 Kebahagiaan Hakiki adalah Dalam Menahan………..129 Filsafat Ilmu: Islam……….130 Globalisasi…………….135 Konsep Takdir Teologi Klasik……………136 Kritik Metafisika dan Posisi Al-Qur'an………138 Mantiq………………..141 Fisika Modern Dan Dosa Manusia ………..142 Jibril Belum Pensiun…….144 Politik dalam Teologi Islam…………..150 Kenapa Sekutu Serang Libya……………..157 Konsep Imamah dalam panndangan Syiah………….158 Muhasabah………….163 Persoalan Pendidikan Kita…………165 14

Pembenaran, bukan Kebenaran…167 Perubahan Tak Bisa Ditunda…………..168 Apakah Kita Butuh Militer?...........170 Takjub dalam Keheningan…………..171 "Pelesiran" adalah "Manifestasi Tertinggi Demokrasi"………173 Pornografii sebagai "Penyokong" Demokrasi………175 Jahiliyah Barat…………….176 Filosof dan Politik………………177 Jamuan Yahudi………….182 Deradikalisasi Agama ?..................184 Eksploitasi Aurat "Tak Perlu" Ditinjau Kembali…………..187 Pola Kepemimpinan Organisasi dan Indikasi Subversi……….188 "Tuhan yang Belum Selesai"….190 Abad Informasi……….192 Manusia Adalah Evolusi Alam Tertinggi……..193 Bacaan untuk Injeksi……………196 Antara Fiqih dan Filsafat……………197 Shalat ……………….200 Menjadi Bijak ………………202 Disiplin dan Belajar Fiqih…………..204 Timur ke Barat………………207 Sains dan Agama………..210 Logika Tidak Logis………212 Organisasi …………217 Reinterpretasi Pancasila, Reposisi Islam …………..222 Al-Ghazali: Menginjak Pada Tanah yang Sama, Bernafas pada Udara yang Sama…….206 Ritual Mistik……………230 Juru Selamat ………..232 Hindu Nusantara………..235 Logika Mi'raj…………238 Intelijen sebagai Alat Korporasi….242 Neo Khawarij……………244 Drama Terorisme………..249 Cairan Kehidupan…255 Latihan untuk Pelatih………………..256 Alam Mistik…………259 Aliran-aliran dalam Islam…………261 Gita ….266 15

Karena Tuhan tak Punya Hati…………272 Menjadi Penulis…………..273 Yang Sakral dan Yang Profan …………….274 Filsafat Sains: Rasionalisme Filosofis…….275 Ekonomi Islam….277 Filsafat Sains: Epistemologi Objektif ….280 Manajemen Konflik Formal……..286 Manajemen Konfik Formal II …..287 Inilah Gunanya Hidup ……. Indonesia adalah Negara Hindu….288 Istri-istri Gila-gila ………291 Akal Lupa ……….293 Sudut pandang Teori Evolusi ……………..294 Nikah …………………………………295 Tuhan adalah Tukang Kebun ……..297 Kata Penentu Dunia ………………298 Sistematika Stigmatisasi………..299 Garuda adalah Burung…..30 Jalan Fisika ………….301 Da'wah Satu Pesan ………..303 Tuhan ……………..304 Esensi Demokrasi ……………305 Di Sawah…………306 Pengelola Negara Bajingan……………….307 Berhenti Membaca …………………..308 Dilarang Parkir ……………………………309 Fitrah ……………..310 Target ……………..311 Agama Sebagai Candu …………312 Respon PII Atas Beberapa Persoalan Ummat………313 Semut di Rambutan …………321 Police Line ………………322 Saham Garuda ………..323 Dayah …….324 Jerman, Prancis dan Belanda sebagai Negara Islam …..325 Daftar Pustaka ……………..326

16

Menafsirkan Kembali Rene Descartes Manusia Barat pada abad pertengahan benar-benar tenggelam dalam alam. Dalam hubungan dengan alam, saat itu mereka merasa seolah-olah sedang tenggelam ke dalam lumpur hidup bernama alam semesta. Dalam hubungan antar manusia, mereka benar-benar terpuruk dalam bidang pangan dan papan. Ditengah kepanikan dan kegalauan itulah muncul seseorang yang berusaha berusaha melepaskan mereka dari kekacauan itu . Dia berusaha merubah pola pikir masyarakat pada masa itu. Dialah Rene Descartes (15961650) yang dikenal sebagai bapak filsafat modern. Dengan penguasaan Geometri yang dimiliki, Desacrtes mencoba menjelaskan alam menggunakan metode itu, dia memilah-milah persoalan manusia pada dua tahapan: Pertama hubungan manusia dengan Tuhan dan posisi akan dan alam. Descartes mencoba menguraikan hal tersebut untuk menemukan formula yang dapat digunakan untuk mengeluarkan manusia dari kedangkalan pemikiran manukia dalam memposisikan alam semesta. Pertama-tama Descartes menjelaskan Tuhan sebagai wujud mutlak, sang pencipta sebagai penyebab dari keberadaan manusia dan alam. Selanjutnya alam dijadikan sebagai objek observasi akal. Bagi Descartes alam digambarkan seumpama sebuah mesin otomat yang diciptakan Tuhan sama halnya seperti arlogi buatan manusia. Alam ditafsirkannya sebagai mesin. Cara pandang alam sebagai mesin menumbuhkan semangat manusia untuk belajar menguasai alam. Sebelumnya manusia melihat alam sebagai hantu raksasa hitam besar yang menyeramkan. Selanjutnya timbullah hasrat manusia-manusia untuk terus mengamati, menelusuri dan menguasai alam. Akal dijadikan subjek sementara alam sebagai objek. Ternyata dalam perkembangannya manusia menjadi semakin ambisius dalam memperlakukan alam. Mereka tidak peduli pada efek-efek buruk yang akan mereka alami bila mengeksporasi alam secara membabi buta. Maka berbagai bencana alam yang dihadapi manusia tidak lepas dari olah tangan manusia itu sendiri. “Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia” (QS: Ar-Ruum :47). Seharusnya tidaklah timbul bencana apabila manusia tidak mempopulerkan slogan “Menaklukkan Alam”. Manusia selalu berada pada dua kondisi emosi ekstrim terhadap alam, awalnya „berputus asa‟ akan kekuatan alam menjadi bersikap „sombong‟ terhadap alam. Dua kondisi emosi yang menjadi sebab Azalil dikutuk dan diusir dari surga hingga berubah menjadi Iblis. Karena kefakihannya Iblis bersikap sombong lalu setelah dinyatakan terkutuk, dia berputus asa dari ampunan Allah. 17

Sebab itu, slogan yang berbunyi menaklukkan alam harus dirubah menjadi “Bersahabat dengan Alam”. Sikap baru terhadap alam ini merupakan jalan tengah dimana manuisia dapat melaksanakan fungsinya selaku khalifatullah fil ard (Wakil Tuhan di bumi). Untuk mewujudkan cita-cita ini kita harus kembali kepada maksud Descartes secara utuh. Descartes tidak pernah melupakan peran Tuhan dalam menerapkan metode obserfasinya terhadap alam. Descartes mencoba membangun hubungan yang selaras antara Tuhan, manusia dan alam. Konsep ini selaras dengan maskud Tuhan menciptakan manusia di bumi yaitu menggunakan akal untuk mengolah potensi alam demi kemuslahatan manusia. Bila prinsip ini dilanggar maka manusia, mengutip Firman Allah, ”bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih buruk lagi (QS : Al-Araf : 179). Bagaimana tidak, binatang-binatang ternak seperti lembu, misalnya setelah mengambil sesuatu dari alam berupa rumput, lembu dapat membayar jasa alam berupa ampas yang dikeluarkan yang bermanfaat untuk kesuburan alam. Sementara manusia setelah menggundul hutan, jangankan untuk melakukan reboisasi, malah membunuh hewan-hewan penghuni hutan serta „menghadiahkan‟ banjir bandang bagi masyarakat sekitar hutan. Maka wajar Al-Quran mengklaim manusia yang berbuat kerusakan lebih hina dari binatang ternak. Agar dapat hidup tenang dan bersahabat dengan alam, marilah kita menafsirkan kembali pemikiran Rene Descartes tentang relasi antara Tuhan, manusia dan alam. Mari kita berlomba-lomba menjadi Khalifatullah, wakil Tuhan yang baik dengan terus menerus melakukan konserfasi alam untuk kita sekarang dan anak cucu kita di hari esok.

18

"Wanita Mana yang Mau Dimadu" "Wanita mana yang mau dimadu". Penggalan kalimat yang populer di tengah masyarakat tersebut tidak perlu diakhiri dengan tanda tanya (?) sebab tidak membutuhkan jawaban. Tidak ada wanita yang mau dimadu. Jangan tanyakan pada seorang perempuan yang telah bersuami, persoalan-persoalan seperti jumlah perempuan jauh lebih banyak daripada wanita ataupun solusi tentang bagaimana agar perbuatan zina tidak terjadi bila seorang suami harus pergi jauh untuk waktu yang lama semetara istrinya menyertai. Jangan meminta pada seorang perempuan yang telah bersuami untuk menghitung perbedaan populasi antara laki-laki dan perempuan dengan berharap mereka dapat memaklumi kalau suami mereka memadu mereka karena alasan untuk menyelamatkan janda-janda dan memberi makan anak yatim. Wanita-wanita yang telah bersuami tidak dapat menerima alasan apapun kalau dimadu. Di Amerika Serikat, menurut data yang dikumpulkkan pada 1976, hampir 7.100.000 perempuan lebih banyak dari laki-laki (Khan, 2003:236), artinya kalau semua laki-laki lajang menikah masih ada 7.100.000 perempuan yang belum menikah. Hampir di semua negara jumlah populasi perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Meskipun angka kelahiran sama, namun resiko kematian lebih berpotensi pada laki-laki. Perang pastinya didominasi laki-laki. Selain itu kecelakaan lalu lintas lebih sering menimpa laki-laki yang lebih banyak beraktifitas di luar rumah. Bahkan sebuah harian lokal mencatat angaka kematian lalulintas lebih banyak lebih banyak dari pada korban perang. Belum lagi jumlah penghuni penjara yang didominasi laki-laki. Persoalan di atas bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan persoalan yang besar ditengah masyarat. Perempuan-perempuan akan berpenampilan semaksimal mungkin untuk dapat bersaing mendapatkan lakilaki. Persoalan ini juga dapat menyebabkan merajalelanya praktik seks luar nikah yang dapat menyebabkan penyakit kehamilan. Praktik seks luar nikah juga dapat mengganggu tumbuh kembang anak sebab tidak mengenal ayah kandungnya, kekurangan kasihsayang hingga kehidupannya kacau balau. Kalangan penulis muslim menganjurkan pernikahan lebih dari satu orang istri oleh laki-laki sebagai solusi atas persoalan ini. Prektik ini disebut 'pologami'. Poligami berasal dari bahasa Yunani: 'Poly' berarti banyak dan 'gamien' bermakna kawin'. Antonim dari poligami adalah 'monogami'. kata ini juga berasal dari bahasa Yunani yaitu: 'mono' artinya tunggal dan 'gamien', seperti yang telah disebutkan berarti kawin.Dalam aturan hukum 19

Islam, poligami hanya berlaku untuk laki-laki dan haram dilakukan oleh wanita. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud menguraikan tujuh alasan dibolehkan poligami. Lima diantaranya seperti a. jumlah laki-laki yang lebih banyak daripada wanita; b. kadang-kadang nafsu biologis laki-lai yang lebih besar daipada wanita; c. masa kesuburan laki-laki lebih panjang daripada wanita (laki-laki 70 tahun, wanita 50 tahun); d. kadang-kadang istri pertama madu dan; e. perlindungan bagi janda dan anak yatim (Mahmud, 2004,571 - 537). Kembali pada persoalan "wanita mana yang mau dimadu", maka saya kira tidak akan ada istri yang rela suaminya menjadi "pahlawan" untuk kelima alasan Dr.Mahmud tersebut. Jadi agar persoalan tersebut dapat ditangani, perempuan harus merubah cara pandang mereka terhadap wanitawanita lain. Perempuan-perempuan harus melihat perempuan-perempuan lain sebagai saudara yang harus dicintai, bukan musuh atau lawan yang harus terus menerus disaingi. Meskipun demikian, poligami yang dilakukan juga kdang-kadang mengandung nestapa. Poligami dimaksudkan sebagai solusi untuk tercapainya kemaslahatan sosial. Namun bila pelaksanaan poligami malah menimbulkan kekacauan maka rencana poligami perlu ditinjau kembali. Persoalan utama yang akan muncul dengan poligami adalah menyangkut keadilan yang diberikan si pelaku piligami. Keadilan yang dimaksudkan adalah dari segi lahiriyah dan batiniyah. Adil dalam makna lahiriyah berarti adil dalam memberikan nafkah belanja dapur dan kebutuhan material lainnya. Sementara dalam makna batiniyah berarti adil dalam mengunjungi dan memenuhi kebutuhan seksual istri-istri. Bila salah satu atau kedua dari nafkah ini tidak dapat disanggupi keadilannya maka petaka besar seperti kecemburuan sang istri pasti akan terjadi. Sebab itu, Al-Qur'an, sumber utama hukum Islam menganjurkan untuk bermonogami bila tidak sanggup adil kalau berpoligami (QS. Annisa:3). Lebih jauh Al-Quran mengakui bahwa, dalam hal kecemburuan hati, sang suami tidak akan sanggup berlaku adil meskipun mereka sangat menginginkannya, namun melahirkan janganlah melahirkan perasaan hati itu dengan terlalu cenderung pada istri yang satu dan membiarkan yang lain terkatung-katung (QS. An-Nisa': 129). Bagi wanita memang sangat rentan merasa cemburu meskipun suami telah berusaha berlaku seadil-adilnya. Sebab itu barang siapa sanggup bersabar maka Allah memberikan pahala seperti pahala orang yang mati syahid (Syuqqah, 2000:403). Bila para penulis muslim selalu memberi dukungan terhadap praktik poligami karena menganggap tindakan ini sebagai solusi terhadap berbagai 20

persoalan, maka sangat berbeda dengan pandangan penulis Barat yang menolak poligami. Hal ini dikarenakan sistem kebudayaan Barat tidak mengenal yang namanya zina. Hubungan seksual, baik dengan menikah maupun tidak, dianggap sama saja. Sebenarnya, Islam tidak begitu saja membiarkan poligami tanpa ada alasan yang jelas. Quraish Shihab, dalam satu kesempatan mengatakan poligami berfungsi sebagai emergency exit.

21

Menekan Angka Sepeda Motor Pameran Sepeda Motor Jakarta 2010, Jakarta yang dilaksanakan di Jakarta Convention Centre mulai Rabu-minggu, 36- November merupakan ajang terbesar bagi perusahaan-perusahaan pemasaran sepeda motor untuk mempromosikan produk-produk sepeda motor. Tujuh merk sepeda moto yakni Honda, Suzuki, Yamaha, Kawasaki, TVS, Bajaj, Piaggio ikut meramaikan acara yang disponsori Pertamina itu. Rasio peningkatan jumlah kendaraan bermotor, tidak dapat dipungkiri, adalah penyebab kemacetan di Ibu Kota dan kota-kota besar lain. Hampir setiap hari kita juga melihat penyebab-penyebab kecelakaan sangat banyak diakibatkan oleh pengendara sepeda motor yang tidak mematuhi aturan lalu-lintas. Memang akan banyak orang yang akan merasa akan dirugikan bila pembatasan penjualan sepeda motor diterapkan, terutama Jepang. Parahnya lagi, masyarakat menengah ke bawah terpaksa harus membeli sepada motor dengan cara mencicil dengan bunga mencapai setengah dari harga kontan. Sebab masyarakat terpasa mengansur sepeda motor adalah tingginya ongkos angkutan umum. Tindakan mengangsur sepeda motor yang didominasi produk Jepang ini membuktikan rakyat Indonesia masih dijajah Jepang. Dahulu Jepang mengambil setengah hasil panen masyarakat dan menyisakan setengahnya lagi. Mereka tidak mengambil seluruh hasil panen walaupun mereka mampu sebab bila mengambil semuanya rakyat akan mati kelaparan. Kalau rakyat mati tidak ada lagi yang menanam. Karena tidak ada yang menanam maka tidak ada lagi yang di ambil Jepang musim panen depan. Sekarang hampir seluruh rakyat Indonesia mengeluarkan setengah dari gaji dan penghasilan mereka untuk membayar cicilan produk-produk Jepang mulai dari peralatan elektronik sampai kendaraan bermotor. Pemerintah seharusnya lebih terus menggencarkan transportasi massa yang dipengang pemerintah agar biayanya murah. Kenyamanan, jangkauan akses (rute), kecepatan dan keselamatan alat transportasi massa harus dijamin pemerintah. Transportasi massa dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara. Pemerintah jangan mementingkan saku pribadi dengan banyak-banyak mengimpor mesin-masin dari luar negeri. Transportasi masa yang nyaman merupakan ciri negara yang berbudaya tinggi, bukan kesemrawutan, kemacetan dan tingginya angka kecelakaan akibat kendaraan pribadi utamanya sepeda motor.

22

Hapuskan Dominasi AS di Indonesia Kahadiran presiden AS di Indonesia pada 9-10 November memililiki pengaruh besar terhadap masa depan nasib rakyat Indonesia. Akan banyak kerjasama dan investasi yang disepakati antara pemerintah RI dan AS. Biasanya semua perjanjian dan kesepakatan hanya akan menguntungkan AS dan segelintir pejabat RI. Sudah menjadi budaya, menyiksa lebih dua ratus juta warga Indonesia. Pemerintah Amerika Serikat harus sadar diri dan tidak merasa arogan karena segala kebijakan yang diakui mereka untuk kemaslahatan umat manusia seluruh dunia ternyata justru menimbulkan kehancuran global. Dari segi kemanusiaan, seluruh kebijakan politik luar negri AS semuanya merugikan ummat manusia terutama menyangkut keputusannya terhadap Afghanistan dan Irak. Sejarah membuktikan tidak pernah ada pasukan yang keluar dari Afghanistan kecuali membawa pulang kekalahan dengan kondisi pasukan yang prak poranda, mulai dari Iskandar Agung, Mongol dan Uni Soviet. Obama tidak mau belajar dari sejarah, dia malah menambah jumlah pasukannya di AS. Karena itu penderitaan sipil, wanita dan anak-anak Afghanista adalah murni tangungjawab negara yang mengagun-agungkan HAM itu. Di Irak tindakan mereka tidak kalah biadabnya. Mereka menyiksa para tahanan perang diluar batas tindakan seekor hewan sekalipun, memperkosa wanita dan tidak segan-segan beberapa tentara mengeroyok seorang anak. Biadab. Irak menyimpan senjata pemusnah massal hanyalah sebuah alasan AS menyerang Irak. Hingga saat ini tuduhan itu tidak dapat dibuktikan. AS mensupport Israel habis-habisan agar negeri para pembunuh nabinabi itu dapat mendirikan sebuah negara yang illegal ditinjau dari segi kemanusiaan, Israel Raya. Jutaan warga Palestina dibunuh dan yang hidup diembargo di segala sektor, diidolasi hingga kelaparan dan tidak jarang melakukan pembunuhan massal untuk mendirikan sebuah pemukiman Yahudi di atas tanah milik warga Palestina. Tidak layak bagi negara yang dihuni populasi muslim terbanyak di dunia bekerjasama dengan negara yang paling benci terhadap kaum muslim, paling banyak membunuh kaum muslim. Benar-benar tidak layak. Elit negeri ini janganlah terlena dengan sedikit iming-iming kekayaan lalu anda mengorbankan saudara anda sendiri. Kerjasama energi dengan Exxon Mobil telah menyebabkan kesenjangan yang luar biasa antara pemerintahan pusat dengan rakyat didaerah hingga timbullah hasrat masyarakat untuk memberontak pada pemerintah pusat. Pemberontakan itu telah melempar rakyat ke masalalu berpuluh-puluh generasi ke belakang hingga setelah perdamaian tiba maka 23

masyarakat mememukan diri mereka jauh sangat terbelakang. Demikian yang terjadi di Aceh. PT. Newmont telah mengakibatkan ekosistem hayati porak-poranda. Masyarakat hanya dihadiahkan bencana alam bertubu-tubi. AS diuntungkan terus menerus. Dilema di Papua benar-benar menunjukkan besarnya nafsu AS dalam melanggengkan ekonomi kapitalismenya di Bumi Pertiwi. Newmont mengingatkan kita pada serial 'Avatar' yang menampilkan AS sebagai predator yang siap menumbangkan kearifan apapu dan membunuh siapapun untuk kepentingan dirinya saja. AS adalah nagara yang paling gencar menyuarakan Global Warming adalah negara yang menghasilkan emisi karbon tertinggi di dunia hingga mengancam lapisan ozon. Persis seperti ketika menjadi negara yang paling nyaring menyuarakan HAM, dan ternyata mereka berada di posisi tertinggi dalam angka pelanggaran HAM. Nuklir adalah energi yang sangat ramah lingkungan. Namun mereka menentang Iran melakukan pengayaan uranium guna memenuhi kebutuhan energi listriknya. Dimana letak komitmen dan harga diri AS? Tidak, sama sekali mereka tidak memiliki, dan bahkan mungkin mereka tidak mengenal hal itu. Lantas kenapa pemerintah kita buta dengan terus melakukan kerjasama dengan negeri semacam itu? Kenapa MUI melakukan tidakan aneh dengan mengemis minta AS mau mau berdialog menganai nasib ummat Islam. Sampaikapanpun pemerintahan seperti AS akan terus berusaha mendeskreditkan ummat Islam, memandang muslim sebelah mata dan menuduh siapa saja ummat Muhammad sebagai teroris. Mereka takkan mau memahami Islam secara menyeluruh dengan pandangan objektif dan proporsional. Walaupun kita harus mengemis dan bersimpuh (atau menurut istilai MUI: dialog), yang ada di benak mereka hanya satu: Islam itu ancaman dan harus di musnahkan . Tidak ada kata lain: LAWAN. Disamping itu berbagai produk milik dan sahamnya didominasi AS terus saja menyerbu pasar. Tanpa disadarari masyarakat muslim Indonesia telah ikut membantu pembantaian saudara mereka di Palestina, Afghanistan dan Irak melalui melalui komsumsi produk-produk tersebut. Tidak ada kata lain: BOIKOT. Saya memuntut pemerintah AS untuk segera: *Menarik militernya AS dan sekutu di Afghanistan dan Irak. *Menghentikan dukungan pada Israel yang terus-menerus menjajah Palestina. *Menghentikan tekanan dan memberi kebebasan kepada Iran untuk melakukan Pengayaan uramium guna tujuan damai. *Menutup perusahaan-perusahaan di Indonesia. *menghentikan ekspor produk-produk AS ke Indonesia. 24

*Menarik saham-saham negara dan warga negara AS dari perusahaanperusahaan di Indonesia. Untuk Pemerintan RI saya mendesak untuk: *Menarik dan menghentikan distribusi produk-prodek AS. *Menghemtikan segala macam kerjasama di segala bidang dengan pemerintah AS. *Membeli (kembali) saham-saham perusahaan di Indonesia yang dimiliki pemerintah AS dan warga AS. *Menjadikan program kesejahteraan secara konkrit sebagai sosial sebagai satu satunya konsentrasi.

25

Ulama, Terorisme dan Perang Ekonomi Ulama tidak akan dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam penanggulangan terorisme. 'Penanggulangan' berarti terorisnya sudah ada. Saya pikir malah ulama dapat memberikan peran yang luarbiasa berarti sebelum terorisme itu muncul. Seperti kesepakatan para ulama ('ulama' dimaksud utamanya ulama-ulama MUI dan lembaga besar ulama), terorisme muncul akibat pemahaman agama yang keliru. Kalau para ulama mampu memberikan pengajaran agama yang baik terhadap masyarakat, pastilah terorisme itu tidak akan pernah ada. Disini kita menemukan sebuah tesis bahwa, munculnya terorisme adalah tanggungjawab para ulama. Mungkin juga ulama saat ini sudah mengidap penyakit yang sama seperti yang telah lama mengidap pemerintah, yaitu 'prinsip kerja maya'. Prinsip kerja maya yang saya maksudkan contohnya seperti pemerintah RI yang melegalkan miniman keras lalu biaya pajak cukainya dipakai untuk membayar gaji anggota DPR untuk merumus UU tindak pidana kriminal, polisi untuk mengamankan kriminalis dan kejaksaan untuk menangani perkara kriminalitas yang terjadi akibat efek minuman keras. Demikian juga para ulama sekarang, dari gejala dan gerak geriknya, saya menduga, mereka lebih menyukai kalau terorisme yang mengatasnamakan agama terus eksis agar mereka dapat terus menyelenggarakan workshop, seminar dan halaqah mengenai penanggulangan teroris. Radikalisme dituding sebagai penyebab lahirnya radikalisme. Padahal radikalisme itu berasal dari kata 'radic' yang berarti 'akar'. Guru mengaji saya dulu mengatakan bila agama itu diumpamakan pohon, maka akarnya itu adalah aqidah. Bila rukun Islam sebagai pohon, maka akarnya adalah mengucap dia kalimah syahadat. Bagaimana bisa menjalankan ibadah syariah bila kita tidak berakidah, bagaimana hendak beribadah bila kita bukan muslim. Bila aqidah tidak mengakar, berarti identitas muslim seseorang perlu dipertanyakan. Tema 'terorisme' jauh lebih beruntung daripada 'korupsi' karena mendapat perhatian cukup serius dari pemerintah. Pemerintah mudah saja menganggarkan puluhan milyar rupiah untuk menanggulangi terorisme. Sementara menyangkut korupsi, terlihat ada unsur pembiaran. Sepintas terlintas dalam pikiran saya bahwa tidakan tersebut diambil karena teroris itu bukan anak atau keluarga dekat pejabat, sementara koruptor adalah pejabat itu sendiri. Banyak pelaku terosis bukan malah dari kalangan santri namun ternyata dari kampus non-Islam, jurusan ilmu praktis-teknologi pula. Hal ini karena tidak adanya penyatuan persepsi antar wadah pendidikan yang dia geluti. Pikirannya sendiri gagal menemukan penyatuan itu. Ini karena surau 26

pengajian dan kampus tidak berada di bawah atap yang sama, materi pendidikan surau dan kampus tidak disusun dalam silabus yang sama. Disamping itu, sistem pendidikan modern yang terlalu spesifiktif membuat seorang ahli ilmu tertentu samasakali buta tetntang disiplin lain. Padahal guna pendidikan untuk menciptakan harmonisasi. Harmonisasi hanya dapat dipahami bila kita mampu saling mengenal, menyadari kesalingterkaitan (integrasi) segala sesuatu. Untuk memahami itu kita harus menguasai segala bidang ilmu. Menguasai segala bidang ilmu adalah mustahil dalam pendidikan formal kita. Islam bagaikan satu anggota tubuh, satu bagian sakit, semua bagian merasakannya. Negara adalah jalan yang ditempuh orientalis untuk memecah-belah kesatuan Islam. Jadi kalau warga muslim di satu sudut bumi mengalami suatu tindakan negatif maka kewajiban untuk menghentikan dan membalan dengan tindakan serupa menjadi fardhu kifayah bagi semua muslim sampai tertanggulangi. Radiusnya mulai dari titik lokasi kejadian. Perang yang dilancarkan kafir terhadap muslim di satu negara karena mereka belum mampu mengalahkan penduduknya. Mereka takkan menyarah sebelum muslim menerima segala macam doktrin, prinsip, gaya hidup dan segala macam millah mereka. Setelah kalah peperang dan millah mereka diikuti, selanjutnya, barulah serbuan segala macam produk menghantam sebuah negara muslim. Dan inilah yang menjadi tujuan utama kafirun. Islam memerintahkan muslim membalas serangan kafir dengan serangan setimpal. Karena itu, bila kafir memaksakan segala macam produk untuk kita komsumsi maka wajib bagi muslim menciptakan produk tandingan untuk menghancurkan dominasi ekonomi mereka dan selanjutnya mengimpor produk-produk kita pada masyarakat mereka. Inilah konteks perang kontemporer, perang ekonomi.

27

Arah Brigade PII: Refleksi Hari Lahir Brigade PII Ke-63 Formasi "Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi segenap bangsa Indonesia dan ummat manusia" (Tujuan PII) "Badan Otonom Brigade PII berfungsi sebagai wadah pengabdian dan pelayanan persoalan-persoalan kemanusiaan, pembinaan dan pengembangan ketrampilan, ketahanan fisik dan intelektualitas kader, serta mengembangkan jaringan informasi dan intelijen guna menjaga misi dan eksistensi PII" (Tujuan Brigade PII) "PII sebagai katalisator kader masa depan bagi segenap ummat Islam dan terdepan dalam pembelaan kepentingan pelajar Islam" (Visi PB PII 20102012) "Brigade PII bergerak membentuk karakter masyarakat intelektual yang cerdas emosional, cerdas spiritual" (Visi Korpus Brigade PII 20102012) Integrasi Tidak ada kata 'sempurna' dalam wadah PII, utamanya bagi kader PII yang sedang berproses, baik yang belum mengkhatam jenjang Ta'dib maupun yang belum menyelesaikan tugas kepengurusan. Segala sifat sempurna selaku manusia (Insan Kamil) jangan diharapkan telah hinggap pada diri kader PII yang masih aktif. Jangan mencari mobil yang sempurna di bengkel. Sebab di bengkel adalah tempat dihimpunnya mobil-mobil rusak untuk diperbaiki. Setelah kondisinya baik maka mobil itu takkan lagi tinggal di bengkel, dia dapat Anda temukan meluncur di jalanan. Kader PII yang telah menjalankan seluruh proses Ta'dib dan telah menyelesaikan amanah kepengurusan dengan track record yang baik maka selesailah tugas PII memberikan wadah baginya dan siaplah dia meniti karir profesinal baik dalam bentuk kelembagaan maupun tanpa lembaga, bauk sebagai akademisi, sastrawan, filosof maupun ilmuan dan politikus. Intinya semua kader PII harus mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sebab sejak awal dia memang dididik menjadi agen perubahan sosoal. Ini berarti dia harus mampu menjadi kutub untuk mengembangkan potensi positif setiap individu ummat meskitun mereka tidak pernah sekalipun tersentuh ta'dib. Untuk jangka panjang, mungkin demikianlah dimaksud Muhammad Ridha dalam merumuskan visi kepemimpinannya 2010-2012. Ridho mengharapkan arah perahu PII pada periodenya mampu menciptakan pasukan yang solid untuk difungsikan sebagai agen yang dapat membela setiap kepemtingan pelajar. Melihat Korpus Brigade PII yang dalam merumuskan visinya pada periode yang sama yaitu untuk menciptakan 28

masyarakat yang intelek yang mana intelaktualitas mereka dapat mereka pakai guna advokasi diri dan masyarakatnya serta guna melahirkan kesadaran spiritualitas (Bukankah ilmu merupakan salahsatu pintu masuk hidayah) mereka, maka di sini dapatlah ditemukan korelasi yang saling menguatkan antara BO Brigade dengan BI. Brigade PII dapat menciptakan manusia intelektual dimana nantinya dapat difungsikan sebagai katalisator kader masa depan. Kepekaan terhadap kondisi alam sekitar merupakan potensi fitrah manusia. Untuk dapat menciptakan manusia yang lebih peka terhadap kondisi ummat kita harus mengasah intelektualitas mereka. Kelebihan manusia dabandingkan semua makhluk Allah lainnaya di muka bumi adalah kemampuannya mengamati alam sekitar secara tajam sebab dia diberikan intelektualitas yang lebih. Level intelektualitas ini menyebabkan manusia memiliki daya untuk melalar segala sesuatu yang ditangkap indranya. Kemampuan menalar ini menjadi modal manusia untuk mengamati alam sekitarbdan memberi arti akan segala sesuatu yang ditangkap indranya. Penafsiran objek indra ini menyebabkan manusia mampu meniru prilaku alam sekitarnya dan memotifasinya untuk memanfaatkan potensi alam sekitar untuk merubah suatu benda menjadi benda yang lain. Ketika manusia melihat tikus yang piawai dalam menggali tanah, maka manusia berusaha menciptakan alat dari alam dan merubahnya seumpama kuku tikus untuk menggali tanah. Karya merupakan produksi khas makhluk Tuhan yang hanya dimiliki manusia. Selain menciptakan, manusia juga mampu menggunakan alat yang dia ciptakan. Singkatnya alat merupakan bukti ketinggian intelektualitas manusia dibandingkan makhluk lain. Tapi yang menjadi puncak dari ketinggian intelektualitas manusia adalah penggunaan alat untuk kesejahteraan manusia dan alam semesta. Bom nuklir bisa dikatakan sebagai karya manusia yang agung, namun tidak terdapat ruang untuk menggap alat itu sebagai pendukung kesejahteraan alam semesta. Karena itu kemampuan penciptaan alat merupakan level kedua dari keagungan intelektual manusia, dan kepekaan terhadap alam dan lingkungan tetap menduduku peringkat utama keagungan intelektualitas. Pengabdian dan pelayanan persoalan-persoalan kemanusiaan haruslah diutamakan bagi diri anggota Brigade PII agar pembinaan dan pengembangan ketrampilan, dapat menjadi sarana pendukungnya. Modal selanjutnya adalah dapat memberi efek ketahanan fisik dan intelektualitas kader,i sehingga kita dapat menggunakan hasil dari karya terampil kita secara evektif dan efesien.Mengembangkan jaringan informasi dan intelijen dengan modal buah karya manusia sangat dibutuhkan agar kita dapat secara mudah menjalakan tugas kita yaitu guna menjaga misi dan eksistensi PII. 29

Problematika Ummat 1. Pendidikan. Pendidikan adalah kunci utama bagi kebudayaan, politik bahkan idiologi bangsa. Pendidikan di negri kaita masih saja menerapkan sistem warisan penjajahan sehingga potensi akal peserta didik tidak terberdayakan dengan baik. Fenomena seperti inilah yang menghambat kreativitas dan intelektualitas peserta didik sehingga sangat berpengaruh pada dinamika kebangsaan. bangsa kita menjadi bangsa terpuruk sejak awal kemerdekaan tanpa pernah mampu bersaing dengan negara lain dari segi manapun. Pendidikan yang mengajarkan sejak dini dalam pikiran hingga menjadi prinsip peserta didik untuk menjadi masyarakat komsumtif serbainstan telah membuat ekonomi bangsa kita kian terpuruk. Adopsi sestem pendidikan asing ke dalam kurikulum pendidikan nasional adalah upaya dari pemerintah untuk mengatasi masalah yang telah di sebutkan diatas. Namun hal ini menimbulkan banyak persoalan baru. Utamanya adalah kita kekurangan tenaga pendidik yang mampu menerapkan sistem asing tersebut ke dalam ruang belajar. Berbagai pelatihan bagi tenaga pendidik yang diharapkan supaya dapat membuat mereka mampu menciptakan suasana dan sistem belajar yang lebih baik ternyata tidak sesuai harapan. Persoalan utamanya adalah kurangnya keseriusan para penyelenggara pelatihan, mereka hanya mengedepankan keuntungan pribadi dan mengenyampingkan tujuan peningkatan sumber daya tenaga pendidik. Disampig itu tenaga pendidik terlihat kurang serius dalam upaya peningkatan kualitas diri, para tenaga pendidik tidak memiliki motivasi tinggi dalam memperdalam keilmuan mereka. Tenaga pendidik kurang serius dalam mengajar apalagi berusaha menerapkan sistem belajar baru yang lebih baik. Guru-guru hanya mengedepankan sergifikasi, kenaikan pangkan dengan tujuan utama---dan bahkan mungki satu-satunya----- yaitu kenaikan gaji. Guru-guru di negri kita sangat rajin mengikuti seminar pendidikan, tapi tujuan mereka bukan untuk mengembangkan kualitas diri sehingga mampu menjadi tenaga pendidik yang lebih kompeten dan berkualitas melainkan untuk memperoleh amplop berisi uang tunai dan sertifikat untuk dikumpulkan dan "ditukar" dengan serifikasi dan kenaikan pangkat. Seharusnya lembaga pertama yang harus diseret oleh Komisi Perlindungan Anak dan lembaga HAM adalah ke meja pengadilan adalah Departemen Pendidikan (DP). Mereka telah menjadikan anakzanak sebagai bagian daripada mesin-mesin yang bekerja dalam waktu. DP telah membuat anak-anak kehilangan waktunya untuk bermain, padahal sistem belajar bagi anak paling ideal dengan bermain. DP telah membuat anak jauh dari orangtua mereka. Mereka kekurangan kasihyang yang sangat mereka butuhkan untuk mendidik emosi mereka. Belajar kasih sayang tempat terbaiknya dalah pada 30

orangtua. Anak-anak menjadi kehilangan identitas alamiah akibat DP yang telah mengatur waktu belajar yang sangat padat. Kurikulum yang sangat sesak membuat anak harus bekerja lembur untuk menyelesaikan tuga sekolah yang menumpuk. Dengan itu anak-anak menjadi kehilangan waktu untuk belajar agama dan berinteraksi dengan lingkungannya sehingga jadilah mereka manusia yang idividualistik. Ha ini sangat berbahaya bagi masadepan bangsa sebab orang-orang hasil produksi sistem tersebut akan kehilangan orientasi diri dan kepekaan sosial. Ilmu mereka hanya akan diterapkan untik kepentingan individu tanpa sedikitpun mempedulikan---karena memeang mereka tidak pernah tau--- kaidah agama dan lingkungan. Masalah ini semakin besar dengan diterapkannya sistem pendidikan yang menerapkan sistem linearisasi jenjang pendidikan. Sejak SMA--- bahak kalau bisa sejak PAUD---Manusia dididik untuk mendalami dan menguasai satu disiplin keilmuan saja yang sangat spesifik. Hal ini mengakibatkan masing-masing ilmu kehilangan hubungan. Para ahli ilmu hanya jadi mesin disipliNomor 52n ilmu tertentu tanpa mampu menemukan intergrasi antar disiplin ilmu. "Pendidikan adalah kemampuan untuk merasakan hubunganhubungan tersembunyi antarfenomena" kata Vaclav Havel. Sistem liearisisi strata pendidikan berar Metode demikian sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan, setidaknya versi Havel. Hilangnya paradigma kesalingterkaitan antar disipli ilmu menyebabkan hilangnya kesalingterkaitan implementasi ilmu. Ahli kimia hanya akan memproduksi senjata pemusnah massal sebanyak-banyak dan sehebat-hebatnya tanpa mengetahui efek lingkungan dan kemanusiaan. Program beasiswa ke luar negri besar-basaran diharapkan dapat menciptakan kader-kader bangsa yang menguasai berbagaimacam metodologi sehingga dapat memecahkan berbagai macam masalah bangsa ternyata hanya mampu memproduksi kontestan perang wacana dan perang opini. Masing-masing mereka hanya menjadi penyebab meningkatnya penggundulan hutan karena satu judul buku yang mereka terbitkan dicetak ribuan eksemplar, kalau buku itu menarik sehingga menjadi best seller maka akan dicetak hingga jutaan eksemplar. Kalau semua lulusan luar negri dirataratakan masing-masing satu judul buku best seller maka berapa juta kopi bukau akan diterbitkan? berapa batang kayu dibutuhkan sebagai bahan baku kertas? ditambah opini-opini di media cetak lain seperti majalah, jurnal dan koran. Jalan keluar-jalan keluar yang mereka tawarkan sering ditolak pemerintah sebab berbenturan dengan blue print pemerintah. bagi masyarakat susah menangkap maksud pembicaraan mereka sebab metode yang digunakan membingungkan ditambah kata-kata yang dipakai terlalu asing bagi masyarakat. Ada segelintir diantara para sarjana lulusan asing itu yang mampu masuk kedalam sistem pemerintahan, namun bahkan sering konsep, 31

gagasan dan ide mereka berseberangan dengan orientasi penguasa, kalau ada segelintir yang jadi penguasa maka sering konsep mereka tidak mampu memberikan perubahan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat. Artinya program beasiswa luar negri tidak mampu memberikan peran yang berarti perubahan masyarakat dan dalam upaya menyelesaikan persoalan bangsa. Kehadiran mereka malah mempercepat kepunahan bahasa Indonesia. Bukankah para sarjana lulusan luar negeri itu yang suka menggantikan katakata dalam bahasa Indonesia dengan istilah-istilahn asing. Padalal banya istilah-istilah asing itu yang memiliki kata serapan dalam bahasa Indonesia. Demikian problematika program beasiswa untuk ilmu-ilmu sosial yang menghabiskan dana negara hingga trilyunan rupiah itu. Dalam bidang beasiswa luar negri untuk ilmu teknologi, sarjana lulusan luar-negri hanya dapat menjadi dosen dan tukang teori teknologi tanpa menciptakan satu bendapun yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat apa lagi untuk memproduksi teknologi untuk melawan dominasi ekspor segala macam kebutuhan masyarakat. DP senyatanya adalah musuh semua kalangan yang punya kepentingan di bidang pendidikan. DP bahkan tidak ;eduli dengan aturan hukum. Pengadilan telah memutuskan UN harus dihapuskan, namun UN masih terus diterapkan---meskipun wacana DP mereka tidak akan menjadikannya sebagai standar satu-satunya bagi kelulusan siswa di sekolah bertaraf rendah. UU baru yang memutuskan ijazah SMA hanya berlaku dua tahun pasca kelulusan dan pembatasan usia calon mahasiswa adalah keputusan paling merugikan masyarakat. Masyarakat menengah kebawah semakin mustahil untuk memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan Perguruan Tinggi. Mereka akan semakin kehilangan kesempatan berkompetisi di segala bidang dan lapangan kerja. DP telah melanggar UUD '45. Kekali lagi DP harus di seret ke meja hijau. DP untuk kesekian kalinya melanggar HAM. 2. Kebudayaan. Karena sisitem pendidikan kita yang kacau-balau maka rasa, karya dan karsa manusia selalu menghasilkan sesuatu yang membuat tatanan masyarakatsemakin rusak. Manusia Indonesia telah dibentuk menjadi individu-individu yang bermoral materialis, individual dan kapitalistik. Kapitalisme telah menjadi ideologi bangsa. Kerusakan moral terlihat jelas dari segala sistem kehidupan masyarakat mulai dari cara berpakaian, pergaulan hingga komsumsi. Kebobrokan moral pejabat adalah simbol dari kerusakan seluruh elemen bangsa. Korupsi dianggap sebagai pekerjaan yang lumrah dilakukan. Penegak hukum tidak akan berbuat banyak dalam menangani perkara ini. Kalangan aktivis dari organisasi mahasiswa dan 32

pemuda yang selalu melakukan kontrol tehadap lembaga hukum dalam upaya pengawalan kasus korupsi senantiasa diintimidasi pihak-pihak tertentu sehingga tak jarang mereka kehilangan amunisi. Aparat penegak hukum sangat komit dan mengeluarkan kekuatan penuh dalam menangani terorisme yang sangat sering menyudutkan Islam. Komitmen penanggulangan korupsi karena banyknya dukungan dana asing. Hal ini bertolakbelakang dengan kasus korupsi dimana Barat ikut merasakan keuntungan akibat tingginya korupsi Indonesia. Korupttor-koruptor akan membuang uang curian itu ke negara-negara maju. Kemajuan teknologi informasi telah menyebabkan kerusakan pada seluruh elemen masyarakat. Kaum muda terlibat pergaulan bebas, seks bebas, kehilangan gairah belajar serta kehilangan orientasi masa depan. Kehidupan rumah tangga tidak berlangsung lama akibat mudahnya akses perselingkuhan dan problematika ekonomi. 3. Ekonomi Kemiskinan sampaikapanpun takkan pernah bisa ditanggulangi selama lembaga apapun namanya yang memaikan sistem peminjaman berbunga. Riba telah merajalela di negri kita. Lintah darat telah menjadi idola. Masyarakat kecil tidak punya pilihan lain selain meminjam uang dengan bunga luarbiasa tinggi. Usaha yang dijalankanpun tidak berjalan sesuai harapan sebab hampir semua masyarakat terlilit hutang dan kredit. Prolem ekonomi masyarakat takkan memiliki jalan keluar selama riba merajalela. Bank Syariah tak ubahnya seperti babi yang dipakaikan jilbab, daging babi syariah. Baitul Qirad yang diharapkan mampu menjadi ekonomi alternatif ternyata tak ubahnya bank konvensional, yang mereka tahu hanya bagi hasi tanpa pernah mau tau kerugian nasabahnya. Pasar hasil produk pertanian dikuasai mafia. Harga pasar diatur sedemikian rupa. Petani tak ubahnya sapi perah. Petani hanya mampu memproduksi dan buta pasar sehingga selalu jadi korban. Elit pemerintah hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok. Menandatangani kontak impor produk teknologi akan sangat menguntungkan elit daripada mereka harus bekerja keras membangun pabrik dan melatih keahlian dan ketrampilan masyarakat. "Anak TK di Jepang belajar bikin HP. mahasiswa Indanesia belajar pakai Hp" kata T. Firman Nur. Kita cuma mampu membeli dan terus membeli tanpa sedikitpun memprodeksi. Kita tergolong bangsa yang celaka menurut Kahlil Gibran: Celakalah bangsa yang memakan tidak dari yang dia tanan dan memakai tidak dari yang dia sulam. Kita hanya bisa menjadi konsumen, bahkan beraspun diimpor. Bukankah mengimpor beras akan menguntungkan banyak pejabat dan merugikan banyak petani. Elit lebih suka uang bea cukai daripada bersusah payah mengembangkan SDM petani. 33

Kalau saja ekonomi Islam yang murni mau diterapkan maka masyarakat kecil tidak hanya akan memperoleh pinjaman tanpa riba, bahkan pendidikan terhadap bidang profesi mereka berjalan sekaligus. Bukan seperti kerja Baitul Mal yang taunya hanya mengumpulkan harta orang kaya dan mendistribusikannya ke kantong pribadi dan pembuatan gedung megah, biaya transportasi dan akomodasi yang menggelembung tanpa memperdulikan distribusi yang tepat, mengarah dan berfaedah bagi pengusaha kecil. 4. Politik. Presiden SBY adalah pemimpin yang sangat pandai membodohi rakyat dengan pencitraan di media yang sangat tidak berimbangan. Melanjutkan dan mempertahankan kekuasaannya dia menempun jalur-jalur yang curang. KPU menjadi tidak independen dan penuh rekayasa. Daftar pemilih tetap direkayasa membludak di kawasan yang ada bantuan pemerintah dan sangat minim di daerah yang tek tersentuh bantuan pemerintah. SBY mampu mencuri hati rakyat dengan iming-iming sepetak lahan pertanian dan memperlakukan diri seolah-olah patut disayang dan dikasihani. SBY beli enam sukhoi semua diam, mega beli sati semua ribut, berkepanjangan. Politik pencitraan SBY memang luar biasa. 5. Agama Ahmadiyah terkesan dibiarkan oleh pemerintah. Asing menekan pemerintah agar tidak membubarkannya. MUI dalam mengupayakan pembubarannya tidak punya mekanisme dan landasan hukum yang jelas. Ulama hanya bermodalkan semangat subjektif. Jadi selalu kalah dalam ranah hukum. Ulama tidak mau membuka diri untuk mengkaji persoalan ini secara objektif. Akibatnya radikalisme oleh Ormas Islam semakin potensial. Presiden, karena dia ahli dalam manajemen isu membiarkan Ahmadiah sebagai senjata cadangan dimana ketika berita-berita Century atau lainnya yang mengganggu kekuasaannya muncul dia bisa memanfaatkan isu ini sebagai peredam berita Century. Problematika PII-Brigade PII Dari dulu Brigade PII diakui dalam konstitusi PII dalam melakukan hubungannya dengan BI menenpuh jalur koordinasi. 'Koordinasi' semakin lama semakin tidak jelas. Oleh sebab itu dalam periode ini kita mengupayakan eksistensi Brigade PII sebagai penunjang tercapainya tujuan PII lebih efektif dengan memfungsikan Brigade PII sebagai wadah bantu dalam tercapainya misi-misi yang dicanangkan masing-masing bidang BO dan Korp PII Wati. Brigade PII akan melakukan kerjasama dengan masingmasing bidang BO dan Korp PII Wati sehingga dapat memberikan kontribusi 34

yang konkrit bagi bidang-bidang BO dan PII Wati. Peran seperti ini harus dilakukan oleh seluruh tingkat eselon Brigade PII mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Untuk tercapainya tujuan ini dengan baik dan matang, Brigade PII, BO dan Korp PII Wati secara bersama-sama harus merumuskan mekanisme komonikasi yang baik dan tertib agar upaya ini tidak memiliki efek samping dan Brigade PII dapat menemukan peran efektif. Dengan menempuh jalur koordinasi Brigade PII di tingkat daerah telah memberikan kontribusi yang sangat banyak dalam tercapainya program kaderisasi BO PII. Setiap penyelenggaraan training, Brigade PII selalu mengutus personilnya untuk melakukan pengamanan lokasi training. Tidak jarang Pelatih kursus Brigade PII menomorsatukan training Brigade PII. Kerjasama ini harus terus dirawat dan ditingkatkan. Dalam bidang Pembinaan dan Pengembangan Organisasi Brigade PII dapat mengirimkan personil intelijen dalam melakukan pengumpulan informasi-informasi temtang kondisi eselon PII di bawan eselon BO setingkat sehingga informasi-infor masi yang dikumpunkan dapat menjadi bahan kajian PPO sehingga ketika PPO turba dia dapat langsung menerapkan jalan keluar atas persoalan eselon di bawahnya. Brigade PII juga dapat melakukan pengawasan terhadap personil-personil pengurus secara rahasia sehingga bidang Pembinaan Aparatur dapat memperoleh informasi yang baik tentang kedirian personil-personil pengurus. Brigade PII dapat mengirimkan intelijen-intelijennya ke sekolahsekolah untuk mendapatkan informasi-informasi tentang segala aspek menyangkut praktek pendidikan. Brigade PII juga bisa melakukan pencarian, kajian dan aksi terhadap isu-isu pelajar dari dan melalui berbagai media. mengenai PMP kita mengusulkan agar PMP diganti dengan PMI (Pemberdayaan Masyarakat Intelektual) sehingga wilayah konsentrasi bidang ini dalap lebih luas bahkan hingga masyarakat. Kita harus jujur bahwa 'kata' itu tidak hanya berpengaruh terhadap sasaran informasi, namun juga terhadap informan. Boleh saja kader PII memahami kata pejalar adalah anak sekolah, mahasiswa ataupun yang memimba inmu di lembaga pendidikan non formal atau bahkan seorang otodidak. Tapi ketika mendengar kata 'pelajar' pikiran kita semua akan memunculkan gambar anak sekolahan yang reseragam. Brigade PII pada periode ini menjadikan Intelijen sebagai sasaran utama misinya. penciptaan dan pengembagangan anggota yang memiliki keahlian mengumpulkan, mengkaji dan melakukan aksi terhadap informasi adalah salah satu upaya yang ditempuh Brigade PII dalam mencapai misi tersebut. Disini Brigade PII dapat memberikan peran yang besar dalam pencapaian misi KU BO PII. Baik dalam membangun jaringan eksternal, pencarian informasi, aksi dan lain sebagainya. 35

Disamping itu BI dan BO harus menguatkan hubungan antar bidang terkait seperti bidang Kesekretariatan, Kebendaharaan, Pengembangan organisasi, bid. Hubungan eksternal dan lainnya. Misalnya: Diklat Brigade PII, Div. Kursus Korp PII Wati dan Kderisasi BO, PPL. Makanisme penguatan bidang terkait ini perlu diatur dengan baik, contohnya mengadakan rapat bidang terkait. Selain itu, dalam rumah tangga Brigade PII sendiri terdapat sangat banyak persoala yang harus dipecahkan. Perbedaan pemahaman dalam sistem adminidtrasi PII segenap eselon perlu akhiri.Brigade PII sering kesulitan memperoleh pendanaan karena kurang popularnya Brigade PII dibandingkan BO. Persoalan ini mengakibatkan terkendalanya proses pencapaian misi. Sistem kaderisasi yang baik harus segera dirumuskan dalam sebuah buku panduan kaderisisasi pokok Brigade PII. Sistem latihan yang dikeluhkan banyak kalangan harus dapat ditangani dengan baik. Anggota intelijen perlu diperbanyak agar pencapaian misi pada periode ini dapat terlaksana dengan lancar. Signifikan Brigade PII harus merevisi sistem kaderisasinya sehingga mampu menciptakan keseimbangan antara penguatan kemampuan intelijen, manajemen organisasi & kelembagaan, spiritual dan interaksi sosial. Brigade PII juga harus mampu mempertajam sumberdaya kader dalam melakukan pengumpulan informasi, kajian dan aksi dari dan melalui lapangan dan berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Membangun dan membina Koordinator Wilayah dan Daerah di semua Provinsi & Kabupaten/kota suatu keharusan. Lalu Brigade PII harus menciptakan ketertiban sistem administrasi sesuai PPA di seluruh eselon Brigade PII. Efektivtas peran Brigade PII dalam memberikan kontribusi bagi tercapainya program masing-masing Bidang Badan Induk dan BO PII Wati dengan mengedepankan etika konstitusi dan hubungan emosional yang baik wajib terwujud dan penggalangan dana dari berbagai sumber harus sesuai ART PII. Dalam rangka Hari Lahirnya yang ke-63, Brigade PII harus mempu menyalesaikan semua problematika di atas, baik itu menyangkut keummatan dan Internal PII-Brigade PII. Amin.

36

Perang Ekonomi: Cina-AS Memperebutkan Indonesia Empet belas abad lalu Nabi Besar pernah memperingatkan suatu saat ummat Islam akan diperebutkan layaknya hidangan makanan pada suatu jamuan.Sahabat Beliau bertanya apakah jumlah kaum muslim ketika itu amat sedikit. "Tidak" kata Nabi "Jumlah kalian banyak, tapi bagai buih dilautan". Dialog antara Nabi Besar dengan para sahabatnya pada abad ke-7 itu sangat menyinggung (kalau boleh dikatakan menyindir) ummat Islam saat ini. Dalam kontek ummat Islam Indonesia, merekalah yang harus palng insaf akan peringatan Nabi itu. Indonesia adalah negara yang dihuni sekitar dua ratus juta muslim menjadi negara dengan populasi muslim terbesar di dunia adalah potensi besar akan kekuatan gerakan Islam dunia. Bila mampu bersatu dan memantapkan akidah, maka Islam akan meraih kembali kejayaannya sebagai mana pernah terjadi dari abad VIII hingga XII. Namun fakta kini masih sangat jauh dari yang kita harapkan. Potensi populasi muslim indonesia hanya menjadi sasaran empuk bagi ragam ideologi yang sedang berkuasa saat ini. Komunisme dan Liberalisme adalah dua pemangsa yang paling unggul dalam memangsa populasi muslim terbasar dunia di Indonesia. Cina sebagai representasi dari idiologi Komunisme telah menyapakati perdagangan bebas dengan Indonesia. Amerika Serikat (AS) sebagai dedengkot Liberalisme semakin dalam saja menancapkan kukunya di Indonesia, apalagi setelah menyepakati beberapa persetujuan baru dengan pemerintan dan perusahaan Indonesia, utamanya menyengkut pertambangan, investasi dan perdagangan. Kita sadar bahwa perdaganagn bebas yang dilakutan pemerintah Republik Indonesia (RI) akan sangat banyak merugikan RI dan tidak seimbang dengan keuntungan yang diperoleh Cina. Cina adalah negara yang sangat anti untuk mengimpor barang-barang produk dariluar negara mereka. Bila rakyatnya membutuhkan, maka mereka akan berusaha memproduksi apa yang dibutuhkan rakyatnya. Setelah rakyat tercukupi kebutuhannya, Cina akan melancarkan ekspor produksi mereka ke negara-nagara lain. Indonesia yang telah menyepakati perdagangan bebas dengan negeri Tirai Bambu harus siap pasarnya diserbu produk-produk negara tersebut. Karena budaya komsumtif masyarakat RI sangat tinggi, pasti barang produk Cina akan laku keras. Berlawanan dengan rakyat RI, rakyat Cina adalah bangsa yang sangat pelit. Mereka sangat irit dan amat selektif dalam mengeluarkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup. Input yang diharapkan Cina dalam perdagangan bebas agar karya-karya seni tradisional rakyat Indonesia seperti batik, ukiran dan aneka karya tangan dapat terjual dengan mudah di Cina. Hal ini sangat mustahil karena barang-barang tersebut, jangankan untuk dianggap kebutuhan primer, untuk digolongkan sebagai kebutuhan sekunderpun tidak. 37

Rakyat Cina sangat pandai membedakan antara kebutuhan dan keinginan, kebutuhan seja mereka tekan, apalagi keinginan. Sementara rakyat Indonesia, semua yang produk yang menarik baginya dianggap kebutuhan, kebutuhan pokok pula. Padahal secara psikologis, keinginan manusia tidak terbatas. Nabi besar mengatakan bila seseorang diberikan satu lembah emas maka dia akan meminta satu lembah lagi, dan keinginan manusia takkan berbatas hingga mulutnya disumpal tanah (mati). Oleh karena itu, negara yang bertanggungjawab membimbing, mengayomi dan memberdayakan rakyat wajib mengontrol daya konsumsi masyarakat. AS memulai ekspansinya memalui serangan udara. Setelah kondisi memungkinkan barulah mereka melanjutkan melalui jalan darat. Strategi perang semacam itu tidak hanya dipraktekkan AS tapi hampir semua negara Starategi demikian tidak hanya digunakan dalam perang militer tapi juga perang ekonomi. Perang ekonomi diawali melalui udara dengan melalui program pesawat televisi dan internet yang menaangkan gambar-gambar tentang gaya hidup ideal: mengkonsumsi pakaian mewah, pakaian yang wah, makanan kelas tinggi, rumah mewah dan konsumsi-konsumsi lain yang membuat target serangan memiliki keyakinan bahwa gaya hidup yang mereka lihat melalui gambar-gambar propaganda tersebut adalah sebuah model kehiduan ideal. Setelah itu target semakin menggebu-gebu hasratnya untuk memiliki barang-barang yang akan menunjang "gaya hidup ideal" yang baru itu. Saat itulah serangan darat dilancarkan melalui pasar dengan menjual produk-produk milik negara Liberalisme yang menggiurkan ummat itu. Saya sangat sedih campur geram melihat kebodohan bangsa Indonesia yang menjadi sasaran empuk penjualan aneka produk Komunis dan Liberalis. Wahai saudaraku ummat Islam, ubahlah peradigma anda: Pembeli adalah budak penjual adalah raja. Selama gemar mengkonsumsi kita takkan berjaya, selama tidak memporoduksi, kita akan terus terbelakang. "Celakalah bangsa yang memakan tidak dari yang dia tanam dan mekakai tidak dari yang ia pintal" (Kahlil Gibran) Buku sekolah SD tidak boleh lagi mengatakan "Ibu ke pasar membeli sesuatu" tapi harus menulis "Ibu ke pasar menjual sesuatu". Ibu adalah representasi masyarakat Indonesia, bila ibu membeli berarti ibu adalah manusia konsumtif, dan kalau ibu menjual itu artinya ada sesuatu yang dijual, bila ada sesuatu yang dijual pastilah ada sesuatu yang diproduksi. Tidak miriskah Kawan melihat bagaimana petinggi AS dan petinggi Cina bergantian mengunjungi Indonesia. Belum lagi puluhan negara lain. Tujuan mereka menemui pejabat-pejabat Indonesia untuk menyepakati kontrak dagang-kontrak dagang baru dan melanggengkan yang lama. Semua 38

itu merugikan rakyat Indonesia. Sementara barang apa yang sanggup kita produksi dan kita jual ke negara mereka? Tahu akan busuk sebelum sampai ke AS, tempe akan berulat sebelum mendarat di Cina. Semua ini kesalahan pejabat dan pengambil keputusan negara kita. Mereka lebih suka menerima suap untuk mencegah dan menghentikan produksi-produksi dalam negeri dan melanggengkan impor produk-produk dari luar negeri, mereka hanya memilirkan anak sekolah dan istrishopping ke luar negeri tanpa memilirkan nasib rakyat yang semakin terpuruk. Rakyat semakin hari semakin besar hasrat konsumsinya semakin kecil daya belinya, semakin hilang semangat produksinya. Allah...

39

Melawan Pragmatisme, Menuju Indonesia Masa Depan Pelajar adalah penentu masadapan bangsa. Pelajar dalam makna kita adalah seluruh elemen yang masih mengenyam pendidikan. Jadi mahasiswa juga termasuk pelajar. Bukankah bahasa asing seperti Arab dan Inggis ('student' dan 'thalibun') makna untuk pelajar dan mahasiswa tidak beda. Seperti apa pendidikan yang diterapkan pemerintah, seperti itulah karakter bangsa masadepan. Pemerintah sendiri adalah organisasi yang inklusif dalam mengembangkan segala macam kebijakannya termasuk pendidikan. Seiring bergulirnya waktu pendidikan di negeri kita telah sangat banyak mengadopsi sistem pendidikan negara-negara maju. Berbicara negara maju, maka hampir semua orang sepakat Uni Eropa (UE), Australia dan Amerika Serikat (AS) sebagai standar. Proses UE dan AS menuju negara maju telah melewati masamasa yang sampai kapanpun akan dikenang dengan sebuah kata istilah: 'Hitam'. Untuk mendirikan AS, bangsa dari daratan Eropa telah melakukan kejahatan kemanusiaan tertinggi sepanjang sejarah (maski tidak terekspose). AS didirikan di atas tulang-benulang bangsa Indian akibat pembantaian besar-besaran oleh bangsa dari daratan Eropa akibat perlawanan Indian. Peroses mendirikan Australia juga menempuh jalur yang sama oleh bangsa yang sama terhadap pribumi Australia, suku Aborigin. Kekejaman ini tega dilakukan karena cita-cita besar bangsa Eropa lebih besar dari rasa kemanusiaan yang mereka miliki. Karakter kolektif seperti ini sulit dijelaskan melalui jalur psikologi kecuali mengatakan masing-masing mereka mengidap psikopath. Ditinjau dari sudut pandang agama, Yesus dan St. Paul tidak pernah mengaminkan hal perilaku semacam itu. Pendidikan? Sampai abad pertengahan bangsa Eropa masih sangat memainkan sistem hidup perbedaan kelas. Sebagaimana sejarah manusia dimanapun, yang berhak memeproleh pendidikan layak hanyalah dari kaum bangsawan. Dari kalangan bangsawan inilah ilmu pengetahuan berkembang. Karakter bangsawan yang mengedepankan kesenangan meski menggilas mayoritas lainnya mereka perbolehkan karena mayoritas itu adalah budak. Mental demikian sangat mempengaruhi perang Eropa yang sangat dahsyat. Semua ingin memperoleh kenikmatan hidup dengan menindas kalangan lain. Eropa merubah paradigmanya setelah mereka menemukan daratan-daratan lain dan muncul hasrat untuk menguasai daratan-daratan yang mereka temui itu. Hasrat memperbudak sesama bangsa Eropa mereka ganti dengan upaya pembudakan terhadap penduduk dari daratan-daratan yang baru mereka jumpai. Kerajaan-kerajaan di Eropa membuat kesepakatan-kesepakatan tentang pembagian wilayah ekspansi. Misalnya, Spanyol ke Barat dan Portugal ke Timur. Setelah masing-masing kerajaan Eropa berhasil 40

menguasai wilayah jajahannya, dan berhasil mendirikan negara besar di Timur (Australia) dan di Barat (AS) mereka bersatu untuk saling menguatkan guna menjaga wilayah kekuasaan masing-masing. Persatuan Ini disebut Uni Eropa. Peta perbudakan modern dapat dilihat dengan sangat jelas yaitu, AS, Australia dan UE sebagai tuan dan negara-negara kelas tiga sebagai budak. Prinsip hidup yang mengedepankan raihan kesenangan meskipun harus menindas kelompok lain telah lama di pengang bangsa Eropa jauh sebelum Immanuel Kant memperkenalkan istilah 'Pragmatisme'. Prinsip pemikiran pragmatis yang mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompok telah menjadi jalan hidup para pejabat di negeri kita. Mereka tidak pernah mau memikirkan kondisi rakyat yang menjadi tanggungjawab mereka. Pejabat di negara kita hanya memikirkan agar anak-anak mereka memperoleh pendidikan terbaik dan kalau perlu ke luar negeri dan istri mereka dapat soping sebulan sekali ke Eropa dan Amerika. Ideologi pragmatisme yang menjadi jalan hidup pejabat negeri kita dipengaruhi oleh sistem pendidikan nasional yang membentuk mereka. Mulai dari segi konsep hingga operasional, pendidikan Indonesia hanya mementingkan hal-hal yang bersifat temporar. Untuk menentukan standar kelulusan peserta didik misalnya, penentu kebijakan menerapkan standar kelulusan yang hanya menilai peserta didik melalui kecerdasan IQ semata. IQ yang besasal dari otak, identik dengan akal dan mudah diakal-akali. Dalam sistem pengajaran guru-guru hanya memaksakan siswa melahap kurikulum sampai mulut tersumbat tanpa pernah mendidik moral, etika dan emosional peserta didik. Sementara guru sendiri hanya berfokus pada gaji di awal bulan, sertifikat dan promosi jabatan. Pejabat pemerintah bidang pendidikan merumuskan konsep-konsep yang sama-sekali tidak berpihak kepada peserta didik yang harus diposisikan dan dididik sebagai manusia. Generasi muda memang layak disibukkan dengan belajar dan belajar. Tapi pelajaran di negeri kita tidak proporsional. Manusia untuk menjadi 'manusia' tidak cukup dan tidak boleh bila osupan otak mengenai teori dan terus teori diberikan. Untuk menciptakan manusia kita harus benar-benar paham siapa itu manusia. Manusia memiliki tiga macam wadah kecerdasan untuk diasah dan dikembangkan melalui wadah pendidikan. Namun sayangnya, sekolah di negeri kita hanya mengembangkan satu model kecerdasan saja dan mengabaikan dua yang lainnya. padahal kecerdasan yang diasah di sekolah hanya berperan 20 persen dalam kehidupan manusia. Kecerdasan ini disebut Kecerdasan Intelektual (IQ). Karena lembaga pendidikan formal (LPF) menyita semua waktu siswa maka tidak lagi terdapat waktu dan wadah untuk mengembangkan dua kecerdasan lain yang lebih bermanfaata yakin kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan Spiritual (SQ). 41

Hanya berbekal kecerdasan intelektual itulah manusia hidup. Bila hanya IQ modalnya, jangankan untuk mengisi hidup, bangsa kita bahkan tidak mampu memaknai hidup, apalagi mengisi makna hidup. Bangsa kita hidup hanya persis seperti hidupnya hewan, hanya tunduk pada hukum alam serba mekanistik. Daya nalar kita rendah akibat kurangnya kepekaan. Maka dengan kondisi seperti ini kita akan menjalankan kehidupan persis seekor anjing yang hanya memenuhi desakan perut temporar tanpa mampu memikirkan dampak kedepan serta rancangan-rancangan masa depan. Bila begini terus sistem pendidikan kita, maka sampai kapanpun kita akan hidup untuk bernafas, makan dan seks. Kita hanya akan memikirkan kepentingan sementara. Kita hidup dengan mengedepankan desakan naluri tanpa nalar. Akibatnya, kerusakan tatanan hidup bangsa Indonesia adalah karena mereka hanya mengedepankan kepentingan sesaat. Kita tidak mampu melihat substansi dari segala realitas dan materi. Rok mini dan baju belah dada wanita hanya dinilai melalui penilaian sementara yaitu, indah nikmat dan wah. Kita tidak mampu memanjangkan nalar dengan menilai pakaian demikian akan mengundang banyak tindakan kekerasa. Kalau bukan dia yang diperkosa ya, orang lain karena syahwat lakilakinya naik. Merampok & mencuri untuk dapat kawin atau main lonte. Pembunuhan karena cemburu akibat selingkuh untuk mencari paha yang mulus seperti yang dia lihat dimana itu tidak dimiliki istrinya. Semua sebab kejahatan itu tidak mampu dilihat sebab akal manusia produk SPF adalah akal yang diproduksi untuk melihat dan mencari kesenangan sesaat. Kaum muda tidak mampu melihat efek dari konsumsi narkoba, mereka hanya mampu melihat efek nikmat sementara narkoba. Remaja putri tidak mengetahui bahwa pemicu awal konflik rumah tangga yang kadang harus segera gulung tikar atau hidup dalam sengsara adalah karena suami tidak puas menemukan kondisi istri di atas ranjang pada malam pertama. Mereka hanya mampu melihat kenikmatan-kenikmatan sementara dalam ajang pergaulan bebas dan seks pra nikah. Kaum elit di gedung besar dalam ruangan dingin sudah pasti tak sampai akalnya memikirkan nasib rakyat yang tercekik lehernya, kering dengkulnya akibat bekerja hanya untuk membayar hutang berbunga luarbiasa besar untuk Bank dan rentenir karena kesulitan memperoleh dukungan usaha yang memihak. Tikus-tikus itu hanya mampu memutar otak untuk memperoleh komisi, mencari peluang korupsi dan menutupi bau busuk bangkai yang mereka simpan. Budaya hidup seperti ini diakibatkan paham pragmatisme yang dianut bangsa kita. Kita telah mewariskan budaya ini secara turun-temurun. Kita terlalu takut akan kekurangan harta bila digunakan sedikit untuk berzakat. Kita lebih yakin dengan lembaga asuransi. Jaminan-jaminan yang ditawarkan asuransi 42

lebih memikat hati daripada janji-janji Tuhan dalam Kitab Suci. Idiologi pragmatisme persis seperti orang yang tersesat di hutan tanpa petunjuk apapun. Dia memilih untuk rehat sambil menikmati semua perbekalan dan menunggu sebuah helikopter datang membantu, tidak pula membuat asap, kain putuh, cermin atau sinyal-sinyal lain untuk memberi tanda mana tau ada yang datang untuk mencarinya dan membantu. Orang yang hidup di bawah naungan sebuah prinsip idealitas adalah yang dila tersesat di hutan dia terus berjalan lurus dengan harapan menemukan sungai atau perkampungan Dia terus mengibarkan bendera putih dan menghemat logistik sejadi-jadinya. Tidak ada grafik dalam sebuah tabel yang terus beranjak naik, dia pasti akan menurun, naik lagi demikian seterusnya. AS, UE dan negara-negara maju lainnya suatu saat pasti akan mengalami destruksi. Indonesia sekarang sebagai negara paling terbelakang akan menguasai dunia. Camkan! Sejarah membuktikan negara-negara paling maju akan runtuh akibat tangan negara paling terbelakang di zamannya. Tidak ada yang mampu memprediksikan keruntuhan dua kerajaan besar, Romawi dan Persia lewat tangan bangsa Arab yang terkenal chauvanistik, terbelakang dan bodoh. Kejayaan Arab yang gilang-gemilang dari Andalusia hingga Nusantara berpusat di Baghdad ternyata luluh-lantak ditangan bangsa Mongol yang bahkan tidak punya rumah. Bangsa terbelakang punya semangat dan mimpi. Ketika semangat itu bersatu dengan mimpi maka timbullah komitmen tangguh dalam semangat mewujudkan mimipi. Karena langit itu berbatas, maka negara-negara yang telah mencapai puncak kejayaannya tidak ada yang akan terjadi kecuali keruntuhan. Masyarakatnya telah sibuk dalam aktivitas rutin yang tidak lagi membuat otak mereka terus berputar. Bila otak berhenti berputar maka nalar dan imajinasi akan berhenti, sel-sel otak tidak lagi semakin hudup. Pasif. Maka saat itulah tiba masa keruntuhan. Indonesia adalah negara yang luas, secara geografi strategis, SDA melimpah di dalam dan atas tanah dan di dalam laut, dengan masyarakat yang mudah diatur dan giat bekerja. Bila potensi itu disempurnakan dengan prinsip idealitas dan ideologi yang mantap dan teguh, maka tidak lama lagi negeri ini akan menjadi negara paling maju di dunia: Liberalisme tidak mungkin diterima sebagai idealitas dan prinsip karena semua orang tau Liberalisme itu gagal; Komunisme takkan hidup ditengah masyarakat yang semua menganut agama dengan teguh. Saya memperkirakan Islam akan menjadi prinsip dan ideologi semua warga negara Indonesia. Islam memiliki semua panduan dalam hidup untuk segala bidang. Islam memberi petunjuk hidup ideal mulai dari urusan buang air besar dan kecil hingga politik dan hubungan internasional. Langkahnya adalah kaum muslim harus mampu meyakinkan nonmuslim akan realistisnya prospek Islam melalui lisan dan perbuatan mereka. Organisasi43

organisasi Islam, bagaimanapun bentuk dan sifatnya, harus mampu mengawal akidah ummat Islam dan memperbaiki dan mengawasi sistem pemerintahan agar benar-benar bersih dari kecurangan dan pencurangan. Indonesia? Saya yakin...!!!

44

The Ultimate Creations Manusia yang cerdas dan hebat terbagi ke dalam dua bidang. Bidang pertama adalah keahlian menganalisa segala fenomena lalu mengkaji dengan teliti hasil analisanya dan menyampaikan informasi atas hasil penelitiannya pada orang lain melaluikarya tulisan yang indah, menyentuh dan mudah dipahami. Mereka ini dikenal sebagai filosof dan sastrawan. Bidang kedua adalah keahlian mengukur, memformulasi benda-benda lalu merubahnya menjadi suatu ciptaan yang baru. Mereka yang memiliki keahlian dibidang ini disebut ilmuan dan seniman. Sastrawan mampu menggerakkan hati seseorang bahkan mampu memberikan paradigma baru dalam kehidupan seseorang melalui karyanya. Filosof mampu menggerakkan akal seseorang untuk memberikan sebuah pola dan daya pikir guna menentukan mekanisme seperti apa yang layak ditempuh dalam mengarungi kehidupan. Ilmuan mampu membuat manusia memperoleh kemudahan dalam menjalankan mekanisme kehidupannya. Sementara seniman, melalui karya-karyanya mampu membuat orang takjub dan merawat semangat manusia dalam menjalankan kehidupannya. Karya para filosof dan sastrawan yang memikat sekaligus menggerakkan terakumulasi dalam bentuk Kitab Suci. Semua Kitab suci yang datangnya murni dari Tuhan memiliki intonasi yang indah dan daya persuasi yang senantiasa hidup dan dinamis. Karya (baca: kalam) paling agung dari Kitab Suci adalah Al-Qur'an. Sementara produk ilmuan dan karya seniman sejatinya dapat menjadi sesuatu yang memiliki mekanisme teratur namun rumit serta dihiasi keelokan dan keindahan yang memikat. Alam semesta ciptaan Tuhan dan segala isinya memiliki struktur yang sempurna serta keseimbangan yang kompleks. Adapun ciptaan Tuhan yang paling sempurna adalah manusia. Tuhan mampu memciptakan kesalingterkaitan antara karya dan ciptaanNya. Antara manusia dan Al-Qur'an memiliki sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Al-Qur'an diturunkan untuk manusia sebagai pedoman untuk mengantarkan manusia menuju kesempurnaan abadi. manusia dapat dengan mudah memahami pesan Al-Qur'an karena keduannya (manusia dan Al-Qur'an) adalah yang paling agung berasal dari satu sumber (Tuhan). Kreatifitas tertinggi adalah kemampuan mengkombinasi antara karya Filosof dan sastrawan dengan produk ilmuan dan seniman. Bila mampu mengkombinasikannya, maka dijamin misi manusia sebagai penerus tangan Tuhan di muka bumi akan terlaksana dengan baik.

45

AS Segera Gulung Tikar Saat ini AS memiliki hutang 200 trilyun dolar atau 1.791 kuadriliun rupiah (Kompas, 16 Nov. 2010). Tingginya penguluaran AS terutama di bidang militer akan membuat negara yang mengaku dirinya adidaya itu kolaps. Ternyata hasil-hasil tambah yang incomenya luar biasa di negaranegara maju milik perusahaan AS tetap tidak mampu mengimbangi tingginya anggaran belanja AS. Misalnya melalui PT. Freeport Indonesia, AS setiap harinya mampu mengeruk minimal 300kg emas dan 600kg puluhan ton mineral berharga lainnya dari tanah Papua per-hari (Kompas, 11 Nov. 2010 h.10). Bila AS tidak mampu menemukan solusi terhadap persoalan ekonomi yang mereka hadapi, maka dalam waktu singkat AS akan mengikuti jejak Yunani yang mengalami devisit anggaran negara. Sebuah negara yang kebijakan-kebijakan strategisnya dipegang oleh orang-orang korup akan mudah saja mengalami krisis ekonomi. Di negara kita misalnya, PLN selalu mengalami kerugian, namun direktur, staf dan karyawan-karyawan PLN sering kita lihat jadi orang kaya mendadak. Mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi meskipun badan atau lembaga tempat mereka mengeruk kekayaan mengalami kehancuran. Moral seperti ini digambarkan Nietzsce sebagai parasit. Pepatah Aceh mentamsilkan: "Matee ken aneuk, rugo ken atra". Mereka biarkan saja lembaga itu hancur, apa pedulinya: Mati bukan anak, rugi bukan harta. Apa peduliku, pikir mereka. Dilihat dari siklus sejarah peradaban suatu bangsa, AS saat ini sedang berada dalam generasi penghancuran. Prof. Nasaruddin Umar mengutib Ibnu Khaldun mengatakan panjang pendeknya umur suatu bangsa bergantung pada empat (tahapan) generasi: Perintis; pembangunan dan penghancuran. (Republika, 11 Nov. 2010 h.1) Saya kira warga AS sudah kehabisan waktu untuk berada dalam generasi penikmat. Mereka merasakan generasi ini ketika militer dan ekonom negara mereka, di luar negeri, habis habisan menyerang negara maju. Namun ternyata serangan ini justru membuat AS sendiri yang hancur. Perekonomian mereka hancur lebur akibat sangat besarnya alokasi dana guna mendukung militer dan persenjataan. Akibat krisis yang dihadapi AS, jutaan wargannya kini menjadi pengangguran. Ini artinya tidak lagi berada di zona penikmat. Semua pengungguran pastilah orang yang melarat, kehidupan ekonominya hancur. Mereka berada dalam generasi penghancuran. Artinya, AS akan segera berakhir. Perjalanan Barrack Obama selama 10 hari sesuai dengan yang kami perkirakan di awal. Ke negara berkambang dia menawarkan (kalau tidak boleh mengatakan 'memaksa') produk-produk mereka agar membanjiri negara itu supaya mereka memproduksi lebih banyak dan dengan itu tenaga kerja 46

lebih banyak mereka butuhkan. Dengan itu mereka bermaksud menekan angka pengangguran warganya. Dalam waktu bersamaan Obama menekankan pada negara-negara lain untuk tidak mengekspor barangbarangnya ke negara mereka. Semua orang dengan jelas dapat melihat ini sebagai bentuk tanggungjawab seorang kepala negara untuk mencarikan solusi yang sedang dihadapi warganya meski harus ke ujung dunia. Dan Kisah perjuangan Obama ini akan terus melekat di hati warga AS ketika AS menjadi negara yang tidak diperhitungkan lagi. Dan masa ini tidak akan lama lagi. Seiring berkembangnya informasi dan teknologi maka semakin berkembang pula pola pikir masyarakat seluruh dunia. Negara-negara berkembang tidak gampang saja terbuai bujuk rayu negara-negara maju untuk menjadikan diri mereka sebagai budak kebudayaan dunia. Negara-negara berkembang seperti India semakin mandiri saja dalam mengembangkan teknologinya. Tidak lama lagi India akan menjadi salahsatu kekuatan ekonomi yang paling disegani di Asia dan segera menjadi kekuatan ekonomi dunia. Indonesia juga sudah mulai sadar akan kebutuhan sebuah bangsa untuk dapat menjadi negara yang mandiri tanpa harus bergantung pada negara lain. Di bidang teknologi, Indonesia sedang menggarap proyek roket pengorbit satelit RX 550 dan merancang satekit kembar Lapan-A2 (Kompas, 16 Nov. 2010). Maka daripada itu, penguasaan AS atas ekonomi negara berkambang akan segara berakhir dan negara-negara berkembang seperti indonesia akan menyalip AS disegala bidang. AS segera gulung tikar. Indonesia? Bisa!

47

Islam Kosmopolitan: Studi Kritis atas Pemikiran Abdurrahman Wahid Dalam alur pemikiranya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) senantiasa menganjurkan manusia mengingat dengan jelas tujuan penerapan syariat Islam, yang menurutnya, masyarakat sering keliru akan dasar-dasar penerapan syariat Islam, dimana disini pemikiran Gus Dur, sebagai mana para pemikir Islam di Indonesia lainnya, juga termasuk “catatan kaki” pemikiran pemikir besar dunia Islam, Muhammad Iqbal. Iqbal (1966) mengatakan bahwa prinsip Syariat Islam untuk menyelamatkan (1)nyawa; (2)keluarga; (3)akal; (4)agama dan; (5)harta. Gus Dur di sini menambahkan penyelamatan profesi (pekerjaan).Anehnya, dalam pemikiran Gus Dur, penerapan syariat tidak boleh mengganggu kelima (atau keenam) unsur di atas. Padahal tujuan penyelenggaraan syariat Islam adalah untuk menjaga keenam unsur itu. Jiwa Islam membenarkan membunuh orang-orang yang menentang ditegakkannya syariat Islam. Hal ini di contohkan Nabi kita memerangi Yahudi di Karbala. Abu Bakar juga memerangi kaum yang menolak membayar zakat meskipun mereka muslim. Akal Bukan berarti ketika Islam hendak ditegakkan kita boleh membiarkan pikiran-pikiran jahiliyah terus berkembang.KeluargaSyariat Islam mengatur poligami sedemeikian rupa dan melarang pernikahan wanita muslim dengan non-muslim bertujuan untuk mengaja keluarga dan keturunan. Agama Islam dalam menjalankan misinya tidak boleh memaksa penganut agama lain masuk Islam. Namun Islam, berdasarkan tinjauan sejarah, memberikan dua pilihan bagi yang beragamalain yaitu masuk Islam atau membayar jizyah. Setelah Islam berkuasa, ahli zimmi harus di jaga hak mereka menjalankan agamanya (out put) dan Islam menerima jizyah (input) seperti yang dipraktikan Dinasti Usmani atas Yahudi di Jerussalem.Harta Zakat, infak shadayah, Jizyah dan ghanimah adalah cara Islam melindungi harta ummatnya dan harta ahli zimmi yang berada dibawah kekuasaannya. Bukan seperti arah pemikiran Gus Dur yang memungkinkan memberi zakat sementara terus memberi peluang untuk memungkinkannya ahli zimmi menyokong dana bagi musuh Islam untuk menghancurkan islam.Profesi Menurut Gus Dur, profesi adalah salah satu prinsip penerapan syariat. Namun saya kira profesi adalah bagian dari “harta”. Baiklah kita terima saja profesi sebagai bagian tersendiri. Ditilik dari pola pikir Gus Dur, maka dibenarkan orang-orang berprofesi sebagai bintang film porno, pelacur, penjual khamar dan agen judi sementara system-syariat Islam terus ditegakkan. Gus Dur mengira keenam prinsip di atas adalah hal yang tidak dapat diganggu gugat dalam penerapan syariat (saya lebih suka menyebutnya 48

sistem) Islam. Padahal penerapan sistem Islam justru untuk meluruskan keenam hal dimaksud.

49

Sekularisasi Islam Islam bersifat sekular. Islam adalah agama, datangnya dari Tuhan. Budaya adalah adat kebiasaan, datangnya dari tindak-tanduk masyarakat. Apa saja tindakan masyarakat selama tidak dilarang oleh Islam berati dibolehkan. Masyarakat telah melarutkan adat mereka dengan agama. Ini mengandung kebaikan, tapi kadang berbahaya. Kebaikan yang terkandung dari tindakan masyarakat melarutkan agama ke dalam budaya adalah agama menjadi dekat dan mengental dalam keseharian masyarakat. Dengan hal ini masyarakat tidak melihat agama sebagai benda asing hingga terasa ringan untuk diamalkan.Bahaya yang dikandung dengan tindakan pencampuradukan agama dengan budaya adalah; budaya itu sifatnya berubah-ubah seiring pergeseran pemikiran dan tindakan manusia. Agama yang larutan dalam budaya terancam eksistensinya dan berpotensi lenyap ketika budaya itu terus bergerak menyesuaikan diri dengan zaman.Masyarakat atau individu yang melarutkan agamanya kedalam bidaya harus memilih diantara dua hal : pertama meninggalkan agamanya karena tidak sesuai dengan budaya yang terus berubah. Kedua, menghindar dari masyarakat heterogen untuk menyelematkan agamanya. Contoh fenomena yang sering kita temukan misalnya mantan santri lulusan pesantren tradisional. Ketika hijrah ke kota, mereka harus memilih antara meninggalkan ajaran-ajaran agama untuk memperoleh perlakukan yang layak ditengah masyarakat yang berneka ragam atau tetap teguh pada prinsip agama dengan resiko dikucilkan. Misalnya kain sarung adalah bagian dari kebudayaan, sementara shalat adalah bagian agama. Ketika budaya memakai sarung berubah menjadi budaya serba celana, untuk agar tetap dapat terus melaksanakan shalat kita harus mampu membuka pikiran kita bahwa kain sarung bukan merupakan bagian dari rukan shalat, shalat dapat dilaksanakan meski memakai celana. Nurchalis Madjid (2008) mengajak kita untuk pandai-pandai memilah-milih mana ajarana agama yang datangnya dari Tuhan yang dianya berfsifat suci dan sakral dengan produk-produk budaya yang bersifat harus berubah-ubah (dinamis), tidak tetap dan tidak sakral (statis).Madjid (Cak Nur) menyadarkan kita agar memisahkan ajaran agama dengan produk budaya agar agama tidak ikut bergeser ketika budaya yang memang sifatnya tidak tetap terus mengalami perubahan. Cak Nur mengingatkan bahwa kita tidak mungkin mampu untuk mempertahankan kebudayaan agar bersifat tetap. Oleh karena itu agama harus dipisahkan dari kebudayaan agar kita terus dapat menjalankan nilai-nilai agama yang luhur meski kebudayaan dan zaman terus berubah dan bergerak. Inilah yang dimaksud sekularisasi Islam. 50

St. Paul dalam Masalah Besar

Kalau Muhammad karena dari bangsa Arab tidak pantas, dan memang tidak boleh selain Bani Israil menjadi Nasrani. Agama Nasrani hanya diperuntukkan bagi Bani Israil. Semua nabi sebelum Muhammad hanya diperuntukkan bagi satu bangsa saja. Semuannya berasal dari orang dalam bangsa itu. Tidak boleh ada 'tamu' daru luar.Sebagaimana diungkapkan Saddam Hussain secara metafor melalui novelnya 'Devil's Dance', Bani Israil mengambil kesempatan akan Isa dan kitab injilnya, serta agama Nasraninya untuk dijadikan senjata sebagai persiapan memerangi juru selamat beserta agama Islamnya.St. Paul memodifikasi Injil sebagai jembatan menuju lahirnya Islam menjadi senjata untuk memerangi Islam dengan cara merubah prinsip dasar dari agama Nasrani. Isa, dari sebagai nabi utusan dengan amanah Injil, dari kalangan Bani Israil, selaku manusia biasa sama seperti nabi-nabi sebelumnya, menjadi tuhan yang berubah bentuk menjadi manusia untuk menanggung dosa semua orang Kristen. Paul membuat konsep Isa sebagai tuhan agar, kelak ketika Muhammad lahir, Isa tetap lebih unggul dari Muhammad. Bila Isa tidak 'disulap' menjadi tuhan, maka pastilah Muhammad akan lebih superior dibandingkan Isa. Isa, seorang pemuda paling miskin dengan pakaian sepasang yang hanya melekat di badan saja, hanyalah seorang nabi utusan untuk segelintir orang (diitus untuk Bani Israil saja) dengan misi yang gagal (ditolak habis-habisan oleh ummatnya). Bandingkan dengan Muhammad seorang pemuda keturunan golongan terpandang (baik dari keturunan ayah maupun ibunya), menikahi saudagar kaya (Khatijah) dengan misi agama yang gemilang (Islam mencapai 2per3 belahan bumi dalam waktu singkat) serta menjadi pemimpin tidak hanya dari kabilahkabilah suku bangsa Arab saja melainkan juga hampir seluruh bangsa.Selain itu Bani Israil yang menjadi langganan Tuhan dalam pengutusan rasul-rasul. Tidak mudah menerima rasul yang paling hebat dari kaum yang menjadi musuh sepanjang sejarah (baca: Arab). St. Paul khususnya dan Bani Israil khususnya harus cepat mencari cara agar kehebatan Musa dan nabi-nabi Bani Israil lainnya selaku utusan Tuhan tidak tenggelam oleh kemashuran Muhammad. Kehadiran Isa bersama Injilnya segera dimanfaatkan untuk menjadi senjata melawan Muhammad dan keutamaannya. Peenggagas Ide Isa selaku pemberi kabar gembira dengan akan datangnya juru selamat bernama Ahmad dari saudara mereka menjadi Muhammad sebagai rival dari Muhammad adalah St. Paul, seorang Bani Israil ahli Yudaisme dan ahli Injil dari Turki. Konsep trinitas Kristem telah mengalami masalah sejak awal perumusannya oleh St. Paul. Di zaman 51

modern serba rasional konsep kerancuan trinitas mencapai titik klimaks. Penerimaan konsep sekularisme oleh Kristen memang karena mereka tidak punya cara lain menghindarinya sebagaimana dikemukakan Al-Attas. Tapi saya kira penerimaan sekularisme oleh Kristen sebab mereka mengharap agar pengkajian ilmu-ilmu tidak melibatkan atau tidak menghubunghubungkannya dengan teori-teori pokok agama. Bila ilmu-ilmu mengkaji pokok agama maka Injil akan menghadapi masalah besar. Bagaimana mereka bisa menjawab doktrin-doktrin keliru dalam di dalam Injil. Lebih dari itu intelektual Yahudi juga khawatir ilmu-ilmu akan mengalami banyak pembenaran-pembenaran terhadap kitab suci Islam((*Iqbal h2).semboyan 'sekularismen adalah sumbangan agung Kristen bagi dunia modern' hanyalah sebuah tirai untuk bersembunyi dari kebenaran sejarah bahwa kristem telah sekuat tenaga memebendung sekularisme, namun gagal.Injil selalu mengalami pertentangan dengan pertembangan teori-teori dan ilmu-ilmu baru sebab kitab ini dipaksakan terus bertahan melewati tempo pasca Muhammad. Padahal Injil dipersiapkan bagi Isa sebagai pedoman hingga turunya Alqur'an. namun sebab utama Injil menjadi kitab yang ditolak oleh intelaktualntelektual mereka adalah karena hukum alam yang berlaku bahwa setiap teori yang dikembangkan manuasi pastinya akan mengalami absurditasi seiring pertgantian waktu. Sebab karena St. Paul mengotak-atik Injil dengan isi kepalanya maka injil pasca Paul bukanlah kalam Tuhan lagi melainkan teori Paul. Selanjutnya ketika Kristen hendak didakwahkan ke Barat, Yunani sebagai gerbang menuju Barat ketika itu masih gila filsafat. Masyarakat Yunani memfirter isi kandungan Injil, mensensornya hingga semua isinya hingga semua kandungan Injil bersesuaian dengan filsafat Yunani saat itu. Karena filsafat juga hasil buah pikir manusia, maka pastinya mengalami absurditas seiring berkembangnya pemikiran manusia. Sebab itulah Injil mengalami penolakan oleh hampir semua intelaktual pasca pencerahan ilmu seperti Karl Marx, Friedrick Nietzsche dan Kahlil Gibran.

52

Tawaran Islam Islam tidak menawarkan alternatif bagi ummat Islam selain memerangi non-muslim hingga mereka membayar jizyah. Kalau mereka membayar jizyah maka tidak boleh mereka diperangi. Tapi mereka tetap harus tunduk pada peraturan Islam. Konsekwensinya mereka berhak mendapatkan perlindungan nyawa dan hartanya. Mereka juga berhak berkompetisi di bidang ekononi dan pendidikan. Saya tidak sepakat mereka berhak mendapat peluang politik yang sama, mereka harus dibatasi di bidang itu. Bahkan kalau mau eksistensi Islam langgeng, mereka harus dibatasi pada batas-batas yang tidak menzalimi kesejahteraan hidup mereka. Mereka ini berhak memperoleh predikat 'Kafir zimmi' atau ahlul zimmi. Ahlul zimmi tidak boleh melakukan misionarisasi agama. Mereka tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang berbau penyebaran agamanya. Mereka memperoleh strata sosial yang sama ditengah masyarakat. Dan inipun haru dibatasi dan diawasi. Demikian saya kira tawaran Islam. Implementasi ini hanya akan terlaksana bila semangat kolektifitas muslim telah bangkit. Nabi Besar memulai gerakannya melalui pemantapan akidah. Mimpi-mimpi akan kejayaan kembali perlu dihembuskan kedalam naluri setiap pemuda muslim sejak dini. Kesejahteraan kaum muslim ditengah suasana serba sulit seperti sekarang ini wajib diperjuangkan kalau tidak mau barisan muslim terpecahkan. Ingat pesan Nabi, kefakiran mendekatkan pada kekafiran " Bila satu pintu terbuka untuk kefakiran, pintu satunya lagi terbuka untuk kekafiran." terang beliau. Lihat misionaris yang dengan mudah memurtadkan kaum muslih hanya dengan iming-imingan uang. Langkah yang harus kita tempuh ialah menentang sistem riba dalam bentuk apapun. Selanjutnya menciptakan pendidikan yang sesuai dengan prinsip Islam: Tau untuk dilaksanakan, bukan tau sekedar tau. Sebab itu model pendidikan yang paling sesuai dengan jiwa Islam adalah sistem pondok pesantren, bukan IAIN. Maka daripada itu untuk merapatkan barisan, kita harus menjaga diri agar tidak mudah terprofokasi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin Islam lemah karena terus bertikai. Disamping itu kaum muslim yang paham agama jangan lagi menipu kalangan agama lain dengan mempelesetkan maknamakna Islam yang sesungguhnya. Katakan saja secara berani bahwa demikianlah jiwa Islam: Bayar jiyzah, atau diperangi. Juga, makna jihad jangan dilarikan dari konteksnya hanya untuk memperoleh sejumlah uang dalam suatu seminar. Jihad, ya perang. Yang tidak kalah pentingnya adalah pengerian 'kafir' tidak selalu memiliki konotasi negatif. Kafir yang wajib diperangi adalah kafir harbi, 53

yaitu mereka yang memerangi kaum muslim. Sementara kafir zimmi adalah mereka yang tunduk pada aturan Islam, membayar jizyah. Mereka itu punya hak penuh untuk mendapatkan perlindungan dari Islam. Janganlah kita terus terprofokasi oleh Yahudi. Islam dan Kristen punya andil besar apabila secara bersama menciptakan perdamaian di muka bumi. Cukuplah perang salib sebagai pelajaran bagi Islam dan Kristen bahwa kedua agama ini selalu diprofokasi oleh Yahudi. Pluralime agama yang bertujuan menciptakan perdamaian antar agama jangan salah kaprah. Dalam merumuskan mekanisme hubungan muslim dengan non-muslim, Al-Qur'an punya aturan yang rinci dan cukup: Menyerukan pada non-muslim untuk: (1)Jangan menyembah apa yang disembah kaum muslim; (2)jangan membolehkan muslim menyembah apa yang mereka sembah; (3) jangan menyembah yang disembah kaum muslim; (4)membiarkan urusan agama kaum muslim mereka atur sendiri dan; (5)mengatur urusan agama mereka sendiri.

54

Indonesia sebagai Negara Maju: Konstruksi Islam Indonesia Refleksi idealnya memang harus dilakukan secara indiviidu. Pihak luar diri hanya mampu memberikan penyadaran akan perenungan dan sepercik metodologi refleksi. Karena, hanya diri masing-masing yang paling mengetahui motif-motif segala tindakan yang pernah ia perbuat. Secara kolektif, kita memang dapat melakukan sebuah refleksi secara massal sebagaimana yang sedang kita laksanakan saat ini. Namun sebelumnya, ada baiknya bila kita merenungkan sebuah kutipan dari seorang filsuf Cina berikut ini: Seseorang yang hendak merubah dunia terlebih dahulu dia harus mampu merubah negaranya. Sebelum merubah negaranya terlebih dahulu dia harus mampu merubah masyarakatnya. Sebelum dia merubah masyarakatnya terlebih dahulu dia harus mampu merubah keluarganya. Sebelum dia merubah keluarganya terlebih dahulu dia harus mampu merubah dirinya sendiri. Kutipan di atas menjelaskan pada kita, walaubagaimanapun, perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Perubahan meniscayakan sebuah refleksi. Refleksi dapat mengajarkan kita agar tidak terperosok ke dalam lubang yang sama untuk maju ke depan. Refleksi dapat memberikan sebuah gambaran jelas guna menetapkan sebuah visi yang mantap untuk bergerak menuju kemajuan. Secara kolektif, kita memiliki dua kesamaan. Pertama adalah "Indonesia" sebagai rumah dan kedua adalah "Islam" sebagai jantung kita. Bila rumah tidak ada, maka kita tidak akan punya tempat untuk berteduh. Bila tidak punya jantung, hiduppun mustahil. Kita memang mudah saja mengatakan "Kenapa tidak Islam saja yang dijadikan rumah." Memang benar Islam mampu dan palaing layak menjadi "apa saja" sebagai metafor bagi sebuah kehidupan. Namun Islam seperti apakah yang paling layak bagi kita, bagi masyarakat muslim dan seluruh rakyat Indonesia? Kita terlalu sibuk dengan "kulit Islam" dari pada isi atau ruh Islam itu sendiri. Baju teluk belanga itu "Cina". Jubah dan rida' itu "Arab." Kita suka mencibir seorang yang pakai jas meski kita belum tahu bahwa iman dan takwanya lebih tinggi dari seorang yang berjubah dan yang bersarung. Sebenarnya saya tidak "ingin" Indonesia menjadi negara maju, Insya' Allah paling lambat seratus tahun lagi. Tapi bagaimana hendak dikata, Indonesia memang "harus" jadi negara maju. Indonesia akan menjadi negara paling maju kedua setelah India. Dan Cina, adalah ketiganya. Kini Beijing, 55

New Delhi dan Jakarta telah menjadi tiga kota pusat perdagangan terbesar di dunia. Kita tidak perlu terlalu bicara banyak tentang Cina, selain sudah banyak ruang ulasannya, merujuk sejarah, Cina memang selalu maju di bidang ekonomi sementara politik, militer dan lainnya adalah manifestasi dari kesuksesan kemajuan ekonominya. Garis sejarah Cina selalu berjalan lurus. Kalau orang mengatakan saat ini Cina berada di urutan tertinggi saat ini di berbagai bidang, maka itu artinya beberapa negara maju sedang dalam posisi tiarap. Singkatnya, Cina bisa dijadikan standar kemajuan sebuah negara. Indonesia akan menjadi negara maju. Itu pasti. Yang menjadi persoalan adalah prinsi, idiologi dan landasan apa yang akan membentuk Indonesia di masa depan. Pancasilakah, Islamkah, konserfatisme HinduBudhakah, atau bahkan mungkin Kristen? Kita harus membangun Islam Indonesia. Ini penting.Islam tidak boleh lagi diidentikkan dengan segala hal yang berbau Timur-tengah. Terbukti empat ras penghuni Timur-tengah-Arab, Persia, Turki dan Israilmasih saja terpecahkan meski agama Islam sudah lama mengajarkan agar tidak rasisme. Rasisme telah memudahkan langkah Inggris meruntuhkan Ottoman Empire sebab Arab terprovokasi dengan propaganda Inggis: Ottoman itu Turki. Rasisime menyebabkan negara-negara Arab semakin mendesak AS segera menyerang Iran. Indikasi lain desakan ini karena Iran itu Syi'ah. Sementara pemuda negara-negara maju hidup dalam gaya hedonisme, pemuda negara-negara berkembang seperti Indonesia meraih prestasi tertinggi di universitas-universitas di negara-negara maju. Pejajar Indonesia juga meraih hampir semua mendali di segala bidang olimpiade sains. Nilai-nilai perjuangan untuk merubah nasib dan meraih cita-cita masyarakat dari negara maju akan terus berkobar dan tidak lama lagi cita-cita itu segera diraih. Sementara masyarakat negara-negara maju sudah merasa nyaman dengan kehidupan yang mereka jalani sehingga tidak lagi punya citacita dan harapan untuk diraih, mereka tidak punya visi. Pentingnya sebuah visi dirasakan ketika gubernur Sumatera Daud Beureu'eh menyesali keputusannya menyatakan Sumatera bergabung dengan Republik Indonesia. Sukarno punya visi cemerlang tentang Indonesia kedepan, sementara Beureu'eh tidak. Namun saya kira keputusan Beureueh itu mengandung hikmah yang mendalam, dengan Sumatera menjadi bagian NKRI, maka potensi Indonesia sebagai negara besar yang maju semakin besar. Bayangkan kalau Sumatera, atau bahkan satu propinsi saja dari Sumatera tidak termasuk NKRI, maka Indonesia takkan membanggakan. Saya tertidur sejenak, seolah tidurnya sudah agak lama. Dalam tidur saya bermimpi Indonesia menjadi negara maju ke dua setelah India. Saat itu luas geografis Indonesia adalah seluruh Asia Tenggara, Papua Nugini hingga 56

Mikronesia, Timur Leste hingga Utara Australia. Di bagian utara Australia militer kita selalu berperang melawan sekutu yang ingin merebut Utara Australia yang telah menjadi bagian dari Indonesia. Perang itu membuktikan kuatnya Indonesia dan sebagai wadah latihan militer Indonesia. Duh, indahnya mimpiku. Mimpi itu hanya bisa diwujudkan bila Indonesia punya sebuah sistem kuat yang membentuk karakter militan pada diri setiap masyarakat Indonesia sekaligus disertai kelembutan jiwa yang bersih. Sebuah negara besar hanya akan maju bila (1)memiliki sebuah konsep sekaligus sebagai pembentuk karakter yang mampu mengatur semua watak masyarakat yang beribu macam. Cara yang satunya lagi dalam memajukan negara besar adalah (2)menerapkan sistem federasi. Dilihat dari karakter masyarakat Indonesia yang sudah terlalu bebas pasca reformasi, maka sistem federasi terlihat lebih cocok. Sistem ini adalah bagian penting dari penegakan demokrasi. Setiap wilayah punya perbedaannya masing-masing, punya kearifan yang jauh berbeda dan punya cara yang berbeda dalam mengekspresikan potensi. Bila pilihan jatuh pada sistem pertama, maka Islam mampu menjadi sebuah konsep sekaligus pembentuk karakter yang mampu mengatur semua watak masyarakat. Islam punya panduan segala lini kehidupan, jadi cocok diterapkan sebagai sebuah sistem negara. Islam punya panduan mulai dari cara buang hajat, militer, ekonomi, politik, pemeririntahan dan segalanya. Untuk menerapkan Islam sebagai landasan Indonesia, terlebih dahulu kita harus mampu melihat Islam yang telanjang tanpa diselimuti dan disisipi unsur-unsur budaya manapun. Untuk dapat melihat "Islam telanjang" kita harus memisahkan mana Islam, mana budaya. Pemisahan antara kedua bagian ini dimaksudkan untuk agar dapat Islam dikonstruksi guna penerapan dalam: Indonesia sebagai negara maju. Di sini kita perlu Epistemologi Islam dan Sosiologi Indonesia. Epistemologi Islam bekerja untuk "menelanjangkan" Islam dan menyadiakan "Islam telanjang" untuk diterapkan di Indonesia. Sosiologi Indonesia manyampaikan laporan sosiologi masyarakat Indonesia. Selanjutnya Sosiologi dan Epistemologi Islam secara bersamaan mengidentifikasi praktikpraktik dan nilai-nilai kebudayaan yang dapat merugikan Islam bila penghayatan dan pengamalannya dan menghapusnya dalam masyarakat. Sebelumnya kita perlu memahami bahwa praktik-praktik di tengah masyarakat yang telah menjadi bagian dari budaya mereka adalah suatu tindakan yang dijadikan sebagai solusi terhadap persoalan hidup yang mereka hadapi. Tindakan ini adalah sebuah temuan yang telah dicari bahkan ratusan tahun. Lazimnya dalam pelaksanaannya disisipi dengan rutual-ritual berisi bagian daripada Islam. Hal ini tidak merugikan Islam dan bahkan 57

menguntungkannya dilihat dari beberapa sisi. Praktik semacam ini harus dianggap sebagai muamalah dalam kacamata Islam. Dia tidak berbeda dengan kerja mencari uang yang sama-sama sebagai solusi terhadap persoalan hidup. Karena itu saya menemukan salah satu ormas terbesar Islam di Indonesia keluru ketika mengkategorikan ini sebagai bid'ah. Konon, pendiri organisasi ini terinspirasi perjuangan pemurnian Islam Muhammad ibn Wahab dan gerakan modernisasi Islam Muhammad Abduh. Bentuk problematika sosio-kultural yang ditemukan Muhammad Abduh dan Muhammad ibn Wahab berbeda kasusnya dengan dinamika sosial dan kebudayaan Indonesia. Bid'ah dalam masyarakat muslim Indonesia lebih cenderung berada pada tataran aqidah. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menemukan solusi atas persoalan hidup bukan melalui proses rasionalisasi melainkan praktik trial and error secara berkesinambunyan dan lama. Karena itulah saat ini, setelah berhasil mendapatkan "Islam telanjang", terlebih dahulu yang perlu disusun adalah Teologi Islam untuk Indonesia sebagai negara maju. Untuk merumuskan Teologi tersebut, Sosiologi harus mampu menemukan data dan motif problematika muslim Indonesia. Pendidikan adalah penentu pandangan dan jalan hidup manusia. Globalisasi metodologi ilmu berimbas pada penyeragaman paradigma ilmu. Ilmu yang membentuk karakter masyarakat dunia hari ini adalah ilmu berbasis materilisme. Tidak ada yang salah memang dengan metodologi ilmu hari ini, dianya juga merupakan solusi persoalan hidup yang dihadapi manusia. Kajian dan terapan ilmu adalah mu'amalah. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama. Harun Yahya terlalu reaktif dalam menyikapi setiap penemuan ilmu. Dia mudah saja mengintegrasikan hasil yang dilahirkan ilmu (science)dengan Kitab Suci Islam. Hal ini akan merugikan Islam ketika satu waktu hasil ilmu berseberangan dengan Kitab Suci Islam. Hasil ilmu, baik sebuah konsep maupun benda, tidak boleh dikait-kaitkan dengan agama. Kehancuran Kristen pada era pencerahan adalah karena agama itu terlalu reaktif terhadap penemuan ilmu pengetahuan. Islam menyerukan ketika kita menemukan ketidakselarasan antara hasil ilmu dengan Islam agar ilmu itu dikaji kembali. Ilmuan juga sepakat bahwa setiap penemuan ilmu adalah sesuatu yang tidak matang, namun dalam proses yang tiada akhir. Ilmu tidak boleh ikut campur di bidang pembentukan karakter sosial. Ilmu-ilmu sosial hanya boleh melakukan kajian sosial-individu. Pembentukan karakter hanya boleh dilakukan Islam. Membentuk pemikiran dan karakter sesuai dengan Islam. Alasannya, hanya karena Islam yang punya pedoman dalam segala segi kehidupan. Ilmu hayalah sebuah wacana pemikiran, ruangnya hanya sebagai mu'amalah! Agar ilmu tidak dijadikan paradigma, 58

prinsip, idiologi dan praktik kehidupan, Islam harus dapat melahirkan Teologi baru yang dapat membentuk prinsip masyarakat supaya mereka tidak menjadikan ilmu sebagai prinsip dan jalan hidup. Untuk melahirka Teologi Islam baru, terlebih dahulu Islam harus telanjang. Ilmu harus dikembalikan ke posisinya yang semula, sebagai pengkaji, bukan pembentuk karakter dan penentu jalan hidup. Ilmu hanya bertugas menerangkan hasil kajiannya pada agama dan agamalah yang menentukan karakter dan jalan hidup. Setelah menemukan Teologi Islam baru, dan telah pula Sosiologi menemukan data pasti problematika muslim Indonesia khususnya dan manusia Indonesia umumnya, dengan bantuan Sosiologi barulah Teologi baru dapat dilekatkan di jantung kaum muslim Indonesia. Kalau hal-hal ini telah terlaksana barulah kita menyusun dan menerapkan Islam Indonesia (sebagai) negara maju.

59

Garudaku Tangguh: Konstruksi Islam Indonesia Konsentrasi penulis adalah agar Islamlah sebagai substansi dan aksi negara ketika Indonesia menjadi negara maju kedua dunia setelah India tidak lama lagi. Islam Indonesia yang diterapkan di Indonesia adalah "Islam yang telah tersucikan" dan hanya Islam saja yang berhak mengatur jalan hidup dan tindakan masyarakat. Islam punya semua pedoman yang sangat rinci dan paling lengkap mengenai kehidupan manusia. Awalnya saya selalu merasa tidak sepakat Garuda sebagai lambang negara Indonesia. Bagaimana negara ini bisa maju kalau lambang negaranya adalah sesuatu yang tidak nyata, tidak real, imajinasi. Negeri ini adalah negeri dongeng. Begitu pikirku dulu. Namun kini pikiran demikian berubah derastis. Lambang sebuah negara yang baik itu haruslah sesuatu yang tidak real. Alasannya adalah negaranya dapat terus-menerus bergerak maju tanpa batas. Kalau lambangnya adalah suatu benda atau makhluk yang dapat ditemukan di alam nyata maka di sana pastinya akan ditemukan kekurangan-kekurangan. MIsalnya kalau sebuah negara berlambang singa, boleh saja rakyatnya berdalih agar negaranya kuat seperti singa. Tapi singa itu hanya bisa hidup dengan membunuh, sadis tanpa ampun. Naga, sama seperti garuda, tidak memiliki kesan negatif apapun. Yang orang tau naga dan garuda itu kuat, tangguh dan bisa terbang tinggi. Tapi yang disayangkan efek imajinatif Garuda merembes pada penetapan hukum Indonesia di mana hampir semua poin hukumnya selalu tidak pasti dan multi tafsir persis seperti syair atau puisi yang bisa dimaknai secara subjektif. Karena itulah siapa yang punya uang lebih banyak akan lebih mudah menjadi licin dan lepas dari cangkraman hukum sebab dia mampu membayar ahli-ahli hukum besar untuk menafsirkan lain hukum itu. Di Indonesia, yang paling memahami hukum, paling mudah merasionalisasi hukum sesuai kehendaknya.Saya curiga hal ini didukung oleh bahasa Indonesia yang memang memiliki potensi puitik meski dicoba tampilkan seilmiah mungkin. Oleh karena demikian, untuk menjaga kelancaran pelaksaan hukum di Indonesia, kita perlu modal dasar yaitu ketulusan niat dan keikhlasan menerima resiko dari kesalahan yang diperbuat. Hal ini sangat sulit direalisasikan, sebab secara alamiah manusia akan membela diri ketika merasa terancam. Untuk menciptakan manusia Indonesia yang rela menerima konsekwensi atas perbuatannya meskipun itu tidak menyenangkannya. Lebih dari itu, untuk menciptakan karakter bangsa yang besar, kita perlu menerapkan sistem pembentukan karakter. Sistem ini harus termanajemen 60

dengan baik dan harus di isi oleh sebuah konsep pembentukan karakter yang memiliki pondasi radikal (mengakar) dan manifestasi holistik./Pembentukan karakter yang termanajemen dengan baik adalah yang mampu membentuk karakter secara mengakar. "Peng-akar-an" ini akan efektif apabila sasarannya dibentuk sejak usia dini. Dan agar punya perisai yang kuat untuk mempertahankan karakter yang dibentuk, harus disusun dalam sistem formal negara. Caranya adalah melalui jalur pendidikan formal. Muatan di dalam pendidikan karakter itu adalah Islam, karena hanya Islam saja yang memiliki fondasi radikal yang disebut 'Akidah' dan memiliki konsep tatanan hidup-atau disebut juga dengan ibadah dan mu'amalah- yang menyeluruh (holistik). Dalam menciptakan kebudayaan Indonesia di masa depan, kita harus melakukan sebuah sistem sebagai berukut: Dari dalam kita perlu melindungi generasi muda agar terhindar dari pengaruh budaya modern yang tidak sehat. Caranya adalah dengan menempatkan mereka di sekolah berasrama. Selain itu, cara begini dapat membentuk karakter mereka dengan baik sesuai arahan Islam. Selanjutnya dari luar kita perlu menetapkan UU yang yang mampu menghapus total segala akses fasilitas dan potensi negatif. Menutup akses fasilitas negatif sangat perlu dilakukan sebab kalaupun generasi muda pelajar diasramakan, maka ketika sejenak keluar atau kembali ke masyarakat kelak mereka akan kembali terperosok ke tindakan negatif. Akhlak atau etika adalah akumulasi perbuatan-perbutan atau tindakan-tindakan seseorang. Para pemikir klasik dan ilmuan moder sepakat bahwa setiap perbuatan-perbutan atau tindakan-tindakan dilakukan dianya terjadi secara spontan tanpa proses berfikir. Karena itu meskipun dia aulia sekalipun kalau (maaf) melihat Tamara telanjang sementara tidak ada seorangpun selain mereka berdua ditambah pula Tamara semakin mendekatinya, maka "kerja itu" terjadi juga. Anak-anak tidak perlu diberikan penyuluhan bahaya narkoba, cukup basmi segala jenis narkoba. Tak perlu seminar atau sarasehan, pakai uang itu untuk menggaji lembur polisi. Semua beres. Semua persoalan bangsa akan beres kalau seluruh lapisan masyarakat mau konsisten pada tugas dan wewenangnya tanpa menyalahi dan mengakalakali aturan. Kawan saya menyatakan pakai helm hukumnya wajib. Dan tentunya akan berdosa dan masuk neraka bila melanggar. MUI juga mengeluarkan fatwa haram rokok. Kalau merokok kita akan masuk neraka. Kalau demikian tidak pakai sabuk pengaman, menyebarangi jalan tidak melalui zebra cross dan memasuki jalus busway adalah contoh-contoh perbuatan yang akan menggiring kta kepada nerakan Jahannam? Pada masa jayanya Islam saat Ummayyah dan Abbasiyah berkuasa, Islam mampu menjaga diri dari maraknya filsafat Yunani. Bahkan ketika itu 61

intelektualnya menjadikan filsafat itu sebagai bagian perangkat solusi teknis atas persoalan praktis masyarakat .

62

Bangun The Ultimate Creations

63

The Ultimate Creations: Dari Berhala hingga Teologi Terdapat dua bagian kecerdasan manusia yang merupakan sepercik air dari samudra ilmu Tuhan: 'Bahasa' dan 'Produk' saya namai. Tuhan memiliki karya agung dalam bahasa yaitu Al-Qur'an dan karya agung produk yaitu manusia. Kedua karya ini bila digabungkan akan mengsasilkan pengenalan paling baik pada Tuhan. Bahasa dibagi dua yaitu puisi dan filsafat. Puncak tertinggi berada pada puisi dan paling rendah disebut filsafat. Diantara keduanya ada banyak karya dalam bentuk bahasa seperti prosa, esai, opini dan banyak lainnya. Puisi adalah pelambangan yang luas dan mendalam. Sementara filsafat, merupakan penjabaran paling detil dan jelas-meskipun eksplorasi terhadap bahasa tidak mengenal akhir. Produk juga terbagi dua yaitu ukiran dan teknologi. Ukiran adalah keahlian memoles suatu benda menjadi bentuk yang lain. Sementara teknologi adalah keahlian mengkombinasikan beberapa benda hingga menjadi sebuah benda yang lain. Keahlian yang manakah yang paling tinggi antara kedua keahlian manusia ini? Maka saya kira tergantung ruang-waktu tertentu. Sebelum karya bahasa berkembang, ketika karya ukir mendominasi, manusia menafsirkan ide tentang Tuhan dalam bentu ukiran benda-benda seperti batu, kayu dan tanah. Pengabdian pada tuhan saat itu diaplikasikan melalui karya tersebut atau sekarang kita sebut berhala. Seiring perputaran waktu, bahasa menjadi dominan. Maka manusia lebih suka melambangkan Tuhan dalam bentuk bahasa seperti 'Ishq', 'Dewa' dan 'Yahweh'. Puisi-puisi melambangkan Tuhan sebagai 'Kekasih', 'Pengobat rindu' dan 'Belahan jiwa'. Maka melalui nyanyian manusia menyampaikan puja dan puji pada Tuhan. Selanjutnya, di bidang bahasa, manusia mencoba menjabarkan Tuhan yang dilambangkan dalam puisi kedalam karya filsafat (Teologi). Misalnya yang dilakukan Annemarie Scimmer terhadap puisi Jalaluddin Rumi dan Syed Muhammad Naquib Al-Attas terhadap puisi Hamzah Fansuri. Bentang ruang-waktu ini tidak tentu, sebab Muhammad Iqbal misalnya, mejabarkan isi puisinya, 'Javid Nama' ke dalam filsafat yang dikodifikasi dalam 'The Reconstruction of Relegious Though in Islam'. Maka mengenal dan memuja Tuhan melalui Filsafat dan Teologi tidak ada bedanya dengan apa yang dilakukan pendahuli kita yang memuja dan menyembah Tuhan melalui Berhala. Di samping itu, manusia modern melakukan penyembahan pada berhala baru hasil bidang kecerdasan bidang bahasa dan produk. Melalui bidang bahasa, filsafat merumuskan teori-teori sosial beserta perangkat64

perangkatnya dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Komunisme misalnya. Pada ranah produk, manusia menjadikan teknologi-teknologi sebagai kebutuhan hidup yang tidak boleh tidak ada. Padahal kalau dikaji, sebenarnya yang mereka jadikan kebutuhan itu adalah keinginan-keinginan. Keinginan (nafsu) manusia tidak ada batasnya kecuali mulutnya disumpal tanah (baca: mati). Mazhab ini sebut saja 'Konsumerisme'. Bila dikendalikan secara bebas dan tidak terikat, maka potensi kedua bagian kecerdasan manusia itu dapat memberikan pengaruh positif bagi kemanusiaan. Bidang bahasa dapat menjadikan filsafatnya mendinamiskan ilmu-ilmu sosial guna analisa serta ekspolorasi terhadap persoalan kemanusiaan sehingga mampu memberi tawaran solusi terhadap persoalan kehidupan manusia tanpa ikut campur dalam pembentukan karakter dan tidak mengatur jalan hidup (way of life). Sebab, Ilmu tidak beda dengan sebuah kebudayaan dalam memainkan perannya terhadap kehidupan manusia. Produk ilmu dapat memberi solusi terhapap persoalan teknis (baca: mu'amalah) manusia dan kemanusiaan. "Engkau lebih tau urusan duniawimu" kata Nabi Besar. Dan pada ranah mua'malahlah ijtihad dibenarkan. Maka tidak pakai helm itu dosa kemanusiaan, dosa sosial, bukan dosa Ketuhanan. Dianya persoalan akhlak, bukan ibadah. Pada ruang produk, kita harus paling unggul. Sebab, masuk Islam, jizyah atau diperangi hanya bisa ditawarkan bila kita punya material power dan show of force (dengan memproduksi sendiri tentunya, bukan mampu mengkomsumsi saja, karena urusan mengkomsumsi anak-anakpun bisa).Ultimate Material power hingga saat ini adalah Nuklir dan alat jelajah luar angkasa sebagai show of force-nya. Cabang Filsafat tentang rasionalisasi Tuhan adalah Teologi. Di satu sisi, merasionalisasikan Tuhan juga diperlukan mengingat dakwah paling efesien itu sesuai bahasa kaumnya. Dan dakwah harus i'jaz atau mampu mencengangkan dan menundukkan sasarannya. Tuhan harus dapat diterima akal (masuk akal). Bukankan budaya manusia saat ini adalah rasionalisme. Bukankah budaya Nusantara dulu ketika Islam masuk penuh dengan nuansa kesenian. Kalau Islam mampu diresapkan ke dalam dada seniman, maka pastilah tindakan yang sama dapat dilakukan pada filosof dan ilmuan. Perlu diingat bahwa meski kita memilah (distingtion) kecerdasan manusia ke dalam dua bagian, bukan berarti menjadikannya berpisah (descrimination). Kita menentang deskriminasi ilmu-ilmu dan mengkritik linearisasi strata pendidikan: Puisi mampu menginspirasikan terciptanya seribu pesawat luar angkasa sekaligus dapat membuatnya musnah. Bom atom juga dapat melenyapkan seribu perpustakaan yang berisi semilyar literatur. Pemilik produk memiliki hak membahasakan (menamakan) 65

produksinya dan mematenkannya. Kemampuan memberi nama pada bendabenda adalah alasan utama mengapa manusia memperoleh posisi lebih unggul dibandingkan malaikat-malaikat Tuhan.

66

Mari Dukung UN Pada dasarnya PII tidak menolak UN secara menyeluruh. Tinjauan saya adalah Ketika Marjoni, Ketum PII Aceh 2006-2008 mengadakan Kongres Pelajar se- Aceh, dia hanya menekankan UN untuk tidak dijadikan standar mutlak kelulusan siswa. UN seharusnya hanyalah salahsatu dari beberapa indikator lain dalam menentukan kelulusan siswa. Merujuk tujuan pendidikan nasional, pembentukan karakter yang mulia serta memiliki budi pekerti yang luhur lebih tinggi pengaruhnya dalam menentukan kelulusan siswa. Karena itu, sekolah dan guru adalah pihak yang paling berpengaruh untuk menjadi penentu kelulusan siswa sebab merekalah yang paling mengerti dan memahami karakter dan budi pekerti siswa. Menjadikan guru dan sekolah sebagai penentu utama kelulusan siswa memiliki banyak pengaruh positif. Antara lain: Pertama, menghapus kecurangan pelaksanaan ujian. Biasanya guru dan kepala sekolah malu bila dicap sebagai pendidik yang gagal sebab siswanya banyak tidak lulus UN. Mereka juga takut kehilangan jabatan karena hal ini. Sebab itu guru dan kepala sekolah menjadi aktor utama tindak kecurangan ujian demi menghindari cibiran dan kehilangan jabatan. Menjadikan pendidik sebagai penentu utama kelulusan akan membuat tenaga pengajar menghindari kecurangan karena kalaupun peserta didiknya tidak lulus, orang akan mengetahui itu adalah keputusan mereka sendiri, bukan kegagalan mereka. Kedua, memang tidak ada cara lain untuk menggenjot nilai pendidikan siswa tanpa menerapkan UN. Semua sekolah Kristen itu maju. Kalaupun UN tidak dilaksanakan, nilai siswa sekolah Kristen memang tetap tinggi. Sayangnya, pihak-pihak ini menentang UN agar sekolah-sekolah tertinggal yang semua siswanya muslim tidak menggenjot prestasi pendidikannya. Di sini terlihat jelas bahwa tujuan mereka menentang UN agar anak-anak Kristen yang sekolah di sekolah elit tidak disaingi oleh anakanak muslim yang sekolah di sekolah-sekolah pinggiran. Kelak dalam kompetisi karir profesional anak-anak Kristen akan mendominasi. Sudah saatnya kita membuka pikiran terhadap realitas ini. Ternyata UN yang kita tentang belakangan ini hanya akan merugikan generasi muslim di masa depan. Satu hal lagi yang harus kita tentang yaitu wacana mengkadaluarsa ijazah usia dua tahun. Artinya, ijizah SMA hanya bisa dipakai untuk melamar PT bila belum berusia dua tahun. Ide ini, sama seperti menentang UN, akan merugikan generasi muslim. Anak-anak Kristen punya dukungan dana besar dari yayasan-yayasan agama mereka dan gereja untuk segera melanjutkan pendidikan ke PT setamat SMA. Sementara anak-anak muslim mayoritasnya miskin dan 67

lembaga sosial Islam tak sebaik milik Kristen. Maka kadang-kadang anak Muslim harus bekerja dulu mengumpulkan uang, baru kuliah. Kalau ijazah mereka dianggap basi dalam tempo dja tahun, ini akan semakin menutup kesempatan generasi muslim berkompetisi dan semakin memperlancar Kristen menguasai dan mendominasi segala bidang. Saya sering mengingatkan Indonesia akan segera menjadi negara maju. Karena itu kita harus terus berupaya agar Islamlah yang menjadi lokomotif, isi dan substansi Indonesia sebagai negara maju. Bila ini gagal, maka Kristenlah yang mengambil alih. Kristenisasi semakin gencar saja di Banten dan Jawa Barat. Target mereka bila kedua provinsi terdekat Ibu Kota ini berhasil dikristenkan, maka mudahlah mengkristenkan Ibukota. Bila ibu kota telah Kristen, maka gampanglah menyatakan Indonesia sebagai negara Kristen. Karena itu mari dukung UN, mari tentang usia ijazah 2 tahun, mari galakkan lembaga keuangan Islam dan marilah kita menghindari riba: Mu'allaf punya seribu alasan kenapa dia masuk Islam. Sementara, orang menjadi murtad pasti karena persoalan ekonomi, pasti!

68

UU Anti Pornografi: Hanya Melarang Bugil dan Sembiring Harus di Meja Hijaukan SBY sudah memposisikan kader PKS sebagai Menkominfo. Seharusnya PKS khususnya dan ummat Islam umumnya sadar akan sinyal ini. SBY ingin menyerahkan pada ummat Islam melalui PKS untuk memberantas selaga akses pornografi. Bila Tifatul Sembiring tidak mampu atau tidak ingin memberantas segala tindak pornografi maka lebih baik dia mundur saja dari amanah itu. Sebelum kadernya ditugaskan pada posisi sakral dalam pemberantasan pornografi, kader-kader PKS ribuan jumlahnya turun kejalan menuntut agar pemerintah menutup segala jenis pornografi. Sekarang, ketika memiliki utusan diposisi sakral tersebut, kader PKS cuma diam-diam saja dan terkesan PKS mau bersembunyi dari ummat. Dr. Ida Ruwaida, Sosiolog Fisip UI menyatakan, Indonesia sebagai surga pornografi. Kondisi Indonesia saat ini sedang dalam revolusi seksual. Seks berubah dari sebatas imajinasi menjadi aksi. Pengalaman ini dialami AS pada 1960-an, kata Ida. Mudahnya akses pornografi tidak bisa diatasi dengan pernikahan atau pernikahan dini. Seorang pasangan akan sering membanding-bandingkan dan menemukan banyak kekurangan pada pasangannya hingga banyak orang yang mati rasa pada pasangannya. Di Italia saja, pemerintahnya mengeluarkan UU larangan memakai rok mini dan pakaian ketat bagi perempuannya guna menghindari tindakan asusila pada perempuan. Ini artinya pornografi tidak hanya menjadi persoalan agama namun adalah persoalan sosial yang rasional. Menurut seorang peneliti, gejala-gejala yang dimunculkan otak saat mengakses pornografi sama seperti saat sedang mengkonsumsi narkoba. Dari efek kecanduannya, pornografi berada di level lebih tinggi daripada narkoba. Dalam UU Pornografi yang disahkan tahun 2008, dianggap pornografi apabila memperlihatkan kemaluan (maaf) bila belum menunjukkan penis dan vagina, maka belum disebut pornografi (lihat dan pelajari kembali UU tersebut, kalau tidak percaya). Penampakan alat kelamin juga dilarang pada anak-anak. Ini artinya harian Kompas dan Serambi Indonesia melangar UU tersebut. Saya punya dua kliping gambar oleh kedua media cetak tersebut yang memperlihatkan anak-anak sedang mandi telanjang di sungai dan waduk. Siapa saja yang menyebarkan dan melindungi pemberi jasa pornografi dianggap pula melanggar UU ini. Artinya pemilik warnet dan penjual film porno harus dipidana. Terutama, Menkominfo harus diseret ke 69

meja hijau terlebih dahulu sebab dialah orang utama yang melanggar UU tersebut. Dia punya kewajiban menutup akses pornografi, tapi dia terkesan membiarkannya. Ini artinya dia membuka akses pornografi.

70

Kita tidak Butuh MUI Seminarnya bertema "Perspektif Islam dalam Penanggulangan Bencana Alam dan Kerusakan Lingkungan Hidup". Dilaksanakan MUI pada tanggal 15 Desember 2010. Ketika KH. Hafidz Usman sedang menyampaikan materi, Mentri LH (Gusti M. Hatta) tiba-tiba datang. Ulama itu yang sedang berbicara dipotong begitu saja pembicaraannya oleh moderaror, yang pastinya orang MUI juga. Dia langsung mengucapkan selamat datang si mentri. Lalu menLH langsung dipersilahkan duduk. Tanda tangan sesuatu. Lalu duduk kembali dan berbicara. Mentri itu mengatakan memalukan kerusakan lingkungan di Indonesia sebab mayoritasnya orang Islam. Seolah-olah orang Islam semua yang babat hutan. Si mentri tidak layak bawa-bawa Islam. Islam di Indonesia oleh pemerintah selalu dizalimi dan dideskriminasi. Poligami dilarang, zina silahkan. Kalau orang sudah mabuk dan berbuat onar barulah pemerintah menjerit-jerit "Mana Islam? Mana Islam?" Islam dari dulu menjerit-jerit "Jangan izinkan miras! Jangan Izinkan miras!" Pemerintah memekakkan telinganya. Demikian pula yang diungkapkan si Gusti. Yang mengeluarkan izin babat hutan orang mereka juga (pemerintah). Yang dipermalukan setelah hutan gundul kaum muslim. Bangsat! Setelah berkoar-koar selama beberapa menit si mentri langsung cabut. Ulama yang tadinya dipotong pembicaraannya dibolehkan kembali berbicara. Tindakan moderator ini benar-benar menginjak-injak harga diri seorang ulama. Masak, ulama lagi berbicara begitu saja dipotong karena seorang mentri yang terlambat itu, lalu si mentri dipersilahkan dengan hormat berbicara. Kata si moderator sebelumnya dia sendiri telah minta ijin kalau mentri datang, mentri bicara. Saya kira ini bukan soal izin tak izin, tapi soal etika dan harga-diri ulama; harga diri MUI. Demi seorang umara, ulama dipotong pembicaraannya membuktikan pada kita bahwa perkataan umara adalah segalanya dan pembicaraan ulama sebatas melengkapi acara saja. Dalam seminar ini MUI membuktikan di depan semua undangan yaitu OKP/Ormas Islam dan media massa bahwa betapa mereka bergantung pada pemerintah. Seluruh hadirin tahu bahwa MUI adalah penjilat dan saya kira semua seminarnya adalah proyek semata! Semua hadirin yakin bahwa label halal, fatwa dan keputusan/tindakan lain MUI adalah di bawah kendali negara. Kejadian itu membuktikan semua. 71

Fatwa haram kopi loak yang dicabut juga menjadi bukti. Itu jelasjelas taik, kok tidak jadi dianggap haram. Pasti pemerintah yang memerintah fatwa itu dicabut sebab bila kopi loak ketahui haram, pemerintah rugi. Lagi pula kenapa orang harus peduli pada label halal dan fatwa-fatwa MUI? Melanggarnya belum tentu masuk neraka dan melanggarnya pasti tidak akan diancam denda atau penjara. Kenapa harus takut! Dan juga MUI telah terbukti penjilat. Buktinya pada seorang mentri perlakuannya terlalu berlebihan dan mencolok. Saya yakin fatwa-fatwa dal label-label halal itu dikendalikan pemerintah. Saya tau MIU itu bentukan pemerintah untuk mengendalikan ulama. Saya tau melalui kisah sejarah perjalanan hidup Hamka. Kenapa peduli pada fatwa penjilat? Jadi saya kira ummat pasti tidak butuh MUI. Kalau ummat tidak mau peduli dengan MUI, pemerintahpun akan" menendang" MUI.

72

Yogya, Jangan Jadikan Rajamu Singa Ompong Kalau Raja Yogya tidak lagi menjabat gubernur, saya kwawatir posisinya secara perlahan akan terdegradasi hingga tidak lebih seperti seorang kepala lembaga adat daerah persis seperti seorang ketua MAA di Aceh. Kekhawatiran kalau guberur Menjabat presiden, uzur atau tidak punya orang yang kredibel di lingkungan istana mengemban amanah sekaliber gubernur adalah alasan yang dibuat-buat. Apa maunya SBY? Tanya seorang narasumber dalam seminar di markas Muhammadiyah bertema "Pulang ke Ngayogyakarta Hadiningrat: Demokrasi atau Politisasi" tanggal 21 Desember 2010. "SBY mau Sultan jadi ketua Partai Demokrat DIY dan melepaskan Golkar" jawab saya. SBY sangat naif ketika memaksakan agar Sultan tidak lagi menjadi kepala daerah karena emosinya menyelamatkan Partai Demokrat. Banyak kalangan mendukung alasan SBY karena menganggap monarki absolut tidak layak berdampingan dengan sebuah negara demokrasi seperti RI. Padahal seorang pembicara lain, Indra J Piliang, mengatakan demokrasi di Indonesia tidak akan terusik sedikitpun dengan sistem Yogyakarta sekarang. Saya sepakat dengannya. Menurut mereka yang pro SBY, seluruh warga negara demokrasi seperti RI termasuk warga Yogya harus berpartisipasi memilih gubernurnya dan mengoltrol. "Mengontrol" inilah yang menjadi alasan mereka kenapa Sultan tidak boleh sebagai gubernur pemegang pemerintahan absolut. Sebab, kata mereka, Sultan harus sakral dan tidak mungkin dikritik bahkan dicaci maki oleh rakyatnya. Karena itu, biarkan makian diarahkan pada mereka yang diutus parpol dan Sultan memegang posisi gubernur utama yang wewenangnya lepas dari kritik dan makian rakyatnya. Demikian Prof. Dr. Maswadi Rauf dari FISIP UI. Maswadi menawarkan kesultanan diperlakukan seperti Inggris, Jepang dan Thailand. Raja punya wewenang strategis dan kesultanan terselamatkan. Namun saya kira hal ini tidak akan berhasil. Memang benar keraton dan kesultanan takkan punah begitu saja, namun jabatan politik adalah kuasa konkrit. Bila kekuasaan ini dicabut dari Sultan, maka secara perlahan posisi sultan dan keratonnya akan semakin diperkecil hingga seperti MAA. Kita boleh berbangga dan berharap karena idealisme kejawaan masyarakat Jawa sangat mengakar. Kita boleh saja mengatakan segala sesuatu yang baru akan tertolak masuk dalam Jawaisme masyarakat. Namun saya hampir yakin takkan ada sistem apapun maupun idiologi manapun akan sanggup bertahan ditengah arus globalisasi. Karena itu gubernur Yogya harus terus Sultan dan tidak ada pemelihan selain untuk menjaga kesultanan juga 73

menjaga idealisme rakyat Yogya. Bila setengah dari kekuatan ini dicabut, maka Jawaisme dan kesuktanan Yogya akan runtuh. Makna demokrasi secara akademis ada lebih lima ratusan. Dan apa yang dialami masyarakat Yogya sampai saat ini tidak ada yang bertentangan dengan nilai demokrasi. Tapi apa yang dirasakan seluruh rakyat Indonesia, rakyat dari negara yang mengaku paling demokratis, sepanjang sejarah dan hampir seluruhnya bertentangan dengan makna dan nilai demokrasi. UU Papua yang tidak membolehkan selain orang asli Papua menjadi gubernur dan Seluruh wilayah di Kalimantan yang tidak membolehkan keturunan Jawa menjadi gubernur sebenarnya juga bertentangan dengan demokrasi. DKI yang selurh walikotanya ditunjuk Gubernur sama sekali bukan demokrasi. Tapi, kenapa Yogya yang dipersoalkan. Dasar SBY! Saya cuma mengingatkan jangan sampai nanti warga Yogya menyesal. Mereka masih punya raja, berdaulat, selain pemangku adat, juga penguasa. Jangan sampai raja kalian itu kalian "bunuh" dengan mencopot jabatan politiknya. Jabatan politik adalah jabatan kuasa. Kalau warga Yogya mencabut jabatan politik rajanya, itu artinya rajamu adalah singa ompong tanpa cakar. Tidak ada gunanya! Abaikan SBY yang gila kuasa. Slamatkan rajamu. Warga Yogya yang masih punya raja yang berdaulat jangan "membunuh" rajanya. Lihatlah Aceh sedang bersusah payah memperjuangkan "Wali Nanggoe". Mereka, orang Aceh, kalaupun berhasil memperjuangkannya seperti yang mereka ingikan, sayang mereka tidak tau siapa yang akan duduk sebagai Wali Nanggroe. Siapa? Hal ini membuktikan orang Aceh kehilangan dan rindu akan rajanya. Siapa yang dapat mendeteksi anak keturunan raja terakhir hingga 1903 kerajaan Aceh Darussalam, Sultan Alaidin Muhammad Dud Syah yang bergelirya melawan Belanda selama 29 tahul lalu ditangkap, diansingkan ke Ambon lalu dipindahkan ke pulau Jawa dan mangkat di Jakarta pada 1939. Biasanya, jangankan keluarga raja, semua keluarga buronan Belanda dibunuh. Lalu siapa yang layak menduduki posisi Wali Nanggoe di Aceh. Duh, Yogya jangan sampai menyesal. Di penggalan lengking syair Rafly terdengar... "Hoka raja lon, hooo..." Manusia Menurut Sigmun Frued Psikoanalisis adalah bagian dari imu (science). Sebab itulah Sigmun Frued paling cocok untuk mewakili pemikiran seorang pemikir Barat tentang manusia dalam kacamata sains. "Penemuan Frued yang khas adalah adanya ketidaksadaran psikis yang bersifat dinamis, artinya yang mengerjakan sesuatu dalam kehidupan psikis manusia". Dalam hal ini timbul pernyataan kenapa sesuatu yang disebut jiwa dapat dimasukkan sebagai sains bila dianya 74

tidak dapat diteliti secara materialistik? Maka bila demikian pertanyaannya, tidak patut pula karya-karya mengenai Filsafat dan Doktrin Agama dicantumkan dalam daftar pustaka buku-buku sains. Frued melakukan analisa terhadap kondisi kejiwaan manusia melalui konsultasa. Frued melakukan analisa statistik antara bahasa pasiennya dan memadukannya dengan tindakan-tindakan mereka. Bukankah setiap tingkah laku manusia tidak pernah luput dari makna, bukankah bahasa itu dapat menjadi fasilitas informasi mengenai perasaan-perasaan. selain bahasa, tubuh juga dapat menjadi wadah dalam memenuhi tujuan jiwa. Bertens (2005:63). Bahasa adalah wakil dari sesuatu yang tidak hadir. Bukankah jiwa tidak bisa berhadir di dunia fisik untuk melakukan interaksi. Jadi benarlah bila bahasa dapat menjadi objek penelitian ilmiah. Freud mengemukakan pendapatnya bahwa perkembangan individual manusia tidak jauh beda dengan perkembangan manusia secara kolektif. Persamaan perkembangan manusia tidak jauh beda dengan perkembangan hewan dan tumbuhan (Bertens, 2005:140). Kalau Muhammad memiliki tingkat kepekaan yang luar biasa tinggi terhadap persoalan manusia secara kolektif, maka Frued memiliki kelebihan berupa analisisnya terhadap diri manusia secara individual. Bahkan Frued meneliti tentang mimpi dan menyusun sebuah buku berjudul 'Penafsiran atas Mimpi'. Menurut Frued, kejadian yang dialami dalam mimpi sama dengan keadaan seseorang yang sedang dihipnotis. Frued menjadikan analisa atas mimpi sebagai salahsatu metodenya dalam mengobati pasiennya yang mengalmi gangguan jiwa. menurut dia, mempi merupakan perwujudan dari sesuatu yang tidak diinginkan. bukankah mimpi merupakan keinginan tak sadar yang muncul dalam kesadaran. Di sini penulis menemukan persamaan antara orang yang mengalami gangguan kejiwaan denga sang pemimpi. Para nabi sebelum Muhammad memperoleh wahyu atau ilham dari Allah melalui mimpi. Namun penulis sendiri menganggap mimpi adalah hal yang tidak baik. Orang yang lebih baik sistrm fisiknya akan lebih sedikit mengalami mimpi. Nabi Muhammad menganjurkan kta agar posisi badan saat tidur miring ke kanan agar tidur itu lebih bernilai. Bahkan Frued mampu menganalisa psikologi seseorang ketika dia tertawa (Frued, 2006:67).

75

Manusia menurut Seyyed Hossein Nasr Manusia memiliki dua peran sekaligus yakni 'Khalifatullah' dan 'Abdullah'. Dalam segala bentuk dan sifat manusia secara mutlak harus tunduk pada ketentuan Allah menurut hukum alam yang berlaku. Manusia dituntut untuk senantiasa proaktif terutama dalam fungsinya sebagai 'wakil Tuhan'.(Nasr, 1995:40). Mau tak mau, suka maupun tidak, manusia harus tulus menjalankan apapun yang diperintahkan Allah padanya sebab hal ini telah termaktub dalam sebuah perjanjian primordial antara ruh manusia dengan Allah sebagaimana diabadikan Al-Qur'an (QS. 7:172): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Tanya Allah dan manusia menjawab: "Benar, kami mengakuinya." Al-Qur,an, menurut Nasr, mangharapkan, meskipun manusia memiliki kebebasan melakukan kehendak, agar manusia meletakkan seluruh kehendaknya hanya berdasarkan kemauan Tuhan semata agar dia tidak salah memilih jalan-keputusan dan agar tidak melenceng dari janji fitrah (primordial) dengan Allah. Manusia punya hutang, hutang sebuah perjanjian primordial, meski tidak dikenalnya dosa keturunan dalam Islam, manusia punya sifat, yang mana sifat itu merupakan bagian dari dirinya yaitu lupa ('insan' yang artinya 'manusia' diambil dari kata 'na-a-sa' yang berarti 'lupa'). Sebab berprinsip lupa makanya Allah menurunkan Adz-Zikra sebagai pengingat dan pembimbing manusia. Kalau semua mekanisme ini dijalankan dengan baik, maka akal manusia akan menjadi sehat (al-aql al-salim), sehingga dengan mudah manusia dapat menunaikan janji mulia pada Allah. Manusia diciptakan dari tanah. Setelah sempurna jasadnya, Allah meniupkan ruh ketika masih sebagai janin. (QS. 38:72). Islam tidak mengenal yang namanya dosa turunan, tidak pula seseorang mwnanggung dosa orang lain. Kalau dalam agama Kristen terdapat keyakinan pembaptisan dan membayar sejumlah uang untuk pendeta sebagai syarat penghapusan dosa, maka dalam Islam mekanismenya lebih mudah dan murah. Bersama wudhu maka lekanglah dosa-dosa. dengan tangisan dan taubat maka bersihlah anda dari dosa. Manusia tampil sebagai budak Allah, bukan malah menjadi makhluk yang tampil sebagai musuh yang siap melawan Tuhan dalam kondisi bagai manapun. Mengenai takdir dan kebebasan manusia dalam berkehandak, Nasr menyatakan bahwa manusia tidak bertanggungjawabterhadap perilakunya apabila tidak memiliki kebebasan memilih. (Nasr, 1995:40) Manusia, karena hasratnya yang tinggi senantiasa berusaha menciptakan produk-produk yang diniatkan untuk memudahkan dirinya, 76

sebuah alat yang dapat dengan mudah dikendalikan untuk hidup yang lebih baik dan sebagai sebuah tren gaya hidup ideal masa depan. Namun ternyata setelah aneka produk dan teknologi berhasil diciptakan, manusia malah kehilangan identitas dirinya. Manusia malah merasa kesepian di tengahtengah kesibukan khalayak yang luar biasa membludak. Alam yang mulanya di niatkan untuk ditundukkan berubah menjadi sumber bencana dan mala petaka besar. Padahal tidak patut, bila manusia mengetahui peran dan fungsi yang sebenarnya, melakukan tindakan eksplorasi terhadap alam tempat tinggalnya beserta jutaan spesies dan milyaran ekosistem. Tindakan yang layak terhadap alam adalah konserfasi ideal agar tetap terjaganya keharmonisan antara manusia dengan alam. Menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam sama dengan menjaga keharmonisan manusia dengan Tuhan. Sebab, seluruh tatanan kosmos, diciptakan Tuhan guna menunjang kemaslahatan hidup manusia, jadi sudah sepantasnya manusia senantiasa menjaga dan merawat keutuhan Alam. Nasr berkata: "Struktur kosmis mengandung sebuah pesan spiritual bagi manusia dengan demikian merupakan sebuah sumber wahyu yang dengan sumber asalnya adalah sam dengan agama itu sendiri" (Nasr, 2005:31) Allah menurunkan ayat-ayatnya sebagai tanda bagi manusia akan kebesarannya. Ayat-ayat Tuhan itu terbagi dua, yang pertama disebut ayat kauniyah, yaitu pesan kebesaran Tuhan melalui wahyu/firman dan ayat Ma'nawiyah yaitu tanda-tanda kebesaran Tuhan melalui kosmos. Kalau alam kosmos adalah sebuah tanda dari Tuhan akan kebesarannya, maka adalah lebih hina dari makhluk apapun yang pernah diciptakan bila kita melakukan pengrusakan akannya.

77

Manusia Menurut Kahlil Gibran "Kemarin aku pikir diriku adalah sebuah fragmen bergetar tanpa irama dalam ruang kehidupan. Kini kutahu ahwa akulah ruang, dan semua kehidupan adalah fragmen-fragmen bernyanyi yang bergerak dalam diriku" Berangkat dari syair di atas maka tahulah kita bahwa pemikiran Kahlil Gibran mengenai manusia bahwa dia menganggap manusia sebagai sentral dari alam semesta. Pernyataan ini sejalan dengan seluruh pemikiran dari semua para tokoh yang dihimpun pemikirannya mengenai manusia pada tulisan ini. Literatur suci Islam menyatakan manusia sebagai penguasa di muka bumi. "Hanya sekali aku prnah bisu. Ketika seseorang pernah bertanya padaku, "Siapakah kau?" Manusia terlalu banyak tahu tentang segala hal. Seluruh waktu dihabiskannya untuk mengenal akan segala sesuatu diluar dirinya. Bahkan manusia menemukan dirinya sebagai misteri. Boleh saja malaikat menjadi pikiran pertama malaikat, tapi manusia adalah kalam pertama Tuhan. Bila manusia tidak menyadari bahwa mereka belum mengenal dirinya sendiri, bagaimana bisa manusia senantiasa menyebut nama Tuhan. Menurut Gibran, wanita menjadi simbol masa depan dan generasi mendepan. Sementara lakilaki adalah simbol masa lalu dan generasi terdalulu. Gibran menyayangkan manusia, mereka senang menipu dengan memanfaatkan kecerdasan mereka. Di sini penulis teringat dengan pesan orang tua penulis: Sekolahlah engkau agar engkau tak menipu orang. Mengajilah agar tak sampai menipu orang. Artinya kecerdasan akal takkan mampu membantu eksistensi manusia. Akal juga memiliki peran penting. Mungkin orang yang menilai sesuatu dengan akalnya berbeda dengan orang yang hanya menggunakan perasaan sebagai bahan pertimbangan takkan pernah menemukan titik temu. Yang menghitung waktu dengan jam tangan berbeda dengan yang menghitung waktu dengan melihat pergerakan matahari. Memang benar, sepanjang sejarah manusia, golongan yang menilai sesuatu berdasarkan logika selalu berseberangan dengan orang yang puas dengan doktrin agama. "Ingatan adalah sebentuk pertemuan" kata Gibran. Penulis menduga Gibran sepakat dengan pemikiran Hamzah Fansuri dan Harun Yahya bahwa alam ini hanyalah persepsi akal manusia semata. Gambar yang muncul dalam ingatan dan gambar yang ditangkap akal pada waktu saat ini dan sekarang ini tidaklah memiliki perbedaan, keduanya hanyalah fantasi yang muncul dalam ingatan. "Kemanusiaan adalah sungai cahaya yang mengalir dari keabadian ke keabadian". 78

Kalau makna metafor yang penulis tangkap benar, maka disinipun membuktikan bahwa Gibran meyakini kekekelan dan mengalami tahap demi tahap dan proses demi proses yang harus ditempuh ruh manusia yang pada hakikatnya ruh itu tidak pernah mengalami penghancuran. "Jadikan dakau, O Tuhan,mangsa untuk si singa, sebelum Kau menjadikan kelinci mangsa untukku". Jalaluddin Rumi pernah berkata kalau seseorang sedang mengalami penderitaan luarbiasa yang telah lama dan berlarut-larut mengeluh karena doanya tidak kunjung dikabulkan Tuhan meski telah sangat sering menangis dalam doa. Maka Rumi mengumpamakan penderitaan ini seolah Tuhan berkata "Aku mampu mengabulkan permintaanmu, tapi ratap tangismu lebih aku sukai". Tuhan punya rencana untuk anda, maka bersabarlah menunggu tindakan Tuhan untuk anda. Bukankah penderitaan nasib itu persis seperti penyakit juga yang dapat menjadi wadah pengampunan dosa anda. Kalau anda dapat memilih antara penderitaan, maka pilihlah yang paling berat. Manusia yang disukai Gibran adalah mereka yang tidak bersembunyi dari topang-topengnya. maksud dari pernyataannya ini sangat mendalam bahkan hingga doktrinnya untuk tidak serta merta menilai seseorang dari apa yang dapat kita indrakan darinya saja. Sidiran-sindiran seperti ini sering dilemparkan Gibran kepada para pendeta yang mengumpulkan uang uang rakyat demi kepentingan pribadi. Nada-nada serupa sering di nyanyikan Nietzshe. "Makna manusia bukan pada apa yang dicapainya melainkan apa yang ingin dicapainya" Manusia tidaklah dinilai dari apa hasil yang diperoleh dari usahanya, yang dinilai Tuhan adalah usaha-usahanya dalam mencapai sebuah tujuan. Manusia merasa berkehendak bebas akan keputusan yang diambilnya, padahal itu adalah keputusan Tuhan yang telah ditentukan tanpa ada perubahan sedikitpun. "Pena telah Kering untuk mengubah ketentuan Allah" kata Nabi. Dengan ketidaktahuannya akan masa depan maka ini dapat memotifasi manusia untuk lebih giat dan banyak berusaha. Dengan giat dan banyak berusaha itu, dia akan semakin dekat dengan Tuhannya. "Aku tidak mengetahui kebenaran mutlak. Tetapi aku menyadari kebodohanku itu, dan di situlah letak kehormatan dan pahalaku" Gibran bersenandung kembali bersenandung mengenai penderitaan: Penderitaan adalah bayangan Tuhan yang hidup, bukan di dalam wilayah hati yang hidup, bukan di dalam wilayah hati yang jahat. Penderitaan, andai bisa berucap, akan terbukti lebih indah daripada sukacita kekidungan. Manusia yang belum pernah mengalami penderitaan takkan pernah mengalami kebahagiaan. 79

Gibran sejalan dengan Freud yang menyatakan bahwa bahasa merupakan media yang sangat hebat yang dapat digunakan untuk melakukan interaksi antra kesadaran seseorang dengan orang lainnya. Meskipun demikian Gibran tidak menyukai orang yang banyak berbual namun tidak memberi manfaat apapun. Pembual diumpamakannya kodok dan sapi yang kulitnya dapat dibikin sepatu dan dapat membajak sawah segagai sosok yang dapat memberi kontribusi nyata. Dia juga mengakui kepada orang-orang bahwa tidak perlu dianggap salut dan jangan pernah merasa cemburu terhadap pembual. Gibran berusaha menyadarkan manusia agar mampu menemukan pesan yang terkandung dalam setiap peristiwa dan benda alam. Dia mengajak kita untuk tidak hanya menerima begitu saja apa yang ditangkap masingmasing indranya, kita harus mampu menbaca pesan dari segala halnya. Segala sesuatu tidak berada dengan sendirinya, namun semuanya memberikan makna. Bukankah alam semesta diciptakan Tuhan sebagai fasilitas mengenalNya. "Untuk lebih dekat dengan Tuhan, lebih dekatlah kepada manusia". Sebuah Firman Tuhan menyatakan bahwa Dia berada pada perut anak yatim yang kelaparan. Barang siapa yang ingim menghadap Allah dengan muka tegak, maka dia harus mempererat hubungannya dengan manusia. Ada yang mengatakan bahwa mereka yang memutuskan hubungan silaturrahmi tidak akan diterima pengabdiannya oleh Tuhan. Tindakan pemutusan hubungan dengan manusia secara otomatis memutus hubungan dengan Tuhan. Hal ini benar-benar bertentangan dengan fitrah manusia, mengabaikan segala macam fasilitas dan kelebihan yang diberikan Tuhan pada manusia. "Tuhan telah menciptakan jiwa-jiwa kamu dengan sayap-sayap untuk terbang di langit Cinta dan Kebebasan yang yang luas. Alangkah sayangnya kalau kamu tebas sayapmu dengan tanganmu sendiri dan memaksa jiwamu merangkak-rangkak bagaikan kutu di atas tanah. Perlu diketahui bahwa pada hakikatnya manusia itu tinggi, di dalam hatinya tersimpan ruh suci yang datang dari Tuhan sendiri sebagai petunjuk bagi manusia untuk senantiasa menjaga kesuciannya dan menghidari padamnya cahaya Tuhan dalam dirinya. "Yang mati gemetaran di hadapan topan, tetapi yang hidup berjalan menikuti topan" Kutipan di atas menunjukkan bahwa Gibran termasuk pemikir yang menyeru manusia agar tidak ikut terbawa arus. Untuk dapat melakukan perubahan sosial, kita harus dapat menjadi kutup di mana segala sesuatu mengarah pada kita, bukan malah kita yang dibawa arus. 80

"Dalam pendidikan kehidupan, pikiran secara berangsur-angsur dan bertahap dari percobaan-percobaan ilmiah menuju teori-teori intelektual, menuju perasaan spiritual, dan kemudian sampai kepada Tuhan" Akal merupakan bekal, bekal kita di alam semesta yang sebenarya asing bagi kita. Alam yang asing ini sebenarnya adalah jendela memasuki ruang ma'rifatullah.

81

Manusia Menurut Friedrick Nietzshe Friedrick Nietzche lahir pada tanggal 15 Oktober 1844 di Saxony. Kakek dan ayahnya adalah pendeta (Strathern, 2001:5). Nietzshe merupakan kesempurnaan dari filsafat Barat. Seorang Nietzshe adalah pencapaian tertinggi dari grafik pemikiran Barat pasca renescience.Dimulai oleh Rene Descartes, berlanjut pada Immanuel Kant, lalu Hegel dan berakhir pada Nietzshe. Pasca Nietzshe, tidak ada lagi pemikiran filsafat yang lebih cemerlang. Pemikiran para filosof Barat abad XX, seperti Jean-Paul Sartre dan Albert Camus, hanyalah catatan kaki dari Nietzshe. 'Manusia dikutuk untuk bebas' yang merupakan inti filsafat Sartre adalah semangat yang ditelurkan oleh manusia unggul milik Nietzshe. Inti penting yang saya ambil dari sebuah puncak pencapaian filsafat modern, dimana Nietzshe sebagai simbolnya, adalah penolakan total terhadap konsep dan aplikasi Kristenisme. Nietzshe menyatakan tuhan telah mati dan banyak cercaannya yang lain terhadap agama, tidak lain adalah atas konsep Kristenisme. Karena telah menemukan kegagalan total dalam agama Kristen, Nietzshe mengajak manusia untuk benar-benar melepaskan diri dari cengkraman agama yang gagal tersebut. Sama seperti Kahlil Gibran, Nietzsche selalu memaki para pendeta yang mengumpul-ngumpulkan harta dari rakyat kecil jelata, dengan mengatasnamakan agama dan tuhan, dan memasukkannya ke dalam saku pribadi. Dengan harta rakyat mereka mencongkakkan diri dan mengganggap diri terhormat. "Itu kehormatan bagimu, kehormatan bagimu bahwa engkau mencari kebesaran, tetapi hal itu mengungkapkan keadaanmu. Engkau tidak besar." Nietzshe mengajak manusia untuk lari dari manusia tak bermoral yang dimaksud. Siapa yang mampu lari menjauh dari cengkraman manusia yang menganggap diri besar itu, dialah manusia-unggul. Manusia-unggul bukanlah yang mencita-citakan surga namun memilih hidup sengsara dan berpangku tangan. Menurut Nietzsce, "manusia-unggul adalah dia yang mampu melepaskan diri dari fantasi surgawi dan menciptakan makna baru bagi tubuh dan bumi". Manusia-manusia yang hidup di zaman Nietzsche adalah mereka yang telah tertipu oleh rahib dan pendeta yang sibuk mendakwahkan mimpimimpi surga pada jemaatnya hingga mereka terlena dengan mimpi-mimpi semu. Sementara itu, para pendeta sibuk mengumpulkan harta dari keringat jemaatnya. Menciptakan Manusia-unggul bukan berarti menciptakan manusia yang bersaing di muka bumi setelah meraih keunggulan-keunggulan lalu 82

tunduk dan larut dalam dunia melainkan mampu melakukan kehendak bebas di dunia. Kehandak adalah karya. "Selalu lakukan apa yang kalian kehendaki, tetapi terlebih dahulu jadikan dirimu orang yang bisa berkehendak". Bukankah fungsi utama kekhalifahan manusia di muka bumi adalah untuk berkarya. Berkarya sebagaimana Iqbal menyerukan "Engkau menciptakan batu, akulah yang mengubahnya menjadi perhiasan". Khalifah sebagai penerus tangan Tuhan. Manusia yang tidak mahu berkarya dan hanya duduk berpangkutangan, menurut Nietzsche adalah parasit, yaitu "yang mau hidup dari cinta, namun tidak mau memeberikan apapun dari cinta". Bukankah kita, para penganut agama, mengaku segala anugerah dalam kehidupan adalah berasal dari cinta dan kasih Tuhan. Manusia yang kuasa atas kehendak adalah mereka yang unggul. Manusia-unggul itu haruslah yang mampu membentuk heroisme (Strarhern, 2001:63). Namun, apakah yang membentuk heroisme? dianya "dengan simultan menghadapi kesedihan yang paling menyiksa dan harapan yang paling besar". "Apakah kamu mengira dibiarkan saja mengatakan dirimu telah beriman, padahal kamu belum diuji". Tanya Tuhan kita.Cobaan dan ujian adalah satu-satunya jalan menuju kedewasaan dan kebijaksanaan. Manusia yang bijaksana bukanlah dia yang selalu bernafsu membuat seseorang merasa malu. Dia yang bijaksana itu adalah dia yang mau "berbagi rasa malu yang harus ditanggung seseorang(ibid). Bukanlah ksatria sejati yang terus menghajar musuhnya setelah dia tersungkur tak berdaya. Kata Nabi: Mereka yang betul-betul berjiwa ksatria bukanlah yang jago bergulat, namun yang mampu menahan amarahnya. "Balaslah keburukan dengan kebaikan" kata Nabi lagi. "Siapa yang sanggup, dialah manusia sejati". Mengutip Iqbal. Manusia sejati yang dimaksud Iqbal pastilah manusia-unggul milik Nietzsche. Nietzsche memaksa manusia untuk melepaskan diri dari dogmadogma Kristiani. Menurutnya, segala sesuatu doktrin harus mampu tetap eksis bila dihadapkan dengan berbagai realitas termasuk harus mampu menjawab segala pertanyaan yang diajukan filsafat dan sains modern (Strathern, 2001:68). Karena menemukan semua konsep Kristen bertolak belakang dengan filsafat dan sains modern, maka Nietzsche mengajak ummat manusia lari dan menjauh dari doktrin dan ajaran kristen. Kematian Tuhan merupakan titik berangkat manusia untuk bebas berkreatifitas tanpa bayang-bayang ajaran yang bertentangan dengan logika itu. 83

Manusia menurut Nietzsche adalah sesuatu yang harus diatasi. Manusia harus mampu bersaing agar menjadi unggul dalam kehidupannya. Hanya yang memenangi persaingan dimaksudlah yang mampu berkarya. "Berlomba-lobalah dalam kebaikan", penggalan literatur suci Islam. "Menjadi manusia bukan tujuan hidup sejati, melainkan menjadi manusiaunggul"(Abidin, 2006:114). Manusia-manusia kebanyakan, menurut Nietzsche bukanlah manusia, mereka adalah mesin-mesin. Mesin-mesin yang menjadi bagian dari komponen alam semesta, mereka tidak memiliki kehendak, mereka hanyalah bagian dari buih yang diarahkan dan bergerak kemana kebudayaan, adatistiadat serta dogma-dogma mengalir. Manusia-unggul Nietzsche tidak ubahnya sepe'rti social chenge engineering dalam teori perubahan sosial. Seorang agen perubahan sosial bukanlah orang yang ikut mengekor kemana saja kebudayaan itu bergerak melainkan menjadi kutub tempat berpusatnya seluruh kebudayaan. Manusia unggul hanya mengamati sepintas kebiasaan yang selanjutnya menjadi kebudayaan dan berubah menjadi peradaban persis seperti "dia yang yang berada di puncak gunung tertinggi, hanya menertawakan semua trgedi". "Kesengsaraan bagi para pemikir bagai tanaman bagi tanah yang subur". Setiap pioneer adalah orang yang harus menerima resiko dari perjuangannya. "Tumbuh dalam kebijaksanan, barangkali diukur menurut menurunnya kepahitan". Tulis Nietzsche. "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan". Firman Allah. Nietzsche melanjutkan melalui mulut Zarathustra, berkaitan agen perubahan sosial dimaksud: Jadilah seperti angin ketika dia meluncur dari guanya di gunung: ia akan menari dengan iringan serulingnya sendiri, laut-laut akan bergetar dan meloncat-loncat di bawah jejak-jejak kakinya. "Manusia-unggul tidak patut berada ditengah keramaian khalayak". Artinya manusia-unggul tidak akan diakui di tengah khalayak. Bagi mereka khalayak, dimata Tuhan semua sama. Sebab itu menurut Nietzsche, tuhan harus mati. Agar lahir manusia unggul. Baginya agama menjadi tiran. satusatunya cara untuk membumbungkan potensi adalah melepaskan diri dari bayang-bayang agama beserta perangkat yang berkaitan dengannya. Fitrah manusia adalah ingin dirinya memiliki pengaruh, kata-katanya didengar, perintahnya dituruti dan tindakannya ditiru. Untuk menjadi seperti itu manusia harus berkompetisi. Dan yang mampu melakukannya adalah manusia unggul. Dalam itulah Nietzsche, melalui mulut Zarathustra, hanya mencinta dan berharap pada manusia-unggul saja. manusia-unggul adalah dia yang pemberani dan berhati teguh, bukan dia yang tidak sadar dan tidak tahu 84

akan bahaya dan rintangan, tapi dia yang menyadarinya namun mampu mengatasinya. "Kehidupan harus lebih keras lagi bagi kalian. Hanya demikianlah maka manusia tumbuh ke ketinggian di tempat petir bisa menyambar". Hanya kelembutan awan yang sekian lama mengumpul hingga mampu manciptakan petir. Penderitaan akan mengasahmu menjadi manusia paling bijaksana. Manusia unggul bukanlah dia yang berbangka akan rasnya, agamanya atau segala hal mengenai dirinya. Manusia-unggul adalah dia yang mampu berdiri tegak dengan kaki-kakinya sendiri. Jangan biarkan hal apapun mamaksa dan membujuk kalian, karena dia yang memaksa berhasrat agar kita melakukan sesuatu untuk dia dan dia yang membujuk ingin apa yang kamu perjuangkan untuk kepentingan pribadinya. Bila kamu melakukannya maka kamu adalah alat-alat atau mesin yang secara sukarela memenuhi kepentingan si parasit. Kalian bukan manusia-unggul. "Angkatlah hati-hati kalian, saudara-saudaraku, tinggi, lebih tinggi! Dan janganlah melupakan kaki-kaki kalian!" Rintangan di dunia ibaratkan rawa dan semak berduri. Bila kaki-kaki ringan maka melewatinya akan sangat mudah. Diperlukan doa dalam tiap langkah, namun jangn melupakan usaha dan perjuangan dalam meraihnya. Apa peduli kita akan hasil dari usaha. "...lebih baik terlihat dungu dengan kebahagiaan daripada terlihat dungu dengan kemalangan, lebih baik menari dengan canggung daripada berjalan pincang".

85

Manusia Menurut Muhamnmah Iqbal dalam "Javid Nama'’ Manusia bagaikan sepotong bambu yang tercerabut dari perdunya. Keterpisahan itu menjadikannya kesepian di tengah semesta tujuh warna ini. Dia tersesat ditengan samudra langit biru maha luas. Dalam kesepiannya dia menengadahkan tangannya dan berdoa. Ratapan tangisnya persis bagai lengkik seruling yang terdengan merdu pada pendengaran Tuhan. Manusia dalam keterbatasannya menyadari akan datangnya hari dimana sedu-sedan tak ada lagi, tak ada lagi derita. Dami harapan inilah, sekuat tenaga manusia berusaha tenang di alam terasing ini. Dengan segenap keterbatannya, manusia tau bahwa segalanya dipersiapkan untuknya. Dia diberi bekal intelek guna menilik segenap rahasia alam ini. Hanya dengan sinar dari Tuhan manusia dapat menempuh jalan hidup yang lurus. "Engkaulah rembulanku, terangi rumah gulitaku dan jenguklah gundahku untuk sejenak waktu" Untuk mengenal Tuhan kita harus mampu dekat dengaNya, untuk mendekatiNya, kita harus mengetahui keberadaaNya. Untuk mengetahui keberadaaNya kita harus dapat melihatNya. Tapi manusia tidak dapat melihatNya. Bukan Dia yang bersembunyi, tapi manusia sendiri yang terlalu sebuk dengan duniawi hingga tidak mampu menjangkau pemandangan Ilahi. Yang membuat bumi menjidi semakin berarti adalah karena dia menyimpan makhluk yang paling mengenal Tuhan. "Meski hanya sedikit berdoa dan banyak menumpahkan darah, namun dia tetap melaju salamanya" Iqbal bersenandung: "Keagungan itu akan menjadi milik manusia yang tercipta dari tanah, jauh melampaui para malaikat yang terbuat dari cahaya. Dan dengan cemerlang bintang takdirnya ia akan jadikan bumi sekemilau surga" Apakah nilai dari manusia itu? ialah karya. Manusia dengan segenap kekurangannya mampu merubah bumi dari sesuatu menjadi sesuatu yang lain. "Manusia adalah kata-kata yang diciptakan oleh Tuhan". Manusia adalah rahasia Tuhan. Yang membuat akal itu mati adalah karena berhenti berfikir. Manusia merasa kesepian kala pertama dihadirkan ke pentas bumi ini. Lamakelamaan dia menjadi betah hingga akhirnya enggan meninggalkan dunia ini. Manusia telah lupa bahwa kematian merupakan saat kembali ke rumah abadi. Manusia perlu sekeping iman dimana dengannya manusia mampu menantang segala tipu daya dan fitnah di dunia. Dengan iman manusia takkan lupa tugas, tujuan dan perannya di muka bumi. Sekeping iman merupakan sebutir perbendaharaan yang akan tumbuh menjulang, membumbung hingga angkasa dan menjadikan rindang jiwa dan badan walau kapan dan bagaimanapun keadaan. 86

"Bait yang tak diberkati hanyalah raungan kesedihan. Tatkala puisi bertujuan membentuk manusia. Puisi menerima warisan kenabian." Allah mencela para penyair yang tidak mampu memberi solusi atas persoalan yang mereka keluhkan. mengenai pakaian yang compang-camping, wajah dan perut yang tak terurus adalah tipikal khas para penyair sebab mereka terlalu dalam, terlalu peka pemikirannya terhadap persoala kemasyarakatan. Kepekaan para penyair hampir same dengan yang dirasakan para nabi sehingga menjadi semakin beratlah pikirannya dalam memikirkan solusi atas persoalan ummat. Dalam hal ini para nabi selangkah lebih beruntung sebab memperoleh solusi konkrit langsung dari Tuhan meski jalan yang ditempuh tidak pernah mudah. Betapa kasihannya para penyair, mereka hanya mampu meratapi penderitaan bangsanya tanpa pernah mempu memberi solusi atas persoalan tersebut. Berapa harga surga di mata Tuhan? Tidak lebih dari setetas air mata yang keluar dari mata orang-orang yang tulus dan ikhlas pada Tuhannya. Air mata orang yang bersabar atas segala cobaan dan penderitaan karena berharap perjumpaan dengan Tuhannya. Air mata seorang anak yatim yang perutnya kelaparan sebab sedari kemarin tidak menemukan apapun untuk dimakan. Surga tidaklah lebih berharga daripada air mata mereka. Hanya beberapa dari kita saja yang menyadari bahwa di setiap sudut kota dan setiap lorong jalan surga menganga membuka dirinya namun sangat sedikit yang berkenan memasukinya, memberi makan yatim kelaparan dan menolong yang membutuhkan pertolongan. Beberapa detik setelah keluar dari perut induknya, bayi seekor lembu dapat berlari dengan lincah tanpa kendala apapun. Demikian pula seekor anak ayam juga dapat berlari dengan lincah beberapa detik setelah keluar dari telur. Tapi hal itu tidak berlaku bagi manusia. Seorang bayi dapat dipastikan mati bila beberapa saat tidak ditangani setelah lahir. Untuk dapat berlari dengan mantap seorang manusia harus berusia setidaknya dua tahun. Kita dapat melakukan ternak ayam secara massal mulai dari telur hingga bertelur, tapi kita perlu mencurahkan perhatian ekstra dan melibatkan banyak orang hanya untuk membesarkan seorang bayi. Kenapa hal seperti ini berlaku pada manusia? Sapi bisa dibesarkan dengan susu dan rumput. Dan ayam bisa dibesarkan dengan aneka pakan ber merk. Untuk membesarkan manusia kita membutuhkan nutrisi utama berupa kasih sayang. Kasih sayang inilah yang membedakan antara manusia dengan hewan seluruhnya. Bila manusia tidak mampu memberi dan mengedepankan kasih sayang maka dia belum menemukan substansi dirinya. Bila seseorang tidak mampu mengedepankan kasih sayang dan cinta kasih, maka dapat dipastikan dia tidak pernah dibesarkan dengan kasih sayang. 87

Tanpa kasih sayang tidak ada gunanya ilmu pengetahuan, baik itu ilmu pengetahuan yang datang dari potongan surban bangsa Timur maupun sepotong pengetahuan yang datang dari sepenggal jas mewah orang Barat. Ilmu pengetahuan tidak membutuhkan apapun, ilmu pengetahuan tidak peduli Timur maupun Barat. Ilmu pengetahuan tidak peduli kaum arya yang gagah perkasa maupun negro yang buruk rupa. Ilmu pengetahuan akan hinggap di hati yang damai, jiwa yang tenang dan imajinasi yang membumbung amat tinggi. Apakah yang membuat manusia itu menjadi tinggi? Bahasa agama menyebutnya iman, bahasa syair menyebutnya cinta. Cinta itu makan roti kering namun mampu meruntuhkan benteng khaybar. Cinta itu mampu kalahkan pasukan musuh tanpa perang. Cinta adalah kesejukan di tengah kobaran api.

88

Manusia Menurut Muhammad Iqbal dalam "The Reconstruction of Religious Trough in Islam" Manusia dalam The Reconstruction of Religious Trough in Islam Manusia beserta alam berada dalam waktu. Manusia selaku bagian dari alam mendapatkan tugas khusus dari Allah guna melakukan pengendalian akan alam dengan tujuan utama yaitu menjadikannya sebagai wadah pengenalan akan Tuhan. Melakukan tugas ini nyatanya amat berat bagi manusia, namun karena karena semangatnya yang begitu kuat, manusia menyatakan mampi melakukan tugas tersebut (QS. Al-Ahzab: 72). Tapi Tuhan, karena besar apresiasiNya pada Tuhan, Dia memberi manusia aneka fasilitas lebih guna manusia dapat menjalankan amanah beser tersebut. Manusia harus terus mengasah inteleknya guna dapat terus meningkatkan pengenalannya dengan Tuhan. Yang membuat Adam-Hawa melanggar Tuhan dengan memakan buah terlarang adalah karena hasrat yang begitu tinggi memenuhi rasa penasaran mereka selaku manusia. Rasa penasaran itu adalah fasilitas untuk melakukan eksplorasi terhadap alam dengan tujuan mengenal Tuhan. Bila manusia mampu menggunakan Fisilitas ini dengan baik, maka dia akan mampu mempertahankan eksistensinya yang murni, namun bila gagal, maka jatuhlah derajatnya ke tingkat, yang menurut Al-Qur'an, lebih hina daripada binatang ternak. Disini saya ingin menganalogikakan kenapa Al-Qur'an memilih 'binatang ternak' sebagai, bukankah lebih banyak jenis binatang lain yang lebih, katakan, hina: Binatang ternak adalah jenis binatang pemakan tumbuhan. Ketika mereka memakan tumbuhan, maka mereka akan mengeluarkan kotoran, dan kotoran itu akan membantu pertumbuhan tumbuhan lainnya. Binatang ternak memberi lebih banyak daripada mengambil dari alam. Sementara manusia yang gagal memanfaatkan potensi penguasaan akan alam secara benar akan melakukan penghancuran terhadap alam. Misalkan pelaku penebangan hutan dalam skala besar akan memusnahkan jutaan jenis hewan karena kehilangan habitat dan menyebabkan bencana alam seperti banjir dan longsor beserta efek yang yang luarbiasa berbahaya bagi manusia akibat bencana tersebut. Disini kita semua dapat melakukan perbandingan antara manusia yang gagal mempertahankan keagungan dirinya dengan seekor binatang ternak. Bila secara kolektif manusia mampu mempertahankan keagungan dirinya, maka pastinya akan tercipta kebudayaan yang luarbiasa tangguh. Semangat kolektifitas dapat diambil inspirasinya dari shalat berjamaah. Meski kolektifitas mempunyai pengaruh yang sangat berarti, namun apasaja yang dilakukan masing-masing individu, konsekwansinya akan ditanggung masing-masing tanpa sedikitpun melibatkan individu lain. 89

Pertanggungjawaban akan perbuatan masing-masing individu dimungkinkan bila jiwa manusia tidak pernah mengalami kematian. Kematian akan mengakibatkan segala konsekwensi takkan berlaku. Sebab itu, Iqbal menolak pendapat kaum mutakallimi yang menyatakan jiwa itu tidak kekal (Iqbal, 1966:112). menanggung konsekwensi akan perbuatannya sangat memungkinkan bagi manusia sebab dia adalah makhluk istimewa pilihan Tuhan. Salah satu kelebihan dari manusia adalah kemampuannya untuk memerima berbagai (sebut saja) dimensi kesadaran. Misalkan Muhammad yang mampu 'memasuki' dimensi lain saat beliau menerima wahyu hingga sahabat disisinya tidak menyadari. Dalam hal ini penulis memang masih menaruh perhatian pada perbedaan antara pengalaman kenabian tersebut dengan gejala-gejala psikologis. Iqbal menyatakan bahwa perbedaan antara pengalaman kenabian dengan penyakit psikologis dapat dibedakan setelah pengalaman mistik tersebut berakhir dan bagaimana tindakan aksi dilakukan setelah masa penerimaan dimensi lain itu. Para sufi menemukan dirinya memisahkan jarak dengan realitas dunia setelah mengalami pengalaman tersebut. Nabi menemukan dirinya lebih peka terhadap realitas sosial setelah pengalaman itu. Disini penulis juga menemukan perbedaan antara pengalaman ruh saat sedang tidur dengan pengalaman mistik ini. Melalui penjadian diri sebagai aql, gagal memberi kesan ingatan hingga kita tidak mengingat apa yang kita alami saat sedang tidur. Ruh tidak disamakan dengan makhluk-makhluk-Nya, asal segala makhluk disebutkan dari proses khalq semertara ruh itu amr. Bila kita mau mendalami makna ini maka jelaslah bahwa sesuatu yang tidak datang dari penciptaan (khalq) maka tidak akan mengalami kematian (baca: kekal). Tapi argumen ini akan bertentangan dengan apa yang diuraikan dalam kitab Daqaikul Akbar. Mengenai hubungan antara ruh dengan jasad badaniyah, Iqbal menyatakan kedua hal ini tidak memiliki perbedaan yang segnifikan, persamaan antara keduanya adalah sama-sama berdasarkan sistem-sistem dan tindakan-tindakan (Iqbal, 1966:123). Roh akan dapat menguasai segala pengaruh dalam eksistensi di dunia kalau perjanjian primordial dengan Tuhan senantiasa menjadi prioritas. Ruh dengan segala sifatnya (aql, qalb dan nafs) akan senantiasa mengungguli segala macam musuhnya hingga dia mampu dalam keadaan suci saat menghadap pada Tuhannya. "Sesungguhnya dalam menafsirkan alam setjara begini itumemahami dan menguasai lingkungannja, dan dengan demikian memperoleh dan memperluas kemerdekaannja" (Iqbal, 1966: 126). Dalam hal ini, pemikiran Iqbal bersamaan dengan Nietzsche secara metaforis, mereka sama-sama menginginkan manusia berkompetisi di dunia 90

termasuk dengan sesama manusia. Untuk mengambil kekuatannya dalam berkompetisi dan melawan musihnya, manusia harus bersembahyang guna berefleksi akan janji primordial dan mengambil kekuatan melaluinya. Melalui sembahyang, kerja ruh sebagai akal akan mampu memenangi kompetisi ini. Memperoleh kekuatan melalui shalat adalah karena Tuhan telah ada dalam dirinya, hal ini hanya berlaku pada Nabi dan pejuang Islam, sementara sufi adalah orang-orang yang dirinya ada dalam Tuhan. Kahlil Gibran pernah berkata: Bila engkau mencinta maka kangan katakan aku dalam diri Tuhan, tapi katakan Tuhan ada dalam diriku. Ini menunjukkan bahwa Iqbal dengan Gibran sama-sama lebih mendukung manusia agar setelah mengalami pengalaman spiritual dia mampu menciptakan dunia sesuai amanah Tuhan. Iqbal menolak pemikiran Nietzsce mengenai konsep pengulangan waktu, menurutnya pengulangan waktu tidak memungkinkan kekekalan ruh ruh, bahkan malah menghancurleburkan ro itu. meskipun demikian, Iqbal mengaku, ruh manusia itu mempunyai permulaan. Iqbal menguatkan pandangannya mengenai kekekalan waktu dengan QS. Az-Zumar: 68). Kematian jasad merupakan satu tempat bagi ruh guna mempersiapkan diri menghadapi realitas nyata yang disebut Kiamat. Penulis sendiri berpendapat hari kiamat itu bukanlah bersifat kekal melainkan pengulangan-pengulangan teratur, mengingat kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia, baik di surga maupun di neraka. Iqbal lebih sepakan dengan semboyan Immanuel Kant yang menyerukan "aku menjadi" daripada "aku berfikir" milik Rene Descartes(ibid, 229). Bukankah "Al-Qur'an adalah kitab yang mengutamakan amal daripada gagasan" kalimat pembuka 'Pembangunan Kembali Pikiran Islam".

91

Janji Allah SWT memerintahkan kita memenuhi janji. Janji yang paling harus diutamakan adalah janji pada Allah SWT. Apabila janji pada Allah SWT bertentangan dengan janji pada makhluk, maka janji pada makhluk harus dibatalkan. Bila janji dengan makhluk dan janji pada Allah SWT tidak bertentangan, maka janji pada Allah SWT yang harus di utamakan dan ditunaikan. Manusia berjanji pada Allah SWT akan mengikuti nabi yang datang padanya, pada masanya dan berjani akan senantiasa patuh dan tidak akan ingkar padaNya. Inilah janji paling utama yang semua manusia mengikrarkannya saat berada di Alam Ruh.

92

Darah Allah SWT mengharamkan kita memakan babi, binatang berkuku tajam, bertaring, hidup di dua tempat (air dan darat) dan disembelih dengan cara ajaran Islam, namun tidak menyebut nama Allah SWT. Babi dan binatang berkuku tajam dan bertaring ketika mati tidak dapat darahnya benar-benar habis keluar meskipun hewan jenis itu dimatikan dengan memutus kedua rongga darah di lehernya seperti yang Islam pandukan. Darah dapat merusak kesehatan bila dikonsumsi. Memutuskan kedua pipa darah di leher adalah cara terbaik menghabiskan darah hewan. Lagi pula cara tersebut adalah cara paling ringan bagi hewan untuk mati. Allah SWT melarang memakan hewan yang mati diterkam binatang buas, terjatuh, tercekik, ditanduk dan dipukul karena cara mati demikian tidak akan menghabiskan darah dalam daging. Sebab itu pula Allah SWT mengharamkan memakan bagian tubuh hewan yang belum disembelih. Kalau sebelum matinya dapat diputuskan dua pipa darah di lehernya, maka dapatlah seluruh darah hewan itu dikeluarkan dari badannya. Hanya ikan dan belalang yang darahnya dapat bersih kalaupun tidak dengan disembelih. Sebab itu halal jadinya ikan dan belalang bangkainya di makan. Hewan yang hidup dua tempat umumnya dagingnya segera pucat meski baru saja mati dan matinya dengan cara apapun. Ini menunjukkan daging hewan tidak boleh dimakan tidak boleh dimakan bukan hanya karena mengandung darah di dagingnya, tapi kadar darah yang terserap habis dari badan ketika mati seperti amfibi juga tidak baik untuk dikonsumsi. Ada satu cara agar dapat daging hewan dikonsumsi meski bukan lewat cara memutuskan pipa darah di lehernya, yaitu menyebut nama AllahSWT saat melepaskan tembakan atau hewan buruan yang benar-benar terlatih. Hewan terlatih sama seperti senjata karena dapat diarahkan sesuai kehendak pemburu. Terutama hewan terlatih itu tidak boleh sedikitpun memakan daging yang dibunuhnya. Kemungkinan pembenaran cara seperti ini karena terlalu sulit hewan itu dapat ditangkap agar disembelih; karena hewan itu akan berzikir pula setelah takbir kita lafadzkan ketika senjata dan hewan piaraan dilepaskan, mengingat teori kuantum yang dijelaskan Fritjof Chapra dalam "The Turning Point" dan istilah 'Hado' milik Masaru Emoto dalam karyanya "The True Power of Water".

93

Bank "Syariah": Semua Babi terlihat seperti sedang Tersenyum Allah SWT membenarkan kita memakan segala yang diharamkanNya bila keadaan benar-benar terdesak. Dimakan sebatas untuk menghindari kematian karena lapar. QS. Al-Maidah: 3 yang kelihatan peletakan kalimatkalimatnya tidak berhubungan, menginspirasikan kondisi ekonomi kapitalisme modern. Neo-Liberalisme benar-benar menjadikan semua pekerja dan pegawai sebagai budak gaya baru. Semua pemilik modal, saham, dan mereka yang menumpuk uangnya di bank menunggu bunga dari hasil kerja para budak gaya baru lalu membayar pinjaman untuk modal usaha beserta bunganya, adalah majikannya. Kalimat pertengahan ayat tersebut memberitahukan bahwa sistem hasil perbankan konvensional sama seperti jenis-jenis hewan yang diharamkan seperti dirincikan pada kalimat pembukaan ayat. Jadi, Allah SWT mengingatkan kita bahwa agama Islam telah sempurna, artinya sistem ekonomi yang takkan pernah ketinggalan zaman sampai kiamat pun dimiliki Islam. "...Kami cukupkan nikmat-Ku" menyiratkan pesan bahwa ekonomi modern yang mengusung semboyan "Kebutuhan manusia tak terbatas" adalah semboya pembudakan pada konsumen. Allah SWT, pemilik manusia dan sejagad alam, mengingatkan kita untuk tidak mengikuti hawa nafsu. Prof. M. Quraish Shihab mengajak kita untuk pandai membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan itu pasti sangat terbatas. Keinginan itu notabenanya adalah hawa nafsu. Nabi Besar Saw. mengingatkan keinginan manusia takkan terbatas hingga mulutnya disumpal tanah, Artinya mati. Semboyan yang didengungkan Max Weber dengan pesan Nabi Besar Saw. sekilas terlihat sama. Namun pada hakikatnya berseberangan. Bila maksud Weber adalah memprofokasi kita untuk terusmenerus mengikuti hawa nafsu, Nabi Besar Saw. mengingatkan untuk melawannya. Konteks modern dihalalkannya memakan binatang yang haram atau babi sebatas menghindari kematian adalah dibenarkannya kita, bila sangat terdesak dan menghindari kematian karena kelaparan pula, adalah dapat menjadikan sistem perbankan konvensional sebatas jembatan menuju ekonomi yang halal lagi baik. Ingat, sebatas jembatan, bukan jalan, jembatan yang bila-benar-benar terdesak untuk mengindari mati karena kelaparan. Sistem perbankan kovensional, sangat memungkinkan orang yang tidak terlibat kedalamnya mati kelaparan. Karena itu, bila ingin memaknai kata 'jembatan' yang saya maksudkan, maka artinya adalah melewati jembatan itu untuk merobohkannya. Sebab di seberang sana, di kawasan ekonomi 'halal dan baik' sangat banyak kayu dan material yang halal dan baik untuk 94

membangun jembatan yang halal dan lebih baik . Agar semua manusia dapat di selamatkan ke kawasan halal lagi baik. Ingatlah anda yang menggunakan jembatan konvensional itu, yang sedang anda makan adalah bangkai babi yang busuk, jangan pula anda menikmatinya tujuan anda adalah: kawasan ekonomi 'halal dan baik', andah arus membangun jembatan halal dan lebih baik untuk menyelamatkan manusia. Camkan Allah SWT paling mengetahu setiap niat yang terlintas di pikiran anda. Allah sangat cepat perhitungannya. Bagaimana kalau "Bank Syariah"? Bank itu tetap memakai sistem konvensional, Artinya "Daging Babi Syariah". Bukankah pegawainya berjilbab, katanya "bagi hasil" bukan "bunga"? Babi kalau dipakaikan jilbab tetap saja babi dan bagi hasil "bunga" sama saja bagi-bagi daging babi. Tapi di "Bank Syariah" senyum pegawainya lebih lebar? Semua babi tidak punya bibir, jadi semuanya terlihat seperti sedang tersenyum.

95

Aduh Buyung, Inilah Demokrasi untuk Indonesia Kenapa Adnan Buyung Nasution menolak daerah-daerah di Indonesia membentuk Perda-perda yang berbau syariat Islam? (Gatra, 6 Mai 2006 h. 30) Buyung berpendapat demikian Karena dia melihat Islam yang ada sekarang adalah Islam berwajah Timur-tengah, Arab, Persia atau Turki yang memang tidak relevan untuk diterapkan di kawasan manapun di Indonesia. Sebab Itulah saya menawarkan Islam yang diterapkan di Indonesia adalah Islam yang benar-benar bersih dari pencampuran adat-budaya manapun. Lalu Islam yang telanjang itu disandingkan dengan adat-budaya masyarakat masing-masing di Indonesia. Kerena Islam sifatnya statis dan budaya sifatnya dinamis, maka adalah mutlak untuk terus dapat mengenal mana Islam yang telanjang, mana unsur-unsur kebudayaan masyarakat. Hal ini diperlukan untuk agar masyarakat tidak mengikut sertakan agama dalam perubahan kebudayaan yang mutlak harus terjadi. Buyung memberi alasan Islam tidak boleh jadi hukum agama menjadi hukum negara karena, katanya, agama itu sifatnya statis sementara hukum itu sifatnya dinamis sesuai kebutuhan masyarakat yang selalu berubah-ubah. Dia mengatakan bila Islam menjadi hukum negara maka semuanya harus dikultuskan dan hanya ulama yang berhak menentukan hukum. Dia khawatir ulama-alama itu tidak mampu memberikan solusi konkrit dan tepat atas persoalan-persoalan masyarakat yang kompleks dan selalu berubah-ubah. Alasan ini mengindikasikan Buyung tidak tahu betul tentang sifat hukum Islam. Dalam sebuah negara Islam, persoalan persoalan mutlak seperti aqidah; rukun Islam dan aturan-aturan dalam mu'amalah yang tidak boleh ditawar lagi seperti larangan riba, larangan memakan selain gaji bagi pegawai dan hukuman mati bagi pembunuh dengan sengaja (atau denda sesuai aturan bila keluarga korban menerima) memang harus diterapkan dengan syarat memiliki sistem yurisprudensi yang sehat. Namun pada tataran yang tidak diatur secara jelas dalam Islam boleh dirumuskan sebagai aturan dalam UU sebuah megara Islam. Dan pada tataran ini sajalah Ijtihad berlaku. Jadi dalam negara Islam, penerapan hukum terbagi dua, yaitu yang mutlak dan tidak mutlak. Lapisan pertama yang mutlak itu. Yang kedua adalah yang tidak mutlak. Jadi ijtihad dalam Islam itu bukan untuk senjata untuk melakukan intrik serta agitasi dalam hukum mutlak Islam. Ijtihad adalah usaha penetapan hukum bagi persoalan persoalan baru. Ijtihad bukan mencari-cari alasan untuk melegalkan perempuan keluar rumah tanpa disertai muhrim dan mencari-cari sebab untuk mengharamkan poligami. Ijtihad adalah usaha mencari jalan keluar terhadap persoalan-persoalan baru yang dihadapi masyarakat akibat dampak, yang mayoritas datangnya dari luar, 96

seperti globalisasi, neoliberalisme dan liberalisme, lalu ditetapkan sebagai aturan hukum. Misalnya pemerintah mengeluarkan UU mewajibkan setiap satu kecamatan memiliki minimal 5 pabrik, UU larangan memakai lebih dari satu jenis produk buatan luar negeri dan UU larangan menganggur, untuk mengantisipasi kekalahan negara dan keterpurukan warganya dalam perdagangan bebas. Lagi pula semakin taat kita pada hukum mutlak Islam, akan makin sedikit persoalan baru yang muncul. Kalau sedikit masalah baru yang muncul, semakin sedikit pula ijtihad diprlukan. Jadi memalsakan dinamisasi adalah memaksakan diri menual masalah-masalah. Buyung mengatakan aturan hukum suatu agama tertentu tidak boleh dijadikan hukum negara di mana dalam negara itu masyarakatnya plural dan tidak hanya penganut agama tertentu itu saja warganya. Maksud Buyung adalah dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi tidak boleh ada hak dan suaranya yang terabaikan. Ini lucu, bukankah setiap pemilihan, mulai dari kepala desa hingga presiden, lebih banyak suara yang terabaikan dari pada yang tertampung. Hampir semua pemilihan, yang pilihannya lebih dari tiga, selalu lebih banyak suara yang terabaikan daripada tertampung. Ketidakdemokratisan seperti ini kenapa tidak ada yang mempersoalkan? Semua manusia telah melakukan perjanjian dengan Allah SWT bahwa akan melakukan yang Dia perintahkan dan meninggalkan yang dilarang. Tidak berhukum selain hukum Allah adalah perintah mutlak.Tapi banyak setelah singgah di alam sementara ini, di perantauan ini, melupakan janjinya. Buyung termasuk didalamnya. Kalau saja Tuhan mau bernyanyi, untuk Adnan Buyung Nasution, Dia akan menyanyikan lagu seperti ini: Aduh Buyuuuung mengapa lupaaa padaku ahh selama engkau dirantau kutunggu-tunggu dirimu Karena janjinya berliku-liku, Tuhan mengakhiri lagunya: seeehingga aku jemuuu pada dirimuuu pada dirimuu Ya, kalau Tuhan jemu, obatnya cuma satu: Neraka. Aduh Buyung. Pada diskusi yang diselenggarakan oleh Majalah Trust pada 24 Desember 2010 di Hard Rock Cafe, EX Plaza, salah seorang pembicara, Nasir Djamil, Anggota Komisi II DPR-RI, megatakan "Persoalan bangsa ini sangat banyak sekali". "a" pertama pada kata "banyak" agak panjang sedikit. Kira-kira begini: ...Sangat baaaaanyak sekali. Kalimat itu membuat saya 97

kembali pada solusi persoalan bangsa yang terus-menerus terngiyangngiyang di dalam kepala saya. Begini: Sebuah negara besar, agar maju, harus menganut sistem yang sangat ketat seperti Komunisme di Cina dan Rusia atau sistem federasi seperti di AS dan Australia. Islam, sebagai agama mayoritas masyarakat Indonesia, juga dapat di setting menjadi aturan ketat. Komunisme? kasihan masyarakatnya, masih banyak orang Indonesia yang percaya pada Tuhan meskipun sangat banyak yang mengingkari Nya. Lagi pula, sistem ketat apapun, tidak terlalu baik diterapkan di Indonesia. Solusinya adalah sistem federasi. Sistem ini lebih moderat dan longgar. Pada masa kekuasaan Sukarno, kita boleh khawatir setiap negara bagian berpotensi membangkang pada Pemerintah Pusat. Namun dengan zaman yang sangat berubah seperti sekarang, kekhawatiran itu perlu dibuang jauh-jauh. Sistem komunikasi dan informasi yang tidak berbatas dapat difasilitasi dengan optimal. Sistem Federasi lebih demokratis sebab akan membuat warga setiap Negara Bagian dapat dengan leluasa mengembangkan kualitas diri; menjaga kearifan lokal; dapat dengan bijak mengelola wilayahnya masing-masing dan; dapat menetapkan aturan-aturan yang dapat melahirkan keinsafan dan kesadaran setiap warga negara di masing-masing Negara Bagian. Inilah demokrasi yang layak, inilah demokrasi yang ideal, inilah demokrasi untuk Indonesia.

98

Allah SWT dituduh Menggauli Maryam! Kenapa hampir semua bencana terjadi di akhir tahun? Akhir Desember, sangat akhir: Tsunami 2004 dan topan badai ini. Karena waktu-waktu ini telah ditakbirkan penghinaan kepada Allah SWT, penghinaan yang sangat besar. Penghinaan ini hampir-mampir saja membuat langit runtuh dan gunung berhamburan. Di seluruh pelosok bumi Allah SWT telah didengungkan Allah Maha Esa punya anak! Allah punya anak? Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Maha Suci Engkau ya Allah dari apa yang mereka fitnahkan. Ya Allah, kami menyerahkan urusan mereka padaMu meski kami tahu mereka sedang melubangi perahu, perahu yang kami dan mereka berlayar diatasnya, di mana kami pula dapat tenggelam. Allah SWT mereka tuduhkan telah menggauli Siti Maryam dan dari hasil hubungan itu Yesus lahir. Allah SWT menggauli makhluknya sendiri! Bayangkan betapa besar tuduhan itu. Padahan sebagian dari mereka tahu itu adalah dongeng semata. Dongeng yang dikumandangkan manusia bejat: Paul dari keturunan bangsa tukang hasut: Bani Israill. Celaka pula kaum Muslim yang mengucapkan selamat pada pengkhianatan itu, seolah-olah mereka bagian darinya. Janganlah Muslim lakukan itu. Mari tidak kita ulangi kembali, kalau tidak anda juga setuju: Allah bernafsu pada hambanya, mengeluarkan zakarnya dan menggauli Maryam.

99

Pribumisasi dan Sekularisasi: Islam Mulai Dari Kamar Mandi hingga Politik Laur Negeri Kaum muda pemikir Islam kabanyakan terlalu berlebihan dalam merespon konsep pembaharuan Islam sehingga banyak diantaranya keluar dari jalur Islam (Al-Qur'an dan Hadits). Diantaranya adalah konsep Pribumisasi Islam yang digagas Abdurrahman Wahid dan Sekularisasi Islam yang diperkenalkan Nurchalish Madjid. Pribumisasi Islam bermaksud merumuskan Islam Nusantara yang bebas dari pengaruh budaya asal Islam lahir (Arab). Sementara Sekularisasi Islam bertujuan menemukan mana produk kebudayaan lokal dan mana konsep Islam murni (Al-Qur'an dan Hadits) dengan tujuan agar masyarakat mampu memahami perbedaan antara keduanya dan tidak membawa serta Konsep Islam (Al-Qur'an dan Hadits) dalam pergerakan kebudayaan. Kalangan pendukung Pribumisasi Islam mengharapkan Islam Nusantra dapat menjadi bagian tersendiri yang unik dan berbeda dengan Islam di kawasan dunia Islam lain seperti Turki, Arab, Persia, Afrika dan Anak Benua. Untuk mewujidkan hal ini mereka mencoba meghapuskan seluruh unsur budaya Arab, yang merupakan asal lahirnya Islam, dan memformulasikannya dengan unsur kebudayaan lokal-Nusantara. Mereka mengatakan bahwa Islam Nusantara adalah hasil kerja kreatif para penyebar Islam yang mampu mendialogkan Islam dengan budaya-budaya lokal. Dialog yang dilakukan Islam untuk menghapus seluruh unsur kebudayaan yang bertentangan dengan Islam dan mempertahankan yang tidak bertentangan dengannya. Islam datang menawarkan semua solusi atas segala persoalan kemanusiaan. Islam itu punya konsep yang lengkap dan menyeluruh. Jadi kalaupun seluruh panduan dan praktik pra-Islam ditinggalkan masyarakat, maka mereka tidak akan menderita kerugian apapun. Proses penggantian pola dan konsep kehidupan inilah yang dapat disebut sebagai dialog Islam-budaya lokal. Dialog yang dilakukan Islam adalah dialog yang belum usai sehingga Islam belum mampu mengahapus seluruh paraktik kebudayaan yang bertentangan dengan Al-Qur'an dan Hadits. Nah, proses yang belum selesai inilah yang dibangga-banggakan sebagai Islam Nusantara yang,katanya, unik. Hanya budaya masyarakat yang tidak bertentangan dengan Islam sajalah yang masih layak dipertahankan. Dan budaya inilah yang dapat menjadi pembeda antara Islam suatu kawasan dengan kawasan lain. Budaya yang dipertahankan ini adalah solusi-solusi bagi persoalan-persoalan masyarakat yang bersifat dinamis serta tidak memiliki putusan atau panduan dalam Konsep Murni Islam (Al-Qur'an dan Hadits). 100

Karena bersifat dinamis, maka kebudayaan yang dipertahankan ini pasti akan mengalami perubahan dan pastinya persoalan-persoalan baru masyarakat selalu muncul. Dalam menyelesikan persoalan kemanusiaan inilah Ijtihad dibutuhkan. Ijtihad bermaksud merumuskan persoalanpersoalan baharu itu untuk dapat diselesaikan menurut kadidah-kaidah yang tersirat dalam Al-Qur'an dan Hadits, mencari mana yang paling sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadits. Metodenya harus dengan melibatkan keahlian pakatpakar ilmu segala bidang masing-masing agar memperoleh informasi yang tepat dari persoalan yang dihadapi agar para pakar Ushul Fiqh dapat menetapkan solusi-solusi dalam bentuk UU. Semakin baik ajaran Al-Qur'an dan Hadits diterapkan maka semakin sedikit pula persoalan-persoalan baru muncul. Tidak banyaknya persoalanpersoalan yang baru maka tidak banyak pula yang perlu di-ijtihad-kan. Untuk terus dapat membedakan mana kebudayaan yang diterima dan dinamis itu, mana Islam Murni (Al-Qur'an dan Hadits) dibutuhkan sekularisari. Sekularisasi artinya pemisahan antara kebudayaan dengan agama. Tujuannya agar Islam Murni tidak dibawa serta dalam dinamisasi kebudayaan. Jadi tidak ada yang namanya Ijtihad pada aturan-aturan yang telah benar-benar jalas tertera dalam Al-Qur'an dan Hadits. Kawan-kawan, saya pahami bahwa jalan itu tidak mudah bagi kita. Saya sadari bahwa Hukum Islam tidak boleh diterapkan pada sembarang masyarakat. Hukum Islam hanya bisa diberlakukan pada negara yang benarbenar menerapkan Islam sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. Penulis menemukan kekacauan yang luar biasa bila Islam diterapkan di suatu kawasan yang segala perangkatnya tidak mendukung. Bila sistem ekonominya kapitalis maka sistem mujarabah, zakat, infaq dan shadaqah sama sekali tidak akan mampu menyelesaikan krisis ekonomi masyarakat. Bila yurisprudensi kotor maka jinayah hanya akan menjadi momok. Kalau pendidikannya masih menganut sistem materialisme, maka Islam benar-benar akan dibenci masyarakatnya. Bayangkan, seseorang akan mengatakan seperti ini saat menyaksikan hukum rajam dilaksanakan: "Produk hukum bajingan dari mana itu, mengeksekusi sepasang manusia yang bercinta atas dasar suka-sama suka sekejam ini." Wajar saja dia mengatakan demikian karena dia tidak pernah mengetahui Islam dengan benar sebab selalu disibukkan dengan waktu belajar yang padat, PR menumpuk, sekolah dari pagi hingga sore, di mana kalaupun ada hanya 2x45 menit seminggu belajar Islam sebatas sebagai "pengetahuan". Untuk dapat Islam diterapkan sebagai hukum negara, seluruh anakanak muslim sejak usia dini harus diajarkan Islam dengan baik, benar dan menyeluruh dan dibiasakan menjalankan seluruh amalan-amalan dalam 101

Islam, dipaksakan bila perlu. Karena pengamalan perintah Islam hanya bisa terjadi dengan dua hal penting yaitu biasa dan paham. sebab itulah Madrasah dan PTAI hanya mampu memproduksi muslim yang hanya sebatas mengetahui Islam tanpa mengamalkan ajarannya. Kalau sekedar urusan mengetahui Islam Snouck Hurgrenje, Annemarie Schimmel dan John L. Esposito mungkin lebih baik daripada Hasyim Asy'ari, Muslem Ibrahim dan Muhammad Arifin Ilham. "Islam adalah kitab yang mengutamakan amal dari pada gagasan" sesuai kata Muhammad Iqbal (1966). Maka untuk itu, cara yang sangat baik adalah mengasramakan (boarding school) anak-anak muslim sejak usia dini. Hal ini memungkinkan proses pembiasaan dan pemberian pemahaman yang baik tentang Islam. Selain itu, sistem demikian dapat menghindarkan anak-anak dari akses maksiat yang berbanjiran di tengahtengah masyarakat. Disamping itu, UU yang menghambat segala produk dan akses maksiat harus dibuat dan diawasi dengan benar-benar tegas. Bila tidak, konsep pendidikan Islam di atas akan sia-sia sama sekali. Sebab, tindakantindakan adalah gerak spontan tanpa melibatkan pemahaman dan kebiasaan apapun. Kumpulan-kumpulan tindakan itu disebut karakter. Pembentukan karakter yang telah susah payah dilaksanakan akan sia-sia sama sekali bila UU demikian tidak ada. Selanjutnya non-muslim juga perlu diberikan pemahaman yang benar tentang islam sebagai hukum negara. Sebab, Islam sebagai hukum negara malah akan lebih membuat mereka nyaman dan sejahtera. Penulis pahami idealitas harus diterapkan pada sebuah realitas. Mungkin nilah yang membuat Abdurrahman Wahid tidak mau menjadikan Islam sebagai Dasar Negara. Masyarakat Indonesia belum siap. Namun hendaknya Wahid merintis jalan untuk itu: Menciptakan UU yang menutup segala akses maksiat dan pendidikan model tersebut di atas. Realisasi idealitas hendaknya tidak menciptakan pembodohan pada masyarakat. Misalnya yang dilakukan kalangan intelektual sekarang dengan menafsirkan makna jihad yang bena-benar keluar jalur. Pemurnian Islam hendaknya tidak semata-mata menempuh jalur dearabisasi. Karena Islam yang masuk ke Indonesia tidak sepenuhnya Islam yang mengandung unsurunsur kebudayaan Arab pada masa itu namun juga ada Persia dan Turki. Dearabisasi ini secara perlahan akan menjadi Arab phobia. Ini akan dapat merusak ukhwah Islamiyah. Islam tidak menghendaki fanatisme yang dibungkus nasionalisme. Menggagas Islam Nusantara jangan sampai membuat kita menjadi manusia yang chauvanistik. Lebih parah lagi Ulil Absar-Abdallah dalam artikelnya "Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam" dia bahkan menyatakan Jilbab, 102

potong tangan, qisash dan rajam merupakan produksi kebudayaan Arab, bukan Islam. Padahal dalam Al-Qur'an tertera jelas perintah ini. Ulil Juga menegaskan agama adalah urusan pribadi. Padahal Al-Qur'an dan Hadits jelas-jelas mengatur tentang perintah da'wah dan menegakkan Hukum Allah SWT. Ulul juga mengatakan tidak perlu merujuk pada islam terkait urusan jual-beli, politik dan pernikahan. Ini jelas-jelas bukan anti Arab tetapi anti Islam. Padahal Al-Qur'an dan Hadits memiliki panduan yang lengkap tentang segala urusan manusia dan masyarakat, mulai dari kamar mandi hingga politik luar negeri. Saya menemukan banyak pemikiran Abdurrahman Wahid dan Nurchalish Madjid memberi banyak faedah. Namun atas wacana-wacana Ulil Absar-Abdallah yang banyak saya dapatkan adalah staemen-statemen yang frontal dengan Al-Qur'an dan Hadits. Wallau'alam.

103

Dajjal Awal mula tinggal di Banda Aceh, saya membeli dua buah buku. Yang satu “Sejarah Kebudayaan Islam” karangan Badri Yatim. Satunya lagi saya lupa nama pengarangnya, judulnya juga lupa karena terlalu panjang. Buku kedua itu berbicara tentang umur ummat Islam, kemunculan dajjal dan turunnya Imam Mahdi. Yang paling menarik bagi saya adalah tentang dallal. Kesimpulan tentang dajjal sertelah membaca buku itu ada dua: Pertama bingung dan kedua semakin penasaran. Karena penasaran dan tidak mau dibuat bingung oleh sebuah buku, saya “mengunyah” banyak buku yang berbicara tentang dajjal. Mendapatkannya mulai dari membeli, pinjam milik kawan hingga pinjam ke beberapa perpustakaan. Bertahun-tahun membaca tema-tema mengenai dajjal tidak mampu menghilangkan bingung saya tentang dajjal. Terdapat beberapa hadits mengenai dajjal, diantaranya: (1) matanya satu; (2) ketika dia menginjak samudra paling dalam, maka yang tenggelam hanya hingga mata kakinya; (3) muncul dari segi tiga bermuda; (4) di dahinya terpampang jelas tiga huruf dalam bahasa Arab: “ka, “fa” dan “ra”; (5) memasuki setiap rumah bangsa Arab; (6) bila memilih surganya, berarti memasuki neraka dan bila memilih nerakanya, akan masuk surga. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, saya berkesimpulan dajjal adalah TV, internet dan HP . Begini penjelasannya: (1) matanya satu: Layar adalah mata. Tidak ada satu TV yang punya layar lebih dari satu. Ada TV yang punya layar dua, tapi TV-nya harus dua. HP jenis apapun yang punya layar lebih daripada satu, layarnya tidak bisa difungsikan lebih dari satu sekaligus. Jadi matanya tetap satu. Internet diakses melalui komputer maupun laptop yang layarnya hanya satu. Diakses melalui HP, kembali ke hukum HP sebagaimana yang baru saya sebutkan: Kalaupun layarnya lebih dari satu, tidak dapat difungsikan sekaligus. Jadi TV, Internet dan HP, sebagai dajjal dan matanya satu! (2) ketika dia menginjak samudera paling dalam, maka yang tenggelam hanya hingga mata kakinya: Program TV, Internet dan HP semuanya membutuhkan satelit untuk dapat dioperasikan. Coba ukur jarak antara satelit dengan bumi. Bayangkan ada seorang manusia raksasa yang bila mnginjakkan kakinya di samudera yang paling dalam namun yang tenggelam hanya mata kakinya. Maka ukurlah tingginya. Tinggi manusia raksasa itu pasti seukuran denga jarak satelit-satelit pemancar siaran, jaringan dan sinyal yang ditempatkan di ruang angkasa. (3) muncul dari segi tiga bermuda: 104

satelit-satelit agar dapat memancarkan siaran, jaringan dan sinyal mau tidak mau berkaitan dengan grafitasi bumi. Kalaupun siaran, jaringan dan sinyal tidak terlalu berpengaruh terhadap grafitasi, maka mengambangnya satelit di ruang angkasa mutlak bergantung pada gaya grafitsi bumi. Di kawasan Bermuda, Amerika Utara terdapat sebuah tempat di mana di sana setiap kapal yang melintasinya selalu hilang secara misterius. Pesawat-pesawat yang melintasi kawasan tersebut juga ikut raib. Konon, Militer AS mencoba melintaskan pesawat tempur F-16 dengan kecepatan maksimal: juga ikut hilang. Menanggapi fenomena tersebut orang-orang, termasuk saintis yang sangat rasional itu, mengaku di sana adalah kerajaan jin. Jadi hilangnya benda-benda di sana karena ditelan para jin penghuni sarangnya itu. Saya kira penyebab hilangnya benda-benda di sana karena tertarik oleh gaya magnet yang sangat kuat. Di sana merupakan pusat gravitasi bumi. Salah seorang dosen saya mengatakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan satelit ke bumi tidak berhubungan dengan grafitasi bumi. Saya tidak sepakat dengan pernyataannya tersebut. Setiap energi pastinya adalah benda. Setiap benda pasti tunduk pada hukum grafitasi. Selular dan kuantum untuk saat ini bisa saja tidak diakui sebagai benda, namun suatu saat kalau ilmuan mampu menciptakan mikroskop yang lebih canggih dari yang paling canggih yang ada sekarang, mereka akan mampu mendeteksi selular maupun kuantum sebagai benda,. Bukankah sebelum atom terdeteksi, ilmuan duluhanya menganggap atom sebagai energi saja. Jadi siaran, jaringan dan sinyal harus patuh pada hukum gravitasi. Sehingga siaran, jaringan dan sinyal yang dipancarkan ke bumi berhubungan dengan gaya gravitasi yang dimiliki bumi. Pusat grafitasi bumi adalah di Bermuda. Tidak harus siaran, jaringan dan sinyal terpancar terlebih-dahulu ke Bermuda lalu disebarkan ke seantero bumi. Yang menjadi pokok persoalannya adalah sumber grafitasinya. Dan dajjal TV, Internet dan HP munculnya dari segitiga Bermuda. (4) di dahinya terpampang jelas tiga huruf dalam bahasa Arab: “ka, “fa” dan “ra”: Bila seorang anak kelas tiga SD belum pandai membaca, maka orang akan mengatakan dia: BODOH. Namun bila ada anak kelas tiga SMP yang belum pandai membaca, maka semua orang akan mengatakanananya: BOODOOH/B.O.D.O.H. Karena amat sangat besar dan nyata kekafiran yang dibawa dajjal, maka Nabi Besar Saw. Mengatakan kekafiran itu penuh penegasan: K.A.F.I.R. Atau dalam bahasa Arab: ka.fa.ra. Dahi adalah representasi dari bagian tubuh yang amat sangat jelas terlihat. Bila menoleh ke arah seseorang, maka bagian tubuh dahi adalah yang paling dominan diperhatikan. 105

Bayangkan saja adegan yang suami istri yang sah saja tidak boleh terlalu vulgar melakukannya, di dajjal TV, Internet dan HP dipertontonkan dengan sangat detil dan jelas. Subutan apa lagi yang lebih cocok selain menegaskan kekafirannya dengan penegasan yang amat sangat: K.A.F.I.R. Atau dalam bahasa Arab: ka.fa.ra. (5) memasuki setiap rumah bangsa Arab: Rasulullah Saw. Tidak mengatakan “Dajjal akan memasuki setiap rumah kaum muslim”, namun Beliau menyatakan “Dajjal akan memasuki setiap rumah bangsa Arab”. Sepedih apapun penderitaan yang dialami warga Palestina, setidaknya masih banyak warganya yang mampu menjangkau TV, Internet dan HP. Bila dilihat bangsa Arab secara kesuluruhan, maka beberapa ribu warga Palestina yanag tidak mampu menjangkau dajjal TV, Internet dan HP akan larut ke dalam kemewahan bangsa Arab secara keseluruhan. Lihatlah warga Arab Saudi, Qatar, UEA dan negara-negara Arab lainnya hidup bergelimpangan kemewahan karena hasil minyak buminya yang melimpah dengan pemerintahnya yang pro-rakyat. Namun bangsa Muslim lainnya seperti Afrika dan Rohingya, jangankan untuk memiliki akses TV, Internet dan HP, memiliki rumah untuk tempat tinggal saja silit. Jadi sangat wajar Nabi Besar berkata “Dajjal akan memasuki setiap rumah bangsa Arab.” bukan “Dajjal akan memasuki setiap rumah kaum muslim.” (6) bila memilih surganya, berarti memasuki neraka dan bila memilih nerakanya, akan masuk surga: Kalau kita menonton film si biru, membuka situs-situs cabul atau menelfon lawan jenis yang tidak halal mengajak janjian di pojok taman yang gelap dan sunyi: Ini akan terasa nikmat bagai surga. Namun ternyata kita sedang menyalakan korek api untuk menghidupkan api neraka bagi diri sendiri. Sebaliknya bila kita menonton film tentang perjuangan Islam, membaca ebook tentang sejarah Hidup Baginda Nabi Saw. atau menelfon sahabat seperjuangan lalu diajak bergabung sebagai juru masak dalam sebuah pelaksanaan pelatihan pembekalan iman, akan terasa berat laksana di bakar di atas tungku api neraka. Namun sebenarnya kita sedang mengantri untuk membeli tiket menuju surga. *** Nabi Saw. Menyuruh kita untuk tidak lari dari dajjal bila bertemu dengannya. Artinya TV, Internet dan HP bukan untuk dihindari, namun untuk dimanfaatkan ke arah yang positif. Uniknya setiap jenis dan akses TV, Internet dan HP punya layanan program yang berimbangan antara kapasitas kebaikan dan keburukannya. Misalnya, bila TV tanpa bayar hanya mampu mempertontonkan adegan 106

setengah panas, maka dia hanya menyajikan dakwah-dakwah yang seadanya. Kalau TV berbayar punya tayangan sepanas Tarzan X maka kita dapat mengakses program program luar bisasa bermanfaat seperti kondisi ummat Islam secara detail di seantero bumi, program Discovery Channeldan National Geographic yang luar biasa bermanfaat, mu‟allaf yang membanjir berikut liputan kisah pencarian jatidiri mereka serta programprogram tentang lain yang dapat menambah pengetahuan kita akan keagungan Allah SWT. Kalau jenis HP yang satu hanya bisa dipakai untuk menelfon dan SMS mengajak kencan atau ajakan rapat membahas mengenai penggalangan dana korban bencana alam, maka jenis HP yang lain bisa dipakai untuk membuang waktu sia-sia dengan bermain game atau untuk mengaji dan mengkaji Al-Qur‟an Digital. Saya melihat, setiap Nabi Besar Saw. merincikan ciri-ciri tentang sesuatu, utamanya dajjal, maka beliau bermaksud menguraikan ciri-cirinya secara sifat. Namun sayang, banyak yang menafsirkannya ke bentuk fisik. “Kalau maksud penciriannya ke makna bentu, bukan sifat, maka, Islam hanya bisa berlaku pada masa Nabi (Saw.) saja” kata seorang teman. Tidak pula tertutup kemungkinan akan ada manusia raksasa yang amat sangat besar, matanya satu dan di dahinya bertuliskan „ka‟, „fa‟, “ra”. Namun satu hadits mustahil berbenturan dengan hadits yang lain. Misalnya, bagaimana bisa makhuk yang sangat besar, bahkan ketika menginjak samudera paling dalam saja bisa hanya mata kakinya yang tenggelam (lihat poin 2) dapat masuk ke dalam rumah (lihat poin 5). Saya juga perlu memberitahu bahwa tidak ada satupun di antara hadits-hadits tentang dajjal yang telah saya uraikan di atas berasal dari riwayat imam Bukhari dan Imam Muslim. Wallahu’alam.

107

Komitmen Ke-pelajar-an Pelajar Islam Indonesia (PII) Seorang siswa SMP yang dalam pikirannya hanya ada masalah sekolah dan persoalan keluarga; dengan aktivitas sehari-hari yang hanya sekolah, lalu pulang sekolah membantu orang tua membersihkan rumah dam mempelototi buku-buku pada malam hari berubah sangat-sangat derastis hanya dalam waktu tujuh hari. Kalau sebelumnya siswa SMP itu pekerjaannya hanya berangkat ke sekolah dan belajar, kini dia ke sekolah tidak hanya untuk belajar, namun juga untuk mengorganisir teman-temannya supaya memiliki kesadaran kritis dalam belajar. Dia juga sering memberi saran pada guru-gurunya mengenai strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa-siswa meresa betah dan nyaman. Oleh Pelajar Islam Indonesia (PII), seorang siswa SMP yang dulunya hanya memikirkan perkara keluarga dan teman-teman, memikirkan kondisi ummat Islam dan masyarakat dunia. Kalau sebelumnya seorang siswa kerjanya hanya mengerjakan PR dari sekolah yang lebih cocok disebut penindasan, kini mereka menjadi mitra pimpinan-pimpinan lembaga pemerintahan bahkan hingga kepala pemerintahan daerah guna menyampaikan segala macam persoalan ummat serta mengawasi kinerja mereka. Realitas ini hanya bisa ditemukan pada siswa, yang bahkan baru, setingkat SMP yang telah tersentuh oleh training PII. Inilah komitmen PII dalam membangunkan raksasa tidur dalam diri seorang anak, yang oleh masyarakat umum menganggap mereka sebagai kacung dan oleh PII menjadikan mereka agan, agen perubahan sosial. PII memberi pelajar sebuah pandangan dunia yang luas; PII memberi sebuah prinsip idelitas yang jelas. PII menanamkan prinsip dan Iman Islam pada pelajaran, membekali mereka mental yang tangguh serta memberi dorongan kuat pada pelajar untuk senantiasa mengembangkan intelektualitas. Karakter kader PII yang seperti ini sering sekali mengancam eksistemsi mereka di lembaga pendidikannya sebab banyak guru-guru yang tidak senang akan protes dan kritik kader PII. Guru-guru yang maunya tidak ribet dan tidak mau susah-susah dalam melakukan pekerjaannya sering mengajar sebatas mengejar target kurikulum dan silabus lalu setiap bulan mengambil segepok uang yang disebut gajii; setiap seminar pendidikan berbondong-bondong para guru mengikutinya meski tidak mendengar satu katapun dari mulut pemareti seminar: yang penting pulang seminar dapat sertifikat. Sertifikat untuk penyataraan, lalu naik pangkat. Tujuan tertinggi adalah naik gaji. Itulah yang terlintas dalam otak hampir semua guru. Inilah pola pikir mayoritas guru. Jadi wajar seja mereka sering berbenturan 108

pemikiran dan sering terjadi pertikaian dengan kader PII, siswanya. Kalau, dan sering, pertikaian ini terjadi, dapat dipastikan selalu kader PII yang dirugikan: mendapat nilai anjlok karena dendam guru dan bahkan ada yang dipecat dari sekolah karena menyuarakan kirik pada gurunya yang samasekali tidak idealis itu! II.1.a Pelajar Sebagai Sasaran Bagi PII, pelajar adalah sebuah entitas sosial yang paling signifikan dalam membentuk sebuah peradaban ideal di masa depan. Organisasiorganisasi lain pesimis akan kemampuan pelajar sebagai sasaran kaderisasi dan rekrutmen karena menggap mereka belum mampu mengemban tugas rekayasa sosial. Namun PII yakin pelajar adalah sasaran terbaik dalam membangun sebuah peradaban yang ideal. PII adalah penentu masa depan bangsa di masa depan. Pembekalan akan nilai-nilai ideal ke dalam diri pelajar adalah modal yang sangat potensial guna perubahan yang diharapkan. Ketika organisasi-organisasi lain tak terlintas dalam pikirannya untuk melihat potensi pelajar—pelajar sebagai bagian dari massa masyarakat yang sangat besar jumlahnya—PII menjadikan pelajar sebagai satu-satunya sasaran utama rekrutmen. II.1.b Pelajar Sebagai Subjek Pandangan PII terhadap dunia pendidikan berseberangan dengan sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia. Bagi PII, pelajar tidak boleh menjadi sasaran pengajaran semata. Dalam sitem belajar-mengajar, pelajar harus lebih aktif daripada pengajarnya. Sistem seperti ini akan menjadikan pemikiran pelajar lebih aktif serta memiliki nalar kritis dalam merespon sesuatu. Mereka diarahkan untuk tidak menerima sesuatu secara mentah apa adanya. Bagi PII, pelajar harus kritis dan dinamis. Hal ini akan menimbulkan progresifitas dalam diri setiap pelajar. Pengajar tidak boleh menjadi sebagai majikan yang hanya menyuruh saja pada siswa atau bukan sebagai algojo yang kehadirannya membuat siswa tertekan sehingga mematuhi segala titahnya. Seorang pengajar harus menjadi sumber semangat dan motifator pada siswanya agar mereka belajar atas semangat sendiri, bukan karena desakan dan paksan dari pihak manapun. Dalam diri setiap pelajar harus ada kesadaran akan pentingnya belajar bagi masa depan pribadi dan bangsa. Karakter pelajar dalam pandangan PII adalah sebagai pelaku sejarah, bagian dari inti kebudayaan. Pelajar adalah kutub di mana merekalah yang menentukan arah bangsa serta visi kebudayaan. Mereka sama sekali bukan objek dari gelaja-gelala sosial yang tidak jelas Arahnya. II.1.c Makna Pendidikan Pendidikan dalam kacamata PII bukanlah pendidikan yang diatur secara ketat oleh negara dan masyarakat, memiliki limit waktu tertentu dan 109

sangat bergantung pada angka-angka. Pendidikan dalam pandangan PII adalah pendidikan versi Rasulullah Saw. Yaitu “Mulai dari ayunan hingga liang lahat”. Beda kader PII dengan pelajar kebanyakan adalah mereka tidak hanya belajar karena desakan pengajar, namun mereka belajar karena keinsyafan akan pentingnya ilmu dalam kehidupan. Kader PII, tidak seperti pelajar kebanyakan, tidak hanya mempelajari disiplin-disiplin tertentu sesuai dengan bidang yang dibebankan lembaga pendidikan tempat mereka belajar saja. Kader PII adalah mereka yang terus senantiasa berusaha menguasai segalai macan bidang ilmu; senang mengikuti forum-forum diskusi ilmuah serta; memiliki jiwa seni yang tinggi.

110

Komitmen Ke-islam-an Pelajar Islam Indonesia (PII) Pelajar Islam Indonesia (PII) ada karena Islam. PII hadir untuk mendakwahkan Islam kepada ummat. PII adalah organisasi yang mencitacitakan tegaknya Islam di muka bumi. PII tidak mengenal perbedaan mazhab dan aliran pemikiran dalam Islam. Bahkan PII lahir karena ingin menyelesaikan pertengkarang perbedaan pemikiran dalam internal Islam. Awalnya PII lahir untuk menjembatani perselisihan dan pertikaian antara pelajar sekolah dengan santri pondok pesantren. Santri pondok pesantren menuduh mereka yang sekolah adalah mereka yang kafir karena menuntut ilmu dari penjajah. Doktrin ini memang merasuk bagi santri sebab mereka sejak dini telah ditanamkan kebencian pada Belanda dan segala prilakuprilaku yang berkaitan dengan mereka. Padahal anak sekolah saat itu tidak lagi ada hubungannya dengan Belanda, namun karena sistem dan simbolnya masih sama, lahir klaim dari santri. Pelajar sekolah melihat mereka yang menuntut ilmu di pondok pesantren takkan mampu memberikan apaun bagi masa depan bangsa sebab mereka hanya mempelajari kitab-kitab yang sama sekali tidak mampu menjawab tantangan zaman. Nah, perselisihan inilah yang membuat para penggagas PII terinspirasi untuk melahirkan sebuah organisasi yang mampu menjembatani perbedaan pola pikir kedua kelompok ini serta dapat menyatukan mereka. Sebab, mereka berfikir, dengan usia kemerdekaan yang baru seumur jagung, akan menjadi ancaman besar bagi masa depan bangsa bila pelajar yang menjadi penentu arah bangsa di masa depan telah bertikai, membuat sekte dan berkubu. Lebih dari itu: saling membenci dan memaki serta selalu menghidupkan api dendam. PII lahir. Islam yang didakwahkan PII adalah Islam yang murni dari Al-Qur‟an dan Hadits yang terpercaya. PII tidak mengenal perbedaan mazhab, aliran, ras dan suku bangsa. PII mencita-citakan tegaknya Islam yang bebas dari pertengkaran mazhab dan perbedaan pemikiran keagamaan. PII mengajak kadernya untuk (i)mengimani Islam; (ii)mengilmui/mengkaji; (iii)mengamalkan serta (iv)mendakwahkannya. Iman Allah SWT memerintahkan kaum muslim untuk mengimani Islam dengan benar dan mendalam, tidak menyekutukan Allah dengan sebarang sesuatu apapun. Iman adalah hal pokok dan paling utama dalam ber-Islam. Islam tidak mengedepankan itelektualitas dan kearifan yang berasal dari barat dan timur. Islam mengutamakan iman yang dibuktikan dengan: “Kebajikan itu bukan menghadapkan wajah ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan adalah (kebajikan)orang yang beriman kepada Allah, hari akhir malaikat-malaikat,kitab-kitab dan nabi-nabi dan memberikan 111

harta yang dicintai kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, orang-orang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan masa-masa peperangan. Mereka itulah orangorang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. AlBaqarah: 177) “Takwa adalah melaksanakan sesuatu seakan-akan engkau melihat Allah. Dan bila tidak, maka ketahuilah bahwa Dia senantiasa melihatmu” kata Rasulullah Saw. Jadi iman adalah bekal agar kita tahan terhadap segala macan ujian dan penderitaan. Pada kesempatan yang lain Allah menegur orang-orang yang mengaku telah beriman padahal mereka belum diuji dengan segala macan penderitaan sebagaimana Allah telah menguji orangorang sebelum mereaka. Selain untuk tahan dari segala macam ujian. Iman juga sebagai dasar bagi kita untuk melaksanakan segala macam ibadah yang telah diperintahkan Allah SWT dan yang telah di anjurkan Rasululllah Saw. Ilmu Allah SWT tidak akan menerima ibadah apapun dari hambanya kalau ibadah yang dia lakuka itu tanpa didasari pengatahuan yang benar. Ibadah tanpa ilmu akan tertolak. Meskipun pengamalan sesuatu lebih penting dari pengetahuan akannya, Namun tanpa didasari pengetahuan, pengamalan itu akan sia-sia. Ilmu memiliki posisi yang sangat sakral dalam Islam. Islam mengumpamakan orang yang berilmu dengan yang tidak seperti orang yang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Orang yang pintar, kata Rasulullah Saw, adalah mereka yang senantiasa mengingat akan kematian orang yang cerdas adalah mereka yang selalu mempersiapkan bekal bagi kamatiannya. Allah SWT mewahyukan, bahwa hanya orang-orang yang berilmu saja yang selalu mengingat Allah baik sembari dia berdiri, duduk maupun berbaringnya. Mereka yang berilmu selalu merenungkan setiap kejadian alam semsta: baik itu pergantian siang dan malam; bahtera yang berlayar di autan maupun fenomena-fenomena alam yang lain. Amal Islam adalah agama yang mengutamakan pengamalan dari sekedar pengetahuan. Perbedaan orang yang beriman dengan yang kafir adalah pada cara mereka merespon musibah serta ada tidaknya mereka mengamalkan perintah-perintah Allah serta ajaran-anjuran nabinya. Pengamalan harus dilandasi dua perkara yaitu keilmanan atau benar-benar tulus niatnya untuk mendapat ridha Allah SWT dan memiliki bekal pengetahuan akan apa yang diamalkannya. II.2.d Dakwah 112

Pernyataan-pernyataan yang menyerukan AGAMA ADALAH URUSAN PRIBADI adalah pernyataan yang sesat dan menyesatkan. Hal ini benarbenar bertentangan dengan prinsip dan ajaran Islam. Islam memerintahkan kita untuk beramal serta mendakwahkan Islam. Karena bila Islam itu dijalankan oleh kita-kita saja sementara kita sendiri membiarkan orang-orang lain bergelimpanagan pengingkaran terhadap Islam, maka Allah SWT mengancam kita yang beramal ini pula akan turut merasakan azab dunia berupa bencana akibat ulah mereka yang ingkar. Islam mengilustrasikan pelaku maksiat seperti orang yang melubangi perahu. Bila kita tidak mencegah dan sedapatnya menghentikan perbuatannya maka semua akan turut tenggelam, semuanya turut meresakan azab dunia akibat pelaku maksiat. Islam sangat melarang orang yang menganjurkan orang lain untuk melakukan sesuatu yang baik atau melarang seseorang untuk meninggalkan sesuatu yang buruk sementara dia sendiri masih meninggalkan sesuatu yang baik itu dan masih melakukan sesuatu yang buruk itu. Sangat besar kemarahan Allah bagi orang yang melakukan dakwah seperti ini. Kata Ibnu Taymiyah dalam kitabnya Siyasah Syar’iyah: “Dakwah adalah upaya mencuri hati”. Jadi dakwa samasekali bukan pemaksaan kehendak kepada orang lain. Dakwah harus menempuh jalur persuasi yang baik sehingga apa yang kita dakwahkan itu dapat merasuk ke dalam hati dan sanubari sasaran dakwah.

113

Komitmen Ke-indonesia-an Pelajar Islam Indonesia (PII) Telah sangat banyak yang diberikan organisiasi Pelajar Islam Indonesia (PII) yang lahir 1947 ini pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam masa Revolusi Fisik, PII telah banyak menyumbangkan kadernya dalam menumpas pasukan sekutu. Demikian pula dalam usaha memberantas Komunisme di Indonesia, PII menjadi salahsatu garda depan. Meskipun PII dianggap illegal oleh pemerintah selama kurang lebih satu dasawarsa, sejak pertengahan 1980-an hingga 1990-an karena menolak UU Kepemudaan yang mewajibkan seluruh organisasi kepemudaan menjadikan Pancasila sebagai asas organisasi, PII tetap berkontribusi dalam kaderisasi guna menyiapkan pemimpin bangsa yang teguh dengan prinsip-prinsip Islam, kepedulian terhadap dinamika dan persoalan ummat serta intelektualitas tinggi. Berkat perjuangan yang tidak kenal lelah sejak awan kebangkitannya PII telah mampu menyumbangkan kader-kader terbaiknya di segala lini perpolitikan, kewirausahaan, militer, dunia pendidikan dan banyak bidang lainnya. Menyebarnya kader-kader PII ke hampir semua bidang diharapkan mereka mampu menjalankan tugas di bidang masing-masing guna mengusahakan Indonesia ke arah yang lebih baik. Sejak awal perekrutannya, PII senantiasa mendoktrinkan tiga komitmen pada kadernya yaitu komitmen kepelajaran, keislaman dan keindonesiaan. Indonesia sebagai negara besar secara geografis selain memiliki potensi sumber daya alam yang kaya juga memiliki potensi sumberdaya manusia yang cerdas ulet dan kompeten. Bila semua potensi yang dimiliki bangsa ini dikelola dengan baik, kita yakin bahwa Indonesia dengan cepat akan berubah menjadi negara maju, jauh meninggalkan negaranegara adidaya sekarang. Pengelolaan atas aset bangsa yang kaya haruslah diamanahkan pada sosok-sosok yang memiliki komitmen kebangsaan yang kuat serta memiliki prinsip dasar yang teguh. Terutama, mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Dan PII, mampu dan telah terbukti, menghasilkan segudang kader yang memenuhi indikator yang dimaksud. Persoalan yang dihadapi rakyat tidak mampu ditangani pemerintah secara seksama adalah kurangnya para pengelola pemerintahan memiliki kepekaan terhadap penderitaan yang dihadapi rakyat. Dalam mengatasi hal ini, PII sejak dini membiasakan kadernya bersentuhan langsung dengan rakyat. 114

Nasi ummat adalah makanan yang paling populer dalam konsumsi training-training PII. Tujuannya adalah agar sejak awal kader-kader tau bahwa mereka telah mengisi perut mereka yang lapar dari hasil keringat dan jerih payah ummat secara langsung. Nasi ummat lebih dari sekedar makaan penghilang lapar. Nasi ummat adalah sebuah majelis dimana pelajar yang kelak menjadi pemimpin ummat melihat dan mendengarkan langsung derita dan perderitaan ummat dan nasi itu adalah cinta di dalam bungkusan. Seorang pemimpin agar dapat benar-benar mengurusi rakyatnya haruslah dia memiliki kepekaan emosional terhadap persoalan ummat hingga sedetail mungkin. Selain itu dia juga harus mengetahui cara jitu mengatasi aneka problematika mereka. Mungkin hal inilah yang membuat pihak rektorat perguruan tinggi mengadakan KKN untuk mahasiswanya. Namun KKN orientasinya hanyalah nilai. Mahasiswa yang dilepaskan ketengah masyarakat itu tidak memiliki landasan prinsip yang teguh dan miskin visi. Sehingga KKN hanya menjadi bagian dari target akademik semata. PII sejak awal telah menanamkan prinsip-prinsip Islam yang teguh ke dalam dada setiap kadernya. Prinsip kesatuan antar ummat Islam itu seperti satu anggota tubuh: bila satu bagian terluka, seluruhnya merasakan sakitnya. PII juga memiliki visi yang jelas yaitu membentuk sebuah kebudayaan yang sejahtera dan damai. PKP merupakan ajang kader-kader PII melihat dan ikut merasakan langsung bagaimana pahit-getirnya penderitaan ummat. Kader PII yang ikut menyatu dengan ummat dalam ajang PKP memiliki kepakaan yang luarbiasa terhadap penderitaan ummat tergugah hatinya, tergerakkan badannya untuk bertindak mensolisikan aneka persoalan mereka. Bermodalkal intelegensia tinggi, kader PII tahu akar sebab penderitaan ummat. Dengan jiwa kepemimpinan yang ditanamkan, mereka dapat merebut posisi-posisi strategis di berbagai bidang sehingga dapat menghapuskan seluruh persoalan ummat dengan efektif dan efesien. Primordialisme adalah penyakit parah yang dapat mengancam kemajuan sebuah negara yang paling majemuk di dunia yaitu Indonesia. Pluralitas suku dan kebudayaan haruslah menjadi peluang kompetisi konstruktif bagi kemajuan bangsa. Bila kita tidak mampu menawarkan sebuah visi yang dapat mempengaruhi seluruh elemen bangsa, maka potensi pluralitas ini malah akan menjadi penyakit yang sangat luar biasa dan mengancam kesatuan dan menghambat kebangkitan Indonesia. PII melalui Falsafah Gerakan dan Khittah Perjuangannya mampu menjadikan pluralitas ini menjadi potensi positif dalam mencerdaskan dan menyatukan keragaman bangsa. PII tidak pernah membeda-bedakan asal daerah dan suku kadernya dalam berkompetisi di lingkunyannya. PII tidak pernah mendiskreditkan salah-satu daerah atau suku dan tidak pernah menempatkan suku dan daerah tertentu pada posisi yang khusus. Bahkan PII yang berasas Islam tidak pernah 115

mempersoalkan mengenai khilafiyah dalam Rumah Tangga Islam. Prinsip inilah yang membuat kader PII tidak pernah mengenal yang namanya konflik agama, ras dan adat-budaya. Hampir tidak ada kader PII yang terlibat dalam aksi separatisme. Sebaliknya hampir semua kader PII dengan berbagai latar-belakang profesi selalu terlibat dalam upaya integrasi dan pembangunan komitmen kebangsaan. Kita sadar betul akan potensi-potensi Indonesia yang sangat besar sehingga Indonesia sebagai negara maju beberapa dasawarsa ke depan bukanlah sebatas mimpi dan imajinasi, namun benar-benar akan terwujud melalui analisa rasional dan objektif ditambah dengan banyaknya gejala yang sedang mengarah ke arah sana. Mulai dari militer, ekonomi, politik hingga dunia pendidikan, PII telah sangat banyak memberikan sumbangsihnya bagi bangsa ini. Meskipun demikian, PII tidak sama dengan organisasi lain yang suka membesarbesarkan peran dan fungsinya ketika ada kadernya yang menjadi pahlawan bangsa. PII bukan tipe organisasi yang suka mengkultus nama-nama tertentu dari kadernya. Bahkan PII lebih suka menyumbang kader-kadernya ke lembaga jenis apapun agar dia mampu terus senantiasa mengembangkan diri meski kadang-kadang ada beberapa kader PII yang benar-benar melupakan PII sebagai organisasi yang telah membuka matanya dan mengaktifkan nalar kritisnya. PII tidak mengenal yang namanya senioritas. Oleh sebab itu, kalaupun ada kader PII yang telah punya posisi strategis di lembaga manapun, kader-kader PII yang usianya jauh lebih muda darinya, tidak segansegan mengritiknya kalu dia salah dan keliru. Para kader organisisi lain, terutama sesama organisasi Islam suka menghina PII sebagai organisasi yang tidak becus mengurus kadernya. Komentar ini mereka lontarkan karena mungkin mereka sering menemukan kader PII yang masih aktif di kepengurusan dan belum selesai seluruh jenjang kaderisasinya tidak memiliki kefakihan yang baik. Maklum saja mereka menghardiknya sebab mereka tidak tau bahwa PII lebih suka merekrut pemuda berandalan, bandel dan ugal-ugalan dari pada yang shalih dan shalihat. Kalau mereka sudah faqih, cerdas dan beradab, untuk apa lagi diganggu. Untuk menambah jumlah massa? PII tidak! PII lebih suka memfungsikan diri seperti bengkel, di mana hanya pemuda yang tidak baik dibaikkan di sini. Jadi kalu mau cari mobil yang bagus jangan cari di bengkel. Kalau mau lihat hasil "reparasi" PII, lihatlah kader-kader PII yang sudah menghabiskan seluruh jenjang kaderisasi PII dan telah menyelesaikan seluruh eselon amanah kepengurusan PII. Dan untuk lebih meyakinkan: bandingkan dia sebelum disentuh PII! 116

Kacang Polong di Tangga Spiritual” Seorang ibu rumah tangga di dapur memasak kacang polong. Di atas penggorengan kacang-kacang melompat-lompat girang, berkata: “Cepatlah, ramu aku sesuai cita rasa selaramu. Lalu sisipkan aku ke dalam tenggerokanmu. Aku akan menjadi bagian dari daging dan darahmu. Zikirku akan menjadi zikirmu, zikirmu adalah zikirku. Ketika kelak dibangkitkan, bersama kita akan bertemu yang dirindui oleh aku dan kamu.” Seekor kelinci telah dibaringkan oleh seorang anak perempuan. Perempuan itu ragu dan menatap wajah sang kelinci. Matanya berbinar, basah dan bening. Melalui mata itu sang gadis membaca sebuah pesan. “Mantapkan hatimu. Kehidupanku dimulai saat mata pisau masuk ke dalam bulu-bulu di leherku. Bersegeralah. Kenyangkan mereka yang lapar dengan potongan dagingku. Hanya dengan mereka aku akan bisa shalat. Hanya dengan menjadi bagian dari darah dan daging mereka aku bisa ikut berjuang melanjutkan perjuangan junjungan alam, nabi Besar. Mohon hargailah kerja-kerjaku seumur hidup memakan rumpu-rumputan dan sayur-saturan yang dipersembahkan tanah. Hanya dengan menjadi bagian dari mereka yang kelaparan aku akan bisa ikut berbangkit dan menyapa Kekasih Abadiku. Kumohon, bila tidak tanah akan mencengkramku dan hilang tak berharya aku besamanya.” Maka perempuan itu hilanglah keraguannya. Seorang pemuda menyembelih seekor anak sapi. Setelah beberapa jam kemudian daging dan tulang anak sapi itu pun disajikan dalam sebuah jamuan makan. Setelah jamuan usai, pemuda mendekati induk sapi, ia membisikkan sesuatu: “Bagaimana perasaanmu setelah anakmu dicerna perut-perut kami?” Melalui mata dan wajahnya, induk sapi menitipkan pesan: “Kau telah meranpas cinta sementara menuju cinta sejati. Dia anakku, aku mencintainya. Namun hanya dengan menjadi bagian dari tubuh kalian, buah hati cahaya mataku akan menemui kekasih abadi sepanjang masa. Kelak, titipkan salamku pada kekasih kita, yang kita rindui sepanjang waktu, yang kita dambakan siang dan malam.” Bagi sapi, kelinci dan kacang polong, kehidupan bermula saat maut menjemput. Hakikatnya ditemukan dengan menjadi bagiandari yang lebih tinggi darinya. Demikian pula kita manusia, kehidupan yang sebenarnya dimulai setelah dngan gagah berani menyerahkan diri bagi yang Lebih Tinggi daripada kita.

117

Pesut Di Sungai Mahakan ada ikan Lumba-lumba mirip sekali Lumbalumba laut. Namanya "Pesut." Dia adalah mamalia air tawar terakhir yang tinggal. Pesut Mahakam adalah lumba-lumba sungai terakhir setelah di salahsatu sungai di Filipina punah. Pencemaran air sungai Mahakan akibat pembuangan sampah dan limbah pabrik-pabrik ke sungai adalah sebab dari penurunan populasi pesut dengan sangat derastis. Pembalakan hutan yang sangat kejam juga menyababkan air sungai menjadi keruh. Suara bising kapal-kapal motor yang berlalu-lalang di atas sungai juga sangat mengganggu sistem sonar hewan paling langka di dunia ini. Hidup pesut jadi tak nyaman. Diapun mati. Jumlah pesut saat ini dapat dihitung dengan jari. Bila sebabsebab yang mengganggu Mahakam terus dibiarkan maka satu atau dua tahun lagi pesut akan benar-benar punah. Kiranya belum terlambat menghentikan pembalakan hutan secara total. Jumlah kendaraan bermotor yang menjadikan sunyai sebagai jalan raya harus sangat ditekan. Hentikan pembuangan sampah dan limbah industri ke sengai. Biarkan air sungai benar-benar jernih. Tunggu sepuluh atau dua puluh tahun kemudian. Maka kalau Allah SWT masih mau memaafkan kita, popilasi pesuat akan meningkat kembali. Insya' Allah. Amin. I love pesut

118

Pelajar Pemimpin Pendidikan merupakan penentu kebudayaan. Untuk menciptakan budaya tangguh, dinamis, produktif dan kreatif, dalam sistem pendidikan haruslah diterapkan sistem yang partisipatif, demokratis, inklusif, kritis dan objektif. Peserta didik tidak boleh dijadikan semacam kelinci percobaan, domba gembalaan dan budak. Peserta didik harus dianggap dan diposisikan sebagai subjek, agen serta pemeran utama sistem pendidikan. Pelajar harus dilibatkan secara langsung dalam menetukan konsep penerapan sistem pendidikan. Runtuhnya budaya Indonesia saat ini adalah karena kita sangat lamban dan setengah hati dalam memikirkan dinamisasi sistem pandidikan. Semboyan "Pelajar hari ini adalah pemimpin masa depan" telah hilang dari dalam benak kita. Pada sisi aplikasi, pelajar telah diposisikan sebagai mangsa dari kurikulum pendidikan yang coba-coba ini dan hanya akan menjadikan siswa sebagai bagian daripada mesin untuk ilmu teknologi dan bagian dari peralatan kantor untuk ilmu administrasi, manajemen dan akuntansi. Pada ranah ilmu sosial, pelajar dipersiapkan untuk pandai melihat potensi dan peluang untuk tercapainya kepentingan pribadi. Perkara ini telah menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan idealitas dan moralitas . Imbas kolektif dari persoalan ini adalah hilangnya karakter pemimpin dari dalam diri setiap anak bangsa. Meskipun pesta pemilihan penguasa sangat seriing dilakukan dan semakin hari semakin banyak saja orang-orang yang berhasrat menjadi penguasa, namun kita kehilangan seorang pemimpin. Krisis kepemimpinan dan mewabahnya penguasa akan mengakibatkan penyakit bangsa semakin parah. Oleh karena itu, keselarasan antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritualitas merupakan syarat muntaik menciptakan calon pemimpin yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi, mampu membangun relasi yang sehat dan memberi keuntungan bersama bukan individu dan kelompok tertentu dan memiliki nilai-nilai murni di dalam jiwa.

119

Bank sebagai Penyebab Pembunuhan "Hanya karena korban menolak diajak berhubungan intim" kata pembaca berita. Begitu sepelenya perkara itu dalam kesan yang disampaikan media massa. "Karena enggak dikasih itu" diikuti "hahaha" tertawa lapas oleh seorang warga tetanga bersama beberapa lainnya. Begitu remehnya anggapan mereka itu. Mereka mengggap suami yang membunuh istri dengan tikaman benda tajam bertubi-tubi karena menolak berhubungan intim adalah sebab pembunuhan sepele. Padahal ini adalah perkara besar. Untuk apa diberi makan setiap hari, bekerja dari pagi untuk menutup tubuh isri biar tidak telanjang, diberi rumah biar tidak kena hujan, kalau satu kewajiban utamanya tidak dilakukannya. Apa jadinya kalau suami keluar mencari penjaja seks komersial lalu membawa pulang virus untuknya. Bagaimana kalau dia pergi berselingkuh hingga punya anak tidak punya ayah, menambah manusia menderita psikologis, merusak tatanan sosial. Bagaimana bisa seorang istri menolak kewajiban utama buat suami. Mereka kataka alasan pembunuhan ini sepela, sementara Allah Sang Pencipta memerintahkan para malaikat-Nya mengutuk wanita itu sampai pagi tiba. Semuanya karena akumulasi kekecewaan kepada istri. Kemungkinan besar sebab pertama dan terbesar karena mendapatkan istri tidak utuh lagi. Masalah-masalah lainnya sepanjang perjalanan rumah tangga yang selalu muncul adalah karena persoalan ekonomi. Persoalan ekonomi yang menjadikan mereka sebagai salahsatu dari jutaan rakyat negara miskin terlindas kapitalisme liberal. Bank-bank adalah penyebab kejadian itu terjadi. Terkesan mustahil, namun diba diterawang secara sistematis baru dipercaya.

120

Sistem Pengelolaan Negara: Muhammad Ridha dalam Rapimna PB PII 2010-2012 Menurut Muhammad Ridha, Ketua Umum PB PII periode 20102011, negara yang dikelola tanpa didasari nilai-nilai spiritual akan kehilangan integritas antara spirit kejiwaan dengan kerja aktif pengelolaan negara.Katanya, Pancasila tidak pernah menjadi motif moral dan landasan moral dalam mengisi dan mengelola bangsa. Bila Pancasila dilepaskan dari Indonesia, maka bangsa ini akan kehilangan ruhnya.Ridha mengatakan, Pancasila bukanlah sebuah agama, namun sebuah ideologi. Ideologi merupakan cita-cita yang diletimasi dengan ilmu. Ini berarti, Pancasila bukanlah sesuatu yang sakral. Pancasila harus selalu berubah dan dinamis sesuai kondisi dan perkembangan zaman. Saya melihat, sebab orang Indonesia tidak jujur menjalankan Pancasila sehingga terjadi jutaan persoalan bangsa adalah karena prinsip hidup masyarakat yang mayoritas muslim tidak sesuai dengan landasan negara.Arena Rapimnas Bandung, 15 Februari 2011

121

Membangun Karakter Bangsa: Akbar Tanjung dalam Rapimnas PB PII 2010-2012 Pada 22 Juni '45 disepakati sila pertama: "Menjalankan Syariat Islam bagi pengikut-pengikutnya". Para pemimpin kawasan timur notabene Kristen menganggap sila itu deskrominatif dan menolak ikut RI bila sila itu diterapkan. Wahid Hasyim menyarankan penggantian redaksi: "Ketuhanan Yang Maha Esa". Ini dasar Islam, Tauhid, yang hanya dipahami Muslim saja. Ini bukti negara ini berlandaskan Tauhid. Setelah merdeka, 3 Nov. 1945, keluar maklumat Wapres agar rakyat mendirikan parpol-parpol. Berdirilah 26 parpol untuk memilih anggota perwakilan rakyat dan anggota konstituante. Anggota Konstituante untuk menetapkan UUD '45. Terdapat 4 parpol: PNI 22%, Masyumi 20% NU 18% PKI 16%, yang menjadi kampium. Nasionalis, Islam Modern, Islam Tradionalis, Marxisme. Dekrit presiden 5 Juli menetapkan kembali ke UU '45 atas dukungan TNI adalah sebab karena tidak ditemukan keputusan mengenai dasar negara, antara Nasionalisme dan Islam.Orde Baru meleburkan aliranaliran partai menjadi tiga ke dalam Golkar, PPP dan PDI. Militer dan birokrasi adalah pendukung utama Golkar. Bung Karno mengaku UUD '45 adalah UUD kilat. Dia mengamanahkan kalau sewaktu-waktu sebaiknya UUD dirumuskan kembali sesuai dinamikan dan tintutan zaman.Tahun 99 ada 150 parpol. Di ferifikasi kembali oleh KPU, tersisa 84. PDIP juara. PDI memang selalu ditekan waktu Orba. 21 Parpol menduduki kursi DPR. 2004 Golkar kembali juara, PDIP runner up. 38 Parpol pemilu 2009 (6 partai lokal) Demokrat juara satu. Karakter bangsa sangat liberal dalam dunia politik dalam era reformasi. Tapi bagaimana dengan ekonomi, pendidikan, kebudayaan terutama sumberdaya alam?Kepala daerah tanpa parpol (independen) akan sangat kesulitan menghadapi badai serangan DPR. karena itu kepala daerah perlu pelindung (parpol).Saya kira kebebasan berpolitik harus sejalan dengan kebebasan berfikir, ekonomi dan pendidikan sehingga berimbanganlah antara kondisi lingkungan dan suasana politik. Bila tidak, penipuan oleh pengusa atas masyarakat yang masih awam.Pendidikan politik harus lebih sering dan secara terus menerus dilaksanakan oleh OKP seperti PII dan HMI karena Parpol hanya akan melaksanakan itu pada saat-saat tertentu dan untuk kepentingan tertentu yang malah akan semakin membodohkan. Otonomi Khusus di beberapa wilayah telah memeluhi segala aspirasi dan kearifan daerah. Federasi dikhawatirkan Akbar, akan melahirkan disintegrasi nasional. Namun saya kira kekhawatiran itu tidak diperlukan lagi saat ini. Sebab, berbeda dengan 1950-an, sekarang informasi dan edukasi sangat mudah diakses. Negara pusat dapat lebih mudah melalukan integrasi 122

dan persatuan negara-negara bagian. Meski demikian, Akbar memberi ruang diskusi lebih mendalam dalam usaha menjadikan Indonesia sebagai negara federasi. Karena menurutnya pemikiran-pemikiran baru mengenai masa depan bangsa patut dipertimbangkan.

123

Penyair dan Nabi Kita Penyair adalah mereka yang paling peka terhadap realita persoalan kemanusiaan. Tidak hanya itu mereka juga peka pada kejadian alam. Realitas yang terganggu sedikit saja keseimbangannya akan memenuhi seluruh pikiran penyair, menyesakkan dadanya, berdebar hebat jantungnya: gelisahnya tiada terkira. Karena punya pena dan ada sehelai kertas, dia-dia menumpahruahkan seluruh isi pikiran, beban dalam hati. Dengan itu, terobati sesaknya, normal kembali detakan jantungnya. Tapi bagaimana bila ada seorang manusia: punya jiwa yang terlalu peka terhadap realita, tapi tidak punya pena? Ditambah pula realita sekitarnnya itu adalah paling parah ketidakseimbangannya. Betapa malangnya dia. Tapi Tuhan punya rencana! Rasa itulah yang dialami Nabi kita. Ketika dia diberi hati yang sici, pikiran yang jernih, maka dia menemukan masyarakatnya yang bejatnya luar biasa. Kalau saja dia bisa menulis, dia akan mengikuti aktivitas kebanyakan manusia pada masanya: menggubah syair-syair, lalu memperdagangkannya. Tapi dia tidak bisa. Dia semakin tertekan. Ini sangat membuatnya sesak, benar-benar mengganggu tidurnya. Pikirannya memuncak, tapi tak tersalurkan. Dia gelisah, sangat gelisah. Dia menyendiri untuk menyelamatkan jiwanya yang resah. Dia benar-benar-benar susah. Hingga Tuhan menyelamatkannya di gua hira melalui sesosok perantara. Ternyata Yang Maha Kuasa benar-benar punya rencana. Dia tidak ingin Nabi kita menjadi penyair yang hanya mampu meratap melalui baitbaitnya. Tuhan kita ingin Nabi-Nya menjadi pelaksana utama dalam upaya menghapus segala tindak bejat masyarakat dan mengembalikannya pada sebuah pola yang serasi dan seimbang. Sebagaimana terhadap Nabinya, Tuhan menginginkan kita semua bergerak menciptakan tatanan masyarakat yang serasi dan ideal. Sementara Al-Qur'an yang diturunkan-Nya melalui Nabi kita adalah petunjuk teknis pelaksanaannya.

124

Kaderisasi Bangsa: Dadan Dania dalam Rapimnas PB PII Periode 20102012. Terbukti kaderisasi bangsa masih dipegang oleh organisasi-organisasi (kepemudaan). Ini artinya uang yang digelontorkan pemerintah untuk dunia pendidikan formal mereka tidak ada gunanya dalam upaya kaderisasi pemimpin.Sistem kaderisasi bangsa bisa dipelajari dari pabrik pembuatan dodol di Garut, Jawa Barat. Seorang pekerja pembuat dodol dalam setahun bisa membuka pabrik dodol. Usaha sablon di Cicalengka juga melakukan hal yang sama. Setelah beberapa bulan menjadi karyawan, mereka mampu membuka usaha sendiri dengan merekrut beberapa karyawan lain, menciptakan orangorang yang memiliki keahlian manajemen dan pengelolaan badan usaha sablon, demikian seterusnya.Demikianlah karena mereka bekerja untuk dikaderisasikan, bukan dijadikan sebagai budak. Saya jadi teringat dengan sebuah kisah di kota Banda Aceh. Di Aceh kita mengenal orang Pidie memiliki jiwa heriok sebagai pengembara. Mereka dikenal gesit dalam perantauan. Bahkan ada seorang pemilik usaha foto kopi dari Pidie yang mempekerjakan seorang pemuda dari daerah asalnya. Dia hanya memberi makan dan beberapa keperluan dari pemuda itu. Saat waktu menikahnya tiba, dia dinikahkan dan difasilitasi semua kebutuhannya. Hingga pada suatu waktu tiba, maka ketika gajinya hendak dibayar, setelah dihitung-hitung, ternyata toko dan segala isinya menjadi milik pemuda yang telah bekerja bertahun-tahun untuknya. Hal ini memang rencana orang yang mempekerjakan pemuda itu. Dia tidak mengharapkan terimakasih si pemuda, yang dia inginkan adalah pemuda itu mampu mewarisi tekniknya itu untuk pemuda perantauan yang akan datang. Baginya ini adalah sangat layak. Bukankah karena kesetiaan dan kejujuran pemuda itu, dia telah berhasil mengumpulkan banyak kekayaan.Mental kaderisasi ini juga sangat ketara terlihat dari perantauan Minang, Batak dan Madura. Amati saja angkutan kota Kopaja dan Metromini di Jakarta bagi orang Batak, Usaha jualan kopi keliling orang Madura dan usaha perdagangan orang Minang. Ini semua bukan chauvanisme, tapi Nabi menyuruh memberi bantuan pada saudara terdekat terlebih dahulu. Demikian pula kaderisasi di organisasi-organisasi pemuda. Mereka memimpin untuk melepaskan. Sembari memimpin, mereka mempersiapkan generasi sejanjutnya yang lebihtangguh dari dirinya. Uniknya di organisasi pemuda adalah, keberhasilan periodesaat ini adalah keberhasilan periode 125

yang lalu. "Memimpin untuk melepaskan" adalah motto kepemimpinan PII. Bukan: memimpin untuk menguasai, seperti yang diterapkan para penguasa Republik Indonesia.Cicalengka, Kab.

126

Objektifikasi Objektif "Objektifikasi Islam" yang dicanangkan Kanda Kuntowijoyo benarbenar sangat mempengaruhi pemikiran Ketua Umum PB PII, Muhammad Ridha. Tidak perlu heran kalau konsep ini benar-benar mempengaruhi seluruh konsep visi-misi PB PII periode ini (2010-2012). Karena itu pula PB PII periode ini gemar melakukan aksi bersama organisasi-organisasi lain tanpa banyak mempertimbangkan azas dan agama mereka, asalkan memperjuangkan kepentingan ummat manusia Indonesia, yang mayoritas muslim. Dalam pandangan PII periode ini, objektifikasi sangat perlu diaplikasikan, sebab dalam dunia yang semakin heterogen seperti sekarang ini, kita perlu bekerjasama dengan siapapun asalkan memberikan keuntungan dan mengarah kepada tercapainya tujuan semua pihak.Pada ranah ilmu, kata Ridha, Objektifikasi Ilmu menjadikan ilmu sebagai alat untuk menyusun sebuah sistem yang objektif sesuai konsep Islam tanpa membingkainya dengan jargon-jargon dan simbol-simbol identik dengan Islam, terutama AlQur'an dan Hadits. Selain itu, ilmu juga digunakan sebagai alat mengisi sistem yang mapan. Nilai-nilai Islam harus diharapkan dengan tanpa simbol dan jargon Islam. Dalam usaha memberikan solusi terhadap persoalan kemanusiaan, Objektifikasi tidak melakukan cara-cara penyalahan terhadap korban, atau menurut istilah Jalaluddin Rakhmat: "blaming the Victim". Misalnya, terjadi bencana, jangan katakan karena banyak maksiat, jauh dari Tuhan, dan sebagainya. Objektifikasi berusaha memberikan alasan-penalaran rasional yang dapat diterima sesuai tingkatan logika dan keyakinan masyarakat tanpa "menyosorkan" simbol-simbol agama. Saat menawarkan solusi pada masyarakat yang plural, dinamis dan heterogen, kita tidak boleh menawarkannya dengan simbol-simbol agama melainkan dengan tawaran solusi yang rasional. Objektivikasi bukannya bertujuan yang sok rasional dan merasa malu maupun pesimis memberi solusi atas segala sesuatu dengan berlabel agama. Konsep ini adalah salah-satu solusi bagi persoalan kemanusiaan bagi mereka yang saat ini pesimis melihat agama. Objektivikasi memecahkan persoalan kemanusiaan hingga manusianya yang dengan sendirinya mencari rahasia di balik metodologi yang mampu mensolusikan persoalan mereka itu sehingga pada akhirnya mereka menemukan agama dengan kesan dan pendangan yang jauh lebih baik.

127

Every Member of Brigade PII a Prince. "Utuslah beberapa orang diantara kamu untuk mencari tau sesuatu berita di Tanah Kan'an yang dijanjikan; setiap mereka adalah pangeran" perintah Allah pada Musa sebagaimana tercantum dalam kitab Perjanjian Lama. Beberapa kader PII yang tidak tau apapun tentang Brigade PII sering mengenggap anggota Brigade PII adalah satpam.Fungsi Brigade PII adalah menyokong tercapainya tujuan PII melalui fungsi-fungsi Intelijen. Yang tau bagaimana pentingnya intelijen dan lembaga intelijen bagi sebuah negara akan mengetahui pentingnya anggota Brigade PII dan Badan Otonom Brigade PII bagi PII. Mereka yang tidak tau apa-apa tentang Brigade PII tapi berbicara; seperti orang buta SMSan melalui HP. Orang yang mengatakan anggota Brigade PII sebagai Satpam; seperti orang kafir yang tidak tau tapi menghina Islam. Dia yang ingin Brigade PII melebur ke dalam Badan Induk (PII), belum cebok. Mereka yang minta Brigade PII dibubarkan, minta disunat. Tuhan dalam Perjanjian Lama mengatakan setiap mata-mata adalah pangeran, every spy a prince. Jadi anggota Bridage PII bukan satpam, melainkan setiap mereka adalah pangeran, every member of Brigade PII a prince.

128

Korporasi dan Negara Demokrasi Apakah keberadaan sebuah negara untuk melindungi rakyatnya dari apapun, tetapi tidak dari korporasi? Bukankan keberadaan sebuah negara, terutama yang menganut sistem demokrasi, adalah untuk memudah dan mengindahkan korporasi membunuh rakyat? Membaca buku "Globalisasi:Jalan Menuju Kesejahteraan", karya Wolf saya melihat negara yang menganut sistem domokrasi adalah untuk memudahkan jalan perusahaan-perusahaan raksasa untuk menguasai dan seterusnya membinasakan perekonomian rakyat. Sistem demokrasi adalah sistem yang lebih mudah dipengaruhi untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang melanggengkan penguasaan oleh korporasi. Dalam sistem ini, pengambil kebijakannya adalah lebih ramai dan dengan cara demikian debat retorika akan lebih alot dan pastinya hanya akan memenangkan mereka yang punya rasionalisasi yang lebih tinggi. Menyuap sebagan pengambil kebijakan dapat lebih mudah karena bagian-bagian tertentunya tidak saling berkaitan langsung. Dengan ini, negara demokrasi tidak punya satu kontrol yang paling berkuasa sehingga mekanisme evaluasi (dan pengambilan keputusan) menjadi tidak jelas. Negara yang menggunakan sistem demokrasi berkata bahwa segalanya ditentukan rakyat. Namun pada kenyataanya segalanya dikendalikan perusahaan. Film "Tekken" mengilustrasikan sebuah dunia yang tidak lagi ada negara. Rakyat, militer dan segalanya dikuasai dan dikendalikan korporasi-korporasi. Korporasi-korperasi kecil akan dimakan korporasi besar sehingga yang tersisa hanyalah beberapa korporasi besar yang setiap saat selalu bertarung untuk saling menguasai dan menjatuhkan.Film ini mengisahkan bagamana hasrat akan kekuasaan dan kekayaan akan membuat mudah saja seorang anak membunuh ayahnya dan seorang ayah tega membunuh anaknya. Dalam dunia yang dikuasai korporasi, rakyat tidak lebih sebagai bagian dari mesin yang tenaganya dipakai untuk terus menimbun kekayaan bagi para pemilik kekuasaan. Dalam dunia seperti ini, beladiri yang merupakan bagian daripada seni dipakai untuk menjadi sarana komersil. Para pegiat seni dijadikan tidak ada bedanya dengan sapi perah dimana bila tenaga dan kreativitasnya tidak dibutuhkan lagi, mereka akan dibuang begitu saja.Sistem seperti ini sebenarnya sudah lama berlaku di dunia terutama negara-negara demokrasi. Sekarang kita dapat melihat bagaimana negara dan sistem negara tidak be rdaya di hadapan korporasi. Lebih dari itu eksistensi sebuah negara demokrasi bertopang pada korporasi. Pemasukan negara sebagian besar dari 129

pajak korporasi dan direktur-direktur korporasi menjadi penyokong penguasa. Selanjutnya, dengan sangat mudah penguasa menuruti keinginan korporat.

130

Banjir Penguasa, Krisis Pemimpin Pendidikan merupakan penentu kebudayaan. Untuk menciptakan budaya tangguh, dinamis, produktif dan kreatif, dalam sistem pendidikan haruslah diterapkan sistem yang partisipatif, demokratis, inklusif, kritis dan objektif. Peserta didik tidak boleh dijadikan semacam kelinci percobaan, domba gembalaan dan budak. Peserta didik harus dianggap dan diposisikan sebagai subjek, agen serta pemeran utama sistem pendidikan. Pelajar harus dilibatkan secara langsung dalam menetukan konsep penerapan sistem pendidikan. Runtuhnya budaya Indonesia saat ini adalah karena kita sangat lamban dan setengah hati dalam memikirkan dinamisasi sistem pandidikan. Semboyan "Pelajar hari ini adalah pemimpin masa depan" telah hilang dari dalam benak kita. Pada sisi aplikasi, pelajar telah diposisikan sebagai mangsa dari kurikulum pendidikan yang coba-coba ini dan hanya akan menjadikan siswa sebagai bagian daripada mesin untuk ilmu teknologi dan bagian dari peralatan kantor untuk ilmu administrasi, manajemen dan akuntansi. Pada ranah ilmu sosial, pelajar dipersiapkan untuk pandai melihat potensi dan peluang untuk tercapainya kepentingan pribadi. Perkara ini telah menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan idealitas dan moralitas. Imbas kolektif dari persoalan ini adalah hilangnya karakter pemimpin dari dalam diri setiap anak bangsa. Meskipun pesta pemilihan penguasa sangat sering dilakukan dan semakin hari semakin banyak saja orang-orang yang berhasrat menjadi penguasa, namun kita kehilangan seorang pemimpin.

131

Antara Negosiasi dan Harga Mati: Perbandingan Pemikiran Islam antara Muhammad Ridha dan Ahmad Ramdani Islam hadir untuk menaklukkan dan menguasai karena Islam menjamin sebuah sistem yang amat sangat menjanjikan dengan syarat pengikutnya mau menerimanya dengan patuh dan tunduk untuk menjalankan segala sendi, segi dan sistemnya dengan amat sangat sukarela. Islam tidak dapat disandingkan dengan sistem-sistem lain yang ada (seperti kapitalisme, sosialisme, dsb). Islam juga tidak dapat disandingkan dengan praktik-praktik kebudayaan setempat yang sudah matang yang dianggap sakral dan profan. Sebab, Islam datang untuk menundukkan dan menaklukkan. Demikian bagian pemikiran Islam Ahmad Ramdani (Aa, panggilan akrapnya) Bukankah Islam, kata Nurchalish Madjid, berarti 'tunduk' dan 'patuh'(Madjid, 2008). Artinya, kita pengikutnya dan segala hasil ciptaan kita seperti patung berhala dan ritual budaya yang dianggap tidak baik oleh Islam, harus kita tundukkan pula. Bila tidak, sama artinya dengan, kita mengaku beriman pada Allah tapi di dalam hati kita masih ada penyakit. Penyakit egoisme dan merasa karya cipta kita (semisal berhala, rutual budaya dan aliran idiologi) sangat unggul. Dan kita tidak mampu menundukkan (Islam) egoisme itu. Saya kira bila demikian, pancasila dan ribuan ritual budaya di Indonesia termasuk ke dalam karya cipta itu. Saya juga melihat Abdurrahan Wahid terlalu mengagungkan Islam di Jawa yang tidak pernah berselisih dengan pratik kebudayaan setempat. (Wahid, 2007:204). Ini karena Gus Dur orang Jawa, makanya karakternya, ya, Jawa. Orang Jawa berprinsip, sebagaimana kata Kuntowijiyo melalui narratornya dalam 'Warsipin dan Satinah', kurang lebih sebagai berikut: Kita ini Jawa. Jawa, ya tetat Jawa. Apapun ajaran yang masuk: mau Hindu, Budha, atau Islam. Kita ya tetap Jawa.Mengenai Wahid yang telah sekolah beberbagai negara yang jauh, punya ilmu yang banyak, tapi pemahamannya tetap tidak berubah. Jawa, ya tetap Jawa. Mau dapat ilmu apa saja, sekolah di negara mana saja. Jawa, ya tetap Jawa. Dan setiap pemakalai kata 'jawa' pada kalimat di atas, saya mensyaratkan pembacaannya dibarengi dengan kata melayu, betawi, dsb. Karena kata 'jawa' yang saya maksud untuk mewakili, atau sebagai representasi karakter hampir semua rakyat Indonesia yang sangat 'negosiatif' dan paling benci kekerasan.Islam sebagai sistem menyeluruh tidak dapat diterapkan tanpa segala unsurnya dilaksanakan secara menyeluruh. Mereka yang mengamalkan sebagian dan kafir pada bagian lainnya dianggap kafir keseluruhannya. Mengambil sistem-sistem yang baik untuknya lalu meninggalkan yang lainnaya, menurut Istilah Nietzsche, disebut: parasit! Mereka tidak beda dengan Mu'awaiyah, Yazid dan Amru bin 'Ash. 132

Bila berhadapan dengan sebuah rezim yang berkuasa, namun bukan muslim, maka yang petama harus dilakukan adalah menasehati mereka. Menasehati untuk melaksanakan Islam secara menyeluruh di wilayah kekuasaannya. Bila dia menerima maka itu baik bagi mereka. Bila mereka menolak, maka rezimnya harus diperangi. Bila tidak mampu, maka bumi Allah ini luas.Atau... Yahudi suka menetap di suatu wilayah, lalu dari bawah mereka melalukan gerakan, keluarga, lingkungan dan seterusnya hingga sistem mereka menguasai negara. Aa Menilai, muslim harus berani mengemukakan pendapat dan tujuan Islam yang sebenarnya. Kita harus mengakui bahwa tawaran Islam adalah dua, masuk Islam atau diperangi. Sementara bila mau bayar upeti, kamu (nonmuslim yang berada di bawah kekuasaan Islam) akan dilindungi. Islam memiliki konsep perlindungan terhadap kaum muslim. Hal inilah yang tidak dipahami oleh pihak-pihak yang kontra dengan pemikiran politik Mohammad Natsir. Mereka urung menjadikan Islam sebagai landasan negara dengan alasan akan deskriminatif terhadap non-muslim yang jumlahnya hanya beberapa persen waktu itu. Padahal Islam menjanjikan perlindungan yang luarbiasa baik seperti yang dapat kita ketahui bersama sepanjang sejarang dunia Islam. Disamping itu, banyak kalangan yang mulai berfikir kritis bahwa alasan penyampingan penerapan Islam sebagai landasan negara Indonesia karena ingin mengakomodir Indonesia bagian timur. Ini sebuah ambisi agar Indonesia menjadi semakin luas. Ini berkaitan dengan hasrat penguasaan sebuah wilayah yang lebih besar. Saya teringat yang disampaikan Profesor Amir H. Zekrgo dari ISTAC Malaysia bahwa nasionalisme adalah egoisme global. Para penyamping gagasan Islam sebagai landasan negara, dengan alasan tidak ingin mendekriminasi segelintir non-muslim, mereka telah menzalimi hampir semua ummat Islam di Indonesia yang mengingikan Islam sebagai landasan negara Indonesia.Namun Aa banyak mengambil pelajaran dan menjari hikmah dibalik kekecewaan ratusan juta muslim Indonesia dengan terus berusaha menyadarkan generasi Islam agar jangan pernah melupakan cita-cita dan usaha mewujudkan mimpi. Dengan kegagalan itu terus mengajak genersi muda Islam akan arah dan cita-cita kita. "Lihatlah Yahudi yang terus mewariskan mimpi pada anak-anaknya secara-terus menerus untuk merebut tanah yang dijanjikan." Aa juga mengingatkan bahwa mimpi akan sebuah cita-cita adalah semangat kita dan alasan kenapa kita terus hidup, terus berjuang dan terus berusaha. Semakin dalam dan semakin luas mimpi itu oleh generasi muslim, maka semakin dekat mimpi itu akan terwujudkan. 133

Terlepas sepakat tidaknya kita dengan semangat yang di perjuangkan Aa, saya melihat optimismenya semakin tidak dapat terdeteksi arah pencapaiannya mengingat saat ini terlihat generasi muda muslim memiliki pola pikir yang beragam dan sangat progresif bagaimana arah pemikiran Aa dapat diterapkan. Kadang-kadang kita melihat pemikiran Aa memang harus dinegosiasikan dengan realitas. Walau bagaimanapun kita hidup di ruang dan waktu yang relatif berbeda. Muhammad Ridha melihat realitas yang semakin tidak memungkinkan pola pikir semacam yang dimiliki Aa hampir dapat dikatakan mustahil terwujudkan. Ridha, mengutip Harbermas, mengatakan di dunia yang semakin terbuka dan cakrawala berpikir manusia semakin luas, tidak ada cara lain selain dengan negosiasi. Negosiasi adalah satu-satunya seolusi untuk menjadikan pemikiran kita menjadi gerakan. Setiap ide dan gagasan harus dinegosiasikan dengan pemikiran individu yang lain sebab dunia sekarang tidak lagi diisi manusia primitif dan kanibal. Pemikiran Ridha ini dipengaruhi oleh pemikiran Harbermas dalam pola komunikasinya. Mengenai konsep yang ditawarkan, dia bergantung pada pemikiran Kuntowijoyo yang dikenal dengan istilah 'objektivikasi'. Menurut Ridha, di masa depan, tidak akan ada lagi idiologi-idiologi yang berhasil menguasai jumlah massa dan pengikut dalam jumlah yang besar. Sebab, semakin lama setiap individu semakin cerdas dan kritis dalam menyikapi setiap gelala dan kejadian. Hal ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sebab media komunikasi yang meniscayakan banyak informasi dan beragam yang diterima masyarakat. Maka dengan itu masyarakat dapat dengan mudah dan cerdas menilai segala informasi dengan cerdas dan kritis, penuh pertimbangan. Oleh karena itu, siapa yang paling intens dan paling baik metode persuasifnya, dialah yang memiliki potensi besar mempengaruhi masyarakat. Lambang dan simbol hanya akan membuat masyarakat alergi dan berang bila tidak mampumenguasai metode persuasif. Setiap pemikiran sekecil apapun dia, semakin banyak pemikiran itu terasuki kedalam pemikiran setiap indivu maka semakin mungkin pemikiran itu menjadi gerakan konkrit. Dan Brown dalam 'The Lost Symbol' melalui narrator tokohnya mengumpamakan sebutir kerikil juga memiliki massa walau sekecil apapun massanya itu. Karena dia punya massa, maka pastinya dia punya energi dan gravitasi. Bayangkan bila butir-butir pasir itu lebih banyak dan lebih banyak lagi. Kalau kumpulan pasir-pasir membentuk sebuah gunung pasir atau bahkan sebuah planet atau satelit semacam bulan, maka dia akan menjadi energi yang sangat ampuh dan dapat menarik lautan 134

semisal malam bulan purnama yang menjadikan air laut pasang. Demikianlah ide atau gagasan, semakin banyak orang yang berfikir akan gagasan itu maka akan menjadi kekuatan luar biasa pengaruhnya pada alam realitas. Islam yang dibawa Nabi Saw, Kristen oleh St. Paul dan Marxisme dan lainnya adalah sebagai contoh konkrit bagaimana sebuah ide merubah dunia. Dalam hal ini, ide yang dikembangkan Harbermas bukanlah isapan jempol belaka. Ridha memilih gagasan ini karena melihat pola inilah yang hanya akan berlaku dalam mentransformasikan ide dan gagasan kita. Dalam setiap negosiasi pastilah ada sesuatu atau beberapa hal dari kita yang harus diurungkan mengingat ide komunal sama-sekali bertentangan dengan prinsip doktrin yang bisa memasukkan ide secara utuh kedalam otak orang lain tanpa memberi ruang kritis sedikitpun pada otak yang didoktrin. Dalam pandangan Ridha, tidak ada yang namanya sesuatu yang utuh dan matang secara sempurna. Dia melihat Islam di Indonesia sudah sangat baik ditinjau dari beberapa sisi. Menurutnya, mendirikan sebuah negara berlandaskan Islam bukan jawaban pasti suatu tatanan sempurna akan terlaksana. Inilah proses, inilah perjuangan. Tuhan tidak pernah menilai sesuatu berdasarkan hasil. Namun Tuhan menilai kita berdasarkan usaha. Kalau tidak begitu. maka Tuhan bukanlah Mahasempurna. Dr. Muhsin Labib mengatakan, jangankan untuk berbangga, bahkan kita harus malu dengan sejaran Islam di Spanyol. Islam di sana di terapkan melalui jalan pemaksaan yang luar biasa. Karena itu, menurutnya, adalah wajar dendam atas komunitas muslim sangat besar tujuh abad kemudian dan muslim dibantai habis-habisan. Namun saya kira pernyataan ini terlalu emosional dan lebay. Islam tersebar di Spayol bukan karena pemaksaan untuk rakyat. Namun pada saat itu rajanya terlalu zalim pada rakyat dan kedatangan pasukan muslim untuk membebaskan rakyat dari kezaliman itu. Atas dasar itu masyarakat Spanyol dengan suka rela menerima Islam. Islam tersebar di seluruh Persia dan Turki adalah melalui penaklukan atas zerim yang berkuasa sehingga islamisasi dapat ditunaikan secara menyeluruh. Islam di sana menyebar dari ujung higga pangkal (atau dari politik hingga akidah). Berbeda kasusnya dengan Islam melayu-nusantara, di sini Islam tersebar dari bawah ke atas. Di seantero Melayu, awalnya Islam disiarkan melalui pendekatan individu masyarakat kelas menengah (pedagang). Para pedagang yang memiliki akses ke penguasa punya peran besar mempengaruhi kebijakan politik. Mereka juga punya pengaruh tak kalah penting bagi kalangan masyarakat kelas bawah. Melalui mereka, Islam dapat berkembang dari dua arah sehingga tidak butuh waktu yang lama dalam menerapkan sebuah sistem kerajaan Islam tanpa menyingkirkan sang 135

penguasa. Singkat kata, Islam di Tanah Melayu tidak perluh merubah sistem sosial manapun. Di Tanah Jawa, Islam disiarkan melalui padepokan Hindu yang mendidik generasi muda seperti sistem shaolin di Cina. Pembawa Islam di Tanah Jawa berhasil melobi para pimpinan padepokan sehingga seluruh muridnya berpindah agama menjadi muslim. Karena itu kita lihat, sistem pendidikan Islam di seluruh Nusantara yang awalnya penduduknya beragama Hindu dan Budha menerapkan model pondok pesantren. Pondok pesantren adalah peralihan dari sistem pendidikan shaolin. Berbicara mengenai Islam Jawa yang tak pernah total, ini karena Islam yang berkembang melalui rakyat bukan penguasa (Wahid, 2007). Muhammad Ridha memberi banyak apresiasi terhadap sistem ini karena melihat negosiasi telah berlangsung lama dan berjalan dengan baik. Dia melihat bagaimana dua buah sistem (antara Islam dengan budaya Jawa) mampu duduk berdampingan tanpa ketegangan. Sementara Aa tidak dapat menerima hal ini. Katanya, Islam datang bernegosiasi dengan kebudayaan setempat bukan untuk berdampingan seiring sejalan melainkan Islam datang untuk menguasasi sebuah. Bukankah dari segi asa kata Islam itu bermakna ketundukan. Berislam berarti menundukkan diri dan hasil karya diri termasuk segala produk budaya kepada ke inginan Islam. Karena itu setelah berislam tidak boleh ada lagi segala praktik dan nilai apapun yang berseberangan dengan Islam. Namun Ridha mengajak kita untuk objektif melihat arti sebenarnya dari kebudayaan. Kebudayaan adalah kearifan masyarakat dalam mewarnai kehidupannya. Kebudayaan adalah pemberi keindahan dan keserasian dalam hidup. Sementara agama adalah sebuah sistem nilai yang bertujuan menggiring hidup untuk taat pada aturan-aturan tertentu. Namun Aa mengingatkan bahwa Islam sebagai sistem sempurna sudah mampu menyediakan segala hal menyangkut kehidupan. Islam sudah memiliki aturan dalam menemukan solusi bagi segala persoalan hidup. Islam juga melihat keindahan sebagai sesuatu yang arus dikendalikan. Manusia tidak boleh melihat segala sesuatu yang menarik hatinga sebagai keindahan. Sebab, Allah telah memperingatkan manusia untuk waspada bahwa segala sesuatu yang dia sukai belum berarti baik baginya dan boleh jadi sesuatu dia benci itu baik baginya. Karena itu keindahan juga membutuhkan standar yang perlu dipatuhi. "Meunyoe ta peuturot hawa deungen nafsu beuthat beu teungku jipee seureuban" (Kalau kita perturut hawa dengan nafsu biar sekalipun ulama "terbang" [juga] serban[nya]). Bunyi syair ini patut dipertimbangkan mengungat segala sesuatu yang kita sebut indah bukanlah ukuran kebaikan karena dianya berpotensi melunturkan agama. 136

Radha melihat bila kita terus memepertahankan "harga mati" yang "dipasang" Islam, maka tidak akan ada sutupun nilai-nilai Islam yang dapat berpengaruh positif bagi kemanusiaan. Prinsip itu hanya akan menjadikan Islam sebagai musuh bahkan bagi manusia yang di KTPnya "Islam" sekalipun. Islam hanya akan menjadi simbol terorisme bila terus mempertahankan prinsip. Ridha mengajak kita untuk bijak merespon kondisi zaman. Sebuah sistem sempurna tidaklah sama seperti subuah kamar yang mudah saja dimasuki. Sistem ini perlu strategi tertentu untuk diterapkan. Objektivikasi adalah sebuah strategi yang terbukti berahasil menjadikan Islam sebagai agama rahmat bagi manusia. Islam sebagai agama rahmat memiliki nilai-nilai yang sangat berharga. Namun dalam penyampaiannya kita tidak perlu menggunakan cara-cara yang ortodok. Dengan itu sasaran objektivikasi dapat terus merasa nyaman dengan nilai-nilai kebaikan yang diberikan. Mario Teguh adalah representisi ideal objektivikasi yang dimaksud. Namun ada beberapa hal yang perlu diwaspadai dari "proyek" objektivikasi ini. Utamanya adalah dikhawatirkan generasi mendatang tidak mampu melihat Islam secara benar dan menyeluruh. Sebab, setiap negosiasi akan mengurangi beberapa unsur yang ditawarkan dan objektivikasi yang berlangsung lama akan menghilangkan identitas Islam. Meskipun demikian, Kuntowijoyo--sang pendiri gagasan objektivikasi--menyadari dan mengingatkan bahwa objektivikasi adalah solusi alternatif sementara yang disesuaikan dengan ruang waktu saat ini. Kuntowijoyo mengingatkan, bisa saja kondisi sosio-kultural kita berubah dan kita dapat meninggalkan metode ini karena sudah tidak sesuai lagi dan kita dapat mencari format baru menerapkan Islam. Aa mengingat bahwa Isalam tidak boleh diterapkan secara setengahsetengah. Kamu kafir pada sebagian ayat sementara beriman pada sebagian lainnya berarti kafir terhadap keseluruhannya. Islam sebuah sistem sempurna harus dapat terus ditanamkan pada setiap generasi kita. Sebuah cita-cita harus terus diwariskan pada anak cucu. Meski berbeda, keduanya sepakat bahwa kondisi Islam Indonesia saat ini adalah hikmah di mana dalam kondisi beginilah kaum muda muslim dapat terus memperjuangkan Islam dengan mengerahkan sagala daya dan upaya. Insya' Allah kaum muda muslimlah yang dapat menjadi tentara Allah yang terbaik, lebih baik dari pada penyandang gelar "syuhada" teroris.

137

Bukan Hanya Salah Pemerintah Para pimpinan OKP/Ormas dan mahasiswa mengadakan sebuah Konferensi Pers di Aula Yakpi Mentreng Raya 58, Jakarta Pusat. Inti dari persoalan yang mereka sampaikan adalah menyatakan bahwa rezim Pemerintah telah gagal mensejahterakan masyarakat. Salah seorang dari utusan mahasiswa menceritakan bahwa di Ibu Kota sampai ada masyarakat yang terpaksa memakan nasi basi yang telah dikeringkan karena tidak mampu membeli beras. Namun, benarkan Pemerintah yang paling bersalah atas krisis pangan yang dihadapi masyarakat?. Tahun-tahun yang akan datang adalah ancaman yang sangat besar bagi ketahanan pangan penduduk dunia. Beberapa sebabnya antara lain: Pertama, tanah yang rusak akibat pupuk yang berlebihan sehingga merusak produktivitas tanah. Tanah yang di tanami satu jenis tanaman tertentu saja di suatu area yang luas tidak hanya mengancam kesuburan tanaman, namun juga mengancam ekosistem alam. Kedua, kebutuhan air oleh pemukiman masyarakat, terutama masyarakat kota, menyebabkan kebutuhan air bagi pertanian kehilangan prioritas. Alasannya karena (1) akses air oleh pemukiman lebih mudah karena pemukiman cenderung lebih dekat dengan sungai (bukankah awal mula adanya pemukiman karena masyarakat menetap di pinggiran sungai guna memenuhi kebutuhan air?); (2) prioritas kebutuhan air untuk kebutuhan sehari-hari lebih penting daripada untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertanian dan; (3) masyarakat yang tinggal di area dekat aliran sungai sungai lebih mampu membeli/mengakses air daripada masyarakay petani. Ketiga, peningkatan pesat jumlah penduduk menyebabkan masyarakat sering membangun perumahan di atas lahan pertanian sehingga menyebabkan lahan pertanian semakin menyempit. Keempat, Pertumbuhan jumlah kendaraan yang sangat pesat harus disesuaikan dengan pembangunan jalan yang akan semakin menyempitkan lahan pertanian. Kompas (16/01) melaporkan, di China penjualan mobil di tahun ini diperkirakan mencapai 20 juta unit dan AS 5 juta unit. Semuai ini membutuhkan pembangunan jalan yang akan mengapuskan jutaan hektara lahan. Kelima, tidak adanya kenaikan produktivitas pertanian Fritjof Chapra (2005) menyatakan negara-negara penghasil teknonologi rekayasa pertanian selama 14 tahun terakhir tidak mampu menghasilkan jenis benih baru bagi tumbuhan sumber pangan. Selain itu, kenaikan suhu global juga menekan produksi pertanian. Melihat fenomena yang luar biasa di atas, saya kira tidak rasionel menuduh SBY-Boediono adalah penyebab krisis pangan. Meskipun demikian saya juga sepakat dengan pernyataan Rizal Ramli di sala-sela peluncuran 138

buku tentang kisah Malari di TIM pada sabtu malam (15/01). Rizal menyatakan, terdapat banyak kebohongan dan pembohongan dalam survey pertumbuhan ekonomi kita. “Pemerintah baru melakukan survey pertumbuhan ekonomi rakyat ketika masa panen, ya, pasti lagi tumbuh dongekonominya.” Kata Rizal disambut gelak tawa hadirin. Selaku pedagang keliling yang sangat dekat dengan pasar tradisional dan masyarakat, saya melihat persoalan utama kemiskinan masyarakat adalah karena sistem perkreditan yang sangat membebani masyarakat terutama padagang, baik itu dari bank maupun rentenir. Tidak jarang dari mereka yang harus membayar bunga yang mencapai setengah dari jumlah pinjaman. Selain itu, budaya konsumtif masyarakat sangat tinggi sehingga mereka tidak lagi mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan, mana yang harus di prioritaskan, mana yang tidak. “Celakalah bangsa yang memakan dari apa yang tidak mereka tanam dan memakai tidak dari yang mereka pintal.” Penggalan Puisi Kahlil Gibran ini hendanya menjadi semangat seluruh elemen bangsa, terutama elit pengambil kebijakan untuk meningkatkan segala jenis produksi kebutuhan masyarakat dan tidak dengan mudah mengimpor barang apa saja yang nantinya semakin tidak mendidik masyarakat untuk cerdas dan meruntuhkan sektor ekonomi mikro. Di zaman reformasi seperti sekarang, kita memang dapat dengan mudah mengkritik pemerintah dan para elit pengambil kebijakan lain. Namun, OKP/Ormas dan mahasiswa jangan melupakan inti dari permasalahan. Saya melihat faktor utama dari kemiskin dan krisis pangan adalah sistem perbankan yang kejam dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan tanah pertanian. Solisi terhadap persoalan ini adalah mendesak pemerintah lebih giat mengucurkan kredit bebas bunga bagi masyarakat. Selanjutnya masyarakat perlu disadarkan akan bahaya berhubungan dengan segala macam dan sumber perkreditan berbunga. Masyarakat juga harus diberikan pencerahan agar tidak terus-menerus menjadi masyarakat konsumtif; kesadaran produksi harus ditanamkan. Juga, pencerahan ilmu tanah dan pertanian bagi para petani. Sah-sah saja OKP/Ormas dan mahasiswa turun ke jalan untuk mengkritik pemerintah. Ini adalah salah satu wujud negara kita sangat demokratis. Namun, OKP/Ormas dan mahasiswa harus sadar bahwa mereka saat ini hampir tidak lagi memiliki tempat di hati masyarakat meski suara merekalah yang di perjuangkan. OKP/Ormas dan mahasiswa kehilangan kedekatan dengan masyarakat akibat sering menciptakan huru-hara dan kerusuhan setiap turun aksi. 139

Kesan mahasiswa sebagai masyarakat intelektual akan lebih terasa ketika mereka mampu mencuri hati, merangkul, serta memberikan pencerahan, bimbingan dan penyuluhan bagi masyarakat; bukan dengan menjerit-jerit di jalanan.

140

Peran Pelajar Dalam Menjaga Integritas Bangsa Ketika intelektual dan politikus idealis menjadi pahlawan dengan berhasil melahirkan demokrasi untuk indonesia, kita selaku rakyat hanya bisa larut dalam euforia demolrasi yang entah sampai kapan akan berakhir. Telah lebih dari satu dekade demokrasi di Indonesia, namun kita masih saja belum mampu menentukan kemana indonesia harus melangkah? Apa cita-cita Indonesia? Dan indikator apa yang dicanangkan untuk mengukur keberhasilan cita-citanya? Kenyataan yang terjadi, pasca reformasi rakyat Indonesia malah semakin melarat. Karena itu, timbul pikiran dari sebagian kecil warga negara: kenapa tidak Indonesia kembali ke rezim lama saja? Pikiran-pikiran ini timbul karena kekecewaan dan rasa putus asa warga negara yang mereka, dengan sisa-sisa semangat yang ada, masih setia berfikir untuk perubahan bangsa. Sebagian besar lainnya sedah lelah berfikir (kalau memang tidak layak disebut 'putus asa'). Sebagian besar warga negara sudah terlalu kecewa dengan rezim penguasa. Mereka telah lelah dengan janji-janji akan kesejahteraan dan perbaikan ekonomi. Sebagian besar warga negara ini memang sudah mengubur dalam-dalam cita-cita dan berhenti berkarya karena tidak pernah difasilitasi dan miskin apresiasi. Dedikasi tinggi bagi kebangkitan Bumi Pertiwi tidak yang tak pernah diberi apresiasi telah membuat integritas kebangsaan kita lemah dan semangat nasionalisme (baca: persatuan/ukwah) menjadi rapuh. Krisis integritas dan rapuhnya semangat nasionalisme kebangsaan kita adalah karena elit penguasa yang berfikir terlalu pragmatis dan krisis idealitas. Penyakit ini hinggap pada hampir semua elit penguasa karena mereka hanya berfikir untuk kenikmatan pribadi dan golongan semata dan tidak pernah mau ambil pusing dalam menentukan arah kebangkitan bangsa yang berpengaruh pada kesejahteraan yang mereta bagi segenat warga negara. Pikiran akan kesejahteraan warga negara untuk tahap jangka panjang dan tak berkesudahan sering tidak menjanjikan apa-apa bagi cita-cita penumpukan harta negara ke dalam kantong pribadi elit penguasa. Mereka (elit penguasa) yang senantiasa berbicara "nasionalisme" dan "integritas bangsa" pada hakikatnya telah menjadi agen perusak nasionalisme dan integritas itu sendiri. Dalam kelelahan yang luar biasa hampir semua masyarakat Indonesia, seniman dan budayawan masih sedia mengajak segelintir anak bangsa, pemuda-pelajar, untuk jauh dari putus asa. Mereka mengajak anakanak bangsa untuk terus memelihara cita-cita dan berani bermimpi. 141

Setia memelihara cita-cita dan berani bermimpi yang masih terus dijaga dan dirawat segelintir pemuda harapan masa depan Indonesia ternyata tidak mudah mewujudkannya. Pragmatisme penguasa dan pesimisme luar biasa masyarakat sikitar lingkungannya adalah ancaman luar biasa bagi terpelihara dan terawatnya mimpi-mimpi dan cita-cita segelintir pemuda.Disinilah peran Lembaga Swdaya Masyarat, OKP, Ormas dan lembaga-lembaga non pemerintah lain (Non Goverment Organisation [NGO])dibutuhkan. Kita harus mampu menjadi motifator, insprator, controller dan fasilitator mimi-mimpi pemuda-pelajar yang luarbiasa besar. Disamping itu, kita juga harus mampu meminimalisir ancaman bagi mimpi-mimpi pemuda-pelajar dari penguasa dan budaya kecewa mayoritas masyarakat Indonesia.Banyak kalangan yang abai akan eksistensi pelajar sebagai bagian dari warga negara juga mampu menghasilkan karya yang dapat meningkatkan harkat dan martabat serta menjaga integritas bangsa. Karena itu, kita harus melihat pelajar sebagai pelaku subjek bukan objek dari perubahan dan penentuan kebijakan. (lihat Falsafah Gerakan Pelajar Islam Indonesia (PII), Kodifikasi Hasil-hasil Muktamar Nasional PII XXVI, Ambon) Pragmatisme dan hedonisme elit penguasa adalah realita yang dapat dilihat bersama namun hampir tidak ada yang bisa mencegahnya. Secara de jure, eksekutif memang dipilih oleh rakyat, namun secara de facto, kehadiran mereka ditentukan oleh penguasa perusahaan besar. Mereka menyokong segala kebutuhan yang bersangkutan untuk memenangkan pemilu. Sehingga, prioritas utama mereka setelah menjadi penguasa adalah menuruti keinginan perusahaan-perusahaan penyokong yang hampir selalu merugikan rakyat. Sokongan seperti ini tidak jarang juga terjadi pada anggota legislatif. Karena pengendalian negara yang tanpa arah dan tiada visi oleh pejabat sarat kopusi, maka kebebasan yang diberikan kepada rakyat seharusnya dibarengi dengan orientasi kebangsaan yang jelas dan terah sehingga rakyat bisa bertanggung jawab atas kebebasan yang dimiliki. Karena kebebasan itu barulah ideal bila core tanggungjawab. (Habibie, 2010 h.247) Kebijakan-kebijakan hukum yang melanggengkan para elit pejabat dan perusahaan dalam mencuri dan mengkebiri hak-hak rakyat untuk berkarya dan berekspresi secara positif guna meningkatkan harkat dan marwah bangsa adalah karena idealitas dan moralitas para wakil rakyat yang bobrok. Bahkan hampir semua kebijakannya menghambat anak bangsa untuk berkarya. Salah pilih wakil oleh rakyat adalah karena rakyat itu sendiri telah salah menentukan indikator baik-buruknya seseorang.Lembaga yudikatif yang seharusnya dapat mengawal terciptanya kebijakan yang pro-rakyat tidak bisa berbuat banyak karena segala produk hukumnya yang, bagaikan kitab sastra, mudah sekali ditafsirsan secara subjektif, sehingga dapat 142

memenangkan siapa saja yang punya uang. Hal ini telah menggoda hampir semua aparat yang berkaitan dengan penegakan hukum untuk ikut "memperkosa" produk hukum yang memang telah "aneh" itu demi sekeping uang dan setingkat jabatan. Dominasi korporasi bahkan telah menghambat lembaga TNI untuk berwira usaha. Dengan iming-iming kenaikan anggaran belanja keamanan, TNI telah dijadikan semacam orang lain di negeri sendiri. Ini adalah salah satu bukti dimana korporasi semakin berkuasa atas kedaulatan sebuah bangsa. Dengan berkedok domokratisasi, mereka mengendalikan semua kebijakan negara dan rakyat semakin sengsara (bandingkan, Wolf, 2007). *** Sebaik apapun mekanisme yang dirancang bagi terfasilitasi dan terapresiasikannya potensi-potensi besar dari pemuda-pelajar, keberhasilan akan tercapainya cita-cita itu semuanya ditentukan oleh lingkungan. Untuk dapat menemukan langkah-langkah yang dapat kita tempuh dalam rangka tercapainya mimpi dan cita-cita pemuda pelajar, agar ini tidak dihambat oleh lingkungan masyarakat, terlebih dahulu kita harus dapat mengidentifikasi karakter masyarakat. Nabi Muhammad Saw. mengecam orang-orang yang yang memiliki sifatsifat iri dan dengki. Dalam agama Islam kita dilarang berburuk hati bila orang lain disekitar kita dikarunia kelebihan yang tidak kita punyai.Larangan ini bertujuan agar kita dapat melihat kelebihan orang lain dengan jiwa lapang, terbukan dan turut memberi apresiasi. Ini dimaksud agar pikiran kita terarah pada pencapaian yang dimiliki sehingga kita dapat berlajar dari proses-proses orang lain itu memperolah sukses dan dapat menerapkannya pula dalam kehidupan kita pula. Karakter dan cara pandang seperti ini akan melahirkan budaya persaingan yang sehat. Dan mungkin inilah yang dimaksud dalam AlQur'an: Berlomba-lombalah (dalam meraih) kebaikan. Semua orang akan menemukan dirinya sangat sempurna di hadapan cermin. Hal ini karena, bila mengarah pada diri sendiri, kita hanya mampu melihat segelintir kelebihan kita dan mengabaikan sejuta kekurangan yang dimiliki. Bila kelebihannya satupun tidak ada, akal kita akan mencari terus menerus kelebihan itu hingga menemukan satu yang paling baik diatara semua yang buruk. Lebih parah lagi, untuk menutupi kekurangan diri, banyak diantara kita yang menghujat bakat, minat, karir dan profesi orang lain. Dia menjadikan dirinya sendiri yang serba kekurangan itu sebagai indikator dari segala sesuatu.Karakter imunitas diri seperti ini telah mengakar dalam diri masyarakat Indonesia. Menciptakan pemuda pelajar yang militan, bekepribadian luhur serta berani bermimpi adalah tugas kita bersama. Pemerintah boleh-boleh saja 143

berusaha agar tidak ada NGOs lagi yang menangani persoalan-persoalan bangsa dengan alasan negara sanggup meng-cover semua. Padahal usaha ini karena untuk memilimalisir kritik terhadap mereka. Usaha licik ini takkan pernah terjadi.NGOs. akan terus hadir dalam rangka memperjuangkan nasib mereka yang tertindas. Toleransi masih harus tumbuh dari dalam dirikita untuk mentang penguasa penguasa yang dzalim (Wahid, 2007 h.14). Dari sekian banyak mereka yang hidup senang bergelimpangan harta, namun orang yang selalu teguh memperjuangkan hati nurani pasti akan terus ada. NGOs di struktur formal dan sekretariatnya memang terus berkurang, namun hati nurani sebagian manusia tidak akan pernah mati. Meski mereka terlihat tiarap, sewaktu-waktu mereka dapat saja muncul dengan jumlah masa yang mencengangkan karena mereka peka media, peka teknologi. Jejaring sosial adalah salah satu wadah dimana hati nurani manusia masih diterima (Chapra, 2008) dan masih akan terus hadir "pembela-pembela Prita" yang setia.

144

Kebahagiaan Hakiki adalah Dalam Menahan "Kita selalu menginginkan apa yang tidak kita miliki, tidak pernah menginginkan apa yang kita miliki." (Penyair Timur)Apa yang manusia cari dalam hidup? Uang, untuk digunakan bersenang senang. Membeli pakaian semahal-mahalnya. Yang paling mahal diantaranya terbuat dari sutra dan kulit hewan. Semahal-mahal pakaian manusia adalah belum berpakaian bagi binatang, semewah-mewah pakaian manusia adalah hewan yang telanjang. Membeli makanan padahal perut kita hanya sejengkal saja. Dalam hal makanan, monyet lebih hebat dari kita, dia bisa menyimpan makanan di bawah rahangnya bila perutnya telah penuh.Membuat rumah banyak-banyak dan sebesar besarnya dan hanya untuk tidur di sana, sebab sudah terlalu sibuk bekerja. Bila tidur, semua tidak sadar, dalam tidak sadar, tidur di bawah kolong jembatan dengan di hotel berbintang lima, sama saja.Semua yang diimpikan bukan untuk diwujudkan. Mimpi-mimpi hanya sekedar alasan mengapa kamu harus hidup. Bila kau telah mendapatkan apa yang kau impikan, kamu tak punya lagi alasan untuk hidup.Kamu menikahi seorang wanita putih mulus. Setahun dengannya kamu mulai bosan. Lalu diam-diam kau main belakang dengan si Hitam Manis. Si Hitam Manis selalu membuat penasaran. Kaupun menikahinya tanpa pengetahuan istrimu si Putih Mulus.Lama-lama si Hitam Manis mulai memuakkan. Putih dan hitam sudah kau "coba". Segala gaya, segala atraksi sudah kau peragakan dengan mereka. Kau mulai melakukan adegan di filmfim biru Barat. Padahal Kitab Suci mengecam itu meski dia istrimu. Adegan yang dilarang Kitab Suci itu kau temukan tiada beda laki-laki atau perempuan lawan mainmu di atas ranjang. Lalu kamupun mulai betah dengan laki-laki. Alasannya laki-laki tidak banyak tingkah. Jadilah kau ummat yang dikecam Nabi Luth.Dalam mengejar titel maupun jabatan tidak jauh beda. Hasrat naik pangkat dan titel sebanyak-banyaknya terus menghantam imaji di kepalamu. Dengan begitu, kau takkan pernah menikmati profesimu.Kamu harus selalu pandai menemu beda: mana kebutuhan, mana keinginan. Kebutu han itu patut kau penuhi. Sementara itu, keinginanmu tiada berbatas. Pada hakikatnya, kepuasanmu atas keinginan-keinginanmu letaknya bukan pada pencapaian akannya, dianya tidak mengenal kata puas. Kebahagiaanya hanya ada pada momen-momen kamu berusaha menahan keinginanmu. Dan kepuasannya ada pada keberhasilan menghilangkan keinginan-keinginan itu.

145

Filsafat Ilmu: Islam Kalau ada organisasi yang mengusung tema "kesempurnaan" maka itu patut diapresiasi. Ini artinya mereka mengerti "kesempurnaan adalah sesuatu yang mustahil dicapai bagi kapasitas kemanusiaan dan semua yang termasuk makhluk. Tema ini dapat terus memotifasi mereka untuk terus berusaha dan berjuang kerena tidak memiliki indikator pasti dan pencapaian konkrit yang dapat menjadi alasan organisasi ini harus bubar karena capaian telah sampai.Visi seperti ini sejalan pula dengan amanah yang diemban manusia selaku abdi Allah. Allah SWT memerintahkan manusia untuk berjuang dan berusaha, sementara ganjaran bagi kita tidak dihitung berdasarkan pencapaian, melainkan dinilai dari proses dan usaha. Sejalan pula makna "filsafat" ditinjau dari segi asal katanya atau etimologi. Kata "filsafat" besasal dari gabungan dua kata dalam bahasa yunani: "pliho" dan "sophia". "Philo" bermakna "cinta" dan "sophia" berarti "kebijaksanaan". Jadi "filsafat" berarti "cinta kebijaksanan". Menurut saya, kata "cinta" yang dimaksudkan disini tidak identik dengan makna cinta yang sering digunakan sebagai hubungan kasih antara dua belah pihak. Tapi makna "cinta" dalam hal ini berarti sebuah hasrat, sebuah keinginan. Sebuah cita. Jadi "cinta kebijaksanaan" dalam makna "filsafat" berarti sebuah hasrat terus-menurus untuk menemukan kebijaksanaan.Makna ini sejalan dengan makna "kebijaksanaan" itu sendiri yang dianya tidak memiliki indikator maupun ciri-ciri yang pasti. Menjadi orang yang bijaksana adalah proses terus menerus yang tiada henti. Mencari kebijaksanaan itu sendiri juga sebuah upaya yang tiada kata berhenti. Jadi seorang filsuf adalah orang yang senantiasa menjacari kebijaksanaan tiada henti.Apapun daripada objek pengkajian disebut Ontologi. Pada awal mula, objek utama kalian filsafat adalah alam semesta. Mengamati alam manusia melahirkan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaanpertanyaan tersebut dicari jawabannya dari alam juga. Bila manusia menemukan jawaban atas pertanyaannya, maka jawaban yang ditemukan itu malah melahirkan beberapa pertanyaan lagi. Sering pertanyaan pertanyaan awal tak sempat dicari lagi jawabannya karena kesibukannya berfokus pada pencarian jawaban yang datang dari jawaban yang telah ditemukan.Lama manusia dibuat bingung oleh persoalan ini. Hingga ada yang mencoba merumuskan secara teratur pertanyaanpertanyaan dan jawaban-jawaban yang ditemukan. Dari itu pula lahir yang namanya Ilmu Logika. Jawaban yang ditemukan itu dikodifikasi. Kodifikasi itu termasuk Ontologi. Kodigikasi itu diuji kembali keabsahannya. Jawaban-jawaban itu 146

diuji melalui Epistimologi. Hasil dari kodifikasi yang telah diuji disebut ilmu. Ilmu itu adalah sesuatu yang tidak pernah sekaligus tidak boleh pasti. Setiap ilmu harus dapat diuji keabsahannya kapan saja dan meggunakan metodologi apapun atau disebut: bebas nilai. Karl Popper (2008) bahkan menekankan diuji saja tidak cukup, dianya haris dapat dibuktikan. Lima belas abad sebelum Popper melahirkan gagasannya, Al-Qur'an telah menyadarkan manusia untuk menguji keabsahannya dengan berkonspirasi dan mengunakan berbagai strategi. Menyangkut ilmu itu bebas nilai, Al-Qur'an menganjuran kepada manusia untuk tidak salah ambil sikap bila menemukan pertentangan antara ilmu dengan Al-Qur'an. Al-Qur'an memerintahkan agar ilmu itu sendiri yang perlu diuji kembali. Makna adri perinta ini adalah tantanga n dari Al-Qur'an dan menyatakan dirinya sangat absah. Contohnya, pada awal mula Teori Evolusi ditemukan. Terdapat pertentangan antara Al-Qur'an dengan teori yang digagas oleh Charles Darwin ini. Namun setelah teori itu diuji kembali belakangan ini, terbukti teori Evolusi itu memang keliru. (Harun Yahya, 2001) Bila yang diuji itu Kitab Suci sebagaimana yang dilakukan Yunani beberapa generasi setelah Al-Masih, maka Kitab Suci itu akan menuai pertentangan yang sangat mencolok untuk setiap generasi karena penemuan dan pemikiran manusia itu sifanya terus berubah. Sepanjang sejarah perkembangan pemikiran Islam, saya menemukan tiga aktor yang berhasil menggerakkan muslim untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan dinamika zaman. Yusuf Al-Kindi berhasil menyadarkan ummat akan pentingnya "naturalisasi" filsafat Yunani kedalam wilayah keilmuan Islam sehingga dengan itu keilmuan Islam memiliki Epistemologi yang tajam sehingga melahirkan konsep keilmuan yang tangguh. Saat itu kaum muslim punya daya analisa yang tajam terhadap segala persoalan sehingga setiap problem yang dihadapi mudah saja didapat solusi. Namun seiring waktu, masyarakat menjadi terlalu larut dalam budaya berfikir filosofis sehingga lama-kelamaan jadi banyak diantara mereka yang setiap menuai persoalan, mereka mencari solusia dari konsep filosofis. Padahal awalnya, mereka menggunakan filsafat sebagai metodologi dalam mengkaji Al-Qur'an dan Sunnah untuk mencari jawaban atas setiap soalan kehidupan.Karenanya, waktu itu, masyarakat dilanda krisis identitas dan karakter. Mereka telah jauh dari jalan Islam yang murni. Pada masa genting itulah Hamid Al- Ghazali muncul dan mengajak kaum muslim masa itu untuk kembali pada Islam yang murni dan menghidupkan kembali pembelajaran agama Islam.Akibat dari pengaruh Al-Ghazali sangat terasa. Setelahnya, secara perlahan-lahan masyarakat meninggalkan semua kajian-kajian filosofis. Mereka semua mulai disibukkan denga proses penyucian diri dan menolak untuk meningkatkan progresifitas pemikiran. Sehingga, 147

imperialisme dari luar negara Islam tidak dapat dibendung oleh kaum muslim kerena mereka tidak peduli dengan persoalan dunia dan sibuk mempersiapkan diri menghadapi mati. Ketika Imperialisme sudah menguasai seluruh bagian bumi yang dihuni kaum muslim dan pengaruh cara pandang imperialis telah berhasil ditanamkan kedalam jiwa kaum muslim, seorang yang sadar akan kondisi kaum muslim dan mengetahui bahwa akar keterpurukannya adalah karena pemikirannya telah berhenti, oleh karena itu dia, Sir Muhammad Iqbal berusaha menghidupkan kembali pemikiran agama dalam Islam yang telah lama ditinggalkan sehingga membuat kaum muslim tidur lelap selama sepuluh abad. Dari Al-Kindi hingga Al-Ghazali adalah masa-masa dimana kaum muslim berada dalam puncak kejayaan dan kegemilangan. Sebab dari kegemilangan ini adalah karena ketika itu kaum Muslim menyatu dengan AlQur'an dan Hadits. Selain itu, filsafat mereka dicurahkan untuk mengkaji ilmu-ilmu sesuai petunjuk Al-Qur'an dan Hadits. Dari Al-Ghazali hingga Iqbal, meskipun masyarakat muslim trlalu peduli dengan alam akhirat dan selalu sibuk berzikir, mereka terpuruk dan bahkan dijajah lebih lima abad oleh kafir karena mereka melupakan sebagian kandungan Al-Qur'an dan Hadits serta mengabaikan amanah Allah untuk manusia yakni akal pikiran. Pasca Iqbal, perkembangan pemikiran sudah mulai tumbuh di kalangan kaum Muslim. Saya perkerakan di masa depan perkembangan ini akan semakin pesat. Namun saya yakin perkembangan pemikiran ini tidak akan mampu mengulang kembali kejayaan dunia Islam. Karena, kaum muslim di masa depan hanya akan sibuk denga perkembangan dan pengembangan pemikiran sementara mereka jauh dari agamanya. Perkembangan pemikiran dan ilmu yang jauh dari agama hanya akan membuat kaum muslim tidak jauh beda dari Barat masa kini. Seperti di Barat saat ini, perkembangan ilmu-ilmu sosial hanya akan membuat manusia berpedoman pada gaya hidup yang sesat lagi rapuh: komunisme, materrialisme, hedonisme, pragmatisme, kapitalisme dan banyak lagi, adalah bukti dimana sebenarnya produk-produk pemikiran manusia tidak boleh dijadikan sebagai pedoman hidup. Hal ini sama-saja seperti menyembah berhala yang juga merupakan karya manusia. Teknologi Barat yang kelihatannya memudahkan kehidupan manusia nyatanya hanya menghancurkan segenap ekosistem dan mempercepat kematian dengan asupan bahan kimia melalui makanan dan radiasi. Islam melihat segala objek kajian filsafat berbeda dengan cara pandang agama dan aliran filsafat manapun. 148

Tuhan, manusia dan alam, yang menjadi objek utama kajian filsafat, dilihat dari bagaimana Al-Qur'an dan Hadits memposisikannya. Lalu dari sanalah segala sesuatunya dimulai. Mengenai Filsafat Ilmu, melalui Al-Qur'an, Allah memerintahkan pada kaum muslim untuk meneliti segala berita yang datang dari sumber yang diragukan. Bertaitan ini, kita wajib menguji segala teori ilmu. Kita tidak boleh serta merta percaya pada segala teori, apalagi menjadikannya sebaga pedoman dan pandangan hidup. Manjadikan segala teori hasil ciptaan manusia sebagai pedoman hidup seperti pancasila, demokrasi, libralisme, sosialisme dan sebagainya adalah sama seperti menyembah berhala. Berhala dan teori-teori itu adalah sama-sama hasil produksi manusia, bedanya, kalau teori-teori itu adalah karya manusia melalui kreatifitas teori; berhala adalah kreatifitas melalui seni ukiran.Karena kedua hal itu adalah karya manusia, maka menyembah atau menjadikannya sebagai pedoman hidup, lebih hina dari menyembah manusia. Dr. Muhsin Labib dari The Islamic College Jakarta mengatakan, filsafat adalah upaya mencari kebenaran secara murni dan transparan. Oleh karena itu, dia menyepakati tidak ada yang namanya filsafat Islam. Sebab, tidak ada seorang filsuf muslim-pun yang berangkat dari ontologi murni. Semua mereka berangkat dari keyakinan atas objek-objek kajian filsafat berdasarkan informasi teks (Al-Qur'an dan Hadits). Pada sisi yang lain, jalan yang ditempuh filsuf muslim dapat diterima bila digolongkan dalam Filsafat Ilmu. Sebab, bila mau merujuk pada makna asli filsafat, maka Aristoteles sendiri boleh jadi seorang Nabi yang diberi wahyu dan dia berangkat dari informasi Tuhan. Dan itu, bukan kajian murni. Bahkan, para filosof modern selalu berangkat dari analisa mereka atas teks-teks yang ditinggalkan para pendahuli mereka. Dalam hal ini, Albert Einstein lebih layak disebut filsuf sebab dia menemukan teori-teorinya berdasarkan analisa murni. Tapi saya kira pendapat Dr. Labib tidak sepenuhnya benar, sebab, Ontologi, yang menjadi basis analisa filsafat tidak mengklaim objeknya harus murni diluar teks. Dr. Umar Shahab, mengatakan, setidaknya ada dua basis Ontologi yakni Matefisika dan Teologi. Teologi merupakan teori ketuhanan yang telah dikodifikasi kedalam teks. Jadi saya kira, objek kajian para filsuf tidak serta-merta dari realitas. Namun, saya kira, yang paling penting dalam filsafat adalah kebaruan teori yang dihasilkan. Terlepas darimana dan bagaimana-pun basis ontoligisnya. Belakangan timbul gagasan dari kalangan tertentu untuk membatasi pengistilahan gagasan filosofis yang dihasilkan oleh para filosof. Gagasan ini muncul karena mereka "gerah" melihat para filosof yang selalu menggunakan 149

istilah sangat private dan sangat subjektif. Gagasan ini mereka beri nama Filsafat Analitik. Saya kira para penggagas Filsafat Analitik benar-benar bukan filsuf; meskipun boleh jadi mereka ahli Filsafat. Pembatasan pengistilahanpengistilahan subjektif hanya akan menghambat lahirnya pemikiranpemikiran cemerlang. Jadi, saya kira ini tidak diperlukan. Saya kira tugas pengenalan istilah yang subjektif dari filsuf agar dipahami awan berikan saja pada para ahli Filsafat Analitik. Kalau saja basis Ontilogi Filsafat hanya dibatasi pada ruang realitas, maka filsafat diharamkan dalam Islam. Sebab, Al-Qur'an dan Hadits yang menjadi pedoman utama kaum muslim diabaikan. Bukankah segala aktivitas Muslim, termasuk berfikir, harus berlandaskan dua teks itu. Kata Machael Hart (2004), keberhasilan seorang filosof itu bukan karena kebenaran argumentasinya. Tapi sejauh mana gagasan itu mampu mempengaruhi orang. Perbedaan substansial antara filsafat Islam dengan filsafat Barat adalah: filsafat Barat menolak Matafisika sebagai basis ontologisnya. Sebab, Barat menganut aliran pemikiran Materialisme. Segala hal dalam Filsafat Barat harus dapat dikaji dan diamati oleh indra. "Tuhan" dalam kacamata "filsafat murni" harus yang benar-benar berasal dari akal murni. Karena Tuhan dalam Kitab Suci tidak dapat ditinjau melalui pengamatan indra, maka Teologi juga tidak sesuai bagi Ontologi filsafat murni. Epistemologi Islam haruslah berangkat dari penggunaaan Ontologi dari tema-tema yang dikandung Al-Qur'an dan Hadits. Pengkajian atas Tuhan, manusia, alam dan tema-tema lain harus berangkat dari bagaimana kedua teks Islam tadi mengkesankannya. Yang memberikan perbedaan radikal antara Filsafat dan Filsafat Ilmu Islam dengan Filsafat Barat dan Filsafat Ilmu Barat adalah pada basis ontologisnya. Filsafat Barat berangkat dari keraguan sementara Filsafat Islam berangkat dari keyakinan. Pertanyaan Muhammad Ridha, Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) sangat layak dipertimbangkan: Kita beriman makanya kita bertanya. Atau kita bertanya makanya kita beriman?

150

Globalisasi Pendukung mazhab Globalisasi mengaku mampu memperjuangkan gaji buruh dan pagawai lebih tinggi. Ini saya kira tidak perlu. Bila perdagangan bebas beserta iklan penuh daya pikat tidak ada, maka budaya konsumsi tidak parah. Gaji sedikit akan mencukupi. Dengan itu negara bisa lebih banyak mengeluarkan alokasi pembangunan kesejahteraan publik. Perjuangan penaikan gaji adalah semata untuk kepentingan organisasi mereka agar masyarakat mampu membeli produk-produk mereka yang sangat banyak dan mahal-mahal.Globalisasi seperti tanaman sawit. Dia menumbangkan ribuan pohon kebudayaan dan kearifan dari masing-masing wilayah yang unik-unik dan menyebabkan beragam "satwa" idealitas terancam dan akhirnya punah. Pada akhirnya yang dituai adalah "banjir bandang" degradasi moral dan hilangnya kesuburan "tanah" jati diri dan identitas. Tiga tawaran manis globalisasi yaitu: turunnya biaya transportasi; rendahnya biaya kominikasi dan; mengaku mampu menekan pemerintah menurunkan pajak. Padahal ketiga hal ini hanya akan menguntungkan pihak mereka. Biaya transportasi yang murah adalah agar harga barang mereka lebih dapat dijangkau dan lebih mudah disalurkan. Biaya komunikasi yang rendah adalah agar mereka dapat lebih mudah membujuk konsumennya untuk lebih terpengaruh membeli dan agar pemesanan barang-barang mereka lebih cepat dan mudah. Dengan turunnya pajak, konsumen akan lebih tertarik memiliki barang-barang mereka. Padahal pajak, yang dikelola dengan baik, juga diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat. Perusahaan, terutama perusahaan asing, menyuap pejabat berwewenang untuk menekan harga produk pertanian. Dan sistem "pembunuhan petani" ini hanya bisa diterapkan di negara demokrasi. Demokrasi juga memudahkan banyak pejabat mengkorupsi uang negara sehingga mereka dapat membeli produk-produk asing yang mahal. Sebab itulah negara-negara maju penghasil produk-produk mahal risih bila sistem negaranya otoriter sebab yang mampu nenjangkau produk-produk negara mereka yang mahal itu terbatas sekali.

151

Konsep Takdir Teologi Klasik Teologi, Filsafat dan Tasawuf, adalah tiga disiplin yang mempunyai beberapa kesamaan. Kesamaan yang paling menonjol diantaranya adalah ketiganya mempunyai ruang konsentrasi untuk mengkaji tuhan. Metode yang ditempuh ketiganya berbeda dalam mengkaji Tuhan. Teologi melakukannya dengan melalui analisa teks wahyu. Filsafat berangkat dari keraguan akal dan tasawuf dengan cara merasakan kehadiran-Nya melalui tindakan aksi.Ketiganya memiliki masing-masing kelebihan dan kekurangan tertentu. Teologi hanya mampu menjelaskan Tuhan melalui apa yang Tuhan informasikan sendiri melalui wahyu dan tidak merasakan kehadiran Tuhan. Namun Teologi akan terhindar dari kekeliruan konsep akan Tuhan. Sementara filsafat selain berpotensi keliru juga miskin cita rasa akan kehadirannya. Meski begitu, filsafat punya argumen yang kuat dalam mempertahankan argumen rasional tentang konsep ketuhanan. Tasawuf dapat memberi kenikmatan akan kehadiran Tuhan meski sumber kenikmatan itu berpeluang datangnya dari setan serta tidak mampu memberi penjelasan akan "Tuhan" itu sendiri. Teologi Islam berkutat pada perdebatan antara dua aliran besar yang, padahal, berawal dari perpecahan politik: Qadariyah dan Jabriyah. Aliran Qadariyah menganggap manusia punya kewenangan penuh atas keputusan dan tindakan yang diambil dan Allah hanya menjadi sebagai fasilitator terhadap kebijakan itu. Sementara aliran Jabariyah menganggap manusia tidak punya kuasa apapun dalam memutuskan segala sesuatu. Aliran ini melihat segala keputusan dan tindakan manusia dikendalikan oleh Allah keseluruhannya. Allah SWT yang Maha atas segala sesuatu ketika menciptakan segala sesuatu telah tau segala potensi ciptaannya. Dan karena kekuasaannya pula, segala ciptaanya-Nya sudah dikehendaki dan diketahui segala apa yang akan terjadi dan yang akan dilakukan makhlukNya.Allah sudah tau Azazil akan ingkar untuk bersujud menghormati Adam. Ketika Allah menghendaki menciptakan Azazil, maka segala potensinya sudah berlaku bersama "niat" penciptaan itu. Jadi segala tindakan Azazil adalah berdasarkan potensinya. dan potensi itu berada bersama penciptaannya tanpa terpisah satu sama lain. Demikian Azazil, demikian pula semua ciptaan Allah yang lain. Pemikiran aliran yang menyatakan manusia berhak menentukan segala keinginannya hanya efektif untuk memotivasi manusia untuk semakin serius beribadah dan mengejar cita-cita. Kita memang selalu merasa nyaman dalam kebohongan daripada sedikit bersusah payah dalam kebenaran. 152

Kita memang sulit menerima kebenaran dan selalu merasa diri berkehendak dalam menentukan tindakan kita. Kita lupa bahwa kehendak, keputusan dan pikiran kita ditentukan oleh potensi yang ada dalam dirikita dimana potensi itu adalah manunggal dengan "diri" itu sendiri.Dalam mengkaji Kitab Suci, kita lebih suka menafsirkannya sesuai keinginan. Bukan mengkaji Kitab Suci untuk memahami maksud dari Kitab suci itu sendiri. Sehingga meski Kitab Sucinya satu, selalu multi tafsir.Demikian pula dalam melihat dunia. Kita selalu ingin dunia yang kita lihat sesuai dengan keinginan kita. Bukan melihat dunia apa adanya. Kalau teologi Islam masih saja berkutat pada persoalan Jabariyah dan Qadariyah, peradaban Islam akan semakin mundur. Peradaban itu lahir dari kebudayaan-kebudayaan yang tangguh. Kebudayaan yang tangguh adalah efek dari tingginya ilmu setiap individu. Ilmu kita harus semakin dinamus dan progresif serta mampu menjawab segala persoalan ummat. Untuk mendukung dan menjaga progresivitas Ilmu, kita perlu sebuah perisai tangguh yang dapat menjaga dan membantu mengembangkan progresivitas kajian keilmuan. Perisai ini kita sebut Teologi. Teologi juga harus dapat dijadikan sebuah visi atau paradigma keilmuan. Bila Teologi Islam masih saja berkutat pada masalah-masalah yang tidak jelas ujung pangkalnya itu, maka perkembangan ilu Islam hanya sebatas impian dan imajinasi.

153

Kritik Metafisika dan Posisi Al-Qur'an Bagaimana kita membangun sebuah teori? Seperti apa cara kita memandang sebuah realitas? Sampai bilakah teori kita bertahan? Mengingkari subjektivitas samadengan mengingkari semua pengetahuan manusia yang telah dibukukan dan telah diterapkan. Subjektivitas yang saya maksudkan adalah buahpikir atau gagasan dari seseorang. Tuhan kita tidak menciptakan sesuatu apapun dalam bentuk yang sama. Tidak bulir-bulir salju, tidak loreng harimau, tidak sidik jari manusia, tidak pula pembentuk atom. Tidak ada kembar identik yang sama.Ketika Tuhan ingin berbicara, Dia berbicara melalui makhluk-makhluk-Nya di alam semesta. Dan ketika manusia ingin menyampaikan pesan penting, Dia akan hadir melalui Ruh-nya yang ada disebut akal manusia. Kalam Tuhan akan hadir melalui akal yang selalu mengingat-Nya, mengingat segala ciptaan-Nya baik selagi dia berdiri, duduk bahkan saat dia berbaring. Belakangan ada teori yang mendewakan hingga mengabsolutkan metode induktif sebagai cara mencari sesuatu yang mereka sebut "kebenaran objektif". Mereka mengharuskan segala teori berdasarkan indikator tertentu yang disepakati bersama. Karena indikator itu niscaya, maka lolos tidaknya sebuah argumen menjadi ilmu melalui teori. Maka ilmu ditentukan konsensus! Ilmu dan kebenaran bukanlah politik demokrasi atau sistem poling yang menentukan sesuatu benar atau salah menurut suara mayoritas.Sangat banyak sebuah gagasan brilian dan cemarlang berawal dari pencetusnya dianggap gila. Sokrates, Muhammad Saw, Galileo Galilei, Friedrick Nietzsche dan Albert Einstein adalah beberapa diantaranya. Untungnya nama-nama di atas terbuktikan kebenarannya oleh waktu dan pengalama manusia merasakannya. Ini salahsatu yang patut kita syukuri. Untungnya teori-teori mereka terselamatkan karena ada sebagian kecil mereka yang hidup di tengah-tengah para penemu itu dapat dipahami dan diapresiasi oleh mereka hingga buah pikir-buah pikir itu terselamatkan dan dapatlah manusia tersadarkan oleh kebenaran.Kalau filsuf adalah orang yang berjasa menurunkan puisi para penyair hingga siap untuk bisa menjadi sajian renyah bagi awam, maka Umar bin Khattab dan Aristoteles adalah "filsuf" yang berjasa menurunkan kehendak Tuhan ke dalam aturan-aturan hukum Fikih dan hukum alam semesta sehingga kita mampu memahami pesan yang tinggi dan tak terpahami bila kita langsung yang mencernanya. Positivisme adalah teori yang paling keliru sepanjang sejarah gagasan dan Ilmu Pengetahuan. Wittgenstein dan Hume adalah dua diantara sekian tokoh pendukungnya. Mereka lupa bahwa setiap ide maupun gagasan yang dibukukan sehingga menjadi sebuah teori semuanya lahir dari sesuatu yang 154

bukan materi. Semua ide dan gagasan bentuknya adalah matefisik. Lalu positivisme datang dan melarang Metefisika sebagai bagian basis Ontologi. Ini benar-benar aneh dan tidak masuk akal. Sebuah teori memang tidak akan berguna bila tidak mampu menjadi solusi bagi khalayak. Bila tidak, teori itu hanya akan memuaskan kegelisahan intelektual filsuf. Namun bagaimana bila teori itu tidak sanggup dan dapat diterima akal epistemolog? Apakah teori itu mudah saja dimasukkan keranjang sampah? Dalam hal ini, kita memerlukan beragam jalur epistemologi untuk memfalsifikasi teori. Bagi epistemologi yang masih fanatik terhadap, dan masih bercirikan: objektivisme dan materialisme, akan menjadi musuh besar bagi kebenaran. Seperti yang dikatakan Karl Popper (2008: 32), kebenaran sebuat teori bahkan tak sebatas harus melalui pengujian ilmiah. Dianya harus juga dapat dibuktikan melalui pengalaman. Pembuktian kebenaran sebuah teori melalui pengalaman kadang kala membutuhkan proses waktu yang panjang di mana pernyataan sebuah teori harus menunggu kondisi yang tepat untuk terjadinya kondisi seperti yang surah dalam teori. Adakah semua teori itu adalah sebuah kerangka yang utuh secara keseluruhannya? Karena kalau sebuah teori adalah sebuah kerangka yang utuh, maka bila suatu pengujian telah membuktikan dianya salah maka harus begitu saja dibuang ke dalam keranjang sampah. Apalagi saat ini kita sangat miskin sudut pandang Epistemologi. Namun Epistemologi kita "kaya warna" maka meskipun sebuah metode mengingkari metode itu, maka mungkin pendekatan Metodologi yang lain dapat memaklumi atau bahkan menerimanya.Semua ide bisa jadi berawal dari text book. Tapi text book itu selalu hanya menjadi motivasi dan sumber inspirasi. Namun ide-ide yang baru selalu datang saat perenungan yang selalu berkaitan dengan alam semesta. Alam sifatnya selalu jujur dan apa adanya. Jadi setiap ide dan gagasan, seburuk apapun dia, selalu memiliki ruang kebenaran. Karena itu, adalah kejahatan besar bila serta merta kita membuang sebuah teori hanya karena telah gagal diuji oleh suatu metodologi tertentu. Adalah tugas kita untuk selalu mengkonservasi semua literatur yang telah dianggap usang oleh sain modern dan saya yakin pada ruang watu dan metodologi lainnya gagasan-gagasan itu akan sangat berguna dan dihargai. Terusterang saya kecewa dengan pemikir awal Masehi yang serta merta membuang text Injil asli dan memberdayakan injih hasil penyesuaian dengan Logika Yunani saat itu.Kita mungkin perlu mempertimbangkan posisi Metafisika sebagai bagian dari sumber Ontologi, objek kajian Filsafat Ilmu. Metafisika Islam, terutama saat berbicara mengenai tema-tema kentang konsep Tuhan, maka Allah yang mengakui dirinya sebagaimana yang ditegaskan dalam surat Al-Ikhlas (Iqbal, 1986) tidaklah sama seperti tuhan yang disebutkan dalam kitab-kitab Perjanjian atau Kitab Suci agama lain (Al-Attas, 2005). 155

Sumber Metafisika Tuhan (Allah) dalam Al-Qur'an telah terbukti kebenarannya melalui banyak metodologi pembuktian ilmiah (Yahya, 2003). Sifat Al-Qur'an tidak sama seperti sebuah buku bunga rampai yang mudah saja masing-masing temanya dipisahkan satu sama lain. Al-Qur'an hingga setiap kata-katanya memiliki keserasian yang begitu luar biasa sehingga satu kata atau satu ayat pun tidak boleh dikaji secara terpisah. (Shihab, 2007). Sebab itulah metode Hermeunetika tidak tepat digunakan untuk mengkaji Al-Qur'an. Inilah bagian dari alasan kenapa dalam banyak surat dari Al-Qur'an, saat sedang berbicara satu persoalan, (terkesan) tiba-tiba beralih membicarakan kasus yang lain. Kalangan yang tidak memahami sering menuduh ini adalah inkonsistensi Wahyu terakhir ini. Sebab itulah, beberapa ayat saja dari Al-Qur'an yang telah terbukti benar secara ilmiah, dapat ditetapkan Kitab suci ini benar secara keseluruhannya.

156

Mantiq Mantiq berasal dari kata 'nataqa' yang artinya 'bicara'. Secara istilah, Mantiq berarti ilmu tentang berbicara (diskursus) tentang sesuatu yang lurus. Mantiq adalah ilmu yang dapat membantu kita menghindari kesalahan dalam berbicara. Dalam bahasa Inggris ilmu ini disebut 'Logic'. Sementara dalam bahasa Indonesia disebut 'Logika'. Ilmu ini juga berguna untuk menemukan maksud sebenarnya dari informasi yang disampaikan pembicara. Mantiq juga dapat membantu kita mengidentifikasi kebenaran dari informasi yang disampaikan pada kita. Terlalu banyak informasi yang kita terima terkesan benar, namun bila kita menguasai Mantik, kita akan terbantu untuk memferifikasi informasi-informasi itu. Dengan ilmu ini, kita dapat menggolongkan derajat-derajat kesahihan informasi. Boleh jadi tanpa menguasai mantiq kita dapat mengetahui benar tidaknya suatu informasi. Namun tidak sistematis. Fisafat adalah ilmu yang membutuhkan objek kajian berupa Ontologi. dalam mengkaji objeknya, Filsafat membutuhkan akal. Dan akal membutuhkan Mantiq untuk menghindari kesalahan berfikir. Maka Logika adalah substansi dari Filsafat. Tanpa Mantiq, kata Dr. Umar Shahab, Filsafat tak mungkin ada. Menyerang Ilmu Mantiq tanpa menggunakan Mantiq adalah bohong. Sebab Anda tak mungkin melalukannya tanpa menggunakan Mantiq pula. Tak mungkin Anda menggunakan Mantiq tanpa menguasai ilmu itu. Karena semua ilmu membutuhkan pemikiran dan menggunakan argumentasi, maka semua ilmu membutuhkan argumentasi. Sebab itu "Mantiq adalah pelayan segala ilmu" (Alkadhum.org) Dari segi perumusan dan metodenya, Mantiq memiliki kemiripan dengan ilmu Matematika. Ada sebuah pertanyaan menari dalam diskursus ilmu Mantiq. "Mampukah Tuhan Yang Maha Besar menciptakan sesuatu yang lebih besar daripadanya?" Saya menjawab "Tidak. Karena 'Maha' itu artinya 'paling'. Jadi mustahil ada yang 'lebih' dari 'paling'. "Benar". Jawab Dr. Umar Shahab. Beliau manambahkan "Sesuatu tidak berlaku bukan hanya keterbatasan subjek, melainkan keterbatasan objek. Misalnya seorang atlet Lempar Lembing mampu melemparkan lembingnya sejauh 500 meter. Namun, dia tidak akan mampu melempar kapas sejauh itu. "Bila ada pernyataan dari seseorang "Ada tikus di dalam rumah." Bila itu adalah argumen, maka tidak wajib bagi kita mencari pembuktiannya. Namun bila itu adalah ilmu, maka kita wajib mencari kebenarannya sebab itu untuk di konsumsi banyak orang. 157

Fisika Modern dan Dosa Manusia Ketika terjadi bencana gempa besar di Iran era 1980-an, kalangan Sunni langsung mengeluarkan pernyataan agar Syiah bertaubat dan kembali ke jalan Ahlussunnah. Ketika terjadi gempa dan tsunami di Aceh, kaum muslim dunia menuding Allah marah pada rakyat Aceh yang telah berperang dengan sesama muslim selama tiga dekade. Begitu pula saat gempa di Yogya karta beberapa tahun setelah Aceh, kalangan masyarakat langsung mengaitkan peristiwa itu dengan berita yang belum lama beredar bahwa sangat banyak muda-mudi yang telah berhubungan seks sebelum menikah. Saat terjadi tsunami di Jepang, Maret 2011, orang-orang mengatakan Tuhan ingin memberi pelajaran pada aktris film porno yang super cantik, Maria Ozawa atau lebih popiler dengan panggilan : Miyabi.Mengenai jutaan rakyat yang tidak berdosa juga ikut menjadi korban, maka kita mudah saja berdalih bahwa prilaku maksiat itu seperti melobangi kapal. Tidak hanya pelakunya yang menjadi korban. Sebab itu Kitab Suci memerintahkan untuk mencegah maksiat bila menemukannya sebab bencana itu tidak hanya menimpa sipelaku maksiat. Namun, adakah kaitan antara bencana alam dengan dosa-dosa manusia? Kalangan muslim tradisional langsung menjawab 'ya'. Tapi Anda akan mendapatkan jawaban berbeda bila pertanyaan itu ditujukan pada ahli Geologi dan Geografi. Ilmuan-ilmuan itu akan menyatakan bencana terjadi karena alam hanya menyesuaikan diri dengan gejala-gejala perubahan yang terjadi. Yang perlu dipertanyakan pada mereka adalah: Kenapa gejala-gejala itu terjadi? Mereka akan menjawab ini adalah siklus alam.Kalau kita membaca 'Toa of Physics', 'The Turning Point', 'The Hidden Connections' karya Fritjof Chapra; 'The Lost Symbol' karya Dan Brown; 'The True Power of Water' karya Masaru Emoto dan karya folosof Cina sepeti Lao Tse dan Konfusius, mungkin jawaban kita akan berbeda dengan ilmuan Geologi dan Geografi.Bahwa segala sesuatu di alam semesta memiliki hubungan yang dalam Fisika Modern disebut Kuantum. Bahwa air dapat dipengaruhi oleh suara yang dikirimkan manusia, seperti kata Emoto dan Dan Brown melalui narrator 'The Lost Symbol'nya mengakui kristal air dapat berubah sesuai pesan yang dikirimkan manusia. Bahwa dahulu ketika mengeluh sakit perut, orang tua kami menyarankan untuk meminum air kulah di surau. Bahwa di Sumatera Utara ada tempat, yang menurut riwayat, ada air yang dapat mengeluarkan dentuman buih bila kita menyebutkan: "Samporaga malu beribu". Kata masyarakat di sana, dahulu ada kisah pemuda bernama Samporaga yang durhaka pada ibunya.Kata warga dekat makan Syiah Kuala di Banda Aceh, malam tanggal 26 Desember 2004 ada sepasukan yang 158

menggelar panggung tak senonoh dengan menampilkan adegan tari telanjang dalam rangka natal dan perpisahan pasukan. Ada orang yang menanyakan kenapa maksiat yang dibuat warga muslim langsung mendatangkan bencana sementara warga kafir yang dalam segala segi sendi hidupnya berkubang maksiat tak diberi bencana? Ustadz kita akan menjawab bahwa kafir itu diberi tangguh untuk bermaksiat sampai diazab di aktirat nanti. Merujuk pembuktian Emoto yang integral dengan Teori Mekanika Kuantum, maka 'hado'--menurut Istilah Emoto yaitu semacam energi yang dihasilkan melalui pikiran dan tindakan manusia--yang dikirimkan ke alam, bila dianya selalu negatif, maka takkan terlalu besar pengaruhnya dibandingkan perbenturan antara hado negatif dengan yang positifnya. Hado positif senantiasa ada disekitaran makan Mufti Kerajaan Aceh Darussalam, Syiah Kuala. Ditambah pula hampir setiap saatnya ada pengunjung makan yang suka mengaji dan berdoa. Maka pastilah hado positif mengisi seputaran makam. Namun, sayang sangat, tari telanjang malam itu mengirim hado negatif yang luarbiasa hingga terjadi chaos yang sangat parah. Maka alam mengalami ketidak seimbangan sehingga terjadilah bencana yang tak dapat dilupakan sejarah. Maka hado negatif yang terus-menerus direspon alam di negeri kafir takkan memberi banyak pengaruh sebab tidak ada lagi hado negatif yang muncul. Ada yang sempat mempertanyakan bahwa Amerika Serikatlah penyebeb Tsunami 2004? Kenapa kapal Induk AS bisa tiba di perairan dekat pantai Banda Aceh hanya dalam dua hari padahal perjalanannya dari teluk ke tempat itu butuh waktu milimal empat hari? Bukankah fil 'Salt' memperkuat kecurigaan warga dunia bahwa AS menanam banyak bom nuklirnya di beberapa belahan dunia dan siap diledakkan bila situasi memaksa mereka. Kenapa setelah berseteru ringan dengan AS mengenai produksi otomotif, Japang segera didera Tsunami? Setiap bangsa yang dimusnahkan selalu mereka yang telah maju dibidang teknologi namun ingkar pada kebaikan. Maka Amerika akan segera menuai bencana sebagaimana telah ditimpakan pada 'Ad, Tsamud dan lainnya. Ini ilmiah.Chaos maha dahsyat akan terjadi sehingga membuat gunung beterbangan seperti kapas akan terjadi suatu saat ketika orang tidak lagi ada yang melakukan kebaikan. Tidak ada lagi yang mengirimkan hado positif. Kiamat.

159

Jibril Belum Pensiun Muslim Indonesia, Kata Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, seperti raksasa tidur. Atau bahkan sudah mati? pikirku. Populasi muslim terbesar di dunia, namun karena tertidur, mudah saja di usik oleh tetangga yang kecil (Malaysia maksud beliau). Kalau terbangun saja, tak perlu bergerak dulu, orang sudah takut, katanya. Kalau memang raksasa, kukira, tak perlu bangun, tidur sambil melek saja orang sudah takut. Sebab utama dari sebagian banyak sebab Indonesia tidak bisa menjadi sebuah peradaban yang maju karena kita tidak memiliki budaya ilmiah. Oleh sebab itu, kita tidak memiliki sesuatu yang sangat penting yaitu suri tauladan. Kalau tinggal melanjutkan tradisi yang ada, itu memang sangat mudah. Namun untuk berjuang memajukan bangsa, kita perlu melawan kepada tradisi yang ada. Ibn Rusyd misalnya, beliau berasal dari keluarga intelektual yang mana dia tinggal melanjutkan saja tradisi yang ada. Kita memang tidak memiliki kekurangan dalam jumlah sarjana. Namun adakah siantara kita saat ini yang seperti Imam Bukhari yang berjuang melintasi pegunungan salju dan mengarungi padang pasir hanya untuk menemukan seorang yang menjadi bagian dari terusan lisan perawian sebuah hadits. Atau adakah diantara kita yang punya gairah intelektual semacam Ibnu Batutah. Dia mengembara dari negerinya Maroko hingga ke Cina dan singgah di setiap negara demi mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu yang otentik. Melalui tangannya pula banyak cerita rakyat yang populer hingga negeri-negeri lain yang jauh. Mereka benar-benar menemukan kebenaran karena memang itulah yang mereka cari. Berbeda dengan banyak penuntut ilmu di negeri kita saat ini yang orientasinya hanya uang, jabatan dan gelar. (Meski begitu kita punya Habibi yang mampu mengembangkan teknologi yang berangkat dari ketakwaan tinggi serta abdi untuk negeri.) Budaya tulis-menulis praktis berhenti selama penjajahan Belanda di Nusantara. Padahal awalnya kita punya ulama yang mampu menghasilkan karya yang mampu diakui dunia semisal Hamzah Fansuri. Lihatlah Ibnu Sina yang pada usia 16 tahun sudah mampu mengajar ilmu-ilmu kedokteran pada para dokter yang usianya jau lebih tua darinya. Dalam mengkaji Filsafat dia hampir tidak tidur semala hampir dua tahun. Budaya baca-tulis sangat berkembang di dunia Islam sebelumnya. Maka wajarlah Filsafat sangat berkembang ketika itu. Al-Kindi berhasil melahirkan lebih dua ratus buku. Bahkan ada ulama yang mampu menghasilkan enam ratus karya selama hidupnya. Dalam menulis, kita tidak perlu canggung atau merasa takut karya kita tidak berkualitas. Menulislah karena itulah cara terbaik agar kita mamahami segala sesuatu. Mudah-mudaha kita dapat 160

menjadi sumber inspirasi dan motifasi bagi orang disekitar kita untuk rajin membaca dan menulis hingga timbullah budaya masyarakat yang cinta intelektual. Semoga era emas dimana kaum muslim mampu mengembalikan kejayaan Filsafat Islam layaknya pada masa Al-Kindi hingga Al-Ghazali. Berbicara mengenai Filsafat Islam, kita selalu dihadapkan pada pertanyaan apakah ada yang sebenarnya Filsafat Islam itu? Filsafat Islam memang berbeda dengan Filsafat Yunani maupun Filsafat Eropa Modern. Filsafat Islam mengambil objek kajiannya melalui tema-tema yang sebagaimana Al-Qur'an mengesankannya sehingga kita terhindar dari pendefenisian yang keliru mengenai objek kajian kita. Gelaja lahirnya Filsafat Islam berawal dari seorang kaisar Bizantum yang melarang filsafat serta mengharamkan segala aliran Kristen selain dari yang dia percaya dan yakini. Saat itu banyak filsuf dan pengikut ajaran Kristen yang berseberangan dengan raja menyingkir ke berbagai belahan dunia di Timur-tengah. Karena Pesia sangat menaruh apresiasi pada perkembangan intelektual, maka filsuf dan ahli agama banyak yang mengungsi ke sana. Sejak itulah filsafat sudah mulai tumbuh di Timurtengah. Hal ini terjadi beberapa dekade sebelum kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw. Diamping itu, setelah Umar berhasil melebarkan sayap Islam hingga ke masyarakat yang gemar filsafat, maka dirasa perlu kaum muslim mempelajari Filsafat untuk menjadi media persuasi Islam seta melindungi hikmah yang datang dari manapun juga. Proses ini sangat dibantu oleh Al-Kindi yang menjadi penerjemah banyak karya Filsafat Yunani. Dia juga berhasil meyakinkan masyarakat muslim ketika itu bahwa kita dapat mengembangkan Filsafat yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah.Filsafat Islam mencapai puncak kejayaannya pada masa Al-Farabi dan Ibnu Sina. AlFarabi mengembangkan teori Emanasi yang gagasan awalnya dicetus oleh filosof Yunani Plotinus. Teori ini menyatakan Tuhan sebagai Akal Pertama sebagai penyebab muculnya alam semesta. Saya melihat teori ini bersesuaian dengan sains modern: Jibril sebagai turunan dari Akal Pertama dikatakan sebagai Akal yang mengebabkan Alam Semesta. Tapi kalau memeng teori itu benar, maka saya kira Akal Jibril adalah penyebab munculnya akal manusia dan akal manusialah penyebab munculnya alam semesta. Ini sesuai dengan yang dikatakan Harun Yahya bahwa alam materi ini hanyalah bentukan dari kesan yang dibangun akal kita.Mengenai Jibril sebagai penyebab timbulnya akal manusia dapat dibenarkan melalui sisi: bahwa Jibril mampu menjadi perantara wahyu kepada akal manusia (para nabi dan rasul). Ada yang menyatakan setewah penyampaian wahyu kepada Muhammad Saw. usai, Jibril sudah pensiun. Namun bila benar Jibril adalah penyebab terjadinya akal manusia, maka setiap ide, inspirisi maupun gagasan yang lurus yang muncul 161

dari akal pikiran manusia, dianya juga semacam wahyu tingkat yang lebih rendah yang disampaikan Tuhan melalui Jibril kepada akal manusia. Wahyu rendah ini hanya akan muncul ke dalam pikiran orang yang senantiasa secara terus menerus merenungkan tentang alam ciptaan Allah serta tidak pernah berhenti mempelajari Kitab Suci. Syaratnya adalah kita harus melihat Kitab Suci dan alam semesta sebagaimana adanya bukan melihatnya sesuai keinginan kita. Karena konsep Trinitas Kristen yang banyak masalah. Maka kaisar Bizantium kembali merangkul Filsafat untuk menjaga pertahanan konsep rancu itu dari serangan kaum intelektual serta memanfaatkan filsafat untuk menipu kaum awam. Namun hal ini hanya berlangsung beberapa waktu hingga pasukan muslim berhasil menguasai tanah yang kini disebut Turki itu. Sejarah filsafat Yunani lahir dari buah pikir serta renungan filosofnya yang mungkin kini terdengar aneh namun begitu mengguncangkan ketika itu. Misalkan Thales yang menyatakan segalasesuatu di alam muncul dari air. Air yang membeku menjadi es. Es yang mengeras untuk waktu yang lama menjadi tanah. Udara tersusun daru uapan air yang panas. Tapi saya melihat teori ini ada kaitannya dengan apa yang diceritakan dalam sebuah kitab yang menyatakan bahwa alam semesta kita terjadi dari air mata Nur Muhammad. Ada pula teori yang menyatakan alam semesta ini terjadi dari api. Tapi teori ini dapat dibenarkan oleh Fisika Modern dengan kaitannya mengena teori Superstring. Lao Tse menyatakan alam ini tersusun dari keseimbangan. Ada langit, ada bumi; ada hitam, ada putih; ada gelap, ada terang; ada siang, ada malam dan seterusnya. Teori ini dibenarkan Al-Qur'an dengan menyatakan bahwa segala sesuatu dialam diciptakan Allah berpasang-pasangan. Bahkan kata-kata berlawanan makna disebutkan secara berimbangan di dalam AlQur'an. Kata Prof. MulyadhiMenurut Budha, kita yang hari ini tidaklah sama dengan kita yang kemarin karena jiwa kita semuanya telah berubah sebab perubahan itu mutlak. "Perubahan itu perlu" aku teringat iklan rokok. "Perubahan itu terus berlaku" lanjut Parmineides. "Kecuali perubahan itu sendiri." aku bingung. Prof. Mulyadhi tertawa. "Jadi perubahan itu ada tidak?" tanya beliau. "Tidak?!" jawabku dalam ragu sambil bingung serta sagu. "Hahahaha" Prof. Mulyadhi tertawa lagi. Aku teringat beberapa tahun yang lalu aku suka di rumah sendiri. Membaca buku-buku karya tokoh Indonesia seperti Prof. Komaruddin Hidayat, Prof. Quraish Shihab, Prof. Mulyadhi dan lainnya. kini mereka dapat kulihat nyata. Bahkan kini menjadi dosenku. Aneh memang. Segalanya dapat terjadi. Tapi 162

hanya akan terjadi bila kita menginginkan dan berfokus untuk mendapatkannya. Aku masih bingung dengan teori Parmineides. Jadi "segalanya terus berubah. Kecuali perubahan itu sendiri." Bila 'perubahan' 'berubah', maka dia menjadi 'tidak berubah'. Kerena kalau 'perubahan' telah 'berubah' menjadi 'tidak berubah', maka tidak ada lagi yang disebut 'berubah'. Karena tidak ada yang berubah, maka tidak ada yang namanya 'perubahan'. Maka, jawabanku tadi salah total. Pantaslah semuanya tertawa.Kalau begitu, kesimpulan teori ini adalah semuanya berubah. Lain lagi denga Phytagoras yang menyatakan dunia ini adalah angka. Karena menurutnya semua jenis materi yang ada di dunia memiliki jumlah. Jumlah itu disimbolkan dengan angka. Dan Empedoples menyatakan dunia ini terdiri dari atom. Dan teori terakhir ini dibenarkan hingga kini. Semua benda terdiri dari atom yang tersusun oleh molekul tertentu hingga menjadi benda tertentu. Lain lagi dengan ahli informasi yang menyatakan dunia ini terdiri dari informasi. Wah, pokoknya semua yang ingin jadi filosof harus punya teori masing-masing yang berbeda mengenai pembentuk alam semesta. Atau, karena mereka melahirkan teori yang berbeda mengenai asal-usul alam semesta makanya mereka menjadi filosof. Wah, aku juga harus melahirkan sebuah teori, agar aku jadi filosof juga. Biarpun jadi filosof itu hidupnya lebih merana dari seorang guru atau bahkan tukang sapu jalanan, namun sepangjang kata-kata masih bisa dibaca manusia, aku akan terus hidup dibenak mereka. Selain itu, para filsuf modern juga melahirkan teori. Misalnya Whitehead yang mengatakan dunia ini terdiri dari peristiwa-peristiwa. Sementara Muhammad Iqbal menyatakan dunia ini terdiri dari ego atau dia sebut 'khudi'. Teori Iqbal itu, tampaknya terinspirasi dari teori emanasi Al-Farabi yang berkaitan dengan teori evolusi Jalaluddin Rumi. Semua teori ini berangkat dari teori Plato--yang dikembangkan muridnya Aristoteles-mengenai 'sense'. Sense ini adalah sesuatu yang tidak berubah. Namun yang berubah adalah perwujudannya. Misalnya manusia adalah sesuatu yang berada di alam terus berubah keadaannya. Kata 'cantik' itu berada di alam sense. Penurunan kata ini terjadi pada wujud-wujud yang relatif dan subjektif. Kita sering memanifestasikan kata cantik kepada seorang wanita yang kulitnya mulus, hidung mancung dan tinggi. Benda-benda yang bergerak dan berubah dianggap mempunyai jiwa. Jiwa itulah dianggap unsur penggeraknya. Batu, misalnya, diaggap tidak bergerak dan tunbuhan itu bergerak. Namun Fisika Modern telah membuktikan benda-benda mati juga terdiri dari atom yang memiliki inti dan 163

elektron yang bergerak dengan kecepatan 1500 mil per detik. Tapi gerak yang dimaksud adalah perubahan. Lihatlah perubahan air yang diserap akar pohon mangga berubah menjadi buah mangga yang manis di ujung dahan pohon. Penggerak segala yang wujud di alam ini dianggap jiwa, sesuai teori Fisika Modern, kita menemukan bahwa segala benda digerakkan oleh energi, bahkan energi itulah penyebab segala wujud itu ada. Maka ini membuktikan bahwa segala wujud materi memiliki jiwa. Dan ada kemungkinan superstring itulah yang disebut jiwa. Karena teori Fisika menyatakan energi dapat berubah menjadi materi, maka superstri yang super dahsyat itu kemungkinan dapa menyusun diri menjadi quark sehingga bahan pembentuk materi selalu berubah. Dan teori ini membenan apa yang telah dikatakan Budha dan Parmineides ribuan tahun sebelum mikroskop supercanggih milik ilmuan masa kini diciptakan. Teori Evolusi Rumi dijelaskan dengan rinci oleh Iqbal dalam 'Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam' (1986). Awalnya adalah mineral yang pada tingkat tertingginya saya kira ada pada tanah berair yang mampu menumbukan lumut. Pada tingkat tertinggi tumbuhan adalah kurma yang memiliki dua jenis semacam jenis kelamin seperti hewan. Lalu dari hewan mencapai puncaknya pada mamalia yang juga seperti manusia yang menyusui. Dalam pengetahuan kita, manusia memiliki 5 indra yakni melihat, mendengar, mengecap, merasa dan mendengar. Namun filosof muslim memperkenalkan sepeluh indra. Di mana lima indra material sebagaimana telah kita ketahui dan lima indra ruhani, yakni: fantasi, representasi/hayal, estimasi, imajinasi dan memori. Fantasi hanya mampu menangkap bentuk namun tak mampu menyimpannya. Oleh sebab itu dibutuhkan representasi atau khayal agar tidak perlu setiap berjumpa dengan orang yang sama kenalan selalu. Tanpa estimasi, pikiran manusia hanya akan seperti air yang dicelupkan suatu benda ke dalamnya. Dia mampu menerima benda sesuai dengan bentuknya. Namun dia akan kembali kewujudnya semula tanpa menyisakan kesan. Estimasi yang dimiliki ruhani manusia akan seperti sebuah pena yang dicelupkan ke dalam lilin yang dikeraskan dalam sebuah gelas. Setelah pena diangkat, bentuk pena akan membekas di dalam gelas. Sementara imajinasi adalah keinginan manusia melepaskan kesan-kesan yang diterima dari alam materi dan membentuk wujud-wujud baru dalam pikirannya. Unicorn dan pegasus misalnya. Estimasi adalah kemampuan memberi ingatan pada akal akan kesan terhadap sesuatu. Tanpa ini, kita tidak mampu mengingat bahwa api sifatnya panas meskipun kita mengenalnya. Dan memori adalah penyimpanan segala informasi di dalam otak. 164

Kembali pada teori jiwa, maka dibagilah tiga jiwa yaitu jiwa tumbuhan, jiwa hewan dan jiwa manusia. Jiwa dianggap sebagai unsur penggerak segala makhluk di alam ini yang bergerak. Terdapat kemungkinan jiwa ini adalah superstring yang dimaksud Fisika Modern. Diantara tiga jiwa makhluk tersebut, maka jiwa manusialah yang paling istimewa sehingga manusia mampu menggunakan bahasa. Kemampuan ini membuat manusia mampu memberikan nama (atau semacam hak paten) terhadap benda-benda yang membuat malaikat tercengang dan menunduk sujud. Karena hampir semua pemikiran manusia tentang alam berbeda dan hampir semuanya mengandung kebenaran, saya menyimpulkan, karena alam itu ciptaan Tuhan, dan alam seperti manusia juga, mengambil manifestasi sifat ketuhanan dengan kapasitasnya yang terbatas, maka alam sesuai dengan dugaan pengamatnya (bandingkan: Aku sesuai sanggkaan hamba-Ku, Firman Allah dalam sebuah Hadits Qudsi) Sama seperti angka, kata-kata juga sebagai simbol. Bukankah malaikat juga memiliki kemampuan untuk bertanya (ketika mereka mempertanyakan kenapa Allah memilih Adam sebagai Khalifah). Namun komunikasi yang disampaikan malaikat, tidak memiliki 'sense' seperti yang digunalan manusia. Beriku adalah pertanyaan -pertanyaan yang disampaikan manusia beserta 'sense'nya: (1)apa: substansi: (2)kenapa: kausalitas; (3)dimana: ruang; (4)kapan: waktu: (5)bagamana: kualitas, dan; (6)berapa: kuantitas. *** Bila manusia tidak terikat dengan dunia maka setelah itu dia dapat berangkat ke tingkat yang lebih tinggi menjumpai Tuhannya. Namun bila dia terikat dengan dunia, maka derajatnya akan turun lebih rendah dari hewan. Bila berada di atas tanah dataran rendah, tarikan bumi tidak sekuat bila kita berada di puncak gunung. Kalangan sufi sering menggunakan gunung sebagai matefor daripada tempat penyucian diri. Semakin tinggi tingkat spiritualitas seseorang, semakin tinggi pula godaan yang dilancarkan setan. Bila penyucian diri telah sampai puncaknya, seperti ketika manusia telah mampu melewati garis atmosfir bumi, maka tarikan dunia akan hilang. Tibalah sufi pada makam makrifat. Kenapa manusia begitu cinta pada dunia? Karena dunia itu indah. Kenapa dunia itu indah? Karena dia diciptakan oleh Maha Indah--seperti yang saya katakan sebelumnya, ciptaan itu mengambil sifat penciptanya dengan kapasitas tertentu. Sufi mengibaratkan dunia yang indah ini sebagai bayangan dari Allah Sang Pencipta yang Maha Indah . Karena itu mereka sadar bahwa bila yang dikejar adalah bayangan, maka kepada wujud asli takkan pernah sampai. Bila mengejar dunia, maka Allah akan jauh! 165

Politik dalam Teologi Islam Persoalan ketuhanan telah lama berlaku hampir selama umur manusia itu sendiri. Kita teringat dengan Ibrahim yang merupakan filsuf sejati yang mencari Tuhan bukan sekedar untuk menyibak tirai-Nya namun bahkan ingin memeluk dan merangkul Tuhan yang Sejati. Konsep ketuhanan maha sesat Trinitas tidak hanya populer pasca Almasih, namun telah lama ada sebelum Musa. Ini dibuktikan dengan pertanyaan Allah kepada Musa. Allah bertanya pada Musa as. apakah dia mengaku dirinya dan ibunya tuhan. Musa menyanggahnya dengan menyatakan kepada Allah bila dia melakukan kesesatan itu, pasti Dia mengetahuinya. Pertanyaan ini terlihat sebagai peringatan dan sindiran pada umat para nabi agar tidak menganggap nabi yang diutus padanya tidak dianggap sebagai tuhan. Sebab semua ummat sebelum Muhammad selalu menyelewengkan konsep ketuhanan sepeninggal Nabinya. Bahkan Musa dikhianati kaumnya saat sejenak dia meninggalkan mereka. Padahal ditengah-tengah mereka masih ada nabi yang juga Rasul (Harun). Bangsa Arab di Makkah sebelum kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw. juga mengaku Allah sebagai tuhan mereka. Telah banyak rasul diutus kepada mereka sebelumnya. Namun pemahamannya telah banyak diselewengkan. Mereka menyembah batu-batu hasil ukiran tangan mereka sendiri. Batu-batu itu difungsikan sebagai perantara untuk menyambah Allah. Islam yang dibawa Muhammad bukanlah pelangkap agama-agama yang telah ada sebelumnya. Agama-agama sebelumnya berlaku sebagai persiapan agama yang akan dibawa Muhammad Saw. Sembari mempersiapkan kedatangan agama yang akan dibawa Muhammad, nabi-nabi sebelumnya sekaligus meluruskan kebertuhanan masyarakat yang dia diutus kepada mereka.Para penentang Nabi Besar menawarkan mereka juga mau masuk agama yang dibawa Rasul, namun cara menyembah Allah dapat dibenarkan dengan melalui perantara batu-batu. Nabi menolak mentah-mentah tawaran ini. Sebab, bila Allah disembah melalui perantara batu, sama dengan mereka tidak masuk Islam. Ketika Nabi Besar masih hidup sekalipun, persoalan ketuhanan banyak dibicarakan para sahabat. Banyak diantara mereka yang berbeda pemahaman. Namun perbedaan ini tidak membuat mereka bersitegang. Perbedaan pendapat dalam persoalan agama ketika itu tidak untuk mereka perdebatkan. Namun mereka salang mencoba memahami pendapat orang lain dan mengevaluasi pendapat pribadi.Dalam sejarah Teologi Islam, perbedaan aliran diketahui lahir setelah Imam Ali dikhianati Amru bin 'Ash. Syahrastani menyebutkan, perbedaan paham yang menimbulkan berbagai aliran dalam 166

Teologi bukan dilandasi persoalan ketuhanan yang merupakan bahan kajian Teologi, melainkan persoalan politik. Namun kenapa perpecahan aliran politik menjadi kajian Teologi atau ilmu Kalam yang diketahui seharusnya membahas persoalan ketuhanan, bukan politik? Untuk dapat menjawab persoalan di atas kita perlu terlebih dahulu memahami begaimana konsep kepemimpinan dalam Islam yang merupakan wilayah kajian ilmu politik. Kita juga perlu memahami bagaimana politik dalam pandangan Islam. Islam sebagai panduan bagi segala sendi kehidupan diturunkan oleh Allah sebagai satu-satunya agama. Saya mengatakan Islam sebagai satu-satunya agama karena ajaran-ajaran lain yang dibawa Rasul-rasul sebelum Nabi Besar bukanlah sebuah agama. Yang dibawa mereka hanyalah semacam seruan berketuhanan yang benar mematuhi kepada apa yang mereka serukan. Cara berketuhanan ini selain untuk meluruskan mereka, tujuan utamanya adalah untuk mempersiapkan kemanusiaan yang mampu memahami ajaran cara bertuhan yang sebanar-benarnya yang dianya dibawa Muhammad saw.Agama-agama sebelum Muhammad Saw. mirip seperti sebuah aliran idiologi di zaman Barat modern. Dianya lahir melalui seseorang yang yang membawa sebuah ajaran yang hanya berlaku pada ruang dan waktu tertentu untuk menyikapi kasus tertentu dalam kehidupan manusia tertentu. Dia tidak akan tidak relevan pada ruang waktu yang lain sebab persoalan kemanusiaan pada ruang dan waktu yang lain telah berbeda. Beberapa kitab suci yang diturunkan mamang dapat menjadi panduan bagi umat-umat para nabi sebelum Nabi Besar. Namun fungsi yang sesungguhnya kitab-kitab itu yaitu mempersiapkan akal, mental dan kejiwaan umat manusia untuk mererima sebenar-benar Kitab Suci dan sebenar benar Wahyu yaitu Al-Qur'an. Kita harus pula percaya bahwa Injil, Zabur dan Taurat itu benar diturunkanoleh Allah. Bila kita tidak percaya akan hal itu, sistematika berfikir akan Al-Qur''an sebagai Kitab Suci sebenar-benar Wahyu dari Allah Swt. akan keliru. Karena itu, Allah tidak menjamin ketiga kitab suci sebelum Al-Qur'an akan Dia lindungi kemurniannya dari penyelewengan oleh manusia sebab meskipun manusia mengutak-atik ketiga kitab itu, tujuan utamanya (sebagai untuk mempersiapkan akal, mental dan kejiwaan umat manusia untuk mererima sebenar-benar Kitab-suci dan sebenar benar Wahyu yaitu Al-Qur'an) tetap tidak terganggu. Rasul-rasul yang sebelum Muhammad Saw. adalah untuk membimbing umat-umat tertentu. Namun tujuan utama mereka diutuskan adalah untuk mempersiapkan akal, mental dan kejiwaan umat manusia untuk menerima sebenar-benar Rasul. Sebelum lahirnya Nabi Besar, akal, mental dan kejiwaan manusia telah siap mengetahui sebuah realitas bahwa ada seorang manusia yang berasal dari anak manusia yang diberi amanah oleh Allah Yang Maha Kuasa untuk menyampaikan petunjuk dari Sang Tuhan 167

kepada ummat manusia. Bayangkan bila Muhammad anak Abdullah mengaku diri sebagai utusan Allah sementara sebelumnya belum pernah ada nabi dan rasul. Pastilah orang, jangankan untuk menuduh dia gila, memahami apa yang dia sampaikan saja tidak sampai ke akal mereka. Karena sebelumnya pernah ada nabi dan rasul maka walaupun anak Abdullah itu mengaku Rasul, setidaknya akal manusia mampu menuduh dia nabi palsul. Setidaknya akal, mental dan jiwa manusia telah dapat menerima apa dan bagaimana itu 'rasul' kenal pernah ada sebelumnya. Agama dalam pandangan saya adalah sebuah sistem yang memberi panduan, pandangan dan solusi terhadap keseluruhan daripada sendi kehidupan manusia serta alam semesta. Dia juga harus memiliki seorang Rasul yang, diantaranya, memiliki kelebihan (baca: mujizat) yang tidak mampu dilampaui oleh umat manusia dari ruang dan waktu mana saja. Rasulnya juga harus mampu memberi bimbingan pada ummatnya untuk setiap sendi kehidupan. Sejauh yang kita amati, nabi-nabi sebelum Nabi Besar Saw. tidak ada yang memiliki peran menyeluruh. Ambil contoh, Sulaiman mampu mengatur sebuah kasta, namun tidak memiliki ruang untuk memberi tauladan pada ummatnya bagaimana cara bersabar bila kekurangan harta. Sebaliknya Isa as. mampu menjadi contoh hidup sabar dalam derita, namun tidak ada kesempatan memberi kita pedoman bagaimana mengelola harta. Islam adalah sistem menyeluruh. Menjalankannya harus menyeluruh. Mulai dari akidahnya hingga prilaku apapun dalam kehidupan. Sebagaimana Kitab Sucinya Al-Qur'an yang setiap ayatnya merupakan bagian dari satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, Islam tidak boleh salah satu bagiannya dijalankan, namun bagian yang kainnya ditinggakal. "Bila kamu beriman pada sebagian ayat namun ingkar pada bagian lainnya" Allah memperingatkan, "kamu ingkar terhadap keseluruhannya". Hanya ada dua pilihan yang diberikan Islam. (1) Menjalankan keseluruhannya atau (2)tidak menjalankan samasekali. Bila pilihan Anda jatuh pada yang pertama, maka pertama yang harus anda patuhi adalah meyakini dengan sebenar-benar yakin kepada keenam poin Rukun Iman. Berlandaskan itu, Anda harus anda wujudkan dengan melaksanakan secara sukarela kelima poin dalam Rukun Islam. Pelaksanaan anda terhadap kelima Rukun Islam adalah sebagai modal semangat dan landasan untuk melaksanakan amalan-amalan dalam kehidupan. Misalnya--karena Islam merupakan satu kesatuan sistem yang menyeluruh tanpa dapat dipisah pisah dan disekat-sekat--shalat fardhu berjamaah yang hukumnya wajib bagi laki-laki dewasa adalah sumber refleksi agar mereka dapat menerapkan prinsip kebersamaan dalam bermuamalah (bekerja). Sebaliknya Nabi Besar mengatakan perempuan lebih 168

baik shalat di rumah. Lebih baik lagi di kamarnya. Lebih baik lagi di bilik dalam kamar. Ini memesankan bahwa sebaik-baik tempat bagi perempuan adalah rumah. Mereka diharamkan keluar rumah tanpa izin suami dan disertai muhrim. Mulai dari aqidah, ibadah, mu'amalah, tidak ada satupun diantaranya yang dapat dipilah. Siyasah adalah sistem antibodi bagi mu'amalah. Siyasah atau disebut politik adalah pelindung serta penghubung bagi mu'amalah. Politik termasuk satu kesatuan intergal yang berangkat dari akidah. Siapa yang paling baik akidahnya dapat kita ukur melalui ibadahnya. Yang paling baik beribadah akan baiklah dia dalam mu'amalah. Yang paling baik dalam bermu'amalah akan menjadi yang terbaik dalam siyasah. Agama yang memiliki sistem menyeluruh seperti agama yang dibawa Muhammad barulah layak disebut sebuah agama. Dan sejauh kita ketahui, Islam memiliki oandual kepada kita mulai dari cara buang air besar hingga politik internasional. Kelengkapan sistem seperti ini tidak dimiliki agama-agama lain sebelum Muhammad hingga membuat kita agak terganggu untuk menyebutkannya sebagai 'agama'. Imamah dalam Islam adalah manivestasi tertinggi dari akidah. Pemisahal politik dari agama yang dilakukan negara-negara Barat adalah karena agama mereka tidak memiliki panduan dalam berpolitik. Sikap Umar ra. yang melantik Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Nabi Besar adalah pelajaran bagi kita untuk memilih pemimpin diantara kita adalah orang yang paling baik kefakihannya. Mengenai politik yang terlalu rumit persoalannya, kita dapat mengambil inspirasi dari halat berjamaah yang kita lakukan lima kali sehari. Tidak ada manusia yang tidak memiliki kekurangan. Karena itu adalah tugas kita semua untuk saling menyokong dan menasehati. Pimpinan politik bukanlah orang yang untuk kritisi melainkan orang yang harus selalu kita dukung dengan loyalitas tinggi dan selalu membantu menambal dia punya kekurangan. Penyakit yang suka menimpa kita adalah terlalu sering meminta dari pemimpin sementara kita sendiri tidak pernah memberi dukungan kepadanya. Agama itu bukan untuk diperdebatkan. Dianya bukan untuk dinegosiasikan dengan bentuk-bentuk kebudayaan setempat yang telah dianggap matang. Agama itu adalah loyalitas mutlak. Islam adalah ketundukan yang total. Persoalan kita adalah terlalu banyak mencoba mencari integrasi antara agama dengan praktik-praktik kebudayaan setempat supaya adat dan agama bisa saling bersanding seiring sejalan. Tapi jiwa Islam ingin menguasai seluruh sistem karena Islam memiliki semua jawaban bagi segala sendi kehidupan manusia. Kalau memang kita Islam, maka kita harus Islam (patuh dan tunduk) terhadap keinginan Islam. 169

Setelah Abu Bakar dibaiat oleh Umar, para sahabat tidak banyak yang memprotes. Kaum Anshar yang awalnya ingin mengusilkan calon khalifat dari kalangan mereka mengurungkan diri dan berbaiat pada Abu Bakar karena patuh pada hadits Nabi yang menyatakan khalifah harus dari kalangan muhajirin. Hadits ini sejalan menguatkan prinsip pemimpin dalam islam adalah kefakihan. Kalangan muhajirin lebih dahulu masuk Islam dan lebih banyak menemukan tauladan dari Nabi sehingga kefakihan mereka lebih mumpuni dibandingkan kaum ansar. Terlebih lagi ummat menyetujui penobatan Abu Bakar sebagai khalifah merujuk pada pesan tersirat Nabi yang menyuruh Abu Bakar mengimami shalat menngantikan Beliau. Kita tau bahwa setiap perkataan, tindakan dan rencana Nabi Besar adalah termasuk Hadits. Disamping itu, Nabi Besar pernah mewasiatkan kepada Alhlul Bayt agar Ali ra. menjadi khalifah setelah beliau. hadits ini bertentangan dengan hadits sebelumnya. Saya mencoba melihat bahwa redaksi perkataan Nabi yang mewasiatkan Ali sebagai pengganti Beliau, tidak serta-merta harus langsung setelah Nabi wafat, tapi untuk mengintegrasikan kedua hadits itu, yang di awalkah haruslah menurut tingkat kefakihannya. Dengan itu setiap hadits mengenai hal ini tidak ada yang bertentangan. Karena dalam Islam perpolitikan tidak bisa dilepaskan dari unsur agama, dan politik adalah benteng pertahanan tegaknya penerapan semua sendi agama, maka imamah dalam Islam termasuk bagian dari pembahasan Teologi. Apalagi perang saudara dalam Islam yang berujung pada pembunuhan terhadap Ahlul Bayt keluarga Nabi, semuanya didasarkan pada perbedaan pemahaman dalam menafsirkan Kitab Suci dan Hadits Nabi. Khalifah pada masa awal dianggap sebagai penerus Nabi. Sehingga persoalan imamah dianggap mutlak masuk wilayah bahasan Teologi. Tampaknya saya harus bertanggung jawab atas pernyataan saya bahwa keempat khalifaurrasyidin berurut diawali dari yang paling fakih. Seorang sahabat menyatakan, iman semua ummat muhammad setara dengan imannya Abu Bakar. Arguman ini terlitat terlalu berlebihan dan tidak mendasar. Apalagi di akhir zaman Isa as termasuk ummat Muhammad juga. Namun setidaknya argumen ini dapat dibenarkan melihat Abu Bakar adalah orang yang mencari nabi akhir zaman sesuai petunjuk Injil yang murni. Abu Bakar langsung percaya bahwa benar Nabi Besar bermi'raj ke langit. Ini adalah beberapa bukti bahwa benarlah Abu Bakar sebagai ummat muhammad yang paling fakih. Nabi Besar tidak akan sembarang memilih penggantinya sebagai imam shalat kecuali yang paling fakih diantaranya. Umar bin Khattab adalah orang yang paling mampu memahami pesan Nabi dan Wahyu Al-Qur'an untuk diimplementasikan ke dalam praktik 170

kehidupan ummat. Beliau juga termasuk orang yang paling zuhud dalam hidupnya sekalipun dia seorang khalifah. Usman bin Affan adalah muslim yang paing dermawan. Seluruh hartanya diwakafkan untuk perjuangan Islam. Menurut riwayat beliau khatam Al-Qur'an beberapa kali dalam sehari. Karena itu tidak heran pengkodifikasian resmi Al-Qur'an berlangsung pada masa kepemimpinan beliau. Pola kepemimpinan Usman kurang disukai para sahabat. Bahkan hingga Aisyah--yang saya lihat sejak bersama Nabi adalah orang yang sulit diatur---berani menuduh salah seorang sahabat yang dijamin surga oleh Nabi itu. Jadi golongan-golongan yang dengan mudah menuduh muslim yang berbeda pandangan dengannya adalah termasuk pengikut Aisyah. 'Aisyahisme' adalah nama yang saya usulkan untuk mereka. Problematika politik yang memanas di masa Usman adalah bola salju yang telah muncul sejak awal Nabi wafat. Akibatnya adalah terjadinya pemberontakan hampir di setiap provinsi. Ali sendiri memerintahkan kedua putranya untuk menghalau para pemberontak yang hendak membunuh Nabi. Tapi hanya sekedar menghalau biasa-biasa saja. Tidak terlihat keseriusan Ali untuk benar-benar melindungi salah saorang sahabat Nabi paling setia itu. Ada beberapa asumsi kenapa Ali tidak dengan serius melindungi Usman. Pertama karena Ali juga sudah gerah dengan pola kepemimpinan Usman. Di sini patut kita pertanyakan apakah rasa gerah ini begitu besar sehingga dia menjadi tidak serus melindungi Usman. Bukankah Ali punya massa yang solit sebagai pendukungnya menjadi khalifah, kenapa ini tidak diberdayakan untuk melindungi Usman. Dan massa ini memang sulit diyakinkan untuk membela Usman sebab mau mereka Ali yang jadi khalifah. Dan cepatnya kematian Usman berarti akan cepat tercapainya tujuan mereka. Asumsi lain karena memang Ali sudah tidak mampu lagi membela Usman karena pemberontakan dan kebencian rakyat sudah sangat besar. Usman bin Affan memang tidak berdaya menghadapi sikap kalangan familinya yang terlalu mendikte kebijakannya serta memaksakan diri menduduki posisi-posisi strategis tertentu demi kepentingan pribadi. Pertanyaannya adalah sejauh mana Ali, para sahabat lain serta rakyat lainnya melakukan tigasnya yaitu menambal segala kekurangan pemimpinnya. Saya selalu menaruh ciriga pada Yahudi terkait setiap perpecahan yang terjadi dalam rumah tangga Islam. Perpecahan dalam diskursus teologi adalah ruang paling berpotensi disusupi Yahudi. Mereka adalah kaum yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata sehingga mudah saja mereka memainkan strategi intrik dan agitasi. Bukankan kerancuan bagi agama Kristen adalah ulah tangan mereka (lihat catatan saya "St Paul dalam Masalah Besar"). 171

Lihatlah betapa cerdiknya mereka memainkan drama Holocaust sehingga mereka berhasil meyakinkan dunia Internasional sehingga mereka terkesan layak mendapatkan tanah untuk membangun negara sendiri. Nabi sendiri menyatakan bahwa Qadariyah adalah Majusinya ummat Islam. Hadits ini masih dipertanyakan kesahihannya. Kalangan Jabariyah seperti diberi angin untuk terus menggunakan hadits ini sebagai senjata menentang aliran Qadariyah. Padahal terminologi kata 'qadara' masih diprdebatkan. Karena Qadariyah bukanlah pihak yang mengakui takdir itu mutlak urusan Allah. Malah yang meyakini Allah adalah penentu mutlak takdir manusia adalah Jabariyah. Saya tidak suka dengan pengkhianatan Amru bin Ash yang sangat tidak fair saat momen Arbitrase. Namun bila kajian kita terhadap Teologi Islam selalu membicarakan sejarah teologi Islam, maka berbukti betapa sempitnya ruang diskusi Teologi kita. Kita perlu menyusun Teologi baru guna menghadapi era ilmiah yang semakin maju. Disamping itu Teologi yang perlu kita canangkan itu adalah Teologi yang mampu menjaga aqidah ummat dalam pergulatannya dengan dunia modern yang sarat dengan informasi, teknologi seta gaya hidup yang selalu berubah drastis dalam waktu yang singkat.

172

Kenapa Sekutu Serang Libya Kenapa AS-Sekutu Serang Libya? Karena mereka ingin mendirikan negara demokrasi.Kenapa mereka ingin negara-nagara menganut sistem demokrasi?Karena dengan itu akan banyak korupsi. Dengan itu, produkproduk mewah mereka dan paket wisata akan laris manis di negara-negari yang didemokrasikan.Selain itu, dapatlah hukum-hukum negara-nagara yang demokrasikan diatur sesuka mereka: investasi asing lebih mudah. Korporasi mereka bisa menguasai tanah air negara-negara yang didemokrasikan. Itu adalah sebagian dari banyak tujuan lain negara maju kafir Barat anjing itu.

173

Konsep Imamah dalam pandangan Syiah Sunni dan Syiah sepakat bahwa Islam adalah sebuah sistem yang setiap unsurnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dianya berangkat dari keyakinan yang mendalam akan keesaan Allah SWT yang disebut akidah. Akidah dimanifestasikan dalam bentuk ibadah ritual formal seperti shalat dan puasa. Manifestasi ibadah formal ini diapresiasikan kedalam bentuk pekerjaan profesional yang disebut mu'amalah. Mu'amalah membutuhkan jaminan sistem dan perlindungan agar profesi dapat dijalankan dengan baik. Itulah yang disebut siasah. Siasah juga sebuah bangunan sistem yang tidak hanya berfungsi untuk memberi perlindungan terhadap kerja-kerja formal. Siasah juga bertanggungjawab mengorganisir setiap individu ke keluarga, keluarga ke lingkungan hingga ke negara. Negara adalah perkumpulan masyarakat dalam skala luas yang dilindungi sebuah sistem bernama siasah atau disebut juga dengan politik."Setiap kamu adalah pemimpin" demikian peringatan teks suci. "Tidak ada dua orang dalam suatu perkara melainkan salahsatunya harus diangkat sebagai pemimpin" bunyi hadits Nabi. Ini meniscayakan sebuah sistem yang tertata rapi. Lingkungan muslim dibentuk persis seperti sekumpulan prajurit. Karena setiap individu muslim adalah tentaranya Allah. Militansi adalah niscaya dalam setiap jiwa ummat Muhammad. Pemimpin yang dipilih dilihat adalah kefakihannya. Orang yang paling layak nenjadi pemimpin adalah yang paling baik imannya yang dibuktikan dengan baiknya dia punya ibadah. Sebab itu, tidak ada di antara muslim yang baik mu'amalahnya bila buruk ibadahnya. Yang paling layak diamanahkan pemimpin dalam urusan siyasah adalah dari yang paling baik mu'amalahnya. Karena itu, siasah adalah turunan dari akidah. Akidah, ibadah, mu'amalah dan siyasah adalah satu kesatuan yang integral. Interaksi antara manusia dimulai dari ibadah shalat. (Shalat jamaah adalah wajib hukumnya bagi laki-laki dewasa). Sperti yang telah diketahui sebelumnya, setiap lebih dari satu orang, salah satunya harus diangkat sebagai pemimpin. Yang paling baik ibadahnya adalah bukti dari baiknya akidahnya. Maka dia harus dipilih menjadi pemimpin ibadah (imam shalat). Imam shalat itu selanjutnya dipilih menjadi pemimpin lembaga kerja profesional (mu'amalah) karena yang paling baik ibadahnya akan paling baik mu'amalahnya. Selainjutnya dia pula menjadi pemimpin siyasah karena yang paling baik mu'amalahnya akan paling baik memimpin ummat di segala bidang. Mengenai apakah seorang pemimpin itu mampu mengimami segala sendi mulai dari shalat hingga politik, maka disinilah kita perlu menyadari bahwa tugas utama orang-orang yang dipimpin adalah menyokong pemimpim mereka, (Khamenei, 2008:206) 174

bukan menjadi tukang kritik yang niatnya hanya untuk menggoyang pemimpinnya dan mencari sensasi. Saya kira uraian di atas tidak ada pertentangan antara Sunni dan Syiah. Namun yang kita sayangkan adalah didalam dunia Islam kini, kabanyakan dari sunni terpecah belah karena pikiran mereka yang moderat tanpa arah hingga mudah saja terombang-ambing akibat propaganda Barat.Syiah secara etimologi berarti pengikut. Secara istilah syiah berarti dan pengikut Ali bin Abi Thalib (Kermani, 2009:159). Jiwa-jiwa musli syiah terlihat masih berkobar semangat persatuan dan prinsip Islam yang kuat. Mereka masih setia menjaga persaudaraan dan prinsip perdamaian. Mereka giat dalam belajar hingga pikiran mereka tidak bodoh dan tidak mudah termakan propaganda Barat. Iran misalnya, di negara yang dihuni mayoritas syiah ini kita dapat menemukan satu-satunya model penerapan Islam dengan benar. Beginilah Islam selayaknya.Islam itu diamalkan setiap unsurnya tanpa diabaikan satupun diantaranya.Sistem politiknya pun menganut sistem demokrasi dalam penerapan yang benar. Tidak ada monopoli kekuasaan maupun monarki di Iran. Para pemimpinnya benar-benar melindungi rakyatnya dari segala tipu daya musuh. Rakyatnya juga solit dalam membantu pemimpin menjalankan tugasnya yang berat. Hasilnya adalah kesejahteraan yang melimpah-ruah. Imam adalah orang yang bertanggungjawab penuh dalam rangka memperjuangkan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat. Seorang imam harus mampu menjadi suri tauladan. Dalam pandangan syiah, imam itu harus diikuti tanpa banyak mempertanyakan kebijakannya .Konsep ini dapat dimaklumi mengingat mereka telah fair dalam mengeluarkan kebijakan ini. Artinya pemimpin yang mereka pilih adalah yang paling tinggi tingkat kefakihannya. Bayangkan bila semua menggap dirinya benar dan orang lain salah, maka yang ada hanyalah kerusuhan dan perpecahan yang terjadi secara terus-menerus.Imam yang dipilih adalah merek yang mampu menjaga rakyaknya dari serbuan pasar global. Imam harus mampu menjaga rakyatnya dari serangan kapitalisme. Dia juga harus mampu melindungi rakyatnya dari komersialisme pasar yang luar biasa. Dunia politik aytau siyasah adalah dunia dimana diplomasi sangat intens. Disana terjadi negosiasi-negosiasi yang luar biasa. Bila imam yang dipilih bukanlah orang yang fakih, maka akan mudah saja dia menerima tawaran setumpuk harta dan menetapkan kebijakan yang dapat menindas dan menyengsarakan rakyatnya. Di samping itu Imam juga harus dapat selalu mengawal akidah rakyatnya, pendidikan mereka serta pergaulan mereka. Ini perlu agar rakyat terus terjaga iman dan ketakwaannya agar mereka dapat terus menghasilkan generasi yang lebih baik dari yang pernah ada. Saya heran melihat rakya di 175

negara yang mayoritas muslim, bahkan diketahui di negara itulah pepolasi muslim terbesar dunia berada. Namun perangai dan kehidupan mereka samasekali tidak menunjukkan ciri-ciri bahwa negara itu dihuni mayoritas muslim. Mengenai segelintir kecil diantara mereka ada yang konsisten melaksanakan ajaran Islam. Maka hal ini mudah juga kita temui di Swedia maupun Meksiko. Gonggongan dan teriakan reformasi serta kebebasan telah membawa mereka ke jalan yang lebih sulit dari sebelumnya. Pemberontakan terhadap pemimpin yang mereka teriakkan hanya melah membuat mereka semakin payah. Saya melihat semua pemimpin di setiap negara adalah representasi dari tipikal rakyatnya. Terlepas apapun sistem politik yang dianut. Kalau ada pergeseran dari rakyat, maka mereka akan menggser pemimpinnya. Misalnya terjadi pergeseran kesadaran ke arah yang lebih baik oleh rakyat Iran pada era 1970-an, maka mereka menumbangkan rezim pro kafir dan memilih pemimpin yang fakih. Ketika rakyat Irak merasa gerah denga kedamaian dan persatuan Islam, maka mereka memilih mengikuti nafsu setan dan menumbangkan Saddam Hussain. Dengan itupun hasrat hidup ala gaya Barat yang hedonis dan materialis dapat mereka nikmati. Mereka sudah bosan pakai gamis dan makan roti. Lalu beralih pada Lea dan Kentucky. Tidak lama lagi mungkin warga Arab Saudi akan bosan minum air zam-zam dan beralih ke coca-cola. Semua kaum Muslim harusnya paham bahwa bila sistem negara tidak Islam, (Abdurrahman, 2007: 255) maka segala perjuangan akan tidak bisa dilaksanakan. Dan bila sebagian saja dilakukan, maka sama dengan tidak melakukan satupun. Imam dalam pandangan syiah adalah orang yang berada di depan, untuk diteladani atau diikuti/dipatuhi yang dia laksanakan. Ini karena kesatuan unsur-unsur dalam Islam yang memiliki garis integrasi yang pasti. Konsep ini berlawanan dengan pemahaman pemimpin dalam pandangan barat. Barat menganggap pemimpin politik adalah sasaran kritik dan caci maki. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan orientasi kekuasaan. Dalam pandangan Barat, kekuasaan adalah milik manusia, milik rakyat. Sementara dalam pandangan Islam termasuk syiah, kekuasaan adalah milik Tuhan. Pertanggungwajaban utama seorang imam adalah kepada Allah. Disamping itu pertanggungjawaban dalam konteks kemanusiaan juga perlu ditunaikan. Sebenarnya konsep seperti ini tidak hanya milik syiah namun juga sunni. Tapi realitanya adalah kaum syiah saja yang terlalu ngotot 176

mempertahankan konsep imamah. Imam bagi syiah harus diutamakan dari segi kefakihannya. Saya kira perbedaan ini terkesan bagi kita karena setidaknya dua alasan. Pertama karena ada komunitas mayoritas syi'ah berhasil menumbangkan rezim penguasa yang pro barat yang dipimpin Imam Khomaini. Kedua karena kaum sunni terlalu jauh penyebarannya sehingga akulturasi menjadi salah satu alasan kenapa sunni terlihat kurang kompak. Dengan beberapa keunggulannya, syiah lebih mampu menerapkan konsep imamah yang lurus dalam sistem politiknya. Sementara itu untuk sunni, bahkan telah terlihat bahwa saat ini bahkan diantara pengikutnya banyak yang sudah tidak lagi mengetahui bahwa konsep imamah yang sebenarnya, baik dalam paham sunni maupun syiah, adalah pemimpin politik, mu'amalah dan ibadah adalah yang paling fakih diantara mereka. Yang membuat sunni dan syiah berbeda adalah pemahaman yang dianut Syiah Imamiyah. Mereka meyakini imam adalah orang yang dipilih oleh Nabi saw. Dan yang dipilih Nabi adalah Imam Ali. Syiah imamiyah tidak mengakui kekhalifahan tiga khalifah sebelum Imam Ali. Menurut mereka kepemimpinan tiga imam itu tidak sah. Imam adalah orang yang membimbing, mendidik dan mengarahkan ummat agar senantiasa berada pada jalan yang diridhai Allah. Imam juga bertanggung jawab atas kebutuhan dan pemenuhan kesejahteraan ummat (rakyat). Hal ini berlaku untuk semua masa dan semua komunitas muslim. Penjajah Belanda barulah hengkang dari bumi Nusantara sekelah berhasil menumbangkan semua kerajaan Islam. Setelah merdeka, orang Indonesia menjadi benar-benar buta dan tidak lagi tau bahwa politik adalah bagian unsur dari agama. Bila politik cikeluarkan dari agama, maka sebuah agama yang mengelurkan politik darinya tidaklah lagi dapat disebut 'agama'. Kemampuan menjaga diri dari dosa sekecil apapun dan memiliki kecakapan ilmu terutama menyangkut akidah, ibadah dan ahli dalam ilmu fikih adalah syarat yang utama bagi seorang khalifah. Dalam pandangan ini, seorang imam dapat pula diberi pengetahuan tanpa melalui proses normal sebagaimana yang dilakukan orang biasa. Pengetahuan yang datang melalui cara seperti ini disebut laduni. Ilmu ini hanya dimungkinkan Allah bagi hamba-hambanya tertentu yang Dia pilih. Seorang imam haruslah memiliki terajat pamahaman akan 'ilmu 'alyakin. Dengan ilmu ini imam dapat memahami dengan benar hukum-hukum atas sebuah perkara. Dengan itu dia dapat menerapkan aturan dan hukuman yang tepat. Imam adalah penafsir paling diakui atas dalil-dalil ke dalam bentuk teknis pelaksanaan. Dalam pandangan syiah, imam yang selanjutnya ditunjuk langsung oleh imam sebelumnya. Mereka berpedoman pada apa yang telah dilakukan 177

Nabi Besar setelah selasai haji wada. Dikatakan, waktu itu nabi menunjuk Ali sebagai pengganti beliau sebagai pemimpin ummat Islam. Riwayat ini dikatakan ikut dirawi banyak ulama sunni.

178

Muhasabah "...yang mengenal dirinya...mengenal Tuhannya" Kalau membaca karya terbaik dari seorang penulis atau biasa disebut 'magnum opus'nya, maka akan terlihat karya-karyanya yang lain sebagai catatan kaki-catatan kaki dari karya terbaik itu. Demikian pula bila kita telah mengenal dengan benar manusia, maka kita akan memahami betul hakikat alam semesta ini.Manusia adalah "karya" terbaik Allah Swt--meski bukan berarti itulah kemampuan terbaik Allah. Manusia memiliki sifat-sifat penciptanya secara terbatas bagi kapasitasnya selaku makhluk. Adalah amat menguntungkan kita karena kunci tentang rahasia hakikat alam semesta adalah manusia. Kenapa? Karena yang paling ingin mengetahui rahasia itu adalah manusia juga. Untuk mengetahui manusia-sebagai pintu gerbang mengetahui hakikat alam semesta dan segala makhluk-masing masing kita dapat mengkaji, mempelajari dan meneliti diri kita sendiri.Kita terlalu suka dan disibukkan dengan mempelajari manusia lainnya yang dianya penuh ketertutupan dan ketidak pastian. Kenapa kita lupa bahwa diri kita sendiri adalah manusia juga? Kita lupa bahwa masing-masing pribadi kita adalah kunci pengetahuan hakikat semesta. "Gajah di pelupuk mata tidak terlihat. Semut di seberang sungai sangat jelas." Pepatah ini ingin mengkritik manusia yang sangat suka mengefalusi, mempelajari dan meneliti orang lain, namun lupa akan dirinya sendiri.Alasan utama manusia enggal "mengkaji" dirinya sendiri adalah karena manusia sangat tidak senang bila menemukan kesalahan dan hal-hal buruk tentang dirinya. Karena enggan, maka tak ditahu dia punya kesalahan. Karena tak tau akan kesalahan, maka mustahil munculnya islah atau perbaikan.Filsuf terlalu sering menjadikan alam semesta sebagai objek pangkajian oleh akalnya. Dengan itu dia tau banyak mengenai alam. Diapun suka mengamati manusia sekitarnya. Namun filsuf gagal menemukan rahasia di atas rahasia karena dia pula enggan mengkaji diri sendiri. Sastrawan punya kepekaan terhadap alam melebihi seorang filsuf sekalipun. Karena itu mereka lebih memahami akan rahasia alam semesta. Namun nasib mereka sama seperti filsuf sebab mereka enggan juga mengkaji dirinya sendiri. Adalah sufi yang berhasil membuang segalamacam ego diri sehingga mereka dapat mengetahui rahasia alam semesta. Alasannya karena mereka dapat mempelajari, merenungkan, menghayati dan mengkaji diri. Dengan itu mereka berhasil membuang semua sifat buruk yang mereka miliki. Inilah yang sering mereka sebut introspeksi. Dan kita mengenalnya dengan istilah 'muhasabah'. 179

Sayangnya, untuk mengkomunikasikan pengalaman ini bagi ruang dan waktu kita sangat sulit sebab tata bahasa dan sintaksis kita sangat terbatas untuk menceritakan pengalamis mistik sufi.Hebatnya, mereka berhasil menemukan Tuhan setelah membuang semua sifat buruknya, di dalam diri.Sayangnya, sering sufi menjadi korban keterbatasan tata bahasa dan sintaksis.

180

Persoalan Pendidikan Kita Rakyat telah mati-matian memperjuangkan supaya anggaran belanja negara untuk bidang pendidikan mencapai 20%. Setelah usaha itu berhasil, ternyata yang terjadi adalah merajalelanya korupsi di bidang pendidikan. Yang paling marak adalah pada kasus kongkalikong dana operasional sekolah antara kepala sekolah dengan oknum pejabat Dinas Pendidikan misalnya di Tangerang. Di kota Lhokseumawe, Aceh, oknum Kepala Sekolah salah satu SMA masih mendekam dipenjara akibat ulahnya menipu orangtua wali murid dengan memungut biaya sebesar sepuluh ribu rupiah per-kepala siswa dengan alasan biaya pembangunan sekolah. Para aktivis yang konsentrasi terhadap proses pendidikan di Indonesia bukannya berkonsentrasi dengan berperan aktiv mencegah dan mengusut semua kasus korupsi dana pendidikan. Mereka malah mengurus persoalan-persoalan teknis proses pengajaran yang belum tentu salah bila mereka tentang dan belum tentu baik bila disesak untuk diterapkan. Misalnya ada aktivis yang mengkritik masalah pemisahan kelas unggul dan kelas biasa pada sekolah-sekolah. Mereka menuding penerapan sistem demikian hanya akan mendiskreditkan dan semakin membunuh mental dan semangat belajar mayoritas siswa yang bukan kelas inti atau kelas unggulan. Tanpaknya itu adalah pandangan yang sangat subjektif. Bila melihat dari sudut pandang yang sedikit berbeda, maka kita akan melihat sistem ini akan semakin memotifasi siswa untuk berkompetisi dalam belajar. Kasus ini tidak beda dengan kritik mereka atas pencantuman nilai rangking atas nilai evaluasi belajar. Rangking jangan dilihat dari sudut pandang "belajar untuk angka" tapi harus dilihat dari bagaimana siswa termotofasi untuk berkompetisi menjadi yangterbaik dalam urusan yang baik, yakni belajar. Adapula protes yang ingin meminta pemerintah supaya aktivitas yang menyangkut belajar-mengajar semuanya dikelola Dinas Pendidikan saja. Ini "aneh"! Padahal kita semua tau bahwa negara-nagara maju itu bisa begitu hebat karena setiap individunya memiliki pendalaman keahlian di bidang yang digeluti masing-masing. Namun kita ingin agar sekolah tingkat dasar dan menengah dikelola langsung oleh Dinas Pendidikan dengan tetap berkonsentrasi pada spesifikasi keahlian agar terciptanya keadilan yang merata pada semua konsentrasi pendidikan. Sebab, belakangan kita lihat, misalnya semua sekolah yang dikelola Depag nasibnya sangat tragis dibandingkan sekolah-sekolah yang 181

dikelola Departeman Pendidikan. Kita ingin keadilan dan pemerataan untuk semua sekolah di bawah departemen manapun termasik milik swasta. Adapula aktivis yang menginginkan Departemen Kebudayaan (Depbud) disatukan kembali dengan (Depdik). Alasan dia agar nilai-nilai kebudayaan kita yang penuh tenggang rasa serta kaya dapat terus ditanamkan pada siswa. "Bukankah saat ini kita abai dalam mengapresiasikan kebudayaan kita sendiri sehingga diklaim asing" katanya. Saya kira pendapat ini aneh karena hanya akan menyempitkam wilayah pemberdayaan kebudayaan kita. Disamping itu, ide ini malah dapat mengganggu konsentrasi pemerintah dalam mengembangkan kualitas pendidikan kita. Terkait masalah pendidikan, merurut aktivis lainnya, pesca revormasi pemerintah tidak lagi berfokus pada nasionalisme kabangsaasn. Pemerintah lebih suka mengkampanyakan globalisasi dan pluralism. Kebijakan lain dari rezim pembohong mengenai pendidikan adalah ide membuat semacam perpustakaan atau perpustakaan di pusat-pusat perbelanjaan yang katanya untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Menurut seorang aktivis, rencana ini hanyalah bagian dari siasat pemerintah untuk membuat masyarakat semakin bodoh yaitu menjadikan mereka semakin konsumertif. Dan ini semakin membuat masyarakat tidak produktif. Bukankah pasar adalah tempat yang paling mudah membuat mereka yang tidak produktif terganggu ekononominya. Kembali ke persoalan pendidikan. Pemerintah semakin memperteguh eksistensinya sebagai mafia dunia pendidikan dengan menerapkan kebijakan ganti buku ajar setiap tahun. Ini adalah kerjasama licik pemerintah dengan korporasi penertit buku ajar. Di balik semua itu, kita harus memdukung rencana Depag menerapkan sistem boarding school sebagai program pembentukan karakter anak bangsa. Menurut Fasli Jalal, pemerintah juga sangat konsisten untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita. Salah satu caranya adalah dengan menganggarkan dana dengan jumlah yang besar untuk program beasiswa luarnegeri bagi mahasiswa perguruan tinggi terutama program Magister dan Doktoral. Program baik pemerintah lainnya adalah menganggarkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan independensi sekolah. Namun dalam pelaksanaannya, sangat disayangkan permainan licik antara oknum pegawai Dinas Pendidikan dengan Kepala Sekolah.

182

Pembenaran, bukan Kebenaran Kalau Allah mau, Dia akan mejadikan kita ummat yang satu. Namun Dia sengaja melahirkan kita dengan pemikiran yang berbeda agar dimamika menjadikan kita berkompetisi secara sehat agar kita terus mengimprifisasi diri. Tidak ada manusia kecuali Nabi dan Rasul yang memperoleh kebenaran dari hasil perenungannya. Perenungan menghasilkan kesimpulan atau pemahaman yang berbeda. Selanjutnya sebelm dan setelah perenungan, kita memang mengakui mencari kebenaran di Alam dan pada kitab suci. Namun sebenarnya dari kedua sumber tadi yang kita cari adalah pembenaran. Perenungan yang murni dan jujur sekalipun akan melahirkan ide dan gagasan yang berbeda karena ide dan gagasan yang murni itu datangnya dari Allah juga. Oleh sebab itu lahirlah perbedaan mazhab dalam fikih, perbedaan aliran dalam Teologi dan dinamisnya ide filosof. Karena itu Nabi Besar mengatakan perbedaan diantara kita adalah rahmat. Rahmat yang dapat menginprofisasi kita bila secara lebih sering dan terus menerus direnungkan.

183

Perubahan Tak Bisa Ditunda Koalisi Pemuda, mahasiswa menyatakan pemerintah saat ini adalah pemerintahan yang gagal. Mereka menakutkan di masa depan negara kita akan menjadi negara gagal. Bila ini terjadi, masa depan rakyat dan eksistensi bangsa sangat terancam. Indonesia berpotensi bangkrut! Anggaran militer melambung hingga 11% dari APBN, namun militer kita tidak mampu berbuat apa-apa ketika negara tetangga menggerogoti kedaulatan bangsa. Bahkan menyelamatkan para pelaut kita dari ancaman perompak mereka takut. Demi anggaran yang naik itu, militer secara sadar maupun tidak telah mengabaikan fungsinya selaku penjaga keutuhan marwah bangsa. Parahnya mereka menjadi pelindung korporasi asing yang seribu kali lebih kejam daripada kompeni dan menjadi "pengawal setia" elit bedebah. Militer kita diperalat oleh korporasi. Kita sangat menyayangkan hal ini. Padahal kita tau mengenai loyalitas kebangsaan merekalah yang terdepan. Tujuan perubahan menurut koalisi bukanlah menjatuhkan rezim yang sedang berkuasa. Mereka hanya menuntut perubahan. Namun bila perubahan meniscayakan penjatuhan rezim, rezimpun harus di tumbangkan. Rezim pembohong ini bahkan dimulai dari proses yang bohong. Rezim naik berdasarkan manipulasi politik yang luar biasa licik. Semakin hari kebohongan rezim semakin mencolok. Jangankan mendapatkan dukungan daripada rakyat, pemerintah sekarang bahkan tidak didukung lagi oleh elit pemerintahan. Semua pihak yang masih mendukung rezim hanya mereka yang disuap. Rezim yang bibangun adalah imperealisme dan dinasti. Semua kaluarga dan kerabat rezim. Rezim hari ini tidak punya karakter. Mereka hedonis dan pragmatik. Lima persen warga negara dibuat terus menumpuk kekuasaan. 95% lainnya terus ditindas. Jumlah warga negara kita adalah keempat terbesar di dunia. Rezim menyiksa hampir semua rakyatnya. Semua kebijakan rezim dikendalikan korporasi besar dan segelintir elit yang jahat. Rezim terbukti gagal. Jangankan menjual, malah rezim menghibahkan airdan tanah bangsa ini pada asing. Tidak hanya hasil tambang, aset-aset nasional hampir semua dijual. Lalu kita membelinya kembali denga harga yang sangat tinggi. Misalnya minyak mentah yang dijual keluar lalu kita membeli minyak siap pakai dengan harga sangat tinggi dan dibatasi, malah dicalo pula. Setiap aksi biadab terorisme selalu elit ditudukan rezim pada gerakan Islam. Padahal banyak aksi itu karena teroris geram dengan kebijaknnya yang menyiksa rakyat, memanjakan asing. 184

Kita bikan gerakan transaksional. Kita tidak berjuang unruk kepentingan persona atau kelompok tertentu. Kita punya banyak orang-orang yang baik dan jujur. Kita tidak menentukan orang tertentu untuk tampil membawa perubahan, kita akan memilih siapapun dari mereka yang memiliki komitmen akan perubahan dalam rangka mensejahterakan rakyat serta mengembalikan kedaulatan bangsa.

185

Apakah Kita Butuh Militer? Martin Wolf, orang Yahudi penulis Globalisasi, mengatakan dalam sistem globalisasi, militer tidak boleh mengurusi bisnis. Militer harus konsenterasi pada pengamanan korporasi dan negara yang memperoleh pajak dari korporasi harus meningkatkan kelengkapan fasilitas serta kesejahteraan militer. Militer kita seolah-olah makhluk asing yang tiba-tiba berhadapan dengan masyarakat lalu bentrok. Persis seperti "bentrok" antara harimau dengan manusia yang suka terjadi di pedalaman Sumatera. Militer melupakan peran dan fungsinya untuk melindungi kadaulatan bangsa. Kedaulatan bangsa itu sendiri adalah rakyatnya. Selanjutnya adalah air dan tanahnya. Sekarang militer tidak melindungi apapun dari elemen kadaulatan bangsa. Demi melindungi korporasi mereka rela menembaki rakyat yang seharusnya mereka lindungi. Air dan tanah digerogoti asing mereka diami. Ada warga yang disandera perompak di negeri orang, mereka tidak berani berbuat apa-apa. Akibat pengaruh konsep globalisasi Martin Wolf si Yahudi, hak militer untuk mengelola usaha perlahan dilucuti. Ini membuat mereka semakin terkesan asing sebagai bagian dari warga negara. Di samping itu penaikan anggaran dana pertahanan tidak membuat militer kita semakin kuta dan berani melindungi kadauatan bangsa. Mereka hanya semakin berani kepada rakyat sipil biasa yang tidak punya apa-apa. Kenaikan anggaran hanya membuat mereka terlihat semakin jagoan di mata anak-anak saja. Kalau denmikian adanya, kita semua, rakyat Indonesia, perlu bertanya: apakah kehadian militer di tengah-tengah kita telah membuat kita merasa aman. Atau sebaliknya? Bila yang terjadi sebaliknya, apakah kita butuh militer?

186

Takjub dalam Keheningan Kata-kata adalah media transformasi informasi paling populer antar persona. Tapi ternyata kata-Kata adalah sarana paling terbatas untuk menginformasikan pesan. Sufi punya pengalaman yang luarbiasa dalam kondisi fanaa. Namun ketika mereka ingin menyampaikan apa yang mereka rasakan, ternyata mereka menemukan kata-kata dalam bahasa ternyata sangat terbatas. Mau tidak mau sufi harus menggunakan sarana yang sangat terbatas itu meskipus nyatanya penggunaan kata-kata untuk menginformasikan pengalaman mistik sufi telah banyak mendeskriminasi dengan cara mereduksi pengalaman mistik luarbiasa yang mereka rasakan. Seorang pemuda yang jatuh cinta kepada seorang pemudi tidak mampu memberi alasan kenapa dia mencintai. Ketika dipaksakan mengungkapkan alasan maka dia akan mereduksi apa yang ia sedang alami dan rasakan. Misalnya dia memberi alasan mencinta si pemudi karena kulinya kuning langsat, karena hidungnya mancung dan badannya langsing. Sebenarnya alasan-alasan yang dikemukakan itu hanyalah alasan-alasan simbolis untuk melambangkan atau mewakilkan rasa cintanya. Meskipun boleh jadi kulit, hidung dan postur tubuh si pemudi tidak berhubungan samasekali dengan cinta yang ia rasakan. Ketika filsuf harus membahasakan penemuan pemikirannya, mereka akan menggunakan istilah-istilah yang sangat asing dan susah dimengerti masyarakat awam. Filsafat mencapai muaranya pada tangan Nietzsche. Dia memiliki kesulitan yang besar untuk membahasakan filsafatnya sehingga dia memilih jalur sastra sebagai media transformasi pemikiran filosofisnya yang sangat mendalam. Namun ketika aliran sungai itu mendekati bibir samudra, maka Nietzsche memilih bungkam karena kata-kata tidak mampu magi menampung isi gagasannya. Banyak sufi memilih diam merenungkan keindahan pengalaman mistinya. Diam mereka anggap lebih baik daripada mengkomunikasikannya melalui bahasa sebab tidak ingin mereduksi keindahan pengalamannya kedalam kata-kata. Mereka takjub dalam keheningan. Dalam diam, tidak ada yang distorsasi. Lihatlah bagaimana Ikal mampu menangkap seluruh pesan dari ayahnya melalui diam. Menjelang hari tua, Habibi dan Ainun lebih sering berkomunikasi dalam diam. Aku pula membaca pesan, nasihat dari ayahku melalui diamnya. Dengan melihat raut wajahnya aku paham isi hatinya tanpa harus ayah mereduksikan pesannya melalui kata-kata. Aku terdoktrin melalui diam. 187

Nabi Basar adalah sosok yang berbeda. Beliau adalah makhluk Allah yang paling berpengetahuan dan berwawasan luas. Bila ahli Astronomi baru mengetahui beberapa hal mengenai galaksi, maka Nabi bahkan telah pergi mengunjungi Sidratul Muntaha. Namun Nabi besar mampu untuk komunikatif dengan ummatnya yang dianggap jihiliyah. Nabi mampu memberi penjelasan sesuai batas nalar ummatnya meski pengetahuan beliau jauh lebih luas daripada mereka. Nabi memiliki ilmu paling tinggi melebihi filsuf dan sastrawan, namun beliau mampu menyampaikan pesan besarnya kepada masyarakat yang paling rendah nalarnya sekalipun. Nabi Besar patut dijadikan contok sosok yang paling mampu mengobjektiivikasi konsep besar yang beliau bawa kepada masyarakat yang berbanding lurus dari konsep yang beliau bawa.

188

"Pelesiran" adalah "Manifestasi Tertinggi Demokrasi" Media massa gempar memberitakan tingginya biaya studi banding wakil rakyat. Sebagian besar rakyat memilih bungkam karena kehabisan tenaga dan kata-kata untuk mengkritik dan menentang wakilnya. Sebagian kecil rakyat yang pendidikannya agak tinggi yang masih memiliki sedikit lagi sisa tenaga dan memiliki beberapa perbendaharaan kata baru, masih setia mewakili mayoritas masyarakat untuk mengkritik para wakil mereka yang dengan suka hati menggunakan uang rakyat untuk berfoya-foya dan untuk hal yang tidak berman faat ditengah-tengah krisis ekonomi yang dirasakan rakyat. Namun mereka masih tetap saja dianggap "anjing kurapan ompong yang menggonggong". Pelesiran ke luar negeri dengan alasan untuk studi banding undangundang adalah manifestasi tertinggi sebuah negara demokrasi. Negara demokrasi adalan negara yang menyerahkan segalanya kepada rakyat. Termasuk pemilihan wakil rakyat dan pejabat negara. Karena rakyat kelaparan, maka yang sebungkusnasi akan dipilih menjadi wakil dan penguasa. Negara demokrasi adalah negara yang paling mudah dikendalikan oleh korporasi yang punya uang banyak. Wakil rakyat dan pejabat negara mudah saja disortir membuat undang-undang yang menguntungkan korporasi dan menyengsarakan rakyat. Negeri kita memang telah diatur agar kondisi keuangannya tidak merata. Supaya beberapa ribu orang saja memiliki uang yang sangat banyak sementara ratusan juta lainnya hidup serba kekurangan. Salahsatu tujuan daripada pengkondisian ini adalah supaya barang-barang mahal dan paket wisata mewah oleh negara maju dapat diakses. Saya berikan contoh. Sebuah barang dijual dengan harga tujuh ratus rupiah. Apabila dari sepuluh orang masing-masingnya memiliki uang seratus rupiah, maka barang itu tidak akan terbeli. Maka bila ada seseorang yang mampu mengkondisikan agar salahseorang dari yang sepuluh tadi mengantongi tujuh ratus rupiah dan sembilan orang lainnya masing-masing berbagi sisa tiga ratus rupiah lagi, maka barang itu akan terbeli. Begitulah tamsilan kondisi perekonomian negara kita dan negaranegara lainnya. Wakil rakyat, korporat dan pejabat negara adalah orang-orang yang mengantongi tujuh ratus rupiah tadi sehingga mereka mampu mengakses produk-produk dan jasa yang mahal milik negara maju. 189

Semua yang mereka miliki nyatanya adalah milik raturan juta rakyat dengan cara yang tidak baik namun kadang-kadang tidak melanggar hulum. Sebab, hukum itu sendiri adalah mereka yang membuat. Fakta di depan kita adalah wakil rakyat yang suka pelesiran ke luar negeri untuk menikmati fasilitas mewah suguhan luar negeri. Pelesiran ini adalah manifestasi tertinggi dari sistem demokrasi yang kita anut. Pelesiran ini adalah sebagian kecil dari realitas berhasilnya salah seorang dari sepuluh orang yang dikondisikan mampu mengakses sesuatu yang tujuh ratus rupiah itu.

190

Pornografii sebagai "Penyokong" Demokrasi Indonesia adalah sarang teroris. Di sini juga pornografi bersarang. Pornografi telah terbukti secara ilmiah merusak beberapa fungsi otak terutama anak-anak. Pornografi disponsori asing dengan dana yang banyak sehingga mereka dengan leluasa menguasai media informasi apapun jenisnya. Berhubungan mental para pengambil kebijakan rusak akibat fungsi otaknya terganggu, mungkin juga sebab terlalu sering mengakses fasilitas porno waktu kecilnya sehingga mudah saja hukum mereka sortir sesuai kehendak asing. Karena otak mereka rusak, maka mereka tidak peduli hukum yang diibuat dan kebijakan yang diambil dapat merusak otak generasi penerus bangsanya sendiri lebih parah dari mereka. Karena otak mereka rusak, mereka lebih memilih uang banyak dari hasil merusak genarasi bangsa untuk mengakses yang porno-porno. Karena negara ini demokrasi, maka "gonggongan" ummat yang menolak pornografi dijawab dengan membuat undang-undang anti pornografi di mana isi undang-undangnya adalah tidak boleh telanjang bulat di depan umum, baik nyata maupun visual. Kalau ada ummat yang menuntut agar undang-undang itu lebih menutup aurat lagi, maka stigmanya akan mengarah ke jender dan para aktivis perempauan akan angkat bicara menyuarakan agar perempuan dikasih telanjang. Memalui undang-undong larangan telanjang bulat itu, pemerintah sudah cukup baik dan cukup toleran menaggapi "gonggongan-gonggongan" di jalanan. Pornografi haruslah benar-benar dapat diakses secara meluas terutama bagi generasi muda agar otaknya rusak. Bila otak generasi muda rusak, maka kelak ketika mereka diamanahkan mengelola negara, mereka akan membuat keputusan dan kebijakan yang lebih parah daripada pendahulunya lakukan hari ini. Negara demokrasi adalah negara yang menyerahkan segalanya bagi rakyat. Bila pornografi menyabar, maka otak semua rakyat akan rusak. Lalu, otak-otak yang rusak itu akan memilih wakil dan pemimpin yang rusak-rusak juga. Maka dengan itu, pornografii "sangat dibutuhkan" di negara kita sebagai "penyokong" demokrasi.

191

Jahiliyah Barat Dunia sepakat bahwa syair-syair puisi posisinya lebih tinggi dari segi tinjauan manapun menyangkut akal dan pemikiran dibandingka karya ilmiah filosofis. Masyarakat Arab abad V masehi harus diakui lebih intelek daripada Barat abad 20. Arab saat itu memiliki budaya puisi yang tinggi. Selain itu mereka juga punya strategi diplomasi yang hebat dan sistem pertahanan yang unggul sehingga arus perdagangan deras di sana. Dengan kehebatan-kehebatan itu, Tuhan tetap saja menganggap mereka bodoh (jahiliyah) sehingga Dia mengutus seorang rasul untuk memperbaiki kebodohan mereka. Rasul yang ditus itu ditujukan untuk memperbaiki akhlak (etika) masyarakat yang jauh lebih unggul daripada Barat abad XX. Salah satu slogan yang dibawa rasul utusan itu adalah “Adab diharatas ilmu”. Slogan ini utuk mengingatkan siapa saja yang berbangga dengan intelektualitasn untuk sadar bahwa intelektualitas itu sama-sekali tidak berguna bila tidak bibarengi akhlak mulia. Pada satu Imam Al-Ghazali melihat seekor lalat hinggap pada ujung tongkatnya. Karena tidak ingin mengganggu lalat itu, beliau tidak menggerakkan tongkatnya sama sekali. Ini adalah aplikasi dari ilmu Imam Al-Ghazali yang tinggi itu. Seorang sufi bermimpi bahwa Imam Al-Ghazali masuk surga bukan karena bukunya yang banyak dan masih bermanfaat bagi orang hingga kini, tapi karena tidak mengganggu lalat tadi. Anehnya masyarakat dunia saat ini mererima dan mengidolakan segala produksi gagasan, barang dan gaya hidup dari Barat karena menganggap Barat hari ini adalah representasi kehidupan bermartabat. Padahal posisinya jauh di bawa masyarakat Arab jahiliyah abad V Masehi.

192

Filosof dan Politik Seorang ilmuan belum tentu menjadi filsuf karena dia hanya menguasai satu disiplin ilmu tertentu meskipun sangat detail dan mendalam. Seorang filsuf sudah barang tentu adalah ilmuan karena dia telah menguasai beberapa disiplin ilmu secara detail dan mendalam. Seorang filsuf jauh melampaui seorang ilmuan. Filsafat tidak bisa digolongkan sebagai salah satu dari disiplin ilmu. Suatu disiplin ilmu tertentu mengkaji sesuatu secara spesifik dan mendalam. Sementara filsafat membahas segalahan tentang sesuatu yang 'ada'. Alam dibagi menjadi dua yaitu alam realitas dan alam konsep. Karena itu, 'ada' dapat digolongkan 'ada' sebagai realitas dan 'ada' sebagai konsep. Misalnya hantu. Dia ada sebagai konsep dan tidak perhan ada sebagai realitas. Maka filsafat membahas segala konsep maupun realitas. Objek kajian filsafat di sebut Ontologi. Ontologi dibagi dua yaitu yang terlihat, disebut Fisika dan tidak terlihat disebut Metafisika. Kristen membutuhkan filsafat untuk menambal lobang-lobang konsep trinitas yang aneh sejak awal dicetus. Mendengar alasan di atas, kelompok sunni yang fanatik akan mengatakan bahwa syiah gemar mempelajari filsafat untuk mempertahankan dan menyebarkan konsep syiah. Kaum Muslim masa lalu menggunakan filsafat sebagai senjata menyebarkan paham Al-Qur'an dan Hadits. usaha ini mendapat kritik dan tantangan dari kelompok fuqaha karena mereka menganggap filsata itu dari kafir (Yunani). Fuqaha beranggapan Al-Qur'an dan Hadits sudah cukup untuk segala kebutuhan pedoman dan sumber inspirasi. Menurut Mulla Sadra, Filsafat Yunani (FY) sangat menarik dan telah memrerikan banyak sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Namun dianya harus terus dicirigai. Mencirigainya harus dilakukan dengan pengamatan dan analisa yang kritis. tajam dan mendalam. Pencurigaan ini saya lihat membuat semakin banyak saja sumbanyan yang diberikan kepada dunia Islam. Bangun Filsafat Islam (FI) tidak hanya dari pemikiran Yunani, namun Persia dan India juga banyak memberikan sumbangsihnya. Salah satu sebab besarnya pengaruh FY bagi FI adalah karena para khalifah masa itu sangat peduli dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Para penterjemah karya-karya FY diberikan fasilitas dan gaji yang besar. Di samping itu, pesan Islam yang diterima para pemikir muslim juga memotifasi mereka untuk semakin giat mencari ilmu. 193

Usaha "islamisasi" FY ke dalam dunia Islam menuai kritik keras dari kalangan ulama yang menganggap Islam tidak memerlukan filsafat dengan alasan Al-Qur-an dan Hadits telah memberi jawaban dari dari segala pertanyaan dalam fisafat. Mereka juga mengkhawatirkan filsafat dapat menyesatkan ummat setelah memperoleh kebenaran dari Al-Qur'an dan Sunnah. Menurut Mulla Sadra, Filsafat Yunani (FY) sangat menarik dan telah memrerikan banyak sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Namun dianya harus terus dicurigai. Mencirigainya harus dilakukan dengan pengamatan dan analisa yang kritis. tajam dan mendalam. Pencurigaan ini saya lihat membuat semakin banyak saja sumbanyan yang diberikan kepada dunia Islam. Bangun Filsafat Islam (FI) tidak hanya dari pemikiran Yunani, namun Persia dan India juga banyak memberikan sumbangsinya. Salah satu sebab besarnya pengaruh FY bagi FI adalah karena para khalifah masa itu sangat peduli dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Para penterjemah karya-karya FY diberikan fasilitas dan gaji yang besar. Di samping itu, pesan Islam yang diterima para pemikir muslim juga memotifasi mereka untuk semakin giat mencari ilmu. Usaha "islamisasi" FY ke dalam dunia Islam menuai kritik keras dari kalangan ulama yang menganggap Islam tidak memerlukan filsafat dengan alasan Al-Qur-an dan Hadits telah memberi jawaban dari dari segala pertanyaan dalam fisafat. Mereka juga mengkhawatirkan filsafat dapat menyesatkan ummat setelah memperoleh kebenaran dari Al-Qur'an dan Sunnah. Bahkan Al-Farabi berpendapat hanya filsuflah yang layak menjadi pemimpin. Sebab, menurutnya, sesuai dengan pandangan Islam, seorang pemimpin harus menguasai segala macam disiplin ilmu yang mendalam di samping syarat lainnya seperti militansi, kefakihan dan kemampuan berijtihad. Di samping itu seorang pemimpin harus menguasai ilmu administrasi serta mampu berkomunikasi dengan baik dengan segenap lapisan masyarakat. Nabi adalah orang yang paling komunikatif sehingga pesan besar yang sangat tinggi mampu beliau kominikasikan kepada masyarakat dari berbagai tingkatan. mulai dari intelektual hingga yang awam yang tidak mampu baca tulis. Oleh sebab itu makna 'ummi' Nabi Besar tidak melulu harus dimaknai bahwa beliau tidak bisa membaca abjad. Boleh jadi makna 'ummi' adalah komunikatif. Al-Farabi berbicara seperti ini bukannya karena punya orientasi politik tertentu. Sebagai seorang filsuf, politik adalah bagian dari konsenterasi kajiannya. Lagi pula seorang filsuf hampir mustahil dapat 194

menjadi seorang pemimpin politik sebab mereka tidak terlibat langsung dengan masyarat. Berbeda dengan fuqaha yang tampil untuk memeberikan solusi terhadap persoalan praktis masyarakat sehingga mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat. Filsuf menjadikan hal-hal yang tinggi melampaui hal-hal yang bersifat konkrit dan praktis. Selain tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, juga hasil pemikiran dan kajian mereka yang sulit dipahami masyarakat awam, maka tidak heran bila pemikiran mereka sering disalah artikan dan dianggap sesat oleh masyarakat. Kata Prof. Mulyadhi Kaertanegara, Al-Farabi adalah orang pertama yang mengusahakan politik sebagai sebuah ilmu madiri. Politik harus dikaji secara indepanden agar pembahasannya dapat lebih detail dan menyeluruh. Al-Farabi, sebagaimana filsuf lainnya. hidup sederhana. Bahkan dahulu seorang filsuf tidak boleh menerima bayaran dari pekerjaannya mengajar filsafat. mereka boleh menerima gaji dari profesi lainnya. Misalnya Ibnu Sina yang mengajar Kedokteran disamping dia juga seorang filsuf. Melalui syairnya, Al-Kindi sering menyindir penguasa di masanya. Kritik pada penguasa sering dilakukan para filosof. Bahkan keras dan tajam. Misalnya Ibnu Sina mengatakan, salah-satu ciri negara gagal adalah bila banyaknya prakrisi hukum dan dokter. Ungkapan ini bukannya tidak beralasan. Banyaknya praktisi hukum adalah akibat dari banyknya kasus kriminalitas karena syariat tidak di jalankan. Tidak dijalankannya syariat adalah karena iman masyarakat lemah. Iman yang labil dan syariat yang kurang tegak menyebabkan pola hidup masyarakat kacau. Hal ini dapat memicu banyaknya orang yang sakit sehingga butuh banyak doter. *** Al-Farabi mengkaji politik dimulai dari analisanya terhadap manusia. Menurutnya manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Sekaya apapun kita, bila petani kapas dan buruh pabrik garmen tidak ada, maka kita harus turun keladang juga atau mencukur sendiri bulu domba atau telanjang. Al-Farabi tidak sepakat dengan sistem pemerintahan demokrasi dalam artian rakyatlah yang mengatur segala kebijakan negara karena rakyat itu awam. Bila kekuasaan diberikan pada orang awam maka pemimpin yang dipilih adalah orang awam, wakil juga dipilih awam, kebijakan-kebijakan produk masyarakat awam. Konon, Aristotelas malu saat dipuji oleh orang awam hingga tidak keluar ruma beberapa hari. "Bila dipuji orang awam, berarti yang dipuji juga awan" kata Pak Mulyadhi. "Negara hadir untuk memungkinkan warga negara untuk mencapai kesempurnaannya yang tidak mungkin dia capai dalam kesendiriannya" kata Prof. Mulyadhi. Adalah hak rakyat untuk memperoleh kesejahteraan baik jasmani maupun rohani dengan memiliki sarana dan wadah untuk mengembangkan potensi, memperoleh pendidikan, pekerjaan dan kebutuhan 195

lainnya. Sementara tugas negara adalah memfasilitasi itu semua. Maka pada dasarnya kehadiran sebuah negara adalah mutlak dioerlukan. Dan menjadi pemimpin dan pejabat negara adalah mulia karena mereka bertugas memenuhi hajat hidup orang banyak. Saking pentingnya sebuah negara, bahkan seorang filsuf pernah berkata "empat puluh tahun berada dibawah pemerintah yang zalim akan lebih baik daripada satu hari tanpa negara" karena tanpa negara akan terjadi kekacauan dimana mana dan menciptakan chaos dengan volume besar. Al-Farabi menggolongkan beberapa jenis negara, yaitu: (1) negara fasik, yakni negara yang elitnya mengetahui suatu kebenaran namun tidak bersedia menerapkannya; (2) negara fadhilah, yaitu negara yang elitnya mengetahuo kebenaran dan menerapkannya, dan: (3) negara jahiliyah, yaitu negara yang elitnya tau akan kebenaran namun tidak mau tau akan kebenaran itu. Karena itu, makna 'bodoh' dalam pandangan Islam bukanlah sekedar seseorang tidak mengetahui akan kebenaran, namun bahwa dia tidak mau melaksanakannya. Islam "adalah agama yang mengutamakan amal dari pada gagasa" seperti kata Sir Iqbal. Prof. Al-Attas mengatakan kalau sekedar tau dan mengetahui kebenaran, maka Iblispun mengetahui mengakui dan keagungan dan kebenaran Allah. Namun karena dia bersikukuh untuk tidak mau melaksanakan segala ketetapan dan perintah Allah, maka tetaplah dia ditahbiskan sebai penghulu kekafiran. Pemimpin harus mampu memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan hakiki pada rakyatnya. Pemimpin juga harus cerdas dalam membedakan antara kesenangan dan kebahagiaan. Seorang pemimpin harus mampu membedakan antara kebenaran dengan kebatilan serta mampu dan menerapkan kebanaran itu. Seorang pemimpin harus mampu membedakan mana oase mana fatamorgana. Ikhwanussufa mengatakan, kebenaran air bukan denga dilihat namun disentuh. Sehingga tidak seperti ratu Balqis yang terpaksa menyingkap auratnya di hadapan Sulaiman. Atas dasar ini banyak orang mengakui kebenaran pengalaman mistik sufi karena menganggap mereka telah melampaui melihat kebenaran namun telah merasakan ,menyentuhnya. Konsep ini terkait pula denga yang dikatakan Sir Popper bahawa kebenaran itu barudapat diakui bila telah melalui proses pembuktian melalui praktik pengalaman. Maka konsep 'kebodohan' adalah karena pengakuan akan kebenaran belum dibuktikan (melalui) pengamalan. *** Kita memang mengakui bahwa filsuf masa lalu adalah orang yang sangat dalam pengetahuan serta tinggi gagasannya. Prof. Mulyadi membuktukan itu dengan salah satu indikasinya merka menulis benjilid-jilid buku dan sering membahas suatu objek kajian dengan panjang lebar. Namun 196

saya kira juga karena mereka memperkenalkan sesuatu yang baru dan belum diketahui sebelumnya. Misalkan kita belum mengenal yang namanya 'durian', maka untuk memperkenalkan itu melalui kata-kata, maka dibutuhkan seratus halaman. Wallahu 'alam.

197

Jamuan Yahudi Rabi Yahudi Kehabisan akal untuk meyakinkan dinasti Romawi bahwa ajaran Isa (Yesus) mengandung unsur subfersif. Akhirnya mereka berhasil mendapatkan kepercayaan publik dengan mengisukan bahwa ajaran Isa mengganggu agama Yahudi yang dibawa Musa. Dan, Isapun disalib (Teks Islam menegaskan bahwa yang disalib itu bukan Isa tapi beberapa orang paling depan yang mengejar Isa. . Dan yang disalib sebenarnya beberapa, bukan satu orang. Semuanya serupa Isa). Rabi khawatir bila agama Nasrani berkembang mereka akan kehilangan wibawa adan posisi. Persis seperti ketakukan kaum Quraish akan ajaran Muhammad. Kehadiran Isa adalah untuk meluruskan kembali ajaran Musa yang telah mulai diselewengkan sejak Samiri. Selain itu, Musa juga hadir untuk berusaha melapangkan dada Bani Israil bahwa Rasul utus terakhit bukan dari golongan mereka. Hal ini tidak bisa mereka terima. Setelah Isa diangkat ke langit, Bani Israil menjadikan agama Nasrani sebagai “benteng pertahanan” menyelamatkan agama Yahudi. Strateginya adalah mengimpor agama Nasrani kepada selain Bani Israil. Ini adalah beberapa dari penryelewengan atas agama Nasrani. Karena masyarakat di luar Bani Israil kebanyakan menganut paham pagan, maka konsep tauhid sangat sulit diterima. Oleh karena itu, dalam sebuah jamuan, oleh para intelektual Bani Israil, konsep tauhid dirubah menjadi konsep trinitas agar agak besesuaian dengan sistem pagan. Disamping itu, “melantik” Yesus sebagai anak Tuhan adalah salah satu rancangan besar agar nantinya agama Nasrani mampu bersaing dengan Islam. Untuk terus menyemai konsep ini, filsafat diutamakan agar pedoman dasar kajian agama adalah akal yang sifatnya debatebel itu. Islam dibawa oleh rasul dari keturunan terhormat bangsa Arab, yang kelak di Madinah juga diangkat menjadi Kepala Negara. Di samping itu agama yang dibawa muhammad juga berhasil menaklukkan sepertiga belahan bumi. Bila prestasi-prestasi Muhammad dibandingkan dengan Yesus yang lahir terhina tanpa ayah, ibunya dituduh pezina. Lalu dia terpaksa hidup sebatang kara, menderita dan tidak punya rumah, maka Yesus akan tidak ada apa-apanya dibandingkan Muhammad. Oleh sebab itu untuk agar Yesus bisa dipersaingkan dengan Muhammad, maka dia “dilantik” menjadi anak Tuhan oleh st. Paul. Sampai sekarang ini Bani Israil masih mampu mengadu-domba penganut Nasrani dengan Islam. Kita harus tau bahwa perang salib adalah akibat provokasi dari Yahudi ke dalam dua belah pihak. Saya juga curiga 198

bahwa Bani israil telah mesuk dan “mendarah daging” dalam badan syi‟ah agar konflik internal muslim terus terjadi. Bukankan adalah Yahudi yang menjadi biang kerok pecahnya perang saudara pertama dalam rumah tangga Muslim, antara Mu‟awwiyah dan Ali r.a. Bani Israil adalah kaum yang paling berhasil melakukan intrik dan agitasi ke dalam setiap ajaran dan negara. Salah satu sebabnya adalah karena mereka lihai dalam urusan spionase dan penyusupan rahasia. Di samping itu, tidak memiliki rumah tinggal (negara) mereka siasati dengan menyusup ke dalam setiap negara lalu melakukan provokasi dan politik perpecahan. Oleh karena itu, Inggris berfikir tindakan ini harus dihentikan dengan melokalisasi mereka ke suatu tempat. Maka pada abad ke-20 Inggis mempelopori pendirian negara Israel. Tapi Bani israil telah terlanjurmasuk ke elemenelemen vital negara-negara maju. Dengan itu mereka telah berhasil menguasai dunia. Saya jadi teringat serial kartum „Pinky and The Brain‟. Kisah tikus yang selalu berhasrat menguasai dunia dengan segala macam tipu daya.

199

Deradikalisasi Agama ? Al-Qaida tidak seperti 'Swiss Belhotel' ataupun 'KFC' yang ketika ingin mencamtumkan labelnya kita harus menempuh prosedur administratif, memenuhi standar tertentu dan mengikuti aturan tertentu. Al-Qaida adalah sebuah gerakan yang tidak terlalu mempedulikan pencantuman namanya dalam gerakan teror tertentu oleh kaum muslim. "Jadi setiap gerakan pengeboman ataupun teror boleh menamakan dirinya kelompok Al-Qaida." demikian kurang lebih kata Ketua PSIK-Indonesia, Yudi Latif. Ini artinya teror-teror yang terjadi di berbagai belahan bumi tidak memiliki garis hubungan tertentu. Mereka bergerak bebas tanpa satu komando terpusat. Semakin dalam pengetahuan dan pengamalan agama seorang muslim, semakin mungkin tindak teror berlaku. Sebab, tindakan ini adalah apresiasi kemarahan atas penyiksaan terhadap saudara-saudaranya di berbagai belahan bumi dunia Islam. Sebab merekalah yang lebih 'mewujud' menjadi seperti yang dikatakan Nabi bahwa "muslim adalah bagai satu anggota tubuh, bila satu bagian sakit dia ikut merasakan". Al-Chaidar merujuk Karen Armstrong mengatakan bahwa muslim yang melalukan teror mengalami gejala kejiwaan, "patologi" katanya. Memang benar argumen Armstrong itu, sebab mereka adalah bagian anggota tubuh yang sakit dan sedang di siksa kafir di berbagai belahan dunia. Mereka yang lebih disebut muslim radikal adalah muslim yang lebih dalam, mengakar dan kokoh pengetahuan agamanya. Yang lebih dalam pengetahuan dan pemahaman agamanya, maka dia lebih peka dan merasa bahwa semua muslim adalah bagian anggota tubuhnya. Radikal diambil dari kata 'radic' yang berarti 'akar'. Jadi wajib bagi setiap muslim mendalami agamanya. Jadi tidak benar pendapat yang menyatakan "...untuk menghapus radikalisme maka perlu pemahaman agama yang benar". Pernyataan ini bukan hanya maknanya yang keliru tapi kalimatnya sendiri juga salah: persis seperti menyatakan, "untuk nencegah mereka mendalami pemahaman agama, maka perlu dilakukan pendalaman agama" atau "untuk mencegah sia A masuk sumur, maka si A perlu masuk sumur. Aneh! Stigmatisasi seperti ini adalah bagian dari perencanaan besar musuhmusuh Islam untuk mengesankan Islam sebagai agama teroris. Mereka mengusahakan Islam menyandang konotasi negatif. Bila mengaitkan agenda besar ini dengan sejarah didirikannya agama Kristen, maka dalangnya adalah Yahudi. 200

KH Masdar Farid Masudi, Daewan Suriah PBNU, mulai terpengaruh oleh stigmatisasi ini beranggapan tidak ada yang benar atas penafsiran kita pada Al-Qur'an yang kita jadikan pedoman hidup. Memang benar kebenaran hanya ada ketika Allah menafsirkan sendiri Al-Qur'an itu. Tapi diturankannya Al-Qur'an adalah untuk pedoman manusia. Oleh karena itu bagi kita ditetapkan standar kebenaran-keburukan melalui syariat yang diatur dalam hukum fikih. Saya agak kurang sepakat dengan pendapatnya yang mengatakan Indonesia tidak memiliki ulama yang sebenar ulama. Saya lebih cendering 'kita krisis' ulama. Oleh karena itu, kata pendapat tadi, tidak boleh gegabah mendirikan negara Islam. Saya kira karena Islam tidak menganut sistem dosa keturunan, maka kita dapat membentuk ulama itu. Pertanyaannya adalah, apakah kita mau patuh dan taat pada ulama bila dia ada. Jawabannya ada pada sistem kita. Bila mengusung sistem domokrasi, maka pendapat dan kebijakan dari perut masing-masing kita yang bodoh-bodoh ini. Oleh sebab itu, Al-Khaidar melaporkan pendapat seorang ulama bahwa menganut sistem demokrasi persis seperti menggali kubur orangtua sendiri lalu memperkosa mayatnya sambil memakan daging babi. Bagaimana mungkin menyerahkan segala kebijakan pada orang awam. Ada beberapa kelompok yang label tertentu disandingkan pada merela secara sembarangan hingga mendistorsi etimologi kata dan menyakiti kelompok yang diberi label. Kelompok sekuler dianggap kelompok yang sama-sekali tidak peduli dengan agama. Kelompok puritan disebutkan kelompok yang berjuang menegakkan agama secara menyeluruh dengan berbagai upaya. Kemudian kalangan muslim progresif adalah kelompok yang menganggap negara sebagai rumah bersama sehingga Islam tidak boleh dijadikan landasan negara. Kemungkinan kelompok ini tidak tau (atau tidak mau tau) bahwa bila Islam dijadikan sumber dan landasan segala sendi hidup maka kita akan sangat sejahtera dan kesejahteraan ini tidak hanya untuk kaum muslim saja namun juga mensejahterakan non-muslim bahkan semua makhluk Allah. Tapi bisa saja kelompok muslim progresif punya alasan lain atau sedang menyoakan taktik tertentu. Mudah-mudahan. Neng Dara Afiah dari Komnas Perempuan mengatakan malu menjadi muslim akibat ulah FPI dan NII sebab mereka suka melakukan kriminalitas daan suka membunuh. Saya sepakat karena FPI dan NII itu adalah sumber konflik yang yang dimanajemen sendiri oleh negara guna permainan isu. Tapi kalau malu dengan alasan mereka suka membunuh, kita harus sadar bahwa Nabi berperang dan membunuh. Kita diwajibkan membalas serangan kafir dengan aksi serupa. Dan dapat memaafkan bila posisi kita telah unggul, bukan sedang dalam keadaan terus tertekan seperti saat ini. Kalau cara kita melawan cuma dengan retorika 201

dan tulis menulis, kita baiknya sadar bahwa pena dan mulut Doktor-doktor muslim dapat menjadi abu dengan satu ledakan bom yang dirakit anak-anak SD Barat. Anehnya, Neng Dara menentang ibu-ibu muslimah yang mengajarkan anak-anaknya berpakaian Islami sejak dini. katanya, simbolsimbol agama yang diajarkan kepada anak sejak dini berbahaya bagi lingkungan pluralis dan majemuk seperti di Indonesia. Padahal Islam adalah agama yang mengutamakan amal daripada gagasan. Dan pengamalan maupun gagasan harus diajarkan dann dibiasakan sejak dini. Aneh, Neng Dara cari sensasi. Kata Al-Chaidar Terorisme akan hilang hilang sepuluh tahun lagi di indonesia. Mungkin alasannya karena konsep idiologisasi akan digantikan dengan dialog. Padahal Prof. Amien Rais pada pada satu wawancara yang dimuat di Harian Republika (Rabu, 04/05/2011)mengatakan terorisme oleh kaum muslim akan terus tumbuh selama Barat berhenti menindas kaum muslim di belahan bumi manapun. Amien Rais menyatakat terorisme dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama adalah teroris kecil-kecilan seperti dilakukan kaum muslim saat ini. Golongan kedua adalah terorisme besar yang disponsori negara seperti dilakukan Israel dan negara-negara Barat. Munculnya terorisme muslim adalah reaksi dari pembantaian kaum muslim di berbagai belahan dunia oleh negara-negara kafir. Radikalisasi Islam memang harus terus ditanamkan sejak dini dan dilatih terus menerus meski kaum kafir dan yang telah terprovokasi kafir tidak sepakat. Pendalaman pengajaran, pembiasaan dan pemahaman Islam adalah syarat utama manusia merespon pesa Allah. Inilah tujuan kita diciptakan di muka Bumi. Kita memang sedang sakit. Kita tidak memiliki cara beragama yang nyaman. Ketika radikal (mengakar) dalam beragama, maka dituduh teroris. Saat mencoba untuk progresif, dituduh liberal. Ketika mencoba mengintegrasikan agama dengan negara Pancasila, dituduh sekuler. Muslim Indonesia memang dalam usaha mencari jatidiri, mencari autensitas.Tapi saya anjurkan jalan manapun yang ditempuh jangan sampai menciderai atau mencelakai saudara sesama muslim. sebab kita semua dalam masa pembelajaran, dalam proses. Sekali lagi, mencari jatidiri.

202

Eksploitasi Aurat "Tak Perlu" Ditinjau Kembali Awal mula westernisasi Timur, pola hidup masyarakat Timur masih mengikuti pola alami alam semesta. Karena itu masuknya eksploitasi modern Barat guna menancapkan kuku materialisme memerlukan aurat wanita sebagai senjata. Sebab saat itu penguasa ekonomi mulai dari organisasi rumahtangga hingga negara dipegang laki-laki. Saya katakan alami karena laki-laki yang bekerja sehingga punya kuasa dalam mananemen ekonomi. Penguasa ekonomi pastilah menguasai wilayah lainnya. Belakangan tesis ini menjadi bukti ketika korporasi menguasai segala elemen dan kebijakan sebuah negara. Karena penguasa kebijakan adalah laki-laki dan dan target Barat adalah penguasa kebijakan, maka mereka menemukan senjata ampuh untuk menundukkan penguasa kebijakan. Semua laki-laki normal tertarik dengan aurat wanita. Karena itu setiap memainkan strategi materialisasi pastilah aurat wanita yang diutamakan sebagai pintu masuk. Lihatlah setiap iklam mobil pastilah berpose wanita 90 persen telanjang di atas atau di depannya. Iklan rokok juga begitu, hampir semua produk. Hingga saat ini aurat wanita tidak pernah lupa dijadikan pemikat sebuah produk. Padahal ekonomi tidak lagi didominasi pria. Dan bukankah wanita tidak akan terangsang dengan aurat wanita? Jadi bukankah aurat wanita tidak perlu lagi tampil bersama produk-produk? Tapi memang dasar aurat itu "selalu mengantarkan rejeki". Ketika wanita telah memiliki wewenang mengenai kebijakan mengatur ekonominya sendiri dan bahkan telah banyak pula yang mampu mengatur kebijakan keluarga, maka "aurat-aurat korporasi" menjadi indikator positif kebaikan dan semua kesan positif. Produk kecantikan mulai dari pelangsing, pemutih, pemulus, pengencang, pelurus, pembesar, pemanjang, perapi, penyegar, pembersih dan jutaan 'pe' lainnya dikonsumsi dengan mengeluarkan lebih setengah dari gaji. Awalnya saya mengira obral aurat untuk menjual sebuah produk perlu ditinjau kembali. Namun karena aurat masih menawarkan rezeki yang melimpah, maka tinjauan itu "tidak diperlukan". Aurat memang tak bisa dilepas dari produk, terlepas dominasi ekonomi dipegang laki-laki maupun perempauan.

203

Pola Kepemimpinan Organisasi dan Indikasi Subversi Pola pikir dan pola kerja keseluruhan anggota sebuah organisasi tergantung pada pola pemimpin organisasinya. Pemimpin yang memiliki idealitas, prinsip, kepakaan merespon realitas serta memiliki visi yang objektif dan jauh melaupaui zamannya adalah pemimpin yang ideal dan patut diterima. Kebijakan setiap pemimpin pastilah berangkat dari cara pandangnya. Semua ini berangkat dari karakter yang dimiliki seorang pemempin tersebut. Berbicara karakter adalah berbicara tentang subjektivitas. Dianya pasti berbeda pada setiap orang. Organisasi adalah sekumpulan individu yang larut dalam sebuah kebijakan yang telah ditatapkan yang berdasarkan kesepakatan semua anggotanya. Dalam menetapkan sebuah kebijakan, negosiasi dan keahlian persuasi adalah hal yang niscaya terjadi. Siapa saja dari anggota yang memiliki keahlian negosiasi dan persuasi maka pemikiran dan cara pandangnyalah yang akan mendominasi sebuah kebijakan. Hukum alami ini telah lama terjadi meski kemudian hari baru kita sadari. Karena itulah siapa saja yang tereleminasi dalah sebuah konstelasi adalah dia yang paling sedikit menguasai teknik negosiasi dan tidak memiliki daya persuasi tinggi. Sebab dia tidak menjiwai kebijakan bersama yang sebenarnya berdasarkan negosiasi tadi. Oknom-oknum yang tereleminasi senantiasa mencoba kembali masuk ke dalam sebuah organisasi tadi yang telah memiliki pola dan kebijakan yang mustahil dirubah itu. Akibatnya makar, intrik dan agitasi yang dilancarkan para oposisi selamanya tidak akan berhasil kecuali visi-misi dan segala kebijakan teknis organisasi dirubah. Hal ini pun tidak akan mungkin terjadi sebab sebuah organisasi telah memiliki nama dan citra serta latar belakang pendiriannya. Kalau nama dirubah, maka itu organisasi baru namanya. Dan latar belakang telah membeku bersama sejarah. Kita lihat banyak petinggi partai politik yang bila dia terelemenasi hampir mustahil masuk kembali. Mereka selalu mendirikan organisasi partai baru. Kembali kepada konstalasi keanggotaan sebuah organisasi. Apabila pemimpin tidak memiliki kriteria seperti yang disebutkan di atas tadi maka dia harus siap berhenti di tengah jalanatau kehilangan simpati. Alasan utamanya adalah karena dia tidak menjiwai organisasi yang ia pimpin. Hal ini dapat dilihat dari kegagalan Megawati dan Abdurrahman wahid dalam memimpin Indonesia. Indonesia tidak didirikan untuk sebagai perpanjangan tangan Tuhanya Muhammad maupun melebarka sayap pemikiran Karl Marx. Indonesia dibangun berdasarkan cita-cita menyatukan beragam suku, agama, 204

budaya dan pola pikir dalam sebuah rumah bernama negara. Meskipun di tengan perjalanan banyak golongan yang disatukan itu memberontak dan mengklaim bahwa rumah Indonesia itu miliknya dan harus dijadikan miliknya sepenuhnya. Namun untuk membenarkan tesis kita, maka waktu membuktikan nasionalis sejatilah yang benar-benar layak memimpin rumah Indonesia. Soekarno mampu melanggengkan kepemimpinannya selama duapulihtahun meski pada masa kepamimpinannya pihak pijak yang ingin merenut rumah Indonesia masih berwujud dalam baju resmi atau disebut partai politik yakni PKI dan Masyumi. Suharto mampu bertahta selama 32 tahun karena berhasil mengintegrasikan jiwa setiap individu masyarakat dengan jiwa Indonesia. Eksistensi sebauh organisasi tergantung pada progresifitasnya. Substansi progresifitas sebuah organisasi tergantung pada objektivitas dan kepekaan setiap pemimpin dalam merespon perubahan zaman yang terjadi akibat perubahan sosial masyarakat. Tersingkirkannya beberapa oknum sebuah oganisasi adalah karena perubahan sosial yang tidak mampu diterima oleh zaman yang berubah. Oknum-oknum yang tersingkirkan tersebut tidak mampu menyesiaikan diri dengan perubahan gerak organisasi yang hanya merespon isu sektarian menjadi organisasi yang memiliki cara pandang yang luas dan global. Meraka lupa bahwa organisasi sama seperti masyarakat dan kebudayaan sifatnya tidak statis. Organisasi yang mengusung visi mensejahterakan bangsa secara khusus dan ummat manusia pada umumnya harus memenuhi tuntutan untuk mengupayakan kesejahteraan manusia yang plural serta menuntut objektivitas. Ketika berbicara pada ranah yang melampaui "kemusliman" dan bahkan "kebangsaan", kita membutuhkan metodologi yang melampaui simbol-simbol sekterianitas. Ketika rezim negara telah membuka keran globalisasi maka dia harus bergerak melampaui sebuah misi kebangsaan. Maka setiap elemen organisasi niscaya harus merespon globalisasi. Karena itu pemerintah jangan menuduh elemen-elemen organisasi bertindak subversif ketika mereka berusaha mengintegrasikan diri dengan visi negara.

205

"Tuhan yang Belum Selesai" Kebenaran hanya ada ketika Allah menafsirkan sendiri Al-Qur'an. Selain itu, semuanya adalah pembenaran-pembenaran dan upaya-upaya pendekatan kepada kebenaran. Kalau Allah mau, dia akan menjadikan manusia ummat yang satu: tidak ada Hambali-Hanafi, tidak ada sunni-syiah. Namun karena "Jibril belum pensiun" maka ide-ide dan gagasan akan selalu diberikan kepada orang-orang yang selalu selalu berfikir dan merenungkan kebenaran. Ide dan gagasan itu dicari pembenarannya dengan kembali membuka Al-Qur'an. Ide-ide itu selalu berbeda meski semuanya merasa idenya itu dibenarkan Al-Qur'an. Hal ini terjadi karena ide yang datang dari Jibril itu sifatnya universal, tidak memiliki bentuk. Namun ketika akal-akal yang berbeda itu menerima ide, maka akal melalui otak menarik ide itu ke dalam otak dengan memberinya bentuk. Karena otak sifatnya mengklasifikasi dan memaksa ide menemukan ruang, maka di sanalah perbedaan muncul. Ketika ide yang telah diberi bentuk dan telah berbeda-beda untuk masing-masing individu, namun ketika ide-ide itu bersentuhan dengan AlQur'an, maka ide-ide yang telah diberi ruang itu kembali menemukan nilainya yang universal. Sebab Al-Qur'an adalah "ide" yang lebih tinggi yang "ide" itu hanya mampu diterima oleh seorang manusia yang paling dalam perenungan dan pemikirannya, Muhammad Saw. Al-Qur'an, akal dan Islam adalah tiga hal yang tidak mungkin berseberangan. Al-Qur'an yang ditafsirkan oleh akal ke dalam perbuatan di alam akan menciptakan keseimbanyan yang nyata. Alam mampu seimbang adalah karena zikir dan tasbih. Dosa-dosa manusia yang menumpuk nantinya di segala unsur alam baik di tanah yang menyaring air bekas wudhuk maupun di udara akibat kalimat-kalimat yang menyatakan Allah beranak, dan lainnya. Ide, sama seperti Al-Qur'an datang dari Allah melalui Jibril. Jibril pengantar ide bila dikaitkan dengan teori emanasi Al-Farabi maka akan menemukan pembenarannya pada bagian-bagian tertentu. Perbedaan-perbedaan pemikiran karena sebab yang telah disebutkan di atas tadi adalah jalan supaya pemikiran terus berlangsung karena pemikiran hanya akan tajam bila diasah dengan pemikiran lainnya yang berbeda pola. Bila pemikiran-pemikiran itu sama maka pikiran akan statis dan membeku. Kesimpulan terbaik adalah tidak ada kesimpulan. Pada wilayah inilah kita dapat menemukan kebenaran hadits Nabi yang mengatakan perbedaan adalah rahmat. Salah-satu contoh perbedaan yang terus mengasah pemikiran kaum muslim adalah diskursus mengenai qadha dan qadar. Banyak yang lupa 206

bahwa kehendak manusia itu adalah murni dari Allah juga. Kita kadang tidak menyadari bahwa sebuah keputusan yang kita ambil adalah manifestasi tertinggi dari proses-proses dan tahap tahap tertentu yang melibatkan banyak hal tertentu. Karena prosesnya berlangsung begitu capat, maka kita menganggapnya tidak terjadi. Demikian "kesimpulan" saya. Ada pendapat bahwa keterlibatan manusia dalam menentukan kehendaknya adalah persis seorang manusia menganggat batu raksasa. Bersamanya ada raksasa yang mengangkat batu itu. Dia terlibat mengangkat meski yang mengangkat itu raksasa itu. "Ketika kamu melempar, maka sesungguhnya Allahlah yang melempar". Oleh sebab itu Allah tidak menilai manusia dari keberhasilannya namun dari proses, dari usahanya. Isa gagal dalam dakwahnya. Nuh cuma punya beberapa orang pengikut dalam dakwahnya sembilan ratus tahun. Tapi mereka jadi Ulul Azmi. Suatu pemikiran dianggap sebagai kebenaran adalah ketika dianya belum mampu dibantah oleh ide lainnya. Ibnu Tufail menulis sebuah yang novel menceritakan seorang pengembara yang dapat menemukan Tuhan dan "kebenaran" tanpa bimbingan wahyu. Namun Tuhan yang dia temukan ini adalah "Tuhan yang belum selesai". Seseorang dapat mengetahui nilai-nilai universal segala sesuatu tanpa melalui bimbingan wahyu adalah bukti bahwa akal dan wahyu seiring sejalan. Namun penemuan-penemuan itu tidak dapat dijadikan standar berkehidupan sebab garis-garis pedoman kehidupan diatur dalam syariat. Sementara Syariat dirumuskan dalam Hukum Fiqih. Dan Fiqih hanya memberi porsi yang sangat sedikit bagi wilayah akal dalam merumuskan hukum. Syariat adalah batasan-batasan yang menjadi standar bagi manusia dalam menjalankan perintah Allah. Untuk kapasitas manusia, Tuhan "selesai" dalam syariat. Amalan-amalan dalam Islam bila disandarkan pada penemuan akal bukan wahyu maka akal akan menjalankan wakta alami manusianya yang cenderung mengutamakan nafsu. Misalnya orang akan mencuri 700 dan mengembalikan 1 sebagai sedekah. Sebab sedekah 1 pahalanya 700. Maka si pencuri punya sisa keuntungan 669. Akal berguna untuk menemukan dan menjelaskan kebenaran wahyu dalam tindakan praktis, bukan mengakal-akali Firman.

207

Abad Informasi Kalau abad ke-20 disebut sebagai era industri, maka abad ke-21 ini disebut sebagai era Informasi. Di abad ini teknologi yang paling banyak di produksi adalah teknologi media informasi. Menjamurnya laptop, note book dan hand phone adalah contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Produk-produk ini dikonsumsi hampir semua orang di semua kalangan untuk mengakses informasi. Televisi juga dikemas sepraktis dan se menarik mungkin agar informasi bagi masyarakat semakin mudah dan menaruk untuk diakses. Mustahil bagi kita menghindari produk-produk informasi. Sebab mayoritas manusia dewasa ini telah menjadikan informasi sebagai konsumsi pokok. Hal ini sering terjadi bukan atas kesengajaan namun lebih sering karena kebutuhan. Oleh karena itu kita, utamanya generasi muda tidak selayaknya terjebak oleh arus informasi yang deras. Pilihan terbaik bagi kita adalah dengan bersikap positif terhadap arus informasi dan kritis terhadap segala informasi yang kita terima. Tidak banyak salah ketika kita menduga segala informasi adalah untuk membentuk karakter konsumennya. Namun kita perlu maklum bahwa media massa yang menjadi sumber utama informasi hanya akan hidup melalui iklan-iklan yang didalangi korporasi. Media massa yang paling mudah diakses dewasa ini dan akan datang adalah melalui jaringan internet. Selain mudah, media akses jaringan internet juga menawarkan jenis informasi yang tak terbatas.'

208

Manusia Adalah Evolusi Alam Tertinggi Manusia adalah penyakit bagi alam. Ikan-ikan jadi tidak berani berenang di udara. Harimau lebih memilih bersembunyi di hutan. Air dan udara jadi tidak berani berintegrasi. Sebuah sekat besar antara air dan udara akibat kehadiran manusia memaksa makhluk-makhluk Tuhan jadi terpilahpilah, antara makhluk air dan udara. Insang adalah simbol sekat akibat kehadiran manusia. Di alam maha alami sebelum manusia mengotori dengan kehadirannya, tidak ada pembagian antara hewan dan tumbuhan. Segala mineral tidak memiliki perbedaan dengan makhluk Tuhan yang lain. Rasa pengecut manusia diobatinya dengan klasifikasi terhadap segala sesuatu. Mineral jadi tak berani tumbuh. Jiwa pemberontak manusia berawal dari keengganannya untuk terus memanjangkan tulang ekornya. Jiwa pemberontak itu memaksakan tulang ekor itu berhenti sehingga pertumbuhan, yang tidak boleh berhenti itu, membuat otaknya semakin besar. Otak manusia yang membesar itu membuatnya menjadi asing bagi makhluk-makhluk yang lain. Terjadilah kekecewaan dan kekhawaritan bagi segala makhluk Tuhan sehingga mereka semua berusaha menghindari manusia karena takut akan ikut cerdas bila bersama manusia atau akan dikorbankan oleh manusia. Makhluk-makhluk yang paling setia adalah yang mineral. Dia enggan terus Tumbuh karena tidak ingin melawan Tuhan. Hewan-hewan mamalia saat itu adalah pembangkang utama sebelum manusia. Mereka terus memaksa diri tumbuh hingga memiliki otak yang besar. Makhluk-makhluk yang lain takut dengan keberadaan otak akan membuatnya punya kehendak sendiri dan itu artinya tidak bisa patuh lagi pada perintah Sang Pencipta. Tapi mamalia berkilah semakin kita mampu menumbuhkan otak kita, maka semakin mampu kita mendekatati, menuju, bersatu dan akhirnya menjadi Tuhan. Menjadi Tuhan di sini bukan berarti menandingi Tuhan Yang Satu. Tuhan Satu itu adalah mutak, niscaya dan pasti. Menjadi Tuhan artinya menjadi "di dalam Satu itu". Inilah tujuan penciptaan; inilah tujuan penjabaran. Analoginya mungkin seperti ini: Tuhan menguraikan Dirinya hingga tingkatan paling bawah yakni mineral, lalu dia menyeru semua yang terurai kembali. Maka semuanya menyambut seruan itu dan bergegas seperti serpihan besi yang tertarik kutub magnet. Karena tarikannya ke arah satu titik, maka semakin mendekat, yang terurai itu, semakin terlihat bergabung. Maka manusia adalah respon seruan yang telah berada pada tahap yang paling dekat dibandingkan jenis makhluk lain. 209

Rentetan aliran sejarah yang memasuki masa penciptaan manusia berarti memasuki sebuah kurun di mana masa pergerakan yang terurai tadi memasuki sebuah periode yang semakin mendekati masa penyatuan. Meskipun dengan kehadiran manusia merusak segala ekosistem alami alam yang berbeda jauh dengan kehadiran manusia, maka sebenarnya kehadiran manusia itu telah memasuki tingkatan tertinggi sesuatu menuju pencapaian sebernarnya dari tujuan penjabaran (penciptaan). Alam maha alami di mana air dan udara tak bisa dikrasifikasi adalah proses puncak dari sebuah tingkatan periode tertentu di mana tujuannya adalah untuk menghasilkan sebuah mamalia yang punya otak terbesar guna mencapai sebuah tingkatan yang lebih tinggi lagi. Saya kira terlalu jumud dan ortodok pemikiran yang berkeras urat leher mempertahankan ide manusia bukan dari alam namun dari surga. Klaim ini membala kebodohannya dengan mengatakan manusia dari surga yang entah dimana dan bagaimana itu. Manusia menurut mereka adalah makhluk dari alam lain. Jadi menurut mereka manusia adalah alien atau Supermen. Hahaha. Aku ingin memertawakan mereka. Kebodohan itu, ironisnya, mengatas namakan Tuhan. Mereka berusaha menutupi kebodohan pola pikirnya dengan mengatakan ini adalah pesan Tuhan dari kitab suci. Ring bertarung anak-anak tidak sepatutnya salah seorang anak yang kalah memasukkan ayahnya ke dalam ring untuk membelanya dengan alasan dia lemah dan terbatas. Surah A-Insan ayat 1 berbunyi: Bukankah manusia telah melewati fase dimana pada fase itu mereka belum mampu mengkonstruksi bahasa." Ayat itu meneguhkan teori evolusi yang dibangun Fachruddin Iraqi dan Jalaluddin Rumi serta dibenarkan ilmuan Barat Charles Darwin. Fase tersebut di mana manusia yang kita kenal sekarang ini belum berbentuk sesempurna sekarang. Pada fase itu, manusia sempurna barulah ada dalam bentuk potensi. Bahkan banyak ulama Tafsir dan Fiqih mencoba membangun teori fase evolusi manusia hingga berwujud sempurna dengan hasil perenungan masing-masing. Lihat contohnya antara lain sebagaimana diuraikan Hamka dalam “Tafsir Al-Azhar” saat menafsirkan Surah Al-Insan ayat 1-3. Manusia adalah berasal dari proses alam semesta yang sangat panjang. namun setelah manusia itu terbentuk, maka alam yang sangat alami tadi harus dikorbankan untuk membuktikan keberhasilan alam itu sendiri berevolusi membentuk manusia dengan otak yang terbaik dengan ujicoba yang berhasil. Ujicoba itu adalah dengan menguji manusia pertama yang baru itu apakan memilh tundung atas perintah atau tidak. Bila masih tunduk atas perintah, maka berarti seluruh energi yang dikeluarkan alam maha alami untuk menuju tingkatan kebih tinggi menuju menjadi Tuhan akan gagal. 210

Namun ternyata manusia memiliki pilihan sendiri dan bukan masih tunduk pada perintah sebagaimana sebuah komputer yang diprogramkan. Dan alam maha alami berhasil. Keberhasilah alam mewujudkan manusia menyebabkan hampir semua energi alam terkuras. Sehingga setelah uji coba manusia selesai, alam berubah drastis persis seperti seorang gadis cantik yang telah dihisap habis darahnya oleh drakula. Alam yang sebelumnya dalam kitab suci sebagai surga berubah menjadi alam sebagaimana kita lihat sekarang ini. Tapi alam puas sebab telah memasuki tingkat yang lebih lagi dalam usaha menuju Tuhan. Karena itu, manusia harus terus berjuang menuju Tuhan, setidaknya atas terimakasihnya kepada alam yang telah mengorbankan ke maha alamiannya demi manusia. Untuk terus mengingat hal itu, ingata harus terus dipelihara. Ingatan bahwa tujuan hidup manusia adalah meneruskan langkah dan cita-cita semesta alam yaitu menjadi Tuhan! Memelihara amanah alam adalah dengan terus menjaga otak agar terus berkembang agar dapat terus bergerak menuju Tuhan. Caranya adalah dengan tidak memakukan hal-hal yang dapat membuat otak terganggu seperti merokok, alkohol, melihat aurat dan sebagainya. Tulang punggu yang menjadi kunci perkembangan otak ahrus terus dirawat agar otak terus tumbuh. Salahsatu caranya adalah dengan gerakan-gerakan terbaik yang disebut shalat. Bila otak terus berkembang maka ruhpun terus menanjak menuju penyatuan dengan Tuhan. Mengikuti pendapat idealisme, maka hal-hal yang terlihat itu punya jiwa, maka ketinggian jiwanya bergantung pada fisiknya. Maka bila fisik otak tidak rusak dan terus berkembang maka jiwa akan lurus menanjak menuju cita-cita menjadi Tuhan. Demikian pula kita untuk terus memelihara otak, salah satu caranya juga dengan memelihara ingatan--kita harus pandai membedakan mana imajinasi, mana yang nyata meskipun alam ini maya.

211

Bacaan untuk Injeksi Kita datang masing-masing, berkasih-kasih bersama dan pergi sendiri-sendiri. Yang paling tidak menyenangkan dari perjumpaan adalah perpisahan. Mengurangi derita kerinduan akibat perpisahan itu adalah dengan shalat lima kali sehari. Karena sangat urgennya bacaan surah Al-Fatihah, kita semua jadi lupa bahwa bacaan-bacaan dalam shalat berfungsi sebagai injeksi. Injeksi hanya akan berfungsi dengan baik bila setiap posisi telah benar-benar baik. Setiap posisi dalam shalat harus benar-benar sempurna terlebih dahulu baru bacaan bagi masing-masing posisi dibaca dengan baik agar dia meresap dengan baik ke badan. Dalam posisi apapun dalam shalat, badan mulai dari pinggang hinggkepala harus selalu lurus. Sebab, salah satu makna shalat adalah untuk memelihara otak melalui pemosisian yang baik pada tulang ekor. Manusia telah menghentikan pertumbuhan tulang punggung atau tulang ekornya sehingga denga itu otaknya dapat terus membesar. Otak yang besar ini harus terus dirawat dan dikembangkan melalui pelatihan tulang ekor melalui shalat. Bacaan bacaan dalam shalat diinjeksikan melalui tulang ekor yang selanjutnya dikirim ke otak agar perkembangan otak terus berlangsung. Perkembangan jiwa bergantung pada perkembangan otak.

212

Antara Fiqih dan Filsafat Setidaknya terdapat tiga kacamata yang digunakan untuk melihat Islam. Kacamata pertama adalah filsafat, kedua adalah fiqih dan ketiga adalah teologi. Kita juga tidak melupakan kacamata mistisme dan sastra meski diantara kedua yang terakhir ini berkaitan erat sepanjang sejarah kebudayaan dan intelektual Islam. Namun mari terlebih dahulu kita bicarakan tiga kacamata pertama. Untuk mengawali diskusi, terlebih dahulu kita harus memahami bahwa tiga kacamata itu memiliki fungsi dan peran masing-masing untuk melihat sesuatu yang satu yakni Islam. Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa wahyu, akal dan alam sama sekali sejalan. Semua kekeliruan yang dialami dalam ranah filosofis adalah karena akal yang menjadi jembatan integrasi antara alam dan wahyu. Filsafat digunakan untuk menyeimbangkan akal agar integrasi akal dan wahyu dapat dicapai. Setidaknya itulah salah-satu sebab pentingnya filsafat dalam Islam. Sementara fiqih dipakai untuk menerjemahkan maksud Tuhan ke dalam bentuk aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama. Dan teologi adalah kajian tentang Tuhan. Karena Tuhan, sebagaimana pendapat Immanuel Kant, akal praktis mustahil dapat mengidentifikasi Tuhan. maka teologi hanya mengkaji tentang sifat-sifat Tuhan. Yang menjadi persoalan adalah ketika para pemikir dewasa ini enyamakan peran dan fungsi ranah filosofis dan ranah fiqih. Di antara mereka ada yang menganggap kacamata fiqih untuk melihat Islam adalah keliru. Alasannya fiqih hanyalah sebuah tafsiran atas keinginan Tuhan untuk masa kapan dan di mana fiqih itu dirumuskan dan ditetapkan. Sehingga, sebuah pedoman fiqih akan absurd bila diterapkan pada ruang dan waktu yang berlainan. Solusi atas absurditas fiqih ditawarkan dengan melihat Islam dari kacamata filsafat. Alasannya adalah karena filsafat selalu dinamis dan sangat peka pada kondisi manusia pada zamannya. Dikatakan, filsafat juga mampu mengidentifikasi hakikat persoalan kemanusiaan sehingga bila keputusankeputusan menyangkut agama diberikan otoritasnya kepada filsafat, harapan akan dinamisasi agama akan ada. Juga, dikatakan bahwa fiqih hanya mapu melihat agama sebagai hitam dan putih. Tuhan dalam kacamata fiqih, menurut mereka, suatu ketika dapat terlihat sebagai gadis perawan yang anggun dan pemalu namun berjanji melayani serta akan setia selamanya dan pada saat yang lain muncul sebagai laki-laki gemuk berkulit hitam pekat dengan gigi tajam seperti besi yang siap memangsa siapa saja yang tidak patuh. Sementara teologi yang berurusan membicarakan Tuhan, sekalilagi, karena akal praktis tidak mampu menjangkau Tuhan--karena diskursus 213

meniscayakan persoalan pada ranah praktis--maka pembicaraannya hanya mempersoankan mengenai ketentuan-ketentuan praktis Tuhan. Dibandingkan teologi Islam, teologi Kristen jauh lebih baik karena telah membicarakan apa yang seharusnya dia bicarakan sehingga layak disebut 'teologi'; teologi Kristen lebih substansial! Saya sepakat dengan pendapat fiqih tidak boleh baku. Alasannya karena wahyu Al-Qur'an telah dijamin keasliannya sampai akhir masa. Kalau saja fiqih itu baku, maka kita tidak perlu lagi Al-Qur'an dan Hadits sebab segala yang dibutuhkan untuk dijadikan pedoman setiap sendi kehidupan telah ada dalam kitab-kitab fiqih. Jaminan Allah akan menjaga Al-Qur'an adalah pesan pada kaum muslim agar tidak berpedoman pada kitab-kitab fiqih yang telah disakralkal itu. Jaminan itu adalah pukulan bagi kaum muslim untuk terus menggali isi Al-Qur''an dan menyesuakannya dengan realita yang sedang dihadapi. Atau lebih tepat lagi untuk dapat menjadikan wahyu terakhir itu guna mencari solusi atas persoalan yang dihadapi. Mungkin pada soalan inilah pemikir menganggap filsafat lebih berhak membicarakan tentang agama karena para filosof adalah pihak yang paling memahami dan paling mampu mengidentivikasi persoalan-persoalan yang dialami manusia. Bukankah untuk dapat menemukan solusi terbaik atas segala sesuatu kita harus benar-benar mampu memahami persoalannya. Sebanarnya fenomena ini funcul karena hampir satu millenium Islam tidak mampu melahirkan seorang pemikir. Berbarengan pula Islam mengalami kematian faqih. Selama sembilan abad terakhir, Islam hanya mampu melahirkan manusia-manusia yang taat pada fiqih masa-lalu dan hanya mampu melahirkan perngkaji pemikiran filsuf masa lalu. Mungkin kita tidak sadar bahwa semua kitab-kitab fiqih yang disakralkan itu ditulis oleh pra pemikir di masa lalu. Lebih dari itu, untuk kategori-kategori tertentu, mereka dapat dianggap sebagai filsuf, sebab untuk merumuskan sebuah hukum fiqih, diperlukan penguasaan terhadap banyak ilmu yang mejadi turunan ilmu Filsafat seperti Logika, Metefisika, Teologi dan lainnya. Di samping itu mereka perlu memahami betul kondisi masyarakat pada masanya. Persyaratan terakhir ini meniscayakan penguasaannya oleh seorang filsuf. Jadi pada hal terakhir inilah yang menjadi dasar pokok kenapa perumus hukum fiqih adalah filsuf. Di masa lalu, tidak ada yang namanya spesialisasi ilmu-ilmu tertentu oleh individu-individu. Seorang teolog adalah filsuf, juga mufaqih, serta filsuf; demikian seterusnya termasuk ahli ilmu-ilmu fisika, matematika dan sosial. Jadi wacana yang menyatakan otoritas agama harus diberikan pada filsuf agar mereka dapat merumuskan agama secara dinamis, bukan pada mufaqih karena agama akan terlihat seperti zebra--adalah wacana yang tidak 214

mendasar karena mereka tidak sdar bahwa saat ini kita tidak memiliki yang disebut filsuf maupun mufaqih. Selama sembilan ratus tahun terakhir, kita hanya punya pembelajar filsafat dan pengikut mazhab fiqih. Mengenai perumusan fiqih, hanya akan dapat terlaksana bila ada seseorang yang menguasai segala jenis ilmu secara mandalam dan otentik, termasuk mampu menjadi filsuf--bukan pembelajar atau pengkaji filsafat seperti yang mulai menjamur belakangan ini. Kalaupun rahim Islam mampu melahirkan seorang filsuf, karena zaman ini meniscayakan spesialisasi dan klasifikasi ilmu, maka filsuf itu tidak akan mampu merumuskan hukum fiqih karena kurang meenguasai ilmu-ilmu ushul seperti Al-Qur'an dan Hadits, sekalipun mereka mampu mengidentifikasi fenomena sosial masyarakat dengan baik. Bila Islam mampu melahirkan ahli ilmu-ilmu Al-Qur'an dan Hadits, maka orang tersebut tidak akan mampu merumuskan hukum fiqih yang layak untuk zaman kita hari ini karena mereka tidak memiliki penguasaan inti dan substansi dinamika masyarakat pada masanya. Kita harus mengingat kembali bahwa mazhab-mazhab fiqih yang dipertahankan hingga hari ini adalah karya-karya yang diamini penguasa. Itu semua lahir pada zaman monarki, sarat kepentingan penguasa. Kita tahu bahwa penguasa di masa lalu gemar memerintahkan para intelektual untuk menulis bagi kepentingan melanggengkan kekuasaannya dan kepentingan mempengaruhi rakyatnya agar semakil loyal pada penguasa. Sementara itu karya-karya (fiqih) yang lebih murni dan jauh dari kepentingan kalangan tertentu dipinggirkan dan bahkan kitabnya banyak yang dimusnahkan serta pengarangnya dipenjarakan dan ada yang diasingkan. Banyak literatur melaporkan lahirnya sufisme lahir dari orang-orang yang diasingkan penguasa karena karyanya dianggap membahayakan penguasa. "...dan siapa yang merasakannya, tahu itu." kata Lope de Vega. Dalam sebuah mahkamah pengadilan, barang bukti memiliki posisi yang lebih kuat daripada para saksi. Karena itu, saya kira dalam merumuskan fiqih, pembuktian kita akan, suatu tata cara ibadah tertentu misalnya, jauh lebih penting daripada sebuah hadits yang meributkan estafet perawian hadits dan negosiasi tanpa akhir akan penafsiran terhadap suatu ayat Al-Qur'an. Kalau mengatakan penemuan tetentang suatu tatacara ibadah adalah terlalu subjektif, maka penafsiran atas suatu ayat juga sangat subjektif. Dan, setiap perawi adalah subjek-subjek pula.

215

Shalat Dalam Pandangan Muhammad Iqbal (1986:172), shalat merupakan mi'rajnya kaum Muslim. Sebuah riwayat sufi mengatakan, bila sedang melaksanakan shalat, sebenarnya kita tidak sedang berada di tempat kita berdiri melainkan di sebuah tempat jauh di atas langit yang, konon, dari tempat itu, bila sebuah batu dijatuhkan ke bawahnya, maka akan tepat mengenai ka'bah: tempat di mana jutaan kaum muslim di seluruh dunia menghadapkan wajahnya ketika shalat. Tempat itu disebut: Baitul Makmur. Dalam Islam, shalat adalah amal paling utama (Jannati: 2007:332). Sangat banyak Hadits Nabi mengatakan bahwa shalat adalah tiang agama, sebagaimana disebutkan Muhammad Ibrahim Jannati dalam "Fiqih Perbandingan Lima Mazhab" (2007:332-333), antara lain: "Perumpamaan shalat adalah bagaikan tiang sebuah tenda besar. Jika tiangnya kokoh, maka tali tenda, pasak dan kain penutupnya akan berguna. Namun apabila tiangnya patah, maka tali tenda, pasak, dan kain penutupnya akan tidak berguna." "Shalat adalah tiang agama, dan ia merupakan amal pertama anak adam yang dilihat oleh Allah Swt. Jika shalatnya baik, maka seluruh amalnya akan dilihat oleh Allah Swt. Namun bila buruk, maka amal yang lain tidak akan dilihat oleh-Nya" Shalat adalah amal pertama yang dihisap di akhirat kelak. Bila amal shalat seseorang baik, maka dianggap baik pula segala amalnya yang lain. Namun bila buruk amal shalatnya, maka akan kesulitan pula dia mempertanggung jawabkan segala amalnya yang lain. Nabi Muhammad Saw. memesankan kepada Bilal untuk menjadikan shalat sebagai istirahatnya. Segala gerakan shalat dapat memperbaiki otototot sehingga badan dapat kembali bugar. Shalat ibarat sebuah aliran sungai yang amat jernih di depan pintu rumah kita. Dengannya kita dapat menyagarkan badan lima kali dalam sehari. Nabi Muhammad Saw. bersabda: "Shalat itu ibarat sungai yang ada di depan pintu rumah salah seorang di antara kalian, lalu dia keluar dari pintu itu untuk mandi sebanyak lima kali dalam sehari-semalam. Dengan demikian, pastilah tidak ada kotoran sedikitpun yang melekat pada tubuhnya. Begitu pula dengan shalat lima waktu yang dilakukan dalam sehari semalam, pasti tidak ada dosa yang tersisa." (Jannati: 2007: 333) 216

Selain dapat menyegarkan fisik, shalat juga dapat membersihkan kembali hati nurani dengan indikasi: diampuni dosa-dosa. Shalat juga dapat menghindarkan kita dari perbuatan-perbuatan tercela. "Dan dirikanlah shalat, karena shalat mencegah kamu dari kejahatan dan dari munkar" (QS. Al-Ankabut: 45) Shalat adalah esensi batin sekaligus lahir seseorang. Kita hanya dapat mengetahui seseorang itu muslim atau tidak dari shalatnya, bukan syahadatnya yang hanya dia seorang saja yang tahu. Untuk itu, shalat merupakan kewajiban mutlak bagi seorang muslim. Sangat banyak ayat-ayat Al-qur'an yang memerintahkan kaum Muslim untuk menegakkan shalat, antara lain: "Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu dan sembahlah olehmu akan Tuhanmu serta berbuatkah kebajikan agar kamu memperoleh kemenangan." (QS: Al-Hajj: 77) "Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat, dan tunduklah/ruku'lah bersama orang-orang yang ruku.'" (QS. Al-Baqarah:43) Ali Mustofa Yaqub (2007:135) menerangkan, kewajiban shalat lima waktu wajib hukumnya jatuh atas orang yang beragama Islam yang telah mencapai usia akil baligh. Sulaiman Rasjid (1978:81-82) menerangkan, amalan shalat harus ditanamkan ke dalam jiwa muslim sejak mereka masih anak-anak. Nabi Saw. bersabda: "Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun dan (di mana perlu) pukullah (kalau enggan mengerjakannya) di waktu usia mereka meningkat sepuluh tahun" (HR. Abu Dawud) Shalat diambil dari kata "dalam bahasa Arab: "Shalat" yang artinya "Prayer" dalam bahasa Inggris (Munir Ba'albaki, 1973:715). kata "Prayer" (Sadely, 2000:142) dalam bahasa Inggris itu bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berarti "Orang yang bersembahyang" dan "doa, sembahyang". "prayer" adalah kata dasar dari "pray" yang berarti (1) "memohon dan (2) "mengharapkan" . Kata "memohon" dan "mengharapkan", dalam bahasa Indonesia dapat diterminasikan secara sederhana ke dalam kata: "doa". Surat At-Taubah membenarkan bahwa kata "shalat" berarti "doa".

217

Menjadi Bijak Habibi mati, dia akan meninggalkan karya yang hampir pasti tidak mungkin ditandingi putra-putri Indonesia ratusan tahun ke muka. Tan Malaka mati meninggalkan "Madilog" yang masih wajib dibaca ratusan tahun ke depan. Lantas, bila kita mati, apa yang akan kita tinggalkan? Sekor mamalia liar mati di hutan meninggalkan fosilnya. Sekali lagi, bila kita mati, apa yang akan kita tinggalkan? "nama" jawab banyak orang. Nama? Terus, apa bedanya kita dengan hewan peliharaan? Seseorang yang indah perangainya, baik akhlaknya, akan membuat sesiapa merindu kehadirannya, bila dia sedang tak ada. Bila dia hadir, maka akan membuat suasana nyaman dan teduh. Perangai elok yang saya sebutkan ini akan menjadi buah bibir sembarang tempat, sembarang majelis. Tidak ada yang dicakap-cakapkan terhadap dia orang, kecuali hal baik-baik saja. Orang seperti ini adalah orang yang senantiasa menyikapi segala sesuatu dengan bijak. Menjadi bijak adalah seni bagaimana menggunakan pikiran dalam rangka menyikapi dan memaknai segala sesuatu. Segalanya memang tergantung pikiran. Segala sesuatu, semuanya bergantung bagaimana kita menyikapinya. Namun untuk menjadi bijak, bukanlah perkara mudah. Mengendalikan hawa nafsu, menekan amarah dan membunuh egoisme adalah langkah menjadi bijak. Mendaki tujuh puncak tertinggi di dunia dengan cuaca paling ekstrim jauh lebih mudah daripada menekan hawa nafsu. Merenangi lima samudera jauh lebih gampang daripada menekan amarah. Membunuh seribu musuh seorang diri jauh lebih ringan daripada membunuh satu sifat egoisme. Kalau semua musuh itu telah dibunuh, maka jadilah kita orang bijak. Orang bijak akan mampu menjadikan rintangan sebagai peluang, menjadikan masalah senagai solusi dan menjadikan penyakit sebagai obat. Kuncinya ada pada bagaimana kita melihat sesuatu. Umpamakan dua orang yang sedang menunggu bus yang sama. Masa tunggunya pasti sama. Orang pertama menghabiskan waktu tunggunya dengan membaca. Seorang lagi menghabiskannya dengan menggerutu. Maka meski posisi dan situasi mereka sama, namun kondisi keduanya tentu berbeda. Yang satu mengalami kepuasan jiwa, yang satunya mengalami penderitaan jiwa. Sama halnya seorang yang dipenjara karena melawan rezim zalim dengan seorang lagi dipenjara karena narkoba. Orang pertama adalah orang yang berjuang umpama jihad. Penjara adalah setengah surga baginya. para penjaga penjara dianggapnya satpam penjaga rumahnya. Tapi bagi si pencuri mereka adalah setengah malaikat pencabut nyawa. Bagi pihak kedua, penjara 218

adalah setengan neraka. Kala dibezuk, maka pasti dikawal sipir, sebelah kanan dan kiri. Bagi pihak pertama, itu dianggapnya pengawal pribadi. Sementara si pencuri menganggap opsir adalah iblis yang selalu mengancam dan menggerogoti. Cara memandang sesuatu adalah kunci kebahagiaan. Orang yang selalu berfikir positif adalah mereka yang hatinya bersih, badan mereka menjadi sehat, hidup mereka disiplin dan teratur. Sebab, pikiran mereka selalu bersih sehingga sikap-sikap dan keputusan-keputusan yang mereka ambil menjadi semakin baik.

219

Disiplin dan Belajar Fiqih Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga menulis arti disiplin sebagai berikut; "1 tata tertib (sekolah, kemiliteran, dsb); 2 ketaatan (kepatuhan kepada peraturan(tata tertib dan sebagainya)...". Menurut Hurlok (1987:37), kata "disiplin" berasal dari kata yang sama "disciple" yakni seorang yang belajar atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua atau guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka secara hidup dan menuju hidup yang berguna dan bahagia. Secara etimologi, menurut S. Wojowasito, (1997:68), disiplin berarti "Suatu peraturan yang ada pada lembaga atau keluarga." Sedangkan secara terminologi, pengertian disiplin yaitu penyesuaian diri dengan segala macam peraturan yang diterapkan. Penerapan kedisiplinan yang paling baik adalah mengarahkan siswa agar dapat mengatur dirinya secara sadar untuk mematuhi peraturanperaturan yang diterapkan. Disiplin merupakan sikap mental dalam menaati atau mematuhi setiap peraturan, ketentuan dan nilai-nilai yang berlaku sehingga tercapai keseimbangan antara kehendak pribadi dengan lingkungannya. Di sekolah, disiplin mutlak diperlukan segenap program sekolah harus dijalankan menurut peratutan yang diberlakukan. Baik guru maipun peserta didik harus patuh pada peraturan yang berlaku. Tanpa disiplin dalam sekolah. Bagi siswa, selain patuh pada peraturan sekolah, dalam belajar mereka juga harus patun dan taat pada peraturan yang diterapkan pengajar. Fiqih menurut bahasa berarti paham, mengerti maasalh masalah agama (syariat) yang sangat diajarkan allah dan rasul-nya karim, 1997:11). Pengertian ini sebagaimana difirmankan allah dalam al-qur'an yang artinya: "...mengapa tidak pergi dari tiap-tiapa golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka (liyatafaqqahu) tentang agama.." (QS. At-Taubah: 122). Selanjutnya pengertian "fiqih" mengalami penyempitan makna menjadi pengetahuan tentang hukum agama saja. Padahal, awalnya pengertian "fiqih" adalah pengetahuan mengenai keseluruhan pengetahuan agama (Shihab, 1992:383). Maka, hingga saat ini, pengertian "fiqih" secara umum adalah: Pengertian tentang hukum-hukum syariat yang berkenaan 220

dengan perkataan dan perbuatan mukallaf (mereka yang telah terbebani menjalankan syariat agama) yang diambil dari dalil dalil yang bersifat terperinci, berupa: (1) Al-Qur'an dan: (2) Sunnah serta yang bercabang berupa;(3) ijma' dan; (3)ijtihad yang menjadi dasar-dasar fiqih. Tujuan pendidikan nasional menurut UU 1945 (versi amendemen) Pasal, 31, ayat 3 menyebutkan, "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan seta akhlak mulia dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang". Di sini dapat kita temukan bahwa peningkatan keimanan, dan ketakwaan adalah kewajiban mutkak oleh pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan ini, harus ada kesamaan sudut pandang dan tujuan oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan, baik itu pemerintah, pendidik (guru), komite sekolah, orang tua peserta didik dan peserta didik sendiri. Indonesia adalah satu Negara yang memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah sehingga banyak dari warganya yang terpaksa menjadi babu di negeri orang dan mengais sampah di negeri sendiri. Menurut Munawar Sholeh (1995:12) "Rendahnya SDM negara kita, dikarenakan rendahnya mutu pendidikan" selanjutnya, masih menurut Shaleh, "...pendidikan adalah kunci untuk membangun sumberdaya manusia (SDM)". Apa penyebab rendahnya mutu pendidikan kita? Bukankah tujuan yang diusung sangat mulia dan berbobot? Faktor apa yang menyebabkan mutu pendidikan kita rendah? Banyak pendapat menyebutkan keluarga dan lingkungan adalah penentu utama tumbuh kembangnya seorang peserta didik. Namun posisi ini sekarang perlahan akan berubah dan sekolah akan mengambil peran utama dalam menentukan tumbuh kembangnya peserta didik karena intensitas kurukulum yang semakin padat, jam belajar yang terus bertambah dan tugartugas rumah oleh sekolah telah menyita seluruh waktu anak usia sekolah. Di satu sisi kita menemukan efek positif, yakni peserta didik selalu berada dalam kegiatan yang positif. Namun pada sisi yang lain peserta didik akan kehilangan waktu senggang untuk bermain, bercengkerama dengan anggota keluarga dan terlibat di tengan-tengah pergaulan sosial. Hal ini akan sangat mengancam kreatifitas, hati nurani dan rasa tolesansi peserta didik, terutama mereka yang . Hal ini sangat mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam belajar. Sebab, kedisiplinan hanya akan tercapai bila kurikulum sesuai untuk kepasitas peserta didik, tenaga pengajar (guru) yang menyenangkan dan 221

kondisi psikologis peserta didik, terutama mereka yang baru duduk di bangku Sekolah Dasar atau Madrasah ibtidaiyah. Untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik, tenaga pendidik harus menghindari sistem mengajar yang dapat membuat peserta didik merasa jenuh, tegang dan bosan. Kejenuhan belajar dan rasa bosan dapat memicu lahirnya potensi anti-disiplin dalam diri peserta didik. Pendidik harus mampu menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman dan tidak dengan memasifkan peserta didik. Peserta didik harus diupayakan agar terlibat aktif dalam pengajaran supaya terciptanya suasana "demokratis" dalam kegiatan belajar-mengajar. Menurut Zamroni (2005:125), "...pendidikan harus mampu melahirkan manusia-manusia 'demokratis'." artinya, guru tidak boleh menggunakan "sistem komando" bila ingin menciptakan suasana belajar yang disiplin. Selain itu, dalam memberikan tugas rumah, tenaga pendidik harus mempertimbangkan banyak faktor seperti kesempatan bermain siswa, kesempatan menjalin komunikasi dengan keluarga dan kesempatan berinteraksi dengan masyarakat di lungkungan rumahnya. Disamping itu, pemerintah harus lebih peka dalam menerapkan segala macam peraturan dan keputusan. Bila semua pihak mampu menjalankan tugas masing-masing dengan baik, maka tujuan pendidikan nasional akan tercapai sesuai yang diharapkan. Bila hal itu belum mampu terpenuhi, maka kedisiplinan siswa dalam belajar akan sulit ditingkatkan. Salahsatu mata pelajaran yang suka membuat peserta jenuh adn bosan sehingga menyebabkan mereka melanggar batasbatas kesopanan dan kedisiplinan adalah Fiqih. Fiqih adalah mata pelajaran yang sangat penting sebagai bekal peserta didik dalam menjalankan ibadah agama dalam kehidupannya. Disamping itu, Fiqih juga adalah ilmu yang memberikan pengetahuan pada peserta didik sehingga mereka mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Jadi, Fiqih adalah mata pelajaran yang sangat fital dalam kurikulum pendidikian Madrasah.

222

Timur ke Barat Karena sistem ekonomi yang berlaku di negara muslim telah kapitalis, maka masyarakat muslim menjadi berat sangat hidupnya. Karena berat hidupnya, maka dia mudah saja menerima bantuan dari manapun datangnya. "Bila satu pintu terbuka untuk kefakiran, maka pintu lainnya terbuka untuk kakafiran" demikian, atau "Kefakiran hampir saja mengkafirkan ummatku" kata Nabi Besar Saw. Tampaknya inilah yang tengah berlaku di dalam lingkungan muslim. Seorang dai Minang menggambarkan salah satu kronologi misi pemurtadan: Kunjungan pertama misionaris (ms) tidak membawa "oleh-oleh" apapun, hanya sekedar datang berbasa-basi kepada wali kampung setempat. Kujungan kedua, "jinjingannya" sudah mulai ada. Kunjungan selanjutnya jinjingan semakin besar dan selanjutnya hingga seterusnya semakin besar. Setelah wali kampung akrap dengan ms dan termakan budi, maka mulailah ms mengutarakan niatannya membeli sebidang lahan untuk mendirikan sekolah atau semacamnya. Karena tak mungkin tidak membayar jasa, maka wali kampung melicinkan jalan ms. Ms juga mudah berbaur dengan semua warga karena telah akrab, atau tepatnya telah menggengam kepala wali kampung. Para pemuda sekitar yang hidupnya melarat mudah saja menerima "niatan-niatan" ms untuk disebarkan karena dimudahkan materi mereka oleh ms. Maka program ms-pun berjalan lancar. Di Ranah Minang belakangan beredar ajaran "Kandang Rasul". Tujuannya tidak lain adalah pendangkalan akidah atau pengkafiran. Sementara itu "Millata Abraham" adalah pengkafiran berkedok lain yang sedang marak di Aceh. Anggota yang mereka rekrut kebanyakan pemuda pengangguran dan mahasiswa yang tidak dalam agamanya. Ajaran-ajaran sesat ini bukanlah gerakan-gerakan yang lemah. Anggota-anggotanya telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang membuat mereka tangguh dan militan. Di samping itu, organisasi-organisasi ini punya sarana dan fasilitas yang cukup memadai. Mereka memanfaatkan kelemahan-kelemahan masyarakat untuk masuk dan menguasai mereka. Ekonomi adalah kelemahan utama ummat. Uang adalah jalan masuk paling mudah bagi ms. Tidak salah ketika Nabi Basar Saw menyatakan bahwa dosa berurusan dengan sistem riba, untuk satu dirhamnya saja, sama dianya dengan berzina 72 kali. Lihat bagaimana sistem ekonomi bisa membuat kehidupan ekonomi seperti piramid. Yang banyak menopang yang secuil. 223

Yang banyak hidup sengsara, sementara yang secuil bermewah-mewahan saja. Lihatlah bagaimana pemuda-pemuda muslim harus berzina karena kekurangan dana untuk menikah. Lihatlah berapa juta rumahtangga yang hancur akibat perselisihan karena sebab keuangan. Lihat pula bagaimana suramnya masa depan anak-anak yang keluarganya berantakan. Perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dan ribuan jenis kriminalitas lainnya muncul karena ekonomi riba. Karena negara kita mayoritas rakyatnya adalah muslim, namun sistemnya berlawanan dengan Islam, maka kacau-balaulah negara kita. Untuk menegakkan negara yang kuat perlu loyalitas dan militansi warganya. Loyalitas tak akan ada di negara kita karena untuk mengakui negaranya saja, rakyat kita harus melawan nuraninya. Katanya sistem kita demokrasi, tapi keinginan mayoritas untuk menegakkan negara Islam diberangus. Musuh Allah tak akan sudi bila kita menganit sistem Islam karena Islam paling ditakuti musuh-musuh. Namun mereka punya strategi licik yaitu dengan menekan dan menyuap segelintir pengambil kebijakan sehingga semua tata aturan negara melawan keinginan Islam. Yahudi dan Nasrani tak akan senang kepada Islam dan kaum muslim sampai kapanpun adalah berita dari Allah yang mustahil salah. Sesiapa muslim yang mengakui Al-Qur'an wajib merespon ayat ini. Ingatlah, kaum muslim dalam menghadapi kafir mencari mati, sementara mereka takut mati. Ini adalah kekuatan utama dan hanya muslim saja yang memilikinya. Tidak ada kekuatan sesolid dan secanggih apapun yang mampu menghadapi musuh yang mencari mati. Umpama seorang ahli kungfu berkelahi dengan seorang nekat. Pastilah yang nekat yang berjaya karena setiap gerakan yang diambil si nekat tidak memikirkan resiko. Sikap ini ada dekat samanya dengan orang gila. bahkan kita muslim dijanjikan surga dan bidadari bila mati karena berani melawan musuh Allah. Janji Allah Swt itu bukan senda-gurau, Dia Maha Benar, Maha Adil. Orang Aceh dahulu disebut gila (pungo) oleh Belanda karena sikapnya yang berani menyerang sekelopok tentara Belanda bersenjata lengkap meski hanya bersenjata sebilah rencong saja. Selidik punya telisik, ternyata sabab-muasabab orang Aceh bersikap sedemikian adalah karena agamanya menyemangatinya, jihad. "Tandang ke gelanggang meski seorang" Kita dapat lihat dalam sejarah Samudera Pasai, kalau rakyat dan raja Pasai mau berkompromi dengan Majapahit, maka mereka harus rela hidup sengsara karena setengah hasil buminya diangkut ke Jawa. Rakyat Pasai akan menderita ekonominya dan ini berarti kehinaan dan maksiat berpotensi merajalela, persis layaknya Indonesia di bawah kongkungan asing saat ini. Namun rakyat Pasai memilih mati semua daripada hidup hina dan sengsara di 224

bawah perbudakan bangsa lain. Sebab, darah syuhada adalah kesturi sementara mani pezina adalah neraka. "Hidup mulia atau mati syahid". Kafir dan ms punya seribu cara melawan bangsa muslim. Namun kita hanya punya satu, yang di mana itu adalah esensi yang dapat mengalahkan keduabelas itu, yaitu keyakinan akan kebenaran Islam. Dai Minang yang beliau adalah pakar Kristologi bersua dengan seorang ms. Ms itu jujur mengaku bahwa konsep trinitas dalam agama mereka itu benar-benar tidak memiliki dasar apun di dalam Injil. Dai Mimang mengatakan konsep trinitas adalah bentukan dari comot-comot Injil sana-sini lalu dimodifikasi seperti konsop trinitas yang dikenal kini. Kasihan pengikut agama itu, mereka ditipu oleh tetua yang mereka percaya sebagai penerus lisan tuhan. Sebab itu Kahlil Gibran dan Friedrick Nietzsche selalu mengecam mereka. Seorang dosen IAIN Ar-Raniry menyedihkan ketika ahli intelektuil Barat masuk Islam sementara muslim di Timur banyak yang menjadi murtad. Namun saya kira fenomena ini adalah hukum alam, hukum Tuhan. Sebab, hidayah Allah akan hilang dari orang bodoh lalu menuju orang berilmu. "Ilmu adalah salah-satu pintu masuk hidayah" kata Rasululllah. Perlu saya terangkan di sini bahwa, hukum alam itu adalah hukum Tuhan.

225

Sains dan Agama Tujuan pokok dalam buku "Menemukan Tuhan dalam Sains Kontemporar dan Agama" karya Ian G. Barbour tidak dapat diterima dalam Islam. Artinya, tidak ada yang namanya 'integrasi' atau 'islamisasi' konsepkonsep dalam buku ini ke dalam ke dalam konsep -konsep Islam (atau teologi Islam). jadi percuma mengundang Armahedi Mazhar (memberi kata pengantar buku dimaksud) untuk "memasak daging babi menggunakan resep daging sapi" agar dapat dikonsumsi kaum muslim. Kata Armahedi "Teologi hanya merupakan konstruksi intelektual manusia yang mencoba memahami pesan-pesan relijius para nabi. Dengan demikian kita harus berani menghadapkan teologi dengan sains dan membuat keduanya berkembang secara dialektis dan komplementer untuk memecahkan permasalahan ummat manusia yang ditimbulkan oleh penerapan sains yang semakin maju itu (h. 10) Teologi Islam memang konstruksi akal kaum muslim. Sepanjang sejarah memang selalu berubah seiringperubahan kondisi pada setiap zaman. Bahkan terdapat puluhan aliran Teologi dalam Islam. Ini disebabkan pikiran manusia tidak sama. Kaum muslim memang tidak pernah ragu menghadapkan sains dengan teologi(nya) karena konsep dasar teologi Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah yang tidak pernah bertentangan dengan sains. Bahkan kaum muslim tidak patut menghadapkan Al-Qur'an dan Sunnah dengan sains karena sains itu diinspirasikan oleh Al-Qur'an dan Sunnah. Oleh sebab itu, Al-Qur'an menyemangati untuk meninjau kembali penemuan sains bila kiranya ada pertentangannya dengan Al-Qur'an sebab boleh jadi terdapat beberapa kekeliriuan penalaran saat mengkonstruksi sains. Hal ini berbeda jauh dengan teologi Kristen. Konteks ketakutan atau keraguan hingga melahirkan konsep 'harus berani' hanya terdapat dalam agama Kristen. Agama ini sejak awal memang telah mengandalkan dirinya pada perkembangan akal manusia (bukan teks Kitab sucinya). Ketika agama Kristen ingin berekspansi ke Barat dari Yarussalem, agama ini harus menghadapi pemikiran-pemikiran para filsuf dari Yunani. Di sana, kitab sici Kristen harus berhadapan dengan filsafat yang merupakan hasil pemikiran manusia. Saat iti memang filsafat sedang sangat digemari. Hasilnya, agama Narrani yang murni dari Tuhan harus disesuaikan (direvisi) agar sejalan dengan filsafat (buah pikiran manusia). Ini adalah syarat yang ditawarkan Barat dan diterima oleh Kristen supaya agama ini diterima. Sejak itu tidak ada lagi yang namanya agama Nasrani yang murni. Kitab Injil telah dimodivikasi mengikuti akal pikiran manusia. Karena akal 226

manusia sifatnya terus berubah, maka kitab Injil tidak dapat lagi diterima manusia karena kontradiksi denga realita aktual. Ian G. Barbour yang merupakan ahli Fisika dan Teologi Kristen mencoba mencari kesamaan kembali antara agamanya dengan sains modern. Ini tidak lepas dari fanatisme agama, karis dan popularitas. Wajar, tidak ada orang yang ingin dikatakan agamanya sesat. Agama Kristen terlambat menyadari bahwa akal manusia bersifat progresif, sementara wahyu itu tetap. Lihatlah agama-agama Timur seperti Budha, Hindu dan aliran Taoisme, mereka tidak terlalu sibuk dengan perkembangan akal sehingga tidak perlu menghadapai persoalanyang diterima Kristen sejak era Galileo Galilei, kini dan hingga kiamat dunia. Bahkan nampak jelas kesesatannya ketika Armahedi merumuskan empat varian hubungan sains-agama yakni: konflik, independensi, dialog, dan integritas. Padahal konflok antara sains dan agama hanya dihadapai agama Kristen saja, alasannya seperti yang telah disebut di belakang. Masalah independensi adalah masalah yang lahir karena adanya konfik, dianya adalah bukti tidak adanya integrasi. Sementara islam dan sains salang membenarkan karena memang sain adalah manifestasi dari konsep agama. Bila didialogkan, maka air dan minyakpun dapat ditemukan titik persamaan. Misalnya: minya dan air sama-sama kebutuhan manusia. Jadi apa yang dilakukan Ian G Barbour adalah akal-akalan. Mizan Hendaknya mencerahkan ummat, bukan sebaliknya. Bayangkan bila yang mengkonsumsi buku ini adalah orang awam yang belum kritis pemikirannya. Siapa yang akan menanggung dosa akibat rusaknya akidang orang-orang? Jawabanny adalah siapa yang berkaitan dengan penerbitan buku ini. Sekian. Wassalam.

227

Logika Tidak Logis Tergerak kembali untuk mendudukkan persoalan bahwa filosof itu berbeda jauh dengan pembelajar filsafat. Seorang filosof adalah dia yang alami dilahirkan oleh alam. Akal yang dia miliki digunakan untuk merenungkan apa saja persoalan yang 'muncul' maupun yang 'dimunculkan'. Sementara pembelajar Filsafat mempelajari dan meneliti hasil-hasil pemikiran, cara-cara berfikir filosof. Cara berfikir dan buah pikir itulah diteliti dan dikaji. Ada pula diantara pembelajar Filsafat yang menjadikan cara berfikir dan buah fikir filosof untuk menyusun sebuah teori baru atau menanggapinya, tapi hasil karya ini tidak dapat dikatakan karya filsafat yang murni karena tidak bisa melepaskan diri dari disiplin akademis yang terbatas dan banyak aturan anehnya itu.Hal ini bertentangan dengan filsafat yang mengkaji segala wujud tanpa dikekang aturan manapun. Bagi saya, Mulla Sadra adalah representasi dari yang dimaksudkan ini. Untuk penjelasan, yang 'muncul' maksudnya adalah segala sesuatu yang hadir dari intuisi atau akal murni. Sementara yang 'dimunculkan' adalah kesimpulan dari pencerapan-pencerapan akal praktis atas informasi-informasi dari indra. Sementara yang dimaksud dengan 'wujud' adalah segala sesuatu yang dapat dimunculkan akal. Tidak persoalan dianya itu empiris atau tidak. sesuatu disebut empiris bila dapat ditangkap indra sebab memiliki eksistensi. 'Eksistensi' pula harus dipersoalkan karena bila dianya tidak eksis bagi indra namun eksis bagi akal. Namun ahli Filsafat sepakat hal-hal yang eksis bagi akal saja, tidak bagi indra disebut 'esensi'. Bagi Aristoteles, esensi adalah jiwa daripada segala eksistensi. Cara berfikir filsuf memang sulit dipelajari orang lain karena dia melahirkan cara (atau sistematika) berfikir yang lahir dari reaksi atas persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi pembelajar metodologi berfikir filsuf untuk memahaminya karena bukan mereka yang menghadapi persoalan yang dihadapi seorang filosof. Oleh sebab itu, muncul pertanyaan dari seorang yang baru mula-mula belajar Filsafat, apakah kajian tentang wujud yang dilakukan para filosof hanya berkutat pada cara penyampaian serta bahasa yang digunakan dalam melihat satu wujud? Ada pihak yang membenarkan pernyataan ini, alasannya adalah wujud yang dibicarakan setiap filsuf adalah sama, namun karena cara, rumusan serta bahasa yang digunakan untuk menjelaskan wujud sangat berbeda karena sangat-sangat subjektif. Wujud yang dikenal di dalam kesadaran atau disebut juga di dalam akal murni atau intuisi filsuf dan sufi halikatnya adalah sama. Namun sufi memilih mengekspresikan kesannya melalui tindakan semenatara filsuf memilih jalur bahasa karena merasa bertanggung jawab untuk membagi 228

pengetahuan. Terkesan sufi hanya mementingkan diri sendiri sementara filsuf ingin berbagi, tapi perlu kita pertimbangkan juga bahwa sufi juga berusaha membagi kesannya itu melalui amalannya dan mengajarkan yang lain untuk ikut memiliki kasan wujud itu melalui praktik-praktik seperti yang ia lakukan. Karena keterbatasan bahasa untuk mengungkapkan wujud yang ada di dalam akal murni, maka seorang sufi bernama Qadi Qadan menggubah puisi "Tinggalkan tata bahasa dan sintaksis, aku merenungkan kekasih." Yang dilakukan Qadan jauh lebih baik karena memang bila wajud yang akan mengalami distorsi dan salah paham itu bila di ungkapkan, maka akan berakibat fatal, persis seperti yang dialami Al-Hallaj. Sepuluh tahun akhir di hidupnya Friedrick Nietzsche memilih diam seperti yang diserukan Qadan. Jalan para filosof memang diakui banyak kalangan terlalu rumit, namun ada yang mencoba membela pernyataan itu dengan mengatakan bahwa sesuatu yang dipikirkan dengan rumit akan dapat diamalkan dengan mudah. Sementara bila dianya tidak dipikirkan dengan susah-payang akan mengalami kerumitan dalam pelaksanaannya. Cara berfikir filosof serta ibadah mereka dapat diperbandingkan dengan cara beribadah sufi serta cara berfikirnya dapat dijadikan analisa pertimbangan. Dan saya kita keduanya ini mendapatkan dukungan dari Al-Qur'an dan Hadits. Wijud terus-menerus dikaji para filosof serta tidak pernah menggunakan disiplin berfikir tententu adalah bukti bahwa filsafat memang tidak berurusan dengan persoalan-persoalan teknis dan dinamis. filsafat harus konsisten membicarakan wujud dan jangan membicarakan hal-hal yang bersifat dinamis seperti sains karena kalai tidak filsafat tidak layak lagi disebut filsuf. Filsafat berhak menjadikan sains atau disiplin tertentu dari sains sebagai objek kajiannya, namun dia tidak boleh menggunakan cara berfikir saintis. Sia A ada (maujud), si B ada. Sia A dan si B disebut berbeda karena antara keduanya ada seseuatu yang disebut 'jarak'. Dan jarak juga maujud. Maka si A dan si B adalah satu sebab jarak yang membuat si A dan si B berbeda juga adalah wujud. Jadi tidak ada tiga persona atau objek di sana ( si A, si B dan jarak), yang ada hanyalah wujud. Substansi konsep wujud menerangkan bahwa segala sesuatu dapat disebut berbeda setidaknya karena adanya jarak (ruang), waktu, potensi, prediket dan kondisi. Dan segala "pembeda" itu hanya muncul pada akal praktis, sementara pada hakikatnya semua pembeda itu juga adalah wujud dan ini artinya segalanya adalah wujud yang satu di mana akal praktislah yang memaksakan untuk mengesankan wujud untuk diklasifikasi. Padahal, akal itu sendiri adalah wujud juga? Oleh karena itu, Immanuel Kant menggolongkal akal kepada akal murni dan akal praktis. Akal murni adalah akal yang berurusan dengan 229

penalaran dan pengklarifikasian. Dan bila kita akal itu sendiri adalah wujud, maka akal juga adalah satu dengan segala yang wujud, sehingga tidak satupun yang dilahirkan akal itu mutlak dan absolut. Oleh sebab karena Tuhan tidak mungkin dijangkau akal praktis. Debat yang mempersoalkan manusia berkehendak atau tidak tergantung pada "pembagian" akal. Manusia dapat dikatakan berkehendak bila tinjauannya adalah akal murni. Sementara manusia diyakini tidak memiliki kehendak sama-sekali karena sudut pandangnya adalah akal praktis yang memang sifatnya tidak mampu menjangkau apa yang menjadi pekerjaannya yaitu mengkaji wujud. Abu Hamid Al-Ghazali dari awal sudah menyatakan bahwa Tuhan memang tidak mampu di identifikasi memalui akal (praktis). Oleh karena itu, dia menyerukan apresiasi pengenalah Wajib Wujud melalui akal murni atau disebutnya qalb. Kalangan sufi (mengaku) memikili ilmu laduni karena mereka telah berhasil menemukan Wajibul Wujud. Konon, kepemilikan akal hal ini umpama berdiri di mercusuar pengatahuan sehingga segala pengetahuan praktis dapat dipahami tanpa melalui indra dan penalaran. Logika yang dipakai: sebab akal praktis adalah pengejawantahan dari akal murni. Menurut Muhammad Iqbal, kata ruh yang diistilahkannya dengan khudi (self) atau ego, sebagai dicantumkan dalam Al-Qur'an: 85 bukanlah makhluk sebagaimana ciptaan (khalq). Namun dia adalahamr. Karena segala ciptaan terbatas dan ruh itu bukan ciptaan,maka alasan ini memungkinkan kebenaran bahwa akal murni memungkinkan menjangkau Wajibul Wujud. Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengemukakan, akal, hati dan jiwa adalah pengejawantahan dari ruh, maka thesisnya membenarkan pernyataan di atas bahwa akal praktis adalah pengejawantahan dari akal murni. Maka saya mencoba menarik kesimpulan bahwa ruh, ketika berurusan dengan penalaran atau pemikir praktis maka dianya akan terbatas. Karena itu, slogan yang tepat untuk semboyan idi adalah "aku ada maka aku berfikir" bukan sebagaimana yang disampaikan Rene Descartes "aku berfikir maka aku ada". Karena yang dianggap wujud adalah segala yang mampu diciptakan akal baik dia hasil intuisi, pemikiran maupun khayalan, maka perlu bagi kita untuk mengenal jenis-jenis wujud. Dan segala pembagian wujud itu lahir dari bagaimana akal membedakan segala wujud. Untuk memecahkan persoalan ini kita membutuhkan ilmu Logika. Uniknya, setiap pembahasan mengenai Logika selalu harus diawali dengan pertanyaan-pertanyaan rumit yang terkesan mudah namun "menjebak". Misalnya pertanyaan: mana yang dahulu muncul, kata atau makna? 230

Kebenaran pernyataan ini tergantung sejauh mana kita mampu memberi penalaran atas jawaban yang diberikan. Namun Dr. Muhsin Labib menyimpulkan kata terlebuh dahulu muncul, sementara makna adalah penjelasan atau penjabaran dari pada makna. Dia mengurutkan latar-belakang lahirnya sebuah kata sebagai berikut: ada--apa--substansi--prediket-persona(hal)--konsep--kata. Setelah akal menemukan objek, objek itu diidentifikasi sehingga melahirkan makna, lalu diferifikasi sehingga memiliki identitas yang membedakannya dengan kesan yang telah pernah ada di akal sebelumnya sehingga menjadi independen untuk selanjutnya dilegalisakikan atau "dipatenkan" agar dapat di transformasikan dengan simpel dan praktis. Bila kata tidak ada, maka, menurut Dr. Muhsin, kita harus menghadirkan segala wujud ke hadapan orang yang dikomunikasikan. Namun saya kira penafsiran juga adalah penginformasian secara sistematis atas latar belakang sebuah kata yang ditafsirkan itu. Jadi, mana duluan kata atau makna adalah persoalan pengistilahan. Maksudnya, tergantung juga bagaimana kita menyepakati arti kata 'makna' itu sendiri. Pernyataan "semua pernyataan memerlukan bukti agar dianya dapat disebut ilmiah dan logis" harus dikritik dengan mempertanyakan apakah "alat" atau metodologi yang digunakan untuk membuktikan pernyataan itu". Alat mengkaji alat pembuktuan juga harus dibuktikan keabdahannya juga. Demikian seterusnya. Pernyataan inilah yang membuat Immanuel Kant tergerak untuk mengkaji alat berfikir dan alat oengkajian itu sendiri yakni akal. Kesimpulannya mengenai hal ini adalah, akal murni yang digunakan sebagai alat berfikir dan menalar juga bermasalah. Akal praktis adalah juga termasuk wujud sehingga mustahil mengenal wujud. Penalaran dan pendefinisian adalah pekerjaan mereduksi. Karena segala sesuatu yang direduksi telah mengalami degradasi, maka yang terjadi adalah lepasnya segala yang didefinisikan dan dinalar dari hakikat aslinya. Sehingga, segala hal yang mampu diidentifikasi akal bukanlah kebenaran, segala itu adalah pembenaran. Karena dia itu pembenaran, maka selalu relatif dan pastinya selalu terbuka kemungkinan untuk dimaknai beda oleh akal yang lain. Karena Tuhan tidak mampu di identivikasi oleh akal praktis, maka apapun yang mampu kita kesankan, bayangkan atau khayalkan, maka itu bukan Tuhan. Untuk melepaskan diri dari persoalan kritik atas instrumen pembuktian, Logika membela diri dengan merumuskan dua pembagian Logika, yang satu dinamai Logika Swa Bukti dan saunya lagi di sebut Logika yang memerlukan bukti. Alasanya adalah apabila tidak menjadikan logika swa bukti sebagai fondasi, maka tidak ada satu halpun yang dapat dijadikan objek pengkajian dan semua ilmu harus ditolak dan dihapuskan. Alasan ini saya lihat persis seperti seekor burung unta yang memasukkan kepalanya ke 231

dalam pasir. Burung itu menganggap permasalahan akan selesai dengan cara seperti ini atau memang pasrah? Logika seperti ini persis seperti hukum kausalitas yang dibangun para Teolog untuk mengidentifikasi keberadaan Tuhan. Sebagaimana yang dikritik Iqbal, hukum kausalitas sebenarnya menolak dirinya sendiri dengan menyatakan adanya pengebab utama dari urutan sebab akibat. Namun bila menerima bahwa semua dari hasil pemikiran dan penelitian adalah pembenaran, bukan kebenaran, maka logika swa bukti "tidak akan diganggu". Aerta harus diakui Logika tidak logis. Akal praktis dalam "mereduksi" wujud selain dirinya mencari kontradiksi atas wujud-wujud untuk dapat menjadi kannya pengetahuan. Bila tidak, akal itu sendiri tidak akan dapat menemukan apa-apa dan dia sendiri akan kehilangan esensi karena kehilangan fungsi dan menjadi satu dengan wujud-wujud lain. Seperti rumus Mtematika, misalnya, "untuk mengetahui 2n adalah genap, maka tunjukkan 2n adalah ganjil". Untuk menemukan perbedaan wujud-wujud, maka dirumuskanlah delapan syarat lahirnya kontradiksi, yaitu kesatuan-kesatuan: (1) wujud; (2) prediket; (3) tempat; (4) waktu; (5) aktus dan potensi; (6) bagian dan himpunan atau universalia dan himpunan; (7) kondisi, dan terakhir; (8) relasi. Menurut Dr. Muhsin Labib, Mulla Sadra menambahkan satu kesatuan lagi yaitu kesatuan prediksi. Hal ini dilakukan Sadra karena ketika dia hendak mengklarifikasi sejumlah istilah yang disalah pahami (sulit dibedakan) oleh orang lain. Namun seorang pembelajar Filsafat mencurigai penambahan ini adalah strategi Sadra untuk menutup selah kritik atas konsep-konsep.

232

Organisasi Rakyat Indonesia yang notabenenya adalah ras melayu adalah masyarakat yang sangat toleran dan sangat menyukai silaturrahmi. Semangat kebersamaan dan gotong-royong mereka junjung tinggi. Sifat-sifat positif ini malah menjadi malapataka bagi seluruh rakyat Indonesia ketika diapresiasikan ke dalam ranah politik. Politik negara kita memiliki sifat yang pragmatis. Jadi segala kebijakan dan orientasi diperuntukkan bagi kesejahteraan individu dan kelompok tertentu. Padahal sistem ini mengakibatkan kesengsaraan mayoritas masyarakat yang menjadi tulang punggung bangsa. Karena karakter politik negeri kita demikian, maka ini menyebabkan Indonesia selalu membiarkan masalah berlarut-larut baru menyikapinya. Penyelesaiannyapun berkarakter sebagaimana budaya politik yang dibangun. Tidak pernah menyelesaikannya secara tuntas dan serius. Kita tahu bahwa elit politik hari ini adalah aktivis di masa lalu. Karena itu untuk memperbaiki citra politik hari esok, kita harus memperbaiki organisasi pemuda hari ini. Oraganisasi (pemuda) harus digerakkan dengan memperbaiki sistem kaderisasi serta perangkat lainnya guna menghasilkan aktivis yang idealis. Salah-satu persoalan besar dihadapi organisasi pemuda adalah kegalauan akibat kehilangan prinsip dan nilai yang dianut lembaganya. Nilainilai dan prinsip lama yang dibangun sudah tidak relevan lagi dengan gejala sosial hari ini. Sementara itu, kader-kadernya masih belum mampu merumuskan nilai-nilai baru yang tangguh, visioner, realistis dan aplikatif. Sebuah nilai sulit dibangun ditengah-tengah arus kepentingan politik. Karena itu, segala nilai harus yang dianut harus dipertanyakan kembali. Habib Riziq mengatakan Pancasila sudah final, namun tinggal bagaimana kita mengisinya dengan penerapan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Nilai yang dia maksud adalah nilai-nilai Islam--yang harus diterapkan secara objektif dalam hukum formal negara. Bila prinsip masyarakat tidak dapat dekspresikan atau malah dihambat, maka jangan salahkan mereka bila kekacauan terjadi. Hukum alam menyatakan manusia itu perlu bergerak. Bila tidak maju, dia mundur. Bila tidak dapat keduanya, maka dia akan membunuh orang lain. Bila tidak, dia bunuh diri. Nilai yang dimiliki hampir semua rakyat Indonesia selalu dibungkam meski rezim berganti rezim. Pada rezim sebelumnya, masyarakat mengeluh karena banyak kreasi dihambat dan banyak hal yang ingin dimiliki dilarang. Rakyat bermimpi 233

mengganti rezim. Namun setelah rezim berganti ternyata nasib mereka semakin parah. Rezim saat ini membolehkan rakyat membeli apapun namun mereka tidak mampu membeli apapun. Rakyat juga dibenarkan menciptakan apapun namun mereka dikondisikan tidak mampu mengkaryakan apapun. Bila pada rezim sebelumnya masyarakat dibatasi untuk mengakses informasi, rezim saat ini membiarkan masyarakatnya mengakses segala jenis informasi tanpa mempersiapkan mereka untuk memiliki nalas kritis untuk memferifika segala informasi. Rezim hari ini pantas disebut rezim pembodohan. Masyarakat dipersiapkan untuk terbuka, sementara nilai dan prinsip diri mereka dicabut. Sehingga masyarakat malah semakin merasa kesepian. Perasaan ini memaksa masyarakat untuk membangun komunitaskomunitas mulai dari yang bernama sama hingga warna kesukaan sama. Ini adalah jawaban bahwa manusia memang makhluk yang tidak dapat hidup sendiri bukan karena ketergantungan material, namun adalah fitrah. Rezim menjadikan rakyat laksana buih. Nilai-nilai yang dimiliki dan prinsip-prinsip mereka dicabut. Jadinya rakyat tidak memiliki rasa kepemilikan kecuali yang berbentuk materi. Jadinya, mengenai nilai dan prinsip, rakyat tidak pernah berfikir tentang kepemilikian jika semua dapat dijual. Organisasi yang baik dan dapat terus bertahan dari musim ke musim, dari rezim ke rezim adalah organisasi yang selalu mampu memahami keluhan ummat serta tidak pernah berhenti berjuang membela kepentingan mereka. Organisasi ini tidak pernah berfikir untuk menyejahterakan kelompoknya. Organisasi ini persis seperti penjaga gawang dalam pertandingan sepak bola. Pada saat genting dia tampil sebagai penentu. Namun ketika kondisi sudah membaik dia tidak disorot dan terkesan diabaikan. Organisasi seperti ini pastilah bukan partai politik yang seperti katak, baru berbunyi bila tiba musim. Organisasi yang mendapat ruang di hati ummat adalah organisasi yang senantiasa tampil apa adanya dan tidak dirasai aneh oleh ummat. Organisasi ini tidak memamerkan simbol dan lambang serta karakter kader yang aneh bagi masyarakat. Dia mampu larut, mempengaruhi namun tidak menjadi. Bahasa yang disampaikan komunikatif dan tidak berat. Organisasi ini harus ummi, artinya komunikatif bagi masyarakat yang sangat awam sekalipun meski misi yang diusung sangat mendalam dan filosofis. Kita perlu memahami bahwa kultur masyarakat indonesia tidak dibangun secara retorik dan filosofis. Bangsa ini dibangun berdasarkan kerja praktis dan aksidental dalam artian menyikapi setiap permasalahan secara aksiden. Jadinya cara pandang kita adalah pragmatik. Rakyat jangan dipaksa mengenang sejarah masa lalu dan diajak untuk membangun mimpi secara massal. Rakyat kita dapat mengikuti apa saja dan siapa saja selama tidak 234

rumit dan aneh seta menjanjikan kebaikan temporar, artinya dapat dilihat, diraba dan dirasakan sekarang. Budaya seperti ini memudahkan elit politik memangfaatkan mereka dalam menyusun kepentingan kelompoknya. Organisasi yang senantiasa diapresiasi ummat meski apapun berubah adalah organisasi yang mampu merepresentasikan diri sebagai perwakilam umat dari berbagai latar belakan meski dianya memiliki jaringan global. Organisasi yang menjadikan anggotanya berubah total dan langsung terlihat perubahan dari segi apapun adalah organisasi yang hanya akan tumbuh untuk beberapa musim saja untuk selanjutnya terkikis karena mereka adalah parasit. Mereka selalu ingin diapresiasi namun selalu menganggap ummat sesat meski dalam hati. Organisasi ini persis seperti Superman, tampil aneh dengan kolor di luar, bukan bagian masyarakat dan masyarakat tidak akan melindungi dan malah membenci karena tidak merasa memiliki. Dari dalam, organisasi yang baik harus senantiasa mampu menanamkan nilai teguh bagi kadernya sehingga bila mereka melanggap nilai itu mereka akan merasa terluka. Ini persis seperti seorang ibu yang harus mampu menanamkan nilai yang baik pada anaknya sehingga bila kelak sang anak pergi, ibu tidak perlu merasa kawatir. Organisasi yang baik seperti ini persis sebuah lembaga intelijen yang setelah menamamkan sesuatu pada kadernya, dia dilepaskan untuk menemukan persoalan dan sebab persoalan yang dihadapi ummat. Yang membuatnya menjadi sebagai agen dalam arti yang sebenarnya adalah dia berperan mensolusikan persoalan ummat. Organisasi seperti ini tidak akan popular, namun selalu dia akan mempengaruhi. Dan, bukankah popularitas adalah bagian dari kepentingan individu dan kelompok. Bila demikian, apa bedanya ini dengan partai politik yang notabenenya itu adalah busuk. Organisasi yang baik adalah organisasi yang mampu melahirkan kader yang jago dalam retorikan dan sangat mampu mempengaruhi orang. Sehingga orang dan kelompok yang dipengaruhinya tidak lagi mampu membedakan mana pendapat atau pemikiran pribadinya, mana dari hasil pengaruh kader tadi. Kader yang paling berhasil dalam misi ini adalah dia yang sebelumnya telah mampu mempengaruhi semua anggota dalam kelompoknya. Sehingga, ide dan gagasan dari setiap kelompok adalah hasil pengaruh darinya. Untuk ke dalam, organisasi yang baik harus mampu mendidik kadernya untuk senantiasa mengingat "kampung halaman", organisasi yang membesarkannya dan prisip teguh bernama agama. Ke luar, harus bisa menjadikan kadernya mampu menyadarkan ummat, menjadi inspirator dan fasilitator yang baik. Organisasi seperti ini akan senantiasa dilindungi ummat. Para kader organisasi seperti di atas akan selalu menjadi manusia terbukan, selalu memahami, tak pernah menghakimi. Begitu gemarnya 235

mereka menerima segala perbedaan sehingga mereka lupa cara membenci, tentunya tidak lupa membenci keburukan. Organisasi yang baik harus terus mengajarkan kadernya untuk senantiasa terbuka dan selalu memiliki nalar kritis. Ini mutlak diperlukan mengingat tidak ada informasi yang benar-benar absolut. Jadi jangan pernah terburu-buru mengambil kesimpulan. Saya kira kesimpulan terbaik adalah tidak ada kesimpulan. Disamping kritis, kita juga harus selalu berfikir positif. Berfikir positif adalah syarat agar tidak pernah selalu mudah berhenti berfikir tentang sesuatu sehingga nalar kritis terus dapat dibangun. Kader tangguh tidak pernah berhenti berfikir dan berbuat. Refleksi dan menyendiri hanya boleh dilakukan sebentar: Sudah cukup pagi yang segar Udara gunung yang sejuk Hentikan menikmati merdu kicau burung Segara tinggalkan pengasingan Jalanmu adalah jalan perjuangan Semangatmu adalah semangat perang Musuhmu adalah segala jerat bagi ummat Yang kau hadapi adalah zaman laknat Turunlah dan menguasai Turunlah namun jangan menjadi Kuasai dengan cinta Bunuhlah segala benci walau dengan cara bunuh diri Kader kadang merasa sistem dari laur telah mengekang dan menjarat. Namun pola pikir seperti ini harus dirubah. Boleh jadi kita memang mencari alasan dari luar karena tidak berani melihat dan menguasai persoalan internal yang ada dalam diri dan dalam organisasi. Cara melawan kebobrokan ini adalah senantiasa berani menerima segala kritik dan menjadikannya umpan balik dalam upaya melahirkan idea of progress dalam diri setiap kader sehingga terbangunlah organisasi yang dimanis dan objektif. Segala karakter kader yang majemuk harus mampu diakomodir sehingga ini dapat menjadi senjata-senjata canggih dalam menghadapi segala sistem. Kita mesti sadar bahwa kader-kader yang direkrut adalah dari ummat sehingga bila karakter yang beragam itu mampu diakomodir, maka dalam menghadapi menangani persoalan ummat yang juga majemuk juga akan mudah karena kader-kader tadi adalah miniatur ummat. Kader atau pelaku organisasi yang baik adalah yang berfikir dan berbuat dalam organisasinya sebagai pelaku, bukan pengamat. Hal ini baru dapat dilakukan bila rasa memiliki dapat ditumbuhkan dengan baik dalam diri kader. Sekali lagi, harus mampu menanamkan nilai yang tangguh dalam diri kader sehingga bila hendak ingkar, mereka terluka. 236

Kadang kita mencari alasan: sistem organisasi tidak mampu mengakomodir potensi dan kreativitas kader. Padahal organisasi dibangun untuk menampung itu. Boleh jadi 'sistem' yang kita maksud adalah 'kepentingan kelompok tertentu'. Sering kita mengaku kita melaksanakan amanah konstitusi namun pada kenyataanya yang kita laksanakan adalah kebiasaan masa lalu, pendahulu yang dicampur asumsi dan spekulasi pribadi. Karena itu segala sistem organisasi harus disesuaikan untuk kepentingan kader karena, sekali lagi, kader adalah representasi ummat. Bila ini dipentingkan, maka sama artinya kita terus menyesuaikan diri dengan perubahan sosial sehingga tidak menjadi organisasi terasing dan terus mendapat tempat di hati ummat.

237

Reinterpretasi Pancasila, Reposisi Islam Segala potensi manusia adalah manifestasi Tuhan yang Maha Mengetahui dan Maha Pencipta. Sifat Tuhan yang pertama itu ditemukan manusia dalam bentuk bahasa. Bahasa adalah sarana komunikasi. Sarana komunikasi melalui puisi adalah manifestasi tertinggi dari kecerdasan manusia di bidang bahasa. Masa selanjutnya dirasa puisi terlalu simbolis sehingga perlu dijabarkan. Maka dijabarkanlah dia secara filosofis. Selanjutnya filsafat itu dirasakan terlalu subjektif sehingga perlu dirumuskan kesepakatan bersama. Maka lahirlah disiplin ilmiah. Manifestasi Tuhan yang Maha Pencipta ke dalam diri manusia menjadikannya mampu menghasilkan karya dalam wujud fisik. Sebab itulah pada masa lalu manusia menghasilkan seni ukir yang luar biasa. Hasrat akan karya terus mengalami perkembangan dan modivikasi sehingga manusia mampu menghasilkan kapal, mobil, pesawat, tv, ponsel dan lainnya. Pada masa lalu, manusia menyembah karyanya sendiri yang disebut berhala. Manusia modern saat ini menyembah tv, ponsel dan sebagainya. Untuk ranah karya ide, manusia masa lalu menjadikan puisi, hikayat, modivikasi kitab suci sebagai pedoman hidup. Manusia modern menjadikan ideologi sebagai agama dan sains sebagai pedoman dan tumpuan hidup. Menyembah berhala dan menjadikan ideologi sebagai pedoman hidup adalah menyembah selain Tuhan. Melalui jalan pikiran seperti ini, maka Pancasila yang merupakan ideologi, hasil produk ide manusia bila dijadikan asas dan pedoman hidup, adalah sama halnya dengan syirik. Bila demikian, tidak layakkah Pancasila menjadi dasar negara yang dihuni rakyat yang beragama? Alasan di atas menyebabkan polemik yang berkepanjangan sehingga orang selalu memperbandingkan Islam dengan Pancasila. Sunano mengatakan gerakan Islam muncul karena dua hal. Pertama interpretasi ummat terhadap teks, kedua adalah reaksi terhadap realitas. Saya kira ini berlaku bagi setiap agama. Pancasila adala reaksi atas realitas masyarakat muslim di Indonesia. Pancasila memberi ruang agar semua produk hukum dan mobilisasi segala sistem bersesuaian dengan Islam. Namun, merujuk pada kisah negosiasi yang ditawarkan Quraish kepada Muhammad Saw untuk agar Nabi mengizinkan Quraish menyembah Allah juga namun dengan menggunakan perantara berhara. Nabi menolaknya mentah-mentah. Ada yang menyamakankan tawaran Quraish dengan model penerapan nilai-nilai Islam 238

namun dengan berlambangkan Garuda, melalui Pancasila. Dengan analogi ini maka Pancasila adalah musuh mutlak Islam. Pancasila harus dilihat sebagai hasil kesepakatan rakyat Indonesia yang juga setiap mereka membawa nilai-nilai agamanya untuk dirumuskan menjadi pancasila. Nilai mayoritasnya adalah Islam. Pancasila adalah sebuah usaha membumikan ajaran-ajaran Islam. Tema besar yang diusung Pancasila adalah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Tematema ini adalah esensi pokok dalam Islam. Melalui Pancasila, Islam telah menjadi konsepsi praktis sehingga sangat dekat dengan keseharian kita. Mengenai alasan Pancasila tidak layak menjadi sebuah sistem karena tidak mengandung panduan atau pedoman yang lengkap seperti layaknya Islam yang mengatur mulai dari tata cara bersuci hingga politik luar negeri. Maka lima tema pokok tadi dapat dikembangkan kedalam aturan hukum yang detail dan holistik. Pancasila adalah asas yang mengatur tata kehidupan majemuk, tentang sistem interaksi, sistem untuk kelompok masyarakat bernama negara, jadi dia tidak mengatur urusan individu seperti ibadah, bersuci dan sebagainya. Ada muslim yang menolak Pancasila karena tidak mengatur mu'amalah (ekonomi) dan jinayah (hukum) sepeti aturan dalam AlQur'an. Saya kira persoalan itu terletak pada undang-undang (UU) yang dibuat, sama sekali bukan Pancasila. Malah Pancasila memaksakan agar ekonomi harus berlandaskan kemanusiaan dan kerakyatan serta hukum harus berlandaskan keadilan. Melihat dari sejarah peradaban Islam, maka setiap rezim dirumuskan aturan untuk patuh pada aliran dan mazhab tertentu. Bahkan masa monarki aturan dan aliran dipaksakan pada rakyat yang berbeda mazhab dan aliran. Namun Pancasila sangat representatif bagi masyarakat Indonesia. Setiap manusia punya subjektivitas. Subjektifitas ini memerlukan objektivitas agar terjadi integrasi antar manusia. Pancasila adalah sagana objektif masyarakat Indonesia. Ada yang mengatakan Pancasila sudah tidak relevan lagi untuk masyarakat indonesia. Ini pernyataan yang aneh. Karena selama manusia masih ada, maka rumusan mengenai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan (berbeda dan tidak sama dengan penyeragaman), kerakyatan dan keadilan akan selalu dibutuhkan. Ada yang mengatakan Pancasila sebagai alat kepentingan politik elit kekuasaan. Saya katakan Pancasila adalah memang alat. Dianya adalah produk akal manusia. Jadi selamanya harus sebagai alat, sebuah alat yang ditetapkan sebagai asas sekelompok masyarakat yang menamakan diri Indonesia. Jadi jangan salahkan politikus yang menggunakan Pancasila sebagai alat politik, tanyakan pada diri kita masing-masing kenapa tidak menggunakan Pancasila sebagai alat profesi kita. Bila kita mahasiswa, 239

kenapa tidak menggunakan nilai-nilai pancasila sebagai alat untuk sukses study. Seorang wirausahawan harus menjadikan Pancasila sebagai alat yang menyemangati keadilan dan kesejahteraan sosial. Umpamakan sebuah pisau, seorang tukang rajang bawang marah pisau digunakan oleh tukang potong lembu untuk potong lembu. Padahal, bila dia mau pisau itu dapat juga digunakan untuk rajang bawang. Islam memiliki cita-cita yang besar dan sangat universal. Sementara Pancasila adalah semacam sebuah visi yang diusung masyarakat Indonesia yang hampir semuanya muslim. Dalam kacamata Islam yang universal itu, Indonesia adalah sebuah organisasi yang mengusung lima visi yaitu kelima butir Pancasila dan misinya adalah UUD 1945 serta semboyannya adalah Bhinneka Tunggal Ika. Jadi tidak ada yang layak disebut bertentangan dengan Islam. Memperbandingkan Islam dengan Pancasila hampir sama seperti memperbandingkan Islam dengan organisasi Muhammadiyah. Pancasila adalah sikap masyarakat atas realitas yang mereka alami dan rasakan. Seperti Ahmad Dahlan yang medirikan Muhammadiyah untuk merespon perkembangan modern yang masuk ke dunia Islam. Memperbandingkan Islam dengan Pancasila adalah pendegradasian terhadap Islam. Cara berfikir dengan memperbandingkan Islam dengan Pancasila mengingatkan kita akan paham Hegelian berupa tesis, anti tesil lalu membentuk sintesis. Umumnya manusia menganggap tesis adalah kontradiksi dengan sintesis. Padahal Hegel membangun konsep ini berdasarkan inspirasi hukum garak yang niscaya. Untuk menghasilkan sebuah gerak diperlukan keseimbangan tertentu. Misalnya keseimbangan energi proton dengan elektron menyebabkan elektron mengelilingi proton. Namun gerak yang dimaksudkan di sini tidak terbatas pada gerak material. Dari tidak tahu menjadi tahu juga disebut gerak. Muhammadiyah dapat terus bergerak menjadi lebih progresil karena ada NU. Orang menganggap Muhammadiyah kontradiksi dengan NU padahal karena keseimbangan antara keduanya, maka masing-masing saling berlomba mengembangkan diri. Pancasila tidak memiliki penyeimbang untuk terus bergerak maju dan bergerak lebih mengakar kedalam jiwa masyarakat Indonesia. Orang mencoba menjadikan Islam sebagai antitesis. Padahal ini tidak layak, tidak seimbang. Akal manusia memang suka mencari kontadiksi lalu memverivikasi untuk memudahkan mengenal sesuatu. Namun tidak benar menghadapkan Islam dengan Pancasila apalagi menjadikan yang satu sebagai tesis dan lainnya antitesis yang dipahami sebagai kontradiksi. Sebagai penyeimbangpun tak layak. Sehingga ada kalangan yang berusaha memunculkan isu adanya gerakan Islam sebagai asas negara sebagai alat 240

menentang Pancasila dengan tujuan sebenarnya ingin menggerakkannya, ingin mengembangkan. Ini jalan yang keliru. Masalah kompleks yang dialami bangsa Indonesia adalah karena Pancasila tidak dijiwai masyarakat. Pancasila hanya dilihat sebagai sistem. Sistem kesannya selalu sebagai tangan besi yang mengatur manusia dengan paksa. Jadi Pancasila selalu dilihat sebagai pengekang. Agar nilai-nilai Pancasila selalu tertanam dalam jiwa, diperlukan cara pendekatan pembelajaran yang baru kapada anak-anak Indonesia, bukan sekedar sebagai bagian mata pelajaran yang diajarkan dua kali 45 menit seminggu.

241

Al-Ghazali: Menginjak Pada Tanah yang Sama, Bernafas pada Udara yang Sama Kekasih Puteri Retno Gumilah mengemukakan cita-cita tertingginya kepadanya ingin menetap di puncak gunung Ledang. Puteri Majapahit itupun menyusul kekasihnya ke Tanah Malaka dan menantinya di puncak gunung itu karena ingin "Menginjak pada tanah yang sama. Bernafas pada udara yang sama" dengan kekasih hatinya. Dalam literatur tasawuf, gunung adalah simbol jerajat tertinggi makam sufi. Barman dalam kisah "Khotbah di Atas Bukit" karya Kuntowijoyo katika sampai di puncak gunung menyampaikan khutbahnya dengan mengajarkan murid-muridnya bahwa bunuh diri adalah jalan satusatunya mencapai makam tertinggi. Bunuh diri dalam pemaknaan sufi adalah membunuh nafsu amarah yang ada dalam diri. Tokoh imajiner Plato, Socrates membuktikan kebenaran pada masyarakat bahwa bunuh diri adalah jalan satu-satunya memperoleh kearifan dan kebijaksanaan. Kita tahu bahwa bila nafsu amarah masih mengental dalam diri, cahaya ilmu dari Tuhan susah dicerap. Abu Hamid Al-Ghazali menyerah dan mengaku melalui akal manusia tidak dapat mengetahui apapun tentang Tuhan. Sehingga dia memutuskan untuk meninggalkan segala jabatannya menuju pengasingan untuk mencari cara lain mengenal Tuhan. Yang dilakukan Al-Ghazali persis seperti yang dilakukan Putri Retno Gumilah dalam film "Misteri Gunung Ledang". Puteri itu meninggalkan istana yang mewah menuju gunung Ledang untuk menanti kekasih hatinya. Al-Ghazali meninggalkan jabatan terhormat sebagai rektor Universitas Nizamiyah menuju Syiria untuk menemukan kebenaran sejati. Puteri Gunung Ledang dan Al-Ghazali sadar bahwa kebenaran dan cinta sejati hanya akan ditemui bila segala urusan nafsu keduniaan telah dilepaskan. Immanuel Kant kemudian menjalaskan apa yang dialami Al-Ghazali bahwa Tuhan memang tidak mampu ditemukan melalui akal murni. Menurut Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara, Al-Ghazali adalah aset terbaik yang pernah dimiliki dunia Islam. Dia menulis 400 karya segala macam bidang ilmu. Dia menulis tentang Etika, Tasawuf, Filsafat, Teologi dan tema-tema lainnya. Sebab itulah dia patut disebut sebagai seorang sufi, fuqaha, teolog dan filsuf. Anehnya, para pemikir pasca Al-Ghazali menuduhnya memukul KO budaya pemikiran dalam Islam. Padahal yang dilakukan Al-Ghazali adalah mengkritik karya-karya filosof sebelumnya, suatu hal yang lumrah dilakukan 242

seorang filsuf. Bahkan semakin mampu dia mengkritik karya pendahulunya, semakin layak dia disebut seorang filsuf. Dari sini kita dapat mengakui kedalaman pemahanan filsafat Al-Ghazali dibanding para filosof sebelumnya seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi. Bahkan kalau Al-Ghazali masih hidup ketika Ibnu Rusyd membantah kritiknya, maka akan sangat mudah bagi Al-Ghazali menyanggahnya kembali. Salah satu bukti dari indikasi ini adalah para pemikir pasca Al-Ghazali dan juga Ibnu Rusyd lebih memilih jalan tasawuf falsafi dalam ranah berfikir, bukan filsafat murni. Al-Ghazali memberi contoh cara mengkritik yang sangat beradab. Suhrawardi, seorang pemikir tasawuf, merumuskan teori cahaya diinspirasikan pemikiran Al-Ghazali dalam "Myskat Anwar". Muhammad Iqbal dan Naquib Al-Attas pemikir muslim abad ke-20, juga mengagumi pemikiran Al-Ghazali. Di dunia Islam, hampir tidak ada pembelajar yang tidak mengenal Al-Ghazali. Karena dunia syiah tidak terlalu terpengaruhi oleh pemikiran AlGhazali, maka nasib pemikiran di dunia syiah tidak separah di dunia sunni. Syiah masih mampu melahirkan banyak filosof pasca Al-Ghazali seperti Narshruddi Thusi dan Mulla Sadra. Namun pemikiran murni non falsafi dunia sunni baru mulai desegarkan oleh Iqbal awal abad ke-20. Sunni masih menunggu lahirnya banyak pemikir guna menggencarkan kembali dunia intelektual untuk menyeimbangi pemikiran syiah yang jauh di depan. Keseimbangan ini meniscayakan perkembangan yang terus menerus dalam dunia pemikiran Islam. Ada tudingan lain pada Al-Ghazali saat dia mengasingkan diri di Syiria. Dia suka duduk menyendiri di menara masjid Damaskus. Sementara masyarakat komplain karena dia tidak ikut serta bersama masyarakat dalam perang salib. Namun kalangan cendikiawan setelahnya banyak membelanya dengan mengemukakan hadits yang menyatakan tinta ulama lebih mulia dari darah syuhada. Tapi tentunya tidak sembarang ulama. Namun hadits ini layak untuk karya Al-Ghazali yang monumental terutama "Ihya Ulumuddin" yang masih dan akan terus dibutuhkan kaum muslim. "Hanya yang rasinal saja yang masuk akal" kata Hegel dan berarti hampir semua karya Al-Ghazali rasional. Para filosof muslim sebelum Al-Ghazali merumuskan teori tentang keabadian alam. Mereka mengemukakan alam ini sifatnya tidak memiliki awal. Al-Ghazali membantah bahwa alam ini memiliki permulaan, bila tidak, berarti Tuhan bukan Maha Awal. Pemikir setelah Al-Ghazali menengahi dengan mengemukakan bahwa yang telah ada sebelum alam ada hanyalah potensi akan keberadaan alam. Potensi itu ada bersama Tuhan yang Maha Awal. Sebab, menurut teori Logika, segala yang ada itu memiliki konsep 'ada' baik dianya sebelum maupun setelah keberadaannya. 243

Filosof sebelumnya mengemukakan bahwa Tuhan tidak mengetahui hal-hal yang detail dari alam. Al-Ghazali membantah bahwa bila Allah tidak mengetahui hal-hal detail maka Allah bukanlah Maha Mengetahui. Filsuf sesudahnya mencoba membantah kritik Al-Ghazali dengan mengemukakan bahwa cara Tuhan melihat sesuatu tidak boleh disamakan dengan manusia. Misalnya warna yang dikenal manusia sebenarnya adalah kesan yang dilahirkan mata manusia. Namun Tuhan tidak melihat dengan instrumen mata sebagaimana milik manusia. Artinya Tuhan tidak melihat sesuatu sebagaimana manusia, jadi, menurut pembela, Tuhan hanya mengetahui halhal yang universal dari alam, tidak yang detail. Namun bila diteliti lebih jauh, meski Tuhan tidak melihat sebagaimana manusia, namun Dia tahu kesan yang akan diterima mata dan indera manusia lainnya. Mustahil Tuhan Maha Pencipta tidak memahami potensi indra manusia yang merupakan ciptaanNya. Misalnya dalam Al-Qur'an Allah mengatakan bahwa kayu yang mengeluarkan minyak bewarna hijau. Para filosof mengemukakan pada hari kebangkitan yang dibangkitkan kelak hari kiamat bukanlah jasad manusia yang ada saat ini. AlGhazali membantah bahwa yang dibangkitkan itu adalah jasad yang disandang saat ini. Al-Ghazali beralasan dalam Al-Qur'an Allah mengatakan dialah yang membangkitkan jasad yang telah menjadi tanah dan dia kuasa mengumpulkan jari-jari manusia yang artinya tidak mungkin jari-jari ini akan bertukar karena setiap manusia memiliki sidik jari yang berbeda. Pengkritik Al-Ghazali mengatakan bahwa alam yang ada saat ini tidak sama dengan alam akhirat, jadi yang dibangkitkan kelak bukanlah materi jasad manusia yang berasal dari alam ini. Bila merujuk pada teori "Hakikat Di Balik Materi" Harun Yahya, kita akan menemukan bahwa alam tempat kita ini hanyalah kesan yang ditimbulkan otak, segala materi yang kita lihat, dengar, kecup dan rasakan ini hanyalah kesan yang dimunculkan otak. Segalanya hanya ada pada persepsi yang ditimbulkan otak kita. Dan artinya alam ini tidak ada, sekedar kesan. Dengan cara ini pula nanti di hari kiamat kita memepersepsikan alam akhirat. Jadi bila teori ini diterima, maka perdebatan Al-Ghazali dengan para filosof tidak perlu diributkan. Awalnya Al-Ghazali ragu untuk memilih jalan spritual sebagai jalan menemukan Tuhan. Putri Retno Gumilah juga awalnya ragu bahwa keputusannya menetap di puncak gunung. Akhirnya mereka sadar bahwa hanya dengan kesadaran suci yang oleh pemikir modern disebut intuisi, sang kekasih baru dapat ditemukan. Kant mengatakan kesadaran ini dengan akal murni. Di pucak tertinggi mereka baru dapat merasakan kehadiran sang kekasih. Meski tiada dapat menyentuh rupa kekasih, namun mereka 244

senantiasa tahu akan kehadiran dan selalu merasakan kehadiran kekasih. Mereka puas karena dapat bersama kekasih menginjak pada tanah yang sama, bernafas pada udara yang sama.

245

Ritual Mistik Ritual mistik telah berusia kira-kita setua peradaban yang dibangun ummat manusia. Sepanjang sejarah, ritual ini, meskipun dilaksanakan dengan beragam cara, semuanya punya tujuan yang satu yaitu menyembah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Ritual mistik mengandung ungkapan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah sehingga membutuhkan suatu wujud untuk menjadi pelindung bagi segala keterbatasannya. Terdapat berbagai cara aplikasi pengalaman mistik. Orang-orang Ibrani kuno memberikan persembahan-persembahan bakar di kuil. Kaum Maya memenggal kepala manusia di atas piramida-piramida Cichen Itza. Orang Majusi menyalakan api dan menyembahnya. Setiap bangsa di setiap wilayah dan pada setiap masa memiliki cara masing masing dalam melaksanakan ritualnya. Setiap pengorbanan (Sacrifice-Ingg.) adalah suci, sacra--sacred (suci), face--make (menjadikan). Kata 'korban' dalam bahasa Indonesia diambil dari kata 'qaraban' dalam bahasa Arab yang artinya 'mendekatkan'. Orang yang dekat dengan Tuhan adalah orang yang sacred (suci). Memotong hewan tertentu disebut 'kurban' karena itu adalah cara pendekatan kita pada Tuhan. Jihad adalah pengorbanan (sacred) diri untuk menjadi suci (sacred). Karena itulah perang itu disebut perang suci. Semua ritual mistik adalah cara manusia membius akalnya untuk merasakan kenikmatan. Karena fasilitas fisik dan potensi jiwa manusia sama, maka saat mencapat derajat "pembiusan diri" tingkat tinggi, maka manusia merasa menemukan hal yang sama. Sebab itulah kalangan sarjana Tasawuf modern mengemukakan sebuah teori yang menyatakan bahwa semua ajaran agama dan kepercayaan itu sama, teori ini disebut Perranealisme. Aliran filsafat ini mengusulkan semua agama untuk disatukan. Setiap agama yang baru disebarkan selalu menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat setempat. Pemikiran filsafat dan ritual mistik yang telah ada sebelumnya pada suatu masyarakat dikemas menjadi lebih indan dan bermakna oleh sebuah agama yang baru itu. Kita dapat menemukan kecemerlangan filsafat bangsa Persia menjadi lebih sistematir dan mendalam setelah Islam masuk ke Persia. Kita dapat menemukan sarat hukmah dalam pantun Melayu setelah Islam masuk ke Nusantara. setelah Islam masuk, keindahan budaya menari orang Rum dikemas Maulana Rumi menjadi ritual mistik sufi Turki terkenal dan menjadi sarat makna dan mendalam . Saya kira tidak ada agama yang mengajarkan ritual sebagai ritualritual yang dapat kita temui sekarang. Semua bentuk ritual mistik adalah 246

konstruksi manusia itu sendiri. Boleh jadi agama dijadikan sebagai sumber inspirasi. Ritual-ritual mistik Maulawiyah adalah konstruksi Jalaluddin Rumi sendiri. Tidak ada ayat Al-Qur'an dan Hadits yang mengajarkan untuk berputar-putar seperti gasing. Geleng kepala yang seperti tarian Rapai Geleng dari Aceh dalam tarikat Naqsyabandiyah juga tidak diajarkan Al-Qur'an dan Hadits. Itu semua adalah konstruksi manusia saja. Tidak boleh pula dikatakan haram karena tidak ada tertera dalam Al-Qur'an dan Hadits yang menyatakan itu dilarang. Setidaknya bacaan bacaan dalam tarikatlah yang mendatangkan pahala karena Al-Qur'an dan Hadits menyerukan untuk berzikir. Ketika ritual-ritual atau amalan tarikat itu mampu membuat manusia lebih patuh pada perintah Allah dan dapat lebih baik kepada sesama, maka tarekat itu adalah kebaikan dan setiap kebaikan dihitung sebagai pahala.

247

Juru Selamat "Juru selamat". Semua agama dan aliran kepercayaan tidak penah lepas dari kata itu. Semuanya menjadikan sosok "gaib" itu sebagai motivasi, semangat dan mimpi untuk terus memupuk spiritualitas dan etos kerja. Semua nabi, konon, menjanjikan akan kedatangan juru selamat paska "kebarangkatan"nya. Sebagai ummat Nabi terakhir, saya melihat juru selamat yang dimaksud nabi-nabi yang datang adalah rasul utusan yang kembali di utus oleh Tuhan. Setelah nabinya hengkang, setiap ummat terus memelihara amanah itu. Namun sayang dalam semua kisah setiap juru selamat yang dijanjikan dan dinantikan datang mereka selalu membangkang. Rindu bila tiada, membangkan bila datang. Dalam Al-Qur'an diterangkan, Isa sering mengingatkan Bani Israil akan kedatangan juru selamat akhir zaman. Agar mereka mengikutinya. Ciriciri tentang juru selamat terakhir itu tergambar jelas dalam Injil. Karena itu para pendeta yang pernah membaca Injil yang belum terlalu terkontaminasi kenal betul akan juru selamat terakhir itu. Dialah Muhammad. Kaum Hindu juga menanti sang juru selamat terakhir yang diyakini dapat menyatukan segala unsur dan elemen, seluruh ummat manusia. Kita tahu bahwa nabi-nabi sebelum nabi terakhir hanya diutus untuk kalangan dan bangsa tertentu. Sementara itu nabi terakhir diutus untuk seluruh ummat manusia, diutus untuk menyatukan seluruh kalangan dan bangsa. Karena semua agama, kecuali agama terakhir? tertanam di dalam benaknya akan kedatangan juru selamat, maka tertanamlah di dalam benak semua masyarakat akan kedatangannya. Janji dan harapan itu perlahan diapresiasikan kedalam ranah-ranah praktis dan konseptis kebudayaan agar ingatan terus terpelihara. Banyak hadits dalam agama Islam diakui akan kebenaran keyakinan sosok Imam Mahdi yang menjadi juru selamat terakhir bagi kaum muslim. Kekuatan hadits ini diakui termasuk golongan sahih. Artinya bila melanggar maka akan berdosa. Bahkan ada ulama yang menyatakan bila muslim tidak mempercayai kedatangan imam Mahdi dia murtad. Peryantaan ini tampaknya ingin "menambah rukun iman menjadi tujuh perkara". Keyakinan akan kedatangan Imam Mahdi yang terkesan dipaksakan ini dimaknai dan diartikulasikan dengan beraneka ragam. Sunni mengakui Imam Mahdi akan turun menjelang akhir zaman untuk kembali mensejahterakan semua kaum muslim. Diyakini pada masa kedatangannya seluruh kaum muslim akan dapat disatukan kembali. Surah Ambiya: 105 dijadikan rujukan untuk membenarkan "mitos" ini. Ayai ini menyatakan 248

kesejahteraan akan diwariskan Allah bagi orang-orang yang bertakwa. Kesejahteraan yang dimaksudkan disini tiba ketika Mahdi muncul. Ada sebuah riwayat yang menyatakan Yusuf didatangi Khaidir dan diberitahukan bahwa pada akhir zaman ada jiru selamat yang akan mampu mensejahterakan seluruh ummat, tidak seperti Yusuf yang hanya mampu menyatukan bangsa Mesir saja. Juru selamat yang dimaksudkan kaum muslim di sini diyakini kaum muslim adalah Imam Mahdi. Padahal bila jujur dalam melihat sejarah, juru selamat dimaksud adalah Muhammad Saw. Dalam sebuah buku yang pernah saya baca, dikatakan bahwa Imam Mahdi turun dalam waktu bersamaan dengan turunnya Isa dan keluarnya dajjal. Dalam pandangan syiah imam dua belas, Imam mahdi diyakini adalah keturunan Ali yang ke-11. Selanjutnya dia diaku "gaib" dan akan muncul kembali pada akhir zaman. Pernyataan ini, bila benar, setidaknya bisa "menemani" Khaidir yang juga dalam keadaan yang sama. Aliran ini menyatakan dosa-dosa manusia dapat mengganggu stabilitas alam semesta. Karena itu dibutuhkan sebuah "kekuatan spiritual" untuk menopang alam semesta dan Mahdi yang gaib itulah "penopang" itu. Pernyataan ini setidaknya secara perlahan namun pasti telah dapat dibuktikan akal ketika teori hado dipresentasikan Masaru Emoto. Ilmu Neotic juga akan nememukan titik terang tentang teori syiah imamiyah ini. Namun mengenai fungsi Imam Mahdi yang gaib sebagai penopang alam semesta agak membuat saya ragu karena seluruh makhluk baik hewan, tumbuhan maupun mineral juga dapat menjadi penopang alam semesta karena semuanya berzikir. Dan Khaidir juga "dapat mengatasi masalah" itu. Angg dalam legenda Avatar dalam keyakinan Hindu juga diyakini sebagai penopang dan penyeimbang stabilitas alam. Kita tahu bahwa agama yang datang ke setiap bangsa selalu berasimilasi dengan kebudayaan setempat. Karena salah-satu kebudayaan setempat memelihara keyakinan akan datangnya juru selamat dan hadits Nabi juga menyatakan itu, maka mudahlah juru selamat itu diterima sebagai Imam Mahdi. Padalah saya kira yang lebih meyakinkan lagi juru selamat itu Adalah Rasulullah Muhammad sendiri. Namun karena ketika Islam masuk ke suatu masyarakat Muhammad telah tiada, maka dipeliharah juru selamat itu adalah Al-Mahdi. Sulit bagi akal saya meyakini dalam agama yang maha sempurna ini akan ada juru selamat lagi. Meski dia bukan Rasul karena tidak membawa agama baru lagi sementara hanya menyegarkan kembali apa yang telah dibawa Muhammad, namun kita juga perlu mengingat bahwa setiap Rasul yang datang selalu mengatakan tidak membawa agama baru dan hanya menyegarkan kembali, meluruskan kembali agama yang ada. 249

Menurut syiah imamiyah lagi, setiap manusia membutuhkan sumber inspirasi, yang meskipun dia gaib, tapi tetap mampu memberi semangat bagi ummat. Meskipun tidak bersentuhan langsung dengan mereka, namun keberadaannya mempengaruhi segalanya secara tidak langsung. Konsep ini bersamaan dengan sistem politik negara-negara seperti Inggris dan Thailand, meski rajanya tidak terlibat secara konkrit, namun sosoknya mempengaruhi semua. Syiah mendoktin agar ummat mempersiapkan diri dan kondisi untuk mempersiapkan kemunculan Al-Mahdi. Revolusi Iran diakui Khomaini sebagai persiapan kemunculannya.

250

Hindu Nusantara Adakah warisan tradisi Hindu memiliki pengaruh yang mengakar pada masyarakat Nusantara ketika pada masa itu agama itu saja yang ada? Untuk dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan itu, kita harus dapat terlebih dahulu mengetahui cara penyebarannya ke bumi kita. Banyak orang beranggapan agama Hindu lahir di India. Namun adakah keyakinan kita itu tepat? Pernahkah kita mulai kritis dengan mempertanyakan kemungkinan agama itu memang benar-benar lahir di India? Kalau memang benar agama itu lahir di India, kenapa dia sangat mudah menyebar di kepulauan Nusantara? Kita tahu bahwa karakteristik bangsa India sangat berbeda jau dengan masyarakat Melayu (termasuk Jawa dan juga melayu tua seperti Batak dan Dayak). Lantas, kenapa bisa dianggap sangat mengakar pada masyarakat kita. Syed Muhammad Naquib Al-Attas dalam "Islam dan Sejarah Peradaban Melayu" membantah agama Hindu pernah benar-benar mengakar pada masyarakat Nusantara. Katanya agama itu hanya dianut para keluarga kerajaan dan keluagra pejabat istana. Kita tahu bahwa dahulu kerajaankerajaan sangat banyak bertebaran. Untuk ukuran geografi sekarang, setiap luas satu kecamatan kita dapat menemukan satu agama, bahkan mungkin lebih. Agama pada masa itu adalah sebuah sistem yang diperuntukkan bagi para elit. Agama dalam pandangan masyarakat pada masa itu adalah sistem dan ajaran yang hanya untuk dikonsumsi para elit, bukan mereka yang awam. Karena masyarakat umum tidak tahu-menahu tentang Hindu dan mereka tidak memiliki peran apapun, maka segalanya diatur oleh elit. Hal ini termasik dalam hal apapun yang dapat kita temui tentang Hindu saat ini baik dalam bentuk bangunan seperti candi, ritual sepeti sesajian dan sastra seperti Mahabarata. Di samping itu, nama orang, tempat dan nama-nama lainnya yang berbau Hindu juga masih dapat kita temui. Apa yang telah kita kaji di atas belum bisa menjawab pertanyaan kita mengenai cara masuknya agama hundu ke Nusantara kita. Ada banyak versi yang menyatakan cara masuknya Hindu ke Nusantara. Di antaranya karena Nusantara adalah persinggahan transportasi laut super sibuk antara Cina-India dan Timur-Tengah. Karena itu diakui versi ini Hindu disebarkan para pedagang. Namun versi ini tidak dapat mengatkan pernyataan bahwa Hindu adalah agama kaum elit seperti yang kita nyatakan tadi. Sebab para pedagang lebih sering bersentuhan dengan masyarakat, bukan penguasa. Ada pendapat pula yang menyatakan agama dimaksud disebarkan oleh para prajurit yang melarikan diri ke Nusantara karena bosan dengan 251

peperangan yang tiada henti di India. Versi ini terlihat ganjil dan tidak memiliki kekuatan dalam periwayatannya. Versi terakhir mengisahkan para raja di kerajaan-kerajaan Nusantara suka mengundang petinggi dari India untuk mendaulat raja dan putra mahkota kerajaan. Meskipun versi ini agak meragukan karena kerajaankerajaan di Nusantara bukanlah kerajaan besar sehingga tidak mampu menjalin komunikasi yang baik dengan penguasa-penguasa di India, namun versi inilah yang tampaknya mendekati theses Al-Attas bahwa Hindu adalah agama milik elit kerajaan-kerajaan Nusantara. Kita perlu mengetahui bahwa agama Hindu sebenarnya bukanlah berasal dari India. Banyak kalangan menyatakan agama ini berasal dari Persia. Namun saya kira agama itu sebagaimana agama besar lainnya, lahir di Timur-tengah. Namun karena banyak agama lainnya menyusul lahir di tempat itu, maka agama sebelumnya (Hindu) berkembang di wilayah tempat perluasannya. Agama Hindu terus subur di India karena ajarannya yang tidak misionari seperti Islam dan Kristen. Oleh karena itu, saat kesultanan Islam Mughal ummat Hindu tidak dipaksa masuk Islam menkipun saat kerajaan itu runtuh ummat Islam dibantai secara massal. Dibandingkan agama Hindu masyarakat Nusantara sebenarnya lebih menjiwai ajaran amimisme. Ritual-ritual dan sesajian adalah warisan animisme. Hindu di India juga mengalami hal yang sama yaitu banyak dipengaruhi animisme. Maka kalau benar agama Hindi itu mudah disebarkan di Nusantara, maka yang membuat masyarakat Nusantara menerima Hindu adalah karena memiliki kesamaan unsur animistik. Oleh karena itu, dalam praktiknya, agama Hindu hampir tidak memberi perubahan bagi masyarakat Nusantara. Hindu sama-sekali tidak memberikan falsafah hidup bagi masyarakat Nusantara. Jiwa mereka tetap animistik sampai Islam datang. Berbeda dengan Hindu, Islam masuk ke Nusantara melalui masyarakat kecil. Sehingga terlihat sangat mengakar. Lambat-laun barulah masyarakat itu mendirikan sebuah sistem perlindungan yang disebut kerajaan. Karena alasan tersebut, agama Islam benar-benar kental terasa dalam sebuah pemerintahan. Agama Islam saat itu bukanlah tangan besi yang memaksa ummat, namun sebaliknya kerajaan itu sendiri adalah representasi kesadaran ummat akan jiwa Islam yang dikandung semua masyarakat. Karena tidak memberikan falsafah hidup, maka tidak ada satupun karya sastra yang disumbangkan Hindu Nusantara. Sementara Islam langsung merubah falsafah hidup masyarakat semenjak kedatangannya. Islam datang merubah masyarakat dari falsafah hidup penuh dengan mitos menuju pencerahan intelektual yang gilang-gemilang. Semenjak Islam disebarkan, sastra tidak henti-hentinya ditulis. Bahkan hingga saat ini sangat banyak 252

karya sastra Nusantara yang masih disimpan. Padahal sebelum Islam, masyarakat Nusantara tidak memiliki warisan sastra apapun. Karya dalam bentuk bahasa atau disebut juga sastra (literature, Ing.) adalah petanda terbaik untuk mengukur tingkat kecerdasan sebuah bangsa. Kecerdasan baru dapat dipelihara bila masyarakatnya sejahtera. Karena itu adalah benar bahsa adalah cermin budaya. Semakin barnilai warisan sastra, berarti semakin kokoh dan tanggulah sebuah bangsa. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah Islam datanglah kesejahteraan masyarata Nusantara baru dapat diraih. Sementara itu agama Hindu yang mengagungkan samsara dan hanya mengurus urusan spiritualitas. Hindu hanya sebatas terapi atau meditasi yang dikonsumsi kalangan bangsawan. Persis seperti spa dan terapi-terapi yang hanya dikonsumsi orang kaya pada zaman modern. Cerita-cerita Mahabarata dan Ramayana terkesan dipaksakan pada masyarakat Jawa melalui seni wayang. Sebanarnya wayang adalah media transformasi ajaran dan nilai-nila Jawa yang penuh hikmah. Sementara Mahabarata dan Ramayana hanya mengisahkan pergolakan politik dan militer serta hal-hal lain yang tidak memiliki ajaran moral untuk masyarakat. Karena memang agama Hindu hanya diperuntukkan bagi kalangan bangsawan, sebab itulah lakon Mahabarata dan Ramayana terus populer. Kalau Hindu tidak merasuk dalam jiwa masyarakat umum di Nusantara, dan sebenarnya Islamlah yang melakukan itu, pertanyaannya kenapa dalam membangun Indonesia digunakan istilah-istilah dan perlambangan-perlambangan berbau Hindu? Ternyata sekali lagi menyadarkan kita bahwa negara yang diakui dari rakyat untuk rakyat ini ternyata dari elit untuk elit karena memang sistem ini, sebagaimana telah kita uraikan di atas, adalah dari elit untuk elit.

253

Logika Mi'raj Ilmu Logika melihat manusia ketika mempersepsikan sesuatu saat sedang menggunakan kelima indranya sebenarnya dia sedang berurusan denga dirinya sendiri. Meskipun Ilmu Logika tidak membicarakan konsep kefanaan materi seperti yang diungkapakan beberapa sufi dan diyakini ilmu Fisika modern, setidaknya prinsip logika mengakui bahwa segala persepsi terjadi di dalam benak manusia. Prinsip ilmu Logika mengurus tentang 'ada'. 'Ada' melahirkan ilmu Metafisika. 'Ada' menyebabkan lahirnya 'apa'. 'Apa' melahirkan ilmu Humaniora. 'Apa' menimbilkan 'materi'. 'Materi' melahirkan ilmu teknologi. Bila menyusun sebuah piramida, maka yang terbawah adalah 'ada', selanjutnya 'apa' dan paling tinggi adalah 'materi'. Allah yang kita yakini sebagai Wujud Mutlak telah kita sepakati tidak mampu dipersepsi akal manusia yang merupakan 'wujud' niscaya tidak mampu dipersepsi akal manusia. Namun kasus ini perlu dipertanyakan pula bila kita meyakini bahwa Nabi Besar Muhammad Saw melihat langsung Allah SWT saat sedang mi'raj. Untuk dapat dengan mudah memahami fenomena yang dianggap "ganjil" ini, janganlah kita mengambil "jalan pintas" yang nantinya tidak akan "pantas" bagi logika. Mari kita sepakati bahwa Nabi Besar juga menggunakan indra dan akal sama seperti yang kita miliki dan pakai untuk berinteraksi dengan materi-materi biasa. Oleh karena Sang Nabi kita adalah bukan wujud mutlak, maka dia mustahil melihat Tuhan secara langsung melalui indra fisik. Namun kita telah sepakat bahwa Nabi melihat Allah secara langsung dengan artian melihat dengan alat materi. Karena ilmu Logika menggunakan struktur bahwa wujud materi memiliki empat syarat dan salah satunya adalah kausalitas, maka haruslah dibatasi indra Muhammad tidak mampu. Maka ilmu Logika tidak memberi ruang bagi kebenaran Nabi melihat Allah secara langsung. Persoalannya terletak pada ilmu Logika yang memasang sekat tebal antara wujud dengan Wujud Mutlak, atau dalam bahasa logika: Logika Swa Bukti dan Logika yang memerlukan pembuktian. Kata Dr. Muhsin Labib, filsafat tidak seharusnya mengurus hal-hal yang remeh-temeh. Saya sepakat dengan pernyataan beliau. Karena itu, struktur logika tidak cukup untuk dijadikan pedoman untuk mencari kebenaran. Padahal, kita telah sepakat bahwa logika adalah substansi perangkat mempelajari sesuatu berdasarkan sudut pandang filsafat. Oleh karena itu, bila logika masih bersikukuh pada sistem pedoman verifikasi yang telah dianggap baku itu, maka selamanya filsatat dibatasi pada hal-hal materialistik. Padahal, konon katanya, filsafat tidak hanya berbicara tentang 254

hal-hal yang mampu dijangkau nalar, namun segala hal yang dianggap ada. Nah, karena hal-hal yang dianggap ada itu tidak hanya pada ranah yang, menurut istlah ilmu Logika dianggap memerlukan bukti, namun juga ada yang dianggap swabukti, maka untuk yang swabukti itu hukum ferivikasi tidak berlaku. Oleh karena itu, stuktur logika yang dibangun dan dibakukan itu perlu ditinjau kembali agar logika dapat terus dianggap sebagai inti dari penelaahan filsafat. Bertnard Russel menolak Logika Formal yang dibangun Aristoteles. Katanya logika itu tidak tidak memiliki sestem ferivikasi yang hasilnya benar-benar dapat diterima sebagai suatu hal yang logis yang dapat dianggap sebagai "kebenaran". Logika Modern yang didukung Russel tampaknya hanya semakin memperketat sistem panduang ferivikasi. Artinya semakin mempersempit kemungkinan logika sebagai substansi filsafat. Adalah Karl Popper yang mencoba meluruskan soalan ini dengan memperjelas sistem ferivikasi. Menurutnya, aksioma depat dibuktikan melalui ferivikasi setelah hasilnya diterapkan ke ranah empiris. Sebelumnya Muhammad Iqbal telah menjelaskan bahwa intuisi atau pengalaman mistik dapat dinilai setelah person yang mengalami pengalaman itu kembali dari pengalaman itu melakukan tindakannya yang dapat diamati secara empiris. Tindakan yang dapat diamati itulah yang dimaksud Popper yang dapat diferivikasi. Dan kalau mau kebenarannya dapat lebih dipercayai, maka gunakanlah sistem pembuktian yang ditawarkan Russel. Mengenai pengalaman mi'raj Nabi, bila mengaitkannya dengan sistem logika yang sedang kita bahas, tampaknya akal lebih adil bila kita menilai kebenarannya (tentang bertemu Allah secara langsung) dengan melihat efek dari pengalana itu. Abu Bakar langsung percaya pada pengakuan Nabi melihat Allah secara langsung. Artinya Abu Bakar sama sekali tidak mau menempuh jalur logika yang telah kita ketahui itu. Ali langsung menebas leher orang yang berusaha menempuh jalur logika itu. Jadi, pada pekerjaan Rasul setelah mi'raj yang manakah yang perlu diferivikasi, semuanyakah? Kalau kita memaklumi bahwa semua pekerjaan Nabi setelah, dan bahkan sebelum mi'raj, sangat bersemangat, dan pada pekerjaan setelah mi'raj, apakah dianya punya hubungan dengan pengalaman melihat Allah secara langsung saat mi'raj. Bukankah sebuah pernyataan akan langsung muncul pada benak kita: Kalaupun tidak melihat Allah secara langsung, toh semangat Muhammad akan seperti itu juga. Adalah Jalaluddin Rakhmat dalam "Islam Aktual" pada bab 'Kita Butuh Sains dan Teknologi' yang mengatakan bahwa pengalaman isra'-mi'raj Nabi adalah keperluan untuk beliau semata. Kaitannya dengan bahasan kita, apapun pengalamannya, baik berjumpa langsung dengan Allah atau tidak, maaf, bukan urusan kita. Namun saya yakin bila kita ingin menyelesaikan persoalan ini secara filosofis, pernyataan Rakhmat sama sekali tidak membantu. Tampaknya kita perlu bantuan Jalaluddin lain, Jalaluddin Rumi, untuk memecahkan masalah ini. Katanya, kurang lebih begini: Seseorang yang baru tiba dari suatu kota yang belum pernah Anda kundungi memberitahu Anda tentang kota

255

itu. Awalnya mungkin Anda tidak percaya keberadaan kota itu. Setelah beberapa orang lainnya mengaku datang dari kota yang sama dikunjungi orang pertama tadi, mullailah kepercayaan muncul. Sebuah kota yang Anda belum pernah kunjungi dapat anda yakini juga keberadaannya bila telah ramai orang mengunjunginya. Semuanya memberitahukan Anda bahwa kota itu ada dan mereka mengakui melihatnya secara langsung. Kuantitas yang banyak dapat merubah pandangan Anda dari tidak mempercayai menjadi benar-benar percaya, ketika rubuan orang mengaku telah mengunjungi dan melihatnya langsung. Nah, bagaimana bila ribuan orang tersebut yang sebagai kuantitas bila masing-masingnya diambil kualitasnya dan bila disandingkan kualitas yang ribuan itu belum mencukupi dibandingkan kualitas seseorang yang sangat berkualitas. Kita percaya bahwa kualitas Nabi Muhammad jauh melebihi seluruh ummat manusia. Analogi ini dapat membuat kaum muslim percaya pada pengakuan Beliau yang mengatakan melihat Allah secara langsung. Tapi pernyataan ini hanya dapat meyakinkan orang muslim saja, namun tidak semua manusia. Sementara, logika berbicara untuk kepentingan semua orang. Lagi pula analogi di atas sama-sekali tidak sejalan dengan stuktur logika. Analogi tadi tetaplah dipercaya sebagai a priori.Bahkan, kaum muslim sendiri ada yang meyakini bahwa Nabi Tidak melihat Allah sebagai Wujud aslinNya, namun hanya perwakilan wujud, seperti pengalaman Musa di bukit Sinai barangkali. Karena itu untuk menjawab dasar persoalan ini, terlebih dahulu kita harus memahami prinsip daripada alam semesta kita ini beserta segenap materi termasuk jasad dan indra Nabi Muhammad sendiri. Kita tahu bahwa setiap materi yang ada di alam semesta dibentuk oleh molekul-molekul. Molekul adalah susunan atom dengan kadar neutron tertentu. Atom sebagaimana kita ketahui adalah susunan dari proton dan elektron. Eektron dibentuk oleh quark. Prof. Mulyadhi Kartanegara mengatakan mikroskop elektron telah memperbesar quark. Setelah quark diperbesar, maka tidak ada lagi apa-apa, yang ada hanyalah ketiadaan. Sementara buku "The End of Science" dalam bab 'Senjakala Fisika' mengatakan bila quark diperbesar, maka akan ditemukan energi yang suhunya luar biasa besar. Energi itulah yang disebut Superstring. Mengingat ternyata yang menyusun unsur benda terkecil tersebut ternyata adalah ketiadaan, maka benarlah yang dikatakan filsafat hindu empat ribu tahun yang lalu bahwa dunia ini fana, sebenarnya ketiadaan. Baru pada akhir abad ke-20 ilmuan Turki, Harun Yahya menemukan cara pembuktian secara ilmiah bahwa alam semesta ini tiada melalui buku "Hakikat di Balik Materi". Dia menjelaskan bahwa materi alam ini hanyalah persepsi pikiran manusia. Dalam membuktikan kebenaran ini, Harun Yahya tidak melanggar metode ferivikasi sesuai yang dipandukan ilmu Logika. Al-Farabi 12 abad yang lalu telah menyusun teori emanasi. Dari teori itu saya mendapat gagasan bahwa ruh manusia adalah wujud pikiran Tuhan. Alam semesta adalah wujud pikiran ruh manusia. Karena itu Al-Hallaj berani mengatakan hanya Allah-lah yang ada.

256

Karena sebenarnya materi alam semesta, termasuk jasad manusia, juga Muhammad, tidak ada. Maka mungkinlah Nabi kita dapat melihat Allah secara langsung. Karena setiap mempersepsi sebenarnya adalah mempersepsi sesuatu yang tidak ada. Atatau dengan kata lain: sebenarnya tidak mempersepsikan apapun. Ini karena kualitas ruhnya rendah. Hanya ruh yang paling berkualitas sajalah yang mampu mempersepsi sesuatu yang 'Ada'. Oleh karena itu, ruh yang paling berkualitas itu menginginkan agar ruh-ruh lainnya menjadi lebih berkualitas. Cara agar ruh-ruh itu menjadi semakin berkualitas adalah melatihnya untuk membiasakan diri mempersepsi yang 'Ada'. Cara itu adalah melalui zikir, tafakkur dan shalat. Karena itu, kita diingatkan agar tidak terlalu menuruti tuntutan pada pemuasan pada yang bersifat kebendaan. Karena, seperti yang dinasehatkan Prof. Mulyadhi, ketika nanti mati, atau saat ruh berhenti mempersepsikan alam ini, ruh yang telah terbiasa memenuhi tuntutan materialistik akan sengsara saat materi itu tidak mampu dipersepsikan lagi. Kesengsaraan yang dialami itulah yang mengesankan adanya siksa kubur dan azab neraka. Saking besarnya kesengsaraan itu, maka dianya akan tampak lebih nyata daripada pengesanan kita terhadap alam materi saat ini. Hal yang paling ditentang Nabi Besar adalah penyembahan Allah sebagai Wujud Mutlak melalui hal-hal yang bersifat fana seperti batu dan patung. Allah menjadikan manusia mempersepsikan dunia yang fana ini adalah karena karakter akal manusia untuk dapat mengenal sesuatu dengan menemukan perbandingan. Malam dapat dikenal karena adala siang. Wujud Mutlak dapat dikanal karena ada wujud fana. Dunia yang fana ini berada untuk membuat kita mengenal Wujud Mutlak. Oleh karenanya, kita harus membiasakan pada pemenuhan kepuasan pada yang bersifat spiritualitas, agar nantinya kita dapat merasakan kenyamanan dan kenikmatan pada hari ketika jasad berhenti mempersepsikan alam materi (baca: mati). Cara melatih pembiasaan pada pemenuhan pada kepuasan spiriyualitas adalah melalui seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya yaitu zikir, tafakkur dan shalat. Dan yang terakhir ini adalah "oleh-oleh" dari mi'raj.

257

Intelijen sebagai Alat Korporasi Setiap warga negara harus diperlakukan sama. Itulah prinsip negara demokrasi. Spesifikasi fungsi memang mengandung kabaikan untuk menjamin konsistensi. Muaranya tetap pada keutuhan bangsa. Setiap konsentrasi profesi yang dapat membuat disintegrasi fungsi besama adalah subversi. Lembaga yang bertugas menjaga integasi bangsa (baca: negara) harus selalu konsisten menanam dan terus menyegarkan loyalitas segenap unsur bangsa akan menjadi duri dalam daging bila menerapkan disintegrasi. Disintegrasi secara terminologis termasuk mengesahkan UU (undang-undang) yang menjadikan elemen lain selain negara sebagai objek yang harus selalu dicurigai dan diintai. Elemen rakyat harus diperlakukan sebagai partner stabilisasi negara. Mengenai kemungkinan oknum maupun kelompok tertentu dari rakyat menjadi musuh integrasi bangsa adalah potensial. Respon yang baik dari otoritas negara demokrasi adalah senantiasa berkonsenterasi merangkul segenap elemen rakyat untuk terus loyal kepada negara. Salah-satu sebab paling potensial munculnya degradasi loyalitas elemen rakyat adalah kebijakan negara yang mengandung potensi mengganggu keadilan sosial. UU Intelijen mengandung jiwa yang memposisikan elemen rakyat sebagai sasaran yang patut diintai dan selalu dicurigai adalah kebijakan yang pasti membuat rakyat tidak suka karena secara terang-terangan memposisikan 258

mereka sebagai "musuh". Rakyat yang semuanya memiliki loyalitas kebangsaan tinggi, mau tudak mau, ketika diposisikan sebagai musuh malah sebaliknya mencurigai oknum-oknum pengelola negara yang jiwa kebangsaannya telah luntur. UU Intelijen yang memasang sekat besar antara rakyat dengan negara, apalagi saling meragukan loyalitas kebangsaan masing-masing memberi gambaran jelas kepada pihak yang melihat perkara ini secara objektif bahwa "salah satu diantara kedua pihak" ini memang kehilangan loyalitas kebangsaan. Saya mencoba menilai persoalan ini secara deduktif. Yang kehilangan loyalitas kebangsaannya adalah beberapa oknum negara yang memiliki kewenangan penting dalam mengatur kebijakan negara. Negara dan rakyat adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisah. Bila datang pihak ketiga yang mencoba menggangu kesatuan ini, maka dialah dalangnya. Sementara itu, siapa yang menerima dan mengakomodir kepentingan pihak ketiga ini sehingga mengganggu stabilitas kesatuan, maka dialah yang bersalah. Rakyat jelata yang menggantungkan perutnya pada sekubik pasir sungai tetap bersabar tanpa mengeluh sekalipun pada negara karena mereka terus menanam semangat kesatuan itu. Namun belakangan sering terjadi korporasi asing masuk dan menguasai sumber rezeki rakyat jelata. Rakyatpun dirampas secuil sumber isi perutnya oleh negara yang mendukung korporasi. Nagara (atau lebih santunnya: oknum-oknum pengatur kebijakan negara) menjadi pengkhianat bagi kesatuan kebangsaan. Globalisasi telah diterima sebagai dinasti modern yang memperbudak rakyat kecil yang mayoritas di tanah mereka sendiri. Nagara yang seharusnya menjadi pengayom dan pelindung rakyat telah menjadi tangan besi yang menindas rakyatnya sendiri. Rencana UU Intelijen menjelaskan Intelijen dibenarkan menagkap rakyat hanya berdasarkan kecurigaan semata dan diinterogasi selama tujuh hari tanpa dibenarkan dijenguk kerabat keluarga dan tidak boleh didampingi pengacara. "Tolak RUU Intelijen untuk kemerdekaan rakyat seratus persen" kata Yandi,aktivis KM Raya. Rencana UU Intelijen menjelaskan Intelijen dibenarkan menagkap rakyat hanya berdasarkan kecurigaan semata dan diinterogasi selama tujuh hari tanpa dibenarkan dijenguk kerabat keluarga dan tidak boleh didampingi pengacara. UU ini melanggar HAM. HAM yang selalu didengungdengungkan negara-negara yang senantiasa setia mensponsori lembaga intelijen negara. Negara-negara yang memiliki korporasi-korparasi (pihak ketiga) itu!

259

Neo Khawarij Adalah Surah Al-Maidah: 45-49 yang menggerak kaum ekstrimis dan radikalis muslim melakukan perlawanan terhadap rezim pemerintahan yang dianggap menganut sistem thaqhut atau kafir. Ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa Taurat adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Yahudi agar mereka mengikuti segala petunjuk yang ada di dalamnya. Diingatkan kepada para nabi dan pendeta-pendetanya agar konsisten menjalankan hukum sebagaimana yang telah Allah rumuskan di dalamnya. Mereka diingatkan pula agar tidak takut terhadap tekanan dari pihak-pihak yang tidak menginginkan hukum sebagaimana dalam kitab suci belaku. Diingatkan pula untuk tidak melakukan negosiasi dengan kalangan yang anti penerapan hukum Tuhan itu. Pada kasus kriminalitas terhadap fisik, balasan sama berlaku (qisash), hal ini senada dengan isi kitab suci Injil dan Al-Qur'an. Diingatkan bahwa bila Yahudi tidak menerapkan hukum Tuhan, mereka dianggap kafirun. Bila qisash tidak diberlakukan (kecuali ada ampunan dari pihak keluarga korban setelah tebusan dibayar) maka dianggap dhalimun. Ahlul Injil dianggap fasiqun bila tidak menghukum sesuai ketatapan Injil. Pada ayat-ayat tersebut tidak disebutkan apa pula sebutan bagi kaum muslim yang enggan menjalankan hukum sebagaimana yang telah dirumuskan di dalam Al-Qur'an. Kalangan ekstrimis muslim menganggap kalau ada gelar yang lebih tinggi dari kafirun, dhalimun dan fasiqun lebih 260

sesuai untuk kaum muslim yang tidak menjalankan ketetapan dalam AlQur'an. Saya berpendapat bahwa kitab-kitab suci sebelum Al-Qur'an punya manfaat substansial yakni mempersiapkan manusia untuk menerima dan memahami Al-Qur'an. Taurat terus dijalankan nabi-nabi Bani Israil mulai dari Musa hingga Yahya--dan Injil untuk Isa. Dalam petunjuk dan bimbingan yang tidak termuat dalam Taurat dan Injil, terutama mengenai aturan-aturan hidup sehari-hari (etika) dapat dilihat dari panduan langsung dari Rasulnya yang ada disisi mereka silih berganti dan selalu ada mulai dari Musa hingga Isa. Berbeda dengan Muhammad yang tidak bisa mendampingi ummatnya hingga akhir zaman. karena itu, ketetapan mengenai etika kehidepan sehari-hari dapat ditelisik melalui Hadits. Hadits adalam segala ucapan, sikap, prilaku, rencana dan diamnya Nabi. Yang paling penting dari kajian kita kali ini adalah: apakah tudingan kafir, fasik dan zalim bagi ahli Injil dan Taurat yang tidak mengikuti pola aturan kedua kitab itu berlaku pula bagi kaum muslim yang tidak menjalankah hukum sebagaimana dirumuskan Allah dalam Al-Qur'an? Kalangan modernis muslim mengajak untuk melihat Al-Qur'an yang mengandung pesan sacara metafor. Menurut mereka Al-Qur'an tidak boleh ditafsirkan secara literal. Pandangan seperti inilah yang membuat mereka menganggap sebuah negara tidak perlu menganut sistem hukum sebagaimana yang dirumuskan Al-Qur'an. Padahal, berbicara persoalan keharusan menerapkan hukum Al-Qur'an (hukum Islam), terlepas dari persoalan negara. Hukum Islam mau tidak mau wajib dijalankan. Bila kebutuhan menerapkan Hukum Islam hanya memungkan diatur dalam sistem negara, maka wajiblah bagi kita mengerahkan segenap kemampuan memperjuangkannya. Sebenarnya, hanya beberapa aturan yang wajib dirumuskan dalam Hukum Islam seperti waris, nikah, pembunuhan, zina dan beberapa lainnya. Selainnya, hal-hal yang tidak diatur dalam Al-Qur'an bisa dirumuskan sesuai kebutuhan masyarakat. Persoalan lainnya adalah, menerapkan Hukum Islam sebagai hukum resmi negara meniskayakan pengaturan sistem-sistem lainnya sesuai dengan aturan Islam seperti ekonomi dan pendidikan. Untuk melanggengkan semua sistem itu, dibutuhkan sistem politik sesuai dengan Islam. Namun segala sistem itu tidak akan dapat diterapkan dan tidak boleh dipaksakan bila jiwa masyarakatnya tidak islami. Menarik kajian ini bila membandingkan antara pemikiran Hasan AlTurabi dalam "Fiqih Demokratis" dan Ahmed An-Na'im dalam "Islam dan Negara Sekular". Meski sama-sama berasal dari Sudan, pemikiran keduanya bertolak belakang. Al-Turabi mengatakan bila Hukum Islam tidak diterapkan 261

dalam sistem legal formal negara, maka dalam waktu bertahun-tahun kita sulit merubah meski seorang saja. Sementara An-Naim menegaskan ajaran Islam yang suci tidak boleh menjadi sistem yang dipaksakan pada masyarakat, sebab menjalankan aturan agama harus secara tulus dari keinginan diri tanpa paksaan. Saya berpendapat sebaik apapun pengetahuan tentang agama dan sedalam manapun iman seseorang, bila dibiarkan, maka dia harus memilih salah satu diantara dua pilihan, menjadi terasing dalam lingkungan sosial atau menanggalkan keimanannya. Padahal Islam menuntut muslim untuk bergaul dengan masyarakat. Aturan-aturan Islam yang ditujukan untuk individu seperti rukun Islam dan akhlak harus dijalankan secarat total oleh setiap individu. Blia syarat utama ini telah dipenuhi setiap pribadi muslim, maka barulah hukum yang mengatur secara kolektif dapat diterapkan. Banyak ulama mengatakan Al-Qur'an tidak boleh ditafsirkan secara sembarangan. Sistem pendidikan Islam tradisional hanya membenarkan penafsiran Al-Qur'an sesuai yang ditafsirkan guru mereka. Guru itu menafsirkan sesuai yang gurunya ajarkan. Demikian konon silsilah itu hingga Nabi Saw. Salah satu aliran yang menganut paham ini adalah Islam Jama'ah yang pernah berkembang di Indonesia. Nabi Besar pernah memperingatkan akan munculnya suatu aliran yang kelihatannya mereka menjalankan perintah Allah dengan konsisten, di dahi mereka terdapat tanda bekas sujud. Namun sebenarnya mereka telah tersesat dari ajaran Islam persis seperti anak panah yang melesat dari busurnya. Kalangan yang dimaksudkan Nabi disebutkan adalah kalangan Khawarij. Khawarij adalah aliran yang menafsirkan Al-Qur'an sesuai yang mereka lihat. Mereka tidak memahami bahwa maksud-maksud dalam AlQur'an itu sifatnya metafora. Karena sempitnya pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an, maka mereka cenderung melihat suatu perkara secara literal. Ketika kalangan Muawwiyah hampir kalah, lalu mengangkat mushaf Al-Qur'an sebagai siasat, Khawarij langsung luluh dan meminta Ali berhenti menyerang. Ketika pihak Ali menerima arbitrase, Khawariz menganggap Ali kafir. Mereka sama sekali tidak memahami siyasah. Mereka melihat segala sesuatu apa adanya. Para cendikia menganggap pola pikir mereka yang seperti ini dikarenakan mereka berasal dari kalangan bangsa Arab badui yang terbelakang. Namun saya kira, ada intrik Yahudi juga yang membuat cara pandang mereka pada Kitab Suci persis seperti cara pandang Kristen terhadap Injil. Setiap ayat dalam Al-Qur'an tidak boleh dilihat secara-sepenggalpenggal. Setiap ayat di dalamnya sama-sekali tidak boleh dilepaskan dari 262

ayat-ayat lain semuanya. Penerapan perintah Al-Qur'an tidak hanya pada penerapan hukum, namun seluruh sistem yang diatur. Karena Islam mengatur segenap sendi kehidupan, maka semuanya harus diterapkan. Kalangan yang memaksa diterapkannya hukum Islam di Indonesia adalah mereka yang telah menerapkan sistem Islam dalam kehidupan. Meskipun hampir semua masyarakat Indonesia beragama Islam, namun yang menerapakan sistem Islam secara konsisten dalam kehidupan individu sangat sedikit. Oleh karena itu usaha mereka selalu gagal. Kalaupun mereka berhasil memaksakan hukum Islam berlaku sebagai hukum formal negara, maka hal ini hanya akan semakin memperburuk citra Islam karena masyarakat yang tidak memahami Islam dengan baik akan merasa berat dan akan malah membenci Islam. Contoh, bila hukum potong tangan diberlakukan sementara sistem ekonomi tatap kapitalisme, maka dijamin akan sangat banyak tangan buntung akibat mencuri karena kelaparan. Semakin tangan banyak yang buntung, maka semakin banyak pengangguran, pengemis dan mengakibatkan masyarakt muslim semakin terpuruk. Mungkin Hal inilah yang dipahami Irwandi Yusuf sehingga dia menolak mengsahkan Qanun Jinayah Di Aceh. Hal inilah yang tidak dipahami kalangan yang memahami Al-Qur'an secara literal persis seperti Khawariz. Kalangan ini menganggap dengan merumuskan UU (undang-undang) negara sesuai dengan yang tertera di dalam Al-Qur'an, semua perkara akan selesai. Karena berfikir demikian, segala cara mereka tempuh agar hasrat itu berlaku. Mereka rela membunuh sesama muslim untuk memperjuangkan yang mereka anggap sebagai kebenaran mutlak. Kalangan juga ini menganggap semua aktivitas yang tidak tertera dalam Al-Qur'an dan Hadits yang mereka yakini shahil adalah perbuatan bid'ah dan sesat. Banyak pula pelaku kegiatan dimaksud mereka tuduh kafir. Mereka tidak memahami setiap persoalan secara mendalam dan menyeluruh. Mereka menuduh sesat segala perilaku kebudayaan dan kearifan lokal setiap wilayah. Mereka tidak paham bahwa Allah telah memberi kekuatan pada alam dan diberi-Nya ilham pada manusia sehingga dapat memanfaatkan kekuatan alam guna kemaslahatan hidup. Mereka buru-buru mengklaim syirik pada orang yang terhadap benda-benda dijadikan jimat. Mereka tidak memberi apresiasi sedikitpun pada orang-orang yang hidupnya menyatu dengan alam. Mereka buta dan tuli. Bahkan terhadap Kitab Suci sendiri dilihatnya sebagaimana banteng melihat merah. Wahabi mengacam keras tindakan yang sebenarnya tidak dilarang dalam Islam. Aktivitas kebudayaan dianggap sesat. Padahal merekalah yang bodoh dan sesat. Mereka memang belum mengetahui teori Hado yang telah dibuktikan secara ilmuah oleh masaru Emoto. Bila memahami ini, maka kita 263

akan mengetahui benda-benda yang disebut jimat memiliki energi positif yang sangat bermanfaat bagi manusia. Mereka juga tidak akan mau peduli dengan teori kuantum yang telah membuktikan kesatuan relasi antar kuantum yang menyatakan kesatuan relasi antar wujud dan Wujud Mutlak. Karena kejahilan akan kebanaran-kebanara inilah, maka mereka mengecam orang yang melayat ke kuburan. Boleh saja mereka menolak kisah dalam Film Hollywood Avatar, tapi mereka tidak seharusnya menutup telinga akan buktibukti nyata tentang pengetahuan ilmiah. Kaum muslim yang wawasannya terbuka senantiasa berusaha agar amanah Allah dalam Al-Qur'an dapat merasuk ke dalam setiap jiwa muslim. Mereka senantiasa mengupayakan tegaknya nilai-nilai yang telah diberi pedoman dalam Kitab Suci terakhir. Dengan tekun, teliti dan hati hati mereka mencoba seobjektif mungkin agar nilai-nilai Islam dapat berlaku dalam sosial masyarakat. Oleh kalangan paradok yang menjadi representasi khawariz pada zaman modern, orang-orang intelektual itu dituduh sesat. Bila benar-benar punya niat yang tulus untuk meninggikan izzul Islam pada zaman modern sekarang ini, terlebih dahulu kita harus menyiapkan diri sebagai orang yang tekun membaca kondisi alam dan masyarakat. Kepada musuh sikap terbaik adalah berusaha sebisa mungkin kita mengenalnya. Semakin baik kita mengenal musuh, maka semakin mungkin kita dapat menang. Janganlah kita bersikap seperti neo-khawariz. Mereka menghadapi musuh dengan mengarahkan punggung. Kelihatannya seperti sedang berjuang dengan gagah berani, nyatanya seperti sikap burung unta yang membenamkan kepala ke dalam pasir bila merasakan bahaya. Nabi kita pernah mengingatkan bahwa hidayah Allah itu akan dicabut dari orang bodoh dan diberikan bagi orang yang berilmu. Orang berilmu bukanlah orang yang membaca kitab suci lalu menerapkan isinya sebagaimana yang mereka lihat. Orang berilmu adalah orang yang akal pikirannya terbuka, kepekaannya terhadap gejala dan realita sosia ltinggi. Lihatlah belakangan betapa mudahnya orang-orang Timur keluar dari agam Islam. Sebaliknya lihat pula bagaimana berbondong-bondong cendikiawan Barat masuk Islam. Inilah bukti dari apa yang saya katakan dari paragraf ini. Janganlah seperti khawariz yang menarima secara mentah isi AlQur'an ketika menemukan itu bertentangan dengan dengan selain kelompok mereka dan enggan mematuhi (Al-Qur'an) ketika menemukan pemahamannya sejalan dengan kelompok selain mereka. Misalnya ketika dianggap demokratis ketika menganut paham bahwa adalah tidak masalah bila pemimpin dari selain Quraish padahal pendapat ini mereka lontarkan karena mereka menemukan banyak diantara pendukung Ali meyakini yang boleh jadi khalifah hanyalah Quraish. Kelihatannya seolah-olah mereka 264

demokratis, padahal keputusan ini mereka ambil karena musuh mereka adalah Quraish. Kenapa Yahudi dikutuk menjadi babi dan kera? Menurut penemuah kedokteran modern, makhluk yang memiliki organ paling mendekati kesamaan dengan manusia adalah babi. Wujud monyet seolah-olah manusia, tapi ternyata bukan manusia. Dari dalam (organ) juga seolah olah organ manusia, padahal bukan. Kalangan ini busuk luar dan dalam. Mereka yang seolah-olah beriman, namun sebenarnya mereka telah tersesat seperti anak panah melesat dari busurnya.

Drama Terorisme Beberapa tahun lalu sebuah portal berita menuliskan tentang pemberian senjata oleh Amerika Serikat (AS) kepada pihak Taliban. Saat kuberi tahu seorang teman, di tidak percaya. "Kalau dijual ada kemungkinan" katanya. Tapi aku lebih yakin itu diberikan. Sebuah media berita tidak mungkin berani memberitakan kebohongan. Apalagi tentang sesuatu yang besar seperti ini. Kepercayaanku akan berita ini juga punya alasan yang mendalam. Kita tahu bahwa Osama bin Leden memang bekerja untuk Lembaga intelijen AS, CIA. Seorang agen hampir sangat mustahil membangkang. Resiko membangkang tidak hanya tidak hanya akan membuat CIA memburunya. Dia sadar bahwa keluarga dan orang-orang dicintainya tidak akan dibiarkan begitu saja oleh lembaga rahasia itu. Mustahil Osama membelot. Melarikan diri dan menjadi pembangkang adalah trik klasik yang dimainkan lembaga intelijen. strategi ini adalah cara paling ampuh bagi sebuah lembaga intelijen untuk menyusupkan anggotanya ke dalam pusat pertahanan musuh. Strategi yang dimainkan AS dengan mengutus Osama ke Afghanistan adalah untuk menciptakan keruh negara muslim yang letaknya sangat geografis itu. Selain dapat mengintai negara-negara Timur-tengah, AS juga dapat mengintai musuh lamanya, Rusia. Konon ada informasi yang berkembang bahwa di perut bumi Afganistan, terdapat tambang yang sangat mahal harganya. Buktinya Rusia 265

dan Iran yang menghimpit negara itu punya cadangan minyak yang luarbiasa melimpah. Bayangkan bila kerusuhan tak ada di Afghanistan, pastilah rakyatnya akan lebih cerdas dan menguasai teknologi sehingga dapat menguasai sepenuhnya kekayaan alam itu. AS akan sangat khawatir bila ini terjadi, maka pastilah negara itu akan akan sejahtera dan berjaya. Bila ini terjadi, maka AS akan semakin ketakutan sebab Islam punya kekuatan yang besar. Bukti lainnya yang semakin menegaskan Osama selamanya bekerja untuk AS adalah peristiwa 9/11. Ledakan gedung Pantagon dan WTC terlihat sangat nyata dan jelas keganjilannya. Kenapa gedung yang ditabrakkan pada bagian ujung atasnya bisa menyebabkan ledakan yang cukup dahsyat persis sama dengan ledakan bom. Pada detik saat pesawat dihantamkan ke ujung atas gedung, terjadi ledakan pula pada lantai dasar gedung. Mustahil semua petugas pengamanan bandara--tempat pesawat yang digunakan itu untuk peledakan itu lepas landas--tidur semua. Mustahil pula alat pedeteksi keamanan (apa saja) yang akan dinaikkan ke pesawat sedang mati hari itu atau sedang rusak semua. Sementara, ledakan saat pesawat dibenturkan ke gedung adalah positif ledakan bom. Lagi pula ribuan etnis Yahudi yang bekerja di kedua gedung itu tidak ngantor hari itu. Kita tahu bahwa AS disetir etnis Yahudi. Kita juga harus tahu bahwa setiap Yahudi adalah mata-mata. Kitab Perjanjian lama yang memerintahkan mereka. Dan mereka sangat loyal pada ayat-ayat tersebut karena telah dimodivikasi sesuai keinginan. Beberapa waktu setelah peristiwa itu, terbit sebuah buku hasil caramah dan wasiat Osama yang dalam edisi Indonesia berjudul "Nasehat dan Wasiat Osama bin Laden". Dalam buku itu Osama mengaku pelaku pengeboman itu adalah orang-orangnya. Jadi terdapat benang merah yang menghubungkan antara keganjilan peristiwa itu dengan pernyataan Osama. Membuktikan denga tegas ledaka WTC adalah konspirasi AS dengan Osama, mata-mata terbaiknya. Kisah Osama mengingatkan kita pada film "Avatar" di mana seorang mata-mata dari tentara menyusup ke dalam komunitas manusia berkulit biru. Seorang intelijen harus bekerja total dan mereka harus benar-benara lebur secara prilaku dan mental ke dalam masyarakat yang disusupinya. Dia akan menjiwai perannya sehingga segala tindak-tanduk dan pikirannya sama sekali lebur ke dalam komunitas yang disusupinya. Lihatlah peran total yang dimainkan Snouck Hugrenje di Indonesia awal abad 20. Osama yang mendirikan Al-Qaida juga dapat menjadi alasan yang terkesan sangat alamiah untuk memainkan skenario terorisme di negaranegara muslim. Dengan adanya teroris di negara-negara muslim, maka semakin mudah bagi AS memainkan perannya untuk menciptakan keruh di negara-negara muslim. 266

Peran yang sama persis ingin dengan Osama ingin dimainkan Panju Gumilang. Beruntunglah majalah Tempo berhasil membongkar makar yang dia mainkan. Di kalangan aktivis, terutama aktivis gerakan Islam, mulai memahami bagaimana intel RI menyusup dengan sangat rapi ke dalam geraka-gerakan Tarbiyah yang ada di Indonesia. Mereka mengutus agennya untuk menjadi mahasiswa di universitas-universitas terkemuka di Timurtengah. Dengan itu, selain selalu memperoleh informasi yang detil dan akurat tentang garakan-gerakan Islam di nusantara, bahkan banyak diantara mereka yang menjadi pemegang setir garakan-gerakan itu. Dalam organisasiorganisasi itu, mereka berperan layaknya goalkeeper dalam posisi sepak bola: Mereka jarang tampil, mampu mengamati dengan baik jalannya permainan, selalu siaga, punya posisi penting di saat genting dan sangat bisa menentukan apakah mereka akan membiarkan gawang dibobol meski terkesan mereka telah bekerja dengan sangat tekun dan serius. Tidak jarang dari mereka yang menjadi kapten kesebelasan sebab tak tergantikan, punya dedikasi tinggi telah lama bersama "tim". Elit negeri telah menghibahkan bangsa ini kepada negara-negara asing yang kuat. Kelemahan ini malah semakin memperkuat negara kuat dan semakin melemahkan bangsa kita. Segala kebijakan kesannya berpihak pada rakyat dan senantiasa menjaga stabilitas negara. Namun di balik topeng itu, segalanya untuk kepentingan asing dan segelintir warga yang manjadi pengatur kebijakan negara. Narkoba menjadi wabah yang menggila di negara kita. Tampaklah negara prihatin dengan hal itu dengan sikap mendirikan Badan khusus yang fokus untuk menanggulangi bahaya Narkoba, BNN. Padahal segala narkoba yang amat berbahaya diproduksi dan atau bahan bakunya dari luar negeri. Catatan bahwa hanya elit pejabat, korporat dan pelajar saja yang sering bolak-balik ke luar negeri. Mengenai warga asing yang menjadi pemasok, adalah sangat sulit--meski sering dikesankan mereka adalah pelakunya karena sekali-kali disiarkan ditangkapnya pengedar narkotika warga asing--karena untuk berhubungan dan mengakses konsumen dari kalangan elit--karena memang barang ini mahal harganya--adalah sangat sulit untuk tidak terdeteksi pihak keamanan; apalagi lolos dari mata-mata mereka adalah mustahil. Demikian pula dengan maraknya terorisme di Indonesia. Media tidak henti-hentinya menyiar berita penindasan terhadap kaum muslim di berbagai belahan dunia. Ini otomatis menyulut kemarahan warga yang hampir semua muslim. Pemerintah dan semua tau bahwa muslim itu bagai satu anggota tubuh, bila salah-satu bagian sakit, maka semua ogan menderita. 267

Keluhan karena kemarahan dan penderitaan rakyat tidak diakomodir oleh negara sehingga mereka mengekspresikannya dengan membantai warga dari negara yang menyiksa kaum muslimin di berbagai belahan dunia secara legal formal. Sir Azyumardi Azra mengatakan haram hukumnya bagi kaum muslim membunuh non-muslim dari warga sipil. Guru Besar Sejarah, UIN Syarif Hidayatullah itu juga mengatakan perlu dilakukan objektivikasi nilai-nilai Islam ke dalam kebijakan hukum resmi negara. Saya menyatakan bahwa negara yang melegalkan pembantaian terhasap kaum muslim di berbagai belahan dunia menganut sistem demokrasi. Artinya setiap kebijakan negara termasuk legalisasi pembantaian jutaan muslim di berbagai belahan dinunia juga adalah berdasarkan amanah rakyatnya, rakyat yang sipil itu. Saya mengharapkan tanggapan penulis buku "Jaringan Ulama" itu dengan menjelaskan bahwa: bom bunuh diri itu adalah ijtihad yang dilakukan kaum muslim untuk membela saudara-saudaranya. Sebab, kata saya, "jaringan intenet" di Indonesia sangat lemah sehingga sanga sulit mengupload nilai-nilai budaya dan agama ke dalam sistem legal formal negara. Maksud saya adalah pemerintah sangat tidak akomodatif terhadap aspirasi masyarakat, Sementara elitnya sendiri hanya sibuk "mengobjetivikasi" kepentingan-kepentingan sendiri dan korporasi. Putra Minang itu menanggapi pernyataan saya dengan berbelit-belit. Dia menyatakan bahwa membunuh non-muslim juga tidak menyelesaikan persoalan. Mereka yang bertindak buruk, janganlah dilawan dengan keburukan pula, demikian kurang lebih pernyataannya. Dia menuding golongan muslim yang melakukah hal demikian sebagai khawarij. Saya sama-sekali tidak sepakat dengan pernyataan demikian meski juga tidak sepakat denga khawarij atau neo Khawarij sepeti aliran wahabi yang menganggap bid'ah kearifan masyarakat, namun bekerjasama dengan baik dengan Inggris untuk memecah-belah kaum muslimin jengan upaya hancurnya Ottoman akibat mudah sja diprovokasi melalui doktrin rasis. Duh, Wahabi. Kembali pada persoalan tadi, saya tidak sepakat dengan Azra sebab jelas-jelas dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan dengan tegas untuk membalas keburukan mereka setimpal dengan yang mereka (kafir) lakukan kepada muslim. Sir Azyumardi Azra menanggapi saya, bahwa dalam hal ini tidak perlu ijtihad sebab, katanya jumhur ulama telah sepakat bahwa membunuh sipil haram hukumnya. Dia berkelit tindakan itu malah mempersulit saudara muslim lainnya bila hendak ke negeri-negeri Barat. Saya pikir, toh muslim ke 268

sana kebanyakannya adalah elit negara untuk menghamburkan uang rakyat. Selainnya untuk study. Kalau studi di sama menghasilkan muslim seperti dia, maka untuk apa ke sana? Saya kira ijtihad tatap terus diperlukan sebab kita sadari bahwa persoalan yang dihadapi setiap masyarakat berbada-beda. Azra menanggapi saya dengan menyatakan larangan melawan musuh bila dapat dipastikan akan kalah. Subhanallah. Saya tersentak dengan tanggapan yang bunyinya demikian, saya terkejut. Bukankah Aceh sanggup mempertahankan kedaulatannya dari tangan kolonial karena keberanian masyarakatnya yang dimotifasi oleh keimana yang tinggi dan penyerahan diri yang uruh pada Allah. Sehingga seharipun mereka tidak sempat diperintah apalagi dijajah kafir. Bukankah sumber kekuatan kaum muslim adalah dengan tidak menggantungkan harapan pada apapun seianl Allah. Kenapa ruh jihad yang semestinya ditanamkan pada setiap jiwa kaum muslim dan harus selalu dipelirara malah di dangkalkan dan ingin di cabut oleh seorang cendikiawan yang diangung-agungkan dan dikagumi generasi muda hari ini. Misris saya mendengannya. Selaku muslim saya sedih dan menyesal mendengar pernyataan ini. Namun saat menanggapi pernyataan saya dengan berputa-putar dan ngelantur itu, dari garak tubunya, dari raut wajah dan sorot matanya, saya tahu Sir Azra sedang melawan jeritan nuraninya. Saya sadar saat itu dia sedang berkecambuk dengan hatinya. Iman dan jiwanya tidak ingin mengatakan itu. Namun dia terlihat berusaha agar thesis saya terbantahkan karena tidak ingin menyulut apa semangat kaum muslimin sehingga bangkit melawan tiran yang telah lama menjajah dan membelenggu kita; yang menghinakan Islam dan kaum muslimin. Sebuah tema mengusung semangat penumpasan terorisme secara komprehensif digelar Badan Negara Penanggulangat Teroris. Semua pembicara yang berjumlah sembilan orang semuanya sepakat terorisme itu negatif. Saya kira tidak ada sebuah solusi komprehensif bisa diselesaikan dengan mendudukkan orang-orang yang punya kesamaan pandangan. Kenapa pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) bisa diselesaikan denga tuntas? Karena dialog adalah langkah yang mereka tempuh. Kenapa mereka menempuh jalan dialog? Karena berkeinginan mengakhiri konflik. Kapan para pemikir yang mendukung aksi teror diajak duduk negosiasi dan berdialog? Tidak pernah. Malah mereka menangkapi tokohtokoh panutan para pelaku teror. Mereka tahu sikap seperti ini hanya akan memperparah tindakan teror. Mereka memang terus ingin terorisme ada di Indonesia. Dengan itu, suplay dana dari AS dkk yang jumlahnya luar biasa 269

tinggi masih terus mengalir ke kas lembaga keamanan itu. Dengan itu siapa yang diuntungkan dengan adanya terorisme? hihihi Kalau terorisme sudah tidak ada lagi, maka BNPT harus segera dibubarkan. Bila lembaga itu dibubarkan siapa yang akan "kehilangan pekerjaan"? Tidak ada orang yang mau jadi "pengangguran". Bahkan UU no. 15 tahun 2003 yang mengatur tentang pidana terorisme dianggap reaktif oleh ketua Lazuardi Birru. Maksud dia, UU itu disahkan atas reaksi terhadap Bom Bali I. Menurutnya, UU tentang tindak terorisme perlu kajian mendalam dan komprehensif agar solutif. Lebih parahnya terorisme dijadikan alat advokasi UU Intelijen yang membolehkan intel mencomot warga hanya karena alasan dugaan. Yang dicomot diinterogasi selama tujuh hari-tujuh malam tanpa dibenarkan dijenguk siapapu, tanpa ada yang boleh mengetahui dia ditempatkan di mana. Parahnya lagi dia tidak boleh didampigi pengacara. Bahkan akan sangat sering tidak ada yang tahu dia hilang, kenapa. Padahal tindakan seperti ini hanya berlaku di kawasan yang ditetapkan sebaga daerah operasi militer. Indonesia ditetapkan sebagai wilayah darurat militer! Kenapa tidak menempuh jalan dialog? Jawabannya dapat kita ketahui bersama. Hahaha: Drama Terorisme!

270

Cairan Kehidupan Bahwa di dalam rahim adalah segalanya cairan sehingga proses "revolusi" mani hingga menjadi bayi terus bergulir. Bahwa aku pernah menulis dalam catatan FB "Manusia hasil evolusi alam tertinggi": momen menjelang alam "menghasilan" manusia dari mineral (yang persis seperti proses mani menuju bayi) adalah kondisi alam di mana saat itu air dengan udara tidak punya "building block". Bahwa teknologi modern telah menghasilkan 'Total Liquid Ventilation' yaitu cairan yang yang malah membantu pernafasan namun dirasa seolah tenggelam dan merasa kesadaran (ruh) lepas sama-sekali dari badan dan saat itu sama-sekali lepas dari indra, badan, waktu, mesasa sangat ringan bagai sedang melayang(lepas dari gravitasi--sehingga menduga diri telah mati. pengalaman ini persis seperti saat sedang dalam keadaan mistik (suluk).

271

Latihan untuk Pelatih Melatih orang yang siap untuk diterjunkan ke lapangan memang sulit. Namun, melatih pelatih untuk melatih orang-orang adalah perkara yang lebih sulit lagi. Pelatih para pelatih harus lebih teliti dan bijak menentukan ke mana arah yang tepat para calon pelatih itu diarahkan. Bila arahnya telah ditentukan, kitapun harus selalu cermat melihat apakah setiap langkah yang diambil tidak melenceng dari arah yang telah ditentukan. Merumuskan dan menentukan metode yang tepat bagi para pelatih sangat penting. Di samping itu, menentukan target adalah kebijakan yang memerlukan kreativitas serta integritas tinggi. Setidaknya terdapat tiga target penting yang harus dicapai sebuah organisasi dalam melatih para pelatih: (1) menciptakan akselerator; (2) mainstraming dan; (3) menguatkan capital building. Akselerator memang sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi yang sedang collapas dan organisasi yang sedang melakukan sebuat terobosan besar atau ingin melakukan sebuah reorientasi. Namun dalam kondisi normal, akselerator diperlukan bagi anggota yang ingin melakukan sebuat terobosan besar atau anggota yang memiliki kapasitas kemampuan yang di atas ratarata. Keputusan menjadikan anggota tersebut sebagai akselerator harus telah melalui proses ferivikasi terhadap tiap person dimaksud dan benar-benar telah diperhitungkan dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi. Para calon pelatih harus diberi kesadaran akan adanya potensi pesertanya nanti dan mereka (calon pelatih) adalah termasuk orang-orang yang selalu peka terhadap kondisi organisasi. 272

Setiap organisasi harus terus konsisten terhadap visi dan misi yang telah diusung. Dan bila perlu, sebuah tim perlu dibentuk untuk untuk mengawal dan menjaga visi-misi organisasi. Tim ini bertugas memberi laporan pada pimpinan organisasi agar dapat ditentukan arah ke mana para pelatih calon pelatih dapat menekankan orientasi dan mengetahui bekal seperti apa yang paling cocok diberikan pada para calon pelatih. Untuk membangun capital building mumpuni, sebuah organisasi meniscayakan pemenuhan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan memiliki infrastruktur yang cakap. Menciptakan SDM tangguh tanggung jawabnya terletak pada pundak para pelatih calon pelatih. Organisasi kaderisasi harus memfokuskan diri pada pemenuhan fasilitas yang mampu mewadahi minat, bakat serta kreativitas para kader. Organisasi ini dapat mengambil alternatif dengan memasukkan para kadernya ke dalam struktur tingkat bawah supaya dapat secara sadar memiliki tanggungjawab untuk berkarya. Para calon palatih harus diberi bekal agar mereka mampu mengorganisir konflik dengan baik. Konflik dalam tubuh organisasi sering menjadi malapetaka bila tidak mampu diorganisir dengan baik. Sebab itu, para calon pelatih wajib memiliki bekal mengelola konflik. Masa depan organisasi kaderisasi segera berakhir bila setiap anggotanya tidak mampu secara cerdas mengelola realitas penghalang kinerja. Realitas penghalang harus mampu dipahami dengan baik sehingga para kader organisasi dapat mensiasati hambatan-hambatan menjadi peluang. Kadang kadang cara yang terkesan licik juga dapat diterapkan meski ini bukan satu-satunya jalan keluar. Namun itu lebih baik daripada bersikap frontal terhadap realitas tanpa menyadari potensi organisasi. Kenekatan para kader sering menjadi penyebab jatuhnya banyak organisasi kaderisasi. Untuk dapat menjadikan hambatan sebagai peluang, para calon palatih harus mampu memotivasi para kader agar memiliki kapercayaan diri tinggi dan memiliki loyalitas tinggi. Kepercayaan diri harus dibarengi dengan kesadaran akan potensi dari dan organisasi. Perlu ditekankan bahwa pada mental-mental yang tangguh akan melahirkan strategi-strategi cemerlang. Organisasi yang memiliki kader-kader seperti ini termasuk organisasi yang beruntung. Tidak bisa dipungkiri sering loyalitas para kader organisasi kaderisasi adalah berdasarkan peer group.Loyalitas seperti ini adalah loyalitas yang rapuh dan selalu mengancam organisasi. Organisasi harus mampu menciptakan loyalitas ideologis namun realistis. Untuk menanamkan loyalitas seperti itu, para calon pelatih harus dibekali keahlian mengekspektasi peserta dengan baik. 273

Para calon pelatih juga harus paham tentang kondisi aktual serta tidak melihat sesuatu apa adanya. Para calon pelatih harus memiliki cara pandang yang positif lagi kritis. Strategi ini adalah cara agar kita dapat mengetahui suatu informasi secara mendalam. Berpikir negatif terhadap suatu persoalan langsung membuat kita memberi suatu penilaian pada suatu peristiwa. Sebaliknya bila cara berfikirnya positif, kita dapat terus memberi minat untuk terus melakukan eksplorasi pada suatu informasi. Nalar kritis akan berhenti ketika akal telah memberikan penilaian pada sesuatu. Bila sebelumnya kita kekurangan informasi, maka pada era informasi saat ini kita menghadapi persoalan baru yaitu kebanjiran informasi. Pekerjaan yang berat bagi para calon pelatih adalah memberi kesadaran dan cara bagi anggotanya agar mereka mampu memferivikasi informasi. Kita harus sadar bahwa media massa yang begitu banyak adalah alat bagi kepentingan tertentu. Artinya tidak ada media massa yang sejujur-jujurnya dalam menyampaikan informasi. Semuanya telah dikemas bagi orientasi tertentu. Publik tidak dibiarkan bebas menyikapi suatu informasi kecuali pengopinian telah dibentuk dalam kemasan sebuah informasi sehingga tidak ada berita yang independen, apa adanya. Persoalan ini perlu disadari mengingat dalam menyikapi setiap keputusan atau menentukan sebuah kebijakan, pastilah berdasarkan informasi yang diterima. Kita sadar bahwa siapa saja yang punya infrastruktur terbaik adalah yang keluar menjadi pemenang dari setiap persaingan. Namun perlu juga disadari bahwa di atas sikap pragmatik yang luar-biasa menggila, orangorang rindu akan rumah jiwa yang teduh dan sejuk. Pada itulah mereka menemukan kenyamanan dan kedamaian. Oleh karena itu, sebuah organisasi yang senantiasa mengingatkan manusia akan eksistensinya perlu harus tetap eksis. Organisasi inilah yang mampu melatih manusia untuk menjadi manusia, bukan alat dari korporasi, bukan bagian dari mesin, namun sebagai wakil Tuhan di muka bumi.

274

Alam Mistik Allah tidak berbentuk dan tidak berwujud sebagaimana wujud-wujud yang dapat kita persepsikan dengan indra kita. Jadi, menurut teori logika, Allah tidak dapat dipersepsikan dengan indra. Mengikuti penalaran ini, Saat mi'raj, Nabi Besar tidak melihat Allah melalui mata kepalanya. Namun bila akal intuitif dilibatkan, maka akal ini dapat digunakan untuk "mempersepsi" Allah. Sementara akal praktis, jangankan untuk mempersepsikan, membayangkannya saja tidak mampu. Lebih ekstrim, Sir Muhammad Iqbal menggolongkan mi'raj Nabi sebagai pengalaman mistik. Akal intuitif tidak membutuhkan indra, dia hanya perlu latihan yang sering dan secara terus menerus. Bila akal ini sering digunakan, maka kelak untuk melihat Allah tidaklah begitu sulit. Melatih akal ini adalah dengan seringnya shalat, doa dan zikir yang benar-benar khusyuk. Namun yang agak sulit dipecahkan adalah persoalan apakah intuisi ini menuju pada arah yang sama. Bila jawabannya "ya", maka apalah bedanya antara pengalaman sufi dengan orang-orang mistik agama lain dan orang-orang yang mabuk anggur? Muhammad Iqbal mengatakan, pengalaman mistik ini tidak dapat diidentifikasi dengan menggulakan nalar praktis. Karena itu, kita hanya dapat memferivikasinya pada tindakan praktis yang dilakukan seseorang yang telah mengalami pengalaman mistik. Pengalaman mistik agama manapun akan memebikan energi positif pada pelakunya, sehingga sangat mudah membedakan antara orang yang mabuk anggur dengan pengalaman mistik keagamaan. Namun, bisakah kita membedakan pengalaman mistik setiap agama? Asumsi pertama yang dapat kita pakai adalah, dengan menemukan perbedaan antara pengalaman mistik keagamaan dengan mabuk anggur, maka kita dapat menaruh harapan akan adanya perbedaan pula pada pengalaman mistik setiap agama. Pengenalan akan akan pengalaman material adalah dengan memferivikasi materi-materi berdasarkan keidentikan warna, rasa, bau dan bentuk. Kita dapat mengenal sebuah kursi setelah memilah-milih segala materi di sekitar kursi lalu menyusun sebuah wujud benda (kursi) di dalam benak kita. Sebenarnya pengalaman mistik juga memiliki arah ruang tertentu. Pengalaman mistik bukanlah sebuang ruang kosong yang maha luas sehingga pada satu tempat yang sama itulah semua pengalaman mistik dari setiap individu yang sedang "dimabuk" berada. Setiap individu memiliki ruang masing-masing dalam pengalamannya sehingga memberi kesan masing-masing. Dengan itu adalah 275

niscaya pula hasil yang berbeda didapatkan. Namun persoalannya adalah, karena akal praktis, tempat setiap individu berinteraksi, tidak mampu ngengidentivikasi "jenis" dan sifat alam mistik yang dialami. Sehingga terkesan sama pengalaman mistik yang dialami setiap individu. Bahkan, setiap pengalaman mistik punya arahan atau orientasi yang berbeda jauh. Misalnya kenikmatan yang dialami psikopath saat sedang atau setelah membunuh adalah sangat berseberangan dengan kenikmatan zikir yang dialami sufi. Karena berbedanya pengalaman mistik setiap agama, maka melalui Filsafat Pareniel, tidak ada yang namanya kesatuan agama-agama sebagaimana yang diserukan Seyyed Hossain Nasr dan sekutunya.

276

Aliran-aliran dalam Islam Kalau ada kawan-kawan Syi'ah yang menganjurkanku masuk Syiah, aku akan mengatakan begini: Saya sudah sangat mempermalukan Sunni dengan cara shalat saya yang dianggap aneh, jadi saya tidak ingin mempermalukan Syi'ah pula. Saya tidak suka melihat wajah-wajah orang Muhammadiyah--yang gemar shalat zikir dan sering berdoa--namun hitam pekat. Saya sangat suka menghujat orang-orang dayah (pesantren tradisional Aceh). Lelah menghujat, setelah mempelajari banyak kelompok dan banyak ragam-cara beribadah, sata memutuskan mereka jugalah yang terbaik. Berlawanan dengan Muhammadiyah, ulama dayah wajahnya kelihatan sangat derah dan berseri-seri. Semua ras bangsa layak hidup di muka bumi. Tapi tidak bagi Bani Israil. Semua agama yang telah diwahyukan dalam kitab suci lumrah dan dapat diterima keberadaannya, tapi tidak bagi agama Yahudi. Keberadaan Bani Israil hanyalah untuk menanamkan bibit perpecahan antar ras dan suku bangsa. mereka menyusup ke dalam semua ras lalu melakukan provokasi, intrik dan agitasi. Keberadaan mereka di setiap ras dan suku bangsa awalnya mengadarkan setiap ras awalnya menyadarkan setiap ras akan adanya perbedaan antar masing-masing ras. Kemudian mereka membius setiap ras yang mereka susupi agar masing-masing ras merasa ras merekalah yang paling unggul. Semangat keunggulan ras itu semakin diperbesar hingga menimbulkan rasa benci pada ras selainnya dan akhirnya masing-masing ras menganggap ras lain tidak patut dan harus diberangus karena hina dan mengancam. Dalam agama, Bani Israil mengaku selalu merindukan rasul untuk mengajak mereka ke jalan yang benar. Namun setiap rasul yang diutus kepada mereka, mereka mengingkarinya. Selalu begitu. Setiap agama bisa hidup rukun dan damai kecuali ada orang Yahudi. Yahudi akan selalu melakukan usaha agar ummat antar agama terpecah belah. Perpecahan pertama dalam agama Islam terjadi karena provokasi orang Yahudi kepada Mu'awwiyah. Aliran Khawaruz juga sangat ketara dimotori Yahudi. Indikasinya dari cara mereka memandang Kitab Suci dan dari ciri-ciri tindakan yang mereka putuskan. Aturan agama kita yang dirumuskan Nabi sebenarnya sangat sederhama dan mudah dikonsumsi oleh siapapun, semua level, tidak peduli ilmuan maupun awam yang tidak mampu baca-tulis sekalipun. 277

Filsafat dan tasawuf sebenarnya bukanlah berasal dari ajaran Islam. Dianya adalah hasil deri asimilasi Islam dengan kebudayaan setempat. Di Tanah Melayu dan Anak Benua, Tasawuf jadi populer karena latar belakang masyarakatnya adalah budaya Hindu yang cenderung mistik dan esoterik. Di Persia dan Rum, Filsafat lebih digaderungi karena masyarakat di sana sebelum Islam tidak sempat hidup dalam bius. Kebesaran negara yang mereka miliki menuntut mereka untuk rasional dan objektif untuk mempertahankan dan mengisi kedaulatannya yang besar. Filsafat dan Tasawuf memang tidak dilarang oleh Islam, namun malah nilai-nilainya mengapresiasi budaya tersebut. Namun ketika para filosof mendakwahkan filsafat adalah wajib dan sufi mengumandangkan tasawuf adalah mutlak, maka mereka menjadi golongan orang yang dikecam Nabi. Kedua pihak itu berkeras bahwa tasawuf dan filsafat adalah murni ajaran Islam. Mereka termasuk golongan yang selalu dikecam Nabi. Nabi selalu memperingatkan agar tidak mempersulit persoalan agama ini karena ummat dari agama terdahulu merusak agamanya dengan cara seperti ini. Berseberangan dengan itu, terdapat pula segolongan ummat yang mengaku khawatir dengan ajaran Islam yang banyak menyimpang dari apa yang diajarkan Nabi. Mereka mengklaim dirinya sebagai golongan yang datang untuk memurnikan akidah ummat. Mereka menganggap bid'ah berbagai produk kebudayaan setempat. Di satu sisi mereka berjasa menyadarkan ummat untuk mengetahui mana produk agama, mana produk budaya. Pada sisi lain mereka telah mengabaikan karya-karya manusia yang sebenarnya berguna sebagai solusi persoalan kehidupan mereka. Produk kebudayaan adalah kerja kreatif manusia dalam menselaraskan eksistensi mereka dengan alam, lingkungan dan interaksi antar individu. Di samping itu, golongan ini telah menyesatkan hukum Islam dengan menyatakan bahwa banyak dari karya measyarakat dilarang dalam Islam. Mereka terlalu rajin menjalankan perintah Islam, namun tidak mampu menciptakan harmonisitas dengan alam dan lingkungan. Maka tidak heran golongan ini dianggap aneh oleh masyarakat. Yang melahirkan sikap mereka seperti ini adalah kegagalan mereka menemukan makna metafora dalam teksteks Islam. Mereka menafsirkan Al-Qur'an dan Hadits secara literal. Sikap seperti ini sangat berbahaya bagi agama. Penyebab dominan agama sebelum Islam kehilangan orisinilitasnya adalah karena sikat ummatnya seperti golongan ini. Mereka seperti tokoh antagonis Mal'akh dalam novel Dan Brown, The Lost Symbol. Kegagalan menemukan jiwa Islam seperti ini berlaku pula bagi sikap Syi'ah. Golongan yang lahir karena sakit hati ini memiliki pola pikir yang 278

sama seperti Yahudi. Mereka bersikeras Ali harus menjadi Khalifah perngganti Rasul. Padahal dari segi kejiwaan, ucapan Nabi: Ali untuk menjadi pengganti belliau tidaklah serta-merta untuk menjadi pemimpin ummat. Kalau saja maksud Nabi untuk menegaskan Ali menjadi pemimpin ummat setelah beliau wafat, maka pasti Ali yang ditunjuk sebagai imam shalat saat beliau sakit, bukan Abu Bakar. Lagi pula bila instruksi Nabi Ali sebagai Khalifah, maka tidak serta-merta harus langsung diangkat begitu Nabi wafat. Artinya didahului beberapa orang lainnya, juga adalah mungkin. Lebih parahnya, saking fanatiknya pada Ali, mereka berani mangklaim ayah Ali, Abu Thalib adalah termasuk muslim. Padahal dengan tegas Ayat Al-Qur'an merekam bagaimana Nabi untuk tidak bersedih meski Abu Thalib tidak termasuk muslim. Mereka juga menyatakan Nabi tidak menyusu pada halimah. Alasan mereka, Nabi terlalu suci untuk minum dari air susu seorang seperti Halimah. Syi'ah juga mengingkari Nabi dibelah dadanya oleh Jibril untuk dicuci hatinya dengan air. Kata mereka, hati yang dicuci itu adalah immaterial, jadi mustahil dicuci dengan materi air. Mereka menaruh sekat yang sangat besar antara materi dan non materi. Ini karena tafsiran mereka terlalu literal sehingga perkembangan ilmu pengetahuan akan serta-merta mementahkan konsep mereka. Teori Kuantum dan ilmu Neotic akan mencampakkan ide mereka ke dalam keranjang sampah. Mereka ingin memposisikan Nabi seperti para dewa dalam mitologi Hindu. Seorang teman Syi'ah ayat tentang Nabi bermuka masam karena sikap seorang awam yang tidak sopan saat Nabi menerima seorang tamu. Katanya yang bermuka masam itu bukan Nabi. Dia ingin mengsankan Nabi seperti malaikat atau benda mati yang sama-sekali tidak beremosi. Jadi, dengan itu, kalau tapak sepatu diletakkan di wajah beliau, maunya dia, nabi tak bergeming. Perayaan hari Asy-Syura yang masih digelar hingga hari ini dinilai adalah untuk terus merawat permusuhan. Menyisa diri untuk mengenang Hussain, saya kita, adalah pukulan dan sindiran yang mata tajam dan keras kepada Sunni. "Kepada siapa lagi ingatan tentang permusuhan dan terus merawat dendam selain kepada Sunni" kata seorang teman. Saat ini Syi'ah sedang sangat gencar menyebarkan alirannya di Indonesia. Mereka punya kekuatan dengan banyaknya uang yang dimiliki Negara Iran. Mereka menempuh beragam cara untuk mensukseskan misi ini: antara lain dengan membuka perguruan tinggi. Melalui cara ini, nantinya diharapkan putra Indonesia yang menjadi alumni kampus mereka dapat menjadi agen yang dapat mendakwahkan ajaran Syi'ah kepada masyarakat Indonesia. Cara lain adalah dengan memberikan kesan pada masyarakat bahwa Iran sangat konsen memerangi Israel. Tentu saja melalui stigma ini 279

mereka dapat berharap banyak, sebab masyarakat Indonesia sangat geram dengan Israel dan sangat prihatin dengan saudara mereka di Palestina: sementara mereka tidak dapat berbuat banyak. Syi'ah beranggapan shalat hanya tiga waktu. Mereka merujuk pada ayat Al-Qur'an yang menyerukan shalat pada waktu berbit fajar, matahari tergelincir dan matahari tenggelam. Mereka memang mengakui "jenis" shalat (fardhu) ada lima, namun shalat zuhur disatukan waktunya dengan ashar dan maghrib disatukan dengan isya'. Pemaksaan mereka untuk waktu seperti ini rupanya ingin menyamakan seperti ajaran Zoroaster yang melakukan ibadah pada waktu terbit, tergelincir dan terbenam matahari. Dengan ini, mereka ingin mengesankan seolah-olah ajaran Islam adalah "terusan" daripada Zoroaster. Padahal Nabi sendiri tidak pernah mempraktikkan cara shalat seperti mereka. Cara mereka mentafsirkan Al-Qur'an lebih para daripada cara Yahudi memperlakukan kitab sucinya. Dengan ini pula, mereka mengabaikan Hadits secara total, bahkan pada aturan yang paling substansial dari agama Islam (shalat). Sikap seperti ini hampir sama dengan yang dilakukan Muhammadiyah di Indonesia. Mereka melakukan shalat tarawih seperti yang dilakukan Nabi di kamarnya, bukan seperti yang ajarkan (dipertunjukkan) oleh beliau. Nabi shalat tarawih empat rakaat sekali salam sebanyak delapan rakaat. Ini yang dilaporkan Aisyah. Sementara cara shalat yang diperlihatkan Nabi pada ummat adalah sebanyak 20 rakaat dengan salam setiap dua rakaat. Banyak riwayat yang menyatakan Nabi shalat hampir sepanjang malam. Jadi tidak mungkin pada kesempatan bulan Ramadhan Nabi shalat cuma delapan rakaat. Kemungkinan saat Nabi shalat pada rakaat kedelapan Aisyah tertidur. Orang Muhammadiyah hitam-hitam dahinya karena menekan kepala terlalu keras saat sujud. Padahal menurut orang dayah, umpama ada kapas antara dahi dan lantai saat bersujud, kapas itu tak boleh tertekan, demikian perumpamaan. Maksudnya memang menekan kepala terlalu keras tidak dianjurkan. Saat bersujud yang perlu "ditekan" adalah bahu supaya tulang punggung lurus. Dengan itu aliran darah menjadi lancar ke otak dan seluruh bagian tubuh. Tulang punggung adalah sumber dan sebab segala sakit dan sehat. Akibat terlalu menekan kepala, orang-orang Muhammadiyah, kebanyakannya, wajahnya menjadi hitam; ini diakibatkan karena penumpukan darah yang berlebihan di kepala. Darah yang kotor itu menjadi hitam dan merubah wajah menjadi pekat. Saya membandingkan wajah-wajah orang Muhammadiyah dengan wajah-wajah cerah ulama dayah, bagaikan bumi dengan langit. Ulama-ulama dayah yang kita kenal ortodok, ekslusif dan tidak berwawasan itu wajahnya 280

sangat bersinar dan mengundang wajah untuk kembali menoleh dan mata ingin terus menatap. Melihat wajah mereka, hati menjadi teduh. Wajah mereka bersih bercahaya, dahi mereka bersih meski "hampir setiap menit" mereka bersujud. Memang banyak aliran yang aneh dalam menyikapi perilaku Nabi. Jamaah tabligh misalnya, mereka rela berjalan kaki puluhan kilometer karena takut naik mobil. Alasannya Nabi tidak naik mobil, takut bid'ah. Jenggot mereka panjangkan selebat mungkin karena ada hadits yang menyerukan ini, mesi dahak dan ingus menyangkut, tak masalah. Baju putih dianggap sunnah meski telah berubah warna dengan sendirinya karena tak pernah dicuci. lebih parah lagi LDII yang menganggap muslim selain mereka adalah najis. Bila ada orang di luar jamaah mereka shalat di masjid yang mereka kuasai, konon, setelah orang itu meninggalkan masjid segera dicuci tempat-tempat yang tersentuh muslim tadi. Cara beragama masyarakat belakangan memang semakin aneh. Tasawuf yang nyata-nyata bukan peninggalan Islam dianggap sebagai konsep Islam yang paling ideal. Karena seringnya stigmatisasinya, maka jadiliah ummat mengamini pernyataannya sebagai kebenaran. Padahal tasawuf-tasawuf itu kebanyakannya lebih mirip sebagai agama Hindu, baik dari segi kemasan maupun filosofinya. Tasawuf adalah perusakan agama yang dianggap sebagai kebenaran yang sebenarnya; persis seperti orang-orang Hindu dan agama-agama lainnya yang melencengkan ajaran nabi-nabi mereka setelah lama mereka ditinggalkan. Islam juga dirusak kebenarannya oleh Tasawuf kira-kira 300-400 tahun setelah Nabi wafat. Sama seperti Tasawuf, Filsafat juga sebenarnya adalah hasil daripada asimilasi Islam dengan kebudayaan setempat. Para filosof muslim menuding berfilsafat adalah perintah mutlak dari Al-Qur'an. Ayat-ayat yang menyinggung tentang "ulil albab" dan perintah untuk berfikir dijadikan dalil. Padahal masud daripada ayat-ayat tersebut adalah untuk merenung sejenak tentang kebesaran Allah di alam lalu dengan itu bertambahlah keimanan. Ayat-ayat tersebut berbeda sama sekali dengan ajaran "filsata Islam", baik aliran Peripatetik maupun Illiminasi. Terkesan pembahasan ini untuk menghujat berbagai aliran dan mendukung ajaran dayah. Dayah juga memiliki kekurangan karena menganut sistem otoritas persis seperti yang dianut sistem gereja Katolik. Menyematkan mereka dengan gelar "Islam Katolik" juga tidak berlebihan dengan catatan tidak pernah lupa mencantumkan tanda kutip ("..."). Bahkan bila sistem ini terus dipertahankan, maka Islam yang mereka anut lama-kelamaan nasibnya akan persis seperti ajaran Hindu yang Kitab Wedanya tidak hanya tidak mampu dibaca ummatnya, bahkan pemegang otoritas agama sekalipus telah tidak mampu lagi membacanya. Model tarikat yang mereka anut yang sangat identik dengan sistem mistik Hindu, akan lebih mudah mempercepat mereka menjadi "Hindu" "kembali". Saya berikan tanda kutip (") pada kata 'kembali' karena memang agama di Tanah Melayu dan Nusantara sebelum Islam adalah Hindu. Lebih jauh lagi, dayah, bahkan, konon adalah Islamisasi sistem shaolin.

281

Gita Seperti apakah wajah Islam di milleniun ketiga ini? Banyak kalangan yang berspekulasi mengenai hal ini sesuai tingkat, spesifikasi disiplin ilmu dan wawasannya masing-masing. Seorang kandidat Doktor dari Universitas Ibnu Khandun mencoba "meluruskan" makna fitnah sesuai dengan gagasannya. Menurutnya fitnah adalah menghalang-halangi orang beribadah kepada Allah.Tidak ingin menyelami betul maksud dari pendapat orang Sulawesi Selatan itu, nalar saya langsung menemukan gagasan bahwa fitnah itu adalah ketidaksesuaian sistem dengan nilai. Masyarakat Islam Indonesia yang dengan alasan pluralisme dan kebebasan beragama menolak diberlakukannya Islam sebagai sebuah sistem. Mayoritas masyarakat Islam Indonesia memang beragama hanya berdasarkan kebiasaan turun-temurun sehingga tidak mengenal dengan baik agama mereka sendiri. Bahkan sampai-sampai banyak ummat Islam di negeri ini yang alergi mendengar kata 'Islam', agama mereka sendiri. Ini aneh, tapi nyata! Padahal menurut informasi Al-Qur'an, garis-garis besar hukum yang diperintahkan dalam Islam untuk diatur sebagai aturan legel-formar seperti hukuman bagi pezina, pembunuh dan hukum waris adalah sama dengan isi kitab suci lain sebelum Al-Qur'an. Artinya hukum-hukum di atas adalah bersesuaian dengan hukum bagi agama-agama samawi lain. Tapi sayangnya kitab suci sebelum Al-Qur'an telah menyimpang jauh dari aslinya. Bahkan agama-agama yang dianggap "non-samawi" menurut perspektif umum masyarakat Islam. Beberapa tahun yang lalu saya pernah berdiskusi dengan Prof. Hasbi Amiruddin dari IAIN Ar-Raniry, kami sepakat bahwa agama-agama seperti Budha dan Hindu, sebenarnya aslinya berasal dari agama samawi juga dan nabinya juga menyerukan menyembah Allah Maha Esa meski selanjutnya agama-agama itu diselewengkan oleh pemegang otoritasnya. Dalam kasus Hindu saya melihat teks suci agama ini ditafsirkan secara literal (mentah) oleh pemegang otoritasnya. Mereka mendegradasikan teks suci mereka yang kaya makna dengan tampilan metaforis ke dalam

282

bentuk akal formal. Kemungkinan pendegradasian ini kerena pengaruh logika formal yang dibangun di Yunani, namun bila bukan karena alasan itu, maka sesungguhnya akal manusia inginnya memaknai segala sesuatu dengan perlambangan-perlambangan konkrit yang dekat dengan kehidupan (baca: sesuai dengan kebiasaan objek yang dikonsumsi akal). Berikut ini saya coba menanggapi beberapa ungkapan dalam karya Sri Srimad A.C Bhaktivedanta Swami Prabhupada, "Bhagavand Gita Menurut Aslinya" (selanjutnya: Gita) yang saya harap dapat membuktikan pernyataan saya di atas dan juga berkepentingan untuk menemukan inspirasi tasawuf dari literatur itu yang berguna bagi kita dalam menanggapi tasawuf terkait pokok pembahasan kita. Di samping itu, pengakuan kami bahwa sebenarnya agama Hindu adalah agama samawi mendapat dukungan dengan banyaknya kesamaan antara teks suci agama tersebut dengan pesan-pesan Islam. Atau kalau memang pernyataan kami tidak tepat, maka semakin menguatkan pernyataan Ibnu Tufayl yang menyatakan akal manusia juga mampu menemukan Tuhan sebagaimana dia rekam dalam novelnya, "Hayy Ibnu Yaqzal". Melalui Gita, konsep Hindu menyatakan ruh mengikuti manusia sejak dari janin, bayi, terus tumbuh dewasa dan mati. Namun ketika mereka mengatakan roh berpindah ke badan yang lain saat badan sebelumnya mati adalah kekeliruan penafsiran. Sebab maksud yang bertujuan menginformasikan bahwa ruh itu akan dikembalikan ke jasad semula sulit mereka percayai. Apalagi Hindu melakukan pembakaran pada mayat. Hal ini semakin membuat akal mereka sulit mempercayai jasad yang telah menjadi abu dan di sebarkan ke air untuk berkumpul kembali dan hidup kembali. Tapi melalui Al-Qur'an, Allah menyatakan mengumpulkan materi jasad yang telah tersebar ke mana daja adalah mudah bagi-Nya. Bukankah Allah mampu menciptakan manusia awalnya dari tiada. Teori Emanasi Al-Farabi menyatakan Allah adalah Akal Pertama. Melalui akal inilah manifesi akal-akal lainnya terjadi hingga akal manusia untuk mempersepsikan alam semesta. Ide ini mungkin diilhami dari hadits tentang Nur Muhammad: Konsep Gita yang mengatakan manifestasi ruh Krisna kepada Vivasvan, lalu sebagai Manu dan akhirnya menjadi Iksvaku lebih sesuai bagi teori Emanasi, baik dari segi epistemologis maupun metodologis. Dalam kajian kita, di sini, yang "bermasalah" bukan Hindu namun sufisme. Baiknya sesaat lagi saja kita bicarakan mengenai masalah-masalah yang ditimbulkan sufisme. Gita mengistilahkan penumpang kereta kuda sebagai ruh manusia; badan diumpamakan keretanya kereta; kecerdasan diistilahkan sebagai kusir; pikiran layaknya tali kendali dan lima kuda sebagai lima 283

indera. Jadi ruh pada hakikatnya yang memiliki tujuan yang pengendalian tindakan untuk mencapai tujuan itu diserahkan kepada "perangkat" perangkat lainnya. Akal adalah penentu arah pikiran ke mana indra itu di arahkan. Ke mana indera diarahkan maka ke sanalah tubuh bergerak. Kepada arah mana tubuh itu dibawa, maka ke sanalah ruh sampai. Sufi sufi gemar mengambil metodologi ini dengan mengganti analoginya. Hamzal Fansuri mengistilahkan "perangkat-perangkat" manusia seperti sebuah perahu beserta perangkat-perangkatnya. Sementara Ibnu Arabi mengistilahkan "perangkat-prangkat" manusia dalam sebuah struktur sosial. Naquib Al-Attas menjelaskan ruh dalam urusan berfikir disebut akal, dalam wadah segala isi pikiran disebut hati dan dalam tampilan diri disebut jiwa. Penjelasan ini lebih kurang terkait dengan analogi yang dibaut dalam Gita. Seperti sebuah gulungan film yang diputar secara perlahan, badan kita sedikit demi sedikit setiap detik berubah tanpa kita sadari. Hal inilah yang perlu kita sadari menurut filosofi Hundu. Islam juga sepahan dalam penjelasan ini. Karena Nafsu menutup kesadaran murni manusia, maka tujuan ruh sering terselewengkan. Menurut Gita, Tuhan terlahir dalam segala persolalitas, manusia juga demikian, tapi manusia lupa dengan semua alam pengalaman yang pernah mereka lahir sebelumnya. Tapi Tuhan tak pernah lahir dalam badan rohani dan badannya tidak merosot meski masih terus berinkarnasi. Tuhan lahir berperan sebagai sosok yang berbeda-beda namun masih mengingat semua kelahirannya sehingga membuatNya dapat mengalami berbagai peran secara sekaligus. Pemahaman ini lahir dari kesalahan penafsiran atas sifat-sitat Tuhan. Akal mereka tidak mampu menyanggupi sebuah kenyataan satu Dzat namun memiliki banyak Nama dan Sitat secara sekaligus. Bahkan hingga hari ini banyak ummat Islam yang bingung ketika diberitahu Allah adalah Maha Penyayang sekaligus Maha Pemarah: atau Allah sebagai Adh-Dhahir (Maha Jelas) sekaligus Al-Bathin (Maha Tersembunyi) sebagainana tulis Ibnu Arabi dalam "Fushush AlHikam" (Jakarta: Bias Ilmu, 2008: 47). Kekeliruan pemahaman ini terjadi karena mereka mencoba memakwai Wujud yang immaterial ke dalam pemaknaan mereka yang terbatas materil. Inilah sumber utama kekeliruan agama Hindu. Pernyataan manusia melupakan tempatnya lahirnya sebelumnya sebenarnya maksudnya adalah manusia tidak bisa mengingat--dengan akal yang digunakan untuk mempersepsikan alam materi--alam sebelumnya dia pernah alami seperti alam ruh sebelum berada di jasad dan alam janin. Ketika Yang Maha Esa memperlihatkan bentuk SemestaNya kepada Arjuna yang bila beribu-ribu matahari terbit sekaligus sinarnya dapat 284

menyamai cahaya Personalitas yang Paling Utama, maka ketika itu saya teringat pengalaman Musa di bukit Tursina dan Nabi Besar ketika Mi''raj. Saya mulai berfikir kenapa ketika agama mulai menjauh dari ajaran murninya, maka kesemuanya menemukan kesamaan universal. Saya kira pantheisme dan moksha tidak diajarkan dalam agama Hindu yang asli, sama seperti pantheisme sufi dan suluk yang tidak diajarkan Nabi besar, namun kedua agama ini menemukan persamaannya saat jauh dari nabinya. Sekali lagi, mungkinkah hal ini memiliki kaitan dengan Kisah "Hayy Ibnu Yaqzan" yang initinya ingin memberitahukan bahwa tanpa memperoleh bimbingan wahyu, akal manusia tetap mampu menemukan Tuhannya. Saya katakan "tanpa wahyu" karena alasan tadi, ritual tadi tidak ada dalam kitab suci dan tidak dianjurkan Nabi. Kita tahu bahwa Krisna adalah penguasa ilmu kebatinan sekaligus pemanah ulung, namun kenapa alim ulama Hindu hanya cenderung kepada kebatinan dan memilik kehidupan hina dengan menerima belas kasih orang lain.Kenapa mereka lupa merenungkan makna seberarnya dari Gita: Di mana ada Krisna, penguasa semua ahli kebatinan dan pemanah ulung . Dalam Islam kasusnya juga sama, alim ulama lebih cenderung memilih jalan sufi karena telah kewalahan dan menyerah unruk berdakwah. Padalah kata "menyerah" sama halnya dengan bunuh diri, suatu perbuatan yang paling dikutuk. Bahkan sufi sendiri mengaku bahwa menjadi sufi adalam mati sebelum mati! Bagi manusia, siapa saja yang menyembah serta menyerahkan segala kegiatannya padaNya, artinya dengan ikthtiar dan tawakkal serta tekun dalam berkarya, "menjadi pemanah ulung" atau khalifatullahdan selalu berzikir setelah pikirannya mantap padaNya, yaitu dengan benar-benar khusyu', maka Dia akan menyelamatkan hambanya dari lautan kelahiran dan kematian. Maksudnya adalah dia mendapat perlindungan saat hidup dan pengampunan ketika mati. Roh Utama (Paramatma) adalah sumber asli semua indera, tidak memiliki indera material, tidak terikat (dengan alam materi), melampaui dan menguasai sifat alam, kata Gita. Ruh Utama ini dalam terminologi filsafat peripatetik disebut Akal Pertama, di mana akal inilah yang menjadi sumber daripada segala manifertasi akal hingga terakhir adalah akal yang digunakan manusia untuk merespon alam semesta. Teori ini disebut Emanasi yang digagas oleh Al-Farabi. Dalam perkembangan selanjutnya dari pemikiran Islam, dikenallah teori baru yang disebut Illuminasi. Teori ini dimotori oleh Syihabuddin Suhrawardi. Teori emanasi memiliki unsur metodolofis yang sama, namun berangkat dari epistemologi yang berbeda. Bila dalam teori emanasi Ruh Utama disebut Akal Pertama, maka dalam Illuminasi, Ruh Utama dalam 285

pemikiran Illuminasi disebut Cahaya Mutlak. Selanjutnya dari Cahaya Mutlaklah cahaya-cahaya lainnya dimanifestasikan. Teori Emanasi diakui Suhrawardi dirinya diinspirasikan oleh Al-Qur'an surah An-Nuur yang menyebutkan Allah adalah cahaya langit dan bumi. Selanjutnya dia mengaku sumber inspirasi lainnya adalah pemikiran teologi Zoroaster. Menurut saya konsep Zoroaster tidak jauh beda dengan konsep filsafat Hindu. Pemikiran Suhrawardi ini adalah pengaruh dari cara beragama masyarajat asalnya yaitu Pesia yang kental dengan mazhab Zoroastrian. Menurut saya agama Hindu itu asalnya bukan India, tapi Timur-tengah, atau bahkan mungkin wilayah Arab. Maksud Gita Ruh utama tidak berhubungan dengan alam materi adalah tidak dipengaruhi WujudNya oleh alam materi, sebaliknya alam materilah yang dikuasai, diatur dan dikendalikan olehNya. "Tuhan bersemayam di hati setiap makhluk hidup dan mengatur segenap makhluk" kata Gita. Selanjutnya Gita menerangkan manusia yang baik naik kederajat tinggi dan yang jahat turun kederajat rendah (hewan). Al-Qur'an bahkan menerangkan orang-orang yang membuat kerusakan bagaikan binatang ternak, bahkan lebih hina daripada itu. Pada bagian ayat lainnya diterangkan bahwa manusia diciptakan dengan rupa seindah-indahnya, namun tempat kembali sehina-hinanya: bila dia mengingkari perintah Tuhannya. Penyatuan mistisme agama-agama semakin digencarkan. Hal ini sangat menguntungkan bagi musuh-musuh Islam dan siapa saja yang meresa terancam dengan keberadaannya. Dengan majunya mistisme, maka semakin jinaklah Islam. Dominasi mistisme dalam Islam sama dengan singa yang makan rumput. Berkembangnya mistisme dalam Islam adalah akibat dari gencarnya orientalis memperkenalkan tasawuf abad pertengahan kepada masyarakat modern. Kebetulan masyarakat modern yang hedonis kehilangan orientasi hudup dan gagal menemukan cara dan tempat menenangkan diri dan meraih kebahagiaan dan kedamaian--menemukan tasawuf sebagai pelipur lara.Kecenderungan akan mistisme membuat kaum muslim secara keseluruhan mulai merasa bahwa tasawuf adalah jalan Islam yang sebenarnya. Dengan itu lahirlah sufi-sufi yang "amatir" dalam pemahaman dan pelaksanaan keislaman. Sufi-sufi ini menjadikan ritual-ritual mistik sebagai kewajiban, namun banyak meninggalkan amalan-amalan yang wajib dalam Islam. Sufi-sufi seperti ini, meminjam istilah Al-Attas disebut pseudo sufi, sufi sesat. Tasawuf lahir dari barisan kecewa dan sakit hati pada rezim beberapa abad sepeninggalan Nabi Saw. Sufi-sufi yang benar menurut Al-Attas adalah mereka yang tidak pernah meninggalkan syariah. Di zaman modern akan 286

banyak lahir sufi seperti ini karena sistem pendidikan Islam yang berkembang saat ini adalah sistem yang hanya berfokus pada transformasi pengetahuan saja. Di samping itu, spesifikasi terhadap aspek-aspek tertentu dalam Islam hanya akan melahirkan sarjana yang sangat mengetahui satu bagian tertentu yang sangat mendalam tentang Islam namun mereka tidak mampu melihat keseluruhan ajaran Islam. Sistem pembelajaran Islam pada pendidikan formal hanya akan melahirkan ahli-ahli pengetahuan tertentu yang sangat spesifik. Padahal "Al-Qur'an adalah kitab yang mengutamakan pengamalan dari pada gagasan" kata Muhammad Iqbal. Pseudo sufi hanya akan melahirkan muslim yang individualistis. Penyakit ini sangat merugikan Islam mengingat Islam menyerukan perbaikan itu tidak hanya pada diri, melainkan secara kolektif. Kalau tidak untuk apa Allah menurunkan ayat untuk saling menasehati. Kehilangan kontrol sosial akibat budaya individualistis serta kecenderungan kepada "jalan sufi" semakin memberikan peluang untuk merejalelanya kemaksiatan. Padahal kontrol sosoal meniscayakan pemeliharaan terhadap nilai-nilai mulia yang kita miliki. Sistem sosial terbaik adalah melalui penerapannya secara tertulis, atau suka disebut undangundang. Nabi Besar memperingatkan fitnah terbesar yang merajalela pada akhir zaman adalah seseorang yang beriman pada malam hari, sisang harinya dia menjadi ahli maksiat; pagi beriman, malam kufur! Salah satu alasan, yang saya kira alasan utama: kenyataan dari pernyataan Nabi itu adalah karena kecenderungan pengamalan ritual mistik yang dijadikan pelarian dari kegelisahan akibat gaya hidup materialis dan hedolis. setali tiga uang dengan itu, nilai yang tidak didukung bahkan dikukung oleh sistem membuat masyarakat tidak mampu mempertahana nilai-nilai dimiliki. Misalnya masyarakat sangat ingin membatasi keinginannya, sementara sistem terus-menerus memaksa rakyat untuk membeli segala macam barang melalui propaganda iklan dan lainnya. Rakyat ingin mengatasi syahwat, sistem melarang menutup aurat. Maka jadilah masyarakat muslim di masa depan, sufi yang hedonis, materialis dan penuh syahwat. Menjadi sufi adalah pelarian dari kebijakan sistem kotor yang hampir mustahil dihindari. Maka masyarakat muslim di masa depan adalah sufi di malam hari, mengubar syahwat di siang hari, mengikuti suluk di pagi hari, dugem di sore hari. Maka teramat keliru yang mengakui Islam hanya nilai bukan sistem. Sebab tanpa sistem, nilai akan tidak bernilai.

287

Karena Tuhan tak Punya Hati Dalam konsep Islam, ditegaskan bahwa orang yang tidak bersyahadat, tidak mengakui Allah sebagai Tuhan dan tidak mengakui Muhammad sebagai Rasul dan mengikuti ajaran yang dia bawa dari Tuhan, tidak akan masuk surga dan kekal di neraka. Orang-orang seperti ini disebut kafir. Al-Qur'an menegaskan kebaikan-kebaikan yang dilakukan orang kafir akan mengaup seperti debu. Artinya segala amalan mereka tidak dapat sedikitpun menyelamatkan mereka dari siksa neraka jahannam. Kalau ada orang kafir yang berbuat baik di duania, maka dia akan memperoleh imbalannya di dunia ini pula. Bahkan amalan baik apapun yang dilakukan oleh orang muslim sendiri tidak akan diberi imbalan apapun kecuali dia mengucap basmalah ketika hendak melakukannya. Dalam catatan hariannya, Ahmad Wahib menjelaskan berbagai kebaikan dua orang ayah angkatnya yang bukan muslim. Dia mempertanyakan apakah Tuhan sampai hati memasukkan mereka ke dalam neraka padahal mereka baik-baik. Pikiran saya langsung menjawab: karena Tuhan tidak punya hati. Terhadap pelaku dosa, Allah memperingatkan untuk tidak menaruh rasa kasihan untuk menghukum mereka. Jadi Mustahil Allah sendiri yang menyerukan untuk tegas, Dia sendiri tidak tegas. Allah memberi balasan setimpal dengan perbuatan yang manusia lakukan. Bila Dia dan Rasul utusannya diingkari, padahhal sudah jelas bagi mereka Muhammad adalah utusan terakhir, maka sesungguhnya mereka yang menyiksa nurani dan diri mereka sendiri. Di hadapan Allah Azza Wajalla, merereka melakukan pembangkangan secara terang-terangan, mereka menciptakan tuhan-tuhan yang lain: tuhan diukir, tuhan dilukis, tuhan disembah.

288

Menjadi Penulis Menurut pandangan kaum eksistensialis, sebuah pikiran manusia adalah sebuah dunia yang memiliki keluasan dan kedalaman yang mustahil dapat diselami dan dijelajahi oleh person-person atau pikiran-pikiran yang lain. Karena itu, penganut paham itu menganjurkan agar seorang manusia tidak perlu harus mendedikasikan segenap waktu dan segala tenaganya untuk memuaskan maksud satu person yang lain. Pendapat di atas tidak sepenuhnya benar, tapi tidak sepenuhnya salah. karena itu Kitab Suci Al-Qur'an menyatakan bila kita membunuh satu individu, artinya kita membunuh semua manusia. Sebaliknya dengan menyelamatkan satu nyawa, kita menyelamatkan semua manusia. Kenapa? Karena dalam satu sosok person, ada satu dunia; dalam satu dunia, semua manusia berada di sana. Sejalan dengan paragraph pertama, berbanding lurus dengan alenia kedua, konsep Islam melarang keras, bahkan mengecam sifat riya. Sebaliknya, Islam menganjurkan untuk ikhlas. Kenapa? Karena segala hasil dari segala daya dan upaya seseorang dapat tenggelam ke dalam diri seseorang yang lain bila dianya dinisbatkan untuk (mendapatkan pujuan dan apresiasi) orang tersebut. Sehingga, nantinya tidak ada hasil yang tersisisa dari amalnya karena semuanya telah hilang ke dalam dunia seorang itu saja. Demikianlah hapusnya amalam seseorang yang riya. Kita disuruh ikhlas agar hasil usaha dan amalam kita tidak terserap ke dalam dunia orang lain. Indikasi dari orang yang ikhlas adalah kualitas dan kuantitas amalannya tidak terpengaruh bila dia dipuji maupun dimaki. Dalam dunia dakwah tidak ada keikhlasan ketika seorang pejuang menyerukan persatuan dengan berkata "Mari bersatu, tapi ikut saya". Dan tidak ada dakwah yang ikhlas hari ini. Saya belum menemukan dakwah yang paling iklash pada manusia, setelah Nabi Besar, kecuali pada Ali anak Abu Thalib. Siapa saja yang mencari kebenaran takkan mendekati yang ia cari tanpa keikhlasan. Penulis dan pemikir yang ikhlas adalah dia yang mampu melihat segala sesuatu dengan jujur dan objektif. Seorang pemikir dan penulis yang jujur adalah dia yang menilai segala sesuatu dan melaporkannya apa adanya tanpa orientasi apapun kecuali menyampaikan apa yang sebenarnya. Siapa saja yang memaki pemikir dan penulis yang jujur adalah dia yang belum mampu lepas dari orientasi tertentu, mereka belum mampu menanamkan prinsip ikhlash ke dalam dirinya. Dan bagi pemikir dan penulis yang iklash, atas segala pujian dan makian, dia tetap itiqamah, tak bergeming. 289

Yang Sakral dan Yang Profan Tradisi Hindu yang melarang membaca Weda bagi awam turut diwariskan bagi peradaban Islam di kawasan-kawasan bekas Hindu yaitu dengan melarang awam membaca dan merenungkan makna Al-Qur'an. Di sana, Al-Qur'an hanya boleh diberi arti oleh Kyai, Mullah dan Syeikh. Saya mengkritik warisan Hindu pada aspek-aspek sakral atau menyangkut kaidah keagamaan, terutama pada ranah teologis. Saya memberi ruang gerak yang longgar pada aspek-aspek profan seperti cara berkehidupan keseharian (baca: kebudayaan). Terus-menerus mempelajari dan merenungkan relasi agama (Islam) dan kebudayaan dan hubungan agama dengan negara mengundang kekaguman tersendiri. Persis memainkan permainan yang tak kunjung usai, namun mengasyikkan. "Permainan yang tak pernah berakhir ini sangat mengasyikkan" kata Ahmad Wahib.

290

Filsafat Sains: Rasionalisme Filosofis Teori tentang penciptaan alam semesta adalah salah-satu dari bagian spekulasi yang tidak layak dikategorikan sebagai sains. Ragam pembuktianpembuktian yang dipakai untuk meyakinkan orang akan teori tersebut hanyalah pembenaran-pembenaran atau pemaksaan kesalingterkaitan yang sebenarnya tidak berhubungan samasekali. Nasib lebih baik dialami teori ilmu-ilmu fosil pra-sejarah. Teori-teori ini memiliki modal empiris yang baik. Bahkan teori ini adalah jembatan untuk menyadarkan kita bahwa sains, sematang apapun dia, atau sekokoh apapun fondasi empiris dimiliki, dianya tetap tidak layak diabsolutkan sampai kapanpun. Ini memberi lampu terang terhadap gagasan bahwa relativisme sains adalah absolut. Meskipun saintis mengaku bangun sains dilandasi dengan fondasi empiris dan objektif. Namun sebenarnya setiap teori itu berawal dari sebuah ide atau gagasan dari seseorang yang pastinya saat itu sifatnya sangat subjektif dan spekulatif. Dengan demikian, agama dan pengalaman mistik atau intuisi juga berpotensi dijadikan sebuah teori untuk selanjutnya diferivikasi. Pengalaman mistik atau intuisi adalah dunia subjektif seseorang. Dimungkinkan juga dalam pengalaman ini satu sama lain dapat perinteraksi (seperti telepati). Dengan ini dimungkinkan ada alam lain selain alam materi ini. Namun untuk agar keberadaan alam lain selain alam materi tidak perlu dicarikan pembuktian ilmiahnya. Sebab, walau bagaimanapun alam selain alam materi ini tidak bisa dijangkau indra, tidak empiris. Kalau empiris, hanya empiritas subjektif. Karena sains itu harus memenuhi syarat empiristis dan objektifistis. Antara alam materi dan alam lain yang tak terjangkau indra, tidak ada dikhotomi, building block atau garis pemisah. Perbedaannya hanya pada mampu dan tidak mampunya indera menangkapnya. Dengan begitu, pengalaman indrawi dan pengalaman mistik juga tidak ada dikhotomi. Refleks, spontanitas, imajinasi, ide, gagasan hingga intuisi dan pengalaman mistik adalah kerja akal yang beda kelas. Perbedaan ini muncul karena akal (juga seluruh perangkat tubuh) mampu mengatur porsi yang baik untuk merespon. Karena itu, kiranya Syed Al-Attas dalam "Islam dan Filsafat" (Bandung: Mizan, 1995: 1) tidak perlu mempersoalkan anggapan kaum empiris yang menyatakan penyimpulan logis yang telah lama direnungkan adalah intuisi. Bagi kita kaum muslim telah menerima segala itu sebagai ilham. 291

Memang benar kata Al-Attas bahwa berbicara tentang gagasangagasan adalah berbicara tentang manusia Namun dia keliru ketika menganggap harus berbicara tentang keseluruhan manusia. Persoalan gagasan cukuplah mengkaji tentang akal manusia, potensinya, serta beberapa hal lain tentangnya. Dalam hal ini, kritik-kritik Immanuel Kant terhadap akal kiranya cukup memadai. Dengan menolak epistemologi sebagai metode mencari kebenaran, alih-alih dapat menjadikan Islam sebagai konsep objektif, dengan itu Al-Attas malah semakin menjadikan Islam sebagai sesuau yang terasing. Agar sesuatu itu dapat diterima secara luas, maka dianya harus disajikan secara terbuka, objektif, apa adanya. Kita mengenal sains sebagai alat. Kita harus melihat sains sebagai alat membentuk kebudayaan. Kebudayaan sifatnya keduniaan. Jadi ilmu itu sifatnya objektif. ilmu seperti sebuah pisau, tidak ada pisau islami atau pisau sekuler. Persoalannya terletak pada tangan siapa pisau itu. Tukang sate memakai pisau merajang daum sop. Maling memakai pisau untuk menukam pemilik rumah. Sains, tergantung pada orientasi penggunanya.

292

Ekonomi Islam Terdapat dua jenis riba dalam pandangan ekonomi Islam. Riba nashiyah adalah riba dari hutang-piutang. Riba fadl adalah riba jual beli. Dibenarkan yang berhutang membayar lebih bagi pemberi hutang. Syaratnya harus benar-benar tawaran yang berhutang, tidak ada tekanan sama sekali dan bukan usulan yang memberi hutang. Hukum jual-beli dalam Islam melarang melakukan penawaran atas barang yang sedang ditawar orang lain sampai sepenawar pertama memutuskan tidak jadi membeli barang tersebut. Dalam hukum jual-beli, juga harus jelas barang, harga dan waktu penyerahan barang. Prinsip dagang Nabi adalah ijab yang sangat jelas. Prinsip ini sangat menentukan kebersihan rezeki dan membentuk pribadi jujur yang bersih. Setiap barang yang ingin dijual harus dikenal oleh si calon pembeli. Indikasinya barang tersebut dapat didefinisikan. Salah-satu bukti barang itu telah mampu didefinisikan adalah barang tersebut dapat dibandingkan (menurut standar umum). Misalnya dompet kulit lebih bagus daripada dompet karet. Dalam sistem perekonomian, perlu juga diluruskan perbedaan antara perhutangan dengan permodalan. Kemungkinan klasifikasi ini untuk menghindari riba. Kemungkinan juga untuk melanggengkan kapitalisasi. Tapi dalam permodalan cara Islam, bagi hasil dari keuntungan untuk si pemodal dibenarkan dengan catatan si pemodal juga ikut menanggung kerugian. Untuk meminimalisir kemungkinan rugi, biasayanya pemodal dan peminjam dana usaha menanggung bersama biaya konsultasi ekonomi dan pengelolaan uang. Oleh karena itu, penguasaan ilmu ekonomi bagi pemodal dan pengusaha adalah perlu. Dalam pandangan Islam, ilmu adalah segala sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada Allah. Dalam pandangan Barat, ilmu adalah segala sesuatu yang telah diferivikasi dan terbuki secara empiris. Dalam pandangan saya, empirisitas dan ferivikasi juga tidak berseberangan dengan sistem ilmu Islam meski Islam memberi catatan bahwa tidak melulu ilmu itu harus dapat memenuhi asas empirisitas dan ferivikasi. Sistem konvensional adalah upaya bagaimana dapat memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas dengan menggunakan faktor produksi yang terbatas. Dalam pandangan Islam, manusia harus mampu menemukan perbedaan antara kebutuhan dengan keinginan. 'Kebutuhan manusia yang tak terbatas' yang dimaksud teori konvensional dalam pandangan Islam adalah keinginan yang harus mampu ditekan sekuat mungkin. Kebutuhan itu wajib 293

diupayakan intuk dipenuhi, sementara keinginan adalah nafsu yang tidak akan dirasa cukup sebelum mulut disumpal tanah (mati). Dalam pandangan masyarakat kapitalis yang menganut mazhab ekonomi konvensional, persoalan utama ekonomi adalah kelangkaan (scarcity). Kelangkaan timbul karena keterbatasan-keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, manusia harus mampu mensiasati keterbatasan-keterbatasan itu. "Sudi hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai" kata pepatah Melayu. Salah satu cara terbaik mensiasatinya adalah cermat dalam menentukan pilihan terhadap barang yang dikonsumsi. Sistem ini disebut opportunity cost. Misal, bila Ibrahim jualan balon, untungnya Rp. 500,-. Bila dia jualan permen, untungnya untungnya Rp. 400,-. Bila dia jualan peci, untungnya Rp. 300,-. Ibrahim memilih jualan balom. Maka opportunity cost Ibrahim adalah Rp. 400,-. Opportunity cost adalah harga terbesar dari resiko pengambilan keputusan. Ekonomi kapitalisme melihat manusia sebagai satu dimensi. Sistem ini mengaku berlaku untuk manusia normal. Misalnya, seseorang membeli nasi karena dia lapar, bukan karena kasihan pada penjualnya. Karena itu, perlu diketahui, basis ekonomi konvensional adalah individu. Selanjutnya, ketika mereka berbicara konsep ekonomi makro, maka orientasinya tetap individu. Kapitalisme! Sementara Islam melihat manusia sebagai makhluk yang harus memprioritaskan diri pada pemenuhan kebutuhan rohani. Dengan begitu, kebutuhan jasmaninya akan dipenuhi. Konsep inilah yang sulit dipahami sistem lain apapun. Islam mengatur ummatnya untuk berbelanja sesuai kebutuhan dan kemampuan, berhemat, namun tidak kikir. Kita dianjurkan berbelanja tidak hanya untuk kebutuhan dunia, namun juga akhirat. Karena itu kita tidak boleh melipakan kewajiban berzakat, gemar bersedekah, suka berinfaq dan mau berwakaf. Di samping itu kita dianjurkan untuk bersikap zuhud dan qanaah. Islam tidak menyukai ummatnya yang memiliki kelebihan rezeki untuk menumpuk hartanya tersebut. Islam menganjurkan agar harta tersebut dipermodalkan untuk orang yang membutuhkan atau membuka usaha agar dapat menyerap tenaga kerja. Pasar adalah tempat bertemunya antara pembeli dan penjual. Karena itu, pasar tidak berarti kawasan becek pada musim hujan dan hujan debu pada bukan musim hujan. Pasar bisa dimana saja, rumah, kantor dan balai musyawarah. Dewasa ini, pasar terbesar adalah dunia maya. Transaksitransaksi besar terjadi di sana. Pasar yang sehat adalah pasar yang orang dapat dengan modah mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang sebuah produk yang 294

akan dibeli. Juga, tidak boleh ada pemaksaan dalam menjual produk. Iklan produk-produk belakangan ini terlalu provokatif sehingga dapat disebutkan pemeksaan melalui senyum dan aurat. Pasar yang sehat tidak membenarkan adanya monopoli atau penimbunan barang. Oligopoli adalah contoh dari sistempasar yang baik. Barang publik adalah barang yang diperoleh tanpa persaingan. Karena itu, swasta tidak berminat untuk mengembang fasilitas publik. Tugas ini dipangkukan kepada negara. Kebijakan ekonomi yang baik adalah yang paling mampu menekan biaya pengeluaran paling sedikit dengan hasil yang sama. Karena itu, penjualan kendaraan pribadi adalah kebijakan ekonomi paling buruk yang pernah ada. Dengan kendaraan pribadi, biaya yang sama dikeluarkan untuk mensampaikan seseorang pada tempat yang sama dibandingkan kendaraan umum yang mampu mansampaikan 50 orang dengan mengeluaskan biaya yang sama. Kebijakan bodoh ini diambil karena elit pemangku kebijakan negara hanya mementingkan kepentingan pribadi dan organisasi mereka saja. Mereka mengabaikan tugas yang seharusnya mewujudkan kepentingan semua rakyat dengan sama. Di samping itu, dalam prinsip ekonomi, semakin banyak jumlah produksi, semakin rendah harga sebuah produk. Misalnya mencetak seratus buku hampir sama biayanya dengan mencetak seribu buku. Ekonomi syariah harus dapat disajikan sebagai sebuah sistem profesional yang mapan agar dapat diterima publik. Khalayak luas tidak akan menerimanya bila masih berbalut nilai-nilai yang notabenenya adalah subjektif. Publik takkan menerimanya karena menganggap itu adalah bukan bagian dari mereka. Seorang ahli ekonomi pentolan UI mengatakan agunan yang menentukan bunga berdasarkan persen tidak sejalan dengan pandangan Islam yang mengharuskan kejelasan dalam setiap transaksi. Sistem ini bergantung pada posisi nilai mata uang yang selalu naik-turun itu. Namun saya kira yang namanya bunga tak ada yang halal. Dilema persoalan ekonomi telah muncul bersama diciptakannya uang kertas. Uang kertas menyebabkan harga barang bergantung pada kondisi uang. Bila uang sedang banyak, harga barang naik. Demikian sebaliknya. Sebab uang tak bisa digunakan selain untuk berbelanja. Berbeda dengan emas yang dapat dijadikan sebagai perhiasan. Karena itu, dinar dan dirhan akan selalu menjadi unggulan karena kursnya selalu menyesuaikan dengan harga emas dan perak. Wallahu'alam.

295

Filsafat Sains: Epistemologi Objektif Akar persoalan kita adalah apa yang kita maksud dengan 'ilmu'. Apakah kita sepakat atau tidak kata tersebut sama dengan 'sains' dalam pemaknaan kita? Ketika menyebut kata 'ilmu' konotasi kita sering mengarah pada halhal yang bersifat keagamaan. Di samping itu, kata ini pula yang kita pakai untuk menbicarakan aneka disiplin semisal Fisika, Sosiologi dan Astronomi. Saya kira masalah kita hanyalah pada stigmatisasi makna. Dalam pandangan Islam, ilmu adalah sesuatu yang dapat mengantarkan kita menjadi semakin dekat dengan Allah. Dalam pandangan Barat modern, ilmu adalah segala sesuatu yang telah melalui hipotesa dan ferivikas. Maka pertanyaan mendasar yang paling perlu diajukan, sebagaimana diajukan Mulyadhi Kartanegara ( dalam Laode M. Kamaluddin [ed] On Islamic Civilization. Semarang: Unsila Press. 2010: 246) adalah tujuan ilmu itu sendiri. Para pemikir muslim terlalu khawatir model epistemologi Barat untuk menatapkan ilmu. Bahkan Mulyadhi menuduh kafir orang-orang (seperti Galileo Galilei dan Charles Darwin) yang telah menemukan kebenaran melalui ilmu. Saya kira epistemologi yang digunakan Barat dalam menemukan ilmu sudah sangat baik. Bahkan Filsafat ilmu yang dibangun terlihat semakin baik saja. Epistemologi yang mereka gunakan sudah sangat objektif. Bahkan tidak ada bidang belakangan ini yang lebih jujur daripada filsafat ilmu. Mereka memferivikasi ilmu dengan sangat objektif tanpa motif apapun selain hasrat menemukan kebenaran. Kaum muslim sendiri, alam yang dianggap sebagai salah satu dari kitab Tuhan harus melihat alam secara murni tanpa motif apapun. Al-Qur'an meminta pembacanya untuk meninjau alam secara terus-menerus. Artinya tidak terburu-buru mengambil keputusan final atas apa yang ditemukannya di alam. Perintah ini sejalan dengan prinsip ilmu yaitu tidak pernah mengambil kesimpulan final. Ilmu tidak boleh diabsolutkan. Dianya harusterus menerus bersedia untuk diuji oleh siapapun dengan catatan menggunakan metode objektivikasi yang telah disepakati bersama yang secara jujur dan lurus itu. Karena berprinsip untuk selalu terbuka untuk diuji oleh siapapun dan kapanpun, maka prinsip ilmu bukanlah untuk menentukan absoluditasnya, melainkan untuk dapat diterima sebagai kensensi bersama. 296

Kalangan pemikir muslim terlalu khawatir ilmu dapat membuat kaum muslim meragukan kepercayaan mereka pada kebenaran Al-Qur'an dan Hadits (shahih) yang diyakini absolut--ketika suatu ilmu kebetulan bertentangan dengan teks Islam itu; atau mereka juga khawatir ketika hari ini penemuan sains selaras dengan Al-Qur'an dan Hadits, namun esoknya setelah sains itu diuji kembali akan menemukan perbedaan. Kekhawatiran ini tidak perlu terjadi kalau saja mereka mampu memberikan penyadaran pada ummat bahwa prinsip ilmu itu tidak absolut. Lagi pula, Al-Qur'an dan Hadits menggunakan bahasa simbolik. Misalnya, hari ini suatu ilmu selaras dengan Al-Qur'an dan Hadits, esok ilmu yang sama itu setelah diuji lagi, tidak selaras dan lusa setelah diuji kembali menemukan keselarasannya kembali meski konsep dan rumus hari ini dengan lusa berbeda sama-sekali. Sekali lagi, ini karena Al-Qur'an dan Hadits tidak memakai bahasa yang literal namun metaforis. Atas kekhawatiran ini Syed Al-Attas terburu-buru menyerukan agar saintis muslim menyusun epistemologi sendiri, epistemologi Islam, dengan memasukkan intuisi atau pengalaman mistik menjadi bagian epistemologi. Al-Qur'an dan Hadits juga ikut dilibatkan sebagai bagian epistemologi tawarannya itu. Saya kira yang ditawarka Al-Attas ini aneh. Kalau tawarannya itu diterapkan, maka lahirlah sebuah ilmu yang konyol bin naif. Karena prinsip ilmu itu harus lepas daripada dogma-dogma dan hal-hal yanga priori. Lebih parah lagi, bahkan Mulyadhi menawarkan agar melakukan epistemologi berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits. Tawaran Mulyadhi ini, alih-alih menghasilkan ilmu yang sesuai dengan selera kaum muslim, malah akan melahirkan debat semantik yang ujung-ujungnya berimbas pada perdebatan teologis yang dapat melahirkan "sunni-syi'i" baru atau "khawariz" dan "mu'tazilah" gaya baru. Kita harus cermat melihat bahwa ilmu itu orientasinya adalah untuk melahirkan alat-alat yang dapat dipakai untuk memberikan kemudahan hidup. Dalam hal ini, perlu dengan sangat cermat bagi kita untuk menemukan mana perkara-perkara yang bersifat sakralisasi oleh agama, mana hal-hal duniawiyah. Saya kira meninjau kembali secara objektif tawaran Nurchalish Madjid (dalam Islam: Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan. 2008) adalah perlu agar kita dapat membedakan mana perkara sakral agama, mana urusan-urusan yang tidak dipersoalkan oleh agama sehingga kita tidak perlu mencari-cari pembenaran-pembenaran atau pengharaman-pengharaman dalam kaidah teks Islam. Sekali lagi, ilmu yang dimaksudkan di sini adalah alat untuk menemukan solusi-solusi atas persoalan-persoalan atau sarana-sarana untuk memudahkan hidup. Jadi ingatlah peringatan Rasulullah: Apa-apa yang 297

kularang, tinggalkan. Apa-apa yang kudiamkan, jangan banyak bertanya. Sesungguhnya hancurnya agama-agama dahulu adalah karena ummatnya banyak bertanya (lihat pada halaman sampul dalam Fiqh Islam Karya Sulaiman Rasjid). Nah, ilmu di sini adalah perangkat-perangkat yang nantinya akan menyusun sebuah kebudayaan. Dan kebudayaan itu adalah hasil dari rasa, karya, karsa dan cipta manusia, bukan agama. Jadi misalkan memakai sarung, itu adalah budaya. Dan shalat adalah agama. Jangan kira memakai selain sarung shalat tidak sah. Karena kebudayaan terus berubah, maka niscara kemarin pakai sarung, hari ini pakai celana dan esok entah apalagi. "Masalah" muncul ketika kita tidak mampu membedakan antara ilmu-ilmu yang kita pelajari untuk ruang lingkup aqidah, fiqhiyyah dan kaidah-kaidah akhlak dengan ilmu-ilmu yang kita pelajari untuk kemaslahatan hidup. Walau sekalipun keduanya dipelajari sebagai wadah mencari keridhaan Allah. Satu lagi, para pemikir kita juga tidak mampu membedakan antara merenungkan ciptaan-ciptaan di alam untuk menemukan kesan-kesan keindahan dan keserasian alam yang membuat kita takjub dan semakin dalam keimanan dengan profesi atau "hobby" meneliti dan melakukan eksperimen terhadap dan atau di alam untuk melahirkan sebuah hipotesa yang natinya dapat "diperjuangkan" menjadi sains--sekalipun dalam perjalanan aktivitas kedua ini sering kita menemukan (atau bahkan lebih sering) kesan-kesan, ketakjuban-ketakjuban yang semakin meningkatkan keimanan pada Allah. Karena itu, pada kesempatan lain sebelumnya saya pernah mengajukan agar ilmu-ilmu sosial itu tidak ambil bagian dalam menentukan pola hidup masyarakat atau pribadi manusia pada ranah-ranah yang telah ada aturan jelasnya dalam Al-Qur'an dan Hadits, misalnya sistem ekonomi, politik, dsb. Cara yang ditawarkan Mulyadhi sangat tidak dapat diterima secara objektif dan tidak akan mendapatkan tempan dalam struktur sains karena metode yang dia tawarkan sifatnya dogmatis-duduktif. Cara yang dia tawarkan memang agak mirip dengan yang ditawarkan Suhrawardi. Perlu kita pahami bahwa, paradigma ilmu modern dengan apa yang ditawarkan Suhrawardi berbeda jauh. Suhrawardi menafsirkan intuisi ke dalam ranah filosofis. Sementara sains modern ingin memberikan bukti yang benar-benar objektif. Objektivikasi yang ditawarkan Kuntowijoyo (lihat bukunya: Paradigma Islam, Muslim Tanpa Masjid dan Islam Sebagai Ilmu) lebih realistis daripada bualan Mulyadhi yang saya kira hanya layak didemonstrasikan bagi mahasiswa semester pertama yang mengambil 298

matakuliah Filsafat Ilmu. Itupun kalau kita ingin melihat mereka tersesat dalam memandang sains. Objektivikasi Kuntowijoyo lebih objektif karena dia tidak menawarkan epistemologi dogmatis dalam usaha mengobjektivikasi nilainilai Islam menjadi sains. Yang dilakukan Kuntowijoyo tidak jauh beda dengan metode ferivikasi yang dilakukan saintis umumnya. Saya kira tidak ada unsur yang "najis" yang dilakukan para saintis dalam menyusun epistemologi sebagai alat ferivikasi ilmu. Mereka menggunakan perangkat indra dengan mempertimbangkan batas nalar dan rumusan logika yang telah menjadi kesepakatan bersama sehingga sains dapat menjadi sajian mentah yang dapat dikonsumsi bersama dan bebas diuji oleh siapapun dan untuk kepentingan apapun. Sajian-sajian sains yang telah mapan yang telah mengalami pengujian ratusan kali dan kenyataannya sejelas satu tambah satu adalah dua seperti teori bumi mengelilingi matahari bila bertolak belakang dengan dogma atau keyakinan apapun, maka dogma dan keyakinan itulah yang harus diferifikasi. Sementara Al-Qur'an dan Hadits, alih-alih dianggap takut untuk diferivikasi, malah oleh Kuntowijoyo ditawarkan. Bahkan para pemikirpemikir Barat yang jenius mengakui Al-Qur'an tak akal guncang menghadapi pengujian epistemologi modern yang jujur itu. Kebanyakan para pemikir muslim mengeluhkan sains modern tidak "menemukan" "hal-hal mistik" yang mereka yakini. Mereka menuding Filsafat Ilmu memiliki ontologi yang "pincang" karena tidak memasukkah hal-hal di luar jangkauan akal dan indra sebagai bagian dari penelitian.Padahal kita mengkaji sains untuk sebagai alat memudahkan hidup. Jadi apakah Tuhan dan para malaikat mau dikategorikan sebagai alat? Untuk menjadikan Tuhan, malaikat dan eskatologi "sebagai alat", AlAttas menawarkan ketiga itu masuk ke dalam bagian ontologi sains. Pada wilayah epistemologi, Mulyadhi mengkritik sains modern yang hanya menjadikan panca indera manusia sebagai sarana memperoleh pengetahuan. Menurutnya, banyak hal yang tidak terjangkau indera--yang menurut AlAttas juga harus dimasukkan ke ranah ontologis--tidak boleh dinafikan menurut Mulyadhi. Padahal sains modern sudah menggunakan berbagai alat bantu menjangkau yang tak terjangkau indera. Mereka terlalu memaksakan hal-hal yang tidak dapat menjadi konsensi umum dimasukkan ke dalam ontologi dan epistemologi. Maaf: mereka memaksa agar ada miksoskop yang mampu mendeteksi wujud Tuhan. Padahal hal-hal yang tak terjangkau akal, yang menjadi dogma kaum muslimin tidak pernah disinggung oleh saintis. Para saintis benani nyeleneh seperti mengatakan Tuhan tak ada di bulan setelah mereka ke bulah atau seperti Stephen Hawking yang mengatakan bahwa tidak ada 299

yang namanya Tuhan dibalik penciptaan alam semesta setelah sebelumnya para agamawan terlalu memaksakan kitab suci mereka (atau dogma mereka) supaya diterima sains. Mengenai pernyataan Hawkin: Tangan Tuhan juga tidak terlihat saat dia "menarik" batang pohon saat Dia menumbuhkannya. Untuk mensukseskan gagasannya Al-Attas dalam "Islam dan Filsafat" (Bandung: Mizan, 1995: 34), menjelaskan lima tahapan proses cerapan indera hingga menuju pemahaman: (1) common sesnsesebagai tahap akal yang bekerja mengabstraksikan cerapan panca indra ke dalam akal; (2) represiyaitu penyimpanan data dari indra; (3) estimasi adalah membentuk opini dengan cara mencari hubungan antara cerapan-cerapan indera yang baru dengan apa yang telah sebelumnya tersimpan dalam memori akal: selanjutnya (4) al-hafidz-adz zikir yaitu ingatan-ingatan guna manyimpan estimasi; dan terakhir (5) al-mutakhayyirah atau imajinasi yang bekerja sebagai penghubung antara "rupa-rupa" yang telah terbentuk dalam pikiran dengan bertuk yang ada pada alam materi. Kelima proses di atas menurut Al-Attas adalah potensi-potensi yang hanya dimiliki manusia. menurutnya, potensi inilah yang menjadikan manusia berbeda sama-sekali dengan hewan. Bahkan masih-masing jenis hewan berbeda sama-sekali kesan yang ditangkap melalui inderanya. Allah meminta pertanggung jawaban pada telinga, mata (indera)--atas segala yang pernah dicerap--danhati atau akal (dalam pandangan Al-Attas akal, hati dan jiwa adalah ruh juga. lihat: Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam SMN Al-Attas terbitan Mizan) atas segala ide dan gagasan yang ditimbun dari hasil cerapan indera. Saya kira bila lima tahapan proses itu diajukan pada saintis, mereka tidak akan menolak teori itu meski mereka tidak menerimanya karena hal-hal tersebut tidak termasuk bagian kajian sains. Potensi-potensi inilah yang membuat Adam mampu memberikan nama-nama bagi setiap objek sehingga membuat malaikat tercengang. Ketidak-tahuan Iblis akan potensi ini mungkin dapat menjadi salah satu alasan Iblis enggan bersujud. Ketika Allah memfirmankan Dia mengajari Adam nama-nama benda, bukan berarti mendiktekannya seperti anak-anak yang belajar mengenal huruf, namun dengan mengilhamkan potensi ini. Dengan majunya sains, saya kira para pemikir muslim takut generasi ke depan akan terlarut ke dalam ranah sains sehingga menjadi alatnya sains, kebalikan yang seharusnya, yakni sains sebagai alat. ameski demikian,tidak tepat kiranya menjadikan sains sebagai sarana mengenal Allah. Sains beserta filsafat sains harus terus difungsikan sebagai ilmu yang jujur, murni dan objektif agar dapat terus menjadi konsesi kita semua. 300

Sementara pengenalan Allah adalah melalui Kitab Suci Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah. Kedua sumber inilah Tuhan yang Maha Benar dapat di kenal. Bukan sains. Mengenai ketakutan generasi ke depan akan tercerap ke dalam sains dan akan menjadikan sains sebagai satu-satunya cara pandang, atau bahkan sebagai sarana tunggal untuk mencari Tuhan, hal ini tergantung sejauh mana kita mampu membekali anak-anak kita dan diri kita sendiri dengan pemahaman Al-Qur'an dan Hadits yang benar. Bekali anak-anak kita dengan Al-Qur'an dan Hadits. Biarkan sains terus berkembang bersama kejujurannya sehingga di masa depan anak-anak kita dapat semakin dalam keimanannya ketika mereka bersentuhan dengan sains. Sebab, bagi orang yang tidak punya bekal tersebut, walaupun langit dibelah, segala misteri alam disingkap, binatang melata keluar dari bumi dan bersuara mengatakan Allah adalah Tuhan, atau seperti Bani Israil yang telah ditampakkan sepercik pancaran sinar Allah, walaupun segala penemuan di masa depan memperlihatkan bukti yang lebih jelas daripada mata mereka melihat bulan purnama di malam tanpa awan bahwa Al-Qur'an adalah benar, Allah Tuhan Yang Esa, Muhammad adalah Rasul utusan terakhir dan wajib diikuti, mereka tetap takkan beriman karena "Telah ditutup Allah pada hati mereka. Dan pada pendengaran mereka. Dan pada penglihatan mereka diberi hijab" (QS. Al-Baqarah: 7).

301

Manajemen Konflik Formal Rezim dulu melarang banyak hal untuk dikonsumsi masyarakat. Rezim kini memberikan pada masyarakat untuk mengkonsumsi apapun yang mereka inginkan namun mengatur sedemikian rupa agar masyarakat tidak mampu mengakses apapun yang mereka ingini. Sebuah keteraturan, kerapian, keseimbangan dan keamanan nasional eksistensinya sangat rentan dalam situasi yang aman, damai, tertib dan terpelihara. Apalagi di sebuah negara yang menganut sistem yang bertentangan dengan nilai yang dianut masyarakat mayoritas. Karena itu diperlukan suasana yang tidak seimbang, kacau-balau dan rusuh untuk menjaga sebuah keteraturan, kerapian, keseimbangan dan keamanan nasional. Atas kebutuhan itu pemerintah harus sangat cerdas menciptakan konflik. Selain militer, pengusasa negara yang tanggung akan sangat sulit langgeng karena tidak memiliki keahlian mengelola konflik. Kalau penguasanya sipil, pasti akan digoyanggh oleh militer karena mereka tidak sedia menghormat, mengawal apalagi menghamba kepada sipil. Negara yang “cerdas” adalah negara yang menjadikan korporasi sebagai tuhannya. Nagara mensahkan UU apa saja yang dinginkan korporasi. Unjuk rasa penolakan UU yang pasti terjadi oleh mahasiswa adalah sosialisasi gratis atas UU itu. Rakyat di negeri tanggung adalah penonton drama. Hati mereka campur-aduk. Lakon dapat disortir secara alami s, karena selain gratis juga lebih menjiwai perannya. Di samping itu, drama-drama itu adalah strategi untuk menghambat pemikiran kaum cendikiawan berhenti berkembang dan hanya sibuk mengurus dan mengomentari sandiwara-sandiwara. Personil personil pengintai harus dilatih sebaik mungkin agar Negara memperoleh banyak informasi di tengah masyarakat. Informasi itu mereka jadikan pijakan bagaimana dan model apa konflik yang cocok dan layak dimainkan. Personil-personil pengintai juga bisa dimanfaatkan untuk mengobarkann bibit konflik. Mereka berguna juga sebagai provokator dan kemudian mereka berguna untuk melerai konflik.

302

Manajemen Konfik Formal II Pertama yang perlu kita ketahui adalah rezim kini rezim pembodohan. Masyarakat terus dihidangkan konflik. Dengan itu kaum terpelajarnya sibuk membicarakan masalah. Sibuk membicarakan drama yang sedang disortir rezim. Rezim menghambat pertumbuhan kecerdasan masyarakat. Orang-orang paling pintar mentok pada persoalan kebangsaan. Demikian rezim ini mengatur level intelektual masyarakatnya. Sebuah organisasi dibangun (malah banyak organisasi dengan banyak model konflik dengan sistrm dan struktur yang rapi) sebagai wadah manajerial dan operasional konflik. Mereka sadar ketertiban, keteraturan, kerapian dan kestabilah tidak berada dalam lingkungan yang "adem-ayem" melainkan pada situasi konflik. Mereka sadar situasi "adem-ayem" memiliki potensi besar untuk munculnya konflik. Konflik yang terjadi secara spontan akan membahayakan negara karena sulit dilacak jejak dan pemicunya. Karena sulitnya menemukan "titik api", kebakaran hutan akan sulit dipadamkan. Masyarakat yang terlibat konflik alami akan sulit diatur karena tidak tahu "arah tidur"nya ke mana. Sementara masyarakat yang terlibat konflik rekayasa mereka, akan dengan mudah mereka kendalikan karena posisi mereka persis seperti lakon. Dan mereka adalah dalang. Hebatnya "para dalang" kita sekarang adalah benar-benar bagus cara bermainnya. Mereka adalah dalang perpengalaman sehingga menjiwai seluruh isi cerita. Mereka juga menguasai panggung, wayangnya, layarnya dan para penontonnya. Sehingga pada masyarakat terlihat konflik yang mereka bangun sangat alamiah dan murni. Jadi, tanpa segan-segan masyarakat mencurahkan segenap energi untuk turut andil dalam drama pemerintah. Para aktivis misalnya, adalah bintang iklan gratis dalam mensosialisasi sebuah Undang-undang dengan unjuk rasa dan protes terhadap UU yang akan disahkan. Padahal segala UU adalah pesanan korporasi. Pesanan untuk melegalkan penindasan terhadap rakyat. Rezim ini adalah rezim pembodohan!

303

Indonesia adalah Negara Hindu Tradisi Hindu yang melarang membaca Weda bagi awam turut diwariskan bagi peradaban Islam di kawasan-kawasan bekas Hindu yaitu dengan melarang awam membaca dan merenungkan makna Al-Qur'an secara otododak. Di Nusantara, AlQur'an hanya boleh diberi arti oleh Kyai, Teungku dan Syeikh. Dengan itu progsesifitas pemikiran Islam menjadi terhambat. Salah satu akibatnya adalah setelah kolonialis minggat, ummat Islam Nusantara menjadi lupa bahwa Islam hadir tidak hanya menawarkan nilai namun juga sistem untuk menjaga nilai. Kekeliruan para perumus Pancasila yang menjadi dasar negara yang secara bulat dan mentah mengadopsi nilai-nilai Hindu menjadi dasar negara dan mereka mengira itu adalah Islam bukan hanya karena mereka tidak mau menjadikan Islam sebagai landasan namun juga karena mereka tidak paham sistem perpolitikan Islam. Ketidakpahaman ini karena tidak adanya budaya pemikiran dalam Islam yang berlaku di Nusantara. Jadi meskipun agama mayoritas ummatnya adalah Islam, namun para perumus sistem itu lebih menjiwai nilai-nilai Hindu yang telah lama mengakar. Nilai-nilai Hindu ini terbawa juga dalam sistem belajar mereka. Sementara kenapa beberapa tata politik Islam sempat berkembang di Nusantara? Karena para elit politik karajaan-kerajaan Islam seperti Demak, Banten dan Mataram Islam tidak lahir dari masyarakat melainkan dari sebuah isolasi. Akar masalah kenapa Indonesia selalu kacau-balau karena sistem Pancasila itu sebenarnya dari Hindu bukan Islam. Banyak tokoh yang mencoba mengaitkan Pancasila dengan Islam. Alasan utama mereka adalah setiap butir dari lima sila itu mengandung nilai-nilai Islam. Padahal yang namanya nilai-nilai kebaikan itu dikandung oleh semua agama tidak terkecuali Islam. Semua agama pada prinsipnya menyerukan bertuhan pada Tuhan yang Satu; memerintahkan untuk: adil pada manusia, menjaga persatuan, suka bermusyawarah dan berlaku adil. Meski dalam Islam kelima nilai itu terkandung, namun pada prinsipnya dasar itu diambil dari Hindu, bukan Islam. Jadi kalau ingi melihat bagaimana sebuah negara yang berdasarkan Hindu, lihatlah Indonesia. Di sini saya tidak mengajak membenci pada umat Hindu, namun yang menjadi sumber masalah adalah nilai-nilai milik minoritas (Hindu) dipaksakan pada mayoritas. Akibatnya adalah masyarakat tidak memiliki kesadaran dari nurani untuk menghayati nilai-nilai dari dasar negara itu. Karena bertolak-belakangnya antara nilai luhur dalam dada mayoritas masyarakat dengan dasar sistem kuasa yang ada, maka pada tataran aksi yang terjadi adalah kecurangan dan pengkhianatan karena bertolak belakangnya antara nurani dengan perbuatan. Buktinya hampir semua para pemangku kebijakan negara dan kemaslahatan orang banyak melakukan pelanggaran pada nilainilai Pancasila. Sangat mudah mereka mengkhianati Pancasila. Kenapa? Jawabannya satu: karena prinsip dan nilai dalam dada mereka bertentangan dengan prinsip nilai yang mereka harus patuhi. Jangan khianati

304

nurani karena kedengkian hati yang menyebabkan hati buta. Mari sekali ini kita tidak munafik! "Mari lihat ke dalam diri, mari dengar suara hati. Jangan khianat, rasa dengki. Bukan begitu disuruh Nabi" kata Rafly si penyair Aceh. Tak dipedulikannya nilai luhur mayoritas adalah berseberangan dengan prinsip demokrasi yang diusung. Ini artinya Negara kita tidak demokratis. Lagi pula demokrasi adalah sistem yang buruk karena hanya mementingkan kepentingan 51 persen masyarakat dan mengabaikan yang 49 persen lainnya. AM Fatwa mengatakan bahwa Pancasila itu dari nilai Islam. Padahal dia sedang menipu hati-nuraninya sendiri. Dia dan orang-orang yang pernah merasa bingung dalam perdebatan antara Islam dan Pancasila lalu memperoleh kenikmatan harta dari Pancasila memilih mengaitkan Islam dengan Pancasila yang memang sangat mudah dikaitkan itu. Orang-orang yang mencoba mengaitkan nilai Pancasila dengan teks suci agamanya adalah mereka yang tersadar atau lebih lebih tepatnya menyerah pada kenyataan bahwa prinsip dan nilai yang telah baku ini kita tidak bisa melawan. Kita tidak bisa berbuat-apa apa. Kita persis seperti lakonlakon dalam drama "Topeng Kayu". Sambil menyadari ini sambil kita mencari pembenaran diri. Kebetulan pula kita teringat hadits: Ijtihad yang salah pahalanya satu. Subhanallah. Kita lupa teks lain: Allah maha kuat, jangan takut kecuali pada Allah. Ingatlah nurani mayoritas mereka juga sama seperti kita. Namun karena digaji dua juta rupiah sebulan mereka mati-matian membela prinsip yang bertentangan dengan nuraninya. Hanya yang nuraninya kuat, hatinya suci saja yang tidak bisa dicuci denga uang dua juta rupiah. Adakah nurani kita dua juta rupiah harganya? Tidak! Perniagaan dengan Allah itu balasannya surga yang luasnya melampaui langit dan bumi. Kemewahan surga melampaui istana sembarang raja dan semua penguasa. Ada juga kalangan yang menawarkan objektivikasi nilai-nilai Islam ke dalam sistem negara. Masalahnya adalah ketika diobjektivikasi, nilai-nilai itu menjadi nilai universal. Ketika menjadi nilai universal, sistem itu tetap tidak dapat integral dengan hati nurani sebab pada prinsipnya kehendak, nurani dan kecenderingan yang menjadi dasar spirit manusia itu punya naluri mempertahankan. Salah satu cara kerja naluri itu adalah menyingkirkan halhal yang bukan dari bagian dirinya demi mengamankan diri. Nilai-nilai universal itu bukanlah milik diri, dianya menjadi milik bersama dan dalam kebersamaan manusia selalu mecoba mempertahankan milik pribadi. Hal ini berbeda (tidak boleh dianalogikan) dengan hal-hal materialistik seperti harta yang harus disumbangkan: Menyumbangakan 305

nyawa lebih baik menurut manusia daripada "menyumbangkan" prinsip dan nilai dimiliki. Karena itu, solusi atas permasalah Negara kita adalah menejadikan orang Hindu yang masih benar-benar memahami, menghayati dan mengamalkan prinsip nilai Hindu dengan benar sebagai pengatur seluruh kebijakan negara di seluruh tingkatan agar nilai-nilai Pancasila dapat terlaksana dengan baik dan benar. Namun karena mayoritas rakyat Indonesia bukan Hindu, maka sistem negara Pancasila harus menggunakan tangan besi karena hampir semua masyarakat yang diatur itu sebenarnya tidak mau diatur oleh sistem itu. Marilah kita untuk tidak mensakralkan apapun kecuali Kalimah Syahadat. Sebab saya melihat sudah sangat banyak dari kita yang mencoba menghayati dan menyegarkan kembali nilai prinsip negara namun tetap malah membuat Nusantara semakin kacau-balau. Saya mengkritik warisan Hindu pada aspek-aspek sakral atau menyangkut kaidah keagamaan, terutama pada ranah teologis dan memberi ruang gerak yang longgar pada aspek cara berkehidupan keseharian (baca: kebudayaan). Kenapa saya sempat berfikir demikian? Karena nyatanya sistem Hindu yang diperkenalkan di Nusantara tidak memiliki aturan-aturan nilai yang konkrit, telalu abstrak sehingga sangat mudah dimaknai menurut kehendak pribadi. Pada setiap tindakan yang berlandaskan kepentingan pribadi sangat mudah dicari pembenarannya untuk membela diri. Hal ini mengingatkan saya pada aturan-aturan hukum yang ditetapkan di Republik ini. Poin-poin aturan hukum kita sangat multi tafsir sehingga siapa yang mampu membayar penafsir hukum (jaksa, polis, hakim dll) terbaik, dialah yang diusung sebagai orang yang paling benar.

Istri-istri Gila-gila Kalau tidak banyak-banyak menumpahkan tinta di atas kertas saya merasa berdosa dengan darah kakek buyut saya yang menumpahkan darah demi rakyatnya, demi marwah bangsanya. 306

Tapi sayangnya yang lebih banyak tumpah air mata saya karena banyaknya dosa-dosa saya yang kebanyakannya datang dari kedua mata. Sore-sore saya semakin malas saja ke masjid untuk shalat dan mengaji. Tapi saya tidak tahan bila tidak cepat-cepat ke masjid. Pasalnya sore-sore banyak ibu-ibu muda-muda yang kulitnya putih-putih mulus-mulus mengantarkan anak-anak mereka yang kecil-kecil belajar mengaji di masjid. Celana mereka yang pendek-pendek menjemur kulit-kulit mereka yang mulus mulus ke hadapan mata-mata anak muda yang nakal-nakal seperti saya. Suami-suami mereka biasa-biasa saja aurat-aurat istri mereka jadi milik mata-mata bersama. Suami-suami wanita-wanita di Jakarta memang "baik-baik". Aurat istri-istrinya boleh jadi milik bersama. Dalam kacamata saya mereka-mereka adalah orang-orang gila. Indonesia memang lokalisasi orang gila. Indonesia bisa dikatakan rumah sakit jiwa paling luas di dunia. Tapi tidak bisa juga dikatakan rumah sakit karena orang-orang yang sakit jiwa ini tidak sedang diobati. Tapi boleh juga dikatakan 'rumah sakit' karena ada dokter jiwanya lengkap peralatan medisnya. Doter-dokternya adalah ustadz-ustadz dan para pemimpinpemandu zikir. Alat-alat medisnya adalah buku-buku penyegaran rohani yang banyak bergentayangan di mana-mana. Pada dasarnya manusia ingin dikenal luas. Ingin tersohor, jadi pusat perhatian. Karena itu ibu-ibu muda dan gadis-gadis tidak punya hal lain untuk dijadikan alat agar mereka diperhatikan selain aurat dan mengecat muka senorak mungkin. Atau, memamerkan bokong dan selangkangan secara vulgar dengan memakai yang ketat-ketat. Penyakit tersebut termasuk penyakit jiwa kronis. Namun masyarakatnya tidak menggolongkan mereka sebagai orang gila karena hampir semua masyarakatnya seperti itu. Karena gila atau tidak adalah konsensi. Gila dimulai dari beban pikiran yang membuat aliran darah ke otak tidak stabil. Kondisi ini membuat urat-urat syaraf terganggu. Karena itu, penyakit psikologi tidak ada yang tidak berhubungan dengan kondisi fisik. Bahkan saya meyakini antara fisik dengan psikis tidak ada dualisi. Kita dapat menyembukan orang gila denga latihan-latihan. Pertama kita harus memposisikan mereka sebagai orang normal. Secara perlahan pola pikir mereka akan berubah. Seiring denga perubahan pola pikir akan memperbaiki kondisi saraf dan otak. Usaha ini memerlukan kesabaran tingkat tinggi dari orang-orang yang menginginkan mereka sembuh. Banyak orang gila sulit disembukan karena kondisi saraf dan otaknya telah terlalu parah. Sementara saraf yang fisik itu tidak bisa diobati secara klinis. 307

Hampir semua orang yang pernah gila dengan mudah dapat kembali gila. Kenapa? Seperti penyakit-penyakit klinis lainnya, bila sekali mengidap, selanjutnya selalu dapat kambuh kembali. Katanya orang yang syahid sebagai syuhada dapat merekomendasi tujuh puluh orang masuk surga. Moga moga tumpahan-tumpahan tinta saya dapat membuat ayahnya kakek buyut saya bermurah hati memasukkan nama saya dalam salah satu dari tujuh puluh orang yang beliau rekomendasi. Dan karena saya yakin beliau tak sudi merekomendasi tukang buat dosa, saya selalu berusaha untuk menjadi orang yang baik hati dan murah senyum. Semoga.

Akal Lupa Kant meneliti akal ini dengan menggunakan akal ini. 308

Aku menyerahkan hidup pada lupa. Sebenarnya semua yang di alami tidak lekang dari akal. Tetapi banyak kejadian-kejadian setiap perseribu detiknya tidak mampu kita memunculkan ke dalam permukaan ingatan pikiran karena dia sibuk mempersepsikan milyaran hal baru setiap seperjuta detiknya. Semakin kita mencoba memunculkan pengalaman yang terlupakan kepermukaan untuk dapat diingat kembali, semakin sulit dia muncul kepermukaan karena pikiran terhambat pada konsenterasi tertentu.

Sudut pandang Teori Evolusi 309

"Tepuk tangan bagi big-bang baru terjadi setelah lima belas milyar tahun ledakan itu terjadi" kata Gaarder. Pertanyaan saya, perlukah beberapa milyar tahun lagi bagi kita untuk mempercayai teori evolusi. Saya mengapresiasi teori evolusi dari sudut pandang sastra dan filsasat. Teori itu tidak memperoleh ruang di sudut manapun dari segi ilmiah. Juga saya dapat mempercayai teori Big-bang secara filosofis, namun saya kira teori itu tidak relevan sama-sekali secara ilmiah.

Nikah 310

"Gejala dunia dan hakikat hayat, semua mimpi, khayal, tipuan sesaat cuma" Ummar Khayyam Ada adat yang berlaku di masyarakat Melayu. Bahwa pengantin prialah yang menetap di rumah penagntin perempuan. Pengantin pria tidak boleh keluar rumah selama seminggu pasca pernikahan. Dalam hukum Islam, laki-laki dewasa wajib ke masjid untuk shalat berjamaah bila dia mendengar suara azan. Maka terlihatlah adat yang tidak disyariatkan ini bertentangan dengan syariat. Saya memberi apresiasi yang sangat besar bagi sebuah sistem budaya setiap pelosok bumi masyarakat. Karena saya yakin setiap sistemnya adalah solusi terbaik yangditemukan masyarakat secara alami melalui proses evolusi yang sangat sinergi. Kita maklum bahwa di masa lalu pengantin wanita dan prianya hanya melakukan pendekatan dan pengenalan pasca nikah. Karena itu perjumpaan mereka paska nikah harus intens. Lagi pula keluarga wanita sangat ingin melayani menantu mereka dengan sebaik-baik dan seramah-ramahnya. Karena itu saya mendukung konsensi budaya ini. Namun bagaimana dengan kewajiban agama? Saya melihat pengantin pria adalah musafir. Jadi dia boleh menjamak shalatnya. Karena itu ada toleransi baginya untuk tidak ke masjid. Perlu diketahui, yang namanya tidak boleh keluar rumah tidak sekaku yang kita pahami. Maksud sebenarnya adalah pengantin pria tidak boleh dulu bekerja mencari uang atau nafkah. 'Tidak boleh keluar rumah' itu adalah sebagai istilah saja. Bahkan waktu bulan madu itulah masanya bagi pengantin pria untuk bersosialisasi di tengah masyarakat barunya. Biasanya dia datang ke warung-warung kopi untuk bersosialisasi. Kaum pria di kampung biasanya berkumpul di mushalla atau surau untuk shalat berjamaah. Maka cara terbaik bagi pengantin baru itu untuk bersosialisasi adalah dengan shalat berjamaah ke surau atau masjid. Cukup beritahukan semua. Lalu menikahlah. Karena kamu bukan raja. Tak perlu undangan seribu. Tak perlu pesta-pora. Tak perlu pelaminan yang agung, karena kamu bukan raja. Tapi ingat, perjuangan setan belum berakhir setelah kamu menikah. Kalau menikah hanya untuk memperturut syahwat, kamu akan bercerai karena syahwat. Buku-buku yang menganjurkan pernikahan dini jangan mempengaruhimu. Untuk membangun sebuah rumah tangga perlu kematangan pikiran dan kesiapan materi. Permasalahan yang dihadapi orang yang telah menikah jauh lebih besar daripada kelihan yang dirasakan bujangan. 311

""Hargai detik berharga ini tinggi-tinggi, itulah buah tunggal hidup kita, Bujang." Anggaplah kesepian ini sebagai sebuah permainan. "Permainan yang tak pernah berakhir ini sangat mengasyikkan" (Ahmad Wahib) Tidak semua pengetahuan membuat kita semakin baik, tapi semua wanita perlu mengetahui ini: Laki-laki mencintai seperti keledai dan perempuan mencintai seperti Tuhan. Maka berhati-hatilah, hai perempuan. "Kalau hendak menurut biar berakal. Kalau hendak mengikut, biar pintar" ingat pesan ini hai perawan. Kini kusadari cinta sejati tak membutuhkan badan. Maka janganlah terburu-buru, hai Bujang. Setiap tanggungjawab taruhannya selalu nyawa. Maka aku yakin kau bujang belum siap menikah."Kita adalah wayang dan langit sebagai dalang. Dalam kenyataan sebenarnya dan bukan sebagai kias semata.Sejenak kita berperan di pentas ini lantas kitapun mesti masuk ke satu kotak lupa" ingat pesan Khayyam, Kawan. Setiap keputusan, sekecil apapun, taruhannya selalu nyawa. Karena itu keputusan segera menikah adalah pilihan terburuk. Sementara aku? "Restu dan jasamu akan menjadi kekuatanku." Biarkan aku bernyanyi: Karena tak bersama Cinta semakin luar biasa Sebab tak bersatu Cinta semakin menggebu

Tuhan adalah Tukang Kebun 312

Tampaknya Tuhan tidak mau berlama-lama lagi memerintahkan malaikatnya untuk meniup sangkakala. Kenapa? Karena manusia semakin lihai saja dalam menggunakan otaknya. Kemampuan otaknya itu sering difungsikan untuk mengakal-akali perintah Allah. Belakangan banyak manusia yang mengeluh terlalu sibuk dan tidak punya waktu. Sementara mereka harus melakukan banyak hal. bahkan untuk shalatpun tidak sempat. Mereka mengeluh dengan adanya perintah puasa dengan alasan puasa mengurangi produktivitas kerja. Keluhan lainnya adalah dengan tibanya malam, mereka harus mengurangi aktivitas kerja. Karena itu mereka berharap agar 24 jam siang terus. Karena itu manusia tampaknya sedang merencanakan sebuah proyek pembuatan kaca ukuran mahabesar.Kaca ini akan diterbangkan ke ruang angkasa untuk ditempatkan pada sudut tertentu di angkasa. Guna kaca ini adalah untuk memantul cahaya matahari agar tempat-tempat tertentu yang diinginkan pada malam hari menjadi terang benderang seperti siang. Kerjanya seperti bulan yang memantul cahaya matahari. "Lho, bagaimana dengan cuaca di bumi. Awan dapat saja menutupi cahayanya?" Tenang. Terang yang dihasilkan hampir sama persis seperti terangnya matahari menyinari. Jadi awan tak mengganggu pantulan sinarnya. Memang manusia dapat menghemat energi dengan proyek raksasa itu, namun mereka juga akan menyangkal apabila diperintahkan shalat maghrib, isya dan subuh. Alasan mereka malam sudah tidah ada dan matahari tidak pernah tenggelam. Shalat bagi mereka tinggal zuhur dan asar, itupun digabungkan dalam satu waktu setelah belakangan mereka terkena mazahab syiah. Tampaknya Tuhan harus segera menggulung langit dan melipat bumi sebelum akal manusia menjadi lebih cerdas. Sebelum manusia berhasil merakit mikroskop yang dapat menangkap wujud-wujud setan dan malaikat. Sebelum ahli futurologi dapat memastikan seseorang akan masuk surga atau masuk neraka hanya dengan melihat raut wajahnya. Tampaknya gunung-gunung harus segera diterbangkan sebelum filsuf terlalu yakin Tuhan adalah pengecut. Tapi aku yakin kiamat akan segera datang sebelum saintis berhasil membuktikan Tuhan adalah tukang kebun.

Kata Penentu Dunia 313

"Dunia adalah perwujudan ide yang utuh dan abadi", kata Goenawan. Ide adalah kata. Kata menentukan dunia. Mungkin karena itu wahyu turun dalam bentuk kata. Kelihatannya wahyu ingin menetukan dunia. Kenyatannya memang begitu. Syair juga kata, juga telah terbukti merubah dunia. Menentukan dunia. Tapi tampaknya yang pertama memaksa dan yang kedua merayu. Syair sifatnya menghipnotis. Mengeluarkan manusia dari alam sadarnya lalu mendoktinnya di sana. Sekembali dari alam sana, manusia merubah langkahnya. mereka mengikut tanpa turut. Dalam menyeru, wahyu menjadikan manusia sebagimana petarung yang ulung. Wahyu mengajaknya bertempur di arena sebagai gladiator sejati. Wahyu tahu segala tindak manusia tidak keluar dari sadar . Dengan mengajak saat tersadar, wahyu memberi sinyal bahwa akal sehat adalah lantai permadani sega tindakan. Wahyu memberi kesadarah bahwa hidup adalah pertarungan antara dua harimau jantan, bukan perebutan sepotong tulang antara dua anjing kurapan di tempat pembuangan sampah. Aku ingin menjadikan wahyu sebagai syair, biar menyentuh; mempengaruhi tanpa memaksa. Berdasarkan itu aku ingin memberi pesan bahwa ilmu dari hasil ide dan gagasan bukanlah buku pedoman menjalani kehidupan. Dianya adalah alat; bagamana cara menggunakannya, merujuklah wahyu. Maka pesan Goenawan sepenuhnya salah. Penentu dunia bukan ide melainkan wahyu dan pelaksana wahyu bukanlah ide melainkan konsensi. Konsensi kita yang datang dari hasil asimilasi bebagai hasil penafsiran wahyu. Tapi bila Anda berkata "Kata adalah penentu dunia yang utuh dan abadi" maka: (pembaca soal kuis di tv): "Seratus buat Anda".

314

Sistematika Stigmatisasi Kata Gus Dur, Hadits Nabi yang menyatakan perempaun menjadi pemimpin akan menimbulkan malapetaka sudah tidak relevan lagi dengan zaman kita. Kalau demikian halnya, maka saya curiga masih banyak hadits lainnya yang kondisinya tidak relevan lagi. Bahkan mungkin ada beberapa ayat Al-Qur'an yang juga kondisinya sama. Al-Qur'an tidak relevan lagi. Memang "benar" kata Gus Dur itu, di zaman sekarang, tak peduli perempuan atau laki-laki yang jadi penguasa, semua juga jadi pencuri. Siapapun mereka tetap juga menyengsarakan rakyat. Di zaman yang hedinis dan pragmatis sekarang ini, Al-Qur'an memang tidak sesuai bagi mereka. Bagi orang-orang seperti itu, Karl Marx sangat tepat menjadi nabinya. Bagi mereka, isi otak Max Weber adalah paling ideal. Arabisasi memang tidak sama dengan Islamisasi. Tapi bagaimana kita bisa melepaskan diri sepenuhnya dari kesan-kesan Arab terutama dalam persoalan bahasa. Sebab pedoman hidup kita berupa Al-Qur'an diturunkan dalam bentuk bahasa. Dan Al-Qur'an itu dalam bahasa Arab. Mengenai relefansi, maka kita harus menyepakati satu di antara dia, kalau bukan hadits Nabi yang tidak relevan, maka otak Gus Durlah itu. Mengenai Arabisasi, maka kita tidak bisa melepaskan diri darinya. Kalau Gus Dur pandai menghargai budaya, maka seharusnya dia juga harus pandai menghargai dialog dan negosiasi budaya. Terutama menyangkut bahasa. Mengenai Arabisasi bahasa, saya kira Arabisasi bahasa kita lebih baik bila kita memahami sistematika stigmatisasi.

315

Garuda adalah Burung Garuda adalah burung. Garuda bila pandai dikendalikan, bisa dijinakkan maka akan menjadi kendaraan yang nyaman dan menyampaikan ke tempat tujuan. Bila dia belum bisa dijinakkan atau malah melawannya, maka kamu tak aka bisa lari dari cakarnya. Ingatlah tipikal burung yang lebing agresif dari singa terhadap mangsanya. Sebelum mangsanya benar-benar tak berdaya, paruh dan cakarnya takkan pernah berhenti menteror. Kalau tidak ingin binasa, maka kamu harus berada di belakangnya atau di atas punggungnya. Dengan itu dia akan jinak dan tunduk pada keinginanmu. Militer adalah penunggang burung yang ulung.PII masih di hadapan burung itu. Karena itu dia terus dihantam. HMI telah lama naik ke punggungnya sehingga kader HMI gemuk-gemuk.

316

Jalan Fisika Dahulu Barat dan Timur tidak memiliki perbedaan dalam melihat kehidupan dan segala macam berkaitan dengannya. Keduanya melihat segala fenomena dalam hidup sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan begitu manusia begitu berhati-hati dalam bertindak karena sadar suatu tindakan yang keliru dapat menyebabkan kekacauan pada segala bidang menyangkut seluruh alam dan semua kehidupan. Belakangan para filsuf atomis Yunani menarik garis tajam antara materi dengan ruh. Akibat adanya dualisme ini, belakangan kemudian Aristoteles memutuskan bahwa perenungan atas pengalaman spirituan yang immaterial jauh lebih bermanfaat daripada pengkajian terhadap alam materi. Akibat dari pengaruh Aristoteles serta kehadiran agama Kristen dan penguasaan gereja atas segala tindakan manusia mengakibatkan minat atas kajian pengkajian manusia atas alam praktis mandek selama ribuan tahun. Untunglah Galileo Galilei berani melawan sistem otoritas gereja yang telah berlangsung ribuan tahun sehingga dia mampu menyadarkan manusia untuk melakukan studi analitak dengan menggabungkan pengetahuan empirik dan matematika (Chapra, The Tao Of Physics, 2009: 11) sehingga dapat menghasilkan suatu pengetahuan yang benar-benar objektif atau dapat menjadi konsensi bersama. Semangat manusia untuk melakukan pengkajian atas alam timbul karena kesadaran mereka bahwa akal pikiran manusia lebih superor daripada alam itu sendiri. Sebelumnya, manusia mengganggap alam adalah suatuhal yang sangat mengerikan dan sebagai penguasa dan ancaman bagi manusia. Adalah Rene Descartes melalui semboyannya "Aku berfikir maka aku ada" yang membuat kesadaran superioritas akal muncul. Kesadaran akan dualitas alam materi dan non materi memang telah lama muncul. Namun kesadaran manusia akan keunggulan pikirannya sehingga mampu meyakinkannya bahwa akalnya mampu mengeksplorasi alam materi barulah muncul belakangan. Issack Neuton berjasa besar dalam membuat stigma alam materi sebagai sebuah mekanika sehingga manusia semakin sadar akan keunggulan akalnya dalam mengeksplorasi alam. Dualitas antara alam materi dengan non-materi perlu disusun agar manusia menyadari batas-batas superioritas akal. Dengan itu manusia dapat melakukan eksperimen dan eksplorasi dengan baik atas alam materi. Namun adalah tidak layak ketika kita menarik garis pemisah itu secara materialistik. Garis pemisah itu harus relatif seiring kemampuan akal manusia memproduksi sarana pembantu akal dalam mengeksporasi alam. 317

Superioritas akal tidak patus dipelesetkan menjadi penguasaan yang membabi-buta. Kesadaran akan superioritas ini layaknya dijadikan motivasi semangat pengkajian alam untuk menemukan kebenaran. Untuk saat ini boleh-boleh saja Fisika mengakui kefanaan setelah quark diperbesar. Namun di masa depan boleh jadi akan ditemukan instrumen baru yang dapat dipersepsi akal saat kecerdasan manusia mampu mengahasilkan produk pembantu indera yang lebih baik dari yang ada sekarang ini. Galileo, Descartes dan Newton adalah orang-orang yang mampu mengembalikan kesadaran manusia pada tempat yang ideal di antara segala macam hakikat alam dan kehidupan. Karena itu jalan yang ditempuh sains hari ini bukanlah jalan yang keliru. Sains sudah berada pada jalan yang layak dan ideal. Yang keliru adalah beberapa manusia yang fanatik terhadap agamanya sehingga kerena kejumudan mereka pada kitab sucinya yang dilandasi pada pemahaman keliru terhadap sains (karena mereka memang awam dan pemikirnya tidak terlibat langsung dengan sains) terlalu gemar mengkritik jalan yang ditempuh sains dan selalu menyudutkan sains tanpa alasan yang jelas serta mengunggulkan kitab sucinya tanpa alasan yang jelas pula. Di samping karena kurangnya pemahaman, tindakan agamawan yang seperti ini juga muncul karena ketakutan mereka akan penemuan-penemuan ilmuah yang mereka khawatirkan tidak sejalan dengan isi pedoman kitab suci. Mereka khawatir kecenderingan atas sains akan membuat umat tidak percaya lagi pada kitab suci. Padahal yang membuat umat terlalu cenderung pada sains dibandingkan isi ajaran kitab suci adalah karena kegagalan agamawan dalam memberikan pemahaman yang benar dan cukup pada ummat. Kalau memang agamawan mereka kitab suci mereka benar dan ummat telah mereka bekali dengan pemahan dan kesadaran agama yang cukup. Maka cukup bagi mereka mempelajari dan memahami cara kerja sains. Dengan itu, mereka akan menemukan suatu kesadaran utuh bahwa sains memang lurus, lugu dan polos. Dengan itu tak perlu lagi ada perdebatan: yang menentukan usia adalah nyawa atau jantung? Pemahaman yang benar akan sains akan menimbulkan kesadaran bahwa nyawa hanya bisa bertahan pada organ yang normal, stabil dan memungkinkannya berada: kita akan paham bahwa nyawa dan jantung hanyalah sebuah alasan agar akal manusia mengerti, agar manusia paham.

318

Da'wah Satu Pesan Dahwah di pedesaan atau dusun sebenarnya hanya membawakan satu pesan dalam durasi ceramah yang berjam-jam. Yang membuat dianya sampai berjam-jam adalah kisah cerita panjang lebar yang disampaikan untuk memberikan contoh dan pelajaran mengenai satu-satunya konsenterasi pesan yang dibawa. Kenapa pula jamaah bisa sanggup mendengar ceramah yang berjamjam yang penceramah hanya membawakan satu pesan moral saja? Satu, karena dalam penyampaian ceritanya mubaligh sering menyisipkan humorhumor menggelitik yang sangat dekat dengan keseharian masyarakat, baik dalam segi tindakan-sehari-hari maupun bahasa yang sangat mengibu. Kedua karena bahasa yang disampaikan gua banget, bahasanya masyarakat setempat. Tiga, karena tema yang diusung karena hanya satu konsenterasi pesan moral, maka masyarakat mudah mencernanya. Belakangan di tempat yang agak sedikit kota, contoh pesan moral diangkat dari kisah buku-buku populer di masyarakat kota banget. Misalnya kisah yang diangkat diambil dari buku-buku bertema sufistik karya Jalaluddin Rakhmat. Melalui kutipan buku Rakhmat oleh mubaligh dari perkotaan, tanpa disadari dan tanpa mau dipedulikan oleh jamaah yang dari dusun yang memang sunni benar dari ubun-ubun mengakar hingga sum-sum: telah terasuki pemikiran syi'i.

319

Tuhan Manusia punya sifat-sifat menyerupai Tuhan. Ketika manusia mampu membersihkan diri dari segala ketertarikan dunia dan mampu menguasai hawa nafsu makan dia menjadi serupa dengan Tuhan. Hal membedakan antara manusia paling mulia dengan: 'Tuhan', 'Allah', 'Rabb' 'Ilah' adalah kata-kata itu memiliki makna sebagai Dzat yang baginya penyembahan, pengabdian, penundukan. Sementara penyembahan, pengabdian, penundukan tidak berlaku bagi selain Dzat Satu itu. Di alam di mana akal masih dipakai segalanya perlu diklasifikasi agar dapat dikenal. Di alam sana, Tuhan dengan hamba saja tiada beda.

320

Esensi Demokrasi Usahakan manusia-manusia mulia saja yang tercipta karena bila ingin menjadi tinggi kau harus dilihat dari kacamata-kacamata kemuliaan manusia-manusia adalah cermin pribadimu dari merekalah kamu dinilai. Inilah esensi dari demokrasi. Bila telah berada di puncak tahta kamu mengusahakan rakyatmu menjadi bodoh agar kau tak tersaingi kamu akan mendapatkan kelanggengan. Pujuanpun akan selalu mengalir tapi ketahuilah kamu diapresiasi oleh orang-orang bodoh. Aristoteles malu setengah mati dan tiga hari tidak berani keluar rumah karena dipuji dan dianggap cerdas oleh masyarakat awam. Dia sadar dianggap cerdas oleh rakyat awam adalah penilaian dari orang bodoh. Dan artinya dia juga bodoh. Kita sadar menjadi orang paling bodoh diantara orang-orang paling unggul jauh lebih baik daripada menjadi orang paling pintar diantara orang-orang paling bodoh. Negara demokrasi punya dua arah. Pertama rakyatnya adalah orangorang cerdas dan beriman semua. Kedua rakyatnya adalah orang-orang yang bodoh dan keras kepala. Demokrasi yang diharapkan Masyumi adalah demokrasi yang pertama. Kalaupun kondisinya adalah yang kedua, maka segala daya dan upaya harus diusahakan dan dijadikan prioritas paling utama supaya tercipta kondisi yang pertama. Maka bila kondisi model pertama yang ada, maka Inya' Allah negara akan senantiasa sejahtera berada dalam keridhaan Allah senantiasa. Yang dipiling menjadi anggota parlemenpun adalah orang-orang yang benar-benar takut pada Allah dan pemberani semua, bukan mantan preman atau para artis.

321

Di Sawah Di Sawah provokasi telah sukses seratus persen. Amcaman bahaya kelaparan dan krisis pangan adalah kebohongan yang paling ampuh oleh mereka yang punya kepentingan menjual pupuk dan bibit-bibit. Akibatnya kita tidak agi makan beras melainkan makan bahan kimia. Dulu di sawah malah kita bisa memancing. Ikannya besar-besar. Sekarang burung putih mirip bangaupun sudah tidak sudi ke sawah yang basah karena tidak ada sebiji makhluk hiduppun di sawah. Tidak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di tengah-tengah cairan pertisida kecuali keong emas dah hama-hama lainnya. Padahal keanekaragaman hewan di sawah yang basah semakin membantu mensuburkan tanah. Nasi yang kita makan sekarang bukanlah nasi, dianya adalah pupuk kimia yang membuat pertemuan dengan orang-orang yang dicintai di dunia ini cepat berakhir. Semua itu mempercepat mati. Orang yang hidup dengan makan pupuk kimia nasibnya sama dengan orang Etophia yang mati kelaparan.

322

Pengelola Negara Bajingan Pengelola dan pengambil kebijakan negara ini memang bajingan lahir dan batin. Sebuah tempat pendaratan ikan yang dibangun hanya mengeluarkan uang rakyat beberapa ratus juta saja dijadikan sarana untuk melalukan pengutipan dari nelayan dan pengguna sarana sampai waktu tak ditentukan. Fasilitas umum lainnya seperti pasar, jalan, jembatan dan lainnya juga diperlakukan sama. Katanya fasilitas-fasilitas itu dibangun dari hasil pajak. Tapi kenapa setelah selesai tetap dipungut biaya. Katanya untuk biaya perawatan. Tapi tampanya perawatan tidak diperlukan dan kalau ada kerusakan bukankah pajak masih terus dikutip. Yang paling bajinagan di atas para bajingan adalah fasilitas publik milik swasta. Ini adalah lintah darat, pemeras, pembunuh yang legal. Kehadiran mereka diamini negara. Negara mengamini karena para pengambil kebijakannya telah disuap swasta. Mereka menjual nyawa rakyat dengan haga yang murah. Sama bagi mereka dengan memakan bangkai saudaranya yang telah mati. Laknat Allah bagi mereka dunia dan akhirat. Semoga Allah tidak mengampuni dosa mereka dan menolak semua amal ibadahnya.

323

Berhenti Membaca Bila sedang membaca tiba-tiba ide datang, saya berhenti membaca lalu menulis. Saat sedang menulis kehabisan ide, saya tidak langsung membaca; saya memilih berjalan-jalan di taman atau melakukan kegiatankegiatan yang ringan.

324

Dilarang Parkir Budaya tekstual yang tinggi di Eropa bahkan membuat mereka hampir sama sekali tidak mempedulikan sebuah realita di sekitar mereka. Bagi mereka yang tekstualis, sebuah realita adalah bentukan dari sebuah teks masa lalu yang akan sebera berubah menurut teks yang ada di masa kini. Syukurlah dengan pola pikir seperti itu, mereka tidak terlalu peduli dengan tingkah laku serta tindakan-tindakan kaum muslim. Banyak di antara mereka yang beroleh hidayah karena mereka membaa teks Al-Qur'an , buka terkesan dengan prilaku seorang muslim yang baik; lagi pula kaum musllim sekarang tidak lebih baik dari non-muslim dalam segala aspek. Bagi kita yang hidup dalam budaya "buta huruf", sebuah teks samasekali tidak kita pedulikan bila menemukan secuil realita kecil yang berseberangan dengan teks. Kita akan mengikuti realita, bukan teks. Kata "jahil" bukan disematkan kepada orang yang tidak tahu tapi pada orang yang tahu tapi tidak patuh. Sebuat teks besar bertulis: DILARANG PARKIR DI SINI. Seseorang yang baru tiba sama-sekali tidak peduli teks peringatan itu. Dia hanya tahu di sini boleh parkir karena saat dia tiba telah berjejer beberapa sepeda motor di samping teks itu. Teks: DILARANG MENAIKKAN ALAS KAKI DI ATAS TANGGA juga tidak akan ada yang mau peduli bila menemukan beberapa sandal di letakkan di atas tangga. Kalau saja orang Barat memiliki budaya yang sama seperti kita, mereka akan melihat muslim dengan sangat jijik, bukan malah berduyun-duyun masuk Islam seperti sekatang ini.

325

Fitrah Adik bertanya pada Mak. "Mak, kenapa dalam kitab dikatakan zakat Fitrah tidak dianggap lagi bila dibayar setelah shalat Ied?" "Zakat Fitrah itu adalah penyampai pahala puasa Ramadhan kepada Allah SWT. Bila zakat fitah tidak dibayar maka pahala puasa kita mengawang-awang. Ketika Fitrah tersampaikan pada fakir-miskin maka tersampaikanlah pahala puasa kepada Allah" jawab Mak. Mendengar itu saya teringat sebuah hadits yang menyatakan Allah berada pada perut anak yatim yang sedang kelaparan. Maka menurutku apabila sumbangan kita pada anak yatim itu tersampaikan kepada perutnya yang kelaparan, maka itu artinya sumbangan kita tersampaikan pada Allah. Mengingat ini aku ragu apakah orang-orang yang rajin shalat berjamaah, dahinya hitam bekas sujud dan jenggot sudah seperti singa tersentuh Tuhan amalnya padahal mereka paling sombong di atas kulit bumi: mereka paling pelit senyum, menganggap diri paling baik, merasa telah mengantongi tiket surga dan meyakini orang lain di sekitarnya pasti masuk neraka.

326

Target Dalam khutbah Idul Fitri 1432 H. di Meunasah Gampong Bireuen Meunasah Dayah dikatakan setiap detik dari hidup manusia memiliki target. Target itu adalah alasan kenapa kita harus berada di sini dan melakukan ini. Target adalah alasan mengapa kita hidup. Dalam mencapai target sekiranya kita selalu beradandalam posisi aman. Bila tidak usaha yang dilakukan akan sia-sia sebab kita tidak dapat mencapai target. Itulah yang dinasehatkan seorang bapak yang kebetulan duduk di sampang saya pada suatu hari dalam perjalanan ke Binjai. Katanya kita tidak perlu ukit campur urusan orang lain. Kalau ini dikaitkan pada tindakan bajingan pengelola negara, maka selamanya perubahan takkan ada, selamanya rakyat akan tertindas bila semuanya bersifat nrimo doank. Seorang bapak di Matangglimpangdua juga mengatakan kita lakukan saja urusan kita dengan baik dan bersahaja. Mereka para pengelola negara melakukan pekerjaannya. Dia juga mengatakan bila mereka korup, biarkan saja Allah yang membalas. Aduh, saya tidak suka pada mereka berdua. Mereka tipe orang-orang yang pengecut dan penakut. Aku lebih suka Che dan Khomaini.

327

Agama Sebagai Candu Candu adalah sesuatu yang hampir mustahil dilepaskan. Kemungkinan bila neraka ditampakkan dihadapan dan kita dimasukkan kedalamnya bila candu tidak ditinggalkan sementara akses camdu juga dihadapan, maka kita akan memilih candu dan tidak menghiraukan api neraka. Beruntunglah Karl Marx membawa berita gembira dengan mengatakan agama adalah candu. Dengan mencadi candu, agama mengakar di otak. Di hati? Agama punya kekuatan menanamkan akarnya ke sana. Dengan menjadi candu, agama menjadi hal yang tidak boleh tidak. Dengan menjadi candu, agama menjadi kebutuhan paling utama bagi apapu dan dalam situasi bagaimanapun juga. Agama, tidak hanya menjadi camdu bagi otak, dianya pula menjadi candu bagi hati.

328

Respon PII Atas Beberapa Persoalan Ummat Umat Islam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memang terlihat telah bergerak terlalu jauh menginggalkan idealitas mereka sebagai gerakan Islam.Saratnya kepentingan para alumni HMI terhadap lembaga itu membuat para petinggi HMI yang masih aktif mau tidak mau terlibat dalam arus kepentingan tersebut. Akibatnya, politik uang terlalu deras di HMI sehingga mengalahkan segala kepentingan yang lain. Angin segar datang dari telah tercapainya kesepakatan dari para petinggi GPI dengan GPII untuk kembali bersatu. PB PII melalui Ketua Umumnya Muhammad Ridha dipercaya sebagai fasilitator dalam penyatuan tersebut. PB PII sendiri masih terlihat longgar dengan ormas-ormas Islam dalam berkoalisi menganggapi isu tertentu. Terlihat seperti ini karena PB PII berpandangan dalam melakukan amal makruf dan pembelaan hak musdaafin kita dapat berkoalisi dengan organisasi berlandaskan apapun selama kita punya komitmen yang sama dibidang itu dengan tetap berpegang pada Khittah Perjuangan PII. PII juga terlihat lemah merspon aliran-aliran sesat dalam Islam sebab mungkin karena kita terlalu fokus pada isu yang berdampak langsung pada masyarakat secara umum. Meski begitu, banyak PW PII yang sangat serius merespon aliran-aliran sesat tersebut di daerah masing-masing. Kita juga gerah melihat organisasi-organisasi Islam yang baru bergerak ketika memperoleh dukungan materil dari pihak-pihak tertentu yang punya kepentingan. Kita patut mempertanyakan idealitas ormas-ormas Islam secara umum. Tidak diakomodasinya kepentingan kepentingan Islam dalam sistem formal menyebabkan banyaknya kalangan ummat Islam yang peduli akan cita-cita dan posisi Islam menjadi kecewa sehingga menjadi potensi besar timbulnya gerakan-gerakan yang dianggap "berbahaya" oleh negara. PII sendiri dalah hal ini mengambil sikap objektivikasi nilai-nilai Islam sehingga cita-cita Islam dapat menjadi cita-cita objektif sehingga dapat diakomodasi oleh sistem formal. Sikap seperti ini juga menjadi kendala bagi kita karena setiap nilai yang terobjettivikasi menjadi sistem kurang disadari ummat sehingga mereka tidak memiliki loyalitas menjalankan dan mempertahankan sistem ini. Di samping itu, pemerintah juga masih sangat lemah keepeduliannya untuk menerima nilai-nilai yang terobjektivikasi ini. 329

Salah satu strategi kita dalam objektivikasi ini adalah bergerak bersama lambaga-lembaga buruh serta ormas-ormas yang mengusung misi kemanusiaan dalam memperjuangkan aspirasi rakyat Indonesia yang mayoritasnya adalah Muslim. Bergerak bersama mereka adalah usaha kita menyuarakan aspirasi kaum muslim. Hal inilah yang perlu disadari esoloneselon PII tingkat wilayah hingga komisariat sehingga mereka dapat menjalankan visi PII Nasional secara bersama. Bidang pemberdayaan wilayah PB PII perlu memberikan penyadaran kepada eselon bawah PII. Stimatisasi teroris terhadap Islam oleh Barat telah berhasil mempengaruhi pemerintah kita yang korup itu untuk ikut-ikutan dan bahkan semakin heboh menciptakan situasi sehingga seolah-olah terlihat ekstrimis Islam banyak bergentayangan dan meresahkan. Denga itu pemerintah utamanya melalui PNPT (badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dapat terus mendapatkan kucuran dana dari negara-negara anti Islam dan APBN. Dalam hal ini PII masih belum memiliki aksi yang konkrit dalam melawan penyakit ini kecuali dengan advokasi-advokasi yang disuarakan secara pribadi oleh personil PB PII melalui media massa seperti blog, tweeter dan facebook. Pendidikan karakter yang menjadi konsenterasi pemerinta utamanya Dirjen Pendidikan Departemen Agama yang bertujuan memperbaiki kesesatan model pendidikan materialis dan pragmatis yang berjalan selama ini. PII senantiasa menekankan pentingnya pemerintah untuk mengadopsi sistem pandidikan pesantren tradisional sebagai model penerapan pendidikan karakter. Alasannya karena kita tahu bahwa Islam lebih mengutamakan pengamalan dari pada sekedar gagasan dan pengamalan. Moral elit politik yang pragmatis dan hedonis telah menyebabkan merajalelanya penganiayaan kepada rakyat. Persaingan yang tidak sehat juga menyebabkan elit politik bukannya secara bersama bekerja mensejahterakan rakyat, sebaliknya mereka saling memakan untuk mendapatkan kepercayaan rakyat. Dampak lain yang muncul dari etika politik seperti ini adalah terpojoknya secuil parpol yang ingin berusaha konsisten pada pensejahteraan rakyat. PKS yang tampaknya ingin mensejahterakan rakyat disamping enggan bekerja secara kotor di parlemen selalu menjadi sasaran fitnah dan membuat fraksi parpol lain sibuk mencari-cari alasan pemburukan citra PKS. Dalam hal ini kita tidak dapat berbuat banyak selain melakukan unjuk rasa mengecap elit dan lembaga pemerintah dan dewan agar menyadari kekeliruan sikap mereka. Disamping itu kita juga harus terus konsisten memberikan pendidikan politik yang cerdan dan bebas kepentingan kepada kader-kader PII dan pelajar. 330

PII yang tidak terlibat politik praktis serta jauh dari politik uang menjadi satu dari secuil organisasi yang berpotensi mampu memberikan pendidikan politik yang baik pada masyarakat. Meski beragam pola dan cara gerak, kita harus dadar bahwa ormasormas Islam secara umum punya tujuan yang sama dengan kita. Hal ini perlu disadari bersama mengingat potensi untuk menciptakan politik pecah belah antar orms-ormas organisasi-organisai anti Islam akan sangat besar bila kita tidak mampu menemukan kesatuan misi ini. Kader PII yang selalu dididik untuk berfikir dan bersikap secara kritis dan positif perlu menyikapi secara wajar kasus-kasus yang menimpa PKS belakangan ini. Kita juga harus sadar bahwa kasus Nazaruddin adalah upaya pihak-pihak tertentu agar Anas Urbaningrum yang mantan Ketua Umum HMI tenggelam namanya. Padahal Pasca revormasi kita, ormas Islam ksususnya dan pemuda umumnya telah susah payah berusaha menciptakan kultur yang mampu mendongkrak lahirnya politisi muda dari ormas Islam untuk menggantikan budaya politik tangan besi oleh militer. Kita harus sadar bahwa kasus Nazaruddin adalah usaha militer untuk menjatuhkan potensipotensi Islam. Banyaknya aliran sesat adalah bukti lemahnya akomodasi pemerintah terhadap susra-suara Islam. Dalam negara yang menyukai manajemen konflik yang tidak sehat guna menutupi kebobrokan-kebobrokan pemerintah seperti Indonesia, aliran sesat ini adalah lahan segar bagi pemerintah untuk memelihara perselisihan dalam kubu ummat Islam. Menjamurnya aliran sesat juga melahirkan tanda tanya: kemanakah para ulama yang merupakan pengawal akidah ummat Islam. Kemampuan ulama mengontrol ummat memang terbatas karena banyak wewenagwewenang sakral dikangkangi pemerintah. Bila berkeras, ulama sendiri bisa menjadi bulan-bulanan pemerintah. PII masih belum bisa berbuat banyak meski di berbagai wilayah gerakan PII sangat konsisten mengcounter aliran sesat. Kemungkinan juga kita yang di pusat tidak bisa terlalu berkeras bertindak mengingat kemajemukan kita di sini sangat sulit mengidentifikasi sesat tidaknya sebuah aliran. Berbeda dengan di wilayah, kondisi msyarakat yang, katakanlah, homogen, kehadiran sebuah aliran yang kurang ideal bagi sebuah masyarakat di suatu wilayah yang notebenenya telah "mapan" secara kultural, sangat mudah mendeteksi sesat tidaknya sebuah aliran. Dalam hal ini, PII perlu memberi penlejasan dan pemahaman yang baik bagi kadernya agar tidak iku-ikutan menyesatkan sebuah aliran tanpa suatu bukti yang jelas menurut Al-qur'an dan Hadits Shahih. Sebab itu PII harus jeli melihat mana perbedaan pemahaman fikih, mana aqidah. PII sepanjang usianya tidak pernah mempersoalkan masalah mazhab aliran fikih. 331

Politik Dalam negara yang ditunggangi kepentingan korporasi seperti Indonesia, parpol adalah wadah yang dapat mempermudah korporasi menemukan wadah untuk menyampaikan aspirasi dan kepentingannya supaya dilegalkan dalam keputusan formal. Parpol dapat meluruskan jalan korporasi mencapai tujuannya untuk memperkaya diri dan menzalimi rakyat melalui para kadernya yang berwewenang, baik di eksekutif maupun legislatif. Dengan amat sadat disadari, keberadaan parpol adalah sarana penyengsaraan rakyat. Parahnya, sebuah parpol itu hanya dapat dibubarkan oleh negara. Padahal pemangku kebijakan negara adalah kader parpol. Mana mungkin mereka "membakar sekolah" sendiri. *** Seharusnya negara yang diakui paling demokratis di muka bumi ini melibatkan rakyat dalam setiap pengambilan keputusan tapi nyatanya pemerintah selalu dan hanya mengedepankan kepentingan korporasi. Maklum saja, hanya korporat dan perusahaannya, baik lokal maupun asing yang menjadi sponsor calon anggota legislatif, penguasa pemerintah dan parpol. Jadinya hutang budi dan balas jasa pada korporat dan korporasi adalah priorisa utama. Sementara suara rakyat sama sekali tidak didengar. Rakyat hanya mendapatkan pembodohan secara terus menerus agar mereka berfikir keliru yang itu menjadi keuntungan bagi penguasa melanggengkan posisi. Izin usaha bagi lembaga perkreditan bukanlah memudahkan masyarakat, dianya adalah sarana pembodohan yang paling ampuh untuk terus memelihara kebodahan rakyat. Rakyat dididik untuk jadi konsumer yang ganas. ini menguntungkan lembaga perkreditan dan perusaan yang memproduksi barang yang dikreditkan. Keamanan TNI dan Polri tidak lagi berfungsi sebagai lembaga untuk menjaga keamanan negara dan rakyat. TNI diciptakan untuk menjadi alat yang dapat mempermudah konflik antar msyarrakat terjadi terutama di daerah-daerah yang menghasilkan bahan tambang yang melimpah. Pemerintah dan korporasi asing diuntungkan dengan adanya konflik agar masyarakat sekitar disibukkan dengan konflik sehingga tidak memiliki waktu untuk berfikir untuk turut serta menikmati kekayaan daerah mereka. Saat ini kita tidak memiliki figur penguasa yang baik. Siapa saja yang menjadi penentu hajat hidup orang banyak adalah mereka yang telah menempung jenjang-jenjang permainan licik dan kotor sehingga tidak ada sisi baik yang dapat ditemukan dari mereka. Siapa saja yang coba-coba menjadi baik dan hanya mementingkan suara rakyat pasti akan bertikai 332

dengan rekan seprofesi sehingga karir politik mereka dapat mati dengan mudah. Cara yang paling sering adalah dijebak. Pendidikan Pelajar dalam pandangan PII tetap sebagai bagian dari masyarakat yang punya hak menentukan arah bangsa terutama nasib mereka sendiri. PII sangat anti pada siapa dan apa saja yang memposisikan pelajar sebagai objek terutama objek dari penerapan sistem pendidikan yang coba-coba setiap tahun. Seharusnya rakyat, terutama pelajar diberikan pendidikan politik yang baik, tapi kenyataan adalah pembodongan yang pastinya dengan alasan untuk kepentingan kelompoknya Konsen PII kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan dengan asas independensi dan interdependensi adalah fokus utama PII terutama Bidang Eksternal. Bidang Eksternal bahu membahu bersama BO Brigade tanpa lelah menghimpun data, dana dan melakukan aksi-aksi advokasi pelajar dan masyarakat. Brigade PII ke depannya perlu berkonsenterasi pada kajian intelijen dalam artian luas. Brigade PII sangat potensial menciptakan kader PII yang memiliki kepekaan sosial tinggi terutama dalam merespon isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat dan apa yang disuarakan media massa. Brigade PII juga perlu merekonstruksi sistem kaderisasi supaya tercita anggotanya yang memiliki intelijensia tinggi dalam menghimpun data, memferivikasi serta turut serta melakukan advokasi. Kita juga mengharapkan BO Korps PII Wati dapat ikut serta dalam usaha ini secara lebih maksimal terutama dalah kajian-kajian menyangkut advokasi perempuan dan pelajar putri. Dalam urusan ini Korps PII Wati memang telah bekerja dengan maksimal. Namun minimnya koordinasi dengan PB PII secara keseluruhan terutama dengan Bidang Eksternal membuat kita terkesan berjalan sendiri-sendiri. Hiruk-pikuk perpolitikan di Indonesia terlalu menarik perhatian rakyat dari segala lefel dan profesi. Akibatnya semuanya sibuk membicarakan perpolitikan yang kacau-balau itu. Memang kondisi politklah yang menentukan nasib rakyat di segala bidang profesi, namun tingkah laku para politikus layaknya selebritis mereka berlomba-lomba mencari perhatian publik dengan menciptakan berbagai sensasi. PII sering terjebak dalam merespon persoalan ini. Karenan memang seluruh elemen masyarakat dan organisasi mau tidak mau terjebak dalam lingkaran setan perpolitikan Indonesia; tidak terkecuali PII. Karena itu kita mengharapkan kedepan dapat menanggapi suatu isu terutama bidang politik dengan lebih kritis dan objektif. Kritis gunanya agar tidak terlarut dalam 333

jebakan. Objektif agar memperoleh dukungan dari berbagai elemen agar yang kita suarakan semakin besar gaungnya. Terkait ini utamanya, masukan dari berbagai sumber terutama PW PII se- Tanah Air sangat kita harapkan. Kondisi politik yang kacau-balau ini juga membuat para intelektual kita dari segala bidang keahlian terjebak dengan semuanya turut membicarakan dan bahkan ada yang aktif dengan lingkaran setan politik carut-marut ini. Mereka sibuk membicarakan problema politik Indonesia dengan perspektif latar belakang diliplin ilmu yang dikuasai masing-masing. Kegiatan ini begitu mengganggu para intelektual kita. Sebab seharusnya mereka dapat menghasilkan karya-karya yang lebih besar dan berguna untuk segenap kalangan sepanjang masa kalau saja mereka tidak ikut-ikutan terjebak dengan kondisi politik yang sengaja menjebak ini. PII sudah lama menyuarakan agar pemerintah memberikan kewenangan sebesar-besarnya pada sekolah masing-masing karena sekolahlah yang paling mengenal siswanya. Karena itu sekolahlah yang paling berhak menilai siswanya. Celakanya, ketika pemerintah memberikan kewenangan kepada sekolah, kepala sekolah memanfaatkan kewenangan ini untuk kepentingan pribadi. Bukankah belakangan sangat banyak kasus penyelewengan dana oleh kepala sekolah. Bahkan menurut sebuah laporan, sekarang bendahara sekolah ditiadakan agar hanya kepala sekolah sendiri saja yang mengetahui kondisi keuangan sekolah yang sekarang sangat melimpah ruah supaya kalau dia korupsi guru-guru dan murid tidak tahu. PII perlu berkonsenterasi dalah hal distribusi anggaran pendidikan oleh Dinas Pendidikan kepada Kepala Sekolah. Caranya dengan beraudiensi dengan Dinas Pendidikan setempat serta menyambangi sekolah-sekolah. Kemudian kita terus memantau aktivitas tersebut. Ini akan diinstruksikan kepada Bidang Eksternal atau Pemberdayaan Pelajar PW PII se-Tanah Air. Bidang Eksternal PB PII sendiri akan segera beraudiensi kepada Departemen Pendidikan terkait masalah ini. Full day school atau sekolah mulai daripagi hingga petang adalah gaya hidup pelajar kota-kota besar yang akan segera berlaku hingga ke pelosok. Akibatnya adalah pelajar semakin kehilangan rasa sosialnya akibat jarang bergaul dengan masyarakat. Lingkungan sekolah menjadi satu-satunya model masyarakat yang dikenal setiap siswa. Kemudian siswa dijadikan mesin foto kopi yang harus menelan buku-buku pelajaran yang sebenarnya adalah proyek pihak tertentu utamanya buku LKS. Pendidikan agama menjadi terlupakan. Padahal agama terbukti ampuh memperbaiki karakter manusia. Malah, negara menganak tirikan sekolah-sekolah agama. 334

Kurikulum pendidikan kita juga adalah sarana percobaan oleh para ahli pendidikan. Korbannya adalah siswa. UNESCO mencatat nilai pendidikan Indonesia semakin merosot saban tahun. Ini tidak lepas dari kurikulim yang diterapkan sangat buruk-buruk. 'Buruk'nya harus disebut dua kali karena kurikulumnya sangat banyak. Diganti setiap tahun. Ini adalah bahan tertawaan negara-negara lain. Sosial Budaya Budaya globalisasi telah mebibatkan manusia membentuk standarstandar keliru dalam pola pikirnya sehingga keunggulan rasionalitas dengan pandangan meterialistik menjadi satu-satunya perspektif dan alternatif. Padahal setiap kebidayaan memiliki kearifannya masing-masing. Kita perlu sadar bahwa setiap produk kebudayaan suatu daerah adalah solusi terbaik bagi setiap persoalan tempat tersebut. Globalisasi telah menciptakan manusia satu dimensi. Kita menjadi kaku, tidak unik lagi. PII perlu terus konsisten menjaga nilai-nilai kebudayaan setempat. Filterisasi atas globalisasi adalah tugas dan tanggungjwab semua kader PII. Karena ini adalah persoalan besar dan luas, maka sulit bagi kita menentukan langkah konkrit tertenti. Saat ini yang perlu bagi kita adalah komitmen dan konsisten. Kebebasan berpendapat, demokrasi, kesetaraan jender disalah artikan dehingga menjadi kebrutalan publik. Ini terjadi karena pendidikan demokrasi yang tidak sehat dimainkan oleh para elite politik. Kalau saja pemerintah serius mencerdaskan rakyatnya, pastilah demokrasi dan kebebasan kita akan mendewasakan kita. Budaya konsumtif adalah bagian dari pembodohan publik oleh pengelola negara. Rakyat dijadikan korban globalisasi dan westernisasi. Keuntungan penguasa adala rakyat yang kaya terlarut dalam ueforia karena kesetanan mengkonsumsi dan yang miskin terkena depresi karena tidak mampu nengakses segala produk. Yang depresi dan yang depresi tidak punya kesempatan mengkritisi apa lagi mengganggu lelanggengan kursi empuk pengelola negara yang ahmpir semuanya bajingan itu. Ekonomi Kita didoktrin untuk "sadar" bahwa ekonomi kita terancam, lalu didatangkan korporasi asing sebagai "juru selamat". Ini semuanya pembodohan oleh negara. Korporasi membabat habis pengusaha kecil. Rakyat miskin menjadi fakir. Lama-lama rakyat bisa mati kelaparan. PB PII sering berkoalisi dengan OKP lain menyuarakan penderitaan rakyat ini. Ke depan kita harus terus mengkaji isu yang paling mengarah pada penderitaan rakyat seta sekuat tenaga menemukan solusi terbaik atas permasalahan mereka. 335

Setiap pembanguna dananya hutang dari IMF dan World Bank. Takyat miskinlah yang membayar.Budaya konsumtif rakyat dan penyakit kredit semakin disodorkan pada rakyat agar mereka semakin melarat. Karena melarat mereka menjadi panik dan bodoh. Inilah yang diinginkan penguasa. Teknologi Produk-produk teknologi adalah pisau bermata dua. Satu sisi memiskinkan kita dengan tidak mampu lagi membedakan mana keinginan mana kebutuhan. Kebutuhan itu sangat terbatas. Sementara keinginan tiada habisnya. Pemerintah terus menerus membantu korporasi menjual barangnya pada rakyat dengan imbalan pajak dan fee buat pejabatnya. Rakyat menjadi euforia dan depresi seperti disebutkan tadi. Lembaga perkreditan dibantu negara. Katanya untuk memudahkan. Padahal kredit itu tidak mengajarkan untuk memiliki rasa memiliki. Kredit menyengsarakan. Derasnya arus informasi menjadi sarana transformasi gaya hidup dan polapikir hedonis-materialis. Pemerintah memperoleh keuntungan, rakyat sengsara. Demikian sekelumit persoalan masyarakat yang menjadi tanggungjwab PB PII, utamanya Bidang Eksternal PB PII. Kerjakeras dan dukungan sahabat-sahabat semua menjadi kekuatan kita.

336

Semut di Rambutan Banyak semut di rambutan masak-masak merah-merah dan kuningkuning menjelang masak saat masih berada di pohon. Nasib rambutan jauh lebih baik dari kakau karena jarang terganggu hama. Kukira semut-semut bukannya tidak mampu melobangi kulit rambutan untuk menikmati isi yang lebih manis. Mungkin semut-semut lebih atau hanya punya kepentingan dengan kulit dan rambut-rambut di kulit. Bisa jadi pula semut sulit melubangi kulit karena serat pada kulit rambutan agak rumit atau bahkan mustahil bagi semut. Semut pada kulit rambutan diibaratkan Muni sepeti pemuda-pemudi dayah setempat di mana ilmunya di ambil oleh orang-orang yang datang dari jauh-jauh tempat sementara mereka hanya mengerumuni sekelilingnya saja. Tamsilan semut di rambutan layak pula bagi warga Aceh Utara yang hasil buminya yang kaya raya melimpah ruah sementara kafir Amerikalah yang menikmati hasilnya. Tamsilan ini pula berlaku bagi warga Papua, Kalimantan dan semua rakyat Indonesia sebab pengelola negaranya telah menghibahkan tanah air Indonesia kepada kafir asing. Akibatnya rakyat Indonesia kebanyakan amat sengsara hidupnya.

337

Police Line Pertama kali melihat tali tas samping panjang bewarna kuning dengan tulisan " POLICE LINE DO NOT CROSS" kalau tidak salah di Medan waktu SMA dulu. Pemilik tas itu, kalau tidak salah lagi adalah mahasiswa Universitas Medan Area. Kesan yang saya tangkap adalah sebuah kreativitas unik meniru pita garis pembatas Polisi yang biasa saya lihat dipasang di tempat yang baru terjadi kebakaran atau tempat-tempat lain yang tidak boleh dilewati warga karena masih dalam penyidikan Polisi. Guna pita kuning itu agar area tertentu dapat diidentifikasi polisi tanpa ada kontaminasi lain pasca suatu tragedi atau insiden. Belakangan sudang ngetren tali-tali tas bertuliskan: POLICE LINE dipakai para pemudi. Warnanyapun sudah berfariasi. Kesan belakangan timbul adalah: perempuan yang memakai tas bertalikan tulisan POLICE LINE adalah "milik" oknum Polisi. Artinya dia adalah pacarnya oknum Polisi. Jadi jangan coba-coba "melintasi" tali pembatas itu. Kalaupun dia bukan kekasihnya oknum Polisi, pastilah dia hanya mau "dilintasi" oknum Polisi. Demikian kesan yang saya tangkap belakangan ini bila ada perempuan yang memakai tas yang talinya bertiliskan: POLICE LINE DO NOT CROSS, atau POLICE LINE.

338

Saham Garuda Beberapa waktu yang lalu surat kabar memberitakan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia menderita kerugian. Kira-kira setahun yang lalu media cetak memuat foto beberapa calon penanam saham antri membeli saham garuda Indonesia. Saham Garuda Indonesia telah dijual kepada publik setahun yang lalu. Siapa saja boleh membeli saham Garuda Indonesia berapa saja. Ini adalah akal bulus. Sebenarnya ada seorang pemik modal yang banyak mengeluarkan modal banyak agar negara mengeluarkn kebijakan menjual sahamGI kepada publik. Awalnya siapa saja boleh membeli saham GI adalah siasat belaka agar terkesan siapa saja boleh memilikinya. Kemudian pembukuan tahun tahun awal "disetel" GI rugi. Ini membuat pemilik saham sedikit hancur dan mundur. Lalu saham dikuasai segelintir dan bahakan satu orang saja. Siapa? Yaitu yang mengeluarkan modal menyuap pengatur kebijakan pemerintah tadi. Praktik seperti ini sering terjadi. Kebanyakannya pemilik modal adalah orang asing. Lama lama nanti pemangku kebijakan negara akan disuap supaya dibuat aturan membolehkan warga negara asing membeli dan tanah di Indonesia. Setelah semua tanah di Indonesia dibeli asing barulah kita sadar pemangku kebijakan negara yang setiap hari Senin menghormat bendera menjual Indonesia.

339

Dayah Ada beberapa catatan kritik kepada Dayah seteleh mereka menguasai Masjid Besar Bireuen yang dulunya disebut Masjid Jamik. Pertama mereka menonaktifkan pengajian bagi anak anak usia SD dan SMP yang dulunya diadakan pada pagi dan petang oleh Muhammadiyah. Gedung dua lantai yang memiliki delapan ruang kelas kini sia sia. Belakangan terlihat beberapa ruangan itu dijadikan rumah tinggal pengelola masjid beserta keluarganya. KemUngkinan beberapa ruang kelas lainnya dijadikan gudang. Dayah juga pernah marah pada Muhammadiyah karena mereka menggunakan dana sumbangan jamaah masjid untuk gaji para guru mengaji. Saya kira dalah hal ini Muhammadiyah benar. Lebih baik begitu daripada uangnya untuk membangun menara mewah tinggi tinggi untuk berbanggadan memperlebar masjid selebar lebarnya lalu hanya berguna sekali seminggu pada siang hari jum'at Mereka juga menonaktifkan perpustakaan umum yang dulunya aktif oleh Muhammadiyah. Orang-orang dayah memang begitu alergi dengan buku. Padahal kitab kitab yang mereka agung agungkan itu adalah buku juga, buku yang ditulis ulama masa lalu. Banyak orang menuding kitab-kitab yang dijadikan pedoman dan rujukan oleh santri dan alumni dayah kolot, keringgalan jaman. Padalal tidak separah itu. Kitab-kitab rujukan mereka yang bidang Fikih membicarakan perkara perkara umum dan pokok jadi tidak mungkin ketinggalan jaman. Kitab kitab kitab mereka bidang Tauhid dan Tasawuf bila dianggap kolot dan ketinggalan jaman, maka otak penudingnyalah yang perlu diperiksa. Kitab-kitab itu pula ditulis pada saat kondisi kawasan penulisannya sedang maju pesat, heterogen dan kosmopolit, jadi jangan duanggap ditulis di dusun yang sepi dan kolot.

340

Jerman, Prancis dan Belanda sebagai Negara Islam Tidak ada penemuan oleh manusia sehebat dan semencengangkan kecuali pada abad ini. Berbarengan dengan itu tidak ada penghacuran alam dan perusakan ekosistem sehebat abad ini. Juga penemuan penemuan ilmiah selalu semakin menguatkan pengetahuan manusia bahwa Al Qur'an itu memang wahyu Allah. Namun para penemu bukti kebenaran Al Qur'an yang tetap tidak mau masuk Islam memberitahukan kita bahwa iman dengan pengetahuan itu memang berbeda sama sekali. Dalam riwayat dikatakan bahwa ilmu adalah salah satu pintu masuk hidayah. Namun perlu diketahui bahwa pengetahuan itu berbeda juga dengan ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang diamalkan. Pengetahuan pengetahuan yang tidak diamalkan disebut kejahilan. Jadi jahil itu bukan tidak tahu melainkan tahu tapi tidak mau mengikuti apa yang diketahuinya. Fakta-fakta semakin membuktikan kebenaran kandungan Al-Qur'an. Semakin banyak pula orang yang dapat disebut jahil. Sebab mereka tetap tidak mau mengikuti petunjuk Al-Qur'an. Seorang khatib pernah mengatakan Al-Qur'an adalah sebagai ''buku pedoman''. Khatib mentamsilkan dianya seperti buku panduan yang diberikan saat membeli sebuah sepeda motor, bila panduan yang tertera di dalamnya ditaati dengan baik maka baiklah sepeda motor Anda, namun bila tidak mengindahkan pedoman buku panduan maka dapatlah sepeda motor itu rusak. Demikian juga dengan Al-Qur'an, bila dijadikan pedoman hidup, maka mudah dan indahlah hidup. Demikian pula para ahli sains utamanya bidang kesehatan, belakangan sunnah-sunnah Nabi Basar Saw banyak terbukti begitu tepat sebagai petunjuk kesehatan tubuh. Tapi bila mereka tetap saja tidak mau beriman dengan agama yang Beliau bawa, maka tetap saja mereka disebut jahil. Belakangan di negara-negara yang begitu mengindahkan sains banyak orang yang masuk Islam. Saya perkirakan karena mereka tidak berburuk sangka pada Islam dan segala hal berkaitan dengannya. Dengan itu pengetahuan mereka dibuat Allah menjadi rahmat bagi mereka, dan pengetahuan yang diamati itu menjadi salah satu pintu masuknya hidayah ari Allah. Kalau diberi umur panjang oleh Allah, saya ingin melihat negaranegara Eropa menjadi negara Islam yang akan diawali oleh Jerman, lalu Prancis, lalu Belanda dan lainnya. Ketiga negara itu secara berurutan adalah negara-negara yang warganya paling jujur pada sains, tidak egois dan rendah diri. Subhanallah. Maha Suci Allah yang rahmat, maghfirah dan hidayah-Nya lebih besar dari murka dan azab-Nya. 341

Daftar Pustaka Abidin, Zainal, Filsafat Manusia: Memahami Manusia melalui Filsafat, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006 Al-Attas, Syed Muhammad Naquib, Islam dan Filsafat Sains,Bandung: Mizan, 1995 Al-Attas, Syed Muhammad Naquib, Prolegomena in to the Metaphsics, Kuala Lumpur: University Malaya, 2005Chapra, Fritjof, The Hidden Connection, Yogyakarta: Jalasutra, 2007 Ba'albaki, Munir, Kamus Al-Mawrid, Beirud: Dar El-Ilm Lil-Malayen, 1973Departemen

Pendidikan

Nasional,

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007 (cet. XIV) Bertens, K., Panorama Filsafat Modern, Jakarta: Teraju, 2005 Freud, Sigmund, Psikoanalisis Sigmund Frued, Jakarta: Gramedia, 2006 Habibie, Bacharuddin Jusuf, Habibie Ainun, Jakarta: PT. THC Mandiri, 2010 Hadi, Abdul W.M., Hamzah Fansuri Penyair Sufi Aceh, Jakarta: Lotkala, 1976 Hart, Michael, Seratus Tokoh Paling Berpengaruh, Bandung: Mizan, 2004 Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga, 1987 Iqbal, Muhammad, Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam, Jakarta: Tintamas, 1986 Jannati, Muhammad Ibrahim, Fiqih Perbandingan Lima Mazhab, Jakarta: Cahaya: 2007 Kartanegara, Mulyadhi, Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam, Bandung: Mizan, 2003 Kodifikasi Hasil-hasil Muktamar Nasional XXVI Pelajar Islam Indonesia (PII), Ambon, 2008 Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu, Jakarta: Teraju, 2004 342

Madjid, Nurchalish, Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, Bandung: Mizan, 2008 Nasr, Seyyed Hossein, Menjelajah Dunia Modern, Bandung: Mizan, 1995 Nasr, Seyyed Hossein, Antara Tuhan, Manusia dan Alam, Yogyakarta: Ircisod: 2005 Rasjid, Sulaiman, Imu Fiqih Islam Lengkap, Semarang: Toha Putra, 1978 Popper, Karl, Logika Penemuan Ilmiah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008 Rahman, Fazlur, Tema-tema Pokok Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka: 1983 Shihab, Quraish, Mukjizat Al-Qur'an, Bandung: Mizan 2007 Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1992 Sholeh, Munawar, Politik Pendidikan, Jakarta: Grafindo, 2005 Strathern, Paul, 90 Menit bersama Nietzsche, Jakarta: Erlangga, 2001 Wahid, Abdurrahman, Islam Kosmopolitan, Jakarta: The Wahid Institute, 2007 Wojowasito, S., Kamus Populer, Semarang: CV Aneka, 1997 Wolf, Martin, Globalisasi: Jalan Menuju Kesejahteraan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007 Yahya, Harun, Keajaiban Al-Qur'an, Bandung: Dzikra, 2003 Yahya, Harun, Keruntuhan Teori Evolusi, Bandung: Dzikra, 2001 Zamroni,. "Demokrasi dan Pendidikan dalam Transisi" dalam Begawan Muhammadiyah, Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban, 2005.

343

344

345

346

Related Documents


More Documents from ""

Filsafat Terakhir.pdf
November 2019 19
Mtk-mtk.docx
December 2019 21
Appeals
May 2020 38
Companies
May 2020 33