Gangguan Waham

  • Uploaded by: Siti Abdillah Muliadi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gangguan Waham as PDF for free.

More details

  • Words: 1,292
  • Pages: 26
GANGGUAN WAHAM

OLEH Dr. NUR ISRA Sp.KJ

PENDAHULUAN Pikiran dibagi menjadi proses (bentuk) dan isi. Proses dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi yaitu bentuk dimana seseorang berpikir. Sementara isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya dipikirkan oleh seseorang, gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi.

Delusion (waham) yaitu suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan atau tidak sesuai dengan kenyataan (dunia realitas) serta dibangun atas unsurunsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu.

DEFINISI Gangguan waham adalah berkembangnya sebuah waham atau sekelompok waham yang berhubungan, yang isinya sangat beraneka ragam, biasanya menetap dan kadang kala berlangsung seumur hidup. Tidak terdapat halusinasi (hallucinations) pendengaran, waham kendali (delusions of control), penumpulan afek, atau bukti pasti tentang adanya penyakit otak, preokupasi, obsesi.

EPIDEMIOLOGI Dari penelitian diketahui bahwa di Amerika Serikat, gangguan waham dialami oleh kurang lebih 0,025 sampai 0,03 persen dari populasi orang dewasa. Insiden tahunan gangguan waham adalah 1 – 3 kasus baru per 100.000 orang. Usia rata – rata onset adalah sekitar 40 tahun, tetapi usia onset dimulai dari 18 – 90 tahun (tapi biasanya tetap terdiagnosis pada usia pertengahan).

Hal ini sering terjadi pada pasien menikah dan bekerja, tetapi mungkin juga oleh status sosioekonomi dan lain sebagainya. Beberapa klinisi dan data penelitian menunjukkan bahwa stressor psikososial yang dapat diidentifikasi sering menyertai munculnya gangguan waham.

ETIOLOGI 1. Faktor Biologik

Beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan waham dapat disebabkan oleh faktor biologis yang merupakan keadaan medis non psikiatri, seperti pasien dengan tumor otak. Namun ini bukan berarti bahwa semua pasien dengan tumor otak akan mengalami gangguan waham. Keadaan neurologis yang paling sering disertai waham adalah gangguan yang mengenai sistem limbik dan ganglia basalis dari pasien.

2.

Faktor Psikodinamik Banyak praktisi yang meyakini faktor psikodinamik dapat menyebabkan gangguan waham. Seperti pada pasien yang secara sosial terisolasi dan pada pasien dengan pencapaian yang kurang dari yang diharapkan. Hal ini melibatkan pasien dengan perasaan hipersensitif dan mekanisme ego yang spesifik (pembentukan reaksi, proyeksi dan penyangkalan).

3. Faktor Psikodinamik Lain

Berbagai observasi klinis menunjukkan banyak dari pasien paranoid yang tidak mempunyai rasa percaya dalam membangun hubungan. Hal ini mengakibatkan hubungan keluarga yang saling bermusuhan secara konsisten. Biasanya di akibatkan oleh ibu yang terlalu banyak mengatur dan ayah yang sadis ataupun kejam. Contoh lain nya adalah dimana seseorang dalam pertumbuhannya tidak pernah merasa dipuaskan oleh lingkungannya. Sehingga kemudian tidak dapat membangun rasa percaya dalam berhubungan.

4. Faktor Relevan Lain  Waham

dapat disebabkan oleh berbagai faktor tambahan seperti isolasi sensorik dan social, depresi sosioekonomi, dan gangguan kepribadian.  Orang tuli, buta serta imigran yang tidak menguasai bahasa setempat juga memiliki kecendrungan lebih besar untuk mengalami gangguan waham.

GAMBARAN WAHAM 1. Waham menurut konsep dasarnya  Waham sistematis: Keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tunggal, melibatkan situasi yang menurut pikiran dapat terjadi dikehidupan nyata.  Waham yang kacau (Bizarre Delusion) : Keyakinan palsu yang aneh, mustahil dan sama sekali tidak masuk akal tidak berasal dari pengalaman hidup pada umumnya.1,10

2. Menurut Onsetnya  Waham Primer (autochthonous)

Merupakan salah satu waham yang muncul secara tiba-tiba dan dengan keyakinan penuh namun tanpa peranan perilaku kejiwaan kearah itu.  Waham Sekunder Dimana keyakinan waham dapat dijelaskan atau dinilai sebagai perluasan dari keyakinan kultur atau mood. Waham sekunder dapat dimengerti saat diperoleh dari beberapa pengalaman yang tidak wajar sebelumnya.

3. Waham Berdasarkan Temanya  Waham Kejar Sebuah waham dengan tema utama bahwa pasien diserang, diganggu, ditipu, disiksa atau dilawan sekelompok orang.1,10  Waham Referensi Keyakinan bahwa objek, kejadian atau orang memiliki sebuah makna pribadi bagi pasien. Umumnya dalam bentuk negatif diturunkan dari ide referensi, dimana seseorang secara salah merasa bahwa ia sedang dibicarakan orang lain.

 Waham Kebesaran

Menunjukkan kepentingan, kemampuan, kekuatan, pengetahuan atau identitas yang berlebihan atau hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal.  Waham rasa bersalah dan tidak berharga Ditemukan lebih sering pada penyakit depresi dan terkadang disebut waham depresi. Tematema yang khas adalah kesalahan yang kecil dari hukum pada masa yang lalu akan ditemukan dan membawa malu pada pasien, atau kesalahannya akan membawa ganti rugi pada keluarganya.

 Waham Nihilistik

Merupakan keyakinan tentang ketiadaan sesuatu, pengertian ini diperluas hingga termasuk ide-ide pesimis bahwa karier pasien berakhir, ia akan mati, tidak memiliki uang atau bahwa dunia ini merupakan malapetaka buatnya. Waham nihilistik dihubungkan dengan derajat ekstrim dari mood depresi.  Waham Somatik Keyakinan palsu yang menyangkut fungsi tubuh pasien. Dimana pasien memiliki suatu cacat fisik atau kondisi medis umum.

 Waham Agama

Suatu keyakinan agama yang tidak biasa dan dipegang dengan kuat.  Waham Cemburu Keyakinan palsu yang didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa kekasih pasien adalah tidak jujur.  Waham Seksual atau Cinta (Erotomania) Keyakinan ini sering terjadi pada wanita, dimana seorang wanita dengan waham cinta percaya bahwa ia dicintai oleh pria yang biasanya tak dapat digapai, dari golongan status sosial yang lebih tinggi.

 Waham Pengendalian

Keyakinan bahwa tindakan, perasaan dan kemauan adalah benar- benar berasal dan dipengaruhi oleh orang atau kekuatan dari luar. Penarikan Pikiran (thought witdrawal) Keyakinan bahwa pikirannya telah ditarik keluar Penanaman Pikiran (thought insertion) Keyakinan bahwa beberapa pikirannya adalah bukan miliknya telah ditanamkan kedalam pikirannya oleh kekuatan dari luar.

 Penyiaran

Pikiran

(thought

broadcasting) Keyakinan bahwa pikirannya telah diketahui oleh orang lain dan seolaholah setiap orang dapat membaca pikirannya.  Pengendalian pikiran (thought control) Keyakinan bahwa pikiran pasien dikendalikan oleh orang atau tenaga lain.

TANDA DAN GEJALA  Pasien biasanya rapi dan berpakaian layak,

sehingga tidak terlihat adanya tanda – tanda disintegrasi kepribadian.  Pasien juga tampak eksentrik, aneh, curiga atau tidak bersahabat.  Selain itu pasien dengan gangguan waham tidak akan mengalami halusinasi yang menonjol dan halusinasi nya sesuai dengan waham yang ia anut. Halusinasi yang paling sering terjadi pada pasien gangguan waham adalah halusinasi pendengaran.

GANGGUAN WAHAM MENETAP  Adalah suatu gangguan dimana gejala utama nya

yaitu waham yang berlangsung lama dan satu2nya gejala klinis yg paling menonjol.  Kadang kala disertai gejala depresif, agresif → sementara/intermitten & serasi dgn isi waham nya  Ragam waham  Erotomanik  Kebesaran (grandiose)  Kecemburuan  Kejaran atau curiga  Somatik

 Pedoman Diagnostik 1. Waham merupakan satu2nya ciri khas klinis atau gejala yg paling menonjol, bersifat khas pribadi & bukan budaya setempat serta sudah ada sedikitnya 3 bln lamanya 2. Gejala depresi mungkin ada dan bersifat sementara serta serasi dengan isi wahamnya. 3. Tak ada bukti tentang adanya penyakit otak atau penggunaan zat 4. Tak ada halusinasi dengar atau hanya kadang2 & sifatnya sementara 5. Tak ada riwayat gejala2 skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek, dsb)

Perjalanan penyakit gangguan waham menetap 1. Kurang dari 25% menjadi skizofrenia 2. Kurang daari 10% menjadi gangguan afektif 3. 50% sembuh untuk waktu yang lama 4. 20% hanya penurunan gejala 5. 30% tidak mengalami perubahan gejala

Prognosis ke arah baik • Riwayat pekerjaan dan hubungan sosial yang baik • Kemampuan penyesuaian yang tinggi • Wanita • Onset sebelum 30 tahun • Onset tiba tiba • Lamanya sakit singkat • Adanya faktor pencetus

Penatalaksanaan 1.

Farmakoterapi.  Pada keadaan gawat darurat, pada pasien yang teragitasi berat perlu diberikan antipsikotik intramuscular.  Jika selama 6 minggu pasien tidak memberikan respon maupun perkembangan berarti dengan pemberian antipsikotik tersebut, pemberian antipsikotik golongan lain perlu diberikan dalam uji coba klinis.  Pada pasien yang tidak membaik dengan pemberian antipsikotik obat dihentikan dan digantikan dengan memberikan antidepresan.

2. Psikoterapi.  Elemen penting dalam psikoterapi adalah

menegakkan hubungan saling percaya  Terapis tidak boleh mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terusmenerus membicarakan tentang wahamnya.  Terapis perlu menyatakan pada klien bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes realitas.

PROGNOSIS  50% sembuh dengan pengobatan  20% pengurangan gejala  30% tidak ada perbaikan  <25 % menjadi skizofrenia  <10% menjadi gangguan mood

Related Documents

Gangguan Waham
June 2020 18
Waham Bunzi.docx
November 2019 36
Waham Lp.docx
June 2020 11
Waham Word.docx
May 2020 14
Lp-waham
October 2019 32

More Documents from "Dwi suci rhamdanita"

Gangguan Waham
June 2020 18
B.docx
October 2019 9
Sk Inovasi Kab Malang
October 2019 30
Srt Pengunduran Diri
October 2019 28
Sop Pegawai Baru Pkm Labanan
September 2019 37