Gagasan Tertulis.docx

  • Uploaded by: Riri Syavira
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gagasan Tertulis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,098
  • Pages: 12
PRODUKSI BAHAN BAKAR MINYAK KARET

Nama : Elviana Hanum Nim : 4151210004 Kelas : Kimia 2015

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016

LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM GT

1. Judul Kegiatan : PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG, CANGKANG, JANJANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KIMIA ASAP CAIR 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( √ ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Riri syavira b. NIM

: 4151210012

c. Jurusan : Kimia d. Universitas

: Universitas Negeri Medan

e. Alamat Rumah dan Tel/HP : jln.lau dendang perum surya indah no.9/ 081265408117 f. Alamat email : syavira_riri.gmail.com.

KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur sepatutnya penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan limpahan rahmat kesehatan, kekuatan dan kesabaran serta petunjuk dan bimbinganNya kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pemanfaatan limbah tandan kosong , cangkang ,janjang kelapa sawit sebagai bahan pembuatan kimia asap cair”. Dalam upaya penyusunan karya tulis ini penulis menyadari bahwa kelancaran penyusunan karya tulis ini adalah berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan karya tulis ilmiah ini, Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik. Namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis sangat berharap akan kritik dan saran serta masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat bagi semua pihak sesuai dengan yang penulis harapkan.

Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM GT……………….………. ii KATA PENGANTAR …………………………………………………... iii DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iv PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1 Latar Belakang ……………………………………………………............ 2 TUJUAN DAN MANFAAT …………………………………………….. 3 Tujuan ……………………………………………………………............. 3 Manfaat …………………………………………………........................... 3 GAGASAN ……………………………………………………………… 4 KESIMPULAN………………………………………………………….. 10 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 10

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang menjadi andalan Indonesia untuk mendatangkan devisa setiap tahun. Saat ini Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia dengan total produksi rata-rata 9,9 juta ton per tahun sejak tahun 2003. Sejalan dengan semakin meningkatnya produksi kelapa sawit dari tahun ke tahun, di sisi lain akan terjadi pula peningkatan volume limbahnya, baik berupa limbah padat maupun limbah cair. Limbah kelapa sawit adalah sisa-sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan kelapa sawit Limbah padat kelapa sawit dapat berupa tandan kosong, cangkang, janjang, dan fiber (sabut). Tandan kosong adalah rangka antar buah, sedangkan cangkang adalah kulit buah. Diantara cangkang terdapat serabut yang disebut fiber. Limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan kelapa sawit antara lain janjang kosong, limbah cair, limbah solid.Dan diketahui bahwa untuk 1 ton kelapa sawit mampu menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit (TTKS) sebanyak 23% atau 230 kg, kg,limbah cangkang (Shell) sebanyak 6,5% atau 65 kg, wet decanter (lumpur sawit) 4% atau 40 kg,serabut (fiber) 13% atau 130% kg serta limbah cair 50% Padatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organic karena dapat diperoleh dalam jumlah besar dan murah.Penggunaan padatan tandan kosong kelapa sawit untuk untuk pembuatan pupuk organic dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan secara langsung ialah dengan menjadikan TKKS sebagai mulsa sedangkan secara tidak langsung dengan mengomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai pupuk organic. Sedangkan Abu cangkang kelapa sawit (ACKS) adalah limbah padat yang berasal dari pembakaran cangkang kelapa sawit yang dipergunakan sebagai bakar untuk menghasilkan uap pada proses penggilingan minyak sawit. nasional, sekitar dengan menggunakan cangkang kelapa sawit ini akan menghasilkan 5% (1 ton) abu cangkangsawit (oil palm ashes) dengan ukuran butiran yang sangat halus. Abu hasil pembakaran ini biasanya dibuang dekat pabrik sebagai limbah padat yang tidak termanfaatkan, bahkan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap

lingkungan dan kesehatan.Namun Abu cangkang kelapa sawit memiliki kandungan utama Silikon oksida (SIO2) yang memiliki sifat reaktif dan aktivitas pozzolanik bagus yang bisa beraksi menjadi bahan yang keras dan kaku. Berdasarkan hasil uji laboratorium, baik untuk limbah cair dan limbah padat dari kelapa sawit maka limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk untuk kepentingan masyarakat maka untuk itu perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Salah satu teknologi alternatif yang dapat menjadi solusi bagi penanganan permasalahan limbah padat kelapa sawit ialah dengan teknik pirolisis. Menurut Bridgwater pirolisis didefinisikan sebagai proses dekomposisi suatu bahan oleh panas tanpa menggunakan oksigen yang diawali oleh pembakaran dan gasifikasi, serta diikuti oksidasi total atau parsial dari produk utama. Selanjutnya, Demirba menyatakan pirolisis merupakan proses pemanasan tanpa kehadiran oksigen yang mendegradasi suatu biomassa menjadi arang, tar dan gas.Teknik piroliis dapat di identifikasi dengan teknik KGSM, KGSM merupakan peralatan gabungan antara kromatografi gas dan spektrometer massa yang digunakan untuk memisahkan komponen kimia suatu bahan dan sekaligus mengetahui spektrum massa dari berbagai komponen kimianya. Saat ini, kromatografi gas di laboratorium kimia telah menjadi instrumen yang penting dan banyak dipakai untuk pemisahan kimia dengan variasi yang luas, dari gas-gas yang ringan sampai komponen dengan berat molekul tinggi yang sukar menguap. Spektrometri massa telah lama dikenal sebagai metode analisis instrumental yang dapat dimanfaatkan untuk mengungkap struktrur kimia suatu zat.

1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana gambaran teknologi pengolahan dan pemampaatan tandan kosong kelapa sawit,cangkang, serat,serta limbah cair dalam proses pembuatan kimia asap cair yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet untuk berbagai produk pangan dan biopestisida untuk meningkatkan produksi pertanian

1.3 TUJUAN PENELITIAN .

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa

Sawit dan limbah sawit lainnya sebagai bahan pembuat kimia asap cair yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet untuk berbagai produk pangan dan biopestisida untuk meningkatkan produksi pertanian

1.4 MANFAAT PENELITIAN Dalam rangka penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran awal dan kejelasan teknis, mengenai pemanfaatan limbah yang sebagai suatu kebijakan pemerintah untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat.

GAGASAN

Kelapa Sawit merupakan salah satu tanaman budidaya penghasil minyak nabati berupa Crude Plam Oil (CPO), sangat banyak ditanam dalam perkebunan di Indonesia terutama di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Selain menghasilkan Crude Palm Oil (CPO), dalam proses pengolahan kelapa sawit selain menghasilkan CPO juga menghasilkan limbah sangat banyak Diketahui untuk 1 ton kelapa sawit akan mampu menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang (Shell) sebanyak 6,5% atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur sawit) 4 % atau 40 kg, serabut (Fiber) 13% atau 130 kg serta limbah cair sebanyak 50%.Dari ke lima limbah padat tersebut limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat dihasilkan jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 126.317,54 ton/tahun Dimana dalam 1 ton kelapa sawit terdapat 23% atau 230 kg limbah tandan kosong kelapa sawit tersebut,namun pemanfaatannya masih terbatas, sementara ini hanya dibakar dan sebagian dihamparkan pada lahan kosong sebagai mulsa/pupuk, di kawasan sekitar pabrik. Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah berupa limbah padat, terdiri dari tandan kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain. Sedangkan limbah cair terjadi pada in house keeping pada pengolahan CPO (Crude Palm Oil). Limbah yang terjadi pada generasi pertama baik itu limbah padat atau cair setelah diproses menjadi suatu produk yang akan menyisakan limbah generasi berikutnya dan limbah generasi kedua ini juga dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah. Diantara potensi limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara yang mampu menggantikan pupuk sintetis (Urea, TSP dan lain-lain). Pemanfaatan limbah baik padat maupun cair secara umum dapat dilakukan melalui proses pengolahan yang dapat dibedakan dalam tiga proses yakni ; proses kimia, proses fisika serta proses biologi. Adapun karakteristik Tiap Jenis Limbah Kelapa Sawit tersebut adalah: 2.1. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Limbah ini dapat dihasilkan dari tandan brondolan yaitu tandan buah segar yang terlalu matang yang buahnya terlepas dari tandannya saat masih berada di perkebunan/di kebun, keadaan tandannya kering serta di pabrik pengolahan kelapa sawit adalah hasil proses sterilising dan thresing dengan keadaan tandan basah. Berdasarkan literatur yang ada kandungan tandan

kosong kelapa sawit (TKKS) mengandung Selulosa 41,3%46,5% (C6H10O5)n, Hemi Selulosa 25,3%-32,5% dan mengandung lignin 27,6%-32,5%. 2.2. Cangkang (Shell) Cangkang merupakan limbah dihasilkan dari pemrosesan kernel inti sawit dengan bentuk seperti tempurung kelapa, mempunyai kalor 3500 kkal/kg-4100 kkal/kg. 2.3.Serabut(fiber) Serat merupakan limbah sisa perasan buah sawit berupa serabut seperti benang. Bahan ini mengandung protein kasar sekitar 4% dan serat kasar 36% (lignin 26%) serta mempunyai kalor 2637kkal/kg-3998kkal/kg. 2.4. Limbah Cair Hampir seluruh air buangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mengandung bahan organik yang dapat menyebabkn degradasi kualitas air dan pencemaran. Oleh karenanya dalam pengelolaan limbah perlu diketahui karakteristik limbah tersebut, sebagai contoh yaitu :efisiensi pabrik kelapa sawit dapat ditingkatkan dengan pemakaian Decanter yang hanya menghasilkan limbah cair sekitar 0,3-0,4 ton untuk setiap 1 ton TBS yang diolah, sehingga limbah cair yang dihasilkan dapat ditekan hanya 24 ton/jam atau 1,667 m3 per 1 ton CPO yang dihasilkan. Limbah cair yang akan dihasilkan dari seluruh proses produksi minyak kelapa sawit dan diperkirakan maksimal mencapai ± 60% dari seluruh tandan buah segar yang diolah. Hasil penelitian (Dirjen Pertanian, 2006) terhadap beberapa PKS milik PTK (dianggap mewakili PKS pada umumnya) oleh Bank Dunia, diketahui bahwa kualitas limbah cair (inlet) yang dihasilkan berpotensi mencemari badan air penerima limbah.. 2.5. Wet Decanter Solid (Lumpur Sawit) Dalam proses pengolahan minyak sawit (CPO) dihasilkan limbah cair sangat banyak, yaitu sekitar 2,5 m3/ton CPO yang dihasilkan. Limbah ini mengandung bahan pencemar sangat tinggi, yaitu. ‘biochemical oxygen demand’ (BOD) sekitar 20.000-60.000 mg/l (Wenten, 2004). Pengurangan bahan padatan dari cairan ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat decanter, yang menghasilkan solid ‘decanter atau lumpur sawit. Bahan padatan ini berbentuk seperti lumpur, dengan kandungan air sekitar 75%, protein kasar 11,14% dan lemak kasar 10,14%. Kandungan air yang cukup tinggi, menyebabkan bahan ini mudah busuk. Apabila dibiarkan di lapangan bebas dalam waktu sekitar 2 hari, bahan ini terlihat ditumbuhi oleh jamur yang

berwarna kekuningan. Apabila dikeringkan, lumpur sawit berwarna kecoklatan dan terasa sangat kasar dan keras. Penanganan limbah secara tidak tepat akan mencemari lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengolah dan meningkatkan nilai ekonomi limbah padat kelapa sawit. Saat ini, sebagian limbah janjang dan tandan telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak dan kompos. Menurut Pardamean (2008) sumber energi boiler dapat dihasilkan dari serat janjang dan cangkang kelapa sawit. Di samping itu, baik cangkang kelapa sawit maupun limbah padat lainnya dari limbah industri CPO (crude palm oil) dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, antara lain sebagai bahan baku arang dan diharapkan dapat menggantikan bahan baku kayu (Nurhayati dkk., 2005). Walaupun demikian hingga saat ini, pemanfaatan cangkang belum digunakan secara maksimal dan baru sebagian saja yang dimanfaatkan untuk menimbun jalan yang becek. Salah satu penyebabnya, karena limbah jenis ini sangat sukar terdekomposisi secara alami. Berdasarkan pengujian yang dilakukan di laboratorium,didapat bahwa limbah-limbah tersabut mengandung kalori,diantaranya: 1) Cangkang mengandung kalori sebesar 5.656,7127 kkal/kg. 2) Serabut mengandung kalori sebesar 4.875,7857 kkal/kg. 3) Tandan kosong kelapa sawit mengandung kalori sebesar 4.492,7436 kkal/kg.

KESIMPULAN

Berdasar hasil pengujian dan diskusi yang telah disampaikan beberapa simpulan disampaikan sebagai berikut. 1. Abu Cangkang Kelapa Sawit layak sebagai bahan tambah pada campuran Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC) karena memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga 2010. 2. Campuran AC-BC yang menggunakan ACKS memiliki kekuatan, baik ditinjau dari stabilitas (kuat tekan), kekakuan maupun kekuatan tarik, yang lebih baik dibanding campuran tanpa ACKS. 3. Penambahan abu CKS memberikan durabilitas yang lebih baik pada campuran AC-BC dibanding campuran AC-BC yang tidak menggunakan ACKS, hal ini mengindikasikan penambahan ACKS memberikan peningkatan ketahanan campuran terhadap gangguan air. 4. Penambahan ACKS pada aspal mengakibatkan aspal lebih tahan terhadap perubahan temperatur (kepekaan aspal terhadap temperatur menurun).

DAFTAR PUSTAKA

Arumsari, Ajeng, Desain Analiss Pemaparan Daur Hidup (life Cycle Assessment) Bioetanol dari TKKS, Puslit Kimia-LIPI Tangerang. Aspergillusniger dan permentasi oleh Zymomunas Mobilis, Lab. Pengolahan Limbah Industri, ITS Surabaya. Haji, A. G., Mas’ud, Z. A., Lay, B. W., Sutajhjo, S. H., Pari. G. (2007) Karakterisasi asap cair hasil pirolisis sampah organik padat. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 16(3), 113-120. Isamu, K. T., Purnomo, H., Yuwono, S. S. (2012) Physical, chemical, and organoleptic characteristics of smoked Darnoko, Z. Poeloengan & I. Anas. 1993. “Pembuatan pupuk organik dari tandan kosong kelapa sawit”. Buletin Penelitian Kelapa Sawit, 2 , 89-99. 4. Fauzi, Yan, dkk. 2008. “Kelapa Sawit”. Jakarta : Penebar Swadaya. Febijanto, Irham, Journal, Kajian Teknis dan Keekonomian Pembangkit Tenaga Biomassa Sawit, Jakarta. Abdullah K, Hussin MW, Zakaria F, Muhamad R, Hamid ZA (2006). POFA: A Potential Cement Replacement Material in Aerated Concrete. In: Proceedings of the Sixth Asia-Pacific Conference on Structural Engineering and Construction, Kuala Lumpur, Malaysia Bina Marga. 2010. Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton Untuk Jalan Raya. Jakarta: Penerbit Yayasan Penerbit PU Brien, D. 1978. Asphalt Mix Design, Development in Highway Pavement Engineering. London: Brown, S. 1990. The Shell Bitumen Handbook. UK: University of Nottingham. Dirjend Perkebunan. 2012. Produksi Kelapa Sawit Menurut Provinsi di Indonesia 2008-2012. http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/bun/BUN-asem2012/Produksi-KelapaSawit.pdf. Senin, 20 Oktober 2013

Diakes

Related Documents

Gagasan Utama.docx
April 2020 10
Gagasan Tertulis.docx
May 2020 10
Gagasan Bisnis.docx
June 2020 8
Gagasan Usaha Kwu.docx
December 2019 14
An Terhadap Gagasan Mu
November 2019 14

More Documents from ""

Piridin.docx
May 2020 3
Gagasan Tertulis.docx
May 2020 10
Makalah.docx
May 2020 5
Senyawa Aromatik.docx
April 2020 12
Tugas Level.docx
April 2020 14