Fix Bgt Laprak Farkog B2-6 (p3).docx

  • Uploaded by: panadia
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Bgt Laprak Farkog B2-6 (p3).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,008
  • Pages: 11
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI PERCOBAAN 3 IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Disusun oleh : Nama

: Panadia Indah N

(I1C016072)

Adhiyah Nuur F

(I1C016076)

Sarah Nabilah

(I1C016088)

Golongan / Kelompok

: B2 / 6

Nama Asisten

: Ainul dan Fatima

Tanggal Praktikum

: 10 Oktober 2017

Dosen Pembimbing

: Eka Prasasti, M.Sc.,Apt.

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2017

I.

TUJUAN PRAKTIKUM Mampu mengidentifikasi fragmen amilium sebagai fragmen pengenal simplisia dan menentukan jenis karbihidratnya.

II.

PENDAHULUAN Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi aldehid dan keton polihidroksil yang sangat diperlukan tubuh makhluk hidup seperti manusia, hewan maupun tumbuhan. samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011). Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul (Almatsier, 2010). Karbohidrat sederhana terdiri atas (Almatsier, 2010) : 1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu [C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5]; 2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom C ada 11 molekul air [C12(H2O)11]; 3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida 4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan fruktosa. Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton yang dimilki senyawa tersebut (Murray dkk, 2009).Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya

dapat diturunkan dari gliseraldehida atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon, masing-masing membawa gugus hidroksil. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut (Almatsier, 2010). Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa (Almatsier, 2010). Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada empat jenis gula alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. Sorbitol terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa (Almatsier, 2010). Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia (Murray dkk, 2009). Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat di dalam biji tumbuh-tumbuhan

dan

kacang-kacangan.seperti

halnya

polisakarida

nonpati,

oligosakarida ini di dalam usus besar mengalami fermentasi (Almatsier, 2010). Untuk karbohidrat kompleks terdiri atas (Almatsier, 2010) Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida.Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.

Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu dengan yang lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilkan monosakarida. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011). Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain bergantung jenis tanaman asalnya. Rantai glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat dipecah dalam proses: pencernaan (Almatsier, 2010). Amylum manihot (pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar manihot utilissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak butir kecil dengan diameter 5µm sampai 10 µm, butir besar bergaris tengah 20 µm sampai 35 µm, hilus tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamella tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak sama bentuknya. Identifikasi kimiawi yaitu dengan Iodium dimana akan terjadi biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul kembali pada pendinginan. Amylum maydis (pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 µm sampai 23 µm atau butir bulat dengan diameter 25 µm sampai 32 µm, hilus ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.. Amylum oryzae (pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai 5 µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 µm sampai 20 µm. hilus di tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.

Amylum solani (pati kentang) adalah pati yang diperoleh dari umbi solanum tuberosum (familia Solanaceae). Yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik yaitu berupa butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat telur ukuran 30 µm sampai 100 µm, atau membulat ukuran 10 µm sampai 35 µm, butir majemuk jarang, terdiri dari 2 sampai 4, hilus berupa titik pada ujung yang sempit dengan lamella konsentris jelas terlihat, jika diamati dibawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam memotong pada hilus.

III.

ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bunsen, tabung reaksi, penjepit, dan pipet objek glass. Sedangkan bahan yang digunakan adalah tepung maizena, tepung tapioka, tepung beras, tepung aren, dan tepung gandum, akuadest, perekasi Molish, pereaksi Barfoed, dan asam sulfat.

IV.

CARA KERJA a. Uji Molish Sampel

-

Ditambahkan 5 tetes pereaksi Molish dalam 2 ml larutan sampel

-

Dimiringkan, lalu tetesi 2-4 tetes asam sulfat dialirkan lewat dinding tabung sehingga tebentuk 2 lapisan

-

Diamati perubahan yang terjadi

Hasil

b.Uji Barfoed Sampel

-

Dimasukkan 2 ml larutan barfoed dan 1 ml larutan karbohidrat

-

Dicampur

-

Dipanaskan di atas bunsen selama ± 5 menit

-

Didinginkan

-

Diamati perubahan warna yang terjadi.

Hasil

V.

HASIL PENGAMATAN a. Uji Molish NO.

SAMPEL

Sebelum

Sesudah

1

Tepung Tapioka

Putih

Sedikit ungu

2

Tepung Maizena

Putih

Biru kehitaman

3

Tepung Aren

Putih kecoklatan

Lebih ungu dari tapioka

4

Tepung Beras

Putih

Ungu

5

Tepung Gandum

Putih

Biru kehitaman

b. Uji Barfoed NO.

SAMPEL

Sesebelum

Sesudah

1

Tepung Tapioka

Putih

Terbentuk endapan merah

2

Tepung Maizena

Putih

Terbentuk endapan merah

3

Tepung Aren

Putih kecoklatan

Terbentuk endapan merah

4

Tepung Beras

Putih

Terbentuk endapan merah

5

Tepung Gandum

Putih

Terbentuk endapan merah

VI.

PEMBAHASAN Pada praktikum identifikasi karbohidrat dilakukan uji dengan menggunakan uji molish dan uji barfoed dengan bahan tepung gandum, tepung aren, tepung tapioka, tepung beras putih, dan tepung maizena. Pada uji barfoed, hasil uji pada tepung gandum, tepung aren, tepung tapioka, tepung beras putih, dan tepung maizena terdapat endapan merah ketika dipanaskan. Hal ini tidak sesuai dengan literatur bahwa pereaksi barfoed terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida dengan menghasilkan endapan merah bata (Poedjiadi, hal 41, 2009). Tepung-tepungan termasuk ke dalam pati atau amilum, dimana pati merupakan karbohidrat golongan polisakarida yang gugus aldehidnya tidak dapat berrotasi menjadi rantai terbuka (Winarno, 2004). Pemanasan dalam uji barfoed ini bertujuan untuk merubah endapan Cu2O menjadi merah. Jika tidak dipanaskan maka tidak akan terbentuk endapan merah karena Cu+ bersama OH membentuk CuOH yang berwarna kuning (Sudarmadji, 2006). Ketidaksesuaian literatur dapat disebabkan karena kandungan gula dalam sampel pati tepung yang digunakan konsentrasinya banyak atau terlalu pekat (Sudarmadji, 2006). Pada uji molisch hasil dari tepung gandum, tepung aren, tepung maizena, tepung tapioka, dan tepung beras putih didapatkan hasil cincin warna ungu ketika ditambahkan asam sulfat pekat. Hal tersebut sesuai dengan literatur bahwa terjadi reaksi kondensasi furfural dengan alfa naftol. Pereaksi molish terdiri dari larutan alfa naftol dalam alkohol.

apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosan

kemudian secara hati – hati diberikan pereaksi sulfat pekat, maka akan terbentuk zat cair yang berwarna ungu (Poedjiadi, 2009., Supriyanti, 2005). Dasar uji ini adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan kondensasi aldehida yang terbentuk ini dengan α-naftol membentuk senyawa yang berwarna khusus untuk polisakarida dan disakarida. Reaksi ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu hidrolisis polisakarida dan disakarida menjadi heksosa atau pentose, dan diikuti oleh proses dehidrasi dan proses kondensasi (Sumardjo, 2008). Penambahan H2SO4 pekat (dapat diganti dengan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagen molisch, alfanaftol membentuk cincin yang berwarna ungu (Monruw, 2010).

VII.

KESIMPULAN Uji identifikasi karbohidrat adalah uji untuk mengidentifikasi fragmen amilum sebagai fragmen pengenalnya dan untuk menentukan jenis karbohidratnya dengan reagen-reagen tertentu. Reagen-reagen yang digunakan adalah reagen barfoed dan reagen molisch yang ditetesi pada bahan tepung beras, tepung tapioka, tepung terigu, tepung aren, dan tepung maizena. Kelima bahan tersebut diidentifikasi tidak mengandung senyawa gula pereduksi (monosakarida), tetapi mengandung senyawa polisakarida.

VIII.

HASIL VS PUSTAKA Pada hasil praktikum uji identifikasi karbohidrat yang menggunakan 5 bahan tepung, yaitu tepung gandum, tepung beras, tepung maizena, tepung tapioka, dan tepung aren, semuanya merupakan jenis senyawa polisakarida. Pada hasil praktikum ini menunjukan tepung gandum, tepung maizena, tepung tapioka, tepung aren, dan tepung beras memberikan hasil positif dalam uji barfoed karena terbentuk endapan merah bata. Seharusnya, tidak terbentuk endapan merah. Sedangkan, pada uji molisch kelima bahan tersebut memberikan hasil positif ketika direaksikan dengan pereaksi molisch dan diberi larutan H2SO4 yaitu terbentuknya cincin warna ungu pada tabung reaksi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2010.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Monruw. (2010). The discovery and development of marine compound with pharmaceutical potential. Journal of Biotechnology. 70: 14 -25. Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W.2009.Biokimia harper edisi 27. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Poedjiadi. 2009.Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia . Poedjiadi, Anna & Supriyanti, Titin. 2006. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi, 2006. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan.Yogyakarta: Liberty. Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiwa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia-Press. Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN I 1. Bandingkan jenis-jenis karbohidrat ! Jawab : Jenis karbohidrat dari berbagai sampel amilum adalah sama yaitu, jenis karbohidrat polisakarida. 2. Tentukan jenis karbohidrat berdasarkan hasil uji tabung ! Jawab : hasil uji tabung menunjukan bahwa uji Molisch positif pada kelima sampel tepung. Hasil ini menandakan adanya glukosa pada sampel sehingga menghasilkan cincin ungu pada batas cairannya. Hasil uji barfoed menunjukan positif pada kelima sampel tepung. Hasil

ini

menandakan positif pada keberadaan glukosa sehingga menghasilkan endapan merah bata, kuning, atau hijau.

LAMPIRAN II

Gambar 1. Hasil uji molish setelah ditambahkan H2SO4

Gambar 2. Hasil setelah ditambahkan reagen barfoed+dipanaskan

Gambar 3. Sampel amilum

Related Documents


More Documents from "DESAK AYU"