Fix Laprak Fiswan Bagian Zesaa Refleks Sensi.docx

  • Uploaded by: naizesa salsabila
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Laprak Fiswan Bagian Zesaa Refleks Sensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,444
  • Pages: 9
REFLEKS dan INDERA PADA MANUSIA LAPORAN PRAKTIKUM Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Hewan Yang Dibina Oleh Dr. Abdul Gofur, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 1: Alfi Nur Faiza

170342615558

Ayu Paridah

170342615606

Fakhriza Rizqi V

170342615578

FatmaYuni R

170342615516

Naizesa Salsabila

170342615547

Offering I 2018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI PRODI S1 BIOLOGI OKTOBER 2018 TANGGAL PRAKTIKUM : 26 Sepptember 2018 TUJUAN: 1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai bermacam-macam refleks pada manusia 2. Untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indra umum dan indra khusus DASAR TEORI Gerak Refleks Pada umumnya gerak terbagi menjadi dua yaitu gerak sadar dan tidak sadar (disebut gerak refleks). Pada gerak sadar melalui jalan yang lebih panjanh, yaitu dari reseptor ke saraf sensori kemudia dibawa ke otak yang selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak yaitu berupa tanggapan akan dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor (Tri Murtiati, 2009). Rangkaian jalur saraf yang terlibat dalam aktivitas refleks disebut lengkung refleks, yang terdiri atas 5 komponen dasar: reseptor,saraf aferen,pusat saraf (otak atau sumsum tulang belakang),saraf aferen, efektor (Soewolo, 1999). Kegiatan pada lengkung refleks bermula di reseptor sensorik sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal-atautuntas di saraf aferen (sensorik). Bila potensial aksi ini sampai di efektor, terjadi lagi respons yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Efektor yang berupa otot rangka memberikan potensial aksi yang mampu menghasilkan kontraksi otot. Hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya terdapat di system saraf pusat, dan kegiatan di lengkung refleks ini dapat dimodifikasi oleh berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinaps pada neuron eferen tersebut (Ganong, 2009). Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi sel saraf sensori, selsaraf motoris, dan sel saraf penghubung.

1. Sel Saraf Sensori Disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan (impuls)dari indera ke saraf pusat. 2. Sel Saraf Motoris Disebut juga sel saraf penggerak, karena berfungsi membawa rangsangan(impuls) dari saraf pusat ke otot atau kelenjar. 3. Sel Saraf Penghubung Disebut juga sel saraf perantara, karena berfungsi untuk meneruskanrangsangan dari sel saraf sensori ke sel saraf motoris. Sel saraf ini banyakterdapat dalam otak dan sumsum tulang belakang (Widiastuti, 2002). Berdasarkan sederhana atau kompleksnya reseptor dan jalur saraf, reseptor sensori dikelompokkan menjadi: 1. Indera umum yang meliputi reseptor dan jalur saraf sederhana; sensasi taktil (sentuhan, tekanan, vibrasi), sensasi termoreseptif (panas dan dingin), sensasi sakit, sensasi proprioseptif (kesadaran atau aktifitas otot, tendon, sendi keseimbangan) 2. Indera khusus yang meliputi sensasi olfaktori (pembau), sensasi gustatory (pengecap), sensasi visual (penglihatan), sensasi auditori (pendengaran), sensasi equilibrium (orientasi tubuh). Menurut (Fitriani,2004) Jenis refleks dikelompokkan berdasarkan : 1. Letak reseptor • Refleks eksteroseptif, yaitu rangsangan yang timbul karena rangsangan pada reseptor di permukaan tubuh • Refleks interoseptif/viseroseptif, yaitu rangsangan yang timbul karena rangsangan pada alat dalam atau pembuluh darah • Refleks propioseptif, yaitu rangsangan yang timbul karena rangsangan pada reseptor di otot rangka, tendon dan sendi (refleks sikap badan) 2. Bagian saraf pusat yang terlibat • Refleks spinal, melibatkan neuron di medulla spinalis, contoh : withdrawal refleks • Refleks bulbar, melibatkan neuron di medulla oblongata • Refleks kortikal, melibatkan neuron di korteks serebri 3. Ciri jawaban • Refleks motor, efektornya otot dengan jawaban berupa kontraksi atau relaksasi otot

• Refleks sekretorik, efektornya kelenjar dengan jawaban berupa peningkatan atau penurunan sekresi kelenjar • Refleks vasomotor, efektornya pembuluh pembuluh darah berupa vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) atau vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah) 4. Bawaan sejak lahir dan didapat • Refleks tak bersyarat (unconditioned reflex), refleks yang dibawa sejak lahir, contoh : refleks menghisap pada bayi • Refleks bersyarat (conditioned reflex), refleks yang didapat selama pertumbuhan dan biasanya berdasarkan pengalaman hidup, contoh : keluar air liur ketika melihat makanan yang lezat 5. Jumlah neuron yang terlibat • Refleks monosinaps, lengkung refleks paling sederhana, melalui satu sinaps (hanya melalui 2 neuron, satu neuron afferen dan satu neuron efferen yang langsung berhubungan dengan di saraf pusat). Contoh : stretch refleks. • Refleks polisinaps, melalui beberapa sinaps, terdapat beberapa interneuron yang menghubungkan afferen dan efferen. Kecuali refleks regang, semua refleks melalui lebih dari satu sinaps. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak yang disadari dan melalui jalan yang panjang. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang karena tidak sadar dan langsung sarah reseptor menuju ke tulang belakang (Idel, 2000). Bila suatu otot rangka dengan persarafan utuh diregangkan, maka ia berkontraksi, respon ini dinamai refleks regang. Rangsangan yang memulai refleks ini adalah regangan otot dan respon ini merupakan kontraksi otot yang diregangkan. Gerak Refleks Organ indera ini merupakan gelondong otot. Impuls yang berasal di dalam gelendong dihantarkan di dalam susunan saraf pusat oleh serabut sensorik cepat yang lewat langsung ke neuron motorik yang mensarafi otot yang sama. Sedangka refleks monosinap yang terbaik dikenal dan diteliti di dalam badan disebut dengan refleks regang. Contoh refleks regang adalah pengetokan tendon patella membangkitkan sentakan lutut, refleks regang musculus quadriceps femoris, karena pengetokan tendon meregangkan otot (Ganong, 2009)

Sensasi Indra Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh kuncup kecap yang berada di lidah (terdapat kurang lebih 10.000 kuncup kecap pada lidah manusia) . Kuncup kecap terbenam dari epitel berlapis dari papilla sirkumvalata, papilla foliota, papilla fungiformis. Bahan kimia masuk melalui pori pengecap, yaitu lubang kecil menuju ke sel-sel reseptor (Savitri Diah, 1997) Kuncup kecap terdiri atas sekurang-kurangnya 4 jenis sel, yang dapat dikenali dengan mikroskop electron. Sel tipe 1 dan sel tipe 2 panjang dengan mikrovili pada permukaannya. Walaupun fungsinya belum diketahui, mereka dapat membantu aktivitas sel tipe 3. Sel tipe 3 juga merupakan sel tipe panjang dicirikan oleh terdapatnya banyak vesikel yang menyerupai versikel sinaps. Tipe sel ke 4 adalah suatu sel basal pra-kembang yang mungkin merupakan precursor dari sel-sel yang lebih spesifik dalam kuncup kecap. Tonjolan dendritik dari saraf sensorik yang paling

dekat dengan kumpulan vesikel sinaptik ini adalah dasar untuk penempatan penerimaan pengecapan pada sel tipe 3 (Junqueira, L. Carlos. 1995)

Gambar struktur lidah, jaringan lidah dan taste pore (John Willey and Sons,2000) Tranduksi setiap pengecap atau rasa pada manusia berbeda-beda. Tranduksi rasa manis : rasa manis dimulai dengan melekatnya molekul gula pada porus perasa. Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G) akan teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan camp akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak (Ganong, 2002). Tranduksi rasa asin: rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak (Sunariani et al, 2007) Tranduksi rasa pahit: transtan pahit akan berikatan dengan reseptor pada membran. Pelekatan ini akan mengakibatkan Gprotein melepaskan unit α, yang pada reseptor indera rasa pengecap pahit ini disebut sebagai Gustducin. Gustducin mengaktifasi ensim sehingga pada

keadaan ini menyebabkan tertutupnya saluran K+, kemudian merangsang PLC (phospholipase C) untuk mengaktivasi PIP (fosfo inositol fosfat) menjadi IP3 (inositol trifosfat). IP3 menyebabkan Ca2+ dikeluarkan dari endoplasmik retikulum dan mitokondria sehingga menimbulkan depolarisasi. Peningkatan konsentrasi Ca2+ di dalam sel reseptor rasa pengecap pahit menyebabkan peningkatan rasa pahit dan diteruskan ke memori di dalam otak (Ganong, 2002) Tranduksi rasa asam: tidak sepeti rasa manis dan pahit, ras asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat permeable terhadap proton ini. Masuknya proton akan membuat depolarisasi akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps. ALAT dan BAHAN Alat :

Bahan :

1. Ijuk

1. Kertas manila

2. Penggaris

2. Tabung reaksi

3. Meteran

3. Air

4. Pensil

4. Es batu

5. Kapas

5. Gula pasir

6. Jarum pentul

6. Larutan Gula

7. Pinset

7. Larutan kina

8. Timer

8. Larutan garam dapur 9. Wortel 10. Kentang 11. Bawang merah

DAFTAR RUJUKAN Tri Murtiati, dkk. 2009. Bahan Ajar Anatomi Fisiologi Manusia. UNJ. Jakarta. William, Ganong. 2009. Fisiologi Kedokteran Edisi 21. EGC. Jakarta Soewolo,dkk.1994.Fisiologi Hewan. UT : Jakarta Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta

Fitriani Lumongga,,Rika Rokhana, Kemalasari, Paulus Susetyo Wardana, 2004. Identifikasi Sinyal Elektromyograph pada gerak Ekstensi- Fleksi Siku Dengan Metode Konvolusi Dan Jaringan Syaraf Tiruan. ITS : Surabaya Ganong. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta Sunariani, Jenny dkk. 2007. Perbedaan Persepsi Pengecap Rasa Asin Usia Subur dan Usia Lanjut. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya

Lampiran

Gb 1. Ketika melakukan tes Romberg

Gb 4. Ketika melakukan uji ketajaman sumber bunyi

Gb 7. Ketika melakukan tes reseptor sakit

Gb 2. Ketika melakukan uji percobaan reseptor Gustatori dengan larutan gula

Gb 5. Ketika melakukan percobaan reseptor Gustatori dengan garam dapur

Gb 3. Uji pembeda2 titik

Gb 6. Ketika melakukan percobaan reseptor Gustatori dengan nutrisari

Related Documents


More Documents from "Hannifah Fitriani"