ACARA I KADAR LENGAS TANAH
ABSTRAKSI Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah, Acara 1 yang berjudul kadar lengas tanah telah dilaksanakan pada Senin , 12 Februari 2018 di Laboratorium Tanah Umum, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kadar lengas tanah merupakan difat fisik tanah yang dapat diartikan sebagai kandungan air tanah (moisture) dalan pori- pori tanah yang berikatan dengan keadaan air dan udara dalan tanah. Pada praktikum ini,, ditentukankadar lengas tanah dari % jenis tanah yang berbeda yaitu ultisols, vertisols, rendzina, alfisols dan entisols dengan diameter 0,5 mm, 2mm, tanah bongkah dan tanah asli. Praktikum kadar lengas yangtelah dilakukan menggunakan metode gravimetri, yaitu metode yang menghitung kadar lengas tanah dari menghitung selisih berat tanah basah dan tanah kering. Kadar lengas tanah sangat dipeengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tekstur tanah, luas permukaan tanah, topografi, dan bahan penutup tanah. Berdasaarkan hasil praktikum urutan kadar lengas tanah dari yang tertinggi hingga yang terendah yaitu : Untuk tanah berdiameter 0,5 mm : Vertisols > Ultisols > rendzina> Alfisols> Entisols. Untuk tanah berdiameter 2 mm : Vertisols> Ultisols> Alfisols> Rendzina> Entisols. Untuk tanah bongkah : Vertisols > Rendzina > Ultisols> Alfisols> Entisols. Untuk tanah asli kadar lengas tertinggi diperoleh pada kelompok 4 > 1 > 2 > 3 > 5. Kata Kunci : kadar lengas tanah, gravimetri, jenis tanah.
Tanah
I. PENGANTAR
dalam
sudut
pandang
Tanah adalah lapisan permukaan
sebagai medium pertumbuhan memiliki
bumi yang berasal dari material induk
salah satu sifat fisik yang pentinga yaitu
yang telah mengalami proses lanjut,
lengas
karena
berperan
perubahan
alami
di
bawah
tanah.
Lengas
penting
dalam
sangat menjaga
pengaruh air, udara dan macam-macam
kelembaban
organisme baik yang masih hidup maupun
menyusun dua per tiga dari bagian pori
yang telah mati. Dalam pembentukannya,
pori tanah paa suhu kamar dan menjadi
tanah
beberapa
satu per tiga jika suhu tanah meningkat.
prosesgabungan anasir alami yaitu bahan
Oleh karena iru pengetahuan mengenai
induk,
lengas tanah sangatlah penting.
dipengaruhi
iklim,
organismeyang
oleh
topografi, bekerja
diperlukan
tanah
Air
tertentu. Proses gabungan anasir alami
kehidupan
mengakibatkan kenampakana dan sifat
Tanaman hampir seluruhnya berasal dari
sifat tanah di daerah tertenntu berbeda
tanah melalui penyerapan akar. Air
dengan daerah lain. Dengan kata lain, oleh
didalam tanah bisa dibedakan mrnjadi
karena
faktor-faktor
lengas tanah, air tanah dan air tanah
pembentukan tanah antara daerah satu
dalam. Lengas tanah adalah air yang
dengan daerah lain berbeda maka tanah
berada dipermukaan tanah, baik dalam
yang terbentuk juga akan berbeda.
keadaan berhenti atau mengalir dalam 1
yang
Lenggas
waktu
intensitas
pada
dan
tanah.
tanah
bagi
bentuk cair atau uap. Air tanah adalah
basah. Tanah berpengaruh penting pada
yang berada di bawah permukaan tanah.
tanaman melalui hubungannya dengan
Permukaan air tanah terlihat sebagai
udara dan air. Kemampuan tanah untuk
permukaan air sumur , dan air sumur
menyimpan air diantaranya hujan yang
adalah bagian dari air tanah. Dalam istilh
terjadi, menentukan pemberian musiman
bahasa inggris lengas tanah ialah “soil
kelembaban
moisture”, air tanah adalah “ground
menentukan spesies apa yang tumbuh
water” dan permukaan air tanah adalah
dalam sebuah hutan dan kecepatan
“water tabel” (Masgianti et al, 1990).
pertumbuhan. Indonesia memiliki iklim
tanah
dan
biasanya
Pada suatu toposekuen,kadar lengas
tropik yang menyebabkan pelapukan dan
tanah yang tersedia dalam suatu tanah pada
perkembangan tanah berlangsung intensif
masing
membentuk berbagai jenis tanah seperti
masing
Perbedaan
lokasi
kadar
akan
lengas
berbeda.
tanah
dapat
vertisol, rendzina, ultisol, alfisol, dan
disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor
entisol (Masganti et al., 2002).
faktor tersebut antara lain : bahan organik, pori mikro, debu, lempung, topografi dan
II. METODOLOGI
kelerengan ( Nita et al, 2013 ). Kadar lengas
Praktikum
dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
Dasar-Dasar
Ilmu
1. Lengas higroskopis, adalah kadar
Tanah acara I, yang berjudul “kadar
lengas yang dipengaruhi gaya
lengas tanah” telah dilaksanakan pada
higroskopis.
Senin, 12 Februari 2018 di Laboratorium
2. Lengas
kapiler,
adalah
Tanah
kadar
Umum,
Departemen
Tanah,
lengas yang terikat oleh tegangan
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
permukaan
selaput
Mada, Yogyakarta. Alat yang digunakan
dikelilingi
pada praktikum ini yaitu 40 (8x5) botol
berupa
berkesinambungan
timbang, timbangan, oven, dan desikator.
zarah dan di dalam pori kapiler.
Sementara bahan-bahan yang diperlukan
3. Lengas gravitasi, adalah kadar lengas yang tidak terikat oleh
yaitu conoh tanah berdiameter 2 mm, 0,5
tanah, melainkan teratur terbatas
mm, dan bongkah tanah, dan tanah asli
oleh
dari 5 daerah yang berbeda. Adapun jenis
gaya gravitasi atau gaya berat.
tanah yang digunakan adalah vertisols,
Tanah dengan kandungan bahan
rendzina, ultisols, alfisols, dan entisols.
organik dan lempung tinggi mempunyai
Dalam praktikum ini digunakan
kapasitas penyangga yang rendah apabila
metode gravimetri. Metode gravimetri 2
merupakan metode dengan menghitung
c : berat botol timbang + tanah setelah
selisih berat lengas antara sebelum dan
dioven
sesudah dikeringkan. Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum kadar
III.
lengas yaitu 8 botol timbang kososng
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil praktikum
diberi label lemudian masing-masing
diperoleh kadar lengas tanah sebagai
botol lkosong bertutup ditimbang (misal a
berikut :
gram). Setelah itu, botol timbang diisi
Tabel 1. Kadar Lengas Tiap Jenis Tanah
dengan tanah hingga 2/3 volume botol.
Jenis
Tiap botol diisi dengan jenis tanah dan
Tanah
KL %
ukuran yang berdeda, lalu masing-masing Vertisols
dibuat duplo. Kemudian, botol dioven
Rendzin
pada suhu 105-110oC sampai tanah kering
a
dingin
ditimbang
lago
21,217
20,81
19,749
Asli
46,4
16,28
15,205
41,2 7
15,365
12,427
Afisols
16,4
14,65
16,37
12,57
27,6
16,9 8
dalam 6,38
Entisols
desikator semalam 15 menit. Botol yang telah
h
1
dikeluarkan dari oven dan ditutup serapat didinginkan
Bongka
m
14,55
Ultisols
mutlak (semalaman). Setelah itu, botol
Botol
Ø2m
m
6
dengan keadaan tutup botol sedikit dibuka
mungkin.
Ø0,5m
5,87
6,26
56,4 9
dalam
keadaan tertutup rapat (misal c gram).
Praktikum
Langkah terakhir, botol dibersihkan dari
mengenai kadar lengas tanah ini bertujuan
tanah dan dikembalikan ke tempat semula.
untuk mengetahui kadar lengas kering
Data yang diperoleh kemudian digunakan
angin pada beberapa jenis tanah serta
untuk menghitung kadar lengas tanah dari
faktor faktor yang mempengaruhi kadar
setiap jenis tanah. Adapun langkah
lengas
terakhir dari perhitungan kadar lengas
mempunyai
yaitu menggunakan rumus :
penting dalam pembentukan tanah dan
dasar-dasar
tanah.
Kadar
pengaruh
Ilmu
Tanah
lengas
tanah
yang
sangat
pertumbuhan tanaman. Dalam proses Kadar lengas
(b c) 100 % (c a )
pembentukan tanah kadar lengas tanah berperan dalam pelapukan fisik maupun
Keterangan :
kimia, serta menjaga suhu tanaha supaya
a : berat botol timbang kosong
tetap stabil. Pada pertumbuhan tanaman,
b : berat botol timbang + tanah sebelum
lengas tanah berfungsi memasok unsur
dioven 3
hara derta menetralkan suhu tubuh
yang banyak menyebabkan vertisols lebih
tanaman. Selain itu Jian et al. (2009)
cepat menyerap air.
mengatakan, bahwa kadar lengas tanah
Menurut penelitian Hakim N
adalah kandungan air dalam tanaha yang
(1986) yang menyebutkan bahwa kadar
memiliki peran penting pada ekosistem
lengas vertisol Ø 2 mm 12,60%; Ø 0,5
daratan karena menentukan pertumbuhan
mm 12,86% dan bongkah 13,45% ada
tanaman. Apabila tingkat kadar lengas
sedikit
tanah turun di bawah ambanaaga batas,
praktikum menujukan presentase kadar
tanaman dapat mengalami stres air
lengas vertisol Ø 2 mm 21,217%; Ø 0,5
sehingga menghambat proses fotosintesis.
mm 21,217%, bongkah 19,745% dan
Pada
dengan
hasil
pengukuran
tanah sample 46,46%. Perbedaan tersebut
kadar lengas tanah ini digunakan metodr
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan
gravimetri,
yang
kadar faktor penentu lengas tanah di
membandingkan kadar lengas tanah yang
setiap tempat. Vertisols merupakan jenis
belum dioven atau biasa disebut kadar
tanah
lengas lapang dengan kadar lengas tanah
mengandung kapur, koefisien pemuai dan
yang
lengas
pengerutan tinggi jika terjadi penguapan.
merupakan jumlah air yang terkandung
Pada tanah ini daya absorbsi air sangat
dalam tanah setelah air gravitasi hilang.
tinggi krenaair tidak langsung merembes
Sedangkan
keriing
tetapi tersimpan sebagian dalam pori
merupakan kadar lengas tanah yang
tanah. Semakin kecil diameter tanah maka
setelah dikeringkan dalam oven pada suhu
ladar lenagsnya akan semakin tinggi
105-1100c sampai tidak ada lagi air yang
karena pori-pori makro tanah verrisols
menguap. jukan presentase kadar lengas
yang banyak menyebabkan vertisols lebih
sebesar 21,217 %. Vertisols merupakan
cepat menyerap air.
telah
praktikum
perbedaaan
yaitu
dioven.
kadar
metode
Kadar
lengas
yang
bersifat
fisik
berat,
jenis tanah yang bersifat fisik berat,
Tanah rendzina memiliki kadar
mengandung kapur, koefisien pemuai dan
lengas 14,55 % untuk tanah berdiameter
pengerutan tinggi jika terjadi penguapan.
0,5 mm, 16,28% untuk 2 mm, 15,205%
Pada tanah ini daya absorbsi air sangat
untuk tanah bongkah dan untuk tanah
tinggi krenaair tidak langsung merembes
sample 41,265%. Menurut Katai, et al
tetapi tersimpan sebagian dalam pori
(2011) tanah rendzina memiliki kadar
tanah. Semakin kecil diameter tanah maka
lengas berkisar 12-16%, ini menunjukkan
ladar lenagsnya akan semakin tinggi
bahwa
karena pori-pori makro tanah verrisols
praktikum 4
hasil
yang
telah
diperoleh
sesuai.
Tanah
saat ini
terbentuk didaerah semi arid dan sub
0,5 mm, 16,37% untuk 2 mm, 12,57%
humid dan sangat kaya dengan bahan
untuk tanah bongkah dan 16,98 untuk
organic. Karena sifat tanah organic, jika
tanah
terlalu kering tidak dapat lagi menyerap
berdasarkan penelitian yang dilakukan
air sehingga jika ada hujan bahan organic
oleh Choirina, et al (2013) bahwa tanah
ini akan terbawa oleh air aliran permukaan
alfisol memiliki kadar lengas kering udara
sehingga terjadilah erosi permukaan.
sebesar 11,22%. Alfisol banyak terdapat
Tanah ini mudah mengalami kekeringan
di daerah hutan dan memiliki karakteristik
karena perkolasi yang cepat
tanah yang mampu terakumulasi jenis
sample
Hasil
ini
berbeda
Tanah ultisol memiliki kadar
lempungnya pada horison BT, memiliki
lengas 15,365% untuk tanah berdiameter
horison E yang tipis, mampu menyediakan
0,5 mm, 16,28% untuk diameter 2 mm,
dan menampung banyak air karena
14,65% untuk tanah bongkah dan 27,61
memiliki sifat hidrofilik yaitu mampu
untuk tanah sample. Menurut penelitian
mengikat molekul air dalam jumlah
yang dilakukan oleh Ansi, et al (2012)
banyak.
tanah ultisol memiliki kadar lengas kering
Tanah entisol memiliki kadar
udara sebesar 9-10%. Ini menunjukkan
lengas 6,38% untuk tanah berdiameter 0,5
perbedaan dimana hasil yang diperoleh
mm, 5,87% untuk 2 mm, 6,26% untuk
tidak tergolong pada range tersebut.
tanah bongkah . dan 56,49% untuk tanah
Namun sebenarnya hasil yang diperoleh
sample. Hasil tersebut berbeda dengan
saat praktikum sudah benar, mengingat
hasil penelitian yang dilakukan oleh
ultisol sendiri memiliki kadar lengas 24-
Choirina, et al (2013) yang menunjukkan
26,5% pada kapasitas lapangan. Tanah
bahwa entisol memiliki kadar lengas
ultisol pada dasarnya mempunyai struktur
sebesar 8,19% Entisol mempunyai kadar
yang baik, tapi tidak optimal dalam
lempung dan bahan organik rendah,
kemampuan memegang air, sehingga
sehingga daya menahan airnya rendah,
cepat kehilangan air sehingga tanah
struktur remah sampai berbutir dan sangat
mengalami dehidrasi. Ultisol dicirikan
sarang, hal ini menyebabkan tanah
oleh adanya akumulasi liat pada horizon
tersebut mudah melewatkan air dan air
bawah permukaan sehingga mengurangi
mudah hilang karena perkolasi.
daya resap air dan meningkatkan aliran
Faktor yang mempengaruhi kadar
permukaan dan erosi tanah.
lengas tanah yaitu iklim, kandungan
Tanah alfisol memiliki kadar
bahan organik, topografi, dan penutupan
lengas 12,427% untuk tanah berdiameter
tanah. Iklim jelas sangat berpengaruh 5
pada akdar lengas suatu jenis tanah
antara lain : gravimetri, tensinometer,
terutama dari segi curah hujan dan panas.
pancaran neutron dan kalsium. Metode
Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan
tersebut
kadar lengas tanah semakin tinggi karena
keunggulan dan kelemahan masing-
air juga mampengaruhi kadar lengas
masing. Metode gravimetri merupakan
karaena mampu menahan air. Topografi
metode yang menghitung berat lengas
berpengaruh
sebelum dan sesudah dikeringkan, namun
dangan
kecepatan
masing-masing
menyerapnya air ke dalam tanah. Faktor
alam
penutup tanah berpengaruh mengurangi
sensitive karena diperlukan ketelitian
evaporasi sehingga lengas tanah menjadi
yang tinggi dalam pembacaan data agar
awet. Misalnya jika terdapat bahan
hasil
penutupseperti
tensinometer
kain
atau
mulsaorganik,
kertas
tidak
timbangan
menyimpang. yaitu
metode
harus
Metode yang
mengurangi
mengkalibrasikan ketinggian air raksa
terjadinaya evaporasi sehingga air yang
dalam wadah yang terdesak oleh air
bertahan dalam tnaha akan bertahan lama.
dalam tanah dengan kurva standar,
Pengukuran kadar lengas tanah
kelemahan metode ini adalah harus
daprt digunakan sebagai salah satu cara
dengan kurva standar dan membutuhkan
untuk mengetahui kadar resapan air tanah,
waktu
sehingga dapat diketahui fungsi guna
Sementara keunggulanya dapat melihat
suatu lahan. Kemampuan tanah menyerap
fluktuasi tanah. Pancaran neutron adalah
air menjadi salah satu faktor utama
metode
pemilihan tanaman yang akan ditanam.
menghitung
Ketika kadar lengaas tanah diketahui
tertabrak oleh air tanah dan tercatat oleh
maka bias diambil keputusan tanaman apa
detektor. Pada metode ini detektor harus
yang akan ditanam. Kadar lengas juga
sangat sensitif dan jarganya sangat mahal.
dapat dikontrol. Dalam hai ini, kadar
Kelebihan yang dimiliki metode ini
lrngas
adalah
tanah
akan
plastik,
emakaiannya
memiliki
dapat
dinaikan
dan
lama
dalam
yang
pengukurannya.
digunakan
partikel
ketelitiannya
neutron
sangat
untuk yang
tinggi.
diturunkan sesuai kebutuhan. Sebagai
Metode kalsium adalah metode yang
contoh, kadar lengas tanah lempung
mengukur
dapaat diturunkan menggunakan metode
dengan mengukur tekanan yang dicatat
lorong pengatur tanah agar tanah baik
oleh monometer akibat desakan gas hasil
bagi pertumbuhan awal tanaman palawija.
reaksi antara bahan karbit dengan air
Kadar lengas tanah dapat diketahui
tanah dan lain-lain. Dari semua metode
meanggunakan berbagai macam metode
yang ada metode gravimetri adalah 6
kandungan
lengas
tanah
metode yang digunakan pada praktikum
% dan tanah asli : 16,98 % . Kadar
ini.
lengas tanah entisol entisol ᴓ 0,5 mm : 6,38 %, ᴓ 2 mm : 5,87 %, tanah bongkah : 6,26 %, dan tanah asli :
IV. KESIMPULAN Berdasarkan
percobaan
yang
telah
56,49 %.
dilakukan, diperoleh hasil yaitu:
2. Urutan kadar lengas tanah dari yang
1. Kadar lengas pada vertisol ᴓ 0,5 mm :
tertinggi sampai yang terendah adalah:
21,217 %, ᴓ 2 mm : 20,811 %, tanah
Untuk tanah ᴓ 0,5 mm : vertisols >
bongkah : 19,745 % dan tanah asli :
Ultisols > Rendzina > Alfisols >
46,46 %. kadar lengas tanah rendzina
entisols. Untuk tanah ᴓ 2 mm :
ᴓ 0,5 mm : 14,56 %, ᴓ 2 mm : 16,28%,
vertisols > ultisols > alfisols >
tanah bongkah : 15,205 % dan tanah
rendzina > entisols. Untuk tanah
asli : 41,265 %. Kadar lengas pada
Bongkah : vertisols > rendzina >
ultisol ᴓ 0,5 mm : 15,365 %, ᴓ 2 mm :
ultisols > alfisols > entisols. Untuk
16,4 %, tanah bongkah : 14,65 % dan
tanah asli : kelompok Entisols >
tanah asli : 16,98 %. Kadar langas
Vertisols > rendzina > Ultisols >
tanah alfisol ᴓ 0,5 mm : 12,427 %, ᴓ 2
Alfisols.
mm : 16,37 %, tanah bongkah : 12,57
DAFTAR PUSTAKA Dasar-dasar ilmu tanah (TNH). Bandar Lampung: Penerbit Universitas Lampung.
Ansi, A., L. Sabaruddin, dan L. O. Safuan. 2012. Pengaruh Pupuk Organik Cair dan Mulsa terhadap Lengas Tanah dan Produksi Kacang (Vigna radiata L). Jurnal Agriplus 22: 15161.
Katai, J., A. O. Zsuparne, dan I. Vago. 2011. Comparative Evolution of Soil Types with Different Properties. Jurnal of Agriculture Science 43: 87-94. . Masganti, et al. 2002. Metode Penguraian Air Tanah Gambut. Jurnal Ilmu Tanah dan Air 1: 42-48.
Choirin, Y., Sudadi, dan H. Widijanto. 2013. Pengaruh Pupuk Alami Bermikroba terhadap Serapan Fosfor dan Pertumbuhan Kacang Tanah pada Tanah Alfisol, Entisol, dan Vertisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 10: 113-121.
Nita, I., Endang, L, dan Zaenal K. 2013. Kajian Lengas terhadap Toposekuen Lereng Utara Gunung Kawi. 1(1) : 1.
Hakim, N., Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B. Hong & H.H. Bailey. 1986. 7
LAMPIRAN
Perhitungan Kadar Lengas
(2) b = 44,94 gr c = 25,47 gr 44,94 25,89 KL = x 100 % 25,89 25,47 = 12,427 % III. Kadar lengas tanah alfisols tanah bongkah
Kadar Lengas = [ (b c) ]x 100% (c a )
Keterangan : a : berat botol timbang kosong b : berat botol timbang + tanah sebelum dioven c : berat botol timbang + tanah setelah dioven
(1) a = 24,60 gr b = 31,33 gr c = 30.29 gr 31,33 30,54 KL = x 100 % 30,54 24,60 = 13,29% (2) a = 21,90 gr b = 26,90 gr c = 26,37 gr 26,90 26,37 KL = x 100 % 26,37 21,90 = 11,85 %
I. Kadar lengas tanah vertisol ᴓ 2 mm (1) a = 17,29 gr b = 27,10 gr c = 25,47 gr 27,10 25,47 KL = x100 % 25,47 17,29 = 19,92% (2) a = 15,07 gr b = 25,63 gr c = 24,43 gr 25,63 24,43 KL = x 100 24,43 15,07 = 12,82 %
13,29% 11,85% 2 = 12,57 %
Rerata =
IV. Kadar lengas tanah sample (1) a = 31,58 gr b = 42,60 gr c = 41,00 gr 42,60 41,00 KL = x100 % 41,00 31,58 = 56,98%
19,92% 12, ,82% 2 = 16,37 % Kadar lengas tanah alfisols ᴓ 0,5 mm
Rerata = II.
(1) a = 27,57 gr
8
PENGAMATAN LAPANGAN A. Tanggal
:
10 Februari 2018
B. Tim Surveyor
:
Aqila Vianissa Aquina Dian Kartika Achmad Iqbal A. Abdullah Faiq M. Ritasari Yuliana Namita Arum R.
C. Alamat Lokasi (lengkap)
:
D. Sketsa lokasi
Jl. Ngoro-ngoro Ombo, Dusun Ngoro Oro, Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta. :
Foto 1. Sketsa Lokasi E. Koordinat
: -7.8442205, 110.4848644
F. Ketinggian
: 134 mdpl
G. Deskripsi Lokasi
:
Lokasi pengambilan tanah merupakan sebuah tegalaan yang ditanami tanaman kakao. Letak kebun kakao tersebut berada di sebuah desa yang dekat dengan perkampungan warga. H. Landuse
: Tegalan tanaman kakao
I. Vegetasi
: Tanaman Kakao
J. Cuaca
: Cerah
K. Pertumbuhan
: Baik 9
L. Jeluk air tanah
: lebih dari 15 m
Foto 2. Foto saat pengambilan tanah sample
10
ACARA II STRUKTUR TANAH ABSRTAKSI Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah, acara II yang berjudul struktur tanah telah dilaksanakan pada senin, 12 februari 2018 di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, Universitas Gadjah Mada. Strruktur tanah dapaat diartikan sebagai susunan zarah zarah tanah yang saling berikatan membentuk agregat dengan batuan bahan perekat seperti humus, kapur, oksida besi/aluminium, sekresi tumbuhtumbuhan dan jasad renik. Praktikum struktur tanah ini dilakukan untuk menguji kerapatan masa tanah, kerapatan butir tanah dan proporsi total. Untuk menghitung kerapatan masa tanahdigunakan 2 metode yaotu metode ring dan metode lilin. Untuk menentukan kerapatan butir tanah digunakan metode piknometri sementara untuk menentukan porositas masa tanah maka dilakukan perbandingan antara volume pori total dengan volume bongkah total. Jenis tanah ynag diuji pada praktikum ini adalah vertisols, rendzina, ultisols, alfisols, dan entisols. Berdasarkan percobaan didapat nilai kerapatan bongkah (BV) pada masing masing tanah pada metode ring : ultisols 1,37 g/cm3 > vertisols 1,365 g/cm3 > Entisols 1,39 g/cm3 >Alfisols 1,2559 g/cm3 > rendzina 0,985 g/cm3, sementara nilai kerapatan bongkah menggunakan metode lilin : Ultisols 1,6 g/cm3 > Vertisols 1,565 g/cm3 > Rendzina 1,456 g/cm3 > Entisols 1,26 g/cm3 > Alfisols 1,083 g/cm3. Nilai kerapatan partikel tanah (BJ) pada tiap jenis tanah yaitu : Ultisols 2,43 g/cm3 > Entisols 1,949 g/cm3 > Vertisols 1,836 g/cm3 > rendzina 1,678 g/cm3 > alfisols 1,4508 g/cm3. Nilai porositas total tanah dari yang terbesar dari yag terkecil : Ultisols 31,6 % > Entisols 31,57 % > Alfisols 25,372 % > vertisols 14,8% > Rendzina 13,69 %. Kata kunci : struktur tanah, piknometri, porositas total
I.
sifat yang berbeda dari sekumpulan
PENGANTAR
partikel-partikel yang tidak teragregasi
Tanah merupakan bagian dari
(Hayandi, 2002). Struktur tanah sangat
permukaan bumi yang banyak jenisnya,
berperan terhadap proses pertumbuhan
sebagai bagian dari permukaan bumi,
dan perkembangan tumbuhan terutama
tanah memiliki peran penting dalam kelangsungan
hidup
makhluk
pada proses fisiologi dan respirasi akar.
hidup.
Tanah yang sarang akan memiliki aerasi
Tumbuhan misalnya, menggunakan tanah
yang
sebagai media untuk dapat tumbuh dan
dibandingkan
berkembang karena tanah mengandung
yang
tumbuhan memiliki
digantikan dengan udara yang ada di
tidak semua tanah memiliki struktur yang untuk
tanah
bagi
proses di mana udara dalam tanah
kehidupan tumbuhan. Meskipun demikian
tumbuhan
baik
struktur mampat. Aerasi tanah adalah
berbagai unsur penting yang mendukung
mendukung
lebih
atmosfer.
dapat
Struktur tanah merupakan sifat
tumbuh dengan subur.
tanah yang tergantung dari tekstur, bahan
Struktur tanah dalam tinjauan
organik dan zat kimia seperti karbonat di
morfologi dapat diartikan sebagai susunan
dalam tanah. istilah yang digunakan untuk
partikel-partikel primer yang menjadi satu
struktur antara lain agregat (kumpulan
kelompok disebut agregat dan dapat
butir tanah yang direkat oleh karbonat,
dipisahkan kembaali serta mempunyai
oksida atau bahan organik), struktur lepas 11
( tanah yang butir-butirnya mudah lepas),
reaksi antar muka.
struktur ringan ( menggambarkan tanah
terbagi menjadi dua, yaitu yang hidup
berpasir karena ringan dan mudah diolah),
didalam
dan struktur berat (menggambarkan tanah
dipermukaan tanah. organisme yang hidup
liat yang berat/sulit diolah) (Rujiter,
didalam tanah biasanya adalah bakteria,
2004).
jamur, cacing tanah, akar tumbuhan dsb. Proses pembentukan tanah bersifat
rumit karena
tanah
Faktor organisme
dan
yang
berada
Sedangkan yang berada dipermukaan
ada interaksi lima faktor
tanah
ialah
vegetasi.
Faktor
ini
pembentuk tanah, yaitu iklim, bahan
pembentukan profil tanah. seperti halnya
induk, makhluk hidup atau organisme,
jasad penghuni tanah
topografi dan waktu (Jenny, 1941).
mempercepat
Masing masing pembentuk tanah tidak
batuan, menjalankan perombakan bahan
bekerja secara sendiri, namun saling
organik,
berinteraksi. Faktor iklim berupa suhu dan
dengan bahan mineral dan membuat
curah hujan mempengaruhi intensitas
lorong-lorong
reaksi kimia, fisika dan biologi di dalam
memperlancar pergerakan air. Vegetasi
tanah. Faktor bahan induk berasal dari
membantu pembentukan tanah dengan
batuan dan longgokan biomassa mati
menyediakan bahan induk tanah, ragam
sebagai bahan mentah. Tanah mineral
vegetasi menentukan ragam humus tanah,
berasal dari batuan dan tanah organik
menambahkan bahan organik kepada
berasal dari longgokan biomassa mati.
tanah mineral dan lain sebagainya. Faktor
Sifat bahan mentah dan bahan induk
topografi berpengaruh terhadap ketahanan
berpengaruh atas laju dan pembentukan
tanah karena faktor ini menampilkan
tanah, seberapa jauh pembentukan tanah
tampakan lahan berupa tinggi tempat,
dapat maju dan seberapa luas faktor lain
kelerengan, dan kiblat lereng. Faktor ini
(seperti topografi, iklim, organisme dsb)
merupakan
dapat berpengaruh. Sifat-sifat bahan induk
mengendalikan pengaruh faktor iklim dan
meliputi susunan kimia, sifat fisik dan
organisme
sifat
mengendalikan
permukaan.
Susunan
mineral
yang mampu
pelapukan
mencampur
bahan
dalam
tanah
faktor
hidup
zarah-zarah
pensyarat
dan laju
organik
guna
yang
selanjutnya dan
arah
mempengaruhi bahan mentah dan susunan
pembentukan tanah.
jaringan mempengaruhi bahan induk. Sifat
sebenarnya
bukan
faktor
fisik berkenaan dengan struktur dan
sebenarnya.
Waktu
dijadikan
granulitas sedangkan sifat permukaan
karena semua proses maju sejalan dengan
terkait terhadap kemudahan kelangsungan
waktu. Tidak ada proses yang mulai dan 12
Faktor waktu penentu faktor
selesai secara seketika.tahap evolusi yang
timbangan,
dicapai tanah tidak selalu bergantung pada
pengaduk halus.
lama
kerja
berbagai
faktor,
karena
termometer
dan
kawat
Metode yang digunakan untuk
intensitas faktor dan interaksinya dapat
percobaan
berubah sepanjang perjalanan waktu.
adalah metode lilin. Langkah kerjanya,
Tanah yang berhenti berubah sepanjang
pertama-tama diambil sebongkah contoh
perjalanan waktu menandakan bahwa
tanah dan dibuat membulat (membola)
tanah
mencapai
dengan kuku jari tangan, sedemikia
keseimbangan dengan lingkungannya dan
sehingga dapat masuk kedalam gelas ukur
disebut
dengan longgar (ɸ 1-1,5 cm). Kemudian
tersebut
telah
telah
mencapai
klimaks
(Notohadiprawiro, 1998).
kerapatan
bongkah
(BV)
permukaannya dibersihkan dari butir-butir tanah yang menempel secara hati-hati
II.
denga kuas. Setelah itu diikat dengan
METODOLOGI
benang sehingga dapat digantung, lalu
Praktikum Dasar dasar ilmu tanah
bongkah ditimbang (semisal a gram).
acara ii yang berjudul Struktur Tanah telah
Kemudian lilin dicairkan di dalam cawan
dilakssanakan pada Senin, 12 Februari
pemanas menggunakan lampu spritus,
2018 di Laboratorium tanah umum,
sampai lilin mencair semua, lalu diukur
departemen Tanah, Fakultas pertanian uniiversitas
gadjah
Mada.
suhunya. Lalu api dimatikan dan dibiarkan
Dalam
suhunya turun sampai 70˚C. Pada suhu 65-
praktikum ini dilakukan dua percobaan,
70 ˚C, bongkah tanah dicelupkan kedalam
yaitu kerapatan bongkah atau berat volume
(BV)(
Bulk
Density)
lilin selama 1-2 detik, jika pencelupan
dan
terlalu lama maka dapat menyebabkan
kerapatan partikel tanah (BJ) (Particle
pelapisan terlalu tebal. Sedangkan jika
Density). Untuk percobaan kerapatan
suhu terlalu panas, lilin dapat meresap
bongkah tanah (BV) alat dan bahan yang digunakan
diantaranya
contoh
masuk kedalam pori-pori tanah (cover).
tanah
Setelah
kering angin bongkah, cawan pemanas
ukur,
pipet
ukur
10ml
b gram. Kemudian tabung ukur diisi dengan akuades sampai volume tertentu
kerapatan partikel tanah (BJ) alat dan
(misal p ml) dan bongkah tanah berlilin
bahan yang digunakan yaitu contoh tanah angin
ɸ2mm,
betul-betul
setelah dingin bongkah ditimbang sebagai
dan
termometer. Sedangkan untuk percobaan
kering
lilin
menutupi selurruh permukaan bongkah,
lilin, lampu spritus, penumpu kaki tiga, gelas
dipastikan
dimasukkan
piknometer,
perlahan-lahan
(volume
akuades naik. Kenaikan volue tersebut 13
dicatat. Jika kenaikan volume tidak jelas,
pikno dibuang dan dibersihkan. Kemudian
ditambahkan air melalui pipet ukur atau
piknometer diisi dengan akuades sampai
buret sampai tepaigaris volume tertentu
penuh dan disumbat. Diamati bahwa air
(misal q ml). Akuades yang telah
sudah mengisi pipa kapiler sumbat.
ditambahkan dari pipet ukur atau buret
Kemudian
dicatat (misal r ml). Setelah itu bongkah
dikeringkan dengna tisu dan pikno yang
tanah diangkat dan tabung ukur di
berisi air ditimbang sebagai d gram, lalu
bersihkan. Selanjutnya untuk percobaan
diukur suhunya (misal t2˚C), dan dilihat
kerapatan partikel tanah (BJ), digunakan
BJ air (BJ2) pada suhu tersebut didalam
metode piknometri. Langkah kerjanya
tabel
ialah
dibersihkan dan dikeringkan.
sebagai
berikut,
pertama-tama
permukaan
BJ.
Setelah
luar
itu
pikno
piknometer
piknometer dibersihkan dan dikeringkan permukaan dalam dan luarnya. Setelah itu
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
piknometer ditimbang dalam keadaan
Berdasarkan praktikum struktur
kosong bersumbat sebagai a gram. Lalu
tanah yang telah dilakukan didapat hasil
piknometer diisi dengan contoh tanah ɸ2mm,
kira-kira
sepertiga
pengamatan sebagai berikut :
volume,
Tabel 2. Hasil Struktur Tanah
disumbat dan ditimbang sebagai b gram. Kemudian ditambahkan akuades sampai
N
Jenis
BJ
BV (g/cm3)
o.
Tanah
(g/cm
Meto
Meto
3)
de
de
Ring
Lilin
1,836
1,356
1,565
14,8
1,678
0,985
1,456
13,6
2/3 volume, diaduk dengan pengaduk kawat untuk menghilangkan udara yang 1.
tersekap. Lalu didiamkan selama satu jam.
Vertiso
N%
ls
Suhu suspensi diukur (misal t˚C). Pada
2.
tabel BJ dibaca BJ suspensi (misal BJ1).
Rendzi na
9
Kemudian diaduk-aduk lagi, lalu kawat 3.
pengaduk dicuci dengan botol pancar. Setelah
itu
ditambahkan
air
Ultisol
2,34
1,37
1,6
31,6
Alfisol
1,450
1,259
1,082
25,3
s
8
7
72
Entisol
1,949
1,26
31,5
s
secara
4.
perlahan-lahan sampau 2/3 leher pikno (diusahakan tidak sampai mengaduk
5.
tanah). lalu sumbat hingga air akuades
s
1,3
7
mengisi pipa kapiler sampai penuh. Kemudian dinding pikno dikeringkan dari air yang menempel dengan tisu lalu
Struktur tanah merupakan salah
ditimbang sebagai c gram. Setelah itu isi
sifat fisik tanah yang terbentuk dari 14
komposisi antar agregat (butir) tanah dan
total bongkah. Dalam praktikum ini,
ruang anter agregat. Ruang antar agregat
penentuan nilai BV menggunakan metode
tersebut disebut sebagai porus. Struktur
lililn. Prinsip kerjanya yaitu membuat
tanah dapat diartikan sebagai salah satu
selaput lilin secara sempurna di seluruh
cara penyusunan partikel tanah yang
permukaan bongkah yrng telah dibentuk
terdiri atas partikel primer dan partikel
menjadi
sekunder. Secara awam istilah struktur
menimbang dan menghitung volumenya
tanah digunakan untuk menggambarkan
sehingga dapat diketahui nisbah antara
tingkat kesarangan /kelonggaran antara
berat bongkah yang terselimuti lilin
partikel tanah. Bila tanah mempunyai
dengan volumenya. Berat jenis atau yang
ikatan partikel yang sarang maka disebut
biasa disebut dengan kerapatan butir
struktur longgar atau sarang, sebaliknya
adalahperbandingan
bila struktur tanah padat maka disebut
beratpadatan
struktu mampat (Lavova, 2017)
padatan. Adapun metode penentuan nilali
bentuk
bolakemudian
tanah
relati
antara
dengan
volumr
Dalam penentuan sttruktur suatu
bj yang dilakukan padda praktikum ini
tanah
pendekatan
adalah meetode piknomeri. Piknometer
porositas total untuk menggambarkan
bersumbat ditimmbang semisal a gram,
timgkat kesarangan atau kemampatan
kemudian piknometer diisi dengan tanah
suatu jenis tanah. Untuk menndapatkan
½, disumbat dan ditimbang lagi sebsgai b
nilai porositas total perlu dicari terlebih
gram. Piknometer ditambahkan air hingga
dahulu
kerapatan partikel (BJ) dan
2/3 leher pikno dan ditimbang lagi sebagai
kerapatan induk (BV) tanah, kemudian
c gram. Terakhir piknometer yang hanya
kedua
berisi air ditimbang sebagai d gram. BJ
jenis
nilai
digunakan
tersebut
Kerapatan
partikel
tergantung
pada
dibandingkan.
tanah
bervariasi
kandungan
ditentukan dari pegukuran suhu air tanah
bahan
pada piknometer yang telah didiamkan
organik. Sementara kerapatan volume
selama 1 jam seteah pengadukan. Setelah
(BV)
didapat data BV dan BJ selanjutnya dapat
bervariasi
kandungan
lengas
tergantungpada tanah.
Dengan
ditentikan
porositas
tanah
dengan
demikian pengukuran BV tanah harus
menghitung nisbah volume dan berat jenis
menentukan
tanah menggunakan rumus yang telah ada.
terlebih
dahulu
kadar
lengasnya.
Tanah vertisols memiliki nilai BJ 1,836 gr/cm3, BV 1,46 gr/cm3, dan
Berat volulme tanah atau yang disebut jug sebagi kerapaatn bongkah
porositas
adalah berat bongkah tiap satuan volume
menurut 15
sebesar
14,8%.
Sementara
Wirosoedarmo
(2012)
menyebutkan
bahwa
tanah
vertisols
terdapat di daerah-daerah bahan induk
memiliki BV 0,95 gr/cm3, BJ 2,17 gr/cm3
batuan lempung
dan porositas 58 %. Tanah vertisol ini
Tanah memiliki alfisols memiliki
diteliti memiliki tekstur yang tergolong
nilai BV 1,45 gr/cm3, BV 1,1 gr/cm3, dan
pada liat berat dengan kandungan liat
porositas sebesar 25,371%. Sementara
>60%. Tingginya kandungan fraksi liat
menurut
berhubungan
menyebutkan
dengan
bahan
induk
Siregar
et
bahwa
al.
(2012)
tanah
vertisols
tanahnya. Karena kadar lempung yang
memiliki BV 1,21 gr/cm3, BJ 3,071
tinggi
mempunyai
gr/cm3 dan porositas 67 %. Tanah alfisol
porositas tanah yang cenderung lebih kecil
ini merupakan tanah yang mengandung
dibandingkan tanah lain yang kadar
mineral primer
lempungnya lebih rendah.
mineral lempung kristalin, dan kaya unsur
maka
tanah
ini
yang mudah lapuk,
Tanah mollisols memiliki nilai BJ
hara. Tanah yang kaya akan bahan organik
1,678 gr/cm3, BV 1,15 gr/cm3, dan
akan cenderung memiliki porositas tanah
porositas sebesar 13,69%. Tanah rendzina
yang
merupakan tanah yang memiliki tekstur
merupaka tempat bagi banyak organisme
lempung yang lebih dominan karena tanah
untuk tumbuh yang membutuhkan udara
ini terbentuk dari bahan induk sedimen
dalam kehidupannya.
marin yang sebagian keras komparasinya
tinggi
karena
bahan
organik
Pada praktikum tanah entisol
banyak
mempuyai berat jenis 1,949 gr/cm3 , berat
lempung maka porositas tanah akan
volume 1,3 gr/cm3 dan porositas sebesar
semakin
31,57%. Sementara menurut penelitian
adalah
lempung.
rendah
Semakin
karena
tanah
akan
menjadi padat sehingga tidak ada ruang
yang
untuk udara.
(2014)
dilakukan
oleh
menyebutkan
Wirosoedarmo tanah
entisols
Tanah ultisols memiliki nilai BJ
memiliki BJ 1,12 gr/cm3 , BV 2,88 gr/cm3
2,34 gr/cm3, BV 1,49 gr/cm3, dan
dan porositas sebesar 61%. Tanah entisol
porositas sebesar 25,371%. Sementara
termasuk dalam ranah muda yang masih
menurut
Siregar
al.
(2014)
berkembang karena tanah entisol masih
tanah
vertisols
didominasi oleh fraksi pasir. Pembentukan
memiliki BV 1,15% gr/cm3, 2,45 gr/cm3
tanah entisol terjadi di daerah-daerah
dan porositas 53 %. Tanah ultisol ini
tempat laju erosi atau pengendapan yang
umumnya berkembang dari bahan induk
lebuh cepat dibanding laju pembentukan
tua dan di Indonesia jenis tanah ini banyak
tanah. Okeh karena didominasi oleh pasir
menyebutkan
bahwa
et
maka porositas tanah entisol cenderung 16
lebih tinggi dibandingkan tanah lainnya
tanah jenis pasir mempunyai volume yang
karena strukturnya tang cenderung tidak
lebih sedikit yang ditempati oleh ruang
rapat
pori.
sehingga
Perbedaan
udara
yang
dapat
terjadi
masuk.
pada
hasil
Dengan
mempelajari
struktur
penelitian dapat disebabkan oleh banyak
tanah maka praktikan akan memahami
faktor karena setiap tempat memiliki
bentuk atau susunan partikel-partikel
keadaan lingkungan yang berbeda-beda.
primer tanah hingga paratikel sekunder
Stuktur tanah dipengaruhi oleh kandungan
bahan
organik
yang membentuk agregat. Struktur tanah
,
berfungsi
mengidentifikasi
pengaruh
mikroorganisme, tekstur dan pengharaan.
tekstur terhadap kondisi drainase atau
Bahan
pembentukan
aerasi tanah akrena susunan antara agregat
struktur tanah berfungsi sebagai perekat
tanah menghasilkan ruang yang lebih
aatau
sangat
mrmudahkan diditem perakaran tanaman
mempengaruhi remah tidaknya tanah
untuk berpenetrasi dan mengabsorpsi (
karena semakin banyak aktivitas suatu
menyerap)
organisme maka tanah akan semakin
pertumbuhan dan produksi menjadi lebih
remah.
baik ( Siskov, 2014 ).
organik
lem.
dalam
Mikroorganisme
Sedangkan
tekstur
tanah
hara
dan
air,
sehingga
menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liatdalam tanah. Tekstur juga
IV.
menunjukan kadar kekerasan atau halus
Berdasarkan praktikum yang telah
tidaknya suatu jenis tanah. Dari penjelasan
dilaksanakan tentang struktur tanah dapat
tersebut maka dapat diketahui bahwa
disimpulkan bahwa :
tekstur tanah sangat berperaan dalam
1. Nilai kerapatan bongkah tanah (BV)
menentuan struktur tanah. Sementara
dari yang terbesar hingga yang terkecil
pengharaaan mempunyai arti bila teerjadi
menggunakan metode ring : ultisols
kerusakan pada tanah maka diperlukan
1,37 g/cm3 > vertisols 1,365 g/cm3 >
tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan
Entisols 1,39 g/cm3 >Alfisols 1,2559
bailk ( Hanifah, 2013 ).
g/cm3
Semakin tinggi bahan organik
akan
semakin
rendah
>
rendzina
0,985
g/cm3,
sementara nilai kerapatan bongkah
dalam suatu tanah maka kerapatan butir tanah
KESIMPULAN
menggunakan metode lilin : Ultisols
karena
1,6 g/cm3 > Vertisols 1,565 g/cm3 >
bahanorganikakan mempertahankan pori-
Rendzina 1,456 g/cm3 > Entisols 1,26
pori tanah. Pada dasarnya tanah pasiran
g/cm3 > Alfisols 1,083 g/cm3.
memiliki porositas yang kecil karena 17
Sumberdaya Lahan Basah, Rawa dan Pantai. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
2. Nilai kerapatan partikel tanah (Berat Jenis = BJ ) dari yang terbesar hingga yang r terkecii yaitu : Ultisols 2,43 g/cm3 > Entisols 1,949 g/cm3
Rujiter, J dan F. Agus. 2004. Pengenalan Tanah.. Diakses pada tanggal 18 Februari 2018.
>
Vertisols 1,836 g/cm3 > rendzina 1,678 g/cm3 > alfisols 1,4508 g/cm3.
Sinaga, Ogi. 2012. Konsistensi Tanah. . Diakses pada tanggal 18 Februari 2018
3. Nilai porositas total tanah dari yang terbesar hingga yang terkecil : Ultisols 31,6 % > Entisols 31,57 % > Alfisols 25,372 % > vertisols 14,8% > Rendzina
Siregar, S.M., Kajian Permeabilitas Beberapa Jenis Tanah di Sei Krio Kecamatan Sunggal dan di PTPN II Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Melalui Uji Laboratorium dan Lapangan. Kajian Permeabilitas Beberapa Jenis Tanah di Sei Krio Kecamatan Sunggal dan di PTPN II Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Melalui Uji Laboratorium dan Lapangan.
13,69 %.
DAFTAR PUSTAKA Handayani, S. and Sunarminto, B.H., 2002. Kajian Struktur Tanah Lapis Olah: I. Agihan ukuran dan dispersitas agregat. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 3(1):10-17 Lavova, L., dan Manna Wadporozhskaya. 2017. Chemical Sensors for Soil Analysis : Principles and Aplications. Jurnal of New Pesticides and Soil sensors (17)
Wirosoedarmo, R., Teori Fractal untuk Retensi Air Alfisol Hasil Teknologi
Notohadiprawiro, T., 2006. Pola Kebijakan Pemanfaatan
18
2012. Pendekatan Menentukan Kurva pada Vertisol dan Olah Tanah. Jurnal Pertanian, 5(3)
LAMIPIRAN
Berat Volume Metode Lilin (BV)
Ulangan I a = 5,73 gram; b = 5,99 gram ; KL = 12,57 gram ; p = 30 ml; q = 35 ml; r = 0 ml 87𝑋𝑎 BV = [100+𝐾𝐿][0,87(𝑞−𝑝−𝑟)−(𝑏−𝑎)] 87𝑥5,73
= [100+12,57][0,87(35−30−0)−(5,99−5,73)] = 1,0827 gram/cm3 BV
Berat Volume Metode Ring =
4(𝑏−𝑐)
𝜋𝐷 2 𝑇 4(388,74−17,88)
= 3,14 𝑥 72 𝑥 3,7 =1,259 gram/cm3 Berat Jenis (BJ) Ulangan I a = 40,77 gram ; b = 74,69 gram; c = 103,37 gram; d = 89,46 gram; KL = 12,57 ; BJ1 = BJ2 = 0,996 BJ
100 (𝑏−𝑎)𝐵𝐽1∗𝐵𝐽2
= (100+𝐾𝐿)[𝐵𝐽1 (𝑑−𝑎)−𝐵𝐽2(𝑐−𝑏)] 100 (74,69−40,77) 0,996∗0,996
=(100+12,57)[0,996(89,46−40,77)−0,996(103,37−74,69)] = 1.4508 gr/𝑐𝑚3
Porositas Total 𝐵𝑉 n = [1 − 𝐵𝐽 ] × 100 % 1,0827
= [1 − 1,4506] × 100 % = 25,372 %
19
ACARA III NILAI PERBANDINGAN DISPERSI ABSTRAK Pada praktikum yang berjudul Nilai Perbandingan Dispersi ini bertujuan untuk mengetahui daya tahan terhadap erosi. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 19 Februari 2018 di Laboratorium Tanah Umum (General Soil Laboratory ), Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Nilai perbandingan dispersi yang diuji pada praktikum ini adalah menghitung kandungan fraksi debu dan lempung dalam keseluruhan tanah. Metode yang digunakan adalah metode sedimentasi . Adapun alat dan bahan yang digunakamn antara lain contoh tanah kering angin 2mm, beaker glass 500 ml, tabung sedimentasi 1 liter, cawan penguap (porselin ) 50 ml ,thermometer. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah kering angin dengan diameter 2 mm yaitu ada yang didapat pada praktikum ini addalah didapat nilai perbandingan dispersi vertisol 23,29%, rendzina 11,74%,ultisol 10,31 %,alfisol 11,42%,dan entisol 49,17% Kata kunci : erosi,nilai perbandingan disperse,metode sedimentasi
I.
tanah didasarkan pada derajat ketahanan
PENGANTAR
Tanah
merupakan
suatu
sistem
disperse oleh air yang dinyatakan dalam
kompleks gabungan dari lima komponen
nilai
penyusun
mencerminkan
yaitu
antara
lain
bahan
campuran mineral, air, udara, bahan
perbandingan
disperse. kepekaan
NPD dan
ketidakpekaan tanah terhadap disperse Praktikum
organik dan media tumbuh tanaman.
acara
III
“Nilai
antaralain
Perbandingan Dispersi” bertujuan untuk
organism, bahan induk, iklim topografi
membandingkan antara partikel debu dan
dan waktu. Setiap jenis tanah memiliki
lempung aktual (yang mudah terdispersi
komponen yang berbeda oleh karena itu
oleh air) dengan kadar debu dan lempung
sifat fisika dan sifat kimia masing masing
keseluruhan dalam tanah. Tanah berasal
tanah akan berbeda. Salah satu sifat tanah
dari pelapukan batuan induk (anorganik)
, tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan
dan bahan bahan organic dari tumbuhan
sifat yang masih berkaitan dengan tingkat
dan hewan yang telah membusuk.Tanah
kepekaan tanah terhadap erosi. Hal
tersusun atas zat cair,zat padat,gas dan
tersebut sering disebut dengan erodibilias
organism. Suhu dan kelembapan sangat
atau sifat dispersi tanah.
mempengaruhi pelapukan batuan induk
Faktor pembentuk
tanah
Erodibilitas tanah dapat ditentukan
pembentuk tanah terutama atas zat cair,zat
dengan menggunakan berbagai metode
padat,gas
untuk
kelembapan
menentukan
kecocokan
suatu
dan
organism.Suhu
sangat
dan
mempengaruhi
spesies tanaman terhadap media tanam.
pelapukan bahan induk pembentuk tanah
Empat sifat tanah dalam memnetukan
terutama di daerah tropis seperti Negara
erodibilitas adalah tekstur tanah, bahan
Indonesia (Hardowigeno ,1993). Tanah
organic, struktur tanah dan permeabilitas (
berkaitan
Buckman and Brady,2004). Sifat fisika
Perbandingan Dispersi), NPD merupakan 20
erat
dengan
NPD
(Nilai
perbandingan antara partikel lempung dan
hanya terjadi pencucian sedang ,terjadinya
debu yang mudah terdispersi oleh air
air cukup untuk pertumbuhan tanaman
dengan
debu
selama 3 bulan atau lebih , dan
keseluruhan dalam tanah. Semakin kecil
perpindahan dan akumulasi liat dan
NPD, tanah akan mengalami ketahanan
horizon B membentuk horizon argilik
yang semakin besar terhadap erosi.
pada kedalamn 23-74 cm (Soil survey
kadar
lempung
dan
Tempat terjadinya erosi tanah secara
staff, 1975)
umum adalah daerah hulu dan tengah DAS, sedangkan tempat untuk dan
II.
berlangsungnya sedimentasi biasanya di
METODOLOGI Praktikum
Tanah
tinggi, curah hujan yang tinggi, serta
Dispersi” dilaksanakan pada hari Senin,
aktivitas
peranan
16 Februari 2017 di Laboratorium Tanah
penting untuk berlangsungnya proses
Umum, Departemen Tanah, Fakultas
erosi yang landai hingga datar .Erosi
Pertanian Universitas Gadjah Mada. Pada
memiliki pengaruh terhadap menurunnya
praktikum ini dibutuhkan beberapa bahan
kesuburan fisik tanah dicirikan dengan
dan alat . Bahan yang dibutuhkan yaitu
penghayutan partikel tanah, perubahan
sampel tanah berdiameter 2 mm sebagai
struktur tanah,penurunan infiltrasi dan
objek percobaan dan aquades yang
menghanyutkan sejumlah unsur hara
berfungsi sebagai pendispersi. Alat alat
tanaman.
yang digunkan yaitu gelas beker 500 ml
memiliki
Tanah yang relative muda, mudah lapuk,
kaya
unsur
hara,
sebagai
banyak
“Nilai
Ilmu
daerah hilir. Kemiringan lereng yang
manusia
berjudul
Dasar-dasar
wadah
Perbandingan
aquades,
tabung
sedimentasi dengan ukuran 1 L yang
mengandung mineral merupakan tanah
berfungsi
alfisol. Tanah alfisol memiliki kejenuhan
penggojokan , cawan penguap (porselin)
basa tinggi serta cadangan unsur hara
50 ml sebagai wadah hasil penggojokan (
tinggi. Tanah ini terdapat penimbunan liat
debu dan lempung aktual) yang akan
di horizon bawah, liat yang tertimbun di
dikeringkan dalam oven , thermometer
horizon bawah ini berasal dari horizon
sebagai alat pengukur suhu dalam tabung
horizon diatasnya dan tercuci ke bawah
sedimentasi setelah penggojokan dan
bersama gerakan air perkolasi. Adapun
pipet untuk mengambil hasil penggojokan
ciri
pada
cirri
tanah
alfisol
antara
lain
yaitu
tabung
sebagai
sedimentasi
tempat
setelah
kemampuan memasok kation basa sedang
penggojokan dan pipet untuk mengambil
hingga tinggi yang memberikan bukti
hasil 21
penggojokan
pada
tabung
sedimentasi
serta
timbangan
untuk
volume 1000 ml . Setelah volume tabung
menimbang cawan dan tanah.
mncapai 1000 ml , suhu air dalam tabung
Pada praktikum ini dibutuhkan beberapa
langkah
untuk
diukur
melakukan
.
Waktu
tunggu
pemipetan
ditetapkan dengan melihat tabel hubungan
percobaan . Langkah pertama yaitu contoh
suhu
tanah 2mm ditimbang kurang lebih 15
ditetapkan dengan melihat tabel hubungan
gram dan dimisalkan a gram . Lalu
suhu dan waktu pengendapan untuk
,sampel tanah dimasukkan pada dasar
kedalaman 20 cm ( pemipetan debu +
dinding
dan
lempung). Sebelum penggojokan , cawan
panjang tanah
penguap koson berlabel telah disiapkan
tabung
dimiringkan
sedimentasi
sehingga
dan
waktu
tunggu
sekitar 4-5 cm . Masih dalam kondisi
dan
miring pada tabung sedimentasi aquades
ditutup dengan plastik dan digojok secara
ditambahkan melalui dinding tabung
kuat dengan dibolak balik sebanyak 15
dengan botol pancar dan jangan mengenai
kali degan kecepatan 2 detik bolak balik.
tanah langsung serta aquades dibiarkan
Setelah itu tabung diletakkan secara hati
merembes perlahan secara kapilaritas ,
hati dan waktu tunggu pemipetan dimulai.
bukan karena dituangi. Setelah tanah
Setelah
menjadi basah betul, dengan posisi tabung
beberapa detik (missal 5-10 detik), pipet
msih
ditambahkan
volume 25 ml dimasukkan perlahan ahan
melalui dinding tabung sampai volume
( jangan sampai terjadi pengadukan )
250 ml dan didiamkan selama 15 menit
sampai kedalaman 20 cm, suspensi
agar
didapat
miring,
terdispersi
aquades
oleh
air
aquades
ditimbang.Tabung
pemipetan
waktu
atau
pemipetann
diambil
menggunakan beker glass secara perlahan
kedalam cawan penguap dan diven pada
lahan dengan posisi tabung vertikal,
suhu 105-110 C sampai kering. Setelah
penambahan aquades sampai 800 ml dan
dingin cawan penguap ditimbang dan
dilanjutkan dengan botol pancar sampai
dimisalkan c gram.
Tabel 1. Nilai Perbandingan Dispersi Jenis Tanah
NPD % 22
Suspensi
pipet
sebanyak
HASIL DAN PEMBAHASAN
ml.
dengan
kurang
sempurna. Aquades ditambahkan dengan
III.
25
sedimentasi
dituang
Vertisol
23,29
Rendzina
9,1
Ultisol
10,31
Alfisol
11,42
Entisol
49,17
Berdasarkan tabel diatas diketahui
Dari
percobaan
yang
telah
bahwa jenis tanah vertisol memiliki NPD
dilakukan pada minggu lalu , diperoleh
sebanyak 23,29 %. Tanah rendzina
nilai NPD (Nilai Perbandingan Dispersi)
memiliki NPD sebanyak 9,1% . Tanah
dari beberapa jenis tanah. Vertisol sebesar
ultisol sebanyak 10,31 %, tanah alfisol
23,29%, rendzina sebesar 9,1 %, ultisol
memiliki
sebanyak
10,31%, alfisol 11,42 %, entisol 49,17%.
11,42%.Sedangkan jenis tanah entisol
Dari hasil yang diperoleh , entisol
memiliki NPD sebanyak 49,17 %.
merupakan tanah yang paling mudah
NPD
Dalam praktikum ini praktikan
tererosi sedangkan yang paling tahan
melakukan percobaan yang bertujuan
terhadap erosi adalah tanah rendzina. Jika
untuk mengetahui nilai perbandingan
diurutkan dari yang mudah terdispersi dan
dispersi (NPD). NPD yaitu sifat fisika
yang sulit terdispersi adalah entisol>
tanah yang didasarkan pada derajat
vertisol> alfisol> ultisol> rendzina.
ketahanan dispersi oleh air , NPD
Tanah alfisol meupakan tanah
mencerminkan kepekaan suatu jenis tanah
dengan kelas tekstur geluh lempungan
terhadap dispersi. NPD dihasilkan dari
yang tidak memiliki kadar lempung
debu
dibagi
kurang lebih 35%. Saat sebuah tanah
debu+lempung total dan dikali 100%.
memiliki prosentase dispers kurang dari
Nilai tersebut digunakan sebagai tolak
15 % , maka tanah tersebut sulit tererosi.
ukur ketanahan tanah terhadap erosi. Erosi
Hal tersebut sesuai dengan penelitian
dapa menimbulkan dampak negatif yang
Suzuki menurut Suzuki et all (2015),
serius pada produksi pertanian, kualitas
Alfisol merupakan tanah yang lebih
air,
banyak mengandung clay yang tidak
+
lempung
keanekaragaman
aktual
hayati
dan
sebagainya ( Imani et al,2014).
mudah 23
terdispersi
secara
horizontal
maupun vertical. NPD memiliki beberapa
kesuburan tanah , karena semakin rendah
faktor , diantaranya erodibilias, tekstur
kandungan zat hara maka rentan terjadi
tanah,
erosi,
struktur
tanah,
Setelah
hal
tersebut
menyebabkan
permeabilitas, dan kandungan bahan
rendahnya tingkat kesuburan tanah ( Butar
organik di dalam tanah.
et al,2013). Dalam percobaan menentukan
NPD
dicari
untuk
nilai dispersi ini digunakan metode
mengetahui
seberapa mampu tanah dapat bertahan dari
kualitatif
erosi atau dengan kata lain erodibilitas
sedimentasi adalah metode yang dipakai
dihitung secara langsung. Erodibilitas
untuk
dapat ditinjau dari tekstur, permeabilitas
dihasilkan pada erosi tanah yang terbawa
,struktur dan kandungan bahan organi .
oleh suatu aliran pada suatu tempat yang
Tekstur dan struktur dapat berpengaruh
kecepatannya lambat/berhenti.
pada konsistensi suatu tanah, misalnya
/
sedimentasi.
menentukan
Metode
endapan
yang
Pada percobaan ini dilakukan
tekstur pasir memiliki struktur butiran dan
beberapa
memiliki
terpisah.
diperhatikan diantaranya yaitu tabung
Setelah diketahui tekstur dan struktur
sedimentasi dimiringkan yang bertujuan
tanah maka dapat diketahui permeabilitas
untuk mempermudah aquadest merembes
tanah yaitu kemapuan tanah melepaskan
kesemua
air.
mampu
dilakukan penambahan aquadest. Pada
melepaskan air maka ketika tanah tersebut
saat penambahan aquadest pada tanah,
perlu mengurangi kadar tanahnya , tanah
aquadest tidak boleh mengenai tanah
akan ikut terangkut oleh air. Sementara
secara langsung karena akan merusak
bahan bahan organik yang berada di
agregat
permukaan
turut
terkandung dalam tanah , sehingga harus
mempertahankan tanah agar tidak terbawa
melalui dinding tanbung sedimentasi.
air .
Perlakuan selanjutnya , tabung didiamkan
konsistensi
Tanah
yang
tanah
yang
kurang
akan
perlakuan
permukaan
tanah
dan
yang
tanah
komponen
perlu
setelah
yang
Manfaat diketahuinya NPD dalam
selama 15 menit agar tanah terdispersi
bidang pertanian yaitu untuk mengetahui
oleh air aquadest secara sempurna.
daya tahan tanah terhadap erosi sehingga
Selanjutnya tabung sedimentasi ditutup
dapat mengetahui jenis tanah yang cocok
rapat dan digojok sebanyak 15 kali dengan
untuk budidaya tanaman maupun untuk
kecepatan bolak balik perdetik dengan
dipergunakan aktivitas pertanian lainnya.
tujuan untuk memisahkn partikel sesuai
Dengan NPD dapat juga mengetahui nilai
dengan ukuran tanah akan naik . Setelah 24
Soil Survey Staff. 1975. Soil Taxonomy USDA Agr. Handbook No. 436. Gouf/Printing Office. Washington. D.L.
waktu tunggu pemipetan kurang 5-10 detik , pipet mulai dimasukkan perlahan lahan dengan kedalaman 20 cm untuk
Suzuki,L.E.A.S.,J.M.Reichert.,J.A.Albuq uerque.,D.J.Reinert.,D.R.Kacser.2 015.Dispersion and flocculation of vertosils, alfisol and oxisols in Southern Brazil.Geoderma Regional.5:64-70
mencegah terjadinya pengadukan yang akan mengubah perlakuan pada tanah.
IV.
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum nilai perbandingan dispersi, dapat disimpulkan bahwa manfaat mempelajari Nilai Perbandingan Dispersi suatu tanah yaitu untuk mengetahui kepekaan suatu tanah terhadap erosi. Urutan perbandingan dispersi tanah pada pratikum ini adalah Entisol 49,17%> vertisol 23,29%> alfisol 11,42%> ultisol 10,31%> rendzina 9,1%. Faktor yang dapat mempengaruhi NPD yaitu diantaranya tekstur tanah , kandungan debu, dan lempung tanah, permeabilitas tanah dan struktur tanah.
DAFTAR PUSTAKA Buckman H. and Brady. 2004. Ilmu Tanah. Terjemahan : Adi Cahyo. Jakarta : Rineka Cipta. Butar,M.J.O,B.,K.S.Lubis dan G Sitanggan.2013.Pendugan Ersi Tanah di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Berdasarkan Metode USIE. Jurnal Online Agroteknologi.2:190-200 Hardjowigeno,S.1993.Ilmu Tanah. Akadenika Persindo.Jakarta. Imani,
R.H.Ghasemieh and Mirzavand.2014.Determining and Mapping Soil Erodability Factor (case study:Yamchi watershed in Northwest of Iran ). Open Journal of Soil Science.4:168-171.
25
LAMPIRAN
=
PERHITUNGAN -
=
(Debu+Lempung) Aktual ulangan 1 (D+L) Aktual 1 =
(debu+lempung)Aktual 1 (debu+lempung)total
96,45
x 100%
= 10,93922%
24,094−24,06
NPD
x40x116,37%
15
=
(debu+lempung)Aktual 2 (debu+lempung)total
=0,002266667x40x116,37% =10,55088% -
=
(Debu+Lempung) Aktual ulangan 2 (D+L) Aktual 1
11,48184 96,45
x 100%
= 11,90445 x 100%
(𝑐−𝑏) 1000 x x(100+16,37)% 𝑎 25
=
38,944−38,907
=
NPD
x40x116,37%
15
= =0,002466667x40x116,37% =11,48184%
10,93922%+11,90445% 2
= 11,42184 %
NPD
LEMBAR PENGAMATAN No
Parameter Hasil
1 2 3 4 5 6
Jenis Tanah Berat tanah (a g) Cawan kosong (b g) Setelah oven (c g ) Suhu Waktu tunggu
Alfisol 15 g 24,06 g
Alfisol 15 g 38,907 g
24,094 g 30 oC 1 menit 11 detik
38,944 g 31oC 1 menit 9 detik
26
100%
10,55088
(𝑐−𝑏) 1000 x x(100+16,37)% 𝑎 25
=
x
x
100%
ACARA IV TEKSTUR TANAH (KUALITATIF) ABSTRAKSI Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah Acara III yang berjudul Tekstur Tanah dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Februari 2018 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan dan menentukan tekstur tanah kualitatif pada keadaan basah. Pada praktikum ini, digunakan tanah kering udara dengan diameter 2 mm. Pengertian tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara partikel tanah yang terdiri atas fraksi pasir, debu dan lempung. Pada percobaan ini, digunakan metode kualitatif secara pilihan. Berdasarkan hasil percobaan, didapat bahwa tanah entisol bertekstur geluh pasiran, tanah alfisol bertekstur lempung debuan, tanah ultisol bertekstur lempung debuan, tanah vertisol bertekstur lempung, dan tanah mollisol bertekstur lempung debuan. Percobaan ini berguna sebagai bahan informasi dalam menentukan tanaman budidaya apa yang cocok pada suatu daerah dengan jenis ukuran tertentu.
I.
jauh sifat-sifat tersebut dapat diubah. Perlu
PENGANTAR
suatu
Tanah mempunyai peran yang
adalah sebagai media tumbuh atau tempat akar berpenetrasi. Selain itu, di dalam tanah
dinamis
dimana
tanah
paling
diketahui
karena
penting
sangat
untuk
berpengaruh
ditumbuhkan
di
tekstur
tanah
tersebut.
mengalami
Fisika tanah adalah ilmu yang mempelajari arti keadaan dan perpindahan
dapat menyebabkan terjadinya perubahan
(perubahan) segala bentuk bahan dan
tekstur tanah. Tanah yang memiliki tekstur
energi di dalam tanah. Tanah mempunyai
pasir tidak dapat menahan air dan unsur
banyak fungsi di antaranya yaitu sebagai
hara maka tanaman akan kekurangan
sumber hara bagi tanaman, sebagai saluran
nutrisi. Tanah yang memiliki tekstur
antara permukaan tanah dan air, serta
lempung terlalu tinggi akan sulit diolah,
sebagai penyaring dan penyangga. Tanah
maka tanah ini akan sulit melewatkan air
memiliki berbagai karakteristik antara lain
sehingga air cenderung tergenang dan
warna, tekstur tanah, struktur tanah,
erosinya akan tinggi pada tanah berlereng. uraian
dan
untuk
bersifat
perkembangan setiap waktunya. Hal itu
Berdasarkan
permanen
terhadap jenis-jenis tanaman yang cocok
terdapat banyak nutrisi dan unsur hara yang Tanah
mendapat
tekstur adalah ciri tanah yang paling
tanaman. Fungsi utama tanah bagi tanaman
tanaman.
untuk
perngetahuan tentang tekstur tanah, dimana
sangat penting bagi kehidupan, terutama
diperlukan
pengamatan
konsistensi, dan pori (Brady, 2014).
tersebut,
Beberapa sifat fisik tanah dapat berubah
berbagai tekstur tanah perlu dipelajari
dengan pengolahan seperti temperatur
untuk mengetahui kelas tekstur tanah pada
tanah, permeabilitas, kepekaan terhadap
sampel secara kualitatif pada keadaan tanah
aliran permukaan (run-off), kemampuan
basah dan mengetahui sampai seberapa 23
mengikat/menyuplai
air,
dan
erosi
Makin
(Damanik., 2014). Tekstur
peka indra perasa ini, hasil
penetapannya tanah
akan
makin
mendekati
menunjukkan
kebenaran atau makin identik dengan hasil
komposisi partikel penyusun tanah yang
penetapan di laboratorium. Cara ini disebut
dinyatakan
metode
sebagai
perbandingan
rasa
atau
metode
perabaan,
proporsi/perbandingan relatif antara fraksi
dilakukan dengan mengambil sebongkah
pasir (sand) berdiameter 2,00-0,20 mm,
tanah seberat kurang lebih 10 gram,
fraksi debu (silt) berdiameter (0,20-0,002
pecahkan perlahan-lahan, basahi dengan air
mm) dan lempung (clay) berdiamater
secukupnya, lalu pijit di antara jari jempol
<2um. Di lapangan, tekstur tanah dapat
dan telunjuk, geser-geserkan jari telunjuk
diterapkan berdasarkan kepekaan indra
sambil
perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) yang
kelicinan, dan kelengketan partikel-partikel
membutuhkan pengalaman dan kemahiran.
tanah (Hanafiah, 2013).
merasakan
derajat
kekasaran,
Tabel 3.1. Proporsi fraksi menurut kelas tekstur tanah USDA No
Kelas Tekstur Tanah
Pasir
Debu
Lempung
1 2 3 4 5
Pasir Pasir geluhan Geluh pasiran Geluh Geluh lempung pasiran
>85 70-90 40-87.5 22.5-52.5 45-80
<15 <30 <50 30-50 <30
<10 <15 <20 30-Oct 20-37.5
6
Geluh lempung debuan
<20
40-70
27.5-40
7 8 9 10 11 12
Geluh lempungan Geluh debuan Debu Lempung pasiran Lempung debuan Lempung
20-45 <47.5 <20 45-67.5 <20 <45
15-52.5 50-87.5 <80 <20 40-60 <40
27.5-40 <27.5 <12.5 37.5-57.5 40-60 >40
Sumber: (Hanafiah, 2013)
24
Karakteristik kelas tekstur utama :
kation, kesuburan tanah, infiltrasi, dan laju
1. Tekstur pasir
pergerakan air (perkolasi) (Anonim, 2011).
Kandungan pasir >70%
Kemampuan menahan air dan hara
terhadap kemudahan pengolahan tanah
rendah
serta berpengaruh terhadap perkembangan
Aerasi baik
akar tanaman (Suswati, 2011). Jumlah air
Permeabilitas baik dan cepat
yang terdapat dalam tanah tergantung dari
Tidak
mengembang
Tekstur tanah berpengaruh pula
kemampuan menyerap air dari permukaan
dan
tanah. Tanah dengan tekstur liat memiliki
mengempis
tingkat evaporasi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan tanah lempung berliat
2. Tekstur debu
(Ismi, 2011).
Sifat peralihan
Kemampuan menahan air dan hara
Keragaman sifat tanah dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu bentang
sedang
lahan merupakan akibat dari banyak factor
Aerasi sedang
Permeabilitas sedang
Kohesi sedang
yang berbeda dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Topografi dan tipe penutupan lahan merupakan faktor penentu proses
3. Tekstur lempung
Kandungan lempung >35%
Kemampuan menahan air dan hara
yang
terjadi
pada
gilirannya mempengaruhi keragaman tanah yang terbentuk (Darusman dan Abubakar, 1998). Kepadatan tanah akibat beban dan
tinggi
tekanan yang bekerja pada tanah terdiri dari
Aerasi buruk
Mempunyai sifat mengembang dan
tekanan arah horizontal dan vertical. Tekanan arah horizontal disebabkan oleh
mengempis
geomorfik
kerja “implement” (bajak), sedangkan
Kohesi tinggi
tekanan vertikal disebabkan oleh berat (Anonim, 2014).
dinamis
traktor.
Sifatk
reaksi
tanah
terhadap beban ini adalah memberikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu iklim, bahan induk,
panahanan
topografi, waktu, dan organism. Sedangkan
kemampuan menyangga beban dinamis
factor-faktor yang dipengaruhi tekstur
traktor vertikal, serta kekasaran tanah atau
tanah yaitu kemampuan tanah memegang
kemampuan penetrasi. Ketiga bentuk sifat
air, aerasi, permeabilitas, kapasitas tukar
mekanis ini ditentukan oleh kandungan 25
dengan
arah
horizontal,
koloid, bahan pengikat partikel tanah,
tanah. Adapun bahan yang digunakan
tekstur dan struktur tanah (Yunus, 2016)
adalah tanah kering Alfisol, Entisol,
Tekstur tanah yang berkembang di
Vertisol, Ultisol, dan Mollisol diameter 2
atas batuan induk dari puncak bukit sampai
mm dan air aquadest.
kaki lereng menunjukkan karakteristik
Metode
yang
digunakan
pada
yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahawa
praktikum ini adalah metode perabaan yang
keragaman
ketinggian
dilakukan secara
kelerengan
menentukan
tempat
dan
kualitatif. Metode ini
karakteristik
merupakan salah satu metode yang dapat
tekstur tanah yang berkembang. Perbedaan
digunakan dalam menentukan tekstur suatu
tersebut terutama disebabkan oleh factor
tanah dengan mengetahui tingkat keliatan
kelerengan. Dengan tingginya curah hujan
dan
di suatu wilayah, pada kelerengan yang
pelaksanaan praktikum, mula-mula tanah
tajam sebagian besar air hujan yang turun
kering diameter 2 mm diambil segenggam
merupakan
dan
kemudian dibuat adonan seperti adonan kue
erosi.
dengan ditambahkan air sedikit demi
Akibatnya, perkembangan tanah akan
sedikit sambil diremas-remas hingga sifat
selalu terhalang dan senantiasa kembali ke
keliatan tanah muncul. Dalam keadaan
tahap awal. Pada kelerangan yang rendah,
tidak terlalu basah, adonan dibuat bola
air hujan yang turun sebagian besar masuk
dengan cara dikepal-kepal. Kemudian
ke dalam tubuh tanah dan menjadi agen
dilakukan perabaan pada tanah mengenai
terjadinya pelapukan yang intensif serta
tingkat keliatan dan kekasarannya. Apabila
menjadikan tubuh tanah terdiferensiasi ke
tidak dapat dibentuk bola, maka tanah itu
dalam berbagai horizon (Hemon, 2009).
tergolong tekstur pasir. Apabila tanah
aliran
memungkinkan
permukaan terjadinya
kekasaran
pada
tanah.
Dalam
tersebut dapat dibentuk bola, selanjutnya II.
tanah dibuat pita tipis (1-2) dengan ditekan
METODOLOGI
dan didorong antara ibu jari dengan jari
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah
telunjuk. Jika tanah tersebut tidak dapat
Acara III yang berjudul Tekstur Tanah
dibuat pita, maka tanah tersebut tergolong
dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Maret
tekstur pasir geluhan. Apabila tanah
2014 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan
Tanah,
Fakultas
tersebut
Pertanian
dapat
dibuat
pita,
langkah
selanjutnya tanah tersebut diukur. Setelah
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
tanah diukur, adonan tanah dibuat bubur di
Alat-alat yang digunakan pada praktikum
atas telapak tangan sambil digosok dengan
ini adalah cawan sebagai tempat adonan
jari. Jika pita 0,2-2,5 mm terasa kasar, maka 26
tanah tergolong geluh pasiran. Jika tanah
maka tanah tergolong lempung pasiran.
terasa halus licin, maka tanah tergolong
Jika tanah terasa halus licin maka tanah
geluh debuan. Jika tanah terasa sangat halus
tergolong lempung debuan. Jika tanah
licin maka tanah tergolong debu. Jika tanah
terasa seimbang antara kasar dan halus
terasa seimbang antara kasar dan halus
maka tanah tergolong lempung. Kemudian,
maka tanah tergolong geluh. Untuk pita
dengan
berukuran 2,5-5 mm terasa kasar maka
dirasakan apakah rasa yang dominan, kasar
tanah tergolong geluh lempung pasiran.
atau halus licin. Setelah itu, tanah tersebut
Jika tanah terasa halus licin maka tanah
ditentukan teksturnya dan hasil praktikum
tergolong geluh lempung debuan. Jika
disajikan dalam Tabel Hasil Percobaan
tanah terasa seimbang antara kasar dan
Tekstur Tanah.
halus
maka
tanah
tegolong
menggunakan
jari
geluh
lempungan. Untuk tanah >5 terasa kasar
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan Tabel 3.2. Tekstur Tanah No 1 2 3 4 5
Jenis Tanah Entisol Alfisol Ultisol Vertisol Mollisol
Tekstur Pasir Geluhan Geluh Lempungan Geluh Lempung Debuan Lempung Debuan Lempung Debuan
27
tangan,
tingkat kekasaran halus licin. Tanah Ultisol
B. Pembahasan
memiliki tekstur tanah lempung debuan Tanah terdiri dari butiran-butiran
karena tanah dapat dibentuk bola, dapat
yang berbeda baik dalam ukuran maupun
dibentuk pita (panjang >5cm), dan dapat
bentuk. Besarnya partikel tanah relatif kecil
dibentuk bubur dengan tingkat kekasaran
yang biasanya diistilahkan dengan tekstur.
halus licin. Tanah Vertisol memiliki tekstur
Tekstur menunjukkan sifat halus dan kasarnya
butir-butir
ditentukan
oleh
tanah.
perbandingan
tanah lempung debuan karena tanah dapat
Tekstur
dibentuk bola, dapat dibentuk pita (panjang
antara
>5cm), dan dapat dibentuk bubur dengan
kandungan pasir, debu dan liat yang ada di
tingkat kekerasan seimbang antara halus
dalam tanah. Dalam pengukuran tekstur
dan kasar. Tanah Mollisol memiliki tekstur
tanah, kerikil dan partikel yang lebih besar
tanah lempung debuan karena tanah dapat
tidak diperhitungkan karena materi ini tidak mengambil
peranan
penting
dibentuk bola, dapat dibentuk pita (panjang
dalam
>5cm), dan dapat dibentuk bubur dengan
penentuan tekstur tanah. Tekstur tanah
tingkat kekasaran halus licin.
dapat diartikan sebagai perbandingan relatif proporsi
dari
komposisi
fraksi-fraksi
Entisol lahan pertanian dan hutan
penyusun tanah. Fraksi tersebut antara lain
mempunyai kelas tekstur sama yaitu pasir
fraksi pasir (sand), fraksi debu (silt) dan
geluhan tetapi dari fraksi-fraksi penyusun
fraksi lempung (clay).
tanah menunjukkan tingkat perkembangan tanah yang berbeda. Hal ini dapat dilihat
Praktikum
ini
dilakukan
untuk
dari fraksi penyusun tanah lahan pertanian
mengetahui kelas tekstur tanah pada sampel
mempunyai kandungan pasir 83,69%, debu
secara kualitatif pada keadaan basah. Tanah
13,12%, dan lempung 3,20%. Entisol hutan
yang digunakan dalam praktikum ini antara
mempunyai kandungan pasir 78,47%, debu
lain tanah entisol, alfisol, ultisol, vertisol,
15,18%, dan lempung 6,35% (Arifin,
dan mollisol. Berdasarkan praktikum yang
2011). Tanah Entisol memiliki 66,55%
dilakukan, di dapat bahwa tanah entisol
fraksi pasir, 6,5% fraksi debu, dan 27%
memiliki tekstur geluh pasiran. Hal ini
fraksi liat. Tanah ini termasuk dalam kelas
didapat karena tanah tidak dapat dibuat pita
lempung liat berpasir yang hampir sama
(panjang <0,5 cm). tanah Alfisol memiliki
dengan lempung berliat hanya sedikit lebih
tekstur lempung debuan karena tanah dapat
kasar
dibentuk bola, dapat dibentuk pita (panjang
karena
dominan
fraksi
pasir
(Suwardji 2006 cit Novrizal dan Suwardji,
>5 cm), dan dapat dibentuk bubur dengan
2017). 28
Alfisol adalah tanah yang memiliki
dengan
69,5% fraksi pasir, 2,5 % fraksi debu, dan
tekstur
halus
(Prasetyo
dan
Suriadikarta, 2016).
285 fraksi liat. Tanah ini tergolong dalam Tanah verstisol memiliki persen pasir
kelas tekstur lempung liat berpasir. Tanah
lebih dominan yaitu 57%, diikuti persen liat
Alfisol memiliki kandungan fraksi pasir
38%, dan debu 55. Dari jumlah persen
yang paling tinggi (Suwardji 2006 cit
pasir, debu, dan liat, tanah Vertisol
Novrizal dan Suwardji, 2017).
memiliki tekstur liat berpasir. Tanah Ultisol
memiliki
tekstur
tanah
Vertisol mempunyai tekstur yang tergolong
bervariasi dan dipengaruhi oleh bahan
pada liat berat dengan kandungan fraksi liat
induk tanahnya. Tanah Ultisol dari granit
>60%. Hal ini berhubungan dengan bahan
yang kaya mineral kuarsa umumnya
induknya. Bahan induk Vertisol tergolong
mempunyai tekstur kasar seperti liat
pada bahan lapuk serta endapan banjit dan
berpasir (Prasetyo dan Suharta, 1986 cit
lokustrin yang memang sudah halus ukuran
Prasetyo dan Suharta, 2016) sedangkan
butirnya (Prasetyo, 2017). Hal ini sesuai
tanah Ultisol dari kapur, batuan andesit, dan
dengan hasil praktikum, yaitu didapat
tufa cenderung mempuntai tekstur yang
bahwa tanah Vertisol bertekstur lempung.
halus seperti liat dan liat halus (Subardja, Tanah Mollisol di Topografi karst
1986; Subagyo et al, 1987; Isa et al, 2014;
berkembang pada lereng yang curam
Prasetyo et al, 2015 cit Prasetyo dan
dengan kemiringan 60-75%. Menurut
Suriadikarta, 2016). Ultisol umumnya
fraksinya, tanah Mollisol didominasi oleh
mempunyai struktur sedang hingga kuat
fraksi debu dan lempung, tanah ini
dengan bentuk gumball bersudut (Rachim
dicirikan oleh kaya kerakal, tekstur geluh
et al, 1997; Isa et al, 2004; Prasetyo et al,
pasiran, dan struktur granuler (Nurcholis et
2005 cit Prasetyo dan Suriadikarta, 2016).
al, 2014).
Komposisi mineral pada bahan induk tanah mempengaruhi tekstur ultisol. Bahan induk
Tekstur tanah juga berkaitan dengan
yang didominasi mineral tahan lapuk
sifat firik lainnya. Secara umum, faktor-
kuarsa seperti pada batuan granit dan batu
faktor yang mempengaruhi tekstur tanah
pasir, cenderung mempunyai tekstur kasar.
antara lain bahan batuan induk, proses
Bahan induk yang kaya mineral mudah
genesis, dan umur. Adapun faktor-faktor
lapuk seperti batuan andesit, napal, dan
yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu daya
batu kapur cenderung menghasilkan tanah
dukung
tanah,
kemampuan
tanah
memegang dan menyimpan air (perlokasi), 29
erodibilitas (kemudahan tanah tererosi),
kemahiran. Makin peka indra perasa ini,
kemudahan
tanaman,
hasil penetapannya akan makin mendekati
drainase/pengatusan, kemudahan terolah,
kebenaran atau makin identik dengan hasil
plastisitas, dan kelekatan. Tekstur tanah
penetapan di laboraturium. Metode ini
berfungsi untuk mengetahui fraksi yang
digunakan sebab metode ini paling efektif
dominan dalam proporsi dan komposisinya
dan cepat dalam menentukan jenis tekstur
antara jenis tanah satu dengan tanah yang
tanah. Selain itu, metode ini cenderung
lain yang berbeda-beda, tekstur tanah juga
lebih mudah digunakan karena hanya
sering digunakan untuk menduga asal
menggunakan
bahan induk tanah dan proses-proses yang
membutuhkan banyak alat dan bahan.
berlangsung pada suatu bentang alam.
Namun
penetrasi
akar
indra
peraba
seringkali
kesalahan
tanpa
atau
perhitungan dalam penentuan tekstur tanah Mempelajari tekstur tanah sangat
yang
bermanfaat pada bidang pertanian. Tekstur tanah
mempengaruhi
tanaman
secara
oleh
ketidakakuratan/tidak adanya yang empiris
pertumbuhan
langsung.
diakibatkan
dari penentuan jenis tekstur tanah itu
Tanaman
sendiri.
keberhasilan pembibitan. Pengaruh tekstur tanah
terhadap
pertumbuhan
tanaman
Perbedaan komposisi fraksi dan
terjadi secara langsung. Tanaman yang
pengaruhnya terhadap sifat fisik tanah lain
tumbuh pada tanah bertekstur halus atau
adalah sebagai berikut :
lempung, sulit mengambangkan akarnya
karena sulit bagi akar untuk menyebar
Kemudahan pengolahan tanah
akibatnya pori-pori tanah menjadi rendah.
Tanah
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa
diolah,
cocok pada daerah tersebut dengan jenis
sedangkan
tanah
yang
didominasi fraksi lempung akan
tekstur tertentu.
lebih sulit diolah. yang
digunakan
pada
praktikum ini adalah metode rasa dan
akan sangat mudah menyerap dan
ditetapkan berdasarkan kepekaan indra
menyimpan air karena memiliki
perasa (kulit, jari jempol, dan telunjuk) membutuhkan
pengalaman
Daya serap atau daya simpan air Fraksi tanah berupa lempung
perabaan. Di lapangan tekstur tanah dapat
yang
didominasi
fraksi pasir akan lebih mudah
kegunaan tanaman budidaya apa yang
Metode
yang
kemampuan menyerap air tinggi,
dan
sedangkan tanah berpasir akan lebih 30
sulit dalam menyimpan air karena
lempung dan tanah mollisol memiliki
memiliki pori yang besar.
tekstur lempung debuan. 2. Factor-faktor
Erodibilitas
(kemudahan
yang
mempengaruhi
tekstur tanah antara lain bahan batuan
tanah
induk, proses genesis dan umur suatu
tererosi)
tanah. Tanah dengan tekstur pasir akan
mudah
tererosi
3.
karena
pori-pori
Sedangkan
tanah
akan
memiliki
perubahan
tekstur jika salah satu fraksi penyusun
memiliki tekstur lepas-lepas dan memiliki
Tanah
tanah berubah komposisinya.
besar. bertekstur
DAFTAR PUSTAKA
lempung akan lebih sulit tererosi
Anonim. 2014. Ilmu Tanah. http
karena memiliki tekstur liat dan
://www.Ilmu-
keras.
tanah.blogspot.com/2011/12/tekstu r-tanah.htmls. Diakses pada tanggal
Kemudahan penetrasi akar tanaman
12 Maret 2014.
Tanah dengan kandungan Anonim. 2015. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
debu dan lempung yang tinggi
Sifat Fisik Tanah.
sangat sulit ditembus oleh akar-akar
http://www.fp.unud.ac.id/ind/wp-
tanaman sehingga percabangan dan
content/uploads/mk-ps-
perkembangan akar terhambat. Hal
agroekoteknologi/ddit/TEKSTUR
ini akan berpengaruh pada daerah yang
memiliki
iklim
%20BARU.pdf. Diakses tanggal 12
kering
Maret 2014.
panjang. Tanaman yang masih muda, sangat peka terhadap tekstur
Arifin, Z. 2011. Analisis nilai indeks
tanah sehingga dapat menghasilkan
kualitas tanah entisol pada
tanaman dewasa yang berbeda.
penggunaan lahan yang berbeda. IV.
Agroteksos. 21 (1) : 47-54.
KESIMPULAN
1. Tanah entisol memiliki tekstur geluh Brady. 2014. The Elements of Nature and
pasiran, tanah alfisol memiliki tekstur lempung
debuan,
tanah
sProperties of Soil Rattan and
ultisol
Shukla. Principle of Soil Physic.
memiliki tekstur lempung debuan, tanah
vertisol
memiliki
tekstur 31
Damanik, M.MB., B.E. Hasibuan., Fauzi.,
pagar (Jatropa curcas) pada
Sarifuddin., H. Hanum.2010.
berbagai order tanah di Pulau
Kesuburan Tanah dan Pemupukan.
Lombok. Seminar Nasional
USU Press. Medan.
Dukungan Inovasi Teknologi dan Kelembagaan dalam Mewujudkan
Darusman dan A.K. Bakar. 1998.
Agribisnis Industrial Pedesaan.
Keragaman spasial sifat-sifat fisik
BTPN NTB : 23-30
tanah andisol sebagai fungsi lereng pada 3 tipe penutupan laha di Aceh
Nurcholis, M., Sasmita E.R., dan Susoto,
Tengah. Agrista 2 : 100-101.
S.B. 2003. Kualitas tanah di topografi karst di Bedoyo
Hanafiah, K.A., 2013. Dasar-dasar Ilmu
Gunugkidul dan hubungannya
Tanah. Raja Grafindo Persada.
dengan reklamasi lahan bekas
Jakarta.
tambang. Prosiding Lokakarya Nasional Menuju Pengelolaan
Hemon, M.T., Bambang H.S., Dja’far S.,
Sumberdaya Wilayah Berbasis
dan Abdul S.2015. Potensi tanah
Ekosistem untuk Mereduksi
berbahan induk harsburgit untuk
Potensi Konflik Antar Daerah :
pengembangan kelapa sawit di
220-227.
Kecamatan Langgikima, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Jurnal
Prasetyo, B.H. 2017. Perbedaan sifat-sifat
Ilmu Tanah dan Lingkungan. 9
tanah vertisol dan berbagai bahan
(2)p : 127-136.
induk. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indoneisa 9(1) : 23.
Ismi Y., Asep S., Erizal., Namaken S., M.H Bintoro D.2015. Pengaruh
Prasetyo, .B.H., dan D.A. Suriadikarta.
pemberian bahan organik pada
2016. Karakteristik, Potensi, dan
tanah liat dan lempung berliat
Teknologi Pengelolaan Tanah
terhadap kemampuan mengikat air.
Ultisol untuk Pengembangan
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.
Pertanian Lahan Kering di
16(2) : 130-135
Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 25(2) : 39-47.
Novrizal dan Suwardji. 2017. Prospek pengembangan tanaman jarak 32
LAMPIRAN Tabel 1.Tekstur Tanah Tanah Tekstur Vertisol
Lempung Debuan
Redzina
Lempung Debuan
Ultisol Alfisol
Geluh Lempung Debuan Geluh Lempugan
Entisol
Pasir Geluhan
33
ACARA V KONSISTENSI TANAH ABSTRAK Praktikum dasar-dasar ilmu tanah dengan judul konsistensi tanah dilaksanakan pada hari senin, 26 februaari 2018 di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanahh, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum tersebut bertujuan untuk mengetahui konsistensi tanah secara kualitatif dalam keadaan basah maupun kering. Bahan yang digunakan yaitu tanah bongkah dan tanah kering angin diameter 2 mm. Hasil yang diperoleh yaitu tanah vertisol memiliki konsistensi sangat keras, mollisols memiliki konsistensi sangat keras, ultisol memiliki konsistensi agak keras, alfisol memiiliki konsistensi sangat keras, dan entisol memiliki konsistensi agak keras. Tingkat kelekatan vertisol agak lekat, sedangkan mollisols, ultisol,alfisol, dan entisol memiliki kelekatan yang lekat. Plastisitas vertisol,mollisols, dan ultisol menunjukan bahwa tanah tersebut plastis, sedangkan allfisol dan entisol tidak plastis. Kata kunci : Tanah, konsistensi, plastis, lekat
I.
Konsistensi
PENGANTAR
dengan
Konsistensi tanah penting karena
berhubungan
plastisitas.
langsung
Plastisitas
adalah
derajat dimana memungkinkan tanah
konsistensi penting dalam hal menentukan
untuk
pengelolaan lahan yang baik, penting bagi
kemebali
terbentuk
secara
permanen tanpa adannya keretakan.
penetrasi tanaman di lapisan bawah tanah
Konsistensi
kemampuan tanah menyimpan lengas.
tanah
dipandang
sebagai kombinasi sifat yang dipengaruhi
Konsistensi tanah merupakan sifat fisik
oleh kekuatan mengikat antara butir—
tanah yang menunjukan derajat adhesi dan
butir tanah. Istilah yang biasa diakai untuk
kohesi zarah-zarah pada berbagai tempat
konsistensi tanah yaitu sebagai berikut :
ketegasan, keliatan, dan kelekatan. Dari
tanahtanah basah, tanah-tanah
ppraktikum inidapat mengetahui sifat-
lembab,
tanah-tanah kering. Konsistensi sangatlah
sifat tanah baik dalam keadaan kering
penting dalam menentukan daya guna
maupun basah sehingga praktikum ini
lahan secara praktis (Gredy and Well,
penting untuk dilakukan.
2008).
Konsistensi adalah salah satu sifat fisikka
Sedimentasi
tanah yang menggambarkan ketahanan
merupakan
suatu
tipekonsistensi daan diakibatkan oleh
tanah pada saat memperolehh gaya atau
bahan—bahan perekat, seperti kalsium,
tekanan dari luar. Konsistensi tanah
silika atau oksida besi, dan alumunium.
menggambarkan bekerjanya gaya kohesi
Sedimentasisedikit
dan adhesi dengan berbagai kelembapan
diengaruhi
oleh
kandungan kelembapan. Perekat dan
tanah. Kohesi adalah gaya tarik-menarik
kekerasan
antar partikel, sedangkan adhesi adallah gaya tarik menarik antara partikel dan air. 34
merupakan
istilah
yang
digunakan
unntuk
menggambarkan
dari praktikan. Bahan yang digunakan
sedimentasi (Hanafiah,2013).
yaitu masing- masing jenis tanah contoh
Konsistensi tanah berarti sebagai
kering angin dengan ukuran diameter
penjelasan atas macam dan derajatadhesi
2mm. Dalam praktikum uji konsistensi
dan kohesi antara partikel tanah yang
tanah digunakan dua cara yaitu saat tanah
berhubungan dengan ketahanan tanah
kering dan saat tanah basah atau lembab.
akan
merusak
atau
menghancurkan.
Cara kerja menentukan konsistensi
Konsistensi dapat dideskripsikan sebagai
tanah dalam keadaan kering yatu contoh
konsistensi kering, lembab, dan basah.
tanah bongkah diambil dengan ukuran
Konsistensi yang dinilai termasuk sebagai
urang lebih 1 cm, kemudian tanah ditekan
ketahanan akan kehancuran (retakan dan
diantara ibu jari dan telunjuk. Bila saat
lekatan). Ketahanan tanah dapat dinilai
ditekan tanah tidak dapat hancur, maka
melalui tekanan praktikan menggunakan
dilanjutkan dengan cara lain. Cara lain
penekanan antara ibu jari dan jari telunjuk
yaitu dengan menekan tanah diantara
(Oram, 2012).
pangkal telapak tangan dengan ibu jari.
Konsistensi mempengaruhi
tanah
beberapa
sifat
dapat
Hal ini dilakukan berkali-kali dan dengan
tanah
orang
yang
berbeda-beda
untuk
lainnya seperti struktur tanah, prodibilitas,
menguatkan pendapat subyektif antar
dan kemudian pengolahan tanah. Bila
praktikan.
konsistensi
tanah
tinggi,
maka
Cara kerja penentuan konsistensi
untuk tererosi
tanah dalam keadaan basah yaitu masing
rendah. Sedangkan pengolahan tanahnya
jenis tanah berukuran diameter 2mm
cenderung lebh sulit (Setyowati, 2012).
diambil
Praktikum konsistensi tanah kualitatif
dibasahi
bertujuan untuk mengetahui konsistensi
secukupnya.
tanah dalam keadaan tanah kering,
tersebut dicampurkan hingga keadaan
lembab, dan basah atau lembab.
menjadi homogen seperti adonan pasta.
II. METODOLOGI
Tingkat kelembapan masing- masing jenis
kecenderungan tanah
Praktikum
yang
secukupnya.
Contoh
menggunakan Setelah
dibasahi,
tanah akuades tanah
dilakukann
tanah kemudian diamati dengan cara
menggunakan beberapa alat dan bahan.
diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk
Alat yang digunakan yaitu piring plastik
lalu dipijit. Pasta tanah yang menempel
untuk wadah tanah dan tidak ada alat lain
pada jari diamati dan dibandingkan
karena menggunakan metode kualitatif
dengan kriteria dari tabel dan tingkat
yaitu dengan memanfaatkan indera perasa
kelekatan 35
tanah.
Selanjutnya
tanah
tersebut dibuat
menjadi seperti pipa
tersebut karena dipengaruhi oleh material
dengan ketebalan 2-3 mm. Hasil yang
vulkanis.
didapatkan disesuaikan dengan tabel
Tanah ultisol memiliki strutur
kriteria berdasarkan tingkat plastisitas
remah atau gumpal(Wulansari, 2015). Hal
tanah tersebut dan dicatat hasilnya.
tersebut sesuai dengan hasil percobaan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
Tabel 5. Hasil Konsistensi Tanah
memilliki konsistensi agak keras dan
Tanah
tanah
ultisol
Kelekat
Plastisit
plastis ketika basah. Menurut Eden D.
nsi
an
as
Waas (2016) tanah alfisols memiliki konsistensi gumpal bersudut atau dengan
Vertiso Sangat
Agak
l
keras
lekat
Mollis
Sangat
Lekat
ols
keras
Ultisol
Agak
kata lain memiliki konsistensi sangat
Plastis
keras. Hal tersebut sama dengan hasil percobaan yang menyatakan bahwa tanah
Plastis
alfisol memiliki konsistensi kering sangat Lekat
keras, kelekatannya lekat, dan plastisitas
Plastis
agak plastis.
keras Sangat
Lekat
Agak
Hasil
Agak
kerras Entisol
yaitu
Konsiste
Kering
Alfisol
dilakkan
Lekat
keras
percobaan
pada
tanah
plastis
mollisols menunjukkan kesesuaian hasil
Agak
dengan penelitian dari Agus Kunawan
plastis
(2015). Dalam thesisnya yang berjudul Aplikasi Soil Taxonomy USDA Berbasis
hasil diatas, perlu
Fuzzy Logic dinyatakan bahwa tanah
juga membandingkan hasil praktikum
mollisols memiliki konsistensi tanah yang
dengan pendapat-pendapat dari ahli yang
lekat, selain itu tanah mollisolls memiliki
telah meneliti konsistensi tanah dengan
konsistensi tanah yang plastis dan sangat
tanah yang sama sebelumnya. Tanah
keras.Pada tanah mollisols, faktor yang
entisol
mempengaruhi
Berdasarkan
menurut
Rizki,
dkk
(2016)
pembentukan
memilliki konsistensi yang lepas- lepas.
konsistensinya yaitu iklim, relief, bahan
Hal
yang
induk, kegiatan manusia dan umur tanah.
yang
Tanah mollisols terrbentuk pada kondisi
dilakukan di laboratorium, karena tanah
vegetasi padaang rumput dan memiliki
entisol tekstur pasir geluhan dan memiliki
aeolin pembentukan mollisol sehingga
konsistensi agak keras, lekat dan agak
mollisols memiliki konsistensi tersebut.
plastis. Tanah entisol memiliki karakter
Tanah
ini
sama
didappatkan
dengan
dari
hasil
percobaan
36
vertisol
mempunyai
sifat
mengembang dan mengkkeruut. Pada saat
baik pada tanah muda, dewasa dan tanah
musim kemarau tanah retak, bahkan
tua. Struktur, konsistensi dan tekstur
pecah.
memiliki hubungan yang erat dan saling
Namun,
penghujan
pada
tanah
saat
musim
mengembang
dan
berpengaruh akan satu sama lain. Sebagai
menggelombang. Sifat kembang kerut ini
contoh, pada tekstur pasir, pasir memiliki
dipengaruhi
dan
sifat konsistensi yang lepas-lepas. Hal ini
pengeringan terutama iklim yang tegas
disebabkan oleh daya ikat, pada tekstur
antara musim kemaarau dan penghujan.
pasir tidak terlalu kuat karena strukturnya
Konsistensi tanah dipengaruhi oleh faktor
butiran.
oleh
pembasahan
iklim, kegiatan manusia, umur, dan relief.
Terdapat beberapa manfaat jika
Iklim yang relatif kering merupakan salah
kita
dapat
mengetahui
konsistensi
satu faktor utama pembentuk vertisol.
tanahdalam bidang pertaanian. Antara lain
Menurut Yulna, et al (2012) tanah
dapat mempermudah pengelola dalam
ulltisol memiliki kandungan lempung
pengelolaan tanah dikarenakan setiapp
yang tinggi dan debu yang rendah. Faktor
tanah memiliki tingkat konsistensi yang
yang mempengaruhi konsistensi ultisol
berbeda-beda. Saat konsistensi tanah telah
yaitu bahan induk, iklim, topografi, dan
diketahui, maka dapat diketahui atau
umur tanah. Faktor topografi yang relatif
ditentukan jenis tanaman yang cocok
bergelombang
berbukit
dengan konsistensi tanah tersebut. Dengan
menunjukkan umur tanah yang tua. Iklim
adanya pengelolaan tanah atau lahan yang
pada tanah ultisol harus cukup panas dan
tepat maka lahan akan menghasilkan
basah. Tanah mineral yang berkembang
produktivitas yang maksimal.
hingga
dan mengalami, pelapukan lanjut dan pencucian yang
Metode yang digunakan pada
intensif menyebabkan
percobaan ini yaitu konsistensi basah atau
tanah bereaksi masam dan kejeuhan basa
lembab dan konsistensi kering secara
yang rendah sampai ke lapisan bawah.
kualitatif. Metode ini digunakan karena
Berdasarkan hasil penelitian Asfan
dianggap lebih sederhana dibandingkan
et al (2012), faktor yang berpengaruh
dengan
terhadap pembentukan konsistensi tanah
menggunakan angka Atterberg. Metode
yaitu iklim, topografi, vegetasi, waktu dan
kualitatif
kegiatan manusia. Waktu berpengaruh
indera perasa dari praktikan. Metode ini
terhhadap sifat fisik, kimia, dan biologi
sangat
tanah. Pada tanah vertisol memiliki bahan
diperlukan
organik dan kondisi yang berbeda-beda
melakukan percobaan dengan tanah yang 37
metode
kuantitatif
menggunakan
subyektif,
oleh
beberapa
yang
kemampuan
karena orang
itu
untuk
sama agar dapat berrdiskusi mengenai
Bangkalan. Jurnal Rekayasa 4 (1) :
pendapat
1-10pp.
masing-masing
hinga
menghasilkan hasil akhir konsistensi
Brady, N.C and R.R Weil. 2008. The
tanah tersebut. Kelemahan dari metode ini
nature and properties of soil 14th
yaitu ketika praktikan tidak familiar
ed. Pearson-Prentice hail. New
dengan suatu tanah, maka akan sedikit
York.
kesullitan untuk mendapatkan hasil akhir.
Hanafiah, K.A. 2013. Dasar-dasar ilmu
Suatu tanah dapat dikatakan lekat apabila
tanah. Rajawali pers. Jakarta.
ketika diuji secara basah atau lembab,
Kurnawan, Agus. 2015.
Aplikasi soil
tanah tersebut hanya menempel pada salah
taxonomy USDA
berbasis Fuzzy
satu jari. Suatu tanah dapat dikatakan
Logic.
Pertanian
plastis ketika tanah mampu dibuat pita,
Bisnis.
Fakultas
dan
mampu dibentuk huruf s, dan mampu dibentuk huruf o.
Oram, B. 2012. Agregate stability and real formation as affected by drops
IV. KESIMPULAN Pada
praktikum
yang
telah
impact
energy
and
soil
dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil
amandements. Soil Science Journal
yang diperoleh yaitu tanah vertisol
2 : 392-393.
memiliki
konsistensi
sangat
keras,
mollisols memiliki konsistensi sangat
Putra,R.R, Syafrudin, dan Jumini. 2016.
keras, ultisol memiliki konsistensi agak
Produksi dan Mutu Benih Beberapa
keras, alfisol memiiliki konsistensi sangat
Varietas
Kedelai
keras, dan entisol memiliki konsistens
(Glycine
max(L.)Merr.)
agak keras. Tingkat kelekatan vertisol
Pemberian Dosis Mikoriza Yang
agak lekat, mollisols, ultisol,alfisl, dan
Berbeda Pada Tanah Entisol. Jurnal
entisol
Plastisiitas
Kawista Agroteknologi 1 (1). <
menunjukan
http://jurnal.unsyiah.ac.id/agrotek/a
bahwa tanah tersebut plastis, sedangkan
rticle/view/3238> . Diakses pada 3
alfisol dan entisol tidak plastis.
Maret 2018.
lekat.
vertisol,mollisols,
ultisol
Lokal
Aceh Dengan
Setyowati, A,S. Gunarti. 2012. Pengaruh
Daftar Pustaka Asfan, K.R.S dan Sucipto Hariyanto.
penambahan bahan kimia pada
2012. Identifikasi lahan kering
tanah
lempung
terhadap
alfisol tergradasi di kabupaten
kompresif tak terkekang. Jurnal Universittas Islam 45 Bekasi. 38
kuar
Waas, D.E, Sheny Kaihatu, dan Yacob Ayal.
2016.
Penentuan
Identifikasi Jenis
Tanah
Journal for West Java Development
dan
No.
di
1
Vol
Kabupaten Seram Bagian Barat.
dex.php/crj/article/view/3
Jurnal Pertanian Agros No. 2 Vol
Diakses pada 3 Maret 2018.
18.
<
1.
>
.
http://e-
journal.janabadra.ac.id/index.php/J A/article/view/93>. Diakses pada 3
Yulnafatmawita,
Maret 2018.
R.
A.
Naldo,
A.
Rasyidin. 2012. Analisis sifat fisika
Wulansari, Restu. 2015. Kajian Status
ultisol tiga tahun setelah pemberian
Hara Tanah dan Tanaman di
bahan organik segar di daerah
Perkebunan Teh Jawa Barat dan
tropis basah Sumbar. J. Solum 9 (2)
Sumatera Utara. Creative Research
91-99pp.
39
ACARA VI BAHAN ORGANIK TANAH ABSTRAK Pada praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah ,Acara VI yang berjudul Bahan Organik Tanah telah dilaksanakan pada Senin,26 Februari 2018 di laboratorium Tanah umum,Departemen Tanah , Fakultas ,Pertanian, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Bahan organik tanah merupakan bahan yang terdapat di dalam permukaan tanah baik yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan dan manusia baik yang telah mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang mengalami dekomposisi. Pada praktikum ini diujikan 5 contoh tanah yang berbeda untuk diketahui kadar bahan organikya. Contoh tanah yang digunakan antara lain jenis tanah vertisol,molisol, ultisol, alfisol,dan entisol. Dalam praktikum bahan organik tanah ini digunakan metode Walkley and Black,yaitu metode yang menggunakan prinsip titrasi untuk menentukan kadar C organik. Dari hasil praktikum diketahui bahwa setiap jenis tanah memiliki bahan organik yang berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organik dalam tanah yaitu iklim, tipe penggunaan lahan , relief/bentuk lahan dan kegiatan manusia. Semakin tinggi kadar C-organik pada suatu tanah maka kadar bahan organiknya juga semakin besar .Berdasarkan hasil percbaan didapat hasil kadar bahan organic pada tanah molisols adalah 9,541%,tanah alfisol 4,23 %,tanah entisols 2,14%,tanah vertisol 2,1171% dan tanah ultisols 1,615%. Kata kunci : Bahan organik, faktor,walkley and Black
I.
karena kegiatan mikroorganisme , maka
PENGANTAR Bahan organik tanah merupakan
akan
menghasilkan
bahan yang terdapat di dalam atau di
senyawa
permukaan bumi yang berasal dari sisa
Karbohidrat
tumbuhan,hewan
terdekomposisi
dan
manusia
yang
organik dan
macam dan
macam
anorganik.
protein
akan
menjadi
fosfat
terdekomposisi baik yang sedang dalam
(PO4),sulfat (SO4),nitrat (NO3),amoniak
proses dekomposisi maupun dekomposisi
(NH4), Karbondioksida (CO2) air (H20)
lanjut. Bahan organik tanah merupakan
dan beberapa unsur lain seperti kalsium
salah satu indikator kesuburan tanah sebab
(Ca). Hasil akhir dari proses dekomposisi
bahan organik tanah sangat berpengaruh
adalah humus . Humus mempunyai
dalam agregasi tanah dan pembentukan
kapasitas yang tinggi dalam menyerap air
struktur
untuk
dan hara, memperbaiki struktur tanah,
Sehingga
meningkatkan KPK, daya sangga pH dan
permeabilitas,
aktivitas lain di dalam tanah. Hampir
meningkatkan
semua
tanah
pertumbuhan memperbaiki penetrasi
yang
baik
tanaman. drainase,
akar
dan
ketahanan terhadap erosi. Proses
dekomposisi
bahan
mengandung sisa
sisa
organik
N,20%-80%
(humus) P
dan
kemungkinan sulfur ( Susanto,2002)
makhluk hidup menjadi tanggung jawab mikroorganisme yang hidup di tanah
Kualitas bahan organik tanah
seperti fungi,akhnomisites dan bakteri.
sangat berpengaruh terhadap agregasi ada
Jika jaringan tanaman terdekomposisi
pembentukan agregat tanah yang baik 40
untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu,
unsur hara dan sumber energi jasad hidup
bahan organik juga berfungsi untuk
di dalam tanah. Kadar bahan organik di
melindungi dan mengatur suhu serta
atas
kelembapan tanah. Seringkali penggunaan
tanah
sangat
dipengaruhi
iklim,sifat
sifat
tanah,vegetasi,dan
bahan organik dibarengi dengan teknik-
hubungan
antara
teknik lain dimana fungsinya saling
Susanto,2005)
tanah
dan
oleh
air
(
melengkapi misalnya penggunaan pupuk buatan, pengelolaan lahan ,penaungan dan
Banyak parameter yang digunakan
sebagainya. Pengolahan bahan organik
untuk mencirikan bahan organik tanah
tiap jenis tanah berbeda sesuai dengan
salah
situasi
sehingga
Pemakaian nisbah C/N telah dikenal
pengelolaan bahan organik harus benar
secara luas dan umumnya untuk tanah
benar dan tepat agar pemanfaatan unsur
bersifat konstan dan berkisar antara 10-
hara dapat efisien serta tidak ada unsur
15.Nisbah
hara yang hilang. Ada lima cara dasar
dipertahankan setiap waktu sebab menjadi
penanganan
salah
dan
tanamannya
bahan
memberikannya
organic
langsung
adalah
C/N
satu
nisbah
tanah
harus
penilaian
C/N.
selalu
kesuburan
tanah,
tanah.Tanah yang dikelola dengan baik
menyebabkan
pada iklim yang sama kemungkinan
mineralisasi),mengomposnya,menjadikan
mempunyai perbedaan nisbah C//N yang
sebagai
sangat kecil. Nisbah C/N>26 maka tingkat
membakarnya
(
bahan
ke
yaitu
satunya
ternak
atau
memfermentasikan dalam instalasi biogas.
mineralisasi
rendah
,
sumber
Ketersediaan bahan organik yang tidak
mengalami
tercukupi adalah hal kritis. Apabila unsur
mikroorganisme,fiksasi
hara di gantikan oleh bahan bahan kimia
sementara .Sedangkan apabila C/N<20
tanah maka tanah akan menjadi miskin
maka nitrogen akan mengalami proses
bahan organik sehingga rentan terhadap
mineralisasi,
kekeringan dan seranagan hama serta
akan terurai menjadi unsur lain yang
produktivitas tanah akan menurun (
sederhana (Sumarno,dkk,2012)
imobilisasi N
mikroorganisme
N oleh
terjadi
mati
Reijntjes et. al,1999). Terdapat beberapa faktor yang Kadar bahan organik dalam tanah
dapat mempengaruhi besarnya kandungan
memiliki peran yang penting antara lain
bahan organik tanah yaitu iklim,tipe
sebagai pembentuk struktur tanah yang
penggunaan lahan relief bentuk lahan dan
baik,penahan gerakan air,sumber unsur
aktivitas manusia. Iklim mempengaruhi 41
kelajuan
dekomposisi
penggunaan kelajuan
tanah.
lahan
dekomposisi
Tipe
praktikum ini antara lain contoh tanah
mempengaruhi
kering angin ∅ 0,5 𝑚𝑚,Garam kalium
Tipe
dikromat(K2Cr2O7), 1 N ,Asam sulfat
mempengaruhi
(H2SO4) pekat,Garam besi (2) sulfat 1
ketersediaan bahan bahan organik, Relief
N,atau fero Sulfat (FeSO4) 1N dan
dan bentuk lahan mempengaruhi proses
indicator difenilamin. Sementara alat alat
akumulasi dan pencucian bahan organik
yang digunakan pada praktikum ini antara
pada
manusia
lain labu takar 50 mL,pipet volume 10
mempengaruhi kandungan bahan organik
mL,Gelas ukur 10 mL,labu Erlenmeyer 50
penggunaan
tanah.
lahan
tanah.
Aktivitas
Praktikum ini dilakukan untuk
mL dan buret.
mengetahui kadar C-organik dalam tanah
Pada praktikum “Bahan Organik
dan menetapkan kadar bahan organik
Tanah” langkah pertama yang dilakukan
tanah pada jenis tanah vertisol,rendzina
yaitu contoh tanah kering ∅ 0,5 𝑚𝑚
ultisol,alfisol dan entisol. Sehingga dapat
ditimbang seberat a gram (misal 1 gram)
diketahui tingkat kesuburan setiap jenis
dan dimasukkan ke labu takar 50 mL.
tanah . Dengan mengetahui tingkat
Sepuluh
kesuburan
memberikan
ditambahkan dengan pipet volume 10 mL.
informasi penting tentang tanah mana
Setelah itu 10 mL (H2SO4) pekat
yang cocok sebagai media tanam dalam
ditambahkan dengan gelas ukur secara
rangka meningkatkan produksi tanaman.
perlahan lahan lewat dinding kaca.
tanah
akan
milliliter
K2Cr2O7
1
N
Kemudian labu takar digojok di atas meja II.
METODOLOGI
dengan gerakan mendatar dan memutar.
Praktikum dasar dasar ilmu tanah
Warna harus tetap merah jingga (seperti
acara IV yang berjudul “Bahan Organik
warna kalium dikromat) atau kekuningan
Tannah” telah dilaksanakan pada Senin ,
atau kecoklatan ,apabila warna berubah
26 Februari 2018 di laboratorium Tanah
menjadi hijau maka perlu ditambahkan
Umum ,Departemen Tanah ,Fakultas
lagi 5 mL K2Cr2O7 1 M dan 5 mL(H2SO4)
Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
pekat.Setelah itu digojok lagi. Larutan
Bahan Bahan yang digunakan pada
diibiarkan selama 30 menit agar larutan
dingin
Lima milliliter larutan yang jernih diambil
lalu
ditambahkan
2-3
tetes
indikator difenilamil, kemudian akuades
menggunakan
ditambahkan hingga volume 50 mL. Labu
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 50
akar
mL
disumbat
lalu
digojok
sampai
homogeny dan dibiarkan mengendap.
dan
pipet
volume
ditambahkan
15
lalu
mL
aquades.Setlah itu larutan dalm labu 42
erlenmeyer dititrasi dengan FeSo4 1 N
blanko tanpa tanah. Setelah didapat data
hingga warna menjadi kehijauan dan
data maka digunakan rumus berikut untuk
dicatat volumenya . Setelah itu, langkah-
menentukan kadar bahan organic.
langkah tersebut diulangi untuk keperluan
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Bahan Organik Tanah
Tanah
Vertisol
C
Bahan
organik
organik
1,2279
2,1171%
% Molisol
5,534%
9,541%
Ultisol
0,935%
1,615%
Alfisol
2,45%
4,23%
Entisol
1,24%
2,14%
humus mengandung unsure hara seperti Bahan organik merupakan bahan yang
NH4, NO3, SO4, H2PO4. Kandungan
terdapat dui dalam atau permukaan tanah
bahan organic tanah dapat ditetapkan
yang berasal dari sisa tumbuhan , hewan
dengan menetapkan kadar C-organik
dan manusia baik yang telah mengalami
tanah kemudian dari data yang didapat
dekomposisi lanjut maupun yang sedang
digunakan rumus tertentu untuk melihat
mengalami dekomposisi. Secara substansi
ketetapan kadar bahan organik tanah .
bahan organik tersusun dari bahan humus
Dengan mengetahui ketetapan bahan
dan non humus . Baahan non humus
organik yang terdapat pada jenis tanah
adalah bahan yang sedang terdekomposisi
tertentu maka akan didapatkan informasi
oleh mikrorganisme. Sedangkan bahan
penting tentang tingkat kesuburan tanah. 43
(H2SO4)
pekat dengan persamaan
sebagai berikut. Untuk bahan
mengetahui
organic
pada
kandungan
tanah
2Cr2O7 + 3C + 16H+→ 3CO2 + 8H2O +
terdapat
4Cr2
beberapa metode yang dapat digunakan. Namun , pada praktikum ini,metode yang
Kalium dipromat yang digunakan
digunakan adalah metode Walkey and
pada reaksi tersebut akan berfungsi
Black karena yang akan diamati adalah
sebagai oksidator sementara asam sulfat
kandungan bahan organic kurang dari 10
berfungsi sebgai katalis . Kelebihan pada
%. Sementara metode pengabuan atau
Cr2O7
pembakaran
FeSo4. Cr2O7 yang
dalam
muffle
furnace
akan direduksi kembali oleh telah direduksi
disarankan digunakan untuk tanah tanah
kemudian akan bereaksi dengan tanah
dengan kadar bahan
organic tinggi
sehingga dianggap setara dengan kadar C-
(710%). Jika dibandingkan antara metode
organik dalam contoh tanah . Setelah
walkey
tanah
and
black
dengan
metode
bereaksi
seluruhnya
dengan
pengabuan maka metode walkey and
K2Cr2O7
black memiliki tingkat ketelitian lebih
meneteskan indicator definilamin yang
tinggi sebesar 77%.Namun yang perlu
berfungsi sebagai petunjuk akhir titrasi .
diperhatikan adalah metode walkey and
Karena reaksi penetapan bahan organik
black
pelaksanaannya
adalah reaksi bolak balik,maka digunakan
pbeberapa chemicalia
indicator definilamin yang dapat bereaksi
sehingga praktikan harus berhati hati
secara oksidasi maupun reduksi. Selain
dalam melaksanakan praktikum msupaya
sebagai pelepas karbon, asam sulfat pekat
keselamatan kerja tetap terjaga.
juga
dalam
menggunakan
maka
digunakan
praktikan
sebagai
akan
pelarut
definilamin karena sifatnya yang sulit Metode wakley and black adalah
dalam air . Pada proses titrasi , volume
metode yang menggunakan prinsip titrasi
titrasi blanko dan volume titrasi baku akan
untuk mengetahui jumlah bahan organic.
dicatat yang kemudian menggunakan
Beberapa chemicalia yang digunakan
rumus
pada metode tersebut yaitu garam kalium
tertentu
data
tersebut
akan
digunakan untuk menghitung kadar C-
dikromat 1 N K2Cr2O7 ,Asan sulfat pekat
organik dan kadar bahan organik.
(H2SO4) ,Fero Sulfat 1 N (FeSo4) dan indicator definilamin. Bahan organic yang
Pada percobaan ini didapatkan
terdapat dalam tanah akan dioksidasi
hasil bahan organic tertinggi ditempati
dengan campurn K2Cr2O7
1 N dan 44
oleh Molisols dengan kandungan bahan
tanah yang memiliki kadar bahan organic
organic sebesar 9,541% dan kandungan C
terbesar kedua adalah tanah alfisols
organic sebesar 5,534%.Molisol dikenal
dengan
sebagai tanah padang rumput karena
sebesar 2,45 % dan bahan organik sebesar
berada pada tempat tempat yang memiliki
4,23 %. Tanah Alfisols memiliki tingkat
banyak vegetasi. Baik vegetasi besar
kesuburan
maupun vegetasi kecil . Dengan danya
dibandingkan molisols namun lebih tinggi
vegetasi yang menaungi tanah molisols,
dibandingkan
suhu yang ada dalam tanah (Buol et al
vertisols. Tanah alfisols biasanya berada
2011).Sersahan daun dari vegetasi sebagai
di lingkungan yang tropis dan hampir
bahan mikrobia untuk mendekomposisi
sama denga lingkungan tanah ultisols.
bahan organic. Oleh karena itu tanah
Namun biasanya lebih tidak asam dan
molisols memiliki tingkat kesuburan yang
memiliki
tinggi. Tanah molisols juga memiliki
berubah ( Balasubramanian.2007). Entisol
bahan dasar kimia yang tinggi yaitu
memiliki
kalsium dan magnesium . Selanjutnya
45
kandungan
bahan
yang
iklim
C-organik
lebih
ultisols,entisols,
yang
lebih
rendah
dan
intensif
Kandungan c-organik sebesar 1,28% dan
1,615%.
bahan organik sebesar 2,14%.
Tanah
mmemiliki karakter warna merah dan
entisols merupakan tanah muda karena
cenderung keras. Secara umum, tanah
proses perkembangannya lambat. Tanah
ultisol berada pada lingkungan yang
entisols ditemukan pada daerah hamparan
sering hujan sehingga bahan organik
luas yang tidak jauh dari gunung berapi.
cenderung lebih sering terlindi. Hal itu
Tanah tersebut subur akibat material dari
menyebabkan perkembangan umur tanah
gunung berapi tersebut sehingga tanah
semakin cepat. Semain tua tanah maka
digunakan untuk keperluan pertanian
akkan membuat tanah menjadi keras dan
secara luas. Tanah entisols juga biasanya
miskin nutrisi. Oleh karena itu tanah
dekat dengan permukiman warga. Akibat
ultisols memiliki tingat kesuburan yang
dari penggunaan tanah sebagai keperluan
rendah sehingga perlu ditambahkan unsur-
pertanian,
unsur lain yang membuatnya menjadi
tanah
jenis
ini
sangat
Tanah
ultisol
umumnya
dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Buol
lebih subur (Buol et al, 2011).
et al, 2011). Semakin intensif tanah
IV. KESIMPULAN
tersebut
Berdaasarkan
diolah maka kandungan c-
organik akan semakin berkurang. Vertisols
sebagai
tanah
percobaan
yang
telah
dilaakukan mengenai kadar bahan organik
paling
tua
tanaah, maka dapat disimpulkan bahwaa
memiliki kandungan c-organik sebesar
urutan kadar c-organik daari paling tinggi
1,2279% dan kandungan bahan organik
hingga paling rendah yaitu tanah mollisols
sebesar 2,11%. Tanah vertisols memiliki
sebesar 5,534%, tanah alfisols sebesar
tekstur lempung debuan yang berarti
2,45%, tanah entisols sebesar 1,24%,
kandungan lempung mendominasi tanah
tanah vertisols sebesar 11,2279%, dan
jenis ini. Vertisols merupakan lempung
yang paling rendah kandungan c –
yang cukup subur karena mengandung
organiknya yaitu ultisol sebesar 0,935%.
banyak mineral, namun ketika tanah
Adappun urutan kandungan bahan organik
basah,
air
akan
menempel
pada
darii tertinggi hingga terendah yaitu tanah
permukaaan
tanah
(Balasubramanian,
mollisolss sebesar 9,541%, taanahh alfisol
2017).
sebesar 4,23%, tanaah entisolss sebesar
Ultisol yang memiliki tekstur geluh
2,14%, tanah vertisols sebesar 2,1171%
lempung debuan memiliki kandungan c-
dan terendah tanah ultisol seebesar
oganik sebesar 0,935% dan memiliki
11,615%
kandungan
bahan
organik
sebesar
46
Daftar Pustaka Balasubramanian, A. 2017. Soil
tanah,
pertumbuhan
da
tebu
L.)
pada
Taxonomy and Classification. Center for
(Saccharum
Advance
entisols di kebun Ngerangkah Pawon
Studies in Earth Science.
University of Myore. Buol,
S.
Kediri. Indonesia Green Technoology
W,
Gouthard,
R.J
Journal.
Gragham R.C and McDaneil P.A. 2011.
Susanto,
Soil genesis and classification. John
Rachman.
Tangkstatik, A, S.A.
Wikamti N.N,
Genesis,
Soniari N.N dan Narka I. W. 2012. Kadar
morfologi, dan klasifikasi tanah, jurusan
bahan organik tanah pada tanah sawah
tanah, fakultas pertanian. Universitas
dan tegalan di Bali serta hubungannya
Gadjah Mada. Yogyakarta.
dengan tekstur tanah. Agrotop : Journal of
Soemarno,
2003.
2012.
Pertanian organik. Kanisius Yogyakarta.
Wiley and Sons. Siradz,
officinnarum
hasil
M.Z
dan
Budi
Agriculture Science 2 (2).
Prasetya. 2012. Pengaruh kompos, pupuk
Wicaksono. 1960. Ilmu tubuh
kandang, dan custom bio terhadap sifat
tanah. Ugm Press. Yogyakarta.
47
ACARA VII MUATAN TANAH ABSTRAKSI Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara VII yang berjudul “Muatan Tanah (KPK dan KPA Tanah Kualitatif) telah dilaksanakan pada Rabu, 5 Maret 2018 di Laboratorium Tanah Umum, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian , Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kemampuan Pertukaran Kation (KPK) ialah kapasitas tanah menjerap dan mempertukarkan kation. Ion dapat berupa kation dan besarnya disebut kemampuan pertukaran kation (KPK) atau berupa anion dan besarnya disebut kemmpuan pertukaran anion (KPA). Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan muatan negative partikel tanah dengan menggunakan dua macam zat warna bermuatan (gentian violet dan eosin red) dan membuktikan pengaruh luas permukaan jenis partikel tanah terhadap (KPK) Kapasitas Pertukaran Kation (KPK). Adapun bahan yang digunakan adalah 5 jenis tanah ( vertisol, rendzina, ultisol, alfisol, dan entisol), larutan Eosin Red yang bermuatan negative ( - ) dan larutan Gention Violet yang bermuatan positif ( + ). Alat – alat yang digunakan adalah tabung reaksi 10 buah , pipet volume, dan rak tabung. Metode yang digunakan adalah metode kolorimetri dengan prinsip kerja menggunakan indicator warna hasil reaksi tanah dengan larutan eosin red atau gentian violet. Hasil yang diperoleh dalam praktikum ini, campuran larutan gentian violet dan tanah menunjukkan KPK tanah dengan urutan tanah semakin menjauhi blanko yaitu entisol, alfisol, rendzina, ultisol, dan vertisol. Sedangkan campun larutan eosin red dan tanah menunjukkan KPA tanah dengan urutan semakin menjauhi blanko adalah ultisol, vertisol, rendzina, alfisol, dan entisol. Kata kunci : KPK, KPA, Eosin Red, Gentiian Violet.
praktikum mengenai muatan tanah (KPK
I. PENGANTAR Kation merupakan ion bermuatan
dan KPA tanah kualitatif).
positif dan larut didalam tanah atau dapat
Kapasitas
Pertukaran
Kation
dijerap oleh koloid-koloid tanah sehingga
(KPK) dalam satuan me/100 g tanah
unsure-unsur hara tersebut tidak mudah
didefinisikan sebagai kemampuan koloid
hilang meskipun tercuci oleh air. KPK tiap
tanah
jenis tanah berbeda-beda. Tanah dengan
mempertukarkan kation. Koloid tanah
KPK
dan
yang bermuatan negative adalah senyawa
menyediakan unsure hara lebih baik
orgnik dan mineral lempung. Pertukaran
daripada tanah dengan KPK rendah. Hal
ion yang lain adalah KPA (Kapasitas
ini tergantung pada koloid lempung yang
Pertukaran Anion). Muatan positif juga
umumnya bermuatan negative dimana
dimiliki oleh mineral lempng, senyawa
pada tiap tanah jumlah dan kesanggupan
organic, dn hidroksida. Namun muatan
pertukaran kation berbeda-beda. Sehingga
negative yang jauh lebih besar dari muatan
sangat pentinguntuk mengetahui tingkat
positif sehingga anion kurang penting
KPK dan KPA tanah sebelum dilakukan
dibandingkan dengan pertukaran kation
penanaman suatu tanaman. Oleh karena
(Arsyad, 2006).
tinggi
mampu
menyerap
dalam
menjerap
dan
itu, untuk mengetahui tingkt KPK dan
Kation tertukarkan yang paling
KPA beberapa jenis tanah maka dilakukan
penting adalah Ca,Mg, K, Na, H, Al yang 48
relative rendah yaitu NH dan Fe dan dalam
tersebut, yaitu valensi ion dan jari-jari
jumlah yang sedikit Mn, Cu, dan Zn. Ion
hidratasi. Ion-ion divalent terikat lebih
yang berfungsi bersifat toxid dalam
kuat dan sukar dipertukarkan disbanding
larutan tanah dan dapat dijerap oleh koloid
ion monovalen. Ion-ion dengan jari-jari
lempung yaitu Pb, Cd, Hg, Cr, dan Sr. Ion
lebih sempit akan mudah terjerap. Ion
seperti Al dan H menyebabkan penurunan
dengan unsur golongan rendah lebih
pH (terjadi keasaman tanah). Kation
mudah terjerap karena jari-jari sempit,
tertukarkan merupakan ion yang dapat
begitupun sebaliknya. Deret liotropik
dipertukarkan
pada
untuk
Sedangkan
anion
periode terbatas. yang
kation
yaitu
dapat
H=Li=Na>K=NH4>Rb>Cs=Mg>Ca>Sr=
dipertukarkan adalah PO4, SO4, NO3, Cl,
Ba>La=Al>Th sedangkan untuk anion
dan juga anion organic seperti malat dan
PO43->SO42->NO3->Cl- (Sutanto, 2005).
sitrat, serta unsur mikro Mo, Cu, B, dan Zn
Nilai KPK tanah dipengaruhi oleh
(Sutanto, 2005).
jumlah mineral lempung., jenis dan tipe
Muatan tanah (KPK) yang rendah
mineral lempung, dan jumlh-jenis bahan
dapat mengakibatkan ketidakefisienan
organic. Jumlah mineral lempung dapat
dalam proses pemupukan karena hara
mempengaruhi nilai KPK karena mineral
dalam
yang
lempung berperan dalam penjerapan dan
terlindi.
pertukaran ion karena inti yang bermuatan
Sehingga diperlukan perbaikan-perbaika
negative sehingga semakin besar jumlah
untuk masalah tanah seperti itu dengan
mineral lempung kemungkinan akan
alternative
atau
meningkatkan nilai KPK. Jenis dan tipe
sebagai
mineral lempung dapat menyebabkan atau
pembenah tanah yang dapat memperbaiki
mempengaruhi nilai KPK sebab setiap
sifat-sifatnya yang kurang sesuai dengan
jenis dan tipe mineral lempung berbeda
kebutuhan
bahan
salah satunya yaitu permukaan spesifik
pembenah tanah atau bahan organic dapat
berbeda. Jumlah dan jenis bahan organic
berperan
dapat
sudah sangat jelas mempengaruhi nilai
meningkatkan KPK tanah (Tisdale et al,
KPK tanah., karena dengan bahan organik
1985).
yang tinggi terkandung dalam tanah maka
tanah
ditambahkan
dan akan
hara-hara mudah
menambahkan
memasukkan
bahan
tanaman.
salah
organic
Sebab
satunya
yaitu
Adaya perbedaan kesanggupan
nilai KPK tanah akan tinggi dibuktikan
tiap jenis anion maupun kation untuk
dengan kemampuan yang tinggi dalam
dapat dipertukarkan oleh koloid tanah
menyerap dan menyediakan unsur hara
terdapat faktor yang mempengaruhi hal
dengan baik ( Notohadiprawiro, 1998). 49
Pelapukan
mineral
merupakan
dilaksanakan pada Rabu, 5 Maret 2018
sumber alami kation yang mungkin
di
mampu mengabsorpsi sebagai kation
Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
dapat ditukar. Persediaan kation paling
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
besar
pelapukan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
kemungkinannya paling besar bahwa
praktikum ini yaitu contoh tanah ᴓ 0,5
kation–kation akan diabsorpsi tergantung
mm lima jenis tanah (vertisol, rendzina,
pada hukum kegiatan massa. Jumlah dan
ultisol, alfisol, dan entisol), larutan
macam
sesungguhnya
gentian violet dan larutan eosin red.
mengabsorpsi tetapi nyata dipengaruhi
Sedangkan alat-alatnya adalah tabung
oleh valensi kation radiasi hidrasi. Faktor
reaksi 10 buah, plastik, karet dan pipet
pembakaran juga berperan dalam aktifitas
volume.
KTK.
diberikan
dari
kation
Setelah
Tanah
Umum,
kation,
Dalam praktikum ini digunakan
magnesium, dan kalium dapat ditukar. Ini
metode kolorimetri dengan prinsip kerja
diikuti dengan penurunan yang berangsur-
menggunakan
angsur
akibat
bermuatan yaitu gentian violet (ion+)
pencucian dan penyerapan oleh tanaman
dan eosin red (ion-). Langkah kerja
(Font, 1998).
dalam praktikum ini yaitu dua tabung
selama
pemberian
Laboratorium
masa
Kapasitas
tanam
Pertikaran
indicator
zat
warna
Kation
reaksi diambil dan masing-masing diisi
termasuk sifat kimia tanah yang sangat
CT tanah ᴓ 0,5 mm setinggi ±1cm dan
erat
tingkat
masing-masing ditambahkan larutan
kesuburan tanah atau produktifitas tanah
gentian violet setinggi 5 cm dari dasar
pertanian.
yang
tabung. Selanjutnya dikocok dengan
mempunyai kapasitas pertukaran ion yang
mixer selama 2 menit agar campuran
tinggi
menyimpan,
homogeny. Kemudian tanah dibiarkan
menyerap, dan menyediakan unsur hara
mengendap sehingga tanah terpisah
yang
dengan
hubungannya
Tanah
akan
cukup
dengan
pertanian
mampu
banyak
bagi
tanaman,
filtratnya.
Warna
filtrate
sehingga tanah tersebut akan mempunyai
diperhatikan dan dibandingkan dengan
kesuburan yang tinggi (Sarief, 1995).
warna blangko ( warna larutan gentian tanpa tanah). Langkah-langkah tersebut diulangi dengan larutan eosin red.
II. METODOLOGI Praktikum
Dasar-Dasar
Ilmu
Perubahan warna suspensi pada larutan
Tanah acara VII yang berjudul “Muatan
gentian
Tanah (KPK dan KPA tanah kualitatif)” 50
violet
dan
eosin
red
diperhatikan. Lalu intensitas warna
dan entisol. Eosin red bermuatan negative
filtrat antar jenis tanah dibandingkan.
sehingga akan terjadi pertukaran ion dengan tanah yang bermuatan positif.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Eosin red akan habis bereaksi sehingga
Tabel I. Hasil Pengamatan Muatan
larutan akan semakin menjauhi blanko,
Tanah
begitu sebaliknya. Untuk KPK tanah hasil
Tanah
GV
GV 2 ER
0.5mm mm
0.5
ER 2
percobaan dengan gentian violet dari
mm
being ke semakin pekat tau mendekati blangko yaitu ultisol, vertisol, rendzina,
mm Vertisol
+++
Mollisol ++
++++
--
-
alfisol, dan entisol. Menurut Nurdin
+++
----
----
(2009) menyatakan bahwa KPK tanah
Ultisol
+++++ +++++ -----
-----
vertisol sangat tinggi sekitar 40,85 me/100
Alfisol
+
+
-
---
g dan begitu sebaliknya KPA nya rendah,
Entisol
++++
++
---
--
sebab vertisol merupakan jenis tanah yang kandungan mineral lempung sehingga
Kapasitas
Pertukaran
banyak mengandung muatan negatif.
Kation
Tanah rendzina hampir sama dengan
(KPK) merupakan kemampuan koloid tanah
dalam
menjerap
tanah vertisol karena kandungan mineral
dan
lempung yang juga tinggi. Menurut
mempertukarkan kation dari dan ke dalam
Riniarti (2013) tanah ultisol memiliki sifat
larutan tanah. Sedangkan pertukaran ion yang
lain
Pertukaran
adalah
KPA
Anion),
tanah dengan KPK yang sangat rendah,
(Kapasitas
karena tanah ultisol miskin akan mineral
didefinisikan
lempung sehingga tanah bermuatan positif
kemampuan koloid tanah dalam menjerap
dominasi dan tingkat KPA nya akan
dan mempertukarkan anion dari dan ke
tinggi. Sedangkan menurut Xia (2014)
dalam larutan tanah. Tujuan dari analisis
mengenai KPK dan KPA tanah alfisol
KPK adalah untuk mengetahui muatan
hampir sama dengan tanah ultisol yaitu
yang ada di dalam tanah yang berpengaruh
KPK hanya sebesar 5,7 me/100 g karena
terhadap kesuburan tanah. Berdasarkan
hasil
tanah memang tidak banyak atau bahkan
praktikum
tidak
muatan tanah diperoleh hasil perlakuan
mengandung
mineral
lempung
sehingga KPA nya akan bernilai besar dan
dengan eosin red pada kelima jenis tanah
mungkin lebih besar dari ultisol. Menurut
dari yang mendekati sampai menjauhi
Samira (2012), tanah entisol tingkat
yaitu vertisol, ultisol, rendzina, alfisol,
KPKnya rendah sebab tanah entisol sangat 51
sedikit mengandung mineral lempung dan
Metode yang digunakan dalam
konsistensinya yang lepas-lepas sehingga
percobaan ini yaitu metode kulitatif
tingkat KPAnya besar. Berdasarkan hasil
dengan menggunakan larutan eosin red
penelitian orang lain tersebut dapat ditarik
(anion) dan gentian violet (kation). Tanah
kesimpulan bahwa tanah dengan tingkat
yang dominan bermuatan negative maka
KPK terbesar ke terkecil yaitu vertisol,
akan banyak mengikat gentian violet
rendzina, entisol, alfiol, dan ultisol.
sehingga larutan akan semakin jernih
Faktor-faktor
dapat
(warna gentian violet pudar atau hilang),
mempengaruhi nilai KPK dan KPA tanah
sedangkan eosin red akan ditolak sehingga
yaitu tekstur tanah, jenis mineral lempung,
larutan tanah tidak banyak berubah (warna
kandungan bahan organic, dan pH tanah.
eosin red tetap), begitu sebaliknya untuk
Tanah bertekstur lempung mempunyai
tanah bermuatan dominan positif. Metode
nilai KPK yang jauh lebih tinggi dari
ini digunakan karena mudah dalam
tanah bertekstur debuan maupun pasiran.
percobaan
Kandungan bahan organic juga sangat
metode ini mempunyai kekurangan yaitu
berpengaruh terhadap KPK dan KPA
kontras perbedaan warna yang tidk terlalu
tanah, semakin tinggi kandungan bahan
jelas sehingga sulit diamati dan resiko
organic maka KPK akan meningkat juga.
kesalahan karena kurang teliti cukup
PH tanah berpegruh karena pada tanah
besar.
terubahkan
yang
mengakibtkan
pH
dan
pengamatan.
Tetapi,
tanah
semakin tinggi sehingg meningkatkan
IV.
KPK tanah.
1.
KESIMPULAN Hasil praktikum mengenai muatan
Manfaat mengetahui nilai KPK
tanah diperoleh hasil yaitu dengan
dan KPA suatu tanah dalam bidang
perlakuan eosin red paling banyak
pertanian
muatan positif yaitu entisol, alfisol,
yaitu
menyangkut
tentang
kesuburan tanah. Sifat-sifat pertukaran ion
rendzina,
di dalam tanah digunakan untuk menilai
Sedangkan dengan perlakuan gentian
tingkat kesuburan tanah dan klasifikasi
violet, tanah dominan negative yaitu
tanah. Dalam hal ini KPK berkaitan
ultisol, vertisol, rendzina, alfisol, dan
dengan penyedia unsur hara seperti Ca,
entisol.
Mg, dan K, efisiensi pemupukan serta
2.
alfisol,
Faktor-faktor
dan
yang
vertisol.
dapat
pengapuran pada lapisan tanah. Tanah
mempengaruhi nilai KPK dan KPA
yang
tanah yaitu tekstur tanah, jenis
subur
adalah
tanah
yang
mengandung nilai KPK yang tinggi. 52
3.
mineral lempung, kandungan bahan
yaitu
untuk
mengetahui
organic, dan pH tanah.
kesuburan suatu tanah.
tingkat
Manfaat mengetahui nilai KPK dan KPA tanah dalam bidang pertanian Nurdin, Purnamaningsih Maspeki, Zulzain Illahude, dan Kauzan Zakaria. 2009. Pertumbuhan dan hasil jagung yang dipupuk N, P, dan K pada tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo. Jurnal Tanah Trop 14(1): 49-56.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor. Bi, L, J. Xia, K. Liu, D. Li and X. Yu. 2014. Effects of long term chemical fertilization on trends of rice yield and nutrient use efficiency under double rice cultivation in subtropical China. Plant Soil Environ. 60(12): 537543.
Samira. D, Sufard, Zaitn, Chairunas, A.Gani, P.Slavich, and M. Mcleod. 2012. Effect of NPK fertilizer and biochar residue on paddy growth and yield of second planting. The proceedings of the 2nd Annual International Conference Syiah Kuala University 2012 and the 8th MT-GT Uninet Bioscience Conference. Banda Aceh p. 157161.
Dewi, Riniarti., Any Kusumastuty., dan M. Tahir. 2013. Pengaruh jenis limbah agro industry terhadap keragaman bibt sawit main nursery pada Ultisol. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 13(2): 123130.
Sarief, S. 1995. Ilmu Tanah Umum. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Bandung. Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Trisdale, Samuel L., Warner. L. Nelson and J. D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizer. Machmilan Publishing Company, New York.
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
53
ACARA VIII. REKASI TANAH ( Ph TANAH ) ABSTRAK
Praktikum dasar – dasar ilmu tanah acara VII yang berjudul “Reaksi Tanah (pH tanah) “ telah dilkasanakan pada rabu, 5 maret 2018 di Laboratorium Tanah umum , Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Reaksi tanah merupakan reaksi yang timbul akibat suatu gejala yang berasal dari bahan-bahan yang ada di bumi( pasir, cadas, napas, dan sebagainya). Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kemasaman aktual dan kemasaman potensial. Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain contoh tanah halus 2mm (Vertisol, mollisol, Ultisol, Alfisol, Entisol) aquades, dan larutan KCN 1N. Alat-alat yang digunakan yaitu pH meter, cepuk pH, gelas ukur, dan timbangan. Prinsip kerja pada percobaan ini yaitu dengan mengukur pH filtrat tanah halus dengan metode kalorimetri dan metode elektromoteri dengan alat gelas elktrode dan didapatkan hasil pH-nya. Hasil pH dari kelima tanah tersebut dibedakan menjadi pH aktual dan pH potensial berdasar larutan pendesaknya. pH potensial pada metode kolorimetri depadatkan dengan cara mngurutkan pH dari masam ke basa yaitu vertisol = ultisol < alfisol < mollisol = entisol. Sementara untuk metode elektrometrinya didapatkan urutan dari masam ke basa yaitu ultisol < vertisol < mollisol < entisol < alfisiol . pH aktual untuk metode kolorimetri didapatkan dengan cara mengurutkan pH dari asam ke basa dan diperoleh urutan ultisol = entisol = < vertisol < alfisol < mollisol. Semenatara untuk metode elektrometri diperoleh urutan ultisol < entisol < alfisol < mollisol < vertisol. kata kunci : pH, aktual, potensial, KCl, Aquades
(CaCO3)akan tumbuh dalam keadaan basa
I. PENGANTAR Tanah terbentuk dari bahan induk
dan akan memiliki pH >7 (bersifat basa).
yang mengandung mineral-mineral dan
Selain reaksi
tanah
dapat
berpengaruh pada status hara tanah dan
berpengaruh penting, yaitu pengaruh fisika
proses pembentukan mineral lempung. pH
dan kimia. Salah satu pengaruh kimia ini
yang sesuai penting untuk diketahui karena
adalah reaksi kimia penting dalam tanah
dapat mendukung pertumbuhan tanaman.
yang
maupun
Oleh karena itu, dengan praktikum ini kita
menghambat perkembangan tanah. Salah
dapat menetapkan kemasaman aktual dan
satu
potensial tanah.
dapat
faktor
dua
hal
yang
mendukung
penting
yang
dapat
mengendalikan reaksi ini adalah pH tanah.
tanah,
pH
terhadap
bahan organik tertentu. Dalam kehidupan terdapat
kimia
berpengaruh
juga
dapat
Kemasaman tanah ditentukan oleh
pH merupakan ukuran derajat
dinamika ion H+ di dalam tanah. Ion H+
keasaman. Setiap jenis tanah memiliki
yang terdapat dalam suspensi tanah yang
kadar pH tertentu sebagai kadar yang sesuai
baik harus seimbang dengan ion H+ yang
untuk bertumbuh dan berkembang. Tanah
terjerap. Akibat dari proses itu, maka
yang mengandung bahan organik akan
dikenal
tumbuh dalam keadaan asam dan akan
kemasaman aktif dan kemasaman potensial.
memiliki ph <7 (bersifat asam). Sedangkan
Kemasaman aktif disebabkan oleh ion H+ di
tanah yang banyak mengandung kapur
dalam larutan tanah, sedangkan pada
54
2
jenis
kemasaman,
yaitu
permukaan
kompleks
jerapan
Praktikum penetuan pH tanah
(Hardjowigeno, 2003).
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pH tanah atau lebih tepatnya pH
kemasaman aktual ( pH H2O tanah ) dan
larutan tanah sangat penting karena larutan
kemasaman potensial (pH KCl tanah ).
tanah mengandung di dalamnya unsur hara,
Penentuan pH
seperti nitrogen (N), kalium (K), dan fosfor
penting
(P) yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
mempunyai hubungan dengan ketersediaan
tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan
unsur-unsur hara dalam tanah. Dengan
melawan penyakit (Spector, 2001). pH
mengetahui pH tanah, maka kita dapat
tanah yang optimal bagi pertumbuhan
menentukan tanaman yang cocok dan
tanaman adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah
menciptakan reaksi kimia untuk kebutuhan
dengan pH lebih rendah dari 5,6 pada
tanaman.(Rachmanovic,2015)
pada suatu tanah sangat
artinya
karena
pH
tanah
umunya pertumbuhan tanaman menjadi terhmabt akibat rendahnya ketersediaan
II. METODOLOGI
unsur hara penting, seperti fosfor dan
Praktikum Reaksi Tanah (pH
nitrogen. Bila pH lebih rndah dari 4,0 pada
Tanah) ini dilaksanakan pada Rabu, 5 Maret
umumnya terjadi kenaikan Al3- dalam
2018 di Laboratorium Tanah Umum,
larutan tanah yang berdampak secara fisik
Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
merusak sistem perakaran, terutama akar-
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum
menjadi terhambat (Wahyu, 2001).
ini adalah pH meter, cepuk, gelas ukur, dan
Perbandingan antar pH H2O dan pH
KCL
setiap
umur
timbangan.
Untuk
bahan-bahan
yang
tanaman
digumakan adalah contoh tanah kering
menunjukkan bahwa pH KCL adalah
angin halus (vertisol, rendzina, ultisol,
sedikit lebih rendah dari ph H2O. Tingkat
alfisol, dan entisol) ᴓ 2mm, aquadest, dan
yang lebih rendah dari pH KCL berkaitan
larutan KCL 1 N.
dengan fakta bahwa di kompleks adsorpsi
Cara kerja pada praktikum ini yang
tanah, aluminium didesak keluar oleh
pertama adalah contoh tanah kering angin ᴓ
kalium
extractor.
2mm ditimbang sebanyak 10 gram (dibuat
Hidrolisis aluminium dengan kalium akan
2 ulangan) dan dimasukkan ke cepuk pH,
menghasilkan ion hidrogen, sehingga pH
kemudian
KCL menjadi lebih rendah (Gavriloaie,
(tanah:air=1:2,5). Setelah itu,diaduk secara
2012).
meratqa dan didiamkan selama 30 menit.
dari
garam
KCL
ditambah
aquadest
25
ml
Langkah terakhir, pH larutan tanah diukur 55
dengan
pH
meter.
Langkah-langkah
ph 7 ( Stefanou and Papazafeiriou, 2014 )
tersebut diulangi dengan mneggnakan KCL
Tanah ini memiliki tingkat kesuburan yang
sebagai pengganti aquadest.
rendah. Molisols berasal dari bahan induk
III.
yang bersifat basis (Szreniawaka et al,
HASIL DAN PEMBAHASAN
1996). Molisols cenderung memiliki ph
Tabel 8.1 pH tanah metode kalorimetri Tanah H2O KCL Vertisols 6 5 Mollisols 7 6 Ultisols 5 5 Alfisols 6,5 5,5 Entisols 5 6
yang netral hingga bassis, hasil yang diperoleh ini sesuai dengan penelitian Vrsic et al (2016) yang menunjukkan pH mollisol (Rendzina)
sebesar 8,94. hal tersebut
disebabkan bahan induk yang berasal dari kapur. Tanaman sangat rentan terhadap ph.
Tabel 8.2 pH tanah metode elektrometri Tanah H2O KCL Vertisols 7,43 5,79 Mollisols 7,225 6,10 Ultisols 6,245 4,62 Alfisols 7,15 6,58 Entisols 7,03 6,16
Tanaman cenderung menyukai tanah yang ph netral. Tanah alfisols terbentuk dari bahan induk batuan kapur yang keras. Kandungan magnesium dan kalsium yang ada di tanah alfisol sangat tinggi. Ph pada tanah alfisol
Reaksi tanah berasal dari kata reaksi
cenderung netral hingga basis dengan pH >
dan tanah. Menurut KBBI, reaksi adalah
6,9 (Shaheen and Tsadilas, 2013). Tingkat
sesuatu yang timbul akibat suatu gejala atau
kesuburan tanah alfisol cukup tinggi karena
suatu peristiwa, sementara tanah berarti
cadangan unsur hara yang banyak.
bahan bahan dari bumi ( pasir, cadas, napal,
Menurut Fitriatin et al (2014) Ph
dsb). Percobaan ini bertujuan agar dapat
tanah ultisol tergolong rendah ( < 5,8 )
ditetapkan kemasaman aktual dan potensial
karena terbentuk dari batuan induk seperti
dari tanah vertisols, mollisols, ultisols,
batuan vulkanik atau liat . Karena sifatnya
alfisols, dan entisols.
yang asam, sehingga saat untuk budi daya
Factor yang dapat mempengaruhi
tanaman para petani menggunakan kapur
nilai pH tanah Entisol salah satunya yaitu
untuk menetralkannya. Kandungan bahan
penggunaan pupuk organic (Firmansyah,
organic
2013). . Diketahui bahwa Entisol memiliki
yang
rendah
menyebabkan
kesuburan tanah yang rendah pula.
unsur N yang rendah. Entisol masih dalam
Bahan induk tanah vertisol berasal
perkembangan dan memiliki pH dengan
dari batu kapur, endapan, alluvial dan abu
kecenderungan asam sampai netral dengan
vulkanik yang sudah melapuk. Tanah 56
mengandung kapur sehingga bersifat basis.
tanah
Tanah vertisol memiliki sifat basa. Vertisol
meikroorganisme dalam tanah pada 5,5-7,0
memiliki kandungan lempung yang tinggi
bakteri jamur pengurai organisme dapat
dan memiliki kejenuhan basa yang tinggi.
berkembang dengan baik yang nantiinya
Faktor yang mempengaruhi yang
juga
sangat
mempengaruhi
tanah akan semakin subur.
mempengaruhi pH antara lain bahan
pH
diklasifikasikan
berdasarkan
induk,iklim,bahan organic,dan perlakuan
bahan pengekstrak menjadi dua yaitu pH
manusia. Bahan induk masam mendorong
aktual dan pH potensial. pH aktual adalah
terbentuknya tanah bereaksi masam dan
ion H+ yang terukur didalam larutan tanah,
sebaliknya.Pengaruh
basah
sedangkan pH potensial adalah ion H+
mendorong berkembangnya tanah masam
yyang terukurn dalam larutan tanah beserta
dan pengaruh iklim kering mendorong
kompleks jerapan tanah.Oleh karena itulah
berkembangnya tanah basis.Jika dalam
bahan kimia yang digunakan melarutkan
suatu tanah terdapat banyak asam asam
pun berbeada,pada pH aktual pelarutnya
organik
mrnggunnakan air ( H2O )sedangkan pada
maka
iklim
akan
terjadi
proses
humifikasi sehingga menyebabkan tanah menjadi
masam
ph
Ada beberapa cara yang dapat
perlakuan
dilakukan untuk menaikan pH tanah, salah
manusia untuk meningkatkan pH dapat
satu cara yang dapat dilakukan adalah
dilakukan pengapuran sedangkan untuk
dengan pengapuran. Pengapuran bertujuan
menurunkan pH dapat dilakukan dengan
untuk meningkatkan pH tanah (menetralisir
memberi bahan bahan organic.
keasaman tanah), memperbaiki sifat fisik
rendah.Sedangkan
atau
memiliki
PH actual menggunakan larutan KCL.
untuk
Reaksi tanah (pH) juga memiliki
tanah, menurunkan kelarutan alumunium
pengaruh langsung dan tidak langsung pada
(AI) dan besi (Fe) yang merupakan racun
tanaman. menurut Soepardi (1979), ada tiga
bagi tanaman kentang, mempertahankan
alasan utanama nilai pH snagat penting
betersediaan unsure-unsur hara terutama
untuk diketahui.
Pertama menentukan
fosfor dan membantu
mudah
unsur
diserap
perombakan bahan-bahan organic tanah
tanaman, pada umumnya unsur hara yang
(Parman, 2007). Meskipun begitu, efek
diserap tanaman pada keadaan pH netral
peningkatak pH akibat pemberian kapur
karena pada pH netral sebagian unsur hara
pada tanah tidak dapat bertahan lama. Hal
bisa larut dalam air. Kedua, pH tanah
tersebut terjadi karena tanah mempunyai
menunjukan keberadaan unsur-unsur yang
sistem penyangga yang menyebabkan pH
bersifat racun bagi tanaman. Ketiga, pH
akan kembali ke nilai semula setelah
tidaknya
hara
57
penyempurnaan
beberapa waktu berselang. Selain itu,
metode elektrometri. Sedangkan prinsip
penanaman Fleminga sp. Juga dapat
penentuan
meningktkan pH tanah dan kapasitas tukar
mengukur
kation serta menurunkan kejenuhan Al.
dibandingkan dengan warna standar yang
Menurunkan
warna
larutan
adalah tanah
telaah diketahui nilai pH nya. Penentuan
dilakukan dengan pemberian sulfur atau
dengan metode tersebut dapat dilakukan
belerang. Belerang bisa dalam bentuk
dengan indikator warna seperti lakmus,
bubuk belerang atau bubuk sulfur yang
kertas pH dan pH stick.
hampir
100%,
Terdapat beberapa manfaat saat kita
pupuk
yang
mengetahui tingkat pH pada suatu tanah.
mengandung belerang masih dianggap
Saat pH Tanah pada lahan yang akan kita
kurang
untuk
olah kita ketahui, kita dapat menuntukan
menurunkan pH k. Beberapa pupuk yang
tanaman apa yang cocok untuk ditanam
mengandung belerang yang bisa digunakan
pada lahan tersebut. Tingkat pH tanah yang
antara lain ZA , Magnesium sulfat, Kalium
kita ketahui juga bermaanfaat ketika kita
sulfat, Tembaga sulfat, dan Seng sulfat.
ingin menyiapkan pupuk organik dan non
Pemberian
organik
Namun
belerang
tanah
kolorimetri
dapat
mengandung
pH
secara
Pemberian
efektif
jika
bahan
digunakan
organik
juga
bisa
yang
kita
konsentarasi
bahan organik, seperti kompos, kotoran
bereapa
hewan, dan mulsa yang bersifat asam
ditambahkan pada lahan tersebut. Selain itu
(misalnya jerami pinus) dapat menurunkan
, saat pH tanah pada suatu lahan kita
pH tanah secara bertahap seiring waktu
kietahu, kita dapat menentukan perlakuan
(Firmansyah dan Sumarni, 2016)
yang cocok pada tanaman yang kita tanam
dan
kalorimetri.
elektrometri
menggunakan
yang
harus
maksimal.
Metode
pH
jumlah
serta
tersebut agar memperoleh hasil panen yang
ditentukan melalui 2 metode yaitu metode elektrometri
bunyak
dibutuhkan,
berapa
membantu menormalkan pH. Banyak jenis
Reaksi tanah (pH) tanah dapat
yang
butuhkan,
IV. KESIMPULAN
meter
Berdasarkan
hasil
praktikum
langsung mengkonversi ion H+ menjadi
didapatkan kesimpulan bahwa kemasaman
nilai pH tanah. Pengukuran dengan pH
aktual tanah telah ditetapkan dengan
meter
metode
metode kolorimetri urutan dari masam ke
kalorimetri. Penggunaan pH meter dapat
basa yaitu urutan ultisol = entisol = <
mengurangi
kesalahan
vertisol < alfisol < mollisol. Metode
pembacaan angka. Maka pengukuran nilai
elektrometri urutan dari asam ke basanya
pH pada percobaan ini menggunakan
ultisol < entisol < alfisol < mollisol <
lebih
akurat
daripada
kemungkinan
58
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
vertisol. Sementara kemasaman potensial dengan metode kolorimetri didapatkan
Nurdin, Purnamaningsih Maspeki, Zulzain Illahude, dan Kauzan Zakaria. 2016. Pertumbuhan dan hasil jagung yang dipupuk N, P, dan K pada tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo. Jurnal Tanah Trop 14(1): 49-56.
urutan dari masam sampai basa yaitu vertisol = ultisol < alfisol < mollisol = entisol.
Sementara
untuk
metode
elektrometrinya didapatkan urutan dari masam ke basa yaitu ultisol < vertisol < mollisol < entisol < alfisiol
Parman, S., 2007. Pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi Dan Fisiologi. 15 : 21 - 31 Radmanovic, S. B., Dorvedic, A. R., Nicolic, N. S. 2015. Humification degree of rendzina soil humic acids influenced by carbonate leaching and land use. Journal of Agriculture Sciences Vol. 60, No.4.
DAFTAR PUSTAKA Firmansyah. 2013. Pengaruh Dosis Pupuk N dan Varietas Terhadap pH Tanah, N-Total Tanah, Serapan N, dan Hasil Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Tanah Entisols-Brebes Jawa Tengah. Jurnal Hortikultura. Vol 23(4):358364
Shaheen, S. and S. Tsadilas. 2013. Phosphorus sorption and availability to canola grown in an alfisol amended with various soil amendments. Journal Communications in Soil Science and Plant Analysis. 44 : 1-4
Firmansyah, I. and Sumarni, N., 2016. Pengaruh Dosis Pupuk N dan Varietas Terhadap pH Tanah, NTotal Tanah, Serapan N, dan Hasil Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Tanah Entisols-Brebes Jawa Tengah. Jurnal Hortikultura, 23(4), pp.358-364.
Soepardi, G. 1979. Sifat dan ciri tanah.Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Fitriatin , B.N., A. Yuniarti , T. Turmuktini ,F. K. Ruswandi. 2013. The effect of phosphate solubilizing microbe producing growth regulators on soil phosphate, growth and yield of maize and fertilizer efficiency on Ultisol . Eurasian Journal of Soil Science. 3(2) : 101-107.
Spector, C. 2015. The Importance of Soil pH. http://soil.gtc.nasa.gou/soilpH/plant pH.html. Diakses pada Jum’at, 9 Maret 2018. Stefanou, S. and A. Z. Papazafeiriou. 2014. The effect of soil physical properties of an entisol on the growth of young poplar trees (populus sp.). Bulgarian Journal of Agricultural Science. 20 (4) : 807-812
Gavriloaiei, T. 2015. The Influences of Electrolyte Solutions on Soil pH Measurements. Rev. Chim. (Bucharest). 63(4), 396-400. http://revistadechimie.ro. Diakes pada Jum’at, 9 Maret 2016.
59
Vršič, S., L. Kocsis, and B. Pulko. 2016. Influence of substrate ph on root growth, biomass and leaf mineral contents of grapevine rootstocks grown in pots. Journal Agriculture, Science, and Technology. 18: 48349
Szreniawaka, M.D., A. Wyezolkowski, B. Jozefaciuk, A. Ksiczopolska, J. Szymona, and J. Stawinski. 1996. Relation between soil structure, number of selected group of soil microorganism, organic matter content and cultivation system. Agrophysics 10: 31-35.
60
ACARA IX KADAR KAPUR SETARA TANAH ABSTRAKSI Praktikum Kadar Kapur Setara Tanah dilaksanakan pada Senin, 12 Maret 2018 di Laboratorium Tanah Umum, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar kapur setara tanah. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah contoh tanah kering udara ukuran Ø 0,5 mm. Selain itu, adapun bahan kimia yang digunakan yaitu larutan HCl 2N,H2SO4 0,5 N, NaOH 0,5 N,dan indikator phenolphthalein (pp). Metode yang digunakan dalam praktikum ini ada dua, yaitu metode calsimetri dan metode titrasi. Pada praktikum ini kadar kapur setara tanah dengan metode calsimetri untuk tanah vertisol 3,86%; rendzina 1,25%; ultisol 2,35%; alfisol 1,841%; dan entisol 0,238%. Sedangkan, dengan metode titrasi, nilai kadar kapur secara tanah untuk tanah vertisol 3,96%; rendzina 1,67; ultisol 1,96%; alfisol 2,16%; dan entisol 1,285%. Kata kunci: calsimetri, kapur, titrasI
I.
1.
PENGANTAR
Idealnya
paling
lambat
Kapur tanah mempunyai hubungan
pengapuran dilakukan 2 minggu
yang erat dengan keberadaan kalsium dan
sebelum tanam, karena bahan
magnesium. Hal ini dapat di mengerti sebab
kapur termasuk
keberadaan kalsium dan magnesium sering
lambat bereaksi dengan tanah.
di temukan bersosiasi dengan karbonat.
2. Setelah pengapuran sebaiknya
Kuantitas kapur dalam tanah sangat di
tanah dicangkul (dibajak) agar
pengaruhi oleh batuan induk penyusun
kapur bisa merata masuk dekat
tanah. Tanah yang berasal dari batuan induk
zona perakaran.
yang kaya akan kapur akan memiliki sifat
sangat diperlukan.
batuan induk yang miskin akan kapur tanah
4. Peningkatan pH tidak bisa terjadi
cenderung memiliki sifat asam. Kapur yang
seketika, melainkan pelan dan bertahap.
ada dalam tanah dapat pula mempengaruhi tanah
menjadi
lebih
yang
3. Pengairan setelah pengapuran
basis. Sebaliknya, tanah yang berasal dari
warna
bahan
5. Dosis kapur disesuaikan pH
gelap.
tanahnya,
tetapi
sebagai
Mempelajari kadar kapur tanah sangat
pedoman praktis dosis berkisar
penting, sebab dari hal itu kita dapat
500 kg/Ha 2 ton/Ha (Harsono,
mengetahui sifat tanah sehingga dapat
2016).
dipilih tanaman yang sesuai.
Proses sementasi pada tanah dan
Perbaikan pH tanah bisa dikatakan
kapur,
menyebabkan
terjadinya
menyelesaikan 50 % masalah kesuburan
penggumpalan yang merekatkan antar
tanah. Salah satu cara meningkatkan pH
partikel, rongga-rongga pori yang telah ada
tanah dengan pengapuran menggunakan
sebagian akan dikelilingi bahan sementasi
kapur pertanian. Beberapa hal yang perlu
yang lebih keras dan lebih sulit ditembus air
diperhatikan :
(Qunik, 2016). 61
Kapur dikenal sebagai bahan yang
organik dalam tanah (Adam and Robert,
memiliki fungsi sebagai bahan ikat dalam
2014). Pengaruh dari pengapuran terus-
pembuatan dinding dan pilar. Sifat-sifat
menerus selama beberapa tahun cenderung
kapur adalah tidak getas, mudah dan cepat
menaikkan atau menurunkan kesuburan
mengeras, dan mempunyai daya ikat untuk
tanah, bergantung dari pengelolaan yang
batu. Kapur berasal dari bahan alam,
menyertai pengapuran. Penggunaan kapur
umunya tidak terdapat dalam keadaan yang
saja dapat menungkatkan produksi untuk
murni, tetapi sedikit atau banyak tercampur
beberapa tahun. Reaksi-reaksi kimia akan
dengan bahan yang lain. Kapur dibedakan
dirangsang,
kegiatan
menurut kadar bahan yang mengotori
ditingkatkan,
dan
dikenal dengan a) kapurberkadar kalsium
menjadi
tinggi yaitu kadar yang CaOnya lebih dari
Rangsangan
95%, b) kapur magnesia yaitu kapur yang
menurun dan bila tidak ada sesuatu yang
kandungan MgOnya lebih dari 5%, dan c)
diberikan pada tanah akhirnya produktivitas
kapur
tanah menurun (Gogot, 2015).
hidrolis
yaitu
kapur
yang
mengandung oksida-oksida tanah (Al2O3,
lebih
tersedia demikian
mikro
banyak
untuk
Penambahan
SiO2, Fe2O3) (Risman, 2015).
jasad
hara
tanaman.
akhirnya
kapur
akan
terhadap
lempung akan menyebabkan pertukaran
Bentuk kapur yang umum tersedia
kation yang berdekatan, pengelompokkan,
adalah kapur karbonat, kapur oksida dan
dan
kapur hidrat. Kapur Karbonat diperoleh
dihasikan
dengan menggiling batu kapur tanpa
lempung. Perbaikan dengan reaksi yang
pemanasan. Yang tergolong kapur karbonat
cepat ini dikerjakan untuk meningkatkan
adalah
dolomit
stabilitas. Keuntungan dari penambahan
(CaMg(CO3)2). Kapur Oksida diproduksi
kapur adalah karena material tersebut
setelah pemansan kapur karbonat. Dikenal
mereduksi plastisitas dan mengurangi sifat
pula sebagai kapur bakar atau kapur tohor
pengembangan (Setiawanetal., 2003 ).
Kalsit
(CaCO3)
dan
penggumpulan modifikasi
tanah,
sehingga
lapisan
tanah
(CaO). Sementara kapur Hidrat diperoleh
Praktikum ini dilakuakan
dengan menambahkan air pada kapur
dengan tujuan untuk mengetahui kadar
oksida. Dikenal pula dengan nama kapur
kapur setara tanah menggunakan metode
bangunan atau kapur tembok Ca(OH)2
calsimetri
(Tarunamulia, 2015).
keuntungan dari pengapuran adalah: fosfat
dan
Cottenie.
Beberapa
Kadar kapur yang berlebihan dapat
menjadi lebih tersedia, mempercepat proses
menimbulkan kerusakan kandungan kimia
pembusukan bahan organik sehingga N
tanah dan mempengaruhi konsentrasi bahan
lebih banyak tersedia, kalium menjadi lebih 62
efisien
dalam
unsur
memperbaiki
sifat-sifat
hara
tanaman,
fisika
Data yang diperoleh dari hasil percobaan
tanah
digunakan untuk menghitung kadar kapur
sehingga erosi lebih rendah, dan menambah
setara tanah menggunakan rumus berikut : 𝐶𝑎𝐶𝑂3
Ca dan Mg bila digunakan bahan pengapur adalah dolomit (Bowles, 2001).
II.
=
(𝐶 − 𝐷) 𝑋 (100 + 𝑘𝐿) 𝑥 100% 44 𝑋 ( 𝐵 − 𝐴) .
METODOLOGI
Langkah kerja yang dilakukan pada Praktikum Kadar Kapur Setara
metode Cotteniei, pertama-tama 5 gram
Tanah dilaksanakan pada Senin, 12 Maret
sampel tanah Ø 0,5 mm dimasukkan dalam
2018 di Laboratorium Tanah Umum,
labu ukur 50 ml. Kemudian, ditambahkan
Departemen Tanah, Fakultas Pertanian,
20 ml H2SO4 0,5 N dengan pipet volume ,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
digoyang
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
Selanjutnya, dipanaskan di atas api selama
menetapkan kadar kapur setara tanah. Alat
± 3 menit dan didinginkan. Setelah dingin
dan
dalam
ditambahkan aquades sampai tanda batas.
praktikum ini adalah contoh tanah kering Ø
Kemudian, disumbat dan digojok dengan
0,5 mm, H2SO4 0,5 N, NAOH 0,5 N,
cara
indikator phenolphthalein (pp), timbangan,
mengendap. Larutan jernih diambil 10 ml
erlemneyer 50 dan 250 ml, pipet 5 ml dan
dan dimasukkan dalam erlenmeyer 50 ml,
50 ml, calsimeter, buret dan statif, labu ukur
kemudian ditambahkan 15 ml aquades dan
50 ml, pemanas.
indikator (pp) 3 tetes dan digoyang-
bahan
yang
digunakan
mendatar
dibolak-balik
dan
dan
memutar.
dibiarkan
Langkah kerja yang dilakukan adlah
goyangkan. Setelah itu, dititrasi dengan
CT Ø 0,5 mm ditimbang seberat 5 gram dan
NaOH 0,5 N sampai warna berubah
dimasukkan dalam calsimetri. Massa total
kemerahan. Dilakukan langkah yang sama
tanah dan calsimetri ditimbang, kemudian
untuk tanpa tanah (blangko).
calsimetri diisi dengan HCl 2 N sampai
𝐶𝑎𝐶𝑂3
hampir penuh . Setelah itu ditimbang lagi .
=
Kran HCl dibuka perlahan sehingga HCl
(𝑉𝑎 − 𝑉𝑏) 𝑋 𝑁 𝑁𝑎𝑜𝐻 𝑋 5 𝑉1 𝑋 𝑋 (100 𝑎 𝑋 100 𝑉2
+ 𝐾𝐿)%
perlahan akan menetes sambil digoyangkan – goyangkan mendatar sampai habis. Selanjutnya, dihangatkan sebebtar ( ± 1 menit ). Kemudian diangkat dan dibiarkan selama ± 30 menit, dan lalu ditimbang. 63
ditimbang dan dipastikan bersih dan kering (missal a gram), lalu contoh masing-masing
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
tanag diameter 0,5mm (Alfisol, Entisol, Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
didapatkan
hasil
Untisol, Vertisol, Rendzina) diukur seberat
percobaan
5
sebagai berikut :
dan
dimasukkan
ke
dalam
calsimeter. Setelah itu calsimeter beserta
Tabel 9.1 kadar kapur setara tanah Tanah Vertisols Mollisols Latosols Alfisols Entisols
gram
Calsimetri 3,82 1,716 1,465 1,827 0,945
tanah ditimbang (missal b gram). Tempat HCl di calsimeter diisi dengan HCl 2N
Cottenie 2,9277 2,3377 0,7357 1,2905 0,2713
sampai
hamper
penuh.
dipastikan tertutup
Kran
harus
rapat sehingga HCl
tidak akan menetes, kemudian calsimeter ditimbang (misal c gram). Lalu kran HCl
Pada praktikum berjudul “Kadar
dibuka
perlahan-lahan
sehingga
HCl
Kapur Setara Tanah” bertujuan untuk
mengalir setetes demi setetes sambil
menetapkan kadar kapur setara tanah
digoyangkan
dengan menggunakan metode Calsimetri
sempurna. Setalah calsimeter habis HCl
dan metode titrasi (Cottenie). Kapur adalah
dihangatkan sebentar di atas api kecil (hati-
batuan sedimen terutama dari CaCO3
hati
(Kalsium Karbonat) dalam bentuk kalsit
dihangatkan jangan terlalu lama. Langkah
mineral. Batu kapur sering ditemukan atau
terakhir yaitu calsimeter diangkat dari api
dibentuk
dan dibiarkan selama kurang lebih setengah
di
perairan
laut
yang
dangkal.batuan sedimen organik pada kapur
mendatar
terhadap
agar
penguapan
air),
reaksi
cukup
jam lalu ditimbang (missal d gram).
terbentuk dari cangkang hewan, karang,
Dari
percobaan
yang
telah
alga, dan puing-puing. Kapur mengandung
dilakukan, diperoleh hasil yang bervariasi
98,9% Kalsium Karbonat dan 0,95%
seperti pada Tabel Hasil Kadar Kapur
Magnesium Karbonat (MgCO3). Batu kapur
Setara Tanah. Pada percobaan dengan
jarang ditemukan utuh di alam, tetapi kapur
metode calsimetri didapatkan Vertisol
ditemukan
memiliki kadar kapur setara tanah paling
dalam
campuran-campuran
mineral lainnya (Putri et. al., 2016).
tinggi yakni sebesar 3,28%, lalu Alfsol
Praktikum ini menggunaka duan
1,827%
Mollisol
1,716%,
lalu,
metode yaitu metode Calsimetri dan meode
Ultisol 1,465 %, dan yang paling kecil
titrasi (Cottenie). Langkah-langkah yang
adalah
digunakan dalam metode calsimetri yaitu
sebanyak
sebagai berikut, pertama calsimeter kosong
untukpraktikum pengukuran kadar kapur 64
Entisol
dengan
0,9115%
kadar .
kapur
sedangkan
seatra tanah menggunakan metode cottenie,
tanah dengan kadar kapur setara paling
diperoleh urutan kadara kapusr setara tanah
rendah, hal ini karena bahan penyusun
yang hampir sama dengan tanah Vertisol
induknya yang kurang akana kandungan
yang memiliki kadar kapur setara tanah
Nitrogen sehingga menyebabkan tanah ini
paling tinggi yakni sebesar 2,9277%, lalu
memiliki
Mollisol 2,3377%, lalu Alfisol 1,2905 %
(firmansyah dan sumarni, 2013)
,lalu Ultisol 0,7357% , dan yang paling kecil adalah lalu Entisol dengan
pH
rendah
sebesar
5,6
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kadar
kadar kapur setara tanah antara lain bahan
kapur setara dalam tanah sebesar 0,2713%.
induk, topografi, dan iklim. Bahan induk
Hasil percobaan yang telah dilakukan ini
yang memiliki sifat kekapuran yang tinggi
sesuai
telah
akan menjadikan tanah mengandung kadar
dilakukan orang lain yang menunjukkan
kapur yang tinggi. Faktor topografi dapat
bahwa tanah vertisol bersifat kaku karena
mempengaruhi kadar kapur karena ketika
pengaruh kandungan kapur yang ada
suatu tanah berada di topografi yang miring,
(Sheng-GaoLu et all, 2017)
maka kadar kapur akan dengan mudah
dengan
penelitian
yang
Tanah
Mollisols termasuk tanah yang mempunyai
terlindi
sifat basa karena Molisols berasal dari
berkurang. Faktor iklim mempengaruhi
bahan
basis
kadar kapur dalam jangka waktu yang lama.
(Szreniawaka et al, 1996). Tanah alfisols
Tanah pada iklim yang kering akan
merupakan
mengandung
memiliki kadar kapur yang tinggi karena
kaolinite lebih banyak dari pada entisols
ketika tanah mengalami penguapan besar-
yang membutuhkan masukan K
dalam
besaran, ion Ca dan Mg tidak ikut menguap
waktu lama untuk memperbaiki kualitas
dan bertahan didalam tanah membentuk
tanah dengan daya tahan air sebesar 34,9%
kapur.
induk
yang
tanah
bersifat
yang
sehingga
kadar
kapur
akan
, dengan tekstur sandy clay loam (Sarkar et al, 2013). Ultisol merupakan tanah yang
Mengetahui kadar kapur tanah dapat
kurang memiliki kandungan kapur setara,
memberikan banyak manfaat dalam bidang
hal ini karena tanah ultisols memilki sifat
pertanian.Manfaat mengetahui kadar kapur
tanah masam yang notabennya kebalikan
tanah
dari sifat tanah yang memilki kadar kapur
mempermudah
setara tanah tinggi dengan sifat basa akibat
menentukan tanaman yang cocok untuk
dari dari batuan induk
penyusun ultisol
diatanam pada tkadar kapur setara yang ada
seperti batuan vulkanik atau liat ( Fitriatin
pada lahan yang dimilikinya, mampu
et al, 2014 ). Sementara entisols merupakan
memeperkirankan jumlah pupuk 65
dalam
pertanian para
yaitu petani
dapat untuk
yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kesuburan
tanah dari asam mendekati ke netral,
tanah, serata perlakuan yang cocok pada
kondisi yang demikian dapat meningkatkan
tanah dan tanamn dengan kadar kapur setara
aktivitas organisme untuk menguraikan
yang ada pada lahan mereka.
bahan-bahan organik di tanah, yang pada
Pada
praktikum
ini
digunakan
akhirnya memperbaiki struktur tanah. Hal
beberapa kemikalia untuk menentukan
ini juga dapat membantu menghindari
kadar kapur setara tanah. Penambahan HCl
pencucian
pada butir tanah melalui botol calsimetri
efisisensi penggunan air. Unsur hara yang
dilakukan dengan tujuan agar terjadi reaksi
tinggi dapat menjadi pemasok bagi tanaman
antara HCl dan kapur pda tanah sehingga
maupun oraganisme lain yang berada di
mnyebabkan kapur pada tanah terdesak
tanah untuk memperoleh energi yang lebih
keluar dan mengahsilkan gas CO2. Gas CO2
besar, jika organisme subur maka tanah itu
yang dihasilkan merupakn indikator tingkat
juga akan ikut subur
hara
serta
meningkatkan
kadar kapur setara pada tanah yang diuji. Proses tersebut dapat ditulis dengan reaksi
III.
KESIMPULAN
berikut : CaCO3 + HCl → CaCl2 + H2O +
Berdasarkan percobaan yang telah
CO2
dilakukan dapat disismpulakn bahwa kadar
Pada saat titrasi, H2SO4 sebagai titrat
kapur setara tanah pada berbagai
sedangkan penambahan NaOH sebagai
tanah menggunakan metode calsimetri yaitu
titran. Penambahan indikator pp ini sebagi
: vertisols 3,28% > alfisols 1,827% >
penanda titik ekuivalen ketika kedua larutan
mollisols 1,716% > ultisols 1,465 % >
sudah mencapai titik netral pada saat titrasi.
entisols 0,945%. Sementara pada metode
Manfaat kapur untuk tanaman yang
titrasi ( Cottenie) yaitu : vertisols 2,9277%
tumbuh dalam kondisi keasaman yang
> mollisosl 2,3377% > alfisols > 1,2905%
kurang ideal, dapat ditingkatkan potensi
> ultisols 0,7357% > entisols 0,2713%
jenis
hasil jika diaplikasikan saat olah tanah. Kapur pertanian juga memberi keuntungan yang lain bagi petani. Cara meningkatkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, pengapuran dapat memperbaiki sifat kimia DAFTAR PUSTAKA
tanah dengan menaikan kadar Ca dan nilai
Adam and Robert. 2014. Sulfate in the Soil and Concrete Foundations. http://findarticles.com/p/articles/mi
pH. Ketika petani menggunakan kapur pertanian membawa dampak baik untuk pH 66
m0NSX Diakses 18 Maret 2018, pukul 17:30.
dengan kuat abu terbang dan kapur. Wahana Teknik Sipil vol 13(2) : 99110.
Bowles, J. E. 2001. Increase pH by Lime Treatment. DWS Publisher, Boston. Firmansyah, I. dan Sumarni, N., 2016. Pengaruh Dosis Pupuk N dan Varietas Terhadap pH Tanah, NTotal Tanah, Serapan N, dan Hasil Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Tanah Entisols-Brebes Jawa Tengah. Jurnal Hortikultura, 23(4) : 358-364.
Putri, S. R., M. W. Tjarongoe dan R. Djamaludin. 2016. Hubungan tengangan dan regangan campuran tanah Lsteri dan batu kapur (CaCO3). Jurnal Tugas Akhir. Qunik, W. 2016. Pengaruh Kadar Kapur, Waktu Perawatan dan Perendaman terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung. Jurnal Dinamika Teknik Sipil. 6(1): 11-17
Fitriatin , B.N., A. Yuniarti , T. Turmuktini ,F. K. Ruswandi. 2013. The effect of phosphate solubilizing microbe producing growth regulators on soil phosphate, growth and yield of maize and fertilizer efficiency on Ultisol . Eurasian Journal of Soil Science. 3(2) : 101-107.
Sarkar, G.K., A. P. Chattopadhyay and S. K. Sanyal. 2013. Release pattern of non-exchangeable potassium reserves in Alfisols, Jurnal of Geoderma. 207: 8 -14 Inceptisols and Entisols of West Bengal, India Setiawan, H., A. Darmawan Adi, dan H.C. Hardiyatmo. 2003. Pengaruh variasi siklus pembahasan dan pengeringann terhadap tekanan pengembangan pada tanah ekspansif dengan dan tanpa penambahan kapur. Forum Teknik Sipil. 12 : 44-46
Gogot, S. B. 2015. Pengaruh Pencampuran Kapur dan Abu Sekam untuk stabilitas Tanah Ekspansif. www.edukasi.net/mol/mo_full_php?mord =132&frame Diakses pada tanggal 18 November 2018. Harsono, P., J. Soedarsono, Tohari, dan D. Shiddieq. 2016. Pengaruh macam mulsa terhadap sifat-sifat tanah vertisol. Jurnal Penelitian Teh dan Kina 12 (1-2) : 1-8.
Szreniawaka, M.D., A. Wyezolkowski, B. Jozefaciuk, A. Ksiczopolska, J. Szymona, and J. Stawinski. 1996. Relation between soil structure, number of selected group of soil microorganism, organic matter content and cultivation system. Agrophysics 10: 31-35.
Lu, S.G., Sun F.F., and Zog Y. 2014. E Effect of rice husk biochar and coal fl y ash on some physical properties of expansive clayey soil (Vertisol ). Catena. 114 : 37-44
Tarunamulia. 2015. Teknik Pengapuran pada Pematang Tambak tanah sulfat masam. Jurnal Teknologi. 1:1-5
Risman. 2015. Kajian kuat geser dan CBR tanah lempung yang distabilsasi
67