Farkog Fenil Propanoid.docx

  • Uploaded by: DESAK AYU
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Farkog Fenil Propanoid.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,512
  • Pages: 7
SUMBER FENIL PROPANOID DI ALAM. Golongan fenil propanoid merupakan senyawa yang memiliki aktivitas farmakologi yang luas. Golongan fenil propanoid keberadaannya berimpah pada tumbuhan, namun terbatas pada jamur dan belum ditemukan pada manusia atau vertebrata. Berikut merupakan sumber Fenil propanoid yang terdapat di alam, antara lain : 1. Daun Seserehan (Piper aduncum L.)

Daun seserahan atau dengan nama latin Piper aduncum L. memiliki tinggi 2-8 m. Daun subtriangular. Tumbuhan berkembang di area terbuka, pinggir jalan, hutan dan sepanjang arus sungai. Khasiat daun seserehan menyembuhkan luka, menghentikan perdarahan, obat muntah, mengurangi mual, membantu pencernaan, mengeluarkan gas, antiseptik, membunuh bakteri, jamur (cendawan), dan virus. Daun Piper aduncum mengandung saponin, minyak atsiri, dihydrochalcone, piperaduncin A,

flavonoida, B,

dan

C,

serta

polifenol, 2′,6′-dihidroksi-4′-

metoksidihidrokhalkon (DMC) dan 2′,6′,4-trihidroksi-4′-metoksidihidrokhalkon (asebogenin).

Getah batang Piper aduncum berkhasiat sebagai obat bisul dan obat luka baru. Untuk obat bisul, dipakai getah batang Piper aduncum ± 2 ml, kemudian dioleskan pada bisul.

2. DAUN SIRIH (Piper betle L.)

Tanaman Sirih Tanaman sirih termasuk bangsa Piperales, suku Piperraceae, marga Piper; Jenis Piper betle L. Sirih merupakan taman perdu, merambat. Batang berkayu, bulat, berbukubuku, beralur, warna hijau. Daun tunggal, bulat panjang, pangkal bentuk jantung, ujung meruncing, tepi rata, bertangkai, permukaan dau halus, pertulangan daun menyirip, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir panjang. Buah bulat, warna hijau keabuan. Nama daerah dikenal sereh, sireh, canbai, seureuh, sedah, ganjang, bolu, ani-ani, amu atau reman. Kandungan kimia terdiri dari minyak atsiri, hidroksikavicol, kavibetol, allylpykatekol, karvakol, eugenol, eugenol methyl ether, p-cymene, cineole, alcohol, caryophyllene, cardinene, estragol, terpennena, eskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase, gula, pati. Khasiat tanaman ini adalah sebagai peluruh buang angin, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, menghilangkan gatal. Zat aktif yang terkandung didalamnya ada arecolin (seluruh tanaman) sebagai perangsang syaraf pusat, daya pikir, meningkatkan gerakan peristaltic, merangsang kejang, meredakan sifat mendengkur. Eugenol (daun) mencegah ejakulasi prematur, mematikan jamur Candida albicans, anti kejang, anelgesik, anestetik, pereda kejang pada otot polos, penekan pengendali gerak. Taninnya (daun) berfungsi sebagai astringent (mengurangi sekresi pada liang vagina), penekan kekebalan tubuh, pelindung hepar, anti diare, anti mutagenik.

3. Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.).

Temu ireng dalam bahasa daerah dikenal dengan beberapa nama, antara lain : temu hitam (Minang), koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa), temu ereng (Madura), dan temu erang (Sumatra). Tanaman ini berasal dari Burma, kemudian menyebar ke daerah-daerah tropis lainnya, terutama di wilayah IndoMalaya, termasuk Indonesia (Rahmat, 2004 :12-14). Tanaman temu ireng merupakan tumbuhan yang memiliki klasifikasi dan karakteristik morfologi sebagai berikut. Divisi : Magnoliophyta, Kelas : Liliopsida, Ordo : Zingiberales, Famili : Zingiberaceae, Genus : Curcuma, Spesies : Curcuma aeruginosa Roxb. Tinggi tanaman temu ireng mencapai dua meter dan lebar rumpun 26,90 cm. Jika ditanam di dataran rendah, tiap rumpun dapat menghasilkan dua belas anakan; sedangkan di dataran tinggi hanya sekitar lima anakan per rumpun. Permukaan daun bagian atas bergaris menyirip dan pinggiran daun rata. Daun tidak berbulu dan ibu tulang daun atau kedua sisinya berwarna cokelat merah sampai ungu. Ukuran panjang daun rata-rata 39,20 cm dan lebar 12,20 cm. Jumlah 7 daun mencapai enam helai per rumpun. Tanaman ini berbunga pada umur lima bulan. Bunga berwarna ungu, sedangkan tangkai bunga berwarna hijau. Jika dipotong melintang, rimpang berwarna putih dan berbentuk cincin. Jika diirisiris, rimpang akan tampak seperti cincin berwarna biru atau kelabu. Kulit rimpang tua umumnya berwarna putih kotor, sedangkan dagingnya kelabu. Rimpang cukup harum dan berasa getir. Kedalaman rimpang sekitar 11,60 cm; dengan panjang akar 17 cm, ketebalan rimpang muda sekitar 2,20 cm. Jumlah rimpang tua rumpun sekitar sembilan buah; sedangkan rimpang muda sekitar lima buah. Komponen utama yang terkandung dalam minyak

rimpang temu ireng terdiri atas terpen, alkohol, ester, mineral, minyak atsiri, lemak, damar, dan kurkumin. 4. Lengkuas (Lenguas galangal atau Alpinia galanga)

Lengkuas (Lenguas galangal atau Alpinia galanga) merupakan kingdom dari plantae, sub kingdom trachaeobionta, division Magnoliophyta, Class Liliopsida, Subclass Zingiberidae, ordo Zingiberales, family dari Zingiberaceae, Genus dari Alipinia dan Spesies Alpinia galang. Dua jenis tumbuhan lengkuas, yaitu varietas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih dan varietas berimpang umbi merah yang ukurannya lebih besar. Lengkuas berimpang umbi putih umumnya digunakan sebagai penyedap masakan, sedangkan lengkuas berimpang umbi merah banyak digunakan sebagai obat. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas. (Mulyani dkk., 2016) Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. Beberapa kegunaan lengkuas sebagai tanaman obat mulai dari mengobati rematik, sakit limpa, membangkitkan nafsu makan, bronkhitis, morbili, panu, antibakteria, membersihkan darah, menambah nafsu makan, mempermudah pengeluaran angin dari dalam tubuh, mencairkan dahak, mengharumkan serta merangsang otot bahkan dapat membangkitkan gairah seks. Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % - 30 %, eugenol, kamfer 1

%, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain. Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor, yaitu trans-pkumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4hidroksi benzaidehida. Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang di- namakan 1-(4hidroksifenil)-7- fenilheptan-3,5-diol. Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat anti radang dan antitumor. Juga mengandung kariofilen oksida, kario- filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7- hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Biji lengkuas mengandung senyawasenyawa diterpen yang bersifat sitotoksik dan antifungal, yaitu galanal A, galanal B, galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-ena-15,16-dial. Turunan fenil propanoid merupakan senyawa aromatic yang terbentuk melalui jalur biosintesis asam sikimat. Fenil propanoid berasal dari suatu unit senyawa sederhana yang terdiri gabungan inti benzene (fenil) dan propane. Dalam tanaman, senyawa ini dibentuk dari suatu asam amino aromatikm fenilalanin dan tirosin yang akhirnya disintesis lewat jalur asam sikimat . Contoh komponen minyak atsiri turunan femil propanoid adalah eugenol yang merupakan kandungan utama minyak cengkeh dan anetol yang terdapat dalam minyak adas. 5. Meniran (Phyllanthus niruri )

Meniran disebut Phyllanthus urinaria Linn, batangnya yang berwarna hijau kemerahan, atau Phyllanthus niruri untuk yang batangnya berwarna pucat. Termasuk dalam famili tumbuhan

Euphorbiaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Memeniran atau meniran merah. Jawa: meniran, meniran merah, meniran hijau. Sunda: memeniran. Maluku: Child pick a back ( Inggris ), Kilanelli ( India ), Meniran ( Jawa ), Zhen chu cao, Ye xia zhu ( Cina ),Gasau madungi ( Ternate ). Sifat Kimiawi tumbuhan ini adalah kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, antara lain : lignan (Filantin, hipofilantin, nirantin, lintetratin), flavonoid (quercetin, quercitrin, isoquercitrin, astragalin, rutin, kaempferol-4, rhamnopynoside), alkaloid, triterpenoid, asam lemak (asam ricinoleat, asam linoleat, asam linolenat), vitamin C, kalium, damar, tanin, geraniin, phyllanthin dan hypophyllanthin. Efek Farmakologis yang ditimbukan adalah bersifat : astringent, peluruh air seni (menghambat pembentukan kristal kalsium oksalat), penurun panas,antihepatotoksik, antibakteri terhadap Escherichia coli, staphylococcus aureus, bacillus subtilis, hipoglikemik. Ekstrak meniran dapat menghambat aldose reductase (AR) karena senyawa ellagic acidnya mempunyai daya hambat enam kali lebih kuat daripada quercitrin yang dikenal sebagai penghambat AR (proses reduksi aldose menjadi diabetes). Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki rasa agak asam dan sejuk. (Saifudin, 2012) 6. Cinnamomum burmanii

Pohon kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia Tenggara dan daratan Cina, Indonesia termasuk didalamnya. Cinnamomum burmanii merupakan jenis kayu manis yang berasal dari Indonesia. Tanaman ini umumnya diusahakan oleh rakyat dan daerah penghasil utamanya adalah Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Utara. Indonesia hingga kini hanya berperan sebagai produsen dan eksportir utama kulit kayu cassia (cassiavera jenis Cinnamomum burmanii). Kandungan utama minyak atsiri adalah senyawa sinamaldehida dan eugenol. Kandungan tersebut memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Mekanisme

penghambatan bakteri oleh minyak atsiri melibatkan beberapa aksi dan hal ini dimungkinkan karena sifat hidrofobisitasnya. Kandungan minyak atsiri dapat mempengaruhi lapisan lipid bilayer membran sel sehingga menjadikannya lebih permeabel, sehingga menyebabkan kebocoran isi sel vital.4-6 Penurunan aktivasi enzim bakteri juga merupakan mekanisme aksi penghambatan bakteri oleh minyak atsiri. Berdasarkan klasifikasinya, kayu manis berasal dari kingdom plantae, divisi gymnospermae, subdivisi spermatofita, kelas dikotil, subkelas dialipetal, ordo polikarpik, famili laurasea, genus Cinnamomum dan spesies Cinnamomum burmanii. Cinnamomum burmanii merupakan tanaman asli Indonesia, yang dikenal dengan nama cassia vera, kaneel cassia atau Padang kaneel. Kayu manis asal Indonesia ini juga dikenal sebagai Indonesian cinnamon, Padang cassia atau Korintje. Kandungan kimia dari kulit kayu manis diantaranya minyak atsiri yaitu eugenol, safrole dan sinamaldehid. Kayu manis juga mengandung kalsium oksalat, zat penyamak, damar, dua jenis insektisida cinnzelanin dan cinnzelanol, coumarin dan sebagainya.10 Kayu manis adalah sumber vitamin K dan zat besi yang baik. Kayu manis juga merupakan sumber serat, kalsium, dan mangan yang sangat baik.11 Efek farmakologis yang dimiliki kayu manis diantaranya sebagai peluruh kentut, peluruh keringat, antirematik, penambah nafsu makan dan penghilang rasa sakit. (Inna dkk., 2010) DAPUS Inna, M., N. Atmania, S. Prismasari, F. K. Gigi, dan U. G. Mada. 2010. Potential use of cinnamomum burmanii essential oil-based chewing gum as oral antibiofilm agent. Journal of Dentistry Indonesia. 17(3):80–86. Mulyani, H., S. Widyastuti, dan V. Ekowati. 2016. Tumbuhan herbal sebagai jamu pengobatan tradisional terhadap penyakit. Jurnal Penelitian Humaniora. 21:73–91. Saifudin, A. 2012. SENYAWA ALAM METABOLIT SEKUNDER. Yogyakarta.

Related Documents


More Documents from "panadia"