Fiqih Anti Korupsi.docx

  • Uploaded by: Sesaria Julia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fiqih Anti Korupsi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 640
  • Pages: 2
Fiqih Anti Korupsi

Korupsi merupakan persoalan komplek dan rumit yang terjadi terutama di negeri Indonesia. Penyelewengan dan penyalahgunaan jabatan oleh para pejabat birokrasi maupun pemerintah sudah merajalela dan mengakar sampai ke akar rumput (masyarakat). Korupsi adalah suatu perbuatan munkar yang harus diperangi, karena tidak hanya melanggar nilai – nilai Pancasila tapi juga melanggar nilai norma agama. Memerangi korupsi adalah kewajiban agama dan bagian dari jihad baik secara individual maupun secara kolektif. Korupsi adalah suatu perbuatan yang harus dihentikan oleh siapapun yang melihat. Dalam mengubah dan menghentikan suatu kemunkaran dalam hal ini morupsi harus dihentikan sesuai dengan kemampuannya, pertama kalua punya wewenang atau jabatan rubahlah dengan kekuasaannya (tangannya), kalua tidak punya wewenang/jabatan rubahlah dengan lisannya (nasihat) baik secara lisan maupun tertulis. Dan tahapan yang paling lemah adalah dengan hati (mendoakan), menyadarkan masyarakat dan negara tetapi merugikan diri sendiri dan keluarga.

Motif dan Sebab – Sebab Korupsi Salah satu penyebab korupsi adalah karena telah menghilangnya amanah (trust) dari diri seseorang yang telah diberi jabatan. Dan amanah sangat berhubungan dengan keimanan seseorang. Tidak sempurna iman seseorang yang tidak bisa mengemban amanah dan janji dengan baik dan benar. Secara umum motif timbulnya korupsi didorong oleh dua factor. Pertama, motivasi intrinsic yaitu adanya dorongan memperoleh kpuasan yang ditimbulkan oleh tindakan korupsi. Pelaku akan merasa mendapatkan kepuasan dan kenyamanan ketika berhasil melakukannya. Kedua, motivasi ekstrinsik yaitu dorongan korupsi dari luar diri pelaku yang tidak menjadi bagian melekat dari perilaku itu sendiri. Misalnya melakukan korupsi secara alasan ekonomi, ambisi untuk memperoleh jabatan atau meningkatkan karir dengan jalan pintas (menyuap). Sedangkan faktor penyebab terjadinya korupsi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal seperti GNC (Greed, Need, Chance). Pertama, Greed (keserakahan), factor ini sebenarnya pelaku tidak mendesak dalam kebutuhan, dia punya jabatan tinggi, gaji besar rumah mewah bahkan kaya raya. Karena mental serakah dan rakus itulah yang menyebabkan atau mendorong untuk berbuat korupsi. Kedua, Need (Kebutuhan), Korupsi kadang terjadi karena kondisi terdesaknya seseorang dalam pemenuhan kebutuhan dasar hidup, misalnya karena gajinya sangat rendah padahal kebutuhan hidup sangat mendesak, tuntutan kebutuhan anak dan istri juga bisa mempengaruhi seseorang untuk berbuat korupsi. Ketiga, Chance (peluang), Korupsi ini dilakukan karena adanya peluang yang besar untuk berbuat korup. Biasanya hal ini terjadi karena lemahnya system organisasi, rendahnya akuntabilitas public, longgarnya pengawasan, keroposnya penegak hokum yang mudah disuap dan lain sebagainya. Faktor eksternal misalnya sistem pemerintahan yang tidak seimbang sehingga dapat memberikan kesempatan kepada pemegang amanah untuk berbuat korupsi, lemahnya pengawasan, hokum dan penegak hokum yang mudah disuap dan tidak adanya tauladan kejujuran dari para pemimpin.

Secara lebih rinci lagi penyebab terjadinya korupsi antara lain: 1. Rendahnya pengalaman agama (serakah, rakus, sombong, hedonistic, dan hidup bermegahan) 2. Struktur pemerinahan yang bersifat tertutup 3. Kurang berfungsinya lembaga wakil rakyat sebagai pengawas Lembaga eksekutif 4. Lemahnya penegak hokum, diperparah lagi sanksi yang tidak membuat jera si pelaku korupsi 5. Kurangynya keteladanan kejujuran dari pemimpin/pejabat pemerintah 6. Rendahnya gaji pegawai/karyawan yang berakibat rendahnya tingkat kesejahteraan

Jenis dan Bentuk Korupsi 1. Korupsi ekstortif, yaitu berupa sogokan atau suap yang dilakukan oleh pengusaha/pemerintah. 2. Korupsi manipulative, misalnya seorang pengusaha yang memiliki kepentingan ekonomi meminta kepada eksekutif maupun legislatif untuk membuat peraturan atau undang – undang yang menguntungkan bagi usahanya, sekalipun usaha tersebut berdampak negative bagi rakyat banyak. 3. Korupsi nepostik, yaitu korupsi yang terjadi karena ada ikatan kekeluargaan 4. Korupsi subversive, yakni merampok kekayaan negara atau sumber daya alam secara sewenang – wenang untuk dialihkan ke pihak asing, tentunya dengan sejumlah keuntungan pribadi.

Diantara bentuk – bentuk korupsi yang sering terjadi dan paling banyak jadi bahan pembicaraan diantaranya. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Pungutan liar Penyuapan Pemerasan Penggelapan Penyelundupan Pemberian hadiah/gratifikasi yang berkaitan dengan jabatan, profesi dan lain – lain Favoritisme (mengunggulkan seseorang untuk tujuan tertentu atau istilah yang lain ABS/asal bapak senang) 8. Adu domba 9. Kontribusi/dukungan politik berlebihan 10. Penyalahgunaan kekuasaan untuk tujuan yang menyimpang dari kepentingan umum dan merugikan masyarakat

Related Documents

Fiqih
May 2020 39
Fiqih
July 2020 28
Usul Fiqih
May 2020 39
Fiqih Sholat.docx
May 2020 25
Fiqih Xii.doc
June 2020 42

More Documents from ""

Sera Bab 4.docx
April 2020 3
Ppt Bm T2 K1.docx
December 2019 52
Lectii De Chitara
December 2019 48
Xarxes
May 2020 42