Filsafat dan Refleksi
Filsafat sebagai ilmu berbeda dengan ilmu ilmu empiris, sehingga untuk lebih menjelaskan maknanya digunakan term di luar ilmu empiris yaitu Refleksi. Refleksi punya dua pengertian yaitu pantulan dan perenungan. Filsafat berarti Refleksi rasional, kritis dan radikal atas hal hal mendasar/pokok dalam hidup. Filsafat bersifat kritis, artinya tidak ada yang tabu untuk dipertanyakan, segala hal bisa dipertanyakan dalam filsafat.
Filsafat berbeda dengan ilmu lain seperti science yang bersifat eksperimentasi, meskipun ada sedikit refleksi tapi porsinya tidak banyak. Adapun filsafat hanya berisi refleksi. Refleksi dalam filsafat bersifat bebas (free thinking) yang tidak berpegang pada wahyu atau kitab suci tapi pada commonsense. Maka disebut refleksi rasional karena yang penting cocok atau tidak dengan rasional. Meskipun filsafat merupakan seni bertanya yang tidak mengenal tabu dalam bertanya sesuai kekhasan filsafat. Filsafat sebagai ilmu bertujuan memberikan kemanfaatan hasil dari kekhasan filsafat bagi manusia, boleh mempertanyakan apa saja yang mendasar dari hidup, tapi tidak sepantasnya filsafat dalam kekhasannya mempertanyakan keberadaan Tuhan.
Sama seperti ilmu-ilmu lain baik yang empiris maupun non empiris, filsafat tetap terbatas dalam ruang nalar manusia
yang
tentunya
memiliki
keterbetasan
sehingga
wajar
jika
filsafat
dalam
kekhasannya
mempertanyakan(sebagai seni bertanya) apa saja yang terbatas pada ruang nalar manusia, sedangkan Tuhan sebagai sosok Maha Kuasa yang memiliki kuasa atas nalar manusia berada jauh derajatnya dari filsafat maupun manusia sebagai pelaku filsafat
Sumber: Filsafat Ilmu, Bambang Sugiharto