1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rumah makan merupakan setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya (Kementerian Kesehatan, 2003).
Usaha rumah makan di
Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, hal ini sejalan dengan pergeseran pola hidup masyarakat, dari kebiasaan makan dirumah menjadi makan di rumah makan dan berkembangnya sektor pariwisata (Badan Pusat Statistik, 2015). Perkembangan rumah makan yang cukup pesat , harus diimbangi dengan upaya peningkatan pengelolaan masyarakat mengenai penyehatan makanan dan minuman. Higiene sanitasi makanan merupakan upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Pengusaha dan/atau penanggung jawab rumah makan dan restoran wajib menyelenggarakan rumah makan dan restoran yang memenuhi syarat higiene sanitasi (Kementerian Kesehatan, 2003). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 Tentang Penyelenggraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas menyatakan bahwa Puskesmas memiliki fungsi untuk mengawasi usaha rumah makan agar sesuai dengan standar minimal yang ditentukan. Keamanan makanan merupakan kebutuhan masyarakat, karena makanan yang aman akan melindungi dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan merupakan pemantauan secara terus menerus terhadap rumah makan atas perkembangan tindakan atau kegiatan item-item persyaratan sanitasi makanan dan keadaan yang terdapat setelah usaha tindak lanjut dari pemeriksaan (Kementerian Kesehatan, 2015) Pemeriksaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung di tempat serta menilai tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan, serta memberikan petunjuk/saran-saran perbaikan. Kegiatan
2
pengawasan sanitasi makanan meliputi, pendataan tempat pengelo laan makanan, pemeriksaan berkala, memberi saran perbaikan, melakukan kunjungan kembali, memberi peringatan dan rekomendasi pada pihak terkait serta laporan hasil pengawasan (Kementrian Kesehatan, 2003). Program sanitasi rumah makan telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas I Kemranjen. Hasil evaluasi terhadap rumah makan pada tahun 2016 menunjukkan, dari 9 rumah makan yang di evaluasi, hanya 4 rumah makan (44%) yang memenuhi standar layak higiene dan sanitasi , namun dari 4 rumah makan layak higiene tersebut hanya 1 rumah makan (11%) yang memperoleh sertifikat resmi dari Dinas Kesehatan Banyumas, Jawa Tengah. Indikator Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam Rencana Strategi 2013 – 2018 menyatakan proporsi rumah makan yang layak higiene dan sanitasi minimal adalah 59%. Syarat layak higiene digunakan untuk memperoleh izin resmi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas berupa sertifikat layak higiene dan dapat digunakan untuk memperoleh izin usaha. Standar yang ditetapkan dalam peraturan dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan rumah makan, setiap rumah makan harus memenuhi syarat. Target yang belum mencapai indikator standar minimal 59% perlu dilakukan evaluasi untuk ditindak lanjuti supaya permasalahan dalam program tersebut dapat terselesaikan.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif pemecahan masalah program Puskesmas I Kemranjen 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran umum situasi, dan kondisi Puskesmas I Kemranjen b. Mengetahui secara umum program Higiene dan Sanitasi Rumah Makan Puskesmas I Kemranjen c. Mengetahui pelaksanaan dan pencapaian program Higiene dan Sanitasi Rumah Makan Puskesmas I Kemranjen
3
d. Menganalisis permasalahan program program Higiene dan Sanitasi Rumah Makan Puskesmas I Kemranjen e. Memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap program Higiene dan Sanitasi Rumah makan Puskesmas I Kemranjen.
3. Manfaat 1. Manfaat bagi Mahasiswa Menambah wawasan mahasiswa mengenai program Higiene dan Sanitasi Rumah Makan di Puskesmas I Kemranjen. 2. Manfaat bagi Fakultas Menambah kepustakaan pengetahuan dalam bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan. 3. Manfaat bagi Puskesmas a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas, khususnya pemegang program kesehatan lingkungan dalam melakukan evaluasi program Higiene dan Sanitasi Rumah Makan Puskesmas I Kemranjen. b. Sebagai bahan untuk perbaikan program Higiene dan Sanitasi Rumah Makan Puskesmas I Kemranjen untuk mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya di wilayah kerja Puskesmas I
Kemranjen.
4
II. ANALISIS SITUASI
A. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas I Kemranjen 1. Keadaan Geografis Wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen merupakan salah satu bagian dari wilayah Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah total
3.571.293
Ha.
Wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen terdiri dari 8 desa binaan: Desa Sibalung (+452.223Ha); Desa Kecila (+417.517Ha); Desa Kedungpring (+272.672Ha);
Desa
Sibrama
(+278.421Ha);
Desa
Karangjati
(+172.324Ha); Desa Petarangan (+603.601Ha); Desa Karanggintung (+480.725Ha); Desa Karangsalam (+ 893.800Ha). Desa terluas di wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen adalah Desa Karangsalam. Desa terkecil adalah Desa Karangjati. Desa yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Desa Kecila sebesar 1477 per km 2. Topografi desa yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen sekitar 40 % merupakan daerah dataran tinggi/pegunungan.
Gambar 2.1 Peta Kecamatan Kemranjen Sumber: Profil Puskesmas I Kemranjen 2016
5
Batas Wilayah Kerja Puskesmas 1 Kemranjen meliputi :
Utara : Kec. Somagede Kab. Banyumas.
Selatan : Kec. Nusawunggu Kab. Cilacap
Barat :Kec. Kemranjen Kab. Banyumas ( Wilayah kerja Puskesmas 2 Kemranjen )
Timur : Kec. Sumpiuh Kab. Banyumas
2. Keadaan Demografi a. Pertumbuhan penduduk Berdasarkan data Kecamatan dalam Angka Tahun 2016 didapatkan hasil registrasi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen terdiri dari 36.352 yang terdiri dari 18.051 jiwa laki-laki (49.65%) dan 18.301 jiwa Perempuan (50.34%) tergabung dalam 10.460 Rumah Tangga atau Kepala Keluarga. Jumlah penduduk terbesar adalah Desa Kecila, sebanyak 6.131 jiwa dan desa yang terendah adalah desa Karangjati sebanyak 1.795 jiwa. b. Kepadatan penduduk Penduduk di wilayah kerja Puskemas 1 Kemranjen untuk tahun 2016 belum menyebar dan merata. Pada umumnya penduduk banyak menumpuk di daerah perkotaan dan didataran rendah. Rata-rata kepadatan penduduk di Kecamatan Kemranjen sebesar 988 jiwa setiap km2 . Desa terpadat adalah desa Kecila dengan tingkat kepadatan sebesar 1.477 per km2 , sedangkan kepadatan terendah pada desa Karangsalam sebesar 623 setiap km2 dikarenakan desa terluas serta daerahnya pegunungan. c. Tingkat Pendidikan Dari data Kemranjen dalam angka tahun 2016 menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan usia 10 tahun keatas menurut pendidikan yang tidak atau belum pernah sekolah sebesar 3.617 (10,62%), tidak belum tamat SD sebesar 9.712 (28,49%) tamat SD/MI sebesar 13.315 (39,06 %) tamat SLTP/MTs/sederajat sebesar 4.433 (13%), tamat SMU/ 9 MA/SMK sebesar 2.562 (7,51%),tamat Akademi/
6
Diploma sebesar 258 (7,57%) dan tamat Universitas sebesar 187 (5,49 %). 3.000
700 TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH 600
2.500 TIDAK/ BELUM TAMAT SD 500 2.000 SD/MI 400 1.500
SLTP/ MTs 300
SLTA/ MA
1.000 200
AK/ DIPLO MA 500
100 UNIVERSITAS
-
0
Gambar 2.2 Penduduk Usia 10 tahun ke atas Menurut Pendidikan tertinggi yang di Tamatkan Tahun 2016 (Sumber: Profil Puskesmas I Kemranjen 2016) Dilihat dari gambar 2.2 menunjukan bahwa tingkat pendidikan di Kecamatan Kemranjen tergolong masih rendah. Rendahnya tingkat pendidikan disebabkan karena sosial ekonomi masyarakat yang rendah. d. Mata Pencaharian Penduduk Dari data Kecamatan Kemranjen dalam Angka tahun 2016 mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen terdiri dari : petani (31,54%); buruh tani (23,96%); nelayan (0,04%); pengusaha (1,66%); buruh industri (3,39%); buruh bangunan (4,67%); (6,63%); PNS / TNI / POLRI
(2,76%); jasa angkutan (1,16%);
pensiunan (1,26%); lain – lain (22,84%). Mata pencaharian penduduk masih didominasi oleh kaum petani dan kaum buruh petani sebesar 57,5 % atau setengah dari mata pencaharian yang ada.
7
B. Pencapaian Program dan Derajat Kesehatan Masyarakat Program pelayanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar harus dilakukan secara cepat, tepat, dan diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi dan sesuai dengan target
yang
telah
ditetapkan.
Tujuan
dari
program
ini
adalah
untukmeningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Upaya Kesehatan yang dilakukan di Puskesmas 1 Kemranjen diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Dasar Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara lebih cepat, tepat dan lebih baik, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan sudah dapat diatasi. Berbagai pelayan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : a. Pelayanan kesehatan ibu dan anak Jumlah Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Kemranjen pada tahun 2016 sebanyak 579 ibu hamil, adapun ibu hamil yang mendapat pelayanan K-4 adalah sebesar 552 atau 94,4 % ibu hamil. Dibandingkan tahun 2015 ibu hamil sebanyak 574 dan yang mendapatkan pelayanan K-4 sejumlah 547 atau 95,3 %. Disini terjadi penuruanan sebesar 0,9 persen. Upaya – upaya telah dilakukan oleh Puskemas 1 Kemranjen yang dibantu bidan-bidan di Desa, namun hal itu menunjukan
bahwa
kesadaran
masyarakat
tentang
pentingnya
pemeriksaan kesehatan pada waktu hamil belum maksimal dalam memberikan motivasi kepada ibu hamil. Standar Pelayanan Minimal untuk cakupan kunjungan K-4 sebesar 95%. Dengan demikian Puskesmas 1 Kemranjen belum memenuhi standar pelayanan yang diharapkan. Cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani pada tahun 2016 mencapai 121,76%, termasuk di atas standar, karena standar
8
minimal cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani sebesar 80%. b. Persalianan oleh tenaga kerja (NaKes) Jumlah sasaran ibu yang hamil tahun 2016 sebanyak 531 orang. Jumlah Ibu hamil tahun 2016 yang persalinannya ditolong Nakes adalah 544 atau sebesar 102,45% persen. Standar Pelayanan Minimal untuk pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2016 sebesar 90 %. Dengan demikian cakupan persalinan Nakes di wilayah Puskesmas 1 Kemranjen tahun 2016 telah memenuhi standar pelayanan minimal. c. Bayi dan bayi BBLR Jumlah bayi lahir tahun 2016 sebanyak 561 bayi dan yang memiliki Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 54 bayi atau sebesar 9.6 persen dari bayi yang lahir. Bayi BBLR yang ditangani sebanyak 54 atau 100 % ditangani. Penanganan kasus BBLR berdasarkan standart Dinas Kesehatan Kabupaten sudah memenuhi target yang diharapkan. d. Pelayanan keluarga berencana Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) tahun 2016 berdasarkan sumber Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kecamatan Kemranjen sebesar 6097. Jumlah PUS tertinggi di Desa Kecila sebesar 1029 PUS atau sebesar 16.87 % dari jumlah PUS yang ada. Standar pelayanan minimal peserta KB aktif yaitu sebesar 70%. Peserta KB Aktif tahun 2016 sebesar 4725 atau 77.5% dari jumlah pasangan usia subur yang ada dalam wilayah Kerja Puskesmas 1 Kemranjen. Dengan demikian cakupan pelayanan keluarga berencana sudah memenuhi target. e. Pelayanan imunisasi Jumlah desa dalam wilayah kerja Puskesmas 1 Kemranjen sebanyak 8 desa. Desa dikategorikan sebagai desa Universal Child Immunization (UCI) jika seluruh balitanya telah mendapatkan vaksin DPT 3, Polio 4, dan Campak. Desa Universal Child Immunization (UCI) sebanyak 8 atau memenuhi Standard Pelayanan Minimal (SPM) sebesar
9
100 %. Dengan Demikian Puskesmas 1 Kemranjen pada tahun 2016 telah memenuhi target SPM tersebut. f. Cakupan pelayanan nifas Cakupan ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan nifas tahun 2016 adalah 562 atau 104,1% dengan target pelayanan nifas sebanyak 540. Standard Pelayanan Minimal telah terpenuhi sebesar 90%. g. Cakupan pelayanan anak balita Persentase anak balita yang mendapat pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) di Puskesmas 1 Kemranjen beserta jaringannnya mendapatkan pelayanan sebesar 99,6%. Standar Pelayanan Minimal Tahun 2016 sebesar 95 %, hal ini sudah mencapai target yang diharapkan. h. Cakupan balita ditimbang Berdasarkan data yang ada penimbangan balita (F/III/Gizi) selama tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1) Jumlah seluruh balita (S) = 2608 anak 2) Jumlah balita yang terdaftar dan punya KMS (K) = 2608 anak 3) Jumlah Balita yang ditimbang (D) = 2323 anak 4) Jumlah balita yang naik berat badannya (N) = 1555 anak 5) KEP Total (Gizi kurang + Gizi buruk) = 15 anak Berdasarkan
data
diatas,
maka
jangkauan
program
penimbangan (K/S) mencapai 100 % . Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) = 89,07%. Efek penyuluhan (N/D) = 66,93 %. Tingkat partisipasi masyarakat dan efek penyuluhan bila dibandingkan dengan SPM masih dibawah standard. Hal ini disebabkan karena antara lain : anak setelah mencapai usia 3 > tahun sudah enggan ditimbang dan usianya sudah masuk sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Upaya yang ditempuh antara lain meningkatkan penyuluhan fungsi Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu Desa untuk mendapatkan peran serta masyarakat. i.
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Kasus gizi buruk selama tahun 2016 terdapat 15 kasus da semuanya
sudah
ditindaklanjuti
dengan
prosedur
yang
ada.
10
j.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan/guru UKS/kader kesehatan sekolah tahun 2016 sebesar 100%. Hal ini sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal tahun 2016 sebesar 100 persen.
2. Pelayanan Pengobatan / Perawatan Jumlah kunjungan rawat jalan yang ada di Puskesmas 1 Kemranjen sebesar 25750 di tahun 2015 Cakupan kunjungan pasien sebesar 72.96 persen dari jumlah penduduk dari kunjungan pasien baru dan pasien lama. Jumlah kunjungan pasien rawat inap sebanyak 633 pasien atau sebesar 1.7 % dari jumlah penduduk. Penyakit tertinggi di Puskesmas 1 Kemranjen adalah penyakit Infeksi Akut pada saluran Pernapasan bagian atas sebanyak 5773 penderita pada tahun 2015 dengan perincian sebagai berikut : Tabel 2.1. Sepuluh Penyakit Terbanyak Tahun 2016 NO
NAMA PENYAKIT
JUMLAH
1
ISPA
6.136
2
Dispepsia
2.512
3
Demam yang tidak diketahui sebabnya
2.149
4
Dermatitis
1.706
5
Myalgia
1.348
6
Hipertensi
1.619
7
Nyeri kepala
1.378
8
Diare dan Gastroenteritis
1.315
9
Artritis
778
10
Diabetes Mellitus
772
Sumber: Profil Puskesmas I Kemranjen 2016 3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular a. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio Kasus
polio
diketemukan/kosong.
di
Puskesmas
1
Kemranjen
tidak
11
b. Pencegahan dan Pemberantasan TB Paru Data yang diolah tahun 2016 kasus TB Paru (Klinis dan Positif) sebanyak 23 kasus, sedangkan yang sembuh 17 orang (73,91%), masih dalam pengobatan 5 orang, dan drop out 1 orang. Standar Pelayanan Minimal untuk kesembuhan penderita TBC BTA positif adalah >85%. Angka kesembuhan pasien pada akhir tahun 2016 masih di bawah target, yaitu 73,91%. Angka ini belum tercapai karena ada 5 pasien yang masih dalam masa pengobatan. Sedangkan dibandingkan target penemuan kasus yaitu 39 kasus, penemuan kasus TB Paru baru mencapai 59,25%. c. Penemuan dan Penanganan Penderita Pneumonia pada Balita Kasus pneumonia balita di Puskesmas 1 Kemranjen sebanyak 85 kasus dari target penemuan 217 kasus, atau tercapai 39,12%. Standart Pelayanan Minimal untuk balita dengan pneumonia yang ditangani 100 %sudah tercapai tetapi dalam hal penemuan kasus belum mencapai target. Jumlah perkiraan penderita pneumonia yaitu 10 % X jumlah balita (2.172)= 217 kasus. Kondisi tersebut dapat diatasi melalui pertemuan pemantapan program dan pelatihan MTBS (Managemen Terpadu Balita Sakit) untuk dokter, perawat dan bidan. d. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV / AIDS Kasus HIV /AIDS di Puskesmas 1
Kemranjen tidak
diketemukan / kosong, namun Puskesmas 1 Kemranjen selalu mengupayakan pencegahan dengan pendekatan kepada masyarakat dengan bimbingan atau penyuluhan secara berkelanjutan untuk mencegah terjadinya kasus dan penularan di wilayah Puskesmas 1 Kemranjen. e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD. Kasus penyakit DBD tahun 2016 tidak diketemukan. Upaya Puskesmas untuk pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu (a). Peningkatan surveilance penyakit dan vektor, (b). Diagnosis dini dan pengobatan dini jika ada kasus (c). Peningkatan upaya pemberantasan vektor penularan DBD. Dalam rangka pemberantasan penyakit DBD
12
Puskesmas 1 Kemranjen beserta lintas sektor telah melaksanakan langkah-langkah konkrit antara lain: abatisasi selektif, penggerakan PSN dan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan di setiap desa. f. Pengendalian Penyakit Malaria Saat ini tidak ditemukan kasus malaria. Namun Puskesmas harus tetap mewaspadai kemungkinan munculnya kembali penyakit tersebut dengan cara penyuluhan tentang pentingnya surveilan migrasi. g. Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB Kejadian Luar Biasa (KLB) di tahun 2016 tidak ada. 4. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar a. Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Pada tahun 2016 dari 9.430 rumah yang diperiksa sebanyak 1.913 rumah, yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 1.199 atau 62,7% dari jumlah rumah yang diperiksa. Cakupan rumah sehat ini tidak dapat menggambarkan
kondisi rumah sehat seluruh wilayah binaan
kami, mengingat hasil cakupan hanya berdasarkan pada jumlah rumah yang diperiksa (tidak seluruh rumah diperiksa). b. Pelayanan Higiene Sanitasi Tempat Tempat Umum dan Pengolahan Makanan. Pada tahun 2016 jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa kesehatannya sebanyak 30 tempat dari 30 tempat yang ada (100%). Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 27 buah (90 %) dari jumlah yang diperiksa. Salah satu tempat pengolahan makanan yaitu rumah makan. Pada tahun 2016 rumah makan yang sudah memenuhi syarat untuk higiene dan sanitasi sebesar 60%. Syarat tersebut selanjutnya diproses untuk mendapatkan sertifikat laik higiene. Rumah makan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas I Kemranjen sebanyak 5 buah, dan baru 3 yang memenuhi syarat higiene dan sanitasi untuk mendapatkan sertifikat laik
higiene.
13
5. Perbaikan Gizi Masyarakat Berdasarkan data yang ada penimbangan balita (F/III/Gizi) selama tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Jumlah seluruh balita (S) = 2608 anak
Jumlah balita yang terdaftar dan punya KMS (K) = 2608 anak
Jumlah Balita yang ditimbang (D) = 2323 anak
Jumlah balita yang naik berat badannya (N) = 1555 anak
KEP Total (Gizi kurang + Gizi buruk) = 15 anak Berdasarkan data diatas, maka jangkauan program penimbangan
(K/S) mencapai 100% . Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) = 89,07%. Efek
penyuluhan
(N/D)
=
61,69
%.
14
III. ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS
A. Analisis Sistem Pada Program Kesehatan 1. Input a. Man (Tenaga Kesehatan) Tenaga kesehatan merupakan sebuah indikator penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan dalam wilayah Puskesmas I Kemranjen adalah sebagai berikut: 1) Tenaga medis Tenaga Medis atau dokter yang ada di sarana kesehatan dalam wilayah Puskesmas I Kemranjen terdapat 1 dokter PNS dan 2 dokter kontrak. Jumlah dokter menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 2 untuk rawat inap dan 1 untuk non rawat inap. 2) Dokter Gigi Dokter gigi 1 orang. Jumlah dokter gigi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 1 rawat inap dan 1 non rawat inap. 3) Tenaga Farmasi Tenaga farmasi 2 orang. Jumlah tenaga farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 1 untuk rawat inap dan 1 untuk non rawat inap. 4) Tenaga Bidan Jumlah tenaga bidan di Puskesmas I Kemranjen adalah 15 orang terdiri dari 9 bidan PNS, 5 bidan PTT, dan 1 bidan kontrak.. Jumlah bidan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 4 untuk rawat non inap dan 7 untuk rawat inap.
15
5) Tenaga Perawat Terdapat 10 perawat PNS, dan 4 perawat kontrak. Jumlah perawat menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 5 non rawat inap dan 8 rawat inap. 6) Tenaga Gizi Terdapat 1 tenaga gizi PNS. Jumlah tenaga gizi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat ada 1 non rawat inap dan 2 rawat inap. 7) Tenaga Sanitasi Tenaga Sanitasi ada 1 orang. Jumlah tenaga sanitasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 1 rawat non inap dan 1 rawat inap. 8) Tenaga Kesehatan Masyarakat Terdapat 1 tenaga kesehatan PNS dan 1 tenaga kesehatan kontrak. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat adalah 1 rawat inap dan 1 non rawat inap. b. Money (Pembiayaan Kesehatan) Sumber daya pembiayaan Puskesmas berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Untuk tahun 2016 dana yang bersumber dari APBD sebanyak Rp 2.540.049.494,00 dan yang bersumber dari APBN sebesar Rp 297.780.000,00 sebagai dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Pada tahun 2017, dana BOK yang dialokasikan untuk pengawasan higiene dan sanitasi adalah sebesar Rp 300.000 untuk pelaksanaan
program
pengawasan
rumah
makan.
16
c. Material (Sarana Kesehatan) Puskesmas I Kemranjen memiliki 1 Puskesmas induk, untuk mendukung pelayanan kesehatan di puskesmas, terutama untuk menjangkau sasaran wilayah selatan, terdapat Puskesmas Pembantu (PUSTU) di Desa Sibalung. Terdapat Pos Kesehatan Desa (PKD) di semua desa wilayah Puskesmas I Kemranjen. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan rumah makan langsung dilakukan oleh sanitarian puskesmas. Sanitarian puskesmas membawa lembar penilaian untuk diinformasikan dalam memenuhi syarat rumah makan yang layak higiene. Pemeriksaan sampel dengan botol khusus dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat. d. Method Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 13 tahun
2015
Lingkungan
tentang di
Penyelenggaraan
Puskesmas
menyatakan
Pelayanan bahwa
Kesehatan Puskesmas
menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh Puskesmas merupakan kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Puskesmas memiliki tugas untuk mengadakan pembinaan dan pengawasan kepada rumah makan. Pembinaan berupa pemberian edukasi mengenai syarat higiene dan sanitasi. Puskesmas melakukan inspeksi kesehatan lingkungan , namun kegiatan yang dilakukan hanya sebatas kegiatan pengamatan fisik, yang berusaha mengamati kondisi kualitas media pangan, yang memenuhi prinsip-prinsip higiene sanitasi dalam pengelolaan pangan mulai dari pemilihan dan penyimpanan bahan makanan, pengolahan
17
makanan, penyimpanan makanan masak, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan. Kegiatan lain berupa pelatihan mengenai higiene sanitasi rumah makan. Keterampilan diperoleh dari pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas kepada pemilik/perwakilan dari masing- masing rumah makan. Selanjutnya dilakukan penyebaran informasi ke internal masing – masing rumah makan untuk dilakukan evaluasi dan peningkatan kualitas. e.