ETIKA KEPERAWATAN DAN MEKANISME PENANGANAN MASALAH ETIKA Setiap perawat harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menerapkan standar pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi. Berikut ini akan di jelaskan jenis-jenis pelanggaran berdasarkan kode etik keperawatan. A.
Pelanggaran Ringan
1.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a.
Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
b.
Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas kesehatan kepada pasien.
c.
Memberi informasi yang tidak optimal.
d. Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak dengan pasien atau melakukan tindakan. e.
Kurang menunjukan sikap empati.
f.
Tidak memberi informasi pasien saat akan melakukan tindakan Keperawatan.
g. Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan atau ketenangan kerja (berbicara keras, menghidupkan radio, TV, dll) 2.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan rumah sakit yang terkait dengan tugas sebagai perawat / bidan. 3.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a.
Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat perawat lain atau profesi lain.
b.
Tidak menghargai kelebihan / prestasi perawat lain atau profesi lain.
c.
Tidak menghormati hak sesama perawat dan atau tenaga kesehatan lain.
4.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak memakai pakaian dinas / seragam sesuai yang ditetapkan. B.
Pelanggaran Sedang
1.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan, menggosok gigi / oral hygiene, vulva hygien. b. Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat kecemasan pada pasien dan keluarga. c. Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk pada pemuka agama pada saat pasien membutuhkan / dalam skaratul maut. d. Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap yang dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiwa. e.
Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien yang butuh bantuan.
f.
Tidak melakukan prosedur teknik aseptik / antoseptik yang mengakibatkan terjadi infeksi.
g. Tidak melakukan tindakan pencegahan dikubitus (mengubah posisi, memberi pelembab, bedak, massage, mengganti alata tenun yang basah / kotor). 2.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan kebijakan rumah sakit yang berlaku. b.
Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan pasien.
c.
Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan keperawatan secara optimal.
d. Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan keperawatan (respon pasien, kondisi pasien dll). e.
Tidak mawas diri dalam melaksanakan tugas perawatan.
3.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a.
Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesama perawat atau profesi lain.
b.
Tidak mau membantu perawat lain dalam menjalankan tugas saat dibutuhkan.
c.
Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif.
d.
Melemparkan tanggung jawab keapda perawat lain.
e. Tidak mau memberi / transformasi ilmu, keterampilan dan pengalaman kepada perawat lain atau profesi lain. f. Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan dari semua perawat dan profesi lain dalam rangka peningkatan keterampilan di bidang keperawatan. g.
Membicarakan kekurangan / keburukan perawat lain di depan / kepada pasien / keluarga.
4.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a.
Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non formal.
b.
Tidak berupaya meningkatkan kemampuan profesional.
c. Tidak menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukan perilaku dan sifat pribadi yang tercela, merokok diruang perawatan, tidak menggunakan seragam lengkap, menjelekkan profesi perawat atau organisasi profesi, mengeluarkan kata-kata kotor saat berdinas. C.
Pelanggaran Berat
1.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a.
Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit.
b.
Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan nafas.
c.
Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi kardiovaskuler.
d. Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat / henti jantung / pain (kecuali keinginan keluarga). e. Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir, keracunan, salah obat, salah transfusi dll). f. Melakukan tindakan Keperawatan yang tidak sesuai prosedur tetap yang dapat menyebabkan kematian / kecacatan. g.
Memberikan informasi yang tidak benar / tidak dapat dipertanggung jawabkan.
h.
Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.
i. Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien / keluarga (laporan tertulis / lisan / kotak saran). j. Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi / orang yang berhak mengetahui. k.
Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia massa.
l.
Tidak melakukan prosedure aseptik / antiseptik.
m. Tidak menghargai agama pasien / keluarga. n. Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien berdasarkan status sosial dan martabat pasien. 2.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan prosedur tetap dan kebijakan rumah sakit yang dapat merugikan pasien secara fisik / mental. b.
Tidak memegang teguh rahasia jabatan.
c. Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin, aliran politik, agama dan status sosial sesuai dengan keinginan pribadi. 3.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a.
Bertengkar dengan semua perawat atau profesi lain.
b.
Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesama perawat atau profesi lain.
c.
Mencelakakan perawat dan profesi lain.
d.
Mengadu domba sesama perawat atau profesi lain.
e.
Melindungi perbuatan teman yang tidak etis / praktek legal.
4.
Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. mengkomersialkan / memperjual belikan harta rumah sakit untuk kepentingan pribadi atau profesi Keperawatan. b. menjual nama organisasi profesi Keperawatan untuk kepentingan pribadi, mencari dana atas nama profesi lain untuk kepentingan pribadi, promosi produk tertentu dikaitkan dengan profesi untuk kepentingan pribadi.
c.
Menggunakan obat-obat terlarang / alkohol saat bertugas.
d.
Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore, malam tanpa izin.
e.
Meninggalkan / tidak dinas selama 7 hari berturut-turut dalam satu bulan tanpa izin.
Mekanisme Penanganan Masalah Etika Penanganan masalah etika Keperawatan merupakan penanganan masalah yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelanggaran masalah Kode Etik Keperawatan Indonesia dan Kode Etik Kebidanan. Yang bertanggung jawab dalam masalah etik adalah : a.
Direktur RSUD Waled.
b.
Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan.
c.
Kepala Ruangan.
d.
Ketua Komite Keperawatan melalui Sub Komite Etik Komite Keperawatan.
Untuk mekanisme penyelesaian masalah etika meliputi: a.
Membuat kronologis kejadian.
b.
Menilai bobot masalah (pelanggaran ringan, sedang, berat).
c. Penyelesaian masalah secara berjenjang yaitu : Kepala Ruangan, Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan, Direktur Rumah Sakit dengan melibatkan sub komite etik komite keperawatan, dan organisasi profesi (PPNI dan IBI). Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran a.
Pelanggaran Ringan
1.
Pelanggaran ini ditangani / diselesaikan oleh kepala ruangan.
2.
Perawat yang melakukan pelanggaran diberi teguran lisan
3. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang pelayanan keperawatan dan harus diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan. b.
Pelanggaran Sedang
1. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang pelayanan keperawatan
2. Pelanggaran ini ditangani oleh kepala bidang pelayanan keperawatan dan harus diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan. 3. Kepala bidang Pelayanan keperawatan memanggil perawat yang melakukan pelanggaran dan wajib / harus membuat surat pernyataan, serta memberikan sangsi tertulis kepada perawat yang membuat pelanggaran. 4. Pelanggar dialihkan tanggungjawabnya c.
Pelanggaran Berat
1. Kepala Ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang pelayanan keperawatan. 2. Kepala bidang pelayanan keperawatan menyerahkan laporan yang sebelumnya sudah diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan ke Direktur. 3. Kepala bidang pelayanan keperawatan, Kepala Ruangan, Sub komite etik komite keperawatan serta Direktur bersidang untuk menentukan hukuman yang akan diberikan. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Setiap terjadi pelanggaran Kode Etik Keperawatan dilakukan pencatatan dan pelaporan menggunakan formulir baku yang ditentukan oleh RSUD Waled sebagai berikut : 1.
Formulir Peringatan Lisan (Lampiran 1)
Formulir ini ditujukan untuk perawat yang melakukan pelanggaran kode etik keperawatan yang diisi oleh kepala ruangan 2.
Formulir Laporan Kejadian Pelanggaran Kode Etik Keperawatan (Lampiran 2)
Formulir ini berfungsi untuk mencatat laporan kejadian pelanggaran kode etik keperawatan yang diisi oleh kepala ruangan. 3.
Formulir Pengarahan/Konseling (Lampiran3)
Formulir ini berfungsi bahwa perawat/bidan yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran sebagai pengakuan dan telah diberikan pengarahan. Formulir ini diisi oleh yang telah memberikan pengarahan (konselor) dan ditandatangani oleh perawat/bidan yang bersangkutan.
Penomoran Pelanggaran
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor pelanggaran yang sesuai jenis pelanggaran etika keperawatan. Contoh penomoran tersebut adalah: Bila terjadi kasus : Seorang perawat tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptik. Maka nomor pelanggaran perawat tersebut adalah C1l yaitu pelanggaran Berat (C), pada tanggung jawab perawat terhadap perawat terhadap pasen (1), dipoint tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptic (l).
Pelanggaran yang dilakukan dari tinjauan kode etik perawat Dasar hukum pelanggaran kode etik keperawatan dalam hal tidak menjaga rahasia pasien :1. Permenkes RI No.HK.02.02./Menkes/148/I/2013 pasal 12 bagian (c): perawatwajib menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.2. Permenkes No.1239/Menkes/Per/XI/2001 pasal 16:a. Menghormati hak pasien b. Merujuk kasus yang dapat ditanganic. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.3. PP 32/1996 pasal 22 ayat (1): bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalammelaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk:a. Menghormati hak klien b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien4. Keputusan Musyawarah Nasional IV PPNI No. 08/Munas IV/PPNI/1989 TentangIkrar perawat Indonesia no.5: kami perawat Indonesia memegang teguh segala rahasia yang berhubungan dengan tugas, kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.5. Pelanggaran kode etik keperawatan yang dilakukan telah Ners W:Hak pasien memperoleh informasi tentang diagnosis penyakitnya sudahdidapatkan oleh pasien. Tetapi ners W melanggar hak pasien tentang hakmendapat privasi selama pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.Ners Wtidakbisamenjagakerahasianinformasidiagnosis penyakit pasiendarikeluarganya.Perawat berhak mendapatkan informasi secara lengkap dari pasien dankeluarga tentang keluhan kesehatan dan perawat juga mempunyai kewajibanuntuk menghormati hak-hak pasien. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatuyang diketahui tentang pasien kecuali diminta keterangan oleh pihak berwenang.Hubungan antara perawat dan pasien, perawat harus benar-benar memahamitentang hak-hak pasien dan harus melindungi hak tersebut , salah satunya adalahhak untuk menjaga privasi pasien. E.
Penyelesaian Pelanggaran Etika Perawat Perawat yang melakukan pelanggaran etika akan dirujuk oleh bagian keperawatankepada komite etik untuk menyelesaikan permasalahannya dengan aturan profesi atau penyelesaian berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia apabila pelanggaran yangdilakukan berat, yang dapat mengancam hilangnya nyawa seseorang.Pada kasus Ners W, perawat akan mendapatkan teguran dari atasan kemudianmendapatkan pembinaan dari majelis kode etik. Majelis kode etik mengani kasus NersW berdasarkan standar pelayanan, wewenang profesi dan kode etik profesikeperawatan. Apanila ners W terbukti melakukan pelanggaran maka akanmendapatkan pembinaan dan sanksi berupa sanksi sosial atau sanksi administratif.Sanksi sosial dapat berupa tidak digunakannya jasa perawat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sanksi administratif berupa pencabutan Surat ijin pra ktik perawat (SIPP). ap pasen (1), dipoint tidak melakukan prosedur aseptik / antiseptic (l).