Manajemen, A14
KELUAR BANYAK, MASUK LEBIH BANYAK IMF adalah singkatan dari International Monetary Fund. IMF adalah organisasi dunia yang bertugas mengatur sistem keuangan internasional dan menyediakan pinjaman kepada negara-negara yang membutuhkannya. Sementara Bank Dunia atau World Bank merupakan sebuah lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian modal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa antara IMF dan Bank Dunia ini memiliki suatun hubungan. Yaitu, merupakan suatu lembaga yang menyoroti bidang keuangan internasional juga menyediakan bantuan keuangan kepada suatu negara. Pertemuan Tahunan Dewan Gubernur Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia adalah tempat berkumpulnya para bankir dari bank-bank sentral, menteri keuangan dan pembangunan, anggota parlemen, eksekutif dari sektor swasta, perwakilan dari organisasi masyarakat sipil dan akademisi untuk membahas isu-isu yang menjadi perhatian global, termasuk prospek ekonomi dunia, pengentasan kemiskinan, pembangunan ekonomi, dan efektivitas bantuan. Selain itu, seminar, briefing kawasan, konferensi pers, dan banyak acara lainnya yang berfokus pada ekonomi global, pembangunan internasional, dan sistem keuangan dunia juga akan digelar. Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober 2018 lalu merupakan yang terbesar sepanjang sejarah. Dengan total jumlah peserta yang terlibat dalam pertemuan tersebut mencapai 36 ribu peserta yang berasal dari 189 negara. Torehan ini hampir 2 kali lipat di atas asumsi pemerintah sebelumnya yakni 19 ribu orang. Menteri
Keuangan
(Menkeu)
Sri
Mulyani
Indrawati
mengungkapkan,
penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali memperoleh kesan yang luar biasa dari para delegasi. Menurut mereka, Indonesia menjadi tuan rumah yang sangat baik dalam pertemuan tersebut. Sri Mulyani mengungkapkan, nama baik Indonesia sangat melekat di pikian para delegasi. Tidak hanya itu, penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali juga membuat sejumlah negara merasa minder. Ia memberi contoh adalah Maroko yang akan menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia berikutnya. Sri Mulyani menuturkan, Indonesia sudah memasang standar yang sangat tinggi dalam penyelenggaraan pertemuan tingkat dunia tersebut.
Adapun keuntungan-keuntungan yang diperoleh ooleh Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia ini. Dari sisi pariwisata, keberhasilan Indonesia mengoptimalkan berbagai potensi wisatanya, terutama Bali, memberikan dampak kepada pepertumbuhan perekoniomian Bali lebih dari 6,54%. Di sekotor pariwisata, Indonesia sukses mengantongi hingga 1,1 triliun rupiah. Di mana sampai tanggal 12 Oktober 2018, telah ada 2.600 paket wisata dengan harga USD 75-2.000 per paket. Turis asing hampir 3.000 orang yang pergi ke berbagai tempat, ada yang ke Bali, Lombok, Mandalika, Gili Trawangan, ada juga yang pergi ke Labuan Bajo, Komodo, hingga Toba. Ditambah lagi, Bali sebagai tuan rumah mendapatkan penambahan infrastuktur yang begitu pesat. Selain itu, 14 BUMN berhasil mengantongi hingga USD 13,5 miliar atau setara dengan 202,5 triliun rupiah. Sekitar 80% dari total nilai investasi merupakan kerja sama berbentuk kemitraan strategis antara BUMN dan investor. Dan sisanya melaui pasar modal dan pembiayaan proyek. Saat menyelenggarakan pertemuan IMF-Bank Dunia, Indonesia sedang dilanda serangkaian musibah, seperti gempa dan tsunami di Lombok dan Palu. Bantuan pun mengalir dari para delegasi. Yang paling menarik, yaitu donasi kopi. Di mana setiap kopi yang bernilai 100 ribu rupiah disajikan gratis kepada seluruh peserta pertemuan IMF-Bank Dunia. Dan selama satu minggu, hasilnya mencapai Rp 1.092.700.000,00. Indonesia merasa sangat beruntung dapat menjadi tuan rumah di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia ini. Karena di saat Indonesia sedang kesulitan dalam menangani bencana alam yang akhir-akhir ini sedang terjadi, datanglah bantuan-bantuan dari para penguasa yang benar-benar peduli. Mungkin Indonesia mengerluarkan cukup banyak biaya dalam penyelenggaraan ini. Namun, Indonesia justru mendapat lebih banyak daripada yang sudah dikeluarkan. Jadi, pemasukan selama penyelenggaraan ini membuat Indonesia sedikit bangkit dari keterpurukan.
DAFTAR PUSTAKA :
m.liputan6.com
www.am2018bali.go.id
meetings.imf.org
bali.tribunnews.com’
ekonomi.kompas.com
www.pengertianahli.id