Emha Ainun Nadjib Melogikakan Alla1.docx

  • Uploaded by: zidny syafa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Emha Ainun Nadjib Melogikakan Alla1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,278
  • Pages: 19
Emha Ainun Nadjib Melogikakan Allah Oleh Hartono Ahmad Jaiz https://www.nahimunkar.com/emha-ainun-nadjib-melogikakan-allah/ Gombal Emha Ainun Nadjib dalam “Shalawat Global” https://www.nahimunkar.com/gombalemha-ainun-nadjib-dalam-shalawat-global/ Gombal

Emha

Ainun

Nadjib

dalam

“Shalawat

Global”

(02) https://www.nahimunkar.com/gombal-emha-ainun-nadjib-dalam-shalawat-global-02/

Kiai Kanjeng dan tim paduan suara yang terdiri dari para biarawati. (Koran Seputar Indonesia, 31 Agustus 2007). .

Jejak Emha Ainun Nadjib di Gereja Kalau dicermati, memang sejak sering blarakan (blusak-blusuk) ke gereja di berbagai kota di Indonesia bahkan sampai ke Roma Italia,[1] Belanda dan Jerman, Emha sangat ahli mengawinkan shalawat Nabi dengan lagu-lagu yang beraroma kemusyrikan. Dan Shalawat Global bukanlah hasil karya Emha satu-satunya. Jauh sebelumnya, Sabtu malam setelah shalat tarawih (14/10/2006), dalam acara bertajuk “Pagelaran Al-Qur’an dan Merah Putih Cinta Negeriku” di Mesjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, Emha dan gamelan Kiai Kanjeng melantunkan Shalawat Malam Kudus. Shalawat iniadalah hasil perpaduan (medley) antara lagu natal Malam Kudus (Silent Nigt) dengan Shalawat: “Sholatullah salamullah, ‘ala thoha Rasulillah, sholatullah salamullah, ’ala yaasin Habibillah.” Anehnya, Emha dan Kiai Kanjeng mendapat applausyang sangat meriah dari hadirin. Dengan bangga Emha berujar, “Tidak ada lagu Kristen, tidak ada lagu Islam. Saya bukan bernyanyi, tapi saya bershalawat.”

Omongan

Emha

ini

menunjukkan

bahwa

dia

adalah

orang

yang

hobi nggombal (membual). Gombalnya bukan sembarang gombal, tapi gombal mukiyo (bualan murahan, tak bermutu, jauh dari kebenaran).Sudah jelas menyanyikan lagu Natal kristiani yang liriknya dimanipulasi, kok tak malu-malu nggedabrusdi rumah Allah, mengaku bahwa ia sedang bershalawat nabi? Ah, Cak Nun, nggombal kok cik nemene, rek…! (Ah, Cak Nun, membual kok begitu amat, coy…!) Setahun berikutnya Emha mendukung ulang tahun ke-73 Paroki Pugeran Yogyakarta (8/8/2007) dengan tampil sebagai pembicara dalam dialog bertema “Membangun Habitus Kebangsaan Baru” di halaman gereja tersebut. Di akhir acara, Emha mempersembahkan lagu penutup berjudul “Hubbu Ahmadin” yang diaransemen dengan irama orkestratif gerejawi. Lagu ini dinyanyikan secara bergantian oleh Kiai Kanjeng dan tim paduan suara yang terdiri dari para biarawati. (Koran Seputar Indonesia, 31 Agustus 2007). Setahun kemudian (6-21/10/2008) Emha bersama istrinya, Novia Kolopaking dan rombongan Kiai Kanjeng melakukan pementasan di enam kota Negeri Belanda yakni Den Haag, Amsterdam, Deventer, Nijmegen, Leeuwarden dan Zwole, atas undangan Centre for Reflection of the Protestant Church bekerjasama dengan Hendrik Kraemer Institute. Di Den Haag, Emha dan KiaiKanjeng manggung di Gereja Christus Triomfater. Dengan tema ‘Voices & Visions’, Emha mempersiapkan nomor-nomor musik yang dikemas sesuai dengan tema dialogis antarbudaya dan antaragama, salah satunya adalah lagu yang sedang naik daun di Belanda dengan aransemen baru ala gamelan Kiai Kanjeng. Jadi, Shalawat Global adalah lagu-lagu (Kidung Jemaat) Natal yang liriknya diganti dengan shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW. Dengan kata lain, Shalawat Global yang di“sunnah”kan Emha adalah lagu dengan irama gamelan hasil kawin-silang antara lagu Natal Yesus Kristus dengan shalawat Nabi Muhammad SAW. Maka, kalau mau jujur, lagu-lagu Emha itu tidak pantas dijuluki “Shalawat Global.” Judul yang paling tepat adalah “Kidung Jemaat Gamelan Krislam,” yaitu perpaduan lagu rohani Kristen dan shalawat Islam. Pada tahun 2005, Cak Nun dan Kiai Kanjeng tour di Italia persis ketika Paus Johanes Paulus II

[1]

wafat. Sebuah festival di mana Cak Nun dan KiaiKanjeng dijadwalkan akan tampil dibatalkan tetapi Cak Nun dan KiaiKanjeng justru diminta Walikota Roma untuk tampil dalam kesempatan pemakaman Paus Johanes Paulus II. Mereka secara khusus menciptakan puisi dan komposisi musik dalam rangka penghormatan terhadap Paus berjudul “O Papa.”

Setelah mengetahui sedikit latar belakang Emha kaitannya dengan pemahaman agamanya, mari kita lanjutkan untuk menyimak artikel berikut ini. ***

Kerancuan Dakwah Emha Ainun Nadjib dengan Kyai Kanjengnya 

Emha Ainun Nadjib (Emha) melontarkan pernyataan : “Ada sekelompok wong Islam yang sukanya mbidngahke (membid’ahkan) kelompok lain, sithik-sithik bidngah,… nyanyi lagu gereja bidngah”.

Emha Ainun Nadjib dan Kyai Kanjengnya .

Oleh Budi Nurastowo Bintriman (Kader Muhammadiyah, Alumni Pondok Pesantren Hajjah Nuriyah Shabran, UMS angkatan 86) Acara penutupan lomba MTQ tingkat kabupaten Bantul, DIY, tanggal 23 Oktober 2013 yang dilaksanakan di kecamatan Bambanglipuro diisi oleh Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) bersama Kiai kanjeng. Ada beberapa hal yang kemudian menarik untuk diulas, selain dalam acara itu diundang Romo dari gereja setempat untuk bernyanyi bersama, hal yang disampaikan Cak Nun dalam “dakwahnya” itu penuh dengan kerancuan.

Di sela-sela bernyanyi Cak Nun menyampaikan pemahamannya terhadap Islam kepada khalayak yang memenuhi lapangan Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, DIY itu. Berikut beberapa hal yang kemudian menjadi catatan penulis. Pertama, Emha Ainun Nadjib (Emha) melontarkan pernyataan : “Ada sekelompok wong Islam yang sukanya mbidngahke (membid’ahkan) kelompok lain, sithik-sithik bidngah, sithik-sithik bidngah (sedikit-sedikit membid’ahkan)”. Emha mengambil contoh, “bar shalat salaman we bidngah (setelah salat salaman saja dikatai bid’ah), nyanyi lagu gereja bidngah”, dengan nada sinis, cemoohan, dan nyinyir. Tanggapan: Konsep bid’ah satu paket dengan konsep sunnah, sebagaimana halnya konsep tauhid dengan konsep syirik. Konsep sunnah digunakan untuk memurnikan ajaran-ajaran Islam. Sedang konsep bid’ah digunakan untuk mengkomplementasi konsep sunnah itu sendiri. Jika Emha menginginkan ajaran-ajaran Islam ini tetap terjaga kemurniannya, maka tak sepantasnya ia melontarkan pernyataan begitu. Kalaupun ia berbeda pendapat dalam hal konsep bid’ah-sunnah, tak sepantasnya ia melontarkan pernyataan demikian itu di hadapan khalayak yang masih sangat awam agama. Kedua, Emha melontarkan pernyataan : “Iki mesti malaikat bingung melihat kita, ada romo, ada wong tattoan, ada perempuan ra kudungan, dst… (pluralitas)”. (Ini pasti malaikat bingung melihat kita, ada Romo, ada orang tatoan, ada perempuan tidak menutup aurat, dst) Tanggapan: Jika tuduhan bingung itu menyasar kepada manusia, maka ia benar adanya, karena manusia diciptakan dengan nafsu. Tetapi jika tuduhan bingung itu menyasar kepada malaikat, maka ia salah besar. Justru satu-satunya makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang paling akurat kerjanya hanyalah malaikat, karena ia diciptakan memang untuk itu. Ketiga, Emha melontarkan pernyataan : “Mulo dadi wong Islam ki ojo fanatik ! Oleh karena bisanya cuma nyalah-nyalahke orang lain”. (Maka jadi orang Islam jangan fanatik! Oleh karena bisanya cuma menyalahkan orang lain) Tanggapan: Konsep / kata fanatik sebenarnya masih mengandung pengertian netral. Yang mengandung pengertian negatif adalah kata fanatisme. Maka secara bahasa, fanatik bisa dipahami sebagai kesatuan antara aspek qalbu, aspek lisan, dan aspek amal (ma huwal iman ?). Dengan demikian, kita justru dituntut untuk fanatik dalam segala hal (tidak hanya dalam masalah agama). Ada kejumbuhan antara apa yang diyakini, dengan apa yang dikatakan, dengan apa yang diperbuat. Fanatik dan kegemaran menyalah-nyalahkan orang lain, adalah dua hal yang saling berbeda. Keempat, Emha menganjurkan tolong-menolong dalam hal ibadah (Mungkin, contohnya BANSER turut mengamankan perayaan Natal atau kegiatan suronan 11 November di kota Gede, Yogya yang digagas bersama GP Ansor yang di situ awal akan menghadirkan Solawatan dari gereja, dan Kidung Hindu). Tanggapan : Di sini Emha tampak ahistoris, naif, dan menyimpang dari arus besar ahlussunnah wal-jama’ah. Apakah Emha telah buta dan tuli, (terhadap) betapa liciknya pihak nasrani terhadap kita, bahkan terhadap konsensus kebangsaan kita ? Apakah Emha (dengan Kyai Kanjengnya) kini hidup di ruang hampa, tanpa konteks, tanpa noktah-noktah sejarah ? Apakah Emha sudah lupa dengan wanti-wanti dari Allah, bahwa hati kaum nasrani ada niat terjahat terhadap kita. Mereka hendak memalingkan kita dari nikmat terbesar ini (Islam). Renungkan, (sekali lagi) renungkan, firman Allah Ta’ala.

‫َّللا ه َُو ا ْل ُهدَى َولَئِ ِن اتَّبَعْتَ أ َ ْه َوا َء ُه ْم بَ ْع َد الَّذِي‬ َ ‫َولَ ْن تَ ْرضَى‬ ِ َّ ‫َارى َحتَّى تَتَّبِ َع ِملَّت َ ُه ْم قُ ْل إِنَّ ُهدَى‬ َ ‫ع ْنكَ ا ْليَ ُهو ُد َوال النَّص‬ )١٢٠( ‫َّللا ِم ْن َو ِلي ٍّ َوال نَ ِص ٍّير‬ ِ َّ َ‫َجا َءكَ ِمنَ ا ْل ِع ْل ِم َما لَكَ ِمن‬

“Wahai Muhammad, kaum Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepadamu sampai kamu mengikuti agama mereka. Wahai Muhammad katakanlah “Sungguh Islam itu agama Allah yang sebenarnya.” Sekiranya kamu mengikuti agama Yahudi dan Nasrani padahal telah datang kepadamu perintah mengikuti Islam, niscaya tidak ada orang yang dapat menolong kamu dari siksa Allah di akhirat.” (QS. Al-Baqarah ayat 120), dan

‫) َو َال أ َ ْنت ُ ْم‬4( ‫عبَ ْدت ُ ْم‬ َ ‫) َو َال أَنَا عَا ِب ٌد َما‬3( ‫) َو َال أ َ ْنت ُ ْم عَا ِب ُدونَ َما أ َ ْعبُ ُد‬2( َ‫) َال أ َ ْعبُ ُد َما ت َ ْعبُ ُدون‬1( َ‫قُ ْل يَا أَيُّ َها ا ْلكَافِ ُرون‬ )6( ‫ِين‬ ِ ‫يد‬ َ ‫) لَ ُك ْم دِينُ ُك ْم َو ِل‬5( ‫عَابِ ُدونَ َما أ َ ْعبُ ُد‬ “Wahai Muhammad, katakanlah kepada kaum kafir. “Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah tuhan yang kalian sembah, kalianpun tidak menyembah tuhan yang aku sembah, aku tidak akan mau menyembah dengan cara-cara kalian menyembah tuhan kalian, dan kalianpun tidak menyembah tuhan kalian dengan cara-cara aku menyembah tuhanku, untuk kalian agama syirik kalian dan untukku agama tauhidku.” (QS. Al-Kafirun ayat 1- 6). Kelima, Emha dengan bangga menceritakan kehadirannya memenuhi undangan pihak Vatikan. Bahkan di sana, ia (dengan Kyai Kanjengnya) diijinkan tampil, meski suasana duka atas matinya Paus masih sangat terasa. Tanggapan : Pihak Vatikan mengundang Emha (dengan Kyai Kanjengya) karena bisa memetik keuntungan. Tidak mungkin, pihak Vatikan akan mengundang pihak lain yang akan merugikan mereka. Ini sebenarnya telah menjadi gejala psikologis yang sudah sangat umum. Keuntungan apa yang bisa dipetik oleh pihak Vatikan ? Keuntungan mendesakralisasi (pendangkalan) ajaran-ajaran Islam lewat orang-orang Islam sendiri semacam Emha (dan Kyai Kanjengnya). Pada giliran berikutnya, oleh karena umat Islam telah lemah fikrah dan ghayahnya, maka kristenisasi akan relatif lebih mudah di laksanakan. Keenam, Emha sedikit membahas tentang nama-nama jalan sebelah selatan Tugu Jogja hingga Kraton. Aslinya ada jalan Margo Utomo, jalan Margo Mulyo, jalan Malioboro, dan Pangurakan. Filosofinya, terdapat fase-fase (predikat) utomo, (predikat) mulyo, aplikasi menjadi wali yang fantasyiru fil ard (mengembara), dan fase hakikat (sak urak-urakane dengan out put karimah). Filosofi ini sesuai betul dengan nilai-nilai Islam. Di fase inilah Emha bermaqam. Tanggapan: Saya tidak akan menyangkal atas klaim Emha itu. Silahkan saja, ia menginginkan klaim yang lebih tinggi dari fase pangurakan sekalipun, silahkan. Yang jadi masalah adalah, akhirnya ia juga terjebak pada gejala (klaim) ”membenarkan diri-sendiri”. Buktinya, ia (terkadang) menampilkan sikap-sikap urakannya, sebagai bukti bahwa ia dengan Kyai Kanjengnya telah sampai di maqam pangurakan, di mana sak urak-urakane selalu ber out-put kebaikan. Bisa jadi, sebagai implikasinya, ia menempatkan pihak lain di maqam yang masih rendah. Ketujuh, Emha melontarkan pernyataan / pilihan kepada audiens : “Sampean pilih dadi wong ra shalat ning apikan atau pilih dadi wong shalat ning jahat ?”.(kalian memilih jadi orang yang tidak shalat tapi kelakuan baik atau memilih shalat tapi kelakuan buruk?) Hingga ada seorang ibu yang protes dan memilih shalat plus kelakuan baik, yang kemudian dikatai Emha “gragas” (rakus). Tanggapan : Peristiwa ini mengingatkan saya pada guru sekolah PKI tahun 60-an. Guru memerintahkan murid untuk minta permen kepada Tuhan. Dalam waktu yang lumayan lama, tidak ada satu murid pun yang mendapatkan permen. Lantas Guru memerintahkan murid untuk minta permen kepada Pak Guru. Dalam sekejap, murid-murid mendapatkan permen. Sang Guru bertanya kepada murid, “Tuhan sama guru kalian lebih berkuasa yang mana ?”.

Artinya, para murid dikacaukan nalarnya terlebih dahulu, sebelum mencekokkan ajaranajaran komunis. Ini sama dengan yang terjadi pada pertanyaan Emha kepada audiens. Ia mengacaukan nalar para audiens terlebih dahulu, sebelum mencekokkan pemikiran-pemikiran Emha. Jika Emha bernalar sehat, semestinya pertanyaan itu (setidaknya) ada empat pilihan : (1) Ada orang tidak shalat berperilaku baik (2) Ada orang shalat berperilaku jahat (3) Ada orang tidak shalat berperilaku jahat (4) Ada orang shalat berperilaku baik. Ini jauh lebih variatif, lebih faktual, lebih obyektif, lebih fair, lebih edukatif, dan tulus bertanya untuk kepentingan dakwah. Shalat dan kebaikan adalah satu kesatuan konsep yang tak terpisahkan. Lebih dari itu, shalat adalah amal pembeda antara kita yang muslim (akan ke surga), dengan mereka yang kafir / tidak shalat (akan ke neraka). Wallahu a’lam bishshawwab. (arrahmah.com) A. Z. MuttaqinAhad, 13 Muharram 1435 H / 17 November 2013 00:00 *** .

Ruwaibidhah Ruwaibidhah, yaitu orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan umum. Itulah yang diperingatkan dalam Hadits:

‫صدَّق فِي َها ا ْلكَاذِب َويُ َخ َّون فِي َها ْاْل َ ِمين َويُ ْؤت َ َمن‬ َ ُ‫سنُونَ َخدَّاعَات يُ َكذَّب فِي َها الصَّادِق َوي‬ ُ ‫َحدِيث أَنَس ” أَنَّ أ َ َمام ال َّد َّجال‬ ‫ َو ِمثْله ِالب ِْن َما َج ْه ِم ْن‬, ‫سنَده َجيِد‬ َ ‫الر َو ْي ِبضَة ” ا ْل َحدِيث أ َ ْخ َر َجهُ أَحْ َمد َوأَبُو يَ ْعلَى َوا ْلبَ َّزار َو‬ ُّ ‫فِي َها ا ْل َخائِن َويَت َ َكلَّم فِي َها‬ .)‫الر ُجل التَّافِه يَت َ َكلَّم فِي أ َ ْمر ا ْلعَا َّمة “( فتح الباري‬ َّ ‫الر َو ْي ِبضَة ؟ قَا َل‬ ُّ ‫َحدِيث أ َ ِبي ه َُري َْرة َوفِي ِه ” قِي َل َو َما‬ Hadits Anas: Sesungguhnya di depan Dajjal ada tahun-tahun banyak tipuan –di mana saat itu– orang jujur didustakan, pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apa itu Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan orang banyak/ umum. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/ bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84 ).

(nahimunkar.com)

You might also like

Paksa Keluarga Siyono Agar Tidak Menuntut Haknya, ICAF: Ini Pelanggaran Hukum

Kecurangan Pilpres Terkuak, Mengapa Prabowo Diam?

Masalah Syair Imam Syafi’i tentang Syiah Rafidhah

Jika Natal Tiba, Tanyakan Hal Ini kepada Umat Kristen

Beredar Foto “Ini Yang Bikin Gue Betah Jadi Imam Syiah”

Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun

Recommended by

NEXT POST

Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun

Related Post

Emha Ainun Nadjib Bela Sitok? Emha Ainun Nadjib (ist) . LBH APIK : Sitok Srengenge agar dijerat pasal perkosaan (pasal 285)

Related Post

Mas, Sampeyan Syi’ah? Kalau anda bertemu Cak Nun alias Emha Ainun Nadjib –itu lho budayawan asal Jombang Jawa

35 thoughts on “Emha Ainun Nadjib Mengajak Manusia untuk Tidak Shalat?”

1.

The duck berkata: 21 MARET 2016 PUKUL 04:31

Penulisnya idiot…. memahami seseorang hanya dengan sebelah mata… ilmunya gak mumpuni… sok paling islami, sok paling benar diantara orang lain… Balas 2.

muhammad fathurrohman berkata: 17 MARET 2016 PUKUL 13:10

Admine ora dong wkwk Balas 3.

Yugas berkata: 16 MARET 2016 PUKUL 11:29

“Sesungguhnya di depan Dajjal ada tahun-tahun banyak tipuan –di mana saat itu– orang jujur didustakan, pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apa itu Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan orang banyak/ umum. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/ bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84 )” …kutipan yang sungguh memberikan hidayah Balas 4.

Otong berkata: 12 MARET 2016 PUKUL 02:35

Di Indonesia ini memang cuma satu orang seperti cak nun ini. Sebab ustad2, kyai2, ceramahnya di majelis yang kebanyakan jama’ah nya sudah jelas beriman. Lha terus siapa yang mau, mampu,sudi dan bisa menjamah orang-orang lapisan bawah dari kehidupan kita??? Siapa yang bisa mendakwahi pemabuk, pelacur, pemulung,dll? Coba saja anda datang ceramahi mereka dengan bahasa dakwah model anda. Pasti “dilepeh” mas. Kalo ceramah di masjid, di tablig2 akbar sudah jelas Jamaah nya, sadar dia berangkat utk apa. Lha kalo Jamaah nya cak nun ini kompleks. Disitu tantangannya karena belum ada ustadz atau kyai yang dakwah di depan jamaah yang latar belakangnya gak jelas. Cuma cak nun yang berani meskipun resikonya harus di maki, dicemooh dan dibenci oleh orang seperti anda (penulis) ini. Lantas siapa lagi yang bisa menjamah mereka??siapa yang mampu berdialog dengan menyamakan latar belakang pendakwah dan jamaah. Ini lapisan bawah bung!!! Mereka nyata2 ada. Mereka yang tak tersentuh oleh ustad2 dan kyai2. Mereka orang Indonesia juga. Mereka hidup dengan keras, dan gak jarang dari mereka yang melupakan tuhan dan agamanya karena bagaimana besok makan itu lebih penting daripada ngurusi agama. Bahasa mereka kasar, salah satunya karena kerasnya hidup yang mengelilingi mereka. Di Surabaya sendiri, kata “cuk” atau “jancuk” sudah jadi pelengkap bahasa sehari-hari. Lantas, siapa yang berani mendekati mereka,berdialog dengan mereka??? Ustad? Da’I? Kyai? Anda (penulis)??? Lha wong anda beraninya ya cuma mengumpat orang lewat tulisan. Coba ngobrol dulu dengan yang bersangkutan (caknun). Luapkan semua isi hatimu. Kalo cuma nulis2 gini saya toh bisa kan??? Kalau anda bisa menjamah orang-orang lapisan bawah ini dengan dakwah model anda dan sudah mengungguli jam terbang cak nun, bolehlah anda kritik beliau.

Baru ngupas jeruk sudah bilang jeruknya kecut. Kupas dulu, makan buahnya, rasakan betul bulir2 jeruknya, jangan buang bijinya krn biji juga masih punya kulit untuk dikupas. Di dlm biji itu terjawab kenapa jeruknya besar/kecil,kenapa kecut /manis,dll. Jadi kalau niat menilai cak nun, kupaslah beliau sampai kepada bijinya. Itu baru mantab. Balas 5.

bangbang wetan berkata: 7 MARET 2016 PUKUL 23:28

Admin goblok Ente kok baru tau. .. Kalw cak nun sesat , ane tambah sesar , yg nulis blog ini malah tambah sesat . jadi orang sesat tdak usah menyesatkan Balas 6.

Dan berkata: 7 MARET 2016 PUKUL 08:04

Subkhanallah sekali.. Balas 7.

jenggolo maniek berkata: 5 MARET 2016 PUKUL 00:14

qt datang untuk hidup it hanyalah untuk memberi sesuai dgn kemampuan qt yg tulus dn ikhlas ” dn setelah itu. qt pergi selalu untuk meninggalkan swatu kenangan plus baik atau buruk nya kenangan itu sendiri . Balas 8.

hadi berkata: 2 MARET 2016 PUKUL 10:00

pandanglah kehidupan secara mendasar.. dengan nalar saja cukup Balas 9.

irwan berkata: 24 FEBRUARI 2016 PUKUL 11:05

Penulis bukan orang goblok cuma mungkin kurang dalam bahasannya, kajiannya. Datang lah, dengarkan uraian, berdiskusi langsung dengan cak nun itu nikmatnya luar biasa sebelum membuat tulisan yg cenderung memberi penilaian terhadap manusia. Sedangkan yg berhak memberi raport utk manusia hanya Allah ta’ala.

Balas 1.

maaf. berkata: 2 MARET 2016 PUKUL 10:38

Lalu bagaimana dengan Anda menilai penulis? Balas 10. Kim berkata: 24 FEBRUARI 2016 PUKUL 09:18

Sebarkan terus kebencian dan fitnah di dunia ini min…. dangkal sekali anda ini Balas 11. Bernie berkata: 23 FEBRUARI 2016 PUKUL 12:41

Membaca tulisan ini, saya melihat kesenjangan ilmu yang jauuuuuuhhhhhhhhhh sekali antara penulis dan Cak Nun ^^ Balas 12. Indra berkata: 21 FEBRUARI 2016 PUKUL 02:54

“Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata: ‘Seseorang bertanya, Wahai Rasulullah ! Seseungguhnya fulanah yang terkenal dengan disebutkan shalat, puasa dan shodaqahnya dikenal pula suka menyakiti tetangganya dengan mulutnya? (Rasulullah sallallahu’alaih wa sallam) bersabda: ‘Dia di dalam neraka.’ Lalu orang tersebut berkata lagi, “Wahai Rasulullah! seungguhnya fulanah yang dikenal sedikti berpuasa, shodaqah dan shalat, namun dia bershadaqah secuil dari keju dan tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya. (Beliau sallallahu’alaihi wa sallam) bersabda: “Dia di surga.’ (HR. Ahmad di Musnad, 2/440. Dishahihkan oleh Al-Munziri dalam kitab At-Targib wa At-Tarhib, 3/321. Dan syekh Al-Albany dalam kitab As-Silsilah As-Shahihah, no.190) Balas 13. Indra berkata: 21 FEBRUARI 2016 PUKUL 02:45

Buat admin tak kasih tahu apa itu Shalat ya, Shalat itu bukan cuma syariatnya saja atau rukunnya saja tapi ada manifestasinya. Karena itu ada ayat yang artinya “…Sesungguhnya Shalat itu mencegah perbuatan

keji dan mungkar…” jadi kalau sudah “Shalat” tapi masih jahat ya belum Shalat namanya, makanya Shalat itu bukan dikerjakan tapi didirikan. Belajar lagi ya mas bro biar nggak malu2in Balas 1.

budi berkata: 3 MARET 2016 PUKUL 14:43

Buat Penulis,,,,sholat juga harus tau mana itu sholat yang sebenarnya? pertama2 kamu harus suci,atau beruntunglah kamu yang suci hatinya ( qolbu ) baru dirikan lah sholat,orang yang suci hatinya ialah orang yang mengenal allah,,setelah mengenal allah baru sholat di sembah. kalau nggak kenal gimana kamu mau menyembahnya? sekali lagi syariat dan hakikat perlu dan nggak boleh terpisah. kalau kita belum kenal dengan allah bagaimana kita mau ingat? Balas 14. AnakKaderPKS-GarudaKeadilanSolo berkata: 15 FEBRUARI 2016 PUKUL 02:37

sampean sibuk beragama, tapi nggak mudeng ahlaq.. sampean sibuk dirikan jsit, pgsit dan anda koorporasikan pendidikan dan pesantren menjadi penjara dan pusat dogma. sampean sibuk cari sumbangan lewat lembaga manajemen infak shodaqoh di luar komunitas dan dunia anda untuk keperluan kampanye bedalih manhajtarbiyah. sampean lupa diantara sampean sampean ihwah ataupun sesama ummahat masih ada simpanan bom kebencian, yang di hadapan komunitas luar sampean, sampean bersikap manis dan mencintrakan lewat keramah tamahan… yang ahwat berkerudung besar, merasa risih kalo sekedar berpapasan dengan lelaki selain muhrimnya.. seakan semua lelaki yangbbukan muhrimnya berpotensi pemerkosa dan bejat.. naif sekali ahwat ahwat itu.. besar sekali pandangan keburukan tentang lelaki. yang ihwah pun begitu.. jika sudah bekoko dan berpeci berjenggot bertitel.. lirikan sinis yang memperhinakan, merendahkanmatanya kepada yang lebih rendah strata pekerjaan, pengetahuannya, atau tampilan fisiknya sampean juga sibuk mencerca demokrasi, tapi sampean memaafkannya kemudian mengikuti alur berproses penyelenggaraan negara dengan harapan yang sampean sembunyikan tentang penghapusan kebudayaan nusantara yangvtak sesuai islam dan allah menurut tafsir manhaj tarbiyah sampean.. sampean sesungguhnya perawat, pemupuk, penggelora perang, kebncian, dan semangat bertikai antara Sunni vs Syii.. sampean sampean tak mau tau kalo abbi ku sang deklarator pk & pks menangis tergugu karena menanggung pilu sebab anaknya yang ke 7 ( adikku yang ke 5 ) gila .dan kemudian masuk karantina rsj magelang selama 2 bulan. dan tak mau berkomunikasi dengan siapapun selama hampir 1,8 bulan yang menurut psikiater dan dokternkejiwaan adikku stressing berat karena korban salah sasaran hukuman dari ustad dan pengasuh asrama karena hanya kemiripan nama sang pelaku pemukulan dan pengeroyokan , yang sebenarnya adikku adalah teman dan sahabat yang di keroyok .di sebuah sma it di salah satu kabupaten di jateng. kok bisa katanya pendidikan integral, tapi pola pendidikannya jauh lebih hina dari acara penyambutan anggota gank motor. lebih sengsara mengsarakan dari akademi militer.

sampean sampean belum tau kalau ada mantan mentri dari pkcook yang mendholimi anak buahnya , pembantu rumahnya yang tak di gaji selama 6 bulan lamanya.. dan meminta pulang ke kampung pun tak di beri uang untuk ongkos perjalanan.. istri istri sampean masihkah lebih suci dari tukang gosip kampungan.. atau lebih ganas hingga harus lemparkan kakak perempuanku sakit liver akibat cemoohan tak beradab istri anggota dewan… sampean sampean ini sebenarnya siapa dan mau apa terhadap rakyat dan bangsa nusantara ini… sibuk teriak palestina dan rabiah mesir pas tragedi assisi vs morsi tapi kalian gusur tembok berbahan bambu rumah lek nardi si tukang parkir karena menurut gambar petak pertanahan lebih 0,5 meter.. bukankah kalian sudah kaya.. mana ikhlas yang masuk kurikulum tarbiyah seperti di liqo’ mingguan itu.. mau apa kau di nusantaraku wahai wahabi.. kau lah wahabi sesungguhnya.. sampean sampean wahabi murni yang mencoba selalu sampean sampean pungkiri dan elak dari kenyataan sampean sampean membenci upaya upaya leluhur nusantara ini merangkai dawuh illahi dengan menyeimbangkan alam dan manusia.. sampean sampean adalah penjual agama.. sampean sampean membuat tuhan seperti pekerja dan sales marketing wajihah dan lembaga sampean.. sampean sampean picik kan nikmat iradah Allah tentang hukum pertemuan jodoh. dengan pola penjodohan hanya di kalangan dan komunitas kalian untukbmenjaga brand dan tujuan tujuan dagang sampean… wahabi seperti sampean sampean hendaknya bertaubat kemudian berwudhu dari kepentingan agama yang di komersilkan dan untuk tujuan tujuan kekuasaan.. seperti aku ini.. aku berpaling dari konsep kehidupan menurut sampean sampean… aku ini anak kader yang sejak 96 sudah mengikuti kajian khusus anak kader, kini aku berpaling dan mengenyahkan sistem sampean di otak dan cara berfikirku, di hati dan cara hidupku,… semoga kita bepapasan di jalan Tuhan semestinya , semboyan sampean satu saja Allahu Ghoyatuna.. Allah Tujuanku.. Bukan surga yang sampean dambakan dengan mati di jalan Tuhan… bukan.. bukan.. bukan seperti itu.. tapi seperti aku.. Hidup di jalan Tuhan, mendambakan jika mati ketemu Tuhan.. karena Tujuanku Tuhan.. dan aku menolak perang tapi mendukung dan mengupayakan kebersamaan dalam cinta dan kedamaian salam Jancok… Balas 15. anakKaderPKS-GarudaKeadilanSolo-TaubatLaluBerMaiyahBersamTuhanDanRasulnya berkata: 15 FEBRUARI 2016 PUKUL 01:33

nusantara ini akan di bawa ke zaman model apa.. nahimunkar.com pemakaian nama yang kurang pas.. kenapa nggak amarmakruf.com , kenapa memakai energi emosi, daya benci dari makna kata nahi mungkar.. gak mungkin memerangi tanpa kebencian. gak mungkin perang ada tanpa unsur kebencian dan saling benci dari dua pihak yang ber perang. cobalah maknai unsur cinta dan mencintai dalam amar makruf. apa pernah ada unsur cinta dalam konsep nahi mungkar.. jancok lah kalian semua ini.. belajarlah wahai engkau yang mengaku nahi mungkar dari kkata cinta dan mencintai. Cinta itu suatu keadaan di dalam jiwa manusia. Suatu situasi yang bergulung-gulung di batas kedalaman jiwamu. Sedangkan mencintai adalah keputusan social. Mencintai adalah perilaku, langkah perbuatan kepada yang bukan dirimu. Bentuknya tidak lagi seperti yang ada di dalam dirimu. Ia sebuah dinamika aplikasi keluar diri, bisa berupa benda, barang, jasa, pertolongan, kemurahan, dan apapun sebagaimana peristiwa sosial di antara sesame manusia. Engkau bisa mencintai meskipun tanpa cinta. Karena perbuatan mencintai bisa engkau ambil energinya dari nilai-nilai sosialitas yang bermacam-macam. Bisa kasih sayang kemanusiaan, bisa kenikmatan bebrayan, bisa toleransi, empati, simpati, partisipasi dan apapun. Atau engkau ambil landasan dari Tuhan: aku tetap mencintainya, menjalankan kebaikan kepadanya, meskipun di dalam dirimu sudah tak tersisa rasa cinta yang eksklusif kepadanya. Engkau bisa memasuki kedalaman makna cinta dan mencintai dengan berpindah-pindah pintu untuk memasukinya. Engkau bisa menyelami lubuk-lucuk cinta dan mencintai dengan merangsang terbukanya berbagai pori-pori nilai untuk engkau buka dan masuki. Cinta itu suatu potensi, suatu keadaan, sebuah situasi batin, mungkin berujud ruang yang membutuhkan waktu, atau bisa jadi ia terasa sebagai energi atau teralami sebagai semacam frekwensi. Seluruh kemungkinan itu terletak di dalam diri manusia, ia ada dalam kesunyian dirinya, ia belum fakta bagi selain dirinya. Adapun ‘mencintai’ adalah sikap sosial. Keputusan dari dalam diri ke luar diri dan untuk yang bukan dirinya sendiri. Apabila ‘cinta’ diaplikasi menjadi tindakan ‘mencintai’, maka begitu ia mensosial: wujudnya, bentuknya, formulanya, prosedurnya, nada dan iramanya, sudah ‘bukan’ cinta itu sendiri. Sang cinta ada di balik itu semua. Mencintai itu wajahnya seakan tak ada hubungannya dengan cinta, karena ia bisa berupa kerja keras membanting tulang di pasar dan jalanan untuk keluarga. Ia bisa berujud kepengasuhan dalam keluarga, kepemimpinan dalam bermasyarakat, kearifan mengurusi kesejahteraan rakyat. Bahkan bisa berwujud undang-undang, kreativitas teknologi, serta apapun saja yang dikenal oleh manusia sehari-hari tanpa mereka pernah menyadari bahwa itu semua bersumber dari keputusan dan tindakan mencintai. Ada kalanya suatu masalah diselesaikan tidak dengan berhadapan dengan masalah itu. Bisa juga dengan berpindah konsentrasi, memikirkan atau melakukan sesuatu yang lain sama sekali dan tak ada kaitannya dengan masalah itu. Semakin engkau berkenalan dengan sifat-sifat kehidupan yang hampir tak terbatas keluasannya dan tak terukur kedalamannya, semakin engkau lincah dan kreatif untuk tidak berhenti mengurung diri atau dikurung oleh ruang sempit masalah yang sedang merundungmu. Nanti, di tengah-tengah istirahat dari gegap gempita perjuangan duniamu, di tengah riuh rendah peperangan melawan masalah-masalahmu, engkau duduk bahkan tergeletak dengan nafas terengahengah. Tiba-tiba, semoga, engkau di sapa oleh ‘cinta ilahiyah’, ia tiba-tiba saja hadir seakan sebuah sosok yang terbaring di sisimu. Ia menerbangkanmu dari dunia yang hampir bikin pecah kepalamu. Engkau dibawa menyelam ke lubuk ‘uluhiyah’ atau melebar meluas ke semesta ‘rububiyah’, di mana segala fakta pemuaian, pertumbuhan, harmoni, pernikahan-pernikahan pada inti universalitasnya, dan apapun saja yang merupakan indikator persatuan, penyatuan, kebersatuan, kemenyatuan, manunggal, nyawiji , dan apapun saja kumpulan huruf-huruf yang dibangun dan disusun untuk nilai dan makna — datang mendaftarkan diri mereka masing-masing, satu persatu dan bersama-sama, kepada ilmu dan pengetahuanmu. Balas

16. Renylda Masriana berkata: 25 DESEMBER 2015 PUKUL 13:22

Intinya adalah. Ngga semua orang islam di indonesia menerima ajaran sunnah rosul, di ajarin yg baik2 mereka bilang ribet lah, ini lah itulah. Akhirnya nyari2 ilmu sampai ketemu aliran syi’ah yg jelas2 bukan agama islam. Ngelakuin yg aneh2. Masa kalau suami berzinah dg yg bukan mukhrim(belum menikah), maka sang istri nya di sebut berjihad. Berjihad dalam hal apa? Mengizinkan suaminya berbuat dosa di jalan allah? Apa itu yg namanya jihad? Sekali lagi.syi’ah itu bukan agama. Dr perkataan yg sudah saya dengar selesai juga, ada pesan yg tersirat. Coba pahami baik2. Menurut saya artikel ini berusaha untuk menyadarkan orang2 yg belajar ilmu agama setengah2. Balas 17. Octa FX berkata: 9 DESEMBER 2015 PUKUL 13:30

Ga salah…dalam bait jongko joyoboyo disebutkan “banyak yg pinter tapi keblinger”. Sampeyan iki pinter ngoreksi tapi ga tau esensi, ga tau niat, ga tau filosofi. Balas 18. Octa FX berkata: 9 DESEMBER 2015 PUKUL 13:06

sayang sekali anda hanya pandai mengkritik… Balas 19. Bang Genta berkata: 7 DESEMBER 2015 PUKUL 10:42

Setuhu sama mas damar Balas 20. Ferdiansyah berkata: 25 NOVEMBER 2015 PUKUL 17:54

Gus Nuril juga suka merendahkan Islam saat dia ceramah di gereja .. mohon di terbitkan.. biar orang yg dangkal iman alias goblok dalam tauhid Islam sadar… dan meninggalkan ajaran idolah sesatnya itu Balas 1.

Jatmoko berkata: 2 MARET 2016 PUKUL 19:41

islam itu apasih? Kok bisa direndahkan, dan bagaimana cara merendahkan islam? Balas 1.

Arafat berkata: 16 MARET 2016 PUKUL 04:32

Kang Jatmoko, Islam itu mata pelajaran. cara merendahkannya kalau tidak kerjain dari ustadznya. hahaha Balas 1.

Arafat berkata: 16 MARET 2016 PUKUL 04:33

ups. PR maksudku… PR dari ustadznya… Balas 21. Ferdiansyah berkata: 19 NOVEMBER 2015 PUKUL 23:25

KALO DIA MEMANG SYIAH RAFIDAH.. DAN MEMANG TERBUKTI KITA SHARE BERTUBI TUBI.. SYIAH SUNNY ITU BEDA AKIDAH.. MAKASIH.. TERUS KASIH BUKTINYA BRO.. TULIS JUGA SIAPA LAGI YG CERAMAHNYA SUKA MERENDAHKAN ISLAM.. Balas 1.

Indra berkata: 21 FEBRUARI 2016 PUKUL 02:53

Yang bikin Islam itu rendah ya situs macam ini. Balas 22. Kadal Super berkata: 13 OKTOBER 2015 PUKUL 11:04

postingan anda menunjukkan dengan jelas sekali kedangkalan cara berpikir otak anda. maaf jika ini menyinggung perasaan anda. kalo anda sudah ma’rifat dengan Islam anda pasti anda sangat menyesal dengan postingan anda ini. wassalam Balas 23. awan berkata: 30 SEPTEMBER 2015 PUKUL 07:36

wahhh kayaknya admin situs ini emang orang sesat lah.. aku baca2 di situs ini ada muatan politiknya .. ada backing nya hmmmm… mbok ya kalau nulis itu dikaji jangan asal ketik aja .. ini nih ,, salah satu situs yang bikin malu Islam , plus bikin mau dunia Blogging aja … Balas 24. Adam berkata: 29 AGUSTUS 2015 PUKUL 16:49

haleeh kalo berani klarifikasi pada orangnya dulu baru bikin tulisan,,,justru yang kaya gini ini yang merendahkan kualitas diri sendiri Balas 25. bellabeh ariya berkata: 26 AGUSTUS 2015 PUKUL 12:40

setiap manusia punya cara sendiri untuk menyampaikan dakwah. bukankah para wali juga melakukan itu, sunan kalijaga melalui kesenian rakyat yang beraliran hindu terus diadaptasi. tapi klo menurut anda seperti itu sih sah2 saja soalnya apa yang kita lihat belum tentu sesuai kenyataannya, klo masalah hati (niat) siapa yang tahu selain ALLAH SWT. bukankah islam agama damai jadi sampaikanlah dengan damai pula. Jangan bertengkar, saya juga penggemar AINUN NAJIB dan saya juga suak musik DJ yg katamya identik dengan maksiat dan insyaallah saya juga masih memegang teguh iman saya sampai saat ini dan seterusnya. Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari laki2 dan perempuandan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal mengenal……sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS AL HUJURAT : 13) SALAM PERSATUAN NUSANTARA DARI PESANTREN MP 19 NUSANTARA Balas 26. metta karuna berkata: 12 JULI 2015 PUKUL 21:08

dia memang sengaja , koq . ngiri dan provokator Balas 27. Anang DS berkata: 10 APRIL 2015 PUKUL 09:52

Sunan Kalijaga itu mendakwahkan Islam dengan budaya Jawa yang notabene saat itu dikuasai Hindu Budha. Anda mau menyalahkan Sunan Kalijaga karena berdakwah dengan tradisi Hindu-Budha? Anda kaji dulu lah itu pengajiannya, jangan asal comat comot begitu. Kalau Anda mau tau bagaimana Cak Nun sebenarnya, datang ke Jogja, ke Kab. Bantul, kerumahnya Cak Nun, setiap malem 17 tiap bulannya. Mulai

malem habis Isya’ sampai subuh. Apa yang Anda tulis itu kalau cuma bualan dan penafsiran sepihak Anda atau pemutar balikkan fakta, maka Anda sudah melakukan fitnah. Balas 28. fitnah nahimungkar berkata: 30 MARET 2015 PUKUL 19:54

Halah iki PALING hanya dompreng terkenal,biar rating webnya naik terus buat artikel seolah2 mengkritiki orang2 yang sudah terkenal.TIDAK PUNYA BAHAN LAIN DI PIKIRANNYA SAMPAI UNTUK TERKENAL WEBNYA HARUS MENCELA ORANG YA? JUALAN FITNAH ORANG YA?? Mesakke men uripe Balas 29. nurpendi berkata: 23 MARET 2015 PUKUL 01:10

Maaf. Bg penulis dan seluruh admin. Jgn menulis sesuatu yg blum anda ketahui. Meskipun aku bru berkunjung ke situs ini. Situs ini sepertinya punya cukup pembaca. Sungguh. Kaliah benar benar tidak menyadari apa yg anda telah tulis. Pelajari dahulu sebelum menyimpulkan. Aku tidak menyalahkan penulis. Penulis benar benar salah paham. Aku yakin penulis baru sekali dua tiga kali mendengar cak nun bicara. Jagalah tulisan tulisan anda. Seorang telah mati, tp kadang tidak buat tulisan nya. Org di kenal karena tulisanya. Dan entah kenangan itu baik atw buruk. Tergantung pada apa yg telah dia tulis.

Related Documents


More Documents from "ISLAMIAH"

Bab I Bbl.docx
May 2020 14
1 Ali.docx
October 2019 8
Alt.docx
April 2020 5
Bahan Antidiare.docx
April 2020 5
Gambar Gigi.docx
April 2020 7