Bahan Antidiare.docx

  • Uploaded by: Zidny Ilmayaqin
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahan Antidiare.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 862
  • Pages: 3
EFEK ANTIDIARE I. PRINSIP Metode proteksi terhadap diare yang diinduksi oleh oleum ricini II. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mengetahui sejauhmana aktivitas obat antidiare dapat menghambat diare yang disebabkan oleh oleum ricini pada hewan percobaan. III. TEORI DASAR Diare ditandai dengan frekuensi defekasi yang jauh melebihi frekuensi normal, serta konsistensi feses yang encer. Diare dapat bersifat akut dan kronis. Penyebab diare pun bermacam-macam. Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti E. Coli, Shigella, Salmonella, dan V. Cholera, virus dan amuba seperti E. Histolytica, dan Giardia lambia. Selain itu dapat pula disebabkan oleh toksin bakteri seperti staphylococcus aureus, dan Clostridium welchii yang mencemari makanan. Diare kronis mungkin berkaitan dengan berbagai gangguan dengan berbagai gangguan gastrointestinal, ada pula diare yang berlatar belakang psikosomatik, alergi oleh makanan atau obatobat tertentu, disamping itu diare kronis ini dapat disebabkan oleh kelainan pada sistem endokrin dan metabolisme, kekurangan vitamin dan sebagai akibat radiasi. Diare yang berkepanjangan sangat melemahkan penderitanya karena tubuh kehilangan banyak energi cairan elektrolit tubuh, sehingga memerlukan terapi pengganti dengan cairan dan elektrolit serta kalori, obat antibakteri atau antiamuba, bergantung pada penyebab diare tersebut, ataupun obat-obat lain yang bekerja memperlambat peristaltik usus, menghilangkan spasme dan nyeri, dan menenangkan.

Penggolongan Obat Diare 1. Kemoteurapetika Untuk terapi kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab diare dengan antibiotika, sulfonamida, furazolidin, dan kliokonol. 2.

Obstipansia

Untuk pengobatan simtomatis yang dapat mengentikan diare dengan cara: 1. Zat penekan peristaltik usus: Candu dan alkaloidnya, derivat petidin

(definoksilat dan

loperamid) dan antikolinergik (atropin, ekstrak belladone) 2. Adstringensia: Zat yang dapat mencioutkan selaput lendir usus, misalnya tanalbumin, garamgaram bismut dan alumunium. 3. Adsorbensia: Zat yang dapat menyerap pada permukaannyazat-zat racun yang dihasilkan oleh bakteri (toksin) atau yang berasal dari makanan, misalnya karbon, mucilage, kaolin, pectin, garamgaram bismut dan garam alumunium. 4.

Spasmolitika Obat yang dapat menghilangkan kejang-kejang. LOPERAMIDA (IMODIUM,Jansen) Merupakan derivat defenoksilat dan haloperidol (suatu neuroleptikum). Khasiat obstipasinya 2-3 kali lebih kuat tanpa khasiat terhadap sistem saraf pusat, jadi tidak menyebabkan adiksi, habituasi, dan toleransi. Mulai kerjanya cepat dan masa kerjanya panjang. Efek samping: Tidak terjadi tapi pada anak-anakdibawah 2 tahun tidak boleh diberikan karena akan terjadi penekanan peristaltik usus kuat sehingga timbul konstipasi.

Dosis: Diare akut, permulaan 2 tablet berisi 2 mg, lalu 2 jam 1 tablet sampai maksimum 8 tablet sehari. Anak-anak 2-8 tahun : 2-3 kali sehari 0,1 mg/kg BB Anak-anak 8-12 tahun : pertama 2 mg, maksimal 8-12 mg sehari. IV. BAHAN DAN ALAT Hewan Percobaan : Mencit putih jantan dengan berat badan antara 20-25 gram. Hewan yang digunakan untuk percobaan memiliki feses normal. Bahan -

Oleum ricini

-

Kertas saring

: -

Alat -

Sonde oral mencit

-

Stopwatch

-

Timbangan mencit

-

Bejana silinder

1.

Loperamid HCl (0,24 mg/ml) dan (0,48 mg/ml)

:-

Alat suntik 1 ml

V. PROSEDUR Bobot mencit ditimbang, dikelompokkan secara acak menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol yang hanya diberi oleum ricini, kelompok uji loperamid dosis 1 dan dosis 2, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 ekor mencit.

2.

Dua jam sebelum percobaan dimulai mencit dipuasakan.

3.

Sesuai dengan perlakuan yang akan dialaminya tiap mencit diberi peroral 0,75 ml/20 g sediaan uji dan kemudian ditempatkan dalam bejana individual beralaskan kertas saring untuk pengamatan.

4.

Satu jam setelah perlakuan pada butir 3, semua mencit diberi peroral 0,75 ml oleum ricini.

5.

Respon yang terjadi pada setiap mencit diamati selang 30 menit sampai 4 jam, setelah pemberian oleum ricini.

6.

Parameter yang diamati yaitu waktu muncul diare, frekuensi konsistensi diare dan jumlah bobot feses serta jangka waktu berlangsung diare.

7.

Hasil-hasil pengamatan disajikan dalam tabel dan buatkan grafiknya.

8.

Evaluasi hasil pengamatan pada ketiga kelompok hewan untuk waktu muncul diare, bobot feses dievaluasi masing-masing secara statistik dengan metode anava dan student T.

Antidia Tablet 2 mg, Informasi obat kali ini akan menjelaskan jenis obat Diare akut, diare kronik Loperamide HCl, yang diantaranya menjelaskan dosis obat, komposisi atau kandungan obat, manfaat atau kegunaan dan khasiat atau dalam bahasa medis indikasi, aturan pakai Antidia, cara minum/makan atau cara menggunakannya, juga akan menerangkan efek samping atau kerugian, pantangan atau kontra indikasi serta bahayanya, over dosis atau keracunan, dan farmakologi serta meknisme kerja dan harga dari obat Antidia, dan inilah penjelasannya: ANTIDIA GOLONGAN K Merah KANDUNGAN

Loperamide HCl. INDIKASI Diare akut, diare kronik. KONTRA INDIKASI Bayi. PERHATIAN Gangguan fungsi hati. Anak kecil. Penyakit radang usus besar. EFEK SAMPING Sakit perut, toksik megakolon, mulut kering, rasa lelah, pusing, kemerahan pada kulit. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya). KEMASAN Tablet 2 mg x 10 x 10. DOSIS Diare akut : dosis awal pada orang dewasa 2 tablet, dosis awal pada anak berumur 5 tahun atau lebih 1 tablet, kemudian 1 tablet untuk beberapa kali buang air besar berikutnya. Diare kronis : dewasa : diawali dengan 2 tablet. anak berusia 5 tahun atau lebih : 1 tablet. Dewasa : dosis maksimal untuk diare akut dan kronis 8 tablet sehari. Anak-anak : dosis maksimal 3 tablet sehari. PENYAJIAN Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak HARGA : Rp. 69.575/kemasan

Related Documents

Bahan
October 2019 64
Bahan
July 2020 55
Bahan
August 2019 62
Bahan Bahan 3.docx
May 2020 43
Bahan-bahan Lapizan Ozon
December 2019 57
Bahan Kebijakan.docx
December 2019 14

More Documents from "haikal"

Alt.docx
April 2020 5
Bahan Antidiare.docx
April 2020 5
Gambar Gigi.docx
April 2020 7