PERILAKU MENYIMPANG PADA KALANGAN REMAJA (STUDI KASUS : PELAKU BALAPAN LIAR KALANGAN REMAJA DI DAERAH UJUNG GADING).
A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang diera globalisasi, banyak hal yang berubah. Pergaulan remaja adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari globalisasi. Pengaruh dari globalisasi setiap tahunnya terus mengalami perubahan dengan cepat dimedia informasi yang berimbas pada pergaulan remaja yang sudah tidak ada batasnya. Banyak remaja yang melakukan hal-hal yang sangat merugikan dirinya dan orang lain. Pengaruh dari globalisasi terhadap remaja sudah tidak terbendung lagi, baik dari media komunikasi maupun pergaulan yang tersalurkan tanpa batas tanpa
adanya
pengawasan.
Diakibatkan
remaja
melakukan
perilaku
menyimpang atau tingkah laku hingga pelanggaran norma sosial sudah marak terjadi baik didaerah-daerah hingga kota besar di indonesia. Seperti halnya balapan liar, salah satu masalah dari sekian banyak masalah yang diangkat penulis dalam bentuk skripsi ini. Dimana sudah sangat meresahkan
masyarakat
sekitar
maupun
pengguna
jalan
umumnya.
Menanggapi tentang semakin maraknya balapan liar yang didominasi oleh anak-anak remaja yang seharusnya melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi masa depannya. Semakin maraknya balapan liar akhir-akhir ini terjadi. Menjadi miris bagi kita sebagai masyarakat mendengarnya, anak-anak muda yang seharusnya melakukan hal-hal yang positif untuk mengisi waktu luang mereka, apalagi balapan yang mereka dilakukan pada tengah malam. Kenakalan remaja itu bisa didefinisikan sebagai perilaku menyimpang atau tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal. Kenalan remaja itu merupakan suatu hal yang bisa saja terjadi pada setiap anak muda yang masih berseragam sekolah atau
berstatus pelajar maupun masyarakat pada umumnya yang melakukan tindak kriminal. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Di sisi yang lain sesungguhnya masa remaja merupakan masa yang sangat penting bagi pembentukan identitas diri. Hal ini berarti bahwa keberhasilan dalam membentuk identitas diri pada masa remaja akan mempengaruhi keberhasilan yang dicapai pada masa-masa selanjutnya. Konsep indentitas pada umumnya merujuk pada suatu kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang rentang kehidupan, sekali pun terjadi berbagai perubahan. Faktor pergaulan didalam lingkungan sangat mempengaruhi pada seorang remaja. Karena dari situ mereka bisa belajar banyak hal baik itu bersifat positif maupun negatif, maupun baik secara langsung maupun secara tidak langsung Lebih jauh dijelaskannya bahwa orang yang sedang mencari identitas adalah orang yang ingin menentukan “siapakah” atau “apakah” yang diinginkannya pada masa mendatang. Bila mereka telah memperoleh identitas, maka ia akan menyadari ciri-ciri khas kepribadiannya, kesukaan atau ketidaksukaan nya, aspirasi, tujuan masa depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya Setiap kaum remaja umumnya pasti berhasrat ingin memiliki potensi atau bakat individual tertentu. Karena pada masa remajalah merupakan masa yang
paling
ideal
untuk
mencari
bakat
atau
mengeksplorasikan
kemampuannya dan menjadikannya suatu potensi individu yang kreatif atau sekedar hoby yang bisa mengisi waktu luang yang kosong untuk hal-hal yang positif, Seperti contoh dibidang olah raga, kesenian, maupun pendidikan. Menurut Habsari potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental yang dimiliki seseorang dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang
dengan sarana yang baik, sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciriciri proses fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki.1 Apapun minat yang diinginkan oleh remaja tersebut, baik itu bersifat positif maupun negatif pasti akan dilakukannya. Karena, pada masa-masa remaja itu merupakan masa-masa pencarian identitas atau kebingungan peran, sangat peka, dan penasaran terhadap hal-hal baru yang dilihatnya. Hal-hal baru ini akan menimbulkan dampak baik maupun dampak buruk pada kalangan remaja. Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Didalam pola hubungan-hubungan yang lazim disebut interaksi sosial, anak atau remaja merupakan salah satu pihak, disamping adanya pihak-pihak lain. Pihak-pihak tersebut saling mempengaruhi, sehingga terbentuklah kepribadiankepribadian tertentu sebagai akibatnya. Penyebab terjadinya perilaku menyimpang yang terjadi pada kalangan remaja dikarenakan ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan kedalam keperibadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Pelanggaran-pelanggaran tersebut seringkali terjadi dalam realistis kehidupan dalam masyarakat sekarang ini, seperti geng-geng motor khususnya didaerah Ujung Gading yang cenderung meresahkan masyarakat. Didalam konteks ini, balapan liar yang terjadi di Ujung Gading merupakan hal yang sudah lama terjadi. Penyebab terjadinya perilaku balap liar dikalangan remaja dapat dilihat dari media-media sosial atau agen sosialisasi. Dimana agen sosialisasi tersebut terdapat dilingkungan keluarga, teman bermain, lingkungan sekolah, dan media massa. Menurut Rumiyati, dkk., media-media lingkungan sosial atau
1
Habsari, Bimbingan dan Konseling Rejama, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 2
sering disebut agen sosialisasi yang sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian individu.2 Balapan liar ini sesungguhnya sangat beresiko jika dilakukan ditempat umum bukan ditempat atau sarana balapan yang telah disediakan. Tidak jarang nyawa menjadi taruhannya, bahkan masa depan menjadi taruhannya, karena dari aktifitas balapan liar ini kebanyakan terjadi kecelakaan yang berujung maut. Balapan liar itu dimulai setiap hari libur tanpa memikirkan pengguna jalan lainnya yang membuat warga sekitar menjadi emosi melihat anak-anak kebut-kebutan dan berisik akibat suara knalpot plong atau kata lain freeflow yang dihasilkan oleh motor gerombolan geng tersebut pada saat jam tidur masyarakat. Fenomena balap liar harusnya menjadi tanggung jawab kita bersama mengingat kegiatan seperti tentunya membahayakan masyarakat yang melintas, kemudian dapat pula memicu permasalahan sosial seperti tawuran ataupun tindak kekerasan lainnya. Balapan liar merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja. Fenomena seperti ini dapat dikategorikan sebagai masalah sosial karena sangat meresahkan atau bahkan dapat membahayakan masyarakat. Terlebih kepada gerombolan yang sering balapan liar itu mayoritas adalah anak remaja yang statusnya adalah pelajar yang tidak atau belum memiliki Sim untuk mengendarai kendaraan bermotor. Mengapa balap liar dikalangan remaja menjadi begitu maraknya dan apa faktor-faktor pendorong timbulnya perilaku balap liar pada kalangan remaja ? Padahal aksi balap liar dapat menimbulkan resiko yang tinggi, bahkan nyawa menjadi taruhannya. Berdasarkan kenyataan diatas inilah yang menarik peneliti untuk meneliti dalam ilmu kajian sosiologis untuk mengambil judul penelitian Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja (Studi kasus : Pelaku Balapan Liar Kalangan Remaja di Daerah Ujung Gading).
2
Rumiyati, Tuntas Tuntunan ke Universitas, (Jakarta: Graha Pusta,a 2006), h. 7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut mengenai “Perilaku Menyimpang Pada Kalangan Remaja” atau Studi Kasus remaja mengikuti balap liar : 1. Mengapa remaja mengikuti balap liar? 2. Bagaimana respon masyarakat terhadap perilaku balap liar remaja?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perilaku balap liar pada kalangan remaja. 2. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap perilaku balap liar di kalangan remaja.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada kepolisian Polantas, keluarga, dan anak-anak remaja umumnya. 2. Agar untuk kedepannya khususnya kepada kaum remaja dapat mengetahui dan mengerti akibat dampak buruk dari balapan liar itu sendiri 3. Sebagai acuan dan bermanfaat untuk pembacanya maupun yang akan meneliti masalah balap liar itu sendiri .