Ejaan Bahasa Indonesia

  • Uploaded by: Yustika Desti Yolanda
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ejaan Bahasa Indonesia as PDF for free.

More details

  • Words: 1,666
  • Pages: 35
EJAAN BAHASA INDONESIA

PENGERTIAN EJAAN KBBI Zaenal Arifin dan Amran Tasai

Lamuddin Finoza

KBBI kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyibunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca

ZAENAL ARIFIN DAN AMRAN TASAI “Keseluruhan perangkat aturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antar lambanglambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).”

LAMUDDIN FINOZA “ Seperangkat aturan atau kaedah pelambangan bunyi bahasa-pemisahan, penggabungan, dan penulisan-dalam suatu bahasa”.

RANGKUMAN Ejaan merupakan cara untuk mengatur penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca

FUNGSI EJAAN 1. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa 2. Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan 3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia

RUANG LINGKUP EJAAN BAHASA INDONESIA

PEMAKAIAN HURUF Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya ada satu bunyi untuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggris yang satu lambang memiliki beberapa bunyi. Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten,seperti: bus (dibaca : bus)

PENULISAN KATA 1. Penulisan kata turunan  Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar  Pada gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya.  Pada gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut  Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya diberi tanda hubung.  Jika kata maha diikuti kata esa dan selain kata dasar sebagai unsur gabungan, maka ditulis terpisah.  Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap menggunakan kata hubung.

2. Penulisan gabungan kata  Kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.  Istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda hubung.  Kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai. 3. Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.  Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.  Kata si dan sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.

4. Penulisan partikel  Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.  Partikel per yang berarti ‘mulai’ ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah.

5. Penulisan singkatan dan Akronim  Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.  Singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT, KTP, SLTP.  Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik, misalnya:dkk.  Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan hruruf kapital.  Akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).  Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.

6. Penulisan angka lambang bilangan  Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.  Angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu, mata uang, nomor jalan.  Penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)

7. Pemakaian Tanda Baca  Tanda titik (.)  Tanda koma (,)  Tanda titik koma (; )  Tanda titik dua (: )  Tanda hubung (-)  Tanda tanya (?)  Tanda seru (!)  Tanda kurung ((…))  Tanda garis miring ( / )  Tanda petik ganda ("“…” ")  Tanda pisah (--)  Tanda elipsis (...…)  Tanda kurung siku ([ ])  Tanda petik tunggal ( ' '‘…)  Tanda penyingkat ( ‘' )

PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING

HURUF KAPITAL Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf

pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: - Dia membaca buku, - Apa maksudnya? Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: - Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" - Orang itu menasihati anaknya, "Berhatihatilah, Nak!" - Kemarin engkau terlambat," katanya. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Islam, Quran, Allah, Yang Mahakuasa, Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar

kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya: - Dia baru saja diangkat menjadi sultan, - Pada tahun ini dia pergi naik haji, - Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai. Huruf kapital dipakai atau tidak dipakai sebagai huruf pertama 1).Unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru 2).Nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya. Misalnya: Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia, Sidang itu dipimpin Presiden.

3). Nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu. Misalnya: Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu? 4). Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.Misalnya: bangsa Eskimo, suku Sunda, bahasa Indonesia. 5). Nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya: pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan, kejawa-jawaan. 6) . Nama tahun, bulan, hari, dan hari raya. Misalnya : tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid 7). Nama peristiwa sejarah. Misalnya: Perang Candu, Perang Dunia I, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 8). Nama diri geografi. Misalnya: Banyuwangi, Asia Tenggara, Cirebon, Amerika Serikat. 9. Nama geografi yang diikuti nama diri geografi. Misalnya: Bukit Barisan, Danau Toba Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru

Catatan: - Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal). Misalnya: J.J de Hollander,J.P. van Bruggen ,H. van der Giessen. - Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti. Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini, Ibrahim bin Adham, Siti Fatimah binti Salim.

PENGGUNAAN HURUF MIRING

A. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: -Saya pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca. -Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa. - Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka. Catatan: Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.

B. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk

menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya: - Huruf pertama kata abad adalah a. - Dia bukan menipu, melainkan ditipu. - Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf capital

C. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia. Misalnya: - Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana. - Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak. - Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini. - Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'.

D.Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia. Misalnya: - Negara itu telah mengalami empat kali kudeta. - Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.

Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digaris bawahi.

APA ITU TANDA BACA

?

Tanda Titik (.) 

Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

 Pada akhir singkatan nama orang.  Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan

sapaan.  Singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.  Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar  Untuk memisahkan angka penunjuk waktu.  Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan



Tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan

keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah. 

Tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia,

satuan ukuran 

Tidak dipakai pada akhir judul.



Tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan

tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.

Tanda Koma (,) 

Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.



Untuk memisahkan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan

melainkan. 

Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.



Tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.



Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara

kalimat yang terdapat pada awal kalimat.



Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat



Dipakai di antara nama dan tanggal, serta antara tempat dan tanggal.



Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.



Di

antara

nama

orang

dan

gelar

akademik

yang

mengikutinya. 

Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.



Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya.

Tanda Titik Koma (;) 

Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.



Dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara

di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Tanda Titik Dua (:) 

Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.



Dipakai

sesudah

kata

atau

ungkapan

yang

memerlukan pemerian. 

Dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.



Dipakai di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci.



Tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan

Tanda Hubung (-) 

Menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.



Menyambung

awalan

dengan

bagian

kata

dan

belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris. 

Menyambung unsur-unsur kata ulang.



Menyambung huruf

kata yang dieja satu-satu dan

bagian-bagian tanggal. 

Dipakai untuk merangkaikan se- dan –an.

Tanda Pisah (—) 

Pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.



Menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.

Tanda Petik (“…”) 

Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung

Tanda Petik Tunggal (‘…’) 

Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.

Tanda Garis Miring (/) 

Biasa digunakan untuk menyatakan “atau”, biasanya untuk dua kata yang bersinonim.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from ""