BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Sejak hampir seabad yang lalu dibidang kedokteran timbul kebutuhan untuk mencoba memahami faktor-faktor sosial yang berhubungan dengan pola penyebaran penyakit (epidemiologi) dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Maka dikembangkanlah Sosiologi Kedokteran yaitu ilmu yang mencakup studi tentang faktor-faktor dalam etiologi atau penyebab, prevalensi dan interpretasi dari penyakitdan tentang profesi kedokteran itu sendiri serta hubungan dokter dengan masyarakat umum. Dalam perkembangan selanjutnya terbukti bahwa upaya penanggulangan penyakit masyarakat tidaklah hanya merupakan tanggung jawab profesi kedokteran saja, melainkan tanggung jawab bersama para petugas kesehatan. Selain itu pendekatan terhadap masalah kesehatan masyarakat pun diperluas, dari penyakit menjadi kesehatan. Sejalan dengan perkembangan tersebut maka timbul pula Sosiologi Kesehatan yang lebih luas daripada sosiologi kedokteran. Selain topik-topik dalam sosiologi kedokteran, sosiologi kesehatan membahas pula perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial terhadap perilaku kesehatan, serta interaksi antar petugas kesehatan dan antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Sosiologi Kesehatan ini dipelajari dan dikembangkan oleh ahli sosiologi yang mengkhususkan diri pada bidang kesehatan, maupun oleh dokter-dokter yang meluaskan cakrawala ilmunya ke bidang sosiologi. Banyak istilah atau konsep sosiologi yang dimasukkan dalam terminologi kedokteran, terutama untuk digunakan dalam studi-studi epidemiologi, seperti misalnya masyarakat, struktur sosial, masalah sosial, peran, sosialisasi, kepercayaan, norma, survei sosial, dan sebagainya.
2.
Tujuan Pembuatan Makalah Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui dan membahas defenisi, pengertian dan ruang lingkup sosiologi dalam bidang kesehatan dan penerapannya dalam dunia kesehatan masyarakat khususnya kesehatan gigi.
1
BAB II ISI Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial. Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Salah satu ruang lingkup sosiologi adalah sosiologi dibidang kesehatan. Sosiologi kesehatan dan penyakit mempelajari interaksi antara masyarakat dan kesehatan.
Aspek sosiologi ini berbeda dari
sosiologi medis karena cabang sosiologi ini mempelajari kesehatan dan keadaan sakit berkaitan dengan institusi sosial seperti keluarga, pekerjaan, dan sekolah. Sosiologi kesehatan dan penyakit mencakup patologi sosiologis (sebab penyakit dan keadaan sakit), alasan mencari jenis bantuan medis tertentu, dan kepatuhan atau ketidakpatuhan pasien dengan persyaratan medis.
2
1.
Defenisi Sosiologi kesehatan adalah studi tentang perawatan kesehatan sebagai suatu sistem yang telah terlembaga dalam masyarakat kesehatan/health dan kondisi rasa sakit/illness dan hubungannya dengan faktor-faktor sosial (Ruderman, 1981). Menurut ASA (American Sociological Association, 1986) Sosiologi kesehatan merupakan sub bidang yang mengaplikasikan perspektif, konsep-konsep dan teori-teori serta metodologi di bidang sosiologi untuk melakukan kajian terhadap fenomena yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan manusia. Sebagai suatu bidang yang spesifik sosiologi kesehatan diartikan pula sebagai bidang ilmu yang menempatkan permasalahan penyakit dan kesehatan dalam konteks sosio kultural dan perilaku.
2.
Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Kesehatan Memperhatikan kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa focus bidang sosiologi kesehatan tidak hanya terpusat pada aspek kesehatan semata melainkan menyangkut persoalan-persoalan yang jauh lebih luas. Termasuk dalam kajian bidang ini antara lain: a. Deskripsi dan penjelasan atau teori-teori yang berhubungan dengan distribusi penyakit dalam berbagai kelompok masyarakat b. Perilaku atau tindakan yang diambil oleh individu dalam upaya menjaga atau meningkatkan serta menanggulangi keluhan sakit, penyakit dan cacat tubuh c. Perilaku dan kepercayaan/keyakinan berkaitan dengan kesehatan, penyakit, cacat tubuh, dan organisasi serta penyedia perawatan kesehatan d. Organisasi dan profesi atau pekerjaan di bidang kesehatan, sistem rujukan dari pelayanan perawatan kesehatan, pengobatan sebagai suatu institusi sosial dan hubungannya dengan institusi sosial yang lainnya e. Nilai-nilai budaya dan masyarakat kaitannya dengan kesehatan, keluhan sakit dan kecacatan serta peran faktor sosial dalam kaitan dengan penyakit, khususnya ketidakteraturan emosi dan persoalan stress yang dikaitkan dengan penyakit.
3
Dalam sosiologi kesehatan terdapat 4 kategori topik besar dalam melakukan analisis di bidang sosiologi kesehatan, antara lain: 1. Hubungan antara lingkungan sosial dengan kesehatan dan kondisi sakit, meliputi: a. Epidemiologi social ; studi tentang trend dan pola penyebaran penyakit b. Social stress: studi tentang ketidakseimbangan atau situasi yang tercipta karena keinginan berada diatas kemampuan dirinya. 2. Perilaku sehat dan sakit ,Meliputi: a. Perilaku sehat : studi tentang perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan yang positif dan pencegahan penyakit dan b. Perilaku peran sakit : studi soal bagaimana seseorang merasakan sakit , menginterpretasi dan bertindak dalam merespon situasi sakit atau symptom medis. 3. Praktisi perawatan kesehatan dan hubungan antara praktisi kesehatan dengan pasien Meliputi; a. Tenaga professional di bidang kesehatan kesehatan : studi tentang tenaga medis sebagai kelompok professional dalam masyarakat, termasuk : prestige, control sosial yang bersifat internal atau eksternal; pemenuhan pekerjaan dan kesejahteraan / kepuasan kerja. b. Pendidikan kesehatan dan sosialisasi oleh tenaga medis: studi tentang pendidikan dan sosialisasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan te rmasuk pere krutan tenaga kesehatan, kurikulum pendidikan ke sehatan dan sebagainya. c. Praktek tenaga kesehatan tradisional dan pengobatan alternative: studi tentang tenaga kesehatan tradisional yang menerapkan teknik dan prinsip terapi non medis modern. d. Interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien: studi tentang pola-pola interaksi dokter–pasien dan faktor yang mempengaruhi pola-pola tersebut. 4. Sistem Perawatan Kesehatan, meliputi:
4
a. Sistem kesehatan masyarakat : studi yang menyangkut soal organisasi, regulasi, financing dan masalah kesehatan lainnya. b. Health care delivery : studi tentang organisasi dan agensi yang terlibat dalam pelayanan rujukan kesehatan. c. Efek sosial teknologi kesehatan: mempelajari konsekwensi atau resiko sosial bagi teknologi kesehatan dan kebijakan public yang dibuat. d. Comparative health care system: studi tentang system perawatan kesehatan dengan daerah lain dan faktor yang mempengaruhi perkembangannya.
3.
Sosiologi Kesehatan Dalam Kesehatan Gigi Konsep sehat dilihat dari segi sosial berarti kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan org lain. Adanya gangguan kesehatan pada seseorang misalnya gangguan kesehatan pada rongga mulut baik pada gigi maupun pada jaringan pendukung lainnya dapat mengganggu pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan disekitarnya. Untuk menjaga hubungan social seseorang pada lingkungannya, maka seseorang tersebut harus dalam kondisi sehat baik fisik maupun mental, khususnya kesehatan rongga mulut seseorang harus dalam kondisi sehat. Salah satu cara dalam menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut masyarakat adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan gigi kepada masyarakat. Pendidikan kesehatan gigi merupakan suatu penerapan atau aplikasi konsep pendidikan dan konsep sehat yang ditujukan untuk mengubah perilaku individu dalam menjaga kesehatan giginya. Hal ini membutuhkan ketrampilan khusus sebab perubahan tingkah laku individu selalu melibatkan perubahan mental. Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang dikaitkan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi dan jaringan pendukung lainnya. Ada empat faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu : 1. Merasa mudah terserang penyakit gigi 2. Percaya bahwa penyakit
5
gigi dapat dicegah 3. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal 4. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan Seseorang memperoleh pengetahuan melalui penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan diperoleh sebagai akibat stimulus yang ditangkap panca indera. Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan. Pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu : 1. Tahu, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, misalnya mengingat atau mengingat kembali suatu obyek atau rangsangan tertentu. 2. Memahami, adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui, misalnya seseorang mampu menjelaskan radang gusi yang dialami secara benar. 3. Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Contoh memilih sikat gigi yang benar. 4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau obyek ke dalam komponen – komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut. Contoh mampu menjabarkan struktur jaringan periodontal dengan masing-masing fungsinya. 5. Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian – bagian kedalam suatu bentuk tertentu yang baru. Contoh mampu menggabungkan diet makanan yang sehat untuk gigi, menggosok gigi tepat waktu serta mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi untuk mencegah penyakit gigi. 6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu. Contoh mampu menilai kondisi kesehatan gusi anaknya pada saat tertentu (Bloom, 1908, dikutip dari Notoatmodjo, 1990, 1993).
6
BAB III PENUTUP SIMPULAN DAN SARAN
Upaya penanggulangan penyakit masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab profesi kedokteran saja, melainkan tanggung jawab bersama para petugas kesehatan. Selain itu pendekatan terhadap masalah kesehatan masyarakat pun diperluas, dari penyakit menjadi kesehatan. Sejalan dengan kondisi tersebut berkembang ilmu sosiologi kesehatan yang lebih luas daripada sosiologi kedokteran yang membahas perilaku kesehatan, pengaruh norma sosial terhadap perilaku kesehatan, serta interaksi antar petugas kesehatan dan antara petugas kesehatan
dengan
masyarakat.
Sosiologi
Kesehatan
ini
dipelajari
dan
dikembangkan oleh ahli sosiologi yang mengkhususkan diri pada bidang kesehatan, terutama untuk studi-studi epidemiologi, seperti misalnya masyarakat, struktur sosial, masalah sosial, peran, sosialisasi, kepercayaan, norma, survei sosial, dan sebagainya. Tujuan dari pembahasan topic ini adalah untuk melihat bagaimana kehidupan sosial memiliki dampak terhadap morbiditas dan tingkat kematian, dan sebaliknya. Aspek sosiologi ini berbeda dari sosiologi medis karena cabang sosiologi ini mempelajari kesehatan dan keadaan sakit berkaitan dengan institusi sosial seperti keluarga, pekerjaan, dan sekolah. Sosiologi medis terbatas pada hubungan pasien-praktisi dan peran pakar kesehatan dalam masyarakat.[2] Sosiologi kesehatan dan penyakit mencakup patologi sosiologis (sebab penyakit dan keadaan sakit), alasan mencari jenis bantuan medis tertentu, dan kepatuhan atau ketidakpatuhan pasien dengan persyaratan medis. Beberapa saran yang bisa disampaikan dalam makalah ini adalah sosiologi kesehatan harus dijadikan pedoman dalam dan harus terus dikembangkan karena bidang ilmu ini sangat penting bagi semua praktisi kesehatan baik dokter, perawat maupun institusi terkait untuk mempelajari dan memahami pola perilaku hidup sehat pada masyarakat sehingga penanggualangan penyakit bisa dilakukan secara menyeluruh secara efektif dan efesien.
7