DENTAL SIDE TEACHING MAHKOTA JAKET AKRILIK A. Identitas Pasien Nama
:
Cecilia Fernatubun
No. Rekam Medik
:
F. 9814
Umur
:
23 tahun
Alamat
:
Kleak
B. Kasus Seorang perempuan berusia 23 tahun berdomisili di Kleak, datang ke klinik RSGM-PSKG UNSRAT, dengan keluhan utama gigi depan bawah sebelah kiri, berwarna kehitaman pada sisi kiri dan kanan patah sehingga pasien ingin memperbaikinya karena mengganggu penampilan. Gigi tersebut mulai berwarna kehitaman pada sisi kiri dan kanan sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu.
C. Pemeriksaan Klinis I. Kondisi Sistemik Nama Penyakit
Keluhan / gejala Ya
Tidak
Penyakit jantung
Hiper/hipotensi
Kelainan darah
Haemophilia
Diabetes melitus Penyakit ginjal
Hepatitis
Penyakit pernafasan
Kelainan pencernaan
Epilepsi
HIV/AIDS
Alergi obat
Alergi makanan
Hamil/menyusui
1
Keterangan
2.
Pemeriksaan Ekstra Oral Tl.
Fasial
Neuromuscular
K. Ludah
K. Limfe
Deformitas
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
Nyeri
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
Tumor
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
t.a.k
Gangguan Fungsi
Keadaan Umum Pasien
: Baik.
OHI-S Index
: 0,3
Kondisi Gingiva
: Normal.
Rahang
TMJ
Kategori: Baik
Riwayat Kesehatan Penderita yang perlu diperhatikan :
Riwayat penyakit menular
: t.a.k
Riwayat penyakit yang diidap penderita
: t.a.k
Riwayat alergi obat-obatan
: t.a.k
Keluhan Utama : Pasien ingin menghilangkan warna kehitaman pada sisi kiri dan kanan gigi depan bawah
sebelah kiri
Riwayat gigi terlibat : Gigi tersebut mulai berwarna kehitaman kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu, pernah ada karies, dan ditambal sebelumnya namun tambalannya telah berubah warna menjadi kehitaman, tetapi belum pernah ada keluhan nyeri spontan.
Pemeriksaan Subyektif : Rasa Sakit tidak ada
Pemeriksaan Obyektif : Karies gigi di bagian mesial dan distal, gingiva di sekitar gigi normal, perkusi (-), tekanan (-), palpasi (-)
Tes Vitalitas : 2
Tes Thermal bereaksi terhadap dingin (gigi masih vital)
Diagnosis Kinik : Pulpitis Reversibel
Rencana Perawatan : Mahkota Jaket Akrilik
3
18 : karies superfisial dibagian oklusal
28 : karies media dibagian distobukal
17 : Missing
27 : karies superfisial dibagian distooklusal
16 : karies superfisial dibagian oklusal
26 : missing
15 : karies superfisial dibagian oklusal
25 : normal
14 : karies superfisial dibagian oklusal
24 : missing
13 : karies superfisial dibagian distal dan palatal
23 : normal
12 : normal
22 : composite filling
11 : composite filling
21 : composite filling
48 : composite filling
38 : composite filling
47 : missing
37 : composite filling
46 : missing
36 : missing
45 : karies superfisial dibagian oklusal
35 : karies dibagian oklusal
44 : karies superfisial dibagian oklusal
34 : karies dibagian oklusal
43 : normal
33 : normal
42 : composite filling
32 : composite filling
41 : composite filling
31 : composite filling
4
Foto keadaan gigi sebelum perawatan :
Tampak Bukal
Tampak Lingual
Gambar Radiografi (Periapikal) :
Foto keadaan gigi secara skematis:
Prognosis : baik, karena belum ada keluhan spontan. 5
Alat dan Bahan Masker, Hanscoen, penutup dada (celemek) Diagnostik Set (Kaca Mulut, Sonde, Eskavator, Pinset) Nierbekken Contra Angle Handpiece (Low Speed & High Speed) Mata Bur Low-Speed (round dan fissure bur diamond) Mata Bur High-Speed (round dan fissure bur diamond, small wheel dan fine finishing bur) Spatula Semen Cement Stopper Glass Lab Dappen Glass Plastic Filling Instrument dari bahan Plastik Kapas + Alkohol 70% Cotton Roll dan Cotton Pellet Shade Guide (Kharisma) Penahan Rahang Dental Floss GIC Tipe I Zinc Phospate Cement Sendok Cetak No.2 dan Sendok Cetak Partial Bahan Cetak Elastomer (Double Impression), Putty Type dan Light Body merk Esaflex Bahan Cetak Alginat Gips Biru (Gipsum Tipe III) + Gips Merah (Gipsum Tipe IV) Mahkota Sementara
Tahap Perawatan 1. Pemeriksaan awal, pengisian kartu status, dokumentasi keadaan gigi sebelum perawatan (selesai), pemilihan warna gigi dengan Shade Guide Kharisma (A3) dilakukan pada tanggal 11 Februari 2016. Instruktur: drg. Ellen Riady 6
2. Preparasi Gigi a. Sebelum preparasi dimulai, anestesi infiltrasi area gigi 31 b. Pengurangan bagian insisal menggunakan small wheel diamond bur dengan sudut 45o sebesar 1 – 1,5 mm. c. Selanjutnya dilakukan pengurangan bagian proksimal menggunakan fissure-tappered diamond bur berdiameter 0,5-1,0 mm dengan sudut 6o d. Sesudah pengurangan bagian proksimal, dilakukan pengurangan bagian labial menggunakan fissure-tappered diamond bur dengan kedalaman 0,5-1,0 mm e. Kemudian dilakukan pengurangan bagian lingual dengan tahapan sebagai berikut : Pengurangan email di daerah cingulum sampai cervical dengan fissure-tappered diamond bur → daerah cingulum ke servikal bentuknya sejajar Pengurangan cingulum ke insisal dengan diamond bur bentuk buah pear → berbentuk konveks sesuai miniatur bentuk asli f. Tahap selanjutnya dilakukan pengurangan bagian servikal (preparasi pundak), dengan cara: Masuk ke subgingival 1 mm menggunakan fissure diamond bur Bagian labial dan lingual dibuat tegas bentuknya, dengan lebar 0,5-1,0 mm, sudut 8590o (ideal), dan berbentuk square Labial → masuk sulcus gingival, lingual → tepat pada margin gingiva Preparasi pundak pada bagian proksmimal membentuk sudut 2 – 3
o
terhadap garis
vertikal. g. Tahap akhir yaitu penyelesaian (Toilet Form). Caranya, Line angle ditumpulkan, kemudian dipoles.
3. Pencetakan Pendahuluan Rahang atas dan rahang bawah pasien dicetak menggunakan alginate kemudian dicor dengan gypsum tipe III. Dari model tersebut diperiksa batas-batas preparasi gigi 31, apakah sudah sejajar, ataukah masih memerlukan pengurangan di bagian tertentu. Apabila ada bagian gigi yang berlebih atau belum sejajar, maka pada saat kunjungan selanjutnya, diperbaiki.
7
4. Retraksi Gingiva Jika preparasi mahkota jaket sudah baik dan tidak ada undercut, selanjutnya retraksi gingiva. Retraksi gingiva berguna untuk membebaskan tepi preparasi mahkota jaket dari jaringan lunak pada waktu preparasi dan pencetakan, melihat bentuk anatomis mahkota gigi serta preparasi pundak servikal terlihat jelas. Penatalaksanaannya yaitu dengan bantuan pinset, benang retraksi terlebih dahulu direndam dalam dappen glass yang berisi cairan adrenalin. Selanjutnya, benang retraksi ditekan secara hati-hati kedalam sulkus gingival dengan menggunakan plastik filling instrument (berujung datar). Setelah 3-5 menit, benang retraksi dikeluarkan dari dalam sulkus.
5. Pencetakan Gigi Sebelum proses pencetakan gigi dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembersihan menyeluruh pada kavitas. Semua partikel kotoran dibersihkan dengan semprotan udara dan air, lalu dikeringkan. Proses pencetakan dilakukan dengan teknik mencetak double impression. Tahap pencetakan dilakukan 2 kali dengan menekan sendok cetak yang telah diberi bahan cetak pada gigi. Cetakan kavitas dan lengkung gigi (RA) dibuat dengan menggunakan bahan cetak elastomer, sedangkan cetakan dari rahang antagonisnya (RB) dicetak dengan alginat. a. Tahap I, bahan cetak putty type diaduk sesuai aturan pabrik dan diletakkan pada sendok cetak. Dimasukkan kedalam mulut pasien (RA) dan ditunggu sampai setting. Kemudian dikeluarkan dari dalam mulut. b. Tahap II, bahan cetak light body type diaduk kemudian dituangkan di atas hasil cetakan yang jenis putty type tadi (RA). Lalu dicetakkan kembali kedalam mulut pasien. Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan hati-hati. Diperiksa keakuratan hasil cetakan tersebut. 6. Pembuatan Die dan Model Kerja Hasil cetakan tadi kemudian dicor dengan gypsum tipe IV pada RA dan gypsum tipe III pada RB, menjadi model kerjadan die. Die adalah tiruan atau replica berupa model gips dari gigi pasien yang telah selesai dipreparasi dan akan dilanjutkan pada proses laboratorium.
8
7. Pembuatan Catatan Gigitan Pencatatan gigit dilakukan dengan cara menuntun pasien menggigit (oklusi sentrik) 2 lapis lempeng malam merah yang diantaranya diberi selapis kain kasa sebagai penguat dan pembatas sehingga pada kedua sisi lempeng malam tersebut tampak cetakan dari bidang oklusal gigi.
8. Pemasangan Mahkota Sementara Gigi yang telah dipreparasi tadi, ditutup dengan mahkota sementara yang sebelumnya telah disediakan operator sesuai ukuran gigi pasien. Mahkota sementara disementasi menggunakan Zinc Phospate Cement.
9. Proses Pembuatan Model kerja akan dikirim ke Dental Laboratorium untuk proses pembuatan mahkota jaket akrilik.
10. Tahap Pasang Coba Mahkota Jaket Setelah mahkota jaket akrilik selesai dibuat, kemudian dilakukan pasang coba mahkota jaket tersebut. Tujuan tahap pasang coba mahkota jaket pada kavitas gigi adalah untuk mengetahui ketepatan kontak dan kontur proksimal, oklusi dan artikulasi, serta batas preparasi. Tapi sebelumnya, mahkota sementara dibongkar.
11. Tahap Sementasi Semen yang akan digunakan pada tahap sementasi ini adalah GIC tipe I. Tekniknya adalah sebagai berikut : a. Gigi diisolasi dari saliva dengan bantuan cotton roll dan saliva ejector b. Aplikasi dentin conditioner pada permukaan gigi yang telah dipreparasi. Diamkan selama ± 10 detik, kemudian bilas dengan kapas yang telah dibasahi dengan aquades. Setelah itu keringkan dengan kapas. c. Mahkota jaket akrilik dibersihkan dan dikeringkan d. Semen dicampur sesuai instruksi pemakaian 9
e. Semen diaplikasikan kepermukaan gigi yang telah dipreparasi dan mahkota jaket f. Mahkota jaket didudukkan pada tempatnya secara perlahan-lahan kemudian ditekan selama ± 1 menit, bersihkan kelebihan semen dengan menggunakan eskavator g. Sisa semen yang berada di daerah tersembunyi (proksimal) dihilangkan/dibersihkan dengan menggunakan benang gigi (dental floss). Benang gigi harus melewati titik kontak, tepi gingiva dan sulkus gingiva h. Instruksikan pada pasien untuk menggigit cotton roll selama ± 7 menit i. Diperiksa kembali kondisi mahkota jaket akrilik pada gigi, oklusi serta artikulasi pasien.
12. Kontrol Kontrol dilakukan 2-3 minggu kemudian setelah pemasangan mahkota jaket akrilik.Pada saat pasien datang control dilakukan pemeriksaan oklusi dan tepi mahkota jaket serta dianamnesa kembali, tanyakan pada pasiena pada keluhan selama pasien memakai mahkota jaket akrilik tersebut.
10