Crs Bridge Fix.docx

  • Uploaded by: eka pottimau
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Crs Bridge Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,504
  • Pages: 9
CASE REPORT SESSION Gigi Tiruan Cekat / Bridge (GTC)

A.

KASUS Seorang wanita berusia 23 tahun berdomisili di kleak, datang ke klinik RSGM-PSKG UNSRAT dengan keluhan ingin dibuatkan gigi palsu yang tidak harus dilepas pada daerah yang tak bergigi di bagian belakang kiri bawah agar bisa dipakai untuk mengunyah. Gigi yang akan dipakai sebagai penyangga yaitu gigi 23 dan 25, memenuhi syarat untuk digunakan sebagai gigi penyangga.

B. STATUS PERAWATAN 1. Identitas Pasien  Nama Pasien

: Cecilia Fernatubun

 Jenis Kelamin

: Perempuan

 Umur

: 23 tahun

 Pekerjaan

: mahasiswa

 Alamat

: kleak, Manado

 No. Rekam Medik

: F. 9814

Tanggal Pemeriksaan

: 2 Februari 2016

Gigi yang dirawat : 23,24,25

2. Keluhan Utama Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan yang tak harus dilepas pada gigi belakang kiri atas yang telah dicabut.

3. Riwayat Gigi Terlibat a. Gigi 23

: t. a. k

b. Gigi 24

: Missing, Gigi telah di cabut sejak ± 2 tahun yang lalu

c. Gigi 25

: t. a. k

4. Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan a. Riwayat penyakit menular

: t. a. k

b. Riwayat penyakit yang diidap penderita

: t. a. k

c. Riwayat alergi obat-obatan

: t. a. k

5. Foto Keadaan Gigi a. Gambaran Klinis

Tampak Palatal b.

Tampak Bukal

Gambaran Radiografi

6. Diagnosis a. Gigi 23

: t. a. k

b. Gigi 24

: Missing

c. Gigi 25

: t. a. k

7. Rencana Perawatan Mahkota dan Jembatan dengan bahan porcelain fused to metal (PFM)

8. Prognosis Baik, karena kondisi gigi penyangga masih bagus, belum terjadi penutupan ruang dan pasien kooperatif.

C. TAHAP PERAWATAN 1. Persiapan Alat dan Bahan:  Masker, handscoen, penutup dada (celemek) 

Diagnostik Set (Kaca Mulut, Sonde, Eskavator, Pinset)



Nierbekken



Contra Angle Handpiece (Low- Speed & High- Speed)



Mata Bur Low-Speed (round dan fissure diamond bur)



Mata Bur High-Speed (round, long – fissure, small wheel, dan fine finishing diamond bur serta diamond bur bentuk buah pear atau flame bur)



Pehacain + Syringe 3 cc



Spatula Semen



Cement Stopper



Glass Lab



Dappen Glass



Benang Retraksi



Dental floss



Kapas + Alkohol 70%



Cotton Roll dan Cotton Pellet



Shade Guide (Vitapan Classical)



Penahan Rahang



GIC Tipe I (Luting Cement)



Freegenol



Sendok Cetak No.1 dan Sendok Cetak Partial



Bahan Cetak Elastomer (Double Impression), Putty Type dan Light Body (Exaflex)



Bahan Cetak Alginat: Gips Biru (Gipsum tipe III) + Gips Merah (Gipsum tipe IV)

2. Prosedur Perawatan a. Prosedur awal 

Pengisian kartu status, anamnesa, dokumentasi gigi sebelum perawatan



Pemilihan warna gigi dengan menggunakan shade guide (A3)



Pencetakan gigi yang akan digunakan sebagai study model untuk persiapan DST

b. Pembuatan mahkota sementara Mahkota sementara dibuat sebelum preparasi dilakukan.

Selasa 1 Maret 2016, Preparasi Gigi Penyangga Sebelum preparasi, terlebih dahulu dilakukan anestesi infiltrasi pada area bukal gigi yang akan dipreparasi yaitu gigi 23 dan 25. 1) Pengurangan bagian proksimal: - Pengurangan dilakukan dengan menggunakan long fissure diamond bur berdiameter 0,8 - 1,0 mm. - Pengurangan harus sejajar antara dinding proksimal sebelah mesial dan distal atau sedikit konvergen ke arah oklusal kurang lebih 5o. 2) Pengurangan bagian oklusal: - Menggunakan small wheel diamond bur, bagian oklusal dikurangi 1,5-2 mm sehingga didapatkan suatu permukaan yang tegak lurus terhadap aksis gigi antagonis dan membuat sudut 45 o dengan aksis gigi. 3) Pengurangan bagian bukal dan palatal: - Pengurangan bagian bukal menggunakan long fissure diamond bur dengan kedalaman 0,8 - 1,2 mm. - Pengurangan bagian palatal sebesar 0,8 mm.

Selasa 15 Maret 2016 Preparasi Gigi Penyangga 1)

Pengurangan bagian proksimal: - Pengurangan dilakukan dengan menggunakan long fissure diamond bur berdiameter 0,8 - 1,0 mm. - Pengurangan harus sejajar antara dinding proksimal sebelah mesial dan distal atau sedikit konvergen ke arah oklusal kurang lebih 5o.

2)

Pengurangan bagian oklusal: - Menggunakan small wheel diamond bur, bagian oklusal dikurangi 1,5-2 mm sehingga didapatkan suatu permukaan yang tegak lurus terhadap aksis gigi antagonis dan membuat sudut 45 o dengan aksis gigi.

3)

Pengurangan bagian bukal dan palatal: - Pengurangan bagian bukal menggunakan long fissure diamond bur dengan kedalaman 0,8 - 1,2 mm. - Pengurangan bagian palatal sebesar 0,8 mm.

Selasa 12 April 2016 Pembentukan akhiran servikal, Pengurangan sudut-sudut aksial, dan Penghalusan hasil preparasi

1)

Pembentukan akhiran servikal - Akhiran servikal yang dibuat adalah bentuk pundak (shoulder) pada permukaan bukal dan palatal serta bentuk chamfer pada sisi proksimal.

- Menggunakan bur silinder berujung bulat untuk pembentukan chamfer dan bur silinder berujung datar untuk pembentukan pundak. Posisi bur membentuk sudut 120° terhadap permukaan aksial dan lebar preparasi berkisar 1 - 1,5 mm. 2) Pengurangan sudut-sudut aksial Tumpulkan sudut-sudut aksial yang ada dengan silindris tappered bur terutama pada daerah gingiva margin. 3) Penghalusan hasil preparasi Hilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan undercut dengan menggunakan fine finishing diamond bur untuk memperoleh hasil preparasi yang halus.

Jumat 3 Juni 2016, Pencetakan Pendahuluan, Proses pencetakan dilakukan dengan teknik mencetak double impression.

1)

Pencetakan Pendahuluan

Sebelum dilakukan pencetakan, terlebih dahulu dilakukan retraksi gingiva. Retraksi gingiva bertujuan untuk membebaskan tepi preparasi dari jaringan lunak pada waktu pencetakan, melihat bentuk anatomis mahkota gigi serta preparasi pundak servikal terlihat lebih jelas. Rahang atas dan rahang bawah pasien dicetak menggunakan alginat kemudian dicor dengan gips biru. Model tersebut diperiksa batas-batas preparasi gigi 23 dan 25, apakah sudah sejajar, ataukah masih memerlukan pengurangan di bagian tertentu. Apabila ada bagian gigi yang berlebih atau belum sejajar, maka pada saat kunjungan selanjutnya, diperbaiki.

2)

Pemasangan mahkota sementara

Gigi yang telah dipreparasi (gigi 23 dan 25) ditutup dengan mahkota sementara yang sebelumnya telah dibuat di laboratorium dengan bahan self curing acrylic. Mahkota sementara disementasi menggunakan Temporary Cement. Selanjutnya pasien dipulangkan dan diminta kembali pada keesokan hari.

3)

Pencetakan Gigi

Sebelum pencetakan gigi dimulai, terlebih dahulu dilakukan pembongkaran mahkota sementara dan pembersihan menyeluruh pada kavitas. Semua partikel kotoran dibersihkan dengan semprotan udara dan air, lalu dikeringkan. Selanjutnya, dilakukan retraksi gingiva yang bertujuan untuk membebaskan tepi preparasi dari jaringan lunak pada waktu pencetakan, melihat bentuk anatomis mahkota gigi serta preparasi pundak servikal terlihat lebih jelas. a. Proses pencetakan dilakukan dengan teknik mencetak double impression. - Rahang atas Bahan putty type dicampur hingga homogen, diletakkan pada sendok cetak dan di atasnya diletakkan plastik bening kemudian dicetakkan pada gigi 23 dan 25, setelah setting, bahan cetak dikeluarkan dari dalam mulut pasien dan dibersihkan. Kertas bening diangkat dari cetakan putty type dan diisi dengan bahan cetak elastomer jenis light body pada daerah gigi 23, 24, 25 kemudian dicetakkan kembali pada mulut pasien. Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan hati-hati dan dibersihkan serta diperiksa keakuratan hasil cetakan. - Rahang Bawah Pencetakan hanya dilakukan satu tahap saja. Bahan cetak alginat diaduk sesuai aturan pabrik dan diletakkan pada sendok cetak lalu dimasukkan ke dalam mulut pasien. Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan hati-hati dan dibersihkan. b.

Pembuatan Die dan Model Kerja Hasil cetakan tadi kemudian dicor dengan gips kuning pada RA dan gips biru pada RB, menjadi model kerja dan die. Die adalah tiruan atau replika berupa model gips dari gigi pasien yang telah selesai dipreparasi dan akan dilanjutkan pada proses laboratorium.

c.

Pembuatan Catatan Gigitan Pencatatan gigitan dilakukan dengan cara menuntun pasien menggigit (oklusi sentrik) 2 lapis lempeng malam merah yang diantaranya diberi selapis kain kasa sebagai penguat

dan pembatas sehingga pada kedua sisi lempeng malam tersebut tampak cetakan dari bidang oklusal gigi.

Selasa 9 Agustus 2016 Tahap Pasang Coba Gigi Tiruan Mahkota dan Jembatan

Setelah mahkota dan jembatan berbahan PFM selesai dibuat, selanjutnya dilakukan pasang coba mahkota dan jembatan tersebut. Tujuan tahap pasang coba mahkota dan jembatan pada gigi penyangga yang telah dipreparasi adalah untuk mengetahui ketepatan kontak dan kontur proksimal, oklusi dan artikulasi, serta batas preparasi.

23 Agustus 2016, Tahap Insersi-Sementasi

Setelah tahap pasang coba selesai, selanjutnya dilakukan insersi dengan cara sementasi. Semen yang akan digunakan pada tahap sementasi ini adalah GIC tipe I. 

Langkah-langkah sementasi: - Gigi diisolasi dari saliva dengan bantuan cotton roll dan saliva ejector - Permukaan gigi dikeringkan dengan menggunakan syringe udara selama 3-5 detik - Mahkota dan jembatan dibersihkan dan dikeringkan - Semen dicampur sesuai instruksi pemakaian (petunjuk pabrik) - Semen diaplikasikan ke 2 permukaan gigi penyangga yang telah dipreparasi dan juga di mahkota jembatan - Mahkota jembatan diletakkan pada tempatnya dengan menggunakan jari

- Saliva ejector dilepas dan pasien diminta untuk oklusi sekitar 1 menit - Dipasang kembali saliva ejector dan rongga mulut dipertahankan terisolasi dari saliva - Setelah semen agak mengeras, kelebihan semen mulai dibersihkan dengan eskavator - Sisa semen yang ada di daerah tersembunyi (proksimal) di hilangkan /dibersihkan dengan menggunakan benang gigi (dental floss). Benang gigi harus melewati titik kontak, tepi gingiva dan sulkus gingival - Diperiksa kembali kondisi mahkota dan jembatan pada gigi, oklusi serta artikulasi pasien.

6 September 2016, Kontrol Kontrol dilakukan 1-2 minggu kemudian setelah pemasangan mahkota dan jembatan. Pada saat pasien datang kontrol dilakukan pemeriksaan subyektif

dengan

menanyakan

apakah ada keluhan dari pasien setelah GTC dipasang dan pemeriksaan obyektif dengan melihat keadaan jaringan lunak disekitar daerah GTC, apakah ada peradangan atau tidak.

Related Documents

Crs Bridge Fix.docx
November 2019 13
Bridge
June 2020 31
Bridge
June 2020 30
Bridge
November 2019 54
Bridge
June 2020 22
Bridge
October 2019 53

More Documents from "Scuba Diver"

Bedah Mulut.docx
November 2019 33
Observasi Fix.docx
December 2019 15
Dst Sistemik Keka.docx
December 2019 20
Crs Bridge Fix.docx
November 2019 13