DRAMA KISAH ANAK SEKOLAH YANG NAKAL Narator
: Cerita ini bermula disekolahan, disekolah ada 2 anak yang nakal sekali sehingga guru – guru malas untuk mengajarnya karena apa saja yang dibilang Gurunya selalu membantah.
Pak Putra
: Selamat siang Anak – Anak!!
Anak – Anak : Selamat siang Pak. Febby
: Eits …..! coba lihat Juniansyah ada gentong masuk nih.
Juniansyah
: Mana Febby? Gak ada tuh aku lihat gentong yang masuk.
Febby
: Masa kamu gak tau sih! Tuh lihat, Pak Putra mirip gentong.
Juniansyah
: Kamu tuh biasa aja deh anak nambah – nambahin nama orang.
Febby
: Iya donk …. Siapa dulu? Febby
(Juniansyah dan Febby) : ha … ha … ha … Pak Putra
: Febby dan Juni apa yang kalian ketawakan ?
Febby
: Gak ada Pak ….. Tadi Aku dan Juni lihat gentong masuk pak.
Pak Putra
: Kalian ini ada – ada saja ya tingkah lakunya.
Yiyi
: Kalian berdua ini, tidak bosan – bosannya mengejek Pak Putra.
Rica
: Iya, memang Febby dan Juni selalu saja mengejek Pak Putra, kapan sih kalian berdua berubah?
Febby
: Eeee … eeeh …. Apa yang kalian berdua katakan? Mentang – mentang kalian berdua selalu dibelain Pak Putra seenaknya aja kalian bilang itu ini sama Kami, awas aja nanti.
Narator
: Tak lama kemudian pelajaran pun dimulai, Pak Putra memulai mengajarkan Kesenian akan tetapi Febby dan Juni tidak mendengarkan apa yang diterangkan oleh Pak Putra, setelah Pak Putra menerangkan dia menyuruh muridnya bernyanyi kedepan sambil berduet.
Pak Putra
: Baiklah anak – anak sekarang kita akan mengambil Nilai Kesenian tetapi sambil berduet.
Anak – Anak : Oke Pak ….!! Pak Putra
: Yang pertama kedepan Yiyi dan Rica.
Yiyi dan Rica : Baik Pak ( Sambil Bernyanyi ) Pak Putra
: Wah!!! Kalian pandai sekali bernyanyinya Bapak salut kepada kalian.
Yiyi
: Makasih ya Pak atas pujiannya.
Narator
: Setelah Yiyi dan Rica selesai bernyanyi giliran Febby dan Juni bernyanyi tetapi apa yang dinyanyikan Febby dan Juni sama sekali tidak masuk akal.
Pak Putra
: Baiklah sekarang giliran Febby dan Juni yang bernyanyi kedepan.
Febby dan Juni : Ok Pak ( Sambil Bernyanyi ) Hamko Hamise Curalo …. Jangan Kau Bernyanyi Datang Gempa …. Cory – Cory Shupke …. Shupke Tai Ayam Kau Makan …. Kuchi – Kuchi ho Tahe …. Muka mu Mirip Bebek …. Arere – Are Akya Hua …. Koi Na Peha Jana …. Jangan – Jangan Tatap Aku Nantiku Bisa Gila Pak Putra
: ( Sambil Marah ) apa – apaan kalian ini seenaknya saja bernyanyi seperti itu, emang klian pikir Pelajaran ini untuk bahan ejekan? Cobalah kalian sedikit menghargai Bapak, mulai dari sekarang Bapak tidak akan menegur apa yang kalian lakukan, Terserah Kalian mau seperti gimana nantinya.
Narator
: Akan tetapi, walaupun Pak Putra Marah, Febby dan Juni tetap saja membantah, sehingga pas waktu keluar dari kelas tiba – tiba Febby terjatuh dan kaki terkilir.
Febby
: Jun ayo kita pergi keluar! Percuma saja kita mendengar ocehan Pak Putra tuh.
Juniansyah
: Mending kita makan – makan enak dikantin, iya enggak? Ayo sekarang kita pergi.
Febby
: Aku sakit …. Kakiku Terkilir Nih …. Jun ….
Juniansyah
: Aduh gimana yah? Mana saya tidak tahu lagi cara mengobatinya kamu sih jalannya pake maata ikan teri, kian begini jadinya.
Febby
: Loh kok kamu nyalahin aku sih? Manaku tahu kalau aku akan jatuh, udah bantuin aku deh.
Juniansyah
: Jangan – jangan ini gara – gara kita membantah pada Pak Putra deh, mana pas kita keluar kamunya lansung terjatuh, anehkan?
Febby
: Iya …. Ya mungkin saja ini balasan untuk ita, Karma selalu mengejek Pak Putra.
Juniansyah
: Gimana kalau kita minta maaf pada Pak Putra?
Febby
: Ayo kita pergi sekarang!!!
Febby adan Juni : Pak kami minta maaf ya atas kesalahan kami selama ini. Pak Putra
: Iya Nak … Bapak sudah memaafkan kalian sebelum kalian Minta Maf.
Yiyi
: Gitu dong, Kalau begini kan enak jadinya!
Narator
: Akhirnya Febby dan Juni menyadari semua kesalahan mereka, dan mereka pun Minta Maaf kepada Pak Putra, begitu akhir ceritanya. Jika ada kesalahan dalam drama ini kami minta maaf kepada teman – teman semua.