Proyeksi Benda 3 Dimensi - Smk Proklamasi.docx

  • Uploaded by: Keyko Otosaka
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proyeksi Benda 3 Dimensi - Smk Proklamasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,787
  • Pages: 23
Proyeksi benda-benda tiga dimensi

I.

Gambar Proyeksi Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi dipergunakan cara proyeksi. Jika sebuah benda dilihat dari sebuah titik penglihatan O, seperti gambar 4.1 maka proyeksi dari benda ini pada bidang proyeksi P disebut proyeksi perpspektif dan gambarnya disebut gambar perspektif Jika titik penglihatannya berada di tak terhingga, maka garis-garis proyeksi ( garis-garis penglihatan) menjadi garis sejajar, seperti pada gambar 4.2 . Proyeksi ini disebut proyeksi sejajar Sedangkan proyeksi sejajar dibagi dua yaitu : Proyeksi orthogonal, bila garis-garis proyeksi tegak lurus pada bidang proyeksi P Proyeksi miring, bila garis-garis proyeksi membuat sudut dengan bidang proyeksi P

Gambar 4.1. Proyeksi Perspektif Gambar 4.2. Proyeksi Sejajar II.

Proyeksi Aksonometri ( sejajar yang tegak lurus) Jika sebuah benda disajikan dalam proyeksi orthogonal dan salah satu bidang sisinya frontal ( sejajar bidang proyeksi) seperti tampak pada gambar 4.3a, hanya sebuah bidang saja yang tergambar pada bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda itu akan terlihat serentak, dan gambar demikian memberi bentuk benda seperti sebenarnya( mudah dimengerti/dipahami bentuk bendanya) gambar 4.3b. Cara demikian disebut proyeksi aksonometri. Tiga bentuk proyeksi aksonometri adalah isometric, dimetri dan trimetric.

Gambar 4.3. Proyeksi Orthogonal III.

Proyeksi Isometri Sebagai contoh diambil sebuah kubus. Pertama-tama kubus ini diletakkan seperti pada gambar 4.4a. Kemudian kubus ini dimiringkan sehingga diagonal benda berdiri tegak lurus bidang vertical ( bidang proyeksi). Sudut antara bidang bawah kubus dan bidang horizontal menjadi 35o 16' Gambar 4.4b Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi akan menunjukkan ketiga bidang dari kubus . Dalam gambar proyeksi ini rusuk-rusuknya AB, AD dan AE ketigatiganya sama panjang dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120o. Pada gambar 4.4c diperlihatkan skala perpendekan dari rusuk-rusuknya pada gambar proyeksi, yaitu 0,82 dari panjang rusuk sebenarnya. Proyeksi demikian disebut proyeksi isometric

Gambar 4.4 Proyeksi isometric

IV.

Proyeksi dimetri Disebut proyeksi dimetri, bila skala perpendekan dari dua rusuk dan dua sudut dari ketiga sudut yang dibentuk oleh ketiga rusuk yang berpotongan pada satu titik adalah sama

Gambar 4.5 dimetri Gambar 4.6. Proyeksi trimetri III.

Proyeksi trimetri Proyeksi trimetric, bila skala perpendekan dari ketiga rusuk dan tiga sudut titik sama lihat gambar 4.6 Harga-harga dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi aksonometri yang khusus terdapat pada table dibawah ini Tabel Sudut Proyeksi dan skala perpendekan Cara Proyeksi

Sudut Proyeksi (o)

Skala Perpendekan

α

β

Sumbu x

Sumbu y

Sumbu z

Proyeksi Isometri

30

30

82

82

82

Proyeksi Dimetri

15

15

73

73

96

35

35

86

86

71

40

10

54

92

92

20

10

64

83

97

30

15

65

86

92

30

20

72

83

89

35

25

77

85

83

45

15

65

92

86

Proyeksi Aksonometri

V.

Gambar Isometri Orang lebih menyenangi gambar isometric, karena gambar isometric dapat menyajikan benda dengan tepat, dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain. Berikut contoh gambar isometric dengan berbagai kedudukan sumbu utama Gambar 4.7. Kedudukan sumbu isometric dipilih sesuai tujuan dan hasil yang akan memberikan gambar yang paling jelas.

Gambar 4.7 Kedudukan sumbu-sumbu isometric Gambar isometric dari sebuah benda dengan sebuah bidang miring

Gambar 4.8 IV.

Proyeksi Miring

Gambar 4.9. Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Pada proyeksi ini benda dapat diletakkan sesukanya tetapi biasanya permukaan

depannya diletakkan frontal terhadap bidang proyeksi vertical. Dengan demikian bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada proyeksi orthogonal. Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya sudut 30, 45 dan 60 derajat terhadap sumbu horizontal yang disebut juga sudut proyeksi. Pada rusuk yang miring ini bila dipakai skala perpendekan= 0,5 dan sudut proyeksi 45omemberikan bentuk gambar yang jelas dan mudah dipahami seperti sebenarnya dan penggambarannya agak mudah. Gambar 4.10 memperlihatkan gambar sebuah benda dalam proyeksi isometric dan proyeksi miring dapat dipakai sebagai perbandingan

Gambar 4.10 Perbandingan Gambar isometric dan gambar Proyeksi Miring Cara-cara Proyeksi yang digunakan dalam gambar teknik I.

Dasar-dasar Proyeksi orthogonal Untuk dapat memproyeksikan benda secara orthogonal ( tegak lurus) perlu kita pahami dasardasar proyeksi orthogonal. Benda tidaj lain dibatasi oleh bidang dan garis potong dari bidang bidang tersebut. Untuk dapat memproyeksikan benda tersebut, kita harus dapat memproyeksikan bidang dan garis. Untuk memproyeksikan bidang sama dengan memproyeksikan 2 garis yang berpotongan pada bidang tersebut. Sedang untuk memproyeksikan garis adalah sama dengan memproyeksikan dua titik yang tidak berimpit pada garis tersebut. Berikut contoh proyeksi titik pada bidang proyeksi gambar 5.1a proyeksi garis PG pada bidang proyeksi, masing-masing untuk PQ // bidang proyeksi. Gambar 5.1b, PQ terletak sebarang terhadap bidang proyeksi, gambar 5.1.c dan PQ tegak lurus bidang proyeksi gambar 5.1d sedang pada gambar 5.2 menunjukkan urut-urutan proyeksi orthogonal dari suatu benda pada satu bidang proyeksi.

Gambar 5.1. Proyeksi Orthogonal dari titik dan garis

Gambar 5.2. Proyeksi Orthogonal dari benda II.

Proyeksi Orthogonal dalam gambar teknik Dalam gambar teknik kita mengenal dua macam proyeksi, yaitu a. Proyeksi Eropa atau proyeksi sudut pertama dan b. Proyeksi Amerika atau proyeksi sudut ketiga a. Proyeksi Eropa Ketentuan dari proyeksi eropa, benda terletak antara pengamat dan bidang proyeksi. Cara memproyeksikan : Benda yang akan kita proyeksikan harus kita rencanakan mana yang kita anggap sebagai pandangan depan, misalnya A adalah pandangan depan, B adalah pandangan atas, C adalah pandangan kiri, D Pandangan Kanan, E pandangan bawah, dan F pandangan Belakang ditunjukkan oleh anak panah pada gambar 5.3a. Ini menunjukkan dari arah mana pengamat/ orang akan memproyeksikan.

Kemudian benda kita masukkan kedalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar 5.3b. Dengan kekentuan dari proyeksi eropa di atas, maka gambar proyeksi pandangan depan ( A) ada dibidang sisi belakang dari kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di sisi bawah, gambar proyeksi pandangan kiri ( C) ada di sisi kanan, Gambar proyeksi pandangan kanan ( D) ada di sisi kiri, GAmbar proyeksi pandangan bawah (E) ada dibidang sisi atas dan gambar proyeksi belakang ada dibidang sisi depan Gambar 5.3b Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar proyeksi pandangan depan. Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi eropa seperti pada gambar 5.3d Ciri-ciri dari hasil proyeksi eropa : I.

Pandangan atas terletak dibawah pandangan depan

II.

Pandangan kiri terletak dikanan pandangan depan

III.

Pandangan kiri terletak di kiri pandangan depan

IV.

Panfangan bawah terletak di atas pandangan depan

Gambar 5.4. Proyeksi Eropah atau Proyeksi Sudut Pertama

b. Proyeksi Amerika Ketentuan dari proyeksi amerika , bidang proyeksi terletak antara pengamat dan benda. Cara memproyeksikannya : Benda yang akan kita proyeksikan kita ambil sama dengan benda yang diproyeksikan dengan cara eropa, gambar 5.3.a, termasuk arah memandangnya. Kemudian benda kita masukkan dalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar 5.4a. Dengan ketentuan dari proyeksi amerika di atas, maka gambar proyeksi pandangan Depan (A) ada dibidang sisi depan kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di bidang atas, Pandangan sisi kiri (C) ada di sisi kiri, pandangan sisi kanan (D) ada di sisi kanan , pandangan bawah (E) ada di sisi bawah, pandangan sisi belakang (F) ada di belakang lihat gambar 5.4a Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar proyeksi pandangan depan. Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi Amerika seperti pada gambar 5.4c Ciri-ciri dari hasil proyeksi Amerika : I.

Pandangan atas terletak di atas pandangan depan

II.

Pandangan kiri terletak dikiri pandangan depan

III.

Pandangan kiri terletak di kanan pandangan depan

IV.

Panfangan bawah terletak di bawah pandangan depan

Gambar 5.4. Proyeksi Amerika atau Proyeksi sudut ketiga

Fungsi dan Sifat Gambar sebagai Gambar Teknik I.

Gambar Sebagai Bahasa Teknik Gambar adalah sebuah alat komunikasi untuk menyatakan maksud dari seorang sarjana teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik. Perbandingan antara bahasa dan gambar diperlihatkan pada tabel dibawah, dimana standard gambar

merupakan

tata

bahasa

dari

suatu

bahasa.

Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar. Gambar bagaimanapun adalah bahasa teknik. Oleh karena itu diharapkan bahwa gambar harus meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Dalam hal bahasa, kalimat pendek dan ringkas mencakup keterangan – keterangan dan pikiran-pikiran yang berlimpah. Hal ini hanya dapat dicapai oleh kemampuan, katier dan watak sipenulis. Di lain pihak keterangan dan pikiran

demikian

hanya

dapat

dimengerti

oleh

pembaca

yang

terdidik

Keterangan-keterangan dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan dengan bahasa, harus diberikan secukupnya sebagai lambing-lambang. Oleh karena itu berapa banyak dan berapa tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan dalam gambar tergantung dari bakat perancang gambar ( design drafter). Sebagai juru gambar sangat penting untuk memberikan gambar yang tepat dan mempertimbangkan pembacanya. Untuk pembaca, penting juga berapa banyak keterangan

yang

dapat

dibacanya

dengan

teliti

dari

gambar.

Tabel 1 Bahasa dan gambar

II.

Lisan

Kalimat

Gambar

Indra

Akustik

Visual

Visual

Ekspresi

Suara

Kalimat

Gambar

Aturan

Tata bahasa

Standard Gambar

Fungsi Gambar Fungsi gambar digolongkan menjadi tiga golongan berikut : o

Penyampaian Informasi

Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencana proses, pembuatan, pemeriksaan, perakitan dan sebagainya. Orang-orang yang bersangkutan bukan saja orang-orang dalam pabrik sendiri, tetapi juga orang-orang dalam pabrik sub kontrak ataupun orang-orang asing dalam bahasa lain. o

Pengawetan, Penyimpanan dan penggunaan keterangan

Gambar merupakan data teknis yang sangat penting sebagai bahan informasi untuk rencanarencana yang akan dating shingga diperlukan cara-cara penyimpanan, kodifikasi nomor urut gambar dan lain-lain.

Gambar 1.1 Gambar 1.2 o

Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi

Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses, seperti gambar 1.3 misalntya. Pertama-tama analisa dan disintesa dengan gambar. Kemudian gambarnya diteliti dan dievaluasi. Proses ini diulang-ulang sehingga didapatkan gambar yang sempurna. Dengan demikian gambar tidak hanya melukiskan gambar, tyetapi berfungsi juga sebagai peningkat daya piker untuk perencana Gambar 1.4. Oleh karena itu sarjana teknik tanpa kemampuan menggambar akan kekurangan cara penyampaian keinginan maupun

cara

menerangkan.

Gambar 1.3 Gambar 1.4 III.

Sifat-sifat gambar Sifat-sifat gambar dilihat dari tujuan gambar dapat diuraikan sebagai berikut o

Internasionalisasi Gambar

Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang-orang bersangkutan, dan kemudian telah menjadi bentuk standard perusahaan bersama dengan meluasnya dunia usaha, keperluan standar perdagangan dan standard nasional meningkat. Pada tahun-tahun terakhir ini peningkatan pembagian kerja secara intrnasional, perkenalan dengan teknologi

asing,

telah

mengharuskan

internasionalisasi

standard

gambar.

Agar supaya tujuan ini dapat dicapai, penunjukan-penunjukan dalam gambar harus sama secara internasional maupun ketentuan-ketentuan dan pengertian cara-cara penunjukan dan lambing

harus diseragamkan secara Internasional. Lagipula suatu bahasa tertentu tidak boleh dicantumkan dalam gambar. o

Mempopulerkan gambar

Dalam lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi, golongan yang harus membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya. Akibatnya diperlukan cara mempopulerkan gambar, dan gambar harus jelas dan mudah, peraturan-peraturan dan standar, eksplisit sangat diperlukan o

Perumusan gambar

Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri seperti permesinan, stuktur, perkapalan, perumahan atau arsitektur, teknik sipil, masing-masing dengan kemajuan masyarakat teknologinya, tidak memungkinkan menyelesaikan suatu proyek dari satu bidang saja, bahkan lebih dari itu, telah menjadi suatu keharusan untuk menyediakan keterangan-keterangan gambar yang dapat dimengerti, terlepas dari bidang-bidang di atas. Untuk tujuan ini masing-masing bidang akan mencoba untuk mempersatukan dan mengidentifisir standar-standar gambar. o

Penyederhanaan gambar

Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting tidak hanya untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga menggambar. o

Modernisasi gambar

Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga telah dipaksa untuk mengikutinya, dapat disebutkan di sini cara-cara baru ( modern ) yang telah dikembangkan seperti misalnya pembuatan film mikro, berbagai macam mesin gambar otomatis dengan bantuan computer ( CAD



Computer

Aided

Design)

dsb

Materi ini bisa di download di sini : POSTED BY NURSHOLIH MUHAMMAD at 4:30 AM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Alat – alat Gambar dan Penggunaannya Alat-alat gambar yang dipergunakan dalam bidang gambar teknik sipil terdiri atas pensil gambar, pena gambar, kotak jangka, penggaris, penggaris T, sepasang segitiga, mistar ukur, mistar skala, busur derajat, penghapus, mal bentuk ( sablon) papan gambar, meja gambar, mesin gambar dan kertas gambar. Mutu dari suatu gambar ditentukan dari sarana ( alat-alat gambar) yang baik dan sumber daya manusianya yang mampu menguasai teknik gambar dan menggunakan alat-alat gambar dengan

tepat. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan penggunaan alat-alat gambar secara tepat. a. Pensil Gambar Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat kekerasan. Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan Lunak (B). Golongan keras dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih belum standard sepenuhnya, karena itu dianjurkan menggunakan satu merek pensil saja agar tepat derajat kekerasannya. Untuk menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama ( konstan) sebaiknya pensil dibuat pipih ( baji) Gambar 2.1a, jadi jangan runcing/konis seperti gambar 2.1.b. Untuk membuat pensil pipih dapat digunakan kertas amplas. Sekarang sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali ( pensil mekanik). Isi dari pensil ini mempunyai tingkat kekerasan yang bermacam-macam demikian juga dengan ukuran diameter isinya dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis sehingga tidak perlu lagi penajaman. Ukuranukuran yang ada adalah 0,3; 0,5; 0,7 dan 0,9 mm dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H Supaya hasil dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil terhadap mistar harus mempunyai sudut 90 derajat, sedang kecondongan dari arah gerakannya bersudut antara 80-90 derajat Gambar 2.2.

Gambar 2.1 dan Gambar 2. b. Pena Gambar Pena tarik: Ujung pena yang terbelah itu dapat diatur, hingga orang mendapatkan lebar/tebal garis yang bermacam-macam. Kedudukan waktu menggaris tegak lurus keatas gambar. Tinta harus didisi secukupnya, bila terlalu banyak/ sedikit akan menghasilkan garis yang tidak merata

tebalnya. Pengisian tinta pada ujungnya tidak boleh sampai menempel dibagian luar, sehingga tinta akan menempel pada mistar gambar yang akan menyebabkan turun ke kertas gambar. Bila sudah diisi tinta secukupnya , harus secepatknya digunakan, bila tidak digunakan untuk waktu lama akan mongering dan harus dibersihkan lagi Rapido : pena ini mempunyai ujung ( mata pena) dengan macam-macam ukuran seperti pensil mekanis. Banyak keuntungan dari pena Rapido ini bila dibandingkan dengan pena tarik : i. Tidak sering-sering mengisi tinta, sehingga dapat menghemat waktu ii. Tidak berada dalam tabung sehingga tidak mudah tumpah, pada pena tarik tinta berada pada mulut pena dan berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga cepat kering dan mudah tumpah iii. Tebal tipisnya sangat akurat, sebab ada macam-macam pemilihan mata pena dengan ukuran tebal yang sudah tepat, tidak perlu menyetel/ memeriksa tebal lagi. Saat ini pena tarik sudah ditinggalkan

Gambar 2.4 Untuk mendapatkan hasil gambar tinta yang baik , kerjakan anjuran-anjuran di bawah ini : 1) Pertama-tama gambarlah semua lingkaran, busur lingkaran atau garis lengkung. Lebih mudah menyambung garis lurus pada garis lengkung daripada sebaliknya. 2) Semua garis lurus digambar berikutnya. Garis-garis tegak lurus digambar dari kiri ke kanan dan semua garis mendatar dari atas ke bawah gb 2.5. Dengan demikian garis-garis mempunyai cukup waktu untuk mongering dan kemungkinan " merusak " garis akan berkurang. Garis yang kering juga diperlukan untuk garis yang berpotongan. Jika tidak maka hasilnya seperti pada gb. 2.6.

Garis Horisontal Garis vertical Pertemuan Gambar 2.5 Gambar 2.6 c. Jangka Ada tiga macam jangka yang dipakai untuk menggambar 1) Jangka biasa dengan kaki lurus dengan jarum yang dapat dirubah-rubah sudutnya dengan sekrup dan kaki yang satunya dapat diperlengkapiny dengan tiga macam : a) Sambungan kaki dengan pensil b) Sambungan kaki dengan tinta ( disambung dengan rapido) c) Sambungan kaki dengan jarum Dengan alat penyambung ( memperpanjang kaki jangka) dapat dihasilkan lingkaran dengan jarijari 250 mm. Jika diinginkan lingkaran dengan jari-jari yang lebih besar maka dipakai jangka batang. Gb. 2.9. 2) Jangka orlean, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan jari-jari yang kecil seperti misalnya untuk pembulatan Gb. 2.10 3) Jangka pegas, kedua kakinya ditahan oleh pegas dibagian atas, untuk menyetel kaki-kakinya dipakai sekrup. Keuntungannya pada waktu digerakkan jari-jarinya tidak mudah berubah dan dapat digunakan untuk jari-jari yang kecil dan besar tergantung dari besarnya jangka tersebut dan dapat dipakai untuk pensil dan tinta. Dalam menggunakan jangka harus diusahakan agar supaya kedua kakinya tegak lurus pada kertas gambar dan tahanlah dengan tekanan dan putaran yang konstan untuk dapat menghasilkan tebal garis yang sama. Dewasa ini terdapat sablon lingkaran untuk menggunakan lingkaran-lingkaran kecil. Hal ini hanya untuk mempermudah dan mempercepat waktu gambar.

d. Penggaris/ mistar gambar Penggaris T terdiri dari landasan ( kepala) dan daun, sehingga membentuk huruf T, disebut pula penggaris T. Biasa digunakan untuk membuat garis horizontal yang panjang dengan menekankan landasannya pada tepi kiri papan gambar dan menggesernya ke atas dan ke bawah. Jenis lain dari penggaris T adalah yang landasannya dua, satu landasan tetap dan yang lain dapat bergerak. Dengan mengatur sudut yang dikehendaki dari landasan yang dapat bergerak ini orang dapat membuat garis panjang yang tidak horizontal ( miring ). Untuk menarik garis dengan pensil/ tinta dipakai permukaan penggaris yang condong bukan yang tebal, lihat penampung dari penggaris Gb. 2.11 Ukuran dari penggaris T ini biasanya dibuat dari seluloid/mika yang tahan terhadap perubahan cuaca yaitu panas dan dingin, selain itu juga transparan ( tembus pandang ) Untuk memeriksa kelurusan dari penggaris ini diperlukan penggaris T yang sudah diperiksa kelurusannya, kemudian permukaan yang dipakai untuk menggaris dari kedua penggaris T itu dipertemukaan di atas papan gambar seperti Gb 2.11. bila berimpit betul-betul dan tidak ada yang renggang berarti T itu lurus.

Gambar 2.11 Penggaris T e. Segitiga Siku-siku Sepasang segitiga siku-siku terdiri dari siku-siku sama kaki dan sebuah segitiga siku-siku 30° dan 60°, dimana panjang sisi miring segitiga siku-siku sama kaki hampir sama panjang dengan siku-siku yang terpanjang dari segitiga yang kedua ( sudut 30° dan 60°) lihat gb 2.12a. Saat ini banyak dipakai segitiga siku-siku yang dibuat dari seluloid/mika yang tahan cuaca.

f. Busur Derajat Busur derajat dibuat dari alumunium atau palstik, biasanya busur derajat ini mempunyai garisgaris

pembagi

dari



sampai

dengan

180°

gambar

2.15

Gambar 2.15 g. Mesin Gambar Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar lainnya seperti busur derajat, penggaris T, segitiga, mistar, mistar skala dsb. Keuntungannya dapat mempercepat penyelesaian gambar dibawah. Alat ini dapat digunakan untuk menarik garis-garis sejajar, garis tegak lurus dengan mudah. Penggaris yang dipasang pada alat ini bisa diganti-ganti sesuai dengan skala yang ingin dipakai 1:1; 1:2 ; 1:5; 1:10 dsb. Sepasang penggaris tegak lurus tersebut dapat digerakkan bebas disemua permukaan papan gambar

h. Kertas Gambar dan ukurannya Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, seperti misalnya kertas gambar putih, kertas kalkir dsb. Untuk gambar tata letak ( perencanaan awal) biasanya dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar dan menggunakan pinsil. Sedangkan untuk gambar kerja yang biasanya dibutuhkan lebih dari satu untuk diperbanyak biasanya menggunakan kertas kalkir 1) Ukuran Kertas A Ukuran

X( MM)

Y(MM)

B( garis tepi)

A0

841

1189

10 ( 20) MM

A1

594

841

10

A2

420

594

10

A3

297

420

10

A4

210

297

10

A5

148

210

10

2) Ukuran Kertas B Ukuran kertas seri B0 adalah : luasnya = √ 2 m2 dan perbandingan panjang dan lebar = 1 : √ 2. Dengan cara penyelesaian yang sama seperti seri A0 maka didapat ukuran kertas seri B0: panjang x = 1414 mm dan lebar y = 1000 mm B1 : x = 1000 dan y = 707 mm; B2 : x = 707 mm dan y = 500 mm dst. File Lengkap download di sini : POSTED BY NURSHOLIH MUHAMMAD at 4:25 AM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Garis dan Huruf I.Macam garis dan tebal garis Didalam menggambar teknik bentuk dan tebal garis sesuai dengan penggunaanya seperti contoh dibawah ini ; Jenis

Macam Garis

Contoh-contoh Penggunaan

A

0,6 0,8

Garis tebal

1. Garis benda langsung terlihat 2. Garis tepi

B

0,1 0,2

Garis tipis

1. Garis penunjuk ukuran, garis Bantu, garis penunjuk

2. Garis arsir 3.Garis untuk Penampung yang diputar ditempat 4. Garis khayal yang terjadi dari perpotongan yang dibulatkan

II.

C

0,1 Garis bebas tipis 1. Garis potong, yang 0,2 menghilangkan sebagian benda 2. Garis batas antara bagian benda yang dipotong dan sebagian dalam pandangan

D

0,3 0,4

E

0,1 Garis tipis ( strip 0,2 titik)

Garis sedang ( putus-putus)

Garis benda yang terhalang/tidak langsung terlihat 1. Garis sumbu 2. Garis potomg penampang

Huruf dan angka Ciri-ciri yang perlu pada huruf dan angka dalam gambar teknik, ialah ; jelas dan seragam dalam ISO 3098/1-1974 diberikan contoh-contoh huruf dan angka, satu untuk huruf miring dan satu untuk huruf tegak, kedua-duanya boleh digunakan Pada gambar 3.3 dicontohkan untuk huruf dan angka yang miring ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 0123456789 ~!@#$%^&*()_+| Bentuk Huruf Miring ISO Ukuran huruf Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf adalah sebagai berikut : 2,5;3,5;5;7;10; 14; dan 20 mm Tinggi h ( huruf besar) dan c ( tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Bila terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm, maka h akan menjadi 3,5 mm Tebal huruf d ditentukan oleh dua perbandingan standard d/h, yaitu antara d/h = 1/14 dan d/h = 1/10. Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara perbatasan-perbatasan diberikan pada table berikut :

Huruf A ( d= h/14)

Sifat

Perbandingan

ukuran

Tinggi huruf h Tinggi huruf besar Tinggi huruf kecil c (tanpa tangkai dan kaki)

(14/14)h (10/14)h

2,5

Jarak antar huruf a (2/14)h Jarak minimum antara (20/14)h garis b (6/14)h Jarak minimum antara perkataan e

0,35 3,5 1,05

0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 5 7 10 14 20 28 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4

0,18

0,25 0,35 0,5 0,7

Tebal huruf d

(1/14)h

3,5 5 2,5 3,5

7 5

10 7

14 20 10 14

1

Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih baik : seperti misalnya LA,TV dsb, d,h,I,a sama dengan tebal huruf d

Huruf B ( d= h/10) Sifat

Perbandingan

ukuran

Tinggi huruf h (10/10)h Tinggi huruf (7/10)h besar Tinggi huruf kecil c (tanpa tangkai dan kaki)

2,5

3,5 5 7 10 14 2,5 3,5 5 7 10

20 14

Jarak antar huruf (2/10)h a (14/10)h Jarak minimum (6/10)h antara garis b Jarak minimum antara perkataan e

0,5 3,5 1,5

0,7 1 1,4 2 2,8 5 7 10 14 20 2,1 3 4,2 6 8,4

4 28 1,2

0,25

0,35 0,5 0,7 1 1,4

2

Tebal huruf d

(1/10)h

Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang lebih baik : seperti misalnya LA,TV dsb, d,h,I,a sama dengan tebal huruf d

1,4

OLEH : Nama

: Surandi

Kelas

: X TO 2

Guru Pembimbing

: Slamet Ampera Pasaribu

OLEH : Nama

: Sugi Hartono

Kelas

: X TO 2

Guru Pembimbing

: Slamet Ampera Pasaribu

OLEH : Nama

: Prayugo

Kelas

: X TO 2

Guru Pembimbing

: Slamet Ampera Pasaribu

OLEH : Nama

: Obi Ali Riski

Kelas

: X TO 2

Guru Pembimbing

: Slamet Ampera Pasaribu

Related Documents


More Documents from ""