Drama Generasi Emas.docx

GENERASI EMAS Tokoh pada naskah atau teks drama ini adalah: Ababal Jatmiko Nurul Sukatman Purnomo Indri

Jatmiko Ababal Jatmiko Nurul Purnomo Indri Ababal Jatmiko Purnomo Purnomo Nurul Indri Nurul Purnomo tersebut? Purnomo Nurul Purnomo

Ababal Jatmiko Nurul Jatmiko Ababal Nurul Ababal Jatmiko Nurul Ababal Jatmiko Nurul Ababal Jatmiko Indri Nurul Indri Ababal Indri Jatmiko Indri

: Pemuda, Anak Petani, Pekerja Keras. : Pemuda, Anak Seorang Pengajar. : Pemuda, Pekerja Keras. : Pengajar yg Ramah. : Guru yg tegas. : Perempuan Muda, Taat dalam Orang Tua.

(Di pada kelas siswa sedang mendengarkan penerangan menurut guru) : (Berbisik ke telinga Ababal) Bal! Bangun, Bal! Jangan tidur. : (menggeliat. Menundukkan kepala) : (Menarik lengan Ababal) Bangun. Nanti Pak Pur marah. : Jat... (Ucapan Nurul terhenti) : Hei kalian! Kenapa ribut sendiri? (Menunjuk ke arah ketiganya). : Makanya jangan ribut terus. (permanen melihat ke depan). : Iya, Pak. Ada apa, Pak? (Mengucek mata. Menoleh ke arah Jatmiko serta Nurul). : Habislah kita. : Kalian bertiga! Maju ke sini! (Jatmiko dan Ababal melangkah perlahan ke arah Purnomo) : Kamu pula! (Menunjuk Nurul) : Kok aku ,... : Cepat maju. Biar tidak tambah parah. : (Melangkah terburu-buru menyusul Jatmiko serta Ababal) : Kalian ini ribut saja. Tidak memperhatikan penjelasan saya. Kalian ngerti apa yg saya jelaskan (Ababal, Jarmiko, serta Nurul terdiam) : Kalian bertiga keluar! Jangan ikut kelas saya! : Tapi, Pak.... : Tidak usah tapi. Keluar! (Set panggung berubah sebagai gelap) (Tampak tiga pemuda sedang bercakap-cakap pada luar kelas) : Maaf ya. Gara gara saya (membisu melihat Jatmiko) kalian (melihat Nurul) jadi ikutan dieksekusi. : Gak papa, Jeh. Cuma kebetulan apes aja. (Menepuk pundak Ababal) : Yang paling apes saya. Gak rame jua diusir. Tapi gak papa. Kita kan fren! : Kau tak tidur kah semalam? : Aku tidur menjelang subuh. : Ngapain? : Jaga diesel. Bantu bapak ngairi sawah. : Baguuuuusss... (menyorongkan kedua jempolnya ke muka Ababal) : Jangan bogas indah aja. Gimana pelajaran Pak Purno ini. : Hus jangan disingkat. Namanya pak Purnomo bukan Porno. : Tenang aja, nanti kita pinjam catatannya Indri. : Nah itu Indri. (Menunjuk ke arah Indri) : Ayu ya dia. : Bal! Fokus, Bal. : (Menghampiri Ababal, Nurul dan Jatmiko) Ini catatan plus tugasnya Pak Pur. : Wah Indri pengertian banget. : Minggu depan dikumpulkan. : Indri juga baik. : Kalau telah kalian tulis segera kembalikan (menyodorkan buku pada Jatmiko) : (Menerima kitab Indri) Makasih ya... : (Melangkah pergi) Ingat segera kembalikan!

(seluruh diam. Indri menoleh ke belakang dan melotot) Ababal, Nurul, Jatmiko : siap! (memberikan hormat kepada Indri) (Panggung gelap. Set anjung berubah. Di dekat loka parkir) Sukatman Ababal Sukatman Nurul Jatmiko Sukatman Ababal

: Kalian tadi bikin perkara apa? : Ngapunten, Pak. Masalah apa? : Tadi di kelas. Jamnya Pak Pur. : Oh... Yang tadi, Rek. Pak Purnomo yang galat sangka, Pak. : Iya, Pak. Tadi Ababal yang ketiduran. Saya bangunkan. Kami dituduh ribut pada kelas. : oh begitu. (Menoleh ke Ababal) Kenapa engkau tidur kelas, Le? : Saya kurang tidur, Pak. Sudah dua malam saya membantu bapak mengairi sawah. Musim kemarau sawah garapan bapak mengering.

Sukatman

: Marahnya Pak Pur itu lantaran beliau sayang pada kalian. Kalian memang wajib bantu orang tua. Tapi kalian jua harus semangat belajar. Jangan tidur terus di kelas. (Ababal, Nurul, Jatmiko takzim mendengarkan tanpa berani mengungkapkan)

Sukatman

: Kalian adalah generasi emas. Yang harus diasah supaya terus berkilau. Bermanfaat dan sekses. Ayo! Sekarang ikut saya. (Melangkah segera. Diikuti Ababal, Nurul, serta Jatmiko).

Nurul : Mau ke mana, Pak? Sukatman : Ini sudah siang. Kita ke masjid dulu. Lalu makan bakso. Nurul : Alhamdulillah. (Ababal dan Jatmiko mengucapkan Alhamdulillah tanpa bunyi sembari menengadahkan tangab) (Panggung gelap. Cerita berakhir)