Cliping 1.docx

  • Uploaded by: Muhammad Davinci
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cliping 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,526
  • Pages: 23
Lukisan Air

Lukisan Air merupakan salah satu karya pelukis ternama Indonesia, Basuki Abdullah.    

Pelukis : R. Basoeki Abdullah Judul : “Air” Media : Oil on canvas Ukuran : 190 x 125 cm Deskripsi Lukisan Air Karya ini merupakan salah satu karya untuk menjawab tantangan terhadap dirinya yang tidak dapat melukis selain lukisan berobjek secara realistik ataupun naturalistik. Tantangan ini cukup menggelitik karena terujar dari salah satu tokoh besar di kalangan seni rupa Indonesia. Hal tersebut diperkuat pendapat putri beliau Cecilia Sidhawati, keinginan ayahnya melukis dengan gaya ‘aneh’ dipicu oleh tantangan Ciputra agar membuat karya yang tak biasa. Makna Tersirat Mengambil judul air merupakan salah satu tema sosial yang pada masa awal 90-an, menjadi tema yang cukup membuat gundah pelukis Basoeki Abdullah. Salah satu keprihatianan beliau terhadap masa kekeringan di daratan Afrika, mengakibatkan kelaparan di mana karena kekurangan air untuk lahan tanaman mereka ataupun untuk melepas dahaga.

Lukisan “Keluarga Berencana” Karya Basuki Abdullah Sisi lain sebuah lukisan Karya Basuki Abdullah 0 4.083 Share

Lukisan Keluarga Berencana merupakan salah satu tema lukisan Basuki Abdullah yang menggambarkan suatu pendalaman makna. 

Judul : “Keluarga Berencana”



Tahun : 1975



Pelukis : Basuki Abdullah



Aliran : Realisme Natural



Ukuran : 200 cm x 90 cm



Media : Oil on Canvas

Deskripsi Lukisan Keluarga Berencana

Basuki Abdullah yang berjiwa romantis, melukis kuda pun menjadi cantik. Kesan beauty tersirat dari perindahan bentuk dan pemilihan warna yang cemerlang. Keindahan pada sebahagian besar lukisan Basuki Abdullah merupakan keindahan yang estetis obyektif ringan yang terkadang hampa dari pendalaman ekspresi. Makna Lukisan Lukisan ini bermakna yaitu sosok keluarga berencana dari kuda yang cantik tersebut yang sangat sedang bahagia. Basuki menggambarkan sisi lain dari keluarga berencana yang biasa digadang-gadangkan pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat dan menggantinya dengan sosok kuda. Kuda biasa berarti sebuah semangat, loyalitas, enerjik, dan juga keberanian serta dipercaya mampu menjadi pembawa keberhasilan. Di dalam bahasa Cina, kuda memiliki nama Ma Mao Kung yang memiliki arti Ma adalah kuda, Mao adalah datang dan Kung adalah berhasil. Sehingga bisa diartikan bahwa kuda adalah hewan yang datang dengan pembawa keberhasilan.

Lukisan Gatotkaca Karya Basuki Abdullah

Lukisan Gatotkaca Karya Basuki Abdullah Dibuat atas permintaan Bung Karno Gatotkaca dan 2 Istrinya Karya Basuki Abdullah 0 3.490 Share Lukisan Gatotkaca ini merupakan salah satu tema pada karya lukisan Basuki Abdullah yang melegenda. 

Judul : “Gatotkaca dan 2 Isteri Kembarnya, Pergiwa dan Pergiwati”



Pelukis : Basuki Abdullah



Ukuran : 150 x 100 cm



Media : Kanvas

Sejarah Lukisan Gatotkaca dan 2 Istri Kembarnya Pada Tahun 1950-an Presiden Ir. Soekarno yang dikenal sangat mencintai seni lukis dan dunia pewayangan, meminta Basoeki Abdullah untuk melukis dengan tema Gatotkaca dengan dua isteri kembarnya, Pergiwa dan Pergiwati. Hal itu dikarenakan Gatotkaca, sosok ksatria gagah perkasa yang dianggap mirip dirinya sendiri. Basuki pun menggoreskan kuasnya di atas selembar kanvas yang ukurannya tidak biasa dan aneh. Lukisan itu selesai dalam waktu beberapa hari. Setelah rampung, Basoeki lantas memberi lukisan bergaya realis-naturalisnya itu dengan tajuk “Gatotkaca dan Anak-Anak Arjuna Pergiwa-Pergiwati.” Deskripsi Lukisan Lukisan ini menggambarkan Gatotkaca. Gatotkaca adalah ksatria Pringgondani yang sakti. Dari segi visualnya sudah nampak personifikasi. Pembawaannya yang gagah, punya tatapan tajam dan berwibawa.(salah satu ksatria sebangsa Werkudara putra dari Bima) tengah terbang layaknya Superman. Mata sang ksatria menatap tajam penuh asmara, sementara si kembar cantik Pergiwa-Pergiwati yang digambarkan cukup molek, saling berbeda pandang terhadap keberadaan Gatotkaca.

Perang Diponegoro

Perang Diponegoro yang juga dikenal dengan sebutan Perang Jawa (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog) adalah perang besar dan berlangsung selama lima tahun (1825-1830) di Pulau Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara, melibatkan pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kockyang berusaha meredam perlawanan penduduk Jawa di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Berikut salah satu lukisan karya Basuki Abdullah yang bertema Perang Diponegoro. 

Judul : “Diponegoro Memimpin Pertempuran”



Pelukis : Basuki Abdullah



Tahun : 1837 M



Media : Oil on Canvas



Ukuran : 150×120 cm

Deskripsi Lukisan



Lukisan Basuki Abdullah ini menampilkan subject matter yang berupa seorang pangeran diponegoro yang menunggangi kuda.



Sedangkan subject pendukungnya berupa backgroud api membara.



Untuk warna pada subject matter adalah: warna putih pada pakaian pangeran diponegoro, gradasi coklat kekuningan, hitam pada kulit pangeran diponegoro, dan warna hitam juga juga putih terdapat pada kuda.



Pada subject pendukung, warna gradasi coklat dan kuning dengan hitam pada bagian api yang sedang membara.



Karya Basuki Abdullah yang berjudul “Diponegoro Memimpin Pertempuran” merupakan salah satu karya yang dikoleksi oleh Bung Karno Presiden Indonesia waktu itu.

Teknik Pembuatan 

karya lukis ini dibuat dengan stuck brush (sapuan kuas) pada kanvas dan di buat secara realistis sehingga sesuai dengan gambar aslinya.



Pewarnaanya menggunakan cat minyak.



Representasi visual ditampilkan dengan bentuk ekspresionisme.



keseluruhan komposisi karya Basuki Abdullah terlihat mampu menghibur mata maupun pikiran kita dan membangkitkan semangat yang semakin berkobar.

Makna Tersirat 

Dalam lukisan ini, Basuki Abdullah mengungkapkan perjuangan yang dramatis, yakni Seorang Pangeran Diponegoroyang sedang berperang diselimuti api berkobar disekelilingnya.



Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan dan cahaya yang ditimbulkan dari api.



Pada kaki kuda terlukiskan sedang melewati api yang sedang panas membara, hal ini lebih memberi tekanan suasana yang dramatis pada lukisan.



Tema dalam lukisan berjudul “Diponegoro Memimpin Pertempuran” adalah sebuah perjuangan.



Makna dalam lukisan tersebut adalah semangat yang berkobar dalam pertempuran layaknya api yang sedang membara.

"Kakak dan Adik"

Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Deskripsi Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul “Kakak dan Adik” (1978) ini merupakan salah satu karyanya yang menunjukkan kekuatan penguasaan teknik realis. Dengan pencahayaan dari samping, figur kakak dan adik yang dalam gendongan terasa mengandung ritme drama kehidupan. Dengan penguasaan proporsi dan anatomi, pelukis ini menggambarkan gerak tubuh mereka yang mengalunkan perjalanan sunyi. Suasana itu, seperti ekspresi wajah mereka yang jernih tetapi matanya menatap kosong. Apabila dengan pakaian mereka yang bersahaja dan berwarna gelap, sosok kakak beradik ini dalam selubung keharuan. Dari berbagai fakta tekstur ini, Basuki Abdullah ingin mengungkapkan empatinya pada kasih sayang dan kemanusiaan. Namun demikian, spirit keharuan kemanusian dalam lukisan ini tetap dalam bingkai Romantisisime. Oleh karena itu, figur kakak beradik lebih hadir sebagai idealisasi dunia utuh atau bahkan manis, daripada ketajaman realitas kemanusiaan yang menyakitkan. Pilihan konsep estetis yang demikian dapat dikonfirmasikan pada semua karya Basuki Abdullah yang lain. Dari berbagai mitologi, sosok-sosok tubuh yang telanjang, sosok binatang, potret-potret orang terkenal, ataupun hamparan pemandangan, walaupun dibangun dengan dramatisasi namun semua hadir sebagai dunia ideal yang cantik dengan penuh warna dan cahaya. Berkaitan dengan konsep estetik tersebut, Basuki Abdullah pernah mendapat kritikan tajam dari S. Sudjojono. Lukisan Basuki Abdullah dikatakan sarat dengan semangat Mooi

Indie yang hanya berurusan dengan kecantikan dan keindahan saja. Padahal pada masa itu, bangsa Indonesia sedang menghadapi penjajahan, sehingga realitas kehidupannya sangat pahit, kedua pelukis itu sebenarnya memang mempunyai pandangan estetik yang berbeda, sehingga melahirkan cara pandang/pengungkapan yang berlainan. Dalam kenyataannya estetika Basuki Abdullah yang didukung kemampuan teknik akademis yang tinggi tetap menempatkannya sebagai pelukis besar. Hal itu terbukti dari berbagai penghargaan yang diperoleh, juga didukung dari masyarakat bawah sampai kelompok elite di istana, dan juga kemampuan bertahan karya-karyanya eksis menembus berbagai masa.

Lukisan Affandi Koesoema A Painter With The Daughter

A Painter With The Daughter – Affandi Koesoema     

Pelukis : Affandi Koesoema Judul : “A Painter With The Daughter” Tahun : 1950 Media : Oil On Canvas Ukuran : cm x cm

Deskripsi Lukisan A Painter With The Daughter Lukisan ini merupakan lukisan dengan gaya abstraksionisme, ekspresionisme, romantisme. Dengan teknik melukis menggunakan cat air di atas kertas. Imajinasi abstrak yang total merupakan pegangan kreasi dalam lukisan ini, yang kemudian terjelma dalam susunan warna yang jernih. Dengan aksentuasi. Dalam bahasa visual, semua bentuk yang dihadirkan pelukis dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran.

Dalam lukisan ini ia menumpahkan cairan cat dari tube-nya lalu menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain serta memproses warna untuk mengekspresikan anaknya, Kartika tengah berkebaya disertai sebagian tubuh, kaki, dan lengan sang ayah yang termuat dalam lukisan. Dalam lukisan yang dibuat di India ini, Affandi tidak melukiskan dirinya tengah berdiri di samping sang anak, dengan maksud menjelaskan bahwa mulai ada jarak antara dirinya dengan Kartika karena anaknya tersebut tidak lama lagi akan menikah.

Mother’s Anger – Affandi Koesoema

 

Pelukis : Affandi Koesoema Judul : “Mother’s Anger”  Tahun : 1960  Media : Oil On Canvas  Ukuran : cm x cm Deskripsi Lukisan Mother’s Anger Lukisan ini merupakan lukisan dengan gaya abstraksionisme, ekspresionisme, romantisme. Dengan teknik melukis menggunakan cat air di atas kertas. Imajinasi abstrak yang total merupakan pegangan kreasi dalam lukisan ini, yang kemudian terjelma dalam susunan warna yang jernih. Dengan aksentuasi. Dalam bahasa visual, semua bentuk yang dihadirkan pelukis dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam lukisan ini menumpahkan cairan cat dari tube-nya lalu menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain serta memproses warna untuk mengekspresikan kekecewaaannya kepada sang ibu yang meninggalkannya tanpa mau mendengar penjelasannya terlebih dahulu. Dalam lukisan ini ibunya digambarkan seolah bergerak: awalnya berdiri di hadapan Affandi, kemudian pergi meninggalkannya begitu saja.

Landscape With Dog

Landscape With Dog – Affandi Koesoema     

Pelukis : Affandi Koesoema Judul : “Landscape With Dog” Tahun : 1979 Media : Oil On Canvas Ukuran : 100 cm x 129 cm

Deskripsi Lukisan Landscape With Dog Lukisan ini merupakan lukisan dengan gaya abstraksionisme, ekspresionisme, romantisme. Dengan teknik melukis menggunakan cat air di atas kertas. Imajinasi abstrak yang total merupakan pegangan kreasi dalam lukisan ini, yang kemudian terjelma dalam susunan warna yang jernih. Dengan aksentuasi. Dalam bahasa visual, semua bentuk yang dihadirkan pelukis dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam lukisan ini Affandi melukiskan objek sebuah pemandangan dengan seekor Anjing, ia menumpahkan cairan cat dari tube-nya lalu menyapu cat itu dengan jarijarinya, bermain serta memproses warna untuk mengekspresikan rasa kemanusiaan dan kesedihan dan apa yang ia saksikan serta rasakan mengenai suatu hal pada saat itu.

A Lady Walking With Her Dog

A Lady Walking With Her Dog – Affandi Koesoema     

Pelukis : Affandi Koesoema Judul : “A Lady Walking With Her Dog” Tahun : 1962 Media : Oil On Canvas Ukuran : 132 cm x 88 cm

Deskripsi Lukisan A Lady Walking With Her Dog Lukisan ini merupakan lukisan dengan gaya abstraksionisme, ekspresionisme, romantisme. Dengan teknik melukis menggunakan cat air di atas kertas. Imajinasi abstrak yang total merupakan pegangan kreasi dalam lukisan ini, yang kemudian terjelma dalam susunan warna yang jernih. Dengan aksentuasi. Dalam bahasa visual, semua bentuk yang dihadirkan pelukis dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran.

Dalam lukisan ini Affandi melukiskan objek seorang wanita berjalan bersama anjingnya ke dalam kanvas, ia menumpahkan cairan cat dari tube-nya lalu menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain serta memproses warna untuk mengekspresikan rasa kemanusiaan dan kesedihan dan apa yang ia saksikan serta rasakan mengenai suatu hal pada saat itu.

Train Going by a Sugar Plantation

Train Going by a Sugar Plantation – Affandi Koesoema     

Pelukis : Affandi Koesoema Judul : “Train Going by a Sugar Plantation” Tahun : 1985 Media : Oil On Canvas Ukuran : 144 cm x 97 cm

Deskripsi Lukisan Train Going by a Sugar Plantation Lukisan ini merupakan lukisan dengan gaya abstraksionisme, ekspresionisme, romantisme. Dengan teknik melukis menggunakan cat minyak di atas kanvas. Imajinasi abstrak yang total merupakan pegangan kreasi dalam lukisan ini, yang kemudian terjelma dalam susunan warna yang jernih. Dengan aksentuasi. Dalam lukisan ini Affandi melukiskan objek kereta api yang melewati perkebunan gula (tebu) ke dalam kanvasnya, ia menumpahkan cairan cat dari tube-nya lalu menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain serta memproses warna untuk mengekspresikan apa yang ia saksikan serta rasakan mengenai suatu hal pada saat itu.

Lukisan UNTITLED



Pelukis : Raden Saleh



Judul : “UNTITLED”



Tahun :



Media : Oil Paint On Canvas



Ukuran : cm x cm

Deskripsi Lukisan UNTITLED Lukisan ini merupakan lukisan realisme dengan gaya mooi indie. Dengan teknik melukis menggunakan cat minyak di atas kanvas. Dalam lukisan ini pelukis menggambarkan tentang wajah seekor singa. Koleksi umum. Karya ini dipamerkan di Pameran Monografis Raden Saleh “Raden Saleh dan Permulaan Lukisan Indonesia Modern“ dikuratori oleh Dr. Werner Kraus, 3 – 17 Juni 2012, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Litografi oleh W.D. Wiemans.

POTRET JENDERAL JEAN CHRETIEN BAUD



Pelukis : Raden Saleh



Judul : “POTRET JENDERAL JEAN CHRETIEN BAUD”



Tahun :



Media : Oil Paint On Canvas



Ukuran : cm x cm

Deskripsi Lukisan POTRET JENDERAL JEAN CHRETIEN BAUD Lukisan ini merupakan lukisan realisme dengan gaya mooi indie. Dengan teknik melukis menggunakan cat minyak di atas kanvas. Koleksi umum. Karya ini dipamerkan di Pameran Monografis Raden Saleh “Raden Saleh dan Permulaan Lukisan Indonesia Modern“ dikuratori oleh Dr. Werner Kraus, 3 – 17 Juni 2012, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Litografi oleh W.D. Wiemans. Jean Chrétien baron Baud (lahir di Den Haag, 4 Oktober 1789 – meninggal 27 Juni 1859 pada umur 69 tahun), adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-44. Ia memerintah antara tahun 1834 – 1836. Ia adalah pamong praja selama pemerintahan Willem I dan Belanda. Setelah menjabat sebagai Gubernur-Jenderal, ia kemudian menjabat sebagai Menteri Angkatan Laut dan Menteri Jajahan. Semasa jabatannya, ia amat kuat membela Sistem Tanam Paksa yang menyengsarakan rakyat Indonesia.

POTRET GADIS DENGAN ANJING



Pelukis : Raden Saleh



Judul : “POTRET GADIS DENGAN ANJING”



Tahun :



Media : Oil Paint On Canvas



Ukuran : cm x cm

Deskripsi Lukisan POTRET GADIS DENGAN ANJING Lukisan ini merupakan lukisan realisme dengan gaya mooi indie. Dengan teknik melukis menggunakan cat minyak di atas kanvas. Dalam lukisan ini pelukis menggambarkan tentang potret seorang gadis bersama seekor anjing. Koleksi umum. Karya ini dipamerkan di Pameran Monografis Raden Saleh “Raden Saleh dan Permulaan Lukisan Indonesia Modern“ dikuratori oleh Dr. Werner Kraus, 3 – 17 Juni 2012, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Litografi oleh W.D. Wiemans.

POTRET ADOLPHE JEAN PHILIPPE HUBERT DESIRE BOSCH 1814-1873

Pelukis : Raden Saleh 

Judul : “POTRET ADOLPHE JEAN PHILIPPE HUBERT DESIRE BOSCH 1814-1873”



Tahun : 1867



Media : Oil Paint On Canvas



Ukuran : cm x cm

Deskripsi Lukisan POTRET ADOLPHE JEAN PHILIPPE HUBERT DESIRE BOSCH 18141873 Lukisan ini merupakan lukisan realisme dengan gaya mooi indie. Dengan teknik melukis menggunakan cat minyak di atas kanvas. Koleksi umum. Karya ini dipamerkan di Pameran Monografis Raden Saleh “Raden Saleh dan Permulaan Lukisan Indonesia Modern“ dikuratori oleh Dr. Werner Kraus, 3 – 17 Juni 2012, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Litografi oleh W.D. Wiemans.

PASAR DI BANYUWANGI



Pelukis : Raden Saleh



Judul : “PASAR DI BANYUWANGI”



Tahun :



Media : Oil Paint On Canvas



Ukuran : cm x cm

Deskripsi Lukisan PASAR DI BANYUWANGI Lukisan ini merupakan lukisan realisme dengan gaya mooi indie. Dengan teknik melukis menggunakan cat minyak di atas kanvas. Dalam lukisan ini pelukis menggambarkan tentang pemandangan pasar di Banyuwangi. Koleksi umum. Karya ini dipamerkan di Pameran Monografis Raden Saleh “Raden Saleh dan Permulaan Lukisan Indonesia Modern“ dikuratori oleh Dr. Werner Kraus, 3 – 17 Juni 2012, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Litografi oleh W.D. Wiemans.

Tugas Kliping

Nama : Sri Wahyuni Nengsih Kelas : IX.A

Related Documents

Cliping .docx
April 2020 5
Cliping 1.docx
November 2019 4
Cliping 4.docx
November 2019 7

More Documents from "Kevin Bran"