Pengobatan TB PADA HIV Muchlis Achsan Udji Sofro Anggota Panel Ahli HIV-AIDS Kemenkes RI Jejaring TB HIV RSUP Dr Kariadi 11 April 2018
Epidemi ganda
HIV
TB
42 juta
2 milyar
Perkiraan WHO, 2011
DOTS Epidemi TB Epidemi HIV
3
HIV dgn risiko
HIV +
Infeksi TB
TB aktif
HIV + dgn TB aktif 4
5
Mozambique
Afghanistan
Cambodia
Uganda
Zimbabwe
Myanmar
Thailand
Brazil
UR Tanzania
Kenya
Viet Nam
DR Congo
Ethiopia
Russian Federation
South Africa
Philippines
Pakistan
Nigeria
Bangladesh
Indonesia
China
India
Estimasi kasus baru TB (x 1000)
22 negara yg terbeban: 80% dari semua kasus baru
2000
1500
1000
500
0
Epidemiologi ko-infeksi TB-HIV 1/3 ODHA terinfeksi TB TB merupakan IO terbanyak dan penyebab kematian utama pada ODHA 40 % kematian ODHA terkait dengan TB
6
Infeksi TB vs Penyakit TB (TB aktif)
Infeksi TB: organisme ada, bersifat dormant (tidur), tidak dapat menginfeksi orang lain Penyakit TB: orang sakit & dapat menular ke orang lain 10% infeksi TB penyakit TB
Setiap TB aktif dapat menginfeksi 10-15 orang/tahun 7
Kapan infeksi TB menjadi penyakit TB?
dalam 2 tahun pertama setelah infeksi Terutama immunocompromised (kebal turun):
HIV
Kanker Khemoterapi
Diabetes tidak terkontrol
Malnutrisi 8
Interaksi TB-HIV HIV: faktor risiko utama TB aktif Menjadi TB aktif: > 40 % pasien HIV 5 % pasien tanpa HIV
Risiko reaktifasi infeksi TB: 2.5-15 % setiap tahun pasien HIV < 0.1 % setiap tahun pasien tanpa HIV 9
Interaksi TB-HIV
TB mempercepat perjalanan infeksi HIV
Pasien TB-HIV mempunyai viral load sekitar 1 log > pasien tanpa TB (HIV saja)
Angka mortalitas TB-HIV 4 x > pasien dengan hanya TB
10
Interaksi TB-HIV TNF- IL-6 TGF-
CD4 loss due to HIV
Intervention
MTB replication (reactivation/ persistance)
Inhibit MTB
MTB mediated imm. activation
IL-10
IL-1
Increased HIV replication
CD4 depletion HIV progression
Reduce HIV Replication
Boom, 2001 11
Interaksi TB-HIV Kerentanan Presentasi
TB
HIV
Progresi Penyakit Mortalitas 12
Relative life time risk of tuberculosis 4.0
3.0
2.0
1.0
0 200 400 600 800
CD4+/uL 13
Masalah ?
TB di populasi prevalensi HIV yg tinggi penyebab utama morbiditas dan mortalitas ODHA
Ke-2 penyakit stigma
Ke-2 penyakit perawatan jangka panjang
14
DIAGNOSIS TB
Riwayat penyakit (anamnesis) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Sputum Foto Toraks Tes Tuberkulin
Kecurigaan
15
Jenis TB terkait dengan jumlah CD4
500 CD4
HIV awal Typical
Tuberculosis
200 CD4 50 CD4
Atypical PTB
HIV lanjut
EPTB
16
Manifestasi Klinis TB pada HIV
Klinis PPD Foto dada Gamb Paru TB ekstra paru Mikobakteremi Adenopati hilus/ mediastinum Efusi pleura
Dini
Lanjut
Tipikal Biasanya (+) Tipikal Lobus Atas Jarang Tidak ada Tidak ada
Atipikal Biasanya (-) Atipikal Lob. bawah/tengah Sering/banyak Ada Ada
Jarang
Sering 17
TB paru Presentasi tergantung kpd stadium HIV HIV awal (stad 1-2)
HIV lanjut (stad 3-4)
Klinis
Haemoptysis Batuk kronis Keringat malam BB ↓
High fever Sesak napas BB ↓
Hapusan
Sering positif (80-90%)
Sering negatif
X-ray
Kavitas Lobus atas infiltrat
TB Primer: Lobus bawah infiltrat KGB intra-torakal >
18
Gejala Penyakit TB aktif
Batuk > 3 minggu (memproduksi sputum)* Nyeri dada* Hemoptysis* Demam Menggigil
Keringat malam Lemas Napsu makan menurun Berat badan menurun atau tidak naik-naik
*Gejala yang sering terdapat pada kasus TB paru 19
Hasil X-foto dada pasien TB dengan infeksi HIV
HIV lanjut HIV awal
(severe immuno-compromise)
20
Infiltrat interstitial
21
Limfadenopati hilar
22
Perbandingan gambaran klinis TB pada HIV (+) dan HIV (-) Gambaran
HIV (+)
HIV (-)
Keluhan respirasi
+++
+++
Penyakit ekstra paru
+++
+
+
+++
+++
+
PPD neg
++
+
Efek samping obat
++
+
+++
+
++
+
Kavitas Foto toraks atipikal
Angka mortalitas Relaps
23
Diagnostik – Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan laboratorium
BTA 3 kali Kultur Identifikasi
Pemeriksaan BTA satu kali negatif , TB belum dapat disingkirkan
BTA positif memerlukan pengobatan
Kultur sputum bisa positif
20 sampai 40% koinfeksi HIV-TB 24
Pemeriksaan tiga sputum: optimal 100% 93%
Kumulatif Positifitas
100% 81%
50%
0%
Pertama
Kedua
Ketiga 25
Proporsi TB paru sputum BTA positif
70 60
HIV Negatif
Positifitas BTA pd pasien TB HIV awal
50 40
HIV lanjut
30 20 10 0 26
TB ekstra-paru HIV (+) • Limfadenopati (sering) • Efusi pleura • Penyakit perikardial • TB milier • Meningitis • Lain-lain
27
TB ekstra-paru 80
% pasien
70 60 50 40 30 20 10 0 0-100
101-200
201-300
>300
CD4 sel/µL 28
TB Ekstra Paru yang sering ditemukan
Jenis
Lokasi
Gejala Klinis
Diagnosis
1.
Limfadenitis TB
Leher
Nyeri tekan (-) Dpt menjadi abses G/ lain: - demam - keringat malam - nafsu makan ↓
Aspirasi jarum halus Biopsi
2.
TB milier
Paru
Batuk, nafsu makan ↓ Sesak napas G/ lain yg berhubungan dengan organ yg terkena
29
TB ekstra paru, lanjutan
3.
Jenis
Lokasi
Gejala Klinis
Diagnosis
Efusi pleura TB
Rongga pleura
Sesak napas, nyeri dada, demam
Foto toraks: perselubungan homogen Pungsi aspirasi
4.
Meningitis TB
Otak
Sakit kepala, kesadaran ↓ Pungsi lumbal kaku kuduk (+), kelainan neurologi lainnya
5.
Efusi perikardium TB
Perikardium
Lemah, pusing, nyeri dada, napas pendek, nyeri hipokondrium, kaki bengkak
Foto toraks EKG Echocardiography Perikardiocentesis
30
TB ekstra paru, lanjutan
Jenis 6.
Spinal
Lokasi
Gejala Klinis
Diagnosis
Nyeri punggung, gibus, nyeri radikuler, abses psoas, kompresi medula spinalis
Foto sinar X (polos) Biopsi jaringan
7.
Tulang
Osteomielitis kronis
Biopsi jaringan
8.
Sendi perifer
Monoartritis
Foto sinar X Biopsi cairan sendi
9.
Usus
Diare, massa di perut
Barium sinar X
10.
Hati
Nyeri/massa di perut kuadran kanan atas
USG, Biopsi
11.
Ginjal & saluran kemih
Sering b.a.k, dysuri, hematuri, nyeri/bengkak di punggung
Steril piuria, biakan urin Pielogram intravena
31
TB ekstra paru, lanjutan
Jenis
Lokasi
Gejala Klinis
Diagnosis
12.
Kelenjar adrenal
Gambaran hipoadrenal (hipotensi, Na ↓, K ↑/tetap, urea ↑, glukosa ↓
Foto sinar-X (polos) USG
13.
Infeksi sal napas atas
Suara serak, nyeri telinga, bengkak & sakit
Biasanya komplikasi TB paru
14.
Salura genital wanita
Infertilitas, infeksi panggul, kehamilan ektopik
15.
Saluran genital laki-laki: Epididimidis
Pemeriksaan panggul Foto sinar-X sal genital Biopsi jaringan
Seringkali terjadi akibatTB ginjal/saluran kemih
32
Terapi TB aktif dan HIV 1.
Menjamin terapi yang lengkap (penting)
2.
Terapi TB/HIV sama seperti HIV (-),
3.
Waspada terhadap interaksi obat dan reaksi paradoksikal (IRIS)
33
Respons terapi anti TB
Angka kekambuhan > pada TB-HIV
Memperpanjang pemberian obat/??
Memberikan INH pasca pengobatan??
Munculnya MDR TB (kuman kebal anti TB)
34
MDR- TB
Pengobatan 2 tahun Jumlah obat > Isolasi khusus Mudah menular ke: Pasien lain Keluarga terdekat Petugas Kesehatan
Keberhasilan pengobatan masih < 35
Terapi TB-HIV
• Paling sedikit diberikan selama 6 bulan • Pada kasus tertentu diberikan 9 bulan
36
Absorpsi
Interaksi obat2 TB/HIV
Metabolisme
CYP3A4 PI
Metabolisme
NNRTI
Eliminasi 37
Absorpsi
Interaksi obat2 TB/HIV
Metabolisme
Rifampisin ↑ CYP3A4 PI
Metabolisme
NNRTI
Eliminasi 38
Efek Rifampisin terhadap obat2 ARV
Protease inhibitor
80 % berkurang 35 % berkurang 92 % berkurang 82 % berkurang 81 % berkurang
Nonnucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
Saquinavir Ritonavir Indinavir Nelfinavir Amprenavir
Nevirapine Efavirenz
37 % berkurang 26 % berkurang
Reverse transcriptase inhibitor
Tidak ada efek
39
Masalah Terapi TB-HIV •
Kepatuhan < : jumlah pil banyak
•
Efek toksisitas yang tumpang tindih
•
mual, muntah, ruam kulit, hepatitis, anemi
Interaksi obat
Rifampisin merupakan enzyme inducer yang kuat
40
•
‘Paradoxical worsening’ TB
Reaksi Immune reconstitution
Lebih sering jika ARV dimulai lebih dini pada terapi TB
Jika mungkin tunda ARV sampai fase intensif selesai
41
Efek samping
ARV - demam - ruam kulit - gangguan hati - neuropati
Terapi TB - demam - ruam kulit - gangguan hati - neuropati
Sering terjadi dan sama
42
TB Immune reconstitution (IRIS)
Infeksi TB yang sebelumnya tenang menjadi nyata 2-3 minggu setelah memulai ARV akibat meningkatnya respons inflamasi
Gejala: demam, limfadenopati, abses, lesi paru bertambah buruk dan meluasnya lesi susunan saraf pusat, artritis 43
Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome (IRIS)
44
45
Rujukan dan perawatan TB-HIV Program TB
Program AIDS
Penemuan kasus/ diagnosis
Entry point/T&C
Terapi TB (DOT)
Perawatan Pallatif
46
Pencegahan HIV
ART
Fase lanjutan
Dukungan psiko-sosio-ekonomi
Terapi IO
Intensive Phase
Profilaksis IO
Fase intensif
Mengapa TB pada HIV penting?
TB : penyebab IO terbesar, sebab utama kematian
TB bisa terjadi pada semua tahapan HIV
HIV faktor pencetus terbesar TB aktif
Semakin lanjut tahapan dari HIV, semakin tidak khas gambaran TB
47
Mengapa TB pada HIV penting? ARV dapat diberikan bersama OAT
Patuhilah pengobatan TB dan HIV cegah kuman kebal obat TB (MDR TB) Kenali gejala dini kambuhnya TB pada HIV
48
Kenali Gejala Dini TB
Batuk > 3 minggu (memproduksi sputum)* Nyeri dada* Hemoptysis (batuk bercampur darah)*
Keringat malam Lemas Napsu makan menurun Berat badan menurun atau tidak naik-naik
Demam > 2 minggu
49
50