STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
Nama
: Nn “S”
Umur
: 36 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Pendidikan
: SMA (SLB)
Pekerjaan
:-
Alamat
: Jl. Kompleks P dan K
Kasus: Ny. S mengatakan selalu mencium bau-bau dari kain-kain lap yang klien lihat, tetapi bau-bauan itu tidak dicium atau dirasakan oleh orang lain.
Masalah Utama
: Halusinasi penciuman
A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien Klien nampak tenang, klien nampak sering meremas-remas kedua tangannya, afek klien sesuai, klien kooperatif diajak berbicara, kontak kurang dan klien sering menunduk. 2. Diagnosa keperawatan Perubahan persepsi sensori : Halusinasi penghidu 3. Tujuan (SP 1P) Klien dapat mengetahui jenis halusinasinya Klien dapat mengetahui situasi yang menimbulkan halusinasinya Klien dapat menghardik halusinasinya
4. Tindakan keperawatan SP 1P Bina hubungan saling percaya Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien Mengidentifikasi isi halusinasi pasien Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien Mengidentifikasi situasi yang menimbulakn halusinasi Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi Mengajarkan pasien menghardik halusinasi Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegitan harian
Pasien
SP I p
Keluarga
SP I k
1.
Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2.
Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
3.
Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4.
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami
pasien
pasien beserta proses terjadinya
5.
Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6.
7.
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi
SP II k
Melatih pasien cara kontrol halusinasi
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
dengan menghardik
merawat pasien dengan halusinasi
8.
Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP II p 1.
2.
Memvalidasi masalah dan latihan
aktivitas di rumah termasuk minum obat
Melatih pasien cara kontrol halusinasi
(discharge planning)
Membimbing pasien memasukkan dalam
SP III p Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2.
Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan pasien).
3.
Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP IV p 1.
Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.
Menjelaskan cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat (prinsip 5 benar minum obat).
4.
1. Membantu keluarga membuat jadual
sebelumnya.
jadwal kegiatan harian.
1.
langsung kepada pasien halusinasi
SP III k
dengan berbincang dengan orang lain 3.
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Strategi komunikasi SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi 1. Orientasi a. Salam terapeutik “Assalamu alaikum, selamat pagi. Perhenalkan nama saya Andi Fara Fadhilla biasa dipanggil Fhara, yang ini Arifah Syafruddin biasa dipanggil Rhifa, dan yang ini Asnidar biasa dipanggil Nidha. Kami mahasiswi Poltekkes Makassar yang sedang praktek di Puskesmas Mangasa. Kalau boleh tau namanya siapa? Dan senangnya dipanggil siapa?” b. Evaluasi “Bagaimana perasaannya hari ini?” c. Kontrak 1) Topic : “Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang masalah kakak?” 2) Waktu : “Berapa lama sebaiknya kita berbincang-bincang? Bagaimana jika 20 menit?” 3) Tempat : “Dimana tempat yang enak untuk berbincang-bincang? Bagaimana jika disini saja?”
2. Kerja “Apakah anda pernah mencium suatu bau yang orang lain tidak rasakan?” “Bau yang seperti apa yang tercium?” “Apakah pernah mendengar suara tanpa wujudnya?” “Apakah pernah melihat sesuatu/orang/bayangan/makhluk?” “Berarti hanya mencium bau yang anda alami ya?” “Berapa kali sehari dialami?” “Pada keadaan apa bau itu muncul?” “Apa yang anda rasakan saat mencium bau itu?”
“Apa yang anda lakukan saat bau itu muncul?” “Apakah dengan cara itu, bau itu hilang?” “Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah bau itu muncul?” “Ada empat cara mencegah bau itu agar tidak muncul.” “Pertama, dengan menghardik bau tersebut.” “Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.” “Ketiga, dengan melakukan kegiatan atau aktivitas rumah.” “Keempat minum obat dengan teratur.” “Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik?” “Caranya seperti ini, jika bau itu muncul langsung anda tutup hidung dan bilang peri saya tidak mau cium…saya tidak mau cium. Kamu bau palsu. Begitu berulang-ulang sampai bau itu hilang. Coba anda peragakan! Nah begitu…. Bagus! Coba lagi! Ya bagus anda sudah bias.”
3. Terminasi Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan anda dengan obrolan kita tadi? Anda merasa senang dengan latihan kita tadi?” Evaluasi objektif “Setelah kita ngobrol tadi, coba simpulkan pembicaraan kita tadi?” “Coba sebutkan cara untuk mencegah bau itu agar tidak muncul lagi.” Rencana tindak lanjut “Kalau bau itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau jam berapa saja latihannya?” Kontarak yang akan datang a. Topic : “Bagaimana kalau kita ngobrol lagi tentang cara berbicara dengan orang lain saat bau itu muncul lagi?” “Jika bisa, lusa kami juga akan memberikan penyuluhan kepada anda dan keluarga.” b. Waktu :
“Kira-kira waktunya kapan yah? Bagaimana lusa, siang jam 12.00 WITA, bisa?” c. Tempat : “Bagaimana jika tempatnya disini saja?”
SP 1 Keluarga : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain
A. Proses keperawatan 1. Kondisi klien Klien nampak tenang, klien nampak sering meremas-remas kedua tangannya, afek klien sesuai, klien kooperatif diajak berbicara, kontak kurang dan klien sering menunduk. 3. Diagnose keperawatan Perubahan persepsi sensori : Halusinasi penciuman 4. Tujuan (SP 1K) Keluarga dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi klien Keluarga mampu merawat klien dengan halusinasi 5. Tindakan keperawatan SP 1K Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi B. Strategi komunikasi 1. Orientasi a. Salam terapeutik “Assalamualaikum. Masih ingat dengan kami bertiga? Sesuai janji kemari lusa kita berbincang-bincang lagi saat ini.” b. Evaluasi “Bagaimana perasaannya hari ini?” c. Kontrak
1) Topic : “Hari ini kami akan memberikan sedikit penyuluhan untuk keluarga tentang pengetahuan dasar mengenai halusinasi dan cara perawatannya di rumah” 2) Waktu : “Bagaimana kalau 25 menit. Bisa?” 3) Tempat : “Sesuai janji kita kemarin, kita lakukan disini saja yah?” 2. Kerja “Selama ini apa yang dilakukan oleh anak Bapak/Ibu?” “Apa masalah yang dirasakan dalam merawat anak Bapak/Ibu?” “Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu merasakan sesuatu padahal pada kenyataannya itu semua tidak ada. Ada beberapa jenis halusinasi, da halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, halusinasi penciuman/penghidu, halusinasi perabaan, halusinasi visceral, dan halusinasi kinestetik. Pada kasuss anak Bapak/Ibu mengalami halusinasi penciuman/penghidu. Tanda-tandanya itu sering mengendus-endus bau, menutup hidung, ataupun mengatakan mencium bau aneh yang orang lain tidak bias cium.” “jadi, kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mencium bau, sebenarnya bau itu tidak ada.” “Kalau dalam kondisi seperti itu, Bapak/Ibu jangan menyetujui atau menyanggah apa yang diceritakan oleh anak Bapak/Ibu.” “Dengarkan saja! Katakan bahwa Bapak/Ibu tidak mencium bau tersebut” “Ya, bagus seperti itu!” “Selain itu ada beberapa cara untuk merawat anak Bapak/Ibu yang dalam hal ini menderita Perubahan persepsi sensori, yaitu: 1. Jangan tinggalkan anak Bapak/Ibu sendirian. Usahakan selalu mengajaknya berkomunikasi. 2. Hindarkan factor pemicu munculnya bau itu dalam kasus anak Bapak/Ibu yaitu kain-kain lap. 3. Pantau aktivitas sehari-harinya 4. Pantau jadwal minum obatnya”
3. Terminasi Evaluasi subjektif “Bagaiman perasan Bapak/Ibu setelah kita berbicang-bincang dan mendengar penyuluhan dari kami?” Evaluasi objektif “Setelah mendengar penyuluhan kami, apa yang bias Bapak/Ibu tangkap mengenai masalah anak Bapak/Ibu?” “Coba bapak sekarang sebutkan beberapa cara merawat anak Bapak/Ibu yang mengalami halusinasi?” Rencana tindak lanjut “Kalau bau itu dirasakan oleh anak Bapak/Ibu, langsung ajak anak Bapak/Ibu untuk berbicang-bincang atau mengajaknya beraktivitas agar perhatiannya teralihkan dari bau tersebut. Obatnya juga harus terus dilanjutkan dan pantau terus jadwal minum obatnya agar teratur.” “Mungkin sampai disini pertemuan kita karena setelah kami akan selesai dinas di Puskesmas Mangasa. Mungkin akan ada lagi pengganti kami yang akan membantu anak Bapak/Ibu dan Bapak/Ibu sendiri. Jadi kami bertiga perisi dulu. Assalamu alaikum.”