Transmisi penyakit ini terjadi dari manusia ke manusia melalui jalur respirasi. Droplet nuclei yang terinhalasi masuk ke tubuh dan bermigrasi ke paruparu. Di dalam paru-paru, droplet nuclei yang mengandung MTB akan dimakan oleh sel fagosit yang disebut makrofag. Makrofag berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh untuk membuang organisme yang tidak diinginkan keluar dari saluran pernafasan bawah.12 Pada fase ini, perang diantara MTB dengan makrofag terjadi dan akan menghasilkan 2 kemungkinan tergantung dari kekuatan makrofag dan virulensi MTB yang menginfeksi. Sel makrofag yang kuat akan menghancurkan MTB dan mencegah infeksi yang berkelanjutan. Sebaliknya, bila sel makrofag lemah ditambah virulensi bakteri yang kuat maka MTB akan melanjutkan hidupnya dan bereplikasi di dalam sel makrofag tersebut. Di dalam sel fagosit, banyak organisme yang akan dibawa ke KGB karena KGB merupakan kelenjar yang dapat menyaring zat yang berbahaya dan memproduksi limfosit. Di dalam KGB, MTB akan dihancurkan ataupun akan terus berkembang biak dan akhirnya terjadi lysis (pemecahan).12 Apabila MTB terus hidup di dalam tubuh dan bereplikasi, maka setelah 1-4 minggu setelah infeksi pertama, sistem imun spesifik tubuh akan mulai bekerja untuk menyerang MTB. Makrofag akan mengelilingi MTB dan membentuk sel besar berinti banyak yang disebut sel giant tipe Langhan. Makrofag tambahan beserta sel limfosit akan bersatu membentuk dinding untuk mengelilingi MTB. 12 Kumpulan dari MTB, sel limfosit beserta sel makrofag tadi membentuk tuberkel. Tuberkel ini berfungsi untuk menahan bakteri agar tidak bermigrasi ke organ lain. Pada beberapa pasien yang terinfeksi, tuberkel ini bisa menjadi busuk dikarenakan enzim yang dikeluarkan oleh MTB, jumlah bakteri yang banyak, dan kelemahan sistem imun. Pembusukan ini menyebabkan produksi eksudat kaseosa (cairan kuning seperti keju). Lesi ini kemudian mengalami kalsifikasi dan dapat dideteksi
pada saat pemeriksaan foto rontgen dada. Apabila tuberkel tadi pecah dan membebaskan MTB, maka bakteri ini akan bermigrasi ke pembuluh darah, kelenjar getah bening, bronkus atau organ lain.12 MTB biasanya akan mencapai kelenjar getah bening dan mengalami reaktivasi. Reaktivasi terjadi pada saat sistem imun dalam keadaan melemah. Limfadenitis TB perifer dapat diklasifikasi menjadi 5 stadium, yaitu:13 a. Stadium 1, pembesaran KGB yang keras, dapat digerakkan, terpisah, dan menunjukkan reaksi hiperplasia yang non-spesifik. b. Stadium 2, pembesaran KGB yang kenyal dan terfiksasi ke jaringan sekitarnya. c. Stadium 3, central softening akibat pembentukan abses. d. Stadium 4, pembentukan collar-stud abses (abses superfisial yang dihubungkan oleh suatu saluran dengan abses yang letaknya lebih dalam).14 e. Stadium 5, pembentukan sinus tract atau fistula.