Diksi Riskah.docx

  • Uploaded by: Annisa Magfirah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diksi Riskah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 498
  • Pages: 2
Nama

: RISKAH

NIM

: G021181326

Kelas

:B. INA 40 (Agribisnism B)

PEMILIHAN KATA (DIKSI) A. DENOTATIF DAN KONOTATIF Kata yang denotatif mengandung makna yang sebenarnya, makna kata yang sesuai dengan kosepnya sehingga di sebutjuga makna konseptual, makna yang sesuai dengan makna kata dalam kamus atau makna leksikal. Kata yang konotatif mengandung makna tambahan yang sesuai degan sikap dan nilai rasa tertentu penguna bahasa besankutan. Contoh: Toko itu dilayani gadis_gadis cantik. Kata-kata gadis,dara,dan,perawan sacara denotative maknanya sama, yaitu wanita atau wanita mudah yang belum kawin, tetapi sacara konotatif maknanya berbeda. Gadis mengandung makna umum, dara mengandung makna yang bersipat puitis, dan perawan mengandung makna assosiasi tertentu. B.

KATA-KATA BEREJAAN MIRIP Dalam pemakaian bahasa sehari-hari banyak kita jumpai kata-kata yang ditulis dengan ejaan yang berbeda, sehingga sering menjadi pertanyaan mana yang benar penulisannya. Contoh: sentausa => sentosa C.

SINONIM, ANTONIM, HOMONIM, HOMOFON, HOMOGRAF, POLISEMI , HIPERNIM, DAN HIPONIM Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. Contoh: Binatang = Fauna Bohong = Dusta Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata. Contoh: Keras X Lembek Naik X Turun Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homofon. Contoh: Amplop (homofon) Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop = amplop surat biasa) . Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop = sogokan atau uang pelicin) . Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "kepala" dapat

diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada di atas leher. Contoh: Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah smp kroto emas. (kepala bermakna pemimpin). Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas). Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. CONTOH : Hipernim : Hantu. Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain. D.

KATA-KATA MUBAZIR Kata Mubazir adalah kata-kata bersinonim atau kata-kata yang sama maknanya dan digunakan bersama-sama sekaligus sehingga menjadi mubazir, yaitu menjadi berlebih-lebihan. Penggunaan kata Mubazir itu dalam tuturan atau tulisan sebaiknya dihindari karena menimbulkan makna yang berlebihan. Hal seperti itu terlihat antara lain pada pemakaian katakata sejak dari, demi dan untuk, agar dan supaya, sebab dank arena, amat sangat dan sekali. CONTOH : Sejak dari kecil dia sudah dibiasakan bersikap jujur. Seharusnya, a.Sejak kecil dia sudah dibiasakan bersikap jujur. b.Dari kecil dia sudah dibiasakan bersikap jujur.

Related Documents


More Documents from "mareta silviana"

Poster1.docx
December 2019 26
Diksi Riskah.docx
December 2019 19
Poc Acc.docx
December 2019 19
Uts Apk.doc
May 2020 28