Dialog Kep Jiwa.doc

  • Uploaded by: Vivin Yuliana
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dialog Kep Jiwa.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,401
  • Pages: 5
NASKAH ROLE PLAY TERAPI KELUARGA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa Dojen Pengampu : Hindri, S.Kep.Ns, M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 1 Kelas : 2 B 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Adi Selamet Alissa Fahra M Afrida Pertiwi Bella Teresiana Moh Arif H Moh Danial P Riski Novia Sari Septia Endah Y Umi Chanifah Vivin Yuliana Wahyu Iksanti

(2017’1311) (2017’1315) (2017’1313) (2017’1317) (2017’1328) (2017’1330) (2017’1342) (2017’1344) (2017’1352) (2017’1354) (2017’1356)

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS TAHUN AJARAN 2018/2019 TERAPI KELUARGA

Pada suatu hari Bapak M pulang dari kerja kemudian dibukakan pintu dan disambut oleh anaknya. Bapak : “Assalamualaikum” Anak 1: “Waalaikumsalam...iya sebentar... eh papah baru pulang (sambil membuka pintu) Bapak : “Iya nak” Anak 1: “Papah tasnya mau saya bawakan?” Bapak : “Oh iyaa..... Mama sudah pulang?” Anak 1: “Belum pulang” (sambil pergi ke belakang untuk menaruh tas papahnya) Beberapa saat kemudian Ibu Y pulang Ibu : “Assalamualaikum” Bapak : “Waalaikumsalam.... Mama kemana saja kok baru pulang?” Ibu : “Mama baru saja ketemu klien pah... Masa urusan kantor diikut campurkan urusan keluarga” Bapak : “Anak-anak gak diurusin, pekerjaan rumah terbengkalai!” Ibu : “Yang penting anak-anak kan sehat semua... Mama kerja kan buat bantu perekonomian keluarga pah” Bapak : “Tapi gak gitu juga lah mah” Ibu : “Baru pulang kerja diomelin” (sambil meninggalkan suaminya) Kemudian anak bungsu pulang dan melihat pertengkaran bapak dan ibunya. Anak 2: “Ngapain sih pada berantem! Malu tau dilihatin tetangga!” Bapak : “Kenapa kamu baru pulang?” Anak 2: “Aku ada urusan dikampus” Bapak : “Urusan apasih.. contoh itu kakak kamu pulang kuliah dirumah belajar. Kamu itu gak beda jauh sama mamahmu kerjaannya keluyuran terus...” Anak 2: “Papah gausah marahin mamah, mamah kan kerja buat bantuin papah. Aku ini memang anak tiri pah... gak kayak putri kesayangan papah!” Bapak : (Menampar Anak 2) “Kamu ini dibilangin orang tua malah bantah terus. Pergi kamu dari sini!” Kemudian sang anak pun pergi dari rumah dengan amarah dan masih menggendong tas. Ibu : “Nak.... kamu mau kemana” Anak 1: “Dek kamu mau kemana?” (sambul memegangi baju adeknya) Sang anak pun tetap pergi membawa sepeda motor. Dia bingung harus kemana kemudian dia memutuskan untuk berhenti dan menghubungi pacarnya. Anak 2: “Yang kamu dimana?” Pacar : “Aku dirumah.. ada apa emang yang?” Anak 2: “Aku lagi ada masalah dirumah, kamu bisa nemenin aku gak?” Pacar : “Yaudah kita ketemu di caffe tempat biasa” Anak 2: “Aku kesana ya”

Tak lama kemudian mere bertemu dicaffe Pacar : “Kamu kenapa yang?” Anak 2: “Aku ada masalah dirumah, diusir sama papah” Pacar : “Yaudah gausah dipikir yang” Anak 2: “Aku selalu dibeda-bedain sama kakakku” Pacar : “Emmm... mending kita seneng-seneng aja, kelabing yuk” Kemudian mereka pergi kelabing sampai esok hari. Pacar dari anak tersebut mengantarkan anak itu dalam keadaan mabuk. Anak 1: “Dek... kenapa kamu baru pulang dalam keadaan gini” Ibu : “Kamu kenapa? Pah... papah.... lihat ini anakmu kenapa” Bapak : “Kamu kenapa nak?” (sambil menepuk pipi anaknya) Anak tersebut dibawa ke kamarnya untuk beristirahat. Sampai tiba keesokan harinya tetangga-tetangganya membicarakan keluarga tersebut di depan rumahnya pana saat itu anak 2 baru bangun dan keluar rumah untuk menghirup udara segar. Tetangga 1 : “Eh jeng itu lo jeng coba lihat keluarga bapak M setiap hari kok ribut terus” Tetangga 2 : “Emang kenapa sih jeng?” Tetangga 1 : “Masa jeng gatau sih? Itu loh ibunya suka pulang malam dan anaknya suka mabuk-mabukkan, setiap hari keluarga itu berantem terus” Tetangga 3 : “Iya jeng anaknya itu yang nurut cuma yang perempuan, kasihan deh bapak M” Tetangga 2 : “Jangan seperti itu jeng mungkin mereka ada urusan atau sedang ada masalah” Tetangga 3 : “Emang kenyataannya kayak gitu” Tetangga 2 : “Yasudah jeng semoga keluarga bapak M diberi hidayah dan kemudahan dalam menghadapi segala masalah” Tetangga 1 : “Jeng ini bagaimana sih kok jadi belain mereka” Tetangga 3 : “Iya nih jeng, udah tau berisik gangguin tetangga yang lagi tidur malah dibelain” Pak RT : “Ada apa sih ini ibu ibu pada ngumpul disini” Tetangga 2 : “Ini pak pada gosipin keluarga bapak M” Pak RT : “Jangan seperti itu ibu, sudah semestinya kita bertetangga itu saling membantu bukannya membicarakan yang tidak tidak” Tetangga 1&3 : “Pak RT ini juga malah belain mereka” Pak RT : “Sudah-sudah bubar bubar kembali ke rumah masing-masing gak enak dilihatin ibu Y” Tetangga 1&3 : “Huuuuuu” (sambil meninggalkan tempat) Setelah mendengar ocehan dari tetangganya sang anak memikirkannya sampai menjadi stress. Membanting barang barang yang ada diruang tamu dan masuk ke kamar lalu mengurung diri dikamar. Ibu dari anak tersebut takut dan kawatir dengan anaknya kemudian ibu tersebut mengajak suaminya ke rumah sakit untuk berkonsultasi tentang keadaan anaknya. Maka hasil dari konsultasi tersebut perawat menyarankan untuk terapi keluarga. Perawat 1 : “Selamat pagi bapak..ibu... perkenalkan saya perawat T. Sebelumnya ini dengan bapak dan ibu siapa ya?” Bapak : “Saya bapak M dan ini istri saya ibu Y”

Perawat 1 : “Ada yang bisa saya bantu?” Bapak : “Begini lo mbak... anak saya yang kedua akhir akhir ini sering marah marah dan tidak bisa mengontrol emosi sampai mabuk-mabukkan. Saya bingung harus bagaimana lagi” Perawat 1 : “Sebelumnya masalah ini timbul karna apa ya pak? Apakah bapak tau?” Bapak : “Mungkin karna saya dan istri saya sering bertengkar mbak” Perawat 1 : “oooh karena masalah keluarga. Dari cerita bapak sebaiknya anak bapak dilakukan terapi keluarga untuk mengatasi masalah yang dialami anak bapak. Bagaimana pak?” Ibu : “Saya mau yang terbaik untuk anak saya mbak” Perawat 1 : “Baik ibu bapak, kami akan melakukan terapi keluarga. Terapi keluarga bisa dilakukan dimana saja tapi akan lebih baik dirumah dan melibatkan anggota keluarga” Bapak : “Dirumah saja mbak, karena anak saya tidak mau keluar rumah” Perawat 1 : “Baik pak besok saya dan rekan saya akan kesana” Bapak : “Iya mbak terima kasih, saya permisi dulu” Perawat 1 : “Iya bapak, ibu” Keesokan harinya perawat datang ke rumah bapak M untuk melakukan terapi keluarga. Perawat 1 : “Begini bapak sesuai dengan kesepakatan kita kemarin kita akan melakukan bincang-bincang mengenai permasalahan anak bapak. Perkenalkan ini rekan saya perawat K yang akan membantu juga” Bapak : “Baik mbak.... ini anak pertama saya N.... dan ini anak kedua saya O” Perawat 2 : “Selamat pagi mas O... bagaimana kabarnya hari ini?” Anak 2 : “Baik” Perawat 2 : “Mas coba mas ceritakan apa yang mas rasakan saat ini” Anak 2 : “Begini mbak saya tertekan dengan masalah yang ada di keluarga saya. Papah dan mamah saya sering bertengkar, papah saya juga lebih sering memperhatikan dan memuji kakak saya dan saya bingung sehingga saya melampiaskan dengan sering keluar malam dan kelabing” Perawat 2 : “Oh jadi begitu mas.. saya mengerti perasaan mas. Kalau begitu bapagaima kalau saya ajari teknik relaksasi tarik nafas dalam agar mas lebih rileks?” Anak 2 : “Iya” Perawat 2 : “Sekarang pejamkan mata tarik nafas perlahan-lahan melalui hidung kemudian hembuskan perlahan-lahan melalui mulut” Anak 2 : (melakukan sesuai instruksi) Perawat 2 : “iyaa.. bagus sekali mas. Sekarang bagaimana perasaan mas?” Anak 2 : “Lebih lega mbak” Perawat 2 : “Mas bisa melakukan apa yang saya lakukan ketika mas sedang bingung” Anak 2 : “Iya” Perawat 2 : “Begini ibu, bapak.. di dalam keluarga setiap orang mempunyai peran masingmasing. Sebagai istri mengurus keluarga, suami mencari nafkah dan anak menghormati orang tua. Untuk itu jika ada permasalahan diselesaikan secara kekeluargaan”

Bapak

: “Saya sebenernya tidak ingin bertengkar dengan istri dan anak saya mbak, tapi istri saya sering keluyuuran dan anak saya sering mabuk-mabukkan. Saya merasa gagal menjadi kepala keluarga” Ibu : “Pah, mamah minta maaf, mamah setiap hari tidak keluyuran tapi mamah bekerja membbantu perekonomian keluarga kita” Anak 2 : “Mah, pah.. saya juga minta maaf sudah membuat mamah sama papah kawatir” Bapak : “Iya nak, mulai sekarang jika ada masalah sebaiknya cerita saja dengan keluarga” Anak 1 : “ Iya dek, kita haruus menjadi keluarga yang harmonis, adek juga bisa cerita dengan kakak” Ibu : “Mamah sayang kepada kalian semua, mulai sekarang mamah akan menjadi mamah yang baik untuk kalian dan lebih fokus untuk keluarga” (Kemudian mereka pun berpelukan) Perawat 1 : “Nah jadi kita sudah menemukan pemecahan dari permasalahan keluarga bapak, intinya dalam keluarga penting adanya keterbukaan” Bapak : “Iya mbak” Perawat 1 : “Sebelumnya adakah yang perlu dipertanyakan?” Bapak : “Tidak ada mbak” Perawat 1 : “Kalau begitu kami permisi terlebih dahulu terimakasih kerjasamanya semoga keluarga bapak tetap bahagia” Bapak : “Iya mbak terimakasih” Perawat 1&2 : “Sama-sama.. Assalamualaikum Keluarga : “Waalaikumsalam”

Related Documents

Dialog Kep Jiwa.doc
November 2019 18
Dialog
June 2020 37
Dialog
November 2019 65
Dialog Kebangsaan
May 2020 31
Dialog Psiko.docx
December 2019 37
Dialog Box
November 2019 42

More Documents from ""