Di Sebuah Alun-alun

  • Uploaded by: Indonesiana
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Di Sebuah Alun-alun as PDF for free.

More details

  • Words: 536
  • Pages: 1
Di Sebuah Alun-Alun Pada suatu perjalanan berceramah ke luar kota, saya memerlukan berhenti di alunalun sebuah kota. Berhenti, untuk mencari tukang bakso dan berencana makan sepuasnya. Bukan bakso sembarang bakso, dan bukan makan sembarang makan, tetap makan yang telah menyerupai balas dendam. Karena di alun-alun itu, saya pernah tak punya uang dan kelaparan. Di saat itulah kedai bakso yang tegak lurus di depan saya menjadi pemandangan yang amat menyiksa. Masih jelas tergambar uap kuah panas setiap tukang bakso ini mengangkat tutup panci panjangnya. Aromanya tak akan saya lupa sampai beruban rambut saya. Ini bakso juga bertahu dan berketupat jika pembeli menghendaki. Dari jarak pandang saya, jelas tertangkap pula tumpukan tulang sapi muda di kotak kacanya itu. Cuma dengan memandangnya saya sudah meyakini kelezatannya. Maka itulah pemandangan yang saya catat sebagai salah satu musibah terbesar dalam hidup saya. Tetapi ketika berpuluh tahun kemudian saya melewati alun-alun ini kembali, berubah sudah pandangan saya atas musibah. Bahwa ia, tak lebih dari kebahagiaan yang tertunda. Belum pernah saya makan bakso seenak edisi balas dendam ini. Sungguh, saya mengajak Anda semua untuk memercayai rumus ini, bahwa seluruh kepahitan-kepahitan hidup, hanyalah intro bagi sebuah kegembiraan. Maka orang yang tidak pernah menderita, sebetulnya telah kehilangan separoh kebahagiaannya. Saya tidak mengada-ada, sekarang ini saya merasa bersyukur pernah menjadi miskin. Dari kanak-kanak hingga remaja, saya tidak pernah merasakan enaknya tinggal di rumah sendiri. Orang tua ngontrak melulu dan itu pun dari jenis yang amat sederhana. Perasaan kecil hati sebagai orang kontrakan sepanjang hayat benar-benar mengancam harga diri saya. Apalagi rumah itu bukan benar-benar kontrakan, melainkan sekadar nempel di rumah orang lain. Siapapun orang lain itu, baik hati atau jahat, kami harus berbaik-baik kepadanya. Ketertekanan semacam itu, saya pikir hanya sedikit lebih baik dibanding hidup dalam penjara. Tetapi seluruh kesakitan itu, ternyata hanyalah untuk modal saya dalam menikmati rumah saya yang sekarang. Rumah saya memang kecil saja, kacau pula bentuknya. Tetapi itu adalah rumah saya sendiri. Ada saya di dalamnya. Saya sepenuhnya! Rumah ini mau saya tingkat ke atas, mau saya tingkat ke bawah, terserah saya. Di dalamnya, saya bebas berbuat apa saja. Menciumi istri setiap kali, membantingi anak di tempat tidur kapan saja saya mau. Semua bisa saya lakukan dengan merdeka. Perasaan merdeka itu luar biasa. Dan kemerdekaan baru terasa berharga jika singgah di benak orang yang pernah terjajah hidupnya. Jadi tak ada yang tidak berguna di dalam hidup ini, termasuk keterjajahan. Karena tinggi tubuh saya tak seberapa dan wajah juga tidak keren pula, di masa remaja dulu, amat sulit laku pacaran. Jatuh cinta amat sering, tetapi kena tolak jauh lebih sering. Pada saat itu, dunia seperti mau runtuh rasanya. Tetapi semua ini ternyata cuma bekal untuk melihat istri dengan perasaan berbeda di hari ini. Ooh, laku juga saya. Ada juga orang yang mencintai saya. Dan setiap memandangi istri meskipun bentuknya makin lama makin melorot di sana-sini, saya tak peduli. Bagi saya, kedudukan istri menjadi tinggi sekali. Maka, inilah saat menatap kepahitan-kepahitan hidup itu dengan cara yang berbeda: bahwa itulah syarat ketika kebahagiaan yang kelak tiba akan menjadi lengkap rasanya. Tak perlu risau apakah kelak yang di sana itu, akan benar-benar sampai kepada kita. Mau sampai atau tidak, bayangan itu menghadirkan harapan. Dan hidup yang masih berpengharapan, adalah hidup yang kuat dan gembira. (Prie GS/CN05)

Related Documents


More Documents from "sutopo patriajati"

Teman Masa Kecilku
November 2019 40
Diplomasi Kopiah
November 2019 37
Buatan Indonesia
November 2019 53
Nasihat Dari Cd Porno
November 2019 40
Andai Aku Engkau Percayai
November 2019 43