DEMAN BERKEPANJANGAN SKENARIO 4 KELOMPOK B2
DISUSUN OLEH Ketua : M Joyo Santoso (1102017132) Sekretaris : Rizky Ayu Purbosari (1102017203) Anggota : Muhammad Habibi (1102016120) Muhammad Iqbal Thamrin (1102017151) Mohammad Rifqi Sauqi Sanusi (1102017142) Nanda Febylia (1102017167) Nurrahmi Ayu Rizki (1102016162) Wardatul Hayati (1102017241) Yunita Puspita Dewi (1102017247)
DEMAM BERKEPANJAGAN Seorang laki laki berusia 32 tahun datang ke poliklinik RS Yarsi dengan keluhan sering mengalami demam hilang timbul sejak dua bulan terakhir. Penurunan berat badan juga dialami lebih kurang 4-5 Kg, dikarenakan intake makan yang berkurang. Dari anamnesa ditemukan riwayat orang tua (ayah kandung) meninggal 8 tahun lalu dengan AIDS. Saat dilakukan pemeriksaan terhadap pasien, tidak ditemukan kelainan. Untuk itu dokter menganjurkan pemeriksaan lanjutan berupa tes darah dan radiologi.
KATA SULIT 1. AIDS : kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir. 2. Radiologi : ilmu pengetahuan yang menggunakan sinar X atau sinar radioaktif untuk mengetahui penyakit.
Pertanyaan 1.Mengapa demam hilang timbul sejak 2 bulan terakhir? 2.Apakah penyakit AIDS berpengaruh kepada genetik? 3.Apakah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi penularan AIDS? 4.Apakah ada hubungan antara gejala pasien dengan 5.ayahnya yang juga menderita AIDS? 6.Apakah faktor resiko pada penderita AIDS? 7.Mengapa bisa terjadi penurunan berat badan? 8.Bagaimana mekanisme penularan AIDS? 9.Apakah faktor penyebab terjadinya imunodefisiensi?
Jawaban 1. Demam dan penurunan berat badan merupakan salah satu gejala AIDS 2. Tidak, belum ditemukan 3. Suntikan yang digunakan secara besamaan dan tidak steril, ASI, transfusi darah atau organ, transfer transplasenta 4. Bisa iya atau tidak, tergantung hasil tes darah dan radiologi 5. Pergaulan bebas, jarum suntik, anak dari ibu yang terinfeki, dokter dan tenaga medis, orang yang tinggal atau sering bepergian ke daerah – daerah dengan angka tinggi HIV misalnya Afrika 6. Jika pasien tersebut (+) menderita AIDS 7. Tepapar virus HIV -> sel darah putih => rusaknya kekebalan tubuh 8. Teganggunya organ penghasil sistem imun 9. Demam,sakit kepala, kelelahan, sakit otot kehilangan berat badan, pembengkakakn kelenjar ditenggorokkan, ketiak atau pangkal paha, batuk kronis, diare
Pertanyaan 10. Apa saja gejala AIDS? 11. Apakah gejala AIDS bisa dilihat dari pemeriksaan fisik? 12. Bagaimana tahapan yang dilakukan untuk diagnosis AIDS? 13. Apakah bisa terjadi infeksi lain setelah tekena AIDS? (jika ya apa saja contohnya) 14. Bagaimana pandangan islam mengenai penderita AIDS?
Jawaban 10. Tenggorokkan sakit, demam, muncul ruam ditubuh biasanya tidak gatal, pembengkakan noda limfa, penurunan berat badan, diare, kelelahan, nyeri persendian, nyeri otot. 11. Bisa, apabila gejala seperti di skenario 12. Pemeriksaan fisik -> ELISA darah (+) -> western blot 13. Bisa. Seperti infeksi oportunistik dan keganasan 14. Memperlakukan penderita AIDS sebagaimana memperlakukan seperti pada orang biasa pada umumnya dan tidak rasis 15.Berjabat tangan, bersin, digigit serangga atau nyamuk, peralatan makan, perlengkapan mandi
Pertanyaan 16. Apa saja stadium yang terdapat pada AIDS?
Jawaban 16.- Infeksi akut : gejala yang timbul umumnya seperti influenza ( flu like syndrom ; demam, artralgia, malaise, anoreksia) gejala kulit (bercak bercak merah, urtikaria) gejala syaraf ( sakit kepala, nyeri, retrobulber, radikulopati, gangguan kognitif dan afektif) gangguan gastrointestinal ( nausea, vomitus, diare, kandidiasis orofaringis) Infeksi kronis asimtomatik : keadaan penderita tampak baik saja, meskipun sebenarnya terjadi replikasi virus secara lambat di dalam tubuh Infeksi kronis simtomatik : berbagai gejala penyakit ringan atau lebih berat timbul pada fase ini, tergantung pada tingkat imunitas penderita
SASARAN BELAJAR 1.
Memahami Dan Menjelaskan Gangguan Defisiensi Imun 1.1 Definisi 1.2 Klasifikasi 1.3 Etiologi 1.4 Contoh penyakit defisiensi imun
2.
Memahami Dan Menjelaskan Penyakit Akibat Infeksi Virus HIV 2.2 Definisi 2.3 Epidemiologi 2.4 Etiologi 2.5 Patogenesis 2.6 Penularan 2.7 Pemeriksaan screening dan konfirmasi untuk diagnosis penyakit HIV 2.8 Diagnosis 2.9 Pencegahan dan Pengobatan 2.10 Manifestasi klinis 2.11 Prognosis 2.12 Program pemberantasan
3.
Memahami Dan Menjelaskan Dilema Etika . 3.1 kewajiban dalam menghadapi pasien sesuai kodeki 3.2 etika dokter dalam menyikapi kasus yang menimbulkan stigma
4.
Memahami Dan Menjelaskan Hukum Dan Etika Islam Dalam Menghadapi Penderia AIDS
1. Memahami Dan Menjelaskan Gangguan Defisiensi Imun 1.1 Definisi :
Defisiensi imun kongenital atau primer merupakan defek genetik yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi yang sering sudah bermanifestasi pada bayi dan anak, tetapi kadang secara klinis baru ditemukan pada usia lebih lanjut.
1.2 klasifikasi • difisiensi komplemen • Difisiensi interferon dan lisozim • Difisiensi sel NK • Difisiensi sistem fagosit • Defisiensi Imun Spesifik Fisiologik • Defisiensi Imun Didapat atau Sekunder
1.3 etiologi • Proses penuaan: infeksi meningkat, penurunan respons terhadap vaksinasi, penurunan respons sel T dan B serta perubahan dalam kualitas responns imun. • Malnutrisi: malutrisi protein – kalori dan kekurangan elemen gizi tertentu (besi, seng atau Zn); sebab tersering defisiensi imun sekunder. • Mikroba imunosupresif: contohnya: malaria, virus, campak, trutama HIV: mekanismenya melibatkan penurunan fungsi sel T dan APC Steroid. • Obat imunosupresif: Steroid • Obat sitotoksis atau iradiasi: obat yang banyak digunakan terhadap tumor, juga membunuh sel peting dari sistem imun termsuk sel induk, progenitor netrofil dan limfosit yang cepat membelah dalam organ limfoid. • Tumor: efek direk dari tumor terhadap sistem imun melalui penglepasan molekul imunoregulator imunosupresif (TNF-β) • Trauma: ineksi meningkat, diduga berhubungan dengan penglepasan molekul imunosupresif seperti glukokortikoid • Penyakit lain seperti diabetes lain lain: diabetes sering berhubungan dengan infeksi. Deperesi, penyakit alzheimer, penyakit celiac,sarkoidosis, penyakit limfoprofirelatif, makroglobulinemia Waldenstorm, anemia aplastik, neoplasia.
1.4 contoh penyakit difisiensi imun
2. Memahami Dan Menjelaskan Penyakit Akibat Infeksi Virus HIV 2.1 Definisi
Human immunodefiency virus adalah suatu retrovirus yang menginfeksi sel – sel sistem imun, terutama limfosit T CD4, dan menyebabkan destruksi progresif sel – sel tersebut.
2.2 epidomiologi UNAIDS (United Nations Programme on HIV/AIDS) memperkirakan pada tahun 1993 jumlah penderita HIV di dunia sebanyak 12 juta orang dan pada akhir tahun 2000 sebanyak 20 juta orang. Prevalensi AIDS pada tahun 1993 sebesar 900.000, sedangkan pada akhir tahun 2000 sebesar 2 juta. Pada tahun 2001 insidensi infeksi HIV-baru pada anak sebanyak 800.000 dengan 580.000 kematian akibat HIV/AIDS. Dari 800.000 anak, 65.000 kasus diperkirakan terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Di Indonesia, HIV pertama kali dilaporkan di Bali pada bulan April 1987 (terjadi pada orang Belanda). Pada tahun 1999 di Indonesia terdapat 635 kasus HIV dan 183 kasus-baru AIDS. Mulai tahun 2000-2005 terjadi peningkatan kasus HIV dan AIDS secara signifikan di Indonesia. Kasus AIDS tahun 2000 tercatat 255 orang, meningkat menjadi 316 orang pada tahun 2003 dan meningkat cepat menjadi 2638 orang pada tahun 2005. Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta memiliki konstribusi terbesar, diikuti Jatim, Papua, Jabar, dan Bali. Peningkatan ini terutama disebabkan karena semakin membaiknya sistem pencatatan dan pelaporan kasus dan semakin bertambahnya sarana pelayanan diagnostic kasus dengan klinik voluntary counseling and testing (VCT) Hingga Juni 2011, angka kematian karena HIV/AIDS di ibukota sebanyak 109 orang. Jumlah penderita HIV mencapai 675 orang, dan AIDS 509 orang. Angka-angka itu diperoleh berdasarkan data Seksi Surveilans Epidemiologi HIV dan AIDS.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, wilayah Jakarta Barat menempati peringkat pertama penderita HIV dan AIDS yakni sebanyak 209 orang. Urutan kedua Jakarta Timur sebanyak 207 orang, kemudian disusul Jakarta Pusat sebanyak 194 orang, Jakarta Utara sebanyak 135 orang, Jakarta Selatan 114 orang. Di luar wilayah DKI Jakarta 304 orang, dan tidak diketahui 21 orang. Dibandingkan dengan Negara-negara lainnya di Asia Tenggara, angka kasus HIV/AIDS di Indonesia termasuk rendah.
2.3 etiologi AIDS disebabkan oleh virus yng disebut HIV. Virus ini diketemukan oleh Montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang mengisolasi vius dari seorang Associated virus (LAV).
2.4 patogenesis Infeksi HIV didapatkan melalui hubungan seksul, penggunaan jarum yang terkontaminasi secara bergantian yang digunakan oleh pengguna obat – obatan intravena, transfer transplasenta, atau transfusi darah atau produk daah yang terinfeksi. Setelah infeksi, dapat terjadi suatu viremia akut yang singkat, ketika virus terdeteksi didalam darah, dan inang dapat memberikan respons seperti pada infeksi virus ringan yang lain. Virus ini menginfeksi sel T DC4, sel dendritik, dan makrofag pada tempat masuknya melalui epitel, didalam organ – organ limfoid seperti kelenjar limfe dan didalam darah. Pada jaringan mukosa pada tempat masuknya virus, timbul banyak kerusakan sel T yang terinfeksi. Oleh karena itu, sebagian besar limfosit di dalam tubuh, dan khususnya sel T memori berada didalam jaringan tersebut, akibat dari kerusakan lokal tersebut dapat berupa suatu gangguan fungsi yang bermakna yang tidak tercermin dari keberadaan sel yang terinfeksi atau penurunan sel T di dalam darah. Sel dendritik dapat menangkap virus pada saat masuk melalui epitel mukosa dan membawanya ke organ limfoid perifer, dimana virus ini menginfeksi sel T. Terdapat sedikit orang dengan mutasi CCR5 yang mengakibatkan HIV tidak dapat masuk kedalam sel T CD4 dapat tetap bebas penyakit berthaun – tahun setelah terinfeksi HIV. Provirus yang telah terintegrasi dapat teraktivasi didalam sel yang terinfeksi, seperti yang dijelaskan sebelumnya, berdampak pada produksi partikel – partikl virus dan penyebaran infeksi. Selama perjalanan infeksi HIV, sumber utama partikel virus yang ternfeksis adalah sel T CD4 yang teraktivasi; sel dendritik dan makrofag merupakan reservoir infeksi.
2.5 penularan HIV AIDS hanya dapat menular melalui empat jenis cairan tubuh yaitu: darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI). Sumber infeksi penularan AIDS adalah orang – orang yang mengidap HIV dan penderita AIDS.
2.6 Pemeriksaan Screening dan Konfirmasi Untuk Diagnosis Penyakit HIV Diagnosis laboratorium dapat dilakukan dengan 2 metode: 1. langsung 2. Tidak langsung Untuk diagnosis HIV, yang lazim dipakai: Elisa,western blot,PCR
2.7 Diagnosis • Diagnosis ditujukan kepada 2 hal, yaitu: 1. Keadaan terinfeksi virus 2. AIDS Diagnosis dini hiv Diangosis aids
2.8 Pencegahan dan Pengobatan
Pemeriksaan laboratorium yang banyak dilakukan saat ini lebih banyak untuk tujuan pencegahan, yaitu dengan metode pemeriksaan ELISA (Enzym Linked Immuno-Sorbent Assay). Apabila pada pemeriksaan dengan metode ELISA ternyata positif, dilanjutkan dengan tes konfirmasi yaitu dengan meode Western Blot positif maka penderita dianggap telah terinfeksi HIV dan dapat menularkan ke orang lain. Pengobatan yang dilakukan secara intensif dengan menggunakan obat – obatan antibiotik maupun kemoterapi sesuai jenis penyakit yang menyertai, biasanya tidak dapat membasmi kuman secara sempurna akibat lemahnya kekebalan tubuh penderita. Pengobtan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, bahkan seumur hidup.
2.9 Manifestasi Klinis
2.10 Prognosis
9 – 11 tahun waktu bersih tergatung subtipe, tergantung pada susbtipe HIV, didaerah daerah dimana banyak tersedia, pengembangan ARV sebagai terapi efektif untuk infeksi HIV dan AIDS mengurangi kematian tingkat ari penyakit dengan 80% dan meningkatkan harapan hidup untuk orag yang terinfeksi HIV baru didiagnosis sekitar 20 tahun.
2.11 Program pemberantasan
3. Memahami dan Menjelaskan Dilema Etika 3.1 Kewajiban dalam menghadapi pasien sesuai kodeki Pasal 12 • Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Pasal 13 • Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
3.2 Etika dokter dalam menyikapi kasus yang menimbulkan stigma Stigma adalah stempel yang menimbulkan kesan jijik, kotor, antipati dan berbagai perasaan negatif lainnya.
• Prinsip Autonomy, menghormati hak-hak pasien, hak otonomi pasien. Melahirkan informed consent • Prinsip Beneficence, Tindakan untuk kebaikan pasien. Memilih lebih banyak manfaatnya daripada buruknya. • Prinsip Non-maleficence, Melarang tindakan yang memperburuk kedaan pasien. Primum non nocere atau above all do no harm. • Prinsip Justice, mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributiv justice)
4. Memahami Dan Menjelaskan Hukum dan Etika Islam Dalam Menghadapi Penderia AIDS
Solusi Preventif Transmisi utama (media penularan yang utama) penyakit HIV/AIDS adalahseks bebas. Oleh karena itu pencegahannya harus dengan menghilangkanpraktik seks bebas tersebut. Hal ini meliputi media-media yang merangsang(pornografi-pornoaksi), tempat-tempat prostitusi, club-club malam, tempatmaksiat dan pelaku maksiat. Islam telah mengharamkan laki-laki dan perempuan yang bukanmuhrim berkholwat (berduaan/pacaran). Sabda Rasulullah Saw: ‘Laa yakhluwanna rojulun bi imroatin Fa inna tsalisuha syaithan’ artinya: “Jangan sekali-kali seorang lelaki dengan perempuan menyepi (bukanmuhrim) karena sesungguhnya syaithan ada sebagai pihak ketiga”. ( HRBaihaqy )
Islam mengharamkan perzinahan dan segala yang terkait dengannya.Allah Swt berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina karena sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan”(QS al Isra’[17]:32)
Islam mengharamkan perilaku seks menyimpang, antara lain homoseks(laki-laki dengan laki-laki) dan lesbian (perempuan dengan perempuan ).Firman Allah Swt dalam surat al A’raf ayat 80-81 : “ Dan (kami juga telahmengutus) Luth ( kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkatakepada mereka : Mengapa kamu mengerjakan perbuatan kotor itu, yangbelum pernah dikerjakan oleh seorangpun manusia (didunia ini)sebelummu? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu ( kepada mereka ), bukan kepada wanita, Bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.( QS. Al A’raf : 80-81)
Islam melarang pria-wanita melakukan perbuatan-perbuatan yang membahayakan akhlak dan merusak masyarakat, termasuk pornografi dan pornoaksi. Islam melarang seorang pria dan wanita melakukan kegiatan dan pekerjaan yang menonjolkan sensualitasnya. Rafi’ ibnu Rifa’a pernah bertutur demikian: ’ Nahaana Shallallaahu ’alaihi wassalim’an kasbi; ammato illa maa ’amilat biyadaiha. Wa qaala: Haa kadzabi’ashobi’ihi nakhwal khabzi wal ghazli wan naqsyi.’ artinya: “Nabi SAW telah melarang kami dari pekerjaan seorang pelayan wanita kecuali yang dikerjakan oleh kedua tangannya. Beliau bersabda “Seperti inilah jari-jemarinya yang kasar sebagaimana halnya tukang roti, pemintal,atau pengukir.”
Islam mengharamkan khamr dan seluruh benda yang memabukkan serta mengharamkan narkoba. Sabda Rasulullah Saw :“ Kullu muskirinharaamun ” artinya :“Setiap yang menghilangkan akal itu adalah haram( HR. Bukhori Muslim )“ Laa dharaara wa la dhiraara ” artinya : ”Tidak boleh menimpakanbahaya pada diri sendiri dan kepada orang lain.” ( HR. Ibnu Majah) Narkoba termasuk sesuatu yang dapat menghilangkan akal dan menjadi pintu gerbang dari segala kemaksiatan termasuk seks bebas. Sementara seks bebas inilah media utama penyebab virus HIV/AIDS
Tugas Negara memberi sangsi tegas bagi pelaku mendekati zina. Pelakuzina muhshan (sudah menikah) dirajam, sedangkan pezina ghoirumuhshan dicambuk 100 kali. Adapun pelaku homoseksual dihukum mati;dan penyalahgunaan narkoba dihukum cambuk. Para pegedar dan pabrik narkoba diberi sangsi tegas sampai dengan mati. Semua fasilitator seks bebas yaitu pemilik media porno, pelaku porno,distributor, pemilik tempat-tempat maksiat, germo, mucikari, backingbaik oknum aparat atau bukan, semuanya diberi sangsi yang tegas dan dibubarkan.
Solusi Kuratif Orang yang terkena virus HIV/AIDS, maka tugas negara untuk melakukanbeberapa hal sebagai berikut: Orang yang tertular HIV/AIDS karena berzina maka jika dia sudah menikah dihukum rajam. Sedangkan yang belum menikah dicambuk100 kali dan selanjutnya dikarantina. Orang yang tertular HIV/AIDS karena Homoseks maka dihukum mati. Orang yang tertular HIV/AIDS karena memakai Narkoba maka dicambuk selanjutnya dikarantina. Orang yang tertular HIV/AIDS karena efek spiral (tertular secara tidak langsung) misalnya karena transfusi darah, tertular dari suaminya dansebagainya, maka orang tersebut dikarantina. Penderita HIV/AIDS yang tidak karena melakukan maksiat dengan sangsi hukuman mati, maka tugas negara adalah mengkarantina mereka. Karantina dalam arti memastikan tidak terbuka peluang untuk terjadinya penularan harus dilakukan, terutama kepada pasien terinfeksi fase AIDS. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw yang artinya: “Sekali-kali janganlah orang yang berpenyakit menularkan kepada yang sehat” ( HR Bukhori). “Apabila kamu mendengar ada wabah di suatu negeri, maka janganlah kamu memasukinya dan apabila wabah itu berjangkit sedangkan kamu berada dalam negeri itu, janganlah kamu keluar melarikan diri” ( HR. Ahmad, Bukhori,Muslim dan Nasa’i dari Abdurrahman bin ‘Auf ).
DAFTAR PUSTAKA
Infeksi Menular Seksual Edisi Keempat, Editor: Sjaiful Fahmi Dalil, Wresti Indriatmi B. Makes, Farida Zubeir. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kajian dan Masalah HIV/AIDS di Indonesia tahun 1987-2000 (Juli) Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial 2000 Imunologi Dasar Abbas Edisi Indonesia Kelima, Fungsi dan Kelainan Sistem Imun. Editor Edisi Indonesia ke-5: Handono Kalim, Prof, DR, dr, SpPD-KR (Abul K. Abbas, Andrew H. Litchman, Shiv Pillai) ELSEVIER Imunologi Dasar Edisi ke-11 (cetakan ke-2) Karnen Garna Baratawidjaja, Iris Rengganis. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Widoyono, 2005) ; http://www.aidsindonesia.or.id/satu-juta-lelaki-jakarta-pelanggan-psk.html 02-06-2012 ;00:18 Jusuf H, Amri A(2008). “ETIKA KEDOKTERAN & HUKUM KESEHATAN”.ed 4: Jakarta http://ml.pdfcoke.com/doc/92322188/Kode-Etik-Rumah-Sakit-Indonesia (mukadimah) ; 28-05-2-12 ; 23:03 http://www.pdfcoke.com/doc/17476485/Kritik-Islam-Terhadap-Strategi-Penanggulangan-HivAids-Berbasis-Paradigma-SekulerliberalDan-Solusi-Islam-Dalam-Menangani-Kompleksitas-Problematika-H