19021_diktat Diklatjut .docx

  • Uploaded by: Reza Mardany
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 19021_diktat Diklatjut .docx as PDF for free.

More details

  • Words: 14,913
  • Pages: 65
MATERI PENDIDIKAN ANGGOTA TDM

Nama : NPM : No. TDM : No. Telp/Hp : Fak/Angktn :

............................................................................ ............................................................................ ........................................................................................ ........................................................................................ ........................................................................................

TIM DARURAT MEDIK UNIVERSITAS YARSI 2016-2017

LATAR BELAKANG Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya untuk semua ciptaan-Nya, shalawat serta salam selalu tercurah bagi nabi kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang seperti saat ini. Dianggap perlunya dibentuk untuk meningkatkan keterampilan komposisi tiap – tiap anggota Tim Darurat Medik Universitas YARSI agar dapat menyesuaikan standar kompetensi Tim Bantuan Medis yang sederajat. Juga karena kurangnya jaringan koordinasi tanggap bencana dan penanggulan bencana, membuat kami ingin mengadakan pelatihan bersama dengan intstitusi kegawat daruratan, sehingga dapat menjadi acuan bagi Tim Darurat Medik Universitas YARSI, agar dapat menjadi Tim Darurat Medik yang berkualitas.

Pembina Tim Darurat Medik,

dr. Edi Prasetyo, Sp.S

BEDAH MINOR Tim Darurat Medik Universitas YARSI Instrument A. Minor Set biasanya terdiri dari : No . 1

Alat

2.

Klem a. klem arteri lurus dan bengkok (mosquito) = untuk hemostasis b. klem kocher untuk menjepit kulit c. doek klem untuk menjepit doek (memperkecil lapangan operasi)

Gambar

Gunting

Gunting (tajam-tajam, tajam-tumpul, tumpul-tumpul)

3.

4.

Pinset a. anatomis = ujungnya rata, berguna untuk menjepit a jaringan lunak b. chirurgis = salah satu ujungnya bergigi, berguna untuk menjepit kulit atau fascia Needle Holder (pemegang jarum)

(a)

(b)

(c)

b

4.

5.

7.

8.

Jarum a. bulat (round) = untuk menjahit jaringan lunak (otot) b. segitiga (cutting) = untuk menembus jaringan keras (kulit, fascia) Benang a. diserap 1) bahan alami = catgut (plain catgut, chromic catgut) 2) bahan sintetis = dari asam poliglikolat:dexon ;dari asam poliglaktil: vicryl b. tidak diserap 1) bahan alami = silk (sutera) 2) bahan sintetik = dari polyamide/nylon:ethilon ; dari polipropilene : prolene. Ukuran benang disebutkan dalam banyaknya angka 0 atau angka 1,2,3 dan seterusnya→ Makin banyak angka 0 makin kecil, makin tinggi angka makin besar diameternya. Skalpel (pemegang pisau) a. no.3 untuk mata pisau 20 ke bawah (10,11,15) b. no.4 untuk mata pisau 20 ke atas (22)

Bisturi (mata pisau)

a

b

9.

Doek Steril

10.

Spet/spuit

B. Desinfektan kulit = alkohol 70%, povidone iodine → dilakukan dengan kapas atau kassa steril dari central ke perifer. C. Kassa = untuk pembersih luka, penyerap cairan/darah, dan penutup luka. D. Plester E. Sarung tangan steril = laki-laki dewasa umumnya berukuran 7 ½, sedangkan wanita dewasa umumnya berukuran 6 ½

Cara Memegang Alat 1. Instrument tertentu seperti pemegang jarum, gunting dan pemegang kasa: yaitu ibu jari dan jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari kedua dan ketiga dipakai untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk membuat simpul benang setelah jarum ditembuskan pada jaringan, benang dilingkarkan pada ujung pemegang jarum. 2. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, di antara ibu jari serta jari kedua dan ketiga. Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang. 3. Sarung tangan dipakai menurut teknik tanpa singgung.

Persiapan Alat 1. Sterilisasi dan cara sterilisasi Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat-alat atau bahan dalam keadaan steril. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara : a. Secara kimia : yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid, seperti formalin, savlon, alkohol. b. Secara fisik yaitu dengan : 1) Panas kering (oven udara panas) a) Selama 20 menit pada 200° C b) Selama 30 menit pada 180° C c) Selama 90 menit pada 160° C 2) Uap bertekanan (autoclave): selama 15 menit pada 120° C dan tekanan 2 atmosfer 3) Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama 30 menit. Cara ini hanya dianjurkan bila cara lain tidak tersedia. Pengepakan Sebelum dilakukan sterilisasi secara fisik, semua instrument harus dibungkus dengan dua lapis kain secara rapat yang diikutkan dalam proses sterilisasi. Pada bagian luar pembungkus, ditempelkan suatu indikator (yang akan berubah warna) setelah instrument tersebut menjadi steril. Untuk mempertahankan agar instrument yang dibungkus tetap dalam keadaan steril, maka kain pembungkus dibuka menurut” teknik tanpa singgung.

Formulir Informed consent = suatu lembar pernyataan menyetujui tindakan-tindakan yang akan dilakukan, setelah diberikan penjelasan yang lengkap dari pihak dokter ke pasien. Anastesi 1. Cara infiltrate Obat anastesi disebar ke seluruh lapangan yang akan dioperasi. 2. Cara blokade Obat anastesi di suntikkan di sekeliling saraf sensoris yang mempersarafi lapangan yang akan dioperasi. 3. Cara topikal a. cara oles = campuran obat lidokain dan prilokain dengan bahan cream di oleskan di kulit dan di tunggu 1 jam sampai sensibilitas kulit hilang. b. cara semprot = disemprotkan cairan yang mudah menguap (chloraethyl) kekulit yang akan dioperasi sampai kulit berwarna putih. Obat-obat anastesi yang biasa digunakan 1. Lidocaine 2. Pehacaine (lidocaine dan adrenaline = tidak untuk end artery) Teknik Anastesi Lokal 1. Beritahu orang akan disuntik dan mungkin timbul rasa kurang nyaman 2. Tusukkan jarum suntik pada ujung luka/robekan, masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka. 3. Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi aspirasi (cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur). 4. Suntikkan cairan lidokain sambil menarik jarum suntik pada tepi luka 5. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik sepanjang tepi luka, lakukan aspirasi, suntikkan cairan lidokain sambil menarik jarum suntik. 6. Lakukan langkah no. 2 s/d 5 untuk ke dua tepi robekan. 7. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan hasil optimal dari anestesi Penjahitan 1. Ditujukan untuk mempercepat penyembuhan luka. 2. Penjahitan dilakukan jika luka sudah dipastikan bersih dari kontaminan dan jaringan mati, tidak ada perdarahan, setelah organ-organ yang rusak diusahakan diperbaiki. 3. Dalam melakukan penjahitan di usahakan agar tidak ada dead space, yaitu rongga potensial akibat jaringan yang terpisah oleh luka, yang tidak didekatkan oleh jahitan. 4. Jenis jahitan (umum dipakai) : a. Jahitan satu-satu b. Jahitan delapan Teknik Penjahitan:

1

2

3 5

6

Pola Insisi Baik dibuat dengan pola berbentuk elips dengan kedua ujungnya meruncing. Insisi ini dilaku ka dengan mengikuti garis lipatan kulit (garis Langer). Penghentian Perdarahan 1. Titik perdarahan diklem dengan klem arteri kemudian diikat. 2. Jika perdarahan tidak jelas/susah diklem, bisa dipasang jahitan dan diikat. 3. Titik perdarahan dibakar dengan elektrokoter. Perawatan pasca bedah 1. Mungkin perlu diberikan suntikan anti tetanus dan infeksi. 2. Perlu diberikan antibiotika, analgetik (penekan rasa sakit), antiinflamasi. 3. Untuk sementara diusahakan agar tidak terkena air. 4. Mengistirahatkan daerah yang sakit. 5. Mengganti balutan.

NAVIGASI DARAT Tim Darurat Medik Universitas YARSI Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali. Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya. A. PETA HAKEKAT PETA Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi. MACAM PETA Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survey proses terjadinya dan isi/ informasinya. Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni : 1. Peta Topografi

Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.

KETERANGAN TEPI PETA 1. Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut. 2. Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I (tergantung pada versi peta) 3. Nomor helai peta pada margin atas kanan. 4. Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta keseluruhan 5. Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi hingga kecamatan. 6. Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara sebenarnya. 7. Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang ada.

ARAH PETA Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis 1. Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian. 2. Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas 3. Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.

Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga 1. Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP. 2. Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimurapabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US 3. Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis 4. Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat. SKALA Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km). JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

KONTUR

Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah : 1. Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter. 2. Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi 3. Antar kontur tidak akan saling berpotongan 4. Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai 5. Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan. 6. Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut. 7. Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam. MENGENAL TANDA MEDAN Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan. Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa : 1. Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim, 2. Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf 3. Menjorok menjauhi puncak 4. Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak. 5. Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian 6. Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan 7. Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali 2. Peta Tematik Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta inidigunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi didalampengambilan suatu keputusan untuk pembangunan.

(Peta penyebaran produksi pangan) B. KOMPAS Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya. Bagian-bagian Kompas : 1. Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi 2. Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi 3. Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin. Jenis Kompas Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut : 1. Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk) 2. Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik

CARA PEMAKAIAN KOMPAS Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas. BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth. AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara: 1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º 2. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth. 2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.

3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth. 4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth). 5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagaisasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakansemacam ini sering disebut sebagai sistem man to man. ORIENTASI PETA Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya. Langkah-langkah orientasi pada peta : 1. Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali) 2. Letakan peta pada bidang datar 3. Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada. 4. Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta (seperti jalan raya, sungai,dll) C. RESECTION Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal Langkah-langkah resection : 1. Lakukan orientasi peta 2. Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat 3. Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya. 4. Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta. D. INTERSECTION Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan. Langkah-langkahnya : 1. Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A. 2. Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya 3. Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan posisi kita di B. 4. Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya 5. Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita inginkan di peta.

E. MENENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS 1. Kuburan Islam selalu menghadap ke utara 2. Masjid selalu menghadap ke kiblat 3. Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari 4. Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.

WATER RESCUE Tim Darurat Medik Universitas YARSI SASARAN PENCAPAIAN: 1. Mengetahui kemampuan yang harus dimiliki petugas penyelamat. 2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kegiatan pertolongan di air. 3. Memahami bahaya-bahaya di air. 4. Mengetahui jenis dan kegunaan peralatan keselamatan di air 5. Memahami metode pertolongan di air. 6. Dapat melakukan pertolongan di air. 7. Memahami teknik self rescue. 8. Dapat melakukan self rescue dengan life jacket dan tanpa life jacket. 9. Memahami teknik bertahan dan melepaskan diri saat memberikan pertolongan. 10. Dapat melakukan pertolongan dengan carry. WATER RESCUE Adalah kegiatan pertolongan dan pemindahan korban diperairan (laut, sungai, dsb) BASIC SKILLS Kemampuan yang harus dimiliki seorang rescue adalah 1. Mampu berenang dengan baik 2. Pengendalian perahu / boat 3. Teknik pertolongan 4. EFR (Emergency First Responder) 5. Pengetahuan 6. Keahlian/ keterampilan dan pengalaman 7. Kondisi fisik sehat.

:

FAKTOR YANG BERPENGARUH Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan pertolongan di air adalah : 1. Pertimbangkan kemampuan 2. Pengetahuan 3. Keahlian 4. Kesiapan fisik 5. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan dan pertolongan Rescuer (situasi kondisi) BAHAYA-BAHAYA DI AIR Bahaya yang terdapat di air bermacam macam, dilihat dari situasi dan kondisinya. Seorang petugas penyelamat harus memikirkan keselamatan dirinya sebelum terjun. Melihat lingkungan apakah membahayakan (contoh di sungai atau rawa yang terdapat buaya). Kesediaan alat terhadap lingkungan memadai atau tidak (contoh jika di rawa, tali panjang dapat tersangkut sangkut dan membahayakan tim).

MENGETAHUI JENIS DAN KEGUNAAN PERALATAN KESELAMATAN DI AIR a.

Ring Buoy Spesifikasi :  Berbahan fiber atau busa 1. Menampung beban 2 – 6 (max) orang terapung 2. Diameter Luar : 73cm 3. Diameter Dalam: 45cm 4. Tebal 12cm 5. Berukuran 72 x 72 x 53cm 6. Berat ± 2 Kg

b.

Life vest / jacket Life vest jacket atau yang sering ki ta kenal dengan jaket pelampung, dibagi menjadi beberapa tipe : 1. Offshore Life Jacket. Tipe jenis ini memang dirancang untuk kondisi perairan terbuka, mengkondisikan daerah wajah tetap berada di atas karena dukungan 20 pon spon apung. Pada situasi terpencil yang dapat dipastikan bantuan akan lambat datang, Jaket ini dirancang untuk bisa tahan lama. 2. Near-Shore Vest. Tipe klasik, biasanya bisa untuk dewasa dan anakanak. Dirancang untuk situasi air tenang dan tidak berarus. Sebaiknya bantuan segera datang. 3. Flotation Aid Tipe ini yang sering dan banyak digunakan oleh orang, bentuknya sangat nyaman, banyak variasi, bentuk dan tipenya. Tipe standar ini juga untuk penyelamatan di perairan yang tenang. 4. Special Use Device. Disebut juga jaket hybrid (gabungan), menggunakan

rompi khusus yang juga bisa dipergunakan untuk bekerja. Rompi khusus ini juga menambah peralatan tiup untuk mendukung daya apung lebih tinggi.

c.

Rescue Tube Spesifikasi : 1. Warna merah, kuning dan orange 2. Dimensi 128 x 14.5 x 9 Cm 3. Pengait dari stainless steel 4. Material dari tertutup busa plastik yang baik, tahan lama dan fleksibel

d.

Spinal Board Spesifikasi : 1. Berbahan fiber atau plastic 2. Anti slip dengan densitas tinggi 3. Central lengkap dengan Immobilisers Kaki Secara terpisah dan tahan terhadap cairan tubuh. 4. Lebar Panjang 1830mm410mm 227 KG Load Kapasitas

e.

Torpedo Buoy Spesifikasi : 1. Ukuran 762 x 282 x 211mm 2. Berbahan Busa atau fiber 3. Berbentuk menyerupai torpedo 4. Menggunakan strap bahu dan tali sepanjang 2M

f.

AED (Automated External Defibrilation) Spesifikasi : 1. Alat pacu jantung yang bekerja secara otomatis ketika dipakai dalam menolong pasien henti jantung (Cardiac Arrest) 2. Dimensi: 230 x 320 x 85 mm 3. Berat : ± 1.9 kg

g.

Oxygen Cylinder (Tabung Oksigen) Spesifikasi: 1. Berbahan baja 2. Kapasitas dan warna: bervariasi

METODE PERTOLONGAN DI AIR Tahapan atau urutan untuk memudahkan para bagaimana ketika menghadapi kecelakaan di air.

R T R

G T

penolong

mengingat

apa

dan

Reach (Pertolongan yang dilakukan dari / pinggir kolam / dermaga dengan cara meraih korban karena posisinya dipinggir atau dengan menggunakan alat sepeti galah, kayu, dan lain-lain) Throw (Lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara melempar alat apung dan penolong berada pada daerah aman) Row (Pertolongan yang dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak dapat dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach / throw) Go (Pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya peralatan yang digunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau tempat yang tidak memungkinkan untuk menggunakan perahu) Tow / Carry (Paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung kontak dengan korban)

LANGKAH MENGHADAPI KEADAAN DARURAT 1. Mengatasi situasi Ketika kita dihadapkan pada situasi darurat dalam hal ini di perairan yang harus kamu lakukan adalah berhenti, berfikir, dan bertindak. Kemudian perhatikan situasi disektarmu. Siapa yang terlihat dalam kejadian? Apa yang sedang terjadi? Dan apa yang kamu punya untuk membantumu? Lalu pikirkan solusi terbaik dan bersiap untuk mengambil tindakan. Tidak ada satupun cara yang “benar” untuk menghandle situasi. Jadi apapun yang kamu dapatkan untuk menolong korban tetapi jangan sampai membuat keadaan menjadi lebih buruk dengan menganalisa situasi dan menerapkan rencana yang terlah dipikirkan. 2. Bertindak sesuai rencana Jika tidak ada satupun yang menolong, ambil langkah ke pinggir, dan mintalah korban untuk tenang. Pertimbangkan kemampuan anda untuk menolong korban, katakan bahwa anda akan berusaha menolongnya, tetap perhatikan korban. 3. Menugaskan Anda bisa membuat hal-hal terjadi lebih cepat jika anda menugaskan tanggungjawabtanggungjawab dengan cepat, jelas dan singkat. Bahkan penjaga dan penyelam yang tidak berpengalaman bisa menolong dengan menghubungi pertolongan darurat lokal, mengambil peralatan darurat atau melakukan tugas-tugas yang anda minta. Dengan sumber daya yg ada, anda mungkin menemukan lokasi di tengah-tengah dimana anda bisa mengatur pertolongan, atau, anda mungkin bisa langsung melakukan sendiri. Apa yg anda tugaskan ke orang tergantung berapa banyak orang yg siap, pengalaman mereka, dan pertolongan itu sendiri, tapi anda mungkin perlu memikirkan beberapa pilihan Jika anda memiliki kemampuan yang cukup untuk menyelam, biasanya lebih efektif dengan dua penolong untuk menyelamatkan korban, bagaimanapun anda tidak ingin membahayakan siapapun dengan meminta seseorang menyelam diluar kemampuan atau pelatihan. Tetapkan seseorang untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut, seperti stand-by untuk menolong di darat, atau menelfon layanan darurat, seseorang tersebut harus dapat menyebutkan bagaimana kecelakaan tersebut dan menyebutkan alamat dengan tepat, berikan nomor hp agar pihak layanan darurat dapat menelpon kembali. Tugas lain yang perlu dipertimbangkan termasuk apa-apa yang terjadi, juga mengamankan peralatan korban dan mengendalikan orang-orang sekitar yang memperhatikan 4. Kenali jenis luka Setelah korban keluar dari air, mulai dengan assesment primer dan berlanjut ke assesment sekunder jika Anda menemukan ada kondisi mengancam kehidupan. dalam kecelakaan yang lebih serius, Anda mungkin perlu memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan perawatan primer lainnya oleh tenaga medis.

Jika pasien responsif, cobalah untuk menenangkan dan meyakinkan korban dengan menjelaskan apa yang anda dapat lakukan untuk membantu. jika Anda menduga bahwa adanya penyakit dekompresi atau over-expansi cedera paru yang mungkin terlibat, jaga pasien dalam posisi berbaring. Lakukan tindakan lebih lanjut menghubungi layanan medis. Anda dapat menanyakan apa yang terjadi dan bagaimana, apakah ada bagian yang terluka, tetap tenangkan pasien dan yakinkan bahwa akan baik-baik saja. 5. Mengontrol keadaan Hal ini akan tergantung pada jumlah orang yang membantu anda dan kualifikasi mereka. jika anda satu-satunya dengan EFR anda akan berikan penanganan langsung untuk korban. Tetapi jika ada bantuan lain, koordinasikan kegiatan dan administrasi, termasuk menyediakan personel darurat dengan informasi yang tepat mengenai korban dan bentuk kecelakaan, mendapatkan informasi kontak dari orang-orang yang menyaksikan kecelakaan itu darn yang membantu menyelamatkan, menghubungi keluarga korban, kemudian laporkan kepada otoritas lokal. 6. Evakuasi ke tempat perawatan Dalam kecelakaan menyelam yang serius, pasien harus dilarikan ke fasilitas medis terdekat. Tempat fasilitas medis local jarang yang menyediakan pelayanan pada kasus darurat akibat menyelam. Oleh karena itu, cari tahu informasi mengenai cara penyelamatan pada kasus tenggelam, agar setiap orang di komunitas dapat melakukan penanganan apabila terjadi luka, cedera akibat menyelam. Evakuasi dengan helicopter dari perahu juga membutuhkan prosedur, demi keselamatan pasien. 1. Kapal dan helicopter harus berkomunikasi. Biasanya mereka berkomunikasi melalui radio kelautan, tapi terkadang melalui pesan-pesan. 2. Biasanya, sang pilot lebih memilih untuk kapal berada pada keadaan dimana angin hanya berkekuatan 5 knot. Sang pilot meminta kapten kapal untuk mengatur kecepatan kapalnya. 3. Amankan barang- barang saat pemindahan dari kapal ke helicopter. Alat-alat yang tinggi, dan cukup berat, harus segera di amankan agar tidak terbang terkena angina helicopter, atau lebih parah lagi, terbawa angin ke mesin helicopter. Dan bendabenda kecil lebih baik diikat dengan baik. 4. Siapkan pasien dengan memakaikan pelampung pada pasien. Larikan pasien ke ruangan oksigen di dalam helicopter jika tersedia. 5. Saat kapal dan pasien sudah siap, beri sinyal kepada helicopter melalui radio, atau dengan sinyal lain berupa cahaya ke langit, lambaikan tangan, apabila tidak bisa melalui radio. Helicopter akan datang, mulai merendah kearah kapal. Biarkan kapal dalam posisi diam ditempat, jangan melakukan maneuver, kecuali diperintahkan oleh pilot. 6. Biasanya kamu dapat melihat garis pada basket stretcher. Jangan sentuh garis tersebut. Biarkan garis tersebut menyentuh kapal dahulu untuk mencegah elektrik statis. Apabila kamu menyentuh garis tersebut, kamu akan mendapat shock static yang parah dan mengancam jiwa. 7. Saat kamu sudah mendapat tandu, taruh pasien segera mungkin. Jangan ikat tandu pada kapal, atau menempelkan sesuatu dari kapal ke helicopter. Biarkan helicopter memindahkan tandu dengan bebas dalam kapal. Apabila kamu but

untuk memindahkan tandu, lepaskan dahulu tandu dari kabel pengungkitnya. Saat semua sudah siap, beri signal pada helicopter, dan biarkan helicopter secara perlahan mengankat tandu dari kapal. 8. Apabila perlu, tanyakan pada kapten helicopter untuk terbang serendah mungkin saat dengan patient untuk mengurangi tekanan, atau lebih parah DCI. Saat helicopter hendak mendaratpun buth prosedur tertentu 1. Tandai area dimana helicopter akan mendarat setidaknya 18 meter. Area harus aman dari halangan, seperti pohon, ting dan lainnya. 2. Bersihkan area pendaratan dari apapun yang dapat terbang terkena kipas helicopter. 3. Bersihkan area dari orang – orang termasuk instruktur pengarah helicopter. Dia harus segera menyingkir saat helicopter datang, agar tidak terkena angin debu. 4. Jangan ada yang mendekati helicopter saat helicopter sudah mendarat sampai mendapat aba-aba dari kapten. 5. Jauhkan orang dari buntut helicopter, karena dari sana tidak dapat terlihat mesin kipas helicopter, sehingga banyak kecelakaan terjadi.

SELF RESCUE Usaha mempertahankan diri dengan kemampuan sendiri dan sarana yang ada disekitarnya hingga bantuan datang. 1. Self Rescue (tanpa menggunakan life jacket) a. Mengambang menggunakan baju untuk mengapung b. Mengambang menggunakan celana untuk mengapung 2. Self Rescue (dengan menggunakan life jacket) 3. Posisi Help (mengurangi suhu tubuh yang keluar) a. Kepala diatas air, termasuk tengkuk b. Kenakan topi / benda2x utkmenutup kepala c. Rapatkan lengan kesisi tubuh dan dada d. Genggam alat bantu apung dan bertahan serapat mungkin e. Silangkan kaki, lutut terangkat, akan memudahkan stabilisasi bila ada ombak, usaha kan dan pertahankan lutut tetap rapat 4. Posisi Hundle (mengurangi suhu tubuh yang keluar tapi secara berkelompok) a. Kepaladiatas air, termasuk tengkuk b. Tangan saling bersilang dan memeluk teman lain disekitar alat bantu apung. Usahakan tetap serapat mungkin c. Maksimalkan persentuhan tubuh, terutama pada bagian dada d. Kaki saling silang dengan kaki teman lain e. Saling berbicara untuk membangkitkan semangat / Percayadiri f. Kelompok yang lebih besar memberikan kesempatan pertukaran bagi orang yang kelelahan untuk istirahat ditengah-tengah kelompok

Operasi Penyelamatan Korban aktif Korban aktif dengan satu penyelamat Korban aktif adalah korban yang posisinya di air yang masih bisa berkomunikasi dengan penyelamat dan masih bergerak. Prosedur yang tepat adalah seperti berikut: 1. Melihat apakah ada bahaya disekitar. 2. Selalu datangi korban dengan melawan arah angin dan ke dalam arus kapanpun saat memungkinkan. 3. Dekati korban dengan perlahan dan posisikan kapal agar korban mudah diselamatkan. Saat mendekati korban, beritahu tujuan dan berikan arahan kepada korban. Jika butuh lebih banyak waktu untuk menyelamatkan korban, lemparkan dahulu pelampung agar korban tidak tenggelam. 4. Tawarkan korban bantuan dengan meminta korban mengulurkan tangan kirinya. 5. Raih tangan kiri korban dengan tangan kiri anda dan angkat korban ke kapal. 6. Jangan pernah melepas tangan korban dan bantu korban untuk naik ke kapal. 7. Apabila korban tampak tidak stabil dan tidak aman apabila duduk dibelakang anda, posisikan korban di depan penyelamat agar bisa terus dipastikan keamanannya. 8. Pindahkan korban ke kapal lain atau ke pantai.

Korban aktif dengan dua penyelamat 1. Ikuti langkah 1-4 seperti di atas. 2. Jika butuh waktu lebih untuk menyelamatkan, kirim satu orang untuk berenang mendekati korban sampai akhirnya bisa diselamatkan. 3. Raih tangan kiri korban dengan tangan kiri anda. Tuntun korban ke penyelamat lainnya yang berada tengkurap di atas rescue board. 4. Penyelamat yang berada di atas rescue board akan mengambil alih dan memposisikan korban di atas rescue board . Penyelamat tersebut akan mengamankan korban. 5. Pindahkan korban ke kapal lain atau ke pantai. Korban aktif dengan perahu penyelamat 6. Melihat apakah ada bahaya disekitar. 7. Selalu datangi korban dengan melawan arah angin dan ke dalam arus kapanpun saat memungkinkan.

8. Dekati korban dengan pelan dan posisikan kapal agar korban mudah diselamatkan. Beritahu kru yang ada di perahu dari sisi mana korban akan ditolong. Saat mendekati korban, beritahu tujuan dan berikan arahan kepada korban. Jika butuh lebih banyak waktu untuk menyelamatkan korban, lemparkan dahulu pelampung atau berpegangan dengan penyelamat yang berenang agar korban tidak tenggelam. 9. Bantu korban naik ke kapal.

Korban Pasif Korban pasif dengan satu penyelamat Korban pasif adalah korban yang tidak bergerak dan tidak bisa berkomunikasi. Prosedur yang tepat adalah seperti berikut: 1. Perhatikan apakah ada bahaya disekitar korban. 2. Dekati korban dengan perlahan. 3. Posisikan korban agar mudah ditarik ke kapal. 4. Pegang dan lakukan gerakan maneuver agar korban jalur pernapasan korban tidak terhalangi air. 5. Periksa pernapasan dan nadi (ingat untuk selalu immobilisasi tulang belakang pada korban yang tidak sadarkan diri.) 6. Tahan kepala korban agar tetap di atas air dan tunggu bantuan untuk memindahkan korban.

Korban pasif dengan dua penyelamat 1. Ikuti langkah 1-3 seperti di atas. 2. Operator dan pemyelamat yang berenang akan bekerja sama untuk memastikan jalur pernapasan korban tidak terhalang air dan memindahkan korban ke rescue board. 3. Periksa pernapasan dan nadi (ingat untuk selalu immobilisasi tulang belakang pada korban yang tidak sadarkan diri.) 4. Pindahkan korban ke kapal terdekat.

Korban pasif dengan perahu penyelamat 1.Perhatikan apakah ada bahaya disekitar korban. 2.Dekati korban dengan perlahan.

3.Pegang dan lakukan gerakan maneuver agar korban jalur pernapasan korban tidak terhalangi air. 4.Mulai melakukan bantuan pada korban.

Banyak Korban Penyelamatan banyak korban dengan satu/ dua penyelamat/ perahu penyelamat Menghadapi banyak korban dalam satu waktu dapat membuat kewalahan dan dibutuhkan keputusan yang cepat dan akurat. Berikut adalah prosedur yang tepat: 1. Perhatikan apakah ada bahaya disekitar korban. 2. Perhatikan ada berapa korban? Aktif/ pasif? 3. Berikan update dan minta tambahan sumber daya jika dibutuhkan. 4. Lemparkan pelampung kepada korban aktif yang menunggu untuk diselamatkan. 5. Prioritas pertama diberikan kepada korban aktif yang cedera atau kesulitan dan korban pasif yang sudah berada di air kurang lebih 10 menit. 6. Prioritas kedua diberikan kepada korban aktif yang lainnya. 7. Prioritas ketiga diberikan kepada korban pasif yang sudah ada di air lebih dari 10 menit.

TEKNIK MASUK KE DALAM AIR Sliding in

Shallow dive

Steping in

Jump

Stride entry

PFD (Personal Floating Device) entry

CARA MENDEKATI KORBAN Penolong saat melakukan penolongan terhadap korban harus tetap melihat kearah korban atau tempat terakhir korban. Berhenti berenang dengan mengambil posisi sekitar 2 meter untuk memperkirakan bagaimana kondisi korban. 1. Katakan pada korban, kalo korban akan ditolong dan sebutkan identitas penolong. 2. Berilah alat bantu apung (life jacket atau ban pelampung). 3. Hindari kontak langsung. DEFENDS AND RELEASE Lakukan teknik defends and release, teknik ini digunakan bila tindakan korban dapat mengancam nyawa penolong dan dikhawatirkan dapat menambah korban baru. Defends yaitu: Duck Away

Arm Block

Leg Block

Elbow Lift

Teknik pada korban tenggelam yang panik

Apabila tubuh anda lebih besar atau sama besarnya dengan tubuh korban, anda dapat menariknya dan memutarbalikkan korban, setelah posisi korban membelakangi penolong, kemudian bawa korban dengan memegang lengan bawah korban sambil menariknya ke pinggir

Teknik Release terdiri dari 7 (tujuh) cara, yaitu : 1.Double Grasp On One Arm 1

2.Double Grasp On One Arm 2

3.Front Head Hold 1

4.Front Head Hold 2

5.Front Head Hold 3

6.Rear Head Hold 1

7.Rear Head Hold 2

CARA MENGELUARKAN ORANG DARI AIR

TEKNIK PERTOLONGAN DENGAN CARRY Carry adalah teknik membawa korban dengan kontak langsung sehingga menambah resiko penolong. Metode ini digunakan, ketika : 1. Tidak tersedia kapal atau alat bantu lain untuk mendekat. 2. Kapal ada tetapi tidak bisa mengemudikan. 3. Metode Reach, Throw, Row tidak bisa dilaksanakan. 4. Bila sudah dekat, komunikasi dengan korban. PROSEDUR ORANG HILANG TENGGELAM 1. Mengetahui situasi dan kondisi kerairan korban yang tenggelam 2. Mempunyai orang yang dapat membantu memanggil ambulans 3. Mempunyai orang yang melihat langsung posisi dan lokasi korban tenggelam 4. Melihat gelembung udara terakhir (jika saat kejadian ada yang melihat) 5. Mempersiapkan alat penindung dan penunjang diri dalam melakukan pencarian 6. Memberi tanda pada lokasi terakhir korban terlihat dan lokasi awal pencarian

DEBRIEFING (PROSES TANYA JAWAB) Setiap penyelamatan besar atau kecil harus selalu di akhiri dengan sesi tanya jawab dari seluruh operasi yang dilakukan. Banyak yang bisa dipelajari dari setiap pengalamannya, dan dapat di cari tahu kesalahan- kesalahan yang dilakukan, kemudian kritik yang membangun dapat diberikan dan kemungkinan ketentuan dan prosedur dapat ditulis ulang demi keselamatan operasi selanjutnya. Ada satu lagi hal penting yang dapat dibantu oleh proses ini, yaitu efek dari anggota yang mengalami kehilangan teman satu timnya, atau stress. Emosi, perasaan dan stress bisa me ningkat ketika seseorang berurusan dengan kematian dan cedera. Dengan proses ini, orang yang mengalami trauma dapat terbantu.

TEKNIK PENCARIAN 1. U pattern : bekerja baik jika penolong hanya memiliki peralatan atau rencana yang minimal, dan sangat baik untuk digunakan dalam pencarian dengan daerah yang luas

2. Expending square : pada pola ini biasa digunakan jika kondisi kerairan mempunyai kejernihan yang kurang baik, dan penolong yakin bahwa korban tenggelam yang hilang tidak jauh. Pola ini juga sebagai pilihan jika penolong hanya sendirian.

3. Circular search : pada pola ini merupakan pola pencarian korban hilang tenggelam secara efektif dalam kondisi kejernihan air yang sangat buruk. Pada circular search juga pilihan utama untuk perairan yang bersifat tenang. Penyelam berenang dengan pola melingkar yang semakin lama semakin lebar. Bisa dikontrol oleh diver tender (orang kedua saat penyelaman yg betugas untuk mengawasi penyelam pertama) atau dengan diri sendirI

4. Arc Pattern: Pola ini biasanya digunakan pada pencarian di pantai, danau atau sungai berarus pelan. Caranya adalah dengan berenang dengan pola busur yang semakin lama semakin lebar, di control oleh diver tender dari garis pantai. Setiap mencapai satu sisi busur, penyelam harus mengkomunikasikan kepada diver tender. Banyaknya garis yang diizinkan oleh diver tender dalam pencarian disesuaikan dengan jarak penglihatan dan ukuran objek yang dicari.

5. Parallel Patern: pola ini juga efektif untuk pe ncarian di laut bisa dengan menggunakan ko mpas tapi biasanya dengan di kontrol dari ga ris pantai. Penyelam berenang dengan pola parallel diiringi dengan diver tender yang ber jalan dengan kecepatan yang sama dengan penyelam sambil memegang tali pencarian.

6. Linear Pattern: Pola ini memerlukan alat-ala t seperti tali (50-100 kaki), dan marker buoy. Pola ini bisa digunakan di garis pantai. Penyelam berenang ke sisi seberangnya. Ketika sudah sampai ujung,penyelam bergerak sekitar 3-6 kaki tetap di area pencarian kemudian berenang menyerong menuju start ing poin, lalu berenang menyerong kembali ke sisi sebelumnya.

7.

Grid Pattern: Menggunakan pola ini termasuk berbahaya dan lama, tapi efektif untuk mencari objek kecil pada dasar berlumpur di area tertentu. Seluruh area pencarian bisa dibatasi dengan tali atau tiang. Kemudian bingkai PVC digunakan mempersempit area pencarian. Apabila area tersebut sudah selesai, bingkai dibalik ke area selanjutnya dan dilanjutkan pencariannya. Pola seperti di gambar.

Pencarian dengan menggunakan kompas Navigasi dengan menggunakan kompas adalah sebuah keahlian yang diperoleh dari latihan dan pengalaman. Cara paling efektif untuk pencarian dengan menggunakan kompas adalah dengan dua orang, satu org untuk navigasi jalan dan satu lagi untuk mencari objek yang dicari. Pencarian dibawah kapal Tim penyelam harus memastikan bahwa segala mesin dan elektronik yang ada pada kapal dimatikan dan seluruh petugas yang ada di dek tahu akan operasi penyelaman yang akan dilakukan. Kemudian dua penyelam secara sistematis dapat menyelam ke bagian lambung kapal.

PIPA DAN SALURAN PEMBUANGAN Pada beberapa tempat, ada pipa dan saluran pembuangan besar yang memungkinkan tim penyelam untuk masuk ke dalamnya untuk pencarian. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila hal ini terjadi.        

Kemungkinan korban masuk ke dalam pipa Diameter dan konstruksi dari pipa Derajat kontaminasi (kimia maupun bakteri) Arus air yang keluar dari pipa Panjang dan kedalaman Kontrol pagar air Bahaya seperti besi yang berkarat, beton yang patah dsb. Ketersediaan peralatan ekstraksi khusus.

Bivak Tim Darurat Medik Universitas YARSI Bivak/Shelter ditunjukan untuk tempat bermalam atau berlindung dari binatang buas dan pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll). Bivak atau shelter dapat dibagi atas : 1. Bivak Alam Tempat berlindung yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di alam seperti: a. Pohon tumbang b. Lubang pada pohon besar c. Gua d. Bivak dari bambu e. Bivak dari daun tumbuh-tumbuhan 2. Bivak Buatan a. Menggunakan Poncho/Jas Hujan b. Menggunakan Fly Sheet Kita perlu memperhatikan bahan, jenis, cara, dan hal-hal lain dalam pembuatan bivak. Usahakan bivak tersebut terbuat dari bahan yang kuat dengan pengerjaan sebaik-baiknya, karena semuanya akan menentukan kenyamanan dan keamanan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Bivak yaitu : 1. Untuk berapa lama Dengan merencanakan akan berapa lama berlindung di suatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan terjaga. 2. Sendiri atau berkelompok Buatlah tempat berlindung yang sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit sehingga kehangatan tempat berlindung tetap terjaga. 3. Memilih tempat (Hutan-Gunung) Untuk menjaga kenyamanan dan tetap hangatnya tempat berlindung serta menghidari cepatnya penurunan daya tahan tubuh, perhatikan hal berikut : a. Dirikan bivak yang terlindung dari terpaan angin, jangan dirikan bivak ditempat yang terbuka dari terpaan angin. b. Dirikan bivak pada tempat yang kering dan rata, untuk daerah yang lembab, buatlah para-para yang kokoh. Jangan dirikan bivak dilereng gunung atau lembah. c. Dirikan bivak dibawah kerindangan pohon yang tembus sinar matahari. Usahakan dalam pembuatan bivak tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau dibawah pohon kelapa karena dapat membahayakan jika jatuh menimpa bivak kita. d. Pada situasi bivak yang permanen, usahakan dirikan pada daerah dengan pencapalan sumber air (kelapa, sungai, air terjun, dll) yang mudah, tidak terlalu

dekat ataupun jauh, Jangan dirikan bivak dialiran sungai dan jalur lintas binatang. e. Hindari membangun bivak ditempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat tersebut terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang banjir. f. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas dan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang. 2. Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu dengan menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti gua tersebut aman dari gas beracun. 3. Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor. Kita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat-tempat tersebut tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angina bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan - bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk.

Teknik Pembuatan Bivak Contoh pembuatan bivak dengan seutas lawe 8m. Alat dan Bahan: 1. 1 buah ponco standar, lebar ± 1,5 m. 2. 1 utas tali lawe 8 m (utuh). 3. 2 buah tongkat standar (1,6 m). 4. 6 buah pasak. 5. Pemukul pasak.

Alat dan Bahan

Kerangka utama jadi, Blandar menggunakan bagian tengah tali

Tali pasak dibuat sependek mungkin.

Sisa tali digunakan untuk mengikat ponco ke pasak.

Jenis-jenis Simpul 1.

JERAT PANGKAL Gunanya untuk mengikat pada tiang atau patok

2.

JERAT JANGKAR Gunanya untuk mengikat pada tiang atau patok secara cepat dan mudah untuk dilepaskan, kuat bila ditarik kedua talinya.

3.

SIMPUL ANGKA DELAPAN (figur of eight knot) Penggunaan utamanya sebagai simpul stopper dibuat pada ujung tali saat rapelling terutama pada jalur vertikal. Selain itu juga untuk menyambung dua utas tali yang sama besar mengakhiri simpul, untuk membuat anchor / tambahan tali utama pada penahan beban, atau untuk belay pengaman.

4.

SIMPUL ANGKA DELAPAN GANDA (Double Figure of Eight Knot) Jenis simpul delapan ini dibuat dengan cara menggandakan tali utama.

5.

SIMPUL TIANG (bowline knot) Gunanya untuk mengikat sesuatu yang diikat masih leluasa bergerak misalnya leher binatang

6.

SIMPUL NELAYAN (Fisherman’s knot) Berguna untuk menyambung dua buah utas tali yang mempunyai ukuran (besar) yang sama namun dalam keadaan basah atau licin. Sehingga simpul ini kerap digunakan oleh para pemancing dan nelayan untuk menyambung nilon atau tali pancing.

Sumber: Buku Materi Pendidikan Instruktur Muda Racana (PIMR) VII

Tata Cara Penempatan di Bivak Dalam menempati bivak, harus mempertimbangkan bentuk bivak dan jumlah orang yang

menempatinya. 1. Apabila bivak ditempati hanya untuk satu orang, penghuni dapat memosisikan diri sesuai dengan bentuk bivak yang dibuat 2. Apabila bivak ditempati oleh lebih dari satu orang, penghuni harus mempertimbangkan bentuk bivak dengan posisi agar tiap orang mendapat tempat yang nyaman dan aman. Misalnya pada bivak segitiga/satu/kelompok yang diisi oleh 10 orang, maka posisi tidur penghuni dibagi menjadi dua baris yang dimana tiap baris diposisikan berlawanan dengan bagian kepala mengarah kedalam bivak dan kaki mengarah keluar bivak.

JUNGLE SURVIVAL Tim Darurat Medik Universitas YARSI 1. PENGERTIAN Survival Berasal dari kata “Survive” yang artinya mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Survival merupakan kehidupan dengan waktu mendesak untuk melakukan improvisasi yang memungkinkan. Kuncinya adalah menggunakan otak untuk improvisasi. Survivor : Orang yang sedang melakukan kegiatan Survival, bisa perorangan ataupun kelompok 2. FILOSOFI a. Sadar dalam keadaan gawat darurat b. Usahakan untuk tetap tenang dan tabah c. Rasa takut dan putus asa hilangkan d. Vitalitas Tingkatkan e. Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya

f. Variasi alam bisa dimanfaatkan g. Asal mengerti, berlatih, dan tahu caranya h. Lancar, sluman, slumun, slamet 3. MASALAH YANG SERING DIHADAPI DALAM SURVIVAL a. Ketegangan dan panik Pencegahan : 1) Sering berlatih 2) Berpikir positif dan optimis 3) Persiapan fisik dan mental b. Matahari / panas 1) Kelelahan panas 2) Kejang panas 3) Sengatan panas c. Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas : 1) Penyakit akut/kronis 2) Baru sembuh dari penyakit 3) Demam 4) Baru memperoleh vaksinasi 5) Kurang tidur 6) Kelelahan 7) Terlalu gemuk 8) Penyakit kulit yang merata 9) Pernah mengalami sengatan udara panas 10) Minum alcohol 11) Dehidrasi d. Pencegahan keadaan panas : 1) Aklimitasi 2) Persedian air 3) Mengurangi aktivitas 4) Garam dapur Pakaian : 1) Longgar 2) Lengan panjang 3) Celana pendek 4) Kaos oblong e. Serangan penyakit: 1) Demam 2) Disentri 3) Typus 4) Malaria f. Kemerosotan mental: Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah Keadaan lingkungan mencekam Pencegahan : Usahakan tenang Banyak berlatih. g. Bahaya binatang beracun dan berbisa Keracunan Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang mencret, kejang- kejang seluruh badan, bisa pingsan. Penyebab : Makanan dan minuman beracun Pencegahan : Air garam di minum Minum air sabun mandi panas Minum teh pekat. h. Keletihan amat sangat Pencegahan : Makan makanan berkalori Membatasi kegiatan i. Kelaparan Pencegahan: mampu membuat trap/perangkap, mengatur makanan

Lecet Penyebab: akibat terkena ranting pohon atau tejatuh saat bejalan pencegahan: setiap akan melalukan kegiatan di Alam bebas hendaknya membawa obat-obatan atau P3K k. Kedinginan pencegahan: membawa Jaket/rain coat, dan membuat bivak (shelter) untuk beristirahat. Untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian maka kita harus bias Membuat Bivak (Shelter) Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin j.

Masalah diatas tersebut dapat dirangkum dalam 3 aspek, yaitu : Aspek Psikologis yang merupakan masalah Mental Aspek Fisiologis yang berkaitan dengan masalah Fisik Aspek Lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor Kebutuhan Survival Yang harus dipunyai oleh seorang survivor: 1. Sikap mental a. Semangat untuk tetap hidup b. Kepercayaan diri c. Akal sehat d. Disiplin dan rencana matang e. Kemampuan belajar dari pengalaman 1. Pengetahuan a. Cara membuat bivak b. Cara memperoleh air c. Cara mendapatkan makanan d. Cara membuat api e. Pengetahuan orientasi medan f. Cara mengatasi gangguan binatang g. Cara mencari pertolongan

2. Pengalaman dan latihan a. Latihan mengidentifikasikan tanaman b. Latihan membuat trap, dll 3. Peralatan a. Kotak survival b. Pisau jungle, dll 4. Kemauan belajar Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat : 1. Mengkoordinasi anggota 2. Melakukan pertolongan pertama 3. Melihat kemampuan anggota 4. Mengadakan orientasi medan 5. Mengadakan penjatahan makanan 6. Membuat rencana dan pembagian tugas 7. Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar 8. Membuat jejak dan perhatian

9. Mendapatkan pertolongan 4. TINDAKAN AWAL PADA SITUASI SURVIVAL Tahap sebelum melakukan tindakan awal adalah: survivor menyadari kondisi yang sedang dialaminya, yaitu dimana survivor berada, sehingga tindakan yang diambil dapat berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan hal yang tidak berguna. Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival: 1. Tentunya yang paling utama adalah udara. Bernapas dilakukan setiap detik untuk bertahan hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas utama untuk bertahan hidup. Survival tanpa udara umumnya hanya bertahan selama 3 sampai 5 menit. 2. Selanjutnya dibutuhkan perlindungan, dari cuaca buruk dan keganasan alam. Sejak keberadaannya manusia dibatasi lingkungannya sendiri mulai dari temperatur yang sangat berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat melindunginya contohnya api yang dapat menghangatkan dan menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada rumah, tenda atau gua. Api dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua 3. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh akan terbebas dari CO2, asam dan pemborosan lain. Istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik dan juga mental sebab stress dapat mengurangi kemampuan untuk bertahan. Dengan demikian istirahat dapat dimasukkan kedalam prioritas ketiga. 4. Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum adalah persoalan didalam survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri dari 2/3 jaringan yang mengandung air dan merupakan bagian sistem sirkulasi di dalam organ tubuh. Air dapat menjaga suhu tubuh, memperlancar buang air dan mencerna makanan. Kondisi lingkungan yang exstrem tanpa air dapat mengurangi kemampuan bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air dapat dimasukkan kedalam prioritas keempat. Sangatlah bijaksana apabila pemakaian air dapat dihemat. 5. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi sementara banyak manusia di benua lain hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan tidak makan berhari-hari. Catatan menunjukkan bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70 hari. Keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas terakhir dalam survival. Penghematan energi adalah salah satu cara untuk mengimbangi kekurangan makanan.

4.1 TINDAKAN UMUM Dalam menghadapi situasi yang sulit berusahalah untuk tenang, istirahatlah yang cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP. Pedoman ini sangatlah penting saat kita menghadapi keadaan yang sulit, contoh ; tersesat. S= Stop and seating Berhenti Duduklah dan Jangan Panik. T= Thinking Gunakan Akal Sehat dan Selalu Sadar Akan Keadaan yang sedang dihadapi. O= Observe Amati Keadaan Sekitar, P= Planning and Preparing Buat Rencana dan Persiapan Mengenai Tindakan / Usaha Yang Akan Dilakukan. Masalah yang dihadapi seseroang akan lebih banyak dari berkelompok karena semua resiko yang akan terjadi hanya diadapi oleh satu orang saja. Jangan bertindak sendiri – sendiri jika survivor lebih dari satu orang. Adanya pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat meng-hemat waktu dan tenaga, demikian pula masalah psikologis akan

lebih teratasi. Tumbuhkan rasa kebersamaan berkelompok dan toleransi antar individu. Pilih salah seorang yang dianggap mampu untuk menjadi pemimpin dalam melakukan survival. Buatlah rencana dann ammbil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. 4.2 TINDAKAN KHUSUS Adapun tindakan khusus sebelum menentukan untuk tetap tinggal di lokasi atau bergerak mencari jalan keluar, yaitu : 1. Mengevaluasi kondisi tim, baik fisik, mental ataupun perbekalan. 2. Mencari daerah terbuka dan menentukan posisi saat keadaan survival agar memudahkan tim SAR dalam melakukan pencarian dan dapat melakukan komunikasi lapangan. 3. Mencari lokasi yang terdapat sumber air dan persediaan makanan. 4. Menangani survivor yang menderita. 5. Memanajemen ulang perjalanan, bila diperlukan. Gaya / Metode Survival dibedakan menjadi 2, yaitu : 1) SURVIVAL STATIS 1. Rawat survivor yang menderita atau sakit. 2. Membuat tempat berlindung yang aman dari cuaca buruk dan hewan yang berbahaya. 3. Hemat persediaan makanan yang ada dan berusaha untuk mencari tambahan di sekitar lokasi. 4. Siapkan dan buatlah tanda darat ke udara dengan piroteknik maupun dengan benda lainnya seperti smoke signal, flare, cermin, kain warna kontras, asap hasil membakar sampah dan sebagainya. 2)

SURVIVAL DINAMIS 1. Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat di bawa dalam perjalanan. 2. Tentukan arah yang di tuju berdasarkan kompas, matahari, atau alat petunjuk lainnya. 3. Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, perlengkapan dan barang bawaan lainnya, serta arah yang di tuju. 4. Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan. 5. Ikuti punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah atau sungai apabila berada di daerah pegunungan. 6. Carilah makanan dan minuman sebelum persediaan yang dibawa habis. 7. Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan janganlah melakukan perjalanan malam. 8. Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh dan untuk melindungi diri dari serangga atau binatang berbahaya.

5. TEKNIS KEGIATAN Kegiatan Survival tidak hanya dilakukan dengan dasar kemampuan Fisik dan Mental yang kuat, dalam Kegiatan Survival-pun ada teknis kebutuhan yang akan menunjang Kegiatan Survival yang akan kita lakukan. Teknis Kegiatan Survival yang akan dibahas dalam buku saku ini adalah Teknis Kegiatan Survival Gunung Hutan atau Jungle Survival. 5.1 MENENTUKAN ARAH DAN LINTASAN Pada saat keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum melakukan perjalanan adalah melakukan orientasi medan kemudian menentukan arah dan memilh lintasan yang aman sehingga tujuan untuk keluar dari kondisi survival dapat tercapai. 5.1.1

MENENTUKAN ARAH

1. Berpedoman pada matahari, matahari selalu terbit di timur dan terbenam di barat. 2. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang alib, garis diagonalnya bila di tarik sampai ke kaki langit menunjukkan arah selatan. 3. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka cari sebuah pohon dan lihatlah lumut yang menempel pada pohon tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah barat. Pedoma ini tidak berlaku pada derah lereng atau lembah pada hutan yang lebat. 5.1.2

MEMILIH LINTASAN

A. Melakukan perjalanan di hutan dataran rendah : Tentukan arah yang di tuju. Hal ini di maksudkan untuk menghindari yang tidak menentu/berputar-putar di sekitar lokasi. Apabila menghadapi sungai yang besar dan sulit di sebrangi maka ikutilah aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar dari daerah survival karena kemungkinan akan tentukan arah dan mengikuti punggungan gunung. Berjalanlah di lembah atau pada aliran sungai karena akan melewati perkampungan penduduk. B. Melakukan perjalanan di pegunungan : Sungai di pegunungan cukup curam dan kadang kala membentuk air terjun 1. Pilih punggungan yang lebih besar untuk turun. 2. Cari jalan teraman. 6. JEJAK Pada kawasan hutan banyak di temui jejak yang merupakan tanda yang menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentuk jejak ini perlu diketahui agar dapat membedakan individu yang meintasi daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai penunjuk arah pergerakan survivor. 6.1 JEJAK HEWAN Berupa telapak kaki, kotoran (faeces) dan sibakan tumbuhan dapat menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh, habitat, makanan dan pola tingkah laku. Sehingga dapat di ambil tindakan untuk membuat jerat atau menghindari hewan berbahaya.

6.2 JEJAK MANUSIA Berupa telapak kaki, sepatu atau sendal, sibakan atau patahan tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah. Dapat menunjukkan aktifitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan, penjelajah atau survivor. 6.3 MEMBUAT JEJAK Usaha untuk survivor untuk keluar dari kondisi survival dalam melakukan pergerakan dapat membuat jajak yang jelas agar tim SAR mudah melacak. Jejak ini dapat di buat sesuai dengan alat atau barang yang di bawa atau tanpa alat sekalipun. a. Menggunakan Alat atau Barang 1. Potongan tali yang di ikatkan pada pohon-pohon dengan jarak tertentu sesuai medan (string line). 2. Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon. 3. Sampah, potongan kain dan barang lai terutama yang berwarna menyolok di letakkan pada jarak tertentu sepanjang jalur yang di lewati. b. Tanpa Menggunakan Alat

1. 2. 3. 4.

Menyiibakkan atau mematahkan tumbuhan. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuhan semak yang berwarna menyolok. Menyusun batu dan ranting membentuk panah. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gambut.

7. MENCARI AIR Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dalam keadaan survival penggunaan air harus di hemat dan jangan melakukan tindakan yang tidak perlu karena kebutuhan air akan meningkat. Rata-rata dalam 1 hari manusia kehilangan 2-3 liter air dalam tubuh bahkan jika sedang istirahat manusia akan kehilangan 1 liter air dari tubuhnya. Seseorang tidak mendapatkan air sama sekali dalam waktu 3 hari maka ia akan terancam kematian. Ketersediaan air di hutan cukup banyak dan dapat di perboehkan dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya air yang diperoleh perlu di proses terlebih dahulu, adapula yang langsung dapat di minum. A. Cara mendapatkan air 1. Di lembah (sungai). 2. Gali tanah dibawah pohon besar. 3. Mengikuti binatang mamalia (ke sungai). 4. Embun. 5. Pohon yang mengandung air (pisang, kantong semar, bambu, rotan, akar gantung). 6. Penguapan daun dan tanah. B. Air yang tidak perlu dimurnikan (dapat diminum langsung) 1. Mata air. 2. Air sungai yang mengalir. 3. Air hujan. 4. Air embun. 5. Air tidak berbau. 6. Air tidak berwarna. 7. Air dari tumbuhan beruas-ruas. 8. Air dari tumbuhan merambat. C. Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu (tidak dapat diminum langsung) 1. Air dari sungai yang besar. 2. Air yang tergenang. 3. Air dari perasan lumut. 4. Air didaerah berbatu/berkapur. 5. Air dari batang pohon pisang. 6. Air laut. 7. Air yang berbau tidak sedap. D. Menghemat penggunaan air 1. Banyak beristirahat / bergerak dengan rileks 2. Jangan merokok 3. Beristirahat ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. 4. Jangan makan, makanlah sedikit mungkin 5. Jangan minum alkohol 6. Jangan banyak berbicara, bernafaslah melalui hidung Air dapat diperoleh dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang sehingga yang tersisa tinggal bawahnya (bongkahnya) lalu buat lubang ditengahnya maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan. *air harus dimurnikan terlebih dahulu.

7. BIVAK Kondisi yang dihadapi survivor di saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi lingkungan di lokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat di perlukan untuk menghadapi pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan sehingga kebutuhan istirahat dapat terpenuhi secara aman dan nyaman. Membuat tempat berindung / bivak harus disesuaikan dengan jumlah survivor pada lokasi tersebut. Bahan untuk membuat bivac/bivoac/bivak di bagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut : 7.1 BIVAK ALAM 1. Pohon yang utuh maupun yang tumbang 2. Dedaunan 3. Gua 4. Lubang Tanah 5. Cerukan tebing 6. Dan Lainnya 7.2 BIVAK BUATAN 1. Poncho 2. Plastik 3. Jas Hujan 4. Flysheet 5. Hammock 6. Dan Lainnya Berbagai bentuk, macam dan cara membuat bivac tergantung daripada selera dan kreatifitas masing-masing, keadaan alam dan lingkungan, jumlah orang dan bahan yang ada untuk membuatnya. Pergerakan malam di hutan sangat berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum matahari terbenam. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivak adalah sebagai berikut : 1. Pilih lokasi yang baik (usahakan ditempat yang datar) 2. Jangan terlalu merusak alam sekitar. 3. Cukup dekat dengan sumber air 4. Hindari daerah aliran air dan buatlah parit disekeliling bivak 5. Bukan pada jalur lintasan binatang buas atau sarang nyamuk/serangga 6. Tidak berada dibawah pohon yang solitaire, tebing, atau benda yang berkemungkinan roboh (rapuh) Memiliki rangka dan kontruksi (bahan) yang kuat 7. Bivac jangan sampai bocor 8. Tidak tergenang air bila hujan 9. Terlindung langsung dari angin Dalam pembuatan bivak dibutuhkan kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak sebaiknya di beri alas dengan daun-daun kering, atau dengan alat yang di bawa agar tubuh tidak kehilangan panas akibat kontak langsung dengan tanah. Apabila memilih gua, kita harus bisa memastikan bahwa tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya. 8. PERAPIAN

Api sangat berguna dalam Kegiatan Survival, dengan adanya api sedikit banyak membawa ketenangan bagi moral petualang itu sendiri, adapun manfaat dari perapian antara lain adalah sebagai berikut; 1. Menjauhkan binatang buas 2. Sebagai penghangat badan 3. Memasak 4. Penerangan 5. Membuat sinyal darurat 6. Dan lainnya Untuk membuat perapian di butuhkan tiga unsur, yaitu: 8.1 BAHAN BAKAR Kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat perapian, kumpulkan ranting dan kayu kemudian potong dan di belah. Jika hanya menemukan kayu lembab, maka buanglah kulitnya dan iris tipis membentuk serpihan. Susunlah kayu bakar dari mulai ukuran yang terkecil hingga ukuran yang besar. Getah damar yang mengandung terpentin dapat di gunakan sebagai bahan bakar pemicu demikian pula jika ada lilin, parafin, kain atau bahan lainnya yang mudah terbakar. 8.2 UDARA Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayunya jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup. Sususnan ini dapat membentuk piramida atau kerucut. 8.3 SUMBER PANAS 1. Berasal dari korek api. 2. Sinar matahari yang di fokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar. 3. Gesekan bambu dengan bambu. 4. Gesekan busur dengan gurdi. 5. Benturan golok atau pisau baja pada batu. 6. Dari alat lain, seperti batu pemantik tau fire starter yang ada pada survival kit. Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi perapian yang aman dan perhatikan arah angin sehingga asap yang di timbulkan tidak mengganggu. Hematlah korek api karena membuat perapian tanpa korek api sangatlah sulit. Jagalah api yang sedang menyala dan matikan apabila akan meninggalkan lokasi. 8.4 MAKANAN Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini bersumber dari tumbuhan atau hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam keadaan survival. Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu di perhatikan adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah makanan yang banyak mengandung karbohidrat, hindarilah makanan yang kering, banyak pati, banyak bumbu dan daging apabila persediaan air terbatas. Seorang Survivor bisa bertahan cukup lama tanpa makanan maksimal sekitar 2-3 minggu, hal ini jika dibandingkan dengan tidak ada air sama sekali. Meskipun tidak melakukan kegiatan apapun, dalam 1 jam tubuh kita membutuhkan 70 kalori untuk menjaga metabolisme tubuh, dalam 24 jam = 1680 kalori. Untuk sekedar mengganjal perut selama dalam perjalanan seorang Survivor bisa makan tumbuhan/makanan apa saja, selama tumbuhan/makanan tersebut aman untuk dikonsumsi. Dari macam-macam makanan dikategorikan menjadi 3, yaitu lemak, protein dan karbohidrat,

dimana 1 gr karbohidrat = 4 kal, 1 gr protein = 4 kal, dan 1 gr lemak = 9 kal. Untuk memanfaatkan bahan yang tersedia kita perlu Memasak agar bahan makanan baik itu dari hewan ataupun tumbuhan dapat kita makan tanpa menyebabkan keracunan. Jadi bahan makanan yang tersedia di alam (natural food) bisa dimanfaatkan secara maksimal. Tujuan Memasak : 1. Sterilisasi bahan makanan 2. Membuat bahan makanan mudah dimakan dan dicerna 3. Menambah kenikmatan rasa Pertolongan pertama untuk keracunan akibat makanan bisa menggunakan air garam, minyak kelapa, dan susu. 9. BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia sehingga pengenalan dan pemilihan jenis yang dapat di makan dan sebagai obat perlu di ketahui, sebab ada beberapa jenis tumbuhan yang beracun dan ada beberapa jenis hewan yang berbisa sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal. Demikian pula apabila memakan satu jenis tumbuhan atau hewan, tidak semua bagian dapat di makan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi adapula bagian dari tumbuhan atau hewan tertentu yang mengandung racun. 9.1 BOTANI PRAKTIS 9.1.1 MENCARI MAKANAN DAN TES TERHADAP TUMBUHANBARU Bagian yang dapat dimakan dan memberikan cukup energy adalah umbi, umbi batang dan umbi akar, buah biji dan daun. A. Ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan 1. Bagian tumbuhan yang masih muda (Pucuk/Tunas) Tumbuhan yang tidak mengandung getah Tumbuhan yang tidak berbau 2. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap 3. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia B. Langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila akan memakan tumbuhan 1. Makan tumbuhan yang sudah dikenal 2. Makan tumbuhan jangan satu jenis tumbuhan saja 3. Perhatikan apakah hewan sekitarnya dapat memakan tumbuhan tersebut atau tidak 4. Hindari dan berhati-hatilah pada tumbuhan atau buah-buahan yang berwarna mencolok 5. Hindari tumbuhan yang mengeluarkan getah berwarna putih/getah seperti sabun 6. Hindari tumbuhan yang rasanya tidak enak (Pahit dan Asam) 7. Hindari tumbuhan yang solitaire (berdiri sendiri) 8. Hindari tumbuhan yang daun atau batangnya berduri dan berbulu 9. Tumbuhan yang akan dimakan dicoba dulu dengan mengoleskan pada tangan atau dicicipi terlebih dahulu dengan dioleskan pada bibir dan lidah, tunggu minimal 5 menit kemudian apabila terasa gatal dan menyengat, sebaiknya tumbuhan tersebut jangan dimakan 10. Apabila pemeriksaan atau pengenalan awal dirasa cukup aman, maka cicipi dulu setiap bahan makanan yang didapat sedikit demi sedikit. 11. Berhati-hatilah terhadap biji-bijian yang berwarna merah/merah tua. 12. Tunggu 5 jam setelah mengkonsumsi tumbuhan yang baru dikenal, jangan makan dan minum yang lain. 9.1.2 JENIS TUMBUHAN YANG DAPAT DI MAKAN 1. Umbi talas (colocasia sp), rumput teki (cyperus rotundus) uwi atau gadung (dioscorea hispida) dan ganyong (canna hibrida).

2. Buah senggani atau harendong (melastoma polyantum), arbei hutan (rubus sp), markisa atau konyal (passiflora quadrangularis) dan ceplukan (physalis angulata). 3. Biji muda sengon (albijia laphonta) dan kaliandra (caliandra cathartica). 4. Daun muda pakutiang (alsophila glauca), rasamala (altingea excesa), selada air (nasturtium officinale), pohpohan atau banyon (pilea melastomoides), sintrong (ghynura arrantiaca) dan antanan atau gagan atau kaki kuda (centela aciatica), daun muda cantigi (vaccinnum variangiae folium). 5. Umbut pakutiang, batang muda ketebon (genostegia hirta), umbut palem hutan (fam ; palmae), batang daun begonia (begonia sp), rebung bambu (bambosa sp) 6. Bunga honje dan kecombrang (nicolaria sp) dan bunga turi (sesbania glandiflora), pisang hutan (musa sp) yang dapat dimakan : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda. 7. Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu : jamur kuping (airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika memakan jamur, karena ban. 8. Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu : jamur kuping (airucularia judae) dan jamur hitam (pleuretus ostratus). Hati-hatilah jika memakan jamur, karena banyak yang beracun dan bila tidak mengenal lebih baik dihindari. 9.1.3

MANFAAT LAIN TUMBUHAN HUTAN Dalam keadaan survival dimana seseorang dihadapkan pada kondisi sulit, dapat memanfatkan tumbuhan selain untuk makanan dapat pula sebagai obat, bahan bakar, untuk membuat tempat berlindung dan tempat mencari air.

A. Dapat Dimakan Atau Diminum 1. Brotowali (Anamitra Cocculus), tumbuhannya merayap, terdapat dihutan, dikampung. Batangnya direbus, rasanya pahit. Digunakan untuk anti demam, anti malaria, pembersih luka dan bisa juga digunakan untuk penambah nafsu makan. 2. Keji Beling/Ngokilo (strobilateses), tumbuhan semak yang bisa dijumpai di hutan. Daunnya dimasak untuk obat sakit pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan. 3. Sembung/Sembung Manis (Blumen Balsmifira), jenis rumput-rumputan yang bisa dijumpai di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, digunakan untuk sakit panas (demam) dan sakit perut. 4. Lumut hati (marchantia polymorpha), bisa dimakan dapat sebagai obat hepatitis (penyakit hati). 5. Antanan atau gagan atau kaki kuda, daunnya bisa dimakan atau dilalap. Sebagai obat sakit perut, batuk, asma dan sariawan. 6. Kaliandra daun dan biji mudanya sebagai obat sariawan. 7. Sembung manis (blumea balsmifera), jenis tumbuhan herba yang daunnya dapat digunakan sakit panas dan sakit perut. B. Tumbuhan Obat Untuk Luka Luar 1. Getah Pohon Kamboja, untuk menghilangkan Bengkak. Gosok getah pada bagian tubuh yang bengkak biarkan 24 jam kemudian bersihkan dengan minyak kelapa lalu air hangat, bisa juga untuk terkilir. 2. Air rebusan Brotowali untuk mencuci luka, juga air Batang Randu (Kapuk Hutan) 3. Daun Sambiloto ditumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking. 4. Kiurat (plantago major), daunnya untuk obat luar seperti luka dan salah urat (keseleo). 5. Nampong (leonitis nepetifolia), daunnya dihaluskan untuk obat luka. 6. Getah kamboja (plumuiera alba), untuk menghilangkan bengkak.

Masih banyak lagi tumbuhan obat yang berasal dari hutan tetapi untuk penggunaannya harus dicampur dan diolah bersama jenis tumbuhan lainnya sehingga menjadi jamu untuk mengobati sakit tertentu. C. Tumbuhan Beracun Beberapa jenis tumbuhan yang berpengaruh buruk terhadap manusia jika dimakan maupun melalui kontak langsung dengan kulit. Jenis tumbuhan ini kebanyakan mempunyai karakteristik tersendiri terlihat dari bentuk morfologis maupun anatominya seperti warna yang menyolok, berduri, tumbuh menyendiri tanpa jenis tumbuhan lain didekatnya dan mengandung getah alkohol yang bersifat racun. lain

Jenis tumbuhan yang berbahaya bila kontak langsung degan kulit, antara : 1. Rengas atau ingas (gluta renghas), getahnya dapat menimbulkan iritasi kulit dan dapat merusak jaringan. 2. Kemadu atau pulus (laportanea stimulans), bulu daunnya bila tersentuh menyebabkan gatal dan panas. 3. Rarawean atau raweh (mucuna pruirens), kelopak polongnya mempunyai rambut yang membuat kulit gatal. 4. Aren, buah aren mentah dapat menyebabkan gatal 5. Getah Pohon Paku putih dapat menyebabkan kebutaan 6. Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal Jenis tumbuhan yang beracun bila dimakan, antara lain : 1. Jarak (jatropha curcas), racun pada bijinya menyebabkan muntah, buang air besar dan kepala pusing. 2. Pangi atau picung (pangium edule), seluruh pohon mengandung asam yang sangat beracun. 3. Kecubung (datura metel), daun dan bunganya mengandung atropin yang menyebabkan halusinasi. 4. Jamur amannita verna, mengandung muskarin yang dapat mematikan hewan maupun manusia. 5. Jamur pcilocybe ap, mengandung philosibin yang menyebabkan halusinasi 6. Jamur jenis lain yang mengandung racun, amannita muscaria, corprinus sp, hygroporus miniatus, gomphus bonari, migrolossum rufum. “UNTUK JAMUR YANG TIDAK DIKENAL, KITA ANGGAP SEMUA JAMUR ITU BERACUN “

D. Tumbuhan Berguna Lainnya 1. Tumbuhan penyimpan air : Palm, Bambu, Rotan (calamus sp) dan tali air atau liana, yang biasa menggantung dari pohon kepohon. 2. Untuk Bahan Bakar : kayu dan ranting kering, getah damar (agates damara) dan getah pinus (pinus mercusi) yang mengandung Terpenting 3. Untuk membuat atap bivak : daun anggrek tanah atau cangkok (carculigo capitulata), daun honje, daun pisang, daun pandan hutan (pandanus furcatus), daun palem hutan, daun aren (arenga pinnata) dan daun paku sarang burung (asplenium nidus) yang biasa menempel pada pohon besar. 4. Indikator air bersih : Tespong, Selada Air 5. Pengusir ular dan serangga : Kayu Lemo 9.2 ZOOLOGI PRAKTIS Hewan memiliki tempat (habitat) yang beragam, semakin tinggi permukaan tanah maka jenis hewan yang ada akan semakin sedikit. Jika tersesat di gunung dan ingin mencari makanan (hewan) kemungkinan terbesar menemukan hewan bukanlah ke arah puncak gunung

melainkan arah kaki gunung. Sama halnya dengan prilaku setiap jenis hewan, ada beberapa waktu perubahan prilaku hewan yang bisa kita manfaatkan untuk menangkap hewan tersebut diantaranya adalah saat musim kawin, hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti inilah waktu yang baik untuk menangkap hewan tersebut. Adapun waktu perubahan prilaku hewan yang berbahaya bagi kita diantaranya bertelur, saat ular telah berganti kulit atau saat menjaga telurnya. Pada saat seperti ini hewan biasanya akan bertambah ganas. Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang bersumber dari hewan yaitu: 1. Jenis hewan tersebut 2. Tempat hidup atau habitatnya 3. Ukuran tubuhnya 4. Makanannya 5. Pola tingkah laku hewan tersebut Banyak jenis hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan survival, tetapi karena sifat hewan yang mobile, maka cara mendapatkannya lebih sulit dibandingkan dengan tumbuhan. Situasi dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi sifat dan tingkah laku hewan tersebut. Ada hewan yang keluar dari tempat persembunyiannya dan mencari makan pada malam hari (nocturnal), sehingga siang hari sulit ditemukan, ada pula yang keluar siang hari saja (diurnal). Hampir semua jenis hewan tersebut dapat dimakan tetapi dalam menangkap hewan tersebut harus berhati-hati karena ada beberapa jenis yang berbahaya dan berbisa dan diperlukan keterampilan untuk menangkap atau menjerat hewaan tersebut. Untuk mengetahui jenis, ukuran tubuh dan populasi hewan pada suatu daerah, selain dengan melihat langsung tetapi juga dengan memperhatikan faeces (kotoran) dan jejak kaki hewan tersebut. 9.2.1 BINATANG YANG BERGUNA 1. Mullusca. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah berbagai macam siput dan kerang (bivalvia). Siput umumnya hidup di semak dalam hutan, sedangkan kerang umumnya hidup di saluran-saluran air atau terbenam dalam lumpur. 2. Annelida. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing (pherentima sp). Cacing dapat diperoleh dengan cara menggali tanah atau di sarang burung pada batang pohon. Cacing yang mempunyai ukuran cukup besar adalah cacing sondari. Jika akan dimanfaatkan, isi perut cacing dibersihkan dahulu. 3. Insecta. Jenis serangga yang sering dimanfaatkan adalah jenis belalang karena ini mudah dijumpai didaerah berumput. Di beberapa tempat juga dijumpai ulat serangga yang mengandung protein cukup tinggi seperti ulat sagu dan ulat jati. 4. Crustacea. Yang termasuk jenis ini adalah udang dan kepiting. Hewan ini dapat dijumpai pada aliran airyang mengalir di pegunungan, terutama daerah pinggiran sungai yang berbatu. 5. Pisces. Sama halnya dengan udang, ikan juga sering dijumpai didaerah aliran air di pegunungan, sungai dan danau karena air merupakan habitat ikan. 6. Amphibia. Banyak dijumpai didekat aliran air di hutan terutama pada malam hari karena katak bersifat nocturnal. Katak yang bisasa dimakan jenis (rana sp). Di hutan kalimantan, sumatera, sulawesi banyak ditemui jenis (rana macrodont) yang merupakan jenis katakterbesar yang bisa dimakan. 7. Reptilia. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah ular, kadal, cicak, dan sebagainya. Di daerah hutan tertentu merupakan hunnian ular besar seperti ular sanca (phiton reticulates). Disamping berbahaya karena lilitannya yang kuat, ular

sanca tidak berbisa dan dapat dimakan, tetapi bagian kepala dan isi perutnya harus dibuang karena pada bagian kepala terdapat kelenjar bisa. 8. Mamalia. Yang termasuk kelompok ini adalah kelinci, rusa, tikus dan sebagainya. Untuk mendapatkan hewan ini cukup sulit karena geraknya lincah sehingga dibutuhkan jerat untuk menangkapnya. 9. Aves (burung). Yang termasuk kelompok ini adalah ayam hutan (gallus gallus) yang dapat dijerat, sedangkan jenis burung lainnya lebih sulit didapat karena kemampuan terbangnya. Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya, Ular, kadal, kura-kura dapat dimakan. Lebah bisa diambil madu dan larvanya. 9.2.2 MENGATASI GANGGUAN BINATANG 1. Nyamuk : Bunga kluwih yang dibakar, kulit jeruk, membakar kain kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk, oleskan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk 2. Disengat Lebah : oleskan air bawang merah pada luka bekas sengatan berkali-kali, tempelkan tanah basah/liat diatas luka sengatan, jangan dipijit, tempelkan pecahan genting panas diatas luka, olesi dengan vetsin untuk mencegah pembengkakan 3. Gigitan Lintah : Teteskan air tembakau, garam atau sari jeruk mentah pada lintahnya. Untuk membuang atau mengangkat lintah upayakan dengan patahan kayu hidup yang ada kambiumnya. 10. JERAT / TRAP Jerat atau Trap ( jebakan ) akan sangat berguna untuk mendapatkan binatang yang akan dijadikan sebagai bahan makanan dalam keadaan Survival. Berikut ini adalah teknik yang dapat anda gunakan dalam berburu binatang ( lihat di Bab Gambar ), antara lain : 1. Mengikuti jejaknya ( bekas makan, kotoran, bau dan suara ) 2. Mengikuti jalur hewan 3. Membuat trap ( jebakan ) di jalur hewan 4. Kalau di gunung, di puncak tidak ada binatang. 11. SURVIVAL KITS Agar Survivor tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan Survival, perlu dilengkapi alat-alat Survival yang memadai.

11.1.

JUNGLE SURVIVAL KITS (PRO) 1. 2 Buah Senjata Tajam *contoh ; Bayonet dan Parang 2. Waterproof Matches (Korek Api Anti Air) 3. Batu Api / Geretan 4. Lilin atau Parafin 5. Peralatan Navigasi Darat 6. Poncho / Jas Hujan / Raincoat 7. Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarumnya 8. Benang Sol dengan Jarumnya 9. Tali Temali 10. Kail dan Senar 11. Flash Light (Senter) 12. Peluit 13. Cermin Kecil 14. Obat Pribadi 15. Alat Kosmetik / Sunblock (Penangkal Panas) 16. Topi Rimba

17. Sarung Tangan 18. Tablet Garam, Norit 19. Kantung Plastik (Besar Maupun Kecil) 20. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom 11.2.

JUNGLE SURVIVAL KITS (MINI) 1. Senjata Tajam *contoh ; Parang 2. Korek Api 3. Lilin dan Atau Parafin 4. Peralatan Navigasi Darat 5. Poncho / Jas Hujan / Raincoat 6. Jarum, Peniti, kancing, Benang dan jarum 7. Benang Sol dengan Jarumnya 8. Mini Flash Light / Flash Light (Senter) 9. Peluit 10. Obat Pribadi 11. Kantung / Botol Tempat Air Atau Kondom

* Benda yang ditulis dengan huruf tebal berarti benda tersebut sangat penting dalam Kegiatan Survival. * Untuk Survival Kits hendaknya disesuaikan dengan lingkungan atau medan yang di tempuh agar kita bisa mengefisiensikan kegunaan atau kapasitas tempat dimana kita akan membawa Survival Kits tersebut.

TEKNIK PERSIDANGAN Tim Darurat Medik Universitas YARSI 



DEFINISI SIDANG - Suatu bentuk diskusi resmi - Membahas suatu permasalahan - Diikuti orang tertentu - Memutuskan sesuatu - Melalui mekanisme-mekanisme yang jelas/teratur PERANGKAT SIDANG o Presidium Sidang  Ganjil  Tugas mengambil keputusan & mengarahkan jalannya sidang





 





 Bersifat netral, tidak memihak o Notulensi o Time Keeper o Peserta Sidang o Palu Sidang o Draft sidang (Agenda acara, Tata tertib) o Quorum JENIS-JENIS SIDANG 1. Sidang Paripurna 2. Sidang Pleno 3. Sidang Komisi 4. Sidang Khusus BENTUK SIDANG o Skorsing Sidang: Sidang lebih santai, dan peserta dapat sambil melakukan aktivitas lain asalkan tidak mengganggu jalannya sidang dan tetap memperhatikan sidang o Sidang: Sidang formal dan semua peserta harus memperhatikan dengn serius, biasanya dipergunakan saat pembacaan keputusan sidang TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Musyawarah mufakat → Lobying → Voting ISTILAH DALAM SIDANG o Pending: memberhentikan sidang untuk sementara waktu dengan tujuan tertentu seperti istirahat, lobby, penundaan sidang. o PK/Peninjauan kembali : mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali pembahasan/ putusan yang telah ditetapkan o Interupsi: memotong/menyela pembicaraan dikarenakan ada hal-hal yang sagat penting untuk diungkapkan. MACAM-MACAM INTERUPSI o Point of Order Digunakan apabila peserta sidang ingin menyampaikan pendapat, pertanyaan, meminta penjelasan, atau menyampaikan keinginan. o Point of Information Digunakan apabila peserta sidang ingin memberikan informasi kepada persidangan tentang suatu hal. o Point of Clarification Digunakan apabila peserta sidang ingin mengklarifikasi sesuatu hal yang keliru. o Point of Previllage Digunakan apabila peserta sidang merasa dilecehkan atau dijatuhkan nama baiknya oleh peserta sidang yang lainnya. KETUKAN PALU SIDANG 1X Ketukan : - Mengesahkan keputusan sementara - Skorsing sidang 1x5 menit, 1x10 menit, 1x15 menit - Mencabut skorsing 1x5 menit, 1x10 menit, 1x15 menit - Pengalihan pimpinan sidang 2X Ketukan : - Skorsing & mencabut 2x5 menit, 2x10 menit, 2x15 menit - Mencabut skorsing untuk waktu 2x5 menit, 2x10 menit, 2x15 menit 3X Ketukan : - Pembukaan paling pertama sidang - Pengambilan Keputusan Mutlak

- Mengakhiri sidang Ketukan berulang: Menenangkan peserta jika ada keributan, atau meminta peserta mem perhatikan jalannya sidang. Presidium:  Pimpin sidang dengan tegas  Mengambil keputusan secara musyawarah mufakat dan membacakan keputusan dengan tegas dan jelas tanpa ada pengulangan kata  Terkadang perlu sedikit egois untuk mengambil keputusan tapi empati, bijaksana, dan berwibawa Notulen:  Catat opsi yang diberikan oleh quorum/peserta  Catat hal-hal yang penting yang disampaikan oleh quorum/peserta (termasuk jenis-jenis interupsi point2)  Bantu ketua presidium Time Keeper:  Hitung waktu sidang  Beritahu presidium apabila waktu sidang habis  Bantu ketua presidium

STEP-STEP PERSIDANGAN UNTUK DIBACAKAN KETUA PRESIDIUM (NB: kata2 yg ditebelin itu yg harus dibaca, yg dimiringin itu intruksi, yg digarisbawahin itu co ntoh, ini contoh sidang membahas Tata Tertib yaaa...) 1. Dengan membaca bismillahirrahmanirrahim, saya Mirza Insani dengan bantuan Balqish Trisnania Rahma di sebelah kanan saya sebagai notulen dan Bella Anggraini di sebelah kiri saya sebagai time keeper, dengan ini memimpin sidang Pleno pertama Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015. (KETOK PALU 3X) 2. Sekarang saya akan membahas Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015, sebelumnya mari kita alokasikan terlebih dahulu waktu sidang, apakah ada yang mempunyai pendapat mengenai waktu sidang? (misal ada yg jwb 2x10, 1x10, 2x15, setiap opsi dicatat notulen kemudia setelah quorum/peserta mengemukakan pendapat tanyakan satu persatu setiap opsi misal: “opsi pertama 2x5, Setuju?”, lalu pilihan yang berikutnya ditanyakan, kalo misal uda dapet kebanyakan setuju dari awal itu aja yg dipilih, gausa tanya opsi yg lain), selanjutnya bentuk sidang nya skorsing

ataukah sidang? (tanyain juga begini, “Bentuk sidang berupa skorsing, setuju?” misal dominan pd jwb “skorsing”). Keputusan uda ada misal jadinya sidang mengenai tata tertib RUA selama 2x5 menit dengan bentuk skorsing, presidium harus baca begini: “Sidang membahas Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015 selama 2x5 menit dalam bentuk skorsing sidang saya buka.” (KETOK PALU 2x *sesuaikan dengan waktunya, apabila 1x5 menit ya cm 1x, kalo 2x5 menit ya 2x KETOKan) 2. Sekarang saya akan membacakan Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015, apakah tata tertib langsung dibacakan semua terlebih dahulu lalu dibahas atau membahas tata tertib per poin? (misal pada jawab per point), Baik, tata tertib akan saya bacakan per poin, setuju? (Kalo setuju semua, KETOK PALU 1x, terus bahas deh satu-satu, tiap bacain perpoin tanya satu-satu pada setuju ngga, selalu rekap misalnya “blablabla, setuju?”, kalo pd setuju semua KETOK PALU 1x, harus tegas! Kalo ada perbedaan pendapat, musyawarahin dulu JGN LGSG VOTING!!!)

KONDISI: WAKTU SIDANG HABIS NAMUN MASIH ADA YANG HARUS DIBAHAS 1. Waktu sidang sudah habis nih, lgsg ngmg gini: “karena waktu sidang 2x5 menit telah habis, sidang pleno membahas Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015 saya tutup” (KETOK PALU 2X *sesuaikan dengan waktunya, apabila 1x5 menit ya cm 1x, kalo 2x5 menit ya 2x KETOKan). 2. misalnya masih ada yang harus dibahas ni, ngmg gini: “Pembahasan mengenai Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015 belum habis dan masih harus dilanjutkan, sebelumnya apakah kita adakan skorsing sidang terlebih dahulu atau langsung dilanjutkan? (pada jawab langsung, terus rekap ngmg gini: “Sidang akan dilanjutkan, setuju?”, kalo pd setuju KETOK PALU 1x. 3. Lalu tentuin jenis sidang sama bentuk sidang kayak diatas ngmg begini sebelumnya mari kita alokasikan terlebih dahulu waktu sidang, apakah ada yang mempunyai pendapat mengenai waktu sidang? (misal ada yg jwb 2x10, 1x10, 2x15, setiap opsi dicatat notulen kemudian setelah quorum/peserta mengemukakan pendapat tanyakan satu persatu setiap opsi misal: “opsi pertama 2x5, Setuju?”, lalu pilihan yang berikutnya ditanyakan, kalo misal uda dapet kebanyakan setuju dari awal itu aja yg dipilih, gausa tanya opsi yg lain), selanjutnya bentuk sidang nya skorsing ataukah sidang? (tanyain juga begini, “Bentuk sidang berupa skorsing, setuju?” misal dominan pd jwb “skorsing”). Keputusan uda ada misal jadinya sidang mengenai tata tertib RUA selama 2x5 menit dengan bentuk skorsing, presidium harus baca begini: “Sidang membahas kembali Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015 selama 2x5 menit dalam bentuk skorsing sidang saya buka.” (KETOK PALU 2x *sesuaikan dengan waktunya, apabila 1x5 menit ya cm 1x, kalo 2x5 menit ya 2x KETOKan) KONDISI: PEMBAHASAN TELAH SELESAI DAN AKAN DIBACAKAN KEPUTUSAN SIDANG 1. Udah beres nih pembahasannya, ngomong begini: karena pembahasan telah habis, sidang pleno membahas tata tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi saya tutup” (KETOK PALU 2x *sesuaikan dengan waktunya, apabila 1x5 menit ya cm 1x, kalo 2x5 menit ya 2x KETOKan). 2. Selanjutnya saya akan membacakan keputusan sidang, untuk pembacaan keputusan, ada yang mempunyai pendapat mengenai alokasi waktu pembacaan? (misal ada yg jwb 1x5, 1x10, 2x5, setiap opsi dicatat notulen kemudian setelah quorum/peserta mengemukakan pendapat tanyakan satu persatu setiap opsi misal: “opsi pertama 1x5, Setuju?”, lalu pilihan yang berikutnya ditanyakan, kalo misal udah dapet kebanyakan setuju dari awal itu aja yg dipilih, gausah tanya opsi yg lain). Baik, keputusan sidang akan dibacakan selama 1x5 menit, setuju? (misal pd jwb setujuuuu semuaaa, KETOK 1x PALUnya *sesuaikan dengan waktunya, apabila 1x5 menit ya cm 1x, kalo 2x5 menit ya 2x KETOKan), bacain deh misal gini: Ketetapan Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2011 Nomor: 01/TAP/RUA-TDM/I/2015 tentang AGENDA ACARA DAN CARA TATA TERTIB RAPAT UMUM ANGGOTA TIM DARURAT MEDIK UNIVERSITAS YARSI 2015 .... (bla bla bla bacain sampe bawah lalu tandatanganin sesuai posisi) lalu KETOK 3x)

KONDISI: MASIH ADA YANG HARUS DIBAHAS NAMUN QUORUM/PESERTA MINTA ISTIRAHAT 1.

Kan tadi uda ditutup sidangnya karena waktu habis, lalu seperti biasa tanya gini dlu:

“Pembahasan mengenai Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015 belum habis dan masih harus dilanjutkan, kita adakan skorsing sidang terlebih dahulu atau langsung dilanjutkan? (pada jawab “skorsing” dulu, terus rekap ngmg gini: “Sidang akan diskorsing, setuju?”, kalo pd setuju KETOK PALU 1x, “Berapa lama alokasi waktu untuk skorsing sidang ini?”, ulangin tanya waktu ky tdi lah, misal uda oke nih, dapet 2x10 menit, presidium ngmg gini: “Sidang membahas Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015 saya SKORSING selama 2x10 menit” (KETOK PALU 2x *sesuaikan dengan waktunya, apabila 1x5 menit ya cm 1x, kalo 2x5 menit ya 2x KETOKan) 2.

kalo udah beres istirahat nya ngmg gini: “Skorsing Sidang membahas Tata Tertib Rapat Umum Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi 2015 selama 2x10 menit saya cabut” (KETOK PALU 2x *sesuaikan dengan waktunya, apabila 1x5 menit ya cm 1x, kalo 2x5 menit ya 2x KETOKan)

KONDISI: ADA PERGANTIAN KETUA PRESIDIUM ngmgnya gini: “Dengan mengucap bismillahirrahmaanirrahiim, Saya ... dengan ini menyerahkan PALU sidang kepada saudara ... “ (KETOK PALU 1x) Terus yang nerima PALU (yang jadi ketua presidiumnya ngmg gini): “Dengan mengucap bismillahirrahmaanirrahiim, Saya ... dengan ini menerima PALU sidang dari saudara ... (KETOK PALU 1x)

CATATAN: 

    



Presidium biasanya bisa diganti satu paket semuanya termasuk notulen dan time keeper ato bisa juga ketua diganti sm time keeper nya, diganti sepaket apabila sidang pleno berganti Maksudnya bentuk sidang “skorsing” itu sidangnya lebih nyantai, klo bentuk sidang “sidang” itu lebih formal dan harus serius. Maksudnya kalo presidium skorsing sidang bisa jadi untuk istirahat atau memberi waktu quorum/peserta untuk berunding mengenai sesuatu. JALANKAN SIDANG SESUAI TATA TERIB YANG TELAH DISEPAKATI !!!!!!!! INTINYA SIH GITU2 AJA!! KALO ADA SIDANG UNTUK MEMBAHAS SUATU HAL BUKA LAGI AJA KAYA POIN 1, DENGAN MATERI YANG BERBEDA. INGAAAAT!!! PENGAMBILAN KEPUTUSAN HARUS MUSYAWARAH MUFAKAT JANGAN MAEN VOTING AJA !!! TANYA PENDAPAT QUORUM/PESERTA SEJELAS-JELASNYA!! KALO ADA QUORUM/PESERTA YANG NANYA MENGENAI SATU HAL KALO EMG PRESIDIUM GA BISA JAWAB BISA LEMPARKAN KE QUORUM/PESERTA TANYAKAN ADA YANG DAPAT MENJELASKAN ATAU TIDAK,. INGAT BAIK2 BAHWA PRESIDIUM MEMPUNYAI JABATAN TERTINGGI SAAT SIDANG, JANGAN MAU DIINJAK2 OLEH QUORUM/PESERTA, HARUS TEGAS BERWIBAWA ADIL, TERKADANG HARUS EGOIS APABILA JIKA DIHARUSKAN NAMUN TETAP BIJAKSANA.

MANAJEMEN BENCANA Tim Darurat Medik Universitas YARSI Tim Darurat Medik Univeristas Yarsi sebagai Tim Darurat Medik Universitas Yarsi kemahasiswaan berkewajiban untuk turut berperan serta aktif dalam upaya penanganan bencana. Peran serta aktif dari Tim Darurat Medik Univeristas Yarsi dalam "menolong korban bencana" perlu disusun dalam suatu sistem penanganan bencana. Sistem penanganan bencana tersebut haruslah sistem yang benar-benar fleksibel dan dapat meningkatkan peran serta Tim Darurat Medik Universitas Yarsi. Fungsi utama sistem penanganan bencana adalah untuk memastikan bahwa sumber daya dan kerja dari Tim Darurat Medik Universitas Yarsi terkoordinasi dengan baik untuk melakukan usaha terbaik melaksanakan penanggulangan bencana. Dengan demikian, jika sistem penanggulangan bencana ini diikuti dengan disiplin, maka:

1. Akan ada kejelasan antara peran manajemen dan koordinasi yang dilakukan oleh Tim Darurat Medik Univeristas Yarsi bersama instansi, institusi dan Tim Darurat Medik Universitas Yarsi lainnya; 2. Akan ada kejelasan antara peran manajemen dan koordinasi yang dilakukan oleh Tim Darurat Medik Universitas Yarsi; 3. Tugas-tugas penanggulangan bencana dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien; dan 4. Terjadi optimalisasi dan efektifitas dalam keseluruhan tindakan. Maka haruslah dimaknai dengan cara pandang : 1. Menguatkan komitmen kepada kelompok yang tidak terlindungi dan yang lemah. 2. Mobilisasi sumber daya yang ada di Tim Darurat Medik Universitas Yarsi. 3. Membangun solidaritas kolektif dan membangun kohesivitas secara terstruktur. 4. Mengembangkan kapasitas serta kapabilitas Tim Darurat Medik Universitas Yarsi bersama seluruh anggotanya. 5. Meningkatkan dan mengoptimalkan sistem penanggulangan bencana dalam bentuk jejaring simpul-simpul, tanggap darurat, rehabilitasi bencana di lingkungan Tim Darurat Medik Universitas Yarsi dalam penanggulangan bencana; peningkatan kapasitas anggota dan pengelola penanggulangan bencana. 6. Mengembangkan kesadaran bencana di lingkungan Tim Darurat Medik Universitas Yarsi, kampanye kesadaran menghadapi bencana di masyarakat, advokasi sistem penanggulangan bencana, dan usaha-usaha lain dalam program rehabilitasi pasca tanggap darurat yang tersistem dengan program. 7. Meningkatkan keterpaduan dan kesiapan Tim Darurat Medik Universitas Yarsi dalam penanggulangan bencana, peningkatan kualitas tanggap darurat, peningkatan kualitas manajemen dan pengadaan logistik tanggap darurat, serta advokasi dan rehabilitasi pasca bencana. 8. Mengoptimalkan standar pelayanan kesehatan melalui standarisasi pelayanan, optimalisasi pelayanan terhadap permasalahan kesahatan masyarakat dan penanggulangan bencana. Konsep penanganan bencana Tim Darurat Medik Universitas Yarsi adalah untuk memastikan penggunaan secara optimal sumber daya Tim Darurat Medik Universitas Yarsi yang ada. Karenanya, pengaturan Tim Darurat Medik Universitas Yarsi onal yang dibutuhkan untuk penanganan bencana (baik sebelum, selama, maupun setelah bencana) yang didasarkan pada struktur Tim Darurat Medik Universitas Yarsi yang telah

ada.

Komponen-komponen yang ada dalam Sistem Penanggulangan Bencana Tim Darurat Medik Universitas Yarsi adalah sebagai berikut:

1. Fasilitas Fasilitas adalah perangkat keras yang dapat mendukung kerja-kerja dalam penanganan bencana. Fasilitas yang dibutuhkan Tim Darurat Medik Universitas Yarsi antara lain Pusat Koordinasi Tanggap Darurat, alat komunikasi, dan ruang penyimpanan perlengkapan dan perlengkapan evakuasi. 2. Perlengkapan dan Persediaan Tim Darurat Medik Universitas Yarsi perlu memiliki berbagai kategori perlengkapan dan persediaan darurat dan hal tersebut akan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan masing-masing tapi biasanya hal-hal berikut perlu disimpan dan dijaga. 3. Anggota Terlatih Harus ada anggota yang terlatih untuk menjalankan semua fungsi yang dibebankan pada Tim Darurat Medik Universitas Yarsi. Sehingga harus bisa memastikan adanya program pelatihan yang memadai. 4. Sistem Komunikasi Tanpa komunikasi yang memadai dan efektif, tidak ada Tim Darurat Medik Universitas Yarsi penanggulangan bencana yang bisa berjalan dengan memuaskan. Dalam istilah penanganan bencana, ada empat pertimbangan penting dalam sistem komunikasi, yakni sistem komunikasi harus:  Menyediakan fasilitas memadai untuk kegiatan normal sehari-hari dari Tim Darurat Medik Universitas Yarsi .  Mampu meluaskan peran dari peran sehari-hari menjadi fungsi yang lebih luas dengan tuntutan yang lebih besar dalam operasi tanggap darurat.  Menyediakan kapabilitas bergerak jika dibutuhkan.



Memiliki kapasitas cadangan atau bantuan (back-up) untuk memenuhi tuntutan darurat. 5. Sistem Peringatan Efektivitas sistem peringatan adalah salah satu komponen penting dalam kapabilitas Tim Darurat Medik Universitas Yarsi untuk menangani bencana. Karenanya kebutuhan ini perlu dipenuhi secara memadai dalam semua sistem Tim Darurat Medik Universitas Yarsi onal di semua tingkatan, yaitu kapabilitas untuk menyebarkan peringatan pada tingkat masyarakat lokal. Misalnya, melalui pengeras suara masjid atau penyampai pesan, jika kondisi mengharuskan. 6. Manajemen Informasi Informasi memiliki arti sangat penting dalam menangani situasi bencana. Sumber informasi juga perlu dipertimbangkan dengan hati-hati dalam rangka menyediakan dua kategori utama informasi, yakni informasi krisis dan informasi peta. Pemprosesan informasi cenderung dikelompokkan dalam siklus informasi bencana:



Informasi tentang sesuatu.

  

Pengkajian (atau evaluasi). Pembuatan keputusan. Penyebaran informasi dan keputusan.

7. Fasilitas Hubungan Sebagian besar sistem Tim Darurat Medik Universitas Yarsi onal perlu memasukkan fasilitas untuk berhubungan dengan berbagai lembaga terkait. 8. Fasilitas Bergerak Sifat dari bencana, terutama kecenderungannya yang mengganggu fasilitas yang ada di daerah yang tertimpa, membutuhkan konsep mobilitas yang kuat dalam penerapan tindakan penanggulangan. 9. Kewaspadaan, Aktivasi dan Meninggalkan Diri (Stand-down) Pengaturan Tim Darurat Medik Universitas Yarsi onal diperlukan untuk kewaspadaan, aktivasi dan pergi (stand-down) dalam sistem penanganan bencana. Pengaturan ini biasanya terdapat dalam rencana penanggulangan bencana (termasuk prosedur operasional). 10. Kebutuhan Administratif Aktivitas penanggulangan bencana membutuhka banyak dukungan administratif. Skala kebutuhkan logistik dan administratif yang diperlukan untuk aspek-aspek respon. Akan tetapi, kebutuhan administratif pada saat non-bencana juga sama pentingnya, terutama jika aspek kesiapsiagaan, pelatihan dan kesadaran publik ingin dijaga pada tingkat keefektifan yang diperlukan. 11. Pusat Koordinasi Tanggap Darurat (Posko Tanggap Darurat) Pusat Koordinasi Tanggap Darurat menyatukan aspek-aspek vital seperti:

       

Komunikasi, Informasi, Peringatan, Pengkajian dan pengawasan situasi, Prioritas tindakan. Alokasi tugas, Koordinasi kegiatan, Media dan informasi publik.

Adapun tahap pelaksanaan kegiatan penanggulan bencana adalah sebagai berikut : Tahap 1 : Kesiapan (Kesiagaan) Tahap ini dimulai ketika diterima nformasi tentang kemungkinan bahwa Rencana penanggulangan bencana harus dijalankan oleh Tim Darurat Medik Universitas Yarsi dan tindak tersebut terdiri dari :

a. b. c. d.

Kajian Cepat Kesehatan Identifikasi sumber daya Identifikasi Kesiapan sistem Persiapan administrasi

Tahap 2 : Menunggu dan Bersiap Tahap ini dimulai ketika diumumkan adanya ancaman bencana, dan tindakan yang dilakukan adalah :

1. Mengaktifkan sistem komunikasi. 2. Mengaktifkan sistem administrasi 3. Mensiagakan sumber daya manusia sesuai dengan bidangnya. Tahap 3 : Tindakan Tahap ini dimulai ketika sudah jelas bahwa bencana sudah dekat atau ketika kejadian bencana sedang terjadi atau setelah terjadi bencana. Dalam kondisi ini perlu cepat melakukan pendataan :

1. 2. 3. 4.

Jumlah korban luka dan meninggal Kerusakan fasilitas umum dan tempat tinggal Menentukan lokasi aman, evakuasi, dan pengungsi Pemenuhan kebutuhan dasar hidup berupa layanan kesehatan, sandang pangan, sanitasi air bersih, keamanan, khususnya untuk anak-anak dan perempuan

Mekanisne Pengaturan Anggota: Pra-bencana

1. Setiap anggota yang akan terjun dalam misi kemanusiaan harus terdata. 2. Setiap anggota siap secara fisik, kemampuan dan mental Tanggap Darurat

1. Setiap anggota yang bergabung dalam penangan bencana, diwajibkan menggunakan atribut atau tanda pengenal Tim Darurat Medik Universitas Yarsi . 2. Bila terjadi suatu bencana maka anggota yang dikirim sebaiknya telah mendapatkan pelatihan dan sesuai kompetensinya. 3. Setiap pekerjaan anggota harus selalu dalam satu koordinasi dan melaporkan kegiataannya pada koordinator. Pasca Bencana :

1. Setiap anggota yang telah selesai melakukan kegiatan di lapangan harus melaporkan diri.

2. Tim Darurat Medik Universitas Yarsi selaku penanggung jawab kegiatan penanggulangan kebencanaan harus melakukan koordinasi anggota dengan otoritas penanganan bencana di daerah tersebut. 3. Tim Darurat Medik Universitas Yarsi mengkoordinasi evaluasi kegiatan anggota bersama. 4. Tim Darurat Medik Universitas Yarsi membuat laporan jumlah anggota yang terlibat dalam kegiatan penanggulangan bencana yang diselenggarakan kepada Rektor Universitas Yarsi. Anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi yang merupakan mahasiswa, termasuk ke dalam penggolongan relawan dan berkewajiban memiliki kompetensi sebagai implementasi dari ilmu pengetahuan (knowledge) yang dimiliki serta kemampuan (skills) dan untuk itu maka setiap anggota Tim Darurat Medik Universitas Yarsi wajib memiliki kemampuan personal berupa : 1. Kemampuan melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 2. Kemampuan melakukan Triage 3. Kemampuan melakukan evakuasi korban 4. Kemampuan manajerial 5. Kemampuan bekerja sama dalam tim

6. Kemampuan melakukan interaksi sosial kemasyarakatan 7. Kemampuan memimpin suatu tim yang keseluruhannya dilakukan dengan percaya diri secara cepat dan tepat.

Related Documents

?.docx
May 2020 65
'.docx
April 2020 64
+.docx
April 2020 67
________.docx
April 2020 65

More Documents from "Magister Nagi"