A. DEFINISI CORE STABILITY Core muscle atau otot inti, secara umum dapat diartikan sebagai otot dimana titik tengah gravitasi tubuh (centre of gravity) berada, dan semua gerakan dalam tubuh berasal dari otot core. Otot core menopang seluruh gerakan dan keseimbangan tubuh manusia. Secara spesifik, otot core adalah struktur otot-otot yang menopang keseluruhan struktur tulang belakang, perut, panggul dan pelvis, atau yang disebut dengan istilah LPHC (Lumbo-Pelvic Hip Complex). Otot core yang kuat berguna untuk menjaga keseimbangan proporsi otot-otot tubuh dalam melakukan keseluruhan rantai kinetic gerak tubuh kita. Dalam gerak dinamis tubuh manusia, otot core mengontrol efisiensi gerakan akselerasi/deselerasi, dan stabilisasi tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya cedera. Struktur otot core secara spesifik dapat dibagi menjadi 3 bagian:
sistem stabilisasi lokal sistem stabilisasi global sistem gerak SISTEM STABILISASI LOKAL Sistem stabilisasi lokal adalah otot-otot yang secara langsung menempel dengan tulang belakang kita. Otot-otot ini hampir keseluruhan terdiri dari serabut otot tipe I (slow twitch). Fungsi otot core ini adalah untuk memberi topangan pada tulang belakang kita agar tidak menerima tekanan yang berlebih pada ruas-ruasnya. Otot core ini juga berfungsi untuk menjaga bentuk postur tubuh kita pada posisi postur yang baik. Otot-otot pada sistem stabilisasi lokal ini terdiri dari otot-otot the transverse abdominis, internal obliques, multifidus, pelvic floor musculature, dan diaphragm. Otot-otot ini selain menjaga kestabilan tulang belakang, juga berfungsi untuk meningkatkan tekanan pada perut (intraabdominal pressure), dimana dengan adanya tekanan pada perut dapat meningkatkan dan menghasilkan ketegangan otot (muscle tension) pada bagian otot yang lain. SISTEM STABILISASI GLOBAL Sistem stabilisasi global terdiri dari otot-otot yang menempel dari bagian pelvis sampai ke tulang belakang. Otot-otot ini berperan untuk mentransfer beban antara ekstremitas tubuh atas dan ekstremitas tubuh bawah, memberikan stabilitas antara pelvis dan tulang belakang, dan memberikan stabilisasi dan kontrol eksentrik dari otot core (LPHC) saat kita melakukan gerakan dinamis. Sistem stabilisasi global terdiri dari otot quadratus lumborum, psoas major, external obliques, internal oblique, rectus abdominis, gluteus medius, dan adductor complex.
SISTEM GERAK Sistem gerak terdiri dari otot-otot yang menyambung tulang belakang dan/atau pelvis secara langsung dengan bagian tubuh ekstremitas atas dan bawah (lengan dan kaki). Otot-otot ini penting dalam mengatur tubuh untuk menghasilkan gaya/tenaga konsentrik dan deselerasi eksentrik saat melakukan aktivitas gerakan yang dinamis. Otot-otot utama dari sistem gerak adalah otot latissimus dorsi, hip flexors, hamstring complex, dan quadriceps. Berikut ini adalah otot-otot yang merupakan bagian dari struktur otot core secara keseluruhan: Sistem Stabilisasi Lokal
Sistem Stabilisasi Global
Sistem Gerak
Transversus Abdominis
Quadratus Lumborum
Latissimus Dorsi
Internal Oblique
Psoas Major
Hip Flexors
Lumbar Multifudus
External Oblique
Hamstring Complex
Pelvic Floor Muscle
Portions of Internal Olique
Quardiceps
Diaphragm
Rectus Abdomisi Glyteus Medius
Adductor Complex
Adductor Magnus Adductor Longus Adductor Brevis Gracilis
Seluruh otot dari ketiga sistem di atas bekerja secara bersama-sama untuk memberikan stabilisasi dinamis dan kontrol neuromuskular dari keseluruhan otot core (LPHC). Otot-otot ini menghasilkan gaya (kontraksi konsentris), mengurangi kekuatan/gaya (porsi gerakan eksentrik),
dan memberikan stabilisasi dinamis di semua bidang gerakan (planes of movement) selama kita melakukan gerakan fungsional. Otot-otot ini tidak bekerja secara isolasi/sendiri-sendiri, melainkan dengan bekerja secara sinergis dan saling tergantung satu dengan yang lain maka dapat tercipta kestabilan dari LPHC dan kontrol neuromuskular tubuh yang baik.
B. ANATOMI Core Muscle (otot inti) terdiri dari 4 kelompok otot utama yaitu: 1. Otot transversus abdominis, yaitu bagian otot perut terdalam yang berada di bawah otot oblikus internus, oblikus eksternus dan rectus abdominis, otot ini dianggap menjadi korset yang menyangga stabilitas, 2. Otot multifidus, yaitu otot punggung bagian dalam yang berada diantara tulang vertebra yang menghubungkan tiap tulang vertebra bagian lumbal, fungsinya mengulur (mengekstensikan) vertebra secara baik dan menjadi otot postural inti yang menjaga vertebra tetap tegak, 3. Otot diafragma, merupakan otot primer untuk bernapas. Ketika otot transversus abdominis berkontraksi, diafragma mengencang untuk mempertahankan tekanan pada perut sehingga menghasilkan stabilitas pada vertebra, 4. Otot-otot dasar panggul, terdiri dari organ-organ pelvis diluar peritoneum, fasia endopelvis, dan 3 lapisan grup otot. Otot-otot ini berkontraksi bersama-sama dengan otot transversus abdominis yang membentuk otot silinder bagian bawah. Ketika keempat grup otot ini bekerja secara harmonis dalam serangkaian kontraksi kompleks dengan puluhan otot-otot tulang belakang, batang tubuh dan sekitarnya dibutuhkan kestabilan sehingga dicapai posisi netral selama gerakan tubuh dan menjaga posisi stabil pada vertebra.
C. LATIHAN PENGUATAN CORE STABILITY
1. Burpee
Awali dengan posisi berdiri selebar bahu. Jongkoklah dan taruh telapak tangan Anda di lantai, lalu tolakkan kaki Anda ke belakang membentuk posisi push-up. Lakukan push-up sekali, lalu tarik kembali kaki Anda ke arah dada. Selanjutnya, lakukan loncatan vertikal dengan posisi tangan mengarah ke atas. Ini dihitung satu rep.
2. Jackknife Sit-Up
Sandarkan punggung Anda terlentang di lantai dengan tangan terentang ke atas kepala sebagai posisi awal. Lalu, buat tubuh Anda membentuk huruf ‘V’ dengan mengangkat tubuh dan kaki menuju satu sama lain. Jaga lengan dan kaki tetap lurus. Sentuhkan tangan pada ujung kaki, lalu kembali ke posisi awal.
3. Mountain Climber
Bersiaplah pada posisi push-up sebagai awalan. Sembari menjaga punggung Anda tetap lurus, tarik lutut kanan dan kiri Anda ke arah dada secara bergantian, lalu segera kembali ke posisi awal. Percepat pola gerakan ini, seolah-olah Anda berlari.
4. Cocoon
Mulailah dengan posisi terlentang dengan lengan terentang ke atas kepala. Secara bersamaan, tekuk kedua kaki dan tarik lutut ke arah dada sembari menurunkan lengan untuk memeluk lutut Anda. Lepaskan dan kembali ke posisi semula. Untuk menambah tingkat kesulitan, tahan kaki Anda agar tumit tidak menyentuh lantai.
5. Oblique Crunch
Sebagai posisi awal, sandarkan punggung ke lantai. Posisikan kaki menekuk 90 derajat di udara. Letakkan tangan di belakang kepala dengan siku mengarah ke luar. Selanjutnya, putar tubuh Anda untuk menyentuhkan siku sebelah kanan ke lutut kiri. Kembali ke posisi awal, lalu lakukan gerakan yang sama pada sisi sebaliknya.
6. Hanging Leg Raise
Bergantunglah pada sebuah pull-up bar dengan posisi tangan selebar bahu. Kemudian, angkat kedua lutut membentuk posisi 90 derajat dan tahan 2 detik. Lalu, luruskan kaki Anda ke depan sebelum kembali ke posisi awal untuk menyelesaikan satu rep.
6. Plank
Dari posisi push-up, tekuk lengan Anda sehingga Anda bertumpu pada siku. Kencangkan otot abdomen Anda dan jaga punggung tetap lurus. Bertahanlah dalam posisi ini sesuai waktu yang ditentukan. Untuk melatih otot perut samping, lakukan juga side plank.
8. Dead Bug
Seperti namanya, gerakan ini meniru serangga yang terbalik posisinya. Sandarkan punggung Anda ke lantai dengan lutut menekuk 90 dearjat di udara. Angkat dan rentangkan tangan ke arah langit-langit sebagai posisi awal. Kemudian, luruskan kaki kiri tanpa menyentuh lantai. Kencangkan otot perut Anda agar punggung tetap menempel sepenuhnya di lantai. Kembali ke posisi awal, lalu luruskan kaki kanan.
9. Reverse Crunch
Tempelkan punggung Anda ke lantai. Pastikan kaki lurus dan lengan berada di samping tubuh dengan telapak tangan menempel di lantai. Kemudian angkat kedua kaki Anda menjadi tegak lurus dengan lantai sebagai posisi awal. Selanjutnya, tarik lutut Anda ke arah dada dan angkat sedikit pinggul Anda dari lantai. Tahan selama 1-2 detik sebelum kembali ke posisi semula. Jaga lengan Anda tetap lurus di samping tubuh sepanjang gerakan.
10. Abdominal Scissor Kick
Berbaringlah di lantai dengan kedua lengan di sisi tubuh dan telapak tangan menempel ke lantai. Angkat kedua kaki Anda sekitar 15 cm dari lantai. Ini menjadi posisi awal gerakan. Kemudian, gerakkan kedua kaki Anda ke atas dan ke bawah secara bergantian, seperti sedang berjalan. Jaga agar kaki Anda tidak sampai menyentuh lantai dan kencangkan otot-otot core selama gerakan berlangsung.