Defibrilator.pptx

  • Uploaded by: Januar Ariadhi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Defibrilator.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 971
  • Pages: 22
ALAT PACU JANTUNG DC SHOCK DEFIBRILATOR

Defibrilator • Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir. • Enerji dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle. • Defibrillator ada yang dilengkapi dengan ECG untuk mengetahui keadaan detak jantung (fibrillasi) saat pasien mengalami henti jantung atau pada saat treatment defibrillator.

Prinsip Dasar Defibrilator Secara garis besar cara kerja defibrillator adalah • pengisian (charge) dan • pembuangan (discharge ) energi capasitor.

Synchronized defibrillator : • merupakan suatu fasilitas standar yang terdapat dalam semua defibrillator. • Fungsinya adalah untuk memberikan sentakan ke jantung pada saat yang tepat di mana paling sedikit kemungkinan terjadinya fibrilasi pada ventrikel. • Caranya adalah dengan melakukan sinkronisasi sentakan dengan sinyal ECG puncak sinyal R dari sinyal jantung. • Mode synchronized defibrillator ini digunakan pada kasus-kasus seperti ventricular tachycardia, atrial fibrillation dan jenis arrhythmia lainnya. • Asyncronized defibrillator : merupakan mode di mana sentakan langsung diberikan kepada pasien begitu tombol Push button pada elektrode bekerja tanpa menunggu picuan dari sinyal ECG pasien.

Type-type gelombang defibrillator : 1. Monophasic Merupakan jenis gelombang sentakan pada defibrillator yang hanya memiliki satu arah / phase sentakan. 2. Biphasic : Merupakan mode gelombang sentak terbaru, memiliki dua phase sentakan. Dapat dianalogikan dengan satu siklus arus bolak-balik, maka energy yang diberikan ke pasien lebih kecil sehingga dapat mengurangi kerusakan sel myocardial pada saat pasien diberikan shock (sentakan ).

Mode-mode pengoperasian Defibrilator : 1. External defibrillation Operator menempelkan kedua electrode / Paddle di dada pasien kemudian menekan tombol push button yang ada pada electrode untuk memberikan shock tegangan, pada saat pemberian shock tegangan Capasitor dalam kondisi Discharge (membuang energy). Lama discharge capacitor sekitar 20 miliseconds dengan energi 100 -200 Joule 2. Internal defibrillation Mode ini digunakan pada saat pasien sedang dilakukan open surgery, shock tegangan akan langsung diberikan pada jantung, Maksimum energy yang digunakan relative kecil yaitu 50 Joule untuk mencegah kerusakan atau luka-luka pada otot jantung. Paddle yang digunakan berukuran diameter 50mm.

Alat yang dipergunakan 1. Defibrilator: alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir. 2. Jeli : untuk mengurangi tahanan dada dan membantu menghantarkan aliran listrik ke jantung, membatasi luka bakar. Jeli dioleskan pada kedua paddle.

• Energi: Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi awal 200 joule dengan menggunakan monophasic deflbrilator, jika menggunakan biphasic defibrilator energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200 joule. Enerji dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle. • Defibrilator diklasifikasikan menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic dan biphasic. • Defibrilator monophasic adalah tipe defibrilator yang pertama kali diperkenalkan, defibrilator biphasic adalah defibrilator yang digunakan pada defibrilator manual yang banyak dipasarkan saat ini.

PROSEDUR 1. Tempatkan alat pada ruang pelayanan / tindakan 2. Lepaskan penutup debu 3. Siapkan aksesoris ( patient cable, electrode, straps ) 4. Siapkan bahan operasional ( jelly, kertas rekam untuk EKG ) 5. Hubungkan alat dengan terminal pembumiaan 6. Hubungkan alat dengan catu daya 7. Hubungkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON 8. Lakukan pemansan secukupnya 9. Periksa tampilan pada monitor 10. Perhatikan protap pelayanan

PROSEDUR 11. Beri tahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan 12. Pasang electrode ECG pada pasien, oleskan jelly secukupnya 13. Set energi (joule) sesuai dengan kondisi pasien 14. Lakukan pengisian energi, dengan menekan tombol charge. Perhatikan indikator pengisian energi 15. Lakukan tindakan defibrilasi. Perhatikan monitor, menggunakan sistim sincron atau asincron 16. Setelah selesai, lakukan tindakan pembuangan energi dengan menekan tombol discharge. Perhatikan indikator 17. Kembalikan tombol energi selector ke posisi minimum / nol 18. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF

PROSEDUR 19. Lepaskan patient cable dari pasien dan alat 20. Lepaskan kabel penghubung defibrillator dengan monitor (kabel sinkron) 21. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya 22. Lepaskan hubungan alat dengan terminal pembumian 23. Bersihkan electrode, straps dan patient cable 24. Bersihkan alat, pastikan alat defibrillator dengan monitor dalam kondisi baik dan siap dan dapat difungsikan kembali pada pemakaian berikutnya 25. Pasang penutup debu 26. Simpan alat dan aksesoris ketempat semula 27. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien

Automated External Defibrilator (AED) AED adalah sebuah defibrilator yang bekerja secara komputer yang dapat : 1. Menganalisa irama jantung seorang korban yang mengalami henti jantung. 2. Mengenal irama yang dapat dilakukan tindakan defibrilasi ( shock) 3. Memberikan petunjuk pada operator ( dengan memperdengarkan suara atau dengan indikator cahaya)

AED digunakan jika korban mengalami henti jantung : 1. Tidak berespon 2. Tidak bernafas 3. Nadi tidak teraba atau tanda - tanda sirkulasi lain Elektroda adhesif ditempatkan pada dada korban dan disambungkan ke mesin AED, paddle elektroda mempunyai 2 fungsi yaitu : 1. Menangkap sinyal listrik jantung dan mengirimkan sinyal tersebut ke komputer. 2. Memberikan shock melalui elektroda jika terdapat indikasi.

KARDIOVERSI Kardioversi adalah pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu singkat secara sinkron. Indikasi 1. Ventrikel Takikardi 2. Supra Ventrikel Takikardi 3. Atrial flutter 4. Atrial Fibrilasi Alat yang dipergunakan 1. Defibrilator yang mempunyai modus sinkron 2. Jeli 3. Troli emergensi, terutama alat bantu napas 4. Obat-obat analgetik dan sedatif 5. Elektrode EKG

• Enerji awal untuk SVT dan Atrial Flutter adalah 50 joule, apabila tidak berhasil enerji dapat dinaikan menjadi 100 joule, 200 joule, 300 joule dan 360 joule. • Untuk VT monomorphic dan Atrial Fibrilasi, enerji awal adalah 100 jule dan dapat dinaikan sampai 360 joule. • Sedangkan untuk VT polymorphic besarnya energi dan modus yang dipakai sama dengan yang digunakan pada tindakan defibrilasi

Prosedur • Prosedur tindakan kardioversi sama dengan tindakan deflbrilasi, • Modul yang dipakai adalah modul sinkron dimana pada modul ini energi akan dikeluarkan (diberikan ) beberapa milidetik setelah defibrilator tersebut menangkap gelombang QRS. jika defibrilator tidak dapat menangkap gelombang QRS enerji tidak akan keluar. • pasien perlu diberikan obat sedasi dengan atau tanpa analgetik.

More Documents from "Januar Ariadhi"

Defibrilator.pptx
November 2019 13
Produk Kreati.docx
June 2020 16
Laporan Jurnal Reading.docx
December 2019 25
Woc Agenesis Tulang.docx
November 2019 19