HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO
SKRIPSI
EMITON A. TSENAWATME NIM 14061151
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2018
i
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO
SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
EMITON A. TSENAWATME NIM 14061151
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2018 ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO
Nama
: Emiton A. Tsenawatme
NIM
: 14061151
Fakultas
: Keperawatan
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Menyetujui, Manado, 07 Agustus 2018
Pembimbing I
Pembimbing II
Johanis Kerangan, S. Kep.,Ns, M.Kep
Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes
Mengetahui, Dekan
Ketua Program Studi
Dr. Indriani Yauri, MN
Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes
iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO Yang disusun dan diajukan oleh : EMITON A. TSENAWATME NIM 14061151
Telah dipertahankan di depan TIM Penguji Ujian Skripsi Pada Tanggal, 07 Agustus 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
TIM PENGUJI
1.
Dionysius Sumenge, S.Pd.,M.Kes
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
2.
Johanis Kerangan, S. Kep.,Ns, M.Kep
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..)
3.
Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..)
MENGETAHUI, Dekan Fakultas Keperawatan Unika De La Salle Manado
Ketua Program Studi Fakultas Keperawatan Unika De La Salle Manado
Dr. Indriani Yauri, MN
Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes iv
LEMBAR ORIGINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenar - benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, didalam naskah SKRIPSI ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah tesis dapat dibuktikan terdapat unsur unsur PLAGIASI., saya bersedia SKRIPSI ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (SARJANA) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
Manado, 07 Agustus 2018 Mahasiswa,
Nama : Emiton A. Tsenawatme NIM : 14061151 PS
: Sarjana Keperawatan
Prog : Ilmu Keperawatan Fak
v
: Keperawatan UDLSM
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur, hormat, dan pujian penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado". Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado. Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada pihak - pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan dalam proses penyusunan Skripsi ini, kepada : 1. Prof. Dr. Johanis Ohoitimur, sebagai Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado. 2. Dr. Indriani Yauri, MN., Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado. 3. Wahyuny Langelo, BSN, M.Kes., Ketua Program Studi Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado dan juga selaku Dosen Pembimbing 2 yang tidak pernah lelah memberikan bimbingan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini. 4. Johanis Kerangan, S. Kep.,Ns, M.Kep., selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan arahan, petunjuk,
dan bimbingan bagi penulis dalam
penyusunan skripsi ini. 5. Gladis Ratuliu, BSN, MAN., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan motivasi selama masa studi. . 6. Seluruh dosen pengajar dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan. 7. Kepala Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado, Ibu Maria Howan, SH., yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
vi
8. Para responden yang telah bersedia memberikan diri dan berpartisipasi selama proses penelitian berlangsung serta ikut mendukung penelitian ini. 9. Berterima kasih lebih khusus kepada Kedua orang tua Ayah dan Ibu ku yang telah memberikan doa, dorongan, penghiburan, dan memotivasi, serta cinta dan kasih sayang yang tidak pernah berhenti. 10. Teman-teman mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De la Salle Manado, Khususnya angkatan 2014 yang telah memberikan semangat dan masukan, serta bertukar pikiran dalam penyusunan skripsi. 11. Andreas Ngenget, Trisna Tita Kawatak, selaku asisten dalam penelitian ini dan juga sebagai teman dalam penelitian bersama. 12. Adik-adikku Dilla, Esty, Jecky dan Kakak-kakaku Mirina, Aleks dan Keluarga Besar Tsenawatme yang selalu mendukung selama ini yang merupakan motivasi bagi penulis. 13. Dan kepada semua pihak yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan skripsi ini oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan skripsi ini agar dapat berguna bagi pembaca. Sekali lagi terima kasih banyak.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Manado, 07 Agustus 2018 Penulis :
Emiton A. Tsenawatme vii
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN SINDULANG SATU KOTA MANADO Tsenawatme Emiton1 ,.Kerangan Johanis2,. Langelo Wahyuny3 Email :
[email protected]
Abstrak
Latar Belakang : Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan atau penilaian, informasional dan instrumental kepada keluarga saat sehat maupun sakit.Tujuan : penelitian ini untuk Mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Metode : Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 orang penderita Hipertensi dan sampel diambil menggunakan teknik porposive sampling. Teknik pengambilan sampel menggunakan kuesioner. Hasil Penelitian : Penelitian ini menunjukan responden dukungan keluarga dengan kategori baik (75%) dan pada perilaku perawatan diri dengan kategori baik (63,3%). Responden dukungan keluarga dengan kategori kurang (25%). Responden dengan perawatan diri kurang (25%). Hasil analisis data, yang dianalisis dengan menggunakan uji chi square, terdapat hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi yang memperoleh nilai p = 0,013. Kesimpulan : Adanya hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Peneliti mengharapkan bagi masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatan diri. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Perilaku Perawatan Diri, Hipertensi. Kepustakaan: 16 Jurnal, 12 Buku, (2001- 2018).
viii
THE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH SELF-CARE BEHAVIOR IN HYPERTENSION PATIENTS IN SINDULANG SATU SUB - DISTRICT MANADO CITY Tsenawatme Emiton1, Kerangan Johanis2, Langelo Wahyuny3 Email:
[email protected]
Abstract Background: Hypertension is a serious health problem which is shown by an increase in blood pressure ≥ 140/90 mmHg. Family support is a form of serving behavior carried out by families both in the form of emotional support, appreciation or assessment, informational and instrumental to the family in health or sickness. Objective: This study was to determine the relationship of family support with selfcare behavior in patients with hypertension in Sindulang satu,sub-district city of Manado. Methods: This study uses descriptive analytic correlation with a crosssectional approach. The population in this study was to 60 people with hypertension and samples were taken using a purposive sampling technique. The sampling technique used was a questionnaire. Research Results: This study showed that the respondent's family support is in good category (75%) and in good self-care behavior (63.3%). Respondents with family support in the less category (25%). Respondents with less self-care (25%). The results of data analysis were analyzed using the chi square test, there was a relationship of family support with self-care behavior in hypertensive patients who obtained a value of p = 0.013. Conclusion: There is a relationship of family support with self-care behavior in patients with hypertension in Sindulang Satu sub-district, Manado City. Researcher expects the community to pay more attention to their personal health. Keywords : Family Support, Self Care Behavior, Hypertension. Literature: 16 journals, 12 books, (2001-2018).
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
iv
KATA PENGANTAR
v
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan Penelitian
6
1.3 Pertanyaan Penelitian
7
1.4 Ringkasan Bab
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1 Hipertensi
8
2.2 Perawatan Diri
17
2.3 Dukungan Keluarga
21
2.4 Teori Kesehatan Lawrence Green
24
2.5 Aplikasi Teori
26
2.6 Penelitian Terkait
27
x
BAB III KERANGKA KONSEP
35
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
35
3.2 Hipotesis
36
3.3 Definisi Operasional
36
BAB IV METODE PENELITIAN
38
4.1 Desain Penelitian
38
4.2 Lokasi Penelitian
38
4.3 Waktu Penelitian
38
4.4 Populasi
38
4.5 Sampel
39
4.6 Proses Pengumpulan Data
40
4.7 Instrumen Penelitian
42
4.8 Analisis Data
43
4.9 Etika Penelitian
44
BAB V HASIL PENELITIAN
46
5.1 Distribusi Karateristik Responden
47
5.2 Hasil Analisa Univariat
48
5.3 Hasil Analisa Bivariat
49
BAB VI PEMBAHASAN
50
6.1 Karakteristik Responden
50
6.2 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi BAB VII PENUTUP
51 57
7.1 Kesimpulan
57
7.2 Saran
57
DAFTAR PUSTAKA
59
xi
LAMPIRAN
62
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.5 Penelitian Terkait
27
Tabel 3.3 Definisi Operasional
36
Tabel 5.1 Karateristik Responden
47
Tabel 5.2 Kategori Univariat Dukungan Keluaga Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi.
48
Tabel 5.3 Kategori Bivariat Dengan Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado.
49
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.4 Model konsep Lawrence Green (Nursalam, 2015)
25
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian, sesuai kerangka konsep Lawrence Green
35
Gambar 4.6 Proses Pengumpulan Data
40
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Curriculum Vitae Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( informed consent ) Lampiran 3. Lembar Kuesioner Lampiran 4. Permohonan Pengambilan Data Awal Lampiran 5. Lampiran Uji Valid dan Reliabilitas Lampiran 6. Permohonan Ijin Melaksanakan Pengambilan Data (Penelitian) Lampiran 7. Lembar Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 8. Hasil Uji Univariat dan Bivariat Lampiran 9. Lembar Konsultasi
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu jenis sindrom yang
permasalahan di dunia. Hal ini biasanya datang secara
masih menjadi
diam-diam dan tidak
menunjukkan gejala-gelaja tertentu sebelum dilakukan pemeriksaan. Kebanyakan kasus yang mengalami sindrom ini tidak terdeteksi sebelum dilakukan pemeriksaan fisik. Pada kasus Hipertensi, penderita biasanya tidak mengetahui bahwa dirinya telah menderita Hipertensi ketika tekanan darahnya berada di atas normal. Karena itulah maka Hipertensi sering disebut sebagai the silent disease (Depkes RI, 2016). Penderita yang telah terdeteksi menderita Hipertensi membutuhkan perawatan yang kompherensif, karena ia dapat
mengalami komplikasi seperti serangan jantung,
stroke dan gagal ginjal. Hal ini sesuai dengan data WHO (2013) yang mengemukakan bahwa Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi berupa penyakit jantung koroner, infark (penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan kerusakan jaringan) jantung (54%), stroke (36%), dan gagal ginjal (32%). Apabila penderita Hipertensi tidak melakukan perawatan ataupun gagal dalam perawatan, maka yang terjadi adalah tekanan darah yang tidak terkontrol bahkan akan menimbulkan komplikasi yang lebih parah. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa penyakit hipertensi masih tergolong jenis penyakit yang cukup berbahaya dan sering dialami oleh masyarakat secara umum. Bahkan seringkali Hipertensi kurang disadari oleh penderita yang mengalaminya.
xvi
Salah satu faktor penyebab Hipertensi yaitu pola makan yang tidak teratur,gaya hidup tidak teratur, rokok, dan alkohol. Faktor makanan merupakan penentu tingginya tekanan darah adalah kelebihan lemak dalam tubuh, intake garam yang tinggi, dan konsumsi alkohol yang berlebihan, sedangkan salah satu faktor resiko yang tidak bisa dikendalikan yaitu usia. Seiring dengan bertambahnya usia tekanan sistolik biasanya menurun tapi tekanan darah diastolik umumnya meningkat. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola makan yang tidak teratur dan lanjut usia sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi (Vitahealth dalam cindy, 2016). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 terdapat sekitar 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi terjadi di wilayah Afrika yaitu sebesar 30% dan prevalensi terendah terdapat di wilayah Amerika yaitu sebesar 18%. Pada tahun 2010 lebih dari 25% populasi dunia menderita hipertensi atau sekitar 1 miliar orang, dan dua pertiga penderita hipertensi ada di Negara berkembang. Bila tidak dilakukan pengontrolan pada tahun 2025 jumlah penderita hipertensi diprediksi akan meningkat menjadi 29% atau sekitar 1,6 miliar di seluruh dunia (Tedjakusuma, 2012 dalam Tumenggung, 2013). Lewat datadata tersebut, sangat jelas bahwa penyakit Hipertensi dapat mempengaruhi timbulnya berbagai penyakit lain. Penyakit ini setiap tahun mengalami peningkatan khususnya bagi masyarakat yang ada di negara-negara yang sedang berkembang. Selanjutnya untuk di negara-negara Asia angka kematian akibat penyakit hipertensi tergolong masih tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan di Thailand oleh Anand Krishnan dkk,2013 (dalam Potoboda, 2017) diperkirakan ada 14,5 juta total kematian di South East Asia Region (SEAR) pada tahun 2008, dan 7,9 juta % adalah karena Non Communicable Disease (NCD). Penyaki hipertensi sebanyak 25% xvii
kematian 3,6 juta. Di India prevalensi hipertensi meningkat dari 5% tahun 1960 menjadi hampir 12% pada tahun 1990-an, lebih dari 30% pada tahun 2008. Sedangkan di Myanmar departemen kesehatan melaporkan peningkatan prevalensi hipertensi dari 18% menjadi 31% pada laki-laki dan dari 16 % ke 29% pada wanita pada tahun 2004-2009. Dari penelitian dan data diatas dapat disimpulkan bahwa angka kematian akibat penyakit Hipertensi masih tinggi di beberapa Negara di Asia. Di Indonesia hipertensi merupakan masalah kesehatan dengan tingkat prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8% (Rikesdas, 2013). Pengontrolan sindrom hipertensi belum teratasi dengan baik, meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia. Berdasarkan hasil pengukuran darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas pada tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7%. Menurut data provinsi Kalimantan, prevalensi hipertensi tertinggi berada di Kalimantan selatan 39,6% dan terendah berada di Papua Barat 20,1%. (Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2014). Maka dari itu dapat disimpulkan prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia masih tinggi dan ini sering dialami oleh penduduk yang berusia lebih dari 18 tahun. Berdasarkan data ditemukan bahwa angka kejadian Hipertensi di Sulut selalu berubah setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, penyakit Hipertensi terjadi peningkatan dari tahun 2011 jumlah 11.196 kasus, tahun 2012 jumlah 16.709 kasus, tahun 2013 terjadi penurunan jumlah menjadi 15.357 kasus, tahun 2014 terjadi penurunan dengan jumlah 10.999 kasus, dan ditahun 2015 terjadi peningkatan dengan jumlah 16.524 kasus (BPS Sulut 2015). Berdasarkan hasil data BPS tahun 2011 sampai tahun 2015 terjadi peningkatan dengan jumlah 16.524 kasus Hipertensi. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
xviii
angka kejadian penyakit hipertensi di Sulut mengalami perubahan setiap tahunnya dan terus mengalami peningkatan. Ada begitu banyak cara yang dapat dibuat untuk mencegah dan mengatasi penyakit Hipertensi. Salah satu cara adalah dukungan atau perhatian keluarga terhadap penderita. Keluarga menjadi support system dalam kehidupan penderita Hipertensi, sehingga penyakit yang dialami dapat dicegah sejak dini dan diatasi secara bertahap. Dukungan keluarga diperlukan oleh penderita hipertensi yang membutuhkan perawatan dengan waktu yang lama dan terus-menerus (Ningrum, 2012). Dukungan dari keluarga dan sahabat sangat diperlukan dalam penanganan penderita hipertensi. Dukungan dari keluarga merupakan faktor terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri bagi penderita dan motivasi untuk menghadapi masalah. Dalam hal ini keluarga harus dilibatkan dalam program pendidikan sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan penderita, mengetahui kapan keluarga harus mencari pertolongan dan mendukung kepatuhan terhadap pengobatan. Keluarga dapat membantu dalam perawatan hipertensi yaitu dalam mengatur pola makan yang sehat, mengajak berolahraga, menemani dan meningkatkan untuk rutin dalam memeriksa tekanan darah (Setiadi, 2008). Melalui beberapa ide pokok di atas maka dapat disimpulkan bahwa peranan dan dukungan keluarga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan penderita. Perhatian dan motivasi keluarga menjadi sebuah harapan psikologi bagi penderita dalam menghadapi penyakitnya. Penegasan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Costa (dalam Cindy, 2016) dengan judul Family Support in the Control of Hipertension. Dalam penelitiannya di Brazil didapatkan hasil dari 146 responden,56 responden mendapat dukungan positif dan 88 responden mendapat dukungan negatif, xix
berdasarkan 4 kategori yaitu, Keluarga, Keuangan, Kesehatan dan Aspek Emosional. Keluarga sangat memberikan dukungan positif kepada proses penyembuhan penderita hipertensi. Begitupun dalam penelitian yang dibuat oleh Jati (2012) dengan judul “dukungan keluarga terhadap motivasi pasien Hipertensi melalui kunjungan di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Islam Surakarta” memperlihatkan bahwa 23,2% dukungan keluarga tinggi, 51,2% dukungan keluarga sedang, 25,6 % dukungan keluarga rendah. Kedua hasil penelitian itu hendak menegaskan bahwa pasien Hipertensi sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari keluarga. Dukungan tersebut bisa lewat kunjungan ke rumah sakit, motivasi, dan semangat hidup dari anggota keluarga. Ada juga upaya-upaya lain yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengontrol Hipertensi. Upaya yang dilakukan yaitu semua penderita harus melakukan pola hidup yang sehat seperti berolaraga secara teratur, berhenti merokok, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan didalam makanan serta rajin untuk mengonsumsi obat anti hipertensi. Saat ini tersedia 5 golongan obat anti hipertensi Angiotensin Converting Enzim Inhibitor (ACEI), Angiotensin Reseptor Bloker (ARB), Calsium Chanel Bloker (CCB) dan antagonis kalsium, obat diuretic jenis thiazide dan beta blockers. ( dalam Penelitian Skripsi Cindi, 2017) Meskipun sudah tersedia berbagai obat untuk mencegah dan mengurangi Hipertensi, namun masalah ini tetap dirasakan oleh penderita hipertensi. Hal ini pula yang dialami oleh masyarakat Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Penderita Hipertensi di wilayah ini cukup mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil data awal di Puskesmas Tuminting tercatat ada 105 jumlah penderita Hipertensi yang berasal dari Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Sesuai informasi petugas kesehatan di wilayah puskesmas Tuminting bahwa seringkali terjadi proses perawatan penyakit xx
Hipertensi selalu ditangani oleh penderita sendiri tanpa ditemani oleh anggota keluarga. Mereka datang sendirian di puskesmas untuk memeriksa tekanan darah sambil meminta resep atau obat-obatan yang diperlukan jika tekanan darah mengalami peningkatan, sebaliknya dukungan keluarga sangat penting bagi seorang penderita Hipertensi. Dari kenyataan ini ada masalah yang perlu diteliti atau dikaji khususnya tentang dukungan keluarga terhadap penderita hipertensi. Alasan inilah yang mendorong peneliti untuk memilih judul penelitian “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Perawatan diri pada Penderita Hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. 1.2.
Tujuan Penelitian Tujuan Umum : Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Tujuan Khusus : 1. Diketahui karakteristik penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. 2. Diketahui gambaran dukungan keluarga pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. 3. Diketahui gambaran perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. 4. Dianalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado.
xxi
1.3
Pertanyaan Penelitian Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita Hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado?
1.4
Ringkasan Bab Pada bab I ini akan dijelaskan tentang latar belakang dari masalah kesehatan yang akan diteliti, isi dari latar belakang yakni data-data dari dunia, asia, indonesia, sulut dan upaya yang telah dilakukan, alasan peneliti ingin melakukan penelitian, serta tujuan penelitian yang didalamnya berisi tujuan umum dan tujuan khusus, berisi juga tentang pertanyaan penelitian dan yang terakhir ringkasan untuk bab satu. Pada bab II akan dijelaskan tentang tinjauan teori mengenai hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi, pada bab ini juga akan membahas tentang penelitian terkait/tabel penelitian terkait serta model dan konsep teori kesehatan Lawrence Green, aplikasi teori. Pada bab III berisi kerangka konsep penelitian yang dipakai dan dihubungkan dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam bab ini juga dibahas tentang hipotesis dan definisi operasional untuk menunjang penelitian ini. Pada bab IV akan dijelaskan tentang metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan waktu
penelitian,
populasi
dan
sampel,
instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisa data dan etika penelitian. Pada bab V berisi hasil penelitian yang dilakukan di lapangan penelitian. Pada bab VI dijelaskan tentang pembahasan. Pada bab VII akan dijelaskan tentang penutup untuk kesimpulan dan saran.
xxii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hipertensi Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih besar 90 mmHg, didasarkan pada dua atau lebih pengukuran. Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk penyakit aterosklerosis kardiovaskuler, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal (Brunner, 2010). Tekanan darah orang dewasa normal didefinisikan sebagai tekanan darah 120 mmHg saat jantung berdetak (sistolik) dan tekanan darah 80 mmHg pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Ketika tekanan darah sistolik sama dengan atau di atas 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolic sama dengan atau di atas 90 mmHg tekanan darah dianggap naik atau tinggi (World Health Organization, 2015). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah tekanan darah pada orang dewasa yang tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg berdasarkan pada dua atau lebih pengukuran. Etiologi hipertensi yang terdiri dari hipertensi Essensial, ada dua faktor yang mempengaruhi hipertensi essensial (primer). Pertama, faktor genetik yang mempengaruhi reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriksi, sensitifitas terhadap natrium, sentifitas terhadap stress, resistensi insulin, dan lain-lain. Kedua, faktor lingkungan antara lain gaya hidup seperti diet, obesitas, stress emosi, kebiasaan, merokok dan lain-lain (Nafrialdi, 2009). Hipertensi Sekunder, Hipertensi sekunder ditandai dengan peningkatan tekanan darah dengan penyebab tertentu, seperti penyempitan arteri ginjal, penyakit parenkim ginjal, hiperaldosteronisme
xxiii
(mineralokortikoid hipertensi), obat-obatan tertentu, kehamilan, dan koarktasio aorta. Hipertensi juga dapat akut, tanda kondisi yang mendasarinya yang menyebabkan perubahan resistensi perifer atau cardiac output (Brunner dkk, 2010). Faktor- faktor resiko hipertensi, menurut Depkes RI (2006) ada dua kelompok faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner sebagai akibat dari hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik, yaitu: yang pertama faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu antara lain usia, jenis kelamin, dan genetic. Pada faktor usia tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia, karena sejalan dengan bertambahnya usia juga terjadi perubahan struktur pembuluh darah besar yang menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku sehingga terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah, sebagai akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik. Pada faktor jenis kelamin pria sebelum usia 55 tahun lebih mungkin menderita dibandingkan perempuan. Hal ini diduga karena kebiasaan gaya hidup pria yang dapat meningkatkan tekanan darah seperti merokok, minum kopi, konsumsi alkohol. Tetapi setelah memasuki menopause di atas
40 tahun, tekanan darah perempuan meningkat
dibanding pria, ini dapat disebabkan oleh faktor hormonal. Pada faktor genetik (keturunan) tekanan darah tinggi cenderung terjadi dalam keluarga sehingga dapat meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. Terutama pada hipertensi primer (essensial) yang membuat orang tersebut memiliki sensitivitas tinggi terhadap natrium dan garam. Faktor genetik ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang membuat seseorang menderita hipertensi. Faktor resiko yang dapat diubah resiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain kegemukan xxiv
(obesitas), psikososial dan stress, merokok, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebih, konsumsi garam berlebih, hyperlipidemia/hiperkolesterolemia. Yang pertama kegemukan (obesitas) merupakan persentase abnormal dari lemak tubuh yang dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Berat badan dan IMT berhubungan langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Sekitar 20-30%, pada penderita hipertensi ditemukan memiliki berat badan lebih (overweight). Untuk menentukan kelebihan berat badan pada orang dewasa, dapat dilakukan pengukuran berat badan ideal dengan menggunakan persentase lemak tubuh dan pengukuran IMT. (Depkes RI, 2006) Pada orang kurus atau normal bisa juga ditemukan hipertensi, hal ini dikarenakan sistem simpatis dan renin angiotensin yang berfungsi mengatur kerja saraf dan hormon, sehingga membuat peningkatan denyut jantung, penyempitan pembuluh darah, dan peningkatan retensi air dan garam dalam tubuh. Yang kedua psikososial dan Stress atau ketegangan jiwa seperti, rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut, dan rasa bersalah dapat meransang nefron ginjal melepaskan hormon adrenalin sehingga terjadi peningkatan denyut jantung menjadi lebih cepat serta lebih kuat yang membuat tekanan darah akan meningkat. Stress yang berlangsung lama, akan membuat tubuh melakukan adaptasi yang menyebabkan perubahan patologis, seperti timbulnya hipertensi atau penyakit maag. (Depkes, 2016). Menurut (Mayo, 2015) Yang ketiga merokok pada orang merokok, yang menghisap tembakau yang membuat kenaikan tekanan darah sementara, namun bahan kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dinding arteri yang xxv
menyebabkan penyempitan arteri (arterosklerosis) dan peningkatan tekanan darah. Didalam rokok terdapat bahan utama yang terdiri dari tiga zat, yaitu Tar, yang dapat merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Nikotin, merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah serta membuat pembuluh darah mengalami penyempitan sehingga terjadi peningkatan denyut jantung, membuat pembuluh darah menjadi kaku, dan terjadi penggumpalan darah. Karbon monoksida (CO), merupakan gas yang dapat membuat kemampuan darah membawa oksigen menjadi berkurang. Yang keempat Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya yang membutuhkan energi untuk bergerak. Selama melakukan aktivitas fisik, jantung dan paru-paru juga membutuhkan tambahan energi untuk mengantar zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan zat sisa dari tubuh. Pada orang yang aktivitas fisiknya kurang, cenderung memiliki denyut jantung lebih tinggi. Semakin tinggi denyut jantung semakin keras jantung bekerja pada setiap kontraksi. Kurang aktivitas fisik juga meningkat resiko berlebihan berat badan (Mayo, 2015). Yang kelima yaitu alkohol dapat mempengaruhi kenaikan tekanan darah sehingga terjadi peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah yang membuat pengentalan pada darah. Beberapa studi dilaporkan bahwa konsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar setiap harinya dapat menimbulkan efek terhadap tekanan darah. Yang keenam konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan peningkatan volume dan tekanan darah. Natrium dapat menarik cairan di luar sel sehingga dapat membuat penumpukan cairan dalam tubuh. Pada 60% penderita hipertensi primer (essensial) yang mengurangi asupan garam < 3 gram perhari,
xxvi
ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan pada masyarakat asupan garam sekitar 7-8 garam rata-rata tekanan darahnya lebih tinggi. (Depkes, 2006). Patofisiologi penyakit hipertensi, mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pada ganglin ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut biasa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. (Depkes, 2006) Vasokonstriksi mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, sehingga pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi angiotensin II suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron pada korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
xxvii
intravaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk pertimbangan gerontologi, Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Padila, 2013). Tanda dan gejala hipertensi biasanya tidak memiliki tanda dan gejala. Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala, rasa panas ditengkuk, atau kepala berat. Namun, gejala tersebut tidak biasa dijadikan patokan ada-tidaknya hipertensi pada diri seseorang. Satu-satunya cara untuk mengetahui adalah dengan melakukan pengecekan tekanan darah. Seorang penderita biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hipertensi hingga ditemukan kerusakan dalam organ, seperti penyakit jantung koroner, stroke, atau gagal ginjal. Karena itu mengetahui nilai tekanan darah sendiri secara teratur sangat penting meski anda selalu merasa dalam kondisi yang sehat ( Yunita, 2014 ). Hipertensi merupakan faktor resiko dengan prevalensi tertinggi untuk penyakit kardiovaskuler diseluruh dunia.Terdapat klasifikasi yan ditetapkan oleh Seventh Report of Joint National of High Blood Pressure (JNC 7) menjadi dasar dalam klasifikasi hipertensi. Nilai sistolik dan diastolik seseorang sering tidak sama untuk setiap kategori. xxviii
Klasifikasi Hipertensi Tabel 2.1: Klasifikasi hipertensi Joint National of High Blood Pressure (JNC 7).
Kategori
Nilai Tekanan Sistolik (mmHg)
Nilai Tekanan Diastolik (mmHg)
Normal
< 120
< 80
Prehipertensi
120-139
80-89
Hipertensi stadium 1
140-159
90-99
Hipertensi stadium 2
>160
>100
Sumber: The Seventh Report of the Joint National on High Blood Pressure (2003).
Komplikasi pada penyakit hipertensi yakni strok, infark miokard, gagal ginjal, kejang. Yang pertama stroke dapat terjadi akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan darah tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang membawa darah ke otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga darah ke aliran otak yang diperdarahi berkurang.Arteri otak mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. Yang kedua infrak miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Yang ketiga gagal ginjal terjadi karena kegagalan progresif akibat tekanan darah tinggi pada kapiler glomelurus ginjal. Rusaknya glomelurus, aliran darah ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron yang dapat terganggu dan berlanjut menjadi hipoksik atau kematian.Yang keempat kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang baru lahir mungkin memiliki berat lahir kecil akibat fungsi plasenta tidak xxix
adekuat, kemudian dapat dialami hipoksia dan asidosis jika ibu kejang selama atau sebelum proses persalinan. Cara perawatan pada hipertensi, Chobanian, et al menegaskan bahwa tujuan perawatan pada pasien hipertensi adalah mencegah terjadinya morbilitas dan mortalitas dengan menurunkan dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Terdapat dua cara perawatan hipertensi, perawatan nonfarmakologis dan perawatan farmakologis (Cindy, 2016). Yang pertama perawatan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup selain menurunkan tekanan darah juga
dapat
meningkatkan efektivitas obat antihipertensi serta menurunkan resiko penyakit kardiovaskular. Modifikasi gaya hidup meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight atau obesitas, perencanaan diet berdasarkan DASH (Dietary approaches to stop Hypertension), diet rendah garam, aktivitas fisik, membatasi asupan alkohol, kopi, dan berhenti merokok (Chobanian, et, al, 2003). Selain itu, cara mengendalikan hipertensi juga dengan menajemen stress dan istirahat yang cukup. Yang kedua perawatan farmakologis selain perawatan nonfarmakologis,
penderita
hipertensi
juga
perlu
mendapatkan
perawatan
farmakologis. Terdapat beberapa obat antihihipertensi yang sering digunakan yaitu diuretic (seperti golongan thiazide diuretik, loop diuretic), ACEI (angiotensin converting enzim inhibitor), ARB (angiotensin receptor bloker),beta bloker (BB), calcium channel blocker, (Chobanian, et, al, 2003). Perawatan hipertensi dimulai dengan modifikasi gaya hidup, dan jika tekanan darah yang dikehendaki tidak tercapai, maka dapat diberikan obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Pada
semua pasien dengan hipertensi, apa bila tidak bisa
dikontrol pada satu obat dan akan memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi xxx
yang dipilih dari kelas obat yang berbeda. Penggunaan obat antihipertensi lebih dari satu obat dapat meningkatkan kemungkinan pencapaian tekanan darah sesuai yang diharapkan (Chobanian, et, al, 2003). Namun pada awal pengobatan, obat yang diberikan harus dosis terendah dulu kemudian dapat ditingkatkan dosis secara bertahap dan atau mengkombinasikan obat, dan apabila tekanan darah sudah stabil dosis dapat diturunkan secara bertahap dan menggunakan dosis tetap (Brunner, 2003). Pasien hipertensi yang mengkonsumsi obat antihipertensi dianjurkan untuk melakukan follow up paling tidak dengan jarak sebulan sekali untuk mengontrol tekanan darah sampai tekanan darah target tercapai. Pada dibutuhkan pasien dengan kategori hipertensi derajat 2 atau jika disertai dengan komplikasi penyakit penyerta, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan yang lebih sering.Kalium serum dan kreatinin harus dipantau minimal 1 sampai 2 kali / tahun. Setelah tekanan darah mencapai target dan stabil, follow up dan pemeriksaan dapat dilakukan dalam jarak 3-6 bulan sekali. Namun apabila penderita hipertensi mempunyai penyakit penyerta seperti gagal jantung dan diabetes maka frekuensi pemeriksaan bisa menjadi lebih sering. Faktor resiko penyakit kardiovaskuler lainnya harus diobati sesuai tujuan masing-masing dan untuk mendapatkan tekanan darah sesuai target. Penggunaan aspirin dosis rendah dipertimbangkan, oleh karena peningkatan resiko stroke hemoragik pada pasien dengan hipertensi tidak terkontrol (Chobanian, et, al, 2003). Ada beberapa keadaan dimana seseorang akan langsung diberi obat antihipertensi, misalnya, tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan disertai salah satu atau lebih keadaan seperti diabetes, kerusakan organ target (misalnya penyakit jantung, ginjal, atau stroke), xxxi
resiko penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun lebih dari 20%. Namun pada penderita hipertensi, bila perubahan gaya hidup tidak cukup menurunkan tekanan darahnya maka akan diberi obat antihipertensi (Palmer, 2007). 2.2
Perawatan Diri Perawatan diri merupakan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi oleh faktor, diantaranya budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap perawatan diri (Hidayat, 2009). Orem (dalam Herni Susanti: 2010) mendefinisikan perawatan diri sebagai kegiatan-kegiatan, yaitu individu memulai dan melaksanakannya untuk diri sendiri, dalam hal mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Ia menyatakan bahwa upaya perawatan diri dilakukan untuk memenuhi tiga macam perawatan diri: universal, perkembangan dan deviasi kesehatan. Pertama, Kebutuhan universal meliputi aktivitas dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti udara, air, dan makanan; eliminasi; istirahat dan aktivitas; mencari ketenangan (solitude) dan interaksi sosial; mendapatkan kesempatan untuk hidup dan sejahtera. Kedua, kebutuhan keperawatan secara perkembangan berfokus pada proses dan kejadian perkembangan manusia seperti: kehamilan atau kehilangan anggota keluarga. Ketiga, deviasi kesehatan meliputi kegiatan yang muncul akibat adanya kecacatan pada struktur tubuh manusia akibat penyakit atau tindakan medik (Herni Susanti: 2010). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perawatan diri adalah aktivitas yang dibuat oleh seorang individu untuk mempertahankan hidupnya bagi dari segi kesehatan maupun kesejahteraan.
xxxii
Perawatan diri bertujuan untuk memenuhi tiga macam yakni perawatan diri universal, perkembangan dan deviasi kesehatan. Menurut Depkes, 2009, menjelaskan bawah perawatan diri adalah kemampanan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. menurut Cameron, 2012 Perawatan diri adalah proses yang melibatkan individu sehingga dapat mengelola kesehatan mereka dengan mengadopsi keterampilan dan perilaku untuk mencegah penyakit, merawat penyakit dan memulihkan kesehatan. Perawatan diri melibatkan kemampuan individu untuk merawat dirinya sendiri dan kegiatan untuk mencapai, mempertahankan, atau mempromosikan kesehatan secara optimal (Richard, 2011). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perawatan diri merupakan kemampuan yang dilakukan oleh seseorang dalam merawat diri guna meningkatkan kesehatan. Kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, tingkat perkembangan, status kesehatan, sistem keluarga, faktor lingkungan, sosial dan budaya, serta tersedianya sumbersumber atau fasilitas. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Orem (1991) yakni perawatan diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang disebutnya sebagai faktor kondisi dasar (basic functioning factors). Faktor ini meliputi umur, jenis kelamin, tingkat perkembangan, sistem pelayanan kesehatan, sosial budaya, sistem keluarga dan ketersediaan sumber-sumber pendukung. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas perawatan diri ditentukan oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, sistem keluarga dan fasilitas yang tersedia. Faktor-faktor ini cukup membantu seorang pasien atau klien penderita Hipertensi untuk mempertahankan hidup dan kesehatannya. xxxiii
Perawatan diri menurut Tarwoto, dkk (2011) terdiri dari beberapa macam, yaitu perawatan kulit kepala dan rambut, perawatan mata, perawatan hidung, perawatan telinga, perawatan kuku, kaki dan tangan, perawatan genetalis, perawatan kulit seluruh tubuh serta perawatan tubuh secara keseluruhan. Sedangkan menurut Sujono (2012) perawatan diri terdiri dari lima macam, yaitu perawatan kulit kepala dan rambut, perawatan mata, perawatan hidung, perawatan telinga serta perawatan kuku, kaki dan tangan. Berdasarkan kedua definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perawatan diri memiliki beberapa macam seperti perawatan kulit, kepala bahkan perawataan tubuh secara keseluruhan. Hal ini berarti bahwa perawatan diri menunjuk pada kemampuan memelihara dan merawat organ-organ tubuh. Menurut Sujono (2012) juga mengklasifikasikan jenis perawatan diri berdasarkan waktu yaitu perawatan pagi hari seperti eliminasi BAB/BAK, mandi, cuci rambut, perawatan kulit, pemijatan punggung, membersihkan kuku, rambut, merapikan tempat tidur. Perawatan siang hari, dilakukan setelah tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang, mencuci tangan, muka, mulut, merapikan tempat tidur. Perawatan menjelang tidur, pada saat sebelum tidur agar pasien dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Perawatan dini hari, dilakukan setelah bangun tidur, tindakan perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan urin dan feses, persiapan pasien dalam melakukan makan pagi, cuci muka atau mulut. Beberapa penegasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis perawatan diri dapat dilihat dari segi waktu pelaksanaan, yakni perawatan diri pada pagi hari, siang hari dan menjelang tidur. Tujuan dilakukannya perawatan diri menurut Sujono, (2012) yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, xxxiv
memperbaiki perawatan diri yang kurang, mencegah penyakit dan meningkatkan rasa percaya diri. Perawatan diri merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena perawatan diri akan mempengaruhi kesehatan biologis dan psikologis seseorang. Dengan demikian, sangat jelas bahwa tindakan perawatan diri bertujuan untuk peningkatan kesehatan seorang penderita dan membuatnya semakin percaya diri sehingga kesehatan baik secara biologi maupun psikologi dapat teratasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawatan hipertensi menurut Notoadmodjo (2003) yang mengutip dari Lewin perilaku ketaatan pada individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor pengetahuan, sikap, ciri-ciri invidual dan partisipasi keluarga. Pertama, Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan merupakan hal yang sangat mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan pasien tentang perawatan pada penderita hipertensi yang rendah yang dapat menimbulkan kesadaran yang rendah pula yang berdampak dan berpengaruh pada penderita hipertensi dalam mengontrol tekanan darah, kedisiplinan pemeriksaan yang akibatnya dapat terjadi komplikasi berlanjut. Kedua, Sikap adalah reaksi tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Ketiga, ciri-ciri individual meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi. Dan Keempat, partisipasi keluarga merupakan keikutsertaan keluarga didalam membantu pasien melaksanakan perawatan dan pengobatan pasien.
xxxv
2.3
Dukungan Keluarga Menurut Friedman(1998) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan
dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami- istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Tipe keluarga menurut Friedman (1986) dalam Ali (2010) membagi tipe keluarga seperti berikut ini: Nuclear family (keluarga inti) terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak saudara lainnya. Extended family (keluarga besar) merupakan satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain. Single parent family merupakan satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya. Nuclear dyed keluarga yang terdiri dari sepasang suami-istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama. Blended family satu keluarga. yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu. Three generation family keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan anak dalam satu rumah. Single adult living alone bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya. Middle age atau elderly couple keluarga yang terdiri dari sepasang suami-istri paru baya. Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman,dkk (2010) adalah sebagai berikut: Yang pertama fungsi afektif, adalah berhubungan dengan fungsi internal keluarga, meliputi perlindungan dan dukungan psikologis terhadap anggotanya. Pada xxxvi
fungsi afektif
keluarga bertanggung jawab dalam upaya pemenuhan kebutuhan
sosioemosional anggotanya, kepribadian dan perilaku, kemampuan berhubungan yang baik dengan orang lain, serta meningkatkan harga diri anggota keluarga.Yang kedua fungsi sosialisasi, dalam keluarga merupakan banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga kepada anak sebagai pelajaran hidup di masyarakat. Sosialisasi mencakup semua proses dalam sebuah komunitas atau kelompok dimana manusia tinggal dan berdasarkan sifat kelenturannya, yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman selama hidup. Yang ketiga fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan keturunan yang menjadi generasi penerus dan menjaga konsistensi sebuah keluarga. Selain itu, fungsi reproduksi juga termasuk penggunaan alat kontrasepsi dan teknologi reproduksi yang berlebih luas di lingkup keluarga. Yang keempat fungsi ekonomi, yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan sumber daya yang cukup berupa keuangan, tempat tinggal, dan barang-barang, serta tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Yang kelima fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, tidak hanya berfungsi secara pokok dan mendasar dalam keluarga, tetapi juga berfungsi mengembangkan fokus sentral kesehatan dengan baik dalam keluarga. Agar keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, maka keluarga juga harus lebih terlibat dalam tim perawatan kesehatan dan keseluruhan proses terapeutik. Jenis Dukungan keluarga Menurut Friedman, dkk (2010), terdapat 4 tipe dukungan keluarga yaitu: Yang pertama dukungan emosional adalah perasaan seseorang yang mendasar dan mempunyai 4 bagian, yaitu reaksi atau respon tubuh , keyakinan dan penilaian, ekpresi wajah serta reaksi terhadap emosi. Keluarga xxxvii
sebagai sebuah tempat yang nyaman untuk istirahat, menyenangkan pikiran dan berbagi masalah. Individu yang mempunyai persoalan yang atau masalah akan merasa terbantu bila ada keluarga yang mau mendengarkan dan memperhatikan masalah yang sedang dihadapi. Memberikan dukungan emosional termasuk dalam fungsi afektif keluarga yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga. Dengan dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarganya untuk mengkomunikasikan segala masalah pribadi mereka sehingga dapat mengurangi beban persoalan yang dimiliki selain itu keluarga juga dapat memberikan saran dan bimbingan untuk memelihara nilai dan tradisi keluarga. Dan juga dukungan emosional dapat diberikan keluarga dalam bentuk perhatian, kasih dan sayang, dan simpati. Dukungan emosional yang diberikan keluarga dapat berpengaruh pada hasil akhir dari kesehatan dan kesejahteraan pada individu sehingga individu yang mendapatkan dukungan ini menjadi lebih sehat. Yang kedua dukungan penilaian dapat berupa penghargaan atas tercapainya kondisi keluarga sesuai keadaan yang nyata (Setiadi, 2008). Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk penghargaan positif yang diberikan kepada individu. Dukungan penilaian ini termasuk bentuk fungsi afektif keluarga dan dapat meningkatkan status psikososial pada keluarga yang sakit. Dukungan penilaian dapat diberikan seperti memberi support ,pengakuan, penghargaan dan perhatian kepada anggota keluarga. Dalam dukungan penilaian, keluarga berperan sebagai umpan balik, membimbing, dan membantu memecahkan masalah. Yang ketiga dukungan instrumental keluarga menjadi sebuah sumber pertolongan dalam hal pengawasan dan pemenuhan kebutuhan individu. Keluaga mencari solusi yang dapat membantu individu untuk memenuhi kebutuhan. Keluarga dapat memberikan dukungan instrumental berupa bantuan nyata dan bantuan ekonomi. Dukungan keluarga yang xxxviii
dapat diberikan misalnya, keluarga memberikan makanan, baju, dan rumah untuk mencegah sakit dan membatasi dari faktor resiko yang berbahaya. Selain itu, dukungan instrumental dapat berupa bantuan finansial yang terus-menerus, berbelanja, perawatan kesehatan, dan melakukan tugas rumah tangga. Yang keempat dukungan informasional merupakan suatu bantuan yang mendukung dalam bentuk pemberian informasi tertentu yang dibutuhkan seseorang. Dukungan informasional diberikan dalam bentuk pemberian nasehat, ide-ide atau informasi yang dibutuhkan guna membantu mengurangi permasalahan yang dihadapi dalam keluarga. Dalam dukungan informasional ini, keluarga berfungsi sebagai kolektor (pengumpulan informasi) dan diseminator (penyebar informasi) kepada keluarga lain. Informasi yang diberikan dapat berpengaruh pada perilaku kesehatan anggota keluarga. Suatu keluarga yang memiliki sistem pendukung yang luas akan mempunyai banyak kesempatan bagi anggota keluarganya. Seperti meningkatkan sumber akses informasi yang tepat terkait masalahnya. (Menurut Setiadi, 2013). 2.4
Teori Kesehatan Lawrence Green Menurut Lawrence Green (Nursalam, 2015). Ada beberapa faktor yang
memepengaruhi kesehatan. faktor perilaku tersebut adalah faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong komponen dari tiap elemen teori ini menganalisa perilaku individu maupun kelompok dari tingkat kesehatan. promosi kesehatan sebagai
elemen
pertama
merupakan
pendekatan
terhadap
faktor
yang
memepengaruhi perilaku seseorang dengan kata lain kegiatan promosi kesehatan harus sesuai dengan perilaku itu sendiri. Ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Yaitu faktor predisposisi (predisposising factors),
xxxix
dimana faktor ini mempedisposisi terjadinya perubahan perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai dan sebagainya. Faktor pendukung (enabling faktor), yang mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersediannya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alatalat steril dan sebagainya. Faktor penguat (reinforcing factor), faktor yang yang meliputi faktor sikap dan praktik para petugas termasuk petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, orang tua, dan lain-lain.
Predisposing Factors Behavior and lifestyle Health
Reinforcing
Promotion
Health
Factors Behavior Environment Enabling Factors
Gambar 2.4 Model konsep Lawrence Green (Nursalam, 2015)
Selanjutnya dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan penindak lanjutan (precede-procede model) yang diadaptasi oleh konsep Lawrence Green, model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktorfaktor yang mempengaruhi serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha mengubah, memelihara dan meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih xl
Quality of life
positif. Dengan demikian suatu program untuk memperbaiki perilaku kesehatan adalah penerapan keempat proses pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan. Pertama, kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat sejahtera. Semakin sejahtera maka kualitas hidup semakin tinggi. Kualitas hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan. Semakin tinggi derajat kesehatan seeorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi. Kedua, derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan, dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi. Pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan. Ketiga, faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis, dan social budaya yang langsung/tidak langsung mempengaruhi derajat kesehatan. Keempat, faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya. Faktor perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasaan seserang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenis pekerjaannya mengikuti tren yang berlaku dalam kelompok sebayanya ataupun hanya meniru dari toko idolanya. 2.6
Aplikasi Teori Penelitian mengaplikasikan teori Lawrence Green yang kemudian dikaitkan
dengan penelitian yang dilakukan tentang dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi. konsep Lawrence green mempromosikan xli
kesehatan dimana ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan individu, tiga faktor diantaranya adalah faktor pendukung (predisposisi), faktor penguat dan faktor pemungkin, dari tiga faktor ini dapat mempengaruhi pada gaya hidup, lingkungan, status kesehatan dan kualitas hidup. Variabel independen penelitian ini dukungan keluarga yang termasuk dalam faktor pemungkin dan variabel dependennya perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi, dimana dukungan keluarga sangat mempengaruhi perilaku perawatan diri. Jika dukungan keluarga dapat dijalankan dengan baik maka perilaku perawatan diri perawatan diri juga akan sangat baik begitupun sebaliknya jika dukungan keluarga dijalankan dengan tidak baik maka perilaku perawatan diri juga tidak baik, karena itu dukungan keluarga sangatlah berpengaruh pada perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi. 2.5
Penelitian Terkait Penelitian yang dilakukan oleh M. Isra, dkk, 2017. Di Puskesmas Ranomuur
kota Manado, Tujuannya untuk Menganalisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Ranomuut Kota Manado. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan rancangan crosssectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah 68 sampel. Hasil dari penelitian ini Jumlah responden yang memiliki dukungan keluarga tinggi sebanyak 39 responden (57,4%), dan yang berada pada klasifikasi pre hipertensi sebanyak 37 responden (54,4%) dan yang berada pada klasifikasi hipertensi sebanyak 31 responden (45,6%) dan didapatkan nilai p= 0,000. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat dikembangkan dengan mencari variabel lain
xlii
yang diduga mempunyai hubungan dengan derajat hipertensi seperti motivasi, selfcare dan lain sebagainya. Penelitian dari Exa puspita, 2016. Di Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan di Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang. Penelitian deskriptif desain cross-sectional. Jumlah populasi: 260 penderita hipertensi dan sampel : 84 responden. Faktor tingkat pendididkan terakhir (p=0,000), lama menderita hipertensi (p=0,005), tingkat pengetahuan tentang hipertensi (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,000), peran petugas kesehatan (p=0,000), motivasi berobat (p=0,000) memiliki hubungan dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi. Dengan penelitian dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan. Penelitian dari Cindy Amalia Putri, 2016. Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember. Perawat meningkatkan pendidikan kesehatan tentang perawatan pasien hipertensi kepada keluarga sehingga perawatan pasien hipertensi menjadi optimal. Uji spearman rank correlation nilai p value= 0,035 (p<0,05), yang bermakna ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perawatan pasien hipertensi. kekuatan korelasi (r) sebesar 0,252, artinya kekuatan korelasi lemah dengan arah korelasi positif. Metode penelitian menggunakan pendekatan Cross sectional. Pasien hipertensi yang mendapat dukungan keluarga baik sebanyak 49 orang (70%) dan dukungan cukup sebanyak 21 orang (30%), sedangkan pasien hipertensi yang melakukan perawatan baik sebanyak 40 orang (57,1%), dan perawatan cukup sebanyak 30 orang (42,9%). Dengan dukungan yang baik membuat pasien hipertensi melakukan perawatan yang baik. xliii
Penelitian dari Intan Siti
Hulaima, 2017. Di Puskesmas Kedaton Kota
Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung. Data diolah menggunakan uji analisis dengan tingkat kepercayaan 0,05. Sampel sebanyak 116 subjek diambil menggunakan teknik consecutive sampling. 62,9% subjek memiliki tekanan darah terkontrol, 37,9% merupakan peserta.
prolanis, 66,4% patuh mengonsumsi obat, 67,2% memiliki
status gizi lebih, 86,2% memiliki aktivitas fisik sedang, 13,8% merupakan perokok. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepesertaan. Penelian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan control tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas Kedaton Kota Bandar. Penelitian dari Yohanis A. Tomastola,dkk, 2014. Di Wilayah Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan ekstrim dengan kejadian hipertensi orang dewasa usia 18 – 40 tahun di Puskesmas Rurukan. Dasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi makanan ekstrim dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa usia 18 – 40 tahun di Puskesmas Rurukan (p= 0,032). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berusia 18–40 tahun. Sampel dalam penelitian ini sebesar 138 orang ditentukan berdasarkan rumus besar sampel estimating the difference beetween two population proportions sedangkan penentuan subjek dalam penelitian diambil secara sistematik random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan ekstrim pada orang dewasa usia 18–40 tahun di Puskesmas Rurukan >2 kali/hari sebanyak 75 orang (54,35%). Dengan penelitian ini penderita hipertensi sadar akan tentang
xliv
Hubungan Konsumsi Makanan Ekstrim Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon.
xlv
Tabel 2.5 Penelitian Terkait No
Penulis
Tempat
Tahun
1
M. Isra. dkk.
Di Puskesma s Ranomuu r kota Manado
2017
2
Exa Puspita
Di Puskesma s Gunung Pati Kota Semarang
2016
Tujuan
Desain/ Metode/ Statistik Test
Populasi/Sampli ng/ Sampel
Hasil
Penelitian ini untuk Menganalisi s Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Ranomuut Kota Manado
Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan rancangan crosssectional.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah 68 sampel.
Hasil ini menunjukkan Jumlah responden yang memiliki dukungan keluarga tinggi sebanyak 39 responden (57,4%), dan yang berada pada klasifikasi pre hipertensi sebanyak 37 responden (54,4%) dan yang berada pada klasifikasi hipertensi sebanyak 31 responden (45,6%) dan didapatkan nilai p= 0,000.
Manfaat / Limitasi dari Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dikembangka n untuk mencari variabel lain yang diduga mempunyai hubungan dengan derajat hipertensi seperti motivasi, self-care dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
Penelitian deskriptif desain crosssectional
Jumlah populasi: 260 penderita hipertensi dan sampel : 84 responden
Hasil ini menunjukan Faktor tingkat pendididkan terakhir (p=0,000), lama menderita hipertensi (p=0,005), tingkat pengetahuan
Dengan penelitian dapat mengetahui faktor-faktor yang
46
kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan di puskesmas gunung pati kota semarang 3
Cindy Amalia Putri
Di Wilayah kerja Puskesma s Jelbuk Kabupate n Jember
2016
Untuk meningkatka n hubungan dukungan keluarga dengan parawatan pasien hipertensi di jelbuk kabupaten jember.
Uji spearman Cross sectional rank correlation nilai p value= 0,035 (p<0,05), yang bermakna ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perawatan pasien hipertensi . kekuatan korelasi (r) sebesar 0,252, artinya 47
tentang hipertensi (p=0,000), dukungankeluarga(p=0,00 0), peran petugas kesehatan (p=0,000), motivasi berobat(p=0,00) memiliki hubungan dengan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi.
berhubungan dengan kepatuhan penderita dalam menjalani pengobatan
Pasien hipertensi yang mendapat dukungan keluarga baik sebanyak 49 orang (70%) dan dukungan cukup sebanyak 21 orang (30%), sedangkan pasien hipertensi yang melakukan perawatan baik sebanyak 40 orang (57,1%), dan perawatan cukup sebanyak 30 orang (42,9%).
Dengan dukungan yang baik membuat pasien hipertensi melakukan perawatan yang baik
kekuatan korelasi lemah dengan arah korelasi positif. 4
Intan Siti Hulaima
Di 2017 Puskesma s Kedaton Kota Bandar Lampung.
5
Yohanis A. Di 2014 Tomastola,dk Wilayah k Puskesma s Rurukan Kecamata n
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung.
Data diolah menggunakan uji analisis dengan tingkat kepercayaan 0,05.
Sampel sebanyak 116 subjek diambil menggunakan teknik consecutive sampling
Hasil penelitian ini menunjukan 62,9% subjek memiliki tekanan darah terkontrol, 37,9% merupakan peserta prolanis, 66,4% patuh mengonsumsi obat, 67,2% memiliki status gizi lebih,86,2% memiliki aktivitas fisik sedang, 13,8% merupakan perokok. Penelitian inimenunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepesertaan.
Penelian ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas Kedaton Kota Bandar.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan konsumsi
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Random sampling
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan ekstrim pada orang dewasa usia 18–40 tahun di Puskesmas Rurukan >2
Dengan penelitian ini penderita hipertensi sadar akan tentang
48
Tomohon Timur Kota Tomohon
makanan ekstrim dengan kejadian hipertensi orang dewasa usia 18 – 40 tahun.
yang bermakna antara konsumsi makanan ekstrim dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa usia 18 – 40 tahun.
49
kali/hari sebanyak 75 orang (54,35%)
Hubungan Konsumsi Makanan Ekstrim Dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon.
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1
Kerangka Konsep
Faktor predisposisi: -Sikap -Pengetahuan -Kepercayaan
Pendidikan kesehatan
Faktor Pemungkin
Perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi
:
- Sarana dan pra sarana
Health Behavior
Faktor Pendorong : - Dukungan keluarga
Environment
Gambar 3.1 : Kerangka konsep penelitian, sesuai kerangka konsep Lawrence Green Keterangan :
Variabel Independen Variabel Dependen Variabel yang tidak diteliti
50
Quality of life
3.2
Hipotesis Penelitian Ho :
Tidak ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan perilaku
perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado Ha :
Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di kelurahan Sindulang Satu Kota Manado.
3.3
Definisi Operasional Definisi operasional menjelaskan semua variabel dan istilah yang akan
digunakan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi, 2013). Tabel 3.3 : Definisi Operasional No Variabel yang diteliti 1.
Definisi Konseptual
Variabel Menurut (Friedman, Independen: 2010 dalamYeni,2011) Dukungan keluarga Dukungan adalah suatu bentuk keluarga perilaku melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan/penilaian, informasional dan instrumental.
Definisi Operasional
Alat Ukur
Bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga kepada penderita hipertensi yang meliputi dukungan emosional, penilaian, instrumen, dan informasional.
Kuesioner Ordinal Dukungan berisi 15 keluarga pertanyaan baik jika menggunakan skor > 37 Dukungan skala likert keluarga selalu: 4 kurang sering: 3 jika skor kadang≤ 37 kadang: 2 tidak pernah:1
51
Skala Ukur
Hasil Ukur
2.
Variabel dependen : Perilaku Perawatan diri pada penderita hipertensi
Menurut (JNC VII, 2003) Cara perawatan diri pada penderita hipertensi: Nonfarmakologis dan farmakologis
Tindakan yang dilakukan oleh penderita hipertensi untuk mengontrol tekanan darahnya:pola makan yang teratur, gaya hidup yang sehat, tidak berakohol, tidak merokok, kurangi garam.
52
Kuesioner berisi 10 pertanyaan menggunakan skala likert Selalu: 4 sering: 3 kadangkadang: 2 tidak pernah:1
Ordinal Perilaku perawatan diri baik jika skor > 25 Perawatan diri kurang jika skor ≤ 25
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1
Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik menggunakan metode penelitian
korelasi dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi data variabel independen (dukungan keluarga) variabel dependen (perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi), (Nursalam, 2011). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi. 4.2
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado
4.3
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 - 20 Juli 2018
4.4
Populasi Populasi merupakan subyek atau obyek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan untuk diteliti (Nursalam, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Peneliti mendapatkan data awal di Puskesmas Tuminting dengan jumlah populasi penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu berjumlah 105 orang penderita.
53
4.5
Sampel Sampel dalam penelitian ini seluruh penderita hipertensi di Kelurahan
Sindulang Satu Kota Manado. Peneliti mengambil sampel menggunakan metode purposive sampling. Penelitian yang didapat saat penelitian berjumlah 60 orang penderita hipertensi, dari 105 populasi data Puskesmas Tuminting dengan 83 sampel. Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2013). Besar sampel menggunakan rumus Slovin. n=
N 1 N (d 2 )
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d 2 = Tingkat signifikan (0,05) maka dari itu sampel dapat diukur:
n=
105 105 2 1 105(0,05 ) 1 105(0,0025 2 )
n=
105 105 1 0,262 1,262
n=
83,20 = 83
Kriteria penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: Kriteria Sampel 1) Responden menderita hipertensi minimal 2 tahun 2) Bersedia menjadi responden 3) Penderita hipertensi yang tinggal dengan keluarga 54
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. 4.6
Proses Pengumpulan Data
Perijinan
Perekrutan
Informed consent
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
Analisa Data
Pelaporan
Tabel 4.6 Proses Pengumpulan Data
Proses penelitian harus mengikuti beberapa prosedur pengumpulan data yang pertama tahap persiapan yang meliputi meminta surat izin dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado untuk melakukan penelitian dilokasi yang telah dilakukan. Kemudian prosedur perekrutan peneliti pergi ke kantor Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) kota Manado untuk memberikan surat izin penelitian. setelah itu, Kesbangpol memberikan surat tembusan ke Dinas 55
kesehatan Kota Manado, kemudian peneliti membawa surat tembusan ke Dinkes Kota Manado, setelah itu peneliti pergi ke Puskesmas Tuminting dan memberikan surat kepada Kepala Puskesmas Tuminting dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Tahap sebelumnya Peneliti berbincang-bincang dengan Kepala Puskesmas, maka didapatkan data tentang jumlah penderita Hipertensi yang berada di Kelurahan Sindulang Satu. Setelah mendapatkan calon responden, kemudian peneliti menjelaskan kepada responden tentang maksud, tujuan, manfaat dan proses pengisian lembar kuesioner. Sebelum itu responden yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed consent). Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada cara pengisian yang tidak dimengerti dan pertanyaan yang kurang jelas. Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, maka seluruh data dikumpulkan dan diperiksa kelengkapannya. Apabila ada yang belum lengkap, maka kuesioner tersebut dilengkapi saat itu juga. Kemudian dilakukan pembahasan untuk hasil kuesioner tersebut dan pelaporan. Setelah dilakukan penelitian didapatkan data dilapangan Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado dengan jumlah responden 60 penderita hipertensi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 - 20 Juli 2018.
Data awal di Puskesmas tuminting
terdapat 105 Populasi dan kemudian menggunakan rumus slovin dengan jumlah sampel 83 orang. Setelah didapatkan hasil penelitian terdapat hanya 60 responden dengan selisih 23 orang yang mana 7 orang tidak ada ditempat saat penelitian dan 7 orang meninggal dunia, dan 9 orang pindah rumah.
56
4.7
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
berbentuk kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga kuesioner. Bagian yang pertama mengumpulkan data demografi yang berisi identitas responden yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama berobat. Bagian kedua menggunakan responden dukungan keluarga yang terdiri dari 15 pertanyaan menggunakan dengan pilihan jawaban Selalu = 4, Sering = 3, Kadangkadang = 2, Tidak pernah = 1. Dukungan keluarga baik jika skor > 37 dan kurang jika skor
≤ 37. Bagian ketiga berisi tentang perilaku perawatan diri penderita
hipertensi yang berisi 10 pertanyaan menggunakan dengan pilihan jawaban Selalu = 4, Sering = 3, Kadang-kadang = 2, Tidak pernah = 1. Perilaku perawatan diri baik jika > 25 dan Kurang jika skor ≤ 25 . Dari hasil yang didapatkan ( p value 0.013). Kuesioner Dukungan keluarga uji validilitas yang diperoleh dari 21 pertanyaan menjadi 15 yang valid dan 6 tidak valid. Reabilitas dengan Cronbach's Alpha: 0.869. Dan pada kuesioner perawatan diri hasil uji validitas dari 21 pertanyaan menjadi 10 yang valid dan 11 tidak valid. Reabilitas dengan Cronbach's Alpha : 0.832. 4.8
Pengolahan Data Editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner. Pengecekan ini berupa kelengkapan jawaban pernyataan, kejelasan dan keterbacaan jawaban, jawaban relevan dengan pernyataan, konsisten jawaban responden.Peneliti mengecek kelengkapan jawaban responden ketika responden selesai mengisi kuesioner. Coding atau pengkodean yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan yang sangat berguna saat memasukan data (data entry). Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 57
variabel dukungan keluarga yang dikategorikan menjadi empat, yaitu: 1) 4= dukungan keluarga selalu, 2) 3= dukungan keluarga sering, 3) 2= dukungan keluarga kadang-kadang, 4) 1= dukungan keluarga tidak pernah. Variabel perawatan diri hipertensi yang dikategorikan menjadi empat, yaitu: 1). 4 = Perilaku Perawatan diri pada penderita hipertensi selalu, 2). 3 = perilaku Perawatan diri pada penderita hipertensi sering, 3). 2 = Perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi kadangkadang, 4). 1 = perilaku Perawatan diri pada penderita hipertensi tidak pernah. Processing/entry (memasukkan data) yaitu memasukkan jawaban dari masing-masing responden yang terbentuk “Kode” (angka atau huruf) ke dalam program atau “software” Komputer. Pada penelitian ini peneliti mengolah data dengan menggunakan program komputer. Cleaning (pembersihan data) yaitu pengecekan kembali data yang telah dimaksukkan untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Peneliti melakukan pengecekan ulang pada setiap data yang telah dimasukkan di program untuk melihat apakah data sudah benar atau salah dan juga kelengkapannya sehingga analisis data dapat dilakukan dengan benar. 4.9
Analisa data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan
analisis
bivariat.
Analisis
univariat
bertujuan
untuk
menjelaskan
dan
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat ini tergantung dari jenis datanya. Pada data numerik menggunakan nilai mean atau ratarata, median, dan standar deviasi. Untuk data kategorik menggunakan distribusi frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 58
2010). Pada penelitian ini, analisis univariat digunakan pada karakteristik responden yang menggunakan nilai mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi sedangkan untuk karakteriktik penderita hipertensi yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, lama berobat, serta dukungan keluarga yang diterima penderita hipertensi, dan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi. Setelah dilakukan analisis univariat dan hasilnya diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, kemudian dapat dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini variabel yang dianalisis adalah variabel independen dukungan keluarga dan variabel dependen perilaku perawatan diri pada penderita
hipertensi dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan antara kedua
variabel dapat menggunakan chi square. Skala pengukuran pada kedua variabel pada penelitian ini adalah skala ordinal sehingga uji statistik yang digunakan adalah Uji Chi Square. Dasar pengambilan keputusan adalah jika p value < 0,05 maka Ha diterima (ada hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi) dan jika p value > 0,05 maka Ha ditolak (tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi. 4.10
Etika Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek penelitian dan
tidak bertentangan dengan etik dan tujuan penelitian ini harus bersifat etis dalam arti bahwa hak responden harus dilindungi atau dirahasiakan. Sebelum peneliti mengumpulkan data, peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian, menjelaskan bahwa data yang dikumpul dari responden bersifat rahasia
59
hanya responden dan peneliti saja yang mengetahuinya, memberikan hak kepada responden untuk menolak atau menerima keikutsertakan atau diobservasi dalam penelitian ini dan jika responden menerima untuk mengikutsertakan dalam penelitian ini maka akan diberikan lembar persetujuan/informed consent sebagai tanda bukti responden bersedia dan menerima diobservasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan prinsip etika sebagai berikut: Prinsip baik dalam penelitian ini prinsip baik yang harus dilakukan untuk menghindari atau mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan ketika melakukan penelitian. Peneliti harus menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini agar responden mengetahuinya. Prinsip jujur dalam penelitian ini prinsip jujur juga sangat penting dimana peneliti harus mengatakan yang sebenarnya tentang maksud dan tujuan penelitian ini dan harus jujur terhadap responden. kejujuran juga merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya antara responden dan peneliti. Prinsip adil prinsip keadilan memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati - hati, profesional, berprikemanusiaan, dan memperhatikan faktor faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimidasi, psikologis serta perasaan subjek penelitian. Keadilan dalam penelitian ini adalah semua responden diperlakukan sama tanpa membedakan agama, budaya, ras, kaya atau miskin.
60
BAB V HASIL PENELITIA N Bab V ini menjelaskan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado yang terdiri dari data univariat dan data bivariat. Penelitian ini tentang hubungan hubungan dukugan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado, dilaksanakan pada tanggal 16 - 20 Juli 2018. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada hari senin sampai jumat dengan jumlah responden yang di data hanya berjumlah 60 responden yang sebenarnya 105 responden penderita Hipertensi sesuai data yang didapat dari Puskesmas Tuminting. Dari 105 Penderita didapat hasil rumus Slovin dengan hasil yang diperoleh 83 responden. Penderita yang tidak di ambil data pada penelitian ini berjumlah 23 responden dikarenakan responden telah meninggal dunia, responden telah pindah rumah dan tidak ada saat penelitian di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Dari Rincian 23 responden yg termasuk dalam kriteria ekslusi yang mana 7 orang tidak ada ditempat saat penelitian dan 7 orang meninggal dunia, dan 9 orang pindah rumah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Hasil penelitian diperoleh melalui jawaban dari setiap kuesioner yang di bagikan kepada responden yang ada pada saat penelitian, data didapat dari kuesioner yang diisi langsung oleh responden dan wawancara antara responden dan peneliti. Setelah data terkumpul peneliti melakukan pemeriksaan kembali agar memastikan responden mengisi semua pertanyaan kemudian pengolahan dan analisa data.
61
Berdasarkan pengolahan data dan analisa data berikut peneliti menyajikan analisa data univariat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 5.1.
Karakteristik Responden Tabel 5.1. Karakteristik Responden Penderita Hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Karakteristik Responden
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Usia Dewasa akhir Lansia awal Lansia akhir Manula >65
40-45 45-55 56-65
11 21 18 10
14.7 28 24 13.3
8 52
13.3 86.7
25 25 7 3
41.7 41.7 11.7 5
46 9 4 1
76.7 15 6.7 1.7
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Terakhir SD SMP SMA Sarjana (S1) Jenis Pekerjaan IRT Swasta Pensiunan PNS Total
60
100.0
Sumber : Data Primer, 2018 Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa, paling banyak responden lansia awal 45-55 tahun, dengan persentase 21 responden (28%), frekuensi Jenis Kelamin paling banyak adalah perempuan dengan persentase 52 responden (86,7%), frekuensi 62
Pendidikan Terakhir paling banyak adalah SD dan SMP dengan persentase yang adalah 25 responden (41,7%), frekuensi Pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga (IRT) 46 responden (76,7%). Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa penderita tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor usia, yang mana tingkat perawatan diri pada penderita menurun. Jenis kelamin, yang mana perempuan selalu sibuk dengan urusan keluarga dalam ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir, yang mana dengan kurang pengetahuan penderita tentang pentingnya pola hidup teratur sehingga dapat memperparah penderita hipertensi. Faktor pekerjaan juga dapat mempengaruh penderita hipertensi dalam perawatan diri dimana penderita sibuk dengan urusan suami dan anak-anaknya. 5.2
Hasil Analisa Univariat Tabel 5.2. Distribusi frekuensi Dukungan Keluarga dan Perawatan Diri.
Variabel
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Dukungan Keluarga Baik Kurang
45 15
75 25
Baik Kurang
38 22
63,3 36,7
Total
60
100
Perawatan diri
Sumber : Data Primer, 2018 Berdasarkan tabel 2.5 menjelaskan bahwa hasil analisis data untuk dukungan keluarga dengan perawatan diri paling banyak adalah dukungan keluarga yang baik sebanyak 45 orang (75%) dengan perawatan diri yang baik sebanyak 33 orang (55%). Hasil analisis data, yang dianalisis dengan menggunakan uji chi square,
63
terdapat hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi yang memperoleh nilai P = 0,013. 5.3
Hasil Analisa Bivariat Tabel: 5.3
Analisis Bivariat Dukungan Keluarga dengan perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi.
Dukungan Keluarga Baik Kurang Total
Perawatan Diri Baik Kurang N % N % 33 55 12 20 5 8,3 10 16,7 38 63,3 22 36,7
N
%
p-value
45 15 60
75 25 100
0,013
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa perawatan diri pada penderita hipertensi kurang adalah 22 responden dengan persentase ( 36,7%), dan perawatan diri pada penderita yang baik berjumlah 38 responden dengan persentase (63,3%). Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang kurang sebanyak 15 responden dengan persentase (25%), Dukungan keluarga yang baik sebanyak 45 responden dengan presentase (75%). Hasil analisis data, yang dianalisis dengan menggunakan uji chi square, terdapat hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi yang memperoleh nilai p = 0,013.
64
BAB VI PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang diperoleh dilapangan, perbandingan hasil yang diperoleh dengan penelitian sebelumnya, penjelasan mengenai signifikan hasil penelitian berdasarkan konsep teori, dan kaitan teori keperawatan dengan hasil yang diperoleh. 7.2 Karakteristik Responden Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa, paling banyak responden lansia awal 45-55 tahun, dengan persentase 21 responden (28%), frekuensi Jenis Kelamin paling banyak adalah perempuan dengan persentase 52 responden (86,7%), frekuensi Pendidikan Terakhir paling banyak adalah SD dan SMP dengan persentase yang adalah 25 responden (41,7%), frekuensi Pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga (IRT) 46 responden (76,7%). Maka peneliti membuat kesimpulan bahwa penderita penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado paling banyak ada pada lansia awal dan kebanyakan penderita hipertensi adalah perempuan dengan pendidikan terakhir paling banyak adalah SD dan SMP sedangkan pekerjaan paling banyak responden penderita hipertensi adalah pada ibu rumah tangga. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa penderita tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor usia, yang mana tingkat perawatan diri pada penderita menurun. Jenis kelamin, yang mana perempuan selalu sibuk dengan urusan keluarga dalam ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir, yang mana dengan kurang pengetahuan
penderita
tentang
pentingnya
pola
hidup
teratur
dapat
menambah/meningkatkan darah tinggi. Faktor pekerjaan juga dapat mempengaruh
65
penderita hipertensi dalam perawatan diri dimana penderita sibuk dengan urusan suami dan anak-anaknya. 6.2
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi Di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 60
responden di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado, Kategori Dukungan Keluarga baik berjumlah 45 responden (75%) dan kategori dukungan keluarga kurang yaitu 15 responden (25%). Sedangkan kategori perawatan diri baik 38 responden dengan persentase (36,7%), dan kategori perawatan diri kurang 22 responden dengan persentase (63,3%). Dengan hasil perhitungan uji statistic chi square, yang diperoleh nilai p value = 0,013 yang berarti kurang dari 0,005 yang artinya Ha diterima atau ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi. Dukungan keluarga terhadap penderita hipertensi masuk dalam kategori baik dengan persentasi 75%. Hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan. Pengetahuan yang baik akan kesehatan keluarga misalnya dukungan emosional, pemberian solusi, menyiapkan makanan kepada anggota yang sakit hipertensi, mengingatkan pentingnya olahraga sangat menunjukkan dampak yang baik tentang dukungan keluarga. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Friedman,dkk (2010) bahwa salah satu jenis dukungan keluarga adalah dukungan emosional yang membuat orang lain menjadi nyaman untuk istirahat, tenang pikiran, dan persoalan akan mudah diatasi.
66
Selanjutnya, kategori kurang dengan persentasi 36,7% terhadap perilaku perawatan diri disebabkan karena faktor kesibukan kerja khususnya sebagai Ibu Rumah Tangga sebagai responden yang mencapai 76,7%. Artinya tugas IRT yang banyak cukup mengurangi dukungan keluarga terhadap pasien penderita hipertensi. Data yang diperoleh tingkat perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi masuk dalam kategori baik dengan persentasi 63,3%. Salah satu faktor yang mendukung hal ini adalah perilaku pasien akan sikap nonfarmakologis yang teratur misalnya perencanaan diet yang teratur dan pantang akan makanan dan minuman tertentu yang memiliki kadar peningkatan hipertensi dan juga sikap farmakologis yang intensif dalam proses pengobatan misalnya perilaku penderita sering memeriksa tekanan darah yang teratur. Hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan. Pengetahuan yang baik akan kesehatan keluarga misalnya dukungan emosional, pemberian solusi, menyiapkan makanan kepada anggota yang sakit hipertensi, mengingatkan pentingnya olahraga sangat menunjukkan dampak yang baik tentang dukungan keluarga. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Friedman,dkk (2010) bahwa salah satu jenis dukungan keluarga adalah dukungan emosional yang membuat orang lain menjadi nyaman untuk istirahat, tenang pikiran, dan persoalan akan mudah diatasi. Dalam temuan ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Notoadmodjo (2003) yang mengutip dari Lewin perilaku ketaatan pada individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor pengetahuan, sikap, ciri-ciri invidual dan partisipasi keluarga. Pertama, Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan 67
merupakan hal yang sangat mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan pasien tentang perawatan pada penderita hipertensi yang rendah yang dapat menimbulkan kesadaran yang rendah pula yang berdampak dan berpengaruh pada penderita hipertensi dalam mengontrol tekanan darah, kedisiplinan pemeriksaan yang akibatnya dapat terjadi komplikasi berlanjut. Kedua, Sikap adalah reaksi tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Ketiga, ciri-ciri individual meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi. Dan Keempat, partisipasi keluarga merupakan keikutsertaan keluarga didalam membantu pasien melaksanakan perawatan dan pengobatan pasien. Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Notoadmodjo (2003) yang mengutip dari Lewin perilaku ketaatan pada individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor pengetahuan, sikap, ciri-ciri invidual dan partisipasi keluarga. Pertama, Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan merupakan hal yang sangat mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan pasien tentang perawatan pada penderita hipertensi yang rendah yang dapat menimbulkan kesadaran yang rendah pula yang berdampak dan berpengaruh pada penderita hipertensi dalam mengontrol tekanan darah, kedisiplinan pemeriksaan yang akibatnya dapat terjadi komplikasi berlanjut. Kedua, Sikap adalah reaksi tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Ketiga, ciri-ciri individual meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi. Dan Keempat, partisipasi keluarga merupakan keikutsertaan keluarga didalam membantu pasien melaksanakan perawatan dan pengobatan pasien.
68
Penelitian ini terkait dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Cindy Amalia Putri (2016). Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember. Perawat meningkatkan pendidikan kesehatan tentang perawatan pasien hipertensi kepada keluarga sehingga perawatan pasien hipertensi menjadi optimal yang bermakna ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perawatan pasien hipertensi. kekuatan korelasi (r) sebesar 0,252, artinya kekuatan korelasi lemah dengan arah korelasi positif. Dan dilakukan oleh Yohanis A. Tomastola, dkk (2014). Di Wilayah Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon 2014. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi makanan ekstrim dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa usia 18 – 40 tahun di Puskesmas Rurukan (p= 0,032). Dalam model pengkajian dan peninjak lanjutan (procede-procede model) yang diadaptasi oleh konsep Lawrence Green, menjelaskan bahwa perilaku perawatan diri adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang pembangunan sehingga perilaku perawatan diri ini sejalan dengan sejahtera. Semakin sejahtera maka perilaku perawatan diri semakin tinggi. Perilaku perawatan diri ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan, semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka perilaku perawatan diri juga semakin tingggi. Derajat kesehatan adalah suatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan, dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi, pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis, dan sosial budaya yang langsung/ tidak langsung mempengaruhi derajat kesehatan.
69
Kemudian faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisasi terhadap lingkungannya. Faktor perilaku akan terjadi apabila ada ransangan,sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenis pekerjaannya mengikuti tren yang berlaku dalam kelompok orang yang dilakukan kerena jenis pekerjaannya mengikuti tren yang berlaku dalam sekelompok sebayanya ataupun hanya menirudari tokoh idolanya. Dari beberapa point diatas yakni perilaku perawatan diri, derajat kesehatan, lingkungan dan gaya hidup di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi dimana faktor ini memperdisposisi terjadinya perubahan perilaku seseorang antara lain pengetahuan, Sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai dan sebagainya, faktor pendukung yang mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan faktor penguat faktor yang meliputi faktor sikap dan praktik para petugas termasuk petugas kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, orang tua, dan lain-lain. Dalam penelitian ini faktor pendorong yang meliputi aspek dukungan keluarga dimana dukungan keluarga sangatlah penting dalam memberikan informasiinformasi tentang masalah kesehatan khususnya penyakit hipertensi serta bagaimana dukungan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan tersebut. Dengan adanya dukungan keluarga dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat khususnya penderita hipertensi agar mampu meningkatkan kesadaran, kemauan dalam hidup sehat sehingga mampu mewujudkan derajat kesehatan. Lawrence Green juga menjelaskan bahwa dukungan keluarga sangatlah mempengaruhi terhadap perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi
70
dimana jika peran ini dapat dijalankan dengan baik maka perawatan diri pada penderita hipertensi akan jauh lebih baik. Namun sebaliknya dukungan keluarga ini tidak jalankan dengan baik maka akan sangat berpengaruh yang kurang baik pada perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan teori Lawrence Green dimana dukungan keluarga di kelurahan Sindulang Satu Kota Manado adalah baik dalam hal ini petugas kesehatan selalu memberikan informasi pada saat penderita berobat di Puskesmas maupun pada saat petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan tentang masalah kesehatan khususnya penjelasan, penyebab, proses penularan serta bagaimana cara penanganan pada hipertensi. Dari hasil dukungan keluarga yang baik dalam menjalankan pola hidup yang teratur maka perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi yang ada di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado adalah baik, meskipun ada beberapa responden atau penderita hipertensi yang mengatakan bahwa dukungan keluarga yang kurang baik dalam menjalakan pola hidup yang teratur sehingga berpengaruh pada perilaku perawatan dirinya.
71
BAB VII PENUTUP Pada bab ini akan di bahas tentang kesimpulan dan saran yang didapatkan daripenelitian yang di lakukan di kelurahan Sindulang Satu Kota Manado 7.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan dukungan
keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado adalah pada kategori baik. Dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado adalah pada kategori kurang. Terdapat Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi pada masyarakat di kelurahan Sindulang Satu kota Manado. 7.2
Saran
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk institusi pendidikan dan peneliti selanjutnya jika ingin melakukan penelitian lebih lanjut lagi, dan memperdalam untuk penerapan ilmu dan pengetahuannya dalam penelian tentang hipertensi. Agar dapat diketahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri pada penderita hipertensi di tempat penelitian yang berbeda.
72
2.
`Bagi perkembangan praktek profesi
Diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan bahan demi peningkatan kualitas perawat dalam praktek profesi terutama promosi kesehatan tentang pentingnya dukungan keluarga dengan perilaku perawatan diri dalam mengatasi atau mengurangi tekanan darah tinggi yang dialami oleh penderita itu sendiri.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z. (2001). Dasar- Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika. Brunner dan suddarth. (2010). Text Book of Medical Surgical Nursing 12th Edition. China: LWW. Cindy Amalia, Putri. (2016). “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perawatan Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Kabuapten Jember. Skripsi.Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember. Costa RS, Nogueira LT. (2008). Family support in the control of Hypertension.
Cameron, J., Ski, C. F., & Thompson, D. R. (2012).Screening for determinants of self care in patients with chronic heart failure. Heart, Lung and Circulation, 21(12), 806-808. Chobanian, A.V., et, al. (2003). The seventh Report of the joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Depkes RI. (2006) Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Depkes RI, (2009). Profil Kesehatan Indonesia Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Friedman, Bowel, dan Jones. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Jakarta: EGC.LWW. Friedman, MM (1998). Keperawatan Keluarga: Teori dan praktik, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Herni, Susanti. (2010). Defisit Perawatan Diri pada Klien Skizofrenia: Aplikasi Teori Keperawatan Orem.” Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 13 No. 2 Juli 2010, Hal. 87-97.
74
Hidayat, Aziz Alimul. (2009). Kebutuan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Jati, D. N. (2012). “Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Pasien Hipertensi Melakukan Kunjungan Perawatan Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam” Surakarta (SKRIPSI). Kementerian Kesehatan RI. (2014). Hipertensi. Jakarta. Mayo. (2015). Disease and condition High Blood Pressure (Hypertension). Nafrialdi. (2009). Anthipertensi: Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Ningrum. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Makan Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir Sleman Yogyakarta. Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, Nursalam, (2015). Metodologi Penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam, (2011). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Potoboda, Deisy Christy. (2017). “Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kombos Kota Manado,” Skripsi. Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik De La Salle Manado. Padila. (2013). Keperawatan gerontik. Yogjakarta:Nuha Medika. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen KesehatanRepublik Indonesia.
75
Setiadi, (2008). Konsep dan Proses keperawatan keluarga. Yogyakakarta: Graha Ilmu. Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A., Simadibrata, M., Setiyohadi, B., & Syam, A. F. (2013).
Ilmu
Penyakit
Dalam.
Jakarta:
Interna
Publishing.
Sujono, R. & Harmoko, H. (2012). Standard Operating Procedure dalam Praktik Klinik Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tumenggung, I. (2013). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet Hipertensi DI RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolongo, Vol 1).
Tarwoto & Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Tedjasukmana P. (2012). Tatalaksana hipertensi. CDK. 39(4):251–255. World Health Organization (2013). A global brief on hypertension, silent killer, global public health crisis [internet]. Switzerland: [disitasi tanggal 4 April 2018]. World Health Organization (WHO, 2014), Surveilance Of Major Non Communicable Disease In South East Asian Region. Report of An Inter-Country Consultation.Geneva:WHO,
World Health Organization (WHO, 2015). Q & A on Hypertension.
Palmer. (2007). Simple Guide TDT, Erlangga: Jakarta.
Joint National Committee (JNC 7, 2003). Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC). JAMA
76
LAMPIRAN
77
Lampiran 1 : Curriculum Vitae CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap
: Emiton A. Tsenawatme
TTL
: Ilaga, 02 Januari 1994
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Nama Ayah
: Isak Tsenawatme
Nama Ibu
: Melina Komangal
Anak ke
: 3 dari 5 Bersaudara
Nama Saudara
: Mirina, Aleks, Esty, dan Dilla
Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Email
:
[email protected]
Motto
: “Hadir didunia untuk menjadi berkat bagi sesama manusia”
Riwayat Pendidikan : 1. Lulusan SD INPRES BANTI, tahun 2007 : 2. Lulusan SMP Negeri 2 TIMIKA, tahun 2010 : 3. Lulusan SMA LOKON, tahun 2013 : 4. Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado Tahun 2014 – Sekarang.
78
Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS DUKUNGAN KELUARGA Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.869
21 Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
P1
3.30
.923
20
P2
3.30
.865
20
P3
3.30
.865
20
P4
3.40
.754
20
P5
2.65
.875
20
P6
2.25
1.020
20
P7
3.00
1.026
20
P8
3.50
.946
20
P9
2.85
.875
20
P10
2.90
.912
20
P11
2.70
1.081
20
P12
2.35
1.182
20
P13
2.95
.999
20
P14
2.90
1.294
20
P15
2.75
1.070
20
P16
2.75
1.020
20
P17
2.80
1.240
20
P18
2.90
1.252
20
P19
3.45
.605
20
P20
3.55
.686
20
P21
3.70
.470
20
79
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
P1
59.95
105.208
.485
.863
P2
59.95
105.103
.530
.861
P3
59.95
114.050
.025
.876
P4
59.85
104.766
.642
.859
P5
60.60
101.095
.761
.854
P6
61.00
103.895
.496
.862
P7
60.25
113.987
.010
.879
P8
59.75
117.461
-.151
.883
P9
60.40
105.726
.487
.863
P10
60.35
106.345
.429
.864
P11
60.55
97.839
.760
.852
P12
60.90
97.042
.722
.852
P13
60.30
103.379
.535
.861
P14
60.35
100.661
.498
.863
P15
60.50
106.895
.326
.868
P16
60.50
101.526
.617
.858
P17
60.45
98.471
.620
.857
P18
60.35
96.029
.719
.852
P19
59.80
108.695
.491
.864
P20
59.70
107.168
.536
.862
P21
59.55
114.261
.076
.872
Scale Statistics Mean 63.25
Variance 115.250
Std. Deviation
N of Items
10.735
21
80
PERILAKU PERAWATAN DIRI
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.832
21
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
P1
2.10
1.119
20
P2
3.25
.444
20
P3
2.10
.718
20
P4
2.10
1.119
20
P5
2.05
1.234
20
P6
1.75
1.020
20
P7
2.20
1.196
20
P8
2.60
.754
20
P9
3.40
.883
20
P10
1.45
.826
20
P11
1.55
.999
20
P12
1.60
.883
20
P13
2.35
1.348
20
P14
2.70
1.031
20
P15
2.10
1.119
20
P16
3.65
.489
20
P17
3.30
.865
20
P18
2.15
1.226
20
P19
3.50
.761
20
P20
2.10
1.119
20
P21
3.85
.366
20
81
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
P1
49.75
75.776
.889
.798
P2
48.60
96.989
-.325
.842
P3
49.75
92.303
.111
.835
P4
49.75
75.776
.889
.798
P5
49.80
77.221
.719
.806
P6
50.10
80.305
.711
.809
P7
49.65
77.713
.721
.806
P8
49.25
97.355
-.241
.847
P9
48.45
96.576
-.174
.847
P10
50.40
93.621
.003
.840
P11
50.30
88.326
.267
.831
P12
50.25
90.092
.207
.833
P13
49.50
81.526
.452
.823
P14
49.15
84.029
.489
.820
P15
49.75
75.776
.889
.798
P16
48.20
90.695
.366
.828
P17
48.55
94.997
-.083
.844
P18
49.70
82.642
.458
.822
P19
48.35
91.713
.141
.834
P20
49.75
75.776
.889
.798
P21
48.00
92.947
.179
.832
Scale Statistics Mean 51.85
Variance 94.345
Std. Deviation
N of Items
9.713
21
82
Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Responden INFORMASI PELAKSANAAN PENELITIAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi Di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado
TIM PENELITI Peneliti Utama
: Emiton Tsenawatme , Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik De La Salle Manado Asisten Peneliti : Ns. Johanis Kerangan, M., Kep Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes
DESKRIPSI Penelitian ini sedang dilaksanakan sebagai bagian dari Studi Ilmu Keperawatan yang dilakukan oleh Emiton Tsenawatme. Tujuan penelitian ini adalah (untuk menetahui hubungan dukungan keluarga dengan perawatan diri pada penderita hipertensi) KETERLIBATAN Partisipasi Anda dalam penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela. Jika Anda setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa komentar atau penalti. Jika Anda tertarik, informasi yang Anda berikan tidak akan dihilangkan tetapi akan tetap dirahasiakan, tanpa nama. Keputusan Anda untuk bersedia, atau tidak bersedia, tidak akan berdampak pada hubungan Anda saat ini atau masa depan dengan masyarakat di Kelurahan Sindulang Satu, misalnya akan berdampak pada aktivitas anda setiap hari. Penelitian ini akan melibatkan semua penderita hipertensi yang berada di Kelurahan Sindulang Satu. Data penelitian ini akan didapatkan melalui keterlibatan Anda dalam mengisi kuesioner dan wawancara secara mendalam dengan peneliti. Jenis-jenis pertanyaan yang akan ditanyakan berkaitan dengan dukungan keluarga dengan perawatan diri pada penderita hipertensi. KEUNTUNGAN YANG DIHARAPKAN Mungkin penelitian ini tidak menguntungkan Anda secara langsung. Namun, diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan, keluarga serta Puskesmas untuk menunjang jalannya proses pengobatan hipertensi
83
RISIKO Diperkirakan bahwa selama proses pengisian kuesioner dan wawancara, Anda mungkin merasa khawatir dan bosan dalam mendiskusikan tentang dukungan keluarga dan perawatan diri pada penderita hipertensi. PRIVASI DAN KERAHASIAAN Semua komentar dan tanggapan akan diperlakukan secara rahasia dan mengikuti transkripsi secara anonim. Nama-nama perorangan tidak ditampilkan dalam penelitian ini. Hasil wawancara tidak akan digunakan untuk tujuan apa pun selain untuk proyek penelitian ini, dan hanya dapat diakses oleh peneliti utama. Hasil wawancara akan dimusnahkan pada akhir penelitian. Setiap data yang dikumpulkan dari penelitian ini akan disimpan dengan aman sesuai dengan kebijakan data penelitian UDLS dan data penelitian dapat digunakan dalam studi perbandingan di masa mendatang. PERSETUJUAN UNTUK BERPARTISIPASI Kami meminta Anda agar menandatangani formulir persetujuan (terlampir) untuk menginformasikan bahwa Anda setuju berpartisipasi dalam penelitian ini. PERTANYAAN/INFORMASI LEBIH LANJUT TENTANG PENELITIAN Jika ada pertanyaan atau memerlukan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi salah satu anggota tim peneliti di bawah ini contoh: Emiton Tsenawatme
+62 82110066471
[email protected]
Ns. Johanes Karangan, M., Kep Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes
+62 85298015551 +62 82319936100
[email protected] [email protected]
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
PERHATIAN/PENGADUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENELITIAN UDLS berkomitmen dalam integritas dan kode etik dari proyek-proyek penelitian. Namun, jika Anda memiliki kekhawatiran atau keluhan tentang etika proyek penelitian ini, Anda dapat menghubungi Unit Etik Penelitian UDLS. Unit Etik Penelitian UDLS tidak ada hubungannya dengan proyek penelitian ini dan dapat memfasilitasi penyelesaian masalah Anda secara tidak memihak. Terima kasih telah membantu dalam penelitian ini. Harap simpan lembaran ini sebagai informasi Anda.
84
LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Penderita Hipertensi Di Kelurahan Sindulang Satu Kota Manado NOMOR KONTAK TIM PENELITI Emiton Tsenawatme
+62 82110066471
[email protected]
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
PERNYATAAN PERSETUJUAN Dengan bertandatangan di bawah ini, Anda menyatakan bahwa Anda: Telah membaca dan memahami dokumen informasi mengenai penelitian ini. Telah mendapat penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Memahami bahwa jika Anda memiliki pertanyaan tambahan, Anda dapat menghubungi peneliti. Memahami bahwa Anda bebas untuk mengundurkan diri dari penelitian ini setiap saat, tanpa komentar atau penalti. Memahami bahwa penelitian ini akan menggunakan instrumen penelitian/alat ukur penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Setuju untuk berpartisipasi dan bersedia menjawab semua pertanyaan dengan benar tanpa paksaan dari siapapun.
Nama Tanda tangan Tanggal
Tolong kembalikan lembar ini kepada peneliti
85
Lampiran 9 : Hasil Uji Analisis Univariat dan Bivariat
DATA DEMOGRAFI RESPONDEN & HASIL ANALISIS UNIVARIAT
Statistics Dukungan Keluarga N
Valid
Perawatan Diri
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan Pekerjaan
60
60
60
60
60
60
0
0
0
0
0
0
Mean
1.75
1.63
2.45
1.13
2.80
2.33
Median
2.00
2.00
2.00
1.00
3.00
2.00
Missing
Dukungan Keluarga
Frequency Percent Valid BAIK
Valid Percent
Cumulative Percent
45
75.0
75.0
100.00
KURANG
15
25.0
25.0
25.0
Total
60
100.0
100.0
86
Perawatan Diri
Frequency Percent Valid BAIK
Valid Percent
Cumulative Percent
38
63.3
63.3
100.00
KURANG
22
36.7
36.7
36.7
Total
60
100.0
100.0
Umur Valid Percent
Frequency Percent Valid DEWASA 40-45
AKHIR
Cumulative Percent
11
18.3
18.3
18.3
LANSIA AWAL 4555
21
35.0
35.0
53.3
LANSIA 55-65
18
30.0
30.0
83.3
MANULA >65
10
16.7
16.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
AKHIR
Jenis Kelamin Freque ncy Valid PEREMPUAN LAKI-LAKI Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
52
86.7
86.7
86.7
8
13.3
13.3
100.0
60
100.0
100.0
87
Pendidikan
Frequency Percent Valid SD
Valid Percent
Cumulative Percent
25
41.7
41.7
41.7
SMP
25
41.7
41.7
83.3
SMA
7
11.7
11.7
95.0
S1
3
5.0
5.0
100.0
60
100.0
100.0
Total
Jenis Pekerjaan
Frequency Percent Valid IRT
Valid Percent
Cumulative Percent
46
76.7
76.7
76.7
SWASTA
9
15.0
15.0
91.7
PENSIUNAN
4
6.7
6.7
98.3
PNS
1
1.7
1.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
88
Case Processing Summary Cases Valid N Dukungan Keluarga * Perawatan Diri
Missing
Percent 60
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 60
100.0%
Dukungan Keluarga * Perawatan Diri Crosstabulation Perawatan Diri BAIK Dukungan Keluarga
BAIK
Count Expected Count % within Keluarga
Dukungan
% of Total KURANG
Count Expected Count % within Keluarga
Dukungan
% of Total Total
Count Expected Count % within Keluarga % of Total
89
Dukungan
KURANG
Total
33
12
45
28.5
16.5
45.0
73.3%
26.7%
100.%
55.0%
20.0%
75.0%
5
10
15
9.5
5.5
15.0
33.3%
66.7%
100.0%
8.3%
16.7%
25.0%
38
22
60
38.0
22.0
60.0
36.7%
36.7%
100.0%
63.7%
36.7%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig. Exact Sig. (2(2-sided) sided)
Df
Pearson Chi-Square
7.751a
1
.005
Continuity Correctionb
6.124
1
.013
Likelihood Ratio
7.571
1
.006
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Casesb
Exact Sig. (1-sided)
.011 7.622
1
.006
60
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50. b. Computed only for a 2x2 table
90
.007
Lampiran 2: Lembar Kuesioner
LEMBAR KUESIONER RESPONDEN Responden Penderita Hipertensi Petunjuk Pengisian 1) Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda silang (√) pada nomor pernyataan yang sesuai dengan anda. 2) Tiap pernyataan diisi dengan satu jawaban. A. Data Demografi 1. Nama/Inisial
:
2. Umur
:…….. Tahun
3. Jenis kelamin
:
Laki-laki
4. Pendidikan
:
Tidak Tamat Sekolah
Perempuan
SD SMP SMA S1 (Sarjana)
5. Pekerjaan
:
Ibu Rumah Tangga Buruh PNS Pegawai Swasta Swasta Petani Lain-lain (sebutkan)……………
5. Lama Berobat:……Tahun
91
Lampiran 3 : Kuesioner KUESIONER RESPONDEN DUKUNGAN KELUARGA
Informasi ini akan dirahasiakan, jadi harap diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Terima kasih. Petunjuk pengisian kuesioner. 1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan. Kemudian jawablah pernyataan sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya. Apabila terdapat pernyataan yang tidak dimengerti dapat menanyakannya kepada pihak kami. 2. Berilah tanda centang (√) pada kolom selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah sesuai yang anda alami. No
Pernyataan
Selalu
Sering
Kadang-
Tidak
Kadang
Pernah
Dukungan Emosional 1.
Saya
diberi
semangat
dan 4
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
dukungan oleh keluarga dalam melakukan perawatan hipertensi 2.
Saya dirawat oleh keluarga 4 dengan penuh kasih sayang
3.
Keluarga menanyakan keluhan- 4 keluhan yang saya rasakan
Dukungan Penilaian 4.
Saya dibantu oleh keluarga 4 untuk memberikan solusi setiap masalah
5.
Saya diberi pujian oleh keluarga 4 ketika menjalankan perawatan dengan sungguh-sungguh
Dukungan Instrumen 6.
Saya untuk
diantar
oleh
keluarga 4
berobat
atau
memeriksakan kesehatan
92
7.
Keluarga
menyiapkan
dana 4
3
2
1
Keluarga menyiapkan makanan 4
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3
2
1
untuk saya berobat 8.
khusus rendah garam Dukungan Informasional 9.
Saya diberikan informasi oleh 4 keluarga tentang upaya-upaya dalam menjalankan perawatan yang baik dan benar serta perilaku-perilaku
yang
memperburuk penyakit 10.
saya diingatkan oleh keluarga 4 untuk tidak merokok, minumminuman
yang
mengandung
alkohol, dan minum kopi 11.
Saya diingatkan oleh keluarga 4 untuk
membatasi
konsumsi
sumber natrium seperti garam dapur,
penyedap
rasa,
mie
instan, dll 12.
Saya diingatkan oleh keluarga 4 untuk
tidak
makanan
mengkonsumsi
yang
mengandung
lemak dan kolestrol seperti udang,
daging
berlemak,
jerohan,
makanan
bersantan
kental, dll 13.
Saya diingatkan oleh keluarga 4 tentang pentingnya berolahraga secara teratur
14.
Saya diingatkan oleh keluarga 4 untuk istirahat yang cukup
93
15.
Saya diingatkan oleh keluarga 4
3
untuk meminum obat secara teratur
94
2
1
KUESIONER RESPONDEN PERILAKU PERAWATAN DIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI Informasi ini akan dirahasiakan, jadi harap diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.Terima kasih. Petunjuk pengisian kuesioner 1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan. Kemudian jawablah pernyataan sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya. Apabila terdapat pernyataan yang tidak dimengerti dapat menanyakannya kepada pihak kami. 2. Berilah tanda centang (√) pada kolom selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah sesuai yang anda alami. No
Pernyataan
Selalu
Sering
Kadang-
Tidak
Kadang
Pernah
Nonfarmakologis Perencanaan Diet berdasarkan DASH 1.
Saya makan buah- 4
3
2
1
3
2
1
2
3
4
2
3
4
buahan 2.
Saya
makan- 4
makanan
yang
mengandung banyak
minyak
seperti
goreng-
gorengan 3.
Saya
makan- 1
makanan
tinggi
kolesterol
seperti
daging berlemak,jerohan, santan yang kental, dll Diet Rendah Garam 4.
Saya
1
mengkonsumsi makanan yang asin dalam
kehidupan 95
sehari-hari 5.
Saya
makan 4
makanan
3
2
1
3
2
1
2
3
4
2
3
4
2
3
4
2
3
4
yang
menggunakan penyedap
rasa
seperti micin, dll Aktivitas Fisik Membatasi Alkohol, Kopi, dan Rokok 6.
Saya
mengurangi 4
rokok setiap hari
7.
Saya asap
menghirup 1 rokok
keluarga
saat saya
merokok di dekat saya Managemen Stress 8.
Saya
tidak 1
mengungkapkan masalah
saya
kepada
keluarga/
orang lain Istirahat Cukup 9.
Saya
begadang 1
setiap malam
Farmakologis 10.
Saya
memeriksa 1
tekanan
darah
minimal setiap 1 bulan sekali
96
Lampiran 6 : Permohonan Ijin Pengambilan Data ( Penelitian)
97
98
99
100
101
102
Lampiran 9: Lembar Konsultasi
103
Lampiran 7: Lembar Keterangan Selesai Penelitian
104