Data

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Data as PDF for free.

More details

  • Words: 6,686
  • Pages: 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan, yaitu mulai pada minggu keempat bulan Februari sampai minggu keempat bulan April 2009. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi, Jurusan Biologi,

FMIPA, Universitas

Haluoleo. B. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah isolat SSA2.B4.1 dan SSD2A7.1 hasil skrining bakteri

penghasil

kitinase

dari

tempat

pemeliharaan

udang

(tambak),

penampungan udang, limbah pengolahan udang dan tempat pembuangan limbah padat udang yang terdapat dibeberapa daerah industri perikanan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, yang dikarakterisasi sifat biokimianya dengan menggunakan berbagai uji biokimia yaitu uji fermentasi karbohidrat, uji hidrolisis pati, uji methyl red, uji Voges-Proskauer , uji oksidase, uji katalase, uji indol, uji sitrat, uji pencairan gelatin, uji urease, uji H2S, uji selulose dan uji protease.

C. Alat dan bahan yang digunakan 1.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari peralatan gelas dan bukan gelas serta peralatan instrumen. a. Peralatan gelas dan bukan gelas Peralatan gelas terdiri dari tabung reaksi (pyrex), cawan petri (pyrex), gelas

ukur

100

mL

dan

50

mL,

gelas

kimia

(pyrex)

500

mL,

Erlenmeyer (pyrex) 250 mL, pipet volume (pyrex) 5 mL dan 10 mL, pipet tetes, tabung Durham, pembakar bunsen, alat penanam bakteri (jarum ose) ujung bulat dan ujung runcing. Peralatan bukan gelas terdiri dari karet pengisap (filler), pengaduk magnetik, pipet mikro, rak tabung reaksi dan botol semprot. b. Peralatan instrumen Peralatan instrumen terdiri dari autoklaf, neraca analitik (precisa 205 A), inkubator, mikroskop cahaya, pemanas (thermolyne), refrigerator, entkas. 2.

Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pepton, dekstrosa,

kalium fosfat, ammonium dihidrogen fosfat, dikalium fosfat natrium klorida, natrium sitrat, magnesium sulfat, agar, brom timol biru (BTB) tripton, kalsium klorida, glukosa, laktosa, sukrosa, kalium dihidrogen fosfat, fenol merah, triple sugar iron agar (TSIA), gelatin, ekstrak ragi, susu skim, karboksimetilselulosa

51

(CMC), kalium nitrat, trypticase soy agar (TSA), metil merah, etanol 70% dan etanol 95 %, α -naftol, hidrogen peroksida, asam sulfat pekat, larutan iodin, kalium hidroksida, manitol, maltosa, pati, dimetil-p-fenilendiamin oksalat, safranin, larutan lugol iodin, Simmon sitrat agar, kalium nitrit sulfanilat, klorida

0,5% , asam

α-naftilamin, p-dimetilaminobenzaldehida, butanol, asam pekat

dan

aquades.

..............................

51

D. Prosedur penelitian Secara umum, metode penelitian ini digambarkan dalam skema berikut : a. Pewarnaan Gram

Kaca penutup dan kaca objek -dibersihkan dengan alkohol 70% -dilewatkan di atas nyala lampu spirtus Isolat bakteri (1 ose) -diletakkan diatas kaca objek seluas ± 1 cm2 -dilakukan fiksasi di atas nyala lampu spritus -

diteteskan zat warna dasar (kristal violet) (2 tetes) -didiamkan selama 1 menit -dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan

-ditetesi dengan larutan lugol iodin dan -diamkan 1 menit -dicuci dengan alkohol 95% (2 tetes) -didiamkan selama ± 30 detik -dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan -diberi larutan safranin (2 tetes) -didiamkan selama 2 menit -dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan -diamati dengan mikroskop bakteri gram positif berwarna biru keunguan sedangkan gram negatif berwarna merah

b. Uji sifat biokimia isolat

52

Sterilisasi alat yang akan digunakan -sterilisasi dengan menggunakan metode panas lembab (autoklaf) pada suhu 121oC selama 15 menit -dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 80oC selama 15 menit Pembuatan media uji mikroba

Pembuatan reagen uji

- disterilisasi dengan metode panas lembab (autoklaf) pada suhu 121oC selama 15 menit media uji mikroba steril

reagen uji

Inokulasi isolat bakteri kitinolitik pada tiap-tiap media uji Inkubasi pada suhu dan waktu sesuai tiap-tiap uji biokimia Karakterisasi isolat bakteri dengan berbagai uji biokimia, yaitu : - uji fermentasi karbohidrat - uji hidrolisis pati -uji methyl red - uji Voges-Proskauer - uji oksidase - uji katalase - uji indol - uji sitrat - uji pencairan gelatin - uji urease - uji H2S - uji selulase – uji protease - uji nitrat

D. Identifikasi isolat

53

Isolat diidentifikasi berdasarkan pewarnaan gram untuk mengetahui bentuk sel bakteri dan sifat gram (gram negatif/gram positif) dan uji karakterisasi sifat biokimia isolat. a. Pewarnaan Gram Kaca penutup dan kaca obyek dibersihkan dengan alkohol hingga bebas lemak, kemudian dilewatkan di atas nyala lampu spritus. Diambil secara aseptik sebanyak satu ose isolat bakteri dan diletakkan pada kaca obyek seluas ± 1 cm 2 kemudian dilakukan fiksasi di atas nyala lampu spritus. Diteteskan zat warna dasar (kristal violet) sebanyak 2 tetes dan didiamkan selama 1 menit. Setelah itu dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan, kemudian ditetesi dengan larutan lugol iodin dan diamkan selama 1 menit. Setelah kering, dicuci dengan larutan peluntur/pemucat (alkohol 95%) sebayak 2 tetes dan didiamkan selama ± 30 detik. Selanjutnya dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan. Setelah kering diberi larutan zat warna pembanding/penutup (safranin) sebanyak 2 tetes dan didiamkan selama 2 menit dan dicuci dengan air mengalir lalu dikeringkan. Setelah itu diamati dengan mikroskop, bakteri gram positif tampak berwarna biru keunguan sedangkan gram negatif berwarna merah (Lay, 1994).

b. Uji sifat biokimia isolat •

Uji fermentasi karbohidrat

54

Langkah-langkah yang digunakan dalam uji fermentasi karbohidrat adalah menyiapkan kaldu karbohidrat yaitu glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa, dan manitol masing-masing 1%. Kaldu karbohidrat yang mengandung BTB (brom timol biru) sebagai indikator pH dan ditambahkan pepton sebagai sumber nitrogen, vitamin dan mineral dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi tabung Durham. Kemudian diinokulasi dengan biakan bakteri. Setelah itu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 30oC selama 24 jam. Selanjutnya fermentasi karbohidrat diperiksa dengan melihat pembentukan asam (warna kuning) dan pembentukan gas dalam tabung Durham (Lay, 1994). •

Uji methyl red Langkah-langkah yang digunakan dalam uji methyl red adalah disiapkan

kaldu MR-VP, lalu dimasukkan 5 mL kaldu MR-VP dalam tabung reaksi dan diinokulasikan biakan bakteri ke dalam kaldu MR-VP, diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam atau pada suhu 30oC selama 72 jam. Hari berikutnya ditambahkan reagen metil merah 5 tetes, jika kaldu berwarna merah setelah penambahan reagen metil merah maka menunjukan hasil uji positif, dan jika warna kaldu berwarna kuning maka hasil uji negatif (Lay, 1994).



Uji Voges Proskauer Kaldu MR-VP sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

diinokulasi bakteri pada kaldu MR-VP, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC

55

selama 24 jam. Setelah itu ditambahkan 10 tetes larutan KOH 40% dan 15 tetes larutan α-naftol, dikocok dan dibiarkan 30 menit. Uji positif jika kaldu berwarna merah dan uji negatif jika kaldu tidak mengalami perubahan warna setelah penambahan reagen (Lay, 1994). •

Uji oksidase Biakan ditumbuhkan pada media nutrien agar (NA), diinkubasi selama

pada suhu 30oC selama 24 jam, kemudian ditambahkan reagen uji oksidase (campuran 1:1 larutan α naftol 1% dan 1% larutan

dimetil-p-fenilendiamin

oksalat) pada koloni bakteri dan didiamkan selama 30 menit. Uji positif jika warna koloni berubah menjadi hitam (Lay, 1994). •

Uji katalase Biakan ditumbuhkan pada media NA dengan cara ditotolkan dan

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30oC kemudian ditambahkan reagen H2O2 3 %. Uji positif ditandai dengan pembentukan gelembung udara pada biakan dan disekitarnya (Lay, 1994).



Uji indol Medium tripton cair dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 mL,

diinkubasi

selama

24

jam

pada

suhu

35oC,

kemudian

ditambahkan

56

beberapa tetes reagen Kovacs. Jika terbentuk warna merah dipermukaan medium menunjukkan hasil uji positif (Waluyo, 2008). •

Uji sitrat Biakan diinokulasi pada media Simmon sitrat agar dengan inokulum

yang tipis, kemudian diinkubasi pada suhu 350C selama 48 jam. Jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru menunjukan uji positif (Lay, 1994). •

Uji pencairan gelatin Biakan diinokulasi pada media dengan cara menusukkan mikroba yang

akan diujikan sedalam ¾ bagian dari lapisan permukaan, kemudian diinkubasi pada suhu 350C selama 24 jam. Jika media gelatin mencair, maka langkah selanjutnya dimasukkan dalam lemari es selama 30 menit. Diamati pencairan gelatin, jika terdapat gelatin yang mencair menunjukkan uji positif. Namun jika tidak mencair maka di inkubasi kembali selama 1 minggu pada suhu 350C. Uji negatif jika setelah 1 minggu gelatin tidak mencair sedikitpun (Lay, 1994).



Uji hidrogen sulfida ( H2S) Inokulasi biakan pada tabung reaksi yang telah berisi media TSIA 7 mL dengan cara menusukkan jarum ose ke dalam media kemudian baru diinokulasi

57

pada bagian slant TSIA. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Diamati pertumbuhannya pada bagian Butt dan Slant (Lay, 1994). •

Uji urease Inokulasi biakan pada media urea agar miring dengan mikroorganisme,

kemudian diinkubasi pad suhu 350C selama 24 jam. Jika terjadi perubahan warna dari kuning

menjadi merah keunguan

maka menunjukkan uji positif

(Hadioetomo, 1985). •

Uji selulase Inokulasi biakan pada media Luria agar (LA) yang mengandung CMC (karboksimetilselulase) pada cawan Petri dengan melubangi agar pada cawan dengan menggunakan cut borer sebanyak 4 sampai 5 lubang (Gambar 19.a), kemudian diinokulasi dengan cara mengambil 1 ose biakan kemudian dimasukkan dalam 1 mL aquades steril lalu dihomogenkan dengan menggunakan pipet mikro sebelum dipipet lalu diinokulasi pada lubang yang terdapat pada agar sebanyak 100 µ L . Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada inkubator dengan posisi tidak terbalik pada suhu 37oC. Uji positif ditunjukkan dengan terbentukknya zona bening di sekitar daerah inokulasi (Yulianingsih, 2007). O

O O

O

O

(a)

( b)

Gambar 19. (a) Bentuk lubang dan (b) bentuk goresan pada media uji.



Uji protease 58

Inokulasi biakan pada media LA yang mengandung susu skim pada cawan Petri dengan membagi media menjadi 4 bagian dengan menggunakan spidol pada bagian luar cawan petri, kemudian digoreskan inokulum pada 4 bagian media tersebut (Gambar 19.b). Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada inkubator dengan suhu 37oC. Uji positif ditunjukkan dengan terbentukknya zona bening di sekitar daerah goresan (Akhdiya, 2003). •

Uji hidrolisis pati Biakan diinokulasi pada media NA yang mengandung pati, dengan cara melubangi agar pada cawan dengan menggunakan cut borer sebanyak 4 sampai 5 lubang (Gambar 19.a), kemudian diinokulasi dengan cara mengambil 1 ose biakan kemudian diencerkan dalam 1 mL aquades steril lalu dihomogenkan dengan menggunakan pipet mikro sebelum dipipet dan diinokulasi pada lubang yang terdapat pada agar sebanyak 100 µ L . Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada inkubator dengan posisi tidak terbalik pada suhu 37oC. Uji positif ditunjukkan dengan terbentukknya zona bening di sekitar daerah inokulasi (Yulianingsih, 2007).



Uji reduksi nitrat Uji nitrat dilakukan dengan menumbuhkan mikroorganisme pada kaldu nitrat

dalam tabung reaksi yang telah dilengkapi dengan tabung Durham,

kemudian diinkubasi pada suhu 35oC selama 24 jam. Setelah masa inkubasi, diperhatikan adanya gas dalam tabung Durham dan nitrit dalam media biakan.

59

Keberadaan nitrit dalam media diuji dengan penambahan asam sulfanilat dan α-naftilamin yang akan bereaksi dengan nitrit yang ditunjukkan dengan perubahan warna media menjadi merah atau merah muda. Pada tabung yang tidak menunjukkan perubahan warna, ditambahkan bubuk Zn untuk melihat reduksi nitrat menjadi nitrit. Bila didapatkan nitrat dalam medium, maka kaldu berubah warna menjadi merah muda atau merah karena Zn mereduksi nitrat menjadi nitrit dan nitrit ini bereaksi dengan reagen uji dan terbentuk warna merah (Lay, 2004). E. Desain penelitian Tabel 6. Desain penelitian hasil perlakuan pada pewarnaan Gram terhadap isolat SSA2.B4.1 dan SSD2A7.1.

No

Reagen yang diberikan

Warna isolat SSA2.B4.1

1

Kristal violet

2

Larutan lugol

3

Larutan pemucat (Alkohol 95%)

4

Safranin

SSD2A7

Kesimpulan

Tabel 7. Desain penelitian hasil uji sifat biokimia isolat SSA2.B4.1 dan SSD2A7.1. No

Nama isolat

1

2

Jenis uji 3 1. Fermentasi karbodidrat a. Fermentasi glukosa b. Fermentasi manitol c. Fermentasi laktosa

Hasil uji

Keterangan

4

5

60

1.

SSD2A7.1.

d. Fermentasi sukrosa 2. Uji indol 3. Uji Methyl red 4. Uji Voges Proskauer 5. Uji sitrat 6. Uji urease 7. Uji Hidrogen sulfida 8. Uji katalase 9. Uji selulase 10. Uji protease 11. Uji hidrolisis pati 12. Uji pencairan gelatin 13. Uji oksidase 14. Uji nitrat

No

Nama isolat

Jenis uji

Hasil uji

Keterangan

1

2

3

4

5

SSA2B4.1. 2.

1. Fermentasi karbodidrat a. Fermentasi glukosa b. Fermentasi manitol c. Fermentasi laktosa d. Fermentasi sukrosa 2. Uji indol 3. Uji Methyl red 4. Uji Voges Proskauer 5. Uji sitrat 6. Uji urease

61

7. Uji Hidrogen sulfida 8. Uji katalase 9. Uji selulase 10. Uji protease 11. Uji hidrolisis pati 12. Uji pencairan gelatin 13. Uji oksidase 14. Uji nitrat

Metabolisme merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Misalnya pembentukkan protein dari asam amino. Secara umum proses anabolik membutuhkan energi. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekulmolekul yang lebih sederhana. Proses katabolik melepaskan energi yang dibutuhkan oleh sel(Waluyo, 2004). Aktivitas metabolisme tidak terlepas dari adanya enzim. Berdasarkan tempat bekerjanya, bakteri memiliki juga jenis enzim yaitu endoenzim dan eksoenzim. Endoenzim yaitu enzim yang berkerja dalam sel. Sistem endoenzim selain bersifat anabolik dapat juga bersifat katabolik.sedangkan eksoenzim yaitu enzim yang disekresikan ke luar sel dan berdifusi ke dalam media. Sebagian besar eksoenzim bersifat hidroliktik, yang berarti bahwa eksoenzim menguraikan molekul kompleks menjadi molekul yang molekul-molekul yang lebih sederhana. Molekul-molekul yang lebih kecil ini kemudian dapat memasuki sel dan digunakan untuk kepentingan sel(Waluyo, 2004). Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo, 2004).

62

E. coli adalah suatu bakteri gram negative berbentuk batang, bersifat anaerobic fakultatif, dan mempunyai flagella peritrikat. E. coli dibedakan atas sifat serologinya berdasarkan antigen o (somatic), K (kapsul) dan H (flagella) (Fardiaz,1992) Medium selektif yang dapat digunakan untuk mengisolasi E.coli misalnya DHL (Desoxycholate Hydrogen Sulfide Lactose) agar atau MacConkey Agar. Koloni E.coli pada DHL dan MacConkey Agar berwarna merah dan dikelilingi oleh areal yang menunjukkan pengendapan bile. E.coli akan menfermentasi laktosa di dalam medium menjadi asam, sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan bile dan penyerapan indikator merah netral(Fardiaz,1992) Uji-uji biokimia yang dilakukan terhadap E. coli termasuk karakteristik pertumbuhan pada agar TSI (Triple Sugar Iron) dan agar SIM (Sulfite Indole Motility) atau LIM (Lysine Indole Motility). Uji-uji biokimia ditujukan untuk menunjukkan E.coli dan bakteri-bakteri lainnya yang mempunyai sifat-sifat hamper sama, yaitu Klebsiella dan Enterobacter (Fardiaz,1992) Berikut beberapa uji Biokimia yang digunakan untuk identifikasi bakteri antara lain : a. Indol Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang diperoleh negatif karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber carbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacs. Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein(Anonim, 2008)

b.

MR-VP 1.

Uji MR

63

Hasilnya positif, terjadi perubahan warna menjadi merah setelah ditambahkan methyl red. Artinya, bakteri ini mengahasilkan asam campuran (metilen glikon) dari proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP. Terbentuknya asam campuran pada media akan menurunkan pH sampai 5,0 atau kurang, oleh karena itu bila indikator metil ditambahkan pada biakan tersebut dengan pH seredndah itu maka indikator tersebut menjkadi merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri ini peragi asam campuran(Anonim, 2008) 2.

Uji VP Hasilnya negatif, karena tidak terbentuk warna merah pada

medium setelah ditambahkan α-napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil karbinol (asetolin) (Anonim, 2008) c.

SIM Hasil yang diperoleh pada uji ini adalah positif, hal ini terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar disekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini memiliki flagella. Dari uji juga terlihat ada warna hitam, yang berarti bakteri ini menghasilkan Hidrogen Sulfit (H2S) (Anonim, 2008)

d.

Simmons Citrate Hasil uji sitrat yang diperoleh negatif, yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna. Artinya bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permiase yaitu enzim spesifik yang membawa sitrat ke dalam sel(Anonim, 2008)

e.

TSIA

64

·

Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah karena bakteri

bersifat

basa

ini

menandakan

bahwa

bakteri

ini

tidak

memfermentasi laktosa dan sukrosa(Anonim, 2008) ·

Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan Co2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar. Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam, endapan ini terbentuk karena bakteri mampu mendesulfurasi asam amino dan methion yang akan menghasilkan H2S, dan H2S akan bereaksi dengan Fe++

yang

terdapat

pada

media

dan

menghasilkan

endapan

hitam(Anonim, 2008) ·

Pada media daerah butt media berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Media ini biasanya digunakan untuk membedakan Salmonella dan Shigella dengan bakteri Gram negatif bentuk batang lainnya bedasarkan pola fermentasi penghasil hydrogen sulfide. Untuk pengamatan pola-pola pengunaan karbohidrat. TSIA agar mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red sebagai indicator yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat untuk penghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat), bewarna hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan bakteribakterinya(Anonim, 2008)

f.

Uji gula-gula(Glukosa, Laktosa, Sukrosa dan Manitol) Uji ini dilakukan untuk mengindetifikasi bakteri yang mampu memfermentasikan

karbohidrat.

Pada

uji

gula-gula

hanya

terjadi

perubahan warna pada media glukosa yang berubah menjadi warna kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakan terbalik didalam tabung media, artinya hasil fermentasi berbentuk gas(Anonim, 2008)

65

Perbedaan sifat-sifat E.coli, Klebsiella dan Enterobacter Uji

E.coli

Klebsiella

Enterobacter

TSI : Fermentasi Sukrosa dan laktosa.

(+)a

+

+

Fermentasi glukosa

+

+

+

Produksi gas

(+)

(+)

+

Produksi H2S





(–)b

Dekarboksilase lisin.

(–)

+

(+)

Produksi indol.

(+)

(–)



Motilitas

(+)

–-

+







LIM/SIM

Produksi H2S.

Ket :

a

b

(+), Kebanyakan Positif.

(–), Kebanyakan Negatif.

http://www.hpa-standardmethods.org.uk/documents/bsopTP/pdf/bsoptp24.pdf Page 1 ONPG (β-GALACTOSIDASE) TEST ONPG (β-galaktosidase) TEST Issue No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Issued by: Standards Unit, Evaluations and Standards Laboratory Edisi No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Dikeluarkan oleh: Standar Unit, Evaluasi dan Standar Laboratorium Page 1 of 7 Halaman 1 dari 7 Reference no: BSOP TP 24i1.1 Referensi no: BSOP TP 24i1.1 This SOP should be used in conjunction with the series of other SOPs from the Health Protection Agency SOP ini harus digunakan dalam hubungannya dengan serangkaian SOP lain dari Badan Perlindungan Kesehatan www.evaluations-standards.org.uk www.evaluations-standards.org.uk Email: [email protected] Email: [email protected] NATIONAL STANDARD METHOD METODE STANDAR NASIONAL ONPG (β-GALACTOSIDASE) ONPG (β-galaktosidase) TEST TEST BSOP TP 24 BSOP TP 24 66

Issued by Standards Unit, Evaluations and Standards Laboratory Dikeluarkan oleh Standar Unit, Evaluasi dan Standar Laboratorium Specialist and Reference Microbiology Division Referensi spesialis dan Divisi Mikrobiologi Page 2 Page 2 ONPG (β-GALACTOSIDASE) TEST ONPG (β-galaktosidase) TEST Issue No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Issued by: Standards Unit, Evaluations and Standards Laboratory Edisi No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Dikeluarkan oleh: Standar Unit, Evaluasi dan Standar Laboratorium Page 2 of 7 Halaman 2 dari 7 Reference no: BSOP TP 24i1.1 Referensi no: BSOP TP 24i1.1 This SOP should be used in conjunction with the series of other SOPs from the Health Protection Agency SOP ini harus digunakan dalam hubungannya dengan serangkaian SOP lain dari Badan Perlindungan Kesehatan www.evaluations-standards.org.uk www.evaluations-standards.org.uk Email: [email protected] Email: [email protected] STATUS OF NATIONAL STANDARD METHODS STATUS STANDAR NASIONAL METODE National Standard Methods, which include standard operating procedures (SOPs), algorithms and Metode Standar Nasional, yang meliputi standar operasional prosedur (SOP), algoritma dan guidance notes, promote high quality practices and help to assure the comparability of diagnostic petunjuk catatan, mempromosikan praktek-praktek kualitas tinggi dan membantu untuk menjamin keterbandingan diagnostik information obtained in different laboratories. informasi yang diperoleh di berbagai laboratorium. This in turn facilitates standardisation of surveillance Hal ini pada gilirannya memudahkan pengawasan standardisasi underpinned by research, development and audit and promotes public health and patient confidence didukung oleh penelitian, pengembangan dan audit dan mempromosikan kesehatan publik dan kepercayaan pasien in their healthcare services. dalam layanan kesehatan. The methods are well referenced and represent a good minimum Metode-metode yang direferensikan dengan baik dan mewakili minimum yang baik standard for clinical and public health microbiology. standar untuk klinis dan kesehatan masyarakat mikrobiologi. However, in using National Standard Methods, Namun, dalam menggunakan Metode Standar Nasional, laboratories should take account of local requirements and may need to undertake additional laboratorium harus mempertimbangkan kebutuhan lokal dan mungkin perlu untuk melakukan tambahan investigations. penyelidikan. The methods also provide a reference point for method development. Metode-metodenya juga menyediakan referensi bagi pengembangan metode.

67

National Standard Methods are developed, reviewed and updated through an open and wide Metode Standar Nasional dikembangkan, ditinjau ulang dan diperbarui melalui terbuka dan lebar consultation process where the views of all participants are considered and the resulting documents proses konsultasi pandangan dimana semua peserta dianggap dan dokumen-dokumen yang dihasilkan reflect the majority agreement of contributors. mencerminkan kesepakatan mayoritas kontributor. Representatives of several professional organisations, including those whose logos appear on the Perwakilan dari beberapa organisasi profesional, termasuk mereka yang muncul pada logo front cover, are members of the working groups which develop National Standard Methods. penutup depan, adalah anggota dari kelompok kerja yang mengembangkan Metode Standar Nasional. Inclusion Inklusi of an organisation's logo on the front cover implies support for the objectives and process of preparing suatu organisasi logo pada sampul depan menyiratkan dukungan untuk tujuan dan proses penyusunan standard methods. metode standar. The representatives participate in the development of the National Standard Para wakil berpartisipasi dalam pengembangan Standar Nasional Methods but their views are not necessarily those of the entire organisation of which they are a Metode tetapi pandangan mereka belum tentu orang-orang dari seluruh organisasi yang mereka adalah member. anggota. The current list of participating organisations can be obtained by emailing Daftar saat ini organisasi peserta dapat diperoleh dengan mengirim email [email protected] . [email protected]. The performance of standard methods depends on the quality of reagents, equipment, commercial Kinerja metode standar tergantung pada kualitas reagen, peralatan, komersial and in-house test procedures. dan di rumah-prosedur pengujian. Laboratories should ensure that these have been validated and shown Laboratorium harus memastikan bahwa semua ini telah divalidasi dan ditampilkan to be fit for purpose. untuk menjadi bugar untuk tujuan. Internal and external quality assurance procedures should also be in place. Internal dan eksternal prosedur jaminan kualitas juga harus di tempatnya. Whereas every care has been taken in the preparation of this publication, the Health Protection Bahwa setiap perawatan telah diambil dalam penyusunan publikasi ini, Perlindungan Kesehatan Agency or any supporting organisation cannot be responsible for the accuracy of any statement or Lembaga atau organisasi pendukung tidak dapat bertanggung jawab atas akurasi pernyataan atau

68

representation made or the consequences arising from the use of or alteration to any information representasi dibuat atau konsekuensi yang timbul dari penggunaan atau perubahan informasi apapun contained in it. terkandung di dalamnya. These procedures are intended solely as a general resource for practising Prosedur ini dimaksudkan hanya sebagai sumber daya umum untuk mempraktikkan professionals in the field, operating in the UK, and specialist advice should be obtained where profesional di lapangan, yang beroperasi di Inggris, dan saran spesialis harus diperoleh di mana necessary. diperlukan. If you make any changes to this publication, it must be made clear where changes have Jika anda membuat perubahan pada publikasi ini, itu harus dibuat jelas di mana perubahan telah been made to the original document. telah dibuat untuk dokumen yang asli. The Health Protection Agency (HPA) should at all times be The Health Protection Agency (HPA) harus selalu menjadi acknowledged. diakui. The HPA is an independent organisation dedicated to protecting people's health. The HPA adalah sebuah organisasi independen yang didedikasikan untuk melindungi kesehatan masyarakat. It brings together the Ini membawa bersamasama expertise formerly in a number of official organisations. keahlian sebelumnya di sejumlah organisasi resmi. More information about the HPA can be found Informasi lebih lanjut tentang HPA dapat ditemukan at www.hpa.org.uk . di www.hpa.org.uk. The HPA aims to be a fully Caldicott compliant organisation. The HPA bertujuan untuk menjadi Caldicott sepenuhnya sesuai organisasi. It seeks to take every possible precaution Ini berusaha untuk mengambil setiap kemungkinan tindakan pencegahan to prevent unauthorised disclosure of patient details and to ensure that patientrelated records are untuk mencegah pengungkapan tidak sah rincian pasien dan untuk memastikan bahwa pasien-catatan yang terkait kept under secure conditions disimpan di bawah kondisi aman 11 .. More details can be found on the website at www.evaluations-standards.org.uk . Rincian lebih lanjut dapat ditemukan di situs webnya di www.evaluationsstandards.org.uk. Contributions to the Kontribusi pada development of the documents can be made by contacting [email protected] . pengembangan dokumen dapat dilakukan dengan menghubungi [email protected]. Suggested citation for this document: Disarankan kutipan untuk dokumen ini:

69

Health Protection Agency (2004). ONPG (β-galactosidase) test . Health Protection Agency (2004). ONPG (β-galaktosidase) tes. National Standard Method BSOP TP Metode Standar Nasional TP BSOP 24 24 Issue Persoalan 1. 1. http://www.hpa-standardmethods.org.uk/pdf_sops.asp . http://www.hpastandardmethods.org.uk/pdf_sops.asp. Please note the references are now formatted using Reference Manager software. Harap perhatikan sekarang referensi Reference Manager diformat menggunakan perangkat lunak. If you alter or delete text Jika Anda mengubah atau menghapus teks without Reference Manager installed on your computer, the references will not be updated automatically. tanpa Referensi Manager diinstal pada komputer Anda, referensi ini tidak akan diperbarui secara otomatis. Page 3 Halaman 3 ONPG (β-GALACTOSIDASE) TEST ONPG (β-galaktosidase) TEST Issue No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Issued by: Standards Unit, Evaluations and Standards Laboratory Edisi No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Dikeluarkan oleh: Standar Unit, Evaluasi dan Standar Laboratorium Page 3 of 7 Halaman 3 dari 7 Reference no: BSOP TP 24i1.1 Referensi no: BSOP TP 24i1.1 This SOP should be used in conjunction with the series of other SOPs from the Health Protection Agency SOP ini harus digunakan dalam hubungannya dengan serangkaian SOP lain dari Badan Perlindungan Kesehatan www.evaluations-standards.org.uk www.evaluations-standards.org.uk Email: [email protected] Email: [email protected] INDEX INDEX STATUS OF NATIONAL STANDARD METHODS................................................................................ STATUS OF NASIONAL STANDAR METHODS ............................................. ................................... 2 2 INDEX....................................................................................................................... ............................... INDEX ................................................. .................................................. ................. ................................. . 3 3 AMENDMENT PROCEDURE.......................................................................................................... ....... PROSEDUR PERUBAHAN ................................................ .................................................. ..... .......... 4 4 INTRODUCTION.................................................................................................... .................................

70

PENDAHULUAN ................................................. .................................................. .................................. 5 5 TT EST PRINCIPLE EST PRINSIP .................................................................................................................................... . .................................................. .................................................. ............................ ..... 5 5 1.0 1,0 SAFETY CONSIDERATIONS............................................................................................... ..... PERTIMBANGAN KESELAMATAN ................................................ .................................................. .. 5 5 2.0 2,0 REAGENTS AND EQUIPMENT ................................................................................................ Reagen DAN PERALATAN ............................................... ................................................. 5 5 2.1 2,1 RR EAGENTS EAGENTS ............................................................................................................................... .... .............................................. .................................................. ........................... 5 5 3.0 3,0 METHOD/PROCEDURE AND RESULTS................................................................................. METODE / PROSEDUR DAN HASIL ............................................. .................................... 6 6 4.0 4,0 PRECAUTIONS/LIMITATIONS OF PROCEDURE................................................................... TINDAKAN / BATASAN OF TATA ............................................. ...................... 6 6 REFERENCES......................................................................................................... ............................... PUSTAKA ................................................. .................................................. ........... .......................... 7 7 Page 4 Halaman 4 ONPG (β-GALACTOSIDASE) TEST ONPG (β-galaktosidase) TEST Issue No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Issued by: Standards Unit, Evaluations and Standards Laboratory Edisi No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Dikeluarkan oleh: Standar Unit, Evaluasi dan Standar Laboratorium Page 4 of 7 Halaman 4 dari 7 Reference no: BSOP TP 24i1.1 Referensi no: BSOP TP 24i1.1

71

This SOP should be used in conjunction with the series of other SOPs from the Health Protection Agency SOP ini harus digunakan dalam hubungannya dengan serangkaian SOP lain dari Badan Perlindungan Kesehatan www.evaluations-standards.org.uk www.evaluations-standards.org.uk Email: [email protected] Email: [email protected] AMENDMENT PROCEDURE PERUBAHAN TATA Controlled document Controlled dokumen reference referensi BSOP TP 24 BSOP TP 24 Controlled document title Controlled judul dokumen Standard Operating Procedure for ONPG (β-galactosidase) test Standar Operasional Prosedur untuk ONPG (β-galaktosidase) tes Each National Standard Method has an individual record of amendments. Masingmasing Metode Standar Nasional memiliki catatan individu amandemen. The current amendments Amandemen saat are listed on this page. tercantum pada halaman ini. The amendment history is available from [email protected] . Sejarah amandemen tersedia dari [email protected]. On issue of revised or new pages each controlled document should be updated by the copyholder in Pada isu direvisi atau halaman baru setiap dikendalikan dokumen harus diperbarui oleh copyholder di the laboratory. laboratorium. Amendment Amandemen Number/ Jumlah / Date Tanggal Issue no. Masalah no. Discarded Dibuang Insert Insert Issue Persoalan no. tidak. Page Halaman Section(s) involved Bagian (s) yang terlibat Amendment Amandemen 1/ 1 / 03.05.05 03.05.05 11 1.1 1,1 11 Front page Halaman depan Redesigned Redesigned 22 Status of document Reworded Status dokumen Reworded 44 Amendment page Halaman Amandemen 72

Redesigned Redesigned Page 5 Halaman 5 ONPG (β-GALACTOSIDASE) TEST ONPG (β-galaktosidase) TEST Issue No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Issued by: Standards Unit, Evaluations and Standards Laboratory Edisi No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Dikeluarkan oleh: Standar Unit, Evaluasi dan Standar Laboratorium Page 5 of 7 Halaman 5 dari 7 Reference no: BSOP TP 24i1.1 Referensi no: BSOP TP 24i1.1 This SOP should be used in conjunction with the series of other SOPs from the Health Protection Agency SOP ini harus digunakan dalam hubungannya dengan serangkaian SOP lain dari Badan Perlindungan Kesehatan www.evaluations-standards.org.uk www.evaluations-standards.org.uk Email: [email protected] Email: [email protected] STANDARD OPERATING PROCEDURE STANDARD OPERATING PROSEDUR FOR THE ONPG ( β -GALACTOSIDASE) TEST UNTUK ONPG (βgalaktosidase) TEST INTRODUCTION PENDAHULUAN The test is important in differentiating the Enterobacteriaceae which are commonly classified Tes penting dalam membedakan Enterobacteriaceae yang umumnya diklasifikasikan according to their ability to ferment lactose. sesuai dengan kemampuan mereka untuk memfermentasi laktosa. It is also used to differentiate Neisseria lactamica from Hal ini juga digunakan untuk membedakan Neisseria lactamica dari other fastidious Neisseria species. cerewet lain spesies Neisseria. TEST PRINCIPLE TEST PRINSIP The ONPG (o-nitrophenyl-β-D-galactopyranoside) test is used to determine the presence or absence The ONPG (o-nitrophenyl-β-D-galactopyranoside) tes digunakan untuk menentukan keberadaan atau ketiadaan of the enzyme β-galactosidase in an organism enzim β-galaktosidase pada suatu organisme 22 . . The presence of two enzymes, permease and β- Kehadiran dua enzim, permease dan β galactosidase are required to demonstrate lactose fermentation. galaktosidase diminta untuk menunjukkan fermentasi laktosa. True lactose non-fermenters do not Non-benar laktosa tidak fermentor possess either of these enzymes. memiliki salah satu dari enzim tersebut. Late lactose fermenting organisms do not have permease but do Akhir organisme fermentasi laktosa tidak memiliki permease tapi possess β-galactosidase, which hydrolyses lactose to form galactose and glucose. memiliki β-galaktosidase, yang membentuk hydrolyses laktosa galaktosa dan glukosa. ONPG is similar in ONPG mirip

73

structure to lactose. struktur laktosa. If β-galactosidase is present, the colourless ONPG is split into galactose and o- Jika β-galaktosidase hadir, yang berwarna ONPG dibagi menjadi galaktosa dan o nitrophenol, a yellow compound nitrophenol, senyawa kuning 33 .. 1.0 SAFETY CONSIDERATIONS PERTIMBANGAN KESELAMATAN 1,0 4-9 4-9 Refer to current guidance on the safe handling of all organisms and reagents documented in Lihat panduan saat penanganan yang aman dari semua organisme dan reagen didokumentasikan dalam this SOP SOP ini All work likely to generate aerosols must be performed in a microbiological safety cabinet Semua bekerja mungkin menghasilkan aerosol harus dilakukan dalam kabinet keamanan mikrobiologi The above guidance should be supplemented with local COSHH and risk assessments Petunjuk di atas harus dilengkapi dengan COSHH lokal dan penilaian risiko Compliance with postal and transport regulations is essential Kepatuhan terhadap peraturan transportasi pos dan penting 2.0 REAGENTS AND EQUIPMENT 2,0 Reagen DAN PERALATAN 10 10 Discrete bacterial colonies growing on solid medium Diskrit koloni bakteri yang tumbuh di media padat 2.1 REAGENTS 2,1 Reagen ONPG broth ONPG kaldu Alternatively, commercially available prepared ONPG discs may be used according to the Sebagai alternatif, tersedia secara komersial siap ONPG cakram dapat digunakan sesuai dengan manufacturer's instructions petunjuk pabriknya Bacteriological straight wire/loop (preferably nichrome) or disposable alternative Bakteriologis kawat lurus / loop (lebih disukai nichrome) atau pakai alternatif Quality Control Organisms Quality Control Organisme Positive control Kontrol positif Serratia marcescens NCTC 11935 or Neisseria lactamica NCTC Serratia marcescens NCTC 11.935 atau Neisseria lactamica NCTC 10617 10617 Negative control Kontrol negatif Providencia rettgeri NCTC 7475 or Neisseria gonorrhoeae NCTC Providencia rettgeri NCTC 7.475 atau Neisseria gonorrhoeae NCTC 8375 8375 Page 6 Halaman 6 ONPG (β-GALACTOSIDASE) TEST ONPG (β-galaktosidase) TEST

74

Issue No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Issued by: Standards Unit, Evaluations and Standards Laboratory Edisi No: 1.1 Issue date: 03.05.05 Dikeluarkan oleh: Standar Unit, Evaluasi dan Standar Laboratorium Page 6 of 7 Halaman 6 dari 7 Reference no: BSOP TP 24i1.1 Referensi no: BSOP TP 24i1.1 This SOP should be used in conjunction with the series of other SOPs from the Health Protection Agency SOP ini harus digunakan dalam hubungannya dengan serangkaian SOP lain dari Badan Perlindungan Kesehatan www.evaluations-standards.org.uk www.evaluations-standards.org.uk Email: [email protected] Email: [email protected]

http://www.pmlmicro.com/assets/TDS/570.pdf Page 1 Page 1 TECHNICAL DATA SHEET #570 REV. LEMBAR DATA TEKNIS # 570 REV. 2 2 27120 SW 95th Avenue • Wilsonville, OR 97070 • 800.547.0659 95 Avenue SW 27.120 • Wilsonville, ATAU 97.070 • 800.547.0659 Page 1 Page 1 ONPG TEST REAGENT TEST ONPG REAGENT PRODUCT: PRODUK: Tube: Tube: Ortho-Nitrophenyl-ß- Ortho-Nitrophenyl-ß DD -Galactopyranoside (ONPG) Test Reagent, item no. -Galactopyranoside (ONPG) Test Reagent, item no. T7195 T7195 PURPOSE: TUJUAN: ONPG Test Reagent is used to determine the ß-galactosidase activity of various members of the family Enterobacteriaceae and Reagent ONPG Test digunakan untuk menentukan galaktosidase ß-kegiatan dari berbagai anggota keluarga Enterobacteriaceae dan other microorganisms. mikroorganisme lainnya. PRINCIPLE: PRINSIP: Seidman and Link Seidman dan Link 88 originally prepared ONPG in 1950. awalnya disiapkan ONPG pada tahun 1950. The test was later developed by Lederberg Tes ini kemudian dikembangkan oleh Lederberg 55

75

and later LeMinor et al. dan kemudian LeMinor et al. 66 developed the test for use with the Enterobacteriaceae . mengembangkan tes untuk digunakan dengan Enterobacteriaceae. ONPG is a rapid test that determines if an organism ferments lactose by identifying the presence of ß-galactosidase. ONPG adalah tes cepat yang menentukan apakah suatu organisme ferments laktosa dengan mengidentifikasi kehadiran ß-galaktosidase. This Ini enzyme splits the ß-galactoside bond in lactose, producing glucose and galactose. membagi enzim ß-ikatan di galactoside laktosa, memproduksi glukosa dan galaktosa. In order for the lactose to be broken down, Agar laktosa harus dipecahpecah, it must first be transported across the cell membrane by another enzyme, permease. itu pertama-tama harus diangkut melintasi membran sel oleh enzim lain, permease. Organisms that possess both enzymes Organisme yang memiliki kedua enzim ferment lactose quickly. memfermentasi laktosa dengan cepat. However, some organisms lack the transport enzyme permease and appear as late or nonlactose Namun, beberapa organisme kekurangan enzim transportasi permease dan muncul sebagai terlambat atau nonlactose fermenters. fermentor. The ONPG test reagent is an artificial substrate, colorless in nature, in which one molecule of o -nitrophenol is combined with Tes yang ONPG reagen substrat buatan, tak berwarna di alam, di mana satu molekul dari o-nitrophenol dikombinasikan dengan galactose by a ß-galactoside bond. galaktosa oleh ikatan ß-galactoside. The substrate is capable of penetrating the bacterial cell without the presence of permease. Substrat mampu menembus sel bakteri tanpa kehadiran permease. ß-galactosidase activity is increased in the presence of sodium ions. ß-kegiatan galaktosidase meningkat di hadapan ion natrium. The organism is taken from a base medium containing a Organisme ini diambil dari sebuah medium yang mengandung dasar high concentration of lactose and inoculated into the ONPG substrate. konsentrasi tinggi laktosa dan ONPG diinokulasi ke dalam substrat. The substrate diffuses into the cell. Substrat berdifusi ke dalam sel. If the organism Jika organisme possesses ß-galactosidase, the enzyme will split the ß-galactoside bond, releasing o -nitrophenol, a yellow-colored compound. memiliki ß-galaktosidase, enzim akan memecah ikatan ß-galactoside, melepaskan o-nitrophenol, sebuah senyawa berwarna kuning. If the organism lacks the enzyme, the galactoside bond remains intact, and the medium remains colorless. Jika organisme tidak mempunyai enzim, ikatan galactoside tetap utuh, dan menengah tetap tidak berwarna. FORMULA: FORMULA:

76

Approximate, per liter deionized filtered water. Perkiraan, disaring deionized per liter air. o -Nitrophenyl-ß- o-Nitrophenyl-ß DD -Galactopyranoside ........... -Galactopyranoside ........... 4.0 g 4,0 g Monosodium Phosphate ............................... Fosfat monosodium ............................... 30.0 30,0 PRECAUTIONS:* TINDAKAN: * For in vitro diagnostic use. Untuk in vitro diagnostik digunakan. Observe approved biohazard precautions. Patuhi tindakan pencegahan Biohazard disetujui. Storage: Upon receipt store frozen. Penyimpanan: Setelah diterima toko beku. Reagent should not be used if there are signs of deterioration (evaporation or discoloration) Reagen tidak boleh digunakan jika ada tanda-tanda kemerosotan (penguapan atau perubahan warna) or if the expiration date has passed. atau jika tanggal kadaluarsa telah berlalu. Limitations: All organisms tested must be inoculated from a lactose-containing medium (eg, TSI or MacConkey). Keterbatasan: Semua organisme harus diuji diinokulasi dari laktosa yang mengandung menengah (misalnya, TSI atau MacConkey). A positive and negative control organism should be included in each test run. Positif dan negatif organisme kontrol harus disertakan dalam setiap tes lari. PROCEDURE:* PROSEDUR: * Specimen Collection: Not applicable since this medium is not for primary isolation. Spesimen Koleksi: Tidak berlaku karena media ini bukan untuk isolasi primer. This medium is used in characterizing pure Media ini digunakan dalam menggambarkan murni cultures of isolated organisms, and established isolation techniques and tests for purity are necessary before inoculating this budaya organisme terisolasi, dan mendirikan teknik isolasi dan tes untuk kemurnian yang diperlukan sebelum inoculating ini medium. menengah. Direct inoculation of specimens will produce erroneous results. Langsung inokulasi spesimen akan menghasilkan hasil yang salah. Information on specimen collection may be found in Informasi tentang koleksi spesimen dapat ditemukan dalam standard reference texts. referensi standar teks. 77 Page 2 Page 2 TECHNICAL DATA SHEET #570 REV. LEMBAR DATA TEKNIS # 570 REV. 2 2 27120 SW 95th Avenue • Wilsonville, OR 97070 • 800.547.0659 95 Avenue SW 27.120 • Wilsonville, ATAU 97.070 • 800.547.0659 Page 2 Page 2 Method of Use: Prior to inoculation, the medium should be brought to room temperature. Metode Penggunaan: Sebelum inokulasi, medianya boleh dibawa

77

ke suhu kamar. Inoculate a tube of medium with 1 to Menyuntik tabung menengah dengan 1 untuk 2 colonies of the test organism taken from a medium containing lactose. 2 koloni organisme uji yang diambil dari sebuah medium yang mengandung laktosa. Additionally, inoculate two additional tubes with a Selain itu, menyuntik tambahan dua tabung dengan positive and negative control organism, respectively. positif dan negatif organisme kontrol, masing-masing. Incubate the tubes aerobically at 35°C for one hour, and then examine for Menetaskan tabung aerobik pada 35 ° C selama satu jam, dan kemudian memeriksa untuk a yellow color. warna kuning. If no color is produced, incubate overnight and reexamine for a yellow color. Jika tidak ada warna yang dihasilkan, menetaskan semalam dan mempelajari kembali untuk warna kuning. Tubes may be incubated for up to Mungkin tabung diinkubasi sampai three days before being regarded as negative. tiga hari sebelum dianggap sebagai negatif. Interpretation: Interpretasi: Positive: Formation of a yellow color. Positif: Pembentukan warna kuning. The organism is capable of fermenting lactose. Organisme ini mampu fermentasi laktosa. Any amount of yellow color is Setiap jumlah warna kuning considered a positive result. dianggap sebagai hasil positif. Negative: No color change. Negatif: Tidak ada perubahan warna. The organism does not possess the ß-galactosidase enzyme. Organisme tidak memiliki enzim ßgalaktosidase. Material Required but Not Provided: Standard microbiological supplies and equipment such as loops, needles, pipettes, Bahan yang disyaratkan tetapi Tidak Diberikan: Standar mikrobiologi persediaan dan peralatan seperti loop, jarum, pipet, incubator, and incinerator are not provided. inkubator, dan insinerator tidak tersedia. QUALITY CONTROL:* QUALITY CONTROL: * Microorganisms Used (ATCC #): Mikroorganisme Digunakan (ATCC #): Expected Results: Hasil yang Diharapkan: Escherichia coli (25922) Escherichia coli (25.922) (+) (+) Proteus mirabilis (12453) Proteus mirabilis (12.453) (-) (-) Key: See “Interpretation” Key: Lihat "Interpretasi" User Quality Control: Check for signs of deterioration. Pengguna Quality Control: Periksa tanda-tanda kemunduran. BIBLIOGRAPHY: PUSTAKA: 1. 1. Bulow, P., Acta. Bulow, P., Acta. Pathol. Pathol. Microbiol. Microbiol. Scand. , 60:376, 1964. Scand., 60:376, 1964.

78

2. 2. Collins, CH, Microbiological Methods , Plenum Press, New York, 1967. Collins, CH, Microbiological Metode, Plenum Press, New York, 1967. 3. 3. Cowan, ST, and KJ Steel, Manual for the Identification of Medical Bacteria , Cambridge University Press, Cambridge, Cowan, ST, dan KJ Steel, Manual untuk Identifikasi Kedokteran Bakteri, Cambridge University Press, Cambridge, Mass., 1965. Mass, 1965. 4. 4. Grayson, JW, et al., Tech. Grayson, JW, et al., Tek. Bull. Bull. Reg. Reg. Med. Med. Tech. , 38:152, 1968. Tech., 38:152, 1968. 5. 5. Lederberg, J., J. Lederberg, J., J. Bacteriol. , 60:381, 1950. Bacteriol., 60:381, 1950. 6. 6. LeMinor, L., et al., Ann. LeMinor, L., et al., Ann. Ins. Ins. Pasteur , 102:267, 1962. Pasteur, 102:267, 1962. 7. 7. Lennette, EH, et al., Manual of Clinical Microbiology , 4th ed., American Society for Microbiology,Washington, D. C., 1985. Lennette, EH, et al., Manual of Clinical Microbiology, 4th ed., American Society for Microbiology, Washington, D. C., 1985. 8. 8. Seidman, M., et. Seidman, M., et. al., J. al., J. Am. Am. Chem. Chem. Soc. , 72:432, 1950. Soc., 72:432, 1950. *For more detailed information, consult appropriate references and/or details in the preface of the PML Technical Manual. * Untuk informasi lebih lanjut, tanyakan referensi yang tepat dan / atau rincian dalam pengantar dari PML Technical Manual. PML MICROBIOLOGICALS, INC. PML MICROBIOLOGICALS, INC Data #570 Data # 570 Copyright 1989 by PML Microbiologicals, Inc. Copyright 1989 oleh PML Microbiologicals, Inc Revision Date: January 2001 Revision Tanggal: Januari 2001

79

80

81

82

Teks asli berbahasa Inggris:

*For more detailed information, consult appropriate references and/or details in the preface of the PML Technical Manual. Sarankan terjemahan yang lebih baik

83

http://www.desalite.com/download/SNI-01-3553-2006.pdf ( Daftar pustaka SNI air minum )

84

Related Documents

Data
July 2020 50
Data
May 2020 49
Data
December 2019 77
Data
November 2019 66
Data
June 2020 51
Data
November 2019 71