dapus
sitasi
Puti, S., & Jumadi, J. (2015). Pengembangan modul IPA SMP berbasis guided inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 3(1), 79-90.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kelayakan modul pembelajaran IPA berbasis guided inquiry dalam pembelajaran IPA di SMP, (2) peningkatan keterampilan proses peserta didik setelah menggunakan modul pembelajaran IPA berbasis guided inquiry, dan (3) peningkatan sikap ilmiah peserta didik setelah menggunakan modul pembelajaran IPA berbasis guided inquiry. Penelitian pengembangan ini menggunakan model 4-D (define, design, develop, dan disseminate) yang dikemukakan oleh Thiagarajan. Penelitian dilakukan di SMP N 3 Kalasan dengan subjek penelitian adalah peserta didik SMP N 3 Kalasan kelas VII. Pengumpulan data dilakukan menggunakan pedoman wawancara, angket, observasi, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) modul pembelajaran IPA berbasis guided inqury yang dikembangkan berdasarkan hasil validasi secara keseluruhan memiliki kualitas yang sangat baik, (2) pembelajaran menggunakan modul hasil pengembangan dapat meningkatkan keterampilan proses peserta didik, dan (3) pembelajaran menggunakan modul hasil pengembangan dapat meningkatkan sikap ilmiah peserta didik.
Westomi, J. A., Ibrahim, N., & Sukardjo, M. (2018). Pengembangan Paket Modul Cetak Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Siswa SMA Negeri 1 Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan, 20(2), 138-151.
Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan paket modul cetak pendidikan agama Islam, untuk menentukan kelayakan paket modul cetak pendidikan agama Islam, dan untuk mengetahui efektivitas paket modul cetak pendidikan agama Islam. Modul digunakan untuk pembelajaran yang diarahkan sendiri dan konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Rowntree yang terdiri dari tiga tahap persiapan, yaitu tahap perencanaan, tahap persiapan penulisan, dan tahap penulisan dan pengeditan. Pengujian produk yang dilakukan terhadap materi ahli menunjukkan skor rata-rata 4,66 berarti produk dianggap baik, dan ahli media 4,79 berarti produk dianggap sangat baik, untuk siswa, yaitu 3 siswa untuk tahap tatap muka dengan hasil dari nilai rata-rata, rata-rata 3,30 berarti bahwa produk tersebut dianggap baik,
parafrase
dan 30 siswa untuk tahap evaluasi uji coba lapangan 4,31 berarti bahwa produk tersebut dianggap sangat baik. Kesimpulannya produk sudah bisa dikatakan baik tetapi masih perlu ada perbaikan sesuai dengan saran ahli, siswa, dan guru. Widhiantari, R. (2012). Efektivitas metode pemberian tugas (Resitasi) berbantuan modul pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kompetensi dasar uang dan perbankan SMA N 1 Kota Mungkid Kabupaten Magelang. Economic Education Analysis Journal, 1(1).
Lestari, A. S. (2014). Pembuatan bahan ajar berbasis modul pada matakuliah media
Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh. Penggunaan metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif oleh guru Metode Pembelajaran Resitasi Berbantuan Modul Pembelajaran. Metode ini dapat melatih siswa untuk berfikir aktif. Permasalahan dalam penelitian ini apakah pembelajaran dengan menggunakan metode Resitasi berbantuan modul pembelajaran lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan apakah lebih efektif penggunaan metode pembelajaran Resitasi berbantuan modul pembelajaran dibandingkan metode konvensional berbantuan modul pembelajaran. Penelitian ini adalah peneltian quasi eksperimen yang dilaksanakan di SMA N 1 Kota Mungkid, Kabupaten Magelang. Sample diambil diambil dari dua kelas yang paling homogen yaitu kelas X F sebagai kelas eksperimen dan kelas X G sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode resitasi berbantuan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu penggunaan metode resitasi berbantuan modul pembelajaran di kelas eksperimen lebih efektif. Ada perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
pembelajaran di jurusan tarbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari. AlTa'dib, 7(2), 154-176. Suratsih, V. H., Rahayu, T., & Hidayat, M. L. (2009). Pengembangan Modul Pembelajaran Genetika Berbasis Fenomena Lokal. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 2(2).
Yanti, I. W., Sudarisman, S., & Maridi, M. (2016). Pengembangan Modul Berbasis Guided Inquiry Laboratory (Gil) Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dimensi Konten. Inkuiri, 5(2), 108-121.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pewarisan gen rambut gembel di a keluarga di Desa Solomerto, Kecamatan Solomerto, Kabupaten Wonosobo, untuk merancang a modul berbasis fenomena lokal untuk pembelajaran genetika, dan untuk menyelidiki keterbacaan modul pembelajaran. Penelitian ini didasarkan pada data keluarga peta pohon sebuah keluarga dengan warisan rambut gembel yang bisa dilacak hingga tiga generasi sehingga memenuhi persyaratan untuk melacak warisan gen. Itu data tentang pewarisan rambut gembel dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Data kemudian dianalisis untuk mengetahui karakteristik pewarisan dengan membuat peta silsilah keluarga dan menentukan kemungkinan genotipe setiap anggota keluarga. Untuk menyelidiki keterbacaan modul, 20 siswa dari SMA Negeri 8 Yogyakarta dipilih sebagai sampel. Data dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian berdasarkan peta pohon keluarga menunjukkan bahwa pewarisan gen rambut gembel ditentukan oleh gen autosom resesif. Para siswa memberikan tanggapan positif kepada warga setempat modul pembelajaran berbasis fenomena dalam hal cakupan materi, materi penjelasan, jumlah item tes, tingkat kesulitan item, instruksi, dan jawaban kuncinya. Kata kunci: genetika, fenomena lokal, modul pembelajaran, gembel
Penelitian bertujuan untuk:1) mengetahui karakteristik modul berbasis GIL; 2) menguji kelayakan modul pembelajaran berbasis GIL; dan 3) menguji keefektivan modul berbasis GIL untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem
Pencernaan. Penelitian menggunakan model prosedur Research And Development (R & D) mengacu pada model Borg and Gall (1983) yang dimodifikasi. Subjek pengembangan meliputi responden uji lapangan awal berjumlah 4 validator dan 2 praktisi, responden uji skala kecil berjumlah 10 peserta didik. Responden uji lapangan terbatas berjumlah 50 peserta didik yang terdiri atas 2 kelas mengunakan modul yaitu 25 peserta didik kelas XI MIA 1 dan 25 peserta didik kelas XI MIA 3. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar analisis, angket, lembar validasi, wawancara, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan hasil belajar dianalisis dengan Ngain ternormalisasi untuk mengetahui keefektivan modul, Paired-sample ttest untuk mengetahui literasi sains dimensi konten sebelum dan setelah menggunakan modul berbasis GIL. Hasil penelitian diperoleh: 1) Modul berbasis GIL untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan dikembangkan sesuai dengan sintaks GIL (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, dan aplikasi) dengan pendekatan saintifik; 2) Hasil pengembangan modul berbasis GIL dari validator ahli instrumen pembelajaran memperoleh kategori “baik” dengan persentase 85%, dan kategori “sangat baik” dari ahli keterbacaan dengan persentase 100%, ahli materi dengan persentase 92%, ahli penyajian modul dengan persentase 100%, praktisi modul dengan persentase 100% serta responden uji skala kecil dengan persentase 87,38%, sehingga modul berbasis GIL layak digunakan di kelas XI; 3) Hasil keefektivan modul berbasis GIL pada materi Sistem Pencernaan terdapat kenaikan literasi sains dimensi konten setelah
mengunakan modul berbasis GIL, sehingga modul efektif dalam meningkatkan literasi sains dimensi konten. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa karakteristik modul berbasis GIL sesuai sintaks GIL (observasi, manipulasi, generalisasi, verifikasi, dan aplikasi) dengan pendekatan sainstifik, layak, dan efektif untuk meningkatkan untuk meningkatkan literasi sains dimensi konten pada materi Sistem Pencernaan kelas XI.
Sumiati, A., Widyastuti, U., & Sariwulan, T. (2017). Workshop Pengembangan Bahan Ajar Modul Berdasarkan Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013 Sebagai Sumber Pembelajaran Guru SMK Di Kabupaten Bekasi. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), 1(1), 86-95.
Guna menciptakan pembelajaran yang bertujuan mencapai kompetensi sesuai profil kemampuan tamatan pada Kurikulum 2013 diperlukan kemampuan guru untuk dapat mengembangkan secara tepat. Dengan pendekatan scientific diharapkan siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi secara utuh, sesuai dengan kecepatan belajarnya serta penyediaan bahan ajar modul yang disusun dan di rancang agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Metode kegiatan di lakukan dengan ceramah, panel, diskusi kelompok dan praktek untuk merancang dan menyusun pengembangan bahan ajar modul sebagai sumber pembelajaran dengan pendekatan scientific serta dengan media yang menarik dan interaktif.
Susanti, R. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran Pai Berbasis Kurikulum 2013 di Kelas V SD Negeri 21 Batubasa, Tanah Datar. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 2(2).
Masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran PAI di SD Negeri 21 Batubasa adalah pusat guru dan terbatasnya bahan ajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran PAI berdasarkan kurikulum 2013 tentang memahami bahaya Allah, menjadi kehidupan yang sederhana dan Ikhlas yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model 4-D (definisi, desain, pengembangan dan diseminasi). Berdasarkan hasil, modul pembelajaran PAI sangat valid dengan rata-rata 3,65 berdasarkan penilaian validator. Modul ini dianggap sangat praktis dengan rata-rata 3,92 berdasarkan peringkat guru dan ratarata 3,85 berdasarkan peringkat siswa. Efektivitas modul pada motivasi belajar siswa berada dalam kategori aktif dengan rata-rata 94,10 dan aktivitas belajar siswa dalam kategori aktif
dengan rata-rata 92. Hasil belajar siswa di atas Kriteria Standar Minimum dengan rata-rata 85,50. Dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran PAI yang dikembangkan valid, praktis, dan efektif. Kurniawati, E. MODUL MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI. Prosiding, 139. Tanjung, N. F. Pengaruh pembelajaran menggunakan modul Pendidikan Agama Islam (PAI) pendekatan klarifikasi nilai terhadap keaktifan belajar siswa di SMP Negeri 87 Jakarta(Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan modul PAI terhadap keaktifan belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 87 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan analsisi komparasi. Adapun desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Equivalen Control Group Design. Adapun penentuan sampel menggunakan sampel purposive. Kemudian teknik analisis data yang digunakan adalah angket dan observasi. Adapun hasil penelitian ini diperoleh dengan hasil kesimpulan yaitu terjadi perbedaan hasil pada saat pelaksanaan pre test dan post tets. Pada pelaksanaan pre test hasil angket tertinggi berada pada kelas kontrol dengan rincian kelas eksperimen mendapatkan ratarata 116,6 dan kelas kontrol dengan rata-rata 128,7 sedangkan pada saat post test hasil angket tertinggi berada pada kelas eksperimen dengan rincian kelas eksperimen mendapatkan rata-rata 148,5 dan kelas kontrol dengan rata-rata 137,39. Sedangkan hasil uji hipotesis di dapatkan pengaruh modul PAI terhadap keaktifan belajar siswa pada taraf sedang dengan hasil perhitungan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,04 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi (α) 0,05, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (H1) diterima dan juga berdasarkan hasil uji efektivitas menggunakan size effect calculator diperoleh nilai 0,734817 (sedang). OKTA NUR INDAHSYAH, A. L. I. F. I. A. (2017). PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI AKHLAK TERCELA (RIYA’DAN NIFAQ) MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS VII-A DI MTS AL-ABROR SIDOARJO. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 8(3).
SARJANA, P. PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MATA PELAJARAN PAI MATERI AKHLAK SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TUREN.
Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh siswa di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti mengatakan bahwa materi yang ada di dalam buku paket kurang lengkap. Berdasarkan data tahun lalu, dari 25 siswa setiap kelasnya, 14 siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah media modul mata pelajaran akidah akhlak materi akhlak tercela kepada Allah (riya’ dan nifaq) kelas VII-A MTs. Al-Abror, mengukur kelayakan dan keefektifan media modul modul. Metode pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE. Dalam pelaksanaan uji coba dilakukan beberapa tahap, yaitu: review dengan ahli materi, ahli media, uji coba perseorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara terstruktur, angket dan test. Hasil angket uji coba produk kepada siswa kelas VII A di MTs. AlAbror Sidoarjo, dapat disimpulkan bahwa: (a) hasil persentase uji coba perorangan 89,74% (sangat baik), (b) hasil persentase uji kelompok kecil 94,87% (sangat baik) dan hasil presentase uji kelompok besar 96,15% (sangat baik). Dengan hasil tersebut, media modul ini layak digunakan. Selain itu dengan hasil perhitungan perbandingan antara pretest dan posttest yang dilakukan adalah thitung lebih besar daripada ttabel yaitu 32,58 > 2,064. Hal ini menunjukkan bahwa modul mata pelajaran Akidah Akhlak materi Akhlak Tercela Kepada Allah (riya dan nifaq) efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Rahmat, R. (2016). Modular System Pendidikan Agama Islam untuk Mengembangkan Pendidikan Karakter Peserta Didik di Sekolah. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 27(2), 348-364.
Dewasa ini guru pendidikan agama Islam (PAI) di sekolahsekolah mengeluh sebab kesulitan dalam menyampaikan pelajaran dan kesulitan dalam menginternalisasikan karakter pada peserta didiknya. Hal ini cukup beralasan dikarenakan seorang pengajar/guru masih kurang mumpuni ketika memilih, metode, menggunakan teknik, dan bahkan tidak mengetahui kebutuhan para peserta didik dan bisa jadi juga ketidak pahaman pengajar terhadap tingkat kecepatan belajar mereka. Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak menyukai suatu materi ajar tertentu bahkan tidak menyukai pengajarnya jika demikian, lantas bagaimana seorang pengajar akan mendidikkan kognitif, psikomotorik bahkan menginternalisasikan afektif. Sejatinya hal semacam ini tidak akan terjadi jika sistem pembelajarannya diperbaiki, karena belajar adalah sebuah proses maka pengajar tidak pernah tahu kapan peserta didik mengalami proses belajar tersebut. Sehingga, apabila seorang pengajar membangun sebuah sistem pembelajaran maka mengajar itu akan terasa lebih mudah dan peserta didikpun akan dapat menemukan minat dan motivasi belajarnya. Dalam artikel ini, penulis coba menyajikan solusi untuk membangun sebuah sistem dalam pembelajaran PAI, dengan menggunakan modular system. Modular sistem merupakan sebuah sistem guna memfasilitasi kebutuhan belajar tiap individu peserta didik di sekolah. Dengan sistem ini diharapkan pembelajaran lebih humanis dan