DAMPAK INFEKSI PADA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT SERTA PENANGANAN PSIKOSOSIAL
PELATIHAN PERAWATAN DUKUNGAN DAN PENGOBATAN HIV / ART
Tujuan Umum; Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta mampu menganalisa dampak HIV/AIDS terhadap individu, keluarga dan masyarakat serta penanganannya.
TUJUAN KHUSUS; 1. Menganalisa dampak HIV/AIDS secara fisik, psikologis, sosial dan ekonomi terhadap individu 2. Menganalisa dampak HIV/AIDS secara fisik, psikologis, sosial dan ekonomi terhadap kel. 3. Menganalisa dampak HIV/AIDS secara sosial dan ekonomi terhadap masyarakat. 4. Menangani masalah psikososial dan dukungan pada pasien HIV
DAMPAK HIV/AIDS PADA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT. INDIVIDU & KELUARGA
MASYARAKAT
• DAMPAK FISIK
• DAMPAK SOSIAL
•DAMPAK PSIKOLOGIS
• DAMPAK EKONOMI
•DAMPAK SOSIAL •DAMPAK EKONOMI
Clinical Course of HIV HIV RNA load
Clinically latent period
6–24 weeks Clinical symptoms Retroviral Syndrome
0.5–15 (?) years
CD4 lymphocytes
2–3 years Clinical symptoms Opportunistic Illnesses
Periode Jendela
Infeksi Oportunistik
Waktu antara
Adalah penyakit infeksi
seseorang terinfeksi hingga terbentuknya antibody Dapat berlangsung 4 – 12 minggu Pada saat ini jumlah virus dalam darah sangat banyak , sehingga mudah menularkan
yang disebabkan oleh organisme yang tidak menimbulkan penyakit pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh normal Penyakit infeksi yang mengambil kesempatan pada saat daya tahan tubuh rendah.
Perkembangan HIV Penting hitung CD4 untuk menentukan risiko penyakit.
DAMPAK FISIK INDIVIDU
KELUARGA
• BB MENURUN • DEMAM
• BERTANGGUNG JAWAB PADA PERAWATAN
• LEMAH
• BEBAN KELUARGA
• BERKERINGAT
• STATUS KESEHATAN MUDAH TERSERANG
• Diarrhea
• GANGGUAN KULIT • Dementia • etc.
Skin lesion (Penicilliosis)
Change of Body Image Sebelum ARVs
Sesudah ARVs
DAMPAK SOSIAL HIV/AIDS INDIVIDU DAN KELUARGA • Stigmatisasi • Diskriminasi
• Isolasi • Tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai • Meningkatnya beban pada orang tua
• Meningkatnya gangguan kesehatan pada wanita dan remaja wanita
DAMPAK EKONOMI PADA
Individu and keluarga KEHILANGAN PEKERJAAN
KEHILANGAN PENGHASILAN BIAYA PERAWATAN MENINGKAT KEHILANGAN HARTA
Dampak sosial pada masyarakat Community Harapan hidup menjadi pendek Jumlah anak yatim piatu meningkat Kebutuhan pelayanan kesehatan dan dana sosial meningkat. Jumlah tenaga kesehatan berkurang. Ratio tenaga kesehatan menurun
Dampak Ekonomi Pada masyarakat.
• Biaya pelayanan kesehatan yang tinggi. • Menurunkan pendapatan perorangan.
• Produktifitas kerja hilang. • Peningkatan biaya pelatihan bagi tenaga baru. • Perkembangan ekonomi terhambat. • Kemiskinan.
DAMPAK HIV
Community
Individuals & Family
Kamu dengar Yanti !
Ia dapatkan yang dia lakukan!
Mereka gosipin saya?
Stigmatisasi Menurut Goffman ( 1963 ), stigma adalah suatu
ancaman, sifat atau karakteristik bahwa masyarakat menerima ketidak nyamanan yang sangat tinggi. Mendapatkan ancaman membuat seseorang menerima stigmatisasi. P3L Depkes (2002) mendefinisikan stigmatisasi
adalah tindakan memvonis seseorang sebagai buruk moral.
Efek Stigma Stigma dapat menyebabkan efek negatif terhadap individu, seperti: Perubahan mengenai bagaimana seseorang dipandang oleh orang lain (identitas sosial) Penolakan sosial atau penurunan penerimaan dalam interaksi sosial Keterbatasan / kehilangan kesempatan (seperti tempat tinggal, pekerjaan, akses terhadap layanan kesehatan) Perasaan malu dan benci pada diri sendiri Menurunkan kualitas hidup seseorang
Masyarakat sekelingku menjauhiku ?
HIV membuat saya sakit berat
Bagaimana mengatasi masalah ini tanpa teman?
Perusahan menjamin pengobatan ?
Apa tanggapan teman tentang HIV +
Maukah keluarga merawatku
ARV seumur hidupku?
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stigma HIV/AIDS adalah penyakit yang mengancam hidup Ketakutan untuk kontak dengan HIV Hub HIV/AIDS dengan perilaku seperti homoseksual, IDU, PSK,dsb ODHA dinilai sebagai penyakit yang dibuat sendiri Religi atau kepercayaan yang menyamakan HIV/AIDS dengan kesalahan moral, seperti penyimpangan seks, yang pantas mendapat hukuman Status sosio-ekonomi, usia dan gender Kurangnya pengetahuan yang benar mengenai HIV/AIDS
Lanjutan
Meningkatkan diskriminasi Pelanggaran HAM (ODHA dan keluarganya) Pemicu epidemi HIV/AIDS Menghambat upaya pencegahan dan perawatan Pasien akan berlarut-larut dalam diam dan penyangkalan Memperkuat marginalisasi pada ODHA dan siapa saja yang rentan terhadap infeksi HIV
Peran Perawat dan Bidan dalam Memberikan Dukungan Psikososial pada Pasien HIV/AIDS Tugas moral dan etik untuk merawat semua
orang, termasuk ODHA Professional dan kompeten. Langkah-langkah Instrospreksi Pendidikan kesehatan
Strategi Menangani Stigma Di Pelayanan Kesehatan Strategi untuk mengatasi stigma Ajak petugas kesehatan untuk membicarakan tentang sikap, perasaan, ketakutan, dan perilaku mereka. Bantu mereka untuk mengatasi ketakutan terhadap status HIV pasien dan perasaan jenuh. Ajarkan keterampilan dalam menangani pasien secara sensitif. Kembangkan kode etik praktek. Perbaharui tenaga kesehatan tersebut dalam pengetahuan HIV dan stigma melalui in-service training. Dapatkan feedback dari klien.
Di Masyarakat Strategi untuk mengatasi stigma: Libatkan tokoh masyarakat dalam memasyarakatkan antistigma. Gunakan ODHA sebagai role model dan fasilitator. Atur pertemuan-pertemuan masyarakat, pertemuan peer grup, dan kunjungan rumah (home visit). Buatlah hubungan baik antara klinik dan masyarakat. Berikan informasi kepada anggota masyarakat mengenai apa saja yang mereka bisa terlibat dalam memberikan perawatan kepada ODHA, seperti perawatan fisik, konseling, dan sebagainya.
Petugas HBC (Home Based Care)
Strategi untuk mengatasi stigma: Jangan menggunakan baju seragam selama melakukan home visit. Tingkatkan kesadaran dengan memberikan informasi yang benar terntang HIV, TB, dan stigma; dan tentang bagaimana merawat ODHA dan pasien TB.
Kelompok agama/kepercayaan Strategi untuk mengatasi stigma: Gunakan rumah ibadah (masjid, gereja, dll) sebagai tempat
untuk mendiskusikan stigma. Sadarkan pengikut agama/jamaah tersebut bahwa mereka telah menstigmatisasi: menyalahkan dan memvonis orang yang mendapat HIV. Berikan pendidikan kepada para tokoh agama mengenai stigma dan bantu mereka dalam menjalankan peran sebagai pemimpin dalam mengatasi stigma (aksi anti-stigma). Dorong mereka untuk bisa menjadi konselor yang tidak menstigmatisasi; dan sebagai role model untuk merawat ODHA tanpa menstigmatisasi
Tempat kerja Strategi untuk mengatasi stigma: Dapatkan dukungan dari pemilik perusahaan atau manager tempat bekerja dengan menciptakan lingkungan saling percaya, sehingga pekerja tidak akan kehilangan pekerjaan bila mereka membuka status HIV mereka. Bekerjalah dengan manager untuk membuat kebijakan dalam kesehatan dan kesinambungan kesempatan kerja. Masukkan/hubungkan stigma dengan keuntungan, misal tawarkan VCT dan ARV, berikan pendidikan pada pekerja tentang hak-hak mereka. Berikan dukungan support grup ODHA di tempat kerja.
Media Strategi untuk mengatasi stigma: Berikan informasi terkini dan benar. Hindarkan image yang mengancam. Berikan pandangan yang positif tentang ODHA: tunjukkan gambar-gambar ODHA yang dalam kondisi sehat dan yang hidup normal dan bisa memberikan kontribusi secara aktif kepada keluarga mereka dan masyarakat. Libatkan ODHA dalam mendidik para pekerja media tentang masalah ini.
Koping terhadap stigma (ICRW, 2003 ) Contoh strategi : Menarik kembali stigma yang ada ( withdrawing ) Abaikan orang-orang yang menstigmatisasi Hindari situasi-situasi yang berkaitan dengan stigma Anggap sebagai lelucon ( bukan sungguhan ) Jawab balik atau beri perlawanan atau penyanggahan yang tepat Bergabung dalam support group Mencoba untuk menjelaskan atau memberikan informasi yang benar kepada masyarakat Melakukan diskusi atau dialog dengan orang-orang yang menstigmatisasi Berbicara dengan teman-teman mengenai apa yang terjadi