Tugas Ujian Akhir Semester
DAMPAK IKLAN DAN DIMENSI ETISNYA TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN
Disusun oleh: Boyke Panjaitan
(160502036)
Muhammad Arief Rahman Wizaldi
(160502049)
Muhammad Viqi Herlambang
(160502061)
Dosen pembimbing: Tetty Yuliaty, SE., M.Si
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018
i
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang dampak iklan dan dimensi etisnya terhadap persepsi konsumen.Dimana makalah ini berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai masalah. Baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat yang lebih luas kepada pembaca.Penulis sadar dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan untuk itulah penulis mohon untuk saran dan kritiknya.Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah berjasa mencurahkan ilmunya kepada kami.
Medan, Januari 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................... DAFTAR ISI .......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1.1 Latar Belakang ............................................................ 1.2 Rumusan Masalah ....................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................ 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................
ii iii 1 1 4 5 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA .......................................................... 2.1 Pengertian Etika .......................................................... 2.2 Pengertian Iklan .......................................................... 2.3 Pengertian Persepsi ..................................................... 2.4 Dimensi Etika Iklan .................................................... 2.5 Penelitian Terdahulu ...................................................
6 6 11 14 19 24
BAB III
METODE PENELITIAN .................................................. 3.1 Jenis Penelitian ........................................................... 3.2 Sumber Data ............................................................... 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 3.4 Metodologi Penelitian .................................................
27 27 27 27 32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 4.1 Hasil Penelitian ........................................................... 4.2 Pembahasan ................................................................
34 34 34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 5.1 Kesimpulan ................................................................. 5.2 Saran ...........................................................................
36 36 36
REFERENSI .......................................................................
48
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan media baik media cetak maupun elektronik mengalami perkembangan yang sangat pesat dan telah menjangkau hampir diseluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Pesatnya perkembangan media menimbulkan berbagai peluang terutama peluang penyebaran informasi yang sangat cepat dan dapat diakses maupun disaksikan jutaan manusia di berbagai tempat. Dengan adanya peluang tersebut para pebisnis tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari bisnis yang digelutinya. Pada mulanya, para pebisnis di dalam memasarkan produk maupun jasa adalah dengan cara mendatangi para calon konsumen dan menawarkan secara face to face serta penyebaran informasi dari mulut ke mulut sebelum terjadi transaksi jual beli. Namun dengan perkembangan media yang sangat pesat, hal itu sudah jarang terjadi. Para pebisnis kini lebih cenderung menggunakan media dalam memasarkan produk kepada para calon konsumen seperti televisi, radio, koran, majalah, dan sebagainya. Semakin ketatnya persaingan bisnis mengakibatkan para pebisnis menjadi sangat gencar dalam memperebutkan pangsa pasar yang jumlahnya terbatas. Segala cara pun dilakukan tidak terkecuali dalam melakukan periklanan. Namun, dari semua pebisnis yang ada, tidak semuanya mampu merebut pangsa pasar yang diinginkan sehingga banyak pebisnis yang melakukan cara yang dapat dikatakan tidak etis dalam memperebutkan pangsa pasar. Komunikasi memegang peranan penting dalam proses pertukaran dimana komunikasi dapat menginformasikan suatu produk, membuat konsumen menyadari atas keberadaan produk, dan dapat untuk membedakan produk yang ditawarkan oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Informasi yang
1
diterima oleh konsumen merupakan stimuli, yaitu setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu sehingga menghasilkan persepsi konsumen. Persepsi konsumen adalah suatu proses bagaimana stimuli-stimuli tersebut baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman diseleksi, diorganisasi, diinterpretasikan (Leon G. Schiffmandan Leslie Lazar Kanuk, 1994:162). Persepsi dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku dan penyesuaian pada diri seseorang. Proses persepsi disini bisa dibilang sebagai proses yang manusiawi atau otomatis, karena persepsi bekerja dengan cara yang hampir sama pada setiap individu meskipun hasil akhir yang didapatnya berbeda itu karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pembentukannya. Secara sederhana persepsi mengandung arti bagaimana cara seseorang dalam memahami sesuatu atau bagaimana dia melihat suatu objek (Apruebo, 2005). Persepsi juga berarti suatu proses pemahaman atau pemberian makna atas sebuah informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari proses penginderaan terhadap obejk, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa proses kognisi pada manusia dimulai melalui sebuah proses persepsi. Iklan dipercaya sebagai cara untuk meningkatkan penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang mempunyai anggaran cukup besar untuk kegiatan promosi. Iklan dirancang sedemikian rupa agar mampu menunjukkan kelebihan produk yang ditawarkan demi membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut, dan sekaligus sebagai media penyampai pesan mengenai perusahaan yang menghasilkan produk dalam iklan tadi. Periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampai pesan. Iklan melalui media televisi dianggap sangat efektif bagi perusahaan dalam memasarkan suatu produk karena televisi dapat menjangkau segala lapisan masyarakat mulai dari berbagai kelompok umur, kelas sosial, gaya hidup, dan profesi.
2
Dengan belum terbiasanya masyarakat dalam membaca, televisi menjadi sarana yang tepat untuk memperoleh hiburan dan informasi karena masyarakat cukup mendengar dan menonton di televisi. Konsumen menyadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari mengenai keberadaan produk tersebut. Bagi konsumen ketertarikan pada sebuah produk memang diawali dari sebuah iklan yaitu bagaimana sebuah iklan yang ditampilkan akan dapat menimbulkan minat bagi calon konsumen. Calon konsumen tidak selalu melaksanakan minat untuk membelinya, karena minat beli bukan merupakan suatu ikatan atau komitmen, melainkan hanya ramalan tentang apa yang mungkin dilakukan. Oleh karena itu, diperlulan suatu pemahaman mengenai motivasi konsumen untuk mengetahui apakah iklan tersebut dalam menarik minat beli konsumen pada suatu produk telah mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan. Semakin membesarnya bisnis periklanan khususnya pada media televisi, menyebabkan semakin banyak persaingan antar industri periklanan untuk mendapatkan respon positif dari masyarakat. Pada perkembangannya, penampilan iklan terus disempurnakan dengan memadukan seni dan teknologi seraya menambahkan unsur persuasi kedalamnya. Sekarang ini,salah satu topik dari etika bisnis yang banyak mendapat perhatian sampai sekarang, yaitu mengenai iklan. Sudah umum diketahui bahwa abad kita ini adalah abad informasi. Iklan memainkan peran yang sangat penting untuk menyampaikan informasi tentang suatu produk kepada masyarakat. Karena kecenderungan yang berlebihan untuk menarik konsumen agar membeli produk tertentu dengan memberi kesan dan pesan yang berlebihan tanpa memperhatikan berbagai norma dan nilai moral, iklan sering menyebabkan citra bisnis tercemar sebagai kegiatan tipu menipu, dan karena itu seakan antara bisnis dan etika ada jurang yang tak terjembatani.
3
Kebudayaan masyarakat modern adalah kebudayaan massa, kebudayaan serba instant dan kebudayaan serba tiruan. Iklan itu sendiri pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang bermaksud untuk mendekatkan barang yang hendak di jual kepada konsumen.
Dengan ini iklan berfungsi
mendekatkan konsumen dengan produsen. Sasaran akhir seluruh kegiatan bisnis adalah agar barang yang telah dihasilkan bisa di jual kepada konsumen. Pada hakikatnya secara positif iklan adalah suatu metode yang digunakan untuk memungkinkan barang konsumen dapat dijual kepada konsumen. Hal yang tidak etis dan paling banyak kita jumpai adalah di dalam periklanan banyak produsen dan media yang dalam beriklan tidak mengindahkan etika budaya setempat bahkan ada kecenderungan melecehkan pihak lain. Berbagai pelanggaran kode etik menggambarkan carut marut praktek kehidupan di dunia periklanan Indonesia. Bagi kalangan Akademisi, tanpa ada upaya terus menerus untuk mengkritisi hal tersebut, akan semakin memperkuat pembenaran dan pembodohan yang dialami terutama oleh khalayak. Kemudian bagi para regulator, baik pemerintah maupun asosiasi yang memiliki kewenangan atas pelanggaran etika periklanan, menunjukkan kelemahan pengawasan dan penegakan disiplin. Pada kalangan industri atau bisnis maupun organisasi yang menggunakan program periklanan, fenomena pelanggaran tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan atau kendali internal atau bahkan minimumnya kehendak untuk patuh atas kode etik periklanan. Dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas,Maka Penulis melakukan penelitian tentang “Dampak iklan dan Dimensi Etisnya terhadap Persepsi Konsumen “.
1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas maka permasalahan yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
4
1. Bagaimanakah Dampak iklan dan dimensi etisnya terhadap persepsi Konsumen ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Dampak iklan dan dimensi etisnya terhadap persepsi Konsumen. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan pribadi penulis mengenai Dampak iklan dan dimensi etisnya terhadap persepsi Konsumen. 2. Penelitian ini bermanfaat untuk masyarakat. Untuk Menambah wawasan tentang Dampak iklan dan dimensi etisnya terhadap persepsi Konsumen. 3. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai Dampak iklan dan dimensi etisnya terhadap persepsi Konsumen. 4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam melakukan penelitian dengan topik yang berkaitan.
5
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Etika Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Studi mengenai filsafat etika mengemukakan dua kelompok teori yang berbeda (Schiffman dan Kanuk, 2004:9-11) 1. Teleologi Berkaitan dengan nilai moral atas perilaku yang ditentukan besarnya nilai tersebut berdasarkan akibatnya. Menurut teleologi, untuk menjadi etis keputusan harus didasarkan pada apa yang terbaik bagi setiap orang yang terlibat. 2. Utilitarianisme teori teleologis dapat diringkaskan sebagai “yang terbaik bagi kebanyakan orang”. Bagi para utilitarian, etika dinilai berdasarkan analisis cost benefit: jika bermanfaat bagi masyarakat (atau bagi segmen masyarakat tertentu) melebihi biaya-yaitu, jika lebih banyak orang yang dapat diuntungkan dari pada yang dirugikan, perilaku tertentu dianggap etis. 3. Deontologi Berhubungan dengan metode dan maksud yang terkandung dalam perilaku tertentu. Berbagai teori deontologis memusatkan perhatian pada hasil-hasil tindakan-tindakan tertentu, dan teori tersebut cenderung lebih menitikberatkan pada nilai-nilai pribadi dan sosial daripada nilai-nilai ekonomi.
6
Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilai-nilai, dan norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Hal ini dapat diartikan bahwa etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain. Etika merupakan suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk menaati ketentuan dan norma kehidupan dan berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi. Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai. Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai: a. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia. b. Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima (Haryatmoko, 2007: 44). Etika memberi manusia pegangan dalam menjalani kehidupan di dunia. Hal ini berarti tindakan manusia selalu mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapainya.
Etika Pariwara pada Iklan Etika periklanan merupakan ukuran moralitas yang mencakup kewajiban nilai dan kejujuran di dalam sebuah iklan. Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I), etika periklanan diartikan sebagai seperangkat norma dan panduan yang mesti diikut oleh para pelaku periklanan dalam mengemas dan menyebarluaskan pesan iklan kepada khalayak ramai baik melalui media massa maupun media luar ruang. Seiring dengan perkembangan zaman, dilanjutkan pada semakin gencar pertumbuhan kreativitas yang semakin menarik dinikmati. Dalam penayangan
7
iklan di televisi khususnya, sebuah iklan memiliki kode etik dan peraturan perundang-undangan yang menghimpun peraturan tentang dunia iklan di Indonesia yang bersifat mengikat, antara lain adalah peraturan sebagai berikut: a. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen b. UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers c. UU No. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran d. UU No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan e. PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan f. Kepmenkes No. 368/MEN.KES/SK/IV/1994 Tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetik, Perbekalan Kesehatan, Rumah Tangga, Makanan, dan Minuman. g. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
2.2. Pengertian Iklan Iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas, relasi publik, penjualan, dan promosi penjualan. Iklan merupakan bagian yang sangat penting dalam perusahaan karena iklan berperan sebagai salah satu media penyampaian informasi kepada konsumen dalam memperkenalkan produknya. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk, disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia). Menurut Thomas M. Garret, SJ, iklan dipahami sebagai aktivitas-aktivitas yang lewatnya pesan-pesan visual atau oral disampaikan kepada khalayak dengan maksud menginformasikan atau memengaruhi mereka untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi, atau untuk melakukan tindakan-tindakan ekonomi secara 8
positif terhadap idea-idea, institusi-institusi tau pribadi-pribadi yang terlibat di dalam iklan tersebut. Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat misal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee dan Johnson, 2004: 3). Tujuan Iklan Secara garis besar, iklan bisa dikategorikan menurut tujuan spesifiknya, yaitu apakah tujuannya memberikan informasi, membujuk, atau mengingatkan (Sulaksana, 2003: 91). a) Informatif Iklan informatif digunakan untuk meluncurkan kategori produk baru, dimana tujuannya adalah merangsang permintaan awal. b) Persuasif Iklan persuasif sangat penting apabila mulai tercipta tahap persaingan, dimana tujuan iklan adalah membangun preferensi pada merk tertentu. c) Pengingat Iklan pengingat cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap kedewasaan. Fungsi iklan a. Iklan sebagai Pemberi Informasi Pendapat pertama melihat iklan terutama sebagai pemberi informasi. Iklan merupakan media untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat tentang produk yang akan atau sedang ditawarkan dalam pasar. Yang ditekankan di sini adalah bahwa iklan berfungsi untuk membeberkan dan menggambarkan seluruh kenyataannya yang serinci mungkin tentang suatu
9
produk. Sasaran iklan adalah agar konsumen dapat mengetahui dengan baik produk itu sehingga akhirnya memutuskan untuk membeli produk itu. Namun, apakah dalam kenyataannya pembeli membeli produk tersebut atau tidak, itu merupakan sasaran paling jauh. Sasaran dekat yang lebih mendesak adalah agar konsumen tahu tentang produk itu, kegunaannya, kelebihannya, dan kemudahan-kemudahannya. Dalam kaitan dengan itu, iklan sebagai pemberi informasi menyerahkan keputusan untuk membeli kepada konsumen itu sendiri. Maka, iklan hanyalahmedia informasi yang netral untuk membantu pembeli memutuskan secara tepat dalam membeli produk tertentu demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu, iklan lalu mirip seperti brosur. Namun, ini tidak berarti iklan yang informatif tampil secara tidak menarik. Kendati hanya sebagai informasi, iklan dapat tetap dapat tampil menarik tanpa keinginan untuk memanipulasi masyarakat. Sehubungan dengan iklan sebagai pemberi informasi yang benar kepada konsumen, ada tiga pihak yang terlibat dan bertanggung jawab secara moral atas informasi yang disampaikan sebuah iklan. Pertama, produsen yang memeiliki produk tersebut. Kedua, biro iklan yang mengemas iklan dalam segala dimensi etisnya: etis, estetik, infomatif, dan sebagainya. Ketiga, bintang iklan. Dalam perkembangan di masa yang akan datang, iklan informatif akan lebih di gemari. Karena, pertama, masyarakat semakin kritis dan tidak lagi mudah didohongi atau bahkan ditipu oleh iklan-iklan yang tidak mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya. Kedua, masyarakat sudah bosan bahkan muak dengan berbagai iklan hanya melebih-lebihkan suatu produk. Ketiga, peran Lembaga Konsumen yang semakin gencar memberi informasi yang benar dan akurat kepada konsumen menjadi tantangan serius bagi iklan. b. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum
10
Berbeda dengan fungsi iklan sebagai pemberi informasi, dalam wujudnya yang laik iklan dilihat sebagai suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umum masyarakat tentang sebuah produk. Dalam hal ini fungsi iklan mirip dengan fungsi propaganda politik yang berusaha mempengaruhi massa pemilih. Dengan kata lain, fungsi iklan adalah untuk menarik massa konsumen untuk membeli produk itu. Caranya dengan menampilkan model iklan yang manupulatif, persuasif, dan tendensius dengan maksud untuk menggiring konsumen untuk membeli produk tersebut. Karena itu, model iklan ini juga disebut sebagai iklan manipulatif. Secara etis, iklan manipulasi jelas dilarang karena iklan semacam itu benar-benar memanipulasi manusia, dan segala aspek kehidupannya, sebagai alat demi tujuan tertentu di luar diri manusia. Iklan persuasif sangat beragam sifatnya sehingga kadang-kadang sulit untuk dinilai etis tidaknya iklan semacam itu. Bahkan batas antara manipulasi terang-terangan dan persuasi kadang-kadang sulit ditentukan. Untuk bisa membuat penilaian yang lebih memadai mengenai iklan persuasif, ada baiknya kita bedakan dua macam persuasi: persuasi rasional dan persuasi non-rasional. Persuasi rasional tetap mengahargai otonomi atau kebebasan individu dalam membeli sebuah produk, sedangkan persuasi nonrasional tidak menghiraukan otonomi atau kebebasan individu Suatu persuasi dianggap rasional sejauh daya persuasinya terletak pada isi argumen itu. Persuasi rasional bersifat impersonal. Ia tidak di hiraukan siapa sasaran dari argumen itu.yang penting adalah isi argumen tepat.dalam kaitan dengan iklan,itu berati bahwa iklan yang mengandalkan persuasi rasional lebih menekankan isi iklan yang mau disampaikan . Jadi, kebenaran iklan itulah yang ditonjolkan dan dengan demikian konsumen terdorong untuk membeli produk tersebut. maka, iklan semacam itumemang berisi informasi yang benar, hanya saja kebenaran informasi tersebut ditampilkan dalam wujud yang sedemikian menonjol dan kuat sehingga konsumen
11
terdorong untuk membelinya. dengan kata lain,persuasinya didasarkan pada fakta yang bisa dipertanggung jawabkan. Berbeda dengan persuasi rassional, non-rasional umumnya hanya memanfaatkan aspek (kelemahan) psikologis manusia untuk membuat konsumen bisa terpukau, tertarik, dan terdorong untuk membeli produk yang diiklankan itu. Daya persuasinya tidak pada argumen yang berifat rasional, melainkan pada cara penampilan. Maka, yang di pentingkan adalah kesan yang ditampilkan dengan memanfaatkan efek suara (desahan), mimik, lampu, gerakan tubuh, dan semacamnya. Juga logikaiklan tidak diperhatikan dengan baik. Iklan yang menggunakan cara persuasi dianggap tidak etis kalau persuasi itu bersifat non-rasional. Pertama, karena iklan semacam itu tidak mengatakan mengenai apa yang sebenarnya, melainkan memanipulasi aspek psikologis manusia melalui penampilan iklan yang menggiurkan dan penuh bujuk rayu. Kedua, karena iklan semacam ini merongrong kebebasan memilih pada konsumen. Konsumen dipaksa dan didorong secara halus untuk mengikuti kemauan pengiklan, bukan atas dasar pertimbangan yang rasional dan terbukti kebenaranya. Menurut Chattopadhyay dan Basu (1990), efektivitas iklan dapat diukur dengan pendekatan advertising response model (ARM). Dimensi-dimensi efektivitas yang diukur meliputi : 1. Perhatian (Attention) Iklan harus menarik perhatian khalayak sasarannya, baik pembaca, pendengar atau pemirsa. Untuk itu iklan memerlukan bantuan, antara lain berupa ukuran (size untuk media cetak, atau air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spotatau full color), tata letak (lay out), jenis-jenis huruf (tipografi) yang ditampilkan, serta berbagai suara khusus untuk iklan pada radio dan televisi. 2. Pemahaman (Cognitive Response)
12
Teori Respon Kognitif dari David Aaker ini memiliki asumsi dasar bahwa khalayak secara aktif terlibat dalam proses penerimaan informas dengan cara mengevaluasi informasi yang diterima berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki sebelumnya, yang akhirnya mengarah pada perubahan sikap. (Aaker, 1985: 225). Teori ini mengasumsikan bahwa ketika informasi mengubah tingkah laku konsumen secara kuat, hal ini disebabkan konsumen mempelajari isi pesan yang dilihatnya yang kemudian mengarah ke perubahan tingkah laku terhadap brand. Pemasar perlu mendesain isi pesannya secara tepat, agar konsumen dapat mempelajari isi pesannya secara maksimal.
3. Sikap Terhadap Iklan (Advertising Attitude/Advertising Liking) Sikap terhadap iklan merupakan predosposisi respon konsumen yang umumnya menggambarkan kesukaan atau ketidaksukaan konsumen terhadap iklan. Respon yang positif umumnya akan menghasilkan sikap positif terhadap iklan, dan respon yang negatif akan menghasilkan sikap negatif terhadap iklan. Sikap terhadap iklan diukur dalam perilaku si penerima pesan yang menilai setuju atau tidak setuju. 4. Sikap Terhadap Merek (Brand Attitude) Sikap terhadap merek merupakan pernyataan mental dari si penerima pesan yang menilai suatu merek atau produk secara setuju atau tidak setuju (Assael, 2001: 283). Keyakinan ini timbul setelah konsumen sasaran mengkonfirmasi memori dengan informasi yang ditawarkan.
5. Niat Pembelian (Buying/ Purchase Intention) Niat membeli adalah keinginan konsumen untuk membeli suatu barang atau merek tertentu. Dengan demikian niat membeli merupakan keinginan untuk membeli produk yang diiklankan setelah menerima iklan tersebut. Iklan yang efektif akan menimbulkan perhatian dan sikap terhadap iklan yang positif,
13
selanjutnya bersikap positif pula terhadap merek dan berakhir pada niat membeli. Iklan yang Melanggar Etika Iklan dikatakan dapat melanggar bila (Schiffman dan Kanuk, 2004:10) : 1.Iklan tersebut memuat pernyataan yang berlebihan. 2.Iklan tersebut memperdayakan. 3.Iklan tersebut hambar. 4.Model peran persuasif untuk produk-produk yang tidak pantas. 5.Iklan dilakukan dengan pemasaran jarak jauh. 6.Pemilihan sasaran iklan yang tidak tepat.
2.3 Pengertian Persepsi Berikut ini dijelaskan beberapa pengertian mengenai pengertian persepsi diantaranya: Persepsi berasal dari bahasa Latin perceptio yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. Stimuli adalah input dari obyek tertentu yang dilihat oleh konsumen melalui satu atau beberapa panca indera (Ferrinadewi, 2008:42). Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia (Schiffman dan Kanuk,2004:137). Persepsi menurut Suryani, (2012:97), adalah sebagai proses dimana individu memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli menjadi suatu yang bermakna. Proses persepsi akan diawali oleh suatu stimuli yang mengenai indera kita dan stimuli yang menimbulkan persepsi bisa bermacammacam bentuknya, asal merupakan sesuatu yang langsung mengenai panca indera
14
kita, seperti segala sesuatu yang bisa dicium, segala sesuatu yang bisa dilihat, segala sesuatu yang bisa didengar, segala sesuatu yang bisa diraba. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Walgito (2010: 54) ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut : a. Faktor Internal Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu. b. Faktor Eksternal Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut. Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut : 1. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi. 2. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. 3. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. 4. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
15
5. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam. Unsur-unsur Persepsi. Berikut adalah unsur-unsur persepsi menurut Schiffman dan Kanuk (2004:137): a. Sensasi Sensasi merupakan respon yang segera dan langsung dari alat panca indera terhadap stimuli yang sederhana (iklan, kemasan, merk). Penerimaan panca indera adalah organ tubuh manusia (mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit) yang menerima masukan panca indera. Fungsi panca indera adalah melihat, mencium, merasa, dan meraba. b. Ambang Absolut Ambang absolut adalah tingkat terendah dimana seseorang dapat mengalami sensasi. Penyesuaian panca indera merupakan masalah yang menjadi perhatian berbagai pemasang iklan nasional. Karena itu, mereka berusaha mengubah kampanye iklan secara teratur. Beberapa pemasar mencari media yang tidak lazim untuk menempatkan iklaniklan ke dalam usaha memperoleh perhatian. c. Ambang Diferensial Ambang diferensial adalah perbedaan minimal yang dapat dirasakan antara dua macam stimuli yang hampir serupa. Ambang diferensial dapat disebut juga j.n.d. (just noticeable difference) yang dapat diartikan sebagai perbedaan yang mulai biasa terlihat. d. Persepsi Subliminal Persepsi Subliminal adalah proses dimana stimulus yang terlalu lemah atau terlalu kuat untuk dapat disadari oleh satu sel atau lebih penerima. Aspek-Aspek Persepsi
16
Lestari dan Fadila (2013:48) mengungkapkan bahwa persepsi terdiri dari berbagai aspek adalah: 1. Seleksi Seleksi adalah proses dimana konsumen memilih stimulus yang akan diterima oleh panca indranya berdasarkan kebutuhan yang dipengaruhi oleh masa lalu dan kebutuhan yang menjadi motivasinya. 2. Organisasi Organisasi meruppakan proses dimana konsumen mengumpulkan atau mengkategorikan kelompok-kelompok stimulus yang ada menjadi satu kesatuan yang utuh secara menyeluruh. Stimulus yang ada dikelompokkan oleh konsumen ke dalam pola yang bermakna bagi konsumen. 3. Interpretasi Interpretasi merupakan keadaan yang terjadi ketika seseorang memberikan makna terhadap masukan informasi yang dipengaruhi oleh faktor karakteristik individu, stimulus, situasional dan bagaimana informasi tersebut ditampilkan. Kedekatan interpretasi seseorang atau konsumen dengan realitas dipengaruhi oleh harapan dan motif dari konsumen tersebut. Persepsi Kualitas Persepsi kualitas (perceived quality) menurut Suryani, (2012:118) dapat didefinisikan bahwa konsumen secara langsung atau tidak langsung akan memberikan penilaian terhadap jasa yang akan dibeli atau yang pernah dikonsumsinya. Purba (2012) mengatakan bahwa persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi konsumen terhadap kualitas dan keunggulan produk atau jasa yang berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Persepsi konsumen terhadap kualitas merupakan hal yang subjektif karena setiap konsumen memiliki kepentingan yang berbeda terhadap suatu barang atau jasa. Purba (2012) menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip mengenai persepsi kualitas, yaitu:
17
a) Kualitas bersumber pada aspek produk dan non-produk, atau seluruh kebutuhan non-harga yang dicari konsumen untuk memuaskan kebutuhannya. b) Kualitas ada bila masuk dalam persepsi konsumen, jika konsumen mempersepsikan produk tersebut memiliki kualitas rendah, maka produk tersebut berkualitas rendah. Keputusan konsumen untuk membeli suatu barang tersebut dipengaruhi oleh persepsi konsumen itu sendiri, bukan berdasarkan realitasnya. c) Kualitas sebagai persepsi diukur secara relatif terhadap pesaing, jika produsen pertama menawarkan suatu produk yang berkualitas, tetapi produsen pesaing juga menawarkan produk sejenis dengan kualitas lebih baik, maka produk dari produsen pertama dianggap tidak berkualitas. Jika suatu produk melampaui harapan dari konsumen, maka konsumen memiliki persepsi bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang baik (Purba, 2012). Persepsi Nilai Persepsi nilai (perceived value) merupakan pertimbangan manfaat dan pengorbanan. Pengertian tentang nilai pelanggan sangat luas dan berbeda-beda tergantung dari sisi mana kita melihatnya (Purba, 2012). Aaker (1998) berpendapat bahwa ada tiga nilai mengenai sebuah merek tertentu yaitu mengenai nilai fungsional, nilai ekspresi diri, dan nilai emosional. 1. Nilai Fungsional Nilai fungsional adalah nilai yang berasal dari atribut produk itu sendiri yang langsung dapat memberikan kegunaan fungsional kepada konsumen. 2. Nilai Emosional Nilai emosional adalah nilai yang diberikan oleh suatu merek yang berhubungan dengan perasaan yang ditimbulkan pada saat membeli atau menggunakan merek tersebut. 3. Nilai Ekspresi Diri
18
Nilai ekspresi diri merupakan bagian dari nilai emosional. Perbedaan antara nilai emosional dan nilai ekspresi diri adalah nilai emosional berkaitan dengan perasaan bahagia, nyaman, dan bangga. Sedangkan nilai ekspresi diri berkaitan dengan perasaan seseorang mengenai dirinya di mata orang lain.
2.4 Dimensi Etis Iklan Iklan adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Dengan iklan perusahaan ingin menarik perhatian calon konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkannya. Banyak orang memutuskan membeli suatu barang atau jasa karena pengaruh iklan yang sedemikian atraktif tampilan visualnya. Kecermatan menimbang dan rasionalitas pemikiran seringkali ‘kalah wibawa’ dengan semangat hedonis yang ditawarkan iklan. Tapi selalu saja banyak orang yang kemudian kecewa, karena spesifikasi atau manfaat barang yang dibeli tidak seperti yang ditawarkan. Iklan mempunyai andil besar dalam menciptakan citra bisnis baik secara positif maupun negatif. Iklan ikut menentukan penilaian masyarakat mengenai baik buruknya kegiatan bisnis. Sayangnya, lebih banyak kali iklan justru menciptakan citra negatif tentang bisnis, seakan bisnis adalah kegiatan tipu menipu, kegiatan yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan, yaitu keuntungan. Ini karena iklan sering atau lebih banyak kali memberi kesan dan informasi yang berlebihan, kalau bukan palsu atau terang-terangan menipu, tentang produk tertentu yang dalam kenyataannya hanya akan mengecoh dan mengecewakan
masyarakat
konsumen.
Karena
kecenderungan
yang
berlebihan untuk menarik konsumen agar membeli produk tertentu dengan dengan memberi kesan dan pesan yang berlebihan tanpa memperhatikan berbagai norma dan nilai moral, iklan sering menyebabkan citra bisnis tercemar sebagai kegiatan tipu-menipu, dan karena itu seakan antara bisnis dan etika ada jurang yang tak terjembatani.
Citra ini semakin mengental dalam sistem pasar bebas yang mengenal kompetisi yang ketat di antara banyak perusahaan dalam menjual
19
barang dagangan sejenis. Dalam sistem ekonomi di mana belum ada diversifikasi besar-besaran atas barang dagangan, hampir terdapat monopoli alamiah dari satu atau dua perusahaan saja jenis barang tertentu sehingga iklan belum sepenuhnya menjadi persoalan etis yang serius. Dalam pasar bebas di mana terdapat beragam jenis barang dan jasa, semua pihak berusaha dengan segala cara untuk menarik konsumen atau pembeli. Iklan sering tidak memuat banyak informasi objektif karena alasan yang sederhana, yaitu bahwa fungsi utamanya bukan untuk memberikan informasi yang tidak bias. Dan fungsi sesungguhnya adalah untuk menjual sebuah produk kepada para calon pembeli dan apa pun informasi yang dibawa iklan tersebut sifatnya hanya sebagai tambahan dari fungsi dasar dan biasanya informasi tersebut ditentukan oleh fungsi dasar. Salah satu cara lain yang lebih baik untuk mengarakteristikkan iklan komersial adalah dalam kaitannya dengan hubungan pembeli-penjual. Iklan komersial dapat didefinisikan sebagai jenis komunikasi tertentu antara penjual dengan calon pembeli. Dan jenis komunikasi ini berbeda dari komunikasi dalam dua hal. Pertama, iklan ditujukan pada khalayak ramai yang berbeda dari pesan yang disampaikan pada individu. Karena sifat publik tersebut, iklan bisa dipastikan memiliki pengaruhpengaruh sosial yang luas. Kedua, iklan dimaksudkan untuk mendorong sebagian orang yang melihat atau membacanya untuk membeli produk yang dimaksudkan. Iklan dikatakan berhasil memenuhi tujuan itu dalam dua cara ; (a) dengan menciptakan keinginan dalam diri konsumen untuk membeli produk yang dimaksud dan (b) dengan menciptakan keyakinan dalam diri konsumen bahwa produk tersebut merupakan sarana untuk memenuhi keinginan yang telah ada dalam diri konsumen.
20
Iklan itu sendiri pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang bermaksud untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen dengan kata lain mendekatkan konsumen dengan produsen. Ada beberapa persoalan etis yang ditimbulkan oleh iklan, khususnya iklan yang manipulatif dan persuasif non-rasional. Pertama, iklan merongrong otonomi dan kebebasan manusia. Dalam banyak kasus ini jelas sekali terlihat. Iklan membuat manusia tidak lagi dihargai kebebasannya dalam menentukan pilihannya untuk membeli produk tertentu. Banyak pilihan dan pola konsumsi manusia modern sesungguhnya adalah pilihan iklan. Manusia didikte oleh iklan dan tunduk pada kemauan iklan, khususnya iklan manupulatif dan persuasif yang tidak rasional. Ini justru sangat bertentangan dengan imperatif moral Kant bahwa manusia tidak boleh diperlakukan hanya sebagai alat demi kepentingan lain di luar dirinya, termasuk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pada fenomena iklan manipulatif, manusia benar-benar menjadi objek untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dan tidak sekedar di beri informasi untuk membantunya memilih produk tertentu. Kedua, dalam kaitan dengan itu, iklan manipulatif dan persuasif non-rasional menciptakan kebutuhan manusia dengan akibat manusia modern menjadi konsumtif. Secara ekonomis hal ini tidak baik karena dengan demikian akan menciptakan permintaan ikut menaikkan daya beli masyarakat. Bahkan, dapat memacu produktivitas kerja manusia hanya memenuhi kebutuhan hidupnya yang bertambah dan meluas itu. Namun, di pihak lain muncul masyarakat konsumtif, di mana banyak dari apa yang dianggap manusia sebagai kebutuhannya sebenarnya bukan benar-benar kebutuhan Ketiga, yang menjadi persoalan etis yang serius adalah bahwa iklan manipulatif dan persuasif nonrasional malah membentuk dan menentukan identitas atau citra memiliki barang sebagaimana ditawarkan iklan. Ia belum merasa diri penuh kalau belum memakai minyak rambut seperti diiklankan
21
bintang film terkenal, dan seterusnya. Identitas manusia modern lalu hanyalah identitas massal, serba sama, serba tiruan, serba polesan, serba instan. Keempat, bagi masyarakat Indonesia dengan tingkat perbedaan ekonomi dan sosial yang tinggi, iklan merongrong rasa keadilan sosial masyarakat. Iklan yang menampilkan yang serba mewah sangat ironis dengan kenyataan sosial di mana banyak anggota masyarakat masih berjuang untuk sadar hidup. Iklan yang mewah tampil seakan tanpa punya rasa solidaritas dengan sesamanya yang miskin. Kendati dalam kenyataan praktis sulit menilai secara umum etis tidaknya iklan tertentu, ada baiknya kami paaparkan beberapa prinsip yang kiranya perlu diperhatikan dalam iklan. Pertama, iklan tdak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya konsumen. Masyarakat dan konsumen tidak boleh diperdaya oleh iklan untuk membeli produk tertentu. Mereka juga tidak boleh dirugikan hanya karenatelah diperdaya oleh iklan tertentu. Kedua, iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk tertentu, khususnya menyangkut keamanan dan keselamatan manusia. Ketiga, iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan, khususnya secara kasar dan terang-terangan. Keempat, iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas: tindak kekerasan, penipuan, pelecehan seksual, diskriminasi, perendahan martabat manusia dan sebagainya. Makna Etis Menipu dalam Iklan Entah sebagai pemberi informasi atau sebagai pembentuk pendapat umum, iklan pada akhirnya membentuk citra sebuah produk atau bahkan sebuah perusahaan di mata masyarakat. Citra ini terbentukk bukan terutama karena bunyi atau penampilan iklan itu sendiri, melainkan terutama terbentuk oleh kesesuaian antara kenyataan sebuah produk yang diiklankan dengan apa yang disampaikan dalam iklan itu, entah secara tersurat ataupun tersirat. Karena itu, iklan sering dimaksudkan sebagai media untuk mengungkapkan hakikat dan misi sebuah perusahaan atau produk.
22
Prinsip etika bisnis yang paling relevan di sini adalah prinsip kejujuran, yakni mengatakan hal yang benar dan tidak menipu. Prinsip ini tidak hanya menyangkut kepentingan banyak orang, melainkan juga pada akhirnya menyangkut kepentingan perusahaan atau bisnis seluruhnya sebagai sebuah profesi yang baik. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa iklan yang dan karena itu secara moral dikutuk adalah iklan yang secara sengaja menyampaikan pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan dengan maksud menipu atau yang menampilkan pernyataan yang bisa menimbulkan penafsiran yang keliru pada pihak konsumen yang sesungguhnya berhak mendapatkan informasi yang benar apa adanya tentang produk yang ditawarkan dalam pasar. Dengan kata lain, berdasarkan prinsip kejujuran, iklan yang baik dan diterima secara moral adalah iklan yang mem beri pernyataan atau informasi yang benar sebagaimana adanya. Kebebasan Konsumen Setelah kita melihat fungsi iklan, masalah etis dalam iklan, dan makna etis dari menipu dalam iklan, ada baiknya kita singgung sekilas mengenai peran iklan dalam ekonomi, khususnya pasar. Iklan merupakan suatu aspek pemasaran yang penting, sebab iklan menentukan hubungan antara produsen dan konsumen. Secara lebih konkrit, iklan menentukan pula hubungan penawaran dan permintaan antara produsen dan pembeli, yang pada gilirannya ikut pula menentukan harga barang yang dijual dalam pasar. Kode etik periklananan tentu saja sangat diharapkan untuk membatasi pengaruh iklan ini. Tetapi, perumusan kode etik ini harus melibatkan berbagai pihak: ahli etika, konsumen (atau lembaga konsumen), ahli hukum, pengusaha, pemerintah, tokoh agama dan tokoh masyarakat tertentu, tanpa harus berarti merampas kemandirian profesi periklanan. Yang juga penting adalah bahwa profesi periklanan dan organisasi profesi periklanan perlu benar-benar punya komitmen moral untuk mewujudkan iklan yang baik bagi masyarakat. Namun, kalau ini pun tidak memadai, kita membutuhkan perangkat legal politis, dalam bentuk aturan perundang-undangan tentang periklanan beserta sikap tegas tanpa
23
kompromi dari pemerintah, melalui departemen terkait, untuk menegakkan dan menjamin iklan yang baik bagi masyarakat. 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang berjudul : 1. Analisis Daya Tarik Iklan TV, study kasus pada masyarakat kompleks Puri Gejayan Indah, Gebang Permai, Griya Perwita Asri II, Yogyakarta. Penulis : Yosep Mahardika Pramono (982214016) Hasil Penelitian : a. Tipe iklan TV yang dapat menimbulkan daya tarik bagi konsumen adalah tipe iklan humor. b. Atribut iklan TV yang dapat menimbulkan daya tarik bagi konsumen adalah atribut iklan scenes/skenario iklan. c. Peran iklan TV dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah sebagai bahan informasi tambahan. 2. Pengaruh Iklan TV Terhadap Persepsi Konsumen, study kasus pada iklan sabun Lux dan iklan Hp Nokia.Penulis : Leni Andriani (992214008). Hasil Penelitian : a. Untuk iklan produk pada kondisi keterlibatan konsumen tinggi, variabel isi iklan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi konsumen, sedangkan untuk variabel frekuensi tayang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi konsumen. b. Untuk iklan produk pada kondisi keterlibatan rendah, variabel isi iklan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi konsumen, sedangkan untuk variabel frekuensi tayang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi konsumen.
24
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rizky Amalina Bachriansyah (2011) dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Iklan, dan Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Ponsel Nokia (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota Semarang)”. Penelitian ini meneliti apakah kualitas produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada produk ponsel Nokia dan menganalisis faktor yang paling dominan dalam memengaruhi minat beli konsumen pada ponsel Nokia di Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu minat beli. Sehingga Nokia perlu meningkatkan kreatifitas dalam beriklan, kualitas produk, dan kelayakan harga yang ada pada ponsel Nokia agar dapat bersaing dengan ponsel-ponsel merek lain. 4. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul “Pengaruh Desain Kemasan Produk dan Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya Pada Minat Beli Konsumen”. Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat, uji koefisien determinasi, uji F dan uji t. Hasil penelitiannya adalah menunjukkan bahwa desain kemasan produk dan daya tarik iklan terhadap brand awareness dan dampak pada minat beli menunjukkan penilaian yang tinggi dan memiliki pengaruh positif dan signifikan. 5. Penelitian saudara Deddy (2011) yang berjudul “Pengaruh Daya Tarik Endorser (Sherina) dalam Iklan Terhadap Brand Image Produk Simpati”. Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, uji koefisien determinasi, dan uji t. Hasil penelitiannya adalah menunjukkan bahwa endorser (Sherina) dalam iklan terhadap brand image produk simpati juga menunjukkan penilaian yang tinggi dan memiliki pengaruh positif dan signifikan. 6.Penelitian Reagi Garry Imancezar dan Imroatul Khasanah Penelitian mengenai motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen, riset ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi, persepsi, dan sikap konsumen dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di distro
25
Semarang, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi, persepsi, dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian di distro Semarang. Metode yang digunakan adalah metode explanatory research, alat analisis yang digunakan adalah spss menggunakan regresi sederhana, menunjukkan bahwa keseluruhan variabel berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dengan korelasi untuk masing-masing variabel motivasi konsumen sebesar 0.619, variabel persepsi konsumen sebesar 0.625, variabel sikap konsumen sebesar 0.646 dan variabel keputusan pembelian sebesar 0.783. 7. Penelitian Nila Kasuma Dewi, Gus Andri, Sepris Yonaldi (2012) Penelitian mengenai pengaruh iklan, citra merek, dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen, riset ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana iklan, citra merek, dan kepuaasan dapar mempengaruhi loyalitas konsumen Vaseline Hand and body lotion di kota Padang, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan, citra merek, dan kepuasan konsumen vaseline Hand and body lotion di kota Padang terhadap loyalitas konsumen. Metode yang digunakan adalah metode explanatory research, alat analisis yang digunakan adalah spss menggunakan regresi sederhana, menunjukkan bahwa keseluruhan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dengan masing-masing nilai untuk variabel iklan sebesar 0.425, variabel citra merek sebesar 0.546, variabel kepuasan konsumen sebesar 0.198.
26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik penelitian sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic
dengan
tujuan
untuk
menguji
hipotesis
yang
telah
ditetapkan.(Sugiyono, 2012:13). Dalam penelitian ini menjelaskan tentang dampak Iklan dan Dimensin terhadap persepsi masyarakat. 3.2 Sumber data a. Populasi Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118). Populasi pada penelitian ini adalah pengguna layanan transportasi online di kota medan, sumatera utara. b. Sampel Sampel merupakan suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2009:118). Maka data sampel yang telah mengisi kuisioner sebagai berikut:
No.
Nama
Usia
Keterangan
1
Hendrawan Cristian
20
Pengguna Aplikasi
2
Andreas Pardosi
20
Pengguna Aplikasi
3
Muhammad Fahrul Ihsan
20
Pengguna Aplikasi
4
Miranda Ginting
20
Pengguna Aplikasi
5
Hotmian Theresia Malau
20
Pengguna Aplikasi
6
Jonatan Andrianto Padang
20
Pengguna Aplikasi
7
Wesley Siahaan
20
Pengguna Aplikasi
27
8
Philips
21
Pengguna Aplikasi
9
Martin
20
Pengguna Aplikasi
10
Jeremia
20
Pengguna Aplikasi
11
Nicolas Simangunsong
20
Pengguna Aplikasi
12
Stella Mediana Manalu
19
Pengguna Aplikasi
13
Thopus
20
Pengguna Aplikasi
14
Kristina Natalia Manullang
19
Pengguna Aplikasi
15
Ronald Muktar Simarmata
20
Pengguna Aplikasi
16
Andreas Kristopel Pardosi
20
Pengguna Aplikasi
17
Mark
16
Pengguna Aplikasi
18
Melva Simangunsong
19
Pengguna Aplikasi
19
Roberto Gurning
21
Pengguna Aplikasi
20
Ricky
19
Pengguna Aplikasi
21
Agita Rahma Fitri
21
Pengguna Aplikasi
22
Grandy Hutabarat
21
Pengguna Aplikasi
23
Bernando Hutabarat
20
Pengguna Aplikasi
24
Fernando Sibagariang
19
Pengguna Aplikasi
25
Fadly Ray
20
Pengguna Aplikasi
26
Abdinera Pasaribu
20
Pengguna Aplikasi
27
Andy Marbun
19
Pengguna Aplikasi
28
Nerlika Sitohang
18
Pengguna Aplikasi
29
Christi
19
Pengguna Aplikasi
30
Lamtiur Retnawati Situmeang
19
Pengguna Aplikasi
31
Akbar Ripai Tanjung
23
Pengguna Aplikasi
32
Johari Purba
19
Pengguna Aplikasi
33
Abdul Manik
20
Pengguna Aplikasi
34
Thania Bonita Lumbanraja
19
Pengguna Aplikasi
28
35
Sahat
23
Pengguna Aplikasi
36
Fathan Ramadhan
19
Pengguna Aplikasi
37
Aldi Hutauruk
18
Pengguna Aplikasi
38
Tesalonika
19
Pengguna Aplikasi
39
Marsita S
21
Pengguna Aplikasi
40
Penni Silitonga
20
Pengguna Aplikasi
41
Delvo Aulia
20
Pengguna Aplikasi
42
Maha
22
Pengguna Aplikasi
43
Maha
22
Pengguna Aplikasi
44
Chenlie Leynov Siagian
22
Pengguna Aplikasi
45
Sahat Mulia Artha Silalahi
21
Pengguna Aplikasi
46
Ira Safitri
19
Pengguna Aplikasi
47
Ruben Sihite
20
Pengguna Aplikasi
48
Farid Razab
19
Pengguna Aplikasi
49
Nona Elisabeth Purba
20
Pengguna Aplikasi
50
Raja Manalu
20
Pengguna Aplikasi
51
Chrisgatia V. Sinaga
18
Pengguna Aplikasi
52
Tonni Siringoringo
19
Pengguna Aplikasi
53
Sappe Tua Panggabean
20
Pengguna Aplikasi
54
Indah Astuti
19
Pengguna Aplikasi
55
Dewi Sartika
18
Pengguna Aplikasi
56
Ria Erlikasna Tarigan
20
Pengguna Aplikasi
57
Rafika Manurung
20
Pengguna Aplikasi
58
Vinni
22
Pengguna Aplikasi
59
Dwidya
19
Pengguna Aplikasi
60
Rosma
20
Pengguna Aplikasi
61
Amos S Simanjuntak
17
Pengguna Aplikasi
29
62
Dominggo Immanuel
21
Pengguna Aplikasi
63
Adipati Dolken
21
Pengguna Aplikasi
64
Christin Simatupang
20
Pengguna Aplikasi
65
Septiani.S
18
Pengguna Aplikasi
66
Yoel Pakpahan
20
Pengguna Aplikasi
67
Ronauli Sitanggang
20
Pengguna Aplikasi
68
Yunia
19
Pengguna Aplikasi
69
Fitri
20
Pengguna Aplikasi
70
Anisa
20
Pengguna Aplikasi
71
Anisa
20
Pengguna Aplikasi
72
Putri
18
Pengguna Aplikasi
73
Risvan
20
Pengguna Aplikasi
74
Liza
20
Pengguna Aplikasi
75
Pangihutan
20
Pengguna Aplikasi
76
Nova Silitonga
17
Pengguna Aplikasi
77
Azhar Maruf
21
Pengguna Aplikasi
78
Siska Melita
19
Pengguna Aplikasi
79
Putra Manurung
22
Pengguna Aplikasi
80
Jonatan Hulu
19
Pengguna Aplikasi
81
Ruben Sihite
20
Pengguna Aplikasi
82
Ridha Juliansyah
21
Pengguna Aplikasi
83
Amos Hutapea
21
Pengguna Aplikasi
84
Rachel
21
Pengguna Aplikasi
85
Elsa Hutabarat
20
Pengguna Aplikasi
86
Elvi Christalina Situmorang
22
Pengguna Aplikasi
87
Endang Sihombing
19
Pengguna Aplikasi
88
Rio Sipahutar
20
Pengguna Aplikasi
30
89
Ruben Sihite
20
Pengguna Aplikasi
90
Rama Dani
18
Pengguna Aplikasi
91
Fauzan Tariz
20
Pengguna Aplikasi
92
Hafizha Aini
20
Pengguna Aplikasi
93
Lina Wati
19
Pengguna Aplikasi
94
Sastra Nababan
20
Pengguna Aplikasi
95
Khairani
19
Pengguna Aplikasi
96
Erika Nanda
20
Pengguna Aplikasi
97
Luthfan Erman
20
Pengguna Aplikasi
98
Sayyid Mundzir
20
Pengguna Aplikasi
99
Sri Rahmah Rizky Selian
19
Pengguna Aplikasi
100
Elisabeth
20
Pengguna Aplikasi
101
Shilvia Utami
18
Pengguna Aplikasi
102
M. Andhika Rafif Zain
19
Pengguna Aplikasi
103
Lastri Romiana Siahaan
18
Pengguna Aplikasi
104
Cut Mutia Fahira
21
Pengguna Aplikasi
105
Ikhsan Arief
18
Pengguna Aplikasi
106
Ruben Sihite
20
Pengguna Aplikasi
107
Wibie Prananda
20
Pengguna Aplikasi
108
Suci Amaliah
20
Pengguna Aplikasi
109
Rosali Agata
21
Pengguna Aplikasi
110
Iftitah Nur El Barokah
20
Pengguna Aplikasi
111
Tri Permata
20
Pengguna Aplikasi
112 Frengky Samuel Antonius Sitohang
20
Pengguna Aplikasi
113
Riska Putri Harahap
20
Pengguna Aplikasi
114
Dwi Novita Sari
20
Pengguna Aplikasi
115
Daffa
30
Pengguna Aplikasi
31
116
Arga Nainggolan
20
Pengguna Aplikasi
117
Ari Sada Riahdo Damanik
19
Pengguna Aplikasi
118
Nova Kristina Sidabutar
19
Pengguna Aplikasi
119
Fakhri Irfansyah
21
Pengguna Aplikasi
120
Ocha Silalahi
20
Pengguna Aplikasi
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan di kota Medan Sumatera Utara. Sedangkan waktu penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 12 Desember 2018 sampai dengan 01 Januari 2018. 3.4 Metode penelitian Metode penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner secara online, dengan memanfaatkan media social yaitu aplikasi LINE. Kuisioner ini disebar ke berbagai group sehingga dapat membantu dalam meneliti. 3.5 Teknis analisis data Teknis analisis data dilakukan dengan menggunakan: a. Mean Mean adalah sebuah rata-rata dari data yang diperoleh berupa angka. Mean adalah "Jumlah nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu" (Sutrisno Hadi; 1998) b. Median Median dapat diartikan sebagai sebuah pembatas yaitu yang membatasi suatu nilai menjadi dua bagian 50 persen untuk nilai atas dan 50 persen untuk nilai bawah. Median bukanlah sebuah nilai yang menjadi miliki kelompok atas dan kelompok
bawah.
Median merupakan data numerik yang terdiri atas n skor diurutkan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar atau bisa disebut juga statistik urutan. c. Modus
32
Dalam Statistik, modus digunakan untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi. Misalkan dalam mengamati tiga jenis pohon mangga, Mangga Mana lagi (A), Mana Lainnya (B) dan Mana nih mangganya (C). Pengamatan tertuju pada buah masing-masing mangga. Kita duduk dibawahnya selama 2 hari berturut-turut tanpa mandi. Selama dua hari duduk dibawah pohon mangga, terjadi sebuah fenomena alam, yaitu jatuhnya buah mangga tanpa tersentuh.
33
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan, dapat disimpulkan bahwa pelayanan transportasi online pada saat ini sudah cukup baik. Masyarakat merasa puas dengan adanya transportasi online yang menawarkan fitur untuk mengantar makanan. Masyarakat sangat mudah untuk mendapatkan makanan yang diinginkannya, serta penjelasan terkait makanan juga baik. Terkait dengan penjelasan makanan, perusahaan transportasi online harus lebih mendetailkan lagi terkait informasi makan tersebut. Sehingga tidak terjadi kesalah pahaman oleh pelanggan/pengguna aplikasi transportasi online. Hasil dari kuisioner tersebut ialah: Median = 4 Mean =
3.717142857
Modus = 4 4.2 Pembahasan Berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan, maka terjawablah bahwa dampak iklan dan dimensi etisnya terhadap persepsi konsumen berpengaruh terhadap citra dari produk yang dipasarkan, dan ini akan menghasilkan dampak positif ataupu negative terhadap produk tersebut. Citra dari produk tersebut akan mempengaruhi terhadap pemasaran produk tersebut. Hal ini dibuktikan dengan data sebagai berikut: 1. Nilai tengah dari hasil kuisioner ialah: Median = 4 Hal ini menunjukkan bahwa antara nilai tertinggi dan nilai terendahnya bernilai 4, sehingga dapat disimpulkan persepsi konsumen akan terpengaruh oleh iklan yang ditayangkan oleh suatu prusahaan dalam memasarkan produknya. Hal ini sangat mempengaruhi dampak penjualan produk tersebut.
34
Citra produk dilihat dari nilai etis dalam pemasaran produk tersebut dengan memanfaatkan media iklan.. 2. Rata-rata dari hasil kuisioner ialah: Mean =
3.717142857
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata para konsumen menilai pemasaran melalui media iklan akan mempengaruhi persepsi produk tersebut serta akan mempengaruhi keputusan dalam pembelian produk tersebut. Dalam konteks ini rata-rata para konsumen lebih mementingkan nilai dan keterkaitan iklan dengan produk daripada konten iklan yang menghibur tetapi nilai tidak terlalu di munculkan. 3. Angka yang sering muncul dari hasil kuisioner ialah: Modus = 4 Hal ini menunjukkan para konsumen lebih banyak setuju dengan niali konten akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk tersebut, dan akan mempengaruhi citra produk serta penjualan dari produk tersebut.
35
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Iklan akan mempengaruhi penjualan terhadap produk tersebut, seberapa
menarik iklan tersebut akan mampu meningkatkan minat dan daya tari dari produk tersebut sehingga muncul rasa ingin membeli oleh para konsumen. Akan tetapi suatu nilai yang ingin disampaikan perusahaan dalam memasarkan produknya akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap citra, dan kode etis terhadap produk tersebut. Para konsumen juga akan terpengaruh terhadap keterkaitan konten iklan dengan produk tersebut. 5.2
Saran
1. Bagi perusahaan a. Untuk terus menjaga loyalitas pelanggan terhadap produk yang mereka tawarkan perusahaan bisa melakukan pemasaran melalui iklan dengan konten yang kreatif menjadikan keunggulan bagi pesaing b. Memberikan sosialisai atau pengarahan secara langsung kepada para konsumen untuk memberikan peraturan-peraturan sebagai mitra usaha serta pelayanan yang baik kepada pelanggan. Dan memberikan sanksi agar para pengendara yang menjadi mitra yang taat pada aturan c. Mengarahkan para pelaku bisnis untuk lebih memberikan informasi yang detail, atau iklan yang ditayangkan sesuai dengan keadaan aslinya agar para calon konsumen lebih merasa aman dengan produk yang ia inginkan. Seperti informasi kelebihan produk, logo halal, khasiat produk, dan lainlain. 2. Bagi konsumen a. Konsumen lebih berhati-hati dalam memilih produk yang diinginkan. Agar terhindar dari hal-hal buruk yang akan terjadi. b. Memberikan informasi yang baik agar para calon konsumen tidak salah paham pada iklan yang ditayangkan saat memutuskan pembelian suatu produk, sehingga tidak ada yang dirugikan.
36
LAMPIRAN 1. Daftar Kuisioner No.
Keterangan
1
Menurut saya iklan harus menarik
2
Menurut saya iklan harus mudah diingat
3
Menurut saya iklan harus mudah dimengerti
4
Iklan sekaku menggerakkan keinginan saya untuk mengkonsumsinya
5 6 7 8 9 10 11
Point 1 2 3 4
5
Menurut saya iklan harus mudah dipahami walau tanpa penjelasan panjang lebar Menurut saya pesan iklan yang disampaikan tidak boleh membodohi saya Menurut saya kata-kata yang digunakan harus menarik dan mudah dimengerti Menurut saya lokasi yang digunakan harus menarik dan jelas Menurut saya pemeran iklan harus memiliki ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang meyakinkan Penampilan iklan secara menyeluru membuat saya tertarik terhadap suatu produk Tokoh dalam iklan menciptakan kesan positif terhadap suatu produk
12
Menurut saya tokoh dalam iklan sangat menarik
13
Menurut saya tokoh dalam iklan dapat dipercaya
14
Pemeran iklan berperan penting dalam menentukan persepsi saya terhadap suatu produk
15
Menurut saya keluarga mempengaruhi minat beli saya
16
Masyarakat Mempengaruhi minat beli saya
17
Mode/trend produk mempengaruhi minat beli saya
18 19 20
Iklan suatu produk penting untuk diketahui Iklan suatu produk harus informatif Iklan suatu produk harus kreatif
21
Iklan suatu produk harus menghibur
37
22
Iklan suatu produk harus dapat dipercaya kebenarannya
24
Iklan yang ditayangkan sangat membantu saya dalam memutuskan pembelian suatu produk Saya membeli produk sesuai dengan kebutuhan
25
Saya mempercayai iklan yang beredar di internet
26
Saya mempercayai iklan yang ditayangkan di televeisi
27
Saya membeli produk karena keinginan saya
23
28 29 30 31 32
Saya menyarankan produk kepada kerabat saya sesuai dengan iklan yang beredar Pameran dan event (sponsor) suatu produk sangat menarik minat calon konsumen Komunikasi langsung (face to face) dari penjual yang memberikan informasi produk dapat mengubah persepsi konsumen Iklan yang baik adalah iklan yang mengundang rasa ingin tahu Daya tarik iklan adalah konten atau tema yang ditampilkan suatu produk
33
Iklan harus menjunjung tinggi nilai kejujuran
34
Daya kreatifitas sangat dibutuhkan dalam pe,buatan iklan untuk mempengaruhi persepsi konsumen
38
2. Hasil Kuisioner N o. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
p 1
p 2
p 3
p 4
p 5
p 6
p 7
p 8
p 9
p1 0
p1 1
p1 2
p1 3
p1 4
p1 5
p1 6
p1 7
p1 8
p1 9
5
5
3
5
3
3
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
5
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
3
1
1
1
3
3
3
1
3
3
3
4
4
3
3
2
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
Philips
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
5
5
3
4
3
3
5
Martin
5
5
3
5
5
3
3
3
3
5
3
5
3
5
5
5
5
5
5
Jeremia
3
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
3
4
4
4
4
3
2
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
5
3
5
4
3
5
5
5
3
5
3
2
4
2
4
2
2
2
2
5
4
3
3
2
5
4
3
2
3
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
3
2
2
4
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
4
4
3
1
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
1
5
1
1
1
2
1
5
5
5
3
3
5
5
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
5
3
4
3
4
4
5
3
2
2
3
3
3
4
3
2
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
Nama Hendraw an Cristian Andreas Pardosi Muhamm ad fahrul ihsan Miranda ginting Hotmian Theresia Malau Jonatan andrianto padang Wesley Siahaan
Nicolas simangun song Stella Mediana Manalu Thopus Kristina Natalia Manullan g Ronald Muktar Simarmat a Andreas Kristopel Pardosi Mark
19
Melva Simangun song Roberto gurning
20
Ricky
18
21 22 23 24 25 26
Agita Rahma Fitri Grandy Hutabarat Bernando hutabarat Fernando Sibagaria ng Fadly Ray Abdinera Pasaribu
39
28
Andy Marbun Nerlika Sitohang
29
Christi
27
30
31 32 33 34 35
4
4
3
3
3
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
4
3
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
1
2
3
2
4
2
2
4
4
4
4
4
1
2
5
5
5
5
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
5
3
5
3
4
4
4
5
3
4
5
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
2
3
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
2
3
3
5
3
2
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
3
4
4
4
2
4
2
3
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
3
3
3
3
2
2
4
4
4
3
4
5
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
2
2
2
2
2
1
4
5
5
5
4
5
5
4
4
3
3
3
Maha
3
3
4
3
3
2
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
2
4
Maha
3
3
4
3
3
2
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
2
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
2
4
3
3
3
3
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
5
4
3
4
5
4
4
4
3
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
4
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
4
5
4
5
5
5
4
3
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
2
2
1
2
2
4
5
4
4
4
4
3
4
3
2
3
LAMTIU R RETNA WATI SITUME ANG Akbar Ripai Tanjung Johari Purba abdul manik Thania Bonita Lumbanr aja Sahat
38
Fathan Ramadha n Aldi Hutauruk Tesalonik a
39
Marsita S
40
Penni silitonga Delvo aulia
36 37
41 42 43 44 45
Chenlie Leynov Siagian Sahat mulia artha silalahi
46
Ira Safitri
47
54
Ruben Sihite Farid razab Nona Elisabeth Purba Raja Manalu Chrisgati a V. Sinaga Tonni Siringorin go Sappe Tua Panggabe an Indah Astuti
55
dewi
48 49 50 51 52 53
40
sartika
56 57 58 59 60 61 62 63 64
Ria erlikasna Tarigan Rafika manurung
4
4
3
5
4
3
4
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
3
2
1
1
2
2
2
2
5
4
4
3
3
4
3
4
4
2
3
Vinni
3
3
4
3
5
4
3
4
4
4
3
5
5
4
5
5
5
3
4
Dwidya
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
Rosma
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
2
4
2
2
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
2
2
2
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
2
3
4
3
2
3
3
2
3
4
4
4
5
4
4
5
5
4
3
5
Amos S Simanjun tak Domingg o Immanuel Adipati Dolken Christin Simatupa ng
65
Septiani.s
66
Yoel pakpahan Ronauli sitanggan g
67 68 69 70 71 72 73 74
Yunia
4
4
4
4
4
2
2
2
5
5
5
5
5
4
5
5
4
3
5
Fitri
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
Anisa
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
Anisa
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
putri
4
3
3
4
3
3
2
2
2
4
4
2
3
4
3
3
4
3
4
Risvan
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
Liza
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
75
3
3
2
3
2
2
2
2
3
4
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
2
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
5
2
2
2
5
4
5
4
4
4
4
4
2
4
5
4
4
4
4
3
3
4
4
5
4
4
4
3
5
5
4
3
4
5
5
3
3
4
3
4
4
3
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
83
Pangihuta n Nova silitonga Azhar maruf Siska melita Putra Manurun g Jonatan hulu Ruben Sihite Ridha Juliansya h Amos hutapea
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
4
4
3
3
4
4
4
2
4
84
Rachel
3
3
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
5
5
3
2
4
85
Elsa Hutabarat Elvi Christalin a Situmora ng Endang sihombin
5
5
5
5
5
3
4
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
2
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
5
5
3
4
76 77 78 79 80 81 82
86 87
41
g
92
Rio sipahutar Ruben Sihite Rama Dani Fauzan Tariz Hafizha Aini
93
Lina Wati
3
2
2
2
2
2
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
94
Sastra Nababan
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
95
Khairani
3
3
2
3
3
3
4
4
3
1
2
2
3
2
2
3
2
3
3
96
Erika nanda Luthfan Erman Sayyid Mundzir Sri rahmah rizky selian
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
5
4
3
4
3
4
2
2
4
3
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
Elisabeth
3
4
4
3
3
4
3
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
3
5
Shilvia utami
4
4
4
3
4
3
5
4
4
5
3
5
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
Cut Mutia Fahira
5
5
5
3
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
Ikhsan arief
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Ruben Sihite
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Wibie Prananda
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
5
Suci Amaliah
5
4
4
4
4
4
3
3
3
4
5
3
3
3
4
3
3
3
4
Rosali Agata
1
3
3
3
3
2
1
2
2
4
4
4
4
3
4
4
3
2
3
Iftitah Nur El Barokah
4
3
4
3
4
3
2
4
3
4
4
5
4
4
5
5
4
3
5
Tri Permata
4
3
4
3
4
3
3
4
3
5
4
4
4
5
4
5
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
3
3
88 89 90 91
97 98 99 10 0 10 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 11 0 11 1 11 2 11 3 11 4
M. Andhika Rafif Zain Lastri Romiana Siahaan
Frengky Samuel Antonius Sitohang Riska Putri Harahap Dwi Novita
4
4
5
5
4
5
3
4
3
4
4
5
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
2
3
2
3
2
2
2
3
4
4
3
3
4
4
4
4
2
4
3
1
4
5
4
4
2
4
5
5
5
2
5
5
4
3
4
2
4
4
4
3
4
3
4
3
2
2
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
42
Sari
11 5 11 6 11 7 11 8 11 9 12 0
No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Daffa
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
2
3
2
3
4
4
2
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
3
4
3
3
4
4
3
3
3
Fakhri Irfansyah
3
4
4
4
4
3
2
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
Ocha silalahi
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Arga nainggola n Ari Sada Riahdo damanik Nova Kristina Sidabutar
p2 0
p2 1
p2 2
p2 3
p2 4
p2 5
p2 6
p2 7
p2 8
p2 9
p3 0
p3 1
p3 2
p3 3
p3 4
p3 5
3
5
5
3
3
3
5
1
1
5
3
3
5
3
5
3
5
5
5
5
4
4
5
2
2
5
5
2
5
2
2
2
4
2
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
2
3
3
3
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
5
5
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
5
5
5
2
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Philips
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Martin
3
3
3
3
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Jeremia
3
4
4
4
2
2
4
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
2
4
4
2
2
1
1
1
1
4
4
3
1
4
1
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
5
5
4
4
3
3
5
4
3
4
3
5
5
4
5
4
3
3
3
5
3
3
4
1
4
5
1
1
5
5
1
3
5
5
5
4
4
4
5
4
2
5
2
2
5
1
5
1
3
4
4
4
3
3
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
2
4
3
2
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
2
2
5
5
3
3
5
5
5
5
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
3
Nama Hendrawan Cristian Andreas Pardosi Muhammad fahrul ihsan Miranda ginting Hotmian Theresia Malau Jonatan andrianto padang Wesley Siahaan
Nicolas simangunso ng Stella Mediana Manalu Thopus Kristina Natalia Manullang Ronald Muktar Simarmata Andreas Kristopel Pardosi Mark
19
Melva Simangunso ng Roberto gurning
20
Ricky
18
43
24
Agita Rahma Fitri Grandy Hutabarat Bernando hutabarat Fernando Sibagariang
25
Fadly Ray
26
28
Abdinera Pasaribu Andy Marbun Nerlika Sitohang
29
Christi
21 22 23
27
30 31 32 33 34
LAMTIUR RETNAW ATI SITUMEA NG Akbar Ripai Tanjung Johari Purba abdul manik Thania Bonita Lumbanraja
35
Sahat
36
Fathan Ramadhan Aldi Hutauruk
37
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
4
2
2
5
5
3
5
3
3
5
5
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
5
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
3
3
4
4
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
5
3
3
4
2
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
4
4
5
3
4
3
4
5
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
1
5
5
5
5
1
3
1
1
3
1
3
1
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
4
4
4
2
2
2
3
2
2
5
2
3
3
38 39
Tesalonika
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
Marsita S
3
4
4
2
3
3
2
1
2
2
1
2
5
3
4
3
40
Penni silitonga
4
4
4
4
3
3
5
5
5
5
3
5
5
4
5
4
41 42 43
Delvo aulia
3
3
3
3
2
2
5
5
5
5
5
5
3
4
5
5
Maha
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
Maha
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
2
2
2
4
2
2
5
3
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
2
2
2
2
4
2
2
2
44 45
Chenlie Leynov Siagian Sahat mulia artha silalahi
46
Ira Safitri
2
2
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
47
Ruben Sihite
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
48
Farid razab
3
3
3
3
3
3
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
4
3
4
4
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
1
4
3
3
5
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
1
5
5
1
5
5
49 50 51 52 53
Nona Elisabeth Purba Raja Manalu Chrisgatia V. Sinaga Tonni Siringoring o Sappe Tua Panggabean
44
54
Indah Astuti
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
55
dewi sartika
4
2
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
3
3
3
3
3
5
5
5
5
3
5
4
5
3
3
4
4
4
4
4
1
4
1
3
4
Vinni
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
5
4
4
4
Dwidya
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Rosma
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
4
3
3
3
1
1
2
1
1
4
3
4
3
5
5
5
5
5
5
5
3
3
3
4
3
5
3
4
3
3
3
4
4
2
2
3
3
3
3
2
4
5
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
2
3
3
2
3
1
4
3
5
4
3
4
3
56 57 58 59 60
Ria erlikasna Tarigan Rafika manurung
64
Amos S Simanjunta k Dominggo Immanuel Adipati Dolken Christin Simatupang
65
Septiani.s
66
Yoel pakpahan Ronauli sitanggang
61 62 63
67 68 69 70 71 72 73 74 75
Yunia
3
4
4
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Fitri
3
4
4
3
3
3
3
2
2
2
1
2
5
3
2
2
Anisa
4
3
4
4
4
4
2
1
1
1
1
1
4
4
2
2
Anisa
4
3
4
4
4
4
2
1
1
1
1
1
4
4
2
2
putri
4
3
3
4
4
4
2
3
3
5
5
5
5
5
5
5
Risvan
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
Liza
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
Pangihutan
3
3
3
3
2
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
76
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
4
4
4
3
77
Nova silitonga Azhar maruf
3
2
3
4
4
4
4
4
4
3
5
5
5
5
5
5
78
Siska melita
4
2
3
4
3
3
5
3
2
3
3
2
5
2
5
4
79
4
3
4
5
4
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
4
4
5
5
2
5
2
5
5
5
5
4
5
5
83
Putra Manurung Jonatan hulu Ruben Sihite Ridha Juliansyah Amos hutapea
4
4
4
4
3
3
4
2
2
2
2
2
4
2
2
3
84
Rachel
4
4
4
3
3
3
3
2
2
2
2
2
4
3
2
2
85
Elsa Hutabarat Elvi Christalina Situmorang Endang sihombing Rio sipahutar Ruben Sihite
5
5
4
3
4
4
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
5
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
5
4
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
80 81 82
86 87 88 89
45
90
Rama Dani
91 92
Fauzan Tariz Hafizha Aini
93
4
3
3
4
3
3
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
2
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
Lina Wati
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
94
Sastra Nababan
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
95 96
Khairani
3
3
2
2
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Erika nanda
3
3
3
3
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
97
Luthfan Erman Sayyid Mundzir Sri rahmah rizky selian
3
2
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Elisabeth
4
3
3
3
4
4
2
2
2
3
3
2
4
2
3
3
Shilvia utami
4
4
4
4
3
3
3
5
4
4
4
5
4
5
5
5
M. Andhika Rafif Zain
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Lastri Romiana Siahaan
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Cut Mutia Fahira
4
4
4
3
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Ikhsan arief
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Ruben Sihite
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Wibie Prananda
3
3
3
4
3
3
5
5
3
4
5
5
4
4
4
5
Suci Amaliah
4
3
4
4
3
3
5
5
3
5
5
5
5
5
5
5
Rosali Agata
3
2
3
4
2
3
2
1
3
2
3
1
1
2
2
1
Iftitah Nur El Barokah
4
4
4
4
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Tri Permata
4
4
4
3
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Frengky Samuel Antonius Sitohang
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
5
4
3
3
Riska Putri Harahap
4
4
2
4
3
3
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Dwi Novita Sari
4
4
4
4
4
4
5
5
2
5
5
5
5
5
5
5
Daffa
4
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
Arga nainggolan
2
3
3
3
4
4
3
1
1
1
1
1
2
1
1
2
Ari Sada Riahdo damanik
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Nova
3
3
3
3
3
3
3
4
3
5
3
3
5
3
3
3
98 99 10 0 10 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 11 0 11 1 11 2 11 3 11 4 11 5 11 6 11 7 11
46
8
Kristina Sidabutar
11 9 12 0
Fakhri Irfansyah
3
4
3
4
3
3
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
Ocha silalahi
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
REFERENSI
Azmi, F. N., & Sarma, M. (2017). Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Es Krim Magnum. Jurnal Manajemen dan Organisasi. Chrisanti, A. Y. (2008). Pengaruh Persepsi Konsumen Pada Iklan TV Terhadap Minat Beli Konsumen. Skripsi. Fransiska, M., Wirasari, I., & Nurbani, S. (2017). Analisis Strategi Kreatif Iklan Cussons Kids Terhadap Persepsi Konsumen. e-Proceeding of Art & Design, 123-127. Haryanto, O. J., & Sulistyorini, R. (2010). Analisa Pengaruh Pesan Iklan, Model Iklan, dan cerita Iklan Terhadap Persepsi Pelanggan. Jurnal Manajemen, 31-45. Ishak, A. (2008). Pengaruh Penggunaan Selebriti dalam Iklan Terhadap Minat Beli Konsumen. Siasat Bisnis, 71-88. Keraf, S. (1998). Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius. Khusnaeni, N. L., Yulianto, E., & Sunarti. (2017). Pengaruh Iklan Terhadap Sikap Konsumen Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, 49-56. Natalia, L. (n.d.). Analisis Faktor Persepsi Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Pada Giant Hypermarket Bekasi. Jurnal Skripsi Jurusan Manajemen, 1-11. Natalia, P., & Mumuh , M. (2014). Pengaruh Periklanan dan Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian. JIMKES, 119-128. Prestiana, M. (2010). Analisis Persepsi Konsumen Pada Etika Iklan. Skripsi. Sari, D. P., & Djatikusuma, E. (2009). Pengaruh Celebrity Endorser Ayu Ting Ting Dalam Iklan Televisi Terhadap Brand Image Produk Mie Instan. STIE MDP, 1-9. Weenas, J. R. (2013). Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta. Jurnal EMBA, 607-618. Wijaya, T., & Suparso. (2009). Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Produk Private Label Di PT. Lion Super Indo Jakarta. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis, 95-118.
48
49