BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Singkat Project Pembangunan di Indonesia akhir-akhir ini semakin banyak dan menjamur, itu kita bisa lihat dari banyaknya kegiatan konstruksi yang ada di kota-kota besar, tidak hanya diperkotaan tetapi di seluruh daerah di Indonesia. Pada kesempatan ini para peserta pelatihan A2K4 Konstruksi mengunjungi salah satu project
konstruksi
dibidang
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
DANAU
DAYUNG
JAKABARING SPORT CITY yang di sekitar daerah ibu kota Palembang. Gambaran singkat project tersebut adalah : a. Nama Proyek
: PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DANAU
DAYUNG JAKABARING SPORT CITY b. Lokasi Proyek
:
JAKABARING
SPORT
CITY,
PALEMBANG,
SUMATERA SELATAN c. Nama Konsultan MK
: PT. YODYA KARYA (Persero)
d. Nama Konsultan Perencana : CV. POLI KARYA KONSULTAN e. Kontraktor Proyek
: PT. NINDYA KARYA (Persero)
1.2 Perundangan, Peraturan, Standar K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja akhir-akhir ini berkembang sangat pesat, seiring dengan tumbuhnya kesadaran setiap perusahaan untuk menjalankan praktek kerja yang aman dan sehat serta kepedulian terhadap lingkungan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga mempunyai dasar hokum undang-undang, peraturan dan standar yang terkait disetiap implementasi dilapangan. Beberapa perundangan, peraturan dan standar K3 yang terkait dengan masalah Kesehatan Kerja dan Lingkungan diantaranya. :
1
No
Nomor Peraturan
Tentang
Deklarasi Umum tentang Hak-hak Asasi Manusia PBB 1 Pasal 3 UUD 1945 1 Pasal27ayat2 Undang-undang (UU) 1 UU No.14/1969
Ketentuan-ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja
2 UU No.1/1970
Keselamatan Kerja
3 UU No.4/1982
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan hidup
4 UU No. 18/1999
Jasa Konstruksi
5 UU No. 23/1997
PengelolaanvLingkunganvHidup.
6 UU No. 23/1992
Kesehatan
PeraturanPemerintah (PP) 1
PPNo. 19/ 1994
Pengelolaan Limbah Bahan Beracun Dan Berbahaya
2 PPNo. 14/ 1993
Program Jamsostek
3 PPNo. 18/ 1999
Pengelolaan Limba Berbahaya dan Beracun (B3)
4 PPNo. 20/ 1990
Pengendalian Pencemaran Air
5 PPNo. 27/ 1999
Analisis Dampak Lingkungan
6 PPNo. 41/ 1999
Pengendalian Pencemaran Udara
7 PPNo. 74/2001
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
KeputusanPresiden (Keppres) 1 KeppresNo.22/1993
Penyakit akibat Kerja.
2 KeppresNo.2/2002
Pelestarian lingkungan dan Pembangunan berkelanjutan
3
Peraturan Menteri(Permen) 1 PermenakerNo.01/1976
Wajib Latihan bagi Dokter Perusahaan
2 PermenakerNo.01/1979
Wajib Latihan Hyperkes bagi Paramedis Perusahaan
3
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
PermenakerNo.02/1980
K3 4 PermenakerNo.01/1981
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
5 PermenakerNo.03/1982
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
6 PermenakerNo..03/1985
K3 dalam Penggunaan Bahan Asbes
7 PermenakerNo.05/1996
Sistem Manajemen K3 (SMK3)
8 PermenkesNo. 453/ Menkes/ Bahan Berbahaya Per/XI/1983 9 PermenPUNo.67/1993
10 PermenakerNo.01/1998
Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I
Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jamsostek
11 PermenakerNo.04/1998
Pengangkatan, Pemberhentian dan Tata Kerja Dokter Penasehat
Keputusan/InstruksiMenteri& KeputusanBersamaMenteri 1 KepmenakerNo.333/1989
Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
2KepmenakerNo.612/1989
Penyediaan Data Bahan Berbahaya terhadap K3
3
Pedoman Diagnose dan Evaluasi Cacat Karena Kecelakaan /
KepmenakerNo.62A/1992
Penyakit akibat Kerja
4 KepmenakerNo61/1999
4
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika diTempat Kerja
5
KepmenakerNo187/1999
PengendalianBahanKimia Berbahaya di TempatKerja
6
KeputusanBersamaMenPU
PenggunaanAirdan/atauSumberAir
danMentambenNo.O4/1991
UntukKegiatanUsahaPertambangan
dan76/1991
Termasuk PertambanganMinyak Dan
GasBumiDanPengusahaanSumber Air SuratEdaranMenteri 1
SEMenakerNo01/1978
NilaiAmbangBatas (NAB)Kebisingan daniklimkerja
2 SEMenakerNo02/1978
NAB BahanKimia
3 SEMenakerNo01/1979
PenyediaanRuangan untuk Makandan Kantin bagi TenagaKerja
Pedoman danStandar/SiatemManajemenK3 1 SMK3SistemManajemenKeselamatandan KesehatanKerja(SMK3) PermenakerNo5/ 1996 2 OHSAS18001:1999
Occupational HealthandSafety AssessementSeries18001:1999
BritishStandard,1999
1.3 Ruang Lingkup Observasi Lapangan Pada kesempatan observasi lapangan pada PT. NINDYA KARYA (Persero) yang mengerjakan project Pembangunan Infrastruktur Danau Dayung Jakabaring Sport City, peserta kelompok III mempunyai tugas untuk mengobservasi pada aspek Kesehatan dan Lingkungan Kerja pada proyek tersebut. Untuk aspek tersebut lingkup observasi kami meliputi : a. Asuransi kecelakaan dan kesehatan. Team Work Building. b. Program House keeping. c. Pencegahan potensi sumber penyakit menular. d. Penyediaan
P3K,
Poliklinik,
5
Sanitasi,
MCK
e. Penyediaan barak pekerja, kantin, workshop yang bersih dan sehat. f. Pemeriksaan kebersihan makanan, minuman, air mandi. g. Penanganan B3 dan MSDS. h. Sasaran, Rencana dan Program Kesehatan Lingkungan Pengelolaan Limbah Konstruksi i.
Pemantauan Lingkungan Kerja
j.
Peraturan
Perundangan
Kesehatan
6
dan
Lingkungan
H
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
2.1 Maksud dan Tujuan Pelatihan a. Menambah pengetahuan peserta tentang bidang keilmuan K3. b. Menumbuhkan kesadaran didalam diri peserta pelatihan tentang pentingnya implementasi K3 di dunia kerja. c. Membentuk budaya K3 kepada peserta pelatihan dan perusahaan. d. Merubah paradigma lama “K3 hanyalah pelengkap dan Pemborosan ” tetapi apabila K3 dijalankan dengan baik maka akan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan. 2.2 Maksud dan Tujuan Observasi Lapangan a. Membandingkan ilmu atau teori K3 yang didapatkan selama di kelas dengan fakta atau keadaan yang sesungguhnya dilapangan. b. Sebagai studi banding mengenai implementasi K3 yang baik dan untuk perbaikan di setiap masing-masing perusahaan tempat peserta bekerja. c. Menambah bidang ke ilmuan dan pengalaman peserta mengenai bagaimana K3 diimplementasikan dengan baik dan benar. d. Peserta bisa menilai secara langsung sesuai dengan kemampuan yang setelah
dilakukan
pembelajaran
dimiliki
di kelas, sehingga bias menemukan ketidak
sesuaian dalam aspek K3 dan memberi solusi perbaikannya
2.3 Maksud dan Tujuan Seminar a.
Sebagai sarana komunikasi atau tempat berdiskusi antar peserta dari hasil pembelajaran, observasi ke lapangan dan pengalaman masing-masing selama ini mengenai K3.
b.
Mengetahui tingkat pemahaman K3 untuk masing-masing peserta.
7
BAB III PERMASALAHAN DILAPANGAN
Berdasarkan hasil observasi lapangan,melalui metode mengamati, melihat,dan wawancara langsung kepada pekerja yang ada pada proyek Venue Dayung danau JSC yang dikerjakan oleh kontraktor PT.Nindya Karya kami menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat di area proyek tersebut menyangkut penerapan aspek Kesehatan dan Lingkungan Kerja.Fakta keadaan yang ada dilapangan antara lain :
1. Pemeriksaan kesehatan para pekerja proyek.
Pemeriksaan kesehatan pekerja tidak dilakukan secara periodic. Dalam hal penerimaan pekerja, perusahaan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara khusus, namun hanya mensyaratkan adanya surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh instansi tertentu. Persyaratan test kesehatanan hanya diberlakukan kepada pekerja yang dibutuhkan dengan skil keahlian tertentu saja.
8
2. BPJS Ketenagakerjaan.
Jumlah tenaga kerja yang diproyek kurang lebih170orang tetapi belum semua pekerja yang difasilitasi dengan program tersebut.Hanya karyawan tetap perusahaan yang difasilitasi dengan program ini, sedangkan untuk pekerja bersifat harian atau kontrak kerja pendek tidak difasilitasi BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini dikarenakan biasanya perusahaan tidak mengalokasikan dana atau petugas khusus yang mengurusi masalah ini.
3. Program House keeping.
Program house keeping sudah ada dan berjalan dan perusahaan mempunyai team cleaning tersendiri untukmenjaga kebersihan di lingkungan kerja,tetapi permasalahan kebersihan lingkungan kerja masih sering terjadi, misalnya kwalitas kebersihan lokasi pekerjaan kurang bersih, sampah-sampah masih banyak berserakan dimanamana dan tidak dikumpulkan dalam penggolongan sampah, material-materialnya kurang tersusun dengan rapi. Salah satu penyebabnya adalah karena pemahaman masalah kebersihan lingkungan kerja tidak dipunyai oleh pekerja yang bertugas di bagian ini.
4. Pencegahan potensi sumber penyakit menular.
Perusahaan tidak menerapkan program untuk pencegahan potensi sumber penyakit menular. Pencegahan yang dilakukan lebih bersifat persuasive saja. Sampai saat ini tidak ada laporan mengenai kasus
9
penyakit menular yang terjadi lingkungan kerja. Dan tidak ada pekerja yang terindikasi menderita penyakit menular.
5. Penyediaan P3K,Poliklinik,Sanitasi,
Proyek menyediakan petugas khusus di klinik dan dilengkapi dengan sarana P3Ksaja untuk pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kecil dan dapat ditangani
terlebih
tidakbisa
ditangani
Sakit/Klinik)terdekat
dahulu maka untuk
olehteamP3Kyang akandirujukke mendapatkan
ada
instasi tindakan
diperusahaan.Apabila kesehatan medis
lebih
(Rumah lanjut.
Penyediaan sanitasi dan sarana pendukungnya di area proyek sudah termasuk baik dan tergolong bersih. Ketersediaan air bersih sudah terjamin dan dapat digunakan setiap saat..
10
6. Penyediaan barak pekerja, kantin, workshop yang bersih dan sehat.
Perusahaan juga telah menyediakan barak dan kantin di area proyek tetapi, barak yang telah disediakan oleh perusahaan tidak dirawat dengan baik oleh pekerja, sehingga keadaan barak tersebut terlihat kotor dan kurang layak huni, selain itu permasalahan di barak tersebut juga masih banyak sampah-sampah yang berserakan dimana-mana
.
7. Penyediaan makanan,minuman,dan airbersih.
Perusahaan menyediakan makanan makanan untuk karyawan dan staf yang bertugas di bagian kantor. Untuk pekerja yang bertugas di lapangan, perusahaan hanya menyediakan airminum yang dijamin bersih dan tersedia setiap saat. Untuk kebutuhan air bersih, perusahaan juga menyiapakan di
11
tempat yang sudah disediakan dan kwalitas air yang ada juga sangat baik (setara air dari pdam).
12
8. Penanganan B3.
Penanganan B3 sudah dilakukan di area proyekdan pihakperusahaan juga sudah bekerja sama dengan petugas K3 / safety dilapangan. Penampungan sampah sudah dilakukansesuai
penggolongan (organic dan non organic).
Penyimpanan Limbah B3 juga sudah terpisah denganmaterial-material lainnya. Khusus untuk solar, sudah di letakkan didalam gudang khusus yang jauh dari resiko terjadinya bahaya kebakaran ataupun tumpahan. Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran petugas safety sudah meletakkan APAR sesuai dengan standar K3.
9. Sasaran, Rencana dan Program Kesehatan Lingkungan
Sasaran, Rencana dan Program Kesehatan Lingkungan sudah tertuang di kebijakan perusahaan dan ditempel dan disosialisasikan kepada seluruh pekerja.
10.Pengelolaan
Limbah
Konstruksi 13
Pengelolaan Limbah Konstruksi masih belum sesuai dengan kebijakan pengaturan masalah limbah yang ditetapkan oleh pemerintah.Beberapa limbah masih terlihat disekitar lokasi pekerjaan yang seharusnya limbah tersebut ditempatkan ditempat khusus pembuangan limbah sesuai dengan jenisnya
14
11.Pemantauan Lingkungan Kerja
Pemantauan Lingkungan Kerja belum dilakukan secara maksimal. Pembersihan debu, sampah, dan material lain tidak dilakukan secara rutin, hanya bersifat insedensial saja.Itupun hanya dilakukan oleh pekerja yang bukan mempunyai spesifikasi khusus mengenai penanganan limbah.
12.Peraturan Perundangan Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Pemenuhan perundangan kesehatandan lingkungan hidup secara umum sudah dilakukan perusahaan dengan adanya AMDAL yang sudah memenuhi syarat untuk proyek tersebut.
15
BAB IV ANALISA
Analisa dari hasil observasi lapangan yang dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan kesehatan para pekerja proyek. Pemeriksaan sudah dilakukan secara periodic tetapi hanya sebatas staff dan karyawan, sebaiknya para tenaga kerja harian / lepas juga diperiksa secara periodic oleh perusahaan.
2. Jamsostek. Sebagian Para pekerja sudah terlindungi oleh program jamsostek 3. Program House keeping. Program house keeping sudah berjalan tetapi dilapangan masih diketemukan area kerja yang masih berantakan sebaiknya house keeping menjadi program utama dalam implementasi K3 dilapangan.
4. Pencegahan potensi sumber penyakit menular. Program pencegahan penyakit menular belum dilakukan secara benar, karena belum ada kasus pekerja yang terkena penyakit menular, tapi menurut informasi kalau ada pekerja yang terkena penyakit menular maka pihak perusahaan akan bertanggung jawab.
5. Penyediaan P3K,Poliklinik,Sanitasi,MCK. Penyediaan P3K dilakukan dilapangan dan proyek dilengkapi dengan Klinik yang ada hanya saja tidak ditemukan petugas klinik. Hanya ada obat-obatan ringan.
16
6. Penyediaan barak pekerja,kantin,workshop yang bersih dan sehat. Barak untuk pekerja tersedia di area proyek,workshop juga tersedia,kebersihan area workshop cukup bersih tetapi workshop dan area logistic bercampur sebaiknya workshop selalu terjaga kebersihan nyadan pemisahan logistikyang jelas.
7.Pemeriksaan kebersihan makanan,minuman,airmandi di Perusahaan
Perusahaan menyediakan fasilitas kantin untuk sarana makan dan minum bagi pekerja, untuk kualitas makanan dan minuman tidak bisa terpantau oleh perusahan sebaiknya perusahaan juga melakukan pemantauan terhadap sarana kantin tempat para pekerja makan dan minum . 8. Penanganan B3 dan MSDS. Dari hasil obsevasi tadi untuk limbah B3 dan MSDS tidak ditemukan.
9. Sasaran, Rencana dan Program Kesehatan Lingkungan Program dan sasaran kesehatan lingkungan sudah ada dan tertuang didalam kebijakan Lingkungan sebaiknya kebijakan tersebut disosialisasikan kepada seluruh pekerja.Masih banyak pekerja tidak menggunakan APD secara lengkap. 10.Pengelolaan Limbah Konstruksi Pengelolaan limbah konstruksi kebanyakan dari kayu yaitu langsung dibakar dan limbah bahan-bahan sisa akan digunakan sebagai penimbun tanah yang berlubang.
11.Pemantauan Lingkungan Kerja Pemantauan lingkungan kerja seperti kebisingan,debu,pencahayaan belum dilakukan, sebaiknya pemantauan tersebut dilakukan di area proyek dan dilakukan secara periodik. 17
12.Peraturan Perundangan Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Peraturan perundangan harus disosialisikan kepada para pekerja di lingkup area proyek agar mereka juga memahami.
18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan Penerapan K3 di proyek sudah berjalan dengan baik meskipunmasih ada beberapa kondisi dan prilaku pekerja yang tidak aman.Secara keseluruhan untuk masalah kebersihan proyek sudah rapih dan bersih hanya tinggal dipertahankan dan terus dilaksanakan.Kesadaraan
Untuk APD bagi para pekerja sudah terlihat dikarenakan hamper semua pekerja memakai APD yang diwajibkan di area proyek.Dan yang lebih penting Komitmen dan Kebijakan untukmelaksanakan K3 dari Top Mangement di perusahaan
PT.NINDYA
KARYA
(Persero)
sangat
tinggi
dan
terus
mengembangkan budaya K3 di lingkungan proyeknya. V.2 Saran
Aspek Kesehatan dan Lingkungan Kerja sangat penting karena merupakan bagian dari K3 sehingga implementasi dilapangan harus lebih ditingkatkan karena dampak kesehatan kerja tidak sama seperti dampak dari kecelakaan kerja
Perlu adanya tempat sampah disetiap area, dan harus ada TPA.
Pemeliharaan dan perbaikan pos tunggu bagi pekerja.
FasilitasKesehatan (Klinik) dan petugasnya harus ada diproyek
Pemeriksaan kesehatan pekerja harus dilakukan kepada seluruh pekerja yang beker jadi area proyek secara periodik
Pemantauan
lingkungan
kerja
seperti
pengukuran
debu,pencahayaan juga dilakukan secara periodikdi area proyek.
19
kebisingan,