MAKALAH HASIL OBSERVASI LAPANGAN TgL : 21 Juli 2017
PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DANAU DAYUNG Lokasi : JAKABARING SPORT CITY
Kesehatan dan Lingkungan Kerja
Kelompok 6 :
Ketua Kelompok : M.Tazudin 1. Ir. Reni Laili, M.T.
10. Rahmad Basuki
2. Trisa Karina
11. Edi Rahmad Salbani
3. Khumroni
12. Josrin Fidel Hasibuan
4. Ayu Nisa
13. M. Irfan Pratama
5. Andi Wijaya Agsa
14. M. Jaudyarto
6. Angga Syaputra
15. Pujono Efranoto
7. Chikara Apriyamto
16. Rifqi Filyanda
8. Debi Arius
17. Rahmad Syawalliyady
9. Edo Febriansyah
18. Randa Dwi Rona
Daftar isi Cover Daftar Isi …………………………………………………………………………… i 1. BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….1 2. BAB II MAKSUD & TUJUAN …………………………………………4 3. BAB III PERMASALAHAN DILAPANGAN ……………………….. 5 4. BAB IV ANALISA ……………………………………………………. 8 5. BAB V KESIMPLAN DAN SARAN ………………………………… 13 6. BAB VI PENUTUP ………………………………………………….. 14
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Singkat Proyek
Pembangunan di Indonesia akhir-akhir ini semakin banyak dan menjamur, itu kita bisa lihat dari banyaknya kegiatan konstruksi yang ada dikota-kota besar, tidak hanya diperkotaan tetapi di seluruh daerah di Indonesia. Pada kesempatan ini para peserta pelatihan AMK3 Konstruksi mengunjungi salah satu project konstruksi dibidang Infrastruktur Olahraga yang di sekitar daerah Jakabaring Sport City. Gambaran singkat project tersebut adalah : a. Nama Proyek
: VENUE DAYUNG JSC
b. Lokasi Proyek
: KOMP. OLAHRAGA JSC
c. Nama Pemilik Proyek : PT. NINDYA KARYA d. Kontraktor Proyek
1.2.
: ANUGRAH-YUDA. KSO
Gambaran Oganisasi Proyek PT NINDYA KARYA (Persero) yang merupakan perusahaan BUMN Jasa Konstruksi yang
memiliki sejarah dan pengalaman panjang pada jalur bisnis utamanya di bidang jasa konstruksi Dimulai dari hasil nasionalisasi perusahaan Belanda NV Nederands Aannemings Maatschapy (NEDAM) Vorheen Firma H. F. Boersma, berdasarkan PP. 59 tahun 1961. Kemudian berdasarkan PP No. 11/1972 dan Kepmenkeu No. 91/MK/IV/3/1973 serta akta notaris Kartini Moeljadi S.H. No. 76 tanggal 15 Maret 1973 PT NINDYA KARYA (Persero) ditetapkan sebagai Perusahaan Persero yaitu menjadi PT NINDYA KARYA (Persero)
1.3.
Gambar Site Plan
Dalam pembangunan infrastruktur
Vanue dayung Jakbaring Sport City ada tiga tahap
pembangunan. Pembangunan pertama dilakukan pembuatan tribun penonton lalu dilanjutkan ke pembuatan danau buatan tempat diadakannya pertandingan dayung setelah itu dilanjutkan ke pembuatan garis finis.
1
1.4.
Struktur Organisasi K3L Proyek
Gambar 1.1 struktur organisasi
2
1.5. Objek Observasi
Pada kesempatan observasi lapangan pada PT. NINDYA KARYA yang mengerjakan project pembangunan Vanue Dayung JSC , peserta kelompok 6 mempunyai tugas untuk mengobservasi pada aspek Kesehatan dan Lingkungan Kerja pada proyek tersebut. Untuk aspek tersebut lingkup observasi kami meliputi :
Workshop.
Program Housekeeping.
Penyediaan P3K, Sanitasi, MCK
Penyediaan barak pekerja, kantin (kurang memadai)
Pengelolaan Limbah Konstruksi
Pemantauan Lingkungan Kerja
Peraturan Perundangan Kesehatan dan Lingkungan Hidup
3
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
2.1. Maksud dan Tujuan Pelatihan
a. Menambah pengetahuan peserta tentang bidang keilmuan K3. b. Menumbuhkan kesadaran di dalam diri peserta pelatihan tentang pentingnya implementasi K3 di dunia kerja. c. Membentuk budaya K3 kepada peserta pelatihan dan perusahaan. d. Merubah paradigma lama “K3 hanyalah pelengkap dan pemborosan” tetapi apabila K3 dijalankan dengan baik maka akan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan.
2.2. Maksud dan Tujuan Observasi Lapangan a. Membandingkan ilmu atau teori K3 yang didapatkan selama di kelas dengan fakta atau keadaan yang sesungguhnya dilapangan. b. Sebagai studi banding mengenai implementasi K3 yang baik dan untuk perbaikan di setiap masing-masing perusahaan tempat peserta bekerja. c. Menambah bidang keilmuan dan pengalaman peserta mengenai bagaimana K3 diimplementasikan dengan baik dan benar. d. Peserta bisa menilai secara langsung sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setelah dilakukan pembelajaran di kelas,
sehingga bisa menemukan ketidak
sesuaian dalam aspek K3 dan memberi solusi perbaikannya. 2.3. Maksud dan Tujuan Seminar 1. Sebagai sarana komunikasi atau tempat berdiskusi antar peserta dari hasil pembelajaran, observasi ke lapangan dan pengalaman masing-masing selama ini mengenai K3. 2. Mengetahui tingkat pemahaman K3 untuk masing-masing peserta.
4
BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN
3.1.
GAMBARAN SINGKAT PROJECT Pembangunan di Indonesia akhir-akhir ini semakin banyak dan menjamur, itu kita bisa
lihat dari banyaknya kegiatan konstruksi yang ada dikota-kota besar, tidak hanya diperkotaan tetapi di seluruh daerah di Indonesia. Pada kesempatan ini para peserta pelatihan AMK3 Konstruksi mengunjungi salah satu project konstruksi dibidang Olahraga yang berada didaerah Jakabaring Sport city di kota Palembang pada Jum’at, tanggal 21 juli 2017 yang berlangsung mulai dari jam 7.30 – 10.30 WIB.
3.2.
DATA KONTRAK
1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN INVRASTRUKTUR VENUE DAYUNG JAKABARING SPORT CITY (JSC) PALEMBANG
Penyedia jasa
Jangka waktu pelaksanaan : Perencanaa dan pengawasan berkala dilaksanakan
: CV. POLI KARYA KONSULTAN
oleh Dinas PU CIPTA KARYA .
2. KONSULTAN
MANAJEMEN
KONSTRUKSI
PEMBANGUNAAN
INVRASTRUKTUR
VENUE DAYUNG JAKABARING SPORT CITY PALEMBANG
Penyedia Jasa
Jangka waktu pelaksanaan : 390 HARI
Nilai Kontrak
: PT YODYA KARYA (PERSERO)
: RP 2.074.735.000,00-
3. PELAKSANAAN KONTRUKSI PEMBANGUNAN INVASTRUKTUR VENUE DAYUNG JAKABARING SPORT CITY PALEMBANG
Penyedia Jasa
Jangka waktu pelaksanaan : 390 HARI
Niilai Kontrak
: RP 148.100.811.000,00-
NILAI Addendum Kontrak
: RP 148.100.811.000,00-
: PT NINDYA KARYA (PERSERO)
5
Berdasarkan hasil observasi dilapangan dengan
melihat para pekerja
yang sedang
bekerja , kemudian dilakukan wawancara untuk mengetahui hal –hal ada berkaitan dengan kesehatan pekerja, dan lingkungan kerja yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya, kami menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan yang terdapat di area proyek tersebut menyangkut penerapan aspek Kesehatan dan Lingkungan Kerja.
3.3.
Permasalahan Fakta keadaan yang ada dilapangan antara lain :
3.3.1. Pemeriksaan kesehatan para pekerja proyek. Pemeriksaan kesehatan pekerja tidak dilakukan secara periodik tetapi hanya jika terjadi kecelakaan atau sakit, apabila terjadi kecelakaan kerja maka akan dilihat seberapa jauh fatalnya kecekaan tersebut . Bila kecelakan kecil saja maka cukup dikasih obat merah ( anti infeksi ) diruang K3 dan P3K , tetapi jika terjadi kecelakan fatal maka akan dibawa langsung ke Klinik Tegal Binangun yang berada lebih kurang 200 meter dari jarak bangunan atau langsung dibawak kerumah sakit Bari, yang sudah ada kerja sama ( MOU). 3.3.2. Temuan di Lapangan Jumlah tenaga kerja yang ada di proyek kurang lebih 173 orang dan belum ada petugas K3. 1. Tenaga kerja yang bekerja di proyek belum masuk program jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja ) dan belum ada BPJS untuk jaminan kesehatan pekerja.
Gambar 3.1 ruang k3 & p3k 2. Jumlah tenaga kerja yang tinggal dibarak melebihi kapasitas sehingga tidak sesuai dengan kenyamanan dan kesehatan. 6
Gambar 3.2. Barak
3.4.
Hasil wawancara
Gambar 3.3 proses wawancara
Hasil wawancara dengan salah satu karyawan PT NINDIA KARYA bahwa proyek ditargetkan selesai pada awal tahun (januari 2018). Sehingga untuk mencapai target selesai pada waktunya diperlukan kerja 24 jam ( 4 shift ) 1. Shift 1 mulai ( 08.00 – 17.00 ) 2. Shift 2 mulai (17.00 – 22.00 ) 3. Shift 3 mulai (22.00 - 01.00 ) 4. Shift 4 mulai ( 01.00 – 07.00)
7
BAB IV ANALISA
4.1. Analisa dari hasil observasi lapangan yang dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan kesehatan awal serta periodik pegawai dan pekerja. Pemeriksaan sudah dilakukan secara periodik tetapi hanya sebatas staff dan karyawan. Bagi pekerja kasar tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik. Sebaiknya para tenaga kerja harian / lepas atau sering di sebut pekerja kasar juga diperiksa secara periodik oleh perusahaan
2. Asuransi jaminan kesehatan dan kecelakaan. Setelah di observasi para pekerja belum memiliki kartu kesehatan (BPJS).
3. Program Housekeeping. Program housekeeping sudah berjalan tetapi dilapangan masih ditemukan area kerja yang masih berantakan dan fasilitas yang roboh/rusak tidak segera di perbaiki. Sebaiknya housekeeping menjadi program utama dalam implementasi K3 dilapangan.
4. Pencegahan potensi sumber penyakit menular. Program pencegahan penyakit menular sudah dilakukan salah satu contoh fogging dilakukan di area proyek. Untuk membasmi nyamuk yang ada di sekitar area tersebut.
5. Penyediaan P3K, klinik, MCK. Sarana dan prasarana P3K yang tersedia di proyek sudah ada. pihak perusahaan menyediakan ruang K3 dan P3K dan lokasi klinik atau faskes yang disediakan terletak di daerah tegal binangun ±200M dari lokasi pembangunan. Apabila penanganan akibat kecelakaan kerja tidak dapat di tangani oleh klinik akan di rujuk ke RS Bari yang sudah melakukan MOU dengan PT. Nindya Karya selaku kontraktor 8
pembangunan. Dan untuk MCK sudah di sedikan tetapi fasiltasnya kurang memandahi Seperti tidak tersedianya gayung, ember, dan fasilitas lainnya. Seharusnya perusahaan tersebut menyediakan tempat toilet yang bersih dan nyaman dengan fasilitasnya.
Gambar 4.1 : klinik k3 dan p3k
Gambar 4.2 : Kurangnya Fasilitas toilet
6. Penyediaan barak pekerja, kantin, workshop yang bersih dan sehat. Barak / tempat istirahat yang tersedia untuk pekerja sangat tidak layak dan kumuh, di barak tidak tersedianya kasur, bantal, tempat tidur dan loker pakaian. Hal tersebut dapat mengganggu kesehatan pekerja karena setelah bekerja seharian pekerja tidak mendapatkan waktu istirahat yang layak.
9
Gambar 4.3 : kurangnya fasilitas istirahat pekerja
Untuk kantin sendiri perusahaan menyediakan lokasinya berdekatan dengan barak atau tempat tinggal pekerja akan tetapi perhatiannya kurang lokasinya terbuka sehingga debu mudah masuk ke kantin yang berdampak pada pencemaran makanan.
Gambar 4.4 : kantin
7. Penanganan B3 dan MSDS. mengenai penanganan B3 dilakukan oleh pihak kontraktor. Dan MSDS untuk suatu bahan tidak tersedia dengan baik sebaiknya Bahaya B3 dan MSDS disosialisasikan lebih kepada seluruh para pekerja dan di lebelin atau di beri nama
Gambar 4.5 : Bahan B3 10
8. Sasaran, Rencana dan Program Kesehatan Lingkungan Program dan sasaran kesehatan lingkungan sudah ada dan tertuang didalam kebijakan Lingkungan sebaiknya kebijakan tersebut disosialisasikan kepada seluruh pekerja. Masih banyak pekerja tidak menggunakan APD.
Gambar 4.6: salah satu pekerja ini tidak memakai apd Yang lengkap. Seperti : sepatu safety, Dan helm safety.
9. Pengelolaan Limbah Konstruksi Pengelolaan limbah konstruksi sudah dilakukan di area proyek. Tetapi masih banyak sampah organik dan non organik berserakan dan masih bercampuran dan harus di perhatikan sehingga tidak menjadi dampak yang kumuh.
Gambar 4.7: Sampah yang masih berserakan 10. Pemantauan Lingkungan Kerja Pemantauan lingkungan kerja seperti kebisingan, debu, pencahayaan belum dilakukan sebaiknya pemantauan tersebut dilakukan di area proyek dan dilakukan secara periodik. 11. Peraturan Perundangan Kesehatan dan Lingkungan Hidup Peraturan perundangan harus disosialisikan kepada para pekerja di lingkup area proyek agar mereka juga memahami. 11
12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan a. Penerapan K3 di proyek pembangunan Venue Dayung JSC sudah berjalan dengan baik meskipun masih ada beberapa kondisi dan prilaku pekerja yang tidak aman. Secara keseluruhan untuk masalah kebersihan proyek sudah cukup rapih dan bersih hanya tinggal dipertahankan dan terus dilaksanakan. Kesadaraan untuk APD bagi para pekerja sudah terlihat, dikarenakan hampir semua pekerja memakai APD yang diwajibkan di area proyek. Dan yang lebih penting Komitmen dan Kebijakan untuk melaksanakan K3 dari Top Management di perusahaan PT. Nindya Karya harus lebih ditingkatkan lagi dan terus mengembangkan budaya K3 di lingkungan proyeknya.
5.2. Saran 1. Aspek Kesehatan dan Lingkungan Kerja sangat penting karena merupakan bagian dari K3 sehingga implementasi dilapangan harus lebih ditingkatkan karena dampak kesehatan kerja tidak sama seperti dampak dari kecelakaan kerja 2. Fasilitas Kesehatan (Klinik) dan petugasnya harus ada diproyek Sosialisasi mengenai B3 harus dilakukan kepada para pekerja 3. Pemeriksaan kesehatan pekerja harus dilakukan kepada seluruh pekerja yang bekerja di area proyek secara periodic 4. Pemantauan lingkungan kerja seperti pengukuran kebisingan, debu, pencahayaan juga dilakukan secara periodik di area proyek.
13
BAB VI PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat berdasarkan observasi lapangan yang kami lakukan di proyek Signature Park, PT. NINDYA KARYA berdasarkan aspek Kesehatan dan Lingkungan Kerja. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami sendiri ataupun bagi perusahaan untuk meningkat implementasi K3 di proyek.
14
LAMPIRAN
15