Case Review And Clinical Science Session: Perseptor Famed: Perseptor Lapangan: Herry Hermawan Aziz, Dr

  • Uploaded by: Gina Johanna
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Case Review And Clinical Science Session: Perseptor Famed: Perseptor Lapangan: Herry Hermawan Aziz, Dr as PDF for free.

More details

  • Words: 2,904
  • Pages: 52
CASE REVIEW AND CLINICAL SCIENCE SESSION Johanna Regina 130112170574 UPT Puskesmas Pasundan Perseptor Famed : Dr. Ardini S. Raksanagara, dr.,MPH Perseptor Lapangan : Herry Hermawan Aziz, dr.

IDENTITAS PASIEN Nama

: Ny. M

Usia

: 36 thn

Alamat

: Jl. Babakan DC RT/RW 3/6 no 7, Kota Bandung.

Pekerjaan

: IRT

Pendidikan

: SD

Suku Bangsa

: Jawa Tengah

Agama

: Islam

Status Pernikahan

: Menikah

Tanggal Puskesmas

: 20 Februari 2019

Tanggal homevisit

: 20 Februari 2019

ANAMNESIS Keluhan Utama : Batuk Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 2 hari sebelum datang ke Puskesmas, pasien mengeluhkan batuk berdahak. Batuk disertai dengan dahak yang berwarna kuning, kental dan muncul hilang timbul namun dahak sering muncul terutama saat pagi hari. Batuk dirasakan sepanjang hari dan pasien merasa baikan bila meminum lemon hangat. Keluhan disertai dengan nyeri tenggorokan dan sulit menelan. Nyeri tenggorokan muncul 3 hari yang lalu. Pasien merasa aktifitasnya terganggu karena mudah lelah dan sulit tidur karena keluhannya. Keluhan disertai nyeri kepala yang terasa berdenyut diseluruh bagian kepala hingga bagian leher. Nyeri kepala biasanya lebih berat saat bangun tidur dan saat beraktivitas. Nyeri kepala membaik ketika beristirahat. Keluhan nyeri atau perasaan penuh pada telinga disangkal. Keluhan penurunan pendengaran disangkal. Keluhan suara serak, penurunan berat badan, keringat malam, dahak disertai darah, sesak napas dan suara mengi disangkal pasien. Pasien tidak merokok dan minum alcohol namun suami pasien merokok. Pasien sering menkonsumsi makanan

berminyak seperti goreng-gorengan karena keluarga pasien juga menyukai makanan yang digoreng. Pasien jarang berolahraga karena harus membuka warung sembako dari jam 5 pagi hingga jam 11 malam. Akhir-akhir ini pasien merasa kelelahan karena pegawai yang membantunya diwarung sedang pulang kampung, sehingga pekerjaan pasien menjadi lebih banyak.

Riwayat Penyakit Terdahulu dan Pengobatan



Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien memiliki keluhan batuk yang sama 9 bulan yang lalu. Pasien berobat ke klinik, diberi 3 macam obat

kemudian membaik. Keluhan seperti bersin-bersi pada pagi hari atau saat terkena debu disangkal. Riwayat gatal-gatal seluruh badan disangkal. •

Riwayat Pengobatan:

Untuk keluhan batuk sekarang pasien belum mengkonsumsi obat apapun. Pasien hanya meminum air hangat dengan perasan lemon. •

Riwayat Keluarga dan Lingkungan: 2 hari yang lalu suami pasien juga memiliki keluhan batuk dan pilek. Dirumah pasien suami pasien merokok. Akhir-

akhir ini cuaca di Bandung kurang baik. Riwayat kencing manis ada pada ibu pasien. Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan stroke.Riwayat alergi pada keluarga pasien tidak ada.

3 hari yang lalu: Pasien mengalami nyeri tenggorokan

2 hari lalu: pasien mengalami batuk berdahak

TIMELINE

1 hari lalu: suami pasien mengalami batuk dan pilek

SAAT INI

Keluhan : batuk

GENOGRAM: Ny. M

Bentuk Keluarga : Keluarga besar Tahapan Siklus Hidup Keluarga : Keluarga dengan masa usia sekolah Family Map : ◦Pasien merupakan anak terakhir dari 2 bersaudara ◦Ayah pasien meninggal di usia 62 tahun, ayah pasien meninggal karena stroke perdarahan tahun 2016. ◦Terdapat riwayat darah tinggi & stroke dari ayah pasien dan diabetes dari ibu pasien.

◦Pasien memilik 1 orang anak. ◦Pasien tinggal bersama dengan ibu pasien, suami, dan anaknya. ◦Pendapatan keluarga didapatkan dari pekerjaan suami sebagai ojek online dan jualan sembako di rumah. Pengasilan yang didapatkan sekitar 7-8 juta perbulan. Menurut pasien pendapatan dirasa cukup. ◦Pasien mengatakan hubungan dikeluarga baik dan tidak banyak konflik. ◦Pasien dan keluarga tidak memiliki BPJS

No

Pertanyaan APGAR

Selalu/ sering

1.

Saya puas karena saya dapat kembali pada keluarga saya jika saya menghadapi masalah

2

2.

Saya puas dengan cara keluarga saya membahas serta membagi masalah dengan saya

2

3.

Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya melaksanakan kegiatan dan taupun arah hidup yang baru

2

4.

Saya puas dengan cara-cara keluarga saya menyatakan rasa kasih sayang dan menanggapi emosi

2

5.

Saya puas dengan cara-cara keluarga saya membagi waktu bersama

2

APGAR SCORE: 10  Highly functional family

Kadangkadang/ pernah

Jarang/ti dak

SCREEM 1.

Interaksi sosial

Pasien memiliki hubungan yang baik dan dekat dengan tetangga di sekitar rumah

2.

Dukungan budaya

Pasien bersuku jawa tengah. Dalam hal ini tidak mempengaruhi dalam penyakitnya

3.

Agama

Pasien beragama islam dan menjalankan ibadah dengan baik dan merasa mendapatkan kepuasan spiritual.

4.

Stabilitas ekonomi

Pendapatan keluarga pasien dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari..

5.

Pendidikan

Pendidikan terakhir pasien adalah S1, dirasa mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

6.

Pelayanan medis

Pasien merasa cocok berobat ke puskesmas, aksesnya mudah, pelayanan memuaskan.

Faktor risiko Klien • Sering memakan makanan gorengan • Kelelahan bekerja • Jarang berolahraga • Obese • Memiliki faktor risiko hipertensi

Keluarga • Suami merokok • Menyukai makanan yang digoreng

Lingkungan • mudah mendapatkan paparan rokok di rumah •Cuaca yang kurang baik •Pekerjaan bertambah

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : kompos mentis, tampak sakit ringan Tanda Vital

:

- Tekanan darah = 150/100 mmHg

BB: 62 kg

- Nadi = 84x/menit;

TB: 155 cm

- Respirasi = 20x/menit;

BMI: 25,8 kg/m2 (obese)

- Suhu = 37,1 C Kepala : Tidak ada deformitas dan benjolan - Mata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) - Hidung : secret (-), mukosa tenang - Mulut : T1-T1 tenang, faring hiperemis

Thorax : Auskultasi

- Pulmo: Inspeksi

Palpasi Perkusi Auskultasi

- Jantung: Inspeksi Palpasi Perkusi

: bentuk dan gerak simetris : vocal fremitus kanan sama dengan kiri Abdomen : : sonor Inspeksi : vocal resonans kanan Auskultasi sama dengan kiri, VBS Perkusi kanan sama dengan kiri, wheezing Palpasi (-/-), ronchi (-/-) Ekstremitas : : iktus kordis tidak tampak : iktus kordis teraba di ICS 4 LMCS : dalam batas normal

- Akral hangat CRT<2”

- Edema (-/-)

(tidak ada kardiomegali) : bunyi jantung S1 S2 normal regular, tidak ada S3 dan S4, tidak ada murmur : datar : bising usus (+) : pekak samping (-), pekak pindah (-) : lembut, nyeri tekan (-)

DIAGNOSIS BANDING ◦ Faringitis akut ec. infeksi bakterial + hipertensi stage I ◦ Faringitis akut ec. infeksi viral + hipertensi stage I

Pemeriksaan penunjang ◦ Pemeriksaan dahak : gram stain ◦ Resistensi obat ◦ SGOT SGPT

◦ GFR ◦ Urinalisis ◦ Ureum kreatinin ◦ Lipid profil

◦ EKG

DIAGNOSIS HOLISTIK ◦ Aspek Personal Alasan kedatangan

: batuk

Harapan

: bisa membaik dan sembuh

Kekhawatiran

: keluhan semakin parah dan mengganggu aktivitas

◦ Aspek Klinis Faringitis akut ec. infeksi bakteri + hipertensi stage I

◦ Aspek Risiko Internal Sering memakan makanan gorengan Jarang berolahraga

Obese Terdapat riwayat darah tinggi pada ayah pasien ◦ Aspek Risiko Eksternal

Terdapat keluarga pasien yang memiliki keluhan yang sama Pasien mudah mendapatkan asap rokok dilingkungan tempat tinggal Cuaca kurang baik Pekerjaan bertambah

PENATALAKSANAAN Non-farmakologis :

- Edukasi tentang penyakit dan pengobatannya - Edukasi etika berbatuk yang baik dan menggunakan masker untuk mencegah penularan - Edukasi tentang pentingnya cuci tangan sebelum makan - Edukasi istirahat yang cukup - Edukasi penyakit hipertensi: tidak bisa sembuh, tetapi bisa dikontrol - Edukasi bahwa terapi antihipertensi bersifat jangka panjang dan harus dievaluasi secara berkala sehingga pasien harus kontrol teratur

PENATALAKSANAAN Non-farmakologis :

- Edukasi pola makan ◦ 1. Makan teratur 3x sehari dengan 2x cemilan buah ◦ 2. Pola makan yang baik, kurangi asupan garam, makanan berlemak dan kolesterol, perbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak air - Memberikan asupan makanan lunak - Hindari stres, komunikasi yang baik dengan keluarga, relaksasi (refreshing)

- Kurangi dan hindari paparan rokok/asap rokok - Olahraga aerobik (jalan kaki selama 3-5 kali seminggu selama 30-45 menit)

• Farmakologi:

‐ Amoxicilin 500mg 3x1 ‐ Dexamethasone 0.5mg 3x1 ‐ Guaifenesin 100mg 3x1 ‐ Parasetamol 500mg 3x1 ‐ Amlodipine 5mg 1x1

PROGNOSIS Faringitis ◦ Quo ad vitam

: ad bonam

◦ Quo ad functionam

: ad bonam

◦ Quo ad sanationam

: dubia ad bonam

Hipertensi ◦ Quo ad vitam

: ad bonam

◦ Quo ad functionam

: ad bonam

◦ Quo ad sanationam

: dubia ad bonam

Rencana Pemeliharaan Kesehatan No

Nama

Status Kesehatan

Skrining

Konseling

Imunisasi

Profilaksis

1.

Tn. G (37 thn)

Nasofaringitis

TD, BMI, profil lipid, fungsi paru, xray thorak, fungsi pengelihatan, fungsi pendengaran

•PHBS •Pola hidup sehat (berhenti merokok, aktivitas fisik, olahraga, diet) •kesehatan gigi dan mulut •etika batuk •KB •Posbindu

Vitamin C

2.

Ny. M (36 thn)

Faringits + HT St I

Tekanan darah, BMI, profil lipid, gula darah, EKG, fungsi ginjal, fungsi hati, Iva Test, SADARI

•PHBS •Aktivitas fisik •kesehatan gigi dan mulut •etika batuk •Cara mengontrol tekanan darah •DASH •hindari asap rokok •mengikuti prolanis •KB •posbindu

Vitamin C

Rencana Pemeliharaan Kesehatan No

Nama

Status Kesehatan

Skrining

Konseling

Imunisasi

Profilaksis

3.

Tn. I (8 thn)

Sehat

BMI, Tekanan darah, antopometri

•PHBS •Aktivitas fisik/Olahraga • Nutrisi seimbang

Vitamin C

4.

Ny. S (63 thn)

DM tipe 2

BMI, TD, Gula darah, fungsi ginjal, fungsi jantung, fungsi syaraf, fungsi pengelihatan, geriatric assessment, Iva tes SADARI

•PHBS •Aktivitas fisik •Edukasi cara mengkontrol gula darah •Diet untuk penderita DM •Edukasi disiplin minum obat •Edukasi kontrol rutin •mengikuti prolanis •posbindu

Vitamin C

PENATALAKSANAAN KASUS GIZI ◦ BB = 62 kg

◦ TB = 155 cm ◦ BMI = 25,8 kg/m2 (obesitas 1) Formulir Penapisan 1. Riwayat penyakit sebelumnya yg berhubungan masalah gizi : tidak ada

2. Tingkat stress metabolik : Tidak ada 3. Obat-obatan yg biasa dikonsumsi: obat warung 4. Riwayat penyakit di keluarga : ayah pasien memiliki penyakit hipertensi meninggal karena stroke perdarahan, dan ibu pasien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus 5. Penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir : tidak ada 6. Perubahan berat badan dalam 2 minggu terakhir : tidak ada 7. Keluhan pencernaan yang menetap selama lebih dari 2 minggu : tidak ada

8. Kapasitas fungsional : tidak ada disfungsi 9. Jenis aktivitas : ringan 10.Asupan makanan: ◦ Perubahan asupan makanan

: Tidak ada

◦ Konsistensi makanan sekarang : Biasa (padat)

FOOD RECALL (24-HOUR) Waktu

Jenis Makanan

Jumlah URT

Kalori (kkal)

06.30

Nasi putih Semur jengkol Kerupuk terasi

1 centong 1 porsi (100gr) 3 buah

174 150 250

12.00

Roti putih Susu kopi

1 helai 1 cangkir

80 185

14.30

Nasi Sayur sop • wortel •Kentang Perkedel jagung

1 centong 1 mangkok 40gr 40gr 3 buah

260

Bala-bala Cireng

3 buah 3 buah

411 288

17.00

Total Kalori:

14 31 324

2497 kkal

Intervensi Gizi ◦ TB = 155 cm; BB = 62 kg;

BMI= 25,8 kg/m2 ◦ BB ideal = 90% x (TB-100) x 1 kg = 90% x 55 x 1 = 49,5 kg ◦ BB sekarang 62 kg, maka butuh penurunan 12,5 kg ◦ Kebutuhan kalori : BBI x (25 atau 30) = 49,5 x 25 = 1238 kkal – (5% x 1238) + (20% x 1238) = 1238 – 61,9 + 247.6 = 1423,7 kkal ◦ Pasien ini termasuk obese sehingga untuk menurunkan berat badan 0.5kg perminggu kalori diturunkan 500kkal perharinya

Komposisi : karbohidrat (40-60%), protein (25-35%), lemak (10-15%)

Jenis nutrien spesifik : vitamin dan mineral Jenis makanan yang dianjurkan ◦ Nutrien yang dianjurkan : Karbohidrat kompleks, Protein Hewani (ayam, ikan, telur), Protein Nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan), Sayuran, Buah, Susu Jenis makanan yang tidak dianjurkan ◦ Makanan instan yg banyak MSG dan pengawet ◦ Makanan olahan, ikan asin, jeroan ◦ Makanan mengandung garam, lemak jenuh, kolesterol tinggi Konsistensi yang dianjurkan Pengolahan yang dianjurkan Cara pemberian Frekuensi yang dianjurkan

: Biasa (padat) : direbus /dikukus/dibakar tanpa minyak / tumis minyak sedikit : Oral : 3 x makan berat dan 2x cemilan

Penjabaran Pola Makan No.

1.

Waktu

06.30

2.

10.00

3.

12.00

4.

16.00

Jenis Makanan

Jumlah URT

Besar Kalori (kkal)

Nasi Sayur bayam •Bawang putih •Bawang merah •Bayam Tumis dada ayam tahu rebus/kukus Semangka

¾ centong (5 sdk mkn) 1 mangkok 2 suing 2 suing 120 gram 50 gram 50 gr ½ mangkok (200gr)

130

Nasi Sayur bayam •Bawang putih •Bawang merah •Bayam Tumis dada ayam tahu rebus/kukus Semangka

¾ centong (5 sdk mkn) 1 mangkok 2 suing 2 suing 120 gram 50 gram 50 gr ½ mangkok (200gr)

130

2 2 40 80 40 56

2 2 40 80 40 56

Penjabaran Pola Makan No.

5.

Waktu

18.00

Total kalori

Jenis Makanan

Nasi Sayur bayam •Bawang putih •Bawang merah •Bayam Tumis dada ayam

Jumlah URT

¾ centong (5 sdk mkn) 1 mangkok 2 suing 2 suing 120 gram 50 gram

Besar Kalori (kkal)

130 2 2 40 80 954 kkal

Aktivitas dan Olahraga No

Nama

Kedudukan

Umur

Jenis Olah Raga

1

Tn. G

Bapak

37 th

Jalan santai, senam

2

Ny. M

Ibu

36 th

Jalan santai, senam

3

Ny. S

Ibu pasien

63 th

Jalan santai, senam

4

Tn I

Anak

8 th

Senam, joging, bersepeda

Frekuensi

Min 3 x/mgg, Intens ringan sedang, 20-60 menit, aerobic

Min 3 x/mgg, Intens ringan sedang, 20-60 menit, aerobic

HOME VISIT

ALASAN DILAKUKAN KUNJUNGAN RUMAH

• Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga

• Perencanaan factor resiko terjadinya penyakit • Mengumpulkan data tentang latar belakang keluarga • Mengenal lingkungan hidup keluarga

• Memberi edukasi pada pasien dan keluarga

DATA DEMOGRAFI KELUARGA N o

Nama

Kedudukan dalam keluarga

Jenis Kelamin

Umur

1

Tn. G

Kepala keluarga

Laki-laki

37 tahun Tukang Jahit S1

2

Ny M

S1

3

Ny S

Istri Tn G, Ibu Perempuan 36 tahun IRT, Tn I menjaga warung sembako Ibu NY M Perempuan 63 tahun -

SMP

Faringitis ec bakteri + Hipertensi stage I DM tipe 2

4

Tn I

Anak Tn. G

SD

Sehat

Laki-laki

8 tahun

Pekerjaan

Pelajar

Pendidikan

Masalah medis &biopsikoso sial Nasofaringitis

Lingkungan Tempat Tinggal ◦ Kepemilikan rumah : rumah kontrak ◦ Daerah perumahan : komplek perumahan komplek sederhana Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal Karakteristik Lantai rumah :

kramik

Atap rumah :

Genteng

Dinding rumah :

Batu bata

Cat dinding rumah :

Di cat

Luas tanah :

82m2

Luas bangunan :

74m2

Sanitasi Rumah dan Lingkungan Tempat Tinggal Karakteristik Jumlah kamar

3

Dapur

Ada

Cerobong asap

Tidak ada

Jendela terbuka

ada

Jumlah jendela-ventilasi

8, berukuran 50x20cm

Jumlah jendela-pencahayaan

8, berukuran 50x20cm

Sumber air bersih

Ada, Pompa air

Sumber pencemaran dekat (<10m) sumber air

Tidak ada

Kemudahan mendapatkan air bersih

Mudah sepanjang tahun

Karakteristik Kualitas fisik air minum

Baik, bening, tidak berasa, tidak berbau

Pengolahan air minum sebelum diminum

Disaring kemudian dimasak

Tempat penampungan air sebelum dimasak

ada

Tempat penampungan air minum sebelum dimasak

Pada wadah tertutup

Tempat penampungan air limbah dari kamar mandi/tempat cuci/dapur

Langsung ke got/sungai

Saluran pembuangan air limbah

Saluran tertutup

Tempat pembuangan sampah di luar rumah

Ada, tempat sampah terbuka

Bahan bakar apa untuk memasak sehari-hari

Gas

Memelihara ternak di rumah?

Tidak ada

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Karakteristik Sarana pelayanan kesehatan yang digunakan

UPT Puskesmas Pasundan

Jarak dan waktu yang ditempuh

4 km, 15 menit naik motor

Angkutan umum ke fasilitas?

Ada

Tarif pelayanan kesehatan

Murah

Pelayanan

Memuaskan

LINGKUNGAN PEKERJAAN Anggota keluarga yang bekerja : o Suami o Pasien Risiko kesehatan dalam pekerjaannya : Faktor Risiko

Faktor Fisik

Tn. G sebagai Ojek online

Faktor Kimia

Trauma jatuh dari motor, kecelakan lalulintas, kelelahan, kepanasan, terbakar sinar UV, trauma pendengaran Debu, asap kendaraan

Faktor Biologis

Terpapar bakteri, jamur, virus

Ergonomis

Bekerja lebih sering posisi duduk tanpa sandaran

Faktor Psikologis

Stress karena penghasilan tidak menentu, stress jika jalanan macet, hubungan dengan penumpang, target dalam menarik penumpang

LINGKUNGAN PEKERJAAN Faktor Risiko

Ny. IR sebagai IRT dan menjaga warung kopi

Faktor Fisik Faktor Kimia

Kecelakaan dalam bekerja seperti terjatuh, kelelahan Paparan debu

Faktor Biologis

Bakteri, jamur, virus

Ergonomis

Mengangkat barang (beras, minyak, gallon)

Faktor Psikologis

Penghasilan yang tidak menetap

Interpretasi Kunjungan Rumah ◦ Rumah berada di lingkungan komplek perumahaan sederhana ◦ Ventilasi udara baik ◦ Pencahayaan cukup baik ◦ Sanitasi cukup, pengelolaan sampah dan kebersihan dapur baik ◦ Rumah cukup layak dihuni untuk 4 orang

CLINICAL SCIENCE SESSION FARINGITIS

Definisi & Faktor Risiko ◦ Peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma ataupun penyebab lainnya seperti refluks gastroesofageal

◦ Faktor Risiko       

Udara yang terkontaminasi (kotor) Kontak dengan orang faringitis lain Merokok Higienitas buruk Sosioekonomi rendah Musim dingin/ musim hujan Konsumsi makanan tidak bergizi

Epidemiologi dan Etiologi ◦ Epidemologi: penyakit paling sering diderita  Sering pada anak usia 2-12 tahun  < 1 tahun: 6,7x nasofaringitis akut/tahun, 1-5 tahun: 7,4-8,3x nasofaringitis akut/tahun. Remaja: 4,5x nasofaringitis akut/tahun.

◦ Etiologi  Virus : Adenovirus, Rhinovirus, Influenza  Bakteri : GABHS, Chlamydophila pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Corynebacterium diptheriae, Neisseria gonorrhoeae  Fungal : Candida Sp.

Patogenesis Sekret hidung dan ludah  droplet infection  Invasi virus dan bakteri (GABHS paling sering)  melepaskan toksin ekstraselluler dan protease  reaksi inflamasi lokal di dinding faring  pembentukan kompleks antigen antibodi  kerusakan jaringan hebat  komplikasi (demam rematik, kerusakan katup jantung dan glomerulonefritis akut).

Diagnosis ◦ Anamnesis  Viral: rinorrhea, batuk, sekret transudat  Bakterial : sekret eksudat, demam, tidak batuk, pembengkakan nodus depan cervical

◦ Pemeriksaan fisik  Faring hiperemis  Pembesaran tonsil  Pembesaran KGB  Sekret

◦ Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan darah lengkap. 2. Pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan Gram.

Komplikasi • Endokarditis • Meningitis • Otitis Media • Pneumonia • Abses Peritonsil • Limfadenitis Servikal • Demam Rematik

Penatalaksanaan Non-farmakologis :  Memberitahu keluarga untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.  Memberitahu keluarga untuk berhenti merokok.  Memberitahu keluarga untuk menghindari makan-makanan yang dapat mengiritasi tenggorok.  Memberitahu keluarga dan pasien untuk selalu menjaga kebersihan mulut.  Memberitahu keluarga untuk mencuci tangan secara teratur

Penatalaksanaan ◦ Viral  Isoprenosine 60-100 mg/KgBB dibagi 4-6x/hari ◦ Bakterial  Antibiotik  Amoxicillin 2-3 x 500 mg (10 hari)  Erythromycin 40 mg/kgBB/hari terbagi 2/3/4 dosis (10 hari) ◦ Fungal  Nistatin 100.000-400.000 2x/hari Dapat Ditambahkan: Kortikosteroid (Dexamethasone), Ekspektoran Atau Antitusif.

Relevansi Bagi Dokter Umum ◦ Batuk merupakan gejala yang sering ditemui pada pelayanan kesehatan primer ◦ Batuk dapat berarti masalah akut dan serius / non akut tapi serius / akut dan dapat sembuh sendiri / persisten atau rekuren. ◦ Batuk dapat juga menjadi awal penyakit lain

THANKYOU

Related Documents


More Documents from ""