CASE REPORT I HIPERTENSI EMERGENSI GAGAL JANTUNG dan BRONKOPNEUMONIA
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Pembimbing : dr. Rosa Priambodo, Sp.PD
Oleh : Nyda Chaerin Noor J 500 070 046 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM PROGRAM STUDI PROFESI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN
TUJUAN PENULISAN
A. Latar Belakang Masalah
HIPERTENSI •
•
Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum. Serta masalah kesehatan masyarakat yang serius, tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Hipertensi emergensi merupakan spektrum klinis dari hipertensi dimana terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol yang berakibat pada kerusakan organ target yang progresif. Dalam kondisi hipertensi emergensi, tekanan darah harus diturunkan secara agresif dalam hitungan waktu menit sampai jam (Houston, 2009)
Pembagian Hipertensi (JNC VII)
Hipertensi urgensi
Hipertensi emergensi
◦ ◦ ◦ ◦
TD sistolik > 220 mmHg TD distolik > 125 mmHg Asimptomatik Edema diskus optik Komplikasi target organ memburuk
◦ Hipertensi (biasanya TD diastolik > 130 mmHg) dengan
Ensepalopati hipertensi Nefropati Perdarahan intrakranial Edema paru, infark miokard, diseksi aorta Preeklamsia dan eklamsia
Sistem Saraf
hipertensi ensefalopati infark serebral perdarahan subarakhnoid
Sistem Organ Target
Sistem Kardio vaskular
perdarahan intrakranial
Infark miokard disfungsi ventrikel kiri akut edema paru akut Diseksi aorta
Tujuan Penulisan Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk mempelajari kasus hipertensi emergensi dengan gagal jantung, bronkopneumoni, sehingga dapat mengenali terjadinya gejala dan tanda yang muncul, penegakan diagnosis dan menentukan penatalaksanaan yang tepat.
BAB II CASE REPORT
•IDENTITAS Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat No RM MRS Tanggal Pemeriksaan
: Tn.p : 57 tahun : Laki-laki : Petani : Seliran 4/5 Jetis Sukoharjo : 185990 : 09 januari 2012 : 14 januari 2012
ANAMNESA • Keluhan Utama Sakit kepala • Riwayat Penyakit Sekarang 3 hari SMRS : Sakit kepala (+) terus-menerus, lemas, nyeri dada, sesak nafas (+) deg-degan, kaki bengkak, sulit tidur, gelisah, keringat dingin malam hari, badan lemas, cepat lelah 2 Hari SMRS : Sakit kepala (+), lemas, deg-degan, kaki bengkak, sulit tidur dan nafsu makan menurun. Susah bernafas, sering terbangun waktu tidur karena sesak nafas, keringat dingin malam hari. HMRS : Pasien datang dengan keluhan sesak nafas (+) terus menerus, nyeri dada menjalar ke leher dan lengan bagian kiri, batuk (+), palpitasi, susah nafas, sulit tidur, tidur harus dengan posisi agak duduk,.
Riwayat Penyakit Dahulu •Riwayat sakit kuning •Riwayat penyakit diabetes melitus •Riwayat penyakit hipertensi •Riwayat alergi obat •Riwayat sesak nafas Riwayat Penyakit Keluarga •Riwayat penyakit serupa •Riwayat penyakit diabetes melitus •Riwayat penyakit hipertensi •Riwayat alergi obat •Riwayat sakit kuning
: (-) : (-) : (+) : (-) : (-) : (-) : (-) : (+) : (-) : (-)
Riwayat Lingkungan Sosial Pasien adalah seorang petani, namun setahun terahkir ini aktivitas pasien menjadi berkurang karena mudah lelah dan sesak nafas. Pasien juga memiliki kebiasaan merokok sejak masih muda
ANAMNESA SISTEM Sistem Cerebrospinal
Gelisah (+), Lemah (+), Demam (-)
Sistem Cardiovascular
Akral dingin (-), Sianosis (-), anemis (-), degdegan (+)
Sistem Respiratorius
Batuk (+), Sesak nafas (+)
Sistem Genitourinarius
BAK sulit (-), sedikit (-), nyeri saat BAK (-)
Sistem Gastrointestinal
Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), makan dan minum sulit (+), Nafsu makan menurun (+), BAB sulit (-)
Sistem Musculosceletal
Badan terasa lemas (+), atrofi otot (-)
Sistem Integumentum
Perubahan warna (-), sikatriks (-)
•PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis •Keadaan Umum •Kesadaran •Vital Sign • Tekanan Darah • Nadi • Respirasi • Suhu •Kepala •Leher •Thorax :
: Pasien tampak lemas, gelisah : Compos mentis : : 230/90 mmHg : 72 x/menit : 32 x/menit : 36°C : Mata CA (-/-); Ikterik (-/-) : KGB tidak teraba membesar,
Paru
Depan
Belakang
Inspeksi
Simetris
Simetris
Palpasi
Simetris KG (-)
Simetris KG (-)
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
Vesikuler, Rh (+/+), Wheez (+/+) Vesikuler, Rh (+/+), Wheez (+/+)
Abdomen Inspeksi
Kulit berwarna kuning (-), Sikatrik (-), Dinding perut dan dinding dada sama rata, pulsasi aorta (+), Ascites (-)
Auskultasi
Peristaltik (+) Normal
Palpasi
Hepatomegali (-)
Perkusi
Timpani
Jantung
Hasil Pemeriksaan
Inspeksi
Iktus Cordis tidak terlihat
Palpasi
Ictus Cordis di SIC VI Linea Midclavicularis Sinistra
Perkusi
Batas atas jantung, SIC III linea parasternalis sinistra Batas jantung bawah, SIC VI linea midclavicularis sinistra
Auskultasi
Suara Jantung S1S2 reguler, Suara Tambahan (-)
Extremitas Extremitas Superior Dextra
Akral hangat (+), Edema (-); Clubbing Finger (-)
Extremitas Superior Sinistra
Akral hangat (+), Edema (-); Clubbing Finger (-)
Extremitas Inferior Dextra
Akral hangat (+), Edema (+)
Extremitas Inferior Sinistra
Akral hangat (+), Edema (-)
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 09 - 01 - 2012: Pemeriksaan
Tanggal
Satuan
Nilai Normal
09 - 01 - 2012 Hemoglobin
12,5
gr / dl
Lk : 13,0 – 16,0 Pr : 12,0 – 14,0
Eritrosit
4,53
106ul
Lk : 4,5 – 5,5 Pr : 4,0 – 5,0
Hematokrit
37
%
Lk : 40 – 48 Pr : 37 – 43
MCV
Pf
82 – 92
MCH
Pg
27 – 31
MCHC
%
32 – 36
Leukosit
11,000
103ul
5,0 – 10,0
Trombosit
221,000
103ul
150 – 400
Golongan Darah
O
Eosinofil
-
%
1–3
Basofil
-
%
0–1
Netrofil Batang
-
%
2–6
Netrofil Segmen
89
%
50 – 70
Limfosit
8
%
20 – 40
Monosit
3
%
2–8
Pemeriksaan Gula Darah (09 - 01 - 2012) Pemeriksaan Glucose
Hasil
Nilai Rujukan
Level
145
70 – 120 mg/dl
High
Nilai Rujukan
Level
Pemeriksaan Faal Ginjal (09 - 01 - 2012) Pemeriksaan
09 - 01 - 2012
Ureum
36,48
10 – 50 mg/dL
Normal
Creatinin
0,96
0.6 – 1.1 mg/dL
Normal
Nilai Rujukan
Level
Pemeriksaan Faal Hati (09 - 01 - 2012) Pemeriksaan
09 - 01 - 2012
SGOT
53,92
0 – 25 mg/dL
High
SGPT
43,93
0 – 29 mg/dL
High
Pemeriksaan Electrocardiogram (ECG) :
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya normal Sinus Rhythm, Left Axis Deviation, Left Ventriculer Hypertrophy, Iskemik Anterior Ekstensif.
Dari hasil alloanamnesis didapatkan keluhan berupa sakit kepala (+) lemas, sesak nafas (+), batuk (+), sering terbangun waktu tidur, nyeri dada, palpitasi, badan lemas, sulit tidur, gelisah, nafsu makan menurun Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak buruk. Kesadaran lemas dan gelisah, Vital Sign, TD: 230/90 mmHg, Nadi:72x/menit, Respirasi: 32x /menit, Suhu: 36°C, suara jantung S1-S2 regular, tidak didapatkan bising jantung, SDV kanan dan kiri, dan ditemukan ronchi dan wheezing di kedua lapang paru. Dinding perut dan dinding dada sama rata, timpani, akral hangat (+). Hasil laboratorium menunjukkan adanya perubahan yaitu peningkatan SGOT, SGPT dan Glucosa.
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya gelombang sinus tachicardi, ireguler dan ventrikel extra systole.
•DIAGNOSIS KERJA Hipertensi Emergency suspect Gagal Jantung •Bronkopneumonia •PENATALAKSANAAN (TERAPI) RL 15 tpm + ½ A aminophilin Ampicilin 1gr/8 jam Pulmicort Nebulizer / 8 jam Furosemide /8 jam Diltiazem 30 mg tab Clonidin 0,15 mg Ambroxol 3x1 Ciprofloxacine 2x1 Spironolakton 2 mg Ranitidin / 12jam
HASIL FOLLOW UP
HASIL FOLLOW UP Tanggal 09-12012
10-12012
Anamnesa (S) Pasien datang dengan keluhan sakit kepala hebat (+), sesak nafas (+) terus menerus, nyeri dada menjalar ke leher dan lengan bagian kiri, deg-degan, susah nafas, batuk, sulit tidur, gelisah, tidur harus dengan posisi agak duduk Sakit kepala (+), batuk (+), sesak nafas berkurang, gelisah (+), nyeri dada berkurang, lemas (+)
Pemeriksaan (O) VS TD (230/90) KU: lemas gelisah Kesadaran: CM Kepala : CA (-/-); SI (-/-) Leher : Pembesaran Ln (-) Dada :Sim, KG (-/-), Retraksi (-/-). Cor : BJ I-II int regular, Bising (-) Pulmo : SDV (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+) Perut : Ins supel ; AusPeristaltik (+), Pal NT Ekstremitas: akral dingin edema kaki (+/)
Diagnosa (A) Hipertensi emergensi, Gagal Jantung dan Bronkopneumon ia
Penatalaksanaan(P Tx) Infus RL 15 tpm Furosemide 1 A/8 jam Hyosin 1 A/12 jam Ranitidin 1 A/12 jam Antalgin 1 A/8 jam Ventolin nebule /8 jam Pulmicort nebule /8 jam Clopidogrel 1x1 Amlodipin VS TD (200/100) Hipertensi Infus RL 12 tpm KU : lemas gelisah emergensi, Ventolin nebule /8 Kesadaran : CM Gagal Jantung jam Kepala : CA (-/-); SI (-/-) dan Pulmicort nebule /8 Leher : Pembesaran Ln (-) Bronkopneumon jam Dada : Sim, KG (-/-), Retraksi (-/-). Cor : ia Furosemide 1 A/8 BJ I-II int regular, Bising (-) jam Pulmo : SDV (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+) Hyosin 1 A/12 jam Perut : Ins supel ; AusPeristaltik Clonidin 3x0,15 (+), Captopril 3x25 Ekstremitas : odem kaki (+/-) Clopidogrel 1x1 KSR 2x1 ISDN 3x1
HASIL FOLLOW UP Tanggal 11-012012
Anamnesa (S) Sakit kepala (+), batuk (+), sesak nafas (+) posisi tidur, gelisah (+), nyeri dada berkurang, lemas (+)
Pemeriksaan (O) VS TD (190/70) KU : lemas gelisah Kesadaran : CM Kepala : CA (-/-); SI (-/-) Leher : Pembesaran Ln (-) Dada : Sim, KG (-/-), Retraksi (-/-). Cor : BJ I-II int regular, Bising (-) Pulmo : SDV (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+) Perut : Ins supel ; AusPeristaltik (+), Ekstremitas : odem kaki (+/-)
12-012012
Sesak nafas (+), batuk (+), VS TD (170/80) KU : lemas gelisah ortopneu Kesadaran : CM Kepala : CA (-/-); SI (-/-) Leher : Pembesaran Ln (-) Dada : Sim, KG (-/-), Retraksi (-/-). Cor : BJ I-II int regular, Bising (-) Pulmo : SDV (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+) Perut : Ins supel ; AusPeristaltik (+), Ekstremitas : odem kaki (+/)
Diagnosa (A) Penatalaksanaan Hipertensi emergensi, RL + Aminopilin 12 tpm Gagal Jantung dan Ventolin nebule Pulmicort nebule Bronkopneumonia Ampicilin1gr/8 jam Spironolakton 25mg Captopril 3x25 Clonidin 3x25 ISDN 3x1
Hipertensi emergensi, •RL + Aminopilin 12 tpm Gagal Jantung dan •Ventolin nebule /8jam •Pulmicort nebule /8 jam Bronkopneumonia •Ambroxol 3x1 •GG 3X100 mg •Diltiazem 3x1 •Ampicilin1gr/8 jam •Spironolakton 25mg •Clonidin 3x25 •ISDN 3x1 •Captopril 3x25mg
HASIL FOLLOW UP Tanggal 13-012012
Anamnesa (S) Pemeriksaan (O) Sesak nafas (+), VS TD (160/90) batuk (+), pusing KU : lemas gelisah Kesadaran : CM (+), lemas (+) Kepala : CA (-/-); SI (-/-) Leher : Pembesaran Ln (-) Dada : Sim, KG (-/-), Retraksi (-/-). Cor : BJ I-II int regular, Bising (-) Pulmo : SDV (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+) Perut : Ins supel ; AusPeristaltik (+), Ekstremitas : odem kaki (+/-)
Diagnosa (A) Penatalaksanaan Hipertensi emergensi, Konsul Fisioterapi Gagal Jantung dan Diltiazem 3x1 Terapi lanjut Bronkopneumonia
14-012012
Batuk (+), dahak (+), lemas (+)
Hipertensi emergensi, Furosemid 1 amp / 24 Gagal Jantung dan jam Lain-lain terapi lanjut Bronkopneumonia
VS TD (160/90) KU : lemas gelisah Kesadaran : CM Kepala : CA (-/-); SI (-/-) Leher : Pembesaran Ln (-) Dada : Sim, KG (-/-), Retraksi (-/-). Cor : BJ I-II int regular, Bising (-) Pulmo : SDV (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+) Perut : Ins supel ; AusPeristaltik (+), Ekstremitas : odem kaki (+/-)
HASIL FOLLOW UP Tanggal 15-012012
Anamnesa (S) Pemeriksaan (O) Sesak nafas (+), batuk VS TD (160/90) berkurang, nyeri perut KU : lemas gelisah Kesadaran : CM (+) senep Kepala : CA (-/-); SI (-/-) Leher : Pembesaran Ln (-) Dada : Sim, KG (-/-), Retraksi (-/-). Cor : BJ I-II int regular, Bising (-) Pulmo : SDV (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+) Perut : Ins supel ; AusPeristaltik (+), Ekstremitas : odem kaki (+/)
Diagnosa (A) Penatalaksanaan Hipertensi emergensi, Terapi lanjut Gagal Jantung dan Bronkopneumonia
16-012012
Sesak nafas berkurang, VS TD (130/80) batuk berkurang, nyeri KU : lemas gelisah Kesadaran : CM perut berkurang Kepala : CA (-/-); SI (-/-) Leher : Pembesaran Ln (-) Dada : Sim, KG (-/-), Retraksi (-/-). Cor : BJ I-II int regular, Bising (-) Pulmo : SDV (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+) Perut : Ins supel ; AusPeristaltik (+), Ekstremitas : odem kaki (+/)
Hipertensi emergensi, BLPL Gagal Jantung dan Salbutamol 1 mg CTM 1 mg Bronkopneumonia Prednison 1 mg GG 50 mg Ciprofloxacine 2x1 Clonidin 3x 0,15 mg Diltiazem 3x 30 mg
BAB II PEMBAHASAN
Dari hasil alloanamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan keluhan lemas, sakit kepala pusing hebat (+) , batuk (+), sesak nafas (+), kardiomegali, ronchi dan wheezing pada kedua lapang paru, batuk dan suara jantung regular, kaki kanan bengkak (+). Pada vital sign didapatkan tekanan darah yang tidak terkontrol 230/90 mmHg dengan kondisi lemas dan sesak nafas yang merupakan kondisi klinis dari hipertensi emergensi dan kecurigaan adanya suatu kondisi gagal jantung.
Hipertensi emergensi (darurat) biasanya ditandai dengan tekanan darah Diastolik > 120 mmHg, disertai kerusakan berat dari organ sasaran yang disebabkan oleh satu atau lebih penyakit/kondisi akut.
Bronkopneumonia juga mungkin terjadi pada pasien ini karena terdapat tanda dan gejala sesak nafas dan tanda terdengar rhonki basah yang menurut Iskandar Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacammacam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
Pasien biasanya mengalami, gelisah, batuk, dan sesak nafas, pada tanda klinis terdapat nyeri dada, nyeri kepala. Pada auskultasi, dapat terdengar suara pernafasan menurun. Fine crackles (ronki basah halus) yang khas dan terdapat wheezing.
Bila diagnosa hipertensi emergensi telah ditegakkan Anamnesis singkat dan pemeriksaan fisik. - Tentukan penyebab krisis hipertensi - Tentukan adanya kerusakan organ sasaran Tentukan tekanan darah yang diinginkan didasari dari lamanya tingginya tekanan darah sebelumnya, cepatnya kenaikan dan keparahan hipertensi, masalah klinis yang menyertai dan usia pasien.
Lanjutan penanganan hipertensi emergensi Penurunan tekanan darah diastolik tidak kurang dari 100 mmHg, tekanan darah sistolik tidak kurang dari 160 mmHg, ataupun MAP tidak kurang dari 120 mmHg selama 48 jam pertama, kecuali pada krisis hipertensi tertentu (misal : disecting aortic aneurysm). Penurunan tekanan darah tidak lebih dari 25% dari MAP ataupun tekanan darah yang didapat. Penurunan tekanan darah secara akut ketekanan darah normal / subnormal pada awal pengobatan dapat menyebabkan berkurangnya perfusike ke otak, jantung dan ginjal dan hal ini harus dihindari pada beberapa hari permulaan, kecuali pada keadaan tertentu, misal : dissecting anneurysma aorta. Tekanan darah secara bertahap diusahakan mencapai normal dalam satu atau dua minggu (Fauci dkk, 2009).
Penatalaksanaan gagal jantung Penatalaksanaan gagal jantung dengan cara diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal jantung sampai edema atau asites hilang (tercapai euvolemik). ACE (Angiotensin Converting Enzyme)-inhibitor atau Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal. Penyekat beta dosis kecil sampai optimal dapat dimulai setelah diuretik dan ACE-inhibitor tersebut diberikan. Digitalis diberikan bila terdapat aritmia supra-ventrikular (fibrilasi atrium atau SVT lainnya) atau ketiga obat di atas belum memberikan hasil yang memuaskan. Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi bila fungsi ginjal menurun (ureum/kreatinin meningkat) atau kadar kalium rendah (kurang dari 3,5 meq/L). Aldosteron antagonis dipakai untuk memperkuat efek diuretik atau pada pasien dengan hipokalemia. (pangabean, 2007)
Terapi farmakologis pada pasien ini terdiri atas : Furosemide /8 jam Indikasi penggunaan furosemide adalah untuk mengurangi edema pada tungkai. Sesuai dengan Panggabean 2007 bahwa diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal jantung sampai edema hilang (tercapai euvolemik). Aminophilin /24 jam Ciprofloxacine 2x1 Ciprofloxacine merupakan antibiotic yang dapat digunakan untuk indikasi infeksi saluran pernafasan (Santoso, 2010) Pulmicot Nebulizer Digunakan untuk mencegah asma bronchial (Santoso, 2010) Ranitidin /8 jam Diltiazem 30 mg tab Clonidin 0,15 mg Ambroxol 3x1 Spironolakton 25 mg Ringer laktat
PROGNOSIS
Telah dilakukan penanganan yang maksimal terhadap pasien ini, dalam evaluasinya pasien memberikan perkembangan yang signifikan hingga memberikan prognosis yang baik.
BAB III KESIMPULAN
KESIMPULAN
Telah dilaporkan laki-laki usia 57 tahun dengan diagnosa Hipertensi Emergensi, Gagal Jantung dan Bronkopneumonia.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak buruk. Kesadaran lemas dan gelisah, Vital Sign, TD: 230/90 mmHg, Nadi:72x/menit, Respirasi: 32x /menit, Suhu: 36°C, suara jantung S1S2 regular, tidak didapatkan bising jantung, SDV kanan dan kiri, dan ditemukan ronchi dan wheezing di kedua lapang paru. Dinding perut dan dinding dada sama rata, timpani, akral hangat (+).
Berdasarkan keluhan (gejala), tanda (pemeriksaan fisik), pemeriksaan penunjang (EKG), pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis : Hipertensi Emergency, Gagal Jantung dan Bronkopneumonia
Terapi pada pasien ini secara prinsip sudah sesuai dengan tinjauan pustaka yang ada.
Alhamdulillahi Robbil Alamien
NUHUN