BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO) membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pngidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang (Suyono, 2009). Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya di masa mendatang. Indonesia menempati peringkat keempat negara dengan penderita DM terbanyak di dunia. World Heatlh Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah pasien di Indonesia dari 8.4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030. (Hanifah, 2011). Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 sampai 1,6%, kecuali di dua tempat yaitu di Pekajangan, suatu desa dekat Semarang 2,3% dan di Manado 6% (Suyono, 2009).
B. Tujuan Penulisan Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk mempelajari kasus diabetes melitus sehingga dapat mengenali terjadinya gejala dan tanda yang muncul, penegakan diagnosis dan menentukan penatalaksanaan yang tepat.
1
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Nama Pasien
: Ny. Su
Umur
: 59 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Grogol Sukoharjo
No. RM
: 15xxxx
Pekerjaan
: Wiraswasta
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Tanggal masuk RS
: 16 November 2012
Tanggal keluar RS
: 17 November 2012
Tanggal pemeriksaan
: 24 November 2012
B. Anamnesis 1. Keluhan Utama Benjolan di dada kanan,nyeri 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien tersebut merupakan konsulan bagian bedah dengan diagnosis CA mamae disertai diabetes melitus, Kaki sering sekali terasa kesemutan dan gatal sejak ± 7 tahun yang lalu. Pasien merasa sering kehausan dan sering kelaparan. Buang air kecil jumlah banyak dan serng terutama pada malam hari. Buang air besar tidak ada keluhan. Pasien tidak merasa demam.. Pasien mengaku sudah menderita penyakit gula sejak kurang lebih 7 tahun
yang lalu dan berobat tidak rutin. 3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat diabetes mellitus
: didapat
Riwayat perdarahan
: disangkal 2
Riwayat sakit jantung
: disangkal
4. Riwayat Keluarga
Riwayat hipertensi
: disangkal.
Riwayat diabetes mellitus
: didapat
Riwayat alergi
: disangkal.
Riwayat sakit jantung
: disangkal.
Riwayat sakit serupa
: disangkal.
C. Anamnesis Sistem Sistem Serebrospinal
Gelisah (-), Lemas (+), Demam (-), pusing (-), riwayat pelo (-)
Sistem Kardiovaskular
Akral hangat (-), sianosis (-), anemis (+), palpitasi (-), nyeri dada (-)
Sistem Respiratorius
Batuk (-), sesak nafas (-)
Sistem Genitourinarius
BAK (+) banyak, nyeri saat BAK (-)
Sistem Gastrointestinal
Nyeri perut (-), mual (+), muntah (-), makan minum lancar, nafsu makan menurun (+), BAB lancar
Sistem Muskuloskeletal
Badan terasa lemas (-), atrofi otot (-)
Sistem Integumentum
Pucat (+), Clubbing finger (-)
Kesan : terdapat masalah pada sistem serebrospinal, sistem gastrointestinal, sistem muskuloskeletal, dan sistem integumentum. D. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum
: Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Status Gizi
: Kurang (pasien kurus)
Vital Signs
: Tekanan darah: 120/90 mmHg; Nadi: 86 x/menit; Respirasi rate: 20 x/menit; Suhu: 36,5ºC
2. Pemeriksaan Fisik • Kepala
: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), nafas cuping hidung (-), edema palpebra (-). 3
• Leher
: Retraksi supra sterna (-/-), deviasi trachea (-), peningkatan Jugular Venous Pressure (-), pembesaran kelenjar limfe (-).
• Thorax
: Paru
Posisi Anterior
Inspeksi
Posterior
Simetris Retraksi interkostalis (-/-)
Palpasi
Fremitus Normal, Fremitus Normal, simetris, ketinggalan simetris, ketinggalan gerak (-/-) gerak (-/-)
Perkusi
Sonor
Auskultasi
Vesikuler, Ronkhi (-/-), Vesikuler, Ronkhi (-/Wheezing (-/-) ), Wheezing (-/-)
Jantung
Hasil Pemeriksaan
Inspeksi
Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
Iktus kordis kuat angkat (-)
Sonor
Iktus kordis di SIC V Linea Midclavicularis Sinistra Perkusi
Batas Kiri : SIC V Mid Clavikula Sinistra Batas Kanan : SIC IV Mid Sternalis Dextra Batas atas jantung : SIC III Linea parasternalis sinistra Batas bawah jantung : SIC V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi
Suara jantung S1 S2 reguler murni, suara tambahan (-)
4
Abdomen: Inspeksi
Kulit berwarna kuning (-), sikatriks (-), dinding perut dan dinding dada sama rata, pulsasi aorta (-), ascites (), venektasi vena (-), caput medusa (-)
Auskultasi
Peristaltik normal (+)
Palpasi
Supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi
Timpani
Ekstremitas: Extremitas Superior Dextra
Akral hangat (-), Edema (-), Clubbing finger (-)
Extremitas Superior Sinistra
Akral hangat (-), Edema (-), Clubbing finger (-)
Extremitas Inferior Dextra Akral hangat (-), Edema (-), Clubbing finger (-) Extremitas Inferior Sinistra
Akral hangat (-), Edema (-), Clubbing finger (-)
E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium tanggal 16 november 2012 : Pemeriksaan
Nilai
Satuan
Hemoglobin
7,9L
gr/dl
Lk : 13,0 – 16,0 Pr : 12,0 – 14,0
Eritrosit
4,5L
106 ul
Lk : 4,5 – 5,5 Pr : 4,0 – 5,0
Hematokrit
38,4L
%
Lk : 40 – 48 Pr : 37 – 43
MCV
72,4L
Pf
82 – 92
MCH
25,3L
Pg
27 – 31
35,0
%
32 – 36
MCHC
5
Nilai Normal
16,00
103 ul
5,0 – 10,0
211
103 ul
150 – 400
(%)
103 ul
LV
11,4
1,5
MO
2,9
0,4
GR
85,7H
11,6
Leukosit Trombosit
EO
< 0,7
RDW
15,0H
%
PCT
0,06
%
MPV
3,1L
fL
PDW
19,7H
%
Golongan darah
O
Pemeriksaan faal ginjal tanggal 16 November 2012 : Pemeriksaan
Nilai
Nilai Rujukan
Nilai Normal
Creatinine
2,77
mg/dl
0,6 – 1,1
Urea
378,9
mg/dl
10 – 50
Pemeriksaan gula darah tanggal 16 November 2012 Pemeriksaan
Nilai
Satuan
Nilai Normal
Glucose
378,9
mg/dl
70 – 120
F. Resume
Dari hasil autoanamnesis didapatkan keluhan terdapat benjolan pada payudara sebelah kanan dan nyeri, badan lemas (-),mual (+) muntah (-), demam (-),Kaki sering sekali terasa kesemutan dan gatal sejak ± 7 tahun 6
yang lalu. Pasien merasa sering kehausan dan sering kelaparan. Buang air kecil jumlah banyak dan sering terutama pada malam hari.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sedang. Kesadaran compos mentis, Vital Sign : TD: 120/90 mmHg, Nadi: 86x/menit, Respirasi : 20x /menit, Suhu: 36,5°C, bising jantung (-), SDV (+/+). Dinding perut dan dinding dada sama rata, timpani, akral hangat (-), edema kaki (-/-).
Hasil laboratorium menunjukkan adanya perubahan yaitu penurunan Hemoglobin, leukosit meningkat, dan GDS tinggi.
G. Diagnosis Kerja Carsinoma mamae dextra Diabetes melitus H. Terapi
02 4l/menit
RL 20 tpm
PRC 3 kolf
Asam traneksamat 500 mg/8 jam
Metronidazole 500mg /8 jam
Antalgin amp / 12 jam
Ranitidin amp /12 jam
I. Follow Up Tanggal
S
O
A
17 november 2012
Datang dengan keluhan pusing,mual,dan susah tidur.BAB lancar,BAK lancar
VS :
CA mamae dextra
TD 120/90 mmHg; N 86 x/menit, S 35ºC
DM
PRC 3 kolf
As.traneks 500 mg/8 jam
KU : sedang
O2 4 liter/menit Kep : CA (+/+) SI (-/-)
Metronidazole /8 jam Ceftriaxon 1gr/8jam Ranitidin amp/12jam
GDS=222 Pusing (), seseg (-), BAB darah selama di RSUD (+),
Asering 20 tpm
Novorapid 6-6-4
Ekstremitas : edema ekstremitas inferior (-)
18 november 2012
P
Antalgin amp/12jam
VS :
CA mamae dextra
TD 120/90 mmHg; N 86
DM
Asering 20 tpm Novorapid 6-6-4 As.traneks 500 mg/8 jam
7
demam (-)
O2 4 liter/menit
x/menit, S 35ºC
Metronidazole /8 jam
KU : CM, sedang
Ceftriaxon 1gr/8jam Kep : CA (-/-), SI (-/-) Ranitidin amp/12jam T : BJ I-II reguler, retraksi dinding dada (-/-), SDV (+/+)
Antalgin amp/12jam
A : Nyeri tekan (-), supel Ekstremitas : udem (-) GDS=265
19 november 2012
Mual (+), muntah (-), demam (-), pusing (+), nyeri dada (-), seseg (+), susah tidur
TD 170/80 mmHg; N 72 x/menit, S 35ºC
CA mamae dextra DM
Asering 20 tpm Novorapid 8-8-8 As.traneks 500 mg/8 jam
KU : CM, sedang
O2 4 liter/menit
Kep : CA (-/-), SI (-/-)
Metronidazole /8 jam T : BJ I-II reguler, retraksi dinding dada (-/-), SDV (+/+)
Captopril 25mg 3X1 Ceftriaxon 1gr/8jam Ranitidin amp/12jam
A : Nyeri tekan (-), supel
Antalgin amp/12jam
Ekstremitas : udem (-) GDS=202 20 november 2012
Mual (+), muntah (-), demam (-), pusing (+), nyeri dada (-), seseg (+),
TD 120/90 mmHg; N 88 x/menit, S 37,4ºC
CA mamae dextra DM
Asering 20 tpm Novorapid 10-10-10 As.traneks 500 mg/8 jam
KU : CM, sedang Kep : CA (-/-), SI (-/-)
O2 4 liter/menit Metronidazole /8 jam
T : BJ I-II reguler, retraksi dinding dada (-/-), SDV (+/+)
Captopril 25mg 3X1 Ceftriaxon 1gr/8jam Ranitidin amp/12jam
A : Nyeri tekan (-), supel Ekstremitas : udem (-) GDS=247
8
Antalgin amp/12jam
21 november 2012
Mual (+), muntah (-), demam (-), pusing (+), nyeri dada (-), seseg (+), susah tidur
TD 120/70 mmHg; N 70 x/menit, S 36,4ºC
CA mamae dextra DM
Asering 20 tpm Novorapid 12-12-12 As.traneks 500 mg/8 jam
KU : CM, sedang
O2 4 liter/menit
Kep : CA (-/-), SI (-/-)
Metronidazole /8 jam T : BJ I-II reguler, retraksi dinding dada (-/-), SDV (+/+)
Captopril 25mg 3X1 Ceftriaxon 1gr/8jam Ranitidin amp/12jam
A : Nyeri tekan (-), supel
Antalgin amp/12jam
Ekstremitas : udem (-) GDS=247 22 november 2012
Mual (+), muntah (-), demam (-), pusing (+), nyeri dada (-), seseg (+), susah tidur
TD 120/70 mmHg; N 70 x/menit, S 36,4ºC
CA mamae dextra DM
Asering 20 tpm Novorapid 12-12-12 As.traneks 500 mg/8 jam
KU : CM, sedang
O2 4 liter/menit
Kep : CA (-/-), SI (-/-)
Metronidazole /8 jam T : BJ I-II reguler, retraksi dinding dada (-/-), SDV (+/+)
Captopril 25mg 3X1 Ceftriaxon 1gr/8jam Ranitidin amp/12jam
A : Nyeri tekan (-), supel
Antalgin amp/12jam
Ekstremitas : udem (-) GDS=227 23 november 2012
Mual (-), muntah (-), demam (-), pusing (-), nyeri dada (-), seseg (+), susah tidur
TD 120/70 mmHg; N 70 x/menit, S 36,4ºC
CA mamae dextra DM
Asering 20 tpm Metoclorpramide 5mg 1X1
KU : CM, sedang
O2 4 liter/menit
Kep : CA (-/-), SI (-/-)
Captopril 25mg 3X1 T : BJ I-II reguler, retraksi dinding dada (-/-), SDV (+/+)
Hct 25mg 1X1 Stop asam traneksamat dan novorapid
A : Nyeri tekan (-), supel Ekstremitas : udem (-) GDS=170 24 november
Kondisi umum
TD 140/90 mmHg; N 70
9
CA mamae dextra
Glibenklamid 1-1-0
2012
membaik,
x/menit, S 36,4ºC
DM
Metformin 1-0-1 Acarbose 1-1-0
KU : CM, baik
Captopril 25mg 3X1 Kep : CA (-/-), SI (-/-)
Hct 25mg 1X1
T : BJ I-II reguler, retraksi dinding dada (-/-), SDV (+/+) A : Nyeri tekan (-), supel Ekstremitas : udem (-) GDS=160
BAB III PEMBAHASAN
Anamnesis saat pasien tiba di IGD diperoleh data pasien mengeluh terdapat benjolan terasa nyeri pada payudara bagian kanan, mual (+), muntah (+) disertai rasa lemas. Pemeriksaan fisik pada saat pasien datang ke IGD RSUD Sukoharjo didapatkan keadaan umum pasien lemas, Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-). Kaki sering sekali terasa kesemutan dan gatal sejak ± 7 tahun yang lalu. Pasien merasa sering kehausan dan sering kelaparan. Buang air kecil jumlah banyak dan serng terutama pada malam hari. Buang air besar tidak ada keluhan. Pasien tidak merasa demam.. Pasien mengaku sudah menderita penyakit gula sejak kurang lebih 7 tahun yang lalu dan berobat tidak rutin. Berdasarkan Anamnesis dicurigai pasien menderita diabetes melitus. Hal ini sesuai dengan pengertian mengenai diabetes melitus, yaitu suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (Gustaviani, 2006). 10
Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, sedangkan gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi (pria) dan pruritus vulva (wanita) (Purnamasari, 2009). Beberapa faktor yang dapat menunjang timbulnya Diabetes mellitus yaitu obesitas dan keturunan, sedangkan gejala yang dapat diamati adalah polidipsia, poliuria, dan polipfagia. Gejala-gejala ini perlu mendapat tanggapan di dalam penyusunan diet penderita Diabetes mellitus (Depkes, 2007). Diagnosis diabetes mellitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar glukosuria.Guna menentuan diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa darah secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena.Penggunaan bahan darah utuh (wholeblood), vena, ataupun angka criteria diagnostic yang berbeda sesuai pembakuan oleh WHO (Soewondo, 2011). Kecurigaan DM perlu difikirkan apabila terdapat keluhan klasik: -
Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. -
Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita. Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara: 1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. 2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl dengan adanya keluhan klasik. 3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) (Soewondo, 2011). Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe I harus mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal. Walaupun sebagian besar penderita DM 11
Tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral. Indikasi terapi insulin: o
Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada atau hampir tidak ada . o
Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan
terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah o
Keadaan stres berat, seperti pada infeksi berat, tindakan
pembedahan, infark miokard akut atau stroke o
DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan
terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. o
Ketoasidosis diabetik
o
Insulin
seringkali
diperlukan
pada
pengobatan
sindroma
hiperglikemia hiperosmolar non-ketotik. o
Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang
memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin. o
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
o
Kontra indikasi atau alergi terhadap OHO
Untuk terapi, ada berbagai jenis sediaan insulin yang tersedia, yang terutama berbeda dalam hal mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). Sediaan insulin untuk terapi dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu: o
Insulin analog kerja cepat (rapid acting) : apidra, novorapid, humolog.
o
Insulin analog kerja pendek ( short acting) : Humulin R, Actrapid.
o
Insulin manusia kerja menengah (intermediate) : humulin N, insulatard.
o
Insulin analog kerja panjang (Long-acting insulin) : lantus, levemir. 12
Respon individual terhadap terapi insulin cukup beragam, oleh sebab itu jenis sediaan insulin mana yang diberikan kepada seorang penderita dan berapa frekuensi penyuntikannya ditentukan secara individual, bahkan seringkali memerlukan penyesuaian dosis terlebih dahulu. Umumnya, pada tahap awal diberikan sediaan insulin dengan kerja sedang, kemudian ditambahkan insulin dengan kerja singkat untuk mengatasi hiperglikemia setelah makan. Insulin kerja singkat diberikan sebelum makan, sedangkan Insulin kerja sedang umumnya diberikan satu atau dua kali sehari dalam bentuk suntikan subkutan. Namun, karena tidak mudah bagi penderita untuk mencampurnya sendiri, maka tersedia sediaan campuran tetap dari kedua jenis insulin regular (R) dan insulin kerja sedang (NPH). Waktu paruh insulin pada orang normal sekitar 5-6 menit, tetapi memanjang pada penderita diabetes yang membentuk antibodi terhadap insulin. Insulin dimetabolisme terutama di hati, ginjal dan otot. Gangguan fungsi ginjal yang berat akan mempengaruhi kadar insulin di dalam darah.
Terapi pada pasien ini terdiri atas untuk mengatasi gejala pada penderita diabetes adalah : -
RL 30 tpm dan PRC 3 kolf Langkah resusitasi berupa pemasangan jalur intravena dengan cairan fisiologis dan transfusi PRC
-
Asam tranexamat 500 mg/8 jam (kalnek) Aktivitas hemostatisnya mencegah terjadinya degradasi fibrin, pemecahan platelet, dan pemecahan faktor koagulasi sehingga berkurang jumlah pendarahan, waktu pendarahan dan periode pendarahan.
-
O2 4 liter/menit Meningkatkan oksigenasi.
-
Metoklopramid Meningkatkan motalitas lambung, merelaksasi sfingter pilorus, dan bulbus duodenum, serta meningktkan paristaltik duodenum dan jejenum sehingga mempercepat pengosongan lambung. Metoklopramid merangsang motalitas 13
saluran cerna bagian atas tanpa merangsang sekresi lambung, empedu, dan pankreas. -
Metformin Penghambat glukoneogenesis di hati
-
Glibenklamida
Obat golongan sulfonilurea yang bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar pancreas -
Hct obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan
-
Metronidazole antibakteri dan antiprotozoa sintetik derivat nitroimidazoi yang mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid.
-
Captopril obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron
-
Ranitidin Untuk memblok kerja histamin pada sel parietal dan mengurangi sekresi asam.
-
Acarbose Inhibitor katabolisme karbohidrat yang bekerja menghambat absorpsi glukosa pada usus halus dan umum digunakan untuk mengendalikan hiperglikemia post-prandial (post-meal hyperglycemia). Disebut juga “starch-blocker
-
Antalgin Analgetik
14
BAB IV KESIMPULAN
Telah dilaporkan perempuan umur 59 tahun dengan diagnosa diabetes melitus dan ca mammae dextra Berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan berupa badan lemas (-),mual (+) muntah (-), demam (-),Kaki sering sekali terasa kesemutan dan gatal sejak ± 7 tahun yang lalu. Pasien merasa sering kehausan dan sering kelaparan. Buang air kecil jumlah banyak dan serng terutama pada malam hari Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sedang. Kesadaran compos mentis, Vital Sign : TD: 120/90 mmHg, Nadi: 86x/menit, Respirasi : 20x /menit, Suhu: 36,5°C, bising jantung (-), SDV (+/+). Dinding perut dan dinding dada sama rata, timpani, akral hangat (-), edema kaki (-/-). Terapi pada pasien ini terdiri atas untuk mengatasi hematemesis dan melena adalah asering 30 tpm, PRC 3 kolf, Ranitidin /8 jam, Kalnek 500 mg/8 jam, , metroklorporamid /8 jam, O2 4 liter/menit. Ceftriaxon 1gr/8jam, Ranitidin amp/12jam, Antalgin amp/12jam. Terapi pada pasien ini secara prinsip sudah sesuai dengan tinjauan pustaka yang ada.
15